PENCIPTAAN BUKU PANDUAN WISATA RELIGI ISLAM DENGAN PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL BUDAYA SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA KOTA SURABAYA Dwinata Puspasari 1) Muh. Bahruddin 2) Sigit Prayitno 3) S1 Desain Komunikasi Visual Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)
[email protected], 2)
[email protected], 3)
[email protected]
Abstract: Traces of Islamic civilization star of the 15th century until now left several markes that have historical value of the struggle of the guardian and religious leaders in preaching and spreading Islam. The existence of the mosque and the tomb is a marker that holds many memories and deserves to be imitated. Along with the development of today’s modern era the high demands of life and activity, the emergence of various facilities and infrastructure make the marker shifted and less aware of its existence. This book serves as a guide in addition to introducing the history of the struggle of the trustees and religious leaders in preaching and spreading Islam also simultaneously provide direction to find Islamic religious tourist destination in Surabaya including: Ampel Mosque, Jami 'Peneleh, Yellow Flower Rachmad Masjid, Masjid Chenghoo, Great Mosque of Al-Akbar. Hopefully with this manual can provide the knowledge and the ease of Islamic religious tourism in Surabaya. Keywords: Religiousitas, Islam, Handbook, Destinations, Tourism.
Seiring perkembangan zaman awal masuknya Agama Islam pada abad ke 15 hingga saat ini. Surabaya banyak terdapat bangunan-bangunan peninggalan dari tokoh penyebar agama yang mempunyai nilai sejarah dan makna khusus bagi umat Islam, salah satunya adalah masjid dan makam. Permasalahannya pada umumnya masyarakat tidak banyak mengetahui keberadaan dari bangunan tersebut. Hal ini dikarenakan tidak banyak media yang secara khusus mempublikasikannya dalam bentuk buku yang memberikan informasi tentang bangunan tersebut. Padahal bangunan tersebut sangat berpotensi bagi pariwisata kota Surabaya yang beberapa diantaranya dilindungi sebagai bangunan dan situs cagar budaya, hingga saat ini dijadikan sebagai daya tarik dari obyek wisata religi Islam. Berkembangnya kota Surabaya sebagai kota metropolitan mengakibatkan munculnya pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan modern yang juga menjadi
suatu daya tarik wisata minat khusus, membuat beberapa bangunan tersebut kurang mendapat perhatian khusus bahkan tidak disadari keberadaannya oleh masyarakat. Untuk itulah mengapa buku panduan wisata religi Islam di Surabaya ini diciptakan agar dapat memberikan informasi lengkap yang memuat berbagai macam keterangan dari destinasi, juga sebagai acuan untuk melakuakan kegiatan berwisata religi. Dengan melalui pendekatan kearifan lokal budaya yang dituangkan dalam isi buku panduan tersebut diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk datang ke destinasi dengan membeli buku panduan tersebut. Seiring berkembangnya zaman dari masa ke masa pada akhirnya Surabaya mempunyai nilai historis dengan sejarah dan kebudayaan yang tinggi. Masjid dan makam peninggalan tokoh penyiar agama Islam ternama dianggap tempat suci oleh masyarakat tempat dan sering dikunjungi untuk sekedar berdoa
Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
dan beribadah, sehingga Surabaya menjadi kota yang mempunyai potensi dengan obyek wisata religi Islam. Melihat dari tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke destinasi wisata religi Islam di Surabaya, masjid dan makam yang sudah berdiri 15 abad yang lalu dianggap belum cukup untuk menjadi tujuan wisata religi Islam sehingga pada tahun 1995 atas gagasan gagasan walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro di Bangunlah masjid Agung Al-Akbar. Masjid Agung Al-Akbar ini merupakan masjid terbesar ke dua di Indonesia setelah masjid Istiqlal yang ada di Jakarta dan menjadi salah satu simbol kebanggaan masyarakat yang ada di Surabaya. Berangkat dari latar belakang masalah diatas permasalahannya adalah pada umumnya masyarakat tidak banyak mengetahui destinasi wisata religi Islam yang ada di Surabaya secara keseluruhan, hanya beberapa destinasi saja yang dikenal oleh masyarakat misalnya seperti makam Sunan Ampel dan Masjid Agung Al-Alkbar. Hal ini dikarenakan belum adanya media cetak yang menerbitkan khusus sebuah buku yang berupa buku panduan yang memuat informasi lengkap tentang destinasi wisata religi Islam yang ada di kota Surabaya. Atas dasar presepsi inilah maka perlunya dibuat buku panduan yang berfungsi selain sebagai media informasi dalam hal pembelajaran dan pengetahuan juga memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk mencapai destinasinya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk membuat buku panduan tentang wisata religi Islam dengan pendekatan kearifan budaya lokal sebagai destinasi pariwisata kota Surabaya. Penelitian ini dibatasi pada destinasi wisata religi Islam pada Abad Ke 15 hingga sekarang dilihat dari sisi sejarah tentang kearifan lokal budaya yang mempunyai ciri khas, keunikan, keindahan dari arsitektur bangunannya, peta lokasi dan fasilitas pendukung lainnya yang ada di kota Surabaya, antara lain masjid Agung Al-Akbar, masjid Rachmat, masjid Jami” Peneleh, masjid Chenghoo, masjid/makam Sunan Ampel, masjid/makam Mbah Bungkul. Destinasi inilah yang dianggap suci dan mempunyai makna tersendiri bagi umat Islam baik dari segi kepercayaan, budaya, mitos dan arsitektur bangunanya yang menjadi keunggulan budaya masyarakat kota Surabaya. Menurut perda no 5 tahun 2005 Pasal 1, Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata termasuk peyelenggara wisata oleh pemerintah, badan usaha maupun masyarakat dalam rangka pengusahaan objekobjek daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Dan pelayanan yang diperlukan dalam peyelenggaraan pariwisata. Objek dan daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran pariwisata. Pada hakikatnya pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar (Suwantoro, 2004:3). Tingginya tuntutan hidup dan semakin padatnya aktifitas seringkali membuat kita berkejaran dengan waktu dalam menyelesaikan tugas studi dan pekerjaan. Semua itu menguras energi dan meninggalkan kita dalam keadaan lelah, jenuh, baik secara jasmani dan rohani. Berwisata kini menjadi pilihan banyak orang untuk memompa kembali energinya salah satunya yang langsung dapat dirasakan adalah yang tadinya kita merasakan ketegangan dan kejenuhan pada akhirnya dapat segar kembali. Hal inilah yang memotivasi beberapa orang melakukan kegiatan berwisata, ketika wisatawan melakukan sebuah perjalanan wisata tak jarang pula orang membawa inspirasinya itu. Berbicara tentang inspirasi, kita cukup sering mendengar kisah orangorang menempuh perjalanan ketempat-tempat yang dipandang suci oleh agamanya. Melalui perjalanan yang kerap disebut wisata keagamaan atau religi itu mereka menemukan kembali dirinya, mengertahui yang hendak dilakukan dengan hidupnya atau memperoleh semangat untuk menjalani hari esok. Sebagai bagian dari masyarakat yang religious kisah semacam itu mendorong banyak orang untuk melakukan hal yang sama. Lambat laun berwisata religi menjadi suatu kebutuhan tersendiri. Semua orang memiliki kedalaman batin dimana suatu pemahaman yang mendalam bersemayam didalamnya tidak terkecuali masyarakat awam, bahwa mereka mengekspresikan penghayatan spiritualnya melalui berwisata religi yang terkadang tanpa mereka sadari bagi mereka berwisata religi adalah bagian dari pada keimanan terhadap mitos yang akan membawa mereka menuju kesenyapan batin dan kebahagian. Tujuan kebahagian ini lebih mengarah kepada kondisi psikologis manusia yang lebih tenang, tentram, damai dan sentosa. Mungkin secara fenomenologis hidup didunia ini bagi mereka adalah suatu bentuk pengabdian terhadap alam dan Yang Maha Kuasa. Salah satu tempat tujuan wisata religi Islam seperti makam wali dan masjid menjadi sasaran utamanya. Sebagai contoh ada beberapa parawisata yang berkunjung ketempat makam Sunan Ampel dan makam Mbah Bungkul misalnya, tempat ini menjadi Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
tujuan wisata yang tidak hanya sekedar meluruhkan Islam. Masjid-masjid beraneka ragam arsitektur dan hasrat rekreasi duniawi, tetapi juga memenuhi kriteria ornament yang dimiliki dunia Islam saat ini sekilas untuk menggenapi hasrat religious tertentu. Hampir dibangun mengikuti karakter budaya setempat. Bentuk setiap waktu sebuah makam ramai dikunjungi oleh suatu bangunan sering kali melambangkan gagasan banyak kalangan dengan banyak kepentingan tentang alam yang hidup di masyarakat. Bagaimana demikian pula dengan masjid. Seseorang yang gagasan mitologis keyakinan keagamaan membentuk mengunjungi makam-makam parawali, selalu susunan formal kehidupan (Fanani, 2009:7). menyempatkan diri untuk berdoa. Baik itu mendoakan Turunan aktivitas unsur alam berupa, putaran pemilik makam maupun keinginan pribadiya sendiri. matahari bulan, ditandai waktu dan posisinya. Saat Dalam banyak kesempatan mereka yang matahari terbit dan tengelam, muncul bulan baru, berhajat kerap kali datang berziarah karena memiliki bulan purnama, pergantian musim dan arah angin pandangan bahwa bila mereka berdoa di makammenjadi gejala alam yang direkam dikaitkan dengan makam orang suci, maka doanya akan mendapatkan kekuatan supranatural. Bentuk-bentuk lingkaran, prioritas untuk dikabulkan oleh Tuhan. Asumsinya, segitiga, bujur sangkar dan paramida dan bola menjadi pastilah roh dari orang saleh, orang suci atau wali bagian terpadu dari sistem perlambangan unsur alam yang meninggal akan membantu menegoisasikan hal yang terhubung dengan konsep keyakinan suci. ini dengan Pemilik Rahmat Semesta. Orang-orang suci Lingkaran menjelma menjadi berbagai lambang suci dianggap memiliki kelebihan dan kedekatan susunan, benda berbentuk kubus dan bola keduanya dengannya karena perilakunya di masalalu yang mewujudkan konsep tentang keabadian (Fanani, mencerminkan ketakwaan yang sungguh-sungguh. 2009:8). Setiap orang yang memiliki keyakinan bahwa mereka Dari Unsur alam dan bentuk geometris yang berwisata religi pastinya mereka akan tersebut menjadi dasar dari arsitektur bangunan mendapatkan pahala, rahmat dan keberkahan dari masjid. Arsitektur mengembangkan dirinya untuk Tuhan Yang Maha Esa. memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik sekaligus Sejarah peradaban Islam telah menulis bahwa metafisik, memenuhi unsur raga maupun kejiwaan masjid bukan hanya tempat shalat umat tetapi sebagai masyarakat. Keindahan bentuk arsitektur menjawab lembaga pendidikan. Di masjid banyak dipelajari keinginan emosional, intelektual seraya menuntun ilmu-ilmu tentang agama Islam seperti Aqidah, kearah perenungan. Bentuk arsitektur bangunan Akhlak, Fiqih, belajar Al-Qur’an dan lain sebagainya adalah rajutan makna dari rujukan dasar mitologis, dan serta menjadi tempat belajar mengajar kepada anakritual. Menatap bentuk arsitektur dapat dipahami anak sampai dengan orang dewasa. Disamping itu sebuah kerangka bagaimana konsep tradisi berlaku masjid juga menjadi tempat bermusyawarah umat nyata di masyarakat. Melewati jembatan intelektual, Islam. Artinya disana juga menjadi aula pembahas arsitektur menjadi pintu masuk yang menuju gagasan plomblematika masyarakat dan Isu Kultural serta kehidupan yang abstrak. Sepanjang zaman diberbagai mengatur strategi perang yang ada pada kala itu. tempat, pemahaman tentang arsitektur memang selalu Karena fungsionalitas masjid sedemikian rupa masjid bergerak naik. turun diantara dua kecenderungan, juga harus dibangun menjadi tempat yang paling indah berat kearah pertimbangan keindahan dan seni atau dari segalanya, alasan pertama sebagai tempat pertimbangan akal dan pengetahuan (Fanani, menyembah Allah dan selanjutnya adalah tempat studi 2009:11). untuk umat Islam. (www.academia.edu). Adapun tujuan yang dicapai yaitu untuk Jejak peradaban masyarakat manusia Penelitian ini untuk menciptakan buku panduan wisata meninggalkan beberapa petanda. Karya sastra, religi Islam dengan pendekatan kearifan lokal budaya kesenian dan arsitektur adalah beberapa diantara sebagai destinasi pariwisata kota Surabaya. Untuk petanda tesebut. Kearifan lokal merupakan produk memperkenalkan destinasi wisata religi Islam yang budaya masa lalu yang patut dijadikan pegangan ada di Surabaya. Dengan penyampaian melalui hidup. Meskipun bernilai lokal nilai yang terkandung pendekatan kearifan lokal budaya diharapkan dapat didalamnya sangat universal. Dalam kearifan lokal memberikan kemudahan informasi bagi wisatawan. terkandung pula kearifan lokal budaya dimana Manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini didalamnya berisi tentang pengetahuan yang sudah adalah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah menyatu dengan sistem kepercayaan, norma, budaya satu media informasi yang mengenalkan tentang yang kemudian diekspesikan dalam tradisi dan mitos destinasi wisata religi Islam yang ada di Surabaya, yang dianut dalam jangka waktu lama meliputi sejarah, arsitektur bangunan, peta lokasi, dan (www.balipos.co.id). fasilias pendukung lainnya yang menjadi Kearifan Budaya menjadikan masjid sebagai pusat Lokal Budaya. . kegiatan Islam terus berlanjut sampai pada kejayaan Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mendalam yang dapat mendukung pembuatan buku panduan wisata religi Islam. Dalam penelitian kualitatif ini mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan dengan menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber datanya dengan pergi ke lokasi tempat tersebut memahami dam mempelajari situasi peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung (Sugiono, 2005). Perancangan Penelitian Perancangan penelitian ini mengunakan teori grounded yang merupakan prosedur penelitian kualitatif yang sistematik, dimana peneliti melakukan generalisasi suatu teori yang menerangkan konsep, proses, tindakan, atau interaksi mengenai suatu topik pada konseptual yang luas dengan tujuan untuk menentukan kondisi yang memunculkan suatu tindakan/interaksi yang berubungan dengan fenomena dan akibatnya.
Gambar 3.2 Skema Perancangan (Sumber: Hasil Olahan dari Peneliti, 2015)
berkecimpung dalam permasalahan yang di geluti. Wawancara ini dilakukan untuk mencari informasi secara mendalam kepada Jurukunci obyek wisata religi Islam yang ada di Surabaya, beserta Informan–Informan yang mengetahui lebih dalam tentang Kearifan Lokal Budaya Surabaya dalam melakukan kegiatan wisata religi Islam. b. Observasi Observasi (pengamatan) ini dilakukan untuk mengamati budaya–budaya lokal kota Surabaya dalam melakukan wisata religi Islam tersebut. Observasi ini penting untuk melihat lebih dalam tentang nilai–nilai keragamana budaya dan kearifan lokal budaya yang selama ini dibangun di kota Surabaya. c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan cara mendokumentasikan budaya– budaya lokal yang ada di kota Surabaya. Dokumenatasi ini penting untuk memperdalam data penelitian guna mengetahui kearifan dan keragaman budaya lokal dalam melakukan berwisata religi Islam. d. Studi Eksisting Studi eksisting yang dilakukan adalah untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku yang sebelumnya yang sudah diterbitkan dinas Pariwisata yang bekerjasama dengan swasta untuk membuat buku Tour Guide. Namun buku tour guide yang beredar berupa buku referensi yang berisi tentang informasi Surabaya dan perkembangannya. e. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku, literatur, catatatan dan jurnal laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Dalam langkah ini dapat mencakup teori– teori yang diambil dari buku–buku atau juga laporan– laporan yang sudah ada sebelum nya, untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan modus analisis data yang digunakan adalah Observasi tinjauan beberapa dokumen. 2. Mengklasifikasi data, dengan wawancara terbuka dengan menunjukan bidang yang relevan unuk diteliti. 3. Penarikan kesimpulan. 4. Menganalisis data yang ditarik berdasarkan unsurunsurnya, dan menjelaskan secara objektif serta jelas sehingga dapat menjadi suatu konsep penelitian yang menarik.
Teknik pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. a. Wawancara atau interview Wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau informan (Yatim, 2001:15). Narasumber adalah orang yang memberikan informasi dan yang benar–benar menguasai permasalahan karena narasumber tersebut telah Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Gambar 4.10 Isi dan Layout dari Buku Panduan Wisata Ziarah di Jogja, Solo, Magelang, Semarang,dan Cirebon (Sumber: Gagas Ulung, Wisata Ziarah, 2013) Analisis Keyword/Konsep
Produk wisata religi islam sebagai media pedoman informasi dengan berbagai macam keterangan yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan berwisata religi Islam di Surabaya.
2. Analisis Kompetitor Analisis Kompetitor Buku panduan wisata religi Islam di Surabaya dalam penelitian ini memiliki kompetitor yaitu buku Buku Panduan Wisata Ziarah di Jogja, Solo, Magelang, Semarang, dan Cirebon. Buku ini menginformasikan tentang tempat-tempat wisata religi bagi penganut agama Buddha, Hindu, Katolik, Kristen, dan Islam yang berada di sebagian Pulau Jawa. Destinasi dari wisata religi yang tertuang didalam buku ini adalah sebagian dari tempat ibadah yang sering dikunjungi diantaranya adalah Goa Maria Kerep di Magelang, Kelenteng Sam Po Kong dan Gereja Blenduk di Semarang, Masjid Agung Demak, Masjid Kubah Mas di Depok dan beberapa tempat disekitarnya yang mempunyai makna khusus.
pada desain cover dan content pada tiap halamannya membuat nyaman untuk dibaca.Penempatan layout teks beserta foto yang disajikan dalam buku panduan wisata ziarah ini sangat menarik minat pembacanya. Kelemahan dari buku ini adalah informasi destinasi wisata religi yang disajikan hanya beberapa bagian Pulau Jawa Tenggah dan Jawa Barat saja sedangkan wilayah Jawa Timur belum ada khususnya yang berada di kota Surabaya.
Kalangan Menenggah ke atas jelas berpendidikan tinggi, Bermartabat, Bertanggung jawab, Kerja keras, Profesional dan Mapan.
KONSEP DAN PERANCANGAN Analisis Studi Eksisting 1. Analisis Internal Analisis internal dilakukan pada objek penelitian yaitu dari destinasi wisata Islam di kota Surabaya. Target market atau konsumen terdapat berbagai macam yang berbagai macam yang berbeda-beda menurut kelas sosial masing-masing dan asal mereka sendiri. Oleh karena itu agar buku panduan yang akan diciptakan dapat diterima sesuai target market, peneliti harus menentukan dan lebih fokus terhadap segmen-segmen tertentu yang dinilai tepat sasaran.
Gambar 4.9 Cover Buku Panduan Wisata Ziarah di Jogja, Solo, Magelang, Semarang, dan Cirebon. (Sumber: Gagas Ulung, Wisata Ziarah, 2013) Untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar, harus mempelajari konten, layout dan penulisan sebuah karya buku panduan yang akan digunakan. Mulai dari penggunaan bahasa, penggunaan warna, Gambar 4.12 Analisis Keyword penyusunan layout, penggunaan tipografi, penyajian (Sumber: Hasil Olahan peneliti, 2015) konten dan pemilihan bahan yang akan digunakan untuk cover juga pada tiap halamannya. Dengan pemilihan judul “Peciptaan Buku Kekuatan dari buku panduan wisata ziarah ini Panduan Wisata Religi Islam dengan Pendekatan adalah penyajian informasinya lengkap dengan Kearifan Lokal Budaya sebagai Destinasi Pariwisata memaparkan 90 Destinasi wisata religi yang ada kota Surabaya”, maka untuk menemukan solusi dari dibeberapa bagian Pulau Jawa. Penggunaan warna soft permasalahan yang akan diperlukan data-data yang Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
terdapat dilapangan sehingga dari latar belakang dapat ditentukan pemecahan masalah yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil analisis SWOT, observasi, wawancara, dokumentasi serta hasil analisis data wawancara, USP dan STP. Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan kata kunci yaitu “Integritas“. Kata ini mewakili dari semua keyword yaitu “Integritas” yang berarti mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agamanya. Konsep yang akan digunakan harus bisa menggambarkan tentang “Kewibawaan dan ketaatan” dan terlihat penting untuk didokumentasikan dalam sebuah karya buku panduan. Dalam hal visual, yang harus diperhatikan adalah penggambaran tentang kewibawaan dan ketaatan dalam lingkungan masjid atau makam yang menampilkan budaya pada masyarakat setempat dalam melakukan ibadah ataupun berziarah. Isi dalam content buku panduan juga diberikan suatu penjelasan dari sejarah berdirinya masjid dan makam tersebut. Deskripsi dari konsep “Integritas” adalah suatu produk wisata religi yang merupakan salah satu wujud dari kewibawaan dan ketaatan bagi umat Islam dalam melakukan ibadah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi dari kata wibawa adalah pamor, pengaruh, kharisma. Yang berarti mempunyai pamor, mempunyai pengaruh dan mempunyai kharisma. Sedangkan definisi dari taat adalah kepatuhan, ketakwaan, kesetiaan, kesalehan bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran agamanya dengan beribadah melakukan shalat, berzikir, dan mendoakan arwah para pejuang Islam pada masjid dan makam yang menjadi salah satu motivasi dari pengunjung atau peziarah datang ke destinasi wisata religi Islam di Surabaya. Perencanaan Kreatif 1. Tujuan Krearif Untuk membuat sebuah media informasi yang menginformasikan destinasi wisata religi Islam di Surabaya yang sesuai dengan konsep perancangan. Dengan Keyword “Kewibawaan dan ketaatan”, diharapkan visualisasi dapat menggambarkan kesan dari kewibawaan dan ketaatan dari pengunjung yang datang ke destinasi yang melakukan kegiatan beribadah pada masjid misalnya shalat, zikir, atau mendoakan para wali pada area makamnya. Visualisasi tersebut selain dapat memberikan kesan agar dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke destinasi wisata religi Islam juga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat lokal dan asing yang belum pernah melakukan kunjungan. Keyword tersebut didapat dari penggabungan antara analisis data, wawancara, observasi, dokumentasi, studi eksisting, studi kompetitor, analisis SWOT, STP , USP, yang ada dan telah melalui proses reduksi data kemudian terpilih sebuah konsep “Kewibawaan dan Ketaatan” sebagai dasar dalam pembuatan buku panduan wisata religi Islam di Surabaya. 2. Strategi Kreatif Dengan menggunakan bahasa yang verbal untuk headline dan bodycopy yang disusun dengan tatanan huruf yang menarik bentuk font yang sesuai dengan penggunaan warna energik pemilihan layout dengan komposisi yang tepat pada letak dan penempatannya akan membentuk suatu estetika keindahan yang akan memudahkan untuk mengarahkan konsentrasi pembaca saat mencerna isi dari buku panduan tersebut. Dengan penggunaan bahasa 2 bahasa formal yang mudah dipahami dan tidak terlalu berat pembahasannya dalam buku panduan ini diharapkan dapat membantu dan menjelaskan kepada masyarakat lokal dan asing tentang destinasi wisata religi Islam di Surabaya sehingga dapat menarik minat pengunjung untuk datang dan membaca isi dari buku panduan sebagai produk wisata religi Islam. Visualisasi warna yang digunakan merujuk pada konsep yaitu Kewibawaan dan Ketaatan penggunaan warna energik dirasa sangat cocok dengan konsep karena dapat mencitrakan suatu energi yang positif dalam melakukan wisata keagamaan tersebut. Untuk foto yang digunakan sebagai penunjang dalam buku panduan ini harus menggambarkan dan memperlihatkan sisi dari Kewibawaan dan ketaatan dari pengunjung destinasi wisata religi Islam yang sedang melakukan kegiatan beribadah di masjid atau berziarah ke makam. Karena buku ini ditujukan kepada para pariwisata sebagai target audience, yang melakukan kegiatan berwisata religi Islam maka font yang digunakan adalah jenis Dekoratif (graphic), pemilihan jenis tersebut dinilai sesuai dengan target audience dan sesuai dengan konsep buku panduan yang sudah ditentukan. Jenis Font ini sangat rumit dalam desainnya. Setiap huruf senggaja dibuat sangat detail sehingga menjadikan sifat dari huruf ini sangat mewah, anggun, bebas dan modern namun masih ada kesan Islaminya. Jenis huruf ini nantinya akan digunakan pada awal alinea dari buku panduan. 1. Ukuran dan Halaman Buku Jenis buku : Buku Panduan, Dimensi buku : 21cm x 18 cm
Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Jumlah Halaman : 90 halaman Gramateur isi buku : Art paper 150 gr Grameateur cover : 210 gr Finishing : Hard cover jilid lem Dalam perancangan buku panduan wisata religi Islam Di Surabaya ini menggunakan ukuran 21 x 18 cm dengan posisi horizontal/landscape hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa letak horizontal dapat memberikan kesan ketenangan bagi target audiens. Untuk pembagian porsi dalam buku ini 50 di isi dengan foto-foto dan 50 untuk informasi dari destinasi yang akan dimuat. Pertimbangan lainnya adalah keutamaan legibility dan readability sehingga pembaca lebih terhibur dengan penggunaan full color dengan ornament Islam sebagai hiasan tambahan dan fotografi arsitektur sehingga terlihat lebih menarik dan tidak bosan ketika membacanya. Halaman untuk buku ini sebanyak 90 halaman, yang mencakup informasi tentang sejarah, kearifan lokal budaya, artsitektur bangunan, peta lokasi, Fasilitas pendukung lainnya dari destinasi wisata religi Islam yang ada di Surabaya. b. Jenis Layout Jenis layout yang digunakan dalam buku ini mengadaptasi dari jenis layout yang digunakan pada iklan cetak, jenis layout untuk buku panduan ini adalah Mondrian Layout dan Informan Balance Layout. Karena dalam buku ini nantinya akan banyak menampilkan foto dan ornament Islam maka pemilihan jenis layout tersebut sangat cocok dan sesuai dengan konsep. A. Mondrian Layout layout ini penyajian tata letaknya mengacu pada bentuk-bentuk square/ landscape/potrait. Masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian serta memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk komposisi yang koseptual. B. Informal Balance Layout Jenis layout ini penyajian informasinya dengan menggunakan tata letak yang menampilkan elemen visual dengan menggunakan perbandingan yang tidak seimbang. Dengan penggunaan foto yang hampir memenuhi isi halaman dengan berisi teks yang pendek dan sedikit hiasan ornament Islami akan membentuk komposisi yang dinamis.
d. A Grid that Divides Space both Horizontally and Vertically d. Judul Headline atau judul untuk buku Panduan wisata religi Islam adalah “Panduan lengkap Wisata Religi Islam di Surabaya”. Kata ini dipilih berdasarkan dari pertimbangan untuk memudahkan target audiens dalam menemukan informasi tentang destinasi wisata religi Islam yang ada di Surabaya. Pemilihan judul yang sesuai dengan kebutuhan yang ditawarkan dengan bahasa yang formal diharapkan mampu menarik target audiens ketika pertama kali membacanya. e. Bahasa Pemilihan bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris pada judulnya. Penggunaan 2 bahasa ini dipilih sesuai dengan pertimbangan kepada target audience yang akan dibidik yaitu untuk pariwisata lokal dan Asing kalangan menenggah ke atas yang selalu aktif, berpendidikan tinggi, berwawasan luas, suka membaca, menghargai nilai sejarah dan kebudayaan sekitar serta perkembangan zaman, mempunyai kepercayaan serta menjunjung tinggi nilai spiritual. f. Warna Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan dari pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga sangat tajam untuk menyentuh kepekataan pengelihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat. Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya (Kusrianto, 2006:46). Pada visualisasi desain dipilih warna yang disesuaikan dengan konsep yaitu menggunakan warna-warna yang energik antara lain warna biru, kuning, ungu, hijau, putih. Dalam Psikologi warna penggunaan warna energik mampu memicu semangat dan membangkitkan nilai spiritual juga dapat memancarkan kharisma atau kewibawaan dalam diri seseorang. Sedangkan dalam hal keagamaan munculnya energi positif pada diri seseorang dapat membawa dalam ketenangan serta kebahagian. Warna energik Juga sebagai lambang kekuatan dalam keimanan seseorang bahwa beribadah dan berdoa merupakan salah satu keyakinan dan kepercayaan yang dapat menghantarkan manusia kepada sang pencipta yang tidak mudah tergoyahkan. Warna biru digunakan pada cover depan dan belakang warna ini melambangkan kekuatan, ketenangan, kepercayaan
c. Grid System Ada beberapa contoh untuk penggunaan grid system untuk layout sebuah halaman majalah atau buku. Berikut diantaranya : a. A Simple Three Coloumn Format b. A Four Coloumn Format and One Coloumn Header c. A Three Coloumn Format Unequal Formats Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
yang dapat menghantarkan kepada keimanan dan ketaatan. sedangkan warna putih yang digunakan pada fontnya melambangkan kesucian, bersih dan jujur dalam hal kewibawaan, Penggunaan warna kuning pada halaman contentnya melambangkan harapan, kegembiran, kebijaksanaan dalam melakukan setiap ibadahnya, sedangkan warna ungu pada awal halaman melambangkan pengertian dan peka terhadap segala ajaran agamanya, dengan penuh harapan bahwa dengan beribadah dan bedoa akan terkabulnya suatu keinginan yang ingin dicapainya. Warna hijau melambangkan kegembiraan dan ketenangan dalam beribadah.
Gambar 4.13 Pemilihan Warna (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) g. Tipografi UTOPIA REG ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
ab cd efgh ijkrstu vwxyz 1234567890
Gambar 4.14 Jenis Font Dekoratif (graphic) Untuk Judul (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Dalam buku panduan ini menggunakan font atau typeface jenis dekoratif (graphic) dari judul dan body copy. Pemilihan jenis dekoratif (graphic) ini terkesan mewah dan modern disesuaikan dengan target audience yang berasal dari kalangan meneggah ke atas. Jenis huruf ini sangat sesuai untuk menarik perhatian pembaca sifatnya yang dekoratif secara tidak lansung dapat memvisualkan tentang keindahan dari destinasi wisata religi Islam di Surabaya.
NIAGARA ENGRAVED ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijkrstuvwxyz 1234567890
kokoh dan tegas pada tiap hurufnya sangat memudahkan dalam keterbacaan pertama kali selain itu juga dapat mencerminkan bahwa kokohnya keimanan dan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Minnadrop A BCDEFGHIJKLMNOPQRST UVWXYZ abcdefghijkrstuvw xyz 1234567890
Gambar 4.16 Jenis Font Dekoratif (graphic) Untuk Sub Judul (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Untuk penggunaan font bodycopy, akan digunakan jenis font Utopia Reguler. Jenis font ini dirasa sangat cocok karena memiliki karakter yang luwes, ringan dan tegas pada penekaan tiap hurufnya sehingga memudahkan dalam keterbacaanya. Tegas disini sangat mencerminkan kewibawaan yang terpancar dari dalamnya tingkat keimanan dan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan Luwes dan ringan disini secara tidak langsung mengartikan bahwa luwes dan ringannya melakukan ibadah dengan menjalankan segala perintahnya yang disertai dengan keikhlasan. An d er s AB CD EFGHIJ KLM N O PQ RSTUVW X YZ a b c d e f g h ij k r st u v w x y z
Gambar 4.17 Jenis Font Graphic Untuk Paragraf Awal (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Untuk Font Paragraf awal menggunakan jenis font Anders dengan pertimbangan selain sebagai aksen petanda awal dari sebuah paragraph juga font ini dirasa sangat cocok dengan konsep sifatnya yang simple dan mudah dalam keterbacaan juga sangat berkarakter sangat berintegritas.
3. Program Kreatif Perancangan ini dimulai dengan menentukan jenis layout yang akan digunakan dan struktur buku seperti apa yang ingin dikerjakan. Mulai dari proses Gambar 4.15 Jenis Font Dekoratif (graphic) sketsa, alternatif desain, hingga final desain. Semua Untuk Bodycopy proses itu sudah melalui pemilihan jenis layout, font, (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) penggunaan bahasa, fotografi, warna dan informasi yang diperlukan mengenai destinasi wisata religi Untuk Judul memilih jenis font Niagara Islam yang ada di Surabaya, untuk penulisan artikel Engraved, sesuai dengan keterangan diatas dinilai yang dimuat pada buku panduan yang akan dibuat. sangat cocok dan sesuai dengan konsep sifatnya yang Kemudian dilanjutkan dengan mengaplikasikan semua Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
proses diatas menjadi sebuah final desain dan diaplikasikan pada buku yang mencakup semua elemen pada desain. 4. Strategi Media Media yang digunakan dalam perancangan ini dibagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung. Media utama yang digunakan adalah buku panduan dalam perancangan karya ini. Dan untuk media pendukung digunakan untuk membantu publikasi media utama yang sudah dirancang. Berikut media yang digunakan : 1. Buku Panduan Media ini dipilih selain karena mempunyai informasi yang lengkap, juga belum ada diketemukan buku panduan yang membahas tentang destinasi wisata religi Islam yang ada di Surabaya dengan penggunaan 2 bahasa dalam penyajian informasinya yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Untuk tampilan visual pada desain buku panduan ini agar terlihat menarik target audiens maka diberi sedikit sentuhan hiasan berupa ornament Islami dan fotografi arsitektur. Penjelasan atau teks yang tidak panjang dengan gaya bahasa yang mudah dipahami akan sangat memudahkan pembaca dalam mencerna isi buku tersebut. Ukuran yang akan diaplikasikan pada buku adalah 210 cm x 180 cm. Pada desain cover-nya nantinya akan dicetak dengan menggunakan dengan finishing jenis hardcover dan diberi lapisan tambahan untuk memberi kesan mewah dan menarik. Jenis kertas yang digunakan adalah Art paper dengan sistem cetak full color dua sisi depan belakang. 2. Media Pendukung Untuk mendukung publikasi dari buku panduan ini, maka dibutuhkan 3 jenis media promosi yang paling efektif dalam menarik minat target audience. a. Poster, media ini digunakan agar dapat menarik perhatian, ukuran poster yang terilang besar mudah dilihat dan memudahkan target audiens dalam membaca isi dai produk yang ditawarkan. Poster dibuat dengan ukuran A2 yaitu 42 cm x 59,9 cm dengan menggunakan sistem cetak digital printing bahan art paper 180 gr. b. Rolling Banner, media ini dipilih karena memiliki banyak kegunaan mulai dari kejelasan keterbacaan, tepat sasaran dan terarah sesuai dengan target audiens serta dapat memuat informasi yang lebih detail mengenai produk yang ditawarkan. Untuk ukuran menggunakan 80 cm x 200 cm, sistem cetak digital printing full color satu sisi. c. Brosur digunakan pada saat launching buku. Alasan memilih media ini adalah untuk
memberikan informasi produk yang ditawarkan. Brosur ini didesain dengan ukuran 14,8 cm x 210 cm menggunakan kertas art paper 120 gr dengan sistem cetak digital printing full color dua sisi. a. memberikan informasi yang lebih personal. Kartu nama ini didesain dengan ukuran 9 cm x 5,5 cm menggunakan kertas art paper 120 gr dengan sistem cetak digital printing full color dua sisi. 5. Implementasi Desain 5.1 Desain Layout Cover
Gambar 5.1 Desain Layout Cover (Sumber: Hasil olahan Peneliti, 2015) Untuk Cover menggunakan foto para peziarah sedang mengaji dan mengirimkan doa di makam Sunan Ampel pada cover depannya kemudian foto shalat secara berjamaah pada cover belakangnya dibuat tampak transparant agar tidak kontras dengan teksnya. Foto diambil disesuaikan dengan konsep kewibawaan dan ketaaatan. Foto ini secara tidak lansung memvisualkan bahwa penghargaan kepada wali dalam memyebarkan agama Islam dengan mengirimkan doa juga sebagai wujud kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Foto diambil dari samping dengan tehnik high speed. Menggunakan kombinasi biru tua dan ungu untuk cover dan judul buku dengan warna putih dan kuning. 5.2 Halaman Pembuka Buku Panduan
Kebahagiaan yang paling bahagia ialah
panjang um ur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Adailam i dan Al Qodhoi).
Gambar 5.2 Desain Halaman Pembuka Buku (Sumber: Hasil olahan Peneliti, 2015) Pada Halaman Pembuka buku diberi kata bismillah dengan tulisan arab dan sepenggal kata mutiara yang diambil dari hadist (HR. Adailami dan Al Qodhoi) tentang ketaatan dengan menggunakan background putih dengan tambahan ornament floral agar desain terlihat lebih menarik dan berkharisma.
Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Pemberian kata ini adalah bahwasanya untuk mengawali segala sesuatu diawali dengan ucapan bismillah. Pada Lapisan bagian dalam cover diberikan pembatas dengan background Warna biru dan tambahan ornament floral agar bagian dalam cover terlihat menarik.
5.5 Halaman Kata Pendahuluan
5.3 Halaman Kata Pengantar Indonesia dan Inggris Gambar 5.5 Desain Halaman Pendahuluan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Gambar 5.3 Desain Halaman Kata Pengantar dan Hak Cipta Buku (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Pada halaman kata pengantar (lihat gambar 5.3) berisi tentang kata pengantar, penerbit, penulis, beserta dengan hak cipta karya dari buku. Penggunaan warna biru, ungu pada background dan putih pada teks dengan tambahan ornament floral didalamnya disesuaikan dengan konsep. Untuk penjelasan disertakan 2 bahasa sekaligus untuk memudahkan dalam keterbacaan juga terkesan sangat berkarisma.
Pada Halaman pendahuluan (lihat gambar 5.5) berisi tentang kesimpulan dari rangkaian kegiatan yang menjadi alasan seseorang dalam melakukan wisata keagamaan daripada wisata yang mempunyai daya tarik lainnya sebagai awal menuju ke segmen pembahasan dari destinasi wisata religi Islam di Surabaya. Prakata ini didapatkan setelah peneliti meninjau langsung ke destinasi yang berasal dari wawancara secara langsung terhadap para peziarah atau wisatawan yang datang ke destinasi. 5.6 Halaman Kata Mutiara Hadist dan Cover Bab I
5.4 Halaman Kata Sambutan dan Daftar Isi Bahasa Indonesia dan Inggris Gambar 5.6 Desain Halaman Kata Mutiara Dan Cover Bab I (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Gambar 5.4 Desain Halaman Kata Sambutan dan Daftar Isi Bahasa Indonesia dan Inggris (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Pada Halaman Kata Sambutan dan Daftar Isi (lihat gambar 5.4) berisi tentang prakata yang diberikan oleh Direktur Utama Masjid Nasional AlAkbar Surabaya tentang masjid sebagai multifungsi selain digunakan sebagai ibadah, pendidikan, sarana kebudayaan juga digunakan sebagai tempat wisata religi di Surabaya. Sedangkan pada daftar isi diberikan penjelasan dengan 2 bahasa yang bersebelahan untuk memudahkan dalam keterbacaan untuk penjelasan pada tiap halamannya.
Pada Halaman kata mutiara (lihat gambar 5.6) berisi tentang kata mutiara hadist sebagai pengenap halaman dan cover Bab 1 yang dipertegas dengan full gambar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dengan gaya desain layout modern. Warna disesuaikan dengan konsep.
5.7 Bab I Masjid Nasiona I Al-Akbar Surabaya
Gambar 5.7 Desain Bab I Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Pada halaman 8 dan 10 (lihat gambar 5.7) berisi tentang sejarah dari berdirinya masjid beserta dengan keunggulan dari arsitektur masjid. background yang transparant dengan perpaduan hijau, biru tua, ungu dan putih pada fontnya.
Pada halaman 34-37 (lihat gambar 5.10) ini menjelaskan tentang informasi fasilitas yang ada pada masjid disertakan foto untuk memperjelas isi dari teks. Pada halaman berikutnya diberikan peta lokasi. Dan pada halaman selanjutnya diberi cover foto destinasi Pada segmen Bab III dengan desain layout modern.
5.8 Bab I halaman 20 Peta dan Cover Bab II 5.11 Bab III Halaman 38-41
Gambar 5.8 Bab I Halaman 20 Peta dan Cover Bab II (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Pada Halaman 20 (lihat gambar 5.8) berisi tentang informasi berupa peta untuk memudahkan pengunjung dalam menjangkau destinasi wisata religi Islam di Surabaya, yang ditempatkan pada halaman kiri kemudian pada halaman selanjutnya diberi cover foto segmen Bab II dengan fotter tambahan putih agar desain lebih berintegritas dan tidak monoton.
Gambar 5.11 Bab III Halaman 38-41 (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Pada halaman 38-41 (lihat gambar 5.11) ini menjelaskan tentang informasi sejarah dengan menggunakan warna hijau dan ungu pada background-nya dan foto yang ditempatkan pada bawah dengan ornament floral.
5.9 Bab II Halaman 22-25 5.12 Bab III Halaman Peta dan Cover Bab IV
Gambar 5.9 Bab II Halaman 22-25 (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Gambar 5.12 Bab III Halaman Peta dan Cover Bab IV (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Pada halaman Bab II (lihat gambar 5.11) berisi tentang sejarah dan arsitektur masjid, pemberian warna disesuaikan dengan konsep dan diselaraskan dengan warna yang terdapat pada foto dengan kombinasi warna kuning, hijau dan putih pada fontnya.
Pada halaman Peta dan Cover Bab IV (lihat gambar 5.12) berisi tentang penjelasan peta lokasi dengan warna biru dan putih. Kemudian pada halaman berikutnya cover pada bab IV menggunakan foto dari destinasi masjid.
5.10 Bab II Halaman 34-37, Peta dan Cover Bab III
5.13 Bab IV Halaman 56-59
Gambar 5.10 Bab II Halaman 34-37 Peta Dan Cover Bab III (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Gambar 5.13 Bab IV Halaman 56-59 (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Halaman 56-59 (lihat gambar 5.13) berisi tentang informasi sejarah pada maasjid dengan perpaduan warna biu, hijau dan kuning pada layout teks nya dan foto dengan garis acak dan tambahan ornament floral.
Halaman 70-21 (lihat gambar 5.16) berisi tentang fasiltas pada masjid. Kemudian pada halaman berikutnya berisi informasi berupa peta pada cover bab VI berisi penjelasan berupa foto yang menjadi ciri khas dari destinasi.
5.14 Bab IV Halaman 63 Peta dan Cover Bab V
5.17 Bab VI halaman 78-81
Gambar 5.14 Bab IV Halaman 63 Peta dan Cover Bab V (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Pada halaman 63 (lihat gambar 5.14) berisi tentang informasi berupa peta dengan pemberian warna seragam antara peta layout yang lainnya. Menggunakan warna biru dan pada halaman Cover Bab V diberi foto masjid dengan desain layout modern. 5.15 Halaman Bab V Halaman 66-69
Pada halaman 78-81 (lihat gambar 5.17) berisi tentang informasi sejarah awal adanya makam bungkul dengan perpaduan warna biru, ungu, kuning, hijau dan foto menggunakan desain layout garis horisontal. 5.18 Bab VI Halaman Peta, Kata Mutiara, Daftar Pustaka, Biografi Penulis
Gambar 5.15 Bab V Halaman 66-69 (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Gambar 5.18 Bab VI Halaman Peta, Kata Mutiara, Daftar Pustaka, Biografi Penulis (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Pada halaman 66-69 (lihat gambar 5.15) berisi tentang arsitektur bangunan pada masjid dengan perpaduan warna biru, hijau, ungu dengan font warna putih dan tambahan ornament floral. 5.16 Bab V Halaman Peta dan Cover Bab VI
Gambar 5.17 Bab VI Halaman 78-81 Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015
Pada Halaman penutup (lihat gambar 5.18) berisi tentang informasi berupa peta, dengan tambahan kata mutiara hadist, daftar pustaka dan biografi tentang penulis lengkap dengan menggunakan 2 Bahasa Indonesia dan Inggris. 5.19 Media Promosi Buku Panduan
Gambar 5.16 Bab V Peta dan Cover Bab VI (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015)
Gambar 5.19 Media Promosi Buku Panduan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2015) Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Pada desain media promosi (lihat gambar 5.19) berisi tentang informasi dari ke 6 destinasi yang disajikan. Untuk desainnya diseragamkan antara desain poster, rolling banner dan brosur dimana ketiganya menggunakan tambahan ornament floral seperti yang terdapat pada layout buku panduan agar terlihat ciri khas dari buku sesuai dengan konsep. Pada media promosi ini menggunakan perpaduan warna biru dan ungu pada background dan font dengan warna putih. Untuk foto pada desain poster dan brosur menggunakan foto dari Masjid Nasional Al-Akbar yang menjadi icon Surabaya. Sedangkan pada rolling banner menggunakan foto dari ke 6 destinasi wisata religi Islam di Surabaya dengan pertimbangan bahwa sebagai penjelas informasi yang dituangkan pada buku panduan ketiga pertama kali audiens membacanya. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Penciptaan Buku Panduan Religi Islam di Surabaya dengan Pendekatan Kearifan Lokal Budaya sebagai Destinasi Pariwisata Kota Surabaya: 1. Dalam penciptaan buku panduan yang sudah dibuat ini bisa dibuat sebagai panduan yang memberikan arahan dalam melakukan kegiatan berwisata religi Islam di Surabaya juga untuk memudahkan pengunjung dalam mencapai destinasinya. Selain itu juga untuk memperkenalkan destinasi wisata religi Islam di Surabaya dimana dalam buku panduan tersebut memuat informasi tentang sejarah, arsitektur bangunan dan fasilitas yang ada didalamnya yang mempunyai ciri khas dan keunikan. 2. Tema desain buku ciptaan ini dengan konsep ”Kewibawaan dan Ketaatan”, desain dalam buku ini menampilkan visual yang energik dan religious yang memiliki makna bahwa destinasi wisata religi yang dikunjungi oleh para peziarah mempunyai pamor atau kewibawan yang tinggi. Sedangkan bagi pengunjung yang datang ke destinasi selain melakukan ziarah dan beribadah secara tidak langsung juga meningkatkan ketaatan dan keimanan kepada Allah SWT. 3. Implementasi perancangan mengacu pada buku panduan dan media pendukung, dimana hasil perancangan ini dapat memberikan informasi destinasi wisata religi Islam yang ada di Surabaya. Selain sebagai tempat beribadah dan ziarah kepada wali juga sebagai teladan dalam menyebarkan agama Islam bagi generasi-generasi penerus sekaligus memperkuat rasa kecintaan kepada Allah SWT.
Daftar Pustaka Sumber Buku: Arif, Maskur, 2014.”Kumpulan Karamah dan Ajaran Wali Sanga”,Yogyakarta: Safirah. Ariniro, Arman. Tanpa Tahun. Sunan Ampel: Pengawal Ketuhanan Yang Maha Tunggal. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dewan Redaksi.1997. Eksiklopedi Islam. Jakarta: Iktihar Baru Van Hoeve. Dinas Pariwisata & Kebudayaan. 2014.“Direktori Pariwisata”: Surabaya: PT Imagi Cipta. Fanani, Achmad. 2009. ”Arsitektur Masjid”. Bandung: Penerbit PT Bentang Pustaka Kusrianto, Adi. 2006.”Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Yogjakarta: Penerbit Andi. ________ , Undang Undang NO.05/2005 Pasal 1, Tentang Kepariwisataan. Suyonto, Agus. 2012.”Atlas Wali Songo”. Bandung: Pustaka IIMaN. Ulung, Gagas. 2002.”Wisata Ziarah”, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Utomo, Bambang Budi. September-Oktober. 2009. Chengho laksamana laut yang disegani Umat Islam, Budha, Tao dan Khonghucu. Suara baru. Wibowo, Iyan. 2007 “Anatomi Buku”. Bandung: Kolbu. Zarkhoviche, Baha. 2015.“Laksamana Chengho”, Yogyakarta: Araska. Sumber Jurnal: http://digilib.uinsby.ac.id/8877/9/bab%204.pdf (diakses pada tanggal 12 April 2015). http://digilib.its.c.id/public/ITS-Undergraduate-164732409105020-chapter1.pdf (diakses pada tanggal 20 Oktober 2014). http://kebudayaan.kemdikbud.co.id/wpcontent/uploud/2013/10/2_Regnas_MODUL_Ipdf (diakses pada 14 Juni). (https://jawatimuran.wordpress.com/2011/11/14/profil -mbah-bungkul-sifat-kedermawanannya-sawabirezeki-melimpah/) diakses pada tanggal 14 November 2011. Sumber Internet: (www.academia.edu) diakses pada tanggal 01 Maret 2015. (www.agamkab.go.id) diakses pada tanggal 01 Maret 2015. (www.mchenghoo.com) diakses pada tanggal 11 November 2012. (www.masjidalakbar.com) diakses pada tanggal 18 Juli 2015.
Puspasari, Bahruddin, Prayitno, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015