ISBN 978-602-70471-2-9
KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV B SDM 14 SURAKARTA Ika Candra Sayekti1), Arum Mawar Kinasih2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta email:
[email protected] 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta email:
[email protected] 1
Abstract This research was intend to know the implementation of scientific process skills in elementary school of Muhammadiyah 14 Surakarta. It was qualitative research. The subject of this research was students on grade IV B. the data was obtained by observation, interview, and documentation. Observation was conducted by observing learning process on subject Science. The interview used to get data of scientific process skill that is planned on subject Science. The documentation that was used was lesson plan an others. Data validation was conducted through triangulation. The results of this research were: teacher has prepared lesson plan that implement science process skill on its learning process, the teacher planned all the basic aspect of science process skills, such as: observing, classifying, measuring, predicting, inferring, and communicating. Along the learning process, the learning process was not conducted as written on learning process. The teacher got some hindrance to implement science process skill such as the minimum understanding of the teacher on science process skill and also teacher’s skill on time and class management. Keywords: science process science, science, elementary school
pendekatan mata pelajaran. Oleh karena itu
PENDAHULUAN Guru terutama guru sekolah dasar harus
calon guru sekolah dasar harus menguasai
dapat berperan menjadi guru kelas maupun
berbagai kompetensi untuk setiap bidang
guru
ilmu yang dipelajari di sekolah dasar dan
mata
pelajaran
karena
tuntutan
kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang
karakteristiknya.
diimplementasikan oleh berbagai sekolah
Guru sebagai agen pembelajaran harus
pada saat ini masih beragam, terdapat
memiliki empat kompetensi seperti yang
sekolah yang masih menerapkan Kurikulum
telah ditentukan dalam Undang-Undang
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
tentang Nomor 14 Tahun 2005, seorang
Kurikulum
guru wajib memiliki segenap kompetensi
2013.
Sekolah
Dasar
Muhammadiyah 14 Surakarta merupakan
untuk
sekolah yang masih menerapkan Kurikulum
nasional.
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada
kemampuan
pedagogik,
KTSP, pembelajaran pada kelas I s.d. III
kepribadian,
kompetensi
sosial,
dilaksanakan melalui tematik, sedangkan
kompetensi
profesional
yang
kelas IV s.d. kelas VI dilaksanakan melalui
ditempuh
228
mewujudkan
tujuan
Kompetensi
melalui
pendidikan
tersebut
meliputi
kompetensi
pendidikan
dan dapat
profesi.
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Kompetensi pedagogi adalah kemampuan
hubungan yang saling mempengaruhi antara
mengelola
pembelajaran;
kompetensi
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
kepribadian
merupakan
kemampuan
mengembangkan keterampilan proses untuk
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
menyelidiki
arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
masalah
peserta
meningkatkan
didik;
kompetensi
professional
alam dan
sekitar,
memecahkan
membuat
keputusan;
kesardaran
untuk
merupakan kemampuan penguasaan materi
berperanserta dalam memelihara, menjaga
pelajaran secara luas dan mendalam; adapun
dan
kompentesi sosial adalah kemampuan guru
meningkatkan kesadaran untuk menghargai
untuk berkomunikasi dan beriteraksi secara
alam dan segala keteraturannya sebagai
efektif dan efisien dengan peserta didik,
salah satu ciptaan Tuhan serta memperoleh
sesama guru, orang tua/wali peserta didik
bekal pengetauan, konsep, dan keterampilan
dan masyarakat luar. Oleh karena itu, calon
IPA sebagai bekal
guru
jenjang selanjutnya.
harus
menyiapkan
diri
untuk
memenuhi empat kompetensi di atas.
melestarikan
lingkungan
alam;
untuk melanjutkan
Berdasarkan tujuan di atas, jelas bahwa
Pada penelitian ini dikaji kompetensi
tujuan akhir pembelajaran IPA tidak sebatas
guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
pada penguasaan konsep, akan tetapi lebih
Alam (IPA), terutama dalam penanaman
dari itu, siswa diharapkan dapat mengaitkan
keterampilan
antara konsep
proses
sains
pada
yang dipelajari dengan
pembelajaran. IPA pada KTSP berdiri
penerapannya
sebagai
Berdasarkan
dikembangkan sikap ilmiahnya melalui
2016,
mata
pemahaman terhadap alam, serta siswa
pelajaran IPA di SD memiliki tujuan agar
diasah keterampilannya mental dan fisiknya
peserta
untuk
mata
Permendikbud
pelajaran. 22
didik
Tahun
memperoleh
keyakinan
dapat
dalam
berperan
kehidupan,
terhadap
terhadap kebesaran TYME berdasarkan
permasalahan-permasalahan di lingkungan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan
sekitarnya. Hal ini perlu diberikan untuk
alam
menyiapkan generasi penerus untuk hidup
ciptaan-Nya,
pengetahuan
dan
mengembangkan
pemahaman
konsep-
dalam sebuah komunitas teknologi, di mana
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
penemuan-penemuan semakin berkembang,
diterapkan dalama kehidupan sehari-hari;
yang memegang peranan di era sekarang
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
(Osman, 2012). Untuk itu pembelajaran IPA
positif, dan kesadaran tentang adanya
di sekolah dasar didesain agar siswa
229
ISBN 978-602-70471-2-9
mengalami proses, bukan sekedar duduk
Pada penelitian ini akan dibatasi pada
manis menerima sekumpulan pengetahuan
aspek keterampilan proses sains (KPS).
dari guru.
Terdapat
IPA
di
sekolah
dilaksanakan
dasar
dengan
sebaiknya
macam
KPS,
yaitu
keterampilan proses dasar dan keterampilan
alam
proses terintegrasi. Keterampilan proses
sekitar sehingga siswa dapat menjelajah
dasar meliputi mengamati, mengklasifikasi,
alam sekitar melalui inkuiri ilmiah. Melalui
mengkomunikasikan,
proses menemukan sendiri siswa akan
menyatakan hubungan ruang dan waktu,
belajar
menggunakan gambar, menginferensi dan
untuk
melibatkan
dua
berpikir,
menyelesaikan
mengukur,
masalah-masalah, serta siswa dapat belajar
memprediksi.
untuk
secara
proses terintegrasi meliputi mengidentifikasi
bijaksana sehingga keterampilan berpikirnya
masalah, mengidentifikasi dan mengontrol
terasah
variabel,
mengambil
karena
keputusan
terdapat
ruang
untuk
Sedangkan,
memformulasi
hipotesis,
mengembangkannya. Oleh karena itu dalam
menginterpretasi
proses pembelajaran IPA selalu menekankan
operasional, membaca grafik dan melakukan
implementasi hakikat IPA. Hakikat IPA
percobaan (Yeany et al., 1984; Germann et
meliputi hakikat IPA sebagai produk, proses
al., 1996; Padilla, 1990 dalam Aydogdu,
dan sikap. Hakikat IPA sebagai produk
2015).
meliputi: fakta, konsep, prinsip, hukum,
Bagi
siswa
data,
keterampilan
SD
mendefinisi
penting
sekali
teori, serta model. Hakikat IPA sebagai
memiliki keterampilan proses dasar untuk
proses memberikan gambaran bahwa IPA
membekali
diri
mereka
merupakan
keterampilan
proses
terintegrasi
menyusun
proses
penemuan
penelitian ini KPS dibatasi pada KPS dasar,
observasi, eksperimen, penyimpulan, dan
yang meliputi keterampilan: mengobservasi,
lain-lain. Sedangkan hakikat IPA sebagai
mengklasifikasikan, mengkur, memprediksi,
sikap
kencendrungan
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
untuk bertindak sikap dapat dipandang
Menyikapi hal tersebut, perlu dilakukan
sebagai sikap-sikap yang melandasi proses
penelitian untuk mengetahui kompetensi
IPA, meliputi: rasa ingin tahu, jujur,
guru
objektif, kritis, terbuka, disiplin, dan lain-
proses sains di sekolah dasar.
230
merupakan
suatu
yang
dalam
meliputi:
lain.
pengetahuan
untuk
terhadap
dalam
menanamkan
keterampilan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
METODE PENELITIAN
Wawancara
digunakan
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
penanaman
KPS
Penelitian
ini
Muhammadiyah
dilaksanakan 14
di
Surakarta
SD yang
beralamat di Jalan Sri Kuncoro Nomor 12 Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada
Dokumentasi
terkait
dalam
yang
rencana
pembelajaran.
digunakan
peneliti
berupa RPP, serta dokumen lainnya. 5. Teknik Analisis Data Penelitian
ini
menggunakan
metode
bulan November 2015 hingga Juni 2016
analisis data secara deskriptif yang bersifat
2. Jenis Penelitian
induktif, yaitu analisis berdasarkan data
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
kualitatif,
rancangan
penelitian
menggunakan naratif
(Creswell,
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu (Sugiyono, 2015). Analisis
data
dilakukan
secara
terus
2015).
menerus dari awal sampai akhir penelitian.
3. Subjek Penelitian
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015:337)
Subjek penelitian merupakan seseorang atau
sesuatu
yang
dapat
mengemukakan
bahwa
aktivitas
dalam
memberikan
analisis kualitatif dilakukan pada saat
keterangan tentang hal yang diteliti. Subjek
pengumpulan data berlangsung, dan setelah
utama penelitian ini adalah siswa kelas IV B
selesai pengumpulan data dalam periode
serta guru pengampu IPA di kelas tersebut.
tertentu. Aktivitas yang dilakukan dalam
4. Teknik Pengumpulan Data.
analisis data yaitu data reduction, data
Pada penelitian ini pengumpulan data
display, dan conclusion drawing/verification
diperoleh melalui observasi, wawancara,
(Sugiyono, 2015).
dokumentasi.
6. Uji Validasi Data
Observasi
adalah
mengumpulkan catatan lapangan (Creswell, 2015).
Observasi
dilakukan
dengan
Untuk menguji validitas data dilakukan dengan
metode
triangulasi
sumber.
mengamati dan mencatat langsung terhadap
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
objek penelitian yaitu dengan mengamati
mengecek data yang diperoleh dengan
proses pembelajaran IPA di kelas IV B di
berbagai sumber, yaitu siswa keas IV dan
SD
Surakarta.
guru IPA. Triangulasi teknik dilakukan
Wawancara kualitatif terjadi ketika peneliti
dengan mengecek data pada sumber yang
menanyakan berbagai pertanyaan terbuka
sama dengan berbeda teknik, misalnya
kepada partisipan atau lebih dan mencatat
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
jawaban mereka (Creswell, 2015: 429).
Apabila ketiga teknik pengujian kredibilitas
Muhammadiyah
14
231
ISBN 978-602-70471-2-9
menghasilkan data yang berbeda, maka
Data hasil penelitian diperoleh melalui
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut pada
observasi, wawancara, dan dokumentasi
sumber data yang bersangkutan untuk
dapat dijelaskan sebagai berikut:
memastikan data yang paling benar.
1. Rencana Penanaman KPS pada Siswa Rencana
Pada penelitian ini akan dibahas tentang
yang disusun oleh guru. RPP yang disusun
kompetensi guru dalam menanamkan KPS
guru
pada
perencanaan
guru
Keterampilan
Proses Sains (KPS) dituangkan dalam RPP
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran
penanaman
telah
memenuhi
standar
yang
IPA,
meliputi:
ditentukan dalam Standar Proses pada
dalam
rencana
ketentuan Permendiknas Nomor 40 Tahun
impementasi KPS, proses penanaman KPS,
2007.
dan faktor pendukung dan penghambat yang
menggambarkan penanaman KPS tampak
dialami guru dalam penanaman KPS di
pada kegiatan pembelajaran. Penanaman
SDM 14 Surakarta pada siswa IV B.
KPS ini direncanakan melalui metode
Sekolah ini masih menggunakan kurikulum
ceramah untuk bagian tertentu, tanya jawab
tingkat
KTSP
interaktif dan praktek. Guru merencanakan
sehingga IPA berdiri sendiri sebagai mata
pemunculan gagasan siswa melalui diskusi
pelajaran. Penelitian ini dibatasi pada bab
baik
energi yang meliputi kompetensi dasar: 8.1.
memberikan kesempatan untuk berpikir,
mendeskripsikan energi panas dan bunyi
menganalisis, serta menyelesaikan masalah
yang terdapat di lingkungan sekitar serta
dan bertindak tanpa rasa takut. Siswa juga
sifat-sifatnya; 8.2. menjelaskan berbagai
difasilistasi
bentuk
kesimpulan.
satuan
energi
pendidikan
alternatif
atau
dan
cara
Kegiatan-kegiatan
secara
lisan
maupun
untuk Guru
yang
dapat pun
tertulis,
menarik
merencanakan
penggunaannya; 8.3. membuat suatu karya/
pemberian fasilitas kepada siswa dalam
model untuk menunjukkan perubahan energi
membuat
gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket
menyajikan hasil kerjanya baik secara
dari
individu maupun kelompok. Selain itu, guru
kerta/baling-baling/pesawat
laporan
eksplorasi
kesempatan
kertas/parasut; 8.4. menjelaskan perubahan
memberikan
energi dan cara penggunaannya dalam
untuk dapat membuat karya atau model
kehidupan sehari-hari.
tentang perubahan energi. Berdasarkan
uraian
kepada
serta
di
atas
siswa
dapat
dijelaskan bahwa guru sudah merencanakan
232
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
pembelajaran dengan menanamkan KPS
yang diungkapkan oleh Subali (2013: 376)
dengan baik. Baik di sini dalam artian
bahwa pembelajaran IPA yang kreatif pada
bahwa guru sudah merencanakan KPS di
dasarnya
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
melakukan penemuan atau inkuiri (inquiry)
Pada
dituliskan
secara terbuka, atau mengerjakan tugas-
bahwa guru melibatkan partisipasi peserta
tugas yang berkait dengan penyelidikan
didik
juga
sehingga peserta didik melakukan kegiatan
mengutamakan pada pemberian pengalaman
seperti kegiatan kreatif yang dilakukan oleh
langsung
ilmuwan dalam melakukan riset ilmiah.
kegiatan
secara
pembelajaran
aktif,
kepada
pembelajaran
peserta
didik
dalam
peserta
didik
diminta
untuk
kegiatan pembelajaran. Seperti misalnya
KPS yang disusun oleh guru dalam
melalui kegiatan diskusi, praktek serta
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
penyediaan fasilitas pembelajaran untuk
meliputi
mengeksplorasi kemampuan siswa baik
direncanakan melalui pengamatan tentang
secara individu maupun secara kelompok.
macam-macam bentuk energi, demonstrasi
Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas
dari
Nomor 41 Tahun 2007 menjelaskan bahwa
sederhana.
dalam menyusun perencanaan pembelajaran
mengkomunikasikan
guru juga perlu memperhatikan prinsip-
guru dalam RPP berupa kegiatan pemberian
prinsip penyusunan RPP diantaranya yaitu
kesempatan kepada peserta didik terhadap
guru harus memperhatikan partisipasi aktif
hasil kerja secara individual maupun kerja
peserta didik serta mendesain pembelajaran
kelompok.
Selaras
yang berpusat pada peserta didik untuk
disampaikan
oleh
mendorong
mtivasi,
Setiawan (2013: 6) bahwa ada beberapa
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi
langkah-langkah yang harus dilalui oleh
dan kemandirian.
guru dalam menggunakan keterampilan
semangat
belajar,
kegiatan
guru
mengamati
tentang
percobaan
yang
parasut
Keterampilan direncanakan
dengan
Suryosubroto
oleh
yang dalam
Selain itu, perencanaan yang disusun
proses yaitu dalam proses belajar mengajar,
oleh guru menuntut peserta didik untuk
guru hendaknya selalu mengikutsertakan
melakukan
praktek.
siswa secara aktif guna mengembangkan
Percobaan atau praktek sangat penting
kemampuan-kemampuan siswa antara lain
dilakukan sebagai salah satu cara untuk
kemampuan mengobservasi, merencanakan
menanamkan kepada peserta didik mengenai
dan
ketrampilan proses sains. Seperti hal nya
mengkomunikasikan hasil penemuannya.
percobaan
atau
melaksanakan
penelitian,
serta
233
ISBN 978-602-70471-2-9
2. Proses Penanaman KPS
mengklasifikasikan secara verbal kepada
Pelaksanaan penanaman KPS pada
siswa. Meskipun demikian, metode ceramah
siswa kelas IV B dapat dijelaskan sebagai
menjadi metode yang paling dominan dalam
berikut,
pembelajaran.
guru
memberikan
kepada siswa pada
kesempatan
beberapa kegiatan
Pada aspek pemberian kesempatan
pembelajaran, hal ini tampak pada satu
diskusi, guru memberikan kesempatan untuk
kegiatan
di
berdiskusi kepada siswa dalam kelompok
kegiatan
pengamatan
macam
energi
mana
guru
memfasilitasi macam-
dengan anggota 3 s.d. 4 siswa per kelompok.
menanamkan
Adapun pada aspek review pembelajaran,
keterampilan mengamati. Selain itu guru
guru mendorong adanya review dari setiap
juga meminta siswa mengamati saat guru
kegiatan yang telah dilaksanakan, hal ini
melakukan demonstrasi parasut. Dalam hal
diberikan guru pada tahap konfirmasi
ini siswa diminta menunjukkan perubahan
dengan bertanya kepada siswa. Berdasarkan
energi gerak akibat pengaruh udara. Pada
hal tersebut tampak bahwa penanaman
keterampilan
guru
keterampilan proses pada pembelajaran IPA
siswa
pada kelas IV B belum maksimal. Poin KPS
memberikan
terhadap
untuk
mengkomunikasikan kesempatan
kepada
untuk menyampaikan hasil diskusi kelas
yang
baik secara individu maupun kelompok.
keterampilan
Pada
aspek
teknik
dalam
dapat
diperoleh
terbatas
mengamati
pada dan
mengkomunikasikan.
menanamkan KPS, guru belum maksimal
Guru
belum
melaksanakan
menyiapkan teknik penanaman KPS kepada
penilaian KPS pada siswa secara detail, guru
siswa karena metode yang digunakan baru
biasanya hanya menilai aspek kognitif dan
sebatas diskusi, demonstrasi, ceramah dan
keaktifan siswa selama pembelajaran. Hal
tanya jawab yang sedikit berbeda dengan
tersebut
RPP yang disusun. Melalui metode diskusi
waktu yang belum optimal serta penguasaan
guru
keterampilan
terhadap KPS yang masih terbatas. Penilaian
mengkomunikasikan. Metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA hendaklah mampu
membantu
mengungkap
menanamkan
siswa
dalam
melatih
disebabkan karena
kemampuan
manajemen
siswa
secara
keterampilan mengamati. Metode tanya
keseluruhan karena dalam dalam kegiatan
jawab yang bervariasi digunakan untuk
pembelajaran khususnya IPA, peserta didik
menanamkan
keterampilan
tidak hanya dituntut untuk memiliki skor
maupun
atau hasil belajar yang tinggi, tetapi peserta
mengkomunikasikan
234
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
didik juga perlu memiliki keterampilan
proses belajarnya, penilaian dilakukan harus
dalam
atau
fokus pada proses bukan pada produk sains.
penemuan-penemuan. Oleh karena itu guru
Penilain KPS yang telah dilakukan oleh
menyusun penilaian secara keseluruhan,
guru salah satunya keaktifan siswa, hal
seperti hal nya yang disampaikan di dalam
tersebut sesuai dengan pendapat Arif (2016:
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007
129) menyatakan bahwa konsep penilaian
menyatakan bahwa salah satu prinsip dalam
melalui
melakukan penilaian yaitu menyeluruh dan
setidaknya
berkesinambungan.
keaktifan
melakukan
semua
aspek
penyelidikan
Penilaian
mencakup
kompetensi
keterampilan harus
proses
menekankan
siswa,
kemampuan
sains pada dalam
dengan
mengolah informasi, berdasarkan kejelasan
menggunakan berbagai teknik penilaian
atau keefektifan instrumen penilaian yang
yang sesuai, untuk memantau dan menilai
diberikan.
perkembangan kemampuan peserta didik.
3. Aspek KPS yang Dimunculkan pada
Dalam pembelajaran IPA guru tidak hanya
Pembelajaran
menilai peserta didik dalam hal kognitif
Aspek penanaman KPS dilihat dari
saja, tetapi guru perlu menilai proses atau
beberapa indikator, indikator pada aspek
setiap hal yang dilakukan oleh peserta didik
mengamati yang dimunculkan yaitu siswa
sebagai rangkaian dari proses pembelajaran.
memanfaatkan indera penglihatan untuk
Sehingga dalam pembelajaran IPA setiap
mengamati energi dan benda yang terdapat
keterampilan yang dilakukan oleh peserta
di lingkungan sekitar yang dapat digunakan
didik
sebagai energi alternatif. Siswa diminta
dapat
dijadikan
sebagai
acuan
penilaian. Jadi
menjelaskan tentang benda yang diamati penilaian
tidak
hanya
dikaitkan
dengan
materi
yang
sedang
mentikberatkan pada penilaian kognitif saja
dibahas.sehingga indera yang paling sering
tetapi dapat berupa penilaian-penilaian yang
dimanfaatkan adalah indera penglihatan.
lain yang mendukung kegiatan penanaman
Sedangkan indikator
KPS pada peserta didik. Selaras dengan
dimunculkan dalam pembelajaran.
yang dijelaskan oleh Arif (2016: 125) bahwa
Indikator
yang lain belum
pada
aspek
dalam melakukan evaluasi KPS diperlukan
mengklasikasikan sebagian besar sudah
berbagai cara dan teknik yang sesuai dengan
tampak dalam pembelajaran. Pada indikator
hakikat sains itu sendiri. Untuk dapat
ini siswa diminta mengelompokkan macam-
mengetahui kemampuan belajar siswa dalam
macam energi berdasarkan suumbernya
235
ISBN 978-602-70471-2-9
serta mengidentifikasi jenis energi alternatif
kesempatan siswa untuk memunculkan KPS
dalam kehidupan. Pada aspek keterampilan
tersebut (Samatowa, 2011). Kesempatan
tidak muncul karena dalam pembelajaran,
tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan
guru tidak melibatkan alat ukur. Begitu pula
demonstrasi, praktik, diskusi, pengamatan
dengan keterampilan prediksi, siswa tidak
secara sederhana. Namun, apa yang sudah
memperoleh
kesempatan
untuk
direncanakan guru dalam RPP tidak dapat
memprediksi
tentang pengamatan
yang
dilaksanakan sepenuhnya oleh guru itu
sudah dilakukan berkaitan dengan materi
sendiri.
energi. Padahal banyak kasus yang dapat
4. Hambatan dalam Penanaman KPS
dimunculkan oleh guru untuk mengasah
Faktor utama yang menjadi penghambat
keterampilan prediksi siswa melalui materi
dalam penanaman KPS pada kasus ini
ini. Pada aspek menyimpulkan siswa sudah
adalah masih minimnya pemahaman guru
diberi kesempatan untuk menyimpulkan,
terhadap KPS. Meskipun beberapa aspek
meskipun bukan kesimpulan dari hasil
KPS sudah dituangkan dalam RPP namun
percobaan yang sudah dilakukan. Pada
guru tidak menerapkan pembelajaran sesuai
aspek mengkomunikasikan, siswa berusaha
dengan RPP yang disusun. Padahal KPS
menyampaikan
adalah ruh atau salah satu ciri khas dari
informasi
secara
lisan
terhadap hasil yang telah diperoleh dari
pembelajaran
IPA
yang
membedakan
pengalaman sehari-hari berkaitan dengan
dengan mata pelajaran lainnya. Penerapan
energi. Siswa juga aktif menyampaikan
KPS kepada siswa ini didukung oleh
gagasan maupun ide saat pembelajaran
Permendiknas 2006 nomor 22, menyatakan
berlangsung.
bahwa, “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Berdasarkan data tersebut, dapat
berhubungan dengan cara mencari tahu
dikatakan bahwa penanaman keterampilan
tentang alam secara sistematis, sehingga
proses sains dalam pembelajaran IPA pada
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
materi energi belum maksimal. Guru belum
pengetahuan
memunculkan
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
aktivitas-aktivitas
yang
merangsang siswa untuk menumbuhkan
tetapi
KPS.
juga
yang
berupa
merupakan
fakta-fakta,
suatu
proses
Padahal
agar
siswa
dapat
penemuan. Pada proses penemuan terdapat
mengembangkan
KPS,
maka
dalam
proses
mengobservasi,
mengklasifikasi,
pembelajaran IPA guru harus menyediakan
mengkomunikasikan, dan lain-lain. Namun,
kegiatan
pada pembelajaran yang telah dilaksanakan,
236
yang
dapat
memberikan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
guru hanya menanamkan beberapa KPS saja melalui
metode
yang
dipilih.
Bahkan
metode yang dipilihpun berbeda dengan rencana.
Guru
pembelajaran
jarang
melalui
menyampaikan percobaan.
Hal
tersebut disebabkan karena guru mengalami kesulitan dalam manajemen waktu dan manajemen kelas. Berdasarakan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa guru sudah merencanakan penanaman KPS dalam RPP, namun
kemampuan
mengimplementasikan
guru
untuk
rencana
dalam
pembelajaran belum maksimal.
SIMPULAN Berdasarkan
hasil
pembahasan dapat perencanaan
penelitian
dan
disimpulkan bahwa:
penanaman
KPS
sudah
tertuang pada RPP yang telah disusun oleh guru, proses penanaman KPS masih terbatas pada
keterampilan
mengkomunikasikan
mengamati, saja.
,guru
dan masih
menitikberatkan pada aspek kognitif dan keaktifan peserta didik, adapun hambatan dalam pelaksanaan penanaman KPS yaitu kurangnya pemahaman guru terhadap KPS dan keterampilan guru dalam mengelola kelas. DAFTAR PUSTAKA Arif,
Moh. (2016). Pengembangan Instrumen Penilaian Mapel Sains Melalui Pendekatan Keterampilan
Proses Sains SD/MI. TA’ALLUM, 04 (01) : 123-148 Aydogdu, Bulent. 2015. “The Investigation of Science Process Skills of Science Teachers in Terms of Some Variables”. Academic Journals, Vol 10 (5), pp. 582-294. Diakses dari http://www.academicjournals.org/E RR. Creswell. 2015. Riset Pendidikan, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Penerjemah: Hely P.S. dan Sri Mulyantini S. Mariana, I Made Alit dan Wandy Praginda. 2008. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Jakarta: PPPPTK IPA. Mutlu dan Temiz. 2013. “Science Process Skills of Students Having Field Dependent and Field Independent Cognitive Styles”. Academic Journals, Vol 8 (11), pp. 765-776. Diakses dari http://www.academicjournals.org/E RR. Osman, Kamisah. 2012. Primary Science: “Knowing about the World through Science Process Skills”. Asian Social Journals, Nol. 8, No. 16: ISSN 1911-2025. Published by Canadian Center of Science and Education. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Rauf, Rose Ammah Abd., et al. 2013. “Inculcation of Science Process Skill in a Science Classroom”. Asian Social Science, Vol. 9, No. 6: ISSN 1911-2017. Published by Canadian Center of Science and Education.
237
ISBN 978-602-70471-2-9
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks. Setiawan, Heru. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dalam pembelajaran IPA Kelas III SD. Artikel Penelitian. Universitas Tanjungpura Pontianak Subali, Bambang dan Siti Mariyam. (2013). Pengembangan Kreativitas Keterampilan Proses Sains Dalam Aspek Khidupan Organisme Pada Mata Pelajaran IPA SD. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 32 (3) : 365 – 381 Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
238