KELAS X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni pertunjukan non tradisional sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab , 2. Mengembangkan perilaku disiplin melalui aktivitas berkesenian (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah 2.2 Menunjukkan sikap santun jujur , cinta damai,dalam lingkungan, gotong royong, mengapresiasi seni dan pembuatnya kerjasama, cinta damai, 2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli responsif dan proaktif) dan terhadap lingkungan dan sesama,menghargai karya menunjukan sikap sebagai seni dan pembuatnya bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1 Menganalisis tari non tradisional berdasarkan jenis dan fungsi 3.2 Membedakan gerak tari non tradisional berdasarkan makna simbol, dan nilai estetis
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Melakukan gerak tari non tradisional berdasarkan fungsi sesuai iringan 4.2 Melakukan tari non tradisional dengan memperhatikan makna simbol gerak sesuai iringan 4.3 Memperagakan tari non tradisional yang memiliki fungsi, makna,simbol, dan nilai estetis sesuai iringan 4.4 Mempergelarkan tari non tradisional yang memiliki fungsi, makna,simbol, dan nilai estetis sesuai iringan
Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Kompetensi Dasar 1.1. Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni pertunjukan non tradisional sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan Materi 1
PENGHAYATAN, PENGAMALAN, DAN BANGGA TERHADAP KARYA SENI NON TRADISI SEBAGAI BENTUK RASA BERSYUKUR KEPADA TUHAN A. Perintah Bersyukur Kepada Tuhan Rotasi kehidupan makhluk di muka bumi ada tiga proses yaitu dari tidak ada mejnadi ada dan akan kembali tidak ada. Istilah tersebut jelas bahwa tidak ada kehidupan makhluk yang kekal, tetapi pasti ada yang kekal dan abadi selamanya yaitu Tuhan pencipta alam semesta. Oleh karena itu sudah sepatutnya makhluk hidup yang ada dimuka bumi terutama manusia wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal ini telah ditegaskan dalan Al Quran sebagai berikut: 1. Surat An Naml 40 40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." [1097]. Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur. 2. Surat Al Mu”minun 78 78. Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur[1016]. [1016]. Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini ialah menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya. Kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian. 3. Surat Al Mulk 23 23. Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. Berdasarkan ayat tersebut jelas bahwa manusia hidup wajib untuk bersyukur kepada
Tuhan demi kebaikan diri sendiri, sebab manusia mau bersyukur ataupun tidak tak akan mengurangi kebesaran Tuhan justru sebaliknya manusia itu sendiri yang akan merugi. Pernahkah diri kita berfikir betapa Tuhan maha pemurah terhadap makhluknya, buktinya makhluk hidup di bumi dengan leluasa bernafas, makan, minum, tidak dibatasi dan tidak lagi dituntut mengeluarkan biaya. Apakah kita semua menyadari ketika sakit sesak nafas harus menggunakan oksigen dalam tabung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bernafas setiap jamnya. Peristiwa tersebut harus disadari setiap manusia agar tidak menjadi manusia yang kufur nikmat. Sedangkan bagi manusia yang tidak mensyukuri akan nikmat dan karunia Tuhan sebagai mana ditegaskan dalam Al Quran sebagai berikut: Surat Al Mulk menunjukkan bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah yang terdapat di alam semesta dan menganjurkannya agar manusia memperhatikannya dengan seksama sehingga mereka beriman kepada-Nya. Bilamana manusia itu tetap mengingkari, Allah akan menjatuhkan azab kepada mereka. HUBUNGAN SURAT AL MULK DENGAN SURAT AL QALAM 1. Pada akhir surat Al Mulk, Allah mengancam orang yang tidak bersyukur kepda nikmat Allah dengan mengeringkan bumi atas mereka, sedang dalam surat Al Qalam diberikan contoh tentang azab terhadap orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah. 2. Kedua surat ini sama-sama memberikan ancaman kepada orang-orang kafir. Berdasarkan surat tersebut sudah seharusnya sebagai umat manusia yang beragama wajib mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Tuhan kepada hambanya.
B. Cara Mensyukuri Karunia Tuhan Cara bersyukur kepada Tuhan sebagaimana yang telah diperintahkan dalam ajaran agama masing-masing pemeluknya yaitu dengan cara menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Hal tersebut didasarkan pada ajaran agama masing-masing yang diyakini, sedangkan dalam agama Islam cara mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan dapat dilihat pada 1.
Surat Al Baqarah ayat 172:, “ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
2.
Surat Ali Imran ayat 145:,”. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa cara mensyukuri nikmat Tuhan
kepada kita dapat dilakukan:
a. Menjalankan segala perintah Tuhan kepada manusia, hal ini dilakukan sesuai agama, kepercayaan, dan keyakinan masing-masing, seperti mengerjakan rukun Isalam untuk umat Islam, begitu juga untuk pemeluk agama lain dilakukan sesuai ajaran agamanya. b. Menjauhi segala yang dilarang Tuhan sesuai agama, kepercayaan, dan keyakinan
masing-masing, seperti: tidak mendustakan agama, tidak menyekutukan Tuhan dll. C. Penghayatan, Pengamalan, dan Bangga Terhadap Karya Seni Sebagai Bentuk Rasa Bersyukur Kepada Tuhan Kehidupan manusia dan seni merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, alasannya manusia dalam kehidupannya memerlukan keindahan seni, begitu juga seni diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan batin. Oleh karena itu manusia yang normal dan beradab dalam kehidupannya senantiasa memerlukan sentuhan seni, seperti: keindahan berbusana. Penghayatan, pengamalan, dan bangga terhadap karya seni dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi seni, lebih jelasnya diuraikan dibawah ini. 1. Pendahuluan Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan seni.
Karya seni ada dicipta untuk
kebutuhan manusia. Aktivitas manusia memerlukan sentuhan seni,
mulai dari bangun
sampai dengan tidur kembali. Manusia kadang tidak menyadari pentingnya unsur seni dalam kehidupannya. Seni itu indah, indahnya seni hasil dari olah budi manusia. Keindahan seni tidak akan bertentangan dengan norma yang berlaku, karena kehidupan seni identik dan seiring dengan masyarakat pendukungnya. Masyarakat tradisi, modern, maupun masyarakat bangsawan memiliki seni yang dijunjung tinggi masyarakat pendukungnya. Meski begitu kehidupan seni memiliki sifat universal, misal masyarakat modern membutuhkan kehadiran seni tradisi, seni klasik, begitu sebaliknya masyarakat tradisi menerima keberadaan seni modern. Pada hakekatnya seni untuk memenuhi kebutuhan rasa setiap manusia. Berdasarkan jenisnya seni memiliki keragaman, yakni seni musik, teater, rupa, dan seni tari. Nilai keindahan seni tari sifatnya abstrak yang dapat ditangkap oleh penikmatnya melalui simbol dalam struktur tari. Struktur tari merupakan realitas dari satu kesatuan simbol yang diungkapkan melalui unsur tema, gerak musik, busana, rias, arena pementasan, maupun melalui pencahayaan. Seperti yang diungkapkan Langer (dalam Jazuli, 2001: 5) sebagai berikut: ...form” in its abstract sense means structure, articulation, a whole resulting from the relation of mutually dependent factors, or more preciselly, the way that whole is put together. Bentuk abstrak merupakan struktur suatu sistem yang didalamnya terkandung faktor-faktor saling keterkaitan membentuk satu kesatuan yang utuh. Seni tari memiliki fungsi sosial, dan individu. Karya seni tari diciptakan senimannya tidak hanya untuk dinikmati penciptanya saja melainkan untuk dapat dinikmati orang lain. Kegiatan apresiasi tari sangat diperlukan agar suatu karya tari dikenal, dinikmati, ditonton,
dihargai, dan dinilai oleh orang lain. Kegiatan apresiasi karya tari didominasi unsur rasa, sehingga kepuasan yang diperoleh penikmat “Indah atau kurang indah” bukan “Benar atau salah”. Alasan inilah pentingnya seni tari diajarkan di sekolah untuk tumbuh kembang aspek rasa dalam jiwa siswa. Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang unsur medianya gerak, namun tidak sembarang gerak dapat dikelompokkan seni tari. Menurut Soedarsono (1976: 32) bahwa seni tari merupakan ekspresi jiwa atau perasaan manusia yang diujudkan dalam bentuk gerakgerak ritmis yang indah. Gerak yang dimaksud dalam seni tari adalah gerak-gerak simbolik, sehingga memiliki kesatuan makna tertentu. Pembelajaran seni tari sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai estetis pada siswa. Jazuli (2001: 113) mengatakan bahwa aspek artistik tari meliputi: musik, tema, tata busana dan tata rias, pentas, dan tata lampu atau sering disebut tata sinar/cahaya dan tata suara. Begitu juga nilai artistik untuk tari klasik pada aspek-aspek tersebut memiliki nilai estetis tersendiri. Tari klasik memiliki nilai etika yang kuat, contohnya tari klasik disajikan pada acara tertentu di keraton, dan dilakukan dengan tata cara tertentu. Nilai estetika tari klasik terdapat pada unsur gerak, busana, rias, musik, dan unsur pendukung lain. Penanaman nilai etika, estetika sangat diperlukan bagi siswa.
2. Apresiasi Seni Tari Apresiasi asal kata dari bahasa Inggris appreciation yang artinya pengertian, penghargaan. Kegiatan apresiasi seni tari mencakup kegiatan melihat atau menonton, mengamati, menilai, dan menghargai karya seni tari, lebih jelasnya sebagai berikut: a. Melihat atau Menonton Karya Seni Tari Kegiatan untuk melihat suatu pertunjukkan karya tari tidak hanya melibatkan indera penglihatan saja, melainkan melibatkan komponen indera seperti pendengaran, karena pertunjukkan tari menyajikan unsur gerak, busana, rias, panggung, tata cahaya, alat musik, yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan. Unsur bunyi musik iringan pertunjukkan karya tari dapat dinikmati melalui indera pendengaran. Kegiatan melihat, menonton pertunjukkan karya tari dinikmati seseorang melalui beberapa komponen indera secara terpadu, tidak hanya indera penglihatan atau pendengaran saja. Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melihat, menonton, atau menikmati suatu pertunjukkan karya seni tari dengan alasan berbeda-beda. Seseorang datang melihat pertunjukkan karena kebetulan, dan tidak memiliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut cenderung pasif, sedang melihat pertunjukkan karya seni tari karena alasan rasa keingintahuan terhadap pertunjukkan tari yang digelar maka akan melakukan secara aktif untuk mendapatkan data dari pertunjukkan tari. Alasan, latar belakang, dan tujuan untuk melihat, menonton, atau menikmati suatu pertunjukkan tari akan mempengaruhi tingkat apresiasi seseorang.
b. Mengamati Karya Seni Tari Kegiatan mengamati berasal kata observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,1991 :136). Kegiatan mengamati pertunjukkan karya seni merupakan kegiatan melakukan obsevasi atau pengamatan dan pencatatan secara sistematik berbagai data atau informasi dari pertunjukkan karya tari. Kegiatan mengamati pertunjukkan karya tari dilakukan berdasarkan tujuan untuk mendapatkan data secara objektif, kegiatan ini dilakukan secara terencana didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan mengamati akan mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertangungjawabkan perlu ditempuh langkah-langkah berikut: (1) menetapkan tujuan mengamati pertunjukkan karya tari, (2) menyusun kisi-kisi pengamatan pertunjukkan karya tari, (3) menyusun lembar pengamatan pertunjukkan, (4) menyiapkan alat perekam data, (5) mengamati pertunjukkan karya tari. Kegiatan mengamati pertunjukkan tari kaitannya apresiasi dilakukan secara langsung oleh
pengamatnya sendiri, sehingga jenis pengamatan yang digunakan
dikelompokkan pengamatan langsung. Kegiatan ini dilakukan dalam satu rangkaian untuk melakukan apresiasi pertunjukkan karya tari, berikut contoh lembar pengamatan pertunjukkan tari: Lembar Observasi
No
Jenis Pertunjukkan
: ………………
Hari, Tanggal
: ……………...
Waktu Pengamatan
: …………….
Tujuan Pengamatan
: ……………..
Aspek-aspek yang diamati
5
4
NILAI 3 2
Keterangan 1
1 2 3 4 5 Keterangan: 5 = Sangat bagus 4 = bagus 3 = cukup 2 = kurang 1 = sangat kurang Komentar
: ..………………………………………………………………….. Observer (…………………………..)
c. Menilai Karya Seni Tari Penilaian pertunjukkan tari dalam kaitannya apresiasi sangat subjektif, hal itu tergantung dari tingkat pemahaman seseorang terhadap pertunjukkan tari yang diapresiasi. Seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap pertunjukkan tari akan memberikan penilaian yang berbeda dengan orang atau penikmat awam. Penonton atau penikmat yang memiliki dasar pengetahuan yang cukup terhadap pertunjukkan yang dilihat akan memberikan penilaian lebih objektif berdasarkan kriteria-kriteria telaah teoritis, meskipun begitu tidak dapat dipungkiri unsur subjektivitas dalam penilaian karya seni masih ada. Penonton yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan pertunjukkan yang diamati ada kecenderungan sesuai selera pribadi, hal itu tidak berarti salah penilaian karena dalam menilai seni tidak ada ukuran benar atau salah melainkan ukurannya sangat indah, indah, cukup indah, kurang indah, atau sangat kurang indah yang tidak didasarkan kriteria standar. Meskipun tidak adanya ukuran penilaian yang standar, perlu ada rambu-rambu untuk menilai pertunjukkan tari didasarkan pada telaah secara teoritis, Penilaian suatu pertunjukkan tari perlu memperhatikan kriteria-kreteria Menurut Jazuli (1994: 114) mengatakan bahwa di Indonesia kriteria yang digunakan oleh setiap daerah untuk menilai keindahan tari mengandung: wiraga, wirama, dan wirasa. Kriteria-kriteria tersebut lebih jelasnya sebagai berikut: 1) Wiraga Wiraga berkaitan erat dengan perwujudan fisik tari yaitu gerak tari itu sendiri, sehingga wiraga merupakan penguasaan penari dalam menyajikan gerak tari. Gerak tari yang disajikan memiliki kriteria sendiri sesuai jenis tari, ragam gerak dengan tema tari, penataan gerak tari yang lebih dikenal komposisi tari, serta teknik dan kualitas penari menyajikan tarian itu. 2) Wirama Wirama merupakan kemampuan penari dalam penguasaan irama baik irama musik, maupun irama gerak tari. Penguasaan irama musik dengan irama gerak tari harus dapat disajikan secara harmonis, karena keduanya kadang bisa seiring, kadang bisa dilakukan secara berlawanan. Meskipun begitu penyajian tetap menngacu pada keindahan secara utuh penyajian irama tari. 3) Wirasa Wirasa berkaitan erat dengan penghayatan penari terhadap tari yang disajikan meliputi: perwujudan tema secara simbolik tari yang dituangkan dalam ragam gerak, ragam gerak ke dalam frase gerak, hal itu tercermin dalam perwujudan karakter atau watak tari yang disajikan. Penghayatan tari lebih didominasi pada ekspresi wajah atau mimik yang terintegrasi dengan gerak yang dilakukan penari.
Kriteria penilaian tersebut cocok untuk penilaian penyajian tari tunggal sedangkan untuk penilaian penyajian tari secara kelompok atau massal dapat dilakukan penambahan unsur lainnya misal kekompakan dan keharmonisan tampilan. d. Menghargai karya seni tari Penghargaan karya tari yang disajikan berkaitan dengan nilai-nilai yang ditangkap oleh penikmatnya. Nilai-nilai tersebut meliputi: nilai religious, nilai pendidikan, nilai penerangan, nilai sosial. Penghargaan merupakan sebuah pengakuan yang berasal dari pendukung atau penikmatnya. Penghargaan karya seni tari memiliki peran sangat penting berkaitan dengan kelestarian karya seni tari di masa mendatang. Penikmat telah yang mampu memberikan penghargaan terhadap karya tari yang diapresiasi berarti telah menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya tari itu. Penghargaan terhadap karya tari dapat memumbuhkan minat, kemauan untuk melestarikan, dan mengembangkan tari. Oleh karenanya seseorang tidak akan menyajikan suatu karya tari secara sembarangan misal untuk mengamen di jalanan, sehingga nilai adi luhung suatu karya tari akan tetap terjaga. Penghargaan yang paling baik adalah dengan diajarkan suatu karya tari melalui lembaga pendidikan sehingga makin karya tari makin digemari, dan diapresiasi semua lapisan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi karya tari merupakan kegiatan untuk melihat atau menonton, mengamati, menilai, dan menghargai karya tari yang dilakukan penikmatnya khususnya dan masyarakat pendukung pada umumnya. Oleh karena itu apresiasi karya tari melalui berbagai pertunjukkan tari sangat penting untuk kelestarian dan pengembangan di masa mendatang terhadap generasi muda. 3. Pentingnya Apresiasi Apresiasi sangat penting terhadap keberadaan karya itu sendiri maupun penikmatnya, untuk mendorong kreativitas untuk mencipta karya seni. Begitu penting apresiasi karya seni, perlu diulas secara mendalam manfaat apresiasi karya seni seperti berikut ini: 1.
Manfaat apresiasi bagi karya seni itu sendiri
Suatu karya seni akan memiliki manfaat atau nilai mana kala di apresiasi oleh penikmat, tanpa diapresiasi tak memiliki nilai berarti. Manfaat apresiasi bagi karya seni sebagai berikut: a.
Apresiasi bermanfaat untuk kelestaraian karya seni itu sendiri.
Kegiatan apresiasi dapat dilakukan melalui pameran seni untuk seni rupa, melaui suatu pertunjukkan untuk karya seni tari, musik, dan tetater. Pameran atau
pertunjukkan yang diselenggaran memberikan kesempatan pada penikmat seni untuk mengapresiasi, sehingga keberadaan seni diakui masyarakat untuk tetap dilestarikan. b.
Apresiasi bermanfaat untuk menentukan nilai suatu karya seni itu sendiri.
Bernilai atau tidaknya suatu karya seni setelah diapresiasi oleh penikmat seni, karena kegiatan apresiasi menyangkut kegiatan melihat, mengamati, menilai, dan menghargai suatu karya seni. 2.
Manfaat apresiasi bagi penikmat atau penonton.
Apresiasi sangat bermanfaat bagi penikmat atau orang yang melakukan apresiasi, meskipun manfaat yang didapat setiap penikmat tidaklah sama. Hal itu sangat berkaitan erat pengetahuan yang melatarbelakangi apresiator, dan tujuan melakukan apresiasi. Manfaat apresiasi bagi penikmat seni sebagai berikut: a. Apresiasi bagi penikmat seni untuk mendapatkan kepuasan batin. Seseorang datang melihat suatu pameran atau pertunjukkan karya seni untuk mendapatkan kepuasan batin berupa senang, kagum, heran dan sebagainya. Kepuasan yang didapat setiap penikmat lebih bersifat subjektif setiap individu. b.
Apresiasi bagi penikmat seni untuk menumbuhkan kreativitas
Seseorang melakukan apresiasi suatu karya seni akan mendapatkan pengalaman estetis terhadap karya seni yang diapresiasi, sehingga pengalaman yang didapat mengilhami
seseorang untuk mengembangkan suatu karya seni baru. Kegiatan
apresiasi yang mendorong seseorang untuk berkarya lebih dikenal dengan istilah apresiasi kreatif, tetapi tidak semuanya kegiatan apresiasi yang dilakukan seseorang mengilhami untuk mencipta karya baru, sehingga apresiai yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan semata.