KELAIKAN TEKNIK DAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN 3.1.
Umum Dalam rangka mewujudkan instalasi tenaga listrik yang aman, andal, dan akrab lingkungan, maka setiap instalasi tenaga listrik yang akan beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi. Sertifikat laik operasi dapat diperoleh setelah instalasi tenaga listrik sudah dilakukan uji laik operasi (komisioning) dan telah dinyatakan lulus uji laik operasi. Instalasi tenaga listrik dibagi dua, yaitu : (1)
Instalasi penyediaan tenaga listrik, terdiri atas instalasi pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik.
(2)
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik, terdiri atas instalasi konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah, dan tegangan rendah.
Selain itu peralatan dan pemanfaat tenaga listrik yang dipakai dalam instalasi juga harus memiliki kualitas sesuai standar. Untuk produk-produk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik yang SNI-nya telah diberlakukan wajib, sebelum diperjualbelikan wajib memiliki sertifikat produk.
Pada dasarnya keamanan instalasi tenaga listrik ditentukan mulai dari tahap perencanaan, desain, pabrikasi, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, sampai tahap pengoperasian dan pemeliharaan instalasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan instalasi yang aman, semua tahap-tahap tersebut harus dilaksanakan dengan baik sesuai standar yang ada.
Dengan peralatan dan pemanfaat tenaga listrik serta instalasi tenaga listrik yang berkualitas sesuai standar, diharapkan akan dicapai penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik yang aman, andal, dan akrab lingkungan. Peraturan-peraturan
pelaksanaan
di
Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi :
bidang
Kelaikan
Teknik
dan
a. Undang-Undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan b. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2005 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik. c. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (LNRI Tahun 2000 Nomor 199, TLNRI Nomor 4020); d. Kepmen Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1109 K/MEM/2005 tentang Penetapan Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (Konsuil) Sebagai Lembaga Pemeriksa Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah. e. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0027 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda Keselamatan. f. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan. Peraturan-peraturan ini menjadi dasar dalam melakukan kegiatan-kegiatan di bidang Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan. 3.2.
Sertifikasi Laik Operasi pada Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik Sebagai tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 15 tahun 1985, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik. Dalam Pasal 21 Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa : §
Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.
§
Ketentuan
Keselamatan
Ketenagalistrikan
meliputi
Standardisasi,
pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik. §
Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi.
§
Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi pemanfaatan tegangan tinggi dan tegangan menengah dilaksanakan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi.
Sebagai pelaksanaan ketentuan tersebut, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi dibantu oleh lembaga inspeksi teknik yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam hal pemeriksaan dan pengujian instalasi ketenagalistrikan dalam rangka sertifikasi laik operasi.
Sambil menunggu proses akreditasi oleh KAN, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi menunjuk 12 (dua belas) lembaga inspeksi teknik yang terdaftar di Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi sebagai pelaksana sertifikasi laik operasi, yaitu : 1. PT. Sucofindo (Persero) 2. PT. Depriwangga 3. PT. Indospec Asia 4. PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Jasa Sertifikasi 5. PT. Koneba (Persero) 6. PT. Findo Daya Inspection 7. PT. Silma Instrumentama 8. PT. Citrabuana Indoloka 9. PT. Industira 10. PT. Sibbara Abadi Sejahtera 11. PT. Gamma Iridium Perkasa 12. PT. Wide & Pin
Selanjutnya dalam melakukan sertifikasi, skema-skema berikut ini memberikan gambaran mengenai tata cara suatu proses sertifikasi laik operasi instalasi penyediaan tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
Gbr 3.1. Proses Sertifikasi Laik Operasi oleh Lembaga Inspeksi Teknik Terakreditasi
Gbr. 3.2. Proses Sertifikasi Laik Operasi oleh Lembaga Inspeksi Teknik Belum Terakreditasi
Gbr. 3.3. Proses Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Konsumen Tegangan Rendah
Tabel 3.1. Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik Yang Telah Memperoleh Sertifikat Laik Operasi
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8
JENIS PEMBANGKIT PLTA PLTG PLTU PLTGU PLTD PLTP PLTM PLTMH TOTAL
JUMLAH SERTIFIKAT 9 24 14 3 28 4 3 3 88
Tabel 3.2. Instalasi Saluran Transmisi & Distribusi Tenaga Listrik Yang Telah Memperoleh Sertifikat Laik Operasi
NO.
3.3.
PERUSAHAAN
TEGANGAN PENGENAL
JUMLAH SERTIFIKAT
1
PT Puncak Jaya Power
230 kV (SUTT)
1
2
PT Krakatau Daya Listrik
150 kV (SUTT)
1
3
PT Newmont Nusa Tenggara
33 kV (TM)
1
4
PT Newmont Nusa Tenggara TOTAL
11 kV (TM)
1 4
Sertifikasi Produk Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik Sertifikasi produk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik, khususnya untuk produk-produk yang SNI-nya telah diberlakukan wajib, bertujuan untuk melindungi konsumen listrik secara umum dan untuk menghadapi persaingan perdagangan yang ketat di era globalisasi.
Sebagai pelaksana sertifikasi produk, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi menugaskan lembaga sertifikasi produk (LSPro). Dalam pelaksanaan sertifikasi produk, LSPro melakukan audit sistem mutu pabrikasi, pengujian produk, dan surveilen produk setelah produk tersebut disertifikasi dan beredar di pasar. Pengujian produk dilakukan di laboratorium uji (Lab Uji) milik LSPro atau Lab Uji pihak ketiga. Peralatan tenaga listrik yang telah memenuhi seluruh ketentuan dalam SNI-nya dibubuhi tanda SNI, sedangkan pemanfaat tenaga listrik yang telah memenuhi seluruh ketentuan dalam SNI-nya dibubuhi tanda keselamatan.
Baik LSPro maupun Lab Uji disyaratkan telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Sambil menunggu proses akreditasi yang sedang berjalan, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi menunjuk 2 (dua) LSPro sebagai pelaksana sertifikasi produk, yaitu: a. PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Jasa Sertifikasi
b. PT. Sucofindo (Persero) Skema-skema berikut ini memberikan gambaran mengenai tata cara suatu proses sertifikasi produk.
Gbr. 3.4. Proses Sertifikasi Produk Bidang Ketenagalistrikan oleh LSPro yang Terakreditasi
Gbr. 3.5. Proses Sertifikasi Produk Bidang Ketenagalistrikan oleh LSPro belum Terakreditasi
Gbr. 3.6. Proses Sertifikasi Kesesuaian Produk Impor Bidang Ketenagalistrikan oleh LSProTerakreditasi
Gbr. 3.7. Proses Sertifikasi Kesesuaian Produk Impor Bidang Ketenagalistrikan oleh LSPro belum Terakreditasi
Tabel 3.3. Produk Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik Yang Telah Memperoleh Sertifikat Produk NO
JENIS PRODUK
1
Pemutus sirkit untuk proteksi arus lebih (MCB)
2
Sakelar
3
Tusuk kontak
5 6
Kombinasi sakelar dan kotak kontak Kipas angin
JUMLAH SERTIFIKAT
PRODUSEN
Merlin Gerin
National Merten Clipsal dan GP Broco National Merten Clipsal dan GP Broco Ewindo Standard Niyoku Cablex Sentosa
Kotak kontak
4
3.4.
MEREK
PT Schneider Indonesia
5
PT Matsushita Gobel Electric Works PT Merten Intec Indonesia
26 2
PT Bowden Industries Indonesia PT Broco Mutiara Electrical PT Schneider Indonesia PT Merten Intec Indonesia
25 17 4 1
PT Bowden Industries Indonesia PT Broco Mutiara Electrical PT Ewindo Electric PT Indocitra Widhitama Industries PT PT Hencotama Dinamika
8 14 2 2 2
PT Cablex Sentosa PT Matsushita Gobel Electric Works National Cosmos PT Star Cosmos Sanex PT Indo Surya Kencana TOTAL
2 1 8 3 122
INSPEKTUR KETENAGALISTRIKAN Inspektur Ketenagalistrikan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung
pelaksanaan
jawab,
Inspeksi
wewenang
dan
Ketenagalistrikan.
hak
untuk
Pelaksanaan
melakukan Inspeksi
Ketenagalistrikan adalah suatu kegiatan/usaha yang dilakukan oleh Inspektur Ketenagalistrikan dengan metoda baku untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan ilmu ketenagalistrikan, dimulai dari tahap perencanaan inspeksi, persiapan inspeksi, pelaksanaan inspeksi hingga evaluasi dan analisis hasil inspeksi. Sedangkan tugas pokok Inspektur Ketenagalistrikan sendiri adalah melakukan inspeksi,
pengujian,
penelaahan
ketenagalistrikan,
proses
dan
mengembangkan
gejala
metoda
dan
berbagai teknik
aspek inspeksi,
melaporkan dan menyebarluaskan hasil inspeksi.
Jabatan Inspektur Ketenagalistrikan adalah jabatan fungsional keahlian, dengan jenjang jabatan dari yang terendah sampai dengan tertinggi, yaitu : Inspektur Ketenagalistrikan Pertama, Inspektur Ketenagalistrikan Muda, dan Inspektur Ketenagalistrikan Madya. §
Kegiatan Inspektur Ketenagalistrikan Pertama, Muda adalah sebagai berikut : a. menyusun program inspeksi A3 rutin tahunan, lima tahunan dan insidensial serta mempresentasikan materi program inspeksi A3/pengelolaan. b. menyiapkan peralatan inspeksi setiap jenis alat ukur. c. melakukan
pemeriksaan
tanda
keselamatan
peralatan
pemanfaatan listrik d. melaksanakan inspeksi : -
Instalasi Pembangkit (PLTA/PLTU/PLTG/PLTGU);
-
Instalasi
Transmisi,
Jaringan
Transmisi
Menengah
(JTM)/Jaringan Transmisi Rendah (JTR); -
Gardu Induk;
-
Instalasi Listrik Pemanfaatan Tegangan Rendah;
-
Peralatan pemanfaatan listrik;
-
Pemantauan dampak lingkungan SUTET/SUTT/GI.
e. mempresentasikan laporan hasil inspeksi instalasi pembangkit dan inspeksi tanda keselamatan peralatan pemanfaat listrik. §
Kegiatan Inspektur Ketenagalistrikan Madya adalah sebagai berikut :
a. mengawasi
pelaksanaan
performance
test
instalasi
PLTU/PLTG/PLTGU/PLTP dalam bidang teknis dan operasi instalasi. b. menganalisis dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pengujian individual instalasi SUTT/SUTET. c. menganalisis dan mengevaluasi kasus A3 pada pembangkit dan SUTET/SUTT/JTR/JTM/Gardu setiap kasus. d. mempresentasikan
laporan
hasil
inspeksi
fisik
PLTA/PLTU/PLTGU/PLTD/PLTP/PLTG/SUTET/SUTT/JTR/JTM/GI. e. mempresentasikan
laporan
hasil
pengujian
instalasi
PLTA/PLTU/PLTGU/PLTD/PLTP/PLTG. f. mempresentasikan
hasil
performance
test
instalasi
PLTA/PLTU/PLTGU/PLTD/PLTP/PLTG/SUTET/SUTT/JTR/JTM/GI. g. mempresentasikan
hasil
evaluasi
dokumen
RKL/RPL/PLTA/PLTU/PLTGU/PLTP/PLTD/PLTG/SUTET/SUTT/JT R/JTM/GI dan penanganan kasus A3 untuk setiap kasus. h. melakukan penyuluhan untuk A3. Skema-skema berikut ini memberikan gambaran mengenai pelaksanaan inspeksi ketenagalistrikan
LEMBAGA AKREDITASI
AKREDITASI
LEMBAGA SERTIFIKASI KELAIKAN TEG. RENDAH (KONSUIL)
LEMBAGA SERTIFIKASI TENAGA TEKNIK
LEMBAGA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA PENUNJANG NON KONSTRUKSI
SERTIFIKAT KOMPETENSI
SERTIFIKAT BAHAN USAHA
SERTIFIKAT LAB UJI / KALIBRASI
SERTIFIKAT TANDA SNI & KESELAMATAN
SERTIFIKAT KELAIKAN INSTALASI TR
SERTIFIKAT KELAIKAN
TENAGA TEKNIK
BADAN USAHA PENUNJANG TL
LAB UJI / KALIBRASI
PERALATAN & PEMANFAAT LISTRIK
INSTALASI PEMANFAAT
INSTALASI PEMBANGKIT, TRANS, DISTR.
LEMBAGA SERTIFIKASI LAB UJI / KALIBRASI
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
LEMBAGA SERTIFIKASI KELAIKAN INSTALASI
INSPEKTUR KETENAGALISTRIKAN
: Gbr.3.4. Pelaksanaan Inspeksi Ketenagalistrikan
Bidang Pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan
KONSTRUKSI - Uji Individu
PENGUJIAN - Uji Bag. Sistem
-Kontraktor
Kontraktor Komisioning
KOMISIONING - Uji Sistem - Uji Komisioning
-Lembaga Inspeksi
PENGOPERASIAN PEMELIHARAAN
- Pemilik
- Pemilik
- Jasa Peng-
- Jasa Pemeli-
operasian
PENGAWASAN OLEH INSPEKTUR KETENAGALISTRIKAN
haraan
Gbr. 3.5. Pelaksanaan Inspeksi Ketenagalistrikan Instalasi Penyediaan
BIDANG PEKERJAAN
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
PENGUJIAN INSTALASI
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
- PEMILIK PELAKSANA PEKERJAAN
KONTRAKTOR
-LEMBAGA INSPEKSI *) -KONSUIL **)
- JASA OPERASI - JASA PEMELIHARAAN
Keterangan :
PENGAWASAN OLEH
*) TT dan TM
INSPEKTUR KETENAGALISTRIKAN
**) TR
Gbr. 3.6. Pelaksanaan Inspeksi Ketenagalistrikan Instalasi Pemanfaatan