KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari Mi lantai 15, Jakarta 10110
Telepon (021) 3519070, Faksimili (021)3520346 Pos Elektronik
[email protected] PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR ..../PER-DJPSDKP/2015 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAPAL PENGAWAS/SPEEDBOAT PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN.
Menimbang
; a.
bahwa dalam rangka efektifitas, hasi! guna, daya guna dan keseiamatan operasional Kapal Pengawas/ Speedboat Pengawas diperlukan Petunjuk
Teknis Pengendalian Pembangunan Kapal
Pengawas/Speedboat Pengawas; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan
Keputusan
Direktcrat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan tentang
Petunjuk
Teknis Pengendalian Pembangunan Kapal Pengawas
/Speedboat Pengawas ;
0.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut kurang lebih 5,8 juta km2 yang merupakan + 75% dari seluruh wilayah, memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil, yang disatukan dengan perairan, yang selanjutnya ditentukan melalui Wilayah Pengelolaan Perikanan - Negara Republik Indonesia
(WPP-NRI). Kondisi wilayah
perairan
tersebut memerlukan dukungan sarana yang memadai untuk
operasional pengawasan
dan penegakan hukum dibidang
kelautan dan perikanan.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490); 3. Peraturan
Menteri
PER.25/MEN/2012
Kelautan
tentang
dan
Organisasi
Perikanan
dan
Tata
Nomor
Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan; 4.
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAPAL PENGAWAS.
BAB! KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat WPP-NRI adalah wilayah Pengelolaan Perikanan untuk penangkapan ikan, Pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedaloaman, perairan kepulauan, laut territorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
2. Speed Boat/Kapal Pengawasan adalah Kapal Pengawas yang dirancang untuk melakukan operasional Pengawasan dan diberi tanda-tanda khusus sebagai kapal Patroli Sumber daya Kelautan dan Perikanan I perairan laut Indonesia yang membutuhkan kecepatan tertentu sesuai dengan ketentuan kelayakan dilaut. Speedboat/ Kapal Pengawasan SDKP memiiki ukuran panjang dari 6 meter sampai dengan 60 meter.
3. Galangan adalah adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa kapal pesiar/yacht, armada militer, niaga maupun kapal patroli/ pengawas.
4. Fiberglass Reinforce Plastic( FRF) adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi denganresin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi dapat digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal.
5. Keel Laying adalah proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal pembangunan kapal. Persyaratan biasanya ditentukan oleh badan class ataupun pemilik kapal. Ketentuan yang biasa dipakai adalah 10% gross tonage dari DWT kapal 6. Kurva-S Pembangunan secara gratis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva "S" rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan. 7. Fabrikasi adalah merakit plat yang sebelumnya melalui proses tahapan terdiri dari marking (pemberian tanda kerja pada material), cutting (pemotongan pelat) dan forming ( proses pembentukan pelat dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang diinginkan). 8. Assembly adalah Proses kegiatan pembangunan konstruksi kapal dari pembuatan panel-panel dan dirangkai kembali panel-panel tersebut untuk menjadi 1 buah block atau section.
9. Erection adalah proses penggabungan antar block structure sampai menjadi bentuk badan kapal. Erection merupakan tingkatan terakhir dari proses assembly.
10. Sistim Block adalah pembangunan kapal dengan fabrikasi pada setiap bagian kapal yang akan digabung. 11. Hull Construction adalah gabungan( Fabrikasi, Assembly &Erection). 12. Hull Outfitting adalah proses pemasangan komponen kapal 13. Welder Test adalah pengetesan terhadap para welder untuk mengukur kemampuan dan keterampilan welder 14. Welder Certificate adalah sertifikat yang dimiliki oleh para welder setelah lulus dari welder test.
15. Launching adalah proses dimana penurunan kapal dari landasan peluncuran ke dalam air. Tahap ini dilakukan setelah badan kapal telah terbentuk sempurna dan telah dilaksanakan dicek kebocoran.
16. Commisioning adalah pengujian terhadap peralatan yang ada di kapal dan pengujian semua sistem yang terpasang di kapal
17. Dock Trial adalah pengujian berlayar terbatas yang dilakukan oleh galangan
18. Sea Trial adalah Pengujian performa kapal, yang dilakukan oleh pemilik kapal, pihak galangan, dan juga badan class. Pengujian meliputi : kecepatan, manuver, penurunan dan penarikan jangkar, pemadam kebakaran, dll yang menyangkut keseluruhan fungsi peralatan dan perlengkapan di kapal pada saat nanti kapal berlayar.
Bagian Kedua
Ruang Lingkup Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal ini meliputi: a.
objek pengendalian pembangunan kapal pengawas/speedboat pengawas;
b.
pelaksana
dan
perlengkapan
pengendalian
pembangunan
kapal
pengawas/speedboat pengawas;
c.
tata cara pengendalian pembangunan kapal pengawas; dan
d.
pelaporan dan tindak lanjut. Bagian Ketiga
Maksud dan Tujuan Pasal 3
(1)
Maksud Peraturan Direktur Jenderal ini adalah sebagai acuan bagi pelaksana
kegiatan
dalam
melaksanakan
tugas
pengendalian
pembangunan
kapal
pengawas/speedboat pengawas. (2) Tujuan Peraturan Direktur Jenderal ini adalah: a.
Memberikan
pedoman, standar dan kriteria dalam memonitor proses
pembangunan kapal pengawas/ speedboat pengawas b.
menyamakan persepsi dan tindakan dalam pelaksanaan pengendalian pembangunan kapal pengawas /speedboat pengawas
c.
terlaksananya
secara
efektif,
tertib,
bertanggung
jawab
dan
berkesinambungan.
BAB II OBJEK PENGENDALIAN Pasal 4
(1) Objek
pengendalian
pembangunan
kapal
pengawas/speedboat pengawas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi : a. kegiatan pengendalian di galangan;
b. kegiatan pengendalian pada konsultan pengawas;
(2) Kegiatan pengendalian di galangan sebagalmana dimaksud pada ayat(1) huruf a meiiputi:
a. Perhitungan Progres yaitu melakukan pengendalian terhadap kemajuan pekerjaan yang sedang berjalan dengan berpatokan pada curva S yang telah disepakati;
b. Perhitungan kurva S terhadap kemajuan pekerjaan yaitu penuangan nilai kemajuan pekerjaan yang berjalan yang dibandingkan dengan kurva S rencana awal yang dibuat oleh penyedia; c. Perhitungan waktu pekerjaan merupakan penjabaran terhadap waktu yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan dengan melalui tahapan waktu yang direncanakan; d. Standar kualitas menyesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen kontrak yang telah disepakati; (3) Kegiatan pengendalian terhadap konsultan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b meiiputi: a. Laporan (harian, mingguan, bulanan dan akhir);
b. Jumlah personal konsultan pengawas yang berada di lokasi kerja (absensi konsultan pengawas);
BAB III
PELAKSANA DAN PERLENGKAPAN PENGENDALIAN Pasal 5
(4)
Pelaksana pengendalian adalah pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan pada unit kerja yang mempunyai pekerjaan yang ditunjuk oleh PPK. Sesuai dengan surat perintah tugas yang dikeluarkan PPK.
(5) Perlengkapan Pengendalian. Peralatan yang diperlukan dalam pengendalian adalah sebagai berikut: a. Alat dokumentasi;
b. Alat penerangan; 0. Alat pencatatan; d. Alat ukur;
BAB IV
TATA CARA PENGENDALIAN Pasal 6
Pelaksanaan
pengendalian
terhadap
pengawas/speedboat pengawas meiiputi:
a. Pemantauan langsung; b. Pemantauan tidak langsung
kegiatan
pembangunan
kapal
Pemantauan tidak langsung diiakukan berdasarkan sumber dari data yang meliputi:
1. Laporan dari konsultan pengawas; 2. Hasil komunikasi dengan konsultan pengawas dan galangan.
BABV
PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT Pasal 7
(1)
Pelaksana pengendalian
pembangunan kapal pengawas/speedboat pengawas
wajib membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Pemantauan dan Peningkatan Infrastruktur selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah kegiatan pengendalian dilaksanakan.
Pasal 8
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,
ASEP BURHANUDIN
Lampiran A Tahapan Pelaksanaan Pekeijaan Pembangunan Kapal Pengawas/Speed Boat Pengawas 1. Rapat Pembukaan / Kick of Meeting • Melakukan Rapat Pembukaan / Kick of Meeting antara PPK, Tim Teknis, Galangan, Kias dan Konsuitan Pengawas. Adapun yang dibahas dalam pelaksanaan Kick of Meeting adalah
•
o Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pembangunan (Master Scheduie). o Remainder?evaXxxva'(\, Standart Klas dan Peraturan Pemerintah yang digunakan dan berlaku untuk Pembangunan . o Mekanlsme Pengawasan dan Inspeksi, baik oleh Klas Surveyor, Konsuitan Pengawas maupun Owner yang terangkum dalam Inspection & TestPian {UP). o Pembobotan Progress Prestasi Pekerjaan yang harus di setujui oleh PPK, Tim Teknis, Galangan dan Konsuitan Pengawas. o Pembuatan Kurva-S Pembangunan . o Membuat Jadwal Pelaksanaan Rapat Bulanan. o Pembuatan Berita Acara Kick Of Meeting. Pihak Konsuitan Pengawas membuat Notulen Rapat Kick of Meeting dan dilampirkan dengan daftar hadir peserta rapat.
2. Persiapan Gaiangan • Sebelum memulai pembangunan kapal, maka pihak galangan harus memperslapkan fasilitas, SDM, peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses pembangunan kapal sampal dengan serah terima kapal dan masa garansi kapal. Adapun fasilitas yang diperlukan diantaranya kantor, workshop, gudang, sumber power, area fabrikasi, area assembly, area erection, fasilitas peluncuran dan dermaga tempat sandar kapal. •
Selain itu pihak galangan juga harus memperslapkan SDM yang diperlukan diantaranya Project manager, PPC, tenaga ahli, staf drafter, staf pengadaan, QA, QC, Welder, tukang, staf K3 dan staf keamanan.
•
Peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapakan diantaranya Crane, Forklifl, Mesin Las, Mesin Potong, Mesin Bending, perlengkapan pengujian, scaffolding, perlengkapan safety dan perlengkapan lainnya.
•
Konsuitan supervisi akan mengadakan verifikasi dan menganalisa kemampuan galangan dan memberikan saran apabila diperlukan. Apabila di dapatkan kekurangan fasilitas atau peralatan, maka pihak konsuitan akan
memberikan saran untuk menambah dan melengkapai. 3. Tahap Desain dan Uji Model • Melakukan review/kajlan teknis (klarifikasi dan verifikasi) terhadap design kapal, perhitungan-perhitungan teknis, spesifikasi teknis dan unsur-unsur
lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan standar pembuatan kapal maupun ketentuan klasifikasi yang diajukan oleh pihak Galangan untuk memastikan aspek kelayakan teknis dan operasional dari kapal yang akan dilaksanakan sebelum disetujui atau disepakati bersama-sama dengan pihak Pemesan/owner yang dlwakill oleh konsultan pengawas dengan pihak Galangan/kontraktor.
Merevlew gambar-gambar, perhitungan konstruksi, stabilitas, perhitungan predlksi power kapal terhadap kecepatan kapal dan program kerja darl Galangan/kontraktor sesuai dengan kontrak serta memberlkan pendapat terhadap hasil review dimaksud. Kemudian apabila dianggap perlu memberlkan rekomendasi dan koreksi ke Galangan/kontraktor yang bersangkutan, atas persetujuan Pemesan kapal. Setelah gambar sudah disetujui oleh class, konsultan pengawas, tim teknis maka gambar dari basic design, key plan dan yard plan dibuatkan production drawing dengan informasi selengkap mungkin dan detail agar memudahkan peketjaan di lapangan.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan model tes mulai dari tahap akurasinya dalam pembuatan Model, metode pelaksanaan model test dan jenis pengujian yang dilakukan diantaranya Uji Hambatan (Resistance), Uji Olah gerak kapal (Manuvering dan Seakeeping)
Pemeriksaan Model Kapal
Perancangan suatu kapal dapat dikatakan bagus apabila kapal tersebut memiliki korelasi hambatan dan kecepatan yang optimal. Dimana pada prinsipnya optimasi terhadap tahanan dan daya yang dibutuhkan oleh kapal pada kecepatan tertentu harus seimbang.
Uji Tahanan Model Kapal Patroll 60 M dengan V=25 Knot Hasll dari Model Test didapat diketahui power yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan yang di persyaratkan, karakteristik kapal saat melaju dan kemampuan kehandalan kapal saat melakukan olah gerak kapal. KtrttVA
110
lOD 1
90
90 i ro
1" 1«
1
i
i
40
.
j
i 90 t 1
ao
!
■
'
10
0
to
t4
11
t9
19
J7
i*
3%
VIORMl
Hasil Uji Tahanan dan Daya yang di butuhkan
4. Tahap Pengadaan Material dan Equipment / Procurement •
Pengadaan Material dan Equipment kapal yang dilakukan oleh galangan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, untuk Itu konsultan supervisi akan melakukan monitor, memeriksa daftar pengadaan, mengklarlfikasi terhadap vendor/maker bila diperiukan. Jika ditemukan ketidak sesuaian dengan kontrak dan spesifikasi teknis maka konsultan supervisi akan memberikan teguran dan rekomendasi teknis terhadap setiap penyimpangan/ketidak sesuaian.
•
Selain itu konsultan supervisi juga mengawasi terhadap proses handling material, cara penyimpanan sebelum di loading ke kapal, kebersihan dan keamanan dari kerusakan dan kehilangan. Setelah material dan equipment 111
datang di galangan, konsultan supervisi akan melakukan identifikasi material untuk mengetahul kesesuaian terhadap spesifikasi teknis, manual & operation book, kelengkapan sertlfikat class atau maker, asessoris dan spare part.
Melakukan Identifikasi Material dan Equipment bersamaan dengan Class Surveyor (Class Requirement) dan Galangan.
Pelaksanaan Identifikasi Material
Semua material dan equipment yang sudah datang di galangan, konsultan supervisi akan memberikan laporan kepada tim teknis dan PPK sebagai informasi perkembangan pembangunan kapal.
Mengontrol dan Mengupdate jadwal pengadaan material dan equipment mulai dari tahap PO, Pembayaran, Delivery (Shipment), Material Onsite dan Material Loading.
IV
5. Tahap Hull Construction {Fabrikasi, Assembly & Erection) Tahapan Pembuatan
ST]
Pembersihan dan
Penandaan menurut
perslapan pelat
gambar nestling
Pemotongan
Perakitan mula
Tabapan Perakttan
Tahap Perakitan Mula dibalik
Pengelasan seksi
Pengelasan seksi
Penyetelan rangka
Tah p Pembangunan
Peletakan lunas dan
\
Penggabungan badan ^ kapai
Petuncuran
Penyeiesalan akhlr
Tahapan Proses Pembangunan Kapal yang harus di supervlsl Pengawasan pada tahap pembangunan kapal dimulai dengan mengawasi proses perslapan pemotongan material balk menggunakan CNC maupun manual, material yang akan dilakukan pemotongan harus sesuai dengan ukuran, bersih, tidak deformasi dan tidak adanya cacat.
Bentuk Pelat dan Profil
Bentuk Material darl Bimetal
•
Selama proses pemotongan konsultan supervisi harus mengawasi proses dan hasil pemotongan untuk memlnlmallsir kesalahan dan mempercepat tahap seianjutnya yaitu assembly. Hasll pemotongan dl cek dimensi, Identitas hasil pemotongan (part name) dan akurasi.
•
Memberikan instruksi penting lalnnya secara langsung di lapangan terhadap kegiatan/aktifitas fabrlkasi serta membuat laporan terhadap koreksi maupun penyempurnaan pekerjaan fabrikasi baik terhadap kondisi pekerjaan maupun kemampuan tenaga kerja di lapangan.
•
Melakukan pemeriksaan atas kesesuaian antara pelaksanaan hasil pekerjaan fabrikasi dengan design dan spesifikasi teknis yang telah disepakati bersama di dalam kontrak.
•
Melakukan pengawasan pada tahap assembly diantaranya pada proses fitup part-partunXwW menjadi bentuk panel dan kemudian dari panel-panel tersebut di rangkai menjadi sebuah block.
•
Melakukan pengawasan pada tahap erection dimana tahapan pekerjaannya adalah menyambung block-block yang sudah jadi sehingga disambung menjadi sebuah kapal.
VI
8.0CK 7'
8;<)Ck 9
3L0CK t
HI OCK *0
a.ccK 17
BiocK *a
ti
moc-c ^7
3.CCK 77
fftOCK *9
SLOCK
SLOCK 20 ftaCK 71
3i.0CK
M
ROCK 15
31DCK 7 3
biooTsZ
RlOCK A
n.ocK 5
B.CCK 6
B..OC< 7
BLOCK 73
/
3lOCK 16
BLOCK b/
—
Pembangunan Kapal Dengan Sistem Block
Melakukan pengawasan hasil pengelasan dan deformasi yang timbul selama proses pembangunan. Melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan pekerjaan fabrikasl, balk di lapangan maupun workshop dan memberlkan laporan secara berkala sesuai dengan kondisi pengawasan. Merevlew dan mengawasi prosedur pengujian/pengetesan yang dilakukan Galangan/kontraktor untuk memastlkan bahwa pengujian/pengetesan tersebut telah sesuai dengan prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku.
Menyampalkan laporan secara berkala mengenal reallsasi kemajuan pekeijaan atau prestasi phlslk, dibandlngkan dengan rencana yang disepakati dalam kontrak (terdlrl darl laporan mingguan dan bulanan) disertal dengan photo-photo dokumentasi kemajuan phlslk prestasi yang menggambarkan kondlsl real/nyata dan up-date dl lapangan. Melakukan pemerlksaan terhadap kualltas hasll pekerjaan Galangan/ kontraktor pada setlap tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan prestasi kemajuan phlslknya.
Memerlksa kelengkapan dokumen-dokumen yang wajib diberlkan oleh Galangan / kontraktor dan atau para manufacturer kepada plhak Pemlllk/owner.
Melakukan review terhadap pemerlksaan atas hasll pengujian NDT (Non Destructive Test)seperti ujl radiography, ultrasonic, uji dye penetrant yang
dilakukan terhadap sambungan-sambungan las oleh Galangan/kontral^or.
Vll
jT
a
D
LiitsTg ^aitng
c. Peleba^ar yang burxik
Terak yarg tefp«'angk30
c pAre-nsjsar yaig bj'uk
f. Retak memsniang
e. Retak
g. Retak geser
Pemerlksaan Hasll Radiografi
B Gena dan Satel:
oagian bawah
vetikai
^Pengantar
Kerusakan
la) Partjian oeryjt ultrasonik
(b; Cortch deteksi kerusakan
pa da ke'Lsaka*)
be'oasarkar CRT
Cara Keria Pengujian dengan Ultra Sonic
Kenjsakan teruuka
Ceiah kecif. lubang kecil dsb,
terhadap permukaan
pada permukaan spesimen
spes.tr.en
Bersthkan permukaan 0)
spe&imer dengan arutar pembers h organik untuk mergh. angkan seluruh
Sebekim
pe'aks8n2ian
minyak, iemak dsb.
rp
<2) Penetrasi
Qunakan =at penetran pada permukaan spesimen dengan semprotan dsb. Agar zat tersebui dapat menembus kerusakan. Sete ah menembus
f3'j
Pen'ibersihan
se urjhr^/a. hilangkan zat penetran pada permukaan
spesimen dengan cairan. Gunakan oahan pencuct pada permukaan spesimen Kemud an zat penetran akan murcuJ ke permukaan. membentuk poa cahaya ber^vama merah alau hjau
(4) Pencucian
timau yang menumukkan adanya kerusakan. Keringkan permukaan (5i Pengeringan
spesimen dengan a>at
pengering.
(6> Pengamatan
(7)
Sateiah
pe aksanaan
Aniat: oaerah uji dengan cahaya putt atau cahaya hitam kemudian catat hasi nya. Hilangkan bahan pencuci dengan air atau abu gosok
Pengujian dye penetrant Mengawasi Semua Proses Pengetesan diantaranya Tank Test, Hose test dan Vaccum Test.
Meneruskan semua temuan-temuan
dan rekomendasi dari Konsultan
Pengawas kepada Pemilik/owner dan kemudian mengkoordlnasikan serta memastikan pihak Galangan/kontraktor telah melaksanakan seluruh hasll temuan dari Konsultan Pengawas agar pelaksanaan dapat berjalan sesual dengan ketentuan yang beriaku sehlngga diperoleh kualitas kapal yang sesual dengan kontrak. Menghentikan bagian tertentu pekerjaan jika terjadi penyimpangan yang cukup signifikan dan berpotensi mempengaruhi kualitas pekerjaan secara keseluruhan.
Standar Kualitas Pembangunan Kapal; didalam pelaksanaan peketjaan suatu konstruksi kapal sangat mungkin terjadinya penylmpanganIX
penyimpangan dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Penyimpangan tersebut terjadi dikarenakan kondisi material baku, penandaan yang salah, pemotongan yang kurang balk, penyiapan kampuh las yang kurang balk dan kesalahan pengelasan. Berikut dibawah ini beberapa toleransi yang maslh dlijinkan terhadap standar yang ditetapkan dalam pembangunan kapal. Melakukan Pengawasan dalam proses dan basil pengelasan mulai dari sertifikasi tukang las (Welder Certificate) apakah sesuai dengan nama personil, kemampuan posisi pengelasan, jenis pengelasan dan masa berlaku sertifikat. Semua pengawasan pekerjaan pengelasan dilakukan oleh personil Welding Inspector dari PT Westvaria.
Pelaksanaan Welder Test
ir I Is
Spesimen Pelaksanaan Welder Test yang sudah di inspection
X
Detail
Standard
LizDit
Remade^
Breads ofSanne
i,3
rS mm
cosqiared to correct size
An^ basveen flange and n*eb
- 5 mm
pel 1<X} mm of a
conqured to teiqilate
Sftaighmess m plane of fiangeandweb
/.'■ '' . V
r 10mm
— 25
per 10 m
XI
Detail
Standard
L:mit
Remarks
- IJmm
-- smm
per lOOmmofa
Frames and loagitudaial
Distoition offoce plate
d 1 5- a ICO mm
a 100 mm
Disttmioii of girder and nanst erse ar edge and flange
z5ami
—Rrmn
per span between primary msnbm
XII
DetaU
Standard
Limit
4 twn
d mm
•D 2C0iam
-D'150 mm
max - 5 mm
max."5mm
Ai;t2 mm
max. Rmm
Remarks
Pillar(between decks)
I
I
C^disdhcal stmctuie diastetei (pillars, masts, posts, etc.)
\ D
1
*1
v.
Ttippmg bracket and small snSmer. disiDttifla at die pan of &ee edge
\S
Snqie end ofseconders'£ice plates andsnfimm 0e= 30C
K= 15 mm
—;mm
- 5 mm
D = 25 mm
-> 10 mm .5 mm
F = 15 mm
~5mm
-p—
Xlll
Standatd
Limit
LengdiasdBreaddi
± 4 mm
s6tnm
Distomon
dblOmai
tiCtoaa
Squaieiess
sSmm
3:10mm
5mm
10mm
*4mm
3:3 mm
Item
Remarks
Flat Plate Assembly
Des-iacoo of mtenor menbers from Plate
Cunred plate assembly Len§tb md Bieaddi
measmed alone
the gmb Dismiton
*lOnna
sslOmm
Sqaaieoess
^lOmm
ssISmm
5nnn
l(hnm
Leigtb and Bteathb
*4tam
2J-S mm
Distomon
±10mm
3E2Ctaim
s5tnm
±lOmm
5mm
10mm
Desiaaoa ofinKtior mcmbm from
plate
Flat cabk assembly
Squareness Des-ifltiOQ of interior members from
plate Tbrist
iilOma
3:20inm
Des-utimi between vppei and lonet plate
35mm
3lOmm
Laig±andBteadib
±•tmm
■*■-3 mm
Distomon
stslOmzn
a20mm
Sqnaimess
±10nna
±I5iam
a5mm
^lOmm
Ibnst
±15mm
:t:25mm
Desiation between tqtpei and lowrer plate
=7mm
±15inm
C orred cubic assembly
Desiaium of interior msnbers from
measured along sridiginfr
plate
XIV
Standaid
Limit
uppff lower gudgeon
±5nini
slOmm
Dtstame benreea aii e
±5tnm
slOmm
5tnm
lOmm
4oxm
Rmtn
dnan
lOmm
5nan
lOmm
ds4mni
ton
Item
Rmnaiks
Distance betweea
bulkhead
IWist of snb-assembh'of sxen frame
Desiaaon of rodder firom shait cei»r hue
Ttaist ofntdder plate
Flamess of top plate of mam aigmebed
Breedih and tmgth of top pitted aaxaagjoe bed
XV
Detail
Standaid
Limit
Rsmatks
Defimaatioa for the whole ioisth
5\
4-4-
» SOmrn
per 100 m against the Ime ofkeel signing
Defiinnation for the distance benreei two
K^acent bolkbeads -15 nna
4,...
#, . J
'"T"" Cocking-i^ offore bod>'
-50 mm
Cockisg-np of afi-bod>-
— 20
Rise offloor amidshtps
-15 uaa
XVI
Item
Lextgtb betweea peipemkculai:
Standard
=50pex 100m
Remarks
Lizut
.Applied to ships of 100 mstre loigth and above. Fo;the cmxTsnence ofdie measuremoxt die
pomt where die keel is connected to the ctnve of
the stem ma>'be subsutused for die fiaie
papcndiculaT in die measurement ofthe length
Length between aft edge of boss and
—tfmm
ctng-imi
hknilded(neadfti at mid'Aip
—Ifmm
Amdied to ships of 15 metre breadth and above.
Measured cm the UE^ deck
Moulded depth at tmdship
=10mni
Ap{diedto ships of 10 metre depdiand above.
XVll
Item
Standaid
FaraUelpait (side & bottom sbdl)
4mm
Fore and aft pan
5mm
Limn
Remarks
Shell plate
8mm
Tlmk top plate
BuQcbead
4mm
Longl. Bulkhead Tians Bulkhead
dmm
Swash Bulkhead
Strettgth deck
Parallel pan
4mm
8mm
Fore and aft pan
dmm
9mm
Cosered pan
■^mm
9mm
Bare pan
dmm
fimm
Coseied pan
7mm
9mm
■r-v--:-
Second deck *
4
Bare pan
4Dnn
8mm
Cos'ered pan
dmm
9mm
Bare pan
4mm
6mm
Cosaed pan
"mm
9mm
Otuside wall
4mm
ftam
hisidewall
dtmn
8mm
Covered pan
""mm
9mm
Ixnenor member (ureb of gitdei. etc)
5mm
7mm
Floor and girder in double bottom
5mm
"mm
Forecastle deck
poop deck
Stxper structure
^
300 ^ $ < 1000
Deck
House wall
XVlll
Limit
Standard
Remaihs
Itsm
Konsal strsigtb saels
Base metal
Xlinimum
temp»atuie needed preheating
preheating ten^erature
A.3.D.E
Higher itreogcb ueels
(TMCP t>pe)
Belon* 0"C
2C"C
AH32-EH32 AH36-EH36
Higher strrngtb steels
(Conremonal t>pe)
(No»)
I) This level of preheat u to be appbed unless die aiqtroved weldiag procedure specihes a highs level
XIX
Detai]
Standaid
Limit
alO.I5tstieaig±
a 13.0 mm
Remaiiis
Alignmszii of butt welds
ai0 2toiha
a) Strength and higher tmtsile:
a 1 f, 4
Alignment offillet welds
meamred on the median
a 1(5tr 3t..)6 a.
measured on die
Uliere t,is less than
heellme.
ti, then t)should be
snbstimmd for t, in
IL
b) Other
the standard.
a 11, 2 measured on die median
al(:t,-tj2 ti. r.
measured on die heel Ime.
a) Strength and highs Alignment offillet srelds
rsisile.
a 1 ti'3 measured ondien»dian
\\
a,l(5:,-3t:>6 measured on the heel Ime.
\llise t) IS less
than tj. then f, should be substintie
b)Other
for t, m the standardL
a. it,2measured on die median
a,i(2trt;>2 measured on the
heellme.
XX
Detail
Standaid
Lumt
Remaiis
Gap bero'eeo beam and frame
a 1' 2.0
Position of scallop
d
-
7S mm
1 Gq> around stifGmet cm-oot
s
12.0
k -Jl.
XXI
Detail
Staudaid
Limit
Remadcs
betmen beam and firatse
a - 2.0 Sim
Positiaa of scallop
[■"
d
2
75 tSBi
1 -id
Cq> anrasd stifEeaer cst-oot
Cn)
s i2.0 """i
XXll
Detail
Standard
Limit
Remarics
Square bun
i' * 5 0= 3 tnwi
see Note 1
Sinzle lexiel bun t • 5 oun
/Ll
Giamm R£3 mm
see Note 1
6 = 50*-70'
Double bes^ bun
f
;;-19 mm
2i
Rl3 mm
G13 mm
see Note 1
e = 50*. 70*
Double vee bun. um5>nn bevels g
G-3 mm
Ri3 mm
—
..cr-
see Note 1
e c 50® - 70'
Ci
Double vee bun. nco-uuifisnn bevel
C
-li-Xf £i - ■
Gl;3 mm
R< 3 0)01 6 Ch'l 13 mm
see Note 1
§= 50'
V.
>
a = 90®
NOTE 1
Di£Eerem plate edxe prepantum may be accepted oi appxoved b>- ibe Classi&caaoa Societs* <m the basis ofan appiopmte weldmg procedure specification. For treldins procedises otber than manual u-eldins. see paragraph 32 Qualificanon ofsveld porocedises.
6. Tahap Pengelasan • Pengawasan Tahap Pengelasan dl mulal darl Perencanaan Konstruksl Las yaitu Simbol-simbol pengelasan terdiri dari simbol-simbol dasar yang dan simbohsimbol tambahan. Simbol-simbol tersebut dapat diapllkaslkan pada seluruh metode pengelasan. Kecuali pada simbol-simbol rigi las dan las buildup, seluruh simbol dasar menyatakan bentuk darl daerah pengelasan antara dua logam las. XXlll
1 Bentuk dserah Flens ganda
JL
"
Flens tunggal
IL
"
Kampuh persegi
. 11
Kampuh V tunggal. bentuk X {kampuh V ganda)
V
Meliputi Las dengan pengelasan dibaliknya. las Hash, las friksi dsb
Untuk pengelasan dengan kampuh V ganda, cantumkan simbol ini secara simetris pada kedua sisi garis dasar. Meliputi las dengan pengelasan dibaliknya. las flash, las friksi dsb.
Kampuh serong tunggal. bentuk K (kampuh serong ganda)
1/
Untuk pengelasan dengan kampuh serong ganda, cantumkan simbo; im secara simetris pada kedua sisi garis dasar. Garis vertikal simbol hanjs tertetak di sebelah kin. Meliputi
las dengan pengelasan dibaliknya. las flash, las fnksi dsb.
XXIV
Untuk pengelasan dengan kampuh J ganda. cantumkan simbol ini secara simetris pada kedua sisi garis dasar.
Kampuh J
tunggal, kampuh J ganda
Kampuh U tunggal. bentuk H (kampuh U ganda)
Gans vertikal simbol harus terletak di sebelah kiri
V
Untuk pengelasan dengan kampuh U ganda. cantumkan simbol ini secara simetris pada kedua sisi garis dasar
•V
Untuk pengelasan dengan bentuk X melebar. cantumkan simbol ini secara simetris pada kedua sisi garis dasar
Bentuk V
melebar, bentuk X melebar
Bentuk-V
melebar, bentuk-
ir
K melebar
Untuk pengelasan dengan bentuk K melebar. cantumkan simbol ini secara simetris pada kedua sisi garis dasar. Garis vertikal simbol harus terletak di sebelah kiri Gans vertikal simbol harus terietak di sebelah kiri
Sudut
L
Untuk rangkaian las sudut terputus-putus. cantumkan simbol ini secara simetris pada kedua sisi garis dasar Untuk las sudut terputus-putus yang berselang-seling. bagaimanapun, simbol-simbol di sebelah kanan dapat digunakan
Plug. Slot
n
.
-
Rigi las. las
Untuk las buildup, letakkan dua simbol ini
buildup
bersisian
Simbol ini menyatakan las-lasan dengan pengelasan sambungan tumpang. las busur Titik, Proyeksi, Lapisan
*
listrik, pengelasan elektron dsb. Tidak termasuk pengelasan sudut. Untuk pengelasan lapisan, letakkan dua simbol ini bersisian.
Setiap simbol pengelasan harus dicantumkan, bersama dengan pernyataan ukuran, disekitar garis. Setiap garis keterangan terdlrl darl sebuah garls dasar dan garls penunjuk yang terdiri atas sebuah tanda panah dan ekor. Sebagal aturannya garls dasar harus horlsontal.
XXV
(a) Bagian yang diias diletakkan disisi yang ditunjukkan tanda panah atau garis dasar pada sisi Anda
Gans dasar
<'
i.3; iw-f
(b) Bagian yang dilas diletakkan pada sisi yang t)eiiawanan dengan tanda panah atau dibelakang garis
s '.'a' kh p :n: Garis dasar
dasar
(c) Untuk las-lasan dengan pengeiasan sambungan tumpang (seperti las titik)
i/thP
r
x:<' Garis dasar
DIsaat pembuatan desain sambungan las, penting untuk merencanakan material pengeiasan dan sambungan-sambungan las secara hati-hati agar hasllnya sesual dengan yang dlharapkan, menampilkan fungsl-fungsl disain, dan tersedla dengan harga yang pantas. DIsaat merancang sebuah sambungan las, tentukan rencanarencana tersebut didalam format gambar. Retak-retak pada struktur las disebabkan karena material, prosedur pengeiasan dan dIsaIn yang kurang balk, dsb. Darl penyebab-penyebab tersebut, dIsaIn yang kurang balk menyebabkan hampir 50% keretakan. DIsaIn yang kurang balk yang menyebabkan retak dapat disebabkan perhltungan kekuatan yang salah (perhltungan penentuan muatan dan tegangan), dIsaIn struktur yang tidak tepat (jenis sambungan yang tidak tepat, garis bentuk yang terputus, dan material yang tidak tepat). Sambungan tumpul
Sambungan
Sambungan
dengan
dengan
Sambungan
penguat tunggal
penguat ganda
tumpang
Sambungan
Sambungan
Sambungan
T
sudut
tepi
Sambungan kampuh
Sambungan silang
melebar
JenIs sambungan las
XXVI
Las tumpul
Las sudut
Las tumpang
Las tepi Las iubang Macam-macam Las
Las terputus-putus
Las menerus
....%J
Las rantai
Las berselang-seling
Jenis Las Sudut
Gaya 1
^ r
Gaya
Gaya
•*
Baik
Buruk
Buruk
cz5~5^rz]
i __ k
D C
Buruk
t II
Baik
Gaya ^
Baik
Buruk
Cukup baik
D
_ Baik
Buruk
Baik
Sambunaan Las vana baik atau buruk berdasarkan bending moment
Baik Buruk
Baik Buruk
K
1
.
I - - T ^3 y
Buruk
Baik
T
Buruk
Minimal 100mm 1
Baik
Sambunaan Las vana baik atau buruk berdasarkan konsentrasi oaris las
1/3sampai l/sletir^san I
\
sambunaan las tumoul antara dua looam vana berbeda ketebalan
XXVll
Pengawasan Terhadap persiapan kampuh las ujung-ujung permukaan atau tepi sambungan. Sebuah kampuh las hams dirancang untuk pengelasan yang efisien secara ekonomis dan mudah pelaksanaannya dan untuk meminimalkan jumlah endapan tanpa menyebabkan cacat las. Ubah bentuk geometri kampuh, sesuaikan dengan ketebalan logam yang akan disambung : kampuh I, V, X, U atau H hams dipilih sesuai penambahan ketebalan. Double-J
Kampuh las dapat dipersiapkan dengan pemesinan atau pemotongan panas lainnya. Metode pemotongan panas yang dapat dipakai meliputi : pemotongan gas, pemotongan busur plasma, pemotongan busur udara, pemotongan laser, dsb. Yang paling umum dilakukan adalah metode pemotongan gas. Jika kampuh dipersiapkan dengan menggunakan pemotongan gas atau pemotongan busur plasma, serpihan-serpihan kotoran pada permukaan harus dibuang. Karena permukaan yang dipotong secara kasar dan takik-takik pada permukaan kampuh dapat menyebabkan cacat las, maka hal-hal tersebut harus diperbaiki dengan penggerindaan atau dengan metode-metode lain yang tepat. Jika kampuh dipersiapkan dengan penyekrapan dan pemesinan, minyak harus dibuang.
XXVlll
I
llustrasi
Ketedalan
p(3t
weeMsen
Ukurait
Vusirasi
K«tet>al4n
plat
fOUtt:
saWRMA
3
UujnitK
>•12
Y
^
45*
45*
44»
cH n.
3 6tr AO*
c;fcH
50*
ii>
45' 45*
Pengawasan terhadap pemasangan penumpu las atau stoper, penumpu las digunakan untuk menahan logam-logam yang disambung agar memperoleh hasil pengelasan dengan ukuran yang presisl. Desain penumpu las harus sedemikian rupa sehlngga logam logam yang disambung dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah.
Pemasangan Stopper / Penumpu Las
XXIX
Pengawasan terhadap las ikat / tack weld, las ikat dibuat untuk membuat las sementara pada benda kerja dimana secara sementara menahan benda kerja agartidak bergeser sebelum pengelasan utama dilakukan. Halhal yang harus diperhatikan dalam melakukan las ikat adalah tidak boleh dibuat pada ujung, sudut atau bagian penguat panting dimana terjadi kosentrasi tegangan; secara umum rigi-rigi las ikat harus pendek seperti titik pada lembaran yang di las dan dengan panjang sekitar 35 mm pada pelat atau batang logam (untuk HTS tidak boleh kurang dari 50 mm); jika ditemui retak pad alas ikat, atau jika bagian dengan penguatan penting harus di las ikat. logam las ikat harus dibuang sebelum pengelasan utama; Las ikat harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat las, seperti terak yang terperangkap.
BuruK
Baik
Bumk
Baik
daerah las Ikat / tack weld'^anq baik dan buruk © Pengawasan terhadap proses pengelasan yaitu urutan pengelasan; ©
1®
I®
1®
©
©
;
©
urutan pengelasan pada penyambungan Pelat.
urutan pengelasan pada penyambungan Profit
XXX
urutan pengeiasan pada penyambungan Profil terhadap Pelat ®-
w
Umtan pengeiasan pada Profil yang menyambung Pelat
urutan pengeiasan pada pelat hadap.
0)
w
CD 1
Q)
0
s
►
I*
—1 U
i
/
(2)
t
DtselesaiKan terakhir
sambungan tumpul pada pelat
XXXI
Pengelasan sudut pada pelat kullt /
)
\
(
^1 1
V A7
1
I-
<
®
{
L^i ® j1 r
I-—t\ Diseiesaikan terakhir
sambungan campuran antara las sudut dan las tumpul
Pengawasan terhadap hasil pengelasan yaitu deformasi, struktur las yang © mengalami deformasi tidak dapat diterima dari sudut pandang ketepatan ukuran dan estetika. Tegangan sisa yang besar pada struktur las dapat menyebabkan kerusakan struktur selama penggunaan.
\©
(3)PenyusLtan nrellntarg
Arah per^ecasan
jOt »6nyu6utan rnenariang
{ci senyijrpangan senirlTagal
laid-^
(S^nbunganliuiut;
lft Menekuk
;e)-engcung
memanjang
iambungar iLnrpu) (d) Oeforrnasi menyucsut
Pengawasan terhadap cacat-cacat las; jlka pekerjaan direncanakan atau dilaksanakan dengan tidak benar, bermacam-macam cacat las dapat terjadi, menghasllkan kualitas sambungan las yang buruk dan tampiian struktur yang dllas tidak memuaskan. Cacat-cacat berikut dapat terjadi setelah proses pengelasan.
XXXll
Feiectran Hurang
Terak
terperargkap
Hetak ne^aniang
Penelras!
=<et3k meir'^g
Hetan r>e« r^ng
Retafc Temanjarg
kurang
Hetak pada tawan
Lubang C3c:rig
Jjrang
^^enumptkan
t<efopo6y
Retak pada taki las
Lttang meffianjang
Daeran
pergaruM
^paras Re'ak
Fenetrasi kurarg
Retak pada
ng) bawah Retak pada knati ias
axar
Standar Kualitas Pengeiasan Lambung Kapal; didalam pelaksanaan peketjaan suatu konstruksi kapal sangat mungkin terjadinya penylmpangan-penyimpangan darl rencana yang telah dibuat sebelumnya. Penylmpangan tersebut teijadl dikarenakan kondlsl material baku, penandaan yang salah, pemotongan yang kurang balk, penylapan kampuh las yang kurang balk dan kesalahan pengeiasan. Berlkut dibawah Inl beberapa toleransi yang maslh dlljinkan terhadap standar yang ditetapkan dalam pengeiasan lambung kapal. 1.
Tinggi, Lebar, dan Sudut Lasan
Bile hasil las membentuk sudut( 0 )lebih dari 60®, ha! tersebut, harus dipert>aiki dengan penggerindaan atau pengeiasan pembentukan untuk membuat 6 < 60 ®
Batas toleransinya; v<60®
h<0,2B
XXXllI
2.
Takik Las(undercut) Las Tumpul
Untuk material yang digunakan adalah plat kulit dan pelat hadap (face plate) pada daerah kapal diantara 0,6 L dari tengah kapal (midship.) Batas toleransinya lebih 90 mm menerus d < 0,5. Selain material diatas t)atas toleransinya d<0,8.
Diperbaiki dengan memakai elektrode yang sesuai (hindari las pendek untuk higher tensile steel)
3.
Takik Las(under cut)
Batas toleransinya d < 0,8 mm
t 4.
Panjang Kaki (leg length)
Dibandingkan dengan yang benar ( L , I ). Bila hal tersebut melebihi batas toleransi, harus ditambah las ditempat yang kurang (hindari short bead untuk higher tensile steel).
L = Panjang kaki I = Ketinggian hasil las / leher las >0,9L >0,91
XXXIV
Detail
Standard
Limit
Remarks
Bon wdd toe male
;« ®y' '
6 £60" h£0.2R
nisximumh =6 twm
T 1?5 Burr weld ondKca:
D = Oinia
0.5 mm
Fillet weld leg length s = leg laigth 3= diroat depth
s 10.9Sc a li: 0.9a«
designs a/s design a
o\-er shoTTweld
Fillet weld toe angle In areas ofstress ccnceotratioD
e£90'
and &iigue, die Gass Sodets' maj'reqonea
lesser angle.
Ftllet weld tmdercot
D =0
0.5 mm
7. Tahap Hull Outfitting • Pengawasan dilakukan terhadap proses fabrikasi untuk pembuatan hull outfitting diantaranya pondasi equipment, bollard, railing, fender, hatch, man hole, tangga, pintu kedap, jendela kedap, dashboard, flooring, dan dudukan alat keseiamatan.
XXXV
pu^'l
Pengawasan Pengelasan Bollard
Pengawasan terhadap proses pemasangan di kapal dillhat dari segi kegunaan, peraturan, regulasi dan estetika kapal. Pengawasan terhadap pemasangan carlingaX.au penguat di bawah pondasi sehingga kekuatan terjamln. Melakukan pemeriksaan atas kesesualan antara pelaksanaan hasll pekerjaan fabrikasi dengan design dan speslfikasi teknis yang telah disepakati bersama di dalam kontrak. Pengawasan terhadap pelaksanaan Vaccum Test untuk Drain Plug di semua tangki.
Pengawasan terhadap pelaksanan pengujian Hose Test untuk perlatan Hull Outfitting diantaranya Jendela, Pintu Kedap, Hatch Coaming dan Sea Chest
XXXVl
•
Menghentikan bagian tertentu pekerjaan jika terjadi penyimpangan yang cukup signifikan dan berpotensi mempengaruhi kualitas pekerjaan secara keseluruhan.
8. Pengawasan Piping System • Pengawasan dilakukan pada tahap pra-fabrikasi pipa yaitu dengan melakukan identiitas material balk material pipa, flange, valve, baut dan packing. •
Pengawasan dilakukan pada tahap fabrikasi yaitu proses pemotongan, bending pipa, pengelasan pipa dengan pipa, pengelasan flange dengan pipa.
Pengelasan Pipa
•
Pengawasan terhadap pemasangan penetrasi pipa di bulkhead dan web.
•
Pengawasan terhadap pengujian sistem pipa / press test untuk mengetahui kebocoran.
XXXVll
Prest Test Pipa Pemadam
Pengawasan terhadap proses galvanis pipa-pipa yang digunakan untuk sistem air laut
Pengawasan terhadap pipa-pipa hydraulic diantaranya power pack steering gear dan power pack windlass.
Sistem Pipa Hydrulic
Pengawasan terhadap pipa-plpa sanitary baik air tawar maupun air laut Pengawasan terhadap installasi pIpa-plpa exhaust.
xxxvin
Installasi Pipa Exhaust
Pengawasan terhadap installasi sistem pipa di kapal dengan memperhatikan gambar, kerapian, estetika kapal, kemudahan untuk perbaikan/ repair dan kemudahan untuk maintenance. Pengawasan terhadap identitas sistem pipa baik menggunakan sistem warna dan tulisan.
Sistem Pipa di Engine Room
•
Pengawasan terhadap identitas valve dengan menggunakan label yang terpasang di tuas / roda valve.
9. Pengawasan Machinery System • Pengawasan Machinery System diantaranya adalah pemasangan stern tube, pra-aligmnet, pemasangan v-bracket, Pemasangan shaft bearing, pemasangan shaft propeller dan pemasangan propeller.
Pemasangan Shaft Bearing •
Pengawasan terhadap Loading Main Engine. xxxix
Proses Loading Main Engine
Pengawasan terhadap proses loading genset, loading pompa-pompa, loading OWS dan loading Fresh Water Generator.
Ruang Engine Room
Pengawasan terhadap proses pemasangan steering system, tiler, poros kemudi dan daun kemudl. 10.
Pengawasan Electric & Electronic System Pengawasan Electric & Electronic System diantaranya adalah Identltas material dan equipment termasuk sertlflkat class.
xl
Main Switch Board
•
Pemeriksaan Gambar Electric and Eiectronlc Arrangement Plan.
•
Pemeriksaan Gambar Kabel Arrangement termasuk ukuran kabel hanger/kabel tray, lokasi penetrasi di dinding, lokasi sekat, ukuran kabel coaming, detail pengikatan kabel, detail pemasangan compound dan ident material.
•
Pengawasan Terhadap Installasi Kabel dan Koneksi.
•
Pemeriksaan Hasil Installasi.
tt—II
Installasi Kabel
Pengujian beban terhadap Generator dan MSB {merger test). Pengujian setiap Equipment di dalam kapal
11. •
•
Pengawasan Painting Pemeriksaan Jenis Cat, Peralatan Pengecatan dan Perlengkapan Safety.
Pemeriksaan Painting Schedule dan Aplikasi Cat yang akan digunakan didalam kapal.
xli
Mengawasi Setiap Pelaksanaan Blasting( Steel), Sand Disc {Aluminium) dan Proses Pengecatan.
Proses Sand Disc permukaan aluminium
Pengecatan Badan Kapal
Memeriksa Hasil Pengecatan dan melaporkan biia terjadi cacat
xlii
Kerak
Standard Kerak las harus dihilangkan dengan gerinda, disc sander, sikat baja, atau metode lain yang lebih sesuatd engan
Las
standard.
Item 1. Slag's
/
1 r
2. Karat
dan
bekas panas Nd'.:}! Jan c^aKas panM
jan Delias panas cksc sander dan.-.
3. Asap
Las-
lasan Asap !as-iasan <3i sekitar
(Welding
as-iasan narus
Fume)
oih.'ia^gior dengan disc sander s kat osja atau
—etnoce yang lebi'n ras
(Specimen)
xliii
Standard 1. Kotoran dari Percikan Las lasan
Stable (permanent) spatter (pada area terbuka atau tangki harian) harus dihilangkan.
Spatter menempel pada permukaan plate lebih dari 2-3 lebar, tidak dibersihkan
(Spatters) Steel
Stable Spatter (0)
Unstable spatter (tidak permanent)
Spatter yang tidak mudah dihilangkan harus dihilangkan dengan gerinda, Sander atau dipukul hammer, dll
steel Unstable spatter(X)
Area yang tidak terbuka / tertutup; - Tangki air ballast - Tangki kosong ~ Ruang rantai ~ Tangki minyak Area Terbuka ~ Deck terbuka
- Kulit lambung ~ Ruang Mesin / pompa
- Deck bagian luar bangunan -Jalan penumpang ~ Tangki air tawar dll.
STANDART 1. Sebelum erection
Persiapan dan
Paint Rim
perataan
2nd Coat
sambungan
1st Coat
erection
(perbaikan setempat) Bagian berkarat Area
yang
dibersihkan 20 mm di
sekitar sekitar
karat sampai tampak bare
sekitar 30 mm
/ ,/
Ampias dan atau sikat baja (St 3)
Pengecatan lokal / setempat
Pengecatan lokal / setempat pada area keel! dan panjang pada area sambungan erection dilaksanakan dengan hati - hati supaya pelaksanaan dan material sesuai
dengan spec^ I
^^2nd coat
—m.'im
—-1st Coat Steel
STANDART 2. Kerusakan cat
1. Kerusakan sampai bare metal
akibat benturan
Steel
Damaged Section Perbaikan cat seperti sistem pengecatan penuh
2. Kerusakan tidak sampai bare metal
Steel
Damaged Section
Pembersihan cukup dengan methode yang balk supaya tidak berpengaruh pada lapisat cat.
Perbaikan setempat dengan lapisan cat.
3. Area
sekitar
Kriteria perbaikan pada area cat yang rusak.
ganjel kayu A '\
/'///,\ V
kerasditutup
i / \ — dengan ptasttk
Ganjal Kayu
QrBde Grade A
Item
Dimana Penampilan Cat Diutamakan:
Cosmetic QMalit^^ncfeii^ 1. Warna cat yang lain akan diperbaiki.
- Bangunan Atas, - Cabin,
2. Kotoran Spray tidak boleh ada.
- Area Penumpang, ^ dll. Grade B
Area yang tampak:
1. Warna Finish tidak boleh berbeda
~ Dalam kamar mesin,
dengan Spec., tapi perbedaan
- Lambung luar,
sedikit
- Deck terbuka,
waktu pelaksanaan yang terlewati
~ Gudang, dll.
dan
dari
warna
beda
akibat dari
warna
akibat
pelaaksanaan di area terbuka dll; dapat disetujui. 2. Kesalahan, retak, pengerutan dan
cat yang terlewati/tldak tertutup sempurna, tidak boleh tampak/ada. 3. Meleleh dan bekas kuas tidak
dapat diteruskan pengecatan selanjutnya
pada pada
area yang benar. Grade C
1. Perbedaan yang tampak tidak Bagian tak tampak; sangat mencolok. ~ Area kosong (Void space), - Area kosong (Cofferdam), 2. Kesalahan, retak, pengerutan - Tangki air ballast, dan cat yang terlewati/tidak ~ Tangki air tawar, tertutup sempurna, tidak boleh - Tangki Iain-Iain. tampak/ada.
3. Sangat meleleh tidak dapat diteruskan pengecatan lanjutan pada permukaan.
xlvii
f^alahan
1. Melepuh
2. Melepuh & Pecah
Penyebab
~ Pengecatan pada permukaan embun yang banyak. - Pembersihan yang kurang. ~ Area yang tercelup air belum kering. ~ Sifat penetrasi cat. ~ Akibat proses osmosis.
Metode P^rb^ikan ~ Skrap. ~ Pembersihan dengan alat dan dicat sesuai
system.
Bersihkan dengan alat dan cat lagi.
~ Tergesa-gesa dalam pengecatan dengan kuas dan roll.
~ Pelaksanaan pengecatan di tengah terik matahari. 3. Masa
pengecatan yang terlewati
~ Masa
pengecatan
yang ~ Lap Thinner.
~ Pengasaran
terlewati.
~ Kondisi cuaca yang kurang baik.
amplas. ~ Cat tipis-tipis
dd^an untuk
penyegaran
4. Mengembang
~ ~ Kelembaban tinggi. ~ Terbuka terhadap embun. - Penguapan Thinner terlalu cepat.
5. Pengapuran
~ Terlalu
lama
Pada area kecil dapat disetujui. Lap Thinner. Pada area yang luas dapat dilap thinner, atau diamplas dan dicat lagi.
terkena ~ Lap Thinner.
matahari.
~ Amplas atau disapu.
~ Jenis cat terhadap UV dari matahari.
xlviii
Kesalaha
6. Kulit buaya atau retak
Penyebab Metode Perbaikari ~ Cat bagIan luar lebih cepat - D\-sanding. kering dari pada cat bagian ~ Cat lagi. dalam.
~ Cat
finish
lebih
keras
menempel pada cat lemah. ~ Penyebaran panas yang kurang baik.
7. Mengelupas
~ Pengecatan pada permukaan berembun.
- Pengecatan pada permukaan yang terkontaminasi. - Pengecatan di atas cat yang sudah
terlewati
~ Skrap. - Bersihkan
dengan
alat dan cat sesuai
system..
masa
pelaksanaan. 8. Meleleh
- Hilangkan dengan ~ Kebanyakan thinner. skrap. ~ Spray Gun yang dipakai sudah tidak layak. ~ Catsetempat.
9. Kulit jeruk
~ Cat terlalu tebal.
10. Lubang keel!
~ Hilangkan permukaan kasar menjadi rata. ~ Kesalahan aliran cat dari alat ~ Pengecatan setempat cat.
yang - Amplas. terjebak oleh lapisan cat. ~ Cat dengan
~ Thinner
atau
udara
~ Pengecatan pada permukaan yang berlubang. ~ Thinner yang salah. 11. Retak
supaya
cat
kuas dapat
masuk dalam lubang.
~ Pengecatan di atas jenis cat ~ Hilangkan cat setempat. yang pigment primernya keras, seperti inorganic zinc. ~ Konsultasi dengan ~ Kondisi
pengecatan
yang
Paint Maker.
kurang baik, misal : suhu dan penguapan, dll.
xlix
Penyebab
Kesalahan
12. Lubangiubang
Thinner yang terjebak pada lapisan cat. Cat yang lama kering sebelum udara / thinner menguap. Penguapan yang terlalu cepat.
13. Pengaratan
Ketebalan cat berleblhan.
Kondisi cuaca terlalu panas / dingin.
Metode Perbaikan
DIamplas dan dicat lagi.
Hilangkan pengaratan. Amplas dan dicat lagi untuk kosmetik.
14. Warna cat
yang berubah
Perubahan warna pigment selama proses pengeringan antara lapisan cat. Warna terang diaplikasi di atas cat yang mengandung tar.
Hilangkan tersebut
kulit
cat termasuk
luar,
akan
tampak warna natural dan
tidak
masalah
dalam hal proteksi.
12. Pengawasan Accomodation Work & Furniture • Memeriksaan Gambar Arrangement Accomodation diantaranya lining ceiling, sekat, insulation, Penempatan dan LokasI Furniture.
Ruang Akomodasi untuk Crew
Memeriksa Semua Material Equipment yang terpasang agar sesuai denga Estetika Kapai.
Memberikan Laporan Hasii Pemeriksaan dan Memberikan Saran-saran
13. • •
Pemeriksaan Inventor! & Spare Part Kapal Pemeriksaan Inventory & Spare Part Kapal yang akan diserahkan. Pemeriksaan Kesesuain Inventory & Spare Part Kapal dengan Speslftkasi Teknis.
12
10:30
^
Pemeriksaan Inventory Kapal
•
MengawasI Penylmpanan Inventory & Spare Part Kapal di dalam kotak.
•
Memberikan laporan Hasll pemeriksaan kepada Tim Teknis dan Owner.
14. • •
Pengawasan Pelaksanaan Familiarisasi MengawasI Pelaksanaan Familiarisasi. Memeriksa Materi Training yang akan dilaksanakan.
15. Pengawasan Pengujian Kapal Sebelum dilakukan serah terima dari pihak Galangan/ kepada Pemilik/owner harus dilakukan pengujian yang bersifat individual fesf terhadap
masing-masing komponen/unit untuk memastikan performance dari masingmasing komponen/unIt dimaksud. Selain Itu harus dilakukan pengujian yang bersifat menyeiuruh (Dock Trial and Sea Trial Test) untuk memastikan kehandalan/reliability dan performance dari yang dimaksud dalam kesesuaiannya berdasarkan kontrak. Dalam hal pelaksanaan pengujian tersebut, plhak Galangan/ kontraktor serta Konsultan Pengawas mempunyai kewajiban untuk ; a. Individual Test
Pengetesan/pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh komponen telah terpasang dengan baik dan benar serta dipastikan akan bekerja sesuai dengan fungsinya.
Pihak Konsultan Pengawas akan melakukan supervisi terhadap pelaksanaan pengetesan/pengujian dan melakukan review terhadap hasil pengetesan/ pengujian dimaksud. Adapun pengetesan/pengujian
li
yang perlu mendapatkan supervisi pihak Pengawas diantaranya adalah sebagai behkut; • Main Engine/Mesin Induk; • Propulsion System; • Auxiliary Engine/Motor Bantu; • Hydraulic System; • Pumps, Compressor, & Piping Installation System; • Lubrication & Greasing System; • Electric System; • Control System; • Lighting System; • Safety/Emergency/Warning System; • Navigation System; • Safety Equipment; • Radio Navigation. b. Dock Trial
Pihak Konsultan Pengawas harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Dock Trial dan memberikan saran kepada pihak Galangan/kontraktor bila ada hal-hal yang dipandang perlu penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan operasional dari kapal tersebut. c. Sea Trial
Pengetesan/pengujian kapal secara integrated/keseluruhan untuk memperlihatkan performance tersebut secara menyeluruh harus disaksikan oleh pihak Konsultan Pengawas bersama-sama dengan Galangan/kontraktor, Engine dan Equipment Maker,serta Pemilik/owner, yang mana dengan keahlian dan profesionalitasnya Konsultan Pengawas harus dengan tegas memberi masukan kepada pihak Pemilik/owner untuk menerima atau menolak yang dibangun Galangan/kontraktor tersebut apabila ada ketidaksesuaian dengan spesifikasi yang telah dipersyaratkan oleh pihak Pemilik/owner sesuai dalam kontrak.
Pada tahapan kegiatan ini, pihak Konsultan Pengawas harus dengan teliti melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap seluruh fungsi dari itu sendiri, sehingga pada saat diterlma oleh pihak Pemilik/owner, kapal tersebut telah benar-benar slap untuk dioperasikan.
Pada tahapan peketjaan ini seluruh fungsi tersebut harus dilakukan pengujian yang antara lain adalah sebagai berikut: • Speed Trial pada 50%, 75%, NCR, 100% (MCR) dan 110% dari maksimum kontinyu output dari penggerak utama; • Endurance Trial; lii
• steering Gear Test; • Stopping Inersia Test; • Crash Stop Astern & Crash Stop Ahead Test; • Anchoring Test; • Ujl kelengkapan; • Ujl Peralatan Pengamanan; • Compasserent(Tlmbang Kompas) • Test-test lalnnya yang diperlukan sesual yang dipersyaratkan dan Syahbandar; • Dan juga test lalnnya yang dipersyaratkan oleh Pemlllk/owner. Setelah seluruh tahapan pengetesan/pengujian selesal dllaksanakan plhak Gaiangan/kontraktor, selanjutnya Konsultan Pengawas membuat Berlta Acara Hasll Pengetesan/PengujIan yang diketahul dan disetujul, serta ditandatangani oleh perwakllan plhak Pemlllk/owner, Konsultan Pengawas, Syahbandar, dan Galangan/kontraktor.
DIsampIng hal tersebut, plhak Konsultan Pengawas harus melakukan review terhadap seluruh dokumen (as buHt drawing, calculation, eiectricai/wiring and one line diagram, componentparts list, inventory list, certificate/test report component/equipment, operation and maintenance manual booR), Jlka dipandang perlu untuk menjamin kualltas pekerjaan maka plhak Konsultan Pengawas dapat mengajukan langsung pengujian tertentu dan dibuatkan historical record. d. Dokumen dan Sertifikat / Surat-surat Kapal
Dalam pemenuhan ketentuan Pemerlntah Republlk Indonesia terutama tentang keselamatan keija, plhak Konsultan Pengawas wajib melakukan pengecekan dokumen-dokumen/sertlflkat yang diterbltkan oleh plhak/departemen terkalt(Government, Syahbandar, Depnaker, dll) untuk memastlkan bahwa seluruh komponen yang terdapat dl balk secara Indlvldu maupun secara Integrated/keseluruhan telah layak dan aman untuk dioperaslkan. Plhak Konsultan Pengawas harus dapat memastlkan sertlfikat-sertlflkat (kelalklautan) yang dikeluarkan oleh InstansI yang berwenang yang berslfat sementara harus dapat dipermanenkan tanpa ada perbalkan dan atau perubahan fislk darl yang dimaksud.
16. Delivery / Serah Terima Kapal
Setelah kapal lulus ujl berlayar {Sea Trial Test) dan dinyatakan selesal 100% dengan dibuatkan Berlta Acara Pekeijaan Selesal 100% maka kapal slap dl serah terlmakan kepada Owner. Proses serah terima kapal dllakukan menglkuti kesepakatan sesual kontrak apakah dllakukan dl galangan atau dllakukan dl liii
tempat pengoperasian kapai. Jika disepakati di tempat pengoperasian kapal, maka pihak galangan hams meiakukan pengiriman kapal dan menjamin kondisi
kapal tetap terjaga balk selama proses pengiriman. Pihak konsuitan akan meiakukan final check semua kelengkapan kapal sebelum kapal di berangkatkan dan akan meiakukan pengecheckan lagi sesudah kapal sampai di tempat tujuan serah terima.
V. RAPAT EVALUASI
Sedlkitnya sekali dalam 1 (satu) bulan atau setiap saat jika dipandang perlu pihak Konsuitan Pengawas akan mengkoordinasikan rapat evaluasi yang berlokasi di Gaiangan/kontraktor sebagai pelaksana peketjaan serta dihadiri oleh pihak yang terkait langsung (balk dari pihak Gaiangan/kontraktor maupun Pemilik/owner). Permasalahan yang dibahas meliputi :
a. Status pekerjaan/kemajuan prestasi phisik dibandingkan dengan rencana; b. Perbandingan prosentase dan status pekerjaan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
c. Garis besar permasaiahan/kendala yang dihadapi dan langkah yang diambii untuk menanggulangi masalah/kendala yang mempengaruhi kelancaran operasionai secara keseluruhan;
d. Semua informasi kemungkinan akan diminta oleh pemberi tugas atau Pemilik/owner;
e. Rencana kegiatan yang akan datang;
f. Rekomendasi dari Konsuitan Pengawas yang telah dan yang belum ditindaklanjuti oleh pihak Gaiangan/kontraktor; g. Pembahasan laporan bulanan (monthly progress report) dan Kurva S.
Pihak Konsuitan Pengawas wajib membuat Notulen Rapat yang ditandatangani oleh pemimpin rapat dan notulis, serta dilampirkan dengan daftar hadir peserta rapat.
liv
Lampiran B.
Diagram Tahapan Pelaksanaan Pekeijaan Pembangunan Kapal Pengawas/Speed Boat Pengawas
Dibawah ini adaiah tahapan daiam proses pengawasan : /.
PEKERJAAN HULL CONSTRUCTION TAHil^P
GUDANG PENYIMPANAN
KEGIATAN
MATERIAL
HANDLING
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
TAHAP FABRICATION SHOP BLASTING &
MARKING RELAX
SHOP PRIMER
IDENT MATERIAL
MARKING
CUTTING
"T" BENDING
JOINT PLATE
FITTING SMALL
TAHAP SUB ASSEMBLY FIT UP PART
FABRIKASI WELDING
■'
V,: ' ■TAHAP:; '
, : KEGIATAN
K
TAHAP ASSEMBLY FIT UP
MARKING PELAT
K
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
SCANTLING & ACCURACY CONTROL
WELDING
ACCURACY
FAIRING
TAHAP ERECTION JOINT PLATE
ADJUSTING
FIT UP BLOCK
WELDING
AIR PRESSURE TEST OF TANK & BLOCK JOINT
FAIRING
PAINTING
FINAL INSPECTION
PEKERJAAN HULL OUTIFTTING
KEGIATAN
GUDANG PENYIMPANAN
MATERIAL HANDLING
WORKSHOP MATERIAL
MARKING PELAT
IDENTIFICATION
MARKING
CUTTING
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
WELDING
I PRESS TEST FOR
ON BLOCK FITTING
INSTALASI
I ACCURACY CONTROL
I WELDING
i PAINTING
///.
PEKERJAAN PIPA(PIPING) TAHAP
GUDANG PENYIMPANAN
KEGIATAN
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
MATERIAL HANDLING
I
FABRICATION SHOP
MATERIAL
MARKING
IDENTIFICATION
MARKING
~~r~ CUTTING
FITTING
t lin->T T-VT-KT/^
▼
1
1
PAINTING
PRESS TEST
ON BLOCK INSTALLATION
INSTALASI PlPA
T
PRESS TEST
FINAL INSPECTION
PAINTING
IV.
PEKERJAAN GALVANIS PtPA
TAHAP
GUDANG PENYIMPANAN
KEGIATAN
MATERIAL PIANDLING
GALVANIZE SHOP DEGREASING
PROSES GALVANiS
ACID CLEANING
FLUXING
GALVANISM
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
V.
PEKERJAAN PERMESINAN DAN KELISTRIKAN
TAHAP
GUDANG PENYIMPANAN
KEGIATAN
MATERIAL HANDLING
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
IN SHOP/ON BOARD IDENT. MATERIAL
CABLE WAY
CABLE CONNECTION
MEGER TEST
SAFETY DEVICE
HARBOUR
FUCTION TEST
ACCEPTANCE TEST
EQUIPMENT
VI
PEKERJAAN SISTEM ELEKTRONIKA TAHAP
GUDANG PENYIMPANAN
KEGIATAN -1 MATERIAL
HANDLING
1
IN SHOP/ON BOARD IDENT MATERIAL
CABLI WAY
z::z CABLE LAYING
CORE WIRE TEST
SETTING TO WORK
FUNCTION
SEA INTEGRATION TEST
PROGRAM SEA TRIAL TEST
SEMUA KEGIATAN AKAN DIPERIKSA OLEH KONSULTAN PENGAWAS
Lampiran C
Table Tahapan Pemeriksaan dan Pengetesan
Mntsm
Item ofInspection
NO
Kind ofInspection
tn Skofi QASS
OS
YASD
OASS
OS
GOV
Install ChecL
.
.
.
0
0
0
.
Chalk Test
.
.
.
0
-
0
.
Hose Test
.
-
.
0
0
0
-
vato)
14
IS
WjterT^t Door
Lavatory & Santidiy Equipment
16
Stdrfway & Handrail
17
Fire Figlittf^g / Oetk Washing
OaBoard
Install Check
-
.
-
Functioo Test
.
•
.
Install Check
.
.
.
Hydro Test Install Check Leak Test Function Test
18
Cathodic Protection
Install Check
19
Paiirtlng
Ttiickness Check
RECO
•c* .
0
0
0
•
0
0
0
•
0
0
0
.
.
0
0
0
-
.
.
-
.
.
0
0
0
0
.
0
0
0
.
.
■
•
-
0
0
0
•
-
•
•
0
0
0
-
-
.
.
0
0
0
•
.
-
0
-
0
0
.
0
.
0
•
-----
30
Life Saving Equipment
Quantity & Position Check
21
Inventory
Quantity Check
.
.
27
Mechanical & Natural Ventilator
Install Check
.
.
-
0
0
0
-
.
.
0
a
0
-
-
-
-
0
0
0
-
-
.
-
0
0
0
-
.
.
.
0
-
0
-
.
.
0
0
0
•
.
-
0
a
0
•
-
-
0
0
0
-
Function Test 2]
Radar & Signal Mast
24 Small Hatch & Steel Door
Install Check
Install Check
Chalk Test Hose Test 2S
Railing & Ladder
Install Check
26
Intcrrul & Eksterna) Ladder
Install Check
-
.
___
27
28
Air Pipe / Sounding Pipe
Buttom PtuK
Install Check
-
-
0
a
0
•
Leak Test / Floading Test
-
.
.
0
0
0
-
.
.
.
0
0
0
.
-
.
•
0
0
0
-
-
0
•
Install Check Vacuum Check
29
Awnings & Sunroof
Install Cfieck
M
Galley Equipment
Install Check
Function Test 11
Provisioo Store
Material ident. Leak Test of Pipe Set Protect Device Test
__J—
-
Laundry & Drying
Install Check Function Test
Provision Crane
-
0
•
.
0
•
0
•
.
a
0
-
0
.
0
-
0
-
.
-
0
-
0
•
-
-
0
•
0
•
•
.
-
0
-
0
-
-
.
-
0
-
0
-
0
0
0
-
0
0
0
.
0
0
0
-
0
0
0
•
0
0
0
•
0
0
0
•
0
0
a
0
•
0
0
0
0
0
0
•
0
g
0
•
0
a
0
.
.
idem. Mat Hatch /Man Hole
—^— .
—^— —-
34
——
Install Check / Ident- Mai. Function Test
.
-
Hose Test
3S
Spare Part
36
Door
Visual Check
0
0
Material Ident.
0
0
g
-
•
.
-
•
-
install Check Hose Test Function Test
•
0
install Check Function Test
0
-
-
—
31
0
.
0
Cooling Down Test 32
'
-
-
RtCD
Umncss
Item of Irupec^on
NO
Kind of Inspection
tn Shop
VARO
OaOoani
QASS
OS
RECO
VARO
CLASS
OS
GOV
.
RtCO
3. ITEMS irOPECnON FOR MACHINERY OUTFtTTING 1
SKsfl Propulsion
Material Ident.
0
0
0
.
.
.
Alignmrsnt Check
0
0
a
0
0
0
.
.
.
0
0
0
0
0
0
.
.
-
-
0
3
0
Fitting Check 3
Propetiet
Maieriat Irierit. Fitting Check
1
Main Engine
Material Ident.
Chock Fast Barcalt Test
Thighlening Bolt of M/E with Engine
—:— 0
L_0
-
0
0
-
.
.
a
.
-
•
0
0
0
.
3
0
Q
0
-
0
3
0
-
.
—
Bed -
Oetlec. Check of Crank Shaft End Chock Beit
Setting Safety Chvlce
Gear Box
Material Ident. Install Check
-
-
-
0
0
0
.
.
0
0
0
-
0
0
0
.
0
0
0
0
-
.
Stern Tube & Shaft Line Bearings V & 1 Bracket. Plumnrier Block
Pipes m Enene Room - Fuel Oil System & Lubrication Oil System
- Sea Water System
0
-
0
-
0
0
•
0
0
0
.
-
-
.
0
0
0
0
0
0
.
.
0
a
0
-
-
.
0
0
0
.
-
•
.
.
-
0
0
0
PiesJure Test
0
0
0
•
•
0
-
Leak Test
0
0
0
0
0
0
•
Flushing Check
0
0
0
Material Ident.
0
0
0
0
0
0
.
.
.
0
0
0
.
Material Ident.
install Check
Material Ident. Pressure Test Leak Test
Material Idenl. Install Check Pressure Test
Leak Test
Compressed Air System & Air
Materia! Ident.
Reseryoif
Fitting Check
-
0
Material Ident.
Fitting Check
0
-
0
-
0
.
0
•
0
0
0
-
.
•
•
-
0
0
0
0
-
0
-
.
0
0
0
•
0
.
-
•
•
.
0
c
0
-
0
.
0
0
0
•
•
-
0
0
0
—:—
:
—^—
0
0
-
.
Setting Safety Oiv. Test
Emergency Engine Generator
-
0
Materia! Ident.
Install Check
8
-
0
Alignment Check
Leak Test
7
0
-
0
Pressure Test
• Air Comuress System
-
-
Install Check
• Fresh Water System
.
.
Fitting Check 6
0
.
•
.
Operation Test S
-
.
Operation Test 4
-
-ft
0
-
0
0
0
•
0
•
-
•
-
•
0
0
0
0
0
0
0
•
0
0
0
•
0
0
0
•
-
•
0
0
0
0
0
0
0
.
.
.
0
0
0
•
0
0
0
•
0
0
0
•
•
-
•
-
Setting Safety Oiv. Test
.
Load Test
.
.
-
0
0
-
.
tV 9
Tank
Welding Check Pressure Test
0
0
0
•
•
•
0
Install Check
.
.
.
0
0
0
0
.
.
.
0
-
0
0
0
0
0
0
-
•
0
0
0
•
0
0
0
-
0
0
0
•
Final Cleaning Check 10
Pump in Etigine Room
Material Ident
Install Chrtck
11
•
0
•
Operation Test
■
.
Seal Mairt Equipn>ent
Welding Check
0
-
-
FO & LO Purifier
Ident Material Install Check
0
0
0
0
0
0
•
•
•
0
0
0
-
0
0
0
0
Operation Test
—:—
—:—
"A-
Matnetf
Item of In^jecthn
MO
13 Oil Water Separator
Kind of Inspection
(dent. Material
tnsriap
OaOcord
TAK)
OASS
OS
0
0
0
Install Check —
RECD
VAgO
0
CLASS
OS
GOV
.
0
0
0
-
0
0
0
.
0
0
0
0
0
0
RtCO
—
—
Operation Test
if 14
Sewage & Waue Water SY^tem
15 Bflge Pump / Ballast
idem. Material
0
0
Install Check
.
.
-
0
0
0
Operation Test
.
.
.
0
0
0
Idem. Material
0
0
Install Check Operation Test
16
Engjtte Workshop EQuipmet)!
Material Idem
.
•
•
0
0
0
0
0
0
.
0
0
0
.
.
0
0
0
.
•
Install Check Tunction Test 17 Insulation in Engine Room
Material Idem
Preparation Install Check
118
Diesel Oil Transfer System
Material Idem
0
6
-
-
19
C02 System
Install Check
—i— -
.
.
0
-
-
-
0 0 0
-
-
-
-
.
0
-
.
•
■
0
0
0
.
0
0
0
•
•
0
0
0 0
.
-
.
0
0
0
.
-
.
0
0
0
0
-
0
0
D
•
Function Test
if
-
0
0
Install ChMk
Operation Test
0 0
— 7—
if 0
if
.
■
if
-
4. ITEMS INSPECTION FOR ELECTRIC & ELECTRONIC OUTFITTING 1
2
Cable Tray
Wirfns Cable
Fitting Check Welding Check Material Ident, Install Check
-
.
.
0
0
0
.
.
.
0
0
0
.
0
0
0
-
•
•
0
0
0
0
0
0
•
-
-
•
—
Meger Test
-
•
—
3 Switch Board
- Main Switch Board
- Distribution Board
.
.
.
0
0
0
0
Install Check
.
,
.
0
0
0
.
FurKtMjn Test
.
.
.
0
0
0
0
Material Ident.
.
-
-
'
Material Idem.
Install Check
.
-
Function Test
• Emergency Switch Board
Material Ident. Install Check Function Test
• Battery & Charger
- BCC Switch Board
Install Check Function Test Material Ident. Install Check
4
.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
0
0
•
.
0
0
0
.
0
0
0
0
0
0
0
•
0
0
0
•
0
0
0
•
-
-
-
0
0
-
.
-
.
.
.
-
.
-
-
-
-
-
•
.
-
0
-
-
0
-
•
0
.
-
•
0
-
-
.
-
if-
LhthUnx - Main Llfthtinn
• Navigation Lighting
Install Check Function Test
-
install Check Function Test ——
._j— —:—
.
-
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
if
if
• Emergency Lighting
install Check Function Test
- Search Lighting
Install Check Function Test
.
.
.
.
.
.
-
.
-
•
0 0
-
0
0
-
0
0
■
if ■
if
^
vvTmoii
ttem of trapection
KO
Kind of inspection
On Board
la snap
YARD
aAss
OS
RECO
VARO
ClASS
OS
GOV
RECO
5 Alatm • Cenefal AUrm
Install Check Function Test
- Fife Alarm & Fiie Detector
• PA System
-
-
-
0
-
p
•
.
.
.
0
0
0
0
.
•
.
p
■
install Check
-
■
-
Function Test
-
•
-
Instail Cfieck
-
Function Test
-
-
-
Function Test
.
.
.
0
.
-
p
0
0
p
0
.
p
0
0
p
0
0
.
p
p
.
-
-
✩
6 ComntuitkeOofl
• VHF Radio Teleohoi>e
-
✩
-
• GMDSS Radio Station
Function Test
•
•
-
-
-
.
0
•
p
0
p
0
lAr
• Two Way VHF Radio Tefephone2121 Function Test • Engine Tetegfaph
Install Check Function Test
• Soeedloa
Install Check
.
Function Test
• Steering Indicator
install Check Function Test
- Magnetic Compass/ Gyro Compass
• Echo Sounder
Install Check Function Test
Install Check
0
■
-
0
0
p
.
.
0
0
0
•
.
.
0
.
p
.
p
p
—^—
0
-
-
•
-
0
•
•
-
0
-
.
-
0
.
0
.
^
-
-
-
Function Test
-
-
0
-
-
0
•
0
•
0
•
p
0
p
9
•
-
-
-
■Ar
-
0
0
•
p
p
"At -
—-—
iitstall Check
•HORN
0
-
Function Test
• Radar Naviiution
install Check Function Test
• Anemometer
Install Check Function Test
• DGPS Navigator
Install Check Function Test
8
TV a Radio EoulDmeiit Svstem
Function Test
0
.
-
.
c
-
.
0
-
.
.
-
-
-
-
-
-
-
—1—-
0
-
0
-
0
0
.
-
0 p
•
0
p
•
p
0
p p 0
lAt -
•
"A-
-
•
—-
—:— .
-
p
p
.
-
-
p
p
p
.
■Pr
,
s. ncM ofSPZcnoN of offkial sca trial 1 Compass Adiustment
^
Operation Test
0
0
0
0
c
0
0
0
p
0
0
0
0
2
Progressive Speed Trial
3
Endurance & FO Consumption
Operation Test
0
p
0
p
p
4
Hull Vibration Measurement
Operation Test
0
0
0
p
0
p
0
5
Noise Levd Measurement
Operation Test
0
0
0
p
0
p
p p
Operation Test
.-_JL
,
it.
it
Ar s
M/E Start / Stop Test
Operation Test
0
0
0
p
p
0
7
Anchor Lowerins & Hoisting Test
Operation Test
0
0
0
p
0
p
p
8
Turning Cvde Test
Operation Test
0
0
0
p
0
0
p
9
Fresh Water Gen. Test (Evaporator)
Operation Test
0
0
c
0
p
p
0
10 Z - Marseuver Test
Operation Test
0
0
p
0
p
0
11 Stopping Test
Operalicn Test
0
0
0
0
0
p
Operation Test
0
0
p
0
p
p
0 --
-
,
it 12
Reversing Test
0
MlKnets
NO
Item of Inspection
Kind of inspection
rn Sftop
On Board
VARO
QASS
OS
rMD
CtASS
OS
60V
13 Crash Stop Astern & Ahead Test
Operation Test
0
0
0
0
0
0
0
14 Minimum Revolution Test
Operation Test
0
0
0
0
0
p
p
15 Steering Gear Test
Operation Test
0
0
0
0
0
0
0
Slack Out Test
Operation Test
0
0
0
0
0
0
p
17 Crank Shah Deflection Chrrck
Operation Test
0
0
0
0
0
p
p
18 Over HaulICvl.
Operation Test
0
0
0
0
p
p
0
19 Fuel Consumption
Measurenseni
0
0
0
0
0
p
0
(UCO
RSCO
Ar
16
it
Lampiran D
FORM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAPAL PENGAWAS MINGGU KE LOKASI
HARI/TANGGAL WAKTU PELAKSANA GALANGAN SUPERVISI
NO
PROGRES PEKERJAAN
URAIAN PEKERJAAN TARGET
Mengetahui,
Menyetujui,
Pelaksana:
Konsultan Pengawas
1
2
SEBELUM
SAATINI
Galangan
KETERANGAN SELISIH