KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED
Jurnal Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Arlina Lili Fatimah NIM 12301241043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 1
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY 7TH GRADE STUDENTS IN 7E LEARNING CYCLE WITH OPEN-ENDED APPROACH Oleh: Arlina Lili Fatimah, Dr. Jailani Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis dengan menggunakan penelitian quasi experiment. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest post-test nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di SMP N 2 Tempel dengan populasi seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 5 kelas. Dari populasi tersebut dipilih dua kelas secara acak sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk pengumpulan data digunakan tes berpikir kreatif dan lembar observasi pembelajaran. Data penelitian dianalis deskriptif dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis; 2) pembelajaran ekpositori efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis; 3) pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e lebih efektif dari pendekatan ekspositori ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis. Kata kunci: Open-ended, Learning Cycle 7e, Berpikir Kreatif
Abstract The aims of this research was to describes the effectiveness open-ended approach in 7e learning cycle in term of mathematics creative thinking using quasi experiment research. This research using pretest post-test nonequivalent control group design. Research was conducted at SMP N 2 Tempel with all 7th grade students as population. From that population, two class were randomly selected as as experiment class and control class. Data in this research was collected by mathematics creative thinking test and observation sheet . The data was analysed by descrbing data using t-test. The result of this research was: 1) open-ended approach in 7e learning cycle was effective in term mathematics creative thinking; 2) espository learning was effective in term mathematics creative thinking; 3) open-ended approach in 7e learning cycle was more effective than expository learning in term mathematics creative thinking. Keywords: Open-ended, 7e Learning Cycle, Creative Thinking
Pengembangan
PENDAHULUAN
proses Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
kreativitas siswa sesuai tujuan pembelajaran yang tertera pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
kreativitas
berpikirnya
pengembangan
ditekankan
sehingga
kemampuan
pada
diperlukan
berpikir
kreatif.
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kreativitas membantu siswa melihat suatu masalah dari sudut
2 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
padang yang berbeda sehingga mendorong siswa
pembelajaran ekspositori siswa akan menerima
untuk memunculkan ide atau gagasan yang baru.
informasi yang banyak dengan waktu yang lebih
Hal
untuk
singkat sehingga pembelajaran ini dirasa lebih
mengembangkan sumber daya manusia sehingga
efisien dengan syarat persiapan pembelajaran
nantinya akan dapat bersaing dengan negara lain.
harus benar-benar disiapkan serta didukung
tersebut
penting
diperhatikan
Kemampuan lulusan yang diharapkan
suasana belajar yang nyaman bagi siswa. Hal
pemerintah tertuang dalam Permendiknas Nomor
tersebut secara tidak langsung akan melatih
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
kelancaran siswa.
Lulusan yang menjelaskan bahwa peserta didik
Daryanto
(2013:
57)
menyebutkan
harus memiliki kemampuan berpikir logis, kritis,
keefektifan pembelajaran merupakan tingkat
kreatif, dan inovatif. Apabila melihat hasil rapot
pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran
siswa, terutama pada matapelajaran matematika
dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan
dapat dikatakan rata-rata kemampuan matematika
yang
siswa masih rendah. Hal ini didukung dengan
pembelajaran
data rata-rata hasil ujian nasional dari kemdikbud
kegiatan aktivitas siswa. Tujuan pembelajaran
pada mata pelajaran matematika tahun 2015
matematika sebagaimana disebutkan dalam SKL
mencapai 56,4. Data rata-rata nilai tersebut masih
salah
rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain.
Pembelajaran
Hal tersebut menunjukkan SKL
apabila pembelajaran matematika telah mencapai
(Standar
ditetapkan
dengan
yang
satunya
menitikberatkan
adalah
matematika
Kompetensi Lulusan) belum terpenuhi, salah
tujuan
satunya adalah kemampuan berpikir kreatif.
kemampuan berpikir kreatif.
Salah satu pembelajaran yang dapat
pembelajaran
melalui
slah
proses pada
berpikir
kreatif.
dikatakan
efektif
satunya
adalah
Pembelajaran matematika di sekolah
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
menegah
adalah dengan pemberian masalah terbuka.
penggunaan
Masalah terbuka adalah masalah yang tidak
pembelajaran yang digunakan. Menurut Piaget
lengkap.Melalui
terbuka
(Erman Suherman, 2003: 37) siswa yang berusia
menyelesaikan
sekitar 11 tahun ke atas termasuk dalam kategori
siswa
pemberian
masalah
dapat
dengan
bebas
permasalahan
dengan
caranya
sendiri
atau
menyebutkan beberapa jawaban yang mungkin.
pertama
perlu
pendekatan
memperhatikan maupun
model
operasional formal. Pada tahap tersebut siswa sudah mulai diperkenalkan dengan materi yang
Pembelajaran ekspositori yang sering
bersifat abstrak, namun pengenalan tersebut tidak
digunakan guru menurut Syaiful dan Aswan
secara langsung tetapi bertahap. Usia 11 tahun ke
(2013: 21) adalah pembelajaran di mana guru
atas adalah rata-rata usia siswa SMP di Indonesia.
lebih dominan dalam kelas. Namun, pembelajaran
Oleh karena itu penggunaan pendekatan atau
sudah dipersiapkan secara rapi sebelumnya
model
sehingga pada saat di kelas siswa tinggal
memperhatikan karakteristik siswa pada usia
menyimak secara tertib. Suyono dan Hariyanto
tersebut.
(2015:
94)
mengemukakan
bahwa
pada
pembelajaran
matematika
perlu
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 3
Pendekatan
open-ended
adalah
pengetahuan siswa; 4) explain yaitu tahap
pendekatan yang menekankan pada pemahaman
mengkomunikasikan atau menjelaskan kembali;
dan kreativitas siswa melalui permasalahan yang
5) elaborate yaitu tahap aplikasi pada konsep; 6)
bersifat terbuka (Pehkonen, 1997: 56). Masalah
evaluate yaitu tahap evaluasi; dan 7) extend yaitu
terbuka
untuk
tahap yang dilakukan untuk mempertegas dan
menggunakan
memperluas pengetahuan. Model pembelajaran
berbagai strategi. Suatu penelitian yang dilakukan
ini dapat meningkatkan motivasi dan keaktivan
oleh Black (2007: 21) menunjukkan peningkatan
siswa, terlebih adalah hasil belajar siswa. Hal
kemampuan pemecahan masalah dari rata-rata
tersebut sesuai dengan penelitian Wita Ratna
71,4%
dikenai
(2015) yaitu pembelajaran learning cycle 7e
pembelajaran dengan pendekatan open-ended
efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa dari
Siswa diberikan kesempatan secara bebas untuk
sekolah bertaraf tinggi.
mengeksplor cara menyelesaikan permasalahan
Pembelajaran
memungkinkan
menyelesaikan
siswa
permasalahan
menjadi
77,2%
setelah
Learning
Cycle
7E
yang akan digunakan. Siswa juga berkesempatan
Learning Cycle 7E yang dipadukan dengan
untuk menemukan berbagai jawaban yang sesuai
pendekatan
dengan konteks permasalahan.
ditinjau
Momon mendefinisikan
Sudarma
(2013:
232)
kemampuan
berpikir
kreatif
sebagai kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan cara yang berbeda dengan orang lain sehingga
menghasilkan
produk
yang
open-ended
dari
matematis
diperkirakan
kemampuan
dan
lebih
efektif
berpikir
efektif
kreatif
dari
pada
pembelajaran ekspositori. METODE PENELITIAN Penelitian
baru.
yang
digunakan
adalah
Kemampuan berpikir kreatif merujuk pada aspek
penelitian quasi experimental research atau
kelancaran, keluwesan dan kebaruan (Haylock,
penelitian eksperimen semu dengan pretest post-
1997: 68) sehingga pembelajaran kelompok
test
adalah hal utama yang perlu diterapkan. Hal ini
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tempel
dikarenakan dengan berdiskusi siswa akan saling
yang beralamat di Desa Banyurejo, Tempel,
bertukar pikiran sehingga mengetahui berbagai
Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 2 Tempel.
cara penyelesaian dalam menyelesaikan masalah.
Penelitan dilakukan pada bulan Maret yaitu
Model pembelajaran learning cycle 7e
nonequivalent
control
group
design.
tanggal 29 Maret – 17 Mei 2016.
adalah salah satu model pembelajaran yang
Berikut adalah tabel desain penelitian yang
memfasilitasi siswa untuk dapat berdiskusi
digunakan.
kelompok. Model ini terdiri dari 7 tahap,
Tabel 1. Desain Penelitian
Eisenkraft
(2003:
pembelajarannya
57) yaitu
menjelaskan 1)
eliciting
tahap prior
Kelompok Eksperimen Kontrol
Pretest XE XK
Perlakuan OE OK
knowledge yaitu memunculkan pemahaman awal siswa; 2) engage yaitu tahap pembangkitan
Keterangan:
minat;
XE = Hasil pretest kelompok eksperimen
3)
explore
yaitu
tahap
eksplorasi
Posttest YE YK
4 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
XK = Hasil pretest kelompok kontrol
terdiri dari 4 soal esai dan tes untuk mengukur
OE =Pembelajaran dengan pendekatan Open-
ketercapaian KD yang terdiri dari 15 soal pilihan
Ended dalam setting learning cycle 7e.
ganda dan satu esai.
OK = Pebelajaran ekspositori
Tes kemampuan berpikir kreatif untuk
YE = Hasil posttest kelompok eksperimen
mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa
YK = Hasil posttest kelompok kontrol
sedangkan tes ketercapaian Kompetensi Dasar untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai imbas dari penelitian. Suatu penelitian dengan hasil
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tempel tahun
yang efektif juga harus berimbas pada hasil belajar yang efektif pula.
pelajaran 2015/ 2016 yang terdiri dari kelas VII A sampai dengan kelas VII E. Sampel penelitian
Teknik Analisis Data
ada dua kelas yang diambil dari lima kelas yang
Data hasil penelitian yang diperoleh
ada. Satu kelas adalah kelas eksperimen, kelas
melalui instrumen dianalisis deskriptif dan uji-t.
yang dikenai pembelajaran dengan pendekatan
Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan hasil
open-ended dalam setting pembelajaran learning
keterlaksanaan pembelajaran sedangkan uji-t
cycle 7e dan satu kelas adalah kelas kontrol yang
digunakan untuk pengujian hipotesis. Secara
menggunakan pembelajaran ekspositori. Teknik
keseluruhan, analisis dilakukan untuk mengetahui
pengambilan
simple
keefektifan pembelajaran dengan pendekatan
random sampling dengan semua kelas berpeluang
open-ended dalam setting pembelajaran learning
untuk menjadi sampel. Sampel penelitian terpilih
cycle 7e ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas
matematis siswa SMP kelas VII SMP Negeri 2
VII B sebagai kelas kontrol.
Tempel.
Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Analisis Deskriptif
sampel
Instrumen
yang
menggunakan
digunakan
Analisis
dalam
deskriptif
dilakukan
untuk
penelitian ini adalah instrument tes dan non-tes.
mendeskripsikan hasil pretest dan post-test pada
Instrument tes pada penelitian ini adalah soal
kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang
pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif
meliputi rata-rata perolehan nilai, simpangan
sedangkan instrument non-tes yang digunakan
baku,
adalah
keterlaksanaan
minimum. Selain itu juga akan diseskripsikan
pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang
nilai rata-rata tiap aspek kemampuan berpikir
digunakan yaitu observasi dan tes. Observasi
kreatif matematis.
lembar
observasi
ragam,
nilai
maksimum,
dan
nilai
keterlaksanaan
Selain data pretest dan posttest juga akan
pembelajaran baik kelas eksperimen maupun
diseskripsikan hasil observasi keterlaksanaan
kelas kontrol. Tes tertulis yaitu tes untuk
pembelajaran. Hasil observasi keterlaksanaan
mengukur kemampuan berpikir kreatif yang
pembelajaran adalah data yang diperoleh dari
dilakukan
untuk
mengetahui
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 5
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
pendekatan
open-ended
Analisis data dilakukan dengan menghitung
learning cycle 7e dan pembelajaran ekspositori
persentase keterlaksanaan pembelajaran selama
ditinjau
penelitian apakah sudah sesuai dengan RPP
menggunakan uji independent t-test.
dari
dalam
kemampuan
pembelajaran
berpikir
kreatif
ataukah belum sesuai. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Statistik Pengujian ini dilakukan untuk menjawab
Hasil Penelitian Penelitian pada kelas eksperimen yaitu
rumusan masalah penelitian. Pengujian dilkukan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan
dengan uji-t. Sebelum, pengujian dengan uji-t ada
open-ended dalam setting model pembelajaran
beberapa persyaratan yang harus dilakukan yaitu
learning
pengujian
uji
menunjukkan
peneliti
telah
normalitas
pembelajaran
sesuai
dengan
digunakan untuk mengetahui data hasil penelitian
menggunakan
pendekatan
pretest maupun posttest berasal dari populasi
dipadukan dengan model pembelajaran learning
yang berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya
cycle 7e. Hal ini berdasarkan hasil analisis
dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui
keterlaksanaan pembelajaran yang menunjukkan
apakah sampel berasal dari populasi yang
pembelajaran 94,9% telah terlaksana.
kemampuan
normalitas, awal
homogenitas siswa.
Uji
dan
cycle
7e.
Pembelajaran
homogen atau tidak. Suatu populasi dikatakan
Hasil
pengamatan melaksanakan RPP
yang
open-ended
pada
kelas
kontrol
homogen apabila variansi kedua kelas, kelas
menggunakan
eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan sama.
Berdasarkan
Uji
ini
pembelajaran menunjukkan pembelajaran 92%
menggunakan bantuan SPSS. Uji kemampuan
telah terlaksana. Berikut adalah tabel hasil
awal digunakan untuk mengetahui kemampuan
keterlaksanaan pembelajaran pada dua kelas.
awal kelas eksperimen maupun kelas kontrol
Tabel 2. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
homogenitas
pada
penelitian
sama atau tidak Setelah uji prasyarat dipenuhi yaitu data
statistik parametrik. Uji yang digunakan untuk mengetahui keefektifan pendekatan open-ended dalam pembelajaran learning cycle 7e ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis menggunakan uji one sample t-test. Begitu pula untuk
mengetahui
ekspositori.
Uji
keefektifan yang
pembelajaran
digunakan
hasil
analisis,
ekspositori. keterlaksanaan
x
Kelas Eksperimen Keg. Keg. Guru Siswa 95,8% 95,8% 100% 100% 87,5% 87,5% 91,7% 87,5% 91,7% 95,8% 100% 100% 95,8% 100% 94,6% 95,2%
Kelas Kontrol Keg. Keg. Guru Siswa 100% 100% 81,3% 81,3% 87,5% 93,8% 93,8% 93,8% 87,5% 81,3% 93,8% 93,8% 100% 100% 92% 92%
x total
94,9%
92%
Pert.
berdistribusi normal dan homogen maka statistic yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah
pembelajaran
yang
1 2 3 4 5 6 7
Selain
deskripsi
keterlaksanaan
untuk
pembelajaran juga dideskripsikan hasil belajar
mengetahui manakah yang lebih efektif antara
siswa yang diperoleh dari tes ketercapaian
6 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Kompetensi
Dasar
(KD).
Secara
ringkas,
deskripsi dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada akhir pertemuan diadakan posttest dengan hasil rata-rata seperti pada tabel 15 di atas. Pada tabel dapat diketahui peningkatan nilai
Tabel 3.
Deskripsi Hasil Tes Ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) Kelas Eksperimen
Deskripsi Rata-rata Stand Dev Nilai Maks Teoritik
Nilai Min Teoritik
Kelas Kontrol
Pre 47,74 12,22 80,00
Post 80,60 12,55 96,00
Pre 44,26 12,52 72,00
Post 72,63 16,64 96,00
24.00
48,00
24,00
28,00
Berdasarkan data, ketuntasan belajar kelas eksperimen mencapai 80% dan kelas
pretest
yang cukup signifikan. Data hasil
perolehan skor posttest dapat dilihat pada lampiran. Berikut disajikan deskripsi data nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif.
Tabel 5. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Setiap Aspek
kontrol mencapai 65,6%. Data hasil penelitian berupa nilai pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Secara ringkas data hasil tes kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel berikut.
Aspek Kelancaran Keluwesan Kebaruan Rata-rata
Kelas Eksperimen Pre Post 28,31 72,04 21,24 79,57 49,35 77,74 32,97 76,45
Berdasarkan tabel
Kelas Kontrol Pre Post 45,88 75,34 17,74 74,22 60,86 60,31 41,49 69,96
di
atas,
ata-rata
keseluruhan skor aspek kemampuan berpikir Tabel 4.
Hasil Tes Kreatif
Deskripsi Rata-rata Standar Deviasi Nilai Maks Teoritik Nilai MinTeoritik
Kemampuan
Berpikir
kreatif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan telah mencapai kriteria ketuntasan
Kelas Eksperimen Pre Post 31,48 77,64 11,29 12,30
Kelas Kontrol Pre Post 34,37 72,09 10,10 13,12
68,97
100,00
55,17
93,10
10,34
48,27
17,24
34,48
minimal. Analisis Data Hasil
uji
normalitas
skor
pretest
kemampuan berpikir kreatif kelas ekperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa
berdistribusi normal dengan nilai signifikan kelas
nilai rata-rata pretest kemampuan berpikir kreatif
ekpermen 0,161 dan nilai signifikan kelas kontro
siswa kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas
adalah 0,481. Hasil ujinormalitas posttest untu
eksperimen. Hasil pretest kedua kelas masih jauh
kelas eksperimen nilai signifikan 0,109 dan untuk
di bawah kriteria ketuntasan minimal yang
kelas kontrol 0,053.
ditetapkan. Hal ini menujukkan siswa belum
Hasil uji homogenitas untuk data pretest
memahami materi yang akan diberikan dan
memiliki nilai signifikan 0,389 dan untuk data
kemampuan berpikir kreatif matematis baik kelas
posttest memiliki nilai signifikan 0,529 sehingga
eksperimen
dapat dikatakan data pretest maupun posttest
maupun
tergolong rendah.
kelas
kontrol
masih
kemampuan berpikur kreatif kelas eksperimen
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 7
dan kelas kontrol memiliki varian yang sama
t 0,05(61) 1,67022. Karena t hitung t 0,05(61) maka H0
(homogen).
ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Uji
Kemampuan
awal
siswa
pebelajaran
dengan
pendekatan
open-ended
menggunakan nilai pretest diperoleh thitung = -
dalam setting pembelajaran learning cycle 7e
2,6575 dengan taraf signifikansi ⍺ = 0,05.
lebih efektif dari pada
diperoleh t0,025(60)= 2,0003 sehingga thitung = -
ditinjau dari kemapuan berpikir kreatif matematis
2,6575 < t0,025(v)= 2,0003 yang artinya H0
siswa.
pebelajaran ekspositori
diterima. Kelas eksperimen dan kelas kontrol Pembahasan
memiliki kemampuan awal yang sama.
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Perhitungan menunjukkan nilai t hitung 1,1995, taraf signifikan ⍺ = 0,05 sehingga
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e dalam penelitian ini telah terlaksana sesuai
t 0,05(30) 1,6973. Karena t hitung t 0,05(30) maka H0
dengan langkah-langkah pembelajarannya. Hal
ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
ini dapat dilihat dari persentase keterlaksaan
pembelajaran dengan pendekatan open-ended
pembelajaran pada kelas eksperimen. Lembar
dalam setting pembelajaran learning cycle 7e
keterlaksanaan pembelajaran diisi oleh observer
efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
dan diberi komentar sesuai dengan suasana dan
matematis.
kondisi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan diadakan
Keefektifan Pembelajaran Ekspositori Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Perhitungan menunjukkan nilai
pembelajaran
t hitung 1,2504, taraf signifikan ⍺
= 0.05
(Kriteria
Karena
Keefektifan pendekatan open-ended dalam setting
t hitung t 0,05(30) maka H0 ditolak. Oleh karena itu
pembelajaran learning cycle 7e dapat dilihat pada
sehingga
t 0,05(31) 1,6955 .
itu.
Pada
penelitian
ini,
pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata hasil posttest siswa minimal mencapai KKM Ketuntasan
Minimal)
yaitu
75.
hasil analisis data. Analisis data yang digunakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis.
meliputi deskripsi dan analisis data. Data hasil perolehan skor pretest diolah menggunakan SPSS dengan hasil kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
Perbandingan Keefektifan Pendekatan OpenEnded dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Pembelajaran Ekspositori Perhitungan menunjukkan nilai t hitung 1,7309, taraf signifikan ⍺ = 0.05 sehingga
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata (uji-t) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
8 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
skor pretest. Berdasarkan hasil uji kemampuan
analisis data. Data hasil perolehan skor pretest
awal, dapat disimpulkan kemampuan awal siswa
diolah menggunakan SPSS dengan hasil kedua
kelas eksperimen dan kelan kontrol dianggap
kelas baik kelas eksperimen maupun kelas
sama.
kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi Data
hasil
perolehan
posttest
juga
normal
dan
memiliki
varian
yang
sama
dianalisis dengan hasil kelas eksperimen maupun
(homogen). Selanjutnya dilakukan uji beda rata-
kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi
rata (uji-t) untuk mengetahui kemampuan awal
normal
sama
siswa pada skor pretest. Berdasarkan hasil uji
(homogen). Selanjutnya dilakukan uji keefektifan
kemampuan awal, dapat disimpulkan kemampuan
menggunakan uji beda rata-rata (uji-t). Hasil
awal siswa kelas eksperimen dan kelan kontrol
pengujian menunjukkan bahwa pendekatan open-
dianggap sama.
dan
memiliki
varian
yang
ended dalam setting pembelajaran learning cycle
Data
hasil
perolehan
posttest
juga
7e efektif ditinjau dari kemampuan berpikir
dianalisis dengan hasil kelas eksperimen maupun
kreatif matematis siswa. Hal ini didukung oleh
kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi
penelitian Agus Setiawan (2015) dengan hasil
normal
penelitian
7e
(homogen). Selanjutnya dilakukan uji keefektifan
meningkatkan prestasi siswa yang memiliki
menggunakan uji beda rata-rata (uji-t). Hasil
kemapuan kreativitas tinggi.
pengujian
pembelajaran
learning
cycle
dan
memiliki
menunjukkan
varian
bahwa
yang
sama
pendekatan
ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan Keefektifan Pembelajaran Ekspositori Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pendekatan ekspositori pada penelitian ini menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sehingga guru tidak selalu menerangkan materi tetapi juga diselingi dengan pertanyaanpertanyaan untuk memberikan kesempatan pada siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan ekspositori
telah
terlaksana
sesuai
dengan
langkah-langkah pembelajarannya. Hal ini dapat
berpikir kreatif matematis siswa. Suyono dan Hariyanto (2015: 80) yang menyatakan bahwa dengan pembelajaran ekspositori siswa secara langsung
mendapatkan
informasi
sebanyak-
banyaknya melalui penjelasan dari guru dan dalam waktu yang lebih singkat sehingga siswa akan
langsung
paham
terhadap
materi.
Pembelajaran ekspositori akan efektif apabila didukung
oleh
situasi
pembelajaran
yang
kondusif.
dilihat dari persentase keterlaksaan pembelajaran pada kelas kontrol. Lembar keterlaksanaan pembelajaran diisi oleh observer dan diberi komentar sesuai dengan suasana dan kondisi pembelajaran. Keefektifan
pendekatan
ekspositori
dapat dilihat pada hasil analisis data. Analisis data yang digunakan meliputi deskripsi dan
Perbandingan Keefektifan Pendekatan OpenEnded dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E dan Pembelajaran Ekspositori Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pendekatan open-ended dalam setting pembelajaran learning cycle 7e dan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori efektif apabila ditinjau
dari
kemampuan
berpikir
kreatif
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 9
matematis siswa. Oleh karena itu dilakukan uji
pendapat sehingga siswa akan mendapatkan
beda rata-rata (uji-t) untuk mengetahui perlakuan
berbagai macam jawaban dan berbagaimacam
mana yang lebih efektif. Berdasarkan hasil uji
cara dalam penyelesaian suatu masalah.
beda rata-rata (uji-t) kelas eksperimen yang
explain yaitu menjelaskan, setelah melakukan
menggunakan pendekatan open-ended dalam
kegiatan
setting pembelajaran learning cycle 7e lebih
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan
efektif
kelas. Siswa menjelaskan bagaimana mereka
dibandingkan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan ekspositori. Pendekatan
mendapatkan
LKS
suatu
siswa
konsep
diminta
dan
untuk
bagaiman
dapat
menyelesaikan masalah terbuka yang disediakan.
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
5) elaborate yaitu mengaplikasikan konsep yang
matematis siswa hal ini seperti penelitian Tri
baru saja mereka temukan pada soal yang
Rokhimah (2015) yang menyatakan bahwa
berbentuk pemecahan masalah. Siswa bekerja
pendekatan saintifik berbasis masalah open ended
bersama kelompok untuk dapat mmecahkan
efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
masalah yang disediakan. 6) evaluate yaitu
siswa. Selain itu, model pembelajaran learning
evaluasi di setiap pertemuan untuk mengukur
cycle 7e memberikan wadah bagi siswa untuk
sejauh mana siswa menguasai materi dan sejauh
belajar
mengutarakan
mana keberhasilan metode yang diterapkan guru.
pendapat, dan memberikan komentar. Langkah-
7) extend yaitu mempertegas pengetahuan dan
langkah yang dialui siswa 1) eliciting prior
memperluas dengan mengaitkan topik dengan
knowledge yaitu pemunculan pemahaman awal
permaslahan lain. Siswa diberikan tugas yang
siswa terhadap materi sehingga siswa dapat
berkaitan dengan materi yang akan mereka terima
mengaitkan materi yang akan ia pelajari dengan
pada pertemuan berikutnya. Tahap ini menuntun
apa yang telah mereka ketahui 2) engage yaitu
siswa untuk menghubungkan materi yang baru
membangkitkan minat siswa terhadap materi.
dipelajari dengan materi yang akan dipelajari
Pada tahap ini, materi dikaitkan pada kehidupan
berikutnya.
mandiri,
open-ended
pada
4)
berdiskusi,
sehari-hari atau maslah nyata yang ada di sekitar siswa
sehingga
pada
pembelajaran kelas eksperimen, siswa akan lebih
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini
aktif dan termotivasi dalam belajar. Keaktifan
juga dibubuhkan masalah terbuka sehingga siswa
siswa yang dominan terjadi saat siswa berdiskusi
terpancing untuk mengikuti pelajaran. 3) Explore
berkelompok. Masalah yang disuguhkan dalam
yaitu melakukan eksplorasi terhadap materi yang
LKS bersifat masalah terbuka atau masalah tidak
akan dipelajari. Pada tahap ini, siswa dibentuk
lengkap
kelompok kecil, dan setiap siswa mendapatkan
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
LKS.
siswa.
melakukan
termotiivasi
langkah-langkah
untuk
Siswa
siswa
Berdasarkan
eksplorasi
dengan
memahami maslah yang ada pada LKS kemudian
sehingga
akan
Langkah-langkah
membantu
siswa
pembelajaran
mendiskusikanya bersama teman satu kelompok,
ekspositori pada kelas kontrol lebih menekankan
saling mengomunikasikan dan saling bertukar
pembelajaran secara individual. Pembelajaran
10 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
ekspositori bisa menjadi efektif tergantung situasi
yaitu pendekatan open-ended dalam setting
dan kondisi kelas. Penyampaian materi secara
pembelajaran learning cycle 7e dapat menjadi
ceramah dan diselingi tanya-jawab, kegiatan
alternatif bagi guru untuk mengembangkan
siswa adalah memperhatikan dan mencatat apa
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
yang guru sampaikan. Kemudian siswa diberikan
SMP kelas VII dengan siswa yang memiliki
contoh pengerjaan soal serta latihan soal. Siswa
karakteristik yang sama dengan siswa SMP
tidak berinteraksi dengan beberapa siswa, hanya
Negeri 2 Tempel. Karena tahap yang dilalui
dengan teman sebangku saja. Hal tersebut
dalam pembelajaran ini cukup panjang maka
membuat pemikiran siswa kurang berkembang
hendaknya ada manajemen waktu yang bagus
karena tidak banyak masukan yang ia dapatkan.
sehingga pembelajaran selesai tepat waktu dan
oleh karena itu siswa terpaku pada suatu cara
siswa
saja.
berpikir kreatif secara maksimal.
dapat
mengembangkan
kemampuan
Perlu adanya penelitian lebih lanjut SIMPULAN DAN SARAN
mengenai pendekatan open-ended dalam setting
Simpulan
pembelajaran learning cycle 7e pada karakteristik
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
siswa yang berbeda dengan siswa kelas VII SMP
pembahasan tentang efektivitas pendekatan open-
Negeri 2 Tempel serta dengan pendekatan atau
ended dalam setting pembelajaran learning cycle
metode pembelajaran dan materi yang berbeda.
7e ditinjau dari kemampuanberpikir kreatif matematis
siswa
SMP
kelas
VII
dapat
disimpulkan : 1.
Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA open-ended
dalam
setting
pembelajaran learning cycle 7e efektif apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP kelas VII. 2.
Pembelajaran ekspositori efektif apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP kelas VII.
3.
Pendekatan
open-ended
dalam
setting
pembelajaran learning cycle 7e lebih efektif dibandingkan
dengan
pembelajaran
ekspositori apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP kelas VII. Saran Berdsarkan kesimpulan penelitian di atas ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
Black, Charles dan Greenberg. (2007). Applying the Open-Ended Approach to Improve Performance in Middle School Math. Jurnal. ProQuest. Daryanto. (2013). Media Yogyakarta: Gava Media.
Pembelajaran.
Eisenkraft, Arthur. (2003). Effect of Learning Environmental Education Using The 7E Learning Cycle. NTSA. Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA. Haylock, Derek. (1997). Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren. Diakses dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf. pada tanggal 02 Desember 2015, Jam 10.43 WIB.
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 11
Momon Sudarma. (2013). Mengembangkan Ketrampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Suyono dan Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pehkonen, Erkki. (1997). Open-Ended Problem: A Method for an Educational Change. Diakses tanggal 2 Desember 2015 dari http://www.clab.edc.uoc.gr/aestit/4th/PDF/ 56.pdf.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi. Diakses tanggal 25 Mei 2015 dari http://www.wordpress. com. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006. Standar Kompetensi Lulusan. Diakses dari http://www.unm.ac.id pada 25 Mei 2015, Jam 04.44 WIB.
Wita Ratna P. (2015). Perbandingan Keefektifan Model Learning Cycle 5E dan 7E dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Prestasi belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, dan Self-Efficacy Siswa Sekolah Menengah Pertama.Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta.