Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
BULAN KELUARGA 2010
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
GEREJA KRISTEN JAWA GANDARIA
Komp.Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha Jl. Raya Bogor Km.28, Gandaria, Jakarta Timur Telp/Fax. 8717876, CDMA 97924650 Keluargaku, keluargamu, keluarga kita Email :
[email protected]
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Pengantar dari Majelis Agenda Acara dan Teknis Pelaksanaan Penjelasan Tema Panduan Pelaksanaan Ibadah Ibadah Keluarga 1-6 PA Pemuda PA Dewasa 1-2 PA Adiyuswa 1-2 Sarasehan
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
PENGANTAR
Selamat ! Atas nama majelis dan jemaat saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Bidang Ibadah Panitia Bulan Keluarga yang untuk pertama kalinya telah merumuskan pokok pikiran/tema dan mempersiapkan sendiri buku Bulan Keluarga (dahulu bernama Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga/MPHB) dengan tema :
KELUARGAKU, KELUARGAMU, KELUARGA KITA Apa yang bisa kita harapkan dari buku ini ? Lalu, apa yang kita bisa harapkan dari buku ini ? Tergantung bagaimana kita memandang program Bulan Keluarga ini. Cara pandang kita akan menentukan sikap dan tindakan kita. Jika kita memandang Bulan Keluarga sebagai masa bagi kita untuk mengevaluasi keluarga kita maka, buku ini sangat bermanfaat. Kita bisa menggunakannya sebagai alat untuk bercermin untuk melihat bagaimana keluarga kita telah berproses guna berfungsi sebagai komunitas cinta kasih, komunitas hidup dan komunitas keselamatan. Dengan mengetahui keberadaan keluarga dalam 3 fungsi tersebut, akan lebih mudah untuk kita melanjutkan prosesnya. Tetapi, jika kita memandang Bulan Keluarga hanya sekedar program rutin gereja, maka buku ini kurang bermanfaat dan cenderung justru menjadi beban. Selain itu, marilah kita menggunakan buku ini juga sebagai wujud syukur atas berkat Tuhan berupa upaya dari saudara-saudara kita yang telah bekerja keras mempersiapkannya dan dana (buku ini dibiayai oleh persembahan jemaat). Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
Kapan dan mulai dari mana ? Sekarang juga, mari kita memulai prosesnya untuk menjadi komunitas cinta-kasih, hidup dan keselamatan, dari keluarga‘ku’, untuk kita bagikan kepada keluarga’mu’, karena semuanya adalah keluarga‘kita’. Tuhan memberkati. Pnt. Hardianto
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
JADWAL KEGIATAN
R
angkaian kegiatan pada Bulan Keluarga yang mengambil tema “Keluargaku, Keluargamu, Keluarga Kita” dimulai tanggal 10 Oktober hingga 17 November 2010, sebagai berikut:
Tema : “ Keluargaku, Keluargamu, Keluarga Kita” NO
HARI
TANGGAL
WAKTU
KEGIATAN
1
Minggu
10-Oct-10
sesuai jam kebaktian
Kebaktian Pembukaan Bulan Keluarga Tema: “ Keluarga yang Tahu Diri”
2
Sabtu
16-Oct-10
17.00-21.00
Sarasehan Keluarga di Gandaria Tema: “Keluarga yang Menjadi Berkat” Pembicara: Pdt. Parasian Tambunan, M.Th (HKBP)
3
Minggu
17-Oct-10
sesuai jam kebaktian
Kebaktian Minggu Tema: “Keluarga yang Gigih”
4
Minggu
17-Oct-10
10.00-12.00
Pelatihan Keluarga di Pepanthan Cawang Tema: “Keluarga yang Mandiri Terhadap Masalahnya Sendiri” Pembicara: Bpk. Phutut D. Rahardjo
5
Minggu
24-Oct-10
sesuai jam kebaktian
Kebaktian Minggu Tema: “Keluarga yang Berani Mengaku Dosa”
6
Minggu
31-Oct-10
sesuai jam kebaktian
Kebaktian Minggu Tema: “Keluarga yang Berani Menghadapi Tantangan “
7
Minggu
31-Oct-10
10.00-11.00
Kunjungan Kasih (Program Diakonia)
8
Sabtu
6-Nov-10
09.00-12.00
Pembaruan Janji Pernikahan
7-Nov-10
sesuai jam kebaktian
Kebaktian Minggu Tema: “Membangun Keluarga yang Dewasa”
9
Minggu
10
Selama Bulan Keluarga
Ibadah Keluarga di Keluarga Masing-masing
11
Selama Bulan Keluarga
Pemahaman Alkitab Keluarga: Pemuda-Remaja, Dewasa, Adiyuswa
12
Minggu
13
Rabu
14-Nov-10
sesuai jam kebaktian
Kebaktian Penutup Bulan Keluarga Tema: Keluarga yang Setia Sampai Akhir
Gerak Jalan Keluarga, GKJ Gandaria Mencari Bakat 17-Nov-10 07.00 - Selesai & Penutupan Bulan Keluarga di Bumi Perkemahan Cibubur
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
PANDUAN PELAKSANAAN
D
urasi Bulan Keluarga tahun ini adalah 6 (enam) minggu. Kebaktian Minggu akan dilaksanakan seperti biasa, baik di Gandaria maupun di Pepanthan Cawang, dengan tema yang sudah ditentukan Tim Ibadah. Pada Kebaktian Pembukaan dan Penutupan akan dilaksanakan dengan Liturgi Khusus yang telah disusun oleh Tim Ibadah. Sarasehan akan dilaksanakan di Gandaria dan Pepanthan Cawang (disebut sebagai Pelatihan Keluarga) dengan jadwal dan tema yang berbeda. Seluruh jemaat, baik di Gandaria dan Pepanthan Cawang diharapkan dapat berpartisipasi dalam kedua acara. Tidak dipungut biaya. Program Diakonia akan dilaksanakan oleh Panitia dalam bentuk kunjungan kasih kepada warga jemaat GKJ Gandaria yang sedang sakit. Program “Memperbarui Janji Pernikahan” akan dilaksanakan dengan tujuan memperkokoh cinta kasih suami-isteri yang telah lebih dari 10 tahun menikah, dengan mengucapkan janji yang sama saat diberkati pertama kali dahulu. Program ini tidak dimaksudkan untuk suami isteri yang sedang bermasalah, tapi justru ditujukan untuk mengukuhkan kembali janji suami isteri yang pernah diucapkan, bahwa janji itu masih berlaku sampai sekarang dan untuk selamanya. Bagi jemaat yang berminat agar mendaftarkan diri kepada Ketua Kelompok atau kepada Panitia Bulan Keluarga. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jemaat diharapkan dapat melaksanakan Ibadah keluarga di rumah masing-masing, dengan liturgi yang telah disediakan sebanyak 6 (enam) liturgi (telah disediakan Panduan Ibadah Keluarga). Demikian pula Pemahaman Alkitab diharapkan dilaksanakan oleh masing-masing jemaat, dengan pengkategorian untuk Pemuda-Remaja, Dewasa, dan Adiyuswa. Persembahan yang diberikan dalam Ibadah Keluarga mohon dimasukkan dalam amplop dan celengan yang disediakan Panitia. Amplop dan celengan ini nanti dikumpulkan pada Kebaktian Penutup Bulan Keluarga tanggal 14 November 2010. 10
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Sebagai acara puncak sekaligus sebagai program penutupan Bulan Keluarga akan dilaksanakan Gerak Jalan Keluarga dan GKJ Gandaria (GKJG) Mencari Bakat bertempat di Bumi Perkemahan Cibubur. Demi mendukung terlaksananya program ini, Panitia akan bekerjasama erat dengan Ketua-Ketua Kelompok, untuk pendaftaran peserta dan pengaturan keberangkatan peserta. Gerak Jalan Keluarga dan GKJG Mencari Bakat akan dilombakan, dimana pemenangnya akan mendapatkan hadiah dan piala dari Panitia. Khusus untuk program GKJG Mencari Bakat, akan dibagi dalam 2 (dua) kategori: Anak dan Dewasa. Detil persyaratan untuk mengikuti acara ini akan diumumkan di Warta Gereja dan ditempel di papan pengumuman Gereja Gandaria maupun Pepanthan Cawang. Selamat mengikuti kegiatan-kegiatan ini dengan menghayati indahnya kebersamaan berkeluarga, baik di rumah, kelompok, maupun keluarga jemaat GKJ Gandaria.
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
11
PENJELASAN TEMA KELUARGAKU, KELUARGAMU, KELUARGA KITA Tantangan dari dua sisi Maurice Eminyan, dalam buku Teologi Keluarga mengungkapkan bahwa hakikat keluarga Kristen ada tiga ; pertama, keluarga Kristen adalah komunitas cinta kasih. Mustahil terbentuk satu keluarga jika tanpa cinta kasih. Kedua, keluarga Kristen adalah komunitas hidup. Seluruh siklus kehidupan terangkai dalam perjalanan keluarga. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu ada di sana. Dan yang ketiga, keluarga Kristen adalah komunitas keselamatan. Masing-masing orang menerima karunia keselamatan, bahkan anak-anak sekalipun, sekaligus dipanggil untuk memelihara keselamatan itu dan mewartakannya kepada orang lain. Ketiga hal di atas adalah identitas atau jatidiri yang – tidak bisa tidak – harus melekat dalam diri setiap keluarga Kristen, termasuk di dalamnya anggota keluarga itu. Di sisi lain, situasi dan kondisi yang menjadi habitat keluarga itu sendiri terus mengalami perubahan. Kemajuan teknologi yang sangat pesat akhirnya membawa perubahan pola pikir dan tatanan hidup masyarakat. Tingginya kadar ketergantungan manusia membuat teknologi berbalik dari alat penunjang menjadi “tuan” bagi manusia. Terbukanya akses pada informasi bagaikan arus deras yang mengaliri bilik-bilik rumah kita. Dengan internet, segalanya bisa didapat, dari yang baik sampai yang paling buruk. Tanpa kita sadari, kita telah mengalami proses brainwashing (“cuci otak”) dari tayangan-tayangan televisi dan hiburan yang dengan ikhlasnya kita persilahkan masuk dalam ruang keluarga kita. Dari tayangan yang membentuk budaya instan sampai tayangan yang penuh dengan kekerasan. Sejenak melihat keluar, kita akan menemukan tantangan yang tak kalah mengerikan! Harga kebutuhan hidup yang terus naik dibarengi 12
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
dengan rendahnya daya beli membuat kita merasa frustrasi. Sementara, pekerjaan sulit untuk didapat, kebutuhan semakin meningkat membuat orang tergoda untuk mengambil jalan pintas. Atau kisah-kisah kekerasan yang dilakukan kelompok tertentu terhadap kelompok yang berbeda semakin memperlihatkan mulai tumbuh suburnya budaya kekerasan dan fundamentalisme. Belum lagi kalau kita bercakap soal upaya penegakan hukum dan HAM yang masih ruwet. Dan yang terakhir, kerusakan ekologi akibat ulah manusia. Belajar Peduli, Melawan Rasa Takut Tampak jelas bahwa saat ini keluarga menghadapi tantangan: mempertahankan dan mengejawantahkan identitas diri sekaligus bertahan agar tidak hanyut dalam pusaran perubahan. Masing-masing keluarga berjuang untuk bertahan: menghidupi anggotanya, memperkuat anggotanya, sekaligus untuk tetap melangkah ke depan. Di satu sisi, fakta ini membesarkan hati, karena tidak ada satu pun keluarga yang tidak menghadapi situasi tantangan seperti tersebut di atas. Melihat bahwa kita tidak sendirian dalam berjuang bisa menaikkan semangat. Namun di sisi lain, karena semuanya asyik berjuang untuk diri sendiri dan anggotanya (baca: keluarganya sendiri), maka tanpa sadar kita abai terhadap yang lain. Ibaratnya, walau tengah menghadapi tantangan yang sama, namun kita berjuang sendiri-sendiri. Pokok pikiran inilah yang hendak kita geluti dalam Bulan Keluarga Tahun 2010 ini. Harapannya adalah, walaupun memang setiap keluarga harus berjuang dalam jerih dan lelah masing-masing, tetapi perjuangan itu tidak seharusnya menutup mata kita dari jerih dan juang keluarga lain. Membangun kepedulian, itu bahasa sederhananya. Belajar dari kisah janda di Sarfat (I Raja-raja 17:10-16), dalam perjuangan dan kelemahannya, ia tetap mau mendengar dan memperhatikan perjuangan dan keluhan Elia. Bahkan ia mau berbagi roti dengan sang nabi, walau itu adalah tepung dan minyak terakhirnya. Keikhlasan janda Sarfat berbagi makanan – tanpa merasa terbeban – dengan Elia mengingatkan kita pada prinsip keseimbangan yang diungkapkan Paulus dalam II Korintus 8:13-15 Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
13
kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: «Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.» Dalam nasihatnya, Paulus mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Ia juga memakai kerelaan jemaat Makedonia menjadi contoh bagi jemaat Korintus (II Korintus 8:1-3). Bila dibandingkan dengan jemaat di Korintus, jemaat Makedonia jauh lebih kecil dan miskin, bahkan tengah menghadapi penderitaan, namun mereka tetap memiliki kemurahan hati yang besar. Dari dasar pemikiran di atas, maka Bulan Keluarga Tahun 2010 ini dilaksanakan di bawah payung tema: KELUARGAKU, KELUARGAMU, KELUARGA KITA Dengan tema di atas, kita diajak memahami bahwa: 1. Setiap keluarga Kristen tengah berjuang dalam menghadapi tantangan, bersama-sama dengan keluarga-keluarga lain yang ada di sekelilingnya. 2. Dalam perjuangan itu, setiap keluarga diingatkan untuk tetap memperhatikan dan peduli terhadap perjuangan keluarga lain. 3. Di dalam ikatan kebersamaan dan kepedulian itulah, setiap keluarga saling dikuatkan dan menguatkan untuk bertumbuh bersama sebagai sebuah keluarga besar yang tengah berjuang. 4. Dengan kepekaan dan kepedulian itu, keluarga bisa menjadi komunitas basis (sel hidup yang hidup dan menggerakkan), baik di kelompok maupun di gereja. Bukan Mimpi! Dengan berproses di dalam perjuangan dan kepedulian, maka membangun keluarga Kristen yang beridentitas dan peka terhadap pergumulan dan situasi di sekelilingnya, bukanlah mimpi lagi. Selamat berproses!
14
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
PELAKSANAAN IBADAH KELUARGA
A
gar tema dan pokok pikiran dalam pelaksanaan Bulan Keluarga 2010 ini bisa lebih “mendarat,” disediakan 6 (enam) bahan Ibadah Keluarga. Bahan Ibadah Keluarga ini dibuat dengan lengkap mulai dari tata ibadahnya, nyanyian yang dipakai hingga bacaan Alkitab dan renungan singkat. Diharapkan, ibadah ini dilakukan dengan frekuensi seminggu sekali selama pelaksanaan Bulan Keluarga. PERSIAPAN • Tentukan dan sepakati waktu untuk mengadakan Ibadah Keluarga. • Seluruh anggota keluarga berkumpul dalam satu ruangan, bila memungkinkan posisi duduknya melingkar. • Untuk mendukung suasana ibadah, bisa disiapkan simbol-simbol khusus, seperti: satu meja yang difungsikan sebagai altar. Di atas meja tersebut disediakan lilin dan Alkitab. • Baik jika masing-maing anggota keluarga mengambil bagian dalam pelaksanaan ibadah, misalnya: bapak sebagai pelayan firman, ibu sebagai pemimpin liturgi, anak berperan sebagai pemimpin doa syafaat. Peran ini bisa diubah sesuai kesepakatan bersama, misal dalam Ibadah Keluara 1 bapak berperan sebagai pelayan firman. Dalam Ibadah Keluarga 2, gantian ibu yang berperan sebagai pelayan firman, demikian seterusnya. • Di dalam tata ibadah, telah disediakan renungan sesuai dengan tema dan bacaan Alkitab. Namun demikian, renungan dalam bahan Ibadah Keluarga ini masih bisa dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi anggota keluarga yang mengikuti ibadah. Untuk itu, yang bertugas sebagai pelayan firman dharapkan mempelajarinya terlebih dahulu. Selamat menghayati kehadiran dan perjumpaan dengan Tuhan di dalam keluarga. Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
15
Ibadah Keluarga 1 ADAKAH WAJAH-NYA KULIHAT? Pujian Pembukaan Menyanyikan KJ 448:1-2 Alangkah Indahnya
suka, baik keluh 2 Baik berpadu berserah; segala doa bertemu ditakhta rahmatNya
Votum dan Salam PF : Ibadah keluarga ini kita khususkan dengan pengakuan: Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya adalah sumber pertolongan kita. U : Amin PF : Damai sejahtera Tuhan beserta saudara sekalian U : Juga beserta saudara Pujian Umat Menyanyikan KJ 448:3-4 Alangkah Indahnya Sengsara dan beban
3 kan ringan rasanya,
sebab saudara seiman memikulnya serta.
16
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
sebentar 4 Kendati berpisah tersedu
didalam Kristus kembali bertemu
Pembacaan Mazmur Membaca Mazmur 128 berbalasan Pujian Umat Memyanyikan KJ 447:1-3 Dalam Rumah yang Gembira
dan keluhan Menyebarkan sukacita 2 Dukacita 3 tak menggoncang hatiku. dan menghibur yang lelah, Sukacita sabda Tuhan, Itulah pelitaku. Lihatlah sesama kita dalam susah terbenam, mari angkatlah pelita dan pancarkanlah terang
itulah panggilan kita dalam dunia yang resah. Kita binalah bersama tunas bangsa yang besar dalam hidup sederhana, dalam kasih yang segar
Pemberitaan Firman • Doa Epiklese • Pembacaan Alkitab: Kejadian 1:26-27 • Renungan
ADAKAH WAJAH-NYA KULIHAT? Kita mengenal ada ungkapan bahasa Jawa “yen kencana katon wingka.” Dalam terjemahan bebasnya kira-kira berarti kalau sesuatu yang berharga (kencana=permata/berharga) hanya terlihat seperti pecahan genting (wingka=pecahan genting/kereweng). Atau kita pasti juga mengenal ungkapan “kalau cinta sudah melekat, tahi kucing pun Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
17
18
rasa coklat.” Ungkapan ini menunjukkan mengenai bagaimana cara pandang kita terhadap sesuatu. Baik atau buruk, itu semua tergantung bukan dari hakikat sosok yang kita pandang, melainkan dari sudut pandang kita sendiri. Dalam tataran praktis, hal ini nampak dalam respon kita ketika menghadapi sesuatu atau seseorang. Betapa pun bagusnya sesuatu, atau baiknya seseorang, kalau kita sudah terlanjur tidak suka, maka kita akan mengatakan jelek. Sebaliknya, betapa pun buruknya sesuatu, atau jahatnya seseorang, kalau kita sudah terlanjur suka, maka kita akan mengatakan baik. Jadi, segala sesuatu bergantung pada selera kita. Kalau kemudian kita memakai selera dalam menilai segala sesuatu, mungkin justru perdebatan yang tak kunjung habis yang terjadi, karena memang selera tidak bisa dijadikan sebagai patokan yang jelas, terlebih bila berkaitan dengan relasi antar manusia. Lalu bagaimana baiknya? Patokan apa yang bisa kita jadikan sebagai pegangan? Tidak bisa tidak, kita harus kembali pada asal-usul segala sesuatu. Bila kita berbicara mengenai manusia, maka tidak bisa tidak kita harus kembali pada kisah penciptaan. Ayat yang kita baca menjelaskan dengan sangat jelas siapa manusia itu. Ia adalah mahkota ciptaan Allah. Ia adalah Imago Dei, segambar dan serupa dengan Allah. Baik perempuan maupun laki-laki, manusia adalah gambaran Allah yang hidup. Siapapun dan bagaimanapun, manusia itu adalah mulia. Inilah dasar pemahaman kita ketika harus merespon atau berelasi dengan sesama. Yang menjadi pergumulan kita saat ini adalah, apakah dalam setiap perjumpaan dengan sesama manusia, kita melihat Allah atau justru malah sebaliknya? Kalau perjumpaan itu kita persempit lingkupnya; dalam lingkup keluarga, adakah kita melihat wajah Allah dalam wajah-wajah orang yang kita cintai dan mencintai kita? Lebih dalam lagi, apakah dalam perjumpaan setiap anggota keluarga – yang merupakan gambaran wajah Allah – ada cinta kasih, penghargaan dan penghormatan? Apakah relasi antara istri dengan suami, anak dengan orangtua sudah mencerminkan relasi dari gambar-gambar Allah? Perselisihan, pertengkaran, sampai pada tindak kekerasan dalam rumah tangga, baik fisik, maupun psikis sebetulnya terjadi karena Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
•
adanya penyangkalan gambaran Allah yang ada dalam diri masingmasing. Karenanya, penghayatan bahwa setiap manusia, termasuk pasangan/anggota keluarga kita, adalah gambar Allah adalah pintu masuk menuju kebahagiaan dan ketenteraman keluarga. Kalau setiap anggota keluarga menyadari hal ini, maka keluarga kita sudah memiliki dasar untuk membangun diri menjadi komunitas cinta kasih. Ini adalah salah satu dari sekian banyak identitas keluarga Kristen. Berbahagialah, ketika kita hidup di tengah-tengah gambaran Allah yang mencintai dan kita cintai. Amin. Saat Teduh Doa Syafaat
Liturgi Syukur • Pembacaan Ayat Pengantar Mazmur 30:5 • Pengumpulan persembahan diiringi dengan pujian KJ 299 Bersyukur Kepada Tuhan
•
Doa persembahan diakhiri dengan Doa Bapa Kami
Pujian Pengutusan Menyanyikan PKJ 289:1-2 Keluarga Hidup Indah
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
19
Pengutusan dan Berkat PF : Mari kita mengakhiri ibadah keluarga ini dengan janji: U : Kami akan memulihkan relasi dan memperbaiki komunikasi dengan anggota keluarga sebagai perwujudan gambar Allah dalam hidup kami. PF : Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, di dalam persekutuan dengan Roh Kudus, menyertai kita sekalian. U : Amin, syukur kepada Allah. Pujian Penutup Menyanyikan PKJ 289:3-4 Keluarga Hidup Indah hidup indah, Roh Kudus, bimbing kami 3 Keluarga 4 Ya bila Tuhan pemimpinNya. agar slalu bersamaMu. Dalam suka dalam duka kita dalam tanganNya
Ajar kami, tolong kami mewujudkan kasihMu.
kasih padaMu, Tuhan, reff. Trima Kau bimbing kami selamanya
Segala hormat, puji dan syukur kami panjatkan kepadaMu
20
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Ibadah Keluarga 2 THE SPECIAL ONE Kidung Pembukaan Menyanyikan PKJ 305 Segala Suku Bangsa sebanyak 5 (lima) kali
Doa Pembukaan Kidung Umat Menyanyikan PKJ 307 Tuhanlah Kekuatanku sebanyak 5 (lima) kali
Pembacaan Firman Membacakan Mazmur 8 berbalasan Kidung Umat Menyanyikan PKJ 308 Yesus, TerangMu Pelita Hatiku sebanyak 5 (lima) kali
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
21
Renungan THE SPECIAL ONE Perhatikan gambar-gambar di bawah ini!
22
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Bila dibandingkan dengan alam semesta ciptaan Tuhan, manusia sama-sekali tidak ada artinya apa-apa! We are nothing! Inilah penghayatan sang pemazmur (ay. 4-5). Jangankan dibandingkan dengan seluruh penjuru alam semesta, dibandingkan dengan luasnya samudera dengan segala isinya saja kita kalah! Namun, ketidakberartian manusia itu tidak membuat Sang Pembuat alam raya mengabaikannya. Tuhan justru membuat manusia hampir sama seperti diri-Nya. Tuhan memahkotai manusia dengan kemuliaan dan hormat! Manusia yang tidak berharga bahkan diperintahkan untuk berkuasa atas seluruh ciptaanNya! From nobody become the special one! Dari bukan siapa-siapa menjadi sosok yang sangat istimewa di hadapan Tuhan. Sungguh sebuah keniscayaan kalau kita bersyukur kepada Tuhan. Ia menganggap manusia begitu berharga. Sekarang coba kita merenung sejenak... Apakah saat ini kita juga menilai hidup kita berharga, sama seperti Tuhan menghargai hidup kita? Apakah kita memandang istimewa orang lain, sama sepetiTuhan memandang istimewa manusia? Kalau kita merasa bangga diberi kuasa atas semua ciptaan Tuhan, apakah kita sudah melakukan fungsi pemeliharaan seperti Tuhan memelihara semua ciptaanNya? Atau, dengan dalih kekuasaan pemberian Tuhan, kita memporak-porandakan alam, yang akhirnya berdampak merusak kehidupan manusia? Cobalah jujur pada diri sendiri... Berapa banyak saudara kita yang kecewa dan tersakiti oleh pikiran, perkataan dan perbuatan kita yang merendahkan mereka? Seberapa sering kita mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihi kita? Berharga di mata Tuhan tidak lantas membuat kita hidup seenaknya. Dalam berkat istimewa yang Tuhan berikan terkandung tanggungjawab besar pula. Status the special one menuntut attitude yang special juga. Amin. Saat Teduh
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
23
Doa Syafaat Liturgi Syukur • Ayat Pengantar: Roma 11:36 • Mengumpulkan persembahan dengan diiringi pujian PKJ 299 Bersyukur Puji Tuhan sebanyak 5 (lima) kali.
•
Doa persembahan diakhiri dengan Doa Bapa Kami.
Kidung Penutup Menyanyikan PKJ 302 Jangan Kuatir sebanyak 5 (lima) kali.
24
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Ibadah Keluarga 3 “KELUARGA YANG HARMONIS” 1. Seluruh anggota keluarga menyiapkan diri dalam saat teduh 2. Ny. Pembukaan : KJ 17 : 1, 3 “TUHAN ALLAH HADIR”
3. 4. 5.
Doa pembukaan Membaca Titus 2 : 1 – 10 Renungan : Ada banyak kenangan manis dan pahit dalam sebuah keluarga. Bagimana kerasnya orang tua mendidik dan mengajar anak-anaknya, juga betapa lembutnya kasih saying yang diberikan. Semua itu mewarnai pertumuhan, baik fisik maupun mental masing-masing anggota keluarga, sehingga mereka semua tumbuh menjadi dewasa. Semua yangh dajarkan dan dididik oleh orang tua dalam keluarga tentu baik demi masa depan yang penuh harapan. Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami dalam sebuah keluarga, menujukkan pula dinamika hubungan kita (sebagai keluarga) dengan orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu keluarga-keluarga yang ada Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
25
26
di sekitar keluarga kita. Sehingga kita memandang keluarga yang ain itu sebagai saudara, sebagai teman senasib dan seperjuangan. Kita diciptakan untuk bermasyarakat, dibuat untuk bersatu, seperti tidak terpisahkan, karena padda hakekatnya keluarga yang satu dengan yang lain adalah saling membutuhkan. Maka dalam keluarga itu kita seperti dihubungkan satu dengan yang lain , dan kita saling memiliki untuk selamanya. Dan peran kita dalam keluarga baru akan terasa dan berfungsi jika kita berhubungan satu dengan yang lain, baik antar anggota keluarga maupun antar keluarga. Dengan demikian, jika kita dipisahkan dari anggota keluarga tentu akan melemah dan tidak lama kemudian akan mati, tidak berfungsi lagi. Karena itu, akan nampak gejala dari kemunduran rohani yaitu jika kita terpissah ddari hubungan kita dengan orang lain. Itulah dinamika dalam keluarga, yang juga dinamika hubungan kita dengan Allah, dinamika hubungan antara ayah dan anak, antara anak dan ibu, anatar suami dan isteri, antara tante, om dan keponakan dan hubungan yang lasin lagi. Kadang dalam hubungan itu ada kehangatan, ada kemesraan, ada keaskraban, tetapi tidak jarang pula ada ketakutan, kebencian, iri hati, namun kemudian kembali akrab, hangat dan mesra. Budaya individualisme yang makin marak dan berkembang bebas pada jaman sekarang ini, telah banyak menghasilkan hancurnya sebuah hubungan. Masing-masing bertahan dengan keegosiannya, kepentingan pribadi, dan tidak ada lagi kepedulian di antara mereka. Mereka kehilangan identitas dalam suatu hubungan, mereka kehilangan tanggungjawab karena tidak lagi memiliki komitmen. Banyk orang yakin mereka akan dapat menjadi ‘orang yang baik’ tanpa perlu berhubungan dengan orang lain, tanpa peran serta orang lain dalam hidupnya. Mereka tidak lagi terikat dalam suatu hubungan, dan mereka hidup dalam kebebasan yang tanpa identitas dan tanggung jawab. Demikianlah, demi keharmonisan dalam keluarga, keharmonisan suatu hubungan, Tuhan, melalui surat paulus kepada Titus memberi nasehat kepada kita untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan, sesuai dengan keberadaan kita sebagai anggota keluarga. Bahwa keteladanan seorang tokoh/figure ddalam keluarga menjadi hal yang sangat penting dalam meotivasi keluarga untuk hidup dalam Firman Tuhan, dengan menjaga Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
dan menjalin hubungan. Sang tokoh juga mempunyai air mata, supaya bisa meneteskan air mata duka, kala melihat anaknya menjadi sia-sia. Atau air mata bahagia, kala melihat anaknya menjadi orang berguna. 6. Persembahan, menyanyikan NKB 133 : 1 – 3 “SYUKUR PADAMU, YA ALLAH”
7. Doa syafaat : - Bersyukur diberi kesempatan untuk hidup dalam suatu hubungan keluarga yang harmonis - Keluarga-keluarga makin menjaga keharmonisan untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan 8. Nyanyian Penutup : PKJ 286 :1-3 “KELUARGA YANG DAMAI” Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
27
28
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Ibadah Keluarga 4 “WAKTU PEMULIHAN” 1. Pembukaan : P : Ya Tuhan, bukalah bibir kami, supaya mulut kami memasyhurkan pujia-pijianMu. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu U : Hapuskanlah surhakaku menurut kebesaran rahmatMu P : Basuhlah aku dari kesalahanku U : dan tahirkanlah aku dari dosaku P : Jadikanlah hati yang suci padaku, ya Allah U : baharuilah dengan Roh yang teguh dalam hatiku 2. Nyanyian Pembukaan : KJ 467 : 1 – 3 “TUHAN, BILA HATI KAWANKU”
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
29
3. 4. 5.
30
Doa Pembukaan Membaca Kolese 3 : 12 – 17, Mazmur 133 : 1 Renungan : Kehidupan dimaksudkan untuk dijalani bersama, dengan mengasihi, tidak mementingkan diri sendiri, berbagi pengalaman dengan jujur dari hati ke hati, memberi dengan berkorban, menghibur dengan penuh simpati. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kehidupan bersama itu sering menjadi hambar, hubungan yang terjalin indah dan mesra menjadi retak karena sakit hati, konflik. Sebetulnya, alkitab juga mengjar kita bahwa Allah memberi waktu kepada kita untuk mengadakan pemulihan terhadap hubungan yang rusak itu, baik hubungan keluarga maupun antar keluarga. Karena Kristus ingin keluargaNya dikenal melalui kasih kita, maka jika ada hubungan yang retak, putus, atau perselisihan, adalah suatu hal yang memalukan. Apalagi jika sampai terjadi diantara anggota keluarga sendiri saling menperkarakan. Karena kita adalah keluarga, yang belajar untuk saling mengasihi dan berhubungan dengan keluarga lain, maka membawa damai, membawa pemulihan tentu memerlukan keterampilan sendiri yang bisa dikembangkan . Namun sayang, banyak diantara kita jika sudah menghadapi konflik tidak bisa menyelesaikan, karena sikap individualistis yang makin berkembang luas. Sehingga masing-masing hanya memikirkan kepentingan sendiri, tidak lagi peduli pada keluarga lain bahkan anggota keluarga sendiri. Pemulihan . Kata ini dgunakan untuk menyatakan suatu proses pengembalian kepada kondisi semula. Seseorang yang semula sehat kemudian sakit, dikatakan pulih dari sakitnya jika ia kembali sehat, dan masih banyak contoh yang lain. Keluarga yang semula dipercaya menjalankan tugas untuk menjadi berkat bagi orang lain, tetapi kemudian berubah arah menjadi keluarga yang menmbawa berkat bagi dirinya sendiri, dikatakan pulih jika kembali dapat menjalankan tugas panggilan Tuhan itu. Sekarang sampai kedatangan Tuhan nanti adalah waktu pemulihan itu. Inilah saat dimana setiap pribadi dipulihkan, untuk kembali dapat menjalankan hubungan, saling duduk berdampingan, saling memperhatikan, saling mengasihi dan perintah saling yang lain. Inilah saat dimana keluarga-keluarga dipulihkan , seiap Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
anggota eluarga kembali pada posisi masing-masing dan menjalankan fungsinya masing-masing, sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebagai orang percaya, Allah telah memanggil kita untuk membereskan hubungan kita yang retak dan rusak. Memang adalah tidak sama dalam kehidupan setiap keluarga, negitu jugas snggotnys, tentu ada perbedaan. Namun kita dapat membangun kembali hubungan itu, meskipun kita dengan yang lainnya berbeda, baik karena masalah latar belakang kehidupan, berbeda dalam pendidikan, kedudukan, dan lainlain. Jika kita ingin mengadakan pemulihan, tentu kita lakukan dengan semangat keluarga yang harmonis, keluarga yang betuk-betul dapat memanfaatkan waktu pemulihan, sambil terus mempergumulkan langkah apa yang akan diambil untuk menjalin hubungan dengan orang lain dalam tingkat yang lebih tulus, dari hati ke hati.
6. Persembahan, menyanyikan KJ 393 : 1 – 3 “TUHAN, BETAPA BANYAKNYA”
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
31
7. Doa syukur dan syafaat 8. Nyanyian penutup : NKB 193 : 1 - 3 “AKU HENDAK TETAP BERHATI TULUS”
32
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Ibadah Keluarga 5 KELUARGA YANG MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA Bacaan Alkitab : Matius 5 : 13 – 16 1. LAGU PEMBUKAAN KJ 184 : 1 – 4 Yesus Sayang Padamu
2. DOA PEMBUKAAN 3. MENYANYI BERSAMA KJ 451 : 1 – 2 Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
33
Bila Yesus Berada Di Tengah Keluarga
4. PEMBACAAN MAZMUR 1 : 1 – 6 (secara berbalasan) 5. MENYANYI BERSAMA KJ 370 : 1 – 2 Ku Mau Berjalan Dengan Juru Selamat
34
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
6. DOA DAN PEMBACAAN ALKITAB dari Matius 5 : 13 – 16 7. RENUNGAN KELUARGA YANG MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA
Keutamaan fungsi garam bukan sekedar melezatkan makanan, melainkan juga untuk mencegah kebusukan atau juga membersihkan dari rupa-rupa kekotoran. Fungsi seperti ini yang diinginkan Yesus diperankan oleh segenap orang percaya di mana pun mereka berada. Keadaan dunia saat ini telah rusak atau sedang dalam proses pembusukan. Yesus memanggil orang percaya untuk melawan proses pembusukan itu dengan memerankan diri sebagai garam yang membersihkan. Itulah situasi baru yang harus dihadapi oleh orang percaya dengan memfungsikan diri sebagai garam yang berguna. Sebagai garam yang berguna berarti ikut berperan mendirikan tandatanda Kerajaan Allah, yakni kasih, pengampunan, persekutuan, kerukunan, perdamaian, kebaikan, kebenaran dan keadilan. Peran ini ditujukan untuk memerangi permusuhan, kebencian, peperangan, korupsi, kolusi, manipulasi,dan lain-lain. Panggilan untuk berperan sebagai garam dunia berlaku bagi segenap orang percaya. Jika kita mengabaikan bahkan menolak untuk melakukan peran ini, maka kita sama sekali tidak berguna. Itulah yang disebut Yesus sebagai garam yang “menjadi tawar” dan tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Allah adalah sumber terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Allah menyinarkan terang-Nya kepada umat manusia dan karena itulah setiap umat percaya dipanggil untuk memantulkan terang Allah melalui sikap dan gaya hidupnya. Sikap dan gaya hidup itu mungkin saja berbeda atau bertentangan dengan yang lazim berlaku di lingkungannya. Perbedaan itu terjadi karena orang percaya telah menyerap terang dari Allah dan menjadikannya sebagai bagian dari dirinya. Selain itu fungsi lain dari terang adalah menunjukkan arah. Terang itu tidak boleh ditutup-tutupi atau disembunyikan. Bila hal itu dilakukan, maka lingkungan sekitarnya akan menjadi gelap. Di dalam gelap, orang Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
35
8. 9.
tidak dapat melihat arah. Karena itu, terang berfungsi untuk mencegah ketersesatan. Dari uraian di atas, kita mendapati bahwa memberitakan kabar baik (Injil) dan membawa damai sejahtera adalah tugas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh sebab itu, sebagai keluarga Kristen mari berfungsi sebagai garam yang membersihkan dan sebagai terang yang memantulkan kemuliaan Allah di dalam kehidupan sehari-hari. SAAT HENING PERSEMBAHAN Ayat pengantar persembahan : Amsal 3 : 9 - 10 Menyanyi bersama KJ 450 : 1 – 2 Hidup Kita Yang Benar
10. DOA SYAFAAT DAN PENUTUP (diakhiri dengan Doa Bapa Kami) 11. LAGU PENUTUP KJ 376 : 1 – 2 36
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Ikut Dikau Saja, Tuhan
IBADAH SELESAI
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
37
Ibadah Keluarga 6
KASIH : DASAR SEGALA SESUATU Bahan Alkitab : I Korintus 13 : 1 - 13 1. LAGU PEMBUKAAN KJ 405 : 1 – 2 Kaulah Ya Tuhan, Surya Hidupku
2. DOA PEMBUKAAN 3. MENYANYI BERSAMA KJ 381 : 1, 7 & 9 38
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Yang Mahakasih
4. PEMBACAAN MAZMUR 37 : 1 – 9 (secara berbalasan) 5. MENYANYI BERSAMA KJ 400 : 1 & 3 Kudaki Jalan Mulia
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
39
6. DOA DAN PEMBACAAN ALKITAB I Korintus 13 : 1 – 13 7. RENUNGAN
8. 9. 40
KASIH : DASAR SEGALA SESUATU Seorang anak marah kepada orangtuanya, karena orangtuanya melarang ia masuk ke jurusan yang dikehendakinya, dan dalam kemarahannya, anak ini mempertanyakan alasan orangtuanya itu. Lalu orangtua ini mengatakan semua ini dilakukan karena mereka mengasihi anak itu. Benarkah itu karena kasih ? Apakah yang ada dibenak orangtua, itulah yang paling baik bagi anak-anak mereka ? Kasih adalah sebuah kata yang tidak baru di telinga kita. Kasih, bahkan menjadi sebuah alasan yang seringkali kita katakan melandasi apa yang kita lakukan. Jikalau kita mengasihi orang lain, kita tidak akan mengukur segala sesuatu hanya berdasarkan pandangan dan pikiran kita. Kita akan belajar untuk juga menyadari keterbatasan kita dan menghargai orang lain. Saat seseorang begitu mangasihi orang lain, ia akan dengan sadar menerima keterbatasan orang yang dikasihinya. Ia tidak akan mentertawakan kelemahan orang yang dikasihinya, karena rasa kasih menutupi bahkan menghapuskan kekecewaannya. Saat kita mengasihi, kita tidak lagi hanya mencari keuntungan bagi diri kita. Namun saat kita mengasihi, kita belajar menyelaraskan keinginan kita dengan keinginan orang lain. Kita tidak lagi hanya terfokus pada diri kita sendiri. Kasih adalah sesuatu yang terus dibutuhkan, karena tanpa kasih semua akan sia-sia. SAAT HENING PERSEMBAHAN Ayat pengantar persembahan : 1 Tawarikh 29 : 13 – 14 KJ 403 : 1 – 2 Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Hujan Berkat ‘Kan Tercurah
10. DOA SYAFAAT DAN PENUTUP (yang diakhiri dengan Doa Bapa Kami) 11. LAGU PENUTUP KJ 249 : 1 & 3 Serikat Persaudaraan
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
41
Penelaahan Alkitab Pemuda/Remaja
MANUSIA YANG TAHU DIRI Bahan Alkitab : Lukas 17 : 11 – 19 Tujuan : 1. Pemuda menyadari keberadaan dirinya sebagai manusia yang telah diselamatkan. 2. Pemuda memahami apa yang seharusnya dilakukan sebagai manusia yang telah diselamatkan. 3. Pemuda mengucap syukur kepada Allah melalui tindakan yang kongkrit dalam kehidupannya sehari-hari. Penjelasan Teks Pada zaman Yesus, orang yang menderita penyakit kusta sangat diasingkan dari masyarakat, biasanya mereka tinggal di pinggiran kota. Mereka dianggap sebagai ancaman terhadap masyarakat. Pada saat itu, penyakit kusta belum ada obatnya sehingga ada yang beranggapan penyakit kusta merupakan penyakit kutukan. Hidup para penderita kusta sangat bergantung dari belas kasihan orang lain. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Yesus memasuki suatu desa, datanglah sepuluh orang kusta. Rombongan ini berseru kepada Yesus dalam jarak tertentu agar mereka dikasihani karena mereka dituntut untuk menghindari setiap kontak dengan orang yang tidak kusta (Imamat 13:45-46). Makna “dikasihani” bisa juga diartikan mereka minta disembuhkan sebab mereka telah mendengar mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus. Kemudian Yesus meresponnya dengan memberikan suatu perintah kepda mereka, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir (Lukas 17:14). Pada saat itu, 42
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
imam adalah orang yang bertanggung jawab untuk menilai apakah seorang kusta boleh kembali ke masyarakat atau tidak (Imamat 14:1-32). Ke sepuluh orang kusta itu mentaati perintah Yesus, mereka pergi untuk melaporkan kesembuhan diri mereka kepada para imam, sementara mereka belum sembuh. Seorang dari mereka , ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring. Lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap sukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria (Lukas 17 : 15-16). Hanya seorang dari sepuluh orang kusta itu yang kembali untuk mengungkapkan terima kasihnya. Ia menganggap penyembuhannya dari Allah, dengan memuliakan Allah. Bagi orang Samaria ini, kesembuhannya mempunyai makna yang lebih besar dari sekedar sembuh saja. Kesembuhannya mendatangkan “keselamatan”, kesembuhan yang menyeluruh, dan hubungan yang erat dengan Allah. Pertanyaan Diskusi : 1. Mengapa hanya satu orang dari sepuluh orang kusta yang kembali kepada Yesus untuk mengucapkan terima kasih ? 2. Jika Anda menjadi salah seorang dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus, apa yang akan Anda lakukan setelah menyadari bahwa diri Anda telah sembuh ? 3. Apa wujud kongkrit yang akan Anda lakukan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Allah karena Anda telah diselamatkan ?
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
43
Penelaahan Alkitab Dewasa 1 KELUARGA YANG “TAHU DIRI” Bahan Alkitab : Yeremia 29:1, 4-7; Mazmur 111; 2 Tim 2:8-15; Lukas 17:11-19 Tujuan : 1. Umat dapat memahami kaitan keempat bacaan di atas 2. Umat dapat merefleksikan keempat bacaan di atas dengan kehidupan keluarga masing-masing. 3. Umat dapat melakukan meningkatkan kualitas hubungaan dengan Tuhan dalam keluarga. Penjelasan Teks Yeremia 29:1, 4-7 Pada tahun 598 SM, raja Nebukadnezar mengangkut sebagian penduduk Yehuda ke Babel. Sebagian lagi, termasuk Yeremia, masih tinggal di Yehuda. Pada tahun 594 SM, Yeremia mengirimkan surat dari Yerusalem untuk orang Yehuda yang dibuang ke Babel. Dalam suratnya itu Yeremia mengajak umat Yehuda untuk tetap semangat dan terus berkarya, meskipun dalam kondisi dibuang. Yeremia juga mengingatkan kepada rakyat Yehuda bahwa semua yang terjadi adalah rencana Tuhan. Mereka diminta untuk mendoakan Babel, karena untuk sementara kesejahteraan Yehuda bergantung pada kesejahteraan Babel. Mazmur 111 Bacaan ini berisi pujian umat kepada Tuhan yang telah berkarya dalam sejarah. Semua yang terjadi adalah anugerah Tuhan, karenanya, sudah sepatutnya bila umat perlu menaikkan syukur dan pujian sebagai respon atas karya Tuhan. 44
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
II Timotius 2:8-15 Dalam rangka panggilan untuk menyebarkan Injil, Paulus mengingatkan Timotius mengenai hal-hal penting dalam pelayanannya. Beberapa hal itu adalah: pertama, inti pemberitaan Injil itu adalah Kristus (ay. 8). Kedua, ada risiko yang harus dihadapi dalam rangka pemberitaan Injil (ay.9). Ketiga, harus sabar menanggung derita dan setia pada Kristus (ay. 10-13). Keempat, harus bersungguh-sungguh dan tidak malu atas apa yang dikerjakan dalam pelayanan sehingga layak dihadapan Tuhan. Lukas 17:11-19 Hanya satu dari sepuluh orang yang kembali dan berterima kasih atas kesembuhan yang mereka terima! Bisa jadi sembilan orang yang lain sibuk menghadap imam-imam (ay. 14) agar segera secara resmi dinyatakan tahir. Namun satu orang ini tidak peduli dengan status ketahiran resmi menurut hukum Taurat. Yang ia lakukan justru segera berbalik dan berterima kasih pada Yesus yang telah menyembuhkannya. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Menurut saudara, apakaitan dari keempat bacaan di atas? Jelaskan! 2. Apa poin pembelajaran yang saudara dapatkan dari keempat bacaan di atas? 3. Coba bandingkan situasi keluarga saudara dengan hasil pembelajaran pada pertanyaan no. 1 dan no. 2. Bagaimana hasilnya? 4. Apa komitmen saudara dan keluarga saudara berdasarkan bahan Pemahaman Alkitab kali ini? 5. Doakan komitmen saudara!
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
45
Penelaahan Alkitab Dewasa 2 SETIA SAMPAI AKHIR Bahan Alkitab : Maleakhi 4:1-2a; Mazmur 98; 2 Tesalonika 3:6-13; Lukas 21:5-19 Tujuan : 1. Umat dapat memahami kaitan keempat bacaan di atas 2. Umat dapat merefleksikan keempat bacaan di atas dengan kehidupan keluarga masing-masing. 3. Umat dapat lebih memperhatikan sikap hidup dan perilaku dan menyelaraskan dengan Firman Tuhan. Penjelasan Teks Maleakhi 4:1-2a Maleakhi “utusanKu.” Kita terbiasa menyebutnya sebagai nama diri nabi Israel. Nama Maleakhi menunjuk dua hal, pertama, nama pengarang kitab ini atau gambaran bahwa pengarangnya adalah seorang utusan Tuhan. Kedua nama ini adalah istilah Ibrani yang dipakai untuk menamakan kitab setelah kitab Zakharia. Maleakhi berkarya sekitar 50 tahun setelah penyelesaian Bait Suci (515 SM), sebelum pelayanan Ezra dan Nehemia (460-445 SM). Kondisi masayarakat Yahudi saat itu tidak begitu baik. Bait Suci memang sudah selesai, namun para imam lalai menunaikan tugasnya (1:6-2-9). Umatnya pun demikian. Hidup mereka tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka melakukan perceraian, menikah dengan bangsa yang tidak mengenal Allah (2:10-16), tidak memberikan perpuluhan untuk ibadah (3:6-12), bahkan menganggap ibadah kepada Allah sebagai suatu kesia-siaan (3:13-15). Maleakhi menegaskan bahwa akan datang murka Tuhan bagi umat yang hidup tidak sesuai dengan kehendakNya. Ia menubuatkan bahwa “Hari Tuhan” akan datang. Pada hari itu orang fasik akan mengalami kehancuran dan orang yang takut akan Tuhan akan mendapatkan kebahagiaan. Mazmur 98 Mazmur ini diduga berasal dari zaman sesudah pembuangan 46
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
(538-332 SM). Mazmur ini berisi pujian atas kasih dan kesetiaan Tuhan yang menyatakan diriNya terhadap umat Israel dan dunia melalui perbuatan Tuhan yang ajaib (ay.1-3). Perbuatan ajaib ini menunjuk pada keselamatan Allah yang dialami umat Israel dalam peristiwa pembebasan dari pembuangan. Dinyatakan juga bahwa Tuhan akan datang untuk menghakimi dunia (ay. 9). 2 Tesalonika 3:6-13 Penulis 2 Tesalonika nampak tengah menegaskan suatu pemahaman tentang sikap yang benar dalam menyongsong Hari Tuhan Yesus Kristus. Sikap yang benar seharusnya terejawantah secara nyata dalam diri orang pilihan, seperti giat bekerja, tidak jemu berbuat baik (ay. 13), sesuai dengan teladan dan ajaran para rasul. Dengan demikian, cara menyongsong kedatangan Hari Tuhan tetap berorientasi pada hidup kekinian dengan tindakan-tindakan yang berarti. Lukas 21:5-19 Penulis Injil Lukas mengisahkan bagaimana Yesus menegaskan akan datangnya hari keruntuhan Bait Allah dan hari kesudahan segala sesuatu di dunia. Menjelang hari itu, beberapa peristiwa yang mengerikan dan menyusahkan akan datang (ay. 8-17), namun murid Kristus diharapkan harus tetap waspada dan terus memberitakan Injil Kristus (ay. 13). Meski demikian, Yesus memberikan jaminan tentang keselamatan (ay.18-19). Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Menurut saudara, apa kaitan dari keempat bacaan di atas? Jelaskan! 2. Bagaimana pendapat saudara terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini, seperti maraknya pelarangan pembangunan gereja, kerusuhan-kerusuhan, tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap kelompok yang berbeda? Jelaskan. 3. Menurut saudara, apa yang harus kita lakukan sebagai pribadi, keluarga, dan gereja, untuk menghadapi hal-hal seperti disebutkan dalam pertanyaan no. 3? 4. Bagaimana seharusnya sikap dan hidup yang kita lakukan untuk menyongsong datangnya Hari Tuhan? Jelaskan! 5. Apa yang akan saudara lakukan setelah mengikuti pemahaman Alkitab kali ini?
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
47
Penelaahan Alkitab Adiyuswa 1
“KELUARGA YANG TAHU BERTERIMAKASIH” Bahan Alkitab : Yeremia 29 :1, 4 – 7, Mazmur 111, 2 Timotius 2: 8 – 15, Lukas 17 : 5-10 Pengantar Kesulitan kehidupan yang semakin besar dan memojokkan manusia, seringkali justru membuat manusia bersandar kekuatan pribadinya. Demikian juga dengan para orang tua yang sering merasa dirinya telah banyak makan asam garam kehidupan. Sehingga sikap untuk mau berterimakasih kepada orang lain menjadi sikap yang dianggap remeh, lemah, memalukan, maka tidaklah perlu dilakukan. Karena itu berarti juga menunjukkan bahwa diri kita lemah, karena mau tidak mau harus mengakui peranan orang lain yang membantu dan menolong kita. Apalagi jika ia telah dapat melewati masa-masa sulit dalam hidupnya, ia merasa hebat, sehingga tidak memerlukan pertolongan orang lain. Nah, kalau untuk berterimakasih saja sulit, bagaimana untuk bisa berterimakasih pada Allah. Kalau kita merasa bahwa jika kita berhasil melewati masamasa sulit itu hasil dari keuiatan pribadi, maka hal ini akan menghalangi manusia untuk mengimani bahwa sesungguhnya itu semua berasal dari Allah. Orang menjadi lupa akan Allah di tengah keberhasilan mereka. Penjelasan teks Yeremia 29 : 1, 4 – 7 Melalui suratnya Yeremia menghimbau kepada bangsa Israel yang berada dalam pembuangan di Babel untuk tetap dapat menjalani kehidupan mereka dengan tetap berkarya, bekerja, bahkan mengelola atau membangun tanah dimana merea tinggal, berkeluarga, berbaur 48
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
dengan orang Babel, bermasyarakat, sehingga mereka semua tetap dapat merasakan damai sejahtera Allah, berkat dan pemeliharaan Allah walau mereka berada dalam pembuangan sekalipun. Peran Tuhan dalam kehidupan Israel dalam pembuangan nyata, melalui pemerintahan Nebukadnezar, bahwa bangsa Israel diijinkan untuk tinggal, mengelola, berkeluarga, bahkan untuk mengupayakan kedamaian bagi seluruh warga kota dimana bangsa Israel tinggal, sehingga kesejahteraan dari Allah dpat juga dirasakan orang Babilonia. Namun ada sebagian bangsa Israel yang tidak bersyukur atas perintah Tuhan ini, bahkan mempercayai dusta. Dan bagi bangsa Israel yang tidak melakukan perintah Tuhan, tidak mengimani perintah Tuhan ini akan mendapat hukuman, yaitu tidak mendapatkan kebaikan, kedamaian dan kesejahteraan. Mazmur 111 Pemazmur mengungkapkan syukurnya atas karya Allah yang besar bagi bangsa Israel, karena mereka menyaksikan dan merasakan perbuatan Allah yang ajaib, yang telah memberikan damai sejahtera, setia pada perjanjianNya, keadilanNya, kebenaranNya dan pembebasan dari tanah pembuangan. Pemazmur menghayati bahwa setiap peristiwa dalam sejarah kehidupan bangsa Israel dapat dilalui karenadidalamnya ada karya Allah yang menyelamatkan. 2 Timotius 2 : 8 – 15 Paulus memberikan motivasi kepada Timotius agar jangan gentar dalam melayani walau menghadapi banyak resiko. Paulus menunjuk pada dirinya sendiri yang dapat menghadapi penderitaan itu dengan ketabahan, karena keselamatan yang datang melalui Tuhan Yesus Kristus. Maka Timotius dan orang-orang Kristen lainnya dinasehati untuk tetap tabah dan setia di tengah-tengah penderitaan, karena Allah yang akan memberi kelepasan dan kemenangan. Lukas 17 : 11 – 19 Orang-orang kusta memiliki kerinduan untuk sembuh. Mereka datang dengan segala penderitaan dan keputus-asa-an, karena diasingkan dari keluarga dan lingkungan. Yesus memahami penderitaan mereka, maka Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
49
memberikan kesembuhan. Namun dari 10 yang disembuhkan hanya 1 orang yang datang kembali pada Yesus untuk mengucapkan terimakasih. Bberterimakasih Karen menyadari kondisi yang ia terima adalah berkat dari kepedulian dan kuasa Yesus. Dan Yesus mengatakan itulah iman. Pertanyaan untuk dipergumulkan 1. Sebagai orang tua kita sering menganggap adalah hal yang wajar jika ada orang yang lebih muda, atau anak cucu kita memberi pertolongaan (dalam bentuk apapun), sehingga orang tua tidak perlu berterimakasih. Bagaimana tanggapan bapak ibu terhadap pendapat tersebut ! 2. Pernakah kita mengucapkan terimakasih ? Kapan dan dalam persitiwa apa ? 3. Motivasi apa yang ada di balik ucpan terimakasih yang bapak/ibu berikan pada orang lain ?Apa bentuk ucapan terimakasih kita pada Allah dan pada sesame ? 4. Mari kita saling mengucapkan terimakasih.
50
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Penelaahan Alkitab Adiyuswa 2 “KELUARGA YANG SETIA SAMPAI AKHIR” Bahan Alkitab : Maleakhi 4 : 1 – 2, Mazmur 98, 2 Tesalonika 3 :6-13, Lukas 21:5-19 Pengantar Pada akhirnya Kerajaan Allah akan datang dengan segala kemulianNya, dimana Allah-lah yang mempunyai kata terakhir. Bukan yang lain. Dan proses untuk sampai pada kedatang tersebut tidaklah sederhana. Sebelum allah mengambil alih kembali tampuk kerajaanNya, kekuatan-kekuatan yang anti Allah akan bertarung dan menyerang, dan tidak banyak yang dapat bertahan. Hanya yang setia sampai mati, akan memperleh mahkota kehidupan. Penjelasan teks Maleakhi 4 : 1- 2 Keadaan masyarakat Yahudi pada jaman ini kacau, Bait Suci sudah selesai dibangun, tapi para iman lalai dalam menunaikan tugas. Begitu juga masyarakat Yahudi, mereka hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka melakukan perceraian dan perkawinan campur dengan bangsa yang tidak mengenal Allah, mereka juga lalai dalam memberikan persembahan. Bagi mereka ibadah kepada Allah adalah sia-sia, tidak ada untungnya. Sang nabi menegaskan bahwa akan datang murka Allah bagi umat yang hidup tidak sesuai dengan kehendakNya. Hanya mereka yang takut akan Tuhan yang kelak menjadi umat kesayanganNya. Dan Sang nabi bernubuta bahwa hari Tuhan seunggh akan datang. Mazmur 98 Inilah mazmur pujian kepada kasih dan kesetiaan Allah yang Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
51
menyatakan diriNya terhadap umat Israel dan dunia nyata dari karya dan Sabda Tuhan yang dialami dalam peristiwa pembebasan dari pembuangan. 2 Tesalonika 3 : 6 – 13 Jemaat di Tesalonika sedang mengalami kebingungan lantaran ada banyak ajaran sesat, dan ajaran yang menyesatan itu berhasil mempengaruhi, sehinggan beberapa orang tidak lagi mengikuti teladan para rasul dan tidak lagi sesuai dengan kehendak Tuhan. Dari teks ini jelas menunjukkan sikap hidup yang benar dalam menyongsong kedatangan hari Tuhan. Lukas 21 : 5 – 19 Pada bacaan ini menunjukkan sikap orang Yahudi yang sangat mengaguni keindahan dan kemegahan Bait Suci di Yerusalem. Maka Lukas mengingatkan, bahwa setelah mendengar beberapa orang membicarakan tentang Bait Suci, agar orang tidak terikat pada keindahan dan kemegahan, karena pada suatu hari akan hancur. Orang mestinya terikat pada Allah yang kekal, Allah itu ‘kiblat’ yang memikat banyak orang. Bait Suci pun dikatakan akan hancur, walau tidak kapan persisnya kehancuran itu, namun Yesus mengatakan bahwa hari itu akan datang. Walau demikian Yesus tetap meberikan penghiburan dengan memberi nasehat asal mereka tetap bersaksi, tetap aktif melayani Yesus meski kejadian-kejadian yang mengerikan akan terjadi, maka keselamatan akan terjadi dapa kehidupan mereka. Pertanyaan untuk dipergumulkan 1. Selama ini apa yang sudah kita pahami tentang akhir jaman,atau yang seering disebut dengan hari Tuhan ? Jelaskan ! 2. Tuhan sudah memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup sampai usia sekarang ini dengan berbagai suka dan duka. Sehubungan dengan datangnya Hari Tuhan yang tidak kita ketahui waktunya, bagaimana sikap kita para orang tua dalam menyongsong kedatangan Hari Tuhan itu ?
52
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
53
54
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria
Keluargaku, keluargamu, keluarga kita
55
56
Bulan Keluarga 2010, GKJ Gandaria