KEMAMPUANMENGAPRESIASI PUISISISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 KOTA JAMBITAHUN AJARAN 2013-2014 SKRIPSI
OLEH PEBRIANTI DWI HARYANI RRA1B109035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2013
KEMAMPUANMENGAPRESIASI PUISISISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUNAJARAN 2013-2014 SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan
OLEH PEBRIANTI DWI HARYANI RRA1B109035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
TUHAN memberi pelangi disetiap badai Senyum disetiap air mata
Anugerah disetiap cobaan Jawaban disetiap DOA kita
Tangan Tuhan tidAk kurang panjang Untuk menolong umatnya TUHAN tidak akan membuat umat-Nya dicobai Melampaui kemampuannya
(Kata-Kata Alkitab)
“Kupersembahkan karya kecil ini untuk ayahandaku tercinta Suwito dan ibundaku tersayang Suyamti, tidak terhitung banyaknya perhatian dan kasih sayang yang mereka curahkan kepada ku, kepada kakak ku tersayang Kristiani Indarwati SE, dan adik ku tercinta Gloria Ardana yang selalu memotivasiku dalam sepanjang perjalanan hidup ku. Terimakasih ku ucapkan untuk segala dorongan, doa dan semangat yang kalian berikan, tanpa kalian aku bukanlah siapa-siapa”
ABSTRAK
Haryani. P. D. 2013. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014.Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Dr. Sudaryono, M. Pd. (2) Drs. Imam Suwardi W, M. Pd. Kata-kata kunci: Kemampuan, mengapresiasi, puisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi terutama unsur bathin puisi yaitu tema, amanat, nada dan rasa. Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran apresiasi sehingga pemahaman terhadap puisi dapat ditingkatkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif (pilihan ganda) dengan empat alternatif jawaban (a, b, c dan d) .Penelitian ini dilaksanakan tanggal 25 s.d 28 september 2013. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014 yang berjumlah 196 siswa. Dari hasil penelitian kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi keseluruhan aspek unsur batin puisi tergolong kemampuan baik. Sebanyak 50 orang siswa yang menjadi sampel penelitian dengan empat aspek penilaian, yakniapresiasi tema,77% tergolong kemampuan baik. Apresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa)62,4% tergolong kemampuan cukup. Apresiasi sikap penyair terhadap pembaca (nada)87,6% tergolong kemampuan baik sekali. Apresiasi amanat atau pesan yang disampaikan oleh penyair dalam puisi76,2% tergolong kemampuan baik.Artinya dalam penelitian ini, peneliti berhasil meneliti kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014 dalam Mengapresiasi Puisi. Peneliti menyarankan agar guru bahasa dan sastra Indonesia dalam mengajarkan bahan pembelajaran apresiasi puisi dapat ditingkatkan lagi agar mendapatkan hasil yang lebih baik, terutama dalam mengapresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa) siswa harus lebih banyak memahami tentang aspek tersebut, karena dari hasil penelitian yang telah dilaaksaanakan aspek tersebut hanya berkategori cukup, tidak lebih baik dari spek yang lainnya. Sehingga ini merupakan tugas guru untuk memberikan pembelajaran yang lebih maksimal untuk aspek tersebut.
KATA PENGANTAR Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014”,disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak sedikit bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis dengan tulus ikhlas menyampaikan ucapan terimakasih dan penghormatan kepada Bapak Dr. Sudaryono, M. Pd selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan motivasi, semangat dan masukan-masukan yang sangat berarti bagi penulis. Selain itu, ketelitian beliau selama bimbingan berlangsung memberikan dampak yang positif bagi penulis untuk lebih berhati-hati lagi dalam menulis suatu hal. Sikap beliau yang begitu ramah dan arif selama penulis dibimbing akan selalu penulis kenang. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang sama juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang selalu memberi dorongan dan arahan-arahan yang amat berguna bagi penulis. Dengan penuh kesabaran dan keramahan beliau memberikan arahan kepada penulis. Sungguh semua itu tidak akan terlupakan. Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. H. Yundi Fitrah, Drs., M. Hum., Ph. D selaku penguji utama sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan arahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, Bapak Dr. Maizar Karim, M. Hum selaku Penguji Anggota I dan Bapak Drs. Andiopenta Purba, M. Hum., M. Div selaku penguji Anggota II. Semoga kritik dan saran yang diberikan kepada penulis dapat menyempurnakan skripsi ini.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tiada taranya kepada Ayahanda tersayang Suwito dan Ibunda tercinta Suyamti yang selalu mendoakan dan mencurahkan kasih sayangnya yang sangat besar demi kesuksesan penulis. Terimakasih juga kepada Kakak penulis Kristiani Indarwati SE dan Adik penulis Gloria Ardana, telah memotivasi dan mendoakan penulis selama penulisan berlangsung. Serta tak lupa pula kepada seluruh keluarga besar penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Berkat doa keluarga semua akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Kepada sahabat-sahabat penulis, yang selama ini menemani dan menyemangati penulis baik senang maupun susah selama perkuliahan berlangsung sampai penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Jambi,
Penulis
Oktober 2013
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii MOTTO PERSEMBAHAN.......................................................................... iii ABSTRAK...................................................................................................... iv KATA PENGANTAR..................................................................................... v DAFTAR ISI............................................................................................... viii DAFTAR TABEL......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah............................................................................ 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 1.5 Devinisi Operasional...............................................................................
1 5 5 6 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMP...........................................................8 2.2 Apresiasi........................................................................................................9 2.3 Hakikat Puisi...............................................................................................10 2.3.1 Pengertian Puisi........................................................................................10 2.3.2 Unsur-Unsur Pembangun puisi.................................................................12 2.3.2.1 Unsur Fisik............................................................................................12 2.3.2.2 Unsur Batin............................................................................................13 2.4 Apresiasi Puisi.............................................................................................17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian..................................................................................20 3.2 Populasi dan Sampel....................................................................................21 3.2.1 Populasi....................................................................................................21 3.2.2 Sampel Penelitian.....................................................................................22 3.3 Instrumen Penelitian....................................................................................22 3.3.1 Validitas................................................................................................. 23 3.3.2 Reliabilitas............................................................................................. 24 3.4 LaporanUji Coba Instrumen..................................................................... 24 3.5 Pengumpulan Data.......................................................................................26
3.6 Analisis Data................................................................................................27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian......................................................................................... 29 4.1.1 Hasil Penilaian Kemampuan Apresiasi Tema Puisi..................................29 4.1.2 Hasil Penilaian Kemampuan Apresiasi Sikap Penyair Terhadap Pokok Masalah (Rasa)..............................................................32 4.1.3 Hasil Penilaian Kemampuan Apresiasi Sikap Penyair Terhadap Pembaca (Nada).......................................................................34 4.1.4 Hasil Penilaian Kemampuan Apresiasi Amanat atau Pesan yang Disampaikan oleh Penyair dalam Puisi...........................................36 4.2 Pembahasan.............................................................................................. 39 BAB V PENUTUP 4.2........................................................................................................... Simpulan 4.3.................................................................................................................. Saran
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................
45
42 43
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi....................21 Tabel 3.2 Sampel Penelitian..............................................................................22 Tabel 3.3Kisi-Kisi Tes.......................................................................................23 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Mengapresiasi Puisi .....................27 Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Kemampuan Mengapresiasi Puisi......................27 Tabel 4.1 Penilaian Apresiasi Tema Puisi....................................................... 30 Tabel 4.2 Penilaian Apresiasi Rasa................................................................. 32 Tabel 4.3 Penilaian Apresiasi Nada................................................................ 34 Tabel 4.4 Penilaian Apresiasi Amanat...............................................................37
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran1 Surat Izin Penelitian........................................................................46 Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian..............................................47 Lampiran 3 Pernyataan......................................................................................48 Lampiran 4 Sampel Penelitian...........................................................................49 Lampiran 5 Rekap Nilai................................................................................. 51
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran apresiasi puisi bertujuan memberikan keterampilan proses intelektual kepada siswa. Artinya siswa memiliki kemampuan mengapresiasi sebuah puisi, terutama puisi yang diberikan guru di sekolah (dalam pembelajaran apresiasi puisi). Siswa juga dituntut aktif dengan cara mencari sumber lain selain membaca buku, siswa bisa menonton pertunjukan pendeklamasian puisi, membuka internet dan lain-lain. Melalui pembelajaran apresiasi puisi ini, siswa juga diberi bekal memahami dan mengkaji puisi sehingga dari bekal tersebut siswa mampu mengapresiasi puisi dengan baik dan dapat mengapresiasi unsur-unsur pembangun puisi, khususnya unsur intrinsik puisi seperti tema, amanat, nada dan rasa. Dalam mengapresiasi sebuah puisi, siswa juga harus memperhatikan langkah-langkah memahami, menikmati dan menghayati. Dalam pembelajaran apresiasi puisi, tidak jarang siswa mendapat kesulitan untuk mencari unsur intrinsik puisi seperti tema, amanat, nada dan rasa sebuah puisi, hal ini disebabkan oleh kekhasan puisi tersebut, terutama bagi siswa sekolah menengah pertama yang memiliki sedikit pengetahuan tentang kosakata, majas atau bahasa kiasan. “Dalam puisi yang bagus, penyair akan mengutarakan kata-kata konkret lawan kata-kata abstrak. Kata-kata konkret adalah kata-kata yang membangun puisi dengan kekuatan citraan, yaitu kekuatan memberikan gambaran angan
kepada pembaca” (Zaidan, 2001:42). Selain materi belajar guru juga sangat berperan dalam hal mengapresiasi puisi. Mayendra (1995:19) menyatakan bahwa: guru bahasa dan sastra Indonesia dalam memberikan pembelajaran mengapresiasi puisi di sekolah merupakan salah satu faktor penting tercapainya suatu pembelajaran, sebab yang memegang peranan penting dan berwenang dalam pembelajaran apresiasi puisi ini di sekolah adalah guru bahasa dan sastra Indonesia. Guru harus dapat melibatkan siswa secara langsung memahami dan menggauli puisi terutama unsur intrinsik puisi yaitu tema, amanat, nada dan rasa, sehingga dalam pelaksanaanya guru bukanlah pengetahuan yang menyebabkan siswa hafal berbagai teori-teori tentang puisi, akan tetapi guru memberikan bimbingan yang lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Selain itu kebebasan juga diperlukan di dalam mengembangkan diri mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. Suasana bebas itu akan membuat semangat siswa dalam keterlibatan mereka dalam proses belajar mengajar terutama dalam pembelajaran mengapresiasi puisi, karena selain belajar mengapresiasi puisi siswa juga belajar aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Sebagai suatu kegiatan, pembelajaran apresiasi puisi juga merupakan kegiatan kreatif. Kegiatan kreatif adalah suatu kegiatan mensyaratkan adanya kesadaran dan keterlibatan personal dalam suatu proses kreatif (Aminuddin, 2011:149). Dalam pembelajaran apresiasi, kegiatan ini ditandai oleh adanya hal-hal berikut. Pertama, adanya keterlibatan personal secara langsung dalam menggauli puisi secara intensif berulang dan berkelanjutan. Kedua adanya pemikiran kreatif yang ditandai oleh adanya kegiatan mental dalam menghubungkan hal-hal yang ada dalam teks puisi dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki apresiator (siswa). Ketiga, adanya reaksi dan respon terhadap teks puisi yang diapresiasi (Aminuddin 2011:150).
Syahril (1993:15) Dalam proses memahami, apresiator (siswa) harus:
(1) menggambarkan sesuatu yang diacu oleh kata-katanya; (2) menggambarkan berbagai kemungkinan makna; (3) menghubungnkan gambaran makna kata yang satu dengan yang lainnya; (4) merangkai butir-butir gambaran makna yang dianggap sesuai sehingga membentuk suatu pengertian tertentu. Dalam proses menghayati, apresiator (siswa) dituntut untuk melakukan dialog langsung dengan puisi yang dibaca secara intens agar apresiator (siswa) dapat menghubungkan pengetahuan, pengalaman dan perasaan yang dimiliki dengan pengetahuan, pengalaman dan perasaan yang diintensifkan oleh penyair dalam teks puisi.
Pemahaman dan penghayatan yang intens terhadap teks puisi tersebut akan menumbuhkan kenikmatan dan kesenangan. Proses dalam pemelajaran apresiasi puisi akan tumbuh jika apresiator (siswa) mampu menemukan nilai artistik (keindahan dan kemenarikan) puisi merupakan perpaduan dari kemampuan penyair dalam mengungkapkan secara imajinatifkreatif. “Sedangkan nilai puitik puisi terletak pada struktur batin puisi (tema, amanat, nada dan rasa) yang mampu mengajak emosi pembaca, memunculkan keharusan rasa sebagai akibat dari kandungan maknanya yang mengandung potensi kemanusiaan yang kuat dan mengakar” (Sulasmono, 2009). “Dalam proses menilai, apresiator (siswa) dituntut untuk dapat mereaksi dan memberikan respon terhadap bobot puisi yang dibacanya. Respon yang diberikan didasarkan atas temuannya berkaitan dengan (a) keartistikan dan kepuitikan puisi yang dibaca, (b) elemen-elemen puisi (c) kekhasan, keunikan dan kepiawaian penyair”(Nurgiyantoro, 1987:162) Beberapa penelitian tentang apresiasi puisi yang pernah dilakukan antara lain; (1) Adrita Mayendra (1995), berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Drill Terhadap Hasil Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas II SMAN 5 Jambi”. Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat pengaruh pemakaian media papan tulis, tape recorder dan chart terhadap hasil pembelajaran apresiasi puisi. Metode yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen, penelitian ini menghasilkan pemakaian media dalam pembelajaran apresiasi puisi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. (2) Syafril (1993), “Pengaruh Media Pendidikan Terhadap Hasil Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas II SMA Negeri 1 Jambi”.
Penelitian tesebut bertujuan untuk
mengetahui pengaruh metode drill terhadap hasil pembelajaran apresiasi puisi di SMA. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Penelitian ini menghasilkan, metode drill berpengaruh terhadap hasil pembelajaran apresiasi puisi . Sehubugan dengan uraian tersebut dan mengingat pentingnya pembelajaran apresiasi puisi bagi siswa, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014”. Penelitian ini bertujuan agar siswa kelas VIII Smp Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 20132014 mampu mengapresiasi puisi seperti tema, amanat, nada dan rasa, serta siswamampu menarik berbagai manfaat dari mengapresiasi Sastra terutama puisi sebagai produk kehidupan yang mengandung nilai-nilai moral, sosial, filosofi, estetik, religi dan mengembangkan bakat siswa dalam hal puisi, karena siswa sangat berantusias dalam pembelajaran puisi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi tema puisi? (2) Bagaimanakah kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi amanat puisi?
(3) Bagaimanakah kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi nada puisi? (4) Bagaimanakah kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi rasa puisi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menggambarkan kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi tema puisi; (2) Menggambarkan kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi amanat puisi; (3) Menggambarkan kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi nada puisi; (4) Menggambarkan kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun
Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi rasa puisi.
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian kemampuan siswa mengapresiasiunsur intrinsik puisi ini adalah dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak (1) Manfaat Akademis
secara akademis maupun secara praktis. Manfaat akademis dalam penelitian ini adalah, sebagai pertimbangan bagi guru Bahasa Indonesia di SMPN 22 Kota Jambi mengenai kondisi siswa dalam mengapresiasi unsur intrinsik puisi, memancing siswa supaya belajar lebih giat
dalam materi kesusastraan terutama puisi, untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu pembelajaran mengapresiasi karya sastra terutama puisi.
(2) Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah, dapat menambah pengetahuan penulis mengenai cara mengapresiasi puisi, sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama. 1.5 Devinisi Operasional
Sebagai panduan dalam penelitian, perlu diungkapkan sejumlah istilah yang dipakai dalam tulisan ini. 1) Apresiasi puisi merupakankegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-sungguh
hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi(Effendi, 2002:6). 2) Tema adalah ide dasar dari suatu puisi. Tema berbeda dengan pandangan moral ataupun
messagemeskipun tema itu dapat berupa sesuatu yang memiliki nilai rohaniah (Aminuddin, 2011:151). 3) Tujuan/amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.
Amanat tesirat dari balik kata-kata yang tersusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dipikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan (Kosasih, 2012:109).
4) Nada adalah sikap pencipta (penyair, penulis, cerita atau drama) terhadap apa yang
diungkapkannya dalam sajak, cerita, atau drama dan terhadap pembaca (Effendi, 2002:124). 5) Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya (Aminuddin,
2011:105). BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMP Pembelajaran apresiasi puisi adalah membina apresiasi dan pengembangan kearifan serta menangkap isyarat-isyarat
kehidupan. Pembelajaran apresiasi puisi tentu akan memberikan
pengalaman bagi siswa. Ada sesuatu yang menyentuh batin dan siswa akan larut terbawa suasana yang dibangun oleh puisi tersebut. Apalagi jika siswa mampu mengapresiasi unsur intrinsik puisi tersebut dengan baik. Menurut Pardjimin (2005:132) puisi yang menyentuh jiwa tentu bukanlah puisi yang dibuat secara asal-asalan, melainkan mengandung pilihan kata, irama, nada dan suasana yang pas. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap apresiator. Dari sikap itu, terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, kagum dan sebagainya. Selain mengungkapkan sikap penyair, puisi juga mengungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan dapat ditangkap apabila puisi itu dibaca keras dalam poetry reading
atau
deklamasi. Apresiasi puisi merupakan kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-sungguh
hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi (Effendi, 2002:6).
Menurut Sadiman (1986:40) ada tujuh faktor yang berpengaruh dan menentukan dalam proses belajar mengajar yaitu; (1) tujuan; (2) materi ajar; (3) sumber-sumber belajar; (4) siswa; (5) guru; (6) keadaan kelas; (7) biaya. Salah satu keluaran hasil belajar adalah kemampuan, menurut Bloom (Nurgiyantoro, 1988: 23) membedakan keluaran pembelajaran kedalam tiga kategori atau ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ranah kognitif, berkaitan dengan aspek pengetahuan dan kemampuan intelektual seseorang. Tujuan atau keluaran belajar kognitif melibatkan siswa ke dalam proses berpikir seperti mengingat, memahami, menganalisis, menghubungkan, memecahkan masalah dan sebagainya. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, aspek kopgnitif inilah yang paling banyak mendapat perhatian. Hal ini Nampak baik pada perumusan tujuan, pemeliharaan bahan pembelajaran maupun penilaian yang dilakukan. Ranah afektif, yang termasuk ke dalam ranah afektif adalah perasaan, nada, emosi, variasai tingkatan penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu. Antara ranah afektif dan kognitif mempunyai persamaan situasi, ranah kognitif berkaitan dengan masalah isi dan proses orientasi, sedangkan ranah afektif terutama berkaitan dengan masalah proses orientasi. Jangkauan tujuan afektif, lebih bersifat kesadaran melalui penerimaan dan kecondongan terhadap nilai-nilai. Ranah Psikomotor. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ranag psikomotor berkaitan dengan keluaran belajar yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Sebagai petujuk bahwa siswa telah memperoleh keterampilan (gerak otot) itu, siswa dapat melakukan keterampilan-keterampilan tertentu yang disarankan oleh tujuan.
2.2 Apresiasi Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatioyang berarti ”mengindahkan” atau “menghargai”. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove (dalam Aminuddin, 2011: 34) mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Apresiasi puisi merupakan kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi (Effendi, 2002:6). Squire dan Taba (dalam Aminuddin, 2011:35) berkesimpulan bahwa: sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni: (1) aspek kognitif, berkenaan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif tersebut, selain dapat berhubungan dengan unsur-unsur yang secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat berkaitan denga unsur-unsur diluar teks sastra yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra itu sendiri; (2) aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain itu, unsur emosi juga sangat berperan dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat objektif dan; (3) aspek evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta jumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal harus dimiliki oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang telah mampu meresponsi teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan pengahayatan, sekaligus juga mampu melaksanakan penilaian.
Zaidan (2001:7) menyatakan “kita membawa sastra dengan memperlakukan karya sastra itu sebagai sesuatu yang bermakna bagi kehidupan kita. Kita menempatkan karya sastra seperti kita berhadapan dengan mitra dialog dalam sebuah percakapan yang mengasyikkan”.
2.3 HakikatPuisi 2.3.1 Pengertian Puisi Pratiwi (2010:1) menyatakan: istilah puisi berasal dari kata poezie (Belanda). Adapun sajak dalam bahasa belanda dikenal dengan istilah gedicht. Dalam bahasa Indonesia (Melayu) hanya dikenal istilah sajak yang berarti poezie maupun gedicht. Istilah puisi cenderung digunakan untuk berpasangan dengan istilah prosa, seperti istilah poetry (Inggris) yang dianggap sebagai salah satu nama jenis sastra. Jadi, istilah puisi lebih bersifat general (jenisnya), sedangkan sajak bersifat khusus (individunya).
Aftarudin (1986: 19) mengungkapkan “puisi adalah pernyataan dari keadaan atau kualitas kehidupan manusia. Puisi adalah karya tulis hasil perenungan seorang penyair atas suatu keadaan atau peristiwa yang diamati, dihayati atau dialami oleh seorang penyair”. Cetusan ide yang berasal dari peristiwa yang dialami tersebut dikemas oleh penyair dalam bahasa yang padat dan
indah. Pembaca atau penikmatnya lalu merasakannya sebagai karya tulis yang mengandung keindahan dan pesan. Puisi dapat dinikmati melalui membaca atau mendengarkannya. Dalam kesusastraan Indonesia dikenal dua istilah yang sering dianggap sama, yaitu sajak dan puisi. Menurut Pradopo (2005:14) puisi merupakan: sebuah struktur yang komplek, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata. Istilah puisi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu poesis, yang hampir menyerupai dewa atau yang sangat suka terhadap dewadewa. Dia adalah orang suci, orang yang berpenglihatan tajam yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Menurut Kosasih (2012:97) puisi adalah “Bentuk karya sastra yang menggunakan katakata indah dan kaya makna. Keindahan suatu puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu”. Mengutip pendapat Mc Caulay, Hudson mengungkapkan bahwa puisi adalah “salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya”. (Aminuddin 2011:134). Definisi puisi menurut para ahli ( Pratiwi, 2010: 3) -
-
Puisi adalah ciptaan tentang suatu keindahan dalam bentuk berirama. Cita rasa adalah unsur yang diutamakan. Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakanhubungan yang selintas. Jika bukan secara kebetulan, ia tidak akan mengena langsung dengan fungsi utamanya atau dengan kebenaran (Edgar Allan Poe). Puisi adalah satu pengucapan yang konkret dan artistik tentang pikiran manusia melalui penggunaan bahasa yang emosional dan berirama (Theodore Watts-Dunton) Puisi adalah pengucapan yang imajinatif dari perasaan yang mendalam, biasanya berirama. Pengucapan secara spontan tentang perasaan yang memuncak timbul dari daya ingatan ketika berada dalam keadaan tenang (Willian Wordsworth). Puisi merupakan pengucapan dengan perasaan yang didalamnya mengandung pikiran-pikiran dan tanggapan-tanggapan (H. B Jassin).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi adalah pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional, berirama, imajinatif dengan
ketajaman perasaan dan sikap hidupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair yang sangat artistik.
2.3.2 Unsur-Unsur Pembangun Puisi Secara garis besar unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua macam yakni struktur fisik dan struktur batin (Waluyo, 1995). Pratiwi (2010:5) menggambarkan pengertian unsur-unsur puisi yang diungkapkan, Richard, Siswanto, dan Roekhan sebagai berikut 2.4.2.1 Unsur Fisik Pratiwi ( 2010:7) Adapun yang termasuk unsur fisik puisi adalah sebagai berikut. 1. Perwajahan puisi (tipografi) Tipografi adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan kiri, pengaturan barisnya hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut dapat sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2. Diksi
3.
4.
5.
6.
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi termasuk bentuk karya sastra yang sedikit kata-katanya dan dapat mengungkapkan banyak hal, untuk itu kata-kata harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata. Imaji Imaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman panca indera, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual) dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seolah-olah melihat, mendengar dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. Kata konkret Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji. Katakata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang, seperti pada kata konkret “salju”, artinya melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup dan sebagainya. Adapun pada kata konkret “rawa-rawa”, artinya melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dan sebagainya. Bahasa figuratif Bahasa figuratif adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan /meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik, artinya memancarkan babyak makna atau kaya akan makna Verifikasi Verifikasi biasanya berhubungan dengan rima dan ritme. Berikut akan dibahas satu per satu. a) Rima adalah bunyi pada puisi, baik awal, tengah dan akhir puisi. Rima terdiri atas:
Onomatope Bentuk intern pola bunyi Pengulangan kata b) Ritme merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi yang dihasilkan dalam membacakan sebuah puisi. Ritme sangat menonjol dalam pembacaan puisi
2.3.2.2 Unsur Batin Adapun yang termasuk unsur batin puisi adalah sebagai berikut. 1. Tema/makna (sense)
Aminuddin (2011:151) menyatakan bahwa tema adalah ide dasar dari suatu puisi. Tema berbeda dengan pandangan moral ataupun messagemeskipun tema itu dapat berupa sesuatu yang memiliki nilai rohaniah. Menurut Kosasih (2012:105) tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya tentang ketuhanan, maka keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-ungkapan atau eksistensi Tuhan. Demikian halnya jika yang dominan adalah dorongan cinta dan kasih sayang, maka ungkapan-ungkapan asmaralah yang akan lahir dalam puisinya itu. Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna. Baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan, tema kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial dan tema kesetiakawanan.
Kosasih (2012:105)Secara umum, tema-tema dalam puisi dikelompokkan sebagai berikut: (1)tema ketuhanan, puisi-puisi dengan tema ketuhanan biasanya akan menunjukkan pengalaman religius penyair; (2) tema kemanusiaan, bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembaca bahwa setiap manusia memiliki harkat dan martabat yang sama; (3) tema patriotisme/kebangsaan, puisi bertema ini berisikan gelora dan perasaan cinta penyair akan bangsa dan tanah airnya. Puisi ini mungkin pula melukiskan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan; (4) tema kedaulatan rakyat, dalam puisinya penyair mengungkapkan sensitivitas dan perasaannya untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat dan menentang sifat kesewenang-wenangan pihak yang berkuasa dan; (5) tema keadilan sosial, puisi yang bertema keadilan sosial menyuarakan penderitaan, kemiskinan, atau kesengsaraan rakyat. Puisi-puisi demonstrasi yang terbit sekitar tahun 1966 banyak yang menyuarakan keadilan sosial.
2. Amanat/tujuan/maksud (intention)
Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut biasa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa dan nada puisi itu. Tujuan/amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tesirat dari balik kata-kata yang tersusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dipikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan (Kosasih, 2012:109).
3. Nada (tone)
Sikap pencipta (penyair, penulis, cerita atau drama) terhadap apa yang diungkapkannya dalam sajak, cerita, atau drama dan terhadap pembaca disebut nada (Effendi, 2002:124). Memadu dengan tekanan dan tempo, nada itupun menjelmakan
suasana hati yang khidmat dari penciptanya, dan nada serta suasana hati itu dapat bersifat sugestif pula pada jiwa pembacanya. Menurut Aminuddin (2011:150), “Tone adalah sikap penyair terhadap pembaca sejalan dengan pokok pikiran yang ditampilkannya”. Nada (tone) yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca dan lain-lain. Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. Apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair terhadap pembaca ini disebut nada puisi. Adapun suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Suasana adalah akibat yang ditimbulkan puisi itu terhadap jiwa pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religious dapat menimbulkan suasana khusyuk (Kosasih 2012:109).
4. Rasa (feeling)
Wiryo, (2013) mengemukakan rasa atau feeling yaitu:
sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latarbelakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas social, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau sang Khalik.
Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya (Aminuddin, 2011:105). Jika penyair hendak mengagungkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresinya ia akan memanfaatkan majas serta diksi yang mewakili dan memancarkan makna keindahan alam. Jika ekspresinya merupakan kegelisahan atau kerinduan kepada sang Khalik, maka bahasa yang digunakan cenderung bersifat perenungan akan eksistensinya dan hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan (Kosasih, 2012:108).
2.4 Apresiasi Puisi Menurut Wiyanto (2005:41): Dalam memahami puisi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut; (1) kembalikan kata-katadan tanda-tanda baca yang “dibuang” oleh penyair. Dengan kata lain tambahkan kata-kata lain untuk melengkapi atau memperjelas kata-kata dalam puisi dan tambahkan tanda-tanda baca untuk memperjelas hubungan makna kata-kata tersebut; (2) pahami kata-kata tertentu sebagai symbol, perbandingan atau kiasan yang masih belum jelas maknanya; (3) uraikan isi puisi dalam bentuk prosa, bila sudah dalam bentuk prosa, maka dengan mudah dapat memahaminya
Menurut A.S Hornby, 1973:41 (dalam Saryono, 2009:33). Apresiasi adalah penimbangan, penilaian, pemahaman dan pengenalan secara memadai. Memahami puisi terkadang tidak mudah. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Penyair sengaja memilih kata-kata yang indah, yang dapat menimbulkan kemerduan bunyi dan sekaligus dapat menggambarkan ide yang ingin disampaikan dengan tepat. Cara penyair menyampaikan idepun
tidak secara langsung, tetapi melalui simbol-simbol, perbandingan-perbandingan dan kiasankaisan. Selain itu kata-kata dalam puisi amat terbatas karena penyair “membuang” kata-kata yang sudah terlalu penting. Kata-kata yang diginakan adalah kata-kata yang terpilih untuk mewujudkan kaidah puisi. Meskipun jumlah katanya sangat terbatas, sebenarnya puisi mengekspresikan pikiran penyair secara lengkap. Secara etimologis, apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciaton, kata itu berarti penghargaan, penilaian, pengertian, bentuk itu berasal dari kata verba to appreciate yang berarti menghargai, menilai, mengerti. Aminudin (2011:34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai satu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya. Puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan ( Pradopo, 2005:3). Menurut Sudjiman (1984:6) Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan menurut Watt-dunton (Situmorang, 1983:9) puisi adalah ekspresi yang konkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh, menulis puisi, dan mendeklamasikan. Kegiatan ini menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam, merasakan apa yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung didalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya sastra seni keindahan. Kegiatan apresiasi puisi tidak dapat
dilepaskan dari pemahaman struktur teks puisi. Mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan memahami struktur teks yang membangun puisi. Dalam mengapresiasi sebuah puisi kita juga harus memperthatikan langkah-langkah memahami, menikmati dan menghayati. Seiring dengan ketiga langkah tesebut, terkandung sifat konsentrasi dan intensifikasi. Dalam sikap konsentrasi seluruh unsur puisi seperti unsur kata, bunyi dan imaji berkorespondensi. Dalam sikap intensifikasi unsur bahasa dipumpunkan pada satu permasalahan untuk mencapai satu kesan yang khas (Zaidan, 2001:42). Hal yang sangat perlu dibicarakan dalam mengapresiasi puisi berhubungan dengan unsur puisi adalah amanat atau pesan yang disampaikan dalam puisi tersebut. Menurut Kosasih (2012: 109) Pesan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat dari kata-kata yang tersusun, dan berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan penyair mungkin secara sadar berada didalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan. Kegiatan apresiasi puisi tidak dapat dilepaskan dari pemahaman struktur teks puisi. Kegiatan mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan memahami struktur teks yang membangun puisi. Dengan demikian, untuk mengenal, memahami, dan menghargai puisi, dapat dilakukan dengan mengenal struktur bagian puisi tersebut, baik menyangkut unsur isi maupun bentuk (Danang:2013). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa apresiasi puisi adalah suatu kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh mengungkapkan pikiran perasaan penyair secara imajinatif yang bahasanya terikat oleh rima, irama, pola, bunyi, majas dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa pada pemahaman terhadap puisi yang
bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Dengan demikian dapat kita ketahui mengapresiasi puisi sangat penting untuk dipelajari siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan data secara sistematis dan faktual. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi dan hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian seperti mendeskripsikan kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014 dalam mengapresiasi puisi. Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian lainnya, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti hanya saja peneliti melihat kemampuan siswa dalam mengapresiasi tema, amanat, nada dan rasa dalam sebuah puisi.
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penugasan, suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadapindividu, organisasi dan sebagainya. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui suatu survey angket, wawancara atau observasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif ditujukan untuk melihat dan mengkaji tingkat kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik puisi yaitu tema, amanat, nada dan rasa. Deskriptif analitik dilakukan dengan mendeskripsikan variabel kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik puisi yaitu mencari tema atau makna yang ada di dalam puisi dan mendapatkan amanat dari pembacaan puisi serta nada dan perasaan yang menggambarkan sikap penyair terhadap pembaca dan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMPN 22 Kota Jambi Tahun Ajaran 2013-2014, yang terdiri dari 6 kelas dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VIII SMPNegeri 22 Kota Jambi Tahun Ajaran2013-2014 No. 1 2 3
Kelas Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C
Jumlah siswa 40 38 40
4 5
Kelas VIII D Kelas VIII E Jumlah
38 40 196
3.2.2 Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2010:174) Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %, atau 20 – 25% atau lebih. Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu sebesar 25% dari 196 = 50 siswa. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (undian) dengan metode sampling acak proporsional . Adapun hasil pengambilan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa tiap kelas adalah sebagai berikut: Tabel 3.2Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5
Kelas Kelas VIII A Kelas VIII B Kelas VIII C Kelas VIII D Kelas VIII E
Jumlah
40 38 40 38 40 196
Populasi siswa Proporsi sampel (%) 25% 25% 25% 25% 25%
Sampel Jumlah sampel 10 10 10 10 10 50
3.3Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berupa tes kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik puisi. instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa tes tertulis yang objektif, pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban (a, b, c, d). Tes objektif sangat mudah diteliti, karena
tinggal mencocokkan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang telah dipersiapkan. Tes objektif memungkinkan peneliti untuk mengambil bahan yang akan diteskan secara lebih menyeluruh dari pada tes esei. Tabel 3.3Kisi-Kisi Tes No
1 2 3 4
Aspek-aspek yang diukur
Menentukan tema puisi Menentukan sikap penyair terhadap puisi ( Rasa) Menentukan sikap penyair terhadap pembaca (Nada) Menentukan amanat atau pesan yang disampaikan oleh penyair dalam puisi Jumlah
Nomor butir soal 1, 6, 10, 11, 15, 16, 20, 21, 25, 26, 30, 31, 35, 36, 40, 41, 42, 45, 46 dan 49 4, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38 dan 48 2, 3, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37, 43, 44 dan 50 5, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39 dan 47 50 Butir soal
3.3.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkatan-tingkatan kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Validitas isi menurut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dengan tes yang digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian isi juga mencakup bahan tes yang harus mencerminkan cakupan bahan dan kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) yang
dijadikan sasaran pokok tes. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila terdapat kesesuaian bahan tes dengan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut instrumen penelitian ini memenuhi validitas isi, adanya kesesuaian bahan tes dengan kurikulum yang berlaku yaitu KTSP kelas VII SMP. Dengan standar kompetensi membaca, memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Peneliti mengambil standar kompetensi dari kelas VII SMP semester II karena, siswa telah lebih dahulu diajarkan tentang membaca puisi dan memahami wacana sastra melalui membaca puisi. Hal ini menggugah minat peneliti untuk lebih mengetahui dan menggambarkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi, seperti tema, amanat, nada dan rasa.
3.3.2 Reliabilitas Reliabilitas diartikan sebagai ciri tes yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang sama atau tidak berubah-ubah atau menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data memang sesuai dengan kenyataan, maka beberapa kalipun diambil akan tetap sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen yang bila digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
3.4 Laporan PengujianInstrumen Sebelum instrumen penelitian digunakan, instrumen tersebut diujicobakan kepada siswa yang mempunyai kriteria sejenis dengan sampel penelitian, tetapi di luar sampel penelitian. Tes
mengapresiasi unsur intrinsik puisi dianggap layak apabila pemahaman petunjuk memenuhi kriteria keberhasilan sebagai berikut: 1) Minimal 75% siswa dapat mencari tema dalam puisi yang diberikan. 2) Minimal 75% siswa siswa dapat mencari amanat dalam puisi yang diberikan. 3) Minimal 75% siswa dapat mencari nada dalam puisi yang diberikan. 4)
Minimal 75% siswa dapat dapat mencari rasa dalam puisi yang diberikan. Setelah diuji coba, apabila instrumen memenuhi syarat di atas maka instrument tersebut
dikatakan layak dan selanjutnya bisa dipakai sebagai alat pengambilan data, dan mencari tingkat persentase kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi digunakan rumus berikut:
P = X 100
Sumber: Ali (1993:186)
berikut ini uraian hasil uji coba instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengambil data. 1. Dari jumlah 50 siswa yang termasuk sebagai hasil uji coba terdapat 40 (80%) siswa
dapat mengapresiasi tema puisi dan 10 (20%) siswa belum dapat mengapresiasi tema dengan benar, minimal 75% siswa telah mampu mengapresiasi tema dalam sebuah puisi. 2. Dari jumlah 50 siswa yang termasuk sebagai hasil uji coba terdapat 40 (80%) siswa
dapat mengapresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa) dan 10 (20%) siswa
belum dapat mengapresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa) dengan benar, minimal 75% siswa telah mampu mengapresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa) dalam sebuah puisi. 3. Dari jumlah 50 siswa yang termasuk sebagai hasil uji coba terdapat 40 (80%) siswa
dapat mengapresiasi sikap penyair terhadap pembaca (nada) dan 10 (20%) siswa belum dapat mengapresiasi sikap penyair terhadap pembaca (nada) dengan benar, minimal 75% siswa telah mampu mengapresiasi sikap penyair terhadap pembaca (nada) dalam sebuah puisi. 4. Dari jumlah 50 siswa yang termasuk sebagai hasil uji coba terdapat 40 (80%) siswa
dapat mengapresiasi amanat atau pesan yang disampaikan penyair dalam puisi dan 10 (20%) siswa belum dapat mengapresiasi amanat atau pesan yang disampaikan penyair dalam puisi dengan benar, minimal 75% siswa telah mampu mengapresiasi amanat atau pesan yang disampaikan penyair dalam sebuah puisi. 3.5 Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes kemampuan siswa mengapresiasi puisi yaitu tema, amanat, nada dan rasa. Siswa diberikan beberapa pertanyaan berbentuk soal objektif atau pilihan ganda untuk dijawab mengenai kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi yaitu tema, amanat, nada dan rasa dalam puisi, kemudian diminta untuk mengumpulkan jawaban dari tes tersebut. Penilaian kemampuan siswa mengapresiasi puisi terdiri dari unsur-unsur yang ada dalam puisi.
3.6 Analisis Data
Data hasil tes kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik puisi dikumpulkan, kemudian dianalisis secara deskriptif
kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan
menguraikan kondisi kemampuan siswa dalam mengapresiasi unsur intrinsik puisi yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan pada hasil tes kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. hasil penilaian mengapresiasi puisi dikategorikan untuk menentukan kedudukan siswa dalam kelompok dengan kriteria sebagai berikut: tabel 3.4Kriteria Penilaian Kemampuan Mengapresiasi Puisi Interval persentase
Kategori
85%-100%
Baik sekali
75%-84%
Baik
60%-74%
Cukup
40%-59%
Kurang Baik
0%-39%
Tidak baik
Sumber: Nurgiyantoro (1988:65)
Menilai satu persatu lembar jawaban siswa Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Kemampuan Mengapresiasi Puisi Aspek penilaian 1. Menentukan tema 2. Menentukan sikap penyair terhadap pikok masalah (rasa)
Skor maksimal 40 18
3. Menentukan sikap penyair terhadap pembaca (nada)
24
4. Menentukan amanat atau pesan yang disampaikan oleh penyair dalam puisi Jumlah
18 100
melakukan penskoran kemampuan siswa kelas VIII yaitu jumlah keseluruhan yang diperoleh siswa. Setelah itu, mencari tingkat persentase kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi, digunakan rumus Ali (1993:186) sebagai berikut: %=x100 % = persentase tingkat kemampuan siswa mengapresiasi puisi n = Jumlah nilai N = jumlah keseluruhan skor maksimal Nilai N diperoleh dari skor maksimal dikali banyak subjek. Untuk skor maksimal apresiasi tema adalah 40 dikali banyak subjek yaitu 50 siswa jadi jumlah keseluruhan skor maksimal apresiasi tema adalah 2000. Untuk skor maksimal apresiasi amanat adalah 18 dikali banyak subjek yaitu 50 siswa, jadi jumlah keseluruhan skor maksimal apresiasi amanat adalah 900. Untuk skor maksimal apresiasi sikap penyair terhadap pembaca (nada) adalah 24 dikali banyak subjek yaitu 50 siswa jadi jumlah keseluruhan skor maksimal apresiasi nada adalah 1200 dan untuk skor maksimal apresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa) adalah 18 dikali banyak subjek yaitu 50 siswa jadi jumlah keseluruhan skor maksimal apresiasi sikap penyair terhadap pokok masalah (rasa) adalah 900.
DAFTAR RUJUKAN
Aftarudin, P. 1986. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa Ali, M. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: PT. Angkasa Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar baru Algensindo. Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. ________. Edisi Revisi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Danang, A.http://www.bahan skripsi atau rujukan/apresiasi-puisi. Html. Diakses pada pukul 22.20 WIB tanggal 25Agustus 2013. Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Djiwandono, M. S. 1996. Tes Bahasa Dalam Pengajaran. Bandung: ITB Bandung Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya. http://wiryo.nuryanto.blogspot.com/2013/03/belajar-seumur-hidup-struktur-batin-puisi.html diakses pada pukul 11.40 tanggal 10 juli 2013. Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Mayendra, A. 1995. Pengaruh Penggunaan Metode Drill Terhadap Hasil Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas II SMAN 5 Jambi, Skripsi. FKIP Jurusan PBS Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi, Jambi. Multazam. 2013. http://id.netlog.com/smpn2tebingtinggi/blog/blogid=2893 diakses pada pukul 13.39 WIB tanggal 12Juli 2013 Nurgiyantoro, B. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Pardjimin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas VIII. Bogor: Yudistira. Pradopo, R.D. 1999. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University press. ___________. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Pratiwi, N. 2010. Mengenal Puisi Lebih Dekat. Jakarta: Multazam Mulia Utama. Sadiman, A, dkk. 1986. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan Nomor 6 Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: CV. Rajawali. Saryono, D. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing. Semi, A.1993. Rancangan Pengajaran Bahasa & Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung. Sulasmono, B. 2009. http://aksiguru.org/ diakses pada pukul 14.30 WIB tanggal 10Juli 2013 Syahril. 1993. Pengaruh Media Pendidikan Terhadap Hasil Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas II SMA Negeri 1 Jambi Skripsi). Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas II SMAN 5 Jambi, Skripsi. FKIP Jurusan PBS Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi, Jambi. Wiyanto, S. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Waluyo, H. J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Zaidan, A. R. 2001. Pedoman Penyuluhan Apresiasi Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernamaPebrianti Dwi Haryani, buah cinta dari pasangan Bapak Suwito dan Ibu Suyamti. Anak ke dua dari tiga bersaudara, penulis lahir di Solok pada tanggal 09 Februari 1991. Penulis menyelesaikan pedidikan dasarnya di SD 01 Y. TKA Solok Selatan pada tahun 2003, kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama di SLTP Y. TKA Solok Selatan, lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMA Don Bosco Padang, lulus pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan kuliah pada tahun yang sama pula yaitu 2009 penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas Jambi, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Jurusan Bahasa
dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melalui jalur Reguler Mandiri. Memasuki semester ke tiga pada tahun 2010 penulis memilih bidang Jurnalistik sebagai mata kuliah kekhususan, dan melaksanakan magang dimedia cetak Posmetro Jambi. Pada semester VII penulis mengikuti mata kuliah KUKERTA(Kuliah Kerja Nyata), di Desa Jebak, Kecamatan Tembesi, Kabupaten Batanghari, dan semester VIII penulis mengikuti mata kuliah Praktik Kependidikan di SMP Negeri 22 Kota Jambi. Pada tanggal 11 Oktober 2013 penulis berhasil mempertahankan skripsi ini dihadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus serta memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S. Pd).