TOPIK UTAMA
KEINTIMAN SEBAGAI LANDASAN KOMUNIKASI PERKAWINAN : SEBUAH TINJAUAN INTERAKSI SIMBOLIK Wisnu Widjanarko Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstrak Terdapat banyak mekanisme dalam mengawali sebuah rumah tangga, namun untuk memahami perkawinan sebagai proses transaksional, maka cinta adalah konsep yang lebih memadai untuk mehamai hal tersebut. Untuk itu, mutlak diperlukan hadirnya perasaan cinta pada pasangan suami istri untuk kemudian berkomitmen untuk menjalankan hidup bersama dalam ikatan perkawinan. Cinta adalah salah satu asasi emosi yang dimiliki manusia sebagai sebuah keterberian, disamping kebutuhan untuk diakui dan memiliki kendali diri dalam hubungan interpersonal. Terdapat tiga emosi dasar yang melandasi bangunan cinta, yakni keintiman, hasrat dan komitmen. Keintiman merupakan kedekatan dua orang yang merasakan adanya perasaan yang kuat mengikat diantara mereka. Orientasi keintiman adalah pada kebahagiaan dan kenyamanan pasangannya melalui keberbagian dan saling memahami satu sama lain. Proses keintiman sesungguhnya dimulai ketika salah satu pasangan mengekspresikan diri melalui pikiran dan perasaan kepada pihak yang lain. Proses ini berkembang ketika pihak yang lain merespon dengan berkomunikasi yang meneguhkan keyakinan pihak yang memberikan stimulus dan menunjukkan kepeduliannya.membentuk dan memelihara sebuah keluarga. Kata Kunci: Keintiman, Komunikasi Perkawinan, Interaksi Simbolik
atas apa yang dinamakan keluarga itu sendiri
Pendahuluan Perkawinan adalah regulasi perilaku manusia
yang
perkelaminannya.
dan mewujud dalam loyalitas, emosi dan
berkaitan
dengan
pengalaman
Koentjaraningrat
(2005)
otentik.
dalam
kebersamaan
secara
regulasi,
Terdapat banyak mekanisme dalam
perkawinan juga memiliki fungsi lain berupa
mengawali sebuah rumah tangga, namun untuk
perlindungan
memahami
mengungapkan
selain kepada
sebagai anak-anak
hasil
perkawinan
sebagai
proses
perniahan, pemenuhan kebutuhan manusia
transaksional, maka cinta adalah konsep yang
akan teman hidup, memenuhi kebutuhan akan
lebih memadai untuk mehamai hal tersebut.
harta dan gengsi serta pemeliharaan jaringan
Mengapa demikian? De Genova & Rice
bhbungan baik dengan kelompok-kelompok
(dalam Segrin & Jones, 2005) mengungkapkan
kekerabatan tertentu. Merujuk pada Wamboldt
bahwa salah satu hakikat sebuah keluarga
& Reiss (dalam Segrin & Jones, 2005) maka
adalah keterikatan seseorang dalam lembaga
hakikat keluarga adalah pada rasa kepemilikan
perkawinan
di
mana
mereka
saling
Keintiman PENTINGNYA Pentingnya sebagai Landasan KOMUNIKASI Komunikasi Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi KOMUNIKASI Simbolikl Antarmanusia ANTARMANUSIA
memberikan memiliki
dukungan
komitmen
material,
laki-laki
membangun
memiliki
secara untuk
dan
perempuan
pada
ketertarikan
awalnya
seksual
untuk
keintiman dalam hubungan interpersonal dan
selanjutnya kemudian menginvestasikan waktu
identitas
dan
keindividuan
mereka
sama
energinya
untuk
memelihara
pentingnya dalam kelekatan sebagai identitas
mempertahankan
bersama.
diperlukan
keterikatan emosional daripada daya tarik
hadirnya perasaan cinta pada pasangan suami
seksualitas belaka. Perkawinan sebagai salah
istri untuk kemudian berkomitmen untuk
satu tahap dalam kehidupan manusia adalah
menjalankan hidup bersama dalam ikatan
bentuk
perkawinan.
Cinta adalah salah satu asasi
perempuan yang meliputi hubungan seksual,
emosi yang dimiliki manusia sebagai sebuah
legitimasi untuk memiliki keturunan dan
keterberian, disamping kebutuhan untuk diakui
penetapan kewajiban yang dimiliki oleh
dan memiliki kendali diri dalam hubungan
masing-masing
interpersonal.
melibatkan seorang laki-laki dan seorang
Untuk
itu,
mutlak
hubungan
hubungan
antara
lebih
dan
laki-laki
pasangan
pada
dan
Perkawinan
Menurut Byron & Byrne (2001) cinta
perempuan yang berjanji di hadapan Tuhan
merupakan kepaduan emosi, kognisi dan per-
untuk saling mencintai dan menjaga satu sama
ilaku yang mendasari sebuah hubungan roman-
lain sepanjang hidup mereka baik dalam
tik. Berbeda dengan konsep kedekatan seperti
keadaan susah maupun senang. (Duvall &
persahabatan, cinta dalam hubungan romantik
Miller,
kerap kali intensif dan bahkan mewujud dalam
mengungkapkan bahwa keserupaan sikap, nilai
respon yang tidak realistik. Lamm & Wies-
dan minat sosial diantara dua pasangan akan
mann (dalam Byron & Byrne, 200) menan-
sangat menentukan keberhasilan mereka dalam
daskan, hubungan romantik dibangun oleh
memelihara dan mempertahankan perkawinan,
kesediaan seseorang untuk mempercayai sepe-
namun ini adalah sebuah paradoks mengingat
nuhnya pasangan romantiknya sekaligus men-
tidak ada satu individu lain yang benar-benar
galami kegairahan fisik maupun psikis dalam
menyerupai sikap, nilai dan minat sosial kita
menjalani hubungan itu sendiri. Menariknya,
sendiri. Dengan kata lain, bahwa perkawinan
cinta adalah salah satu bentuk hubungan inter-
adalah sebuah perjudian dalam kehidupan di
personal yang khas, yakni paradoksal dalam
mana kita membangun suatu kebersamaan
mengekspresikan emosi di mana semakin men-
dalam komitmen jangka panjang dengan resiko
dalam kedua pasangan saling mengenal, se-
yang jelas, yakni setiap orang memiliki
makin besar kemungkinan saling melukai ter-
persepsi dan ekspektasi yang berbeda atas
jadi pada pasangan ini (Leary, et.al., 1998).
pasangan dan kehidupan perkawinan yang
Mengapa seseorang merasa jatuh cinta?
1985).
Byron
&
Byrne
(2001)
bakal dijalaninya.
Rensberger (1993) mengungkapkan seorang Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU Keintiman Perilaku COPING Era Pentingnya sebagai Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Landasan Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Perkawinan : Stres STRES : dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah StudiMATA Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia
Keterikatan emosional sejatinya me-
haman yang diperoleh bersifat pribadi dan pa-
rangkum segenap perasaan keterikatan, motif
da derajat tertentu para pelakunya menyadari
dan gairah seksual serta komitmen dalam kea-
akan kehadiran orang lain di dekatnya dan
badian hubungan. Sternberg (dalam Byron &
ketika komunikasi berlangsung kepada masing
Byrne, 2001) memformulasi tiga emosi dasar
-masing
yang melandasi bangunan cinta, yakni keinti-
menafisrkan perilaku veral dan non-verbalnya.
man, hasrat dan komitmen. Keintiman merupa-
Mulyana menandaskan, ketika kita
kan kedekatan dua orang yang merasakan
mengetahui bahwa mitra komunikasi juga
adanya perasaan yang kuat mengikat diantara
mengetahui proses tersebut maka komunikasi
mereka. Orientasi keintiman adalah pada keba-
berlangsung secara transaksional intersubjek-
hagiaan dan kenyamanan pasangannya melalui
tif. Dalam pengertian, setiap penafsiran satu
keberbagian dan saling memahami satu sama
pihak atas perilaku yang disampaikan kepada
lain. Sedangkan hasrat lebih berbicara pada
pihak lain akan menguba penafsiran pihak per-
motivasi dan ketertarikan seksual dan komit-
tama dan senantiasa bergerak secara dinamis.
men adalah pembicaraan tentang rasionalitas
Komunikasi dalam perspektif transaksional
individu untuk meyakini bahwa keputusan un-
tidaklah membatasi diri untuk menelaah
tuk mencintai dan mempertahankan cinta itu
apakah perilaku yang ditampilkan merupakan
bukan suatu yang sia-sia belaka. Namun cinta
kesengajaan atau tidak, melainkan keberlang-
bukanlah semudah membalik telapak tangan.
sungan itu terjadi ketika seseorang telah
Meski setiap orang mengharapkan keseim-
menafsirkan perilaku orang lain, baik verbal
bangan diantara tiga pilar emosi tersebut, na-
maupun non-verbal. Berangkat dari pemaham-
mun sangat mungkin cinta lebih condong pada
an bahwa realitas itu bersifat majemuk dan
kebodohan, hampa, persahabatan dan roman-
multitafsir, maka begitupula dengan hakikat
tisme.
manusia dalam memaknai realitas itu sendiri.
pihak
melekat
kemampuan
Salah satu mazhab dalam ilmu komu-
Kenyataan sesungguhnya tidak pernah benar-
nikasi adalah komunikasi sebagai proses
benar ada melainkan sebuah proses penciptaan
transaksional. West & Turner (2007 : 13)
yang aktif dan dinamis melalui tindakan yang
mengungkapkan bahwa komunikasi merupa-
dilakukan oleh individu sejauh realitas tersebut
kan proses di mana pengiriman dan pen-
bermakna bagi kehidupan mereka. Oleh kare-
erimaan pesan berlangsung secara simultan di
nanya, salah satu jalan dalam memahami
mana kedua belah pihak berkepentingan ter-
bagaimana sebuah kehidupan bermakna bagi
hadap dampak dan efektivitas komunikasi itu
manusia adalah melalui proses penghayatan
sendiri. Hal ini dipertegas oleh Mulyana
dan penghargaan atas keotentikan individu itu
(2005 : 74-77) di mana komunikasi merupakan
sendiri dalam memaknai dinamika yang ber-
proses personal mengingat makna atau pema-
langsung.
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
46
Keintiman PENTINGNYA Era Pentingnya sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl Antarmanusia ANTARMANUSIA
Bila dalam pendekatan strukturalisme,
terial dan sosial; 2) meningkatkan kemampuan
regulasi, peran, norma dan status menjadi vari-
manusia untuk memahami lingkungan; 3)
abel pemengaruh dalam aktivitas manusia,
meningkatkan
maka
simbolik,
meningkatkan kemampuan untuk mentele-
sekadar
saikan berbagai masalah; 5) melampaui ruang
pemandu belaka. Mulyana (2002) menan-
dan waktu; 6) membayangkan realitas meta-
daskan, manusia merupakan subjek aktif yang
fisik; dan 7) membantu manusia menghindar-
senantiasa menciptakan dan meredesain dunia
kan diri dari submisivitas dari lingkungan.
dalam
kesemua
hal
tradisi tersebut
interaksi menjadi
sekitarnya sebagai tujuan daripada sekadar
Mead
kemampuan
(dalam
berfikir;
Wood,
4)
2004)
suatu tanggapan atas ekspektasi sosial. Dit-
mengungkapkan bahwa proses produksi, repro-
ambahkannya, dunia sejatinya merupakan ke-
duksi dan distribusi makna terjadi melalui in-
hidupan sosial yang pada dasarnya merupakan
teraksi simbol-simbol yang bermakna dengan
interaksi manusia dengan menggunakan sim-
para pelaku interaksi. Realitas ini menyiratkan
bol dan perilaku manusia merupakan represen-
bahwa simbol merupakan basis dari makna dan
tasi dari tafsir atas tafsir kehidupan dunia yang
makna sejatinya tidak menjadi kepemilikan
dijalaninya.
privat melainkan menjadi milik bersama.
Proses penciptaan, tanggapan dan rede-
Dengan kata lain, kesadaran akan suatu realitas
finisi realitas sesungguhnya merupakan aktivi-
tidak berasal dari aktivitas individual melain-
tas pertukaran dan keberbagian makna yang
kan dari dunia di mana individu menjalani ke-
berarti dalam lingkungan sosial di mana mere-
otentikan kehidupannya.
ka tinggal. Seluruh perilaku baik verbal mau-
Teori yang digagas oleh Mead ini ber-
pun non verbal merupakan simbol-simbol uta-
sandar pada 3 (tiga) aspek penelaahan, yakni
ma yang dikelola sedemikian rupa oleh indi-
berfikir, bertindak dan tentang konsep diri.
vidu untuk diimbuhkan makna atasnya. Makna
Mulyana (2002) mengungkapkan, berfikir
tidak akan terjadi dalam ruang hampa komu-
merupakan suatu dialog di dalam dirinya
nikasi melainkan mewujud dalam perjumpaan
sendiri. Aktivitas berfikir tidak datang dengan
yang bersifat intersubjektif. Simbol-simbol
sendirinya mengingat teori ini menolak gaga-
dalam interaksi komunikasi sesungguhnya ber-
san bawaan lahir atau pikiran bawah sadar
sifat arbiter, abstrak dan ambigu. Makna yang
yang digagas oleh Freud dalam mazhab psiko-
sesungguhnya berada pada mereka yang terli-
analisa. Berfikir merupakan sebuah kegiatan
bat dalam dunia simbol dan bukan pada simbol
yang multirupa. Dia tidak hanya sebuah dialog
itu sendiri melekatnya sebuah tafsir. Charon
diam yang dilakukan seseorang dengan dirinya
(dalam Ritzer & Goodman, 2005) memformu-
dalam benak. Berfikir merupakan wujud eksis-
lasikan tujuh fungsi simbol, yakni: 1) memfa-
tensi diri, sebuah penampilan individu di mana
silitasi seseorang dalam menghadapi dunia ma-
pada dirinya melekat kemampuan untuk meActa diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU Keintiman Perilaku COPING Era Pentingnya sebagai Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Landasan Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Perkawinan : Stres STRES : dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah StudiMATA Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia
mahami berbagai objek di luar dirinya. Pikiran
yang mereka imbuhkan pada setiap tindakan.
-pikiran yang bekerja menjadi sebuah reservoir
Oleh karenanya sebuah kenaifan bilamana
pengetahuan yang hakikatnya menjadi kerang-
dikatakan suatu tindakan dianggap tidak ber-
ka
atas
makna mengingat setiap interaksi melahirkan
yang
dan dilahirkan oleh interpretasi atas peristiwa
modus
berbagai
operandi dinamika
interpretasinya problematika
yang melingkupinya.
dihadapinya dalam bermasyarakat. Wood (2004) menuturkan, pikiran
Fokus lain dari teori ini adalah tindakan
untuk
di mana tindakan manusia adalah suatu tinda-
menggunakan simbol yang memiliki makna
kan sosial yang berbasis pada proses. Artinya,
bersama. Di sinilah akar dari realitas komu-
keberadaan struktur, regulasi, norma sosial
nikasi. Ditambahkannya, sebuah kemustahilan
bukan sebagai determinator atas perilaku
bila terjadi ruang transmisi, interaksi bahkan
manusia melainkan sebagai sebuah kerangka
transaksi makna ketika pelaku-pelaku komu-
pemandu diri untuk berperilaku tertentu. Mead
nikasi tidak memiliki kesepahaman makna.
juga meyakini bahwa tindakan tidak mungkin
Penggunaan dan pemanfaatan simbol bersama
sebuah insiasi dari pribadi yang terbebas dari
ini memungkan para pelaku komunikasi saling
lingkungannya karena hakikat manusia adalah
berbagi ide dan mengkomunikasikan idenya
menjadi bagian dari lingkungan atau kelompok
lebih dari perilaku yang ditunjukkan oleh bi-
sosiokulturalnya. Mead (dalam Ritzer & Good-
natang.
man, 2005) menjelaskan bahwa manusia dalam
merupakan
kecakapan
manusia
Mead (dalam Ritzer & Goodman,
melakukan tindakan tertentu hakikatnya dilan-
2005) menandaskan, pikiran adalah produk
dasi oleh impuls, persepsi, manipulasi dan
dari proses sosial. Menariknya lagi, di dalam
konsumsi atas objek. Berbeda dengan mazhab
pikiran ternyata tidak saja memiliki muatan
Freudian tentang impuls, maka impuls dalam
individual melainkan juga muatan kolektif.
Meadian meski sama-sama bersifat spontan
Dengan kata lain, individu tidak lahir dengan
namun manusia memiliki kecenderungan un-
pikiran melainkan belajar pada lingkungannya
tuk memikirkan reaksi apa yang paling sesuai
dan membentuk pikiran sebagaimana yang di-
untuk ditampilkan dengan mempertimbangkan
ajarkan oleh lingkungan di mana dia dibesar-
pengalaman di masa lalu, kekinian dan mem-
kan. Blumer (dalam Calhoun, et.al, 2007)
perhitungkan kemungkinan yang terjadi di ma-
menegaskan, berfikir dalam paradigma ini ada-
sa mendatang. Sedangkan persepsi menunjuk-
lah bagaimana seseorang tidak hanya menafsir-
kan kemampuan manusia untuk tidak menjadi
kan sesuatu hal melainkan bagaimana juga
objek pasif atas stimulus. Individu memiliki
menafsirkan apa yang difikirkan orang lain
kapasitas untuk melakukan seleksi terhadap
akannya. Respon ini tidak bersifat langsung
berbagai rangsangan yang datang selama
melainkan didasarkan pemaknaan atas apa
dipandang penting dan bermakna bagi dirinya.
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
48
Keintiman PENTINGNYA Era Pentingnya sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl Antarmanusia ANTARMANUSIA
Kemampuan untuk menjadikan sesuatu pent-
evaluasi ekspektasi significant other sehingga
ing dan tidak penting bagi sesuatu yang lain
terbangun
adalah esensi dari keterampilan bertindak
kehendak yang diyakininya sebagai kehendak
manusia.
lingkungan.
kesadaran
dalam
pemenuhan
Selanjutnya adalah aktivitas manipu-
Segra & Flora (2005) menegaskan,
lasi, yakni tahap di mana manusia memberikan
bahwa manusia termotivasi untuk pencapaian
tafsir atas suatu realitas yang dihadapinya. Se-
di masa mendatang berdasarkan atas apa yang
tiap manusia selain mampu berfikir, juga
ada di dalam benaknya. Di sinilah konsep diri
melakukan kontemplasi atau perenungan yang
sosial sekaligus menjelma sebagai self ful-
lebih mendalam atas keputusan yang hendak
filling prophecy di mana keyakinan akan ek-
dibuat di mana fase terakhir dari tahap tinda-
spektasi di masa mendatang sangat ditentukan
kan adalah konsumsi, yakni eksekusi atau ber-
dari bagaimana kita meyakini apa yang seha-
tindak secara nyata atas apa yang dirasa, difikir
rusnya kita lakukan di mana keyakinan terse-
dan dipertimbangkan.
but berasal bagaimana kita menduga menilai
Kajian yang juga menjadi perhatian Mead dalam teori ini adalah konsep diri, yakni kecakapan
dalam
menerima
diri
sejauhmana penilaian orang-orang di sekeliling kita atas tindakan yang kita perbuat. Oleh
sendiri
diri
karenanya, yang
dalam
sosial,
kerangka
sebagai sebuah objek sekaligus subjek dan
sebagai
maka
Mead
hanya melalui komunikasi antar manusia
memandang diri menjalankan eksistensinya
semata diri terbentuk (Ritzer & Goodman,
dalam dua ranah prosesual, yakni ‘I’
2005). Ditambahkan oleh keduanya, diri
‘Me’. ‘I’ menunjukkan ruang privat dari
berkait erat dengan pikiran di mana diri sendiri
seseorang. Padanya melekat suatu dinamika
merupakan refleksi dari pemikiran. Dalam
pembebasan atas setiap regulasi, sehingga tid-
konteks pemikiran merupakan sebuah proses
ak heran karakter dari ‘I’ adalah impulsif,
sosial, maka diri juga merupakan diri yang
penuh dengan spontanitas, kreatif dan tidak
sosial.
dapat diprediksikan sama sekali. ‘I’ memiliki
dan
2002)
dua sisi yang tak terelakkan bagi diri manusia,
menuturkan kedirian bersifat sosial mengingat
yakni potensi kejeniusan sekaligus ancaman
makna
perilaku yang menyimpang atau berbeda dari
Cooley atas
(dalam simbol
Mulyana, tersebut
merupakan
interpetasi subjektif yang bersangkutan atas
kebanyakan.
Sedangkan
‘Me’
merupakan
evaluasi yang diberikan lingkungan sekitar.
kesadaran sosial yang merefleksikan pengen-
Wood (2004) menambahkan, diri merupakan
dalian impuls-impuls ‘I’. Konsep yang sekilas
kemampuan untuk merefleksikan diri melalui
mirip dengan Superego dalam Freudian ini
perspektif orang lain di mana tanpa disadari
hakikatnya adalah diri kita yang memiliki
manusia kemudian hidup dalam persepsi atas
kepedulian dan tanggung Jawab sosial atas ekActa diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU Keintiman Perilaku COPING Era Pentingnya sebagai Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Landasan Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Perkawinan : Stres STRES : dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah StudiMATA Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia
spektasi lingkungan sosial kita. Keduanya ber-
ekspektasi untuk semakin menghayati masing-
sifat melekat dan melengkapi. Dengan kata
masing pasangan dan pencapaian di masa de-
lain, pada diri yang didominasi ‘I’ saja akan
pan, termasuk di dalamnya adalah terwujudnya
menghambat pencapaian jati dirinya meng-
impian yang dicita-citakan sebelum atau di
ingat egoisme individual menjadi penghalang
awal perkawinan, pemenuhan kebutuhan mas-
untuk mempelajari realitas sosial yang ada.
ing-masing
Sebaliknya, dominasi ‘Me’ yang berlebihan
neguhnya ikatan satu sama lain. Tidak hanya
juga akan meniadakan diri kita yang berbeda
sebagai sebuah ikatan yang terformalisasikan
dengan orang lain. Individu akan terjebak pada
oleh lembaga perkawinan dan memainkan
submisivitas dan perilaku abdikrat yang juga
peranan sebagai pasangan dan / atau sebagai
menghilangkan
orangtua
kesempatan
subjek
dalam
pasangan
ketika
dan
mereka
semakin
memiliki
me-
anak,
Sehingga, tidak salah
perkawinan pada hakikatnya adalah sebuah
rasanya Ritzer & Goodman (2005) kemudian
tindakan dramaturgis yang melibatkan kesu-
memformulasi interaksi simbolik dalam 7
karelaan dua orang yang pada awalnya tidak
(tujuh) prinsip, berupa: 1) kepemilikan ke-
saling mengenal untuk kemudian bersama-
mampuan berfikir pada manusia; 2) interaksi
sama dan selanjutnya mendefinisikan kembali
sosial menjadi landasan kemampuan berfikir;
mengapa kemudian mereka memilih untuk
3) interaksi membelajarkan manusia tentang
hidup bersama.
pendewasaan diri.
kemudian
Fincham (1994 : 90-91) menambahkan,
menggunakan dan memanfaatkannya; 4) mak-
bahwa pasangan suami istri diikat dalam se-
na dan simbol tersebut memfasilitasi manusia
buah kelekatan berupa upaya masing-masing
untuk berinteraksi dan melakukan tindakan
untuk memberikan dukungan dan ekspresi afe-
tertentu; 5) kemampuan mengubah makna dan
ksi serta bagaimana senantiasa memberikan
simbol sesuai dengan tafsir manusia atas reali-
ruang permaafan ketika salah satu pihak diper-
tas yang dihadapi; 6) kemampuan memodifi-
sepsikan telah melukai perasaan pihak yang
kasi, menguji , mengevaluasi dan berfikir alter-
lain. Segrin & Flora (2005 : 135-146) menan-
natif; dan 7) bahwa hakikat tindakan dan in-
daskan, bahwa keterikatan pasangan suami
teraksi senantiasa berkait dalam pembentukan
istri ditandai dengan perilaku komunikasi, yak-
kelompok dan masyarakat.
ni mengekspresikan keintiman dan afeksi,
makna
dan
simbol
untuk
keterbukaan dengan pasangan, penggunaan Keintiman sebagai sebuah Proses Komu-
bahasa verbal yang positif dan supportif,
nikasi
penggunaan bahasa non-verbal yang intim dan Salah satu pilar dari keluarga adalah
penuh afeksi, melakukan banyak kegiatan ber-
pasangan suami istri. Arliss (1993 : 83) menu-
sama-sama,
turkan bahwa yang mengikat keduanya adalah
mengupayakan
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
mengeosiasikan penyelesaian
perbedaan, masalah
dan 50
Keintiman PENTINGNYA Era Pentingnya sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl Antarmanusia ANTARMANUSIA
memperbaiki dengan segera hubungan yang
engaja untuk menunjukkan ekpresei ketertari-
sempat kisruh dan bersedia mendengarkan
kan dengan orang yang dikehendakinya. Pesan
pasangan dengan tulus.
tersebut secara verbal dapat berupa kata-kata
Dalam kerangka ini maka pasangan
yang melibatkan satu sama lain dalam situasi
inti
emosi yang penuh kedekatan satu sama lain.
sesungguhnya hanya dapat dipahami melalui
Pesan tersebut didukung secara non verbal
kerangka bahwa pasangan suami istri tidak
berupaka senyuman, kontak mata dan gestural
dilahirkan sebagai dua individu yang mengerti
lainnya.
suami
istri
sebagai
pilar
keluarga
satu sama lain sebagai akibat struktur dan
Relasi yang dekat, intim dan romantik
keterberian fungsinya melainkan proses pema-
senyatanya berbeda dengan kedekatan dua
haman diri melalui simbolisasi yang di-
orang yang bersahabat. Meski keduanya
proyeksikan
juga
menunjukkan keeratan antar dua orang, Gam-
bahkan orangtua, keluarga besar atau bahkan
ble & Gamble (2002 : 257) mendistinginya
orang lain yang dinilai penting dalam ke-
dalam tiga aspek, yakni komitmen, hasrat dan
hidupannya. Sebuah keluarga dalam hal ini
keintiman di mana kesediaan untuk menjaga
pasangan suami istri akan sangat dipengaruhi
sebuah hubungan seabadi mungkin, saling
oleh proses sosial di mana pada akhirnya ber-
mengekspresikan ketertarikan dan perasaan
muara pada realitas pasangan tersebut tidak
positif yang melahirkan kenyamanan dan
semata sebagai dua manusia yang terikat
keengganan untuk berpaling dari dirinya.
perkawinan melainkan dua manusia yang sal-
Keintiman menjadi sebuah kemuskilan tanpa
ing mempengaruhi melalui interaksi.
komunikasi. Dindia (dalam West & Turner,
oleh
pasangannya
dan
Dalam situasi di mana perkawinan
2006 : 280) mengungkapkan bahwa tanpa
dibangun dalam kesetaraan, relasi suami istri
berkomunikasi, maka hubungan itu akan
dikategorikan sebagai hubungan romantik,
musnah dengan sendirinya. Hubungan tersebut
yakni sebuah relasi yang menunjukkan kedeka-
dikonstruksi melalui proses komunikasi di ma-
tan emosi antar dua orang yang dan secara kuat
na penilaian kita tentang kualitas interaksi
saling meneguhkan ikatan satu sama lain. Tid-
akan membentuk komitmen dan konsekuensi
ak hanya itu, di antara keduanya memiliki
atas kedekatan satu sama lain.
dorongan dan ketertarikan seksual satu sama
Relasi pasangan suami istri senantiasa
lain dan berusaha menerima satu sama lain apa
terikat ruang dan waktu, dalam pengertian,
adanya (Byron & Byrne, 2000 : 325). Mont-
dinamika hubungan diantara keduanya sangat
gomery (dalam Arliss, 1993 : 80) memaparkan
dipengaruhi oleh masa lalu keduanya, masa
bahwa salah satu pola komunikasi yang mere-
kini yang dijalani dan ekspektasi akan masa
fleksikan keintiman adalah bercumbu, yang
depan. West & Turner (2006 : 282-283) me-
meliputi transmisi pesan yang lembut dan dis-
nandaskan, bahwa keterlibatan psikologis dan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU Keintiman Perilaku COPING Era Pentingnya sebagai Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Landasan Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Perkawinan : Stres STRES : dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah StudiMATA Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia
emosi serta kesadaran akan makna pentingnya
privat mereka masing-masing, saling berbagi
pasangan yang satu atas pasangan yang lain
atas apa yang boleh jadi menjadi rahasia bagi
adalah pondasi dari kekuatan hubungan pasan-
orang lain di mana mereka menerima satu sa-
gan suami istri. Hal ini diperkuat dengan ke-
ma lain yang disertai hasrat dan gairah untuk
mampuan keduanya dalam menegosiasikan
menghabiskan waktu satu sama (Prager, 2003 :
kepentingannya masing-masing. Ditambahkan
941). Menurutnya, keintiman mewujud dalam
keduanya, hakikat kedekatan antara pasangan
dua bentuk, yakni interaksi dan hubungan. In-
suami istri akan ditentukan pula substansi,
teraksi yang intim bermakna pikiran, sikap dan
keragaman, kualitas, kuantitas, keintiman, per-
perilaku yang menunjukkan keterbukaan diri,
sepsi, komitmen serta kepuasan saat ber-
sensitivitas, respon empati, dukungan emosi,
interaksi. Hal yang menarik adalah, sejatinya
kenyamanan, kepuasaan, kebanggaan, rasa
meski tidak bisa sepenuhnya diramalkan,
aman, non verbal afektif, kedekatan fisik dan
sesungguhnya pola komunikasi pasangan akan
aktivitas seksual yang dilandasi oleh cinta. Se-
selalu dapat diidentifikasikan atau dipolakan.
dangkan hubungan yang intim menggam-
Dalam pengertian, substansi komunikasi mas-
barkan serangkaian interaksi yang mengkon-
ing-masing pasangan akan senantiasa serupa
struksi kedua pasangan mengetahui satu sama
dan semata hanya diwujudkan dalam performa
lain dengan baik dan merasakan adanya cinta
yang berbeda. Selain itu, kesediaan untuk
diantar keduanya.
dengan
Keintiman sebagai basis hubungan
untuk
pasangan suami istri sesungguhnya beranjak
kepentingan hubungan di saat ini dan masa
pada kerangka bahwa keduanya berusaha me-
mendatang akan membangun komunikasi yang
mahami satu sama lain lebih dalam, mengha-
sehat dan berkelanjutan secara lebih baik.
biskan waktu bersama dengan disertai emosi
menerima
masa
mengkonstruksinya
lalu
pasangan
secara
positif
Seperti otoritas, pengambilan kepu-
positif yang meneguhkan ikatan yang telah
tusan, dan konflik, maka keintiman adalah in-
diikrarkan.
Dalam
kerangka
ini,
maka
teraksi sekaligus proses menjadi suami istri
keterbukaan diri atau self disclosure menjadi
yang senantiasa dinamis dari waktu ke waktu
salah satu dari dua pilar keintiman selain cinta.
di mana melekat perasaan dan perilaku
Devito (1995 : 139) mengungkapkan
ketergantungan satu sama lain, pemenuhan
bahwa self-disclosure merupakan mekanisme
kebutuhan dan kelekatan emosional.
individu dalam mengkomunikasikan informasi
Keintiman adalah pondasi dari hub-
tentang dirinya kepada orang lain. Mengingat
ungan antara pasangan dan dapat meningkat-
sifatnya yang menekankan pada keterbukaan
kan kesehatan dan kesejahteraan psikologis
dan keberbagian diri, maka perilaku yang tidak
keduanya Dalam interaksi yang intim, pasan-
sengaja atau reaksi spontan atas perasaan yang
gan suami istri akan saling menunjukkan ruang
dialami oleh orang dapat dikategorikan sebagai
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
52
Keintiman PENTINGNYA Era Pentingnya sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl Antarmanusia ANTARMANUSIA
pasangan menjadi milik bersama akan mening-
bentuk self-disclosure itu sendiri. West & Turner (2006 : 213-218)
katkan pemahaman atas pasangannya satu sa-
mengungkapkan, bahwa self-disclosure mem-
ma lain. Ekspresi emosi juga menjadi hal yang
iliki dua dimensi, yakni pada aspek di mana
tidak kalah pentingnya sebagai penanda keteri-
seseorang mengemukakan penilaiannya atas
katan emosi pasangan satu sama lain. Melalui
orang lain dan aspek di mana seseorang
vokalisasi non verbal, sentuhan dan bahasa
mendeskripsikan perasaan yang dialaminya.
tubuh afeksional akan meningkatkan persepsi
wujud
pasangan akan indikasi pasangannya sehingga
keintiman mengingat dia hanya dapat dil-
lebih bersedia untuk lebih dekat secara fisik
akukan dengan orang yang dikehendaki untuk
dan psikis.
Self-disclosure
dilakukan
sebagai
berbagi ruang privat.
Proses keintiman sesungguhnya dimu-
Perilaku ketergantungan atau kedekatan
lai ketika salah satu pasangan mengekspresi-
mewujud dalam empat sifat kegiatan yang sal-
kan diri melalui pikiran dan perasaan kepada
ing berhubungan, yakni setiap pasangan
pihak yang lain. Proses ini berkembang ketika
berdampak satu sama lain dengan tingkat frek-
pihak yang lain merespon dengan berkomu-
uensi yang tinggi, keterpengaruhan masing-
nikasi yang meneguhkan keyakinan pihak yang
masing sangat tinggi, melibatkan satu sama
memberikan
lain dalam beragam aktivitas yang sama dan
kepeduliannya. Ekspresi emosi kemudian dibu-
relatif berlangsung lama. Keintiman merupa-
tuhkan untuk meneguhkan bahwa relasi terse-
kan suatu proses interaktif dan menghasilkan
but saling membuat pasangan terikat satu sama
resultane berupa respon masing-masing pasan-
lain. Melalui pengetahuan bersama akan relasi
gan, perasaan saling dipahami dan dipedulikan
hubungan satu sama lain, menerima, bersikap
satu sama lain. Keintiman sejatinya wujud
optimis
kedekatan emosional dan pemenuhan kebu-
menerima dan saling mempercayai satu sama
tuhan emosional secara positif serta ekspresi
lain serta menjaga pikiran dan perasaan,
diri baik verbal maupun non verbal.
sesungguhnya akan menjaga dan meneguhkan
Dalam konteks komunikasi keluarga,
akan
stimulus
dan
menunjukkan
keberlangsungan
hubungan,
ikatan perkawinan.
maka keintiman sesungguhnya adalah proses refleksi dan pemaknaan yang terbangun me-
Penutup
lalui komunikasi verbal maupun non verbal.
Perkawinan merupaan sebuah pelem-
Ekspresi diri melalui pesan, meliputi kesediaan
bagaan sosial atas relasi seksual dua jenis ke-
untuk membuka diri, mengekspresikan emosi
lamin yang berbeda secara resmi dan ditandai
sebagai penanda, memberikan dukungan, afe-
oleh suatu ritual tertentu. Melalui perkawinan,
ksi dan keterhubungan. Melalui keberbagian
individu mendapat legitimasi untuk mendapat-
sesuatu yang privat pada masing-masing
kan keturunan dan menyertai bersamanya hak Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
PERILAKU Keintiman Perilaku COPING Era Pentingnya sebagai Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Landasan Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Perkawinan : Stres STRES : dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Sebuah StudiMATA Komunikasi Tinjauan Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Interaksi Komunikasi Intrapersonal MPK MPKSimbolikl Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia
serta kewajiban untuk mensejahterakannya.
hidup. Laki-laki cenderung mencari kesesuaian
Perkawinan merupakan analogi dari pengaba-
dan kesegeraan berinteraksi secara fisik dalam
dian reproduksi biologis, simbolik dan juga
awal hubungan di mana sebaliknya perempuan
material dalam wujud keluarga. Perkawinan
cenderung bertahap dan menekankan pada
melahirkan atas apa yang dinamakan dengan
kenyamanan emosi alih-alih keintiman fisik.
keluarga batih, yakni tipe keluarga konjugalis
Kesetaraan adalah alasan mengapa
atau unit sosial yang terdiri dari suami, istri
seseorang menjalin hubungan dan kemudian
dan anak yang tinggal bersama.
menikah. Bahwa semakin seseorang serupa
Perkawinan sejatinya merupakan repre-
dalam usia, fisik, kepribadian, sikap, kecaka-
sentasi dari perilaku, norma, aturan, ekspektasi
pan kognitif dan kelas sosial maka akan se-
dan nilai-nilai yang melegitimasi penyatuan
makin menguatkan pilihan seseorang untuk
wanita dan manusia. Melalui pelembagaan ini,
memulai dan melanjutkannya ke jenjang
kedua individu tersebut diakui sebagai sebuah
perkawinan.
kesatuan sosial yang legal dan terkait satu sa-
fundamental sebuah hubungan. Ketika salah
ma lain untuk membentuk dan memelihara se-
satu pasangan merasa dirinya diterima oleh
buah keluarga. Perkawinan adalah pusat dari
pasangannya, maka ketika keduanya menun-
sistem kekerabatan. Pasangan suami istri teri-
jukkan satu sama lain bahwa ketiadaannya me-
kat dan tidak dapat menghindarkan diri dari
nyebabkan ketidakseimbangan dalam hidup-
keanggotaan dalam jaringan keluarga yang
nya.
Resiprositas adalah salah satu
lebih besar di atasnya di mana dalam budaya
Seseorang memulai dan kemudian
tertentu terikat untuk meluangkan waktu, tena-
menikah ketika menemukan seseorang yang
ga bahkan harta.
melengkapi kehidupannya pada sisi-sisi di maikatan
na dia tidak memilikinya. Dengan kata lain,
perkawinan salah satunya disebabkan oleh
melalui kebersamaan dengan seseorang, maka
seseorang yang menarik perhatian kita da-
orang tersebut akan semakin menemukan
ripada orang lain. Perbedaan jenis kelamin
kualitas dirinya sebagai manusia. Hal ini ter-
ternyata memiliki pengaruh dalam pembentuk
jadi karena pasangan suami-istri sesungguhnya
preferesi kemenarikan. Perempuan cenderung
mitra yang seringkali menjadi detektor dini
memilih pasangan dengan status sosial, sum-
akan kebelumtuntasan pasangannya dalam me-
berdaya, karakter dan intelektualitas yang
nyelesaikan suatu permasalahan. Oleh kare-
memungkinkan stabilitas keluarga relatif lebih
nanya, dukungan yang diberikan dan mem-
bisa diprediksikan. Sebaliknya, laki-laki mem-
berikan implikasi positif dalam kehidupannya,
iliki kecenderungan memilih perempuan dari
akan menentukan proses perjalanan keduanya
segi daya tarik seksualitas sebagai basis ke-
menuju ke jenjang perkawinan.
Memilih
pasangan
dalam
menarikan seseorang untuk dijadikan pasangan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010
54
Keintiman PENTINGNYA Era Pentingnya sebagai Perspektif Landasan KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual Perkawinan : : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Sebuah Studi Komunikasi Tinjauan MODIFIKASI Modifikasi Interaksi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Simbolikl Antarmanusia ANTARMANUSIA
Daftar Pustaka Arliss, L.P (1993). Contemporary family communication : Messages and meanings, St Martin’s Press, New York Baron, R.A & Byrne, D. (2000). Social psychology, Allyn & Bacon, New York Cupach, W.R & Canary, D.J (2003). Conflict : Couple relationship in Ponzetti, J.J (Ed). International encyclopedia of marriage and family, Macmillan, New York Devito, J.A. (1995). The interpersonal communication book, HarperCollins College Publishers, New York Fincham, F.D (1994). Communication in marriage, in Vangelisty, A.L (Ed), Handbook of family communication, LEA, New York Galvin & Brommel (1982). Family communication Gamble, T.K & Gamble, M. (2002). Communication works, Mc Graw-Hill, New York Knapp, M.L & Vangelisty A.L (2000). Interpersonal communication and human relationships, Allyn & Bacon, New York Lemme, B.H (1995). Development in adulthood, Allyn & Bacon, Boston Mulyana, D (2005). Ilmu komunikasi : Suatu pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung Surra, C.A., Gray, C.R, Cottle, N & Boettcher, T.M.J (2004). Research on mate selection and premarital relationships : What do we really know ? in Vangelisty, A.L (Ed), Handbook of family communication, LEA, New Jersey Segrin, C & Flora, J. (2005). Family communication, LEA, New York Turner, L.H (2003). Decision making in Ponzetti, J.J (Ed). International encyclopedia of marriage and family, Macmillan, Ney York
Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010