logo lembaga
[049]
REHABILITASI TERUMBU KARANG DENGAN BIOREEFTEK UNTUK PENGUATAN KETAHANAN PANGAN DI NUSA PENIDA DAN PEMUTERAN, BALI
Eghbert Elvan Ampou, M.Sc Dr.rer.nat Agus Setiawan, M.Si Terry L. Kepel, M.Sc Teja A. Wibawa, S.Pi, M.Si
[ Kementerian Kelautan dan Perikanan] 2012
LATAR BELAKANG
1.
Dalam rangka menunjang program pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Luas terumbu karang Indonesia di tahun 2010 = 10 juta hektar dan di tahun 2020 = 20 juta hektar di Kawasan Konservasi Perairan 2. Indonesia masuk dalam kawasan Segi Tiga Karang Dunia atau yang lebih dikenal dengan nama Coral Traingle Initiative (CTI). 3. Menunjang rehabilitasi ekosistem terumbu karang di kawasan pesisir Indonesia. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Berbagai cara pemulihan terumbu karang dari kerusakan telah banyak dilakukan, seperti transplantasi dan pembuatan terumbu karang buatan dengan biaya yang relatif cukup mahal. Namun pemulihan ini membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang banyak walaupun kenyataannya cukup berhasil. BIOREEFTEK SALAH SATU SOLUSINYA: Bio=hayat/hidup dan reef=batu/gosong karang namun biasa dikenal dengan sebutan terumbu. Jadi disebut Bioreeftek karena substratnya terbuat dari tempurung kelapa yang berasal dari pohon kelapa sebagai bahan alami sebagai tempat settle/menempel hewan karang individu baru dengan aplikasi teknologi sederhana.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI • Ruang Lingkup Kegiatan Lokus Bali: Nusa Penida Kabupaten Klungkung dan Pemuteran Kabupaten Buleleng. • Fokus Kegiatan Penentuan Lokasi Bioreeftek; Pengamatan Penempelanan (Settlement/Recruitment) Planula Karang ; Pengamatan dan Pengukuran Pertumbuhan Biota yang Berasosiasi dengan Karang ; Pengukuran dan analisis lainnya • Desain Penelitian 1). Mengamati penempelan/recruitment larva planula karang pada media bioreeftek.; 2). Mengamati dan mengidentifikasi biota lain yang berasosiasi pada media bioreeftek.3). Mengetahui SST Anomaly / Anomali Suhu Permukaan Laut perairan Nusa Penida dan Pemuteran. • Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Bioreeftek – Deploy – Monitoring/Survey – Koordinasi/Sosialisassi/Publikasi • Perkembangan dan Hasil Kegiatan Antara lain : telah di deploy 4 unit Bioreeftek di Nusa Penida; 1 unit di Nusa Lembongan; 7 unit di Pemutrean; Telah ada indikasi larva planula karang yang menempel dan asosiasinya dengan biota lain termasuk ikan karang,
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
• Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Surat-menyurat secara resmi dan survey langsung dengan pihak terkait/stake holder • Nama lembaga yang diajak koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buleleng , DKP Klungkung dan Institute Teknologi Bandung, Pemerintah Desa dan Masyarakat lokal. • Strategi pelaksanaan koordinasi Sosialisasi/ Diseminasi , pertemuan langsung • Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan a.l. Ikut terlibatnya tenaga penyuluh lapangan DKP Buleleng dalam setiap survey di Pemuteran; Ikut sertanya tokoh masyarakat desa di Nusa lembongan Kab. klungkung;. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN • Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan 1. Survey-Monitoring-Evaluasi Bioreeftek; 2. Sosialisasi/Diseminasi; 3. Aplikasi (stake holder); 4. Produksi Massal
• Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan a.l. Praktek pembuatan Bioreeftek oleh Mahasiswa Prog. Studi Oseanografi ITB dan di deploy di perairan Pemuteran. • Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan a.l.:
1. 2.
3. 4. 5.
Di Pulau Sumbawa, SMK Negeri 1 – Kabupaten, Alas tahun 2011 Di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan kerjasama DKP-Tanah Bumbu dan BPSPL serta BPOL tahun 2010 Di Tablolong Nusa Tenggara Timur dan Waingapu, Sumba Timur pada kegiatan IPTEKMAS tahun 2009 Di Pemuteran dan Nusa Penida, Bali – sekarang. Dan responden lainnya via web serta e-mail langsung ke pihak peneliti(on progress-sampai sekarang).
• Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Diterima dan akan dimanfaatkan & diadopsi untuk di aplikasikan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Rancangan Pengembangan ke depan Melakukan sosialisasi/diseminasi pentingnya ekosistem terumbu karang serta solusi rehabilitasi dengan menggunakan salah satu artificial reef (Bioreeftek) di kawasan perairan Indonesia secara bertahap. Melanjutkan kajian, penelitian dan pengembangan Bioreeftek lebih lanjut pada skala lokal
• Strategi Pengembangan ke depan Untuk pengembangan kedepan dari hasil sosialisasi/diseminasi perlu dilakukan implementasi secara langsung oleh stake holder dalam ini Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah, Pemerhati Lingkungan, Universitas, dll. Jika memungkinkan dilakukan produksi massal di beberapa daerah kawasan konservasi perairan dan calon kawasan konservasi perairan Indonesia secara swakelola/swadaya masyarakat untuk menunjang program rehabilitasi terumbu karang di Indonesia.
• Tahapan Pengembangan ke depan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
logo lembaga
TERIMA KASIH Eghbert Elvan Ampou, M.Sc Dr.rer.nat Agus Setiawan, M.Si Terry L. Kepel, M.Sc Teja A. Wibawa, S.Pi, M.Si