KEKAYAAN ALAM & TANAMAN OKA UNTUK ESTETIKA F. Devi Junardy Martha Tilaar Innovation Center
S2 Program Magister Herbal UI Estetika Indonesia 2011
DAFTAR ISI • • • •
Keanekaragaman Hayati Indonesia Potensi Hayati Indonesia Konservasi Hayati Indonesia Tanaman OKA untuk Estetika
INTRODUCTIO N
Kepulauan Nusantara memiliki kekayaan 30.000 spesies tanaman, 17.000 pulau & 400 gunung berapi. Dr. Martha Tilaar terinspirasi oleh kekayaan keanekaragaman hayati dan budaya Indonesia, menggali, meneliti, mengembangkan serta menciptakan produk perawatan kecantikan dan produk kosmetik.
4
• Indonesia terletak di kawasan tropis, pertemuan antara paparan Asia dan Australia, luas wilayah 1,3% dari luas bumi. • Untuk tumbuhan: – + 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada di dunia – Jumlahnya mencapai 20.000 spesies (urutan ke-7 di dunia) – 40% merupakan tumbuhan endemik • Famili tumbuhan dengan anggota spesies paling banyak: – Orchidaceae (anggrek-anggrekan) : 4.000 spesies. – Tumbuhan berkayu : + 2.200 spesies – Paku-pakuan: + 4.000 spesies – Rotan : + 350 spesies (penghasil ¾ rotan di dunia)
• Hutan Indonesia juga diketahui memiliki keanekaragaman jenis: – pohon palem (Arecaceae) tertinggi di dunia – lebih dari 400 spesies pohon meranti (Dipterocarpaceae) terbesar di dunia (70%) sebagai jenis kayu tropika primadona – memiliki 122 spesies bambu dari 1.200 spesies bambu yang tumbuh di bumi.
• Tingginya kekayaan keanekaragaman tumbuhan tersebut juga ditunjukkan oleh kekayaan di hutan Kalimantan. Misalnya, dalam satu hektar dapat tumbuh lebih dari 150 spesies pohon yang berlainan, tercatat 3.000 spesies pohon, serta memiliki 19 dari 27 spesies durian yang terdapat di kawasan Malesia.
A: Malesia Barat Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera, Pulau Borneo dan Pulau-pulau di Filipina
Geografi Tumbuhan A
B: Malesia Timur Pulau Sulawesi, Pulaupulau di Maluku, Pulau Nugini C: Malesia Selatan Pulau Jawa dan Madura, Pulau Bali, Pulau-pulau di Nusa Tenggara, termasuk Timor Leste
B C Jumlah marga endemik tumbuhan berbunga di berbagai pulau dan kepulauan di kawasan Malesia* (Steenis, 1950)
Malesia: Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Singapura dan Timur Leste
Perbandingan Kekayaan Spesies dan Keaslian (Endemisme) spesies tumbuhan di Biogeografi Indonesi No. Wilayah
Kekayaan Spesies
Spesies endemik (%)
1. Sumatera
820
11
2. Jawa dan Bali
630
5
3. Kalimantan
900
33
4. Sulawesi
150
7
5. Sunda kecil
150
3
Penyebaran tumbuhan obat:
6. Maluku
380
6
7. Papua
1030
55
• 42% hutan hujan tropika dataran rendah
Sumber: FAO/Mackinnon, 1981
• 18% hutan musim • 4% hutan pantai • 3% hutan mangrove
Data lama (Heyne 1927, 1950) menunjukkan bahwa terdapat 5000 spesies tumbuhan bermanfaat yang tercatat secara resmi: – 1259 spesies penghasil kayu; – 1050 spesies tumbuhan obat (21%); – 984 tumbuhan pangan (sayuran, buah, biji-bijian dan ubi-ubian); – 520 spesies penghasil minyak, damar, pewarna dan senyawa alami lain (10%); – 328 spesies pakan hewan; – 885 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
• Survey PT Eisai, 1986: terdapat 7.000 spesies tanaman obat setara dengan 90 persen tanaman obat yang tumbuh di seluruh Asia. • Menurut Badan POM (2006), 283 tanaman telah diregistrasi untuk penggunaan obat tradisional/ jamu; 180 jenis di antaranya merupakan tanaman obat yang masih ditambang dari hutan. • Dari 940 jenis tanaman obat yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat, hanya 120 jenis yang masuk dalam MMI
Capaian koleksi tanaman tahun 1817-1950 dan 1950-2008 1817 – 1950 Pulau
1951 - 2008
Luas (Km2)
Jumlah Koleksi
1. Sumatera
479.513
87.900
18
26.966
3.576
2. Jawa
132.474
247.522
187
7.455
2.351
3. Nusa Tenggara
98.625
24.545
25
4.363
3.638
4. Borneo
739.175
91.550
12
5. Sulawesi
182.870
32.350
18
15.420
1.834
6. Maluku
63.575
27.525
43
22.216
1.173
7. Nugini
2.980.155
196.755
3.6
8. Smnjg Malaya
132.604
191.055
145
-
-
9. Filipina
290.235
180.090
62
-
-
5.099.226
989.492
19
254.782
16.257
Taksiran Total
Rata2 Jumlah Koleksi / 100 Koleksi Km2 Herbarium
Jumlah Koleksi Hidup
28.820 (Kal) 2.739 (Kal)
2.150 (Papua) 946 (Papua)
Status Kelangkaan • Penebangan liar, konversi kawasan hutan menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan liar adalah beberapa faktor penyebab terancamnya keanekaragaman hayati. • Indonesia merupakan negara dengan tingkat keterancaman dan kepunahan spesies tumbuhan tertinggi di dunia dan merupakan hot-spot kepunahan satwa. • Tercatat + 240 sps tanaman dinyatakan langka, diantaranya banyak yang merupakan sps budidaya. • Sedikitnya 52 sps keluarga anggrek, 11 sps rotan, 9 ss bambu, 9 sps pinang, 6 sps durian, 4 sps pala, & 3 sps mangga (Mogea et al., 2001). • Ada 44 spesies tanaman obat dikategorikan langka, seperti pulasari, kedawung, jambe, pasak bumi, gaharu, sanrego (Rifai et al., 1992; Zuhud et al., 2001)
Status Kelangkaan • 36 spesies kayu di Indonesia terancam punah, termasuk kayu ulin di Kalimantan Selatan; sawo kecik di Jawa Timur, Bali Barat dan Sumbawa; kayu hitam di Sulawesi; kayu pandak di Jawa. • Pakis haji (Cycas rumphii) yang pernah populer sebagai tanaman hias kini sulit ditemukan di alam, demikian pula Pakis hias (Ponia sylvestris), Anggrek jawa (Phalaenopsis javanica) dan sejenis rotan (Ceratobulus glaucescens) kini hanya tinggal beberapa batang di pantai selatan Jawa Barat. • Bahkan Whitten (1994) dalam Suhirman et al.(1994) menduga bahwa tiga spesies anggrek endemik Jawa telah punah, yaitu spesies Habenaria giriensis, Plocoglottis latifolia dan Zeuxine tjiampeana.
Tingkat kelangkaan sesuai Convention on International Trade of Endangered Species (CITES): 1.
Punah (extinct) jenis tanaman yang dianggap telah musnah/hilang sama sekali dari permukaan bumi.
2.
Genting (endangered) jenis tanaman yang terancam punah
3.
Rawan (vulnerable) jenis tanaman yang terdapat dalam jumlah sedikit dan eksploitasinya terus berjalan sehingga perlu dilindungi. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) rawan & genting
Tingkat kelangkaan sesuai Convention on International Trade of Endangered Species (CITES): 4. Pulai (Alstonia scholaris)
Kedawung (Parkia rogburhii)
Jarang (rare) jenis tanaman yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau daerah penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat.
Kayu rapat (Parameria laevigata)
Bidara laut (Strychnos ligustriana)
5. Terkikis (indeterminate) jenis tanaman yang jelas mengalami proses kelangkaan tetapi informasi keadaan sebenarnya belum mencukupi untuk masuk dalam katagori tsb.
Jinten (Cuminum cyminum)
jati belanda (Guazuma ulmifolia)
Eksplorasi tanaman obat
Etnobotani
Farmakognosi
ekotaksofarmakognosi
Ekologi Source: Kartawinata, 2010
Taksonomi
Eksplorasi Manfaat Tumbuhan Sebagian hirarki taksonomi Gymospermae
Source: Kartawinata, 2010; dimodifikasi dari Gamb.2 dalam Bisby dkk, 1995)
castanospermine, HIV • pertama kali ditemukan dalam Castanospermum australe. satu-satunya spesies dalam marga Castanopspermum saat itu • Alexa (tumbuhan polong-polongan, suku Leguminosae) , yang secara taksonomi merupakan marga terdekat Castanospermum terdapat di Amerika Selatan.
taxol, kanker payudara dan indung telur • Ditemukan dalam ekstrak pepagan kayu Taxus brevifolia. • Taxus baccata kerabat dekat Taxus brevifolia yang menghasilkan taxol lebih banyak. • Taxus sumatrana yang terdapat di Sumatra dan Sulawesi, yang mungkin juga mengandung senyawa taxol.
• Tumbuhan sumber pangan, obat-obatan, bahan bangunan, bahan sandang dan layanan ekologi • Menurut catatan WHO sekitar 20.000 spesies tumbuhan dipergunakan oleh penduduk dunia sebagai obat. • Hingga 80% dari penduduk berkembang di negara berkembang menggantungkan keperluan obat-obatnya kepada tumbuhan (Fransworth dkk, 1985)
Sapta Mahayuning Buwana 1. Tanah dan lingkungan merupakan sumber hidup utama 2. Alam adalah bagian dari kehidupan yang memiliki kekuatan lain yang harus dihormati 3. Kekayaan yang ada di alam adalah pasti dan ada batasnya 4. Alam memberi pengetahuan tentang kosmologi dan tanda-tanda alam 5. Sumber daya alam selalu dalam keadaan seimbang dan saling menjaga sesamanya 6. Tumbuhan sebagai analogi tubuh manusia 7. Alam adalah guru kehidupan
Upaya Konservasi Konservasi in-situ – konservasi ekosistem di habitat aslinya – dilindungi oleh UU No.5 th 1967 (direvisi UU No.5 th 1990) seperti TN Gunug Leuser, TN Tanjung Puting, TN Siberut, TN Gunung GedePangrango, dll
Konservasi ex-situ – konservasi flora dan fauna yang dikembangkan di luar habitat alamiahnyaseperti misalnya Kebun Raya di Bogor, Cibodas, Purwodadi dan arboretum yang dikelola Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. – untuk tumbuhan endemik, terancam atau langka
Tanaman OKA untuk Estetika
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Kandungan kimia: • AHA (citric acid, malic acid, tartaric acid, glicolic acid, oxalic acid) • Vitamin C • Hibiscus acid • Senyawa fenolik • 15% mucilages, 2% pektin
Fungsi kosmetik: • Meningkatkan kecerahan dan tekstur kulit • Mengurangi tanda penuaan seperti: dark spot, wrinkles • Mengurangi produksi sebum • Melembabkan kulit • Mengkilapkan rambut
Remujung (Orthosiphon stamineus) – Common Name: Kumis Kucing and Remujung (Indonesia), Misai Kucing (Malaysia), Yaa Nuat Maeo (Thailand), Cat’s Whiskers (English) – Scientific Name : Orthosiphon aristatus (Blume), Ocimum aristatum BI and Orthosiphon stamineus Benth. – Family : Lamiaceae Orthosiphon, also known as Java Tea, is a ligneous plant coming from Indonesia.
Constituents of Orthosiphon Leaves • • • • •
glucids lipids 3% mineral matters : pottassium organic acids : benzoic acid, glycolic acid phenolic compounds : phenolic acids : polyphenol flavonoids 5-6% tannins • terpenoids : diterpenes triterpenes • essential oil (0.05-0.06%)
Phyllanthus The Phyllanthus genus contains over 600 species of shrubs, trees and annual or biennial herbs distributed throughout the tropical and subtropical areas.
Phyllanthus niruri L.
Common names : Meniran (Indonesia), Dukong anak (Malaysia) and Luuk tai bai (Thailand) [in Southeast Asia]; Stone breaker [English] Scientific names: Phyllanthus niruri L., Phyllanthus amarus Schum., Phyllanthus swarzii Kostel and Phyllanthus nanus Hook.f. Family: Euphorbiaceae
Phyllanthus : Uses • • • • • • • • • • • • •
analgesic antibacterial antihepatotoxic anti-inflammatory antilithic antimalarial antimutagenic antinociceptive antispasmodic antiviral laxative Stomachic tonic
• • • • • • • • • • • •
aperitif carminative choleretic deobstruent digestive diuretic febrifuge hepatotonic hepatoprotective hypoglycemic hypotensive vermifuge
Phyllanthus : Constituents • Many of the "active" constituents are attributed to biologically active lignans, glycosides, flavonoids, alkaloids, ellagitannins, and phenylpropanoids found in the leaf, stem, and root of the plant. • Common lipids, sterols, and flavonols also occur in the plant.
Sugar Cane • What is Sugar Cane Extract – Scientific Name : Sacharum officinarum Linn – Common Name : Sugar cane, tebu, tubo – Family : Gramineae – Botanical Description Sacharum officinarum is a large, perennial grass up to 6 m tall. Root system large, but concentrated in the upper 60 cm of the soil. Stem robust, 2-5 cm in diameter, and divided into 10-40 internodes. Leaves borne at nodes. It is cultivated for its stem (cane). – Medical Actions - to treat dysentery (Indonesia) - cooling , stomachache and expectorant (China)
Constituents of Sacharum officinarum L. Stem • Glycolic acid, one of alpha hydroxy acids (AHA) found in plants. AHA is known to have an exfoliating effect, to increase skim firmness and clarity, to decrease wrinkles and cutaneous imperfections such as brown spots, to improve collagen synthesis, to increase cell regeneration and to act on barrier functions. AHA is active compound which is efficient in improving cell regeneration and fighting aging.
Mangga (Mangifera indica)
Uses: • Antioxidant • Moisturizing • Emollient • Soothing
Constituents: • Reducing glucids • Polyphenols • Vitamin A, C, and E • Amino acids • Carotenoids • Triterpene
Delima (Punica granatum) Kandungan kimia: Vitamin B1, B2, C; mineral; aspartic acid; polifenol (Punicalagins)
Garlic (Allium sativum) • Garlic is a source of organic sulfur. It has been applied successfully to swellings, sores, pimples, and acne. • Internally, Garlic is diaphoretic, expectorant, spasmolytic, antiseptic, bacteriostatic, antiviral, promotes leucocytosis, hypotensive and anthelmintic. It is said to decrease blood cholesterol and triglycerides and help prevent platelet aggregation.
Constituents Sulfur compounds, (alliin, allicin — dialltrisulfide, scordinins, gglutamyl), peptides, Vitamins A, B, C, and E, trace minerals, and fructans.
Lemon Grass (Cymbopogon nardus) 0.2 to 0.4 % essential oil containing : – monoterpenes : citronellal, citronellol, geraniol, linalool, 12 to 20 % myrcene, alpha-terpineol, nerol, 65 to 80 % citral, farnesal, cymbopogonol – sesquiterpenes : farnesol – methylheptenone, decanol, betadihydropseudoionone – tropanic alkaloids such as isovaleric acid – geranic acid and citronellic acid
Citronella essential oil is allotted antioxidizing, antiseptic, deodorant and tonifying properties. It is renowned to have insecticide and insectifuge virtues. Given its properties, citronella can be used in : - lotions for hair with dandruff - repellent creams - revitalizing creams for tired or dull skin - anti-oxidizing creams for mature skin Cosmetic usage level : 0.1 - 1 % (essential oil)
Jambu Mede (Aesculus hippocastanum L.) Properties • The extract of Horse Chestnut (0.25– 0.5%) has been incorporated into various cosmetic preparations, hand creams, lotions, and slimming products. • It has been used in cellulitis, tendonitis, sprains and various sports injuries, and hemorrhoids. • The leaf has been used to treat eczema, varicose veins, phlebitis, and swellings. • The aesculin aglycone aesculetin is also used in sun tanning preparations, as well as the glycoside (aesculin) due to its abiltiy to absorb UVB radiation.
Constituents Saponins (aescin, aesculin), flavonoids (kaempferol glucosides, quercetin), phenolic acids, and tannin.
Gotu Kola (Centella asiatica) •
The active principle in Gotu kola — asiasticoside and madecassoside act as detergents and dissolve the waxy covering of the bacillus that causes leprosy and skin tuberculosis and penetrates the greasy film surrounding the herpes virus.
•
Asiaticoside also helps heal ugly skin lesions common to lupus erythematosus and herpes simplex by promoting a rapid thickening of the skin and an increased blood supply to the connective tissue. This constituent is also responsible for accelerated growth of hair and nails as well.
•
A special salve made of the leaf sap of the plant has been applied topically to wounds, minor cuts, and abrasions in the Philippines with some success.
•
And certain Ayurvedic based cosmetic preparations containing Gotu kola leaf and root have appeared in various parts of India; lip balm for chapped lips, hand lotion for rough, dry “dishpan” hands, an ointment for insect bites and stings, and finally a hair tonic for certain scalp problems.
Henna (Lawsonia inermis L.) • Red color • Blended with Indigofera Tinctoria, it colors the hair in various shades from brown to black. • However, various shades of red can be achieved by incorporating herbs such as Rhubarb, Calendula, Chamomile, etc. dying • Could be used as an deodorant
Horse Tail (Equisentum arvense) Properties - Horsetail Grass is an excellent source of soluble vegetal silica. - It is diuretic, astringent, healing, and combines well with comfrey for skin disorders. Used for putrid wounds, gangrenous ulcers, and external bleeding. - Will add strength and sheen to hair. Can be added to shampoos and conditioners. - Horsetail Grass is used medically to treat various urinary disorders and poultices of Horsetail Grass have been used to help the healing of wounds.
Greges otot (Equisetum debile)
Horse Tail (Equisentum arvense)
Constituents Flavonoids (quercetin luteolin and protogenkwanin glucosides, kaempferol, apigenin), phenolic acids, silicic acid, minerals, saponin (equisetonin), palustrine alkaloid, and equistetolic acid.
Capsicum (Capsicum annuum)
Properties • Carminative, counter-irritant, antiseptic, rubefacient used for neuralgia, rheumatic pains; in combination with tincture of myrrh is very antiseptic. • Used in hair tonics to stimulate follicle along with nettles, jaborandi, colocynth, etc.
Capsicum (Capsicum annuum)
Constituents Contains a crystalline pungent alkaloid capsaicin, flavonoids, fatty acids. Dihydrocapsaicin and related alkaloids, carotene capsanthin, and vitamins A and C.
Caution Should not be used around eyes or mucous membranes.
Ginger (Zingiber officinale) • It is carminative, diaphoretic, spasmolytic, and antiemetic • Ginger oil is used in fragrances. • It has been used in hair-stimulating tonics. • It has anti-inflammatory properties. • Ginger is also antiseptic and has been used for treating bacillary dysentery. • The essential oil of Ginger has been used topically to relieve arthritic pain. It is usually diluted in olive oil at a level of 20 to 25% essential oil.
Ginger (Zingiber officinale) Constituents Volatile oil (zingiberene, curcumene), oleoresin (gingerols and shogaols), fatty acids, and starch.
Tanaman yang dilarang digunakan pada OT, OHT, FF
Tanaman yang dilarang digunakan pada OT, OHT, FF
PENUTUP Tumbuhan berperan penting dalam kehidupan manusia Indonesia sebagai negara megabiodiversitas masih menyimpan banyak potensi pemanfaatan tumbuhan yang belum tergali Upaya eksplorasi pemanfaatan tanaman harus tetap mengedepankan aspek pelestariannya