MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA1 Oleh: Linda Tondobala2 (1Penelitian Dengan Sumber Dana DIPA UNSRAT no. 0748/023_04.2.01/27/2012-TA 2012) (2Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi)
ABSTRAK Manado, kota yang sudah berusia 387 tahun memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangan kota. Keragaman warisan sejarah, budaya, nilai dan pola hidup masyarakat serta kepercayaannya, tercermin dalam wujud fisik kota. Dari segi historis Pusat Kota Manado bertumbuh di sekitar daerah pelabuhan lama, adalah lokasi yang menjadi embrio pertumbuhan kota Manado. Di kawasan ini peradaban kota terbentuk. Peninggalan sejarah berupa artefak (bangunan, arsitektur, prasarana fisik dan benda fisik lainnya) merupakan aset wisata yang memberikan ciri Pusat Kota Manado. Pusat Kota Manado,sebagai historic city, diperkaya oleh lokasinya yang berada di pesisir pantai dan sungai sehingga memiliki daya tarik lingkungan alami. Sayangnya potensi alami dan peninggalan peradaban kota belum ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dan elemen perancangan kota. Demikian pula, obyek wisata yang ada belum kompak membentuk unity citra/identitas pusat kota. Urban heritage di pusat kota masih bersifat statis. Artefak sejarah, budaya dan kondisi/ekspresi sosial mayarakat tidak dikembangkan secara integratip dan saling melengkapi/memperkuat. Padahal artefak yang ada jika ditunjang oleh kondisi kawasan yang dinamis akan “menghidupkan kawasan” (tercipta animasi urban) dan menarik wisatawan untuk melakukan aktivitas pariwisata. Kata kunci : Pusat Kota Manado, wisata sejarah, wisata alam, wisata kota, destinasi pariwisata
I. PENDAHULUAN
melakukan pengelolaan kawasan secara
1.1. Latar Belakang Masalah
profesional dan berkelanjutan.
Kota-kota
memiliki
daya
tarik
Pusat
kota
merupakan
jantung
sendiri sehingga merupakan daerah tujuan
kehidupan kota yang paling dinamis dan
wisata.
berkembangnya
berperan dalam menentukan pertumbuhan
kawasan wisata dalam suatu kota tergantung
dan perkembangan kota sebab hampir semua
dari : (1) cara
jenis kegiatan kota terpusat di pusat kota.
Tumbuh
dan
memanfaatkan potensi-
potensi obyek wisata yang telah ada; (2)
Pusat
menggali
belum
pertumbuhan kota memiliki banyak artefak
dikembangkan; (3) mendukung peluang
peninggalan sejarah dan budaya selain
pengembangan
potensi
potensi
yang
obyek
wisata
dengan
kota
yang
ekonomi
merupakan
yang
embrio
dimiliknya.
ketersediaan prasarana dan sarana yang
Kecenderungan
sesuai dengan kondisi lingkungan dan; (4)
memperlihatkan terjadi penurunan kualitas lingkungan
82
dan
sekarang
arsitektur
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
pusat
ini
kota.
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Potensi-potensi fisik dan non fisik -kondisi
Kota
lingkungan
dan
sebagai pusat kota lama berpeluang menjadi
sejarah- yang ada di pusat kota sepertinya
destinasi pariwisata. Destinasi pariwisata
belum dapat meningkatkan citra pusat kota.
harus memiliki elemen-elemen lingkungan
Tekanan dan dominasi kegiatan komersial
yang dapat mengangkat citra kawasan serta
menyebabkan terabaikannya pengembangan
memiliki kinerja standar yang memadai bagi
fasilitas
kehidupan internasional.
alami,
sosial,
penunjang
kaburnya
budaya
obyek
wisata
elemen-elemen
dan
belum tercapai sepenuhnya.
dihadapi
memiliki
karakter
1.2. Rumusan Masalah
kota sebagai salah satu obyek wisata kota
sedang
yang
pembentuk
karakter kawasan. Sehingga, harapan pusat
Permasalahan
Manado
Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini ialah :
yang
kawasan
demikian Pusat
Kota
Pusat Kota Manado yang memiliki keunikan kawasan dengan keragaman
Manado saat ini. Pusat Kota Manado banyak
etnis,
memiliki obyek wisata baik alami maupun
potensi lingkungan alami cenderung
buatan, merupakan aset terpenting kota,
mengalami
terlebih yang tidak dapat terbarukan seperti
perkembangannya
aset kesejarahan dan lingkungan alami.
artefak
historis/budaya
stagnasi
Perkembangan
pusat
dan
dalam
kota
sebagai
Kawasan ini sejak semula merupakan pusat
simpul
kegiatan yang mengawali terbentuknya kota.
kenyataannya
Daya tarik kawasanpun terus berlangsung,
terjadi harus mengorbankan potensi-
sebagai pusat perdagangan dan jasa menjadi
potensi alami dan aset-aset perkotaan
melting pot pelaku usaha dan perdagangan
yang
dari berbagai kalangan dan status sosial.
keberadaan lingkungan sosial budaya
Dalam perjalanan waktu terjadi penurunan
perkotaan
kualitas lingkungan dan mengaburkan citra /
berkembang
identitas pusat kota. Padahal untuk menjadi
sosial budaya setempat
suatu destinasi pariwisata suatu kawasan yang
memiliki
potensi
ada,
ekonomi
ketika
sementara
moderen
dalam
pembangunan
dilain
yang
mengaburkan
pihak
ikut kondisi
Apabila pusat kota tidak diarahkan pada
harus
pembentukan identitas/citra kota dengan
dilengkapi dengan sistem infrastruktur, yang
memperhatikan potensi kawasan dan
bersifat sosial ekonomi yang layak untuk
permasalahan lingkungan yang ada
memenuhi
didukung oleh teknik rancang kota,
kebutuhan
wisata
kegiatan
penduduk
dan
pengguna/wisatawan.
maka boleh jadi Pusat Kota Manado
Pemerintah kota Manado telah menetapkan dalam visinya Manado sebagai kota
pariwisata,
maka
seharusnya
tidak layak menjadi suatu destinasi pariwisata Memperhatikan
beberapa
pokok
mempersiapkan diri agar semua kawasan
permasalahan
berperan secara bersama untuk menunjang
dirumuskan
visi tersebut. Khususnya kawasan Pusat
permasalahan dari penelitian Kelayakan
diatas yang
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
maka menjadi
dapatlah dasar
83
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Pusat Kota Manado Sebagai Destinasi
3. Bagi
masyarakat
sebagai
upaya
Pariwisata, adalah Pengembangan pusat
peningkatan apresiasi dan partisipasi
kota sebagai objek wisata baik melalui
dalam pengembangan kawasan ke arah
elemen-elemen pembentuk citra maupun
didukungnya
infrastruktur pendukung belum dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kondisi
secara terintegrasi.
lingkungan pusat kota
program-program
yang
Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah bahwa :
Pusat
2.
Kota
Manado
belum
layak
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
menjadi sebuah destinasi pariwisata
2.1. Dinamika pertumbuhan pusat kota
Kebijakan pemerintah Kota Manado
2.1.1. Aspek strategis kawasan pusat kota
belum mendukung pengembangan pusat
Kawasan dalam Undang-Undang No 26 tahun 2007 didefinisikan sebagai
kota sebagai destinasi pariwisata
wilayah yang memiliki fungsi utama lindung 1.3. Tujuan Penelitian
atau budidaya. Salah satu yang dapat
1. Mengidentifikasi kondisi obyek wisata di
dianggap
sebagai
kawasan
berdasarkan
Pusat Kota Manado untuk menganalisa
pengetian yang terdapat dalam UU No 26
kesiapan pusat kota menjadi daerah
tahun 2007 adalah Pusat Kota, walaupun
tujuan wisata
masih cukup samara dan sulit didefinisikan. apresiasi
Setiap kota, sekalipun demikian, memiliki
masyarakat serta wisatawan terhadap
sebuah pusat yang dapat dikenali dan
citra pariwisata kawasan Pusat Kota
dirasakan oleh seluruh warga kota. Menurut
Manado
Damayanti
2. Mengetahui
persepsi
3. Mengembangkan pusat
kota
dan
destinasi
yang
pariwisata
berkualitas
tinggi
dan
Hadinoto
(Anonimous,
1995) kawasan ‘pusat kota’, bisa ditafsirkan bermacam-macam. Ada yang menyebut dengan istilah ‘urban center’ atau ‘urban
melalui strategi perancangan kota pengembangan
core’. Ada yang menganggap pusat kota
destinasi wisata pusat kota dengan
sebagai ‘central bussines district’’. Ada pula
pendekatan kerjasama antar stakeholders
yang menyebut pusat kota sebagai kawasan
4. Menyusun
model
kompleks pemerintahan atau ‘civic center’. 1.4. Manfaat Penelitian
Istilah ‘pusat kota’, menimbulkan adanya
1. Secara akademis bermanfaat sebagai
kawasan yang disebut sebagai ‘pinggiran
pengetahuan
dan
referensi
untuk
dikembangkannya penelitian lanjutan 2. Bagi pemerintah kota Manado sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan pengembangan dalam
mewujudkan
pariwisata kota
84
kawasan
dari sejarah perkembangan di masingmasing kota tersebut. Proses
perkembangan
dan
kota
urbanisasi pada kota-kota di Indonesia
destinasi
setelah tahun 1980 an ditandai dengan
pusat
citra
kota’. Semuanya ini tentunya tergantung
adanya restrukturisasi internal. Salah satu
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
cirinya adalah terjadinya proses pergeseran
2.1.2. Fungsi dan kegiatan serta aspek
fungsi ‘pusat kota’, dari pusat manufaktur
historis pusat kota
menjadi pusat kegiatan jasa dan keuangan.
Secara historis pusat-pusat kota di
Sejumlah bangunan komersial, pelayanan
Indonesia dapat dibedakan sebagai pusat
umum, dan sarana hiburan mewarnai pusat
kota lama dan pusat kota baru. Pusat kota
kota
pula
lama dicirikan oleh struktur kota kolonial,
seperti : bangunan
baik sebagai pusat pemerintahan karesidenan
tinggi, jalan sempit, lalu lintas padat serta
atau asisten residen (kabupaten). Adapun
keramaian manusia yang memberikan ciri
secara geografis pusat kota tersebut dapat
khusus suatu nuansa pusat kota.
dibagi menjadi dua bagian, yaitu pusat kota
pada
umumnya.
panorama perkotaan
Demikian
Pada kota-kota berukuran kecil,
‘pesisir’ dan ‘pedalaman’. Pada kota pesisir
pusat kota biasanya ditandai dengan adanya
pusat kota kolonial berada tidak jauh dari
pasar tradisional, mesjid atau gereja, serta
muara sungai atau pelabuhan. Disini VOC
kantor-kantor pemeritahan, sebab seluruh
biasanya mendirikan bentengnya yang juga
aktifitas kota terkumpul pada satu tempat.
berfungsi sebagai gudang penyimpanan hasil
Sebaliknya
di
pusatnya
bumi yang akan diangkut ke Eropa. Setelah
seringkali
terpecah
beberapa
kedudukannya kuat dan menguasai kota
kelompok : kelompok bangunan bersejarah,
secara keseluruhan baru ia keluar dari
pusat bisnis, pusat perdagangan dan rekreasi.
bentengnya
Masing-masing
dan
‘townhall’ yang dikelilingi oleh bangunan
berkembang sendiri . Dengan demikian di
pelengkap lainnya. Pada masa itu kota
beberapa
Pesisir
kota
besar, dalam
kelompok
kota,
tumbuh
pertumbuhan
pusatnya
dan
mendirikan
sebuah
menjadi pusat peradaban baru.
sejalan dengan pertumbuhan pusat-pusat
Pedagang asing pun banyak yang bermukim
kegiatan
di bagian tertentu di kota-kota pesisir
yang
mengawalinya.
Masing
masing pusat memiliki karakteristik khusus. Sprereigen
(1965)
mengatakan
tersebut.
Maka
pemerintahan’
bentuk dan fungsinya. Modifikasi akan
‘kawasan
selalu terjadi akibat tuntutan dari dalam
domain).
dari
luar
perkembangannya
kawasan.
Dalam
sekarang
ini
dua
daerah
menjadi pusat kotanya yaitu ‘kawasan
bahwa pusat kota tidak pernah statis dalam
maupun
timbullah (political
perdagangan’
Pada kotamadya
domain)
awal
(economical
abad-19
(Gemeente)
dan
sebagai
pusat
memperlihatkan bahwa terjadi pergeseran
pemerintahan baru
konsentrasi dari pusat kota ke wilayah
gedung dengan gaya arsitektur kolonial
sekitarnya
karena
adanya
moderen sebagai pusat kotanya, contohnya
lahan
pusat
kota
di
keterbatasan selain
akibat
mendirikan
banyak
gedung-
adalah Bandung, Malang, Surabaya dsb.nya.
keterbatasan daya dukung pusat kota dan
Pemerintah
kolonial
Belanda
tingginya tingkat kegiatan ekonomi yang
memperlihatkan
dialami pusat kota.
pada pusat kota yang baru dibangun. Salah
eksistensi
ingin
kekuasaannya
satu caranya adalah menampilkan arsitektur
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
85
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
kolonial moderen, lepas dari pengaruh
-
Kejadian/peristiwa:
konggres,
tradisional. Kawasan perdagangan pada
pameran atau peristiwa-peristiwa
situasi itu dianggap tidak termasuk dalam
olah raga, festival, dsb.
kawasan pusat kota tersebut. (Siregar, Aminuddin,1990).
Selanjutnya
b.
Aksesibilitas (kemudahan pencapaian) :
setelah
Tempat tersebut dekat jaraknya atau
kemerdekaan pola ‘pusat kota’ pada kota-
tersedianya transportasi ke tempat itu
kota di Indonesia tidak lagi mempunyai
secara teratur, sering, mudah, nyaman
panduan. Meskipun diketahui makin banyak
dan aman
bangunan baru yang didirikan, sebagian
c.
Amenitas (kenyamanan) : Tersedia
besar ‘pusat kota’ yang terletak disekitar
fasilitas-fasilitas
alun-alun di Jawa tetap mempertahankan
penginapan,
eksistensinya. Hanya kantor Residen atau
transportasi lokal yang memungkinkan
Asisten Residen saja yang dihapuskan
wisatawan bepergian ke tempat itu serta
karena berbau kolonial dan tidak sesuai
alat-alat komunikasi lainnya
dengan sistem pemerintahan yang baru.
Sistem pariwisata terdiri atas lima jenis
Warisan arsitektur bisa menjadi aset wisata potensial (Soetomo dkk, 2003). Selain
seperti restoran,
tempat hiburan,
komponen, yaitu (Hadinoto, 1996) : a.
Atraksi wisata
memberikan informasi mengenai kehidupan
Atraksi adalah daya tarik wisatawan
sosial
liburan. Atraksi yang diidentifikasikan -
budaya
masyarakat,
dan
juga
ekspresi
dapat
kehidupan
menjaga
jejak
sumber
daya
alam,
daya
dsb.-
perlu
pertumbuhan kota. Hal ini penting karena
manusia,
kota yang mampu menjaga dan manyajikan
dikembangkan untuk menjadi atraksi
jejak
tentu
wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada
merupakan kota yang menarik sebagai tourist
peristiwa sehingga bagian utama lain
historic city.
tidak akan diperlukan
sejarah
pertumbuhannya
b.
pariwisata
dan
untuk memperkenalkan atraksi wisata
Sistem
yang ditawarkan dan cara bagaimana
pariwisata Berhasilnya berkembang
Promosi dan Pemasaran Promosi merupakan suatu rancangan
2.2. Pengembangan Wisata Kota 2.2.1. Definisi
budaya,
sumber
menjadi
suatu
tempat
suatu
destinasi
atraksi
dikunjungi.
Untuk
perencanaa, promosi merupakan bagian
pariwisata tergantung kepada tiga faktor utama (Samsuridjal & Kaelany, 1997:21)
dapat
penting c.
Pasar
wisata
(masyarakat
pengirim
yaitu antara lain :
wisata)
a.
Atraksi, dapat dibedakan menjadi :
Pasar wisata merupakan bagian yang
-
Tempat: umumnya tempat dengan
penting walaupun untuk perencanaan
iklim yang baik, pemandangan
belum/tidak
yang indah atau tempat-tempat
lengkap
bersejarah
informasi mengenai trend perilaku,
86
diperlukan
dan
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
suatu
mendalam,
riset namun
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
d.
keinginan, kebutuhan, asal, motivasi dsb
2) Fasilitas yang mencakup akomodasi,
dari wisatawan perlu dikumpulkan dari
usaha pengelolaan makanan, hiburan
mereka yang berlibur
dan rekreasi
Transportasi Pendapat
wisatawan
Penentuan sebuah destinasi sangat terkait
pendapat
dengan citra tempat tujuan tersebut dan
Transportasi
lingkungannya. Citra lingkungan menurut
mempunyai dampak besar terhadap
Lynch (1985) dapat dianalisis memakai tiga
volume
komponen yaitu: identitas, struktur dan
adalah
dan keinginan berbeda
penyedia
e.
3) Kemudahan untuk mencapai tujuan
dengan
transportasi.
dan
lokasi
pengembangan
pariwisata
artinya:
Masyarakat penerima wisatawan yang
1) Identitas
menyediakan akomodasi dan pelayanan jasa pendukung wisata (fasilitas dan
obyek
yang
membuatnya
berbeda dari yang lain 2) Citra harus memasukkan unsur ruang
pelayanan)
atau pola yang berkaitan dengan obyek amatan
Destinasi pariwisata
3) Obyek harus memiliki arti tersendiri
2.2.2.1. Destinasi pariwisata dan citra
apakah secara praktis atau emosional
2.2.2.
Kata “citra” (www.thefredictionary) dapat
tempat Destinasi
atau
tujuan
pariwisata
dipahami
dengan
adalah merupakan titik tolak dari segala
diantaranya:
kegiatan pengembangan wisata.
1)
Menurut
Blank, 1975 (dalam Tondobala dan Tarore, 2008) yang dimaksud dengan wilayah
Reproduksi bentuk dari seseorang atau
2)
Opini atau konsep yang dimiliki oleh umum
Suatu yang sudah dikenal, mudah
3)
Personifikasi dari sesuatu yang khusus
diperkenalkan kepada pengunjung 2)
3)
4)
pengertian,
sebuah obyek
sebuah tujuan pariwisata adalah: 1)
beberapa
Pengertian
tersebut
diatas
yang
memperlihatkan bahwa “citra” merupakan
derajatnya terukur untuk mendapatkan
refleksi yang muncul dari suatu fenomena
perlakuan sebagai sebuah faktor dalam
yang
ekonomi lokal
melekat kepadanya seperti obyek wisata,
Hubungan antara batas geografi dan
manusia dan lingkungannya. Setiap destinasi
kepariwisataannya
akan dapat dinilai citranya karena bentukan
Suatu
industri
pariwisata
yang
berkaitan
terbentuk
dari
unsur-unsur
yang
dengan keistimewaannya
yang dihasilkan oleh unsur-unsur terkait.
Kesatuan politis
Image (kesan) dasar terhadap suatu obyek
Setiap
destinasi
menghasilkan
produk
pariwisatanya sendiri yaitu: 1) Daya
tarik
termasuk wisatawan
daerah
citra
yang
atau tempat menurut Gunn (1994), dapat pula terbentuk dari hasil pemaparan umum,
tujuan
wisata
dari laporan surat kabar, artikel majalah
dibayangkan
ataupun laporan televisi. Citra dapat terus berubah dan berkembang. Hal ini tergantung
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
87
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
pada
faktor-faktor
yang
turut
membentuknya.
pemandangan atau wajah kota, interpretasi dan kesan yang muncul pada pengunjung akan menimbulkan implikasi (pengertian) tertentu. Seperti dikatakan Raymond Tabata
2.2.2.2. Citra destinasi pariwisata Blank, 1975 (dalam Tondobala dan
(1992),
implikasi
yang
membentuk
wisata tergantung pada 3 faktor:
implikasi yang negatip akan membentuk
1.
citra negatip. Hubungan timbal balik antara
informasi
harus
mendapatkan
berharga
tentang
tujuan
wisata 2.
wisata
mengupayakan
3.
4.
harus
suatu
mampu
atraksi
sebaliknya
obyek dan pengamat tersebut ditentukan oleh
Tujuan
positip,
akan
Tarore, 2008), image suatu tujuan/destinasi
Wisatawan
citra
positip
dua
hal
sepenuhnya
yaitu
interpretasi
yang
kepada
latar
tergantung
yang
belakang pengamat dan karakteristik obyek
positip berkaitan dengan sesuatu untuk
yang harus mampu memacu timbulnya
dilihat (see) dan dikerjakan (do)
kesan. Interpretasi yang utamanya yang
Atraksi adalah hal yang utama dari
muncul dari pengunjung menurut
sebuah tujuan wisata. Wisatawan harus
Uzzell (1992) dapat dijadikan sebagai
merasa diundang dan diterima secara
potensi pendayagunaan dalam pariwisata
ramah tamah
kota,
Image/citra sebuah kawasan wisata
interpretasi tersebut apabila tetap terpelihara
adalah benar-benar nyata
akan dapat menjadi potensi pembentuk citra
Citra dapat dikatakan sebagai suatu
sebab
kesan
yang
David
timbul
dari
suatu tempat.
konsep yang pada umumnya membuat orang mau ke tempat tersebut. Citra yang positip
2.2.2.3. Fasilitas
penunjang
menurut Hunt, 1975 (dalam Mill dan
prasarana
Morrison,
kepariwisataan
1992)
pengunjung
dapat
untuk
apresiasi
yang
destinasi.
Citra
memotivasi
memberikan
positip
Yoety (1996) menyatakan baik prasarana
dan
sarana
kepariwisataan
sesungguhnya merupakan tourist supply
terhadap suatu tempat atau kota sangat erat
yang perlu disiapkan atau disediakan bila
kaitannya
hendak mengembangkan industri pariwisata.
dengan
kesan
sebuah
sarana
seseorang
memahami
atau
kepada
suatu
dan
serta
kemudahan
identitas
kota
dalam tersebut.
Prasarana
(infrastruktur)
semua
memungkinkan
proses
Dinyatakan oleh Kevin Lynch (1985), suatu
fasilitas
kota mempunyai karakter umum. Karakter
perekonomian dapat berjalan dengan lancar
umum kota terbentuk oleh elemen-elemen
sedemikian
yang menciptakan identitas suatu tempat
memudahkan manusia untuk memenuhi
atau obyek, yang berbeda satu dengan yang
kebutuhannya.
lain.
melengkapi sarana kepariwisataan, sehingga Dalam
mengamati
karakteristik
yang menjadi identitas suatu obyek misalnya
88
yang
adalah
rupa,
Jadi
sehingga
fungsinya
dapat
adalah
dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
ekonomi dan area kota yang menarik,
2.2.3. Pariwisata kota dan kota wisata Pariwisata
kota
(urban
turism)
museum, fasilitas budaya lain, festival
merupakan suatu bentuk pengembangan pariwisata dengan lokasi wisata berada di
budaya dan keramahan penduduk.
Jenis keindahan lain seperti taman
dalam kota dimana area kota, elemen-
bertema
elemen kota, bahkan kota itu sendiri menjadi
pertemuan dan konferensi, even spesial,
suatu
kasino, entertainmen serta olah raga dan
komoditas
utama
pariwisata.
Kunjungan ke kota-kota wisata seperti Paris, London, Roma dan banyak lagi kota-kota di Amerika
bahkan
Asia,
telah
(themepark),
perbelanjaan,
rekreasi.
Fasilitas wisata dan pelayanan seperti
umum
hotel, transportasi serta kondisi-kondisi
dilakukan melaui paket-paket wisata kota.
lain seperti etnik, agama, stabilitas
Kota-kota tersebut umumnya
keamanan dan lain sebagainya (Inskeep,
mempunyai
sejarah budaya yang panjang. Tetapi tak
1991 dalam Sulistyo, 1997).
sedikit pula kota-kota yang tergolong baru
Selanjutnya
menurut
karakteristik
dan
Inskeep
dalam pengembangan potensi pariwisatanya,
(1991)
seperti Singapura bahkan Kuala Lumpur,
lingkungan kota merupakan faktor penting
Malaysia. Kini semakin banyak kota yang
yang
menempatkan pariwisata sebagai salah satu
pengembangan kota wisata :
sektor yang harus dikembangkan, terutama
1.
karena sektor ini menjanjikan keuntungan terhadap
kota,
untuk
itu
pemanfaatan
dijaga
berlangsung
kualitasnya secara
agar
dapat
2.
dalam
Kualitas visual dari karakter dan gaya
Kondisi dari taman, ruang terbuka dan lansekap
3.
berkesinambungan.
(Tondobala, 2008).
diperhatikan
dari
arsitektur
lingkungan wisata kota perlu dikendalikan dan
harus
kualitas
Kondisi
dari
lansekap
dan
pedestrianisasi 4.
Kebersihan lingkungan dan kondisi persampahan
2.2.3.1. Karakteristik kota wisata
5.
Daya tarik kota wisata yang mampu membuat orang melakukan aktivitas yang
serta polusi suara 6.
termasuk pariwisata kota tersebut antara lain:
Kondisi dan masalah-masalah udara, air
Kondisi dan masalah iklim (seperti panas tinggi dan salju yang dingin)
7. Keindahan alam yang meliputi iklim,
Kondisi dan masalah keamanan publik (kriminalitas)
pemandangan alam, pantai, flora dan
Sementara itu menurut Page (1995)
fauna, kondisi lingkungan yang spesial,
bahwa
taman dan area konservasi, serta wisata
mampu
kesehatan.
pengunjung, terutama ditandai oleh atribut :
Keindahan kesenian, yang meliputi situs
1.
Peninggalan sejarah dalam kota
budaya
2.
Posisi dan geografis kota
dan
arkeologi,
pola-pola
karakteristik memberikan
kota
wisata
yang
pengalaman
bagi
budaya, seni dan kerajinan, kegiatan KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
89
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
3.
Suasana/kesan akibat terjadinya suatu
berdasarkan overlay peta sesuai chronologis
aktifitas
sejarah pertumbuhan kawasan pusat kota.
4.
Tempat belanja, makan dan hiburan
5.
Tempat penyelenggaraan event-event
3.2. Pendekatan dan Metode Penelitian
tertentu
Upaya mengembangkan studi agar mendapat penyelesaian permasalahan Pusat
2.2.3.2. Karakteristik obyek pariwisata
Kota
Manado
dalam
mengembangkan
kota
potensi pariwisata yang dimiliki, maka perlu
Menurut Kotler, Hadler dan Rein
dilakukan beberapa pendekatan melalui
(1993), ruang (dalam hal ini ruang kota)
teknik analisis. Pendekatan yang digunakan
harus dapat menghidupi dirinya sendiri
adalah
dengan
pelaksanaan penelitian ini metode penelitian
berbagai
dimilikinya.
kemungkinan
Salah
satunya
yang dengan
yang
pendekatan
rasionalistik.
dipergunakan
adalah
Dalam
deskriptif
mengintensifkan kegiatan yang terjadi dalam
kualitatif (descriptive research), yaitu jenis
ruang kota tersebut, sehingga dengan adanya
penelitian yang memberikan gambaran lebih
kegiatan yang memiliki intensitas tinggi
mendalam
dapat menghidupi ruang tersebut. Dengan
kegiatan/kehidupan tertentu yang terjadi di
demikian dapat dikatakan bahwa area dalam
lokasi penelitian.
tentang
segala
kota, elemen-elemen dalam kota, bahkan kota itu sendiri menjadi suatu obyek
3.3. Unit Amatan dan Unit Analisis
pariwisata
3.3.1. Kondisi kawasan
kota atau komoditas utama
pariwisata dalam kota.
Pokok amatan kondisi kawasan pusat kota ini adalah menyangkut obyek
III. METODOLOGI PENELITIAN
wisata
3.1. Lingkup Wilayah Penelitian
kepariwisataan kawasan seperti elemen-
Penelitian ini dilaksanakan di kota
dan
aspek
pengembangan
elemen pembentuk citra kawasan. Hal ini
Manado dengan lokasi penelitian pada
ditempuh
kawasan Pusat Kota Manado. Kawasan ini
terhadap kondisi fisik kawasan baik yang
dalam perjalanan sejarah kota telah banyak
langsung dapat diamati maupun melalui
mengalami
dokumen yang didapatkan seperti peta dan
perkembangan
pemanfaatan
melalui
data
batasnya
terhadap kondisi non fisik kawasan baik
penentuan
ditentukan.
penelitian
itu
juga
ini
yang dapat dirasakan dan dipahami langsung
memerlukan tinjauan khusus berupa kajian
oleh peneliti di lapangan maupun diperoleh
kawasan pusat kota yang akan dilakukan
dari informasi yang terkait hasil observasi.
90
wilayah
Karenanya
Disamping
lapangan
ruang yang signifikan, sehingga batassulit
kesejarahan.
observasi
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
3.3.2. Profil amatan, dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Profil amatan dan unit analisis No.
Profil amatan
Unit analisis
1.
Kondisi kawasan Pusat Kota
-
Manado -
Peran dalam kegiatan
Kondisi fisik dan non
Sebagai rujukan dasar penelitian
fisik kawasan
untuk mengkaji kualitas visual
Kondisi obyek wisata
kawasan dan kondisi lingkungannya
dan fasilitas serta infrastruktur penunjang 2
Obyek wisata
-
Artefak yang bernilai
Acuan penentuan kawasan yang
secara historis,
memiliki daya tarik wisata
arsitektural, simbolis dan estetika yang dimiliki 3
Elemen-elemen pembentuk
-
citra kawasan
Keindahan elemen dan
Sebagai bahan kajian kelayakan
fasilitas serta
pusat kota sebagai destinasi
infrastruktur yang ada
pariwisata
memberikan kesan tempat 4.
Nara sumber masyarakat
-
Persepsi dan apresiasi
umum
masyarakat terhadap
Sebagai pengamat dan pengguna
a. Masyarakat lokal
citra pariwisata
kawasan yang berhubungan
b. Tokoh masyarakat
kawasan
langsung dengan fungsi kawasan
Tanggapan
dapat meberikan tanggapan tentang
d. Pendatang/wisatawan
masyarakat tentang
kawasan dan mengusulkan peranan
e. Travel agency
pusat kota sebagai
kawasan yang diharapkan
c. Pemerintah setempat
-
destinasi
5.
Narasumber khusus a. Ahli sejarah
Pengetahuan dan gagasan
Sebagai nara sumber ahli,
b. Ahli perkotaan
narasumber terhadap
memberikan masukan dan
c. Ahli kepariwisataan
pengembangan pusat kota
mengusulkan skenario
d. Unsur akademis
sebagai destinasi pariwisata
pengembangan kawasan
Pemerintah kota dalam hal
Kebijakan dan program terkait
Penentu kebijakan dan
ini instansi teknis terkait
dengan pariwisata pusat kota
merencanakan program-program
e. Pemerhati kota f. Swasta / investor 6.
Penentu kebijakan:
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
91
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
pembangunan dalam kawasan pusat kota
Responden
dalam
penelitian
ini
deskriptip yang merupakan teknik penelitian
berjumlah 70 orang yang dibagi secara
untuk
proporsional sebagai berikut :
(kesimpulan) yang dapat ditiru (replicable)
1.
Sebagai
nara
sumber
dari
unsur
masyarakat umum : berjumlah 40
membuat
referensi-referensi
dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.
respoden untuk memberikan tanggapan atas pernyataan yang diberikan dalam
IV. PEMBAHASAN HASIL
questionner 2.
PENELITIAN
Sebagai nara sumber khusus : berjumlah 20
responden
untuk
4.1. Deliniasi Pusat Kota Manado sebagai
memberikan
kawasan penelitian
masukan dalam hal mempertegas atau
3.
Kawasan
bersejarah
merupakan
memperjelas tanggapan yang sudah
suatu kawasan yang di dalamnya terdapat
diberikan oleh ke 40 responden dari
berbagai peninggalan masa lampau dari
unsur masyarakat umum
terbentuknya suatu kota. Tinjauan sejarah
Sebagai nara sumber dari unsur penentu
pertumbuhan Kota Manado memberikan
kebijakan : berjumlah 10 responden
pemahaman terhadap pola perkembangan
untuk memberikan masukan mengenai
keruangan kota sejalan dengan rangkaian
kebijakan
periodisasi sejarah. Kawasan Pusat Kota
dan
program
terkait
pembangunan pusat kota
Manado memiliki fungsi kawasan dan obyek-obyek yang berkaitan dengan fase
3.4. Teknik pengumpulan dan kompilasi
lingkungan. Sejumlah artefak masih dapat
data Teknik
perkembangan wujud budaya di suatu
pengumpulan
data
yang
ditemukan, yang berwujud kawasan seperti
digunakan dalam penelitian ini meliputi :
pelabuhan Manado, kampung cina dan
1. Studi literatur dan studi data kearsipan
kampung arab; dan berbentuk fisk seperti
untuk memperoleh data-data sekunder.
klenteng, ruang terbuka publik, monumen,
2. Observasi
lapangan,
kuesioner
dan
bangunan kuno. Tak dapat disangkal, Pusat
wawancara mendalam (deep interview)
Kota Manado merupakan bukti nyata dari
untuk memperoleh data-data primer.
masa lalu sebagai identitas budaya dan tradisi tertentu. -
3.5. Teknik Analisis Data Teknik
yang
merupakan cikal bakal pertumbuhan
digunakan dalam penelitian ini adalah
kota : kawasan terbentuk pada periode
analisis kesamaan isi (content analysis) dan
pra kolonial (abad ke-17)
92
analisis
data
Kawasan inti (pusat kota/ring 1) yang
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
-
-
-
Kawasan yang berada di ring 2 (dua)
kemerdekaan (orde lama). Menurut
yang merupakan daerah pengembangan
sejarah kawasan ini sudah ada sejak
pada jaman VOC
jaman
Kawasan yang berada pada ring 3 (tiga)
permukiman
yaitu daerah yang berkembang pada
masih eksis walau dengan fungsi dan
periode kolonial Belanda
kepadatan yang sudah jauh berbeda.
kolonial
berupa
tersebar
dan
daerah sekarang
Wilayah pengaruh atau ring 4 (empat) yaitu kawasan yang berkembang pasca
Pola perkembangan kawasan di Pusat Kota Manado berdasar periodisasi
KAMPUNG SINDULAN
KAMPUNG SINDULANG
G EKS WALAK MANADO
EKS WALAK EKS BENTENG AMSTERDAM
MANADO
KAMPUNA RAB ARAB
1 KAMPUNG CINA
EKS BENTENG EKS BENTENG NIEUW AMSTERDAM
AMSTERDAM
KAMPUNG EKS KERESIDENAN
2
A RAB KAMPUNG KAMPUNG CWENANG INA
EKS KANTOR EKS GUBERNUR EKS
EKS BENTENG KAMPUNG BELANDA NIEUW
3
KAMPUNG MAHAKERET AMSTERDAM
4
KAMPUNG TIKALA
KAMPUNG PONDOL
KAMPUNG TITIWUNGEN
Keterangan Tahap Perkembangan Kawasan Pusat Kota Manado : 1. Kawasan Pusat Kota Manado Jaman Pra Kolonial (S/d. Tahun 1678) 2. Kawasan Pusat Kota Manado Jaman VOC (Tahun 1679-1779) 3. Kawasan Pusat Kota Manado Jaman Hindia Belanda (Tahun 1800-1942) 4. Kawasan Pusat Kota Manado Jaman Kemerdekaan (orde lama)
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
93
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
4.2. Citra pariwisata Pusat Kota Manado Penentuan sebuah destinasi terkait
amatan
dari
beberapa
pengamatan
komponen di bawah ini: 1. 2.
3. 4.
Identitas
obyek
berpengaruh
memacu
menimbulkan kesan.
erat dengan citranya, sebuah citra dapat dipahami
dapat
Latar belakang pengamat yang dimaksud disini adalah responden dipilih berdasarkan status dan pendidikan/profesi.
yang
membuatnya
Secara status, pengamat sebagai nara sumber
berbeda dari yang lain.
masyarakat umum terdiri dari masyarakat
Citra harus memasukkan unsur ruang
setempat (lokal) dan masyarakat pendatang
atau pola yang berkaitan dengan obyek
(wisatawan). Secara pendidikan dan profesi,
amatan.
pengamat sebagai nara sumber khusus yaitu
Obyek harus memiliki arti tersendiri
pengamat sebagai responden yang memiliki
apakah secara praktis atau emosional.
pengetahuan/keahlian
Opini atau konsep yang dimiliki umum
pendidikan dan profesi atau latar pekerjaan
Mengamati suatu kawasan dari sisi
yang
dilakoninya
dalam
(lihat
jenjang
metodologi).
pemandangan/scene baik lingkungan alami
Pengamat
sebagai
masyarakat
umum
dan
disodori
pernyataan-pernyataan
untuk
terbangun,
pengunjung
interpretasi
sangat
dan
berperan
kesan penting.
dipahami tanggapannya apakah setuju atau
Interpretasi dan kesan yang muncul akibat
tidak
dengan
pernyataan
pengamatan pengunjung terhadap suatu
Sedangkan pengamat sebagai nara sumber
obyek akan menimbulkan citra positip
khusus
maupun negatip. Kesan biasanya bergantung
mempertegas atau menanggapi jawaban-
pada hubungan dua arah atau timbal balik,
jawaban yang diberikan oleh nara sumber
antara pengamat dan obyek amatan. Latar
masyarakat umum. Dibawah ini diuraikan
belakang pengamat dan kekuatan obyek
hasil observasi dan wawancara yang sudah
dijaring
pendapatnya
tersebut.
untuk
dilakukan. No
Daya Tarik
Rangkuman jawaban
Kajian atas pernyataan dan tanggapan
questioner I.
Daya tarik fisik visual
1.
Fisik
Sejumlah responden tidak setuju
kawasan dan
dengan keindahan alam yang ada
pemandangan diblok oleh deretan bangunan;
keindahan
di pusat kota. Kondisi ini dapat
potensi fisik visual tidak ditunjang oleh
alam
dimaklumi
infrastruktur dan elemen rancang kota
sebab
keindahan
alam yang ada di pusat kota
seperti pesisir pantai dan laut dan keberadaan kolam Kalimas
94
Sayang sekali, Kota Manado sebagai waterfront city pada kawasan ini tidak dikembangkan
tidak mendapat perhatian dalam pembangunan kota.
Daya tarik keindahan alam tidak tampil karena
Akses publik secara visual dan fisik tidak terfasilitasi dengan baik
Pusat kota memiliki karakter yang khas dari
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
segi lokasi (di pinggir pantai dan adanya pelabuhan) selayaknya diangkat keindahan alami dan fisiknya untuk dijadikan potensi wisata sebagai kota waterfront 2.
Fisik
Sebagian besar responden tidak
kawasan dan
setuju jika dikatakan Pusat Kota
pengembangan baru yang ada di Kawasan
keindahan
Manado memiliki penataan baru
Boulevard
fisik kota
yang baik dan serasi dengan
Kawasan pusat kota kalah bersaing dengan
Daya tarik pusat kota perlu ditingkatkan dengan
bangunan lama. Pembangunan
perancangan kawasan yang mampu
baru mengabaikan keberadaan
menampilkan keunggulan dan potensi kawasan
bangunan lama. Yang lama dan yang baru tidak bersanding dengan serasi. 3.
Keunikan
Mayoritas masyarakat meyakini
dalam kota
bahwa pusat kota masih
mengabaikan keberadaan bangunan lama.
memiliki karakter dan daya tarik
Renovasi bangunan lama terlihat tanpa konsep
kawasan dengan hadirnya
sehingga mengaburkan estetika bangunan dan
beberapa peninggalan sejarah
citra keaslian hilang.
dan budaya yang tersisa.
Pembangunan baru di kawasan ini
Rancang kota dengan pendekatan aspek
Sayangnya kondisi ini tidak
keistimewaan dan keunikan kawasan perlu
ditunjang dengan ketersediaan
menjadi konsep dalam penataan pusat kota
fasilitas yang mendukung
Managemen kawasan perlu lebih di arahkan
pengembangan kawasan sebagai
untuk mempromosikan kawasan pusat kota
kawasan bersejarah kota di
sekaligus dilakukan penataan agar memberikan
Manado
pengalaman budaya bagi wisatawan
Revitalisasi merupakan salahsatu program pembangunan kawasan yang dapat mengangkat citra kota, mengingat banyaknya bagian pusat kota yang memiliki karakter lingkungan dan budaya tetapi terjadi degradasi lingkungan
4.
Keindahan
Masyarakat setuju jika di Pusat
lain (elemen
Kota Manado terdapat Taman
memiliki sudut-sudut kawasan yang mampu
ruang luar,
yang cukup baik dan indah.
memberi pengalaman bagi wisatawan,
taman dan
Pendapat ini diberikan mungkin
keberadaan dan keberlanjutan kondisi existing
rekreasi)
dengan hanya melihat
ini perlu ditunjang dan ditingkatkan
keberadaan TKB, satu-satunya
Pusat kota dengan segala keterbatasannya,
Ciri kesemrawutan dan kepadatan di pusat kota
ruang terbuka hijau berupa plaza
diperparah dengan kurangnya ketersediaan
yang ada di pusat kota. TKB
RTH dan prasarana dan sarana yang baik dalam
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
95
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
merupakan pusat orientasi kawasan dan menjadi sarana
menunjang rekreasi pusat kota
Ketersediaan RTH dengan elemen-elemen
rekreasi jika ada pagelaran
perancangan kota lain yang ditata dalam suatu
budaya. Selain itu, di pusat kota
kesatuan wujud kota akan membentuk citra
terdapat sarana rekreasi
kawasan
konvensional seperti pusat perbelanjaan kampung cina, kuliner khas kampung cina, kesemuanya memiliki daya tarik sendiri II.
Kualitas
Sebagian besar respoden setuju
lingkungan
jika pusat kota tidak memiliki
kota
prasarana dan sarana
menunjang obyek wisata yang ada
lingkungan/infrastruktur yang baik. Hal ini berpengaruh buruk
Lingkungan di sekitar obyek tidak menunjang pencitraan kawasan
pada citra kota sebagai kota sejarah dan budaya.
Infrastruktur/prasarana dan sarana tidak
Pembangunan terlihat kalah cepat dengan degradasi lingkungan
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas kondisi fisik lingkungan akan mempengaruhi identitas kawasan
III.
Fasilitas
Responden sangat setuju jika
wisata,
Pusat Kota Manado memiliki
kaki dan kendaraan bermotor menjadi ciri pusat
akomodasi
kelengkapan hotel dan fasilitas
kota
dan
akomodasi yang baik selain
transportasi
tempat perbelanjaan dan fasilitas
yang dicirikan oleh fasilitas perbelanjaan dan
lainnya; kondisi yang baik ini
fungsi kawasan yang berkarakter spesifik
ditunjang oleh pelayanan
Kemacetan dan kesemrawutan antara pejalan
Kondisi ini mengalahkan keunikan kawasan
Namun secara keseluruhan aksesibilitas
transportasi yang cukup
kawasan cukup baik dan kawasan Pusat Kota
memadai (sebagian besar jalur
Manado merupakan salah satu tujuan belanja
transportasi kota melewati dan
dan rekreasi masyarakat Manado
menyinggung pusat kota).
Aksesibilitas ke Pusat Kota Manado cukup baik dan menunjang keberadaan obyek wisata
IV.
Jenis
Masyarakat sangat setuju bahwa
aktivitas
pusat kota pada saat-saat tertentu
wisata yang dapat dijangkau oleh seluruh
sebagai
menyuguhkan atraksi budaya
masyarakat
bentuk
seperti festival Toa Pe Kong dan
atraksi yang
figura. Namun sayangnya
dilakukan di pusat kota. Alangkah baiknya jika
menarik
festival ini tidak didukung oleh
dilakukan secara rutin dan bervariasi dengan
atraksi-atraksi kebudayaan
tema-tema yang menarik
96
Pusat Kota Manado menyuguhkan atraksi
Dalam hal even pariwisata cukup sering
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
secara teratur dan rutin di pusat
kota.
Potensi mass tourism yang ada di pusat kota perlu didukung oleh kelengkapan prasarana dan sarana
Atraksi seni dan budaya jika dikemas dengan baik dan rapi akan menunjang keberhasilan kota wisata dan mampu membentuk animasi kawasan
Selain aspek-aspek yang sudah diuraikan di
dan berdebu mempengaruhi pengunjung.
atas, kelayakan pusat kota sebagai destinasi
Sumpek dan semrawut, mugkin kesan itu
perlu ditunjang oleh :
yang disanding oleh pusat kota.
persampahan
kondisi
Kondisi dan masalah iklim seperti panas
keamanannya. Keamanan di pusat kota
dan hujan serta masalah udara, air serta
secara
polusi suara
keseluruhan dengan keamanan di Kota
Kondisi dan masalah keamanan publik
Manado. Kota Manado yang terkenal dengan
(kriminalitas)
keamanannya
Prilaku masyarakat setempat seperti
safety
keramah
pengembangan pariwisata. Wisatawan dalam
tamahan
dan
kepedulian
Kebijakan
pusat
kota
khusus
adalah
tingkat
berhubungan
secara
(sering diberikan
city/place)
julukan
berpengaruh
pada
memutuskan kunjungan wisatanya pada
terhadap sesama
Hal-hal positip yang menunjang
Kebersihan lingkungan dan kondisi
terkait
dengan
pengembangan wisata pusat kota lama
suatu kota, salah satu pertimbangannya adalah
keamanan.
Namun,
memang
Berkaitan dengan point-point di
keamanan di pusat kota perlu ditingkatkan
atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan di
dari kriminalitas sekelompok oknum yang
pusat
memanfaatkan situasi dan kondisi. Seperti,
kota
masih
perlu
ditingkatkan.
Penanganan persampahan khususnya di
pencopetan
kawasan
sekitar
mengelabui orang dalam rangka mencuri
pelabuhan belum terlayani secara memadai.
atau mengambil barang secara tidak sah.
Timbulan sampah organik dan anorganik
Dan hal ini sering terjadi pada pendatang
masih dapat ditemukan di beberapa sudut
ataupun orang-orang lanjut usia yang kurang
kawasan dan menyebarkan bau tak sedap
awas.
Pasar
Bersehati
dan
dan
hypnotism
untuk
serta pemandangan yang tidak bagus. Belum
Kekuatan lainnya dari pusat kota
lagi jika hujan tiba maka air tergenang
adalah ekspresi kehidupan masyarakat. Kota
disana-sini serta sampah bisa berserakan di
Manado terkenal sebagai kota dengan
mana-mana. Penghijauan yang kurang di
smiling people dan kota “torang samua
pusat
basudara”.
kota
menyebabkan
udara
yang
mengalir tidak merata sehingga kesan panas
Dan
kondisi
ini
memang
mewakili karakter masyarakatnya, terkait dengan prilaku kehidupannya se-hari-hari.
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
97
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Keramah tamahan penduduk apalagi niat untuk
membantu
dengan
tulus
Dalam penjelasan
pada
bagian
sering
sebelum ini memperlihatkan empat dari lima
dijumpai dan merupakan nilai sosial budaya
point karakteristik di atas telah dimiliki oleh
yang hidup dalam masyarakat.
Pusat Kota Manado. Namun, masih ada satu
Selain itu, dalam hal kebijakan-
point yang belum dikembangkan yaitu
kebijakan pemerintah Kota Manado terkait
“suasana/kesan
pariwisata seperti tertuang dalam visi dan
aktivitas” (point 3). Dan hal ini cukup fatal
misi walikota maupun dalam RPJPD Kota
dalam kondisi pembentukan citra kawasan
Manado (2005-2025) dan RTRW Kota
Pusat Kota sebagai Kota Wisata. Meskipun
Manado (2011-2031), sejauh ini belum
kenyataannya
banyak mendukung pengembangan wisata di
dikembangkan sebagai tujuan wisata, tetapi
pusat kota lama. Program penataan pusat
banyak hal belum tergarap secara maksimal.
kota dan kegiatan yang berhubungan dengan
Wisatawan yang datang masih terbatas
even pariwisata masih terlalu kurang bahkan
rekreasi dan hiburan belum banyak yang
dapat dikatakan upaya pemerintah belum
berkunjung khusus untuk apresiasi wisata
fokus dalam mendorong pengembangan
sejarah dan budaya. Potensi obyek dan
pariwisata
Beberapa
kawasan yang ada di pusat kota belum
tindakan kerjasama dalam menata pusat kota
maksimal bahkan jauh dari optimal dalam
sudah dilakukan antara Pemerintah Kota
pengembangannya menjadi obyek andalan
Manado dan para perencana kota, sayang
wisata. Kondisi ini diperburuk lagi oleh
sekali, tidak diseriusi dalam pelaksanaannya.
pemberitaan
Akibat yang terlihat dan bisa dirasakan
mengkritik keberadaan prasarana dan sarana
adalah, kawasan pusat kota kalah bersaing
wilayah di pusat kota. Media masa menyorot
dengan kawasan lain dalam memberikan
kondisi kepadatan dan kekumuhan di pusat
citra sebagai obyek wisata.
kota, demikian juga ketidak tersediaannya
pusat
kota
lama.
akibat
terjadinya
pusat
media
suatu
kota
masa
sudah
yang
sering
infrastruktur yang memadai bagai wisatawan 4.3. Kelayakan
Pusat
Kota
Manado
sebagai destinasi pariwisata Beberapa karakteristik kota wisata
yang berkunjung pada obyek-obyek wisata di pusat kota maupun obyek wisata yang dapat dijangkau dari pusat kota.
yang mampu memberikan pengalaman bagi wisatawan:
Salah
satu
hal
yang
menjadi
permasalahan, belum ada penilaian terhadap
1.
Peninggalan sejarah dalam kota
kesiapan
2.
Posisi dan geografis kota
dimanfaatkan sebagai pendukung penawaran
3.
Suasana/kesan akibat terjadinya suatu
Pariwisata Kota Manado. Kesiapan yang
aktifitas
dimaksud
4.
Tempat belanja, makan dan hiburan
ketersediaan infrastruktur dan fasilitas
5.
Tempat penyelenggaraan event-event
dalam kawasan serta kemampuan obyek
tertentu.
untuk dapat menarik wisatawan. Pihak yang berperan
98
obyek
dan
adalah
sebagai
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
kawasan
untuk
kemampuan
stakeholders
dan di
dalam
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
pengembangan pariwisata di Kota Manado
yang ada belum kompak membentuk unity
adalah pemerintah, swasta dan masyarakat.
citra/identitas pusat kota.
Pemerintah
dengan
kebijakan
pembangunannya selama ini masih belum
4.4. Model
fokus dan mendukung secara penuh
pengembangan
destinasi
wisata Pusat Kota Manado
pengembangan pariwisata pusat kota,
Beberapa
model
pengembangan
juga kurangnya inovasi pemerintah dalam
destinasi Pusat Kota Manado dapat diusul
mendukung ekowisata sesuai dengan visi
dalam
walikota (menjadikan Manado, Model Kota
pembentukan
Ekowisata), seperti mengembangkan atraksi
destinasi pariwisata.
alam dan budaya masyarakat lokal dan
1.
tindakan
preservasi
dan
penelitian
ini
citra
terkait
dengan
kota
sebagai
pusat
Model konservasi dan
konservasi
preservasi
dalam konteks pelestarian
lingkungan.
Pelestarian obyek/kawasan sudah
Peran swasta dalam pengembangan
diatur dalam piagam Burra, hasil konferensi
wisata pusat kota masih terbatas pada
Burra
penyediaan fasilitas yang mereka usahakan
berbagai pengertian tentang pelestarian :
saja selain beautification pada beberapa bagian
kawasan.
(Usman 2003),
disepakati
Dimaksud untuk menangkap kembali
pihak
makna kultural dari suatu tempat,
masyarakat di pusat kota masih belum
serta harus bias menjamin keamanan
tumbuh
dan pemeliharaannya pada masa-
secara
membantu,
Sedangkan
1981
baik
kesadaran
mendukung
untuk dan
mengembangkan daya tarik wisata di lokasi
masa mendatang
Dilandasi atas penghargaan terhadap
tersebut. Ketiganya belum ada kemauan
keadaan semula suatu tempat dan
mempromosikan wisata pusat kota secara
seminim
komprehensif dan serius. Dengan demikian,
intervensi fisik bangunan, supaya
pusat kota sebagai historic city belum
tidak mengubah bukti-bukti sejarah
mampu menjadi tourism city. Pusat kota
yang dimiliki
(lama) belum layak sebagai destinasi
mungkin
melakukan
Harus mempertimbangkan segenap
pariwisata atau tepatnya tidak siap untuk
aspek yang berkaitan dengan makna
penawaran pariwisata. Obyek merupakan
kulturalnya tanpa menekankan pada
obyek wisata sejarah dan budaya, tidak
salah
terbantahkan, tetapi kurang memiliki daya
mengorbankan aspek lainnya
tarik dalam atraksi yang ditawarkan serta mempunyai
saja
dan
Kebijaksanaan yang sesuai untuk suatu tempat harus didasarkan atas
penyediaan infrastruktur maupun dalam
pemahaman terhadap makna kultural
fasilitas pendukung, kemasan wisata, usaha
dan kondisi fisik bangunan
dan
baik
aspek
dalam
promosi
permasalahan
satu
informasi,
ataupun
pengelolaan. Potensi obyek belum didukung
Menjaga terpeliharanya latar visual yang cocok seperti bentuk, skala,
oleh teknik rancang kota dan obyek wisata
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
99
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
warna, tekstur dan bahan serta setiap
fungsional kota atau beberapa wilayah kota.
perubahan baru yang berakibat buruk
Panduan rancang kota terkandung kaitan
terhadap latar visual tersebut harus
fungsional
dicegah
persyaratan teknis rancang
Suatu bangunan kondisi
harus tetap pada
historisnya,
pemindahan
seluruh atau sebagian darinya tidak diperkenankan
kecuali
bila
kota.
Pada
Preskriptif,
berupa
panduan
yang
mengatur suatu elemen dengan suatu yang terukur berisi ketentuan-ketentuan
Konservasi adalah upaya untuk melindungi
serta
(Shirvani, 1985) :
tersebut merupakan satu-satunya cara
melestarikan,
prinsip-prinsip
dasarnya ada dua bentuk panduan, yaitu
hal
guna menjamin kelestariannya
dengan
Kinerja, mengatur kinerja suatu elemen rancang kota pada suatu kawasan
serta
Umumnya panduan menyediakan
memanfaatkan sumber daya suatu tempat,
berbagai
seperti kawasan dan artefak yang memiliki
keleluasaan bagi perancan dalam berkreasi
arti
dalam batas criteria yang ditetapkan
sejarah
atau
budaya;
memelihara
bangunan dan lingkungan bersejarah dan memanfaatkannya
dengan
fungsi
kriteria
yang
Elemen-elemen
memberikan
bahkan
artefak
lama
dalam suatu kawasan dapat menjadi suatu
ataupun baru. Bertujuan untuk memahami
komoditas utama pariwisata dalam kota.
masa lalu dan memperkaya masa kini.
Shirvani (1985), mengklasifikan elemen
Sedangkan
adalah
urban design dalam 8 (delapan) kategori
peninggalan
yaitu, tata guna lahan (land use), bentuk dan
preservasi
mempertahankan
sejarah/budaya seperti keadaan asli/semula.
massa
Karena sifat preserasi yang statis maka
massing), sirkulasi dan parkir (circulation
pendekatan
banyak
and parking), ruang terbuka (open space),
digunakan karena lebih dinamis. Dengan
jalur pedestrian (pedestrian ways), aktivitas
pendekatan konservasi, berbagai kegiatan
pendukung (activity support), penandaaan
dapat dilakukan dalam konteks pelestarian.
(signage) dan konservasi (conservation).
2.
3.
konservasi
lebih
Model panduan rancang kota Urban
desain
berkepentingan
bangunan
(building
form
and
Model revitalisasi kawasan Revitalisasi
merupakan
upaya
dengan proses perwujudan ruang kota yang
menghidupkan
berkualitas tinggi. Oleh karena itu unsur-
kawasan yang pernah ada dengan suasana
unsur arsitektur kota berpengaruh pada
masa kini. Revitalisasi kawasan dengan
proses pembentukan ruang (Pusat Kota
berpedoman pada prinsip-prinsip revitalisasi
Manado) harus di arahkan dan dikendalikan
yaitu memberdayakan atau meningkatkan
perancangannya sesuai dengan skenario
kembali vitalitas kawasan -yang menurun
pembangunan
ditetapkan.
atau terjadi degradasi oleh waktu- secara
Panduan rancang kota memuat persyaratan
fisik, ekonomi dan sosial budaya. Berkaitan
rancang
dengan Pusat Kota Manado, elemen yang
100
kota
yang
telah
untuk
suatu
kawasan
kembali
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
suasana/aktivitas
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
berpotensi divitalkan dilakukan dengan dua
dengan mengintesifkan kegiatan yang terjadi
tahap :
dalam kota
-
Tahap pertama, urban back ground :
adanya kegiatan memiliki intensitas tinggi
mengidentifikasikan
dapat menghidupi ruang tersebut. Dari
-
elemen-elemen
tersebut,
sehingga
dengan
fisik dan non fisik
berbagai obyek dan kawasan wisata yang
Tahap kedua, urban structure : karakter
ada di pusat kota, yang lebih penting adalah
setiap elemen
cara mengemas wisata dengan mengaitkan
dideskripsikan melalui
image yang terbentuk secara geografy and
tahap urban structure elemen
historical linkage menjadi suatu perjalanan
sangat penting. Elemen-elemen fisik akan
wisata yang menarik. Dimulai dari satu
bernilai tinggi jika dapat memberikan nilai
titik/point perjalanan (mis bus pariwisata
tambah bagi kegiatan ekonomi dan sosial-
parkir di TKB). Dari pangkalan TKB
budaya kawasan. Dengan kata lain, elemen
perjalanan wisata Pusat
non fisik jika diwadahi dengan baik oleh
dimulai. Formulasi model pengembangan
elemen fisik dapat memberikan daya tarik
sirkulasi wisata :
Ketergantungan
antara
bagi pengunjung. Suatu elemen fisik akan
Penelusuran Kondisi alami : Pesisir
mati jika tidak difungsikan oleh kehadiran
pantai,
elemen-elemen non fisik. Elemen non fisik
Kalimas,
akan hilang jika tidak dipahami maknanya
Rekreasi alam, dll
oleh masyarakat.
untuk
Kota Manado
Pesisir
Penelusuran
sungai,
Pelabuhan
lingkungan
Kolam Manado,
buatan
:
Revitalisasi elemen fisik dilakukan
Kawasan Kampung Cina, Kawasan
memperbaiki
Pasar 45, Kawasan Kampung Arab,
dan
meningkatkan
kondisi fisik bangunan dan lingkungan; revitalisasi elemen non fisik (ekonomi)
Kawasan perbelanjaan lainnya
Penulusuran
peninggalan
obyek
dilakukan untuk mengakomodasi kegiatan
bersejarah/bangunan: Gereja centrum
ekonomi informal dan formal serta sosial
dan monumen pendaratan sekutu,
untuk memberikan nilai tambah kawasan
Minahasa Raad, Bioskop Benteng,
dan; elemen non fisik (sosial budaya)
Monumen Zero Point dan Batalyon
dilakukan untuk menghidupkan kembali
Worang, Waruga Dotulolong Lasut,
aktivitas social budaya di kawasan. Oleh
Rumah kuno di jalan Sarapung, dll
karena itu, maka dalam memvitalkan suatu kawasan
perlu
pemberdayaan
Kawasan wisata kuliner : Chinese
elemen-
restaurant, Jalan roda, Jajanan pasar
elemen yang telah ada untuk mendukung
di Kawasan Liliroyor, Pasar bersehati,
keberlanjutannya.
dll
4.
Model Kemasan wisata pusat kota Ruang kota harus dapat menghidupi
Sarana hiburan pusat kota: Sarana hiburan dengan segala keunikan yang diwadahi masing-masing fungsi
dirinya sendiri dengan berbagai potensi dan kemungkinan yang dimilikinya. Salah satu
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
101
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Akan lebih baik jika sirkulasi
dengan
pembangunan
fisik
kawasan,
wisata ini didukung oleh momen/peristiwa
pengembangkan kemasan wisata, promosi
atau even secara rutin sebagai suguhan
dan
tontonan
misalnya,
beberapa aktivitas tersebut berada di tangan
hiburan bersifat universal seperti tari, teater
swasta (pihak swasta dapat mengelola
ataupun pertandingan yang dikemas dengan
obyek, melakukan pemasaran atau berperan
menonjolkan aktivitas khas masyarakat.
dalam pembangunan kawasan), pengawasan
Kemasan wisata dapat ditata sehingga akan
tetap ditangan pemerintah.
kepada
wisatawan
pemasaran.
memuaskan pengunjung, serta menimbulkan keinginan untuk datang lagi.
Walaupun
eksekusi
Dalam membuat suatu perencanaan terpadu
pemerintah
dapat
bekerjasama
dengan planners dan para urban desainer 5.
Model kerjasama antar stakeholders
sehingga
menghasilkan
konsep
dan
Kerjasama dalam pengembangan
rancangan pusat kota yang sejalan dengan
pariwisata pusat kota adalah salah satu kunci
skenario pengembangan yang akan dicapai
keberhasilan.
sesuai
pembuat
Peran pemerintah sebagai
kebijakan
merupakan
dan
misi
yang
sudah
ditentukan.Sedangkan,
campur
tangan
penentu. Kebijakan yang terarah terhadap
masyarakat
dengan
tindakan
pengembangan
bersama
pariwisata
Pusat
faktor
visi
Kota
berkaitan
menjaga
obyek
dan kawasan
Manado diperlukan sebagai langkah nyata
dengan tingkat kesadaran dan rasa memiliki
pengembangan pariwisata kawasan dalam
tinggi. Masyarakat diajak untuk memelihara,
menunjang Manado sebagai kota pariwisata
memperbaiki
dunia. Yang terlihat selama ini bahwa
bangunan tua yang mereka miliki sehingga
kebijakan pemerintah dalam tatanan makro
dapat tetap terjaga karakter aslinya. Namun
(RPJPD dan RTRW Kota Manado) jelas
lebih dari itu, kendali kinerja pembangunan
menunjang visi dan misi namun dalam
tetap
tatanan mikro, kebijakan tidak ditindak
dalam hal ini bertugas menetapkan aturan
lanjuti dengan kebijakan yang lebih spesifik
dan rambu-rambu secara bijaksana. Dengan
pada
demikian kerjasama yang baik, secara sadar
karakter
suatu
tempat.
Padahal
ditangan
dan
mengembangkan
pemerintah.
kebijakan bersifat mikro (turunan dari
akan
kebijakan makro) sangat penting dalam
pengembangan kawasan wisata Pusat Kota
menetukan
Manado sebagai suatu destinasi pariwisata.
langkah
pengembangan dengan
lanjut
wilayah/kawasan
tuntutan
fungsi
dan
dalam
memfasilitasi
Pemerintah
percepatan
sesuai tipologi
kawasan.
4.5.
Penutup Potensi obyek wisata baik alami,
Pemerintah seharusnya lebih pro-
sejarah dan lingkungan buatan selain belum
aktif dalam mendorong pembangunan agar
didukung oleh teknik rancang kota dan
tidak
sebatas
diaplikasi
secara
program-program
102
kebijakan
tetapi
dapat
infrastruktur yang memadai, juga obyek
ke
dalam
wisata masih berdiri sendiri-sendiri dalam
kegiatan,
terkait
membentuk pencitraan pusat kota. Peluang
konsisten dan
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
pengembangan
pariwisata
melakukan
dan
even
dengan
kegiatan
belum
terformulasi padahal jika dikemas dengan
Awal Abad XX, Tesis Universitas Gajah Mada Nas, Peter, 1995, Miniatur of
baik akan meningkatkan atraksi dan mampu
Image
mewujudkan animasi di pusat kota. Untuk
Leiden Research School CWNS.
itu,
Pemerintah
berperan
Kota
penting
Manado
dalam
sangat
memberikan
dukungan pada pengembangan pariwisata pusat kota. Pelengkapan berbagai kebijakan, peraturan
dan
standar
serta
kriteria
perencanaan/perancangan diharapkan dapat efektif dalam mengatasi persoalan pusat kota.
Page,
S.J
of
Peripheral
Manado,
and
Dowling,
Ecotourism,
Settlement,
R.K,
Edinburgh,
2002, Pearson
Education Limited Parengkuan, F.F.W, 1986, Sejarah Kota Manado (1945-1979), Proyek ISDN, Jakarta Shirvani, Hamid, 1985, Urban Design Proses,
Penerbit
Vannostrand
Reinhold Company, New York Soetjipto, F.A, 1991, Kota-kota Pantai di
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2011. Rencana Tata Ruang
Sekitar Selat Madura Abad XVII
Wilayah (RTRW) Kota Manado 2011-
sampai Medio Abad XIX, Disertasi,
2031.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Pemerintah
Manado,
Daerah
Badan
Kota
Perencanaan
Pembangunan Daerah, Manado Darmawan, Edy, 2005, Analisa Ruang Publik dan Arsitektur Kota, Badan Penerbit UNDIP, Semarang
Kota,
Badan
Penerbit
UNDIP, Semarang
And
Membangun, Manado Tondobala, Linda dan Tarore, Raymond,
dalam Menentukan Citra Sebuah Destinasi
Pariwisata,
Penelitian,
Inskeep, E, 1991, Tourism Planning, An Integrated
Badan Penerbitan dan Penjual Buku –
2008, Keterlibatan Masyarakat Lokal
-------------, 2004, Bentuk Makna Ekspresi Arsitektur
Taulu, H. M, 1951, Sejarah Minahasa,
Sustainable
Development Aproach, New York, Van Nostrand Reinhold Kivell, Phillip, 1993, Land and The City : Pattern and Process of Urban Change. London : Routledge. Lynch, Kevin, 1960, The Image of the City, MIT Press, Cambridge Mawikere, F.R, 1997, Sekutu dalam Seteru:
Laporan
Universitas
Sam
Ratulangi, Fakultas Teknik Watuseke, F.S, 1969, Sejarah Minahasa, Percetakan Negara, Manado Wenas,
Jessy,
2007,
Kebudayaan
Sejarah
Minahasa,
dan
Penerbit
Institut Seni Budaya Sulawesi Utara. Zahnd, Marcus. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya. Semarang: Kanisius.
Gerakan Protes Kristen Minahasa dan Latar Belakang Pelaksanaan Politik Colonial Etis Akhir Abad XIX sampai
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
103