KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII A MTS AL JAMHURIYAH KECAMATAN CINERE, KOTA DEPOK
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ali Maulana NIM 1811013000033
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangandi bawahini: Nama
Ali Maulana
Nim
1811013000033
Jurusan
Pendidikan Bahasadan SastraIndonesia
Alamat
Jl.Raya Gandul No.3 RT.004/001 Kelurahan Gandulo Kecamatan Cinere, Kota Depok MENYATAKAN
DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yarLg berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbinsandosen:
NamaPembimbing
: MahmudahFitriyahrZA'N.IP.d
NIP.
:197012L52009122001
Studi : PendidikanBahasadan SastraIndonesia JurusarVProgram dan saya siap Demikian surat pernyataanini sayabuat dengansesungguhya ini apabilaterbuktibahwaskripsi bukanhasilkarya menerimasegalakonsekuensi sendiri. 2014 Jakarta,Desember
Igg-Yrs"rx.{3\?-4,
N r M .1 8 1 1 0 1 3 0 0 0 0 3 3
LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok disusun oleh Ali Maulana NIM. 1811013000033,JurusanPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuaiketentuanyang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta,
Yang mengesahkan, DosenPembimbing
t2r5 2009122001
Desember 2014
LEMBAR PENGESAHAN
SkripsiberjudulKemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok disusunoleh Ali Maulana NIM. I 811013000033,diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartadan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasahpada tanggal 29 Desember 2014 di hadapandewan penguji. Karenaitu, penulis berhakmemperolehgelar sarjanaS-l (S.Pd)dalam bidang PendidikanBahasadan SastraIndonesia. Jakarta, Desember 2014
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia(Ketua JurusanProdi PBSI)
Tanggal gtnvtatri flO16
Dra. Hindun.M.Pd. NIP: 19701215 2009122001 (Sekretaris JurusanProdiPBSI) Sekretaris DonaAii Kurnia. MA. 1015 NIP: 19840409201101
5 Ja.nuaciActs
PengujiI Makvun Subuki.M.Hum N I!: 1 9 8 0 0 3 0250 0 9 0 1 0 15 PengujiII Ahmad Bahtiar. M.Hum NIP: 19760118 2009121001.'
9 Jctnuan&ff
€,5:r i1 r*t' K$'
0 198603 2001
ABSTRAK Ali Maulana (NIM: 1811013000033). Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok. Kata Kunci : Kemampuan Menulis, Karangan Deskripsi dan Teks Wawancara Penenilitan ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik memberikan tugas menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara kepada siswa. Instrumen yang digunakan adalah petunjuk dan batasan menulis deskripsi. Objek penelitian ini adalah karangan siswa yang dinilai dari aspek subtansi dan kebahasaan. Aspek subtansi terdiri atas Penggambaran objek, kemampuan menyusun organisasi dan kesesuaian dengan teks wawancara. Aspek kebahasaan terdiri atas kemampuan diksi, penggunaan kalimat efektif dan ejaan. Sumber data yang penelitian ini adalah siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah sebanyak 30 orang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mereka dalam menulis karangan deskripsi tersebut masih kurang. Hal tersebut dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik tidak ada, kategori baik 2 orang atau 6%, kategori cukup 9 orang atau 30%, kategori kurang 16 orang atau 53% dan kategori sangat kurang 3 atau 3%. Dengan demikian kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok tergolong kurang.
iii
ABSTRACT
Ali Maulana (NIM: 1811013000033). The Ability in Writing Descriptive Text based on Interview Text of First A Grade Students Junior High School at Al Jamhuriyah, Cinere Depok. Keywords : Ability in Writing, Descriptive Text, Interview Text The objective of this research is to describe the students’ ability in writing especially descriptive writing based on the interview text. The method used in this research is descriptive qualitative method and technique used by giving the assignment to write a descriptive text based on the iterview to students. The instruments of this research is a hint and limitation of writing descriptive text. The object of this research is students’ writing which scored from its substance and literature aspects. The substance consists of description of charakter, ability to construct a descriptive text chronologically and suitability with the interview text. The literature aspect consists of the ability in diction, affective sentence and spelling. The data source in this research is 30 first grade students of Junior High school at Al Jamhuriyah. The result of this study shows that students’ ability in writing descriptive text is still low. It can be seen from the data analysis, there are no students who get the best score in best level , 2 students or 6% in good level, 9 students or 30% in good enough level, 16 students or 53% in low level and 3 student or 3% in very less. Thus, the ability in writing descriptive text based on the interview text in first grade students of Junnior High school at Al Jamhhuriyah, Cinere Depok is still low.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, kemudahan dan kelancaran serta petunjuk-Nya sehingga penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu. Penulisan skripsi ini ditujukuan untuk memenuhi tugas akhir yang telah disyaratkan dalam memperoleh gelar S-1 di UIN (Universitas Negeri Islam) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan skripsi ini diantaranya kepada: 1.
Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dra. Hindun, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. Pembimbing dalam penulisan skripsi ini.
4.
Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Bahasa Indonesia di MTs. Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
6.
Ibunda dan ayahanda tercinta, Lilis binti Sulaeman dan H.Madawih Bin H.Jamhur yang telah memberikan banyak dukungan moril dan do’a restu dalam masa perkuliahan.
7.
Bapak Mertua dan Ibu Mertua, yang selalu memberikan bantuan semangat untuk cepatnya terselesaikan penelitian ini.
8.
Istri ku tercinta Riska Wulansari dan putraku yang tersayang Muhammad Nizar Ali pengobat lelah dan penyemangat hidupku.
v
9.
Kakakku tercinta Syahrul Amin, almh. Lia Dahlia, dan adik-adikku yang tercinta semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua.
10.
Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sahabatsahabatku sukses selalu untuk kalian dan terima kasih kalian selalu memberikan semangat kepada saya. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang terbaik dari
apa yang telah diberikan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
Jakarta, Desember 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .................................... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI .............................................. ii ABSTRAK .......................................................................................................... iii ABSTRAC .......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 5
BAB II
TINJAUAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Menulis ................................................................. 7 2. Jenis Pengembangan Tulisan................................................... 9 3. Pengertian Karangan Deskripsi ............................................... 14 4. Pembelajaran Menulis ............................................................. 19 B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 27
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ........................................................................... 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30 C. Metode Penelitian .......................................................................... 30 D. Populasi ......................................................................................... 31 vii
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31 F. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 34 G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................ 37 B. Hasil Analisis Data ......................................................................... 42
BAB V
PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................... 66 B. Saran ............................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Model Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis ........ 22
Tabel 3.1
Rincian Populasi ............................................................................ 31
Tabel 3.2
Aspek Substansi ............................................................................. 34
Tabel 3.3
Aspek Kebahasaan ......................................................................... 34
Tabel 3.4
Kualifikasi Nilai ............................................................................. 36
Tabel 4.1
Data Kemampuan Siswa Menulis Karangan ................................. 42
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi ....................................................................... 43
Tabel 4.3
Data Kemampuan Menggambarkan Tokoh ................................... 46
Tabel 4.4
Data Kemampuan Menyusun Organisasi ....................................... 48
Tabel 4.5
Data Kemampuan Kesesuaian dengan Teks Wawancara .............. 50
Tabel 4.6
Data Kemampuan Pilihan Diksi..................................................... 53
Tabel 4.7
Data Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif ............................... 57
Tabel 4.8
Data Kemampuan Penggunaan Ejaan ............................................ 61
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Observasi Siswa ......................................................... 69
Lampiran 2
Lembar Wawancara ................................................................. 70
Lampiran 5
Teks Wawancara ...................................................................... 71
Lampiran 6
Instrumen Penilaian Menulis Deskripsi .................................. 72
Lampiran 7
Data Hasil Kemampuan Siswa ................................................ 73
Lampiran 8
Karangan Siswa ........................................................................ 74
x
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa
yang harus dimiliki oleh seseorang, selain keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Menulis, seperti ketiga keterampilan berbahasa lainya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pelatihan dan keterampilan khusus agar menghasilkan gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, jelas dan menarik. Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis, menuntut gagasan yang logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata dengan menarik.1 Keterampilan menulis sangat penting dikuasai seseorang terutama siswa, karena menulis dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang secara tidak langsung, dengan menulis seorang siswa diharapkan dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi dan non fiksi. Peck dan Schulz menyatakan bahwa tujuan menulis adalah (1). untuk membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan mencipakan situasisituasi dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan penulis, (2). mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan, (3). mengajar para siswa menggunakan bantuk yang tepat dalam ekspresi tulis dan mengambarkan pertumbuhan bertahan dalam menulis dengan cara membantu para
1
Henry Guntur T, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Penerbit Angkasa, 2008), Cet.II h. 9 1
2
siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.2 Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Kegiatan pengembangan pembelajaran menulis menurut Purwo dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf.3 Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga keterampilan ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi membutuhkan latihan dan kebiasaan yang berkesinambungan. Minimnya pelajaran kemampuan menulis siswa, kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca dan pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Guru tidak mengajarkan bagaimana cara menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Seringkali ditemukan berbagai kendala dalam kemampuan menulis di kalangan siswa. Seperti keterampilan siswa MTs masih rendah, hal ini terlihat masih banyak siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan. Pada umumnya karangan yang dibuat oleh siswa memuat hanya setengah halaman kertas ujian yang disediakan. Susunannya terlihat tidak teratur sehingga menampakan penalaran yang kurang logis, terdapat banyak kesalahan pemakaian bahasa yang meliputi ejaan, diksi, kalimat dan paragrap. Ada juga siswa yang belum memahami karangan deskripsi dengan baik. Faktor-faktor tersebut di atas terjadi karena minat menulis dikalangan siswa masih rendah, kurangnya motivasi untuk menulis dan kurangnya sarana prasarana atau buku bacaan di sekolah. Untuk mengetahui kemampuan menulis siswa adalah melalui tes. Tes dapat divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal,
2
Ibid,.
3
gambar, tabel, teks, peta, bagan. Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Media pembelajaran seharusnya dapat meningkatkan itensitas pengajaran menulis. Dengan media pembelajaran, pengajaran akan semakin bergairah, menarik dan mempermudah proses belajar mengajar. Teks wawancara dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran menulis, karena pada hakikatnya teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan wawancara. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang narasumber. Menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan kegiatan mengubah teks wawancara menjadi karangan deskripsi. Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri4. Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya. Keterampilan menulis deskripsi menjadi satu keterampilan berbahasa yang sulit untuk dikuasai. Hal ini disebabkan adanya dua unsur yang harus dikuasai oleh penulis, yaitu unsur subtansi seperti menggambarkan tokoh, organisasi dan kesesuaian dengan teks wawancara, serta unsur kebahasaan seperti diksi, kalimat efektif dan ejaan. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang 3 Bambang Kaswanti P, Pragmatik di dalam “Pengajaran Bahasa Indonesia”, dalam Muljanto Sumardi (ed.), Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), Cet.II, hal. 130 4 Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 4.6.
4
menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan prestasi mengarang siswa adalah media teks wawancara. Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan deskripsi akan membantu siswa untuk menggambarkan tokoh. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat. Berdasarkan hal di atas penelitian ini berusaha mengukur kemampuan menulis siswa melalui kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawacara.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang
dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan menulis siswa MTs dianggap masih rendah 2. Siswa belum mampu membuat karangan deskripsi dengan baik 3. Minat menulis siswa masih rendah 4. Pemahaman EYD siswa rendah
C.
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan di atas, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar tingkat kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.
D.
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi
masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan adalah bagaimana kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan
5
teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok ?
E.
Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulisan skripsi ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.
F.
Manfaat Hasil penelitian ini diharapan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua hal tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis a.
Sebagai perbandingan bagi guru dalam mengetahui kemampuan menulis siswa
b.
Sebagai bahan referensi bagi guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.
c.
Menambah khasanah konsep tentang penyebab kelemahan siswa dalam membuat karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Guru Guru dapat mengevaluasi penyebab kelemahan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara.
b.
Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.
6
c.
Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan menulis siswa.
d.
Bagi Peneliti Dapat mengetahui penyebab kelemahan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasaarkan teks wawancara siswa.
BAB II TINJAUAN TEORI A.
Deskripsi Teori 1.
Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.1 Menurut Finoza menulis merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu.2 Sebagai perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti bahwa menulis
adalah
keseluruhan
rangkaian
kegiatan
seseorang
untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.3 Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang
tersebutlah
pembaca
dapat
memahami
apa
yang
dikomunikasikan penulis. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang
1 Henry Guntur T, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Penerbit Angkasa, 2008), Cet.II h. 22 2
Lamudin, Finoza,Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia,2004), Cet.I h. 234
3
Ibid., 7
8
keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis. Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, keterampilan
berbahasa,
keterampilan
penyajian,
dan
yaitu
keterampilan
pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Jadi, sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam kegiatan menulis, yaitu (1) penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya. Bahasa merupakan sarana komunikasi. Penulis harus menguasai bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa Indonesia,
dia
harus
menguasai
bahasa
Indonesia
dan
mampu
menggunakannya dengan baik dan benar. Bahasa yang baik adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini biasanya berhubungan dengan nilai rasa. Seseorang mungkin saja menguasai bahasa lisan secara fasih, namun sulit menguasai bahasa tulis dengan baik karena beda ragamnya. Orang yang menguasai bahasa Indonesia ragam lisan belum tentu dapat menggunakan ragam tulis dengan baik. Adapun bahasa yang benar
9
adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang ada. Bahasa yang benar harus menggunakan tata bahasa, sistem ejaan, artikulasi, dan kalimat yang sesuai dengan aturan bahasa.4 Mengacu pada pendapat di atas, menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang diucapkan (membahasa tuliskan dari bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca. Seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis, jika tujuan penulisannya sama dengan yang dipahami oleh pembaca.
2.
Jenis Pengembangan Tulisan Morris dalam Tarigan mengklasifikasikan tulisan menjadi empat jenis yaitu
eksposisi, argumentasi, deskripsi dan narasi.5
a.
Eksposisi Eksposisi
adalah
tulisan
yang
tujuan
utamanya
adalah
mengklarifikasikan, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Dengan menulis bergaya eksposisi, penulis mencoba untuk memberi informasi dan petunjuk atau suatu hal kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan paragraf seperti dengan memberikan contoh, proses, sebab-akibat, klarifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras. Terkadang untuk memperjelas uraian, eksposisi dapat dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.6 Menurut Semi eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan 4
Ramlan A.G dan Mahmudah Fitriyah ZA, Disiplin Berbahasa Indonesia , (Jakarta, FITK Press, 2011), Cet.I, Hal.6 5
Tarigan., op. cit., h.28
6
Mudrajat Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), Cet.I, h.72
10
informasi tentang sesuatu. Sebagian besar tulisan narasi adalah berbentuk eksposisi. Kadang-kadang tulisan berbentuk eksposisi bila terjurus ke suatu cara tertentu akan disebut deskripsi atau argumentasi.7 Tulisan eksposisi dapat disebut argumentasi bila tulisan tersebut memiliki kecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari proses penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data lengkap, dan ingin mengubah pemikiran pembaca agar menerima pendapat penulis. Tulisan eksposisi mencoba memberikan informasi dan petunjuk kepada pembaca. Eksposisi menggunakan cara dengan mengembangkan paragrap seperti memberikan contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi dan analisi. Gaya penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang dimaksudkan dari gagasan tersebut. Pemberian informasi penjelasan melalui karangan ekposisi hanya bersifat menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini tidak dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dan emosional. Penulis hanya menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang menarik minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung bermakna denotatif. Jenis karangan ekposisi dapat berupa kisah perjalanan, pemaparan suatu peristiwa atau kejadian, bentuk struktur dan tugas organisasi atau laporan kegiatan. Untuk memperjelas uraian, karangan ini dapat dilengkapi dengan grafik atau gambar.
7
M.Atar Semi, Mahir Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), Cet.I, h.37
11
b.
Deskripsi Semi menyatakan bahwa deskripsi adalah tulisan yang tujuannya
memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.8 Menurut Kunjana Rahardi deskripsi yakni melukiskan atau menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Jadi tulisan ini bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan itu.9 Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. Supaya karangan ini sesuai dengan penulisannya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis. Penulis ditutut memotret hal atau benda seobjektif mungkin sesuai.
c.
Argumentasi Keraf menyatakan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.10 Ciri-ciri pengembangan karangan argumentasi sekaligus merupakan juga ciri pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut. 1)
8
bertujuan menyakinkan orang lain (ekposisi memberi informasi);
Ibid., h. 42
9
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang (Jakarta: Penerbit Erlanggga, 2009), h. 166 10
Goris, Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia, 2010), Cet.18, h. 3
12
2)
berusaha membuktikan suatu penyataan atau pokok persoalan (ekposisi hanya menjelaskan);
3)
menggugah pendapat pembaca (ekposisi meyerahkan keputusan kepada pembaca); dan
4)
fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (ekposisi menggunakan fakta sebagai alat mengkongkretkan)11 Berdasarkan pendapat di atas, argumentasi merupakan karangan yang
berusaha menjelaskan suatu masalah dengan menyajikan alasan-alasan. Ketika mengembangan karangan ini, Penulis harus menganalisis dan menjelaskan suatu masalah secara terperinci dan mendalam, alasan-alasan yang dikemukakan harus didukung dengan bukti-bukti yang menyakinkan. Dengan kata lain, argumen adalah suatu proses benalar. Pengarang dapat dapat menggunakan penalarannya dengan metode deduktif induktif. Deduktif merupakan metode benalar yang bergerak dari halhal yang bersifat umum ke hal-hal atau pernyataan yang bersifat khusus. Sebaliknya,
induktif
adalah
metode
benalar
yang
dimulai
dengan
mengemukakan penyatan yang bersifat khusus kemudian diiringi dengan kesimpulan umum. Pengarang dapat mengajukan penalarannya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat ke sebab, sebab ke akibat,
dan pola-pola
deduktif ke induktif. Argumentasi dan ekposisi merupakan bentuk atau jenis tulisan yang paling banyak digunakan di dalam tulisan-tulisan ilmiah. Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam karangan ini, pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan merupakan penyokong opini tersebut.
11
Ibid.,
13
d.
Narasi Narasi berasal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita
adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi. Narasi bisa saja dimulai dari peristiwa di tengah atau paling belakangan sehingga memunculkan alur yang flashback. Menurut Mudrajat narasi bisa bergaya sudut pandang orang pertama sehingga terasa subjektivitas pengarangnya, atau orang ketiga yang kan terasa sangat objektif. Narasi sering kali digabungkan dengan deskripsi dan berfungsi sebagai eksposisi atau persuasi12. Finoza menyatakan bahwa narasi berusaha menciptakan, megisahkan, merangkaikan, tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuh peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.13 Menurut Semi narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu.14 Selajutnya, Keraf mengatakan karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain, narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha mengambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.15 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan, secara sederhana narasi merupakan cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam suatu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
12
Mudrajat Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), Cet.I, h.77
13
Lamudin, Finoza,Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia,2004), Cet.I h. 244
14
M. Atar, Semi, Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), h. 32
15
Keraf, op. cit., h. 136
14
3.
Pengertian Karangan Deskripsi Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang berarti menggambarkan
atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelasjelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya. Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca dan memberi identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya tadi. Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas dari apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas matahari, serta keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu upaya untuk melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca Cara supaya kita dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya. a.
Melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu yang disekeliling kita dapat kita amati, laba-laba yang bekerja membuat sarang, rumput ilalang yang bergoyang diterpa angin dan lain sebagainya.
b.
Melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin. Jika kita melukiskan betapa mengerikianya tersesat di hutan, maka situasi yang dihutan
15
c.
dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkaplengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat di hutan. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu penulis dituntut untuk mampu memilih
dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra inderawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara gamblang, hidup, dan tepat. Sebagai contoh, seseorang mengatakan malam purnama indah sekali. Pernyataan itu mengungkapkan indera penglihatan serta suasana hati orang itu menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus indah. Meskipun demikian, pernyataan itu masih terlalu umum dan kasar karena belum mampu menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran konkret mengenai keindahan malam purnama. Mengapa malam itu disebut purnama? Mengapa malam itu menjadi indah? Oleh karena itu, penulis deskripsi yang baik akan menghindari metafor, kiasan, atau kata-kata konotatif, akan sangat menentukan kekenyalan nuansa makna dari sebuah pemerian. Dengan demikian dalam menggarap deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.16 Karangan deskripsi adalah karangan yang menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu. Deskripsi berkaitan erat dengan pancaindera. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasa apa yang dilukiskan penulisnya. Jadi karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang
16
h. 7.30
Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001),
16
lain. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong. Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi.
A.
Ciri-ciri Karangan Deskripsi Ciri penanda deskripsi menurut Semi adalah17 : 1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek. 2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca. 3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah 4. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang objeknya pada umumnya benda, alam, wrna, dan manusia. 5. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan uang.
B.
Macam-macam Deskripsi Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari
objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan.
1.
Deskripsi ekspositorik Melalui deskripsi ekspositorik, penulis hanya ingin memberitahukan,
memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis. Deskripsi ekspositorik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada
17
M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), h.43
17
pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang formal dan lugas.
2.
Deskripsi artistik (impresionistik) Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada
pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang menggugah. Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca.18 Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca. Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih atas dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat.
a.
Deskripsi Orang Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi
tubuh,tetapi juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seseorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang baik. 18
Ibid.,
18
b.
Deskripsi Tempat Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa.
Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.
C.
Pendekatan Deskripsi Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan atas pendekatan realistis,
pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis.
a.
Pendekatan Realistis Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang
dibuatnya itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin. Perincianperincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dilukiskan sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai dengan aslinya. Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis sama dengan keadaan yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan mata. Gambaran kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada yang akan berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis sudah berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermatcermatnya.
b.
Pendekatan Impresionistis Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu
secara
subjektif
sesuai
dengan
impresi
penulis.19
Penulis
berusaha
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia “Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa”, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 241. 19
19
subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis menyeleksi secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan. Kemudian, baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis harus dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Faktafakta ini dijalin dan diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis.
c.
Pendekatan Menurut Sikap Penulis Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat
objek,
serta
pembaca
deskripsinya.
Dalam
menguraikan
sebuah
persoalan,penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan sebuah perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya. Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis.
4.
Pembelajaran Menulis Belajar dan mengajar merupakan dua istilah dalam dunia pendidikan yang
sangat populer. Kedua istilah itu mengacu kepada suatu proses yang terjadi dalam suatu rangkaian unsur yang saling terkait. Belajar berarti berusaha agar memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik
20
pad seluruh siswa. Menurut Burton mengajar adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dam motivasi kepada siswa agar terjadi proses belajar.20 Bagaimanapun bentuknya, proses belajar mengajar harus diarahkan untuk mencapai hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai kemanusiannya. Olah karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Lebih khusus kompetensi menulis siswa pada tingkatan menengah adalah siswa dapat menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks.21 Untuk mencapai kompetensi di atas, segala sesuatu harus diupayakan sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar menulis tersebut lebih bermafaat. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar mengajar menulis. Hal itu meliputi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. a.
Tujuan Pembelajaran Menulis Secara umum tujuan pembelajaran menulis adalah siswa mampu
mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan22. Oleh karena itu, tujuan proses belajar mengajar menulis hendaknya selalu diarahkan kepada kegiatan terampil menulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam perencanaan pengajarannya harus memperhatikan poin-poin tertentu yang dapat memudahkannya mencapai
Asep Henryy Hermawan Dkk, “Teori Mengajar”, dalam Mohammad Ali (ed), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: Imperial Bakti Utama, 2009), h. 75. 20
21
Depag, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah ( Jakarta: Depag, 2005), h. 86
22
Ibid., h. 96
21
tujuan tersebut. Jadi, latihan menulis dengan segala dinamikanya merupakan kunci utama keberhasilan. Siswa harus dibiasakan menulis. Hasil tulisan tersebut didiskusikan, sehingga mereka mengetahui kelemahan dan keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskan lah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada keterampilan menulis siswa. Sekalipun tujuan pengajaran adalah terampil, bukan berarti aspek yang lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya, di akhir proses belajar mengajar hendaknya siswa terampil menulis dan mengerti dengan kaidah-kaidah menulis. Untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan, khususnya proses belajar mengajar menulis. Penetapan dan pengelolaan perencanaan, proses, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran merupakan hal utama yang harus dikelola dengan tepat.
b.
Metode Pembelajaran Menulis Metode pengajaran merupakan cara mengajar pengajar dalam proses
belajar mengajar yang dibina. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan memperhatikan apakah suatu metode pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi tertentu, guru dapat memilih metode pembelajran yang efektif yang mengantrakan siswa mencapai tujuan. Metode latihan dan praktek merupakan dua metode yang ampuh untuk pembelajaran menulis. Dalam pembelajaran menulis meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan sedangkan praktek biasanya dilakukan suatu kegiatan yang sebenarnya, sehingga memberi pengalaman belajar bersifat langsung.23
23
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima). h. 104
22
Selain itu, pengajar hendaknya juga mengetahui pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis. Untuk lebih jelas mengenai model atau pendekatan pembelajaran menulis kita perhatikan perbedaan antara pendekatan
tradisional
dan
pendekatan
keterampilan
proses
dalam
pembelajaran menulis sebagaimana dikemukakan oleh Tompkins pada tabel berikut ini.24 Tabel 2.1 Model/Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis NO
KOMPONE N
1.
Pilihan Topik
Tugas menulis kreatif yang spesifik diberikan oleh pengajar.
2.
Pembelajaran
3.
Fokus
Pengajar hanya sedikit atau tidak memberikan pelajaran. Pembelajar diharapkan menulis sebaik-baiknya. Berfokus pada tulisan yang sudah jadi.
4.
Rasa Memiliki
5.
Pembaca
24
PENDEKATAN TRADISIONAL
Pembelajar menulis untuk pengajar dan kurang merasa memiliki tulisan sendiri. Pengajar merupakan pembaca utama.
PENDEKATAN PROSES Pembelajar memilih topik sendiri, atau topik-topik yang diambil dari bidang studi lain. Pengajar mengajar pembelajar mengenai proses menulis dan mengenai bentuk-bentuk tulisan. Berfokus pada proses yang digunakan pembelajar ketika menulis Pembelajar merasa memiliki tulisan sendiri.
Pembelajar menulis untuk pembaca yang sesungguhnya.
Novi Resmini, Dkk, Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya, (Bandung:Penerbit UPI Press, 2006).Cet.I, h. 241
23
.
6.
Kerja Sama
7.
Draft
8.
Kesalahan Mekanik
9.
Peran Pengajar
10.
Waktu
11.
Evaluasi
Hanya sedikit atau tidak ada kerja sama.
Pembelajar menulis dengan bekerja sama dan berbagi tulisan yang dihasilkan masing-masing dengan teman-teman satu kelompok/kelas. Pembelajar menulis draft Pembelajar menulis draft tunggal dan harus kasar (outline) untuk memusatkan pada isi menuangkan gagasan dan sekaligus segi mekanik kemudian merevisi dan (ejaan, tanda baca, tata menyunting draft ini tulis). sebelum membuat hasil akhir. Pembelajar dituntut Pembelajar mengoreksi untuk menghasilkan kesalahan sebanyaktulisan yang bebas dari banyaknya selama kesalahan. menyunting, tetapi tekanannya lebih besar pada isi daripada segi mekanik. Pengajar memberikan Pengajar mengajarkan tugas menulis dan cara menulis dan menilainya jika tulisan memberikan balikan sudah jadi selama pembelajar merevisi dan mengedit/menyunting. Pembelajar Pembelajar mungkin menyelesaikan tulisan menghabiskan waktu dalam satu jam tidak hanya satu jam pelajaran. pelajaran untuk mengerjakan setiap tugas menulis Pengajar mengevaluasi Pengajar memberikan kualitas tulisan setelah balikan selama tulisan selesai disusun. pembelajar menulis, sehingga pembelajar dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki tulisannya. Evaluasi berfokus pada proses dan hasil.
24
Berdasarkan kedua pendekatan pengajaran menulis seperti tertera pada tabel 2.1, dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya. Pada pendekatan tradisional, pengajar memberikan topik tulisan dan setelah siswa mengerjakan tugas tersebut selama satu jam pelajaran, pengajar mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi. Dengan model pembelajaran seperti ini, biasanya hanya sedikit saja siswa yang dapat menghasilkan tulisan yang baik. Sebagian besar siswa biasanya hanya menghasilkan tulisan yang kurang baik. Menyadari terhadap kenyataan yang tidak menguntungkan bagi upaya pengembangan keterampilan menulis bagi siswa seperti digambarkan di atas, selayaknya dapat diterapkan model atau pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, terlebih dahulu perlu diketahui proses kreatif dalam menulis.
c.
Evaluasi Pembelajaran Menulis Nitko dan Brookkhart mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa.25 Penilaian merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi berbahasa dan bersastra Indonesia yang sudah dicapai oleh siswa setelah beberapa tatap muka di kelas, pada tenggah semester, akhir semester, atau akhir tahun. Adapun aspek penilaian mencakup tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor), Ketiga aspek ini meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, baik yang berkaitan dengan bahasa maupun sastra Indonesia.26 Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui tingkat ketahuan dan keterampilan menulis siswa, (2) mengetahui keberhasilan proses
25
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
26
Ibid,. h. 13
h. 2
25
belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (3) menentukan kebijakan selanjutnya. Evaluasi
pembelajaran
menulis
meliputi
kemampuan
siswa
mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa yang tepat. Dengan kata lain, penilaian yang dilakukan dalam tes menulis mempertimbangakan kesesuaian judul, penataan, gagasan, paragraf, diksi, ejaan, tanda baca, dan bahasa dalam kaitanya dengan konteks dan isi. Aspekaspek ini tidak dinilai sekaligus, melainkan melaui proses dan secara bertahap sebagaimana telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku. Evaluasi menulis dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur tes menulis. Tes menulis dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain, pendekatan diskret, pendekatan integrati dan pendekatan pragmatik atau pendekatan komunikatif. 27 Tes menulis dengan pendekatan diskret dilakukan dengan pemisahan aspek kemampuan, seperti tes ejaan dan tanda baca, tes tata bahasa, tes menyusun kalimat, tes menyusun paragraf, dan sebagainya. Tes menulis dengan pendekatan integratif dilakukan dengan cara menyatukan semua apek kemampuan menulis; siswa membuat tulisan secara utuh. Tes menulis dengan endekatan pragmatik atau komunikatif menekankan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis, baik dari kejelasan dalam mengemukakan gagasan, pilihan kata, organisasi paragraf, keterbacaan teks, dan sebagainya.
d.
Teks Wawancara sebagai Salah Satu Media Pembelajaran Menulis Kata Media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara
harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’. Jadi media
27
Sri Wahyuni dan Abd.Syukur, Asesmen Pembelajaran Bahasa, (bandung: penerbit Refika Aditama, 2012), Cet.I, Hal,37
26
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.28 Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan oleh siswa atau guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Media dan proses penggunaanya mungkin jarang terpikirkan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran seharusnya dapat meningkatkan itensitas pengajaran menulis. Dengan media pembelajaran, pengajaran akan semakin bergairah, menarik dan mempermudah proses belajar mengajar. Teks wawancara dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran menulis, karena pada hakikatnya, wawancara merupakan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai sesuatu hal untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditanyangkan pada layar televisi.29 Dengan kata lain, teks wawancara bukan lagi hal yang asing dalam lingkungan siswa. Teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang narasumber. Menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan kegiatan mengubah teks wawancara menjadi karangan deskripsi. Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas
jelasnya
sehingga
pembaca
seolah-olah
menyaksikan
28
atau
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 8. 29
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h.1619
27
mengalaminya sendiri.30 Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesankesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya. Penggunaan mengembangkan
teks
karangan
wawancara deskripsi
sebagai akan
alat
membantu
bantu siswa
dalam untuk
menggambarkan tokoh secara rinci. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.
3.
Hasil Penelitian yang Relevan Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sunarti (2013) dengan judul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2012/2013. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil penelitiannya adalah bahwa kemampuan siswa menulis karangan narasi melalui media gambar berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 70,78 %. Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan media gambar sedangkan penulis berdasarkan teks wawancara.31 30
Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 4.6. 31 Dewi Sunarti, Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2012/2013, (Tanjungpinang, 2012)
28
Penelitan yang dilakukan oleh Harmaya Erviana (2013), mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan judul “Kemahiran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitannya adalah . dapat ditentukan skor ratarata siswa dalam menulis karangan narasi yaitu 70,05% dengan kualifikasi baik dan tingkat keberhasilan pembelajaran berhasil. Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat kemampuan menulis karangan narasi tidak menggunkan media sedangkan penulis menggunakan media berupa teks wawancara.32 Penelitian Arief Wijaya Mahasiswa PBSI Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan judul “Kemahiran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Madinah Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian diatas dihasilkan 18 siswa memperoleh nilai dengan persentasi ketercapaian belajar 65-84% termasuk kategori baik. 15 siswa memperoleh nilai dengan persentase ketercapaian belajar 5564% termasuk kategori cukup baik. 43 siswa memperoleh nilai dengan persentase ketercapaian belajar 0-54% termasuk kategori kurang baik. Skor rata-rata seluruh siswa dalam menulis karangan narasi menunjukan kurang baik.33 Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat
32
Harmava Elviana, Kemahiran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013, (Bintan, 2012) 33 Arief Wijaya, Kemahiran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Madinah Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013, (Tanjungpinang, 2012)
29
kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pritidak menggunkan media sedangkan penulis menggunakan media berupa teks wawancara. Dari ketiga hasil penelitian terdahulu seperti dipaparkan di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi siswa. Akan tetapi dari ketiga penelitian tersebut terdapat perbedaan yaitu pada media yang digunakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah MTs Al Jamhuriyah Cinere, Depok, Beralamat di
Jalan Raya Gandul No.28 RT.001/006 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok. Objek penelitian ini adalah Karangan deskripsi siswa MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok. Penelitian ini dilakukan pada semester ke dua Tahun Pelajaran 2013/2014.
B.
Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII A yang
berjumlah 30 Siswa.
C.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif . Lexy mengatakan sumber data penelitian deskriptif kualitatif yakni data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.1 Mukhtar menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.2 Dalam penelitian dengan metode ini, peneliti akan dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti 1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset, 2013) h. 11 2
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskrpftif Kualitatif, Cet. Pertama (Ciputat: Referensi (GP PressGroup, 2013) h. 10 30
31
berusaha menginterprestasikan fakta yang relevan secara menyeluruh. Oleh karena itu, analisis kualitatif fokusnya pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan seringkali melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari pada bentuk angka.3
D.
Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere, Kota Depok. Jumlah populasi seluruhnya adalah 30 siswa. Adapun rincian populasi tersebut dapat dilihat berikut ini. Tabel 3.1 Rincian Populasi No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
Laki-laki
12
2.
Perempuan
18
Jumlah
1.
30
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan studi dokumenter.
a.
Observasi (Pengamatan) Pengamatan adalah kegiatan untuk mengenali setiap gejala dan
indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan maupun akibat sampingannya. Observasi diperlukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dari sekolah. Beberapa hal yang 3
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 257.
32
dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut. (1) pengambilan data di sekolah, (2) melihat dan merekam pembelajaran yang berlangsung di kelas, (c) mengadakan kerjasama dengan kolaborator.
b.
Wawancara Wawancara digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi-
informasi penting, yang terjadi sebelum tindakan. Adapun tujuan wanwancara menurut Tarigan adalah untuk memperoleh atau menjaring informasi dengan percakapan aktual dengan subjek atau pembahan (informan).4 Dalam penelitian pengajaran dan pembelajaran bahasa wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemahiran berbahasa para pembelajar. Oleh karena itu penulis melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan. Materi wawancara adalah mendiskusikan pembelajaran keterampilan menulis. Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa keterampilan menulis siswa rendah, hal ini terlihat dari siswa memiliki minat yang kurang dan cepat bosan dalam kegiatan menulis. Mereka selalu mengeluh ketika diberi tugas untuk menulis karangan dengan alasan bahwa menulis karangan itu tidak mudah.5
c.
Dokumentasi (Teks Deskripsi) Tes dilakukan terhadap subjek penelitian. Tes digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik. Bentuk tes yang dilakukan berupa penugasan menulis deskripsi. Selanjutnya peneliti menggunakan
metode
simak dengan teknik catat. Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik catat yaitu pencatatan yang dilakukan pada kartu
4 Henri Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembejaran Bahasa, (Bandung, Penerbit Angkasa, 2009) h. 160 5
Lembar wawancara dengan guru sebelum penelitian (lampiran-lampiran) h. 65
33
data yang dilanjutkan dengan klasifikasi.6 Penulis mengambil metode ini kerena, peneliti menggunakan objek penelitiannya adalah bahasa tulis yaitu teks deskripsi. Sebagaimana diungkapkan Maksun “apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiaannya dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut.7 Dalam mengumpulkan data, peneliti memulai dengan melakukan menyimak dan membaca karangan deskripsi siswa secara cermat, sehingga mengetahui kesalahan berbahasa Indonesia yang ada dalam karangan, dengan kartu data. Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data didapatkan dengan cara memberi tugas menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dengan waktu yang telah ditentukan (90 menit). Instrumen yang digunakan adalah teks wawancara. Teks wawancara tersebut dikembangkan menjadi karangan deskripsi. Teks wawancara yang telah diubah menjadi karangan deskripsi diberi penilaian berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan. Aspek penilaian tersebut dibagi atas dua jenis, yaitu aspek substansi dan aspek kebahasaan. Burhanudin mengatakan penilaian terhadap hasil karangan peserta didik sebaiknya juga menggunakan rubrik penilaian yang mencangkup komponen isi dan bahan masing-masing dengan sub komponennya.8 Adapun rincian aspek ini adalah sebagai berikut :
6
Maksun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Ed. Rev. h. 93
7
Ibid,.
8
Burhanudin Nurgiantoro, Penilian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BFEE, 2012) Cet. ke-3 h. 439
34
Tabel 3.2 Aspek substansi
No.
Aspek Penilaian
Skor maksimum
1.
Penggambaran Tokoh
25
2.
Organisasi
20
2.
Keseuaian dengan teks wawancara
5
Jumlah
Skor siswa
50
Tabel 3.3 Aspek kebahasaan No.
Aspek Penilaian
1.
Diksi
20
2.
Kalimat Efektif
25
3.
Ejaan
5 Jumlah
2.
Skor maksimum
Skor siswa
50
Teknik Pengolahan Data Sesuai dengan metode yang telah dilakukan, prosedur pengolahan data
ditempuh melalui sejumlah tahapan, yaitu 1) memeriksa karangan siswa berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan; 2) memberikan skor pada aspek yang diperiksa sesuai dengan ketentuan penskoran yang telah ditetapkan. kemudian, skor yang diperoleh oleh setiap siswa dihitung sebagai nilai kemampuan siswa yang bersangkutan;
35
3) merekap data penilain yang diperoleh siswa untuk setiap aspek yang diteliti; dan 4) menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek yang diteliti, kemudian mencari nilai rata-ratanya.
3.
Teknik Analisis Data Penelitian ini menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik
sederhana. Hal ini bertujuan untuk mencari 1) tingkat penguasan rata-rata setiap aspek yang ditentukan; 2) tingkat penguasaan rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, untuk mencari nilai rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, menggunakan rumus sebagai berikut.9
X Mx N Keterangan:
Mx
= mean (nilai rata-rata)
∑Xi = jumlah seluruh data N
= jumlah data
Setelah diperoleh nilai rata-rata, langkah selanjutnya adalah menentukan klasifikasi penilaian dengan menggunakan skala yaitu, sebagai berikut:
9
h.,81
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011),
36
Tabel 3.4 Kualifikasi nilai No.
Kualifikasi
Skor
1.
sangat baik
85-100
2.
baik
70-84
3.
cukup
55-69
4.
kurang
40-54
5.
sangat kurang
≤39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Profil Sekolah 1.
Sejarah Singkat Berawal dari Madrasah Diniyah dengan wakaf dari alm. H.Jamhur bin
H Limun. Madrasah Diniyah tersebut diresmikan menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tahun 1980. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap madrasah ini menggugah hati pendirinya untuk mendirikan sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) sekolah sederajat dengan Sekolah Menegah Pertama (SMP) yaitu Tahun 1987. Sebelumnya H. Muhayar telah mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Pendidikan Islam Al Jamhuriyah dengan akte notaris Ny. Sri Hastuti Tjahjadi, SH nomor 4 tanggal 1 September 1987. Madrasah Tsanawiyah ini diberikan nama MTs Al Jamhuriyah sama seperti nama yayasan tersebut. Madrasah ini berlokasi di tempat yang sangat nyaman dan strategis yaitu beralamat di Jalan Raya Gandul No. 28 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, kota Depok. Madrasah yang mulai beroperasi pada tahun 1987 mendapat izin operasional dari Departemen Agama Propinsi Jawa Barat dengan nomor Wi/I/HK 008/374/1994 tanggal 11 Nopember 1994.
2.
Profil NSM
: 121232760032
NPSN
: 20279701
Nama Sekolah
:
MTs Al Jamhuriyah
Status
:
Swasta
Nama Yayasan
:
Yayasan Pendidikan Islam Al Jamhuriyahi
Alamat
:
Jl. Raya Gandul No. 28 37
38
Kelurahan
:
Gandul
Kecamatan
:
Cinere
Kota
:
Depok
Kode Pos
:
16512
Akte Yayasan
:
Nomor : 8 Tahun 2008 Tanggal : 11 Desember 2008 Notaris : NY. TOETY JUNIARTO, SH
Tahun Didirikan
:
1987
Nomor SK Pendirian :
4
Tahun Beroperasi
:
1987
Izin Operasional
:
dwi MTs 3894
Akreditasi Sekolah
:
Jenjang : A Tanggal : 28 Oktober 2011 Lembaga yang Mengeluarkan SK : BAN-SN
3.
Nomor SK Akreditasi :
200692/ BAPS/MX /2011
Nama Kepala Sekolah :
H. Usman HT
Tel./Fax
:
021 753 2220
Web.
:
http://www.mtsaljamhuriyah.sch.id
E-mail
:
[email protected]
Visi dan Misi Visi dan misi di MTs. Al Jamhuriyah Depok adalah sebagai berikut :
a.
V I S I Menjadi Madrasah yang unggul dalam mutu berlandaskan iman dan taqwa
39
Indikator Visi Unggul dalam proses pembelajaran dan bimbingan Unggul dalam pengembangan potensi siswa Unggul dalam suasana akrab, ramah, santun dan agamis
b. M I S I 1) Melakukan inovasi dalam pengembangan Kurikulum; 2) meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional serta berkompeten; 3) menerapkan PAIKEM dalam proses pembelajaran 4) mengoptimalkan
pemanfaatan
IPTEK
dalam
proses
pembelajaran; 5) melengkapi sarana, prasarana dan media pembelajaran; 6) mendorong dan membantu setiap siswa mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal; 7) menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan mendorong pengamalan ibadah bagi setiap warga madrasah dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan taqwa dan meningkatkan
pendayagunaan
potensi
sekolah
dan
lingkungan.
4.
Tujuan Tujuan penyelenggaraan Pendidikan di MTs. Al Jamhuriyah Depok adalah sebagai berikut : 1) Melayani masyarakat sekitar khususnya usia Pendidikan Dasar dalam hal pendidikan formal (umum dan agama) 2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dengan pembuatan KTSP yang inovatif
40
3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seluruh warga sekolah. 4) Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan secara intensif. 5) Mengoptimalkan kualitas pembelajaran secara intensif 6) Menumbuhkembangkan daya kreatif dan inovatif pendidik dan siswa dalam proses pembelajaran 7) Membina penegakan disiplin seluruh warga sekolah. 8) Menyalurkan minat dan bakat siswa dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler ( olahraga,seni budaya,LDK dan daur ulang ) 9) Menyediakan
pelayanan
konseling
khususnya
pendidikan,
keagamaan dan sosial untuk siswa dan orang tua siswa. 10) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan secara bertahap sarana prasarana baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya 11) Menjalin hubungan kerjasama antara sekolah, masyarakat dan instansi lain. 12) Menata lingkungan yang asri dan nyaman, serta bermanfaat multi fungsi bagi warga sekolah. 13) Membudayakan penerapan 7 K di lingkungan madrasah
5.
Keadaan Guru
No
Nama Guru
L/P
Jabatan
Mata Pelajaran
1
H.Usman HT
L
Kepala Madrasah
-
2
Dra.Hj.Masiti
P
Guru
Al Qur’an Hadits
3
Hj.Siti Hawa
P
Guru
KTK,BTQ
41
4
Hasan Zainal A
L
Guru
B.Sunda
5
Satibi
L
Guru
BK
6
Mahyuddin
L
Guru
Penjaskes
7
Afrizon,S.Ti
L
Guru
IPA
8
Drs.H.Madalih
L
Guru
SKI
9
H.Muhammad
L
Guru
B.Arab
10
Drs.H.Masturo
L
Guru
B.Arab
11
Mascicih,S.Ag
P
Guru
IPS
12
H.Murtanih
L
Guru
IPA
13
H.Mas’ud,S.Sos.I
L
Guru
Fiqih
14
Zainuddin,S.Ag
L
Guru
Aqidah Akhlak
15
Nurjaya,S.Ag
L
Guru
PKn
16
Ali Maulana
L
Guru
Bahasa Indonesia
17
Jumoro,S.Pd
L
Guru
B.Indonesia
18
Zulkahfi
L
Guru
MTK
19
H.Abd.Hafidz
L
Guru
BTQ
20
Marsonah
P
Guru
IPS,MTK
21
Wahyuningsih
P
Guru
Bahasa Inggris
6.
Keadaan Siswa
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa 60
2
84
2
766
2
394
42
B.
Deskripsi Data Data penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah
Kecamatan Cinere Kota Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara. Penilaian terhadap data penelitian ini meliputi aspek substansi dan aspek kebahasaan. Skor aspek substansi adalah 50 yang terdiri atas skor pengambaran tokoh 25, skor organisasi 20 dan kesesuaian dengan teks wawancara 5. Adapun skor untuk aspek kebahasaan adalah 50 yang terdiri diksi 20, kalimat efektif 25 dan ejaan 5. Data penelitian disajikan atau diklasifikasikan dalam tabel. Adapun nilai-nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan mengembangkan karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Data Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Aspek Penilaian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama NZ RK AD NN AG AA AS FR AD NS SS NH NR RA OF AK WH HA MS FA
1 16 10 12 13 13 9 9 11 12 15 15 13 12 11 9 12 9 10 7 12
Subtansi 2 14 9 12 13 13 9 9 10 10 15 15 13 10 11 9 12 9 9 7 12
3 5 2 3 5 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3
4 15 11 9 10 11 10 9 9 10 9 14 11 7 8 7 10 8 7 8 9
Kebahasaan 5 16 10 16 14 14 15 13 13 13 11 16 14 9 8 9 10 9 10 9 16
Jumlah 6 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 4
70 44 55 57 57 49 44 49 50 33 35 51 49 45 57 55 67 57 36 56
43
21 VA 22 RH 23 MA 24 AT 25 MN 26 EH 27 LF 28 SM 29 AD 30 AF Jumlah
14 12 9 11 11 9 12 11 12 16 347
13 12 8 10 10 9 13 12 9 15 332
5 4 2 3 3 3 3 3 2 5 94
12 11 10 9 8 8 10 9 8 15 292
16 15 9 9 9 10 15 9 7 15 359
3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 81
63 57 40 44 43 42 56 46 40 70 1505
Keterangan Tabel : 1. Penggambaran Objek 2. Organisasi 3. Kesesuaian dengan teks wawancara 4. Diksi 5. Kalimat Efektif 6. Ejaan
Data penelitian tersebut kemudian diolah dengan mengunakan teknik stastistik. Pengolahan data yang berupa nilai mentah kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII A berdasarkan teks wawancara dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi dan menghitung nilai rata-rata (mean). Pengolahan data tersebut dilakukan sebagai berikut. 1.
Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan data nilai kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
kelas VII berdasarkan teks wawancara, apabila dilihat persentase siswa dalam sebaran nilai klasifikasi Burhan adalah sebagai berikut.
44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Nilai No
Frekuensi
Presentase
70-84
2
6%
Cukup
55-69
9
30 %
4.
Kurang
40-54
16
53 %
5.
Sangat kurang
≤39
3
10 %
30
100%
Kualitatif
Kuantitatif
1.
Sangat Baik
85-100
2.
Baik
3.
Jumlah
2.
Menentukan Nilai Rata-rata (Mean) Nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah
Cinere, Kota Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut :
Xi n 1505 X 30 X 50,17 X
X 50 Jadi, kemampuan rata-rata siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah 50,17 dan dibulatkan menjadi 50. Apabila nilai rata-rata ini dimasukkan ke dalam klasifikasi nilai menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara, nilai rata-rata (mean) tersebut termasuk kategori kurang. Dengan kata lain, mereka
45
belum mampu menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dengan baik. Gambaran di atas merupakan kemampuan mereka secara umum. Adapun gambaran kemampuan secara khusus atau berdasarkan aspek penilaian tertentu adalah sebagai berikut.
3.
Gambaran Kemampuan Siswa Secara Khusus Kemampuan siswa MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok menulis
karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dapat dianalisis secara khusus. Secara khusus kemampuan itu diklasifikasikan atas aspek substansi dan
aspek
kebahasaan.
Aspek
substansi
terdiri
atas
kemampuan
menggambarkan tokoh, kemampuan menyusun organisasi dan kemampuan menyesuaikan dengan teks wawancara. Sedangkan aspek kebahasaan meliputi kemampuan menggunakan diksi, kalimat efektif, dan ejaan. Untuk mengetahui persentase rata-rata pada setiap aspek penilaian, setiap nilai ratarata aspek tersebut dibagikan dengan skor maksimal lalu dikalikan dengan seratus.
a.
Kemampuan Menggambarkan Tokoh Kemampuan siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan
Cinere, Kota Depok pada aspek subtansi mengambarkan tokoh dinyatakan dengan skor. Kemampuan ini dinilai dari Isi karangan menggambarkan tokoh dengan rinci atau sedetail-detailnya sehingga pembaca seolah-olah bisa merasakan secara nyata apa yang dirasakan penulisnya. Adapun nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut.
46
Tabel 4.3 Data Kemampuan Menggambarkan Tokoh No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama NZ RK AD NN AG AA AS FR AD NS SS NH NR RA OF AK WH HA MS FA VA RH MA AT MN EH LF SM AD AF Jumlah
Nilai 16 10 12 13 13 9 9 11 12 15 15 13 12 11 9 12 9 10 7 12 14 12 9 11 11 9 12 11 12 16 347
Keterangan
47
Skor untuk aspek ini adalah 25. Skor maksimal yang diperoleh mereka adalah 16 dan skor minimal 7. Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok, diketahui bahwa jumlah skor nilai pada aspek ini adalah 347. Untuk mengetahui nilai rata-rata pada aspek ini, jumlah skor rata-rata tersebut dibagikan dengan jumlah siswa.
Xi n 347 X 30 X 11,57 X
X 12 Jadi, skor rata-rata aspek ini adalah 12. Skor ini belum memenuhi harapan karena skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 25. Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok tentang kemampuan menyesuaikan isi deskripsi dengan teks wawancara termasuk dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai pada tabel sebelumnya. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (12) dibagikan dengan skor maksimal (25) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 46. Berdasarkan klasifikasi nilai tersebut, skor 46 termasuk dalam ketegori kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam menggambarkan tokoh dalam karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara tergolong dalam kategori kurang.
48
b.
Kemampuan Menyusun Organisasi Selain menyesuaikan karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara,
kemampuan menyusun organisasi juga merupakan aspek penilaian dari segi substansi. Penilaian ini juga dinyatakan dalam bentuk skor. Kemampuan ini dinilai melalui urutan gagasan yang dikembangkan dengan menggunakan urutan kronologis atau urutan waktu. Hubungan yang menyatakan waktu tersebut
ditandai dengan penggunaan kata penghubung, seperti waktu,
sewaktu, ketika, tatkala, tengah, sedang, tiap kali, sebelum, setelah, sesudah, sehabis, sejak, semenjak, selagi, semasa, sementara, selama, setiap, setiap kali, sehingga, dan sampai. Adapun nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.4 Data Kemampuan Menyusun Organisasi No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NZ RK AD NN AG AA AS FR AD NS SS NH NR RA
14 9 12 13 13 9 9 10 10 15 15 13 10 11
Keterangan
49
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
OF AK WH HA MS FA VA RH MA AT MN EH LF SM AD AF Jumlah
9 12 9 9 7 12 13 12 8 10 10 9 13 12 9 15 332
Skor untuk aspek ini adalah 20. Skor maksimal yang diperoleh mereka adalah 15 dan skor minimal 7. Berdasarkan tabel 4.4, nilai rata-rata kemampuan kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek menyusun organisasi adalah sebagai berikut.
Xi n 332 X 30 X 11,01 X
X 11 Skor rata-rata aspek kemampuan menyusun organisasi adalah 11,01 dan dibulatkan menjadi 11. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena
50
skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 20. Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok tentang kemampuan menyusun organisasi termasuk dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai tabel 3.4. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (11) dibagikan dengan skor maksimal (20) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 55. Berdasarkan klasifikasi tabel nilai, skor 55 termasuk dalam ketegori kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam menyusun organisasi tergolong dalam kategori cukup.
c.
Kemampuan
Menyesuaikan
Isi
Deskripsi
dengan
Teks
Wawancara Kemampuan siswa kelas VII MTS Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok menyesuaikan karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan aspek utama dalam penilaian karangan siswa. Adapun nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 Data Kemampuan Menyesuaikan Isi Deskripsi dengan Teks Wawancara No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8
NZ RK AD NN AG AA AS FR
2 2 3 5 4 3 2 3
Keterangan
51
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
AD NS SS NH NR RA OF AK WH HA MS FA VA RH MA AT MN EH LF SM AD AF Jumlah
2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 5 4 2 3 3 3 3 3 2 5 94
Skor untuk aspek ini adalah 5. Skor maksimal yang diperoleh mereka adalah 5 dan skor minimal 2. Berdasarkan tabel 4.5, nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok, diketahui bahwa jumlah skor nilai pada aspek ini adalah 94. Untuk mengetahui nilai rata-rata pada aspek ini, jumlah skor rata-rata tersebut dibagikan dengan jumlah siswa.
Xi n 94 X 30 X 3,13 X
X 3
52
Jadi, skor rata-rata aspek ini adalah 3. Skor ini belum memenuhi harapan karena skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 5. Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok tentang kemampuan menyesuaikan isi deskripsi dengan teks wawancara termasuk dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai pada tabel sebelumnya. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (3) dibagikan dengan skor maksimal (5) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 62. Berdasarkan klasifikasi nilai tersebut, skor 62 termasuk dalam ketegori cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam menyesuaikan isi deskripsi dengan teks wawancara tergolong dalam kategori cukup.
d.
Kemampuan Menggunakan Diksi Kemampuan menggunakan diksi dinyatakan dalam bentuk skor.
Adapun skor yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Data Kemampuan Menggunakan Diksi No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7
NZ RK AD NN AG AA AS
15 11 9 10 11 10 9
Keterangan
53
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
FR AD NS SS NH NR RA OF AK WH HA MS FA VA RH MA AT MN EH LF SM AD AF Jumlah
9 10 9 14 11 7 8 7 10 8 7 8 9 12 11 10 9 8 8 10 9 8 15 292
Skor untuk aspek ini adalah 20. Skor maksimal yang diperoleh mereka adalah 15 dan skor minimal 7. Nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok menggunakan diksi dalam
menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah
sebagai berikut.
54
Xi n 292 X 30 X 9,73 X
X 10 Jadi, skor rata-rata aspek ini adalah 9,73 dan dibulatkan menjadi 10. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 20. Untuk mengetahui skor atau nilai ratarata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere , Kota Depok
tentang kemampuan menggunakan diksi termasuk dalam
kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi nilai Depdiknas. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (10) dibagikan dengan skor maksimal (20) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 48. Berdasarkan klasifikasi nilai tabel 3.4, skor 48 termasuk dalam ketegori kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam menggunakan ejaan dengan tepat tergolong dalam kategori kurang. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memberi gambaran yang jelas bahwa para siswa banyak melakukan kesalahan dalam pemilihan kosakata (diksi). Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering dilakukan adalah penggunaan kata-kata yang mirip secara berganda. Berikut ini adalah beberapa contoh kesalahan yang dilakukan siswa dalam memilih kosakata. 1.
Kami meneliti terus siang malam
2.
Produsen menawari sekali untuk di sana sebagai penelitinya
3.
Ia nekat ke Malayasia
55
4.
Di sana ada temannya yang sedang melanjutkan pasca sarjana
5.
Mereka mencari professor yang memerlukan asistan itu
6.
Tapi kata orang kesempatan jangan ditolak
7.
Ia Kepinginnya ia tidak diterima
8.
Pokoknya nyari duit sebenarnya
9.
Buat dikirim ke kampung
10.
Kalau orangkan dikirimi, kita ngirimin
Kalimat (1) merupakan bentuk superlatif . Bentuk superlatif merupakan bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu perbandingan. Bentuk tersebut dapat dihasilkan dengan suatu kata sifat ditambah kata-kata amat sangat, paling, sekali, atau imbuhan ter_ yang mengandung arti ’paling’. Jika kedua kata ini dingunakan sekaligus dalam suatu kalimat, terjadilah sebuah bentuk superlatif yang berlebihan. Kalimat (2) bentuk yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ‘nekad’ bukat ‘nekat’. Kata Bentuk ’Pasca” kalimat (3) bukan merupakan kata dalam bahasa Indonesia. Bentuk demikian itu merupakan morfem bebas. Karena bukan morfem bebas, ’pasca’ tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. Karena tidak dapat berdiri sendiri secara bebas, bentuk demikian itu mutlak harus digabungkan dengan kata lain yang mengikutinya. Kalimat (4) dalam bahasa Indonesia adalah ‘asisten’ bukat ‘asistan’. Kata tersebut berarti berkeras hati, keras kemauan terlalu berani. Sedangkan assitan merupakan bahasa inggris. Kata tetapi kalimat (5) merupakan konjungsi koordinatif yang digunakan untuk menyatakan makna pertentangan. Bentuk ’tapi’ salah dan yang benar adalah tetapi atau akan tetapi. Kata ’nyari’ dan ’duit’ dalam kalimat (6) bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Adapun bentuk bakunya adalah ’mencari ’dan ’uang’. Bahasa sessunggunhya memiliki citarasa. Dalam konteks kalimat diatas kata ’buat’ memiliki nilai yang kurang tepat.
Bentuk ”ngirimin’
(kalimat 10) merupakan bentuk interferensi dari bahasa melayu dialek betawi
56
sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah mengirimkan. Jadi perbaikan untuk kalimat-kalimat diatas adalah sebagai berikut : 1.
Kami meneliti siang malam
2.
Ia nekad ke Malayasia
3.
Di sana ada temannya yang sedang melanjutkan pascasarjana
4.
Mereka mencari professor yang memerlukan asisten itu
5.
akan tetapi, kata orang kesempatan jangan ditolak
6.
Ia menginginkan tidak diterima
7.
Pokoknya mencari uang sebenarnya
8.
Pokoknya mencari uang sebenarnya, untuk dikirim ke kampung
9.
Kalau orangkan dikirimi, kita mengirimkan Berdasarkan data penelitian dan sampel kesalahan tersebut, kemampun
mereka menggunakan ketepatan pilihan kata masih kurang. Padahal, ketepatan pilihan kosakata (diksi) menentukan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat.
e.
Kemampuan Penggunaan Kalimat Efektif Kemampuan menggunakan bahasa merupakan salah satu sub aspek
penilaian pada aspek penggunaan kalimat efektif dalam karangan siswa. Adapun skor yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.7 Data Kemampuan Penggunaan Kalimat Efektif No
Nama
Nilai
1 2 3 4
NZ RK AD NN
16 10 16 14
Keterangan
57
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
AG AA AS FR AD NS SS NH NR RA OF AK WH HA MS FA VA RH MA AT MN EH LF SM AD AF Jumlah
14 15 13 13 13 11 16 14 9 8 9 10 9 10 9 16 16 15 9 9 9 10 15 9 7 15 359
Skor untuk aspek ini adalah 25. Adapun skor maksimal yang diperoleh mereka adalah 16 dan skor minimalnya 7. Jumlah skor seluruhnya pada aspek ini adalah 359. Untuk mengetahui nilai rata-rata, jumlah skor tersebut dibagikan dengan jumlah sampel, seperti berikut.
58
Xi n 359 X 30 X 11,96 X
X 12
Jadi, skor rata-rata kemampuan menggunakan bahasa adalah 11,96 dan dibulatkan menjadi 12. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena skor maksimal yang diharapkan pada aspek ini adalah 25. Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok tentang kemampuan menggunakan kalimat efektif termasuk ke dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi nilai pada tabel 4.7. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (12) dibagikan dengan skor maksimalnya (25) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 48. Berdasarkan klasifikasi tebel nilai, skor 48 termasuk dalam ketegori kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa tergolong dalam kategori kurang. Penilaian dalam menggunakan bahasa dilihat dari kemampuan menggunakan kalimat. Kalimat-kalimat yang dibuat siswa umunya merupakan kalimat tidak efektif. Kalimat tersebut tidak memenuhi syarat-syarat kalimat efektif seperti unsur-unsur kalimat tidak jelas, bagian-bagian kalimat tidak sejajar, bagian kalimat banyak yang dipenggal, bagian-bagian yang sama sering digunakan, dan sebagian kalimat tidak disusun menurut kaidah bahasa tersebut. Adapun kesalahan-kesalahan yang sering dilakukakan berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang meliputi tidak adanya subjek, predikat
59
yang tidak jelas, kalimat berbelit-belit, pemengalan kalimat, penghilangan konjungsi, dan penggunaan dua konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat. Karena hal tersebut, kalimat-kalimat yang ditata mereka mengandung lebih dari satu kesatuan informasi atau tidak lengkapnya informasi. Oleh karena itu, kalimat yang ditata mereka sering menimbulkan kerancuan dan ketidaktepatan makna. Berikut ini adalah sampel ketidakefektifan kalimat tersebut beserta perbaikannya. 1.
Kesepadanan a.
Sasha mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia. Karena ada temannya yang mengajak ke Malaysia
b.
Kepinginnya dia tidak diterima. Soalnya dia tidak sanggup hidup sendiri di sana. Kalimat di atas salah kerena unsur keterangan pada kalimat
tersebut yang ditandai dengan kata karena dan soalnya dipisah menjadi bagian tersendiri. Dengan kata lain, kalimat tersebut dipenggal. Kalimat yang dipenggal itu masih mempuyai hubungan gantung dengan Kalimat lainya. Kalimat yang memepunyai hubungan gantung itu disebut anak kalimat, sedangkan kalimat yang digantunginya disebut induk kalimat. Jika kalimat tungga diawali kata penghubung, bagian kalimat itu akan menjadi anak kalimat yang tidak memiliki induk kalimat.
Kalimat tersebut menjadi benar apabila unsur
keterangan itu tidak berdiri sendiri karena bukan merupakan kalimat baru. a.
Sasha mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia, Karena ada temannya yang mengajak ke Malaysia
b.
Karena dia tidak sanggup hidup sendiri di sana, dia tidak ingin diterima.
60
2.
Kepaduan a.
Seorang mahasiswa telah mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia, dia waktu selesai S-1 di FMIPA Kimi Universitas Riau, akhir tahun 1995.
b.
Saya mengambil program biokimi klinik waktu S-1 fokusnya ke biokimia Kalimat di atas salah karena kata penghubung penanda anak
kalimat, seperti karena, setelah, dan agar seharusnya dinyatakan secara gamblang di depan anak kalimat . Jadi, pembenaran kalimat tersebut adalah sebagai berikut. a.
Seorang mahasiswa telah mendapatkan beasiswa kuliah di Malaysia, setelah selesai S-1 di FMIPA Kimi Universitas Riau, akhir tahun 1995.
b.
Saya mengambil program biokimia klinik, karena waktu S-1 fokusnya ke biokimia
3.
Kehematan a.
Ada seorang mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa di Malaysia. Ia mendapatkan beasiswa di Malaysia setelah selesai S-1 di FMIPA Kimia Universitas Riau, akhir 1995. Kalimat diatas terlihat tidak hemat karena terdapat kata dua kata
yang menyebabkan kalimat tersebut tidak hemat kata yang pertama adalah ada dan kata yang kedua yang. Jadi pembenaran untuk kalimat diatas adalah : a.
Seorang mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa ke Malaysia setelah ia menamatkan S-1 di FMIPA Kimia Universitas Riau, tahun 1995.
61
f.
Kemampuan Penggunaan Ejaan Selain kemampuan menggunakan kosakata dan penggunaan bahasa
kemampuan menggunakan ejaan
juga merupakan salah satu bagian dari
penilaian pada aspek kebahasaan. Adapun skor yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut. Tabel 4.8 Data Kemampuan Penggunaan Ejaan No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NZ RK AD NN AG AA AS FR AD NS SS NH NR RA OF AK WH HA MS FA VA RH MA
4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2
Keterangan
62
24 25 26 27 28 29 30
AT MN EH LF SM AD AF Jumlah
2 2 3 3 2 2 4 81
Skor untuk aspek ini adalah 5. Skor maksimal yang diperoleh mereka adalah 4 dan skor minimal 2. Berdasarkan table 4.8 nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok pada aspek ini adalah sebagai berikut.
Xi n 81 X 30 X 2,7
menjadi 3. Skor ini terlihat belum memenuhi harapan karena
X 3
skor maksimal yang diharapkan
X
Skor rata-rata pada aspek ini adalah 2,7 dan dibulatkan
pada aspek ini adalah 5.
Untuk mengetahui skor atau nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok tentang kemampuan menggunakan ejaan termasuk dalam kategori mana, nilai rata-rata tersebut diklasifikasian berdasarkan klasifikasi nilai pada tabel 3.4. Oleh karena itu, nilai rata-rata ini (3) dibagikan dengan skor maksimalnya (5) lalu dikalikan dengan seratus (100). Jadi, nilai rata-rata tersebut adalah 54. Berdasarkan klasifikasi tebel 6.3, skor 54 termasuk dalam ketegori kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam menyusun paragraf tergolong dalam kategori kurang.
63
Adapun kesalahan penggunaan ejaan yang ditemukan pada karangan siswa cukup beragam. Sepeti : 1. Mendapatkan beasiswa di malaysia 2. Saya mengambil program Biokimia Klinik 3. Selesai S-1 di FMIPA akhir 1995, Seorang Mahasiswa 4. Rencananya obat itu bisa diminum, Dibuat teh dan sup 5. Waktu itu bulan april sementara penerimaan mahasiswa baru bulan agustus 6. Ia tidak sanggup hidup sendiri disana 7. Tetapi kesempatan tidak boleh di tolak 8. Hari itu juga ia di terima 9. Yang penting mencari uang sambil di kirim 10. Seperti di buat teh dan sirup 11. Ia langsung di interview 12. Mereka membutuhkan research asistan (asisten peneliti) 13. Syarat jadi warga negara 5 tahun Berdasarkan contoh-contoh di atas, terbukti bahwa kesalahan pengunaan ejaan yang dilakukan siswa sangat beragam. Kesalahan pada kalimat (1), (2), (3), (4) dan (5) adalah pengunaan hurup kapital yang kurang tepat. Dalam kalimat (1) penulisan malaysia yang tidak menggunakan huruf kapital, seharusnya dalam pedoman ejaan, penulisan huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa harus menggunakan huruf capital. Dalam kalimat (2), (3) dan (4) penggunaan huruf kapital yang tidak tepat. Sedangkan pada kalimat (5) penulisan huruf pertama nama bulan seharusnya menggunakan huruf kapital. Kesalahan berikutnya adalah Kata di pada bentuk disana dalam kalimat (6) harus ditulis terpisah dari kata yang mengiringinya karena merupakan kata depan (preposisi). Biasanya bentuk di
sebagai kata depan ini berfungsi
menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban di mana. Sebaliknya penulisan kata di dalam kalimat (7), (8), (9) dan (10) seharusnya tidak terpisah dari kata yang mengiringnya. Berbeda dengan kalimat sebelumnya kalimat (11)
64
penulisan di seharusnya diikuti oleh tanda hubung karena kata yang mengikutinya merupakan kata asing. Kata research asistan merupakan ungkapan asing yang seharusnya dituliskan tercetak miring,sedangkan dalam kalimat (12) tidak demikian. Bagitu juga dalam penulisan bilangan pada kalimat (13) seharusnya dengan huruf karena menurut ejaan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan. Jadi, kalimat tersebut baru benar bila diubah, seperti berikut. 1. Mendapatkan beasiswa di Malaysia 2. Saya mengambil program biokimia klinik 3. Selesai S-1 di FMIPA akhir 1995, seorang mahasiswa 4. Rencananya obat itu bisa diminum, dibuat teh dan sup 5. Waktu itu bulan April sementara penerimaan mahasiswa baru bulan Agustus 6. Mereka membutuhkan research asistan (asisten peneliti) 7. Ia tidak sanggup hidup sendiri di sana 8. Tetapi kesempatan tidak boleh ditolak 9. Hari itu juga ia diterima 10. Yang penting mencari uang sambil dikirim 11. Seperti dibuat teh dan sirup 12. Ia langsung di-interview 13. Syarat jadi warga negara lima tahun Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa mereka belum mampu menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara sebagaimana diharapkan. Ketidakmampuan ini terlihat pada aspek substansi dan aspek kebahasaan. Aspek substasi yang paling dominan terlihat adalah pada aspek kemampuan menyusun kronologis. Sedangkan aspek kebahasaan, para siswa umumnya belum mampu menggunakan kosakata secara tepat, menata kalimat dengan efektif dan menggunakan ejaan dengan benar. Pemakaian unsur ejaan, umumnya tanda baca dalam karangan siswa banyak ditemukan kesalahan. Penggunaan kosakata pun
65
masih kurang tepat. Penggunaan kalimat kebanyakan merupakan kalimat-kalimat yang tidak efektif. Selain itu, paragraf yang digunakan merupakan paragraf yang tidak memiliki syarat paragraf yang baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan siswa di MTs ini dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara terletak pada
kedua
aspek
tersebut.
Pertama
adalah
aspek
substansi,
yaitu
ketidakmampuan mahami jenis karangan terutama karangan deskripsi. Selain itu juga karena ketidakmampuan mereka menggunakan bahasa Indonesia yang benar sebagai sarana komunikasi tulis.
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibicarakan pada bab IV di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah kecamatan Cinere, Kota Depok, menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara torgolong kurang. Hal ini dilihat melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah kecamatan Cinere Kota Depok secara umum, yaitu berada pada kategori kurang (40-54). Dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik tidak ada sama sekali, kategori baik 2 orang atau 6 %, kategori cukup 9 orang atau 30 %, kategori kurang 16 orang atau 55 % dan kategori sangat kurang 3 orang atau 10 %. Ketidakmampuan siswa kalas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok
menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara meliputi aspek
substansi dan aspek kebahasaan. Pada aspek substasi, kesalahan yang dominan adalah aspek menyusun organisasi. Adapun aspek kemampuan menggunakan bahasa, para siswa umumnya belum mampu menggunakan ejaan secara benar, menggunakan diksi secara tepat, dan menata kalimat dengan efektif.
B.
Saran Kemampuan menulis siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere,
Kota Depok, belum maksimal. Oleh karena itu, siswa perlu mendapatkan pembelajaran yang intensif dalam pembelajaran menulis. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pembelajaran menulis. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:
66
67
1.
Guru Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa, serta menggunakan media pembelajaran yang efektif. Selain itu guru harus banyak memberikan latihan menulis kepada siswa. Latihan itu divariasikan dalam berbagai bentuk. Tekniknya disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bangan. Dari data-data tersebut, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Dengan melakukan kegiatan seperti ini, siswa terlatih untuk mengembangkan logika, daya imajinasi, dan kemampuan menggunakan bahasa yang benar. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mereka
2.
Siswa Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan dianjurkan untuk sering berlatih menulis sehingga dapat terampil dalam menulis
3.
Sekolah Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran seperti buku bacaan siswa dan media pembelajaran untuk guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gani, Ramlan dan Fitriyah ZA Mahmudah. Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta, FITK Press, 2011. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. BNSP. Standar Isi, SKL tingkat SMP dan MTs. Jakarta: PT. Binatama Raya, 2006. Chaer, Abdul. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007. Depag. Standar Kompetensi Madrash Tsanawiyah. Jakarta: Depag, 2005. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: balai Pustaka, 2003. Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009. Henry, Asep dkk. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bakti Utama, 2009. Keraf, Groys. Argumentasi dan Narasi . Jakarta: Gramedia, 2010. Kuncoro, Mudrajat. Mahir Menulis. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009. Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013. Muhtar. Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2013. Munadi, Yudi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada, 2012. Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BFEE, 2012.
67
68
Peck dan Schulz dalam Tarigan. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:Penerbit Angkasa, 2008. Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta, Erlangga, 2009. Rasyid, Harun dan Mansyur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wahana Prima, 2009. Resmini, Novi dkk. Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya. Bandung:Penerbit UPI Press, 2006. Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2009. Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya, 1990. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2011. Sumardi, Muljanto (ed). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996. Syaodih, Nana, S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. __________________. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa, 2009. Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama, 2012.
UJI REFERENSI ALI MAULANA
Nama
;
NIM
:801111300011
Judul
Skripsi : Kcmampuan Menulis Karangan Deskripsi berdasarkan Teks Wavrancara Sisrva Kelas VII I\{Ts Al Jamhuriyah Cinere, Depok.
';..i9: ,.s .; -d* i'!r;J
Kajian Bahasa: rirkt Lr r interua l,
St
Abdul Chaer
St:ii Pe
sti k
rd id ilan
3erbaga .
3a-:sa
A nas S
ud
ijono
PT. Raja rafindo
C
Persada,Jak
arta. 20 I
i
?: r,dekrrr:r :3 e lr'l ?: r ea.ia ra rr
akarta. 2001
J
[)enrakaian darr Pem.'laiarrrr Pengarrtar
PT. Rineka Cipta,
I
Pustaka
Sumardi(ed)
S
inar
ll
arapa n.Ja
k a rta.
carr
Cet.ke-l
)i:::3
PT.
lsi. rr
gkat
B
tsI\SP
inatarna
Raya.
4)s
arta, 2 006
J a
k
BFEE.
u.',^' '- :r 77nf /--
,::*uru,lr{#fi :
7.
KamusBesar Bahasa Indonesia
Depdiknas
8.
Argumentasi danNarasi
9.
Harun Hasil Penilaian Rasyiddan Belajar Mansur
10.
1l
12.
13.
14.
15.
16.
GorisKeraf
Balai Pustaka, Jakarta, 2008 Gramedia, Jakatla,
2010
Menulis Henry Suatu Sebagai Guntur Keterampilan Tarigan Berbahasa Prinsip-Prinsip DasarMetode Henry Riset Guntur dan Pengajaran Tarigan Pembelajaran Bahasa Penyuntingan Bahasa Kunjana Indonesia Rahardi untukKarangMengarang
3l
12,
ll,12, 1 ) 1 6 ,1 7 , 14, 20 1 4 ,1 6
Lamudin Finoza
W ' / /'7v
CV.Wahan a Prima, 27,28 )) )7 Bandung, 2009 Angkasa, 1 1 1 Bandung, l , Z o I 9 5 Cet.II, Bandung Angkasa, Bandung, 2009
8
31
Erlangga, Jakafta, 2009
9
ll
Insan Mulia,Cet. 1,Jakarta, 1 4 2004 Rineka Suharsimi Cipta,Cet. 6 Manajemen 7, Jakarta, Arikunto Penelitian 2005 Dunia Pustaka MenulisSecara I s m a i l l0 Jaya,CeL Marahimin Populer 9, Jakarta, 2010 Remaia Lexy J. Metodologi
Komposisi Bahasa Indonesia
24
7,7, 13
JU
ll
28
W
' l;"*-" "*
t,
Penelitian Kualitatif
Moleong
t7.
MenulisEfektif M.AtarSemi
18.
Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode,dan Tekhniknya
*y
Rosdakarya Offset, 2013
Angkasa Rayt, Padang, I 990
10, ll, 7,8, 1 5 , 1 8 ,1 3 , 19,21 15,
15,16
Raja Grafindo Persada, 2005
3,8
29,32
19.
Mudrajat MahirMenulis Kuncoro
Erlangga, Cet.I, Jakarta, 2009
6,13
9,13
20.
MetodePraktis Penelitian Muktar Deskriptif Kualitatif
Press Group,Cet. 2 I, Ciputat, 2013
28
2L
Metode Pembelajaran
Wacana Prima, Bandung,
20
22.
Metode Penelitian Pendidikan
Nana SyaodihS
Disiplin Berbahasa Indonesia
Ramlan AbdulGoni dan Mahmudah Fitriyah,ZA
25.
Mahsun
SLrmiati dan ASra
z5
PT.Remaja Rosdakarya 7 , Bandung,
30
FTIK Press, Jakarta, 2011
9
200 r
4
einiiu:*l*;-, *!*' o " ry91
'Tr,:fl€lG
:l.a:..a,:
g 24.
Teori Mengajar
25.
Membacadan Menulisdi SD
26.
27.
AsepHenry dkk
Imperial Bakti Utama, Bandung, 2009
22
UPI Press, Cet.I, 26 Bandung, 2006 Refika Assesmen Aditama, 29 Pembelajaran Sri Wahyuni Bandung, Bahasa 2012 Gaung Media Persada Pembelajaran 30 Y u d iM u n a d i Press, Sebuah Jakarta, Pendekatan 2012 Baru Novi Resmini
Mengetahui, Skripsi, Pembimbing
r"4H ffitr
l8
20
L)
^,^ L1
W
ALI MAULANA, nama kecil ALI, lahir di Bogor , 25 Agustus 1987 dari pasangan H. Ahmad Madawih dan Lilis. Lulus Sekolah Dasar Negeri Limo 02 Tahun (1999), melajutkan sekolah di MTs. Al Jamhuriyah, Cinere (2002), melanjutkan pendidikan di MA Miftahul Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan (2005). Menikah tahun 2011 dengan
RISKA
WULANSARI,
mempunyai
buah
hati
MUHAMMAD NIZAR ALI (2 Tahun). Selama duduk di bangku MA, penulis aktif dalam beberapa organisasi, pernah menjabat sebagai Ketua OSIS tahun 2003/2004 dan pernah menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) MA Jakarta Selatan. Karir sebagai guru dimulai dari Tahun 2005 yaitu sebagai staf Tata Usaha di MTs Al Jamhuriyah dan menjadi guru di Tahun 2010 sampai saat ini. Minat terhadap dunia pendidikan memang sudah dari kecil, karena orang tua terutama bapak adalah seorang guru. Penulis aktif dalam beberapa organisasi diantaranya menjadi sekretaris FKA LPM (Forum Komunikasi Antar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kecamatan Cinere dari Tahun 2011 s.d 2014 dan sekretaris LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) Kecamatan Cinere dari Tahun 2012-2013. Pengalaman lain penulis yaitu beberapa kali menjadi PPS (Panitia Pemungutan Suara) tingkat Kelurahan Gandul sejak Tahun 2009 dan terakhir pada Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 kemarin.
Data Pribadi Penulis : Nama
: ALI MAULANA
Alamat
: Jl. Raya Gandul No.3 Kel. Gandul, Kec. Cinere, Kota Depok
Telp/HP
: 0878 8396 7357
Email
:
[email protected]
Blog
:
[email protected]