Kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam Mengidentifikasi Tema Amanat, dan Latar Cerita Rakyat
Oleh: Desi Nurmawati A1B109078
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan mengidentifikasi cerita rakyat berdasarkan tema, amanat, latar, cerita rakyat. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi sebanyak 38 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam mengidentifikasi cerita rakyat mencapai nilai 82,7 dengan kategori mampu. Berdasarkan tabel persentase kemampuan mengidentifikasi cerita rakyat nilai tersebut berada pada interval 75 % - 84%. Perolehan nilai tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Tema, yaitu dengan nilai rata-rata 82,3 dengan kategori mampu, dan persentase siswa yang sangat mampu 63%, mampu 18,4%, cukup mampu 15,7%, dan kurang mampu 5,2%. (2) Amanat, yaitu dengan nilai rata-rata 86 artinya tergolong sangat mampu, dan persentase siswa yang sangat mampu 55,3%, mampu 28,9%, dan cukup mampu 15,7%. (3) Latar, yaitu memperoleh nilai rata-rata 80 dengan kategori mampu, dan persentase siswa yang sangat mampu 36,8%, mampu 26,3%, cukup mampu 31,5%, dan kurang mampu I.
PENDAHULUAN Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang menghuni pulau-pulau
nusantara. Setiap suku bangsa tersebut memiliki kebudayaan masing-masing. Berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia menimbulkan keanekaragaman budaya dari berbagai suku bangsa yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Sebagai kekayaan nasional yang sangat berharga, kebudayaan haruslah lebih dikembangkan dan dilestarikan. Salah satunya ialah cerita rakyat, cerita rakyat sebagai kebudayaan daerah dan sekaligus bagian dari aset kebudayaan bangsa Indonesia tidak sekedar
tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya, namun juga memiliki peranan besar dalam kehidupan sosial budaya Indonesia, yakni pengungkap alam pikiran dan sikap sebagai pendukung nilai kebudayaan masyarakat serta penunjang perkembangan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.
Cerita rakyat juga mempunyai fungsi tertentu dalam kehidupan pemiliknya, yaitu sebagai alat pendidikan, sebagai pencerminan sikap pandangan kelompok masyarakat, sebagai pencerminan nilai-nilai dan norma-norma kelompok masyarakat maupun sebagai hiburan. Cerita rakyat adalah karya sastra lama yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat sejak zaman dahulu, dari generasi terdahulu. Cerita rakyat pada awalnya disampaikan lewat media tutur oleh seseorang dalam kelompok kepada anggota kelompok dengan menggunakan bentuk lisan atau dari mulut ke mulut.
Pada umumnya cerita rakyat itu disampaikan pada saat menasehati dan memberi pembelajaran tentang suatu hal, pembelajaran moral dan segala aturan yang berlaku di kelompok ataupun untuk menghibur anggota masyarakat. Dewasa ini, cerita rakyat dapat didengarkan dari penuturan orang tua yang berusia lanjut yang masih hidup dan dapat juga ditemukan dalam kumpulan-kumpulan buku cerita rakyat.
Salah satu usaha untuk melestarikan dan memasyarakatkan cerita rakyat adalah lewat jalur pendidikan formal. Di lembaga pendidikn formal, di samping siswa sebagai anggota masyarakat, mereka di bangku pendidikan memperoleh pelajaran yang berhubungan dengan karya sastra khususnya cerita rakyat.
Kurikulum 2013 di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) pembelajaran sastra mengenai identifikasi cerita rakyat telah dipelajari siswa,
salah satu
kompetensinya adalah mengidentifikasi cerita rakyat ini termasuk kedalam materi observasi, yang bertema cinta lingkungan hidup. Peneliti tertarik mengambil materi ini karena pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menelaah karya sastra, sehingga sastra Indonesia dan daerah betul-betul dirasakan sebagai milik nasional dan bagian penting hidup berbudaya. Penelitian ini, tes yang akan digunakan adalah tes essay, karena disesuai dengan judul penelitian tentang mengidentifikasi cerita rakyat. Salah satu dari mengidentifikasi adalah merinci atau menjelaskan, hal ini bisa disesuaikan dengan tes yang akan diujikan. Sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2001:336) “Identifikasi terhadap unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra adalah bentuk dan isi dengan tujuan membedakan, menyeleksi, memilih, merinci dan menjelaskan”.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
penulis
beranggapan
bahwa
kemampuan
mengidentifikasi unsur cerita rakyat perlu diterapkan kepada para siswa. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa akrab, dan kepedulian para siswa terhadap cerita rakyat yang berasal dari daerah nya masing-masing sebagai salah satu usaha untuk melestarikannya, agar tidak tergeser posisinya dan bahkan hilang di tengahtengah masyarakat pemiliknya akibat dari kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi. II.
KAJIAN TEORI Cerita rakyat adalah bagian dari karya sastra lama yang berbentuk prosa.
Menurut Fitrah (2013:145) “karya sastra adalah merupakan bentuk karya tulis ataupun
lisan yang dihasilkan oleh seseorang melalui ungkapan imajinasi yang mengandung isi dan makna tertentu. Danandjaya (1984: 4) menyatakan bahwa cerita rakyat adalah suatu karya sastra yang lahir dan berkembang dalam masyarakat tradisional dan disebarkan dalam bentuk relatif tetap, atau dalam bentuk baku disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang lama. Menurut Sumardjo (1984:36) “cerita rakyat adalah cerita yang pendek tentang orang-orang atau peristiwa-peristiwa suatu kelompok suku atau bangsa yang diwariskan turun temurun biasanya secara lisan”. Sedangkan menurut Kosasih (2008:11) “cerita rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat atau di suatu daerah tertentu, cerita rakyat banyak bercerita tentang hal-hal yang gaib ataupun peristiwa-peristiwa di luar kehidupan manusia”. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat merupakan sebagian dari kebudayaan rakyat yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun dengan variasi yang berbeda-beda, baik lisan maupun tertulis dengan tujuan tertentu untuk menjadi suatu ciri khas kelompok masyarakat pendukungnya.Dan berkembang di tengah-tengah masyarakat atau di suatu daerah tertentu, cerita rakyat banyak bercerita tentang hal-hal yang gaib ataupun peristiwa-peristiwa di luar kehidupan manusia. III. METODE PENELITIAN Metode penganalisisan deskriptif kuantitatif ini bermaksud mendeskripsikan kadar kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam cerita rakyat. Jenis penelitian ini berupa tes, yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam
pemahaman mengidentifikasi sebuah unsur cerita, khususnya cerita rakyat. Subjek penelitian yang diambil adalah kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dengan jumlah siswa 38 siswa. IV. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui kemampuan mengidentifikasi cerita rakyat siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi berkriteria mampu. Hasil tersebut didapat dengan pengolahan data yang berdasarkan aspek penilaian
yang meliputi tema,
amanat, dan latar. Hasil siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam mengidentifikasi cerita rakyat berdasarkan unsur-unsur tersebut akan dibahas sebagai berikut. Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan mengidentifikasi cerita rakyat siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dari kemampuan menggunakan tema unsur ini mendapat persentase tertinggi kedua, yaitu memperoleh nilai 82,3. Nilai tersebut berada pada interval 75%-84% dan berkriteria mampu. Dari perolehan nilai rata-rata yang diperoleh siswa frekuensi nilai 4,5 sebanyak 19 siswa. Tidak
berbeda
dengan
kemampuan
menggunakan
tema
dalam
hal
menggunakan amanat dalam mengidentifikasi cerita rakyat siswa kelas VII A SMP Negeri 11 juga berada pada kriteria sangat mampu. Pada unsur ini merupakan unsur yang paling banyak dikuasi oleh siswa. Hal ini karena nilai yang diperoleh 86 nilai ini berada pada interval 85%-100%. Dalam menjawab soal yang menyangkut tema siswa sudah mampu menjawab secara rinci dan mempu menjelaskan amanat.
Selanjutnya penulisan dengan mendeskripsikan latar dalam mengidentifikasi cerita rakyat siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi juga memperoleh nilai yang maksimal yaitu memperoleh nilai 80 dan berkriteria cmampu karena nilai tersebut berada pada interval 75%-84%. Dari hasil jawaban siswa mengenai latar, siswa sudah mampu menjawab soal tersebut dengan rinci berdasarkan isi cerita. Artinya pengajaran tentang latar siswa sudah berhasil memahami materi tersebut. V. KESIMPULAN Kemampuan siswa
kelas
VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam
mengidentifikasi cerita rakyat berdasarkan unsur-unsur seperti tema, amanat, dan latar memperoleh nilai rata-rata 82,7. Kemampuan dari segi tema berkategori mampu dengan nilai rata-rata 82,3, dari segi amanat berkategori sangat mampu dengan nilai rata-rata 86, dan dari segi latar berkategori mampu dengan nilai rata-rata8 80. Maka disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 berkriteria mampu. Selain itu, jika ditinjau dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 11 Kota Jambi yaitu 75. Sehingga nilai 82,7 tersebut termasuk nilai yang berkriteria tuntas.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Danandjaya, J.1984. Foklor Indonesia : Ilmu gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta : GrafitiPers. Djiwandono. M.S. 1996. Tes Bahasa Selama Pengajaran. Bandung: ITB
Fitrah, Y dan Saman, S.M. 2013. Metodologi Budaya-Sastra Metode, Teori, dan Penelitian Sastra Jambi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hadiati dan Sinaga. 2001. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Hayati.A dan Adiwardoyo, W. 1990. Latihan Apresiasi Sastra. Malang: YayasanAsih Asuh Malang. Husamah dan Setyaningrum, Y. 2013.Desain Pembelajaran Berbasis Pencapai Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka Karya.
Kosasih, E. 2008.Ensiklopedia Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.