PERIKANAN DA:'-! FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUl:-Jl EKSPOR TUNA SEGAR IJAN BEKU INDONESIA KE JEPA NG PERJODE 1985 - 2004 KEIHJAKANNASIONAl.
Natlonot Fishers i'oficyA11d Factors That Influence Export of Indonesiu's Fresh and Frozen T111ra lf1.lapa11.Perit>d1985-2004
Olch
DHOOIK CHRISTANTO l)WI SAPUTRO
NPM. 120720070030
TF.SIS Oiajul.:An untuk memenuhi $)lAl"fit mentpemleh ~tfllr 1\
gram Magisler El.onuml Tera pan l'RSrRSArjana Fllkullas t:konoml llniverslrns l'adjodjaron
PROGRAM J\iAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMJ UNIVERSITAS PAl)JADJARAl'i BANDUNG
2009
KEBIJAKAN NASIONAL PF.RTKANAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MF.MPF.NGARlJHI EKSPOR TUNA SEGAR DAN BEKU INDON~SIA KE JEPANG PERIODE 1985 -2004
National Fishery Policy And Factors That influence Export of Indonesia's Fresh and Frozen Tuna to Japan Period L 985-20(14 Oleh :
l)HODIK CHIUSTANTO DWI SAPUTRO Nl'M. 120720070030
Tf.SIS Diajukan untuk memenuhi salab sntu syarat gun1\ meruperoleh
Gclar Maglstcr Ekonomi pada Program Magisl
Spesiallsasl'Pemieata»: Ekonomi Pembaugunau dau Perencanaan Telah disetuju! oleh Pcntbirnhit.tg pnd.n u11\g~::,1I Stperti yan~ tertera di nawan tut
8a11du11J!.
Januari
20ll')
bing
Prof. DR. H. Nco Amran,SE., M.Ec
Kodr:
NTP. 130 354 247
Wibowo. SF.. Ph.D
'lP.132 149 238
Ketua Program Magi.stcr Ekunomi Terapan
Prof.Dr.Hi Tati Subart:tli Joesrou, SE, MS N
n-
L30 437 052
PERNYATAAN
Dengau ini saya mcnyatakan bahwa :
I.
Karya rutis saya ini, tesis adalah asli dan belum pernah diaiukan untuk mendaparkan gelar akademik (Sarjana, Magister, clan atau Doktor), baik di t.niversitas l'adjadjaran ruaupnn di Pcrguruan Tinggi Lain.
2. Karya tulis adalah murui gagasan, rumusan dan peneliiian saya sendiri. tanpa banruan pihak manapun. 3.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis aiau dipublikasikan orang lain. kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan scbagai acuan dalam naskah dcngan discbutkan nama pongarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.
Pcrnyataan ini saya buat dcngan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari tcrdapal pcnyimpangan dan ketidakbcnaran dalam pcrnyataan ini. maka saya bcrscdia mcncrirna sanksi akademik bcrupa pcncabuian gclar yang telah saya
perolch. serta sanksi lainnya scsuai dengan norma yang berlaku di pcrguruan iinggi ini.
IV
ABSTRAK KEBIJAKA.'1 PERIKANAI\' NASIONAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG ME!\-1PENGARUHI EKSPOR TUNA SEGAR DAN BEKU INDONESIA KE JEPANG Pl!:RIODE 1985- 2004 Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-Iaktor yang rnempengaruhi volume tangkapan tuna Indonesia. faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor tuna scgar dan beku ke Jcpang periode 1985-2004. Bagaimana dampak kehijakan imper kapal ikan terhadap volume tangkapan tuna Indonesia dan kebijakan penanganan tuna segar untnk ekspor terhadap volume ekspor tuna scgar. Dalarn pcnelitian ini digunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan uotuk memperoleh deskripsi teotang volume tangkapan tuna Indonesia volume ekspor tuna segar dan volume ekspor tuna beku. Analisis kuanritatif dilakukan untuk mengctahui hubungan antar variabel dalam model volume tangkapan tuna nasional, volume ckspor tuna segar dan volume ekspor tuna beku.. Analisis k.uantitatif dilakukan dcogan regresi OrdinaryLeast Square (OLS) dan diproses dcngan program Eviews 5.0. Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa alat tangkap pancing dan purscine dan kapasitas kapal berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume tangkapan tuna Indonesia Sedangkan kebijakan dummy pengadaan kapal impor berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap volume tangkapsn tuna Indonesia. Volume tangkapan tuna Indonesia, GDP Jcpang, harga tuna segar ekspor, berpengaruh positif dan signifikan terhgadap volume ekspor tuna segar. Nilai rukar rupiah terhadap US dollar tahun sebelumnya berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadup volume ckspor tuna segar. Dummy kebaijakan penauganan Luna segar berpengaruh negatif dan signifikan terhsdap volume ekspor tuna segar, Volume rangkapan tuna Indonesia tahun sebelumnya dan Harga tuna beku ekspor berpcngaruh positif dan siginifikan terhadap volume ekspor tuna beku, Scdangkan Nilai tukar rupiah terhadap US dollar berpengaruh negatif dan siginifikan tcrhadap volume ekspor tuna bcku, GDP Jepang berpcngaruh negatif dan tidak signitikan terhadap volume ekspor tuna beku. Ka/a Kunci : Alai tangkap pancing don purseine, kapasitas kapal. volume ekspor ill/Ill segc1r dan bcku. harga; nilai tukar, GDP
v
ABSTRACT'
National Fishery PaliLy am/Factors That Influence Export of Indonesia's Fresh and Froz1111 Tuna to Japan Period 198.5-2004 The research aims to know the factors that influence the volume. of Indonesia's catchcd tuna. Factors that influence the export volume of fresh and frozen tuna to Japan the period 1985-2004. How the impact policy of import fish vessels to volume of lndonesia's catched tuna and policy of fresh tuna handling lo volume or fresh tuna export
TI1e research mes descriptive and quantitative analytic. Descriptive analysis is employed to know description of Indonesia's tuna cathced volume, fresh tuna export volume and frozen tuna export volume. Quantitative analysis is conducted to know relation between variable in national tuna catched volume model, fresh and frozen tuna export. Quantitative analysis is implemented wilh Ordinary Least Square (OLS) regression and processed with Eview 5.0 programme. The results show that fishing pole and purseine and vessel capacity have positive and significant effect on influences Indonesia's tuna catched volume. Dummy policy of imported fish vessel has positive and insignificant effect on influences Indonesia's tuna catched volume. Indonesia's tuna catched volume, Japan GDP, fresh tuna expon price have positive and significant effect on influences fresh tuna export volume. Previous year rupiah exchange rate to USO has positive and insignificant effect on influences fresh tuna export volume. Dummy policy of fresh tuna handling has negative and significant effect on influences fresh tuna export volume. Previous Indonesia tuna catched volume and exported frozen tuna price have positive and significant effect on influences frozen tuna export. Rupiah exchange rate to lJSD has negative and significant effect on influences frozen tuna export. Japan GDP has negative and insignificant effect on influences frozen tuna export.
Key Word
: fishing pole and purseine, vessel capacity,fresh and frozen tuna export valume. price. exchange rate. GDP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panja.kan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan karunia- .ya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis dengan judul
"Kebijakan Perikanan Nasional Dan Fakror-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tuna Segar Dan Beku Indonesia KeJepang Periode 1985 · 2004 ",
Tesis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dcngan tutus penulis menyampaikan terima kasih yang kepada yang terhormat: I. Jbu Prof. Dr. Hj. Tati Soehartati Joesron. SE, MS selaku Kctua Program Magister Ekonomi Terapan Univcrsitas Padjatljaran Bandung. 2. Bapak Prof. Dr. H. Nen Amran. SE, M.Ec. dao Bapak Kodrat Wibowo.Sb, Ph.D selaku pembimbing yang telah berkenan mcnyisihkan wakru Bcliau yang sangai berharga untuk memberikan
arahan,
koreksi, dan masukan dalam proses
penyusunan tesis in i.
3. Bapak Budiono, SE, MA, Ph.D dan Bapak Bayu Kharisma,SE.,MM.,ME. yang telah banyak memberikan saran dan masukan pada saat lljian Usulan Penelitian dan Sidang T esis sehingga penulisan tesis ini dapat dilanjutkan sampai selesai. 4.
Rektor Universitas
Padjadjaran dan seluruh dosen pada Program Magister
Ekonorni Terapan yang telah memungkinkan
penulis memperoleh tambahan
bekal ilmu pengetahuan di bidang ekonomi. 5. Kepala Pusbindiklatren Bappenas beserta staf atas beasiswa yang ielah diberikan dan kerjasamanya
vii
6. Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan dan Bapak Direktur Pemberdayaan
Masyarakat I'esisir Departemen Kelautan dan Perikanan yang telah mcmberikan ijin dan kesernpatan untuk mengikuti Program Beasiswa Bappenas. 7. Ayahanda Soetrisno. lbunda Suyatik B. Setyowari , yang telah mcngasuh dan
rnerawat penulis dengan tulus penuh kasih sayang. Ner.ek dan Aki Aisyah sena Istri tcrcinta Dcwi Rukmasari dan Anaoda tersayang Aisyah Pinctada Putri dan Zahfran Bimo Sapurro yang sclalu memberikau dukungan, semangat dan dc'a yang tulus kepada penulis, 8. Mas Luky Adrianto, Mas Andreas Dibi dan Suadi yang sedang sekolah di Jcpang.
9. Para karyawan Program MC:T, khususnya Mumu dan Deden dan seluruh rekan rnahasiswa Program MET Angkatan VII yang tidak dapat penulis sebut narnanya, terima kasih atas segala bantuannya. Scmoga Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah. membalas kebaikan tcrsebut dengan kebaikan dan kernuliaan di dunia dan akhirat.
Akhir kata, rneskipun pcnulis telah berusaha sccara maksimal
Bandung, Desernber 20UX
Penulis, Dhodik Christanto Dwi Saputro NPM 120720070030
\'111
DAFTAH lSJ Hal am an HAL.A.MAN JUDUL
.
LElvlDAR PENGF.SA!lAN
-..............
11
PERNY ATAAN............................................................................................
...
ui
ARSTRAK.......................................................................................................
iv
ABSTRACT.......................................................................................................
v
KATA PENGAN'IAR.......................................................................................
DAFT AR IS!
VJ
. . . . . . . .. . . .. . . . . . .. .. .. .. . .. .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . .. .. . . . . .. .....
DAFT AR TAB EL
Vlll
...................................................................
Xll
DAFTAR GAMBAR .................................................................
xiv
D.'\FTAR LAf\.fPIRAN BAB [
.
X\'
PEKDAHULUAN
.
I . I. Latar Belakang
..
1.2. Identifikasi dan Rumusan Massiah
.
I .3. Tujuan I'enelitian
.
l.4. Kcgunaan Penelitian
1l II
.
12
BAB II KA.TIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HlPOTESIS.
13
2.1.Kajian Pustaka
..............
..
······
2.1. l. Produksi
IJ 13
2.1. l .LProduksi Perikanan
.
14
2.1.2. Pcnawaran dan Permintaan
.
18
2.1.3. Perdagangan lntemasional
..
21
2.1.4. Ekspor
.
24
2. l.5. Nilai Tukar
·
..
27
.
28
.
2R
..
29
..
30
2. I .6. Kebijakan 2.1.6.1.
Pengertian
J.1.6.2.
Anal isis Kcbijakan
2.!.6.3.
Kcbijakan Pcrikanan Nasionul..
2.1.6.3.1.
"
Wilayah Pcnanckapan Ikau
.
30
x
BAB JV llASTT. PENF.LITfAN DAN PEMBAHASAN
.
00 / .)
4.1. Deskripsi Umwn Variabel yang Diteliti
..
73
4.1.1.
Volume Tangkapan Tuna
..
73
4.1.2.
Kapasitas Kapal.,
.
75
4.1.J.
Alai Tangkap
.
76
4.1.4.
Volume Ekspor Tuna Segar
.
77
4.1.5.
Harga Ekspor Tuna Segar
..
80
.
81
4 .1.6. Nilei Tukar 4.1. 7. Pendapatan Pcrkapita Masyarakal Jepang (GDP)
in
.
4.1.I!.
Volume Ekspor Tuna Bcku
.
84
4.1.9.
Harga Ekspor Tuna Beku
.
85
4.2. Hasil Estimasi Model..
.
86
4.2.1. Model Volume Tangkapan ·1 una Nasional.
..
4.2.2. Model Ekspor Tuna Segar
.
86 88
.
90 92
..
92
4.2.3. Model Ekspor Tuna Beku 4.J. Analisis S1a1istik.................
. .. ..
4.3.1. Koefisien Determinasi (R2) 4.3.2. Uji F
.
94
4.3.3. llji !.
.
95
..
!:18
4.4.1. Pcngujian Chow Break Point Test
.
98
4.4.2. Pengujian Mulrikolinearitas
.
99
4.4. Penguiian Kriteria Ekonomctrik
4.4.3. Pengujian Heteroskcdastisuas
,
.
102
.
103
..
104
.
106
.
106
4.5.1 I. Alai Tangkap Purseine dan Pancing,
.
106
4.5. l .2. Kapasitas Kapal...
.
!07
4.5. l.J. Dummy Kebijakan Pengadaan Kapal Imper ..
108
4.4.4. Uji Autokorclasi 4.4.4.l. Run Test 4.5. Analisis Ekonomi dan Pcmbahasan
'1.5.1. Model Volume Tangkapan Tuna Nasional..
4.5.2. Model Ekspor Tuna Segar
.
109
xr
4.5.2.1. VolurneTangkupun Tuna Indonesia...............
109
4.5.2.2. Harga Tuna Segar Gkspor
110
4.5.2.3. l'endapatan Perkapita Jcpang (GDP)..............
111
4.5.2.4. Nilai Tukar,.......................................................
111
4.5.2.5. Dummy Standar Pcnanganan Ekspor Tuna Segar........................................................
112
4.5.3. Model EksporTuna Bcku..............................................
113
4.5.3.1.
Volume Tangkapan Tuna Indonesia Tahun Sebclumnya............................................
114
4.SJ.2. Harga Tuna Bcku Ek~por....................................
115
4.5.J.3. Nilai Tukar Rupiah Terhadap US IJollar............
115
4.5.J.4. Pcndapatan Perkapita Jepang (GDP)................
116
4.6. Pcrbandingan Volume Tangkapan Tun~ Dan Volume Ekspor..
117
4.7. Kebijakan Perikanan Tuna Nasional.......................................
120
BAfl V KESIMPUl.AN OAK SARAN............................................... 5.1. Kcsimpulan
,..................
5.2. Sarnn..........................................................................................
125 125 127
DAFTAR PUSTAKA
128
LAMJ)IRA.N.....................................................................................................
133
XII
DAFT AR TABEL
Halaman Tabel I. I
Neraca Perdagangan Ekspor-Impor Komoditas Perikanan
.
4
Tabel 1.2
Pcrkembangan Ekspor Tuna Indonesia Pcriode 1981 - 2005 .
6
Tabel l.3
Negara-ncgara Pcngirnpor ·1 unu
tcrbcsar tahun
1998-
2004
.
7
Tabet 1.4
Volume lmpor/Pcnnintaan Tuna Jcpang Tahun 1998-2004
.
8
Tabel 2.1
Potcnsi, Produksi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pclagis Bcsar di
Masing-masing
Wilayah
Pcngclolan
Perikl111an...................................................................................
36
Tabel 2.2
Pmduksi Jenis Ikan Tuna di Indonesia Tahun 1999 - 2004 .
Tabcl 2.3
Jcnis Alat Tangkap lka11 Golongan Tuna 1999 - 2004
38 39
Tabcl 2.4
Jumlah Perahu/Kapal Pcrikanan l.n111 Menurut Katcgori dan
.
Ukuran Kapal, 1999 - 2004
Tabel 2.5
.
Nilai Total Ekspor Komoditas Perikanan dan Nilai Ekspor Tuna Dunia...............................................................................
Tabel 2.6
40 41
Volume Ek~por Tuna/Cakalang/Tongkol Mcnurur Negara Tujuan Ekspor, 1999- 2004
.
42
Tabet 3.1
Operasional Vanabel Penclitian
.
Taliel 4.1.
Volume Tangkapan Tuna Nasional..
.
Tabel 4.2.
Kapasitas Kapa( Pcnangkap Ikan T una
62 i4 75
Tabet 4.3
Alat Tangkap Tuna
Tabet 4.4
Volume Ekspor Tuna Segar Indonesia kc Jcpang Pcriodc
. .
1985-2004 Tahcl 4.5
.
81
Pcndapatan Per Kapita Masyarakai Jepang Tahun 1985
Tabel 4. 7
79
I Iarga Ekspor I'uua Segar Indonesia Ke Jepang Periode 1985-2004 ........................................................•.........
label 4.6
77
200~
I Iarga Ekspor Tuna Bcku Indonesia ke Jepang
.
83
xiii
periodc 1985-2004.................................................................
85
Tabel 4.8
Ilasil Estimasi Model Volume Tangkapan Tuna Nasional.....
86
Tabel 4.9
Hasil Estirnasi Model Volume Fkspor Tuna Segar.·-·-·········
88
Tabcl 4.10
Hasil Estimasi Model Volume Ekspor Tuna Deku................
90
Tabel 4.11
Nilai R2 clan Nilai Adjusted R2••••••••••••••••.•............•..•••••••••••••
93
Tabel 4.12
Nilai F-tabel..........................................................................
95
Tabcl 4.13
Nilai Batas Kritis Uji t Hasil Regresi Persamaan..................
96
Tabet 4.14
Uji t-stat Model Volume Tangkapan Tuna Nasional............
96
Tabcl 4.15.
Uji t-stat Model Ekspor Tuna Segar.....................................
97
Tabel 4.16.
Uji t-stat Model Ekspor Tuna Beku.....................................
97
Tabcl 4.17.
Matrik Korclasi Antar Indepeuden Vanabel Persamaan
Volume Langkapan Tuna Nasional...................................... Tabcl 4.18.
Matrik Korclasi Antar lndcpcndcn Vanabel Persamaan Volume Ekspor Tuna Segar.................................................
Tabcl 4.19.
101
Hasil U]i Multikoliueritas VIF Antar Sesama Variabel
Intlependen Persamaan Volume Ekspor Tuna Segar............. Tabet 4.20.
100
I0I
Matrik Kore(asi Antar Independen Variabel Persamaan Volume Ekspor Tuna Beku
-······························-····· llasil Uji Heteroskedasitas dengan Metode White
102
Heteroscedasticity Test- No Cross Term...........................
I 03
Tabcl 4.22.
Hasil UjiDurbin-Watwn...................................................
104
Tabel 4.23.
Hasil Perhitungan Run Tes................................................
105
Tabel 4.24.
l'erbandingan Volume Tangkapan Tuna Indonesia, Volume Ekspor Tuna Segar Dan Beku kc Jepang, Dan Volume Tuna Bcntuk Lain. Umuk Dalam Negeri Dan Ekspor Ke Negara
Tabel4.21.
Lain...........................................................................................
Fabel 4.25
118
Perbandingan Volume F.b"JX)r Tuna Segar dan Beku Indonesia Ke Jcpaog..................................................................
J 19
XI \I
DAFTAR GAMBAR Halaman
Garnbar 2.1.
Pengaruh Tangkap terhadap Stok (13iomas)............................
I5
Gambar 2.2.
Hubungan Antara Populusi lkan dan Pcrturnbuhan.v. ... .. .. .. .
17
Gamhar 2.3.
Penanakapan Perikanan yang Efisien dan Berkelanjutan......
IR
Gambar 2.4.
Perubahan Penawaran Jan Pcrmintaan....................................
21
(iambar 2.5.
Proses Pcrdagangan lntcrnasional......
:n
Gambar 2.6.
Kurva Pcrmintann Irnpor Domcstik........................................
26
Oambar 2. 7.
Kurva Penawaran Ekspor ./\sing............................................
27
Garnbar 2.8.
Keseimbangan Dunia............................................................
27
Garuhar 2.9.
Kerangka Pcmikiran l'cnclitian.............................................
SR
Garnbar 4.1.
Volume Ekspor Tuna Segar Indonesia Kc Jepnng Periodc 1985 - 2004..........................................................................
Gambar 4.2
Pcrkembangan Harga Ekspor Tuna Segar Indonesia ke
Jcpang pcriodc 1985-2004........................................................ Gambar 4.J.
80
Grafik Pcrkembangan Nilni lukar Rupiah Tcrhadap Dollar Arnerika Serikat Pcriode 1985-2004............................
Garnbar 4.4
78
82
Grafik Volume Ekspor 't una Bcku Indonesia ke Jepang pcriode t 985 -2004.................................................................
84
xv
OAFTA.R LAMPI RA.I\' l lalaman Lampiran I
Data Model Volume Tangkapan Tuna Nasional.
Lampiran 2
Dara Model Ekspor Tuna Segar
larnpiran ~
Data Model Ekspor Tuna Beku
Lampiran 4
Data Eviews Volume Tangkapan Tuna Nasional..................
l 39
Lampiran 5
Data Evicws Volume. Ekspor Tuna Seg~r.................................
I 40
Lampiran 6
Data Evicws Volume Ekspor Tuna Beku.................................
141
Lampiran 7
Uji Hcteroskedasitas.................................................................
142
Lampiran 8
Uji M.ultikolinea.ritas................................................................
143
~ .
.
136
.
137 138
BAB I PF:NDAHULUA1'>
1.1.
La tar Bclakang Pembangunan ekonomi mcrupakan suaiu usaha dalarn upaya mcningkatkan
taraf hidup dan kcsejahtcraan masyarakat, bail. pada tingkat nasional
maupun
regional dcngan cara mcmanfaatkan sumbcrdaya yang dimilikinya. Selanjotnya. penini;ka1an taraf kesejahteraan masyarakat dicapai dengan earn melakukan pcmbangunan ckonomi di bcrbagai kcgiatan ckonomi yang saling bcrkaitan
(l'rijono 'Ijiptohcryunto Jkk. 1998). Saluh satu clcmcn
dalam pembangunan ckonomi
nnsional
adalah
pertumhuhan ckonomi, Scjuk tahun 2002 pertumbuhan ckonomi Indonesia sudah menunjukkan aksclerasi narnun masih rcndah. dengan tingkat pcrtumbuhan di bawah sebelum krisis ckonomi, Secara umum. rata-rata pertumbuhan ckonomi
pada pcriodc seteluh krisis hanya bcrkisar 5 persen per tahun, jauh di bawah pericde sehelum krisis.(Uan.k Indonesia. 2007). Kualims
pcrturnbuhan
ckonomi
pcniiog. misalnya pcrtumbuhun
yang
bcrsuiubcr dari i11vcsla~i dun ekspor, akan lebih bail. dibandingkan yanj; berhasis pada konsumsi dan utang. lnvestast akan mcmbuka lapangan kerja sehingga akan meningkarkan
kcscmpatan kcr]a dan ckspor ukan menambah dcvisa
ncgara,
selaojutnvu akun menir gkatkan cadangan devisa nasional. Mcnurut 1 odaro (2003) volume ckspor yang bcsar al-an mcningkatkan dcvisa ucgara,
2
Indonesia dikaruniai Tuhan dengan lautan yang lchih luas dari rlaratan. Kira-kira dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut lcpas. tcluk, dan selac. Kcscluruhannya adalah bagian dari pcrairan teritoriul denaan luas sekitar 3.1 juta krn2. Indonesia juga mcmiliki hak pcngelolaan dan pernanfaatan ikan di zone ckonomi eksklusif tZEE), yairu pcrairan yang berada 12 mil hingga 200 mil dari garis pamai titik titik terluar kcpulauan Indonesia. Luas ZEE sekitar 2,7 juta km1, dengan demikian
Indonesia dapat mcmanfaat «m
sumberdaya alam hayati dan non h11y:11i di pcrairan yang luasnya :\,!! juta km2.
(Nikijuluw, 2002). l.uasnya sumbcrdaya perairan terscbut. akun rnernbcrikan manfaat pada
bcsamya
potensi
sumberdaya
pcrikanan yung dapat dicksploitasi
dan
dimantaatkan bagi kcpenlincan bangsa, Potensi perikanan di pcrairnn Indonesia dibagi dalarn scmhilan
wilayuh. Kescmbilan
wilayah tcrscbut adalah Selat
Malaka, Laut Cina Selatan. Laut Jawa. Selat Mukasar dan Laut Flores. Laur Banda, Laut Scram dan lcluk Tomini. l.aut Sulawesi dan Samudera Pasifik. Laut Af:11iira.
dan Samudcra Hindia
Dari kcscmbilan wilayah tersebut yang
mcmpunyai potensi ikan petagis besar dan ikan pulagis kecil uda cnam wilnyah yang rnasih dapat dicksploitasi
yang tcrlctak Ji
lndoncsia
bugiun
tirnur.
(Dcparremen Kclautan dan l'crikanan. 2006).
Bcbcrara wilayah pcnangkapan ikan menurut Dcpartemcn Kclauian dan Pcrikunan (2006) tclah mengalami kclebihau t~ngk~r (over/iJ·hing), seperti: Selat Malaka. Laut Jawu dan Sclat Sunda, dan Laut Banda. Pcnilaian badan dunia FAO kurang lcbih 50 person sumbcrdaya pcrikanan sudah dimanfaatkan. 25 person
.J '
dalarn kondisi sudah rusak. dan hanya 25 pcrscn yang masih bagus, sehingga dipcrlukan pcngclolaan yang baik untuk memanfaatkan sumberdaya yang. tersisa (U niied Nation.2002) Potensi sektor kclautan pada tahun 1998 rnenyumbang 20.06 person dari pangsn PDH nasional. Apabila dibandingkan dengan sc].. nor-sektorlainnya, scktor kclnutan mcngalami kcnaikan cukup besar hampir meningkat 12.1 person per tuhun selama kurun waktu tahun 1995 sampai 1998. Scktor kclauran tcrdiri dari
beberapa subscktor. yaitu: perikanan, pariwisaia bahari. pertambangan, indusrri maritim, transponasi laut, bangunan kclautan, don jasa kclautan. pcrscniase POD sub sel-.tor perikanan laut dau payau padu tuhun 19% senilai Rp. 6.-174 rnilyar dim pada tahun
199~ kontribusinya
rncmngkat
rneniadi Rp 20.345
milyar.
l'cnyumhanr. terbesar dari nilai icrsebur dari ckspor kornodiras udang, tuna. rumput laut. industri pengolahun ikan dan luinnya (Kusumastanto, 2002) Perkembangan ekspor lrukmcsia menunjukkan nilai ckspor tumbuh tini;gi terutama ditopang ckspor non rnigas, Selama 2006 nilai ekspor meningkat I&. I persen dengan nilai total mcncapai US$1027 miliar. Ekspor non migas tumbuh tinggi dcugan pcningsatan volume ekspor terutama pada komoditas ckspor berbasis sunrbcrdaya aJa111. Serncutaru itu. kinerju ekspor minyak bclum Optimal dalam
memanfaatkan
momentum
kenaikan
harga
minyak
akibat
masih
terbatasnya kemampuun dalam rnc.akukan ckspkuasi minyak. Nilai ckspor non migas rumbuh linggi pada ko.noduas penanian. pcnambangan.
dan industri,
Selama 2006. nilai total el ..~por nonmiga-. 1wik cukup 1inggi mencanai 20.7 pcrscn rucnjndi l lS$80.6 miliur.
ringginy.i pcrmiruaan dunia dan harga komodiias
di
4
pasar internasional
rnenopang peningkaian
ekspor komodiias
berbasis
sumber
daya alam (Bank Indonesia. 2007). Neraca pcrdagangan uruuk ekspor dan impor sckior perikanan dapat dilihat pada Tabcl 1.1. 2004
Perdagangan komoditas perikanan dari tahun 1999 sampai tahun
mengalarni
dibandingkan
pertumbuhan
yang
llukruatif.
tetapi
apabila
nntara tahun 1999 dengan tahun :!004 rucmpcrlihatkan
nilainya bahwa
terjadi peningkaran ncraca perdagangan, Nilai ckspor rcrcndah pada tahun 2002.
yairu sckitar US$ 1.570.353.000, sedangkan unruk nilai impor yang iercndah pada rahun 2004. yairu L'S USS 15.432.000. Neraca perdagangan tertinggi dicapai pada tahun 2004 daripada tuhun- tahun sebclumnya. yauu sekitar USS 1.6~6.801.000. Tabcl I.I
N craca perd auanuan u · .suu1 - I 111nor K om odiuas P enik.anan TAHUN IUN(;IAN l'.199
I
2000
2001
2002
2003
20(1-1
1.529.131
I .S(iJ.598
1.528.283
1.478 .. 041
l.552.734
1.626.801
1.605.421
1.675.074
1.631.899
1.570.353
1.643.542
1.780.833
76.291
111.4761
103.616
92.31~
9().808
15432
Ncrnca
l'crdagangan tUS$ 1000\ Nilai t:kspo1
Nilal lmpor
Sum her: Dcpartcrncn Kclautan dan l'enkanan (2006)
Mernbaiknya neraca perdagangan komoditas perikanan mcmbuat penamoahan devise bagi ncgara.
Komoditas perikanan tuna dar udung merupakan salah saiu antlalan ekspor Indonesia
yang bcrbasis samberdaya i.lam. Ncgarn Indonesia
yang didorninasi
olch wilavah perairan mcrupakan salah saiu potensi untuk terns mcningkatkan volume
ckspor perikunan.
Potensi sumberdava ikan lesiari mennrui
Komisi
5
Nasional
Pengkaiian
SLOk Surnberdaya
lkan Laut (1998)
untuk perairun
luut
sckitar 6, I juta ion pertahun, potensi terscbut baru dimanfaarkan sckitar 59 persen. Masih ada peluang 41 person yang belum termanfaatkan, munajemen
schingga perlu upaya
yang sistematik agar kclcstarian sumbcrdaya pcrairan tetap terjaga.
Perikanan
tuna
Indonesia. Pendapatan
rnerupakan
salah
saru primadona
ckspor
perikanan
negara dari devisa kelompok tuna mcrupakan terbesar
kedua setelah udang. Tuna mcrupakan komodiias pcrikanan cko110111is tinggi dan mampu memasuki pasar global. Tuna (Th11n1111s spp. t Tuna juga sumbcroaya ikan
yang potensial dikembangkun, khususnya scbegai sumbcr devisa negara, selain udang. Tuna mcrupakan salah satu sumbcr protein hcwani
orncga-J yang sanga: dipcrlukan komodiias
luna 1111111
dcngan kandungun
olch tubuh. Sebagai komoditi exportable,
berperan dulam perkembnngnn ekunomi Indonesia. Oleh
karena itu, cukup berulusan jiku pemanfaatan sumberdaya tuna dan cakalang ini terus rneningkat.
Ekspor tuna Indonesia selama 25 tabun terakhlr
menunjukkan
perkembangan yang cukup haik, hal ini ditandai dcngan mcningkatnya volume
tangkapan maupun nilai dcvisa yang masuk. scpcrti tcrlihat puda Tabcl 1.2. Harga tuna ccndcrung mcngalnmi kenaikan sclama pcriodc
1981 sampai 2005.
sehingga
Hargu tuna duniu
hal ini secura ekonorui rnusih mengunrungkan.
dipcngaruhi olch volume pcrdagangan pasar intcrnasional
cli pasar inrcrnasional.
1\
pnhila sink di
tinggi sedangkan konsumsi rcndah maka harga tuna aka·1
turun. Sebaliknya apabila stok rendah tetapi konsumsi tinggi maka hargn tunu ukun
naik.
I largu ti11ggi
biasenyn
akuo memacu penangkapan
tuna secara
6
maksimal.
Oleh karena iru kciika jumlah tangkapan di pasaran cukup banyak
maka harga tuna akan turun. Sehingga beberapa negara berupaya
untuk
mclindungi sumberdaya perikanannya. supaya udak sampai terjadi over eksploitasi. Tabcl.1.2
Pcrkcrnbanean Ekspor Tuna Indonesia Periode I 981 - 2005 Laj11 Per1umbuhao
Unit Rarga
Taboo 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988
1989 1990 1991 1992 1993 199·1 1995
1996 1997 1998 1999
2000 2001
2002 2003 2004 2005
Volume (Kg) 14J83.000 19.633.000 22.538.000 16.902.()00 19.105.0llO
26.059.000 38.2'/2.000 49.269.000 56.676.000 72.757.000 103.366.000 73.~39.000
92."i63.000 79.731).000 86.4 71.000 82.0-16.000 82.868.000 104.330.000 90.582.000 92.958.000 &<:.20.5 ..000 92.796.000 11 i.092.000 94.220.000 91.631.000
Sumber : diolah dari data Peningkatan dapat dilakukan
NU:U (ribu USS) 15.877 21.307 19.254 IS.081 16.018 21.6 78 39.~56 73.638 !02.668 124.742 184.411 145.96R 213.818 182.201 212.996 192.980 189.4.33 215.133 189.38& 223.917 218.992 212.426 213.178 243.93? 246.303 Fisbtat FAO {2007)
Rata-Rata (USS/K<>)
( persen) Volume Nilai
1.104 1.085 0,854
0.892 0.838 0.83~ 1.026 1.495 1.811 1.715
1.78·1 1,988
2.305 2.285 2.463 2,352
.
. 25.5
26.7 12.9
-I 0. 7
-33~>
~27.7
11.5 26.7 31.9
5.8 25.1
44.8
J? ..)•
..... .
-16.7
13.1 12,J 29.6 -40.8
2&.3 I 7.1 32.4
20.8 -16.3
7.K -5.-1
l,286 2.062
20.6
J.O
-26.3
31. 7 -17,4 l~,5 -I 0,4 -1.9 11.9 -13.6
2,()<) I
-15.2
2.409 2.601 2.289 1,821 2.589
-10,-1 9.3 20.7
-24.3
12.6
2.688
-2.S
'.0
2.6
15.4 -2,2 -3.1
0.4
ekspor tuna ke pasar intcrnasional bagi Indonesia. rnasih
untuk menarnbah
yang cukup luas
dengan potensi hesar serta masih adanya beberapa wilayah pemanfaatan )aag belum optimal. dapat dipacu unruk dieksploitasi.
7
Perkernbangan pasar tuna imemasional berkembang cukup pcsaL Hal ini
..• .>.'
dapat dilihat dengan meningkamya volume ekspor tuna tiap tahun. Tabel menunjukkan
pada tahun 2004 imper dunia tercatat rnencapai 2,88 juta ton.
Thailand dan Jepang merupakan pasar utama komodiias tuna diikuii oleh Amcrika Serikat dengan kontribusi masiog-masing 20 persen, 15.8 persen dan 8.6 persen terhadap permmraan dunia. Perikanan runa umumnya diusahakan dalam skala industri. Tabel.1.3. Tuna terbesar
Ncgara-negara p engunpor 1"\egara
19'.IS
1999
Ihailas-d
390,1-13
Japau
ta.h un
1998 .?004
-
?000
2001
2002
100J
491.0C'6
359.744
453.48:)
520.!»70
619.7(19
2~ >79.671
-122.039
416.835
44).44-4
415.4JS
413.733
418.675
451.558
lJS1\
286.900
274.426
211.2?9
2W.~lt
211.ooa
26-1.9-11
250.331
Spain
219.107
20<>.4-99
19.UB
?~9.:i'H
2:12..321
251-123
194.565
Italy
125.193
1}3.233
133.:-01
135.178
151.231>
167.318
162.107
2.441.008
1.!%.369
?Ali.S.'6
Z.98U3Q
2.883.1119
OUNIA
2.l97.1li
2.739.JJZ
Sumbcr: diolah dan data Fishstat FAO (2007)
-
Satuan : Ton
Masyarakat Thailand bukan pengkonsumsi tuna. tetapi sebagai negara
pengimpor terbcssr di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan tuna di negara Thailand cukup rnaju, sehingga dalam proses produksinya mcmbutuhkan bahan rnentah cukup banyak, Kebutuhan tuna di pa~ar inrernasional
akan torus berkernbang. sehingga peluang Indonesia unruk melakukan ekspor komodiras tuna rnasih terbuka lebar. Jcpang scbagai negara pengimpor kedua terbanyak.
sclain
dilatarlx:lakangi karena umuk keperluan
industri
juga
discbabkan karena rnasyarakat Jepang menyukai produk-produk hasil laut, Kultur masyarakat
Jcpang ~ang menyukai
produk-produk hasil
laui
rncnycbabkun ncgaru ini menjadi salah sam pasar \unu ruling penting di dunia.
8
Menurut Cox, Matthew, and Luke (1999) \1asyarakat Jepang rnengkonsumsi kurang lebih 95 persen tangkapan ikan tuna dunia yang diperuntukkan pada pasar
sashimi Jepang. Sashimi mcrupakan makanan khas Jepang yang berupa ikan segar, Pola aktivitas rnasyarakat di Jepang juga mempengaruhi permintaan akan komoditas ·1 una, Pennintaan konsumen untuk sashuni ikan tuna pada bulan .I uni relatif rcndah, perrnintaan ccndcrung menaik lagi ketika rnusiman Ii buran sekolah, yaitu pada bulan juli. Schingga ketika permintaan cendah kebuiuhan akan tuna
cukup dipenuhi olch stok ikan tuna domcstik. (Globefish, 2007) lmpor berlluktuatif.
atau
permintaan
tuna Jcpang
seperti terlihai pada Tabet 1.4.
dalam
tiap tahunnya
relarif
lmpor tuna Jepang dapat dilihat
sebagai permintaan ncgara Jepang ierhadap kornoditas tuna di pa!KII dunia.
v'n I umc Negara Jcpana
1998
Tabet 1.4. moorIP ermmtaan
1999
422.0391416.835
Tuna J epang
2000 443.444
Taboo (Ton) 2001 !
Tla iun 1998 .2004
2002
2003
4t5.448, 47.l.733 4J~.6"/5
2004 456.558
Sumber : Fishstat FAQ (2007) Imper tuna tersebut tidak scrnuanya diperoleh dari pasar Indonesia. tetapi dari
berbagai negara,
Potcnsi tuna Indonesia yang sangai besar merupakan modal untuk dapat mengekspor lebih banyak ke pasar Jepang, Volume per.nimaan tuna Jepang jika dibandingkan
dcngan potensi sumberdaya 11111:> Indonesia. masih lcbih bcsar
potensi tuna lndoncsia. Potcnsi runa Indonesia menunn Depar.cmco Kelautan Jan Perikanan
(20061 kurang lebih sekitar l.165.36C ion atau hampir tiga kali lipat
kebutuhau tuna Jepang yang dirate-rata sckitar -BS.105 ton. Sd1ingga Indonesia
9
dapai memenuhi pcrmintaan uma Jcpang (demand driveny. Penninlaan
pasar
dapat dipenuhi karena didukung oleh kemelimpahan sumberdaya (Zulham, 2007) Pcrubahan harga tuna di pasar Jepang akan mempengaruhi harga pasar
imernasional. Sehingga harga tuna di Indonesia juga akan turut terpengaruh. I larg;1 komoditas tuna di pasar Jcpang cukup berrlukruasi. Southern bluefin dari Australia mcrupakun komoditas yang mcmiliki harga tcninggi,
1t1n(I
walaupun
mengulami penurunan dari ¥8 500/Kg pada Januari 2001 mcnjadi ~'6 300/Kg pada
Dcscmbcr 2003. lJntuk tuna main besar (biR
eye) segar
arau dingin dari lndonesia
jugu rnengalami pcnurunan harga dari ¥ 4000!Kg pada Januari 2001 mcnjadi ¥I OOOiKg padn Oesember 2003. Penurunan nilai ini menunjukkan perubahan sclcra
konsumen dari Mcskipun
top-qualitv sa.~1111111
rncngalarni
penurunan
meniad; medium quality fish. di pasar Jcpang. harga minat
masyarakat
Jepang
untuk
mengkonsumsi Luna rnasih tinia;i. Pengetahuan
tentang pcrubnhan harga tuna dan faktor penyebabnvn
menjadi penting, karena dengan mengetahui perubahan harga, akan dapat dilakukan antisipasi untuk tctap mempertahankan nilai ekonomi ikan tuna dan mengelola pol a pcnangkapan yang dilakukan terhadnp komoditas tuna, l'ada saat krisis
.)'l'Jll,;
rucnycbabkan
suku bunga perbankan tinggi dan
dcprosiasi nilai tukar rupiah terhadap do/fur Amcrika )'ling mencapai nilai 100 persen rncngakibatknn usaha pcnangkapan tuna banyak berkurang. Kondisi di aras rnemunculkan
peluang dan tantangan bagi pengembangan usahn pcnangkapan
Luna di Indonesia yang bcroricntasi pasar ekspor. Peningkatnn nilai ckspor akan mcmbcrikan dainp:11-. yang cukup ~:gnilikan tcrhadap dcvisa.
10
Kegiatan ekspor tidak hanya dipengaruhi oleb harga dan produksi saja, tetapi juga dipengaruhi
permintaan dan penawaran serta kcbijakan. khususnya
kcbijakan di bidang perikanan, yang mengatur tentang penanganan tuna mulai penangkapan sarnpai pcngolahan Salah
satu
kebijakan
pcnting
yang
d.laknkan
pemerintah
adalah
pcngadaan kapal perikanan impor dan penghapcsan sistem sewa kapal bcrbendera asing. Dasar hukum kebijakan ini adalah Keputusan Mcnteri Pertanian Nornor
508/l(}'TS/ Pl.81017/96. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong para pengusaha nasional untuk meoanamkan rnodalnya dalam usaha pcrikanan tangkap. khususnya untuk pengadaan kapal penangkapan dari luru negeri dcngan
barga yang retatif murah dan kual'tas baik. Kebiiakan
tcntang
pengolahan
produk
perikanan
ditctapkan
olch
keputusan Menteri Pertanian No. 350/Kpts!TP.830i5/1989 tentang Pencrapan Standar Mutu Hasil Pertanian. Keputusan ini dikuatkan dcngan terbitnya SNI Nomor
01-2693.2-1992
tcatang
Pcnanganan
dan Pcngolaban
Tuna
Segar.
Penanganan dan pengolaha.n tuna scgar meliputi. pelimpahan sortasi, penyiangan, pencucian, pendinginan dan penyimpanan sampai pcngiriman.
Bcrdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di aras maka penelitian ini berusaha untuk meneliti lebih lanjui mengenai ekspor kornoditas tuna bcku dan
~eg~r lndonesia kc pasar Jcoang, dari sisi volume tangkapan ikan tuna
11
kapal impor dan penanganan tuna segar yang dickspor ke Jepang. schingga judul )"dng diajukan dalarn penelitian ini adalah : "Kehijakan Perikanan Nasional Oan Faktor-Faktor Yang Mempcngnruhi Ekspor Tuna Segar Dao Deku Indonesia Ke Jepang l'eriode I 985 - 2004 ··
1.2. Identifikasi dan Rumusao Ma.salab
Bcrdasarkan latar bclakang masalah sebagaimana diuraikan di aias, permasalahan yang perlu dik!lii dalam pcnclitlan ini adalah: l) Fnktor-foktor apa saja yang mempengaruhi volume tangkapan ikan tuna? 2) Faktor-fuktor upa suju yang mcmpcngaruhi ckspor tuna beku dan segar kc
Jcpang '! '\) Ru~~imnnn dampak kcbijakan pengaduan kapal imper terhadap volume tongkupun
l\103
Indonesia dan penanganan tuna scgar Indonesia Indonesia
terhadap volume ekspor tuna scgar yang diekspor ke Jepang ? 1.3. Tujuan Penelitian
tjerdasarkan perumusan masalah yang ada, rnaka tujuan penelitian dapai dirumuskan sebagai berikut : I) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mcmpengaruhi volume tangkapan
ikan tuna? 2) Mengetahui faktor-fakior
scgar kc Jcpang ?
apa s.ij11 yang rncmpengaruhi ekspor tuna bcku dnr
12
]) Mcngetahui dampak kcbijakan pengadaan kapal impor terhadap volume tangkapan tuna Indonesia dan penanganan tuna segar Indonesia tcrhadap volume ekspor
Luna
segar yang diekspor ke Jepang?
1.4. Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan agar kcgiatan dan hasil-hasil peneliiian ini
BABU KAJIA_'l PtSTAKA, Kt:l{ANGKA l'l,'.MIKIRAN UAN HIPOTESIS
2.1.
Kajian Pustaka
2.1.1. Produksi Produksi merupakan sebuah pro~,, menguhah masnkan (input) yang j11ga disebut faktor produksi termasuk segala sesuanmya yang digunakan pcrusahaan
untuk rnenghasilkan keluaran (output). Kita dapai membagi masukan tcrsebut dalam katcgori yang lcbih luas, sebagai tcnaga kcria, material dan modal, dan
sclanjutnya masing-masing katcgori dapat dipersempir lagi (Pindyck
clan
Rubinfeld, 2003 ). Hubungan antara input dan output dapai digambarkan dalam huhungan
rungsional dcngan mcnggunakan fungsi produksi. Hubungan tcknis yang
menghubungkan antara faktor produksi dan dengan basil produksinva disebui fungsi produksi,
Fungsi produksi juga mencerminkan
tingkat ieknologi yang
digunakan. (Sudaroono.1990) Output
merupakan barang arau jasa yang dihasilkan atau diproduksi.
semeruara input mcrupakan sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan unruk rnenghasilkan barang dan jasa, Mcnurut Seo (19&4) input dan output produksi dianalisis clan diukur untuk menentukan tingkat input sumberdaya yang paling ckonomis untuk mcnghasilkan iingkat output yang optimal. Bcrdasarkan
hubungannya
dengan
tingkat
produksi.
faktor
produksi
dibedakan mcnjadi dua, y;;iw: faktor produksi ietap (fixed input; dan laxtor
14
produksi variabel ivariable input). Faktor produksi tetap adalah faktor produksi
yang jumlah pcnggunaannya tidak tcrgaruung pada jumlah produksi. Ailis atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi rersebut harus tetap tersecia . Jumlah penggunaan faktor produksi variabel icrgantung pada tingkat produksinya. Makin bcsar tingkat produksi, makin banyak fakior produksi variabel yang digunakan. (Rahardia dan Manurung, 2002). 2.1.1.1. l'r<11luk~i Perikanan
l'erilnku produksi perikanan bcrbeda dcngan komoditi lainnya karcna sumbcrdaya ikan yang bcrsifat akses tcrbuka dun milik bcrsarna. Menurut /l(J<:pa11to (200 I) scbagai sumbcrdaya yu1lg akscs tcrbuka rnaka setiup orang akan
bebas rnasuk kc dalarn industn, sejauh industri masih menyediakun kcuntungan supernormal. !)..:hagai sumberdaya yang milik bersarna maka betas tanggung jawab sctiap orang yang ada dalam indusui untuk melakukan
konuol atau
pengelolaan surnbcrdaya menjadi tidak jclas. 11111 ini disebabkan karcna sctiap orang ccndcrung menunggu dan mengutamakan aksi kolektif lebih duripada aksi
individu. Guna mengekpluitasi ikan di suatu perairan dibutuhkun berbagai surana. Sarana tcrscbut rncrupakan iaktor input. yang biasa discbut sebagai upaya Upaya
daluh indcks dari berbagai input scpcrti rcnagn kcrja, kapal, :daf rangkap, dan scbagainya.
Secara eksplisit.
tungsi
produksi yani; sering
digunakan dalam
pcngclolaun sumbcrdaya pcrikanan adalah : h-qxf'
dimana :
h - produksi
,
.,.,
(l)
15
q = proporsi srok ikan yang dapat diiangkap olch satu unit upaya x = stok ikan
E = upaya Secara umum diasumsikan pula bahwa semakin banyak biomas ikan, dan semakin banyak faktor input. produksi sernakin mcningkai, (~au~i.2004) Pcngaruh introduksi pcnangkapan ikan tcrhadap pcrtumbuhan biologi siok ikan mcnurut Fauzi (2004) dapat dilihat pa1b Gambar 2.1. dari Gambar tcrsebut kita dapat mclihru beberapa hal yang mcnyangkut dampak dari akrivitas penangkapan tcrhadap stok. Pertarna, pada saat tingkat upaya sebesar 1:1 dibcrlakukan. maka akan clipcrolch jumlah tangkapan scbesar h1 (garis vertikai). Ke111udin11. jika upaya dinaikkan sebesar E2. dimana
1::1 > 1::1. hasil tangkapan
akan rncningkat scbesar hi (h1 > hi). Namm1 kita lihat selaniutnya babwa. jib upaya tcrus dinaikkan. rnisalnya scbcsar E: (E, > Ei > F.1). akan tcrlihat bahwa untuk tingkat upaya dimana CJ> E2 ternyata tidak rnenghasilkan tangkapan yang Iebih besar, Garnbar 2.1. Pcngaruh Tangkap Terhadap St.ok (Biomas)
f(x)
h=q x E1
~E2
h- q x h_, 0 Suuiber :
ri.lut.i (~00-ll
-,
r.,
16
Dari Gamber 2.1. di atas kita dapat melihat bahwa cksplouasi sepcrti ini tidak efisien
secara ckonornis
karena
1iogkat produksi
yang lebih
scdikii
haru«
dilakukan dcngan upaya yang lebih bcsar. Industri perikanan rnenurut l lanwick dan Olewiller (1986) mcrupakan industri yang mcrnpunyat sejumlah
pcrmasalahan unik yang cukup menarik.
sepeni : I. lkan adalah rnakhluk hidup dcngan ciri biologi yang berbcda urnuk fungsi
produksinya, Orang dapat mcmpcnaaruhi. tctapi tidak dapat rncngontrol sccara kcseluruhan reprnduksi dan
pcrumbuhan
populasi ikan, Habitat
mercka yang ada di danau. sungai atau lautan dcngan area yang cukup luas tidak dapat disamakan dc1111ai1 dcngan komodiias pcnanian yang urmbuh di
1nno.h. Untuk mcmahami mdustn pcnkanan komersial, yang barus dikctahui adalah karakteristik ikan dan interaksinya dengan liugkungan sckitarnya. 2. bu penting tcmang kcpcmilikan bersama
(cm11111f>n
prc>1ier1y) dalam
mcnangkap ikun, Sumberdaya }ang terbuka untuk sernua oran~ (Open 11ccc~., ). Kctiadaan rcgulasi. sehingga siapapun be has mcngarnbil dengan
kemumpuannya
sehingga ccndcruug mcngekploitasi
sesuai
sehanyak-
banyaknya. \1i;iJ.. bersama dan kctcrbukaan bagi siepa saja pada sumbcrdaya
j;_an meruuuculkun
permasalahan
ckonorni.
sepeni
punahnya spesics ikan, keridakefisicnan pcoggunaan
kelebihan
tangkap,
faktor input. kecilnyu
llngkal pcngcmbattan dalam industri pcrikanan. Eksploiiasi pertumbuhan
akan beriangsung
dengan baik apabila
diiunjang
Jcugan
dan populasi ikan yang memadar. l>knurut Tietenberg ( 1988)
17
pertumbuhan populasi dapat dilihat pada Gambar 2.2. jarak antara (£ • S*) menunjttkkan meningkatnya
peningkatan
pertumbuhan populasi
sebagai
peningkatan populasi danjarak (S*-S) menunjukkan puncak peningkatan populasi yang menuju ke arah penurunan penumbuhan,
S adalah
keseimbangan alamiah.
Pengurangan stok dapat diakibatkan oleh kemarian atau migrasi
kcluar,
peningkatan stok dapat diakibatkan oleh kclahiran, pertumbuhan sisa stok ikan,
dan migrasi masuk, Gambar 2.2. Hubungan Amara Populasi Ikan dan Pertumbuhan Growth in Fish Stocks (tons)
G(S*J
..............
G(S0)
------------
··--.,,-~~
-·----j-----··· '
S* Sumber: Tictcnbergf 19x8)
S* dalam biology disebut populasi maximum sustainable yield atau uxuran populasi
pcrtumbuhan rnaksimum yang dapat dipanen, Menurut Harris (2000)
Pcnlngkarao penangkupan dapai dilakukan
antara tirik
S
sampai titik
S",
pcnurunan penangkapan terjadi pada titik S* sarnpai ~ apabila torus rncnerus dilakukau pcnangkapan rnaka akan terjadi kepunahan,
Maximum sustainable vield arau penangkapan maksirnum berkelanjutan adalah penangkapan
ikan dengan memperhatikan upay:; penangkapan dan total
18
cost (TCJ serta total revenue (TR). Seperti dituniukkan pada Gambar 2.3. Pada titik A mcnunjukkan keuntungan maksimurn yakni TR>TC. Pada puncak tirik B merupakau maksimum suistanable yield. yakni TR > TC dimana TR tepat d1 puncak, scdangkan pada titik C merupakan impas TR"' TC yang juga rnerupakan ritik open access. Gambar2.3.
Pcnangkapan Pcrikanan yang Efisien dan Berkclanjutan $
.. .· . ·
R(E°)
.·
A
c
..· .. · .·
Total Revenue (TR)
e•
0
E"'
E'(Open access)
Fishing Effort
Somber : Tierenberg ( 1988)
Apabila penangkapan ikan dilakukan tcrus menerus melewati titik C. maka akan mengakibatkun kerugian. Guns mcnghindari penangkapan melcbihi titik C maka mcnurut Harris (2000) pcrlu dilakukan kebijakan yang mernbatasi penangkapan ikan denzan cara mcmbcrikan pcrijinan penangkapan dan sistem kuota, 2.1.2. Penawara
11
dan Permintaan
Penuwar an dan pcrmimaan aclalah alat dasar yang kuat yang dapat ditcrapkan padu bcrbagai masalah ekoromi. Antara lain atlalah: I. Memahami
dan n.cramalkan hagaimana pcrubahan
mcmpcngaruhi harga pasar dan produksi,
kondisi
ekonorni
19
2. Mcoilai pengaruh pengendalian
harga, upah miniruurn, dukungan harga, dan
inscntif produksi,
3. Mcnilai pcnctapan pajak, subsidi, tarif dan kuota impor mempcngaruhi prod uscn dan konsumcn.
Mckanismc pasar dapat digambarkan melalui proses terjadinya permintaan dan
pcnawaran (Pindyck dan Rubinfcld, 2003). Pcnawaran suatu barang atau jasa menurut rnerupakan jumlah komoilitas yang ingin dijual pada hcrbagai ungkat harga di paser dalam jangka waktu tcrtcntu . Jumlah barang
begitu pulu scbaliknya.
1 lubungan antara harga dnn jumlah penawaran memperlihatkan bagalmana jumlah penawaran akan bcrgantung banyak ditawarkan apabila
hurga dari barung dan jasa. Barang akan
harganya tini.tf.\i,
yang dapat dinyaiakan
sebagai
bcrikut:
(..)s ~ ()~(I')..........................................................................................
\ 2)
Jumlah penawaran juga dipcngaruhi pada variabel-vai iabel lain, amara lain biaya
produksi.
bunga, dan 11p;1h. sena bahan baku.
Semakin
rcndah biaya
produksi akan mendorong pcrusahaan unruk rncmperhesar produksinya (Pindyck dan Rubinfeld,
2003). Menurut
Mullen
(2001) penemuan sumbcrdaya alam-
surnbcrdaya alam baru. pcngcmbangan tcknologi dan faktor harga juga akun mempcngaruhi pcnawaran. Permintaan adalah berbagai jumlah berbugai tingkar
burang clan jasa yang dirnima
brg:1 pada suaiu waktu tertentu.
Pertalian
pada
antara harga dan
20
pcrmintaan bcrhubungan ierbalik sehingga apabila barga naik maka permintaan
turun dan apabi la harga turun penninlaan akan naik. Hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang dirninta dapat dijdaska:J scbagai berikut : I. Jika harga barang naik, pendapaian konsumen yang tetap merupakan kcndala bagi konsurncn untuk melakukan pembelian yang lebih banyak.
2. Jika harga suatu barang neik, konsurnen akan mencari barang pengganti. Berkairan dengan hukurn permintaan di atas, rnaka kaitan antar barang dapai dikelompokkan mcniadi dua. yaitu barang komplementer (saling rnclengkapi) dan barang substitusi (saling. mengganti). (Joc.-sron dan Fathorrozi. 2003). Hubungan amara harga (PJ dan jumlah permimaan (Qd) dapat dinyatakan
sebagai suatu persamaan : Qd = Qd (P)
-
(3)
Jumlah barang yang bersedia dibeli oleh konsurueu juga bergaruung pada hal-hal
lain disarnping harga. seperti pendapaian (Pindyck and Rubinfcld, 200 I). Fakior-faktor yang mempcngaruhi penawaran komoditas pertanian adalah harga komoditas, harga komoditas lainnya isubslitusi dan komplemen). teknologi. pajak, subsidi olch pemerirnah. harga yang diharapkan pada masa yang akan
datang. keadaan alam dan barang imper. (Sicat dan Arndt. 1991 ). Kurva perminraan dan penawaran bergeser sepanjang waktu jika kondisi pasar berubah. Garnbar
:!.'!. menunjukkan pergeseran kurva permintaan
dan
pcnawaran kc kanan mcngakibarkan (dari 1'1 kc P~l harga sedikii lcbih rirrggi
dengun jurnlah yang jauh lebih besar (Cari Qi ke Q~). Pada urnurnnya perubahan
21
harga dan jumlah tcrgantung dari banyaknya pergeseran setiap kurva dan bentuk
dari kurva-kurva terscbut Gambar 2.4. Keseimbangan Baru Karena Pcrgeseran Pada Permintaan dan Pennwaran p '
.' '
.'
s '
.'
.:
S'
, ,
'
..
.. .. "
........... ;'~:· , ,'
,
, .;
. I
.. •
' '' ''
/ -. ''
-,
l)
D'
0 Sumbcr: Pindvck and Rubinfekl 12001 l
Pcrrnintaan terhadap beberapa barang bergeser menurut musim. karcna pcrubahan hargu harang yang sating
bcrkaitan.
atau hanya karena perubahan
selera.
Dcmikian pula. upah. biaya modal. dan harga bahan baku juga berubah dari waktu kc waktu. yang akan menggcser kurva penawaran (Pindyck and Rubinfcld. 2001). 2.1.J. Perdagangao Internasional P.:ruagangan
luar negeri adalah pcrdagangan antar ncgara yan~ memiliki
kcsatuun hukum dan kcdaulatan yang berbeda dengan kcsepakatan tertentu dan mcmenuhi kuidah-kaidah
i nternasiona I ( Purong.
baku ya;1g tclah ditentukan dan dapat diterima secara
'1(J(J1'1
22
Perdagangan intemasional merupakan suatu benruk dari perckonornian terbuka dan maiu, Menurut Boediono ( 1993) perdagangao internasional timbul karcna suatu negara dapat menghasilkan suatu produk tenentu yang lebih etisien
dibandingkan negara lainnya l lubungan ekonomi an tar negara menurut Partadiredja ( 1981) discbabkan olch perbedaan kckayaan sumberdaya alam berberuuk mineral. iklim. kckayaan laut, kcsuburan tanah, Perbedaan surnber alam rnembuat bcrbcds pula corak perckonornian tiap-tiap ncgara Schingga mcnirnbulkan saling membutuhkan basil produksi antar negara, selanjutnya saling rukar mcnukar dan jual beli produk scsuai dengan kebutuhan masing-masing uegara . Produk
pcrdagangan
negara-ncgara
berkcmbang
dcngan negara lainnya
banyak didominasi oleh barang-barang primer. seperti: hasil-hasil pcrtanian, rnakanan. minyak, bahan-bahan mineral. tekstil, dan lainnya.
Negara-negara
tersebu: masih mengutarnakan pcrdagangan dari sektor berbasis sumberdaya alarn atau keunggulan komparatif (Ray. 1998). lnteraksi pcrdagangan internasional dapal dilihat
mernperlihatkan
pada Garnbar 2.S yang
permintaan clan penawaran domestik produk tertenm. Pada
kcadaan tidak ada perdagangan imernasional. har-;ia keseimbangan akan scbcsar Pn dan kuantitas akan sebesar Q1>. Meskipun ini akan membuat transaksi yang sal ing
menguntungkan
antara
produsen
domestik
dan
pcrnbeli
pernbukaan perdagangan inlemasional menghasilkan banyak pilihan.
domcstik,
23
Gambar2.5. Proses Perdagangan lntcmasional Harg:i
LS
P,, E,
--------~----·--•
--·----------
fl IJ
Qi
o,
Vo
Kuantitas t>tr periode
Sumber: Nicholson (2000)
Jatuhny:i harga dari 1'1> kc p,. ini akan mcnycbahkan kuantiras yirng di111in1:1 mcningkat kc Qi. scmentara kuan:itas yang ditawarkan olch produsen domcstik akun jatuh sarnpai kc Q2. barang impor akan berjumlah QI - Q2. singkatnya apu yang
ditawarkan olch
produsen
domestik
pada harga intcmasiunal
akan
disediakan olch produscn asing. (\lichol~on. 2000) Harga yang terjadi di pasar intcrnasional mcrupakan harga keseimbangan yang tcrjadi antara pcnawaran dan permintaan. Perubahan yang lcrjadi dalam
produksi kornoditas akan mempcngaruhi penawaran, sedangkan perubahan dalam konsumsi akan rnernpcngaruhi permintaan. I'erdagangan
produk pcrtanian adalah bagian paling unik dari total
keseluruhan komoditas perdagangan.
lndustri pcrtanian dan produk pcnanian
mempunyai bebcrapa ciri karaktcriktik yang bcrbcda dcngan industri Iainnya. i>rudt1!.. pcrtauian
b1:rsil~•l tidal- uwct. llal ini mcnycbabkan
waktu rncrupakan
xalah saiu taktor ,·an;,: menemukan dalam perdaganean komoditas pcrtanian.
24
Produk pertaniau sangat rcsponsif dalam waktu pendck terhadap perubahan harga. Maksudnya gejolak harga di pasar dunia akan berdampak luas pada pendapatan pertanianI Koo and Kennedy, 2005).
2.1.4. f.ks11or Ekspor suatu barang dipengaruhi
oleh suatu penawaran
pcrminraan (demand). Dalam reori perdagangan intcrnasional
(supply) dan
disebutkan bahwa
faktor-Iakter yang mcmpengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi perminraan dan
sisi pcnawaran (Krugman dan Obstfeld, 1994). Menu rut Nopirin ( J 997) perdagangan luar ncgeri limbul karena adanya pcrbcdaan harga barang dibcrbagai negara. llarga ditentukan oleh biaya produksi,
yang terdiri dari upah, biaya modal, sewa tanah, biaya bahan mcntah scna clisicnsi
dalarn
proses produksi. Perbedaan harga juga dapat terjadi karena
pendapatan dan selcra. Pencntuan harga dunia dan jumlah
yang dipcrdagengknn dapat dibentuk
dengan mcnggunakan bautuan kurva peuninlaan untuk impor (import demand
c111·v1') dornestik dan kurva penawaran untuk ckspor ( export supply curve) asing. yang pada dasarnya dipcrolch dari kurva penawaran
Carn 11H~111pcr0lch
kurva pcrmintaan untuk impor domcstik dapat dilihat
padu Gambar 2.6. Pada harua
P1 konsumcn domcstik mcrninta sebanyak D1,
r_)
sedangkan penawaran domestik hanya S 1, schi ngga permintaan untuk imper domestik adalah D1 - S1. Apabila harga meningkat
mcnjadi 1'1 per111i11111an
kM1~11111cn domestik menjadi D2. produsen domesiik mcningkatkan penwarannya ke S2• schingga pcrmimaan untuk imper mcnjadi [)~ - S2• Olch karcua itu kurva pcrmintaan untuk imper bcrberuuk mcnurun dari kiri atas kc kanan hawah
(d111111111·ard-.1·/ oppi ng).
Gambar 2.6. Kurva Perrnintaan lrnpor Dorncstik p I
PA -·-··-·p'
P'
p
s
··············•······
-·---ii----.-················· ·1··.!. .!.' '' ' '' '
I
' ' ' '
,
'' '
'' '
'' ' '
t I
()
' '
\
[.~--' ''
''
'
'
""" ~-~-----' ''
0
D' 01
\~ '
a
0
' ''
MD
D'·S' D'-S'
Q
Sumbcr: Krugmun dun Obstfeld ( 1994)
Pada I',,. penawaran dan pcrmintaan domesiik sama besarnya. Posisi merupakan
keadaun lanpa f)t:rdagangan
inrerunsional,
ini
schingga pada harga PA
kurva permintaan untuk imper dorncstik memotong sumbu tegak, artinya tidak ada imper (Krugman dan Obstfeld .1994). Pcuibcntukan
kurva pcnawaran dari ekspor asmg
dapat dilihat
pada
Gum liar ?.. 7. l'adn harua P' produscn mcnawarkan scbanyak S * 1• sedangkan pcrmintaan diekspor
kcnsumcn asing hanya I)* 1. sehingga pcnawaran Y<•ng tcrsedia untuk adalah
s•' .
D•'.
pada harga 1'2 produsen asing
tneningkatkan
26
penawarannya menjadi S"'1, konsurnen asing rnenurunkan pcrmintaannya menjadi D*2, schingga penawaran untuk ekspor menjadi S*1
-
D*1 Kurva penawaran
untuk ekspor asing bcrbcnruk mcnaik dari kiri kc kanan atas (Upward sloping).
Apabila harga yang terjadi adalah PA• rnaka penawaran Gambar 2.7. Kurva Penawaran Ebpor Asing p
p
sI
,
p> _\
/
_
/:
:
pl ---~--' ' ' ''
XS
' ''
' --!--------------'
~--f---------------
! / \:
j
~ \j 0
0
Q
Q
Sumber : Krugman dan Obstfeld (1994)
dan permintaan akan sama dcngan tanpa perdagangan. schingga pada harga P""
kurva penawaran unruk ekspor asing memotong sumbu vertikal atau keadaan tidak ada ekspor (Krugman dan Obstfeld .1994).
Kcscirnbangan
harga dunia ccrjadi apabila
pcrmintuan
untuk imper
domesrik sama dengan penuwaran ckspor using. Pada ltarga dunia seperti tcrlihat
pada Garnbar 2.8. terjadi perpotongan antara kurva permintaan dorncstik dengan kurva penawaran ekspor asing. Pada titik terscbut pcrmintaan domestik dikurangi pcnawaran domestik
sama dcngan penawaran asing dikurangi permintaan using,
~ehingga permintaan sama dengan penawaran dunia
27
Gambar 2.8. Keseirnbangan Dunia p
XS
Pw
•••• ... ···-·-··
MD
Ow
Q
Sumber : Krugman dan Obstfeld (IQQ1)
Kcscirnbangan harga duniu akan mernbuat hargu baru. yaitu hurga di alas harga ncgara scbclum rnclakukan ekspor dan harga di bawah harga scbclum mclakukau imper (Krugman dan Obstfeld. 1994). 2.1.S. Nilai Tukar Nilai suatu koruuditi dalam pcr
mata Llllng yang sering digunakan sebagai alai pernbayaran dan
kesutuan hitung dalam transaksi ekonorni clan kcuangan intcrnasional biasanya mata uang yang nilainy~
rclatif stabi! dan kadung-kadang mcngalarni kcnaikan
uilai terhadap mata uani; loinnya. seperti: dollar Amerika Serikat. yen Jepang atau
poundstcrliug
lnggris.
Nilai tukar adalah
harga maia uang suatu ncgara yang
28
dinyatakan dalam mata uang negara lain. Perubahan nilai tukar adalah perubahan nisbah harga anrara uang suatu ncgara dcngan uang negara lainnya ( Lmdert and Kindleberger. 1983).
Sisrem
nilai
tukar aria dua, yaitu: sistern nilai tukai ietap dan
mengambang. Pala sisrem nilai tukar tetap bank scntral siap mcmcnuhi kebutuhan ukan rnata wing asing yang diperlukan. Sistern nilai rukar mengambang iidak terdapat campur Langan bank sentral. permintaan dan pcnawaran valuta asing diseimbangkan
melalui pergcrakan nilai tukar (Dornbusch and Fischer. 1994)
Pernerintah biasanya mcnetapkan nilai
tukar resmi yang bcrlchihan
terhadap mata uang domcsiik untuk mcndorong industri dalam ncgcri. Tujuun11y;1 untuk meningkatkan harga-harga produk ckspor
Dcngan menurunkan harga ckspor dalarn rnata uang asing akan mcningkatkan permiuiaan jumluh pe1 mintaan produk dornestik dari luar ncgeri (Todaro clan Smith. 2003)
2.1.6. Kebijakau 2.J.6.1. Pe11ge11i:111
Kebijakan Menurut Ealuu dan Prewitt adalah sebuah ketctapan berlaku yang dicirikan olch per ilaku yang konsistcn clan bcrulang. baik dari pcn1011at kcbijnkan rnaupun orang yang mcntuuti l'itrnuss
kebijaknn tcrscbut (Suharto.
daitun Suharto 1997 mcndefinisikan
1997 J.
kcbijakan scbagai prinsip-prinsip
~ang menuatur iindakau yaug diarahkun kepada tejuun-tujuau terteutu. Kebijakau.
29
rnenurut Titmuss, senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-oriented). Apsbila kebijakan diperuntukkan untuk mengatasi masalah-masalah dalam masyerakat maka mcnurut Jones (1984) kebijakan adalah keputusan pcmcrintah
untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Kebijakan terdiri lima komponen, yaitu: (I) goal atau tujuan yang diharapkan; (Z)plans atau rencana yang detil untuk mencapai dilakukan;
( 4)
decision atau
tujuan; (3) program, yaitu usaha yang
kepatusan,
yairu tindakan-tindakao
untuk
mcn.,ntalcan tujua.n. perencanaan, pclaksanaan dan evaluasi; clan (5) efek, yaitu akibat atau dampak dari program yang dijalanlcan. (Jones, I 9R4)
2. t.6.2. Aaali&is Kebljal
Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuar; tentang dan proses pembuatan kebijakan, Dalam menciptakan pengetahuan tcntang prose'! pembuatan
kehijakan.
anali~s kehijakan rneneliti sebab, akibat, dan kinerja
kebijakan dan program publik. Efelctivitas pembuatan kebijakan tergantung pada
ekses terhadap ketersedian pengetahuan yang ada dan komunikasi (Lasswell dalam Dunn 1994). Analisa kebijakan menurut Dunn (1994) edalah sebuah disiplin ilmu tcrapan yang menggunakan berbagai metode pcnclitian menghasilkan kebijakan,
dan
memindahkan
dan argumen untuk
informasi y<:ng ada hubungannya
dengan
sehingga dapat dimanfaaikan pada tingkat politik. dalarn rangka
mcmccahkan
berbagai
rnasatah kebijacan.
Sl:hagai
ilrnu
sosial
terapan.
30
pendekatan yang dipakai dalarn rnenyusun sebuah kebijakan adalah bersifat empiris, evaluatif dan normatif Mctodologi analisis kebijakan diambii dari bcrbagai disiplin ihnu dan mcmadukannya. sepcrti: politik, sosiologi. psikologi, ekonomi dan Iilsafat. Analisis kebijakan yang bcrsifai dcskriptit'diambit dari ilmu-ilrnu tradisional yanl! mencari sebab clan akibar kebijakan-kebijakan
publik.
Analisis
kebijakan juga
bcrsi fat normatif yang bertujuan rnenciptakan dan melakukan
kritik terhadap
klairn pengerahuan lenti1ne nilai kehijakan puhlik uniuk generasi masa lalu. rnasa
sekarang, dan rnasa yang akan datang. Mctodolog] analisis kcbijakan bcrtujuan mcnciptakan, rncnilai
sccara kritis, dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang
scsuai dcngan kcbijakan, Metodologi unulisis kebijukun rnenggabungkan prosedur dalam pemecahan rnusalah. yaitu: d~/inlsi (pcrumusan
(perarnulan). preskrip«! (rekomendasi),
lirna
masalah}, predi.~si
dc.tkrl{MI (pcmantauan)
dan evaluasi
(Dunn, 1994).
Amt! isis kebijukun rnerupakun uwal dari upaya 111cm perbaiki proses pernbuatan kcbiiakan. Inforrnasi kebijakan sebelum sampai pada pcngguna harus
dibuut dulu ke dalam hentuk dokumen dan dikomunikasikan
dularn berbagai cara
Proses komunikasi kcbijakan rncmpunyai empe: tahap. yaitu: analisis kebijakan, pcngcmbangan materi a1a11 isi, pcngkunumikasian
interaktif, dan pcmanfaatan
pengetahuan (Dunn. 1994).
2.1.6.3. Kebijakan l'crikanan Nasional 2. 1.6.3.1. Wilayah Pcnangkapan tkan Pcrairun Indonesia
cksklusif dengan
Wtal
yang terdiri dari perairan teritorial dan zona ckonomi
luas sckitar 5.8
.i111a
km7. Guna mcnjaga kelesiarian
31
surnber.laya
alam yang terkandung di dalamnya maka pemerintah mcmbuat
kebijakan untuk melindungi sumberdaya alam tcrsebut, Undang-Undana
No.5
tahun 198'.l temang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE) bermjuan untuk mcningkarkan kesejahteraan bangsa melalui pemanfaatan sumberdaya alam di
zona ckonorni eksklusif Indonesia. Tindak lanjut dari Undang Undang No.5 adalah Pcraruran Pemerintah No. 15 tahun 1984 tentang Pengclolaan Sumbcrdaya Alam l layati di Zona Ekonomi EksklusifIndonesia. Peramran Pemerinlah No. 15 mengatur tentang pcmanfaatan sumberdaya perikanan di zona ekonomi eksklusif Indonesia dan tata earn unruk memanfaatkannya. Sumberdaya pcrikanan di ZEEI perlu dijaga sehingga pemerintah rnclalui Mentcri Pertanian mengcluarkan Kepmen l\o. 417/Kpts/IK.250!6/1988 tcntang Pcngcndalian
Pemanfaatan Sumbcrdaya Ikan di ZEE!.
Pertanian ini mcnitikberatkan rnemberikan
kesempatan
Keputusan
Menteri
pada kclcstarian surnberdaya ikan di ZEEJ dan bagi
perusahaan
perikanan
Indonesia
untuk
meningkarkan ckspor selain itu juga rnengatur alat tangkap yang digunakan. Pengaruran wilayah penaagkapan ikan dilakuk.an oleh pemerintah melalui Keputusan Mcntcri Pertaniar; No, 392/Kpt..,'IK.120!4i99 tentang Jalur-Jalur Penangkapan lkan. Kcpmen ini rncrupakan amanat dari Undang-Undang
No.9
tahun 1 yg5 ternang Perikanan khususnya pasal empat. Pemerintah mernbagi jalur pcnangkapan menjadi tiga. Jalur pcnangkapan l mcliputi perairan panrai sampai dengan cnam mil ke arah lanr. jalur penangkapan II berada 6 - 12 mil kc arah
laut. sedangkan :alur penangkapan lfl berada 12 mil sampai wilayah ZEl'L Kapal penangkap ikan using hanya boleh di jalur pcnangkapan IH.
")
J-
Pemanfaatan dan pengelolaan surnberdaya ikan perlu dilakukan sccara optimal dan bcrtanggung jawab, maka dilakukan pengaturan dan penctapan potensi sumberdaya ikan dan jumlah tangkapsn yang diperbolehkan .. Kepumsan menteri Pertanian No. 995iKpts/lK.210/9/99 teniang Porensi Surnberdaya lkan dan .Jumlah Tangkapan yang diperbolchkan di Wilayab Perikanan Republik Indonesia. Keputusan ini mernbagi wilayah penagkapan Indonesia menjadi sernbilan wilayah, meliputi :
Perairan
Selat Malaka.. Perairan Laut Natuna dan
Laut Cina Sclatan, Pcrairan Laut Jawa dan Selat Sunda, Perairan Laut Flores dan Sclat Makasar, Perairan Laut Banda. Perairan Laut Maluku dan sekitarnya, Pcrairan Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik. Perairan Laut Arafura dan Perairan Samudera Hindia. Pcngendalian
pengawHsfin
dilakukan dengan membenluk
Forum Koordinasi Pcngclolean clan Pemanfaatan Sumberdaya lkan.(FK.PPS). 2.1.6.3.2. Kapal Penangkapan lkan 'Undang-Undang
No.9 tahun 1985 tcntang Perikanan yang diperbaruhi
menjadi Lndang-Undang No.3 I tahun 2004. Guna rnenjalankan amanah Undang-
Undang tersebut maka pemerintah mcmbuat Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1990 tcntang Usaha Perikanan yang dipcrbaharui rnenjadi Peraturan Pernerintah No. 46 tahun I 993 dan terakhir berubah mclalui Peraturan Pernerintah No. J 4 l tahun 2000. Peraturan Pemcrintah teruang usaha pcrikanan mengaiur mengenai
usaha perikanan.
perusahaau pcrikanan, ijin usaha pcrikanan. persetujuan
pcnggunaan kapal asing, kapal pcrikauan, surat pcnang.kapan ikan . surat izin penangkapan ikan.
33
Teknis pelaksanaan penggunaan kapal penangkapan ikan tertuang dalarn Keputusan Menter! Pcrtanian
No. 816iKpts/lK.120/T
1/90 tentang Penggunaan
Kapal Perikanan Berbendcra Asing cicngan Cara Sewa untuk Menangkap lkan di ZEEI. Kepmen ini mengatur penggunaan kapal berbendera asing oleh perusahaan
perikanan Indonesia di Z£EI. Kapa! diharuskan ruenggunakan anak buah kapal Indonesia, alat tangkap yang dipakai adalah long line. pole and line, purse seine, gill net dan alat pancing lainnya. Perusahaan perikanan yang mcnggunakan kapal asing juga harus rnembayar pungutan perikanan. Pada tahun 1996 Mcntcri Pertanian mengeluarkan Surat Kcputusan No. 508/Kpts/PL.810/7/96 tenrang Pengadaan Kapal Pcrikanan dan Penghapusan Sistern Sowa Kapal Hcrbendera Asing,
Pcngadaan kapal perikanan dalam
Keprnen tersebut diutamakan hasil produksi galangan kapal dalam ncgcri. Kapa! perikanan berbendera axing dcngan cara scwa mulai tidak diperbolehkan. tetapi
perusahaan perikanan nasional dapat rnenggunakan kapal asing dcngan status usaha patungan , kapal asing tersebut dianggap scbagai penyertaan modal asing. pada tahun yang sama Menteri Pertanian rncngcluarkan Surat Keputusan No.
957/Kpts/rK.120/12/96 tcntang Pcnggunaan Kapal Perikanan Berbcndcra .Asing Dcngan Cara Scwa Untuk Menangkap Ikan di ZEEI. Kcputusan ini mengatur
teknis kapal asing yang boleh di scwa oleh perusahaan perikanan Indonesia. diantaranya perusahaan perikanan harus mcrnpunyai kapal pcrikanao berbendera Indonesia
minimal dua huah. mernpunyai usaha pendinginan. mempunyai usana
pcngalengan ikan, rnernpuuyai
galangan kapal, dan pabrik es. {imur kapal iknn
impor bckas maksimal I 0 tahun clan bcrkomruksi baja.
34
Kebijakan tentang pemberian ijin imper kapal ikan dikeluarkan Menteri Pertanian melalu surat kepurusan No. 60/Kpts/lK.12012197.
Kepurusan ini
ruemberikan ijin imper kapal perikanan dan pengangkut ikan kepada beberapa pcrusahaan perikanan, Keputusan Menteri Pertanian No.94 l/Kpts/PL.810/10/97 rentang perubahan keputusan Menteri Penanian _ o. 508/Kpts!PL.81017/96
tcntang Pcngadaan Kapa) Pcrikanan dan Penghapusan Sistem Sewa Kapa! Berbendera Asing, Kcputusan ini merubah pasal 4 sehingga menjadi imper kapal ikan hams mendapat pcrsetujuan Menteri Pertanian dan pasal 6 sehingga berubah menjadi kapal ikan impor maksirnal berumur 15 tahun, Pada tahun 1999 surat kcputusan
Menteri Penanian No.3911Kpls!PL810/4199 tentang perubahan
kcpurusan Menteri Penanian No. 5U8!Kptsfl'L.810n/96. Perubahan terjadi pada kapal long line. kapal perikanan dengan alat long line dapat berkomruksi
fiber
glass dan berukuran 60 GT. Pengaturan teknis perijinan penangkapan ikan di arur melalui kcputusan
Menter] Kelautan dan Perikanan nomor KF.P.47tMEN!2001
tentang Format
Pcrizinan Usaha Penangkapan Ikan. Penggunaan kapal perikanan yang rnclakukan penangkapan ikan di ZEEI iuga menjadi pcrharian pcmcrintah melalui keputusan
Mentcri Kclautan dan Perikunan Nomor KEP .60/ME~U200 I tentang Penataan Penggunaan
Kapal Perikanan di Zora Ekonomi F.ksklusif Indonesia. Penaiaan
penggunaan kapal
yang beroperasi di ZEH. bisa dilakukan dengan usaha
parungan. bcli angsur dan Iisensi. Pcrijinanan usaha ri.·rikanan di atur dalarn keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. IO!MEN/2003 tentang Perijinan Usaba Pcnangkapan lkan. Jonis usaha penangkapan ikan rneliput: ijin
35
usaha perikanan (!UP) bidang penagkapan ikan, surat penangkapan ikan (SPI). surat ijin kapal pengangkut ikan (SJKP!). 2.1.6.3.3.
Pengelolaan Mutu Hasil Perikanan
Komoditas ekspor harus memenuhi standarisasi produk, sehingga akan rnampu bcrsaing dengan baik, Pemerintah rnelalui Menteri Pertanian pada tahun J 989 rnernbuat keputusan Menteri Pertanian No. 350/Kpt~/rP.SJ0/5/J 989 tentang
Pcncrapan Standar Mutu Hasil Pertanian. Keputusan ini menetapkan standar rnutu 13 produk pertanian, yaitu: Kernasan Kuri. gerbong angkutan kuri di darat. ikan
tuna segar untuk sashiuu. surirui bcku. sirip cucut kering, filet kakap beku. biji pala dcngan batok, biji pala tanpa batok. fuli pala, biji pala muda, kapas berbiji. bahan olah karer, dan panili. Keputusan Mcntcri Pertanian
No. 41/Kj)ts/lK.2 I 0/2/1998 tensang Sistcm
Manajcmen Muru Terpadu llasil Perikanan. Keputusan ini menerapkan mutu basil perikanan berdasarkan konsep Hazard Analysis Criticoi Contro Poi111 (J:-1/\CCP). Pada tahuu 2002 melalui Keputusan
Mentcri Kclautan dan Perikanan No.
KEP.Ol/ML:Ni2002 membuat kebijakan rnutu hasil perikanan dengan mengacu pada konscp Hazard Analysis Critical Co111ru Point (HACCP) yang rnerupakan
suatu konsepsi manajemcn mutu yang diterapkan untuk mcmberikan jarninan mutu dari produk yang diolah di unit pengolahan. Tahun 2007 pemerintah meneiapkan Keputusan Mentcri Kelauran dan Perikanan No. K.EP.01/MEK/2007 tcntang Pcrsyanuan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Pcrikanan Pada l'rO$QS Produksi. Pcngolahan dan Distribusi,
36
2.1. 7 Perikanan Tuna Indonesia 2.1.7.l. Potensi dan Pemanfsatan Tuna Pcrikanan tuna merupakan salah satu komoditas andalan ekspor perikanan Indonesia. Ekspor produk pcrikanan Indonesia menurut Duruairy (1996) didorninasi oleh: udang, tuna dan rumput lam. Bahkan untuk udang nilai ckspornya mengungguli komoditas perraaian lainnya seperti kopi dan karet. Nilai devisa dari ekspor rum menempali posisi kedua sctclah komoditas udang dalam oerdagangan produk penkanan. Pcrrnintaan komoditas tuna di pasar intemasional semakin lama sernakin meningkat, Namun peningkaian perminraan ridak diimbangi dcngan siok atau persediaan dari runa di pcrairan Indonesia maupun internasional. stok perikanan tuna dunia sudah mulai berkurang. Sumberdaya ikan pclagis besar, sepeni: tuna. ikan marlin. dan lain· lainnya, di wilayah perairan Indonesia di bagi dalarn sembilan wilayah pcnangkapan dengan potensinya dipcrkirakan sebesar 1.165.360 ten. seperri terl i hat pada Tabel 2. I. Produksinya sekitar 736.170 ton/tanun. Tabel 2.1 Potensi. Produksi dan Tingkai l'emanfaatan Sumberdaya Tuan Pclagis Beser di Masing-masing Wilayah Pengelolaan Perikanan Witayah Selat Malaka Laut Cina Selatan Laut Jawa Sela! Makasar dan Laut Flores Laut Banda Laut Seram can Teluk Tommi Laul Suletwesi dan Samudera Pas fik Laut Arafura Sarnudera Hindia
Potensi (10' ton I tahun) 27.67
65.08 55.00 193,60 104,12 106.57 175.26
5086 38626
1,165,36 Peraira n lnd-"o'-'n-'-es"'i""a _ Srmber. D~pancn1cn Kclautan da:1 Pe1ikanan (2U0c,)
Produ ksi
(10' to nl tahu n) 35.2 7 35.1 6 137.8 2 85.1 0 29,1 0 37,d f; 1534 3 34.;, &
i882 a 736,1 7
Pemantaatan >100 53.21 >100
43.es 27.95 35.17 87,54 57,93
48.74 63,17
-
37
Tingkat pernanfaarannya kurang lebih sekitar 63.17 persen, berarti masih ada sekuar 36.39 persen yang belum dimantaatkan, Maka diperlukan pengelolaan yang baik dan bertanggungjawab untuk mengeksploitasinya. Kondisi kritis pemanfaaiannya yaitu Selat Malaka dan Laut Jawa. karena sudah over ekspioitosi. lkan tuna dari ukurannya dibecakan menjadi tuna besar dan tuna kecil, Tuna besar tcrdiri Madidihang iThunnus Allmwre~). Mata bcsar iThunnus o/1e.rn.1), Albakora
(11111t1ml.) u/u/1mga). Sirip biru (1h11nn11.,· mucoyiiv; dan
Tongkol abu abu iThunnus tonggof). Tuna kecil terdiri: Cakalang (Ka1.,·1111·m111s
pelannsv; Tongkol (Enthynnus oj)inis). Tongkol (E111hynnur alleraiusi. Lisong (A1~ri,· mchd), Sdi.:11g~cng (Si:umber Au.,tru/a.,irns).
iongkul gigi
ai1,1111g
(<1ymno.iarda Unicolor). Ikan Tuna tergolong jenis Scombrid yang sangat aktif dun umumnya
mcnyebar di pcrairan yang cscanik
sampai ke perairan dckai
pantai. Kondisi perairan berpcngaruh pada pcrgerakan tuna. Wilayah peruiran Indonesia yang tcrlctak di antara Samudera llindia dan Samudera Pasilik, Schingga membuat wilayah pcrairan Indonesia kaya akan makanan dan lingkungan yang potcnsial bagi kehidupan Iuna. (\ilcrta. 1992). Produksi
jcni~ Tuna Indonesia scpcrti
tedihat dalam Tabcl 2.2
mcmperlihatkan Iluktuasi volume tangkapan dari tahun 1999 sampai tahun 2004. Tahun
7.00 I sarnpai tahun 2()()3 volume tangkapan cenderung menurun jika
dibandingkan
deugan volume tangkapan tahun 2000 seoesar 656.24 l ton. Pada
tahun 200-l
volume
siguilika11
penungkapan
Tuna mcngalami
kcnaikan
ya:i~ cukup
jika dibandiugkan dcngan tahun sebelamnya. )
38
Tabel 2.2
Produksi Jenis !kan Tuna di Indonesia Tahun 1999- 2004 TAHU~(Too) l
J[NIS IKAN
1999
2000
2001
1002
Setuhuk hitam
...
...
...
Seruhuk biru Serunuk lorcng Sw•ng_~l/Mata besar
...
... ...
.. .
...
J.537
...
. ..
...
.. .
6.203
5.34<1
9.591
... ...
...
...
2 13.075
136,111 250,522 244,847 236,175
233,051 214,on
Tongkot krai
...
Slengseng T ongkol korno
...
Albakora Madidihang Turn sirip binu sclatan Funa mata bcsar
Tongkol abu-abu Total Sumbcr: Departemen
Kenaikan
2004
... .
... 4,0182
Cakalang
2003
...
...
136.474
163,241
... ...
... ... ...
...
... ... 153.110
..
...
...
622.414 656.Z41 605.582 Kelautan dan Perrkanan 12006)
..
I.I SO
. 266,955
10.743 .. . ... 267.339
133.000
203,102
208,626
:33.3 I~
. .. 143.439
151,9~6
..
...
.. .
...
. .. . ..
... I
...
62S,087
638,634
69.947
214
29.135 94,904
665 5].292
107.438
736.678
volume tangkapan disebabkan oleh berkurangnya tangkapan dunia,
karcna potcnsi tangkapan runa di wilayah perairan dunia lainnya rnulai mcnurun. schingga untuk mengimbangi permintaan pasar dunia. maka potcnsi yang masih ada di perairan Indonesia dioplimalkan.(FA0,2004) Produksi
pcrikanan
tuna dunia menurut F AO (2004)
menunjukkan
kcccndcrungan kcnaikan yang cukup signifikan. Total tangkapan ikan tuna dunia
pada rahun 400.000 ton pada tahun 19.50 mcningkai menjadi sekitar 4 juta Ion pada tahun
1999. Tingkat penangkapan
di Laut /\tlantik lcbih lambat jika
dibandingkan
dcngan samudrs lain. dan Laut Hindia sudah rnelewati tangkapan
Laut Atlantik scjak 1989. Pcnangkapan
ikan tuna di perairan Indonesia, menggunukan beberupa
jcnis alat rangkap. scpcrti: long line. pukat cincin. tonda. gill net hanyut dan payang. disarnping iru rerdapat juga ala! tangkap pancirg ulcr (hondline). Long
39
line digunakan untuk menangkap ikan tuna besar. Menurut FAO (2004) alar tanglrnp ikan tum yang sebagian besar digunakan sccara imernasional yairu purse
seine yang paling banyak dipakai, long line. dan banboat, Pcrkembangan aim tangkap tersebui cenderung naik terapi tidak begitu drastis, jika dibandingkan
dcngan alai tangkap lainnya. sepeni: trolling. gill net dan hand line. Banyak jcnis alat tengkap yang digunakan untuk rnenangkap ikan tuna. Pcrkcmbangan jumlah ula1 tangkap scpcni terlihat pada Tabel 2.3 cenderung mcningkat
dari tahun kc tahun. Jaring insang hanyut dan pancing tonda
mcnunjukkan pcningkatan yang cukup signifikan, Jaring insang hanyui pada tahun 1999 berjumlah 91.242 unit pada tahun 2004 bertarnbah menjadi 131. 708 unit. scdangkan pancing tonda pada tahun 1999 bcrjumlah 57.498 unit mcniadi 93.523 unit pada tahun 2004. Kcnaikan jumlah alat tangkap juga bcrhubungan dengan jurnlah pcnangkap ikan. Tabcl 2.3 Jenis Alat Tangkap lkan Golongan Tuna 1999-2004 JE1'1SALAT J't::'IAN(;l(At' IKAN
1>uk11t Cincin Jarinu insanu hanvut
-
Ruwai Luna Huhan-
Pancinz tonda -Pancing ulur Total
T:1b1m 1999
9.924 91.242 1.844 1.569
57,498
... 162.077
2000 10.s.ii2 88.317 2.8?0
2()()1
2002
13.485 96.135 3.821
13.213 87.623 2.264
2003 15,685 136.324
I.SK I
1.95 I
2.092
60.160
66.364
53.748
2,512 66.255
...
...
...
. ..
163.470
181.756
158.940
227323
G.547
200~ !J,714 t 31.708 S.656
5.032 93.5'.!J
JJ,018 282.651
Surnber : Departemen Kelautan dan Perikanan (2006)
Kcnaikan jumlah alat tangkap ikan tuna mempcrlihaikan tclah terjadi peningkaian usahu untuk rncngcksploitasi komoditas tcrscbut. Armada penungkupan ikan di ludoncsia dalam Fabel 2.4 mempcrlihatkan perahu ranpa motor masih mcndeminasi armada periakanan Indonesia. yaitu
40
berjumlah 256.830 unu pada tahun 2004. armada tanpa motor ini biasanya beroperasi di pinggiran pantai. Ikan tuna berukuran besar berada di daerah zone
ekonomi eksklusif biasanya ditangkap dengan menggunakan kapal penangkapan di atas 30 UT. Kapa! bermotor di atas 30 GT
dari segi jumlah cenderuug
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Penangkapan ikan tuna biasanya dilakukan di zone eksklusif'yang jaraknya 200 mil dari pantai. selain kapal 30 GT juga kapal bertonase besar lainnya Total jumlah kapal di alas 50 GT mengalarni
kenaikan pada tahun 1999 berjumlah 2005 kapal berkembang menjadi 3518 kapal pada tahun 2004. perkcmbangan ini menunjukkan peningkatan cksploitasi sumbcrdaya perikanan di perairan Indonesia maupun di pcrairan zone ekcnomi
cksklusif Tabet. 2.4 Jumlah Pcrahu/Kapal Pcrikanan l.a111 Menurur Kategori dan Ukuran Kapa) 1999 2004 Tahun KATEGORI DAN UKURAN KAPAUPERAHU Jumlah Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor <5 GT Ukuran 5-10 GT Kapa! motor 10-20 GT 2J-30 GT 3:).50 GT GT '00-200 GT >200 CT
I
sc-oo
1999 '---
455,930 241,517 124,043 90,370 57.768 18.650 6,792 3,439 1.516 1.038 756 211
2000
2001
2002
2003
2004
449.558 230,867 121,022 97,669 65.897 19.460 5,599 2,974 1.543 1.129 741
468.521 241,714 120,054 106,753 70,9:75 22,641 6,006 3,008 781 1,602 1.295 495
460,298 219,079 130,185 111,034 74.292 20,208 5.866 3.382 2.685 2,430 1,612
528,717 250,469 158,411 119,837 79.218
24.356
549, 100 256,830 165.337 126,933 90, 148 22,917
5,764
5}152
3, 131 2.338 2.698 1,731
559
599
3,598 800 1,740 1,342 436
-
32E
Sumber : Departcmcn Kctautan dan Perikanan (2006!
Semakin bcsar ionase kapal rnaka daya jelsjah dan kapasitas angkui muaian ikannya akan lebib besar. Jen is ikan tuna kccil seperti tongkol biasanya di tangkap
41
di sekitar pcrairan dekat pantai, sehingga untuk melaku.kan penangkapannya cukup menggunakan kapal motor dcngan mcnggunakan mesi n yang benonasc
kecil. Sifat suruberdaya pcrikanan yang dapal diakscs siapa saja dan rnilik bersama mennrut Clark dan Munro (1980) maka dalam pcmodclan ekonominya harus mcmperhatikan scktor
pennasa!ahan dalarn pcugclolaan pcnangkapan ikan dan
pcngolahan basil
dari tangkapan ikannya.
pengoluhun secara sistcm sating bcrhubungan
Sektor penungkapan
Jan
satu dengan lainnya, sehingga
penanganann ya perlu secara tcrintegrasi,
Komoditas
pcrikanan
perdagangan imernasional setelah itu groundfish
yang paling
banyak diperjualbelikan
unruk
yaitu udang dengan pangsa pasar sckitar 16 persen. 15 persen dan kernudian
kescluruhan komoditas yang diperdagangkan.
ikan Luria 9 persen dari
lkan tuna diperdagangkan dalam
bcrbagai benruk, sepeni bcku, scgar dan kalcng. Ncgare-negara yang rnelakukau pcnangkapan ikan dalam jumlah yang cukup hesar yaitu: Jepang, Taiwan, ludonesia, Philipina. Korea Selatan. dan Spanyol. Tabel 2.5 mernperlihatkan nilai total ekspor komoditas perikanan lainnya dihandingkan dcngan rrilai total ekspor tuna dunia.
Tabel 2.5 Nilai Total Ekspor Komoditas Pcrikanan dan Nilai Ekspor Tuna Dunia 1987
1991
1.995
1999
2004
Total Ekspnr (HIOO million IJS S)
27.9
38.7
5 l.7
53.1
71.5
Ekspor Tuna (tO(H) million US SJ
I ',o
2,9
4,2
4.8
6.1
.
Sumber: (1fohe!1~h (2006)
42
Tabet 2.5. mcnunjukkan total ekspor komoditas perikanan mengalami kenaikan lebih dari 2 kali Ii pat jika dibandingkan antara nilai tahun 1987 dcngan 2004. nilai ekspor tuna sendiri menunjukkan kenaikan 3 kali lipat dibandingkan nilai tahun 1987
dengan tahun 2004.
menunjukkan
nilai ekspor komodiias perikanan
meningkatnya
bahwa permintaan
kornoditas tuna yang selalu berkembang dari
tahun kc rahun. (Josupcii. 2006) Ekspor
kornoditas
mcmpcrlihatkan
kelompok
tuna Indonesia
fluktuasi. Tabel 2.6 menunjukkan
ke
berbagai negara
kcnaikan dan penurunan
volume ckspor tuna kc berbagai ncgara. tcwpi jiko dibandingkan dcngan tahun 1999 volume ekspor tuna ke berbagai ncgara cenderung naik.
l'ahcl 2.6. Volume Ekspor Tuna!Cakalang/fongl.ol Mcnurut tNcu;sra T uiuan . Ek · soor. 1999 - 2004 TAHIJN (Ton}
NJ::GARA TU.JUAN .JUMLAH Japan
C.S.A Singapore Philippines IJnited Kingdom
R.F. Germany Netherlands Jordan Egypt
Thaila nd South Korea Saudi Ambia
Spain Chirl(I Taiwan
-
-
Nccara l.aimya
1999
2000
90,58:2 41.JJO 14.267 7,945 6.424 3,685 2.236 2.230 1.884 1.760 1.316 1.280 1.174 613
92,958 J4,514 17.651 10.463 3,129 ).224 1.680
J69
362
---)22
<88 4.399
3.747
2.456
1.909 4.845 1.792
909 2.994 183
2001
2002
2003
84,205 35,221 14.650 9.897 62:! 2.901 1.687 1.518 1.846 4.879 5.7-15 4I0 1.174
92,797 41.149 14,134 4.752
117,1192 34.173 20.345 5.799
Surnbcr: Dcpartcrncn Kclautan dan Pcrik.Jnan(2~16)
88 120 14? 3.009
I
2004
917
2.545
94,221 J4,715 19.270 6,320 2.845
3.174 2.026 1.735 1.543
4.562
3.799
2,887
4.524 2.435
5.733
3.696 1.781 1.551 488 4.245
467 - 5.-112
2.499 1,509 5.712 3.501 2.056 1.448
393 10,447 12.095_,_ 7,124
2,308 5.270
1.288 1.206 1.588 140 1.832
2.58~ 4175
43
Negara tujuan ekspor utama kornoditas tuna adalah Jepang, USA, Philipina, dan. United Kingdom. Jepang rnerupakan pasar utama tujuan ekspor tuna Indonesia.
sehingga dinamika pasar tuna di Jcpang akan berpengaruh secara signifikan terhadap pernasukan devisa Indonesia dari ekspor kornoditas tuna food Agriculture Organization (L·AO) memperkirakan hingga 2010. dunia
rnasih kckurangan suplai ikan doa juta ton per tahun dan
tren
permintaan ikan
selalu rneningkat dari tahun kc lahun. Sarnpai tahun 2004 nilai perdagangan ikan
dunia tercatat sebesar US$ 12 milyar dan pangsa Indonesia terhadap perdagangan dunia ini hanya mencapai sebesar 2,3% atau sebesar USS J.69 milyar, Dari VS$ 72 milyar nilai perdagangan ikan dunia rersebut, sebesar 8, 7% berasal dari komoditas tuna (F AO. 2007)
2.1.8. Hasil Penelitian Sebelurnnya 2.1.8.1. Penelitian Munir (1997) 'I'ujuan penelitian adalah mcngetahui profil industri dan usaha perikanan tuna dan cakalang di Indonesia dan Iaktor-faktor yang rnempengaruhi ekspor ikan
tuna dan cakalang Indonesia ke pasar Jepang, Peuelitian ini menggunakan data runtut waktu {lime series) dari tahun 1975 sampai tahun 1995 unruk jurnlah ekspor tuna Jan cakalang segar dan beku Indonesia ke Jcpang, produksi tuna dan cakalang
Indonesia.
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Harga
domcstik tuna dun cakalang beku Indonesia. harga daging sapi (barang subsritusi dalam ncgcri). (i 1)1' Indonesia.
harga tuna Jan cakalang Indonesia ke Jepang.
harga Tuna dan cakulang di pasar intcrnasional.
Taiwan. dan pcndaparan nasional (CiDP) Jepang.
jumlah tuna dan cakalang
44
Model penelitian ini menggunakan model persarnaan simultan untuk penawaran ekspor ikan tuna dan cakalang beku dari Indonesia kc Jcpang dan menggunakan persamaan tunggal untuk ckspor ikan tuna segar dari Indonesia ke Jepang, dan pendugaan menggunakan three stage least square ('.> SLS). Model persarnaan simulrannya untuk penawaran ekspor ikan tuna dan cakalang bcku dari lndonesia ke Jcpang adalah : Ln XB, =a, +
b1
ln Q, + b2 ln Da, + h3 In PXJ, + h, ln PX,+ b, In Er,+ b, ln PXr,
+ bi ln X81.1
-
b~ In X,TS, -'- b, In YJ, + e,
Dl rnana :
XR,
= Jurnlah ekspor ikan tuna dan cakalang beku
Indonesia ke Jepang
dalam ton/tahun
Q,
= Jumlah
produksi ikau tuna dan cakalang beku Indonesia dalam
ton/tah.m
DA,
=
Jumlah dorncstik absorption ikan tuna dan cakalang beku dalarn ton/tahun
PXl,
=
Harga ckspor ikan Lima
dalam US$/ton PX,
=
Harga ekspor (FOB) ikan Luna dan cakalang beku Indonesia ke Jcpang lJS$itoa
ER, XB,.
Nilai iukar mata uang rupiah tcrhadap USS -
Jurnluh ekspor tuna dun cakalang beku Indonesia ke pasar Jepang dalam ton/tahun pada tahun 1- I
XTS1
-
Jumlah ekspor tuna segar Indonesia kc Jepang dalam ton!tahun
45
YJ,
=
Pendapatan nasional (GDP) jepang menurut harga konstan dalam saruan JOO rnilyar yen/tahun
a
=
iruersep
b
=
Koefisien regresi
c
=
Error t.:r111
Persamaan domestic absorption runa dan cakalang bcku LnD/\1 = a2 + b1ulnPD. + bi:lnY, - b12lnXB1 + b13lnPDS1 + e, di mana DA,
-
PD,
= f lar11a domcstik tuna dan cakatang bcku lnsoncsia dalam rupiah/ton
Y, X8,
Jumlah domestic absorption tuna dan cakalang beku dalarn ton/tahun
Gl1P lnc!nnesin rnennrnt hnrga konstan d11l11m milyar rupaih/iahun =
.lumluh ekspor tuna dan cakalang bcku Indonesia kc Jcpang dalarn ton/tahun
Pcrsarnaan tunggal ekspor ikan
111na
l.n XTS, ~ a3 + bi.lnPX, + b1slnPX
segar Indonesia ke Jepan];
r, + b1iJnYJ
1
+ bi;lnER. + bnhiXTS,.1 ~ e
Di mana :
XTS,
=
Jumlah ekspor tuna segar Indonesia ke Jepang dalam ton/tahun
PX,
Harga ckspor tuna segar Indonesia kc Jepang dalam US $/ton
PX 1'1
I Iarga ekspor tuna segar Taiwan dalam 1.,S $/ton
YJ1
(il)I'
Jcpang mcnunn harga konstan dalam 100 milyar yen/tuhun
Er~,
=
Nilai rukar rupiah terhadap dollar Amerika Scrikat
X I S,.1
=
.J um lah ckspor tuna segar Indonesia kc Jepang dalam ton/tahun
46
I lasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap ekspor ikan tuna dan cakalang beku indoncsia kc Jepang adalah harga ekspor ikan tuna dan cakalang beku di pasar intcrnasional, harga ekspor ikan tuna dan cakalang beku negara pesaing (Taiwan) ke Jepang, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. GDP Jepang dan lag ckspor tuna cakalang beku Indonesia ke Jepang, Sedangkan faktor-faktor yan~ rnempengaruhi tcrhadap ekspor ikan tuna segar Indonesia ke Jepang adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Scrikat dan lag ekspor tuna segar Indonesia kc Jopang, Volume ekspor tuna segar Indonesia ke Jepangjuga responsif'terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. 2. Ul.2. l'cnclitian Soepanro (1999)
Tujuan penelitian ini adalah menyusun model ekonornerrika perikanan Indonesia
yang rnampu rneugGmnharkan
hubungan-hubungan
penawaran.
permintaan. dan harga dengan menintcgrasikan pasar dornestik dan intcrnasional. menganalisa kincrja ckspor komoditi hasil perikanan Indonesia pada era liberalisasi
perdagangan dan negarn mana yang menjadi pesaing
Indonesia,
menganalisa dampak liberalisasi perdagangan rcrhadap kelcstarian sumbcrdaya perikanau pada berbagai perairan Indonesia. dan menganalisa berbagai alternatif k ebijakan
untuk
sasaran dalam
meningkatkan devisa, kescrnpatan
kerja di
subsektor pcrikanan. Penelitian ini menggunakan data time series mulai iahun 1975 sampai tahun 1995. Penelitian diutamakan untuk komoditas udang dan ikan tuna dcngan
47
berbagai produknya. mulai segar, bcku dan kaleng. l.lntuk komoditas ikan tuna segar, heku clan kaleng, Model persamaan untuk ekspor tuna segar I ndoncsia kc Jcpang adalah : d90 + d91 •RJPXTSJ, + d92*R.IPXTSUS, + d93•GDl'JK,
VXTSJ, =
d94*PXTST,
4
d954QTT, -
+
Cl
Dimana : RJPXTSJ
=
Marga ekspor tuna segar Indonesia di pasar Jepang (US $/Kg)
RIPXTSUS
-
I Iarga ekspor tuna scgar Indonesia di pasar USA (US $/Kg)
GDPJK
~ GDP Jepang (ribuan lJS $}
PXTST
I larga ekspor tunu segar Taiwan (USS!Kg)
QTI
-
Produks]
Cl
= l·rror term
1u11a
segar Indonesia (Ribuan ton)
Model pcrsarnaan untuk ekspor tuna bcku Indonesia ke Jepang adalah : VXTRJ1
-
1'20.,. 121 •R1PXTfiJ1
-
f22•1t1PXTBE, + f23•GDPJK, + f24*PXTBT1
+ 125'PXTBK.R, + f26•QTBB, + 127"VXTBJL, +et Dimana : VXTR.1
-
Ekspor tuna beku ke Jepang (Rib1li111 tun)
Rll'XTSJ
=
Harga ckspor tuna segar Indonesia di pasar Jepang (US S/Kg)
RIPX !"SUS (i
l larga ekspor tuna segar Indonesia di pasar L:SA (lJS $/Kg) GDP Jepang (ribuan US $)
DP JK
PXTST
-
Harga ekspor tuna segar Taiwan (l;S$;'Kg)
QIT
-
Produksi tun;1 !:i<:ga.r lnconesia (Ribuan ton)
~t
=
Error ccrm
48
Model persarnaan untuk ekspor tuna kaleng Indonesia ke Jepang adalah : VXTIU, = g40 ~ g4l*RlPXTKJt + g42'GDPJK, + g4.l*PXTK"IT, + g44•QTTK, ~ g45*QTKJ,-'- g46*VXTKE, +et Dimana : VXTIU
Ekspor tuna kaleng ke Jepang (Ribuan ton)
R lPXTKJ
Marga ckspor
tuna
kaleng I ndonesia di pasa r USA (US $/Kg}
GOPJK
= GDP Jcpang (ribuan US$)
PXTKlT
=
Harga ekspor tuna kaleng Thailand (US$!Kg)
Q'fTK
ee-
Produksi tuna kaleng Indonesia (Ribuan ton)
QTKJ
-
Produksi tuna kaleng Jepang (Ribuan ton)
VXTKE
=
Ekspor tuna kaleng ke eropa (Ribuan ton}
Et
-
Error term
Hasil penelitian ini secara garis besar mcnyatakan model ckonornctrika pcrikanan
Indonesia
yang
telah dirumuskan
dapat
digunakan
untuk:
(a)
mcngGambarken pcrilaku produksi, harga pasar domestik dan internasional, serta pengaruhnya terhadap kinerja perikanan Indonesia; (b) rnelihar perilaku pasar
tuiuan ekspor yang rnampu umuk rncngidentifikasi allcrnatif pasar, tujuan ekspor, scrta melihat negara-negara pcsaing terhadap ekspor Indonesia; (c) rncnganalisa berbagai
skenario
kebijakan
untuk
rnenurnbuhkan
perikanan
Indonesia.
Sumbcrdaya tuna dan udang di lndoncsia secara umurn masih bclum melampui kapasitas sumberdaya lestari. Krisis ckonomi yaJ.L_g ierjadi di Jndouesia peningkatan
volume
ekspor. sehingga
rnenurunkan
mengakibatkan
tcrjadinya
harga dunia akan ietapi
49
pcrolchan devisa semakin meningkat, disamping itu scktor perikanan mcnikmati pcningkatan GDP yang sangat tinggi akibat menguamya dolar tcrhadap rupiah. Harnpir scruua negara tujuan ckspor untuk produk tuna dan udang lndunesia
tcrdapat pcsaing, pasar alternati f dan bukan pesaing. 2.1.8.3. Penclitian Raharjo (2001)
Tuiuan pcnclitian ini adalah mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi: (a) produksi udang Indonesia clan pcnawaran ckspor udang lndoncsia kc negarancgara konsumcn utama: (b) penawaran ekspor udang negara produsen pesaing
utama dart perminraan impor udang ncgara-ncgara konsurnen uta.rna di pasar internasional. Mengkaji dampak pcrubahan faktor ekonorni tcrhadap produksi penawaran eksoor, pcrmintaan impor dan harga di pasar domesrik
dan
internasional. Mengkaji dampak perubahan faktor ekonomi terhadap distribusr kcsejahtcraan dan penerimaan devisa ekspor. rncngkaji pangsa pasar ekspor udang
Indonesia di pasar iuternasional. l:'cnelitian ini rnenggunakan data time series dari tahun 1974 sarnpai tahun l 9
Produksi udang tambak : QT,= au+ a1 PX!,+ u2 INTIR1 +a, QT,., + U, Produksi udang laui : Ql ,, - hr,+ b1PXl,
·I
bi JNTIR, + b3 WAGER,+
b4
D2
I
r
l !3
QJ,T,.1 - U2 Produksi udang pcrairan umum: (.)P, =co
1 <.:1
l'I )IR,'
c~ lN'nR,
+CJ
QP,_,
Di mana : Produksi udang tambak I ndoncsia pada tahun l (ribu ton)
b,
so
QI,,
-
Produksi udang Jaut Indonesia pada tahun 1 (ribu ton}
QP,
=
Produksi udang perairan umum Indonesia pada rahun t (ribu ton)
PXI,
= Harga ekspor udang Indonesia pada
f'DIR,
-
WAGER,
= Upah riil tenaga kerja lndonesia pada tahun 1 (Rp/!IOK)
Lal1u11 t
(ribu US $1ton)
llarga riil udang dorncstik pada tahun I (ribu Rp/ton]
INTI R1
Tingkai suku bunga pada tahun 1 (%1talllut)
D2
Pcubah dummy kebijakan penghapusan trawl
QT1.1
=
Peubah bedukala dari QT, (ribu ton)
QL T1.1
•
Pcubah nedakala ,Jnri QI ,T, (ribu
Ql',.1
-
l'eubab bedakala dari Ql'T, (ribu ton}
U..
= Error term
1011)
Total produks! udang lndoncsia rncrupakan pcniurnlahan dari jurnlah produksi
udang tambak laut dun peruiran umum Total pcnawaran ckspor udang Indonesia adalah penjurnlahan dari jurnlah penawaran ckspor kc Jcpang. Arncrika Scrikat. Eropu, clan sisn ckspor kc negura lainnya.
Persamaan total ckspor pcnawaran udang Indonesia adalah sebagai
bcrikut : XI,
XIJ1+Xl1\+
XJE1..-XIS1 4 XIR,
Di:nana : XI
= 't otal ekspor udang lndoncsia (ribu ton)
XI.I,
-
Ju111k1h ek spur udang lndoncsia kc .lcp<mg pada tahun L (rihu 1011)
51
Xli\1
= Jumlah ckspor udang Indonesia ke Amerika pada tahun 1 (ribu ton)
XIE,
=- Jumlah ekspor udang Indonesia ke Eropa pada tahun 1 (ribu ton)
XIS,
=
XIR,
Jumlah ekspor udang Indonesia kc Siugapura pada iahun t (ribu ton) Jumlah ekspor udang Indonesia ke negaralainnya pada tahun I (ribu ton)
Penawaran udang di pasar dorncstik merupakan total produksi dikurangi dengan jurnlah ekspor ditambah dengan stok pada tahun sebelimnya. Prociuk perikanan merupakan barang yng tidak tahan lama (perishable products maka stok pada tahun sebelumnya tidak ada. Dengan demikian persamaannya adalah sebagai berikut : SOI,= Qlt - XI, Dimana
SDl1
= Volume penawaran udang di pasar domescik pada tahun t (ribu ton)
Qlt
= Total produksi udang Indonesia pada tahun L (ribu ton)
XI,
=
Total ekspor udang Indonesia pada tahun t (ribu ton)
Hasil penelitian menunjukkan Produksi udang (tambak, laut dan perairan umum) Indonesia dim [angka pendek tidak responsive tcrhadap perubahan barga riil udang domestic Indonesia, tingkat suku bunga rii! dan upah riil tcnaga kerja lndonesie.Produksi udang tambak dalam jan~a panjang responsive terhadap perubahan harga ekspor, dan ringkm suku bunga riil. Pcnawaran ekspor udang lndonesia
kc Jcpang. Amcrika,
responsive
terhadap pcrubahan
Eropa dan
Singapura dalam jangka ridak
harga riit ekspor udang Indonesia.
Pcrrnintaan
irnpor udang Jcpang, USA dan eropa dalam jangka pcndck tidak responsive
52
terhadap perubahan harga riil udang dunia, harga ri ii irnpor tuna dan pendapatan ri iJ perkapi ta Harga udang dunia dalam jangka pendek tidak responsive terhdap perubahan irnpor udang dunia dan ckspor dan dalam jangka panjang responsif
terhadap pcrubahan impor udang dunia. Dampak tcrbaik tcrhadap pcningkatan kesejahreraan secara umum (surplus bersih) dan penerimaan devisa ekspor adalah kombinasi penurunan tingkat suku bungan rupiah
dan depresiasi nilai tukar
rupiah. Hasil analisis elasrisitas pangsa pasar udang Indonesia terhadap harga udang intcmasional
mcnunjukkan tcrjadi persaingan yang nyata dalam
perdagangan udang antara Indonesia dan negara lainnya dipasar jepang dan USA 2.1.8.4. Penelitian Ollivia (2002)
Ollivia melakukan penclitian tentang keragaan ekspor cakalang beku clan madidihang segnr indonesia ke pasar Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk
rncngetahui faktor-faktor yang mcrnpengaruhi volume tangkapan skipjack dan yellow fin di lndoncsia, mengetahui faktor-faktor yang mernpengaruhi pcrmintaan dan penawaran cakalang beku dan madidihang -:egar Indonesia kc Jepang, dan dampak kcbijakan dalam perikanan tuna dunia dan nasional tcrhadap produksi dan
ckspor cakalang dan madidihang Indonesia. Penclitian ini menggunakan data time series tahun 1989 sampai tahun 2000. Produksi cakalang dan rnadidihang di rumuskan sehagai bcrikur :
VSI, =a,, - a1 ( H.I £0, - l lTED,.1) + a~ ( i'IK, T a3 PSI,+ a, (Bl', - INF,l -r- u1 \/YI!= 1->.:-i h1 (llTED, Di manu:
HTED,.11~ hz GT!\,·~ b. PSI,+ h, (BP,
INF,)
t
u1
53
YSJ,
=
Volume tangkapan skipjack Indonesia (ton)
VY It
=
Volume tangkapan yellowfin Indonesia (ton) Harga riil tuna cccran di tingkat domcstik (Rp/Kg)
UTED1
Kapasitas kapal (gross tonage x jumlah kapal)
GTK,
=
PSI,
= Jumlah alat tangkap purse seine
BP, INI',
Tingkat suku bung."! pinjaman rata-rata (%) = Tingkat inflasi rata-rata (%)
Persamaan untuk penawaran ekspor skipjack beku dan yellowfin segar Indonesia
dirumuskan sebagai berikut : XSBIJ, = dn + d, (HSB!/HY8!1) +di ((QSBl,-QSBl,_1)/QSBlt-l) -t d; XSBIJ,.,+u4
_,•ERJ
XYSIJ, = e.) + e1(l{YSl,•ERl1Y (HYSl1
1.1}
-t
e~ (HSB11•F.Rl1) + cJ(VYlc
VY1,.1 )!VY1,_, + c, QYUI, +es D6, -u,
Di
mana :
06,
-
Dummy ketemuan standar mutu ekspor tuna segar Indonesia
£1SBI,
-
Harga riil ekspor skipjack beku Indonesia (USS/kg)
HYSI
=
Harga riil ekspor yellowfin segar Indonesia (US$/kg
XSBIJ,
=
Volume ekspor skipjack bcku Indonesia ke Jcpang (ton)
QYBI,
=
Volume produksi yellowlin beku Indonesia (ton)
XYSIJ, ERi,
Jurnlah alat tangkap purse seine (unit) = Nilai rukar rupiah terhadap CS dollar (Rp!US$) Hasil pcnelitian menunjukkan produk skipjack beku dan yellowlin segar
mendorninasi ekspor tuna lndonesia. dcngan Jepang sebagai tujuan utama ekspor. Volume uingkapan skiniack dan yellowfin Indonesia dipengaruhi oleh harga tuna
54
domestik.jumlah kapal berukuran di atas 100 GT dan alat tangkap purseine yang digunakan sorta suku bunga riil. Volume ekspor skipjack beku dun yellowfin scgar kc Jcpang dipcogaruhi olch harga ekspor skipjack beku dan yellowfin segar Indonesia.
Imper skipjack beku Jepang resporsif terhadap pendapatan riil
pcrkapita pcnduduknya karcna scgmcn pasar skipjack bcku adalah industri penaalcngan dan ikan kayu sorta scbagian kccil rumah tangga, Kenaikan terbesar volume rangkapan skipjack dan ycllowfin tcrjadi saat simulasi pcningkatan jumluh purscinc (20%) dan kapasitas kapal (50%).
Penurunan terbesar volume
tangkapan terjadi saat simulasi penghapusan
kebijakun penycragarnan alat tangkap tuna. Volume ckspor skipjack bcku lndoncsia kc Jepang scnsitif tcrhadap perubahan faktor internal scpcrti dcprcasi rupiah, peningkatan armada kapal dan pcnurunan tingkat suku bunga riil. 2.1.8.S. Penelitian Chand, dkk (2003)
Penelitian
yang dilakukan
multilateral pcmcrintah
tcnrang
oleh Chand. dkk mengenai kerjasama
kerjasama dan pengelolnnn perikanan tuna di
pacifik tcngah dan barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnengetahui struktur kelembagaan yang dapat membanru mcmastikan total peningkatan sewa. proporsi
scwa yang.
mengakui
keberadaan
Pacific Island Countries. dan
memustikun kcbcrlanjutan sumberdaya. Pencliriun
ini rncngembangkan
agregat pcnangkapan
tungsi produksi Cobb- Douglas. Pcrsarnaan udalah :
tuna dari model
55
Di rnana : Q
e-
Total tangkapan (rihu ton)
K
Industri Pcnangkapan (buah)
L
= Total jurnlah nelayan (ribu orang)
S
=
Stock biomass (ton/tnhuu) lnsrrumcn kcbijakan (pajak, rarif atau biaya penangkapan)
w - Faktor lainnya yg diluar kontrol pernerintah Masing-rnasing faktor pada persamaan di atas sangat penting untuk produksi mulai uwal hingga akhir. Pcrsamaan di atas rnenunjukkan
tangkapan yang dilakukan
hubungan total
dan pemberlakuan stok yang dimungkinkan untuk
keberlanjutan ekploitasi yang dikontrol oleh negara. Hasil pcnclitian mcnunjukkan bahwa Pasific Island Countries (P!Cs) dapat meningkatkan pendapatan bersihnya dalam jangka panjang dengan bekerjasama dcngan negara penangkap ikan lainnya. Guna untuk persaingan pasar maka aturan penangkapan tuna, masing-masing anggota menyerahkan kurang lcbih 3% dari potensi tangkapannya kc kornisi tuna untuk ditcndcrkan kcpada penawur teninggi. retapi retap akan mcncrima dar i has ii tender tcrscbut. Negara yang haru rnasuk
untuk pcrikanan Luna hams iiin untuk biaya negoisasi, mereka juga tetap hams ijin kepada negara yang sudah menjadi anggota untuk melakukan penangkapan. Masing-rnasing anggota akan akan rnengalokasikan dengan cuma-cuma dau dapat diopcrkan tiap rahunnya, pemanenan ikan tuna dapat dibagi-bagi antara
P!(~s dan ncgara pcnangkap lainnya scsoui dcngan kcscpakatan yang dibuat, Aturan penangkapan juga membahas pcnggunaan kapal yang diijinkan
untuk
56
rncnangkap, Tiap-tiap kapal juga harus dalam pcngelolaan dan pengawasan komisi tuna.
2.2. Kerangka Pcmikiran Posisi perdagangan bilateral
lndonesia Jepang yang dilatarbelakangi
karatcrisitik makro ekonomi yang berbeda, Jepang rnerupakan negara industri pengolah produk penanian rnaupun bukan pertanian. Sedangkan Indonesia adalah negara agraris yang menghasilkan produk bahan mcntah yang dickspor kc Jcpang. Sehinggu terjadi kesenjengun teknologi
seperti dicerminkan
oleh banyaknyu
produk ckspor Indonesia kc .lcpang dalam benruk primer dan diimpor kcmball kc lndoncsia dalam bcntuk olahan.tl tutabarat dkk. 2006)
Ekspor komoditas tuna Indonesia ke Jepang sudah berlangsung sejak lama. sehingga banyak hal yang dapat dikctahui mcngcnai pola perdagangan lndoncsia
dcngan Jcpang.
Pcnumbuhan
ekonomi
Jepang yang relatif
lebih
baik
dibandingkon d~nt~nn Indonesia secura tidak langsung juga mempcngaruhi pola konsumsi penduduknya. Pertumbuhan ckonomi yang tinibll.i diccrminkan juga oleh tingkat
pendupatan
pcnduduknya.
l'cndapatan
penduduk
juga
akan dapat
menuniukkan penawaran dan perrnimuan terhudap suatu barang, Ketika barang ierscbut tidak dapat dipcnuhi dari dalarn negeri rnaka akan dilakukan imper dari luar ncgcri. Pennwaran dun pcrrnintaan adanya kelebihnn produksi
kornoditas
tuna Indonesia terjadi karcna
untuk mcmcnuhi pasar dalam ncgcri dan adanya
peluang pcrmimaan dari luar negeri, Produksi Luna Indonesia baik scgar maupun bcku
dari tahun
ke iahun mcngalami
peningkatan.
sehingga
dapat unruk
memenuhi permimaan luar negeri. \Vilayah perairan Indonesia termasuk salah satu wilayah perairan di dunia yang masih mcmpunyai potensi dan peluang untuk pengembangan produksinya. Produksi
tuna di Indonesia
cieksploitasi
dengan
menggunakan
alat
tangkap dan kapal dari berbagai ukuran. Semakin besar ukuran kapal maka akan
semakin jauh wilayah tangkapannya dan lama masa tangkapannya. Kapa! yang berukuran kecil
mempunyai
wilayah tangkapan di sekitar pantai dan yang
berukuran besar biasanya di wilayah zone ekonomi eksklusif 1 larga tuna dipengaruhi juga oleh nilai tukar mata uang dalam negcri terhadap rnata uang asing, Apahila nilai rukar rnata uang dalam negeri lemah rnaka harga prcduk kita di pasar asing menjadi murah dan apabila mata uang kita kuat maka harga produk kita di pasar asing rncnjadi mahal. Pcnurunan nilai rnata
uang domcstik terhadap mata uang asing dapat mcmpcngaruhi vol umc ekspor komoditas yang akan dipcrdagangkan. Dari uraian di atas, penelitian ini didorong bagaimana dampak sebuah kcbijakan pcrikanan dapat mernpengaruhi ekspor tuna helm clan sef,>ar Indonesia ke Jepang. Kebijakar; yang terjadi di sektor ekspor tuna Indonesia seperti
pengadaan imper kapal asing yang akan berpcngaruh pada sisi volume tangkapan. Kebijakun standarisasi penanganan hasil tangkapan tunz yang. berpengaruh pada
ckspor tuna segar. Perubahan oi!ai rukar rupiah terhadap mata uang dollar Arnerika Scrikar juga akan mempengaruhi volume ekspor tuna Indonesia ke Jepang.
58
Faktor volume t.angkapan ikan tuna terdiri dari jumlah ala! tangkap dan kapasitas kapal sedangkan faktor ekspor tuna beku terdui dari volume tangkapan ikan tuna, harga ckspor tuna beku kc Jcpang, ni lai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dan pendapatan nasional Jcpang. scdangkan faktor ckspor tuna segar, terdiri dari volume tangkapan ikan tuna. harga ekspor tuna segar ke Jepang, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dan pendapatan nasional Jepang. Faktor-faktor dan kcbjjakan tcrscbut akan rnempcngaruhi ekspor tuna bcku dan segar Indonesia ke Jepung secant sederhana ada pada Gambar 2. 9 dalarn
kcrangka pcmikiran berikut : Gambar2.9 Kerungka Pernikiran Penelitiau Kapasilas kapal
Jumlah aim tangkap
r
•
I
Volume iangkapan tuna
• Ekspor tuna scgar kc Jepang
I '
Pendapaian nasiunal Jepanc
Hargn ekspor iFOB) runa bcku ke Jepung
I larga ekspor (fOR) tuna scgar ke Jepang
l'ilai tukar Rp rerhadap dollar AS
' Ekspor tuna beku kc Jepang
59
2.] Hipntesis Bcrdasarkan kerangku pemikiran di atas, maka penulis akan mcngajukan hipotesis semeruara sebagai berilrut : Hipotcsis
I : Jurnlah alat tangkap dan kapasitas kapal mempunyai pcngaruh positif tcrhadap volume tangkapan ikan tuna Indonesia
I lipotesis 2 : Volume tangkapan tuna, harga ckspor. nilai tukar mata uang dan pcndapatan nasional Jepang bcrpcngaruh positif terhadap ckspor tuna Indonesia kc Jcpang. I lipotesis 3 : Kebijakan pengadaan irnpor kapal ikun berpengaruh posuif tehudap
volume tangkapan 111nn Indonesia dsn p~nangamm 11111~ mngkapan bcrpcngaruh positi f tcrbadap volume ckspor tuna scgar Indonesia kc .lcpang
BAH Ill '.\1ETODOLOGI
I'E'.'>~LITIAl'i
3. I Jen is, Sum her dan .lurnluh Data
Pcnelitian
dimaksudkan akan menganalisis
tungkapan tuna Indonesia,
ekspor tuna segar dan bcku Indonesia kc Jcpang scrta darupak kebijakan terhadap volume tangkapan tuna lndonesia dan ekspor tuna scgar Indonesia kc Jcpang. Data yang digunakan dalam pcneliiiau ini adalah data sckundcr bcrupa rcgrcsi data runlun tahun (1/111~ .l'eries) dari tahun 19115 sumpai dengan 1~1lw11 2004 yang
bcrsumber dari Bank Indonesia (Ill). Departemcn Kclautan dan Pcrikanan. F/\O, Globctish, UN Conuradc, datu-data pcndukung yang diperoleh dari website. Dula yang dlgunnknn
tcrdiri dari dat:1 alai t:ingka1111ur.;l!111e dan pancing,
kapasitas kapal yang tcrdiri dari ukuran kapal dan jurnlah kapal, volume tangkapan ikan tuna. harga ckspor tuna bcku dan scgar, nilai tukur mara Liang dau pendapatan nasional Jcpang, 3.2 Mctodologi Pcuclitian
Penelitian akan rnencari h11'111nga11 antura raktor-Iaktor volume lar1gkapa11 ikan tuna. harga ckpor tuna bcku dan scgar, pcndapatan nasional Jepang dan nilai rukar dalam mcmpengaruhi ckspor
1u11~1
bcku atau scgar kc Jcpang. Scsuai dcngan
hipotcsis yang akan diuji. rnaka volume tungkapan tuna, volume ekspor tuna bcku Jan volume tuna scgar ke kpa11g mcrupakun variabel tidak bebus (dependen). scdangkan bcbcrapa laktor segar ditcmpatkan
yang diduga mcmpcngaruhi ckspnr tuna beku clan
sebaga: vuriabel bcbas \illlle('enden). Komplckstisitas
pada
61
volume ekspor tuna beku dan tuna segar, sehingga model penelitian iui. akan diolah dcngan mcnggunakan pcrsamaan tunggal atau Ordinary l.east Square (OLS) 3.3 Deskripsi Variabel
Bcbcrapn pcnjclasan dan pcrnbarasan dipcrlukan agar dapat mcmudahkan datum menganalisis variabel-variabel dalam penelirian.
Dari landasan tcori yang
sudah discburkan, maka dibuat interprestasi variabel-variabcl
yang dianalisis
dalam model yang digunakan sebagai berikut : •
Vuriabel tidak hcbas yuitu volume umgkapan tuna Indonesia, volume ckspor 111na hcku dan volume cksponuna scgar, i)al~ yang digunakan adalah data
sckunder yang dipcrolch mclalui
FAO dun Dcpartcmen
Kelautan
dun
Pcrikunan •
Jumlah alat tangkup yaitu :1h1( y:ing digunakan uniuk men~ngknp 1110~, jenis ulal tungkupnya purscine dan par1~i11g. Data jumlah alut tangkap pur seine dan pancing diperoleh melalui Departemeu Kelautan dan Pcrikanan.
•
Kapasiias kapal merupakan pcngallan anrara ukurun kapal dengan jumlah kapal pada tiap golongan tonasc, Tonasc kapal yang dipukui di alas 30 gross
ten kc alas. Data kapasitas kapal dipcrolch rnclalui Dcpartcmcn Kclautan dan
62
•
Pendapatan nasional Jepang (GDP J) yaitu pendapatan perkapitu Jepang dalarn
harga konstan dalam jura USSitahun. Data GD.P Jepang diperoleh melalui website instead.corn •
Nilai tukar mara uang adalah nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat. Datanya diperoleh melalui Bank Indonesia •
I larga ckspor tuna bcku dan scgar rncrupakan harga kornoditas Luna scgar clan
bcku Indonesia di pasar Jepang, Data harga ekspor tuna beku dan segar dipcrolch mclalui F1\0 dan lJN Comtradc •
Dummy pemberian ijin pengadaan kapal impor. variabel ini ditujukan untuk melihat
pengaruh
pembukaan imper kapal
ikan terhadap
produksi tuna
nasional pad a tahun 1996. Vanabel dummy beruilai 0 dan I. Pcriodc scbclum kcbijakan diberlakukan
(data lahun 1985-1995)
diberi nilai 0. sedangkan
setclah kcbijakan dibcrlakukan dibcri nilai I
•
Dummy stander penanganan komodltas tuna ekspor, variabcl ini dituiuksn unruk mclihat pcngaruh standar penanganan komoditas tuna ekspor tcrhadap ekspor tuna beku nasional. Variabel dummy bernilai 0 dan I. Periode sebelum kebijakan dibcrlakukan
(data tahuu I 985-19? I) dibcri nilai 0. sedangkan
sctelah kebijakan diberlakukan dibcri nilai I 3.4 Operasional Variabel Daiarn peneliiiun ini yang dijadikan obyek adalah variahel-variabel dipandanz
yang
mempunyai kaitan dcngan ckspor runa beku dan segar Indonesia
Jepang yru1g diringkas secara matriks pada tabcl di bawah ini :
kc
63
Tahel 3.1 0iperasiona IV ana "bJPc No
l.
2.
Variabel/Suh
Vanabel Volume
Indikator
em:r·iuan
--
Keteransan lndikator
"
Variabel dependen berupa
tangkapan
Volume tuna yang
tuna Indonesia Volume ekspor tuna beku clan
tcrtangkap Volume ekspor tuna
Indonesia Vanabel dcpcndcn bcrupa
scgar
beku dan
Notasi /Satuao Kg/tahun
volume tangkapan tuna
Kg/tahun
volume ekxpor tuna beku dan scgar
segar 3.
Jumlah alat tangkap
4.
Kapasitas
kapal
5.
6.
Pendapatan
Jumlah alat tangkap
Gross . . tonase "
nasional
Pcndapatan nusional
Jcpang (GDP)
Jcpang
Nilai tukar
Nilai tukar
mata uang
rupiah terhadap
~
I.
-l larga ekspor tuna beku clan scgar
dollar USA Harga tuna scgar dan beku
J urnlah alat tangkap yang
unit
digunakan untuk menangkap
i kan Luna eengan meuggunakan purseine dan nancina Merupakan perkalian dari
gross ionage kapal dengan jumlah kapal Diuyatakan dalam pendapatan
Gross tonage
US dollar/tahun
perkapita nasional negara J epang dalam harga konstan
dalarn US dollar/tahuu nilai rukar mata uang Rupiah Indonesia ierhadap maia uang dollar USA Mcrupakan harga FO fl tuna
Rp/U!'.>$
t;s $/ton
segar dan beku Indonesia di pasar J cpaug
Indonesia di Jepang
-
--
--
3.5. Moncl F.konomctrik Pendekatan analisis ekonornetrik dalam penclitian mcngctalnu
bcsar
pengaruh
varinbcl-vanabc!
ini dimaksudkan
independcn
terhadap
umuk volume
-
64
tangkapan tuna Indonesia, volume esspor tuna segar dan bcku Indonesia kc Jepang yang berdasarkan penelitian Soepanto (19991. Ollivia (2002). dan Munir
( 1997) . Untuk mengetahui besar pengaruh variabel terhadap variabel dependen. Ariel" ( 1993 ) mengemukakan :no
rcgresi deugan variabcl-variabel
yang, linear
dalarn rcgresi httru~ linear. Vat iabel-variabel
dalam
model regresi dapat bersifar tidak linear. hal ini tcrganiung pada bcntuk-benruk paling sesuai dcngau data ernpiris yang ditcliti aiau kcrangka tcori.
Pcnclitian dilakukan untuk mcnganalisis pcrubahan variabcl tidak bcbas yaitu volume tangkapan tuna Indonesia terhadap volume ckspo1 tuna scg~1 ke Jcpang dan volume ekspor tuna beku ke Jcpang scna mcngidcnuflkasi
Iaktor-
fakto1 yang mernpcngaruhi ekspor tuna bcku dan scgar Indonesia kc Jcpung tcrmasuk dummy kebijakan di bidang pcnangkapan tuna dan penanganan
1u11a
untuk ekspor, Sesuui dengan variabel yang nkan di11ji dalarn peneliiinn ini. rnaka rungsi produksi tuna Indonesia secara sede-hana digamburkan sebagai berikui ·
Volume iangkapan tuna Indonesia - l'(Jumlah alat tangkap, Kapasitas kapal) .... ( I) Scdangkun fungsi ekspor tuna beku dan segar : Volume ekspor tuna segar - F(Volumc tuns Indonesia. Jepang.
Ilarga Tunu beku di
ilai tukar rupiah tcrhadap US dollar
tahuo sebelumnya, GOP Jcpang)
(2)
Volume ckspor tuna beku - F(Volunw tuna lndoucsia tahun sebelumnya. Harga Tuna segar di Jepang, Nilai tukar rupiah, UDP Jepang)
(~I
r>crsamaa.n dari model produksi ruua lndone-oa • ekspor tuna bcku dan ckspor tuna segar sebagai berikur :
Persarnaan volume tangkapan tuna Nasional:
65
T .og ()Tl, - ~' + ~1 Log PP+
~2
Log KK, + ~} 01 + u....................................
..(4)
Persamaan ckspor tuna beku : Log VTl31-ao+tt1
LogPTR1+
tt1
LogQTl1.1 Ttt3l.ogER
in, LogGOPJ,+v .... (5)
Persamaan ckspor tuna segar :
Log VTS1
s
Yo 1 y1 l.og l>'I S, + y2l.ogQ1'1,
+ Y; l.og ER,.1 + i'~ Log GDP.I, -
·151)? - w
(6)
Dimana : QTI,
= Volume tangkapan tuna Indonesia (ton)
QTl,.1
= Volume tangkapan tuna Indonesia tahun sebelumnya (ton)
pp
=- Ala; tangkap purseine don pancing (Unit)
KK,
-
VTO,
= Volume tuna beku ekspor (Ion)
VTS,
Volume ckspor tuna segar (ton)
Kapasitas kapal ( Lkuran kapal x kapasitas kapal)
PTB,
= Harga tuna beku ekspor (USS/kg)
GDPJ,
= pendapatan nasional Jepang (Ribuan USS)
(gross ion)
Dummy kcbijnkan pengadaan irnpor kapal
= dummy standar penanganan ckspor tuna ERl,
= I\ ilai tukar rupiah terhadap US dollar (Rp/USS)
f-:Rl,.1
= I\ ilai tukar rupiah terhadap US dollar tahun sebdumnya(Rp/lJSS)
U.V.\'/
= error term persamaan volume tangkapan tuna. ekspor tuna bcku. d.111
ekspor tuna scgar
Variabel QI'!,. V fFl,.
lainnya dalam mode] vang dupat mcnggcscr fungsi
volume tangkupan tuna. volume ekspor tuna bcku dan ckspor tuna scgar dianggap
66
sebagai variabel eksogen, Pada persamaan volume tangkapan tuna. dimana diharapkan koefisien PSt, KK.. dan D1 adalah positif sedangkan untuk pcrsaruaan ekspor tuna bcku Jan segar PTS., PTS.. QT!._ QTI..1. ER,_ ER1.J, GD?JL dan D2
bernilai positif 3.6. Merode Analisis Ekonomerrik Ekonornctrika bisa didefinisikan sebagai analisis kuantitif dari fenomcna ekonorni yang sebenarnya (aktual] yang didasarkan pada pengembangan yang bcrsamaan dari teori dan pengamatan, dihubungkan dengan metode inferensi yang sesuai (Samuelson et al dalam Gujarati. 2003). Analisis ekonometrik digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam permodelan yang telah
dibangun di alas maka digunakan teknik analisis Ordinary Stage Least Square (OLS) Untuk
memperkuat dan mendukung akurasi terhadap metode analisis
yang digunakan heterokedasitas
dilakukan
yang, meliputi
dan multikolinearitas
uji validitas
yaitu autokorelasi,
dan uji stausrik yang ierdiri dari uji
signifikansi individual (uji-t), uji signifikansi menyeluruh scrcrnpak (uji-F) dan tingkat keeratan yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi atau Goodness of Fit (R2) sorta Uji pcrubahan struktural (Chow Tests.
3.7. Pengujian Validitas Asumsi Klasik Untuk meuguji validitas analisis model dalam pcnclitian ini. maka dilakukan pengujian multikolinearitas. autokorelasi dan mu!!ikolinearitas.
3.7. l. U,ji ~111ltikolincaritas Mulukotineariras
adalah siurasi adanya korelasi variabel variabel bebas
antara satu dengan yang lainnya (.'\ricf. 1993). Multikolineariias mcnunjukkan
67
adanya lcbih dari saru hubungan linear yang sernpuma bebas dalam
dari variabel-variabel
regresi. Menurut Gujarati (2003). bcbcrapa indikator yang
mennnjukkan udanya multikolincaritas antara lain tanda yang paling jclas adalah ketika lzl sangat tinggi tctapi tidak sampun kocfisien rcgrcsi yang signifikan sccar» srntistik
ntas dasnr pcnlri1ji:m-1 yanr konvensional atau jika R1 tinggi rciapi
xorclasi parsial rcndah, maka multikolinearuas merupakan satu kemungkinan. Gujarati (2003) mcnjclavkan jika terdapat umhikolineai has
y1111g
kuat,
maka terdapat bebcrapa konsckucnsi, diamaranya adalah koefisien regrcsinya tidak
icrtcnru
dan standar yang diperoleh cenderung mernhesar dengan
mcningkatnyn korelesi di antara variabcl bcbas. Lcbih lanjut dijclaskan bahwa bcbcrapa
1
ndakan
yang
dapai
dilakukan
guna
mengaiasi
masulah
multikolinearitas. yairu : (I) informasi apriori. (2l mcngkombinasikan darn crosssection dcngan data time series. (3) rneninggalkan atau mcngcluarknn 1 ariabel yang. berkorclasi, (4) mcmrasformasikan data. dan (5) mendapatkan unnbuhun atau data baru, 3. 7.2.. {lji Aumkorclasi .<\utot..ordtL~i dideflnisikan
sebagai korclasi untaru anggola serangkaian
obcrvast yang diurutkan mcnurut waktu (sepcrti data dalam derctan waktuj atau ruang (seperti dalam t!Ma rross-sectionoh. Dalam kontcks rcgrcsi, model rcgresi linear klasik mcngnsumsikan bahwa autokorela-i adalah iidak ierdapat disturbansi atau ga'lgg.uan ( .i,) yang dilambnngkun dengan noiasi E(ll,UJ) = 0 dimana i Secara scdc: hzna dikatakan
bahwa unsur ga11g,guar. )·ang berhubungan
t- j.
dengan
68
obsevasi
tidak
dipengaruhi
oleh
unsur
disturbansi
atau
gangguan
vane . "'
bcrhubungan dengan pcngamatan lain yang manapun (Gujarati, 2003). Lcbih lanju; dijelaskan oleh Gujarati (2003) bahwa beberapa alasan umbulnya autokorckasi anrara lain inersia arau kelembaman dari sebagian besar dcrctan
waktu
dimasukkannya mcnggunakan
bias
ckonomis.
beberapa bcntuk
sposifikasi
yang diakibatksn
oleh
tidak
variabol yang relevan dari model atau karenu
fungsi yang tidak
benar, fenomcnn
Cobweb,
ti1.lul
dimasukkaunya variabel yang ketinggalan t[ag~ed on). dan manipulasi data. Konsckucnsi dari terdapamya auiokorelasi di antaranya adalah pcrolehan niini stander error yang lebih bcsar dari nilainya schingga parameter regrcsi yang dipcroleh
mcniadi
tidak signifikan
secara suuisnk,
rncndctcksi adanya permasalahan aurokorelasi,
Beberapa cnra untuk
antara lain yang paling sering
digunakan yaitu dengan metode Llurbin Watson Test.
3.7.3. Uji Hctcrokesdasnsitas Model dcngan residual hercrokedastisitas
mengundung konsekucnsi serius
pada estimator mciodc OLS karena tidak lt1gi 11LUE (/Jest Linear
Unbiu:
Estimator]. Olch karcna itu sangat penting untuk rnengctahui suatu model apakah mcngandung
unsur
masalah
hctcrokcdastisitas.
Beberapu
metode
untuk
ruendctcksi adanya masalah hctcrokedastisitas adalah include White. Melului program Evicw« .5.0. keberadaan rnasalah hctcrokcdasrisitas
dapat dilihat dari hasil
uji ruetodc White dcngan krilcria nilai chi-square (n.R2) lcbih bcsar dari nilni kritis
dcngnn
dcrajat
kepercayaan
icrtcntu
(c)
mcnunjukkan
x'
adanyu
69
hcrcrokcdasrisitas. clan schaliknya chi-square hitung lebih kecil dibandingkan nilai
x2 kritis
menyatakan model bebas dari masalah heterokedastistas,
3.8. Pengnjian Signifikansi Koefisien Regresi
Gunn mendukung akurasi (erhadap metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan pengujiau tingkat keeratan yang ditunjukan oleh kocfisicn detcrminasi atau Goodness of Fit (R\ uji signifikansi individual (uji-t), uji signifikansi
menyeluruh (uji-F) dan uji perubahan strukrural (uji Chow)
3.8.1. Ceodnes of Fit
Goodness of Fit digunakun sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh manu variabcl
bebas
mcmpcngaruhi
variabel
lidak
bebas
dilakukan
dengan
penghitunuan Ri, dcngnn mcnggunakan rumus :
~'(·
R~ • -
-)
y-y
Le
• I • ---~ l y - T) L(y-y)
Scmukin bcsar nilai R2, maka variabcl bcbas scrnakin bcsar (mcndckaii I) dapat rnenjelaskan variabel tidak bebas dun sebaliknya jika nilainyu semukiu kccil (mcndekati nol). Scdaugkan nila: R1 berkisar antara 0 sampai dengan I.
:~.8.2. lJji Siguifik:msi Individual (Uji-t)
Uji ini digunakan untuk rnengetahui signifikans:
variabel bebas secara
individual d:1l:11n mcrnpcngaruhi variabel tiduk hebas. Dimisalkan hipotesis Ho dirnana dinyatakan I lo :
rio ./- 0. Po adalah koeflsicn
adaluh hipoicsis attemati f dimana 111 pcrhitungun :
:
l~o = 0,
dari variabcl indcpendcn, dan
maka uji-t di lakukan den gun
1·1111ms
70
t-hitung =
b. Ro
Dimana b adalah parameter yang akan diuji dan Sb adalah sunpakan balm
dari b. Hipotesis no! akan ditolak jika nilai t-hitung bcrada dalam daerah kritis (statistieaf~v significant) dan seb1diknya bila nilai t-himng bcrada dalam daerah
i "'"
~
. &·'• · ...
penerimaan. maka hipotesis nol diterirna. Apabila Ho diterima berarti secara
parsial variabel bebas tersebut mempunyai hubungan dengan variabel ndak bcbas. J.8.3. Uji Signifikansi Menyeluruh (Uji-F)
Uji-F digunaknn untuk me:)f\uji sisnlt1knnsi koefisien regresi secara rncnyefuruh.Ujl - F 11angat berguna untuk men.iloi pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama tcrhadap variabel tidak bebas. Formulasi hipotesis dan nilai F hi tung untuk u,li statitik. F adalah i;eb11gw bel'ikut (Gujarati, 2003 >· Ho : ~o = 13, -
H,:
... =Pk
- 0
Po*ni ;e .. ;epk:;.o f,..')S/(k-1)
F-h.ituug-
RSSi(n.-k')
Dimana : ESS ,. Explained Sum Squares RSS =Residual SUJT1 Squares 11 -·
jumlah pengamatan
k ~ jumlah parameter Proscdur perhitungan untuk uji-F, iika I:' - hi tung lebih bcsar dibandingkan F·lllhel (F kritis), maka Ho ditolak, artinya scluruh variabel bebas secara bcrsama-
71
sama mempunyai peugaruh yang signilikan terhadap variabcl tidak bcbas. Proscdur uji-F. Proscdur uji-F dalam penelitian ini akan mcnggunakan program t:Vie11s versi 5.0.
3J!.4. IJji Peruhahan Strukrural (Uji <'how)
Dalnni rnenganalis regresi dengan data time series seringkali dijumpai pada saw titik
waktu terreuru tcijadi adanya perubahan strukrura)
perilaku
variabel yang diamati atau disebut adanya perubahan srruktural, Dengan kam lain pcrubahan struktural akan menyebabkan adanya perbedaan di dalam intersep (konsranur) atau kemungkirum adunyu perbcdaan buik intcrsep maupun slope dalam garis rcgrcsi. (Widarjono, 2005)
Adapun prosedur uji Cho'' adalah : I. Estima.-i sebuuh persumaan dun dapatkan RSS1 (residua) sum of squorcv dcngan df (n1..-nz - k) dimann k adalah jumlah parameter estimasi tennasuk konstanta.
RSS1
yang kita dapatkan disebut restricted residual of
s11•11
square (RSSR) karcna dianggsp bahwa lio = >-0: 01 • l.1 dan lh ~A.· atau tidak terjadi perubahan 2. E>tirmui persarnan di alas mcnjadi 2 persamaan sesudah dan sebelurn adanya
kebijakan, lalu kita cari nilai RSS2 (residual sum ufJq11urc) dengan df (111k) dan RSS:; dcngan df (n: - k}. selanjutnya
kita dapatkan struktural
unrestricted residual t?{.111111 square (RSS111\i dengan df (n,
11• -
2k) dengan
cara Ut:1 tarnbahkan RSS~ Jan RSS,. 3.
l lji per.rbahan struktural dapai dilakukan dcngan melalui dcngan rumus sebagai
berikui :
u.11 statistik F
72
(RSSR • RSSuR)/K F (K,(nl + n2)] = ---~.:.:...._( RSS1iR)/(nl
+ D2 -
2k)
mcnuru! Chow jika tidak terjadi pcrubahan struktural di dalam persamaan
regresi maka RSSR dan RSSUR seharusnya adalah sarna secara statistik. Dengan demikian jika nilai hitung dari persamaan tersebut tidak lehih besar dari nilai F kritis maka kita menolak hipotesis tidak adanya perubahan struktoral dan sebaliknya jika F hitung lebih kecil daripada F kritis mokn tidak
terjadi pcrubahan struktural.
BAB
rv
HASIL PENELITlAN OA 'PF.MBAHASAN
4.1. Dcskripsi Umum Variabcl yang Oitditi -l.1.1. Volume Tangkapan
Tuna
Sumbcrdaya ikan pelagis bcsar, seoeni: tuna. ikan marlin, dan lain-Iainnya. di wilayah perairan lndonesia di bngi dnlarn sembilan wilayah penangkapan dengan poicnsinya
diperkirakun
scbcsar 1.165.360 ion. dcngan tingkat
pcmanfaatannya
kurang lehih sekitar 63.17 pcrsen, bcrarti masih sekitar 36.39 pcrscn yang belum dirnanfaatkan (Dcpanemen Kclactan dan Perikanan. 2006). Pcrkcmbangan
umgkapan
tuna na... ional dapa; dilihat
pada 1 abel 4.1.
Pcrturnbuhan volume tangkapan tuna nasional ceodcrung mcngalarm kenaikan darl tuhun 1 QSS sarnpai tahun 2004. Volume tangkapan tuna rerendah tahun 1986 sekitar 45.133.000
tcrdapai pada
kg. sedangkan volume tangkapan tuna tertinggi icrjadi
pada tahun 2004. yaitu sckiiar 736.678.000 kg. Volume tangkapun pada tahun 2004 kurang
lebih sckitar 63 person dari Iota! potensi tuna nasiunal.
'I abcl 4.1.
mempcrl ihatkan volume tangkapan tuna nasiooal dari tahun 1985 sampai ialum 1999 cendcru n!:\
menga lam i kenaikan.
setelah
rnenunjukkan kestahilan tangkapan tuna.
itu sampai
tahun
21)04
ccnderung
74
Tabcl 4.1. Volume Taneka an Tuna Nasion31 Volume Tangkapan Perturnhuhan Tahun 1%) Tuna Nasional (Kg)
-
I
1985 j I 9Rll
...._
-
2002
45.729.000 45.133.000 53A 11.000 61.119.000 . 180.090.(]()IJ 242.830.000 251.078.000 242.491.000 ~23.491.000 426.983.000 463.355.000 629.910.000 6~3.912.000 I 091.835.000 622.414.000 656.2~ 1.000 605.582.000 639.087.000
2003
638.614.000
198i 1988
1989 1990 1991 1992 1993 199~ 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
2()1)4 ~
I
Ratn-rnta
Sumher : l·AO 12007).
736.678.000
-
.:Ll
18,3_ 14,4 194.7 34,8 03,4_ -3,4 74,6 0,8 8,5 35.92.2 7.4 -10.0
5-:_
-7.7
22..
-0.1 15,4 0.21,0
Pertumbuhan volume tangkapun tuna tcninggi terjadi pada tahun l n\l. tangkapan tuna pada tahun 1988 sckitar 61.119.000 kg sedangkan pada
1<1h1111
I 989
lotal iangkapan tuna nasional sckitar 180.090.000 kg. atau terjsdi pcningkatan la11gkara11 sebcsar l 94.65%. Pcrtumbuhan tcrcndnh tangkapan tuna nasional terjadi pada tahun 1999 sebesar -0.1 perscn. Reudahnya pcnumbuhan tangkapan pada tahun J 999 discbabkan darnpak kcnaikan bahan bakar kaµal dan masuknya produk tuna dari
negaru Arnerika Latir ke pasar ckspor. sehingga pcngusaha menurunkan taugkapan
75
tuna. Sedangkan rata-rata pertumbuban volume tangkapan tuna nasional mulai tahun 1985 sampai tahun 2004. yaiiu sebesar 21 persen, 4.1.2. KarJ~sitas Kapal Kapasitas kapal merupakan pcrkalian amara ukuran kapal dan jumlah kapal
yang mclakukan pcnangkapan tuna. Kapashas kapal rnempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap surnberdaya ikan di perairan, Pengaruran kapasitas kapal yang rnelakukan penangkapan mcrupakan salah satu cara umuk mcngclola sumbcrdaya perairan (Widodo dan Suadi.2006).
Kapasitas kapal ytmg mclakukan pcnangkapan tuna di pcrairan lndonesia dari rahun l 9&5 sarnpai tahun 2004 d~pni dilihar padn Tabel 4.2
t'abel 4.2. K upas.tas Kaou IP enane:k a~ lk·an Tuna Kapa~iusKap~I
'f•hun
-
198~ 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1qq~
-
'
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 200.1' ~0-04
!CT!.gr.,.. 100••&•)1
'
4C.275 4C.t45 ~5.ISSO 56.610 73.085
96.115 176.895 181.010 178.575 180.78~ 192.755 282.165 232.920 257.000 315.190 355315 ~94.140 699.150 --~.,") 73) .. _fi 494.()1){•
rrr1111111Juha11 (0!.) ..Q.323 14.211 23.468 29.103 31,511 84.045 2.326 ·1,34~ 1,238 6.621 4(,.385 -17,4))
10.33g 22.M2
12.740 39.059 41.488
-), 1)~-
-32.728 16. 76J
Kala-ruta Sumber : Departerncn Kclauran dan Perikanan, (2006) dm bcrtagai surnber.
76
Kapal ikan yang rnelakukan pcnangkapan tuna mempunyai ukuran kapal di atas 30 gross ton (GT) kc atas. Kapal ikan yang berukuran 30 GT ke atas mempuoysi daya jelajah cukup jauh dan mampu bertahan cukup lama di laut keiika melakukan pcnangkapan ikan. Kapasitas kapal tcninggi ada pada tahun 2003 sebesar 735.220
GT, kapasiras kapal yang terendah ada paoa tahun 1986 sebesar 40.145 GT. Pertumbuhan tertinggi kapasitas kapal terja:li pada tahun 1991 sebesar 84 ,05 persen, sedangkan perseruase terendah terjadi pada tahun 2004. kapasitas kapal tahun 2003 sebesar 735.220 GT. sedangkan tahun 2004 sebesar 494.600 GT aiau terjadi
penurunan sebesar -32.728 persen. Selama tahun 1985 sampai tahun 2004 rata-rata pertumbuhan kapasitas kapal pcnangkap ikan tuna sebesar 16. 76 persen. 4.J.3. Alat Tangkap Alal tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tuna adalah pancing dan purscinc. Pancing yang digunakan hiasanya pancing pole and line dan rawai hanyut. Jurnlah alat tangkap akan berpengaruh pada volume iangkapan tuna. semakin banyak a lat rangkap yang digunakan rnaka akan serna kin besar volume tangkapan yang tl ihasilkan (Soepanto. 200 I ). Jurnlah alat tangkap yang digunakan umuk menangkap tuna dapat dilihat pada Tabel 4.3. Perkernbangan alat rangkap tuna mulai tahun 1985 sampai iahun 2004 cukup Iluktuatif Jumlah
alai tangkap terendah ada pada tahun
1985 bcrjurnlah
161.625 unit sedangkau teningg. pada tahun 1994 berjumlah 285.082 unit. Setelah iahun 1994 ccnderung mengalanu pcnurunanjumlah alat iangkap.
I_
77
Tabel 4.3 Tana ktao ' l'una Pertumbuhan (%) __:_rah u_•~- Alat tangkap (Unit) 19S5 161.625 19~6 169.043 4,59 1987... 5,21·177.85i 1988 187.207 ~~1989 I 195.123 4,23 1990 I 92.708 -1.24 1991 I 97.095 2,28 1992 204.433 3.72 1993 251.005 22.78 1994 285.082 IJ,5N 1995 269.700 -5,40 1996 270.233 0.20 1997 271.245 O.J7 1998 256.872 -5.30 199() 243.576 -5.18 2000 21-1.729 ·I 1.114 2001 2 J 8.099 1.57 232.1 t)() 2002 6.42 2003 202-:659 ·12.68 . 2004 7.71.710 34.07 3.10' Rata-rara l Sumber: Oepartemen Kelautau dan Perikanan, (2006) Jan berbagn! s11111hor. A
at
t=
--
-
l'crtumbuhan jumlah elat tangkap tuna tcninggi tctjadi pada tahun 2003 kc tahun 2004, yairu sebesar 34,07 persen, sedangkan
persentase terendah atau
rncngalami pcnurunan jumlah alat iangkap terjadi pada tahun 2002 kc iahun 2003 sehcsar -12.68
person. Scdangkan rata-rata pcningkatan jurnlah alat tangkap tuna
sclarna periode tahim 1985 sampai tahun 2004 sebcsar JJ pcrscn, 4.1..t. Volnme Ekspor Tuna Segar Ikon tuna merupakan salah sa:u komoduas penkanan yang mempunyai nilai 1in!;gi dalarn penlagangan produk pcrikanan. lkan tuna dipcrdagangkan dalam tii;a
78
bcnruk utama, yaitu: ikan tuna segar. ikan tuna beku dan ikan tuna kaleng. Tuna segar mcrupakan salah satu bentuk yang banvak diperdagangkan.
tcrutama untuk ekspor ke
negara Jepang (Deparremcn Kelauran dan l'erikanan,2006).
Masyarskat Jepang menyukai produk Luna segar jika dibandingkan
dengan
produk olahan lainnya. Volume Luna scgar Indonesia yang dickspor kc Jcpang sclama iahun 1985 sarnpai tahun 2004 dapat dilihat pada Garnbar 4.1. Ekspnr tuna scgar Indonesia
kc Jepang
antara
tahun
1985
sampai
tahun
2004
menunjukkan
perkembangan yang fluktuarif. Volume ckspor tuna terendah terjadi pada tahun 1985
sebesar 364.00() kg. Gambar ~.I . volume Ekspor Tuna Segar Indonesia Kc Jepang Periode 1985 - 2004 800,00 ~
700000
"'
:r!°'600,:)00
~ ~
--
--
.
if<
~
500000 ,,_ -
0c,
400000
;=
--
--
--
'J,
.;<
Cl!
§ c
300000 200000
>
I 100000
-------J-
o JIJl..S.JJ R;
86
R7 &8
~9
'!()
Illll 91 <>2
Sumbcr: l)icJle:1l.1 dari herbagai sumber
'-" 'J4 95 Tahun
1~ <)(,
. ,,
?7 98
-
-:~
~
I
-
I
-
- -
-·
"" ·.._ - - ' 99 00 OJ
-
"'
~~
t•
-""
I
I•
I-
,..
,
02 03 011
S.:Jangk<m v11lu1;1<· ckspor tuna segar leninggi dicapai pada tahun 1995 sebcsar
79
Pertumbuhan volume ekspor tuna segar ke Jepang dapar Ji lihat pada Tabel 4.4. Pertumbuhan volume ekspor tuna segar Ire Jepang tertinggi dicapai pada tahun 1986 yaitu sebesar 132,43 persen, sedangkan pertumbuhan volume ekspor tuna segar terendah terjadi pada tahun 1997 sebesar -31.06 persen. Sedaagkan rata-rata volume ekspor tuna segar lndnnesia ke Jepeng selama tahun 1985 sampai tahun 2004 sebesar 30. 71 persen. Tabcl 4.4 Volume 13k<nor 1'una 1?tg;1r lntl011~ia Jee J""an2 Perio?o 1985-2004
;:~~~:!~:\
Tahuo 1---1:..:9;,:85 ___ __;1.::.985.:;;;··--!--
. i
i I
'I
,_.
·-·
II
I I
_,_ ....
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997
... .
-
:\!_96
I -····· ...
·····
1999 2000 2001 2002 2003 2004
-
--
-
Rata-rata Sumoer: UN Comtrade (ZOO'i).
Perto~buhan(%)
364.000 646 000 ~---1.736000 3.929.~ 7.778 525 i 10 548 100 13 523 537 12.632 33-4 20 188.327 15 467.636 19.426.AA9 15 509 306 10W1.662 10. 76-1 209 14~7.2791 14 323 088 14.7-40 870 18 369 218 15~~ 761 16 682.651
-·
--·---
I
··132 42 1ns20 12632 9798 35.61 2821 -659 59.81 -23 38
...
-..
~~ -20.17 -31.06 0.68 3431 . ... ·O 93 2. 92 24.61 .. -15~1:4. 7,02 ~0,71
..
80
4. L.5. llarga Ekspor Tuna Segar
Harga ekspor tuna segar Indonesia ke Jepang mulai rahun 1985 sampai iahun 2004 rnenunjukkan perkembangau yang flukiuauf. Gamber 4.2 memperlihatkan perubahan harga tuna segar ekspor dari Indonesia ke Jepang. Harga terendah terjadi pads tahun 1985 sebesar 1,923 US$/kg, sedangkan harga tertinggi teriadi pada tahun
-
1997 sebcsar 5-486 l:S$/kg. .
Gambar 4.2 Pcrkembangan Harga Ekspor Tuna Segar Indonesia ke Jepang periode 1985-2004 ~
"" :/)
r
__,
::)
~ 6 ~ ot "' "'
:/)
g
5
.=
4
cc.
~·
~
w
2
V:·
§.,
2
1
:!::
0
RS 86 87
88
$~) 90
<)J
92 9:1 94 9:' 96 97 98 99
00 01
02 OJ 04
I'ahun Sumber : UN Conurade (2006). l'ertumbuhan
harga ekspor
tuna scgar lndoncsia ke Jepang
Tabet 4.5. Pcrtumbuhan harga ekspor tuna segar Indonesia ke Jepang
ierunggi
dicapai pada tahun 1997 sebcsar 34.65 persen, sedangkan pcrtumbuhan harga ckspor tuna segar Indonesia kt> Jcpang ierendah pada tahun 1998 sebcsar -30,0J persen. Pertumbuhan
ckspor yang 1<:111fah disehnbkan olch menurunnya kapasitas kapal
$<.!hingga tan gk<1p<111 tun a scgar i kut menui un. R ata-rara pert 11111 bu han harga ekspor
81
tuna segar lndoncsia sebcsar 6,33 persen. Hal ini menunjukkan harga ckspor tuna segar Indonesia rnasih relatif bagus nilainya.
s
Tabel 4.5
. de I 985-2 004 H arga Ek • '.Spor T una egar I ndonesia. K e J cpang peno Harga Tuna Tahun Ekspor Segar Pertumbuhan (%) IUS$ikCll
I
1985 1986 1987 1988 1989
~ f-
~
-~JSO
1991 1992 __1~3 1994 1995 1996 1997 1998 1999
2,846 3,36 4 476 5,36 5.221
I
-
18,06 33.21
BJ~ -2,59 -12,U~ -0,41 -11,20_
4,592
----
20D1
4.573 4,061 5,'168 _1,826 3 927 4,699 4.378
2002
4.045
-7,~1_
2003
4.231
2004
4.9~7
4.60 16,92
Rata-rata
--Sumner:
15,50 5,45 14,52 S.11
2,682
2000
--
-
1 923 2 221 2.342
--
3~.65 -30,0~ 2,64 19,66 -6,83
6,33
UN Comtradc (2007) .
4.1..6. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga mata uang suaru ncgam yang dinyarakun dalarn maw uang ncgara lain. Pcrubahan nilai tukar adalah pcrubahan nisbah harga antara uang ~u<'llJ negai ii
dengnn 1;ang negara lainnya ( Lindert and Kindlebcrgcr. l 98J).
82
Perkernbangan nilai tukar rupiah terhadap dollar Arnerika serikat dapat dilihat pada Gambar 4.3. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Arnerika Serikat cenderung lluktuauf.
Pada tahun 1985 sampai tahun 4006 perkernbangan depresiasi nilai tukar
rupiah cenderung naik dengan perlahan. Pada tahun 1996 sampai tahun 1997 terjadi kenaikan depresiasi nilai rukar yang sangat tajam. harnpir rnendekati nilai Rp l l.000 pada akhir tahun 1997. Krisis moneter tahun 1997-1998
cukup berpengaruh
terbadap
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat Garnbar e.J. Grafik Perkembangan i\'.ilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Arncrika Scrikat Periode 1985-2004 11000
~
V<
v: ;.,
100()0
9000 8000.
0
85 86 37 ~ 8'1
'!()
91
92 93 94 95 '16 ~i 9~ 99 Tahun
(II.)
01 02 03 04
Sumber : Bank Indonesia (2006) Perkembangan nilai tukar rupiah tcrhadap dolar Arnerika Serikat setelah tahun
1997 sarnpai tahun 2004 cenderung hC'rach1 dikisaran
Rp 7.000,- ssrnpai Rp 9.500,-.
Kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Arnerika Serikar dipcngaruhi juga olch kondisi nilai tukar negara lainnya d' dunia.
83
4.1.7. Pendapatan Perkaprta Jepanz (GDP) Pendapatan perkapita dapat digunakan sebagai salah satu alat ukuran untuk rnengetahui tingkat kesejahteraan atau kemajuan suatu bangsa. Pendapatan perkapita Jepang selama tahun 1985
2004 dapat dilihat pada Tabcl 4.6.
Tabel 4.6 p Pcndaoatan er Kapna Jepang Tahun I 98 5 - 2004 l'ertumbuhan I GDP (USS) Tahuo
-
1985 19.86 1987 1988 1989-1990 1991 1992
1993
I
I
I
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
I
13.867 16.402 19.797 23.939 23.864 24.416 27.810 30.240
. I .
2(104
(%)
18,28 20,70 20.92 -0.31 ; 2.31
34.607 38.001
I I
41.764
I
13.90 8,74 14.44 9.81 9,90 -l?.,10 -8.59 -9.'18 12.97
36.710 33.557 30.377 34.318 36.633 32.108 30.631
G.75
-12.35 -4.60
33.138
8,18
35.882
8.28 I S,67
Rara-rata Sumber: www.lnstead.coru
Tingk.u pcrtumbuhan tertinggi pendapatan per kapiia Jcpang di capai pada tahun
1988 sckirar 20.92 person, sedangkan perrumbuhan pendapatan pcrkapita
Jepang tcrendah dicapai pada tah.rr
2\JOI
sckitar -12.35
persen. Rcndahnya
pcnumbuhan pcndapatan perkapita kpaug. Aihat terjadinya kelesuan ckoncrni )'ang.
84
ditandai dengan jatuhnya hargn harga saham. Rata-rata pertumbuhan pcndapatan Jcpang adalah 5.67 person. Perkernbangan pendapatan per kapita Jepang dipengaruhi oleh pertumbuhan sekror industri, karcna negara .lcpang rncrupakan ncgara industri.
4.J.8. Volume Ekspor Tu11a Beku Volume ekspop tuna beku lndunesia yang dickspor kc Jepang sclama tahun 1985 sampai tahun 2004 dapm dilihat pada Gambar 4.4. Ekspor tuna beku Indonesia kc Jcpang antara tahun 1985 sampui tahun 2004 menunjukkan perkcrnbangan yar11;
(luktuatif Volume ckspor tuna tcrendah tcrjadi pada tahun 2004 sebesar 6.087.454 h.g. scdangkan volume ckspor tuna bcku tertinggi dicapai pada rshun 1993 scbesar 30.32:1.804 ks. Gambar 4.4 mcnunjukkan sctclah tahun 1993 sampai
tahun 1996
ekspor tuna bcku Indonesia kc Jcpang mengalurni penurunan sctclah itu pada tahun
I 99i naik, selaojutnya sampai tahun 2004 menurun .. G(lmbar 4.4
Graflk Volume r'.kspor Tuna Bcku lndonesia ke Jepang pcriodc I 985 • 2004 35000000
30000000
6 25000000
f
~:::I;~ 20000000 i
I
I \" "
5000000
Tahun Sumber: L1N rouurndc (2007).
85
Tuna beku Indonesia yang di ekspor ke Jepang, biasanya digunakan untuk kcpcntingan konsumsi dan indusiri. Sehingga permintaan dari Jcpang tergantung dari permintaan industri dan konsumsi masyarakat Jepang. 4.1.9. Harga Ekspor Tuna Beku Harga ekspor Luna beku Indonesia kc Jepang mulai tahun 1985 sampai tahun
2004 menunjukkan perkembangan yang fluktuauf Tabel 4.7 mcmpcrlihatkan
perubahan harga tuna beku ekspor dari Indonesia ke Jepang. Harga terendah terjadl pada tahun 2004 sebesar 0.804 CS$1kg_ sedangkan harga tertinggi lerjadi pada tahun 200 l sebesar l.950 L $$/kg. Tabcl4.7 ttarYa t:ksnor Tuna 8eku lndoocsia kc Jcoana ocriodc 1985-2004 Harga EksporTuna I
Tahun 1985 1986 198( 1988 1989 1990
Beku (US$/kQ)
l
Pertumbuhan (01.)
1 112 1,303
17.18
1,406 1.607 1,730
14.30 7,65
_1,065
-38,43
1992
0,984 1,028
-7.62 4.50
1993
1.102
7_-7
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
1,116. 1.328 I 1.309' 1,107 1,312 0,9_8_6~ i .383 1.950
200?
1,343
1991
Rata--ata
Sumber . US Com trade (2007).
f,90
--
1,32 18, 93 -1,41 -15,40 18.48 __;-?:._4:.,;J~l4 40,23 41..Ql_
-31.14
--~0.90
86
Pada Tabcl d.7 Pcrtumbut·an harga ekspor tuna bcku Indonesia ke Jepang rertinggi
dicapai pada tahun 2000 sebesar 40,23 person. sedangkan pertumbuhan
harga ckspor tuna beku lndonesia kc JcpQng rcrcndah pada tahun 1990 sebesar -38,43 persen. Ram-ram pcrtumbuhun harga ekspor uma beku lndonesia scbcsar 0,90 persen,
4.2. llusil Estimasi Model
Berdasarkan hnsil model estimasi yang dilakukan atas model ckonomctrika
dengan mcnggunakan data tahunan yaitu mulai tahun 1985 sampai tahun 2004 dan metodc 01.S, maka dipcrolch hasil $Cbaj!ai berikut 4.2. l. Model Volume Tungkapan Tuns ~a~ional 'Fabel 4.8 Hasil F~tima~i .. Model Volume Taneka an Tuna 'a~io1111I 1 Variabel Koeflslen . L1-S1atistik Prob. --23.10592 -6,453900 O.OC-00 .. * c OUM 0.043149 0.329889 0.7458' 0. 713422 7.664772 Q!O!)()OH• J:..OG(KK) -·2, 199168 l.OG{PP) 7,071398 0.0000 ... u.Yr4n ~uarcd ~·'-Adjusted R-~uar~xl 0.923379 Durbin-Watson stat J.232402 F-statistic 77.32481 Prob
--
Keterangan :
'** Signilikan
pada a 1% TS (lidak signifikan) Lo~ QTlt = -23.1059 + 2.1992 Lo<-' Pl\+ 0.7134 Log K.KC + 0.0431 Dum
Di111a1:a: Q'I'l,
-
Volume Langk;;pan tuna Indonesia
(ton)
(1)
87
PP,
= A lat tangkap purseine dan pancing (Unit)
KK,
= Kapasitas kapal L lJkuran kapal x kapasitas kapal)
Dum
=
(gross ton)
Dummy Kebijakan Pengadaan Kapa! lmpor scjak tahun 1996
Dari Tabet 4.11 dan persamaan I dapat dilihat bahwa kocfisisen regresi untuk variabcl alm iangkap purseine Jan pancing scbcsar 2, 1992. Kocfisicn ini didukung oleh nilai t-staristik scbcsar 7,07 yang sccara s1~1istik signifikan pada taraf I pcrsen. Sehinggu vuriabel
aim tangkup pursdne dan pancing berpengaruh
nyaia
tcrhadap
variabcl volume tangkapan tuna Indonesia pada tingkat signiflkansi 99 person. Nilai
koeflsien ini dapat diartikan bahwa kenaikan penggunaan alat tangkap purseine pancing
scbcsar
I pcrscn akan rncnyebabkau
kcnaikan
d1111
volume rangkapan tuna
nasional sebesar 2, 1992 persen ceteris paribus Kt>cfi~icn rcgrcsi untuk variabcl kapasita» kapal scbcsar 0, 7134. Kuefisien i11i didukung oleh nilai t-sunisttk sebesar 7.66 yunti secara statistik signifikun pada taraf I person. Sohingga variabel
kapasitas kapal berpcngaruh nyata tcrhadap variabcl
volume tangkapan tuna Indonesia pada 1ingkn1 signifikausi
ini dapat
diartikan
hahwa kcnaikan
kapasitas
9<1 persen, Nilai koefisicn
kapal sebcsar I persen akan
mcnycbabkan kcnaikan volume taugkapan tunu uusional scbesar (l,i I persen cetcris paribus J
lasil regresi persamaan variabel volume tangkupan Luna nasional mcnunjukan
bahwa varlabcl
c/1111111~)·
tangkapan tuna Indonesia
mcrnilik i pcngaruh yang posit if terhadap variabel volume yang diumdai
(1~11~.an
nilai koefisicn sebesar 0.0431.
0
88
Koeflsien ini didukung ulch nilai t-statistik sebesar 0,3300 yang secara statistik tidak
signifikan 4.2-2. Model Ekspor Tuna Segar Tabel 4.9 H asi'IE .sumasi ' . M0dc I Vo I ume Ekcsnor Tuna Segar Proh, t-Stansttk Koefisien Variabel -1,718761 0,1094* -12,67695 c 0,417989 2,217093 U,0451-. LOG(QTI) 1,874742 0,0835* 1,013269 LOG(PTS) 2,821763 0.0144** 2. I 23833 LOG(GDPJ) , 1'0,_69414~ 04998 0,102159 LOG(ERl(-1)) -3,073410 0.0089* .. -0,890157 Ol;M o,9113osi H-s911ared 0,?85500 Adiusted R-s9t1ared Durbin-Watson stat l,5~&995 Sumber: I lasil Pengolahan Data Ketcran gan :
* Signifikan pada n 10% ** Signifikan pada a 5%
... Signi fikan pada u I% TS (tidak signifikan)
Log VTS, = -12.6770 + 1.01327 Log PTS, + 0.4180 Log QTI, + 0.1022 Log i<;Rl,.1 + 2.1238 Log GOP J, - 0.8902 Dum Dimana: VTS,
=
Volume ckspor tuna segar (Ion)
QTI,
=
Volume tangkapan tuna Indonesia
PTS,
= Harga tuna segar ck spur (US$!kg)
GDP.I,
(ton)
Pendapatan perkapita Jcpang (Ribuan LiS$)
Dun:
-
Dummy penanganan dan J)l'ng,
F.R 11•1
= Nilai tukar rupiah terhadap l !S dollar tahun scbelurnnya (Rp/US$)
(2)
89
Dari Tabcl 4.9 dan pcrsamaan 2 dapal dilihat bahwa koefisisen regresi untuk variabel volume tangkapan tuna Indonesia olch nilai t-statistik scbcsar 22171
yang sceara staristik signifikan pada iaraf 5
persen. Sehingga volume tangkapan variabel
tuna lndunesia berpengaruh uyata terhadap
Volume ckspor tuna segar pada tingkat signifikansi
koeflsien ini dapat diartikan sebesar
sebesar 0,4180. Koefisien ini didukung
bahwa kenaikan volume tangkapan
95 persen. Nilai tuna Indonesia
I persen akan mcnycbabkan kenaikan volume ekspor tuna segar
sebesar
0,4180 persen ceteris paribus
Koelisien regrcsi untuk var.abcl
harga tuna segar ekspor
sebcsar 1.0133.
Koefisien ini didukung oleh nilai t-staristik sebesar 1.874 7 yang secara statistik signifikan pada taraf 10 persen. Sehin~i;.1 bar~;; tuna segar ckspor bcrpengaruh nyata
terhadap variabel volume ekspor tuna segar pada tingkat slgnifikansi 90 persen. Nilai koefisien ini dapat diartlkan
bahwa kenaikan harga tuna scgar ekspor
sebesar
I
persen akan menyebabkan kenaikan volume ekspor tuna segar sebesar 1.0133 perseu ceteris paribus
Kocfisiscn rcgresi untuk variabel
pendapatan perkapita rnasyarakat Jcpang
scbesar 2.1238.
Koeflsicn ini didukung oleh nilai t-statistik sebesar 2.8218
secara statistik
signifikan
yang
pada taraf 10 persen, Sehingga pendapatan perkapita
Jcpang bcrpengaruh n)at;; tcrhadap variabel volume ckspor tuna segar pada iingkat signilikansi
90 person. \fih•i koetisien ini dapat diartikan
bahwa kenaikan
pendaparan pcrkapit« masyarakat J-::1>ang scb,-;:ar I pcrsen akan mcnycbabkan kcnaikan volume eksnor tuna ~cg
90
Koefisiscn rcgresi uruuk variabcl nilai tukar rupiah terhadap US dollar tahun scbelumnya memiliki pengaruh yang positif terhadap volume ekspor tuna segar sebcsar 0, I 022. Koefisien ini didukung oleh nilai t-stati>tik sebesar 0,6941 yang
sccara statistik tidak signifikan. Hasil
regresi persamaan variabel volume ekspor tuna segar mcnunjukan
bahwa variabel dummy memiliki pengaruh yang negaiif ierhadap variabel volume
ekspor tuna segar yang ditandai dengan nilai kocfisien sebesar - 0,18902. Koerisien
ini didukung oleh nilai t-statistik sebesar -3.0734 yang secara statistik yang secara statistik signifikan pada tar.if 10 person. Sehingga dummy kebijakan mutu ekspor tuna segar berpenguruh nyata terhadap variabel volume ekspor tuna segar pada ringkat
sigmfikansi 90 person. 4.2.3. Model Fkspor Tuna Beku Tabet 4 l(l Hasil Estirnasi Mode Vo urne Ek - rsoor I'una Beku k Variabel Koefisien t-Statistik I Prob. (. 25,61834 4.315453i0.0
I
'
-0,914771 -t,sos902•0.ooos• *" 0.660631 F-s1a1is1ic 6.813243 0.0029161 0.563668 Probff-statistic) I
LOG(ERJ)
I
R-squared Adjusted R-:,quafed
1,497494, Durbin-Watson stat Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan :
•
Signilikan padu u I 0%
"" Signifikan pada
1t
.5'!'.
Signifik.11: pada a 1% TS (tidak ,.ignifikan) ~h
91
Log VTB,=25.6183+
0.6JSI LOj!PTB, + 0.67761...og QTl,.1• U.9148 Log ERi,
• 0.97751.og GOl'J, -----·---·--.-·---·-----·-·
-
(3)
Dimana: VTB,
=
Volume ekspor tuna bcku (ion)
QTl,.1
-
Volume tangkapan tuna Indonesia tahun scbelurnnya (ton)
PTB,
= Harge tuna bcku ekspur (lJS$/kg)
GDPJ,
= Pendapatan perkapita Jepang [Ribuan US$)
ERi,
- Nilai tukar rupiah tcrhadap US collar (Rp.'L'SS) Dari Tabet 4.10 dan persamaan 3 dapa1 dilihat bahwa kocfisiscn rcgrcsi umuk
variabel
volume tangkapan tuna lndouesia tahun sebelurnnya sebesar 0.6776.
Kocfisicn ini didukung oleh nilai 1-~1a1i~1ik
~<;:ir 2.2914 yang secara sraristik
signifikan pada rnraf 5 persen. Sehingga volume umgkapan tuna Indonesia berpengaruh
nyoUi 1erhadop variabcl volume ckspor tuns bcku pada lingkttl
signifikansi 95 person. Nilai l..<11:li>i~n ini dapat Jianikan bahwa kenaikan volume tangkapan
tuna Indonesia pada tahun sebclumnya
scbesar
I persen akan
rnenyebabkan kenaikan volume ckspor tuna beku sebcsar 0.6 776 perscn ceteris paribu»
Koefisisen regresi untuk variabel harga tuna beku ekspor sebesar 0.6351. Koefisien ini didukung olch nilai l Sl3tislil.. ~be:x11 1.8048 yMg secara statistik signilikan
pada taraf 10 persen. Sehingga hargu tuna beku ekspor berpengaruh nynta
tcrhadap variabcl volume ckspor tuna bcku pada tin~'-"' signifikansi 90 persen. Nilai
koefisien ini dapat diartikan
bahwa kenaisan harga tuna beku ekspor sebesar I
persen akan rnenyebabkan kenaikan volume ekspor tuna oeku scbesar 0.6351 pcrscn ceteris paribus Koelisisen regresi untuk variabel pcndaparan perkapita Jepung pengaruh yang ncgatif tcrhadap volume ckspor tuna bcku
Koelisien ini didukung oleh nilai t-siatistik sebesar -1.2343 t idak
merniliki
scbcsar - 0.9775. yang secara sratisrik
sign i ti kan Kocfisisen
regresi untuk variabel
nilai iukar rupiah terhadap US dollar
scbesar -0.9148. Kocfisicn ini didukung olch nilai t-sta1istiJ.. sebesar -4.5060 yang secara s1a1is1ik signifikan pada taraf I persen. Sehmgi;a nilai tukar rupiah terhadap
IJS dollar bcrpcngaruh nyata terhadap variabcl volume ckspor tuna bcku pada ttngkat signifikansi 99 person Nilai koefisien ini dapat diartikan bahwa kenaikan nilai dollar USA terhadap rupiah sebesar I perscn akan mcnycbabkan menurunnya volume
ekspor tuna bcku scbcsar 0.? 148 person ceterls paribus
4.3. Annlisis Statistik 4.3.1. Koefisien Detcrminasi (R1) Nilai R1 koctisicn determinasi men.mjukkan besarnya pcngaruh pcrubanan variabcl
bcbas
dalarn menjclaskan
pcrubahan pada variabel
bebas, secura
keselui uhan. Sedangkan sisanya oi1cr.ing.1
93
13csarnya nilai kocfisicn dctcrminasi adalah amara 0 hingga I (O
Model Volume Tangkapan Tuna Nasional
N'II al. R'. dan N"I1 a1. A di uusted R'. Nil:li R' __!J!fjusttd R' _ .
EkSDOr Tuna - Segar l::ksoor Tuna Beku
~-
0.935477
0.923379
0,917305 0.660631
0.885500 0.563668
Sumbcr: Hasil Pcngolahan Oma .\Jilui 1{2 sebcsar 0.935477 pada pw.K1t11aa11 volume 1anghapa11 tuna nasional rnenunjukkan bahwa sebesar 93.5477 persen perubahan puda variabcl tidak bcbas yaitu volume 1.rn1.1knpan tuna nasional dapat dijelaskan olch scmua variabcl bcoas . Sisanya sebunyak 6.4523 persen dijclaskan oleh taktor-faktor lain yang tidak tcrmasuk kc dalam model.
Nilai R2 scbcsor 0.917305 pada persarnaan ekspor tuna scgar mcnunjukkan bahwa scbesar 91.7305 pcrscn pcrubahan pada variabel tidak bebas yaitu volume ekspor tuna scgar dapat dijdaskan oleh semua variabel bebas, Sisanya sebesar 82695 perscn dijclaskan oleh laktor-taktcr lain }ang udak iermasuk ke dalam model. Nilai R2 sebesar 0.66061 I pada persamaan ekspor tuna beku rnenunjukkan bahwa sehcsar 66.063 i persen pcrubahan pada variabcl udak bcbas yairu volume ekspor tuna beku dapat dijelaskan oleh semua variabel bebas. Sisanya
scbesar
94
33.9369
pcrsen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam
model.
4.3.2. Uji F U.ii F digunakan untuk rnenguji hubungan Vanabel bebas ierhadap variabel tidak bebasnya dalam persamaan regrcsi. Dengan demikian hasil uji F yang signifikan
akan rnenunjukkan bahwa minimal
saru dari variabel bebas memiliki pengaruh
tcrhadap variabel tidak bebasnya. Uji F merupakan uji signifikansi satu arah (one tai! significance). Hipotcsa yang digunakan adalah : I il): semua variabel bebas secara bersaman-sarna tidak berpengaruh terhadap variabel
iidak bebasnya. 11· : ada minimal
satu variabel bebas yang bcrpengaruh terhadap variabel tidak
bebasnya dalam persamaan rcgrcsi.
Hasil pengujian akan menunjukkan : >:> Apabila nilai
Fvhitung
> F-tabel. maka Ho ditolak: aninya ada minimal
saiu
variabcl bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya.
;.. Apabila nilai f'-hitung < F-tabel, maka ~ diterima; artinya semua variabcl bebas secara bcrsaman-sama tidak berpengaruh rerhadap variabel tidak bcbasnya.
95
Tabel4.12 Nilai F-Tabcl f - statisrik P- tabel 77.32481 5.1'>
Model
Volume Tangkapan
·1 una Nasional Ekspor Tuna Segar 28.84095 Ekspor Tuna Beku 6,813243 Sumber ; I lasil Pengolahan Oma
Keterangan Signifikan
4,69
Sienifikan
4.89
Signiflkan
Dari Tabet 4 .12 diperoleh basil perhitungan untuk kctiga model porsamaan
yaitu: volume tangkapan tuna nasional. ekspor tuna segar, dan ekspor tuna beku mempunyai nilai f-~tatistik yang lchih besar jika dibancingkan dcngan ~ tabcl
schingga Hn ditolak. maka dapat disimpulkan bahwa minimal nda salah satu variahcl bebas yang berpcngaruh terhadap variabel tidak bebasnya dalam pcrsamaan rcgresi pada kctiga model terscbut dcngan tingkat kepercayaan sebesar 99 peresen.
-l.3.3. Uji
t
Pcngujian tcrhadap
variabcl
mernbandingkan
t
dilakukan tidak
untuk mengetahui tingkat signitikusi variubel hebas
bebasnya
sccara
parsial,
Uji ini dilakukan
dengan
antara nilai t-hitung dengan t-kriiis pada tabel, Kriteria yang
digunakan dalam pcnclitian ini adalah pcngujian dua arah dengan iingkat signiflkasl =
ct
dan derajai kebehasan (dey,ree of freedom. df) ~ 11-k. dimana n menunjukkan
jumlah parameter tcrmasuk konstanta, 1 lipoiesis yang digunakan adalah :
H..:
ri = 0. anlnya
scrnua variabcl bcbas tidak mcmpcnguruhi variabel tidak bcbasnya
I '1 ; ~ # 0. artinyu scmua variabel bcbas mcmpcngaruhi variabcl tidak bcbasnya
96
Hasil pengujia» akan menghasilkan dua kosimpulan menurut dua hipotesis di atas, yaiiu : •
Ho tidak dholak jika rnempengaruhi
•
Habel > l-Slatistik, hal ini bcrarti variabcl bcbas tidak
variabel tak hebasnya sccara signiflkan.
H:i ditolak jika t t-staristik > t-iabcl, hal ini berarti variabel bebas mcmpengaruhi variabel tak hebasnya secara sig11ilika11
fabt:I di bawah ini mcnunjukan nilai batas kritis untuk pcngujian t-staiistik.
masing-
rnasing pada ringkat kepercayaan 99% (a= I%), 95% (a= 5%) dan 90% (a= I 0%). Tabel 4.13. Tubtl 4.13
N"I.I 3.1 A atas K rl..ux ll'" 111 l II asr'IR cgrcsr"p ~11aQn .\-1odcl
df
Volume Tangkapan Tuna Nasional Ekspor Tuna Segar
16
Eksp11r Tuna Beku Sumhcr : Oujarati (2003)
IS
u
0,01 2,921
0,05
O.JO
2,120
1,746 I
2,977 2,947
14
2,145 2,131
1,761 1,753
Hasil pengujian dari pcrsamaan volume tangkapan tuna nasional. ekspor tuna Segar dan t>kS()OI" tuna bcku adalah scbsga] bcrikut : Tabet 4.14
llii l-stut Model Volume Tangkapan 'I una Nasional Varlabel
t-srar
c
-6,453900
OUM
0.329889
LOG(KK) i.664772 LOG( l'I') 7,071WX Sumbcr: flasil Pcngolahan l)ma
H11 Ditolak Ditcrima Dirolak Diml~k
Kctt.•rangun -·Siunifikan n = 1%
Tidak S i,e,11 i fikan Siuuifikan u - 1% Si1,11ilika11 rt - 1%
-
97
u··Ii
t-Stl\l
Variubel
c
label 4.15 t-sta t M(lde l Fk : .soor Tu11a S ee.ar
l,OG(QTI)
LOG(PTS}_ __
1.874742
LOG(GD.P:!) - _2.8217~3 ,_ LOG(ERl(-1 )) 0,694148 DUM -3,073410 Sumbcr: Hasil Pcngolahan Dara
U" in Variabel .
L0Ci(l'Tl3)
1.0G(CIDPJl LOG(GRI)
I
I
Di1olak l)i1olak Oitolak Ditolak Dherima Ditolak
-
Siunifikan u - I 0% Signi likan n - 5% Signi fikan a = 11)% Signifikan ri = 51'.LTidak Si~ni fikun Siunifikan
u = I%
Tabel 4.16 Mode I F.k . soor Tuna B ~ k u t-stat Kerera ne:in Ho l)itolak 4,115451 Sii:tnifikan ct~ I%,
t·S(UI
-- -
(' ·- 1.Cl(i(OTl(-IYI
Keteranznn
H11
-1.718761 2,217093
Slzniflkan c1 = 5%
2,291434
Ditolak
1,804&24
Diterima Diterima
'I'idnk Sianifikan
Ditolek
Signilikan
-1.234327 -4,505902
Tidak Si{l.ni tlkan
et=
I%
Sumbcr: I Iasil Pengolahan Data
4.4. Pcnguji:in Kritcrio 1£ko11011.1~frik Pcngujian klasik dilakukan
kritcria ekonometrik untuk mcngctahui
masaluh OLS klusik.
l'engujicn
terutama pengujian
masalah asurnsi OLS
apakah dalam li
illi mclipuu: muhikolincritas, autokorelasi, dun
heteroskedasuas.
4.4. l , Pcngu.iian Chow Break Poi/II Test Pada tahun 1996 pemerintah melukukun k~bij:ok:tr1 pembukaan impor kapal pcrikanan yang secara
langsung
akan
mcrnpcngaruhi
volume tangk~rnn
nusionul. umuk mcngctahui ada atau tidaknya perubahan struktural
hrnR
maka di lakukan
pcngujian dengan mcnggunakan Chow Break
Pni111 Test tcrhadao
pcrsamaan volume
tangkapa» tuna nasional, Tahapan pengujian Chow Test sebagai berikut : I. Mernhuat Hipotesis : Ho : tidak terjadi perubahan sirukrural
H1 : ada perubahan struktural 2. Mernbagi sampel dari N observasi menjadi 2 (dua) kelompok a. kelornpok I (satu) bcrisi sarnpel sebelum kcbijakan diperlakukan (1985 1995) b. kelornpok 2 (dua) berisi sampcl sctclah kebijakan diperlakukan (1996-2004) 3. mclakukan regresi pada masing-masing sub-sampel sccara tcrpisah dun didapatkan RSS1 dan RSS·. Nilai RSS, 0.675350 dan RSS1= 0.020261. 4. rnclakukan regresi untuk seluruh sampcl (N) dan didapatkan nilai RSSR=l 220943 5. monghiumg nilai I'* dun f-'0
(llSSs - RSS, - KSS1Vk (RSS, 1 RSS2)1(n1~ n2-2k}
F*=
(l.220943 0.675350 -0.020261 )/3 (0.675350 + 0.020261 )/(20-2.3)
F" -
= 0.175111/(1.676797
~ 0.2587
re- 3.34 Dcngan cemikian nilai F* < F' rnaka 1-lq diterirna. artinya tidak terdapat pcrubahan struktural schingga bisa dianggap sama.
Padu tuhun 1992 pernerintuh melakukan kebijakan standurisasi rnutu ekspor tuna ..;egar. Kchijakan terschut secara langsung akan berpengaruh lerhadap kapasitas
99
tuna ckspor yang akan dijual ke Jcpang. Mengetahui ada atau iidaknya perubahan struktural rnaka dilakukan pengujian dengan menggunakan Chow Break Point Test /crhadnp pcrsamaan volume ekspor tuna scgar kc Jcpang,
F*
_(RSS& - RSS1 - KSS2)/k (RSS1 1 K.SS2)/(n 1+n2-2k)
=
( l.730706 - 0.00770 I - 0.27660 I )/5
(0.00770 l + 0.27660 I)/() 9-2.5) 0.28928 I /0.0315 89 -9.157650
Ocngan demikian
nil
F* > F' rnaka 1111 diwlak.
artinya terdapat perubahan
struktural schingga tidak bisa dianggap sama. 4.4.2. Pc11guji1111 M uhikolincaritas Pcngujian
korclasi
antara rnasing-masing
mempunyai
nilai
(Gujarnli,2003}.
signifikasi
rnultikolinearuas
lebih
dari
dapat dilakukan
dcngan caru melihat matrik
variabcl indcpcndcnnya. RO%
menuojukkan
Selain itu, kita juga dapar mcndctcksi
Jika kocfisicn adanya
korelasi
multikolinenritas
dari besaran nilai R1 dan
dari masing-rnasing variabelnya. Jika suatu persarnaun rnenghasilkan
I{~
yang tinggi tctapi banyak variabcl indcpcndcnnya yang tidak signifikan dan bahkan mcughusilkan
koefixieu yang bertentangan dengan teori, maka hal itu 111e11u1~ukka11
gejala awal multikoliuear,
100
Cara lain untuk mendcteksi adanya mulrikolinearitas
diamara variabel-
variabel independen dapat rnenggunakan variance irflation factors (VI F), dengan
rncnghitung niiai R2, yang diperoleh dengan meregresikan salah saru variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya . Jika nilai VII' nya kurang atau sama dengan I 0 maka
dalarn data tidak ada mulrikolinearitas. Persamaan volume tangkapan tuna nasional matrik korelasinya dapat dilihat pada Tabel 4.17
Matrik Korelasi Amar lndependen
Vanabel Persamaan Volume
Tangkapan Tuna Nasional Tabel 4.17 Mntrik Korelasi Antar lndcpcndcn Variabd Pcrsamaan \I.o ume Tang-anan k TN. una 1 asiona I
VARIAHELI
LOG(KK) 0.795239 1.000000
DUM DUl'vl I 1.000000 LOG(KKl I 0,793239 LOG(Pl'i l 0,472993 Sumber: I lasil Pengolahan Data
0.635993
LOG(P~) 0.472993
0,635993
I
1.000000
Dsri matrik korelasi antnr variabel independen pada pcrsamaan volume iangkapan tuna uasional rucmpcrlihatkan hubungan antar varlabel independen tidak lcbih dari
79.32 persen,
schingga
dapat disimpulkan
bahwa variabel-variabel
indpenden pada model bebas dari masalah rnuttikolinearitas
Matrik korclasi unruk pcrsamaan volume ckspor tuna scgar diperlihatkan pada Tabel 4. 18. Tabet 4.1 & menunju.kkan ada beberapa variabcl yang nilai lcbih dari 80 persen, schingga
korclasinya
kcmungkinan memunculkan adanya multikolinerairas.
Cuna rnelihat lebih lanjiu adanya rnulukolinearitas dapat dillakukan nilai VIF.
IOI
Tabel 4.18
Matrik Korelasi Amar lndependen Variabel Persarnaan Vo I ume ['ksseor Tu11a S1:11ar VARlABEL LOG{QJ J LOGIPTS) LOG(GDPJ) LOG(ERJ(-1)) LOG(QTI)
LOG(PTS) LOG(GDPJl LOG(ERl(-1)) DUM
Sumber : Hasil
1.0000(() 0.816997 0,876485 0.711969 0.8~5469 Pcngolahan D3t3
O,R71>4&5 0.861859 1.000000 0. <.O'i469 0.851061
0.&16997 1,000000 0.661859 0.410091 0,785796
0,71196() 0.410091 0.505~69 l ,(!00000 0.632440
l)UM 0.R4'i46Q
0,785796 0,851061 0.6~?440 1.000000
Pada 'l'abel 4. J 9 hasil uji multikolincritas antar sesame variabcl independen
rnenunjukkan nilai VII' rnasih bcrada di bawah nilai 10. Dengan nilai dibawah ur1g~a l 0 menunjukkan bahwa muttikofincritas tidak terjadi. selain itu nilai koeflsicn rcgresi
masing-masing variabel nilainya signifikan. fabel 4.19
Hasil Uji Mulrikolineritas \'If Amar Sesama Vanabel lndependen Persarnaan Volume l:lcspor Tuna Segar lndcpcnden Variabel R-squared VIF Tolerance LOG(OTI) 0.885432 &.1284407'i fl I 1456R LOG(PTS) 0.7~61 4,i7238128 0,209539 LOO(ERl(-1))
LOG(GIWJ) DU:\1 Surnhcr : Ha>il l'cn5ol>1han l.h.t:i
0.647665 0.861156 0.793829
2.83820796 7,20232779 l.85034268
0,352335
0.138844 0.206171
Mairik korclasi untuk pcrsamaan volume ekspor tuna beku diperlihatkan pada Fabel 4.20. Pada Tabcl 4.20 menunjukkan hampir semua variabel mempunyai nilai
korclasi di bawah 80 person. schingga dari nilai terscbut mcmpcrlihatkan tldak adanya multikulineraitas antar variabel independen.
102
Tabel 4.20 Matrik Korclasi Antar lndeoenden Variabel Persamaan Volume EksporTuna Beku lOG
LOG(PTB))
I LOG
-0,356854 1.000000 -0283399 -0.110554
0,853276 -0.283399 1.000000 0.483323
LOG(ERI} 0,774787 -0.110554 0,483323
1.000000
4.4..3. Pengujian Heteroskedasrisitas Pengujian masalah heteroskedasitas dengan menggunakan rnetode white heteroscedasticity test. Jika suaru model terbebas dari masalab heteroskcdasitisitas. berarti varians pcngganggu akan homogen, sehingga ridak terjadi goncangan pada variabe, bebasnya dan mcmberikan dampak yang sama. Pengujian ini dapai dilakukan
dcngan melihat obs"
1{1
dan dlbandingkan dengan nilai
lebih kccil dibandingkan dengan nilai
i
i
(So/o;df). Jika nilai obs* R"
(5%:dt), maka suaru model rerbebas dari
masalah hctcro dan dcmikian scbaliknya. Kasi I
penguj ian
heteroskedasitas
dengan
rnetode
white
heteroscedasticuy lest- no cross term dapai di lihat pada Tabel 4.21 Berdasarkan ·1 abel 4.21 di atas, untuk model penelitian volume tangkapan tuna nasional nilai Obs" R-souared bila dibandingkan dcngan nilai Oi"'R-squm·,,rJ <
x\,i~: 1m.,~.,1°'''.
i 1'k
pada df = 5. diperoleh hasil
sehingga Ho uji White ditcrima. yaitu tidak ada
rnasalah heteroskedasiras. Hegitu juga dengan model Volume Ebpor Tuna Segar dan Volume Ekspor I una Beku apabila nihii Oh<*l?-~111"m'u dihandingkan dengan nilai
103
lTob
=
9. diperoleh basil
Obs=Rssquared < l1nb•I
(!%,>'%.ICW.J ,
sehingga
mcnunjukkan Ho uji While diterima. Tahel 4.21 H<eiil Uji Heteroskcdasiias d cngan MdWhH eto e mo ctcrosccausticitv Test- No Cross Tenn Motl cl Heteroskcdasitas Model Volume Tun knpan Tuna Nasion:1l J:-s1a1is1ic 0.9SOR4.5 Prohnhiliias 0.·163094 Tidak ada Ous~R-s"ua1cc.J 5, I 88495 Probubilitas 0,393312 Model Volumc~porTuna Segar F-stutistic 1.901257 Prohabili ms ()l)s• R-souarcd 12..15112 l'robabili tas
0,1762H
I
Ttdak adn
0.189055
Model Volume Eks or Tuna Bcku F-srn1istic 0,205813 Probabilitas Ohs•R-~01 rared 2.6860% Probabiliras
0.982627 0,1152488
Tldak 11da
Keterangan : Signi flkan pada u I%, 5%, dan I 0% Sumbcr: I lasil Pcngoluhun Data
4.4.4. Uji Autokoretas] Autokorelasi rncngandung arti adanya korelasi untura anggota obscrvasi dengan observasi luinnya yang berbedu wuktu dan dalarn kaitannya dcngan asumsi OLS. Akibat udunya autckorelusi
yang lebib besar dari nilainya
di antaranya adalah perolehan nilai standar error ~d1inggH parameter rcgrcsi yang dipcrolch mcnjadi
tidak signiflkan secara statistik. Untuk mengetahui apakah tcrdapat masalah autokorelasi
maka digunakan uji statistik
Watson adnlah scbagai bcrikut :
Durbin-Watson
dalam persarnaan
yaitu dcngan mcmbandingkan
nilai
104
J-10: tidak ada autokorelasi H1 : ada Autokorelasi
Dcngan mcnetapkan Ho adalah dua ujung. Ada aiau tidak adanya aurnkorelasi haik positif rnaupun ncgatif'jika : d
dU < d <4-dL : Ho ditcrima dl.111a1 dilanj111kRn rlcn!Jan uji n111 (run test) 1 lasil perhitungan Uji Durbin-Wason uruuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.22 Tabcl 4.22 11• as1·1 U" L) urtb'Ill·W !ll$011
,,,
Model Volume Tangkapan Tuna Nasional Volume Eksoor Tuna Scuar Volume ck~DUJ' Tu11a Beku
(n:k)
1)1.
1)1 J
ti hit
4-du
4-dl
AulokorclMi
(20;:1i
0,&61
1.271
<2U;)l (20,4)
U.~Y8
I.7J'I
1,21 1,56 1.49
2,729 2.26J 2,172
), 117 J,40;! 3,106
R ?.r.11-ra1~11 kaau-rauu Ra1tu-ra~u
0.)94 • 1,828
Sumber : Hasil Pcngolahun Duta
Hasil pcrhitungan pada Tabel 4.22 mcnunjukkan behwa hasil autkorelasi di dalam model masih becrada di daerah ragu-ragu schiugga tidak ada kcpuiusan apakah terjadi autokorelasi a tau tidak. jadi pcrsamaan harus di uji lanjut dengan Run tes. 4.4.4.1.
Run Test
Hasil perhitungau dengan Durbin-Watson menunjukkan uutokorclasi dalam keadaan 111~rnguka11. ,~l1ingga uji run IC> dilakukan ontuk mclihat posisi scbcuarnya. Pcnguiian
dilakukan
dcngan menghitung
pergerakan t+ atau -) residual
yang
105
dipcroleh dari selisih antara nilai aktual dari variabel independen terhadap esiimasinyu. J ika distribusi residual tcrscbur berada pada distribusi normal. maka dianggapa tdk ada auto. Melihat ada tidaknya korelasi dalam model ditentukan dalam suatu batasan rentang, yaitu : E(R)-t(Tabcl~n-
:a)·
qR:O:
R "S. b(R) + t(Tahel~n-i:al·
qR
Nilai E(R) dan variansnya 0-1t2 diperoleh melalui rurnus :
E(R) =
aR2 =
-
2n1n2(2n1n2-n
4
I
-112)
5
(n1 + n2)2(n1-i·n,-I)
di mana,
111 -
jumlah nilai residual positif dan negatif rcsidualf,
112
= nilai residual
negatif, R - jurnluh perubahan nilai positif dun negauf residual, dan n
= jumlah
obervasi. Has ii pcrhitungan terhadap pcrsarnaan 4 dan 5 diperoleh data residual sebagai berikut yang ditampi lkan padaTabel 4.2:1
Tabd 4.23 Hasil Perhitunean Run Tes Model
Volurne-Tangkapao Tuna Nasional Volume Lkspor Tu113 Segar Volume Ek~por Tuna
l:lcku
Somber : I lasi I Pcngotchnn
n, ~ 11+
n'.!=
8
"
7
I 0,6
7.95
2,82
2.861
tidak ada
'.W
6
10,9
4,64
2J5
'.2,861
tidak ada
20
6
11
4,74
2,18
2,861
tidak ada
12
20
9
JI
10
ro
(fa1n
I
R
~
I'. (Rl
N
tabcL19 l"-"'
H~sil
106
Dari
Tabet
4.23
persarnaan rnenghasilkan
rncnunjukkan
pengujian Run test pada ketiga
hasil
nilai run (R) bcrada pada daerah Ho diterima, yaitu daerah
diantara kritis atas dan kritis bawah, kcdudukan ini berarti tidak terdapat autokorelasi pada ketiga persamaan di alas pada tingkat kepercayaan 99 persen dan dari hasil pcngujian tcrnyata residual pada kcriga pcrsnnaan tcrdisulbusi sccarr normal. 4.S. Analisis Ekonomi dan Pcmbahassn
4.S.I. Model Volume Tangkapan Tuna Nasional I lasil analisis rcgrcsi pada model perxnrnaan volume t~neknran tuna nssional,
variabcl bebas aku 1:1ngk~p pursclnc cfan pancing, kapasitas kapal berpcngaruh secara posuif dan signifikan, sedangkan d11111111y kebijakan pengadaan kapnl imper sejak tahun I 996 bcrpcngaruh sccara posuif'dan tidak signiflkan.
4.5.1.1. Alat Tangkap Purseine dan Puncing Hasil analisls berpengnruh positif
rcgrcsi monuojukkan
alnt tangkap purseine dan pancing
terhadap volume tangkapan tuna nasional.
Artinya,
apabilu
tcrjndi kcnaikan alat tangkap purscinc dan panciug scbcsar ]% akan mcngakibatkan volume taugkapan 1u11a uasioual sebesar 2.1992 % cetcris paribus. Hasi] iui s1.:~u;ci dengan has ii penelitian yang dilakukan Olli via (2002) dan penelitian Socpanto ( 1999) yaitu peuggunaan
alat tangkap purscine dan pancing akan mcningkatkan
volume
tangkapan ikan. Ala: tangkap merupukan salah satu saruna untuk rneningkatkan hasil tangkapan ik1111. s~111~kin bauyak
1111i1
~1~1 lang,kap yang digunakan maka akan
scmakin h.uiya], hasi! tangkapan Y"''g dith-·1p
107
alai tangkap yang digunakan uniuk menangkap ikan Luna. Penggunaan kedua alat tangkap tersebut efektif untuk menangkap ikan tuna. Penggunaan alat tangkap ikan yang scsuai dalam penangkapan ikan dapat meningkatkan
hasil rangkapan tuna. Pancing dan purseine rnerupakan alat tangkap
yang banyak digunakan dalam menangkap Luna, sehingga penggunaan yang tepat dapat meningkatkan
volume tangkapan nma. l'enangkapan ikan harus dikelola
dcngan baik terurama alai tangkap yang cfisicn schingga dapat mcrnanen ikan dengan optimal dengan biaya rendah dan selanjutnya dapat diterima oleh pasar ekspor dan dornestik Jepang (Crutchfield,
196'!)
4.5.1.2. Kapasttas Kapal Hasil analisis regresi mcmmjukkan kapasitas kapal berpengarnh positif terhadap volume tangkapan tuna nasional. Aninya, apabila rerjadi kenaikan kapasitas
kapal sebesar I% akan mengakibatkan
volume iangkapan tuna nasional sebesar
0.7134 % ceteris puribus. Kapasitas kapal mcrupakan pcrkalian dari gross tonuge kapal dan jumlah kapal, sehingga apabila kapasitas kapal naik rnaka volume rangkapan tunajuga aka~ naik.
Hasil ini sesual dengan penelitian yang dilakukan Ollivia (20(12) yairu kapasitas kapal akan bcrpengaruh L~rhaJap volume tangkapan tuna sedangkan
pcnelitian Soepanto ( 1999) rnenyatakan jumlah kapal akan berpengaruh pada volume tangk apan ikan, Menurut \', iJodo dan Suadi (20D6) penggunaan mesin kapal yang {ehih
k11:11
dan ukuran
lehih besar akan memudahkan ne ayan mendapaikan ikan yang
108
berlimpah.
l'eningkatan
tcknologi
pada
kapal
penangkapan
ikan
rnembuat
penangkapan ikan lebih mudah dan tepat dalarn menenrukan wilayah tangkapan ikan tuna. sehingga penggunaan ieknologi merupakan sesuatu yang penting dalam upaya meningkatkan volume tangkapan ikan.
4.5.J.3. Dummy Kebijakan Pengadaan Kapa! lkao lmpor Hasil aualisis regrcsi menunjukkan berpengaruh positif (tidak siginifikan)
dummy kebijakan pengadaan kapal impor
terhadap volume tangkapan tuna Indonesia.
Nilai t-staustik sebesar 0,3299. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dummy mempunyui pengaruh positif terhadap volume tangkapan
tuna nasional tetapi tidak signilikan.
Kehijakan pengadaan kapal impor adalah berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian
No111or 508tKPTS/ Pl.810/7/96
yang
bertujuan
uutuk
rncningkaikan
volume
tangkapan tuna nasional. Kebijakan ini berarti kurang efekiif karena hasil perhiumgan rnenunjukkan
tidak signifikan terhadap tangkapan tuna Indonesia.
Penarnbahan kapal akan meningkatkan volume tangkapan apabila stok ikan di pcrairan dalam kcadaan melimpah dan dapat sebaliknya apabila pcnambahan kapal pcnangkap
ikan dilakukan
teiapi
siok ikan
tetap aiau mcnunm
maka akan
menurunkan jumlah iangkapan. Pcnambahan kapal pcnangkap ikan tidak berpengaruh signifikan
bisa disebabkan
oleh meningkatnya cfisiensi kapal penangkapan ikan yang
sudah ada. Lfisiensi penangkapan ikan haik alal tangkap maupun kapal menurut
\Vidodo dan Suadi (2006) dapat menycbabkan kcnaikan jumlah tangkapan ikan.
109
4.5.2. Model Ekspor Tuna Segar Hasil analisis regresi pada model persamaan ekspor tuna segar, variabel bebas volume tangkapan tuna Indonesia harga tuna segar ekspor, pendapatan perkapita
masyarakat Jepang berpengaruh posiiif dan signifikan, dummy standar penanganan ckspor tuna segar tahun '992 bcrpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan nilai tukar rupiah terhadap CS dollar tahun sebelumnya bcrpengaruh positif dan tidak
signifikan 4.5.2.1. Volume Tangkapau Tuna Indonesia llasil analisis rcgrcsi menunjukkan volume iangkapan berpengaruh positif kenaikan
volume
tuna Indonesia
tcrhadap volume ekspor tuna scgar. Aninya, apabila ierjadi rangkapan tuna Indonesia sebesar
1% akan mengakibatkan
kenaikan volume ekspor tuna segar sebesar 0.4180 % ceteris poribus. Produk ikan tuna lebih ban yak diperuntukkan sebagai komoditas ekspor. Sehingga apahila volume tangkapan tuna nasional meningkat maka akan meningkaikan juga jumlah volume tuna segur yang akan diekspor. Menuru: Dcpartcmen Kclautan dan Perikanan (2006) ikan tuna lebih banyak diperumukkan
untuk ckspor. Ha.... il ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Munir ( 1997) yaitu produksi tuna Indonesia merniliki hubungan pcngaruh positif dcngan volume ekspor, peningkatan produksi tangkapan tuna akan meningkatkan volume ekspor. Volume tangkapa.i tuna di lndonesia masih bisa ditingkatkan. karena potensi tuna Indonesia
masih cukup besar. l'eningkaran tangkapan volume tuna dapar
110
dllakukan dengan mcnambah jumlah armada kapal atau mcngganakan alat tangkap yang lebih efisien. Menurut Hartwick dan Nancy \ 19861 peningkatan tangkapan ikan antara lain ditentukan olch kapal dan alat tangkap yang digunakan. 4.5.2.2. Harga Tuua Segar Ek.~por I lasil analisis
regrcsi menunjukkan harga tuna segar ekspor
berpengaruh
posi1if terhadap volume ckspor Inna scgar. Artinya, apsbila tcrjadi kenaikan harga tuna scgar ekspor sebesar I% akan mengakibatkan kenaikan volume ekspor tuna ><.:gar scbcsar
1.0133 % ceteris paribus. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang.
dilakukun oleh Soepanto ( 19991 yaiiu harga tuna segar ekspor memiliki bubungan
pengaruh positif dcngan volume lll..>~r tuna segar, pcningkatan harga tuna ekspor ak311 mcningkaikan volume ekspor tuna scgar, I lnrga ckspor tuna segar Indonesia ke Jepang dipengaruhi oleh perminraan dari Jcpang, Apabila harga tuna naik rnaka Indonesia bcrupaya umuk menlngkaikan
volume ckspor tunanya, Mcnurut l'indyck dan Rubmfeld 1200 I) ketika harga naik rnaka kurva pcnawaran akan bergeser ke kanan dan produsen akan berupaya mcnawurkan baning dalam jumlah yang lcbih banyak. l'roduk perikanan yang
mempunyui ciri utama ti
Ken ned y ,2005 ).
waktu pendek terhadap perubahan
harga. (Koo am!
11 l
4.5.2.3. Pendaparan Perkapita Jcpang (GDP)
Hasil analisis rcgrcsi mcnunjukkan pendapatan pcrkapita Jepang berpengaruh positif
terhadap
volume
ckspor
perkapira Jepang sebesar I% akan mengakibatkan
pendapatan
ckspor tuna scgar sebesar
peneliiian
tuna segar. Artinya. apahila terjadi kenaikan
2.1238
kenaikan volume
% ccteri» parib«.... Hasil ini scsuai dcngan
yang dilakukan olch Munir ( 1997) yaitu perubahan pcndapatan nasioual
Jepang akan berpcngaruh terhadap volume ckspor tuna scgar, Pendapatan perkapim
suatu negara mcnggarnbarkan tingkat kescjalueraan warga negaranya, Warga negara Jcpang
yang rncmpunyai
pcndapatan perkapita
1i11ggi mcrupakan salah satu 1uju;111
ekspor produ k -produk I ndoncsia. Kultur
rnasyarakat Jepang lebih suka mcngkonsumsi makanan yang bernsal
dari ikan. Kesukaan ini dipengaruhi
yang dianutnya. mcniadi bcsar.
oleh unsur tabu )'ans bcrsumber dari kepercayaan
Sch inggu kebutuhan ikan untuk konsumsi masyarakut J~pimg Uniuk
rnemenuhi kebutuhan tersebut masyarakat Jcpang
i111pM dari negara lainnya (MurLy.199
ruclakokau
I).
4.S.2.'I. Nilai Tukar Rupiah Tcrhadup lJS Dollar
Husil anulisis regrcsi menunjukkan pada tahun sebelumnya ekspo: 11ih1i
bcrpcngaruh positif (Iidak siginifikan)
tuna segar. Nilai t-statistik uikar
rupiah
nilai tukur rupiah terhadap dollar USA
ierhadap dollar
sebesar 0,6941.
lerhadap volume
Hal ini dapai dijelaskan bahwa
US1\ tahun scbclurnnya
posirl! rerhadup volume ekspor tuna segar tetapi tidak
mcmpunyai
pcngaruh
signiflkan. Meuurut Boediono
112
t.1993) penurunan
nilai mata uang domestik terhadap rnata uang asing dalam jangka
pendek akan dapat meniugkatkan ekspor,
Komoditas ditingkatkan
tuna merupakan
volurnenya
produk
yang tidak dapat dcngan ccpat
dalam waktu pendek sehingga kurang dapat rnemenuhi
permintaan dalam jangka pendek. Ketika terjadi penguatan nilai tukar dolar USA terhadap rupiah, sehingga perrnintaan tuna segar dari negara pengimpor cukup besar.
karena harga dalam negcri lcbih rnurah daripada di luar ncgcri. Maka perusahaan penangkapan ikan akan mengalami kesulitan untuk rnemenuhi permintaan tersebut dikarenakan sifat kornodiias tuna yang tidak mudah ditingkatkan jangka
pcndek. Sehingga
kcnaikan
deprcsiasi
nilai
produksinya dalam
rukar rupiah pada tahun
scbclumnya hanya dapat ditanggapi oleh kcnaikan volume ckpor tuna scgar pada
tahun sekarang.
4.5.2.5. Dummy Standar l'en:rnganan Ekspor Tuna Segar I lasil analisis regresi rncnuojukkan dummy pcnanganan dan pcngolahan tuna segar berpengaruh negatif
tcrhadap volume ekspor tuna segar, Artinya, dummy
standar penanganan ekspor tuna segar sebesar -0.8902 % ceteris paribus. Nilai kocfisicn dummy terscbut menunjukkan penanganan
bahwa setelah diberlakukan kcbijakan
dan pengolahan tuna scgar, volume
ekspor tuna segar rnengalami
pcnurunan yang signifikan sampai dengan -0,8902 person dibanding dengan kondisi xebelum kebiiakan diberlakukan.
Hasil ini menunjukkan
peugolahan runa segar memhuat
perubahan
pcnurunan
kebijakan penanganan dan VOIUlllC
ekspor tuna segar.
113
T ujuan dari kebijakan ini adalah meningkaikan kualitas dari produk tuna segar unruk
ekspor sehingga harga produk tuna segar menjadi lebih baik, selain iru kebijakan ini menyesuaikan dcngan runrutan negara pengimpor mengenai kualitas tuna segar yang
diirnpor. luna scgar banyak diolah umuk sushimi sejenis makanan yang sangat digemari di Jepang. Tuna segar
menurut Catarci (2004) tujuan uramanya uruuk
sashimi baru selanjutnya untuk steak. Tuna segar yang diperuntukkan sashimi dijaga
benar rnutunya, karena sashimi sejenis makanan mentah. Sehingga produk tuna segar harus mernenuhi standar yang ditetapkan oleh negara pengimpornya.
Kebijakan
penanganan dan pengolahan tuna segar rnembuat eksportir harus membenah i proses
penangkapan dan pengotahan tuna segsr di kapal sampai pcngcpskan untuk
pengiriman. Hal ini secara tidak langsung memburuhkan
waktu
dan biaya cukup
bcsar, tcrutama untuk pcnylapan sarana dan prasarana penanganan di kapal sena di tempat pendaratan. Sclanjumya apabila eksportir iidak mampu memenuhi prosedur dan ketentuan kebijakan tersebut. tidak dapat melakukan ekspor tuna segar sehingga akan mengalihkan tangkapan tuna segamya menjadi produk lainnya. Kebijakan ini seeara titfak langsu ng akan berpcngaruh tcrhadap volume ckspor tuna scgar.
4.5.3. Model Ekspor Tuna Beku Hasil analisis regresi pada model persamaan ekspor tuna beku. variabcl bebas
volume tangkapan tuna Indonesia tahun scbelumnya dan harga tuna beku ekspor
114
positif dan signiflkan , nilai tukar rupiah tcrhadap US dollar negatif dan signifikan, sedangkan pendapatan pcrkapha .lepang berpengaruh ncgatif dan tidak signilikan
4.5.3.J. Volume Tangkapan
Tuna Indonesia Tahun Sebelumnya
I lasil analisis rcgrcsi menunjukkan volume tangkapan tuna Indonesia rahun sebelurnnya bcrpcngaruh positi!' terhadap volume ekspor tuna hcku. Artinya. arahila
rerjadi kenaikan volume iangkapan tuna Indonesia tahun sebelumnya scbcsar I% akan mcngakibatkun
kcnaikan volume ekspor tuna bcku sebesar 0.6351
pcrscn
ceteris paribus. Hasi 1 lni seseal dengan penelitlan Socpanto ( 1999) yauu peningkaian \•Olu111c tangkapan tuna nasional internasioual.
Tuna mcnurut
akan mcningkatkan
Dahuri (2000)
ekspor tuna beku ke pasar
merupakan
salnh saw komodiras
pcrikanan yang mcnjadi andalan untuk ckspor,
I tasll tangkapau rncmcnuhi
llm11
y1:111g diperuntukkan
standar ekspor. Pernbekuan
menggunakan rnernperpanjang
sebagai ekspor tuna beku harus
ikan tuna yang baik adalah dengan
told stnmg«, apabila pm~ ini diiakukan dcngan hcnar mnkn dapat umur ikan. Pcrnbekuan
yang baik akan dapat mcngawctkan
sampai kurang lebih 6 (enam) bulan sehinggu kenaikan scbclumnya akan dapat mcningkatkan
tangkupan
ikan
tuna tahun
volume ekspor tuna bcku tahun bcrikumya.
Teknulugi pcrubekuan iclah dirnunfautkau untuk menghasilkan berbagui jeuis pruduk yang dipasarkan dan disimpan
dalam keadaan beku. lkan beku yang dickspor
biasanya dalam bcntuk ikan uiuh yang rclah disiangi. loin, fillet dan lain-lain.
115
4.5.3.2. llarga Tuna Beku Ekspor Hasil analisis
regresi menunjukkan
harga
lu113 bcku ekspor
berpengaruh
positif terhadap volume ekspor tuna beku. Ariinya. apabila terjadi kenaikan harga tuna beku ekspor sebesar I% akan rnengakibarkan
kcnaikan volume ekspor tuna
bcku scbcsar 0,635 I % ceteris paribus. Hasil sesuai dengan penelltian Soepanro yaiiu kenaikan
(1999)
meningkatkan
volume
harga
ckspor
ekspor tuna
tuna
beku
beku
Indonesia
kc Jcpang.
Harga
ke Jepang ekspor
akan
tuna bcku
dipengaruhi oleh ukuran ikan dan kualitas ikan. Semakin besar ukuran dan bagus l
bahwa kenaikan
volume
harga
akan
menyebabkan kenaikan volume ckspor tuna beku. 4.5.3.3. Nilai Tukar Rupiah Tcrhadap US Dotlar Hasil analisis regresi menunjukkan nilai tukar rupiah tcrhadap lJS dollar
berpengaruh negatif
ierhadap volume ekspor tuna beku. Arunya. apabila terjadi
kenaikan
nilai
depresiasi
meugakiba.kan
paribus. l\:ilai
pcnurunan in'.
tukar
rupiah terhadap US dollar sebesar
volume
ekspor tuna bcku sebesar 0.9148
l % akan % ceteris
berbeda dengan hipotesis, Harga tuna beku rncnurur Catarci (200'1)
116
Jebih murah dibandingan dengan harga tuna segar, Ketika terjadi penguatan ni lai dollar Arnerika, harga tuna segar relatif lebih mahaJ daripada tuna beku. Perbedaan tajam harga tuna ini akan mcnycbabkan ckspo:tir lcbih suka umuk rncngckspor tuna
segar daripada tuna bcku. Sehingga ha! in: menyebabkan volume ekspor Luna beku cenderung turun ketika terjadi peningkatan depresiasi nilai iukar rupiah terhadap dollar Arnerika Serikat. Pcrbedaan jenis prcduk ·una menunu Catarci (20Q.i) menimbulkan perbcdaan
harga. Jenis tuna segar lebih mahal daripada tuna beku. selain itu perlakuan tuna scgar juga lcbih rurnit dibandingkan dcngan tuna bcku,
Pcrbcdaan harga ini juga
disebabkan dari ~e~i kualitas tuna. produk tuna segar lcbih bagus kualitasnya jika dibandingkan dengan tuna beku. 4.5.3.4. Pendaputan Perkapita Jcpaag (GDP) Hasil analisis regresi menunjukkaa pendaparan perkupita Jepang berpengaruh negauf terhadap volume ckspor tuna beku lctapi tidak signifikan pada nilai t-staiistik -1,2343.
Art in ya. apabila terjadi kenaikan pendapatan pcrkapita
Jepang sebesar I%
akan mcngakibatkan penurunan volume ekspor tuna beku sebesar 0.9775 % ceteris paribus. Meskipun tidak signiflsan secara ekonomi bisa dianalisis bahwa kenaikan pendapalan perkupita mcnyebabkan volume ekspor tuna beku turun. Hal ini tcrjadi
karena
secara
dibandingkan
kultural
masyarakat
dengan tuna bcku,
Jcpang schingga
lebih
mcnvukai
tuna segar jika
kerika pendapatannya
naik
maka
117
masyarakat Jcpang cenderung untuk mernilih mengkonsurnsi tuna segar dibandingkan mengkonsurnsi tuna beku,
Permintaan suatu barang mcnurut Pindyck dan Rubinfeld (2001) tergantung dari
harga
barang, harga
menmpertihatkan
barang lain
ketika pendapaian
dan pendapatan
konsumen.
perkapita masyarakat Jepang
permintaan terhadap tuna naik. Tuna beku rnerupakan pilihan
Hal
naik
ini
rnaka
kedua setelah tuna
segar untuk konsumsi masyarakai Jepang, maka ketika pendapatan perkapita naik masyarakat Jepang cenderung untuk mernilih tuna scgar sebagai pilihan
konsurnsi
mcreka. Pcrmintaan tcrhadap Luna beku n.enjadi berkurang atau rnenurun. Sclain itu tuna beku juga dipergunakan untuk kcperluan diperuntukkan
ekspor. Sehingga peningkaran
industri
pengalengan
pendapaian perkapita
ikan yang
kurang begitu
berpengaruh terhadap perrnintaan tuna beku,
4.6. Perbandingan Volume Tangkapan Tuna Dan Volume Rkspor
Volume tangkapan tuna Indonesia
sebagaian besar dipcrguuakan untuk
perdagangan luar negeri dan sisanya diperuntukkan untuk industri dalarn negeri. Ekspor tuna mcnurut Socpanro (200 I) dibagi dalam tiga kclompok, yaitu: tuna scgar,
tuna bcku, dan tuna kalcng. Scdangkan untuk kepentingan industri dalarn ncgcri, biasanya dibuat untuk industri pengalcngan ikan. Perbandingan volume tuna nasional dengan volume ekspor tuna Indonesia Tahel 4.24.
tangkapan
ke Jepang dapat dilihat
pada
118
Tabel 4.24. Perbandingan Volume Tangkapan Tuna Indonesia. Volume Ekspor Tuna Segar Dan Beku ke Jepang, Dan Volume Tuna Bentuk Lain, Untuk Dalam Negcri Dan Ekspor Ke Negara Lain ··Tahun Volume Volume Ekspor Volume Tuna Bentuk Lain,
Tangkapan Tuna Indonesia 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 199& 1999 2000 2001 - 2002 2003 2004
---··--
45.i29.000 45.133.000 53.411.000 61.119.000 180.090.000 242.830.000 251.078.000 242.491.000 423.491 . 000 426.983.000 463.355.000 629.910.000 643.912.000 691 .ins.ooo 622.414.000 656.241.000 605.582 000 639.087.000 638.634.0CiO 736.. 678.000 .
Tuna Segar Dan Be~u_ ke .lepa n!( 7.569.000 15.010.000 16 387 .000 J0.058.000 24.106.954 39.641.468
--
Untuk Dalam Negeri Dan
Eksnor Ke Nesara Lain 38.160 000 30.123.000 J7.024.0UO
..
31.061.000 155. 983.046 20].188.532
4'.l.389.367
207 .688 633
37 655.943' I 50512.131 41.104.607 40 758.661
204.835~057 372.978.869 385.878.393 422.596.339 595.508.957 607.013.203 656. 773.3&7 591.871.007 631.620.932 579. 755.91). 608.362..056 61,1.752.676 713.907.895
3-:UOt.043 36.898.797 ~:'i .061.(i 13 30.542.993 24.620.068 25.826.06& 30.724.944 23,8& 1.32~ 22.770.105
Sumber: UN comtrade, dll
Satuan : Kg
l-kspor tuna beku dan scgar ke Jcpang pada Tabel 4 .24 volumcnya masih lcbih kccil jika dibandingkan dcngan volume tuna dalarn bcntuk lain dan di ekspor kc negara lain. Tangkapan tuna nasioual selaiu untuk keburuhan
ekspur juga untuk
kebutuhan dalam negeri, baik untuk konsumsi rnaupuu industri. Negara lujuan ckspor Luna selain Jcpang. adalah: Arnerika Scrikai, Singapura.
l'hilipinu.
lnggris, Helanda.
Jerman, dan negara lainnya (Departernen Kclautan dan Pcrikanan, 2006)
I 19
Perbaadingan volume ekspor tuna segar dan beku lndonesia ke Jepang dapai
dilihat pada Tabet 4.25
>-
Tabel 4.25 p er ban.d"rnzan VIo ume F.k ~· SrYlr TS una cgar d an Bckldo u n nesta'KJ e epang Tahun Volume Ekspor Volume Ekspor Total Volume Ekspor Tuna Tuna Segar Tuna Beku Sesar Dan Beku ke Jenans 1985 364 000 7.569.000 1.205.ooo I 1986 846.000 1-1.164.000 ]5.010.000 1987 1.736000 14.651.000 16.387.000 1988 3.929.000 26.129.ooo I 30.05&.ooo 1989 7.778.525 I 16-328.429 I 24.106.954 1990 10.548.100 29.093368 39.641.463 1991 13.523.537 29.865.!!30 43.389.367 1992 12.632.334 25.023.609 37.655.943 1993 20.188.327 30.323.804 50.512. 131 1994 15.467.636 41-104.607 25.636.971 1995 19.426.869 21.331.792 40.758.661 1996 15.509.306 18.891.737 34.401.043 1997 10.691.662 26.207.135 36.898. 797 1998 10.764.209 24.297.404 35.061.613 ·--·~· 14.457.279 30.542.993 1999 16.085.7141 2000 14.323.088 10.2%.980 24.620068 2001 14.740.870 11.085.198 25.826.068 2002 18.369218 12.355.726 30.7:24.944 2003 15.5117.761 8.293.563 23.881.324 2004 6.08i.454 22.770.105 16.682.651
---
'
--
---
Sumber: UN corntrade. dll
Saluan : f•:.f!
Tabcl 4.25 mcnunjukkan ekspor tuna Indonesia kc Jcpang lebih banyak didominasi oleh ekspor tuna beku daripada tuna segar. Pada tahun 2000 sampai tahun
2004 ckspor runa scgar lchih banyak jib dibandingkan dengan ekspor tuna beku lndonesia
ke Jepang. Perbedaan har1.1~ can pcll!lJ'ganan xomoditas tuna ~egar dan
beku unruk ckspor menjadi salah snu penyebab perbedaan volume ekspor.
I
r20
4.i. Kebijakan Pcrjbn:m Tuna Nasion:.I
Ekspor adalah pcngiriman barang ke luar negari yang dilakukan melalui pclabuhan arau bandara, /\laivi1as ekspor akan memberikan negara pendapatan devisa
yang selanjutnya digunakan untuk pembangunan. Ekspor tuna segar dan beku Indonesia ke Jepang merupakan salah saru somber dcvisa hagi negara. Besar kecilnya
devisa sangat duenrukan oleh jenis d311 kuantitas ekspor. Selain itu ekspor menurut Krugman dan Obstfeld (1994)juga dipcngaruhi oleh pcrmintaan dan penawaran, Poiensi sumberdaya ikan pelagis beser, sepeni: uma, ikan marlin. dan lainlainnya. di wilayah perairan tndonesia mcnurut Dcpanemcn Kelauian dan Pcrikanan (2006) diperkirakan sebesar l.16S.160
1110.
prod11k~inya ~ckilar 716 170 1on/1:1h1111.
bcrani musih ada sekitar 36.3\1 perscn )3ng bdum dimanfaatkan. Pduang ekspor tuna kc Jepang masih terbuka lebar, Jcpang mcrupakan ncgara tu_iuan utarna umuk ckspor tunu, rutu-ratu impor tuna Jcp;111g dari pasar intcnm~ivmtl periodc 19'J8-2004 kurang lcbih 438, 105 ton/tahun (FA0.2007a). 1 lasil pcnclitian mcmperlihatkan ada dua pennasalahan berhubungan dengen
volume tangkapan tuna nasional dan ckspor tuna segar dan oeku Indonesia kc Jcpang. Pcrrnasalahan tcrscbut adalah : I. Kcbijakan pcngadaan impor kapal ixan )~mg dilakukan pcmerintah pada tahun 1996 bcrpcngan.h positif tctapi tidak signifikan hal iui iucmpcrlihatkan kcbijuknn tersebut perlu dikaji ulaug.
i'.! I
2. Kecenderungan penurunan volume ekspor tuna segar setelah adanya ~tanllai """
penanganan tuna segar untuk ekspor pada tahun 1992 perlu mendapat perhatian tentang efektivitas penetapan sebuah standarisasi scbuah produk,
Permasalahan tersebut di atas harus dikelola dengan strategi yang baik sch ingga pernan faatan potcnsi tuna dan potensi
pcl uang ekspor kc Jepang dapat
mernberikan keuntungan bagi negara. Pengelolaan
yang baik tidak terlepas dari
pembuat kebijakan. Pemerintab selaku regulator dalam perdagangan tuna harus dapat membuat
kebijakan
pcmerintah dalam
rnengutarnakan
kepentingan
pembangunan pcrikanan
semua
golongan.
Kcbijakan
terruang dalam Rcnstra (Rencana
l'embangunan Strategis) Kelautan dan Perikanan 2005-2009. Selanjutnya Renstra
201}4-2009 tersebut akan diakomodasi dengan membuat peraturan. Renstra Departemen Kelautan dan l'crikanan pengembangan
perikanan tangkap mcmpunyai
yang berhubungan dengan
misi meningkatan
kesejahteraan
masyatakat nelayan, pembudidaya ikan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya, dan meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai somber pertumbuhan ckonomi. Sclanjatnya rnenetapkan indikaror makro yaitu kontribusi sektor kelautan dan perikanan tcrhadap f>()B nasional sebesar 5,1 perseu Jan pruduksi perikanan xcbesar 9,7 juia ton serta nilai ekspor hasil pcrikanan sebesar US$ ~.O mi liar. Kebiiakan untuk mendukung rnisi dan pencapaian indikator tersebut adalah I) ruemperkuat
dan rnemperkokoh
penanganan dan penf!:olaha1 serra pemasaran hasil. Imnrcmcnrasi
indus1ri
kcbijakan di aias
diwujudkan
dalarn bentuk program. scperti : I) pengembangan
tiga komodita~
ekonomis peming, yakni tuna, udang, dan rumput Iaui. 2) Pengernbangan industri perikanan untuk
tuna terpadu, rermasuk inisiasi dim pengernbangan awal budidaya tuna
menghasilkan
tuna segar. 3) pengemoangan prasarana pelabuhan. dan
4) pcningkuran partisipasi lndonesia dalam perikanan regional (Departemen Keleuiau dan Perikanan, 2005) l'indak lanjut dari renstra di atas adalah mernbuat peraturan, beherapn pcraturan yang berhubungan dengan penangkapan tuna. yaitu: KEP.60/MEN/2001 1cmang Pcnaraan Penggunaun
Kapal Perikanan Di Zona Ekonorui
Indonesia,
tentang
KEP.10/MEN/2003
KEP.Ol/MEN/2002
EksJ..lusif
Perijinan Usaha Penangkapan
lkan,
tcntang Sistem Manajcmcn Mutu 'lerpadu Hasil Perikunan,
KGP.O I /MGN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan lla,il Pcrikanan Pada Prows Produksi. Pcngolahan dan Disuibus], PClR.14/MCNl200<. tcntang Komisi Nasional Pengkajian Samber Daya lkan, PF.R. I 7/MEN/2006 teruang Usaha Pcrlkanan Tangkap. PF.R.t!t/VIEN/2006 t.:ntang Skala Usaha Pengolahan 1 Iasil Perikanan, PER.Ol/MENi2007 tentang Pengendatian Sistcm Jaminan Mutu dan Kcamanan I lasil Pcrikanan, PER..O~/MEN/2008 tentang Usaha lfcrikanan Tangkap, PER.08/MEN/2008 ternang Penggunaan Al:il Penangkap lkan faring lnsang (Gili N,;i) di Zona Lkonomi Eksklusif Indonesia. Srratepi adalah sebuah rencana yang kornnrehensi
r y:mg
mcngintegrasikan
segala surnherduya dan kemampuan yang ada dan mempuuyai tujuan jangka pa11_ia11g
f2J
atau pendek untuk menyelesaikan permasalahan. Guna menyelesaikan perrnasalahan di atas, straregi yang dapat dilakukan
agar
pengembangan ckspor runa dan
penangkapan tuna Indonesia dapat bcrjalan dcngan baik. adalah : 1. Pcngadaan impor kapal ikan diupayakan memenuhi kualifikasi scsuai staadar iruernasional dan jumlah kapal yang diirnpor harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya ikan sehingga tidak mcnycbabkan pcnurunan stok. selain iru perlu peningkatan efisiensi pcnangkapan kapal ikan, karena peningkatan efisiensi akan
dapat meningkatkan tangkapan ikan dan rnenekan biaya opcrasional. 2. Bantuan teknis pemerintah unruk perusahaan perikanan yang rnelakukan ekspor Luna scgar pcrlu dilakukan agar volume ckspor tuna segar dapat meniugkat
sehiugga akan menambah devisa, Bantuan terscbur dapat bcrupa sosialisasi, penyuluhan
tentang penanganan dan pcngolahan tuna scgar, atau sarana dan
prasarana yang menuniang penanganan dan pengolahan produk tuna segar yang sesuai dengan stander ekspor 3. Pcningkatan prornosi produk tuna beku dan segar dan diversifikasi negara tujuan ekspor untuk komoditas tuna segar dan beku hams dilakukan tidak hanya tcrtuju pada satu negara saja, sehingga peningkatan volume ekxpor
tuna dapat
diwujudkan. Pcmeriruah telah berupaya umuk men~ clesaikan berbagai pcnnasulahan dalarn pcngcmbangan ckspor tuna. Kebijakan yang dibuat oleh pemcrintah tidak sclarnanya akan scsuai dengan harapan, karena semua kebijakan pasti akan
f2t
mempunyai darnpak, bahkan tidak mcnutup kemungkinan akan icrjadinya masatah haru dari kehiiakan yan~ sudah drbuat. Sehmgga yang harus dilakukan adalah
menekan dampak sckccil mungkin dari kcbijakan icrsebut.
BABV
K£SJMPULAN DAN SAHAN
5. l. Kesimpuls n Bcrdasarkan hasil pcnclician dan pcmbahasan mengenai kebijakan perikanan nasional dan faktor-faror yang mcmpengaruhi
ckspor tuna scgar clan bcku
Indonesia ke Jepang pcriode 1985-2004 dipcrolch bcbcrapa kesimpulan scbagai bcrikuc I. Faktor-faktor yang rncmpcngaruhi iangkapan tuna Indonesia adalah kapasitas kapal yang bcrpcngnruh positif dan signiflkan,
aim tangkap purseine dan
pancing yang berpcngaruh positif dun signiflkan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume ckspor tuna ~~g11r adalah volume rangkapan
tuna Indonesia berpcngaruh positif dan signifikan.
pcndapatan
pcrkupita Jcpang hcrpengaruh positif dan slgnifikau, harga tuna scuar ckspor hcrpcngaruh posit: sebelurnnya ckspor
r dan signi fikan, nilai
berpeugaruh positif tetapi
tuna scgar. Kornoditus
pc: mintaau
jadi
ketika
nilai
tukar rupiah tcrhudap tidak signifikan
us dollar tahun
tcrhadap
volume
tuna mempunyai clastisitas rcndah tcrhadap tukar berubah,
kurang dapat aiau l:1111tm1
mcngikuii perubahun permuitaan, Sehingga waktu perubahan nilai tukar tahun
scbclumnya baru dapat bcrpcngaruh posiiit' meskipun tidak siguifibn. 3.
l-aktor-faktor yang mcmpengaruhi volume ckspor Luna bcku adalah volume
tangkapan signifikan.
tuna
ludoncsia
tuhun scbclumnyu
bcrpcngaruh
posiuf dan
harga tuna bcku ckspor positif dan signifika11 terhadap, 11ilai tukeu
126
rupiah terhadap US dollar ncgatifdan signilikan terhudap volume cksoor tuna beku, pendapaian perkapita Jepang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume ckspor runa beku. Hal ini terjadi karena secara kuhural musyurukat Jcpang lcbih mcnyukai tuna scgar jika dibandingkan dcngan tuna beku, schingga cenderung
ketika pendapatannya naik maka masyarakat Jepang
untuk
memilih
mcugkonsumsi
tuna
segar
dibandingkan
mcngkonsumsi tuna bcku. 4. Kcbiiakan pcngadaan kapal ikan impor ditcrapkan mclalui Kcputusan Menteri
Pertanian Nomor 508/K.PTS/ Pl.81017/96. Kcbijakan ini ditujukan untuk mcndorong para pcngusaha nasional mcnanamkan modalnya dalam usahu pcrikanan tanJ!,kar. selanjutnya diharapkan dapat rneningkaikan tangkanan
tuna nasional. Dummy kehijakan pengadaan kapal ikan imper berpcngaruh positif
(tidak siginiflkan]
ierhadap volume tangkapan tuna Indonesia
Penambahan kapal penangkap ikan tidak bcrpcngaruh sccara ,i)l.nilikan terhadap
volume
tangkapan
tuna
Indonesia
bisa
disebabkan
olch
mcningkatnya eflsiensi kapal pcnangkapan ikan yang sudah ada. Kebijakan icntang
pcngolahan
produk
pcrikanan
dilakukan
dengan
penerapan
sumdarisasi nasional melalui SNI Nomor 01-2693.2-1992 temang Penanganan dan Pcngolahan Tulia Segar. Dummy pcnanganan dan pcngolahan tuna S<'ga1 berpengaruh negatil' dun siguifikaa
terhadap volume ekspor tuna Segar.
Kcbijakan penungauan dan pengolahan tuna segar membual eksponir harus mcmbcnahi pm"'--,; pcnangkapan dan pcngolahan tuna segar di kapal s;;n1p,1i pcngepukan umuk pengiriman. Hal ini secara tidak langsung 111t'.111butul1k
waktu. sclain itu dibutuhkan biaya cukup bcsar sehingga secara tidal'. langsunl:\
akan mcngurangi vol ume eskpor Inna segar. 5.2. Saran
l. Pcmaufaatan potcnsi pemerintah
perikanan tuna uusional
masih terbuka, terapi
perlu mengawasi pcmanfaatan ini karena bcberapa wilayah
tangkapan nasional sudah mcnunjukkun over eksploitasi. Sehingga perlu dilakukan kebijakan yang mcnerapkan sistern penangkapan ikan secara herkelanjutnn,
sepcrti pcningkaran
cfisiensi kapal ikan, penggunaan alat
tangkap yang rarnah lingkungan. 2. Ekspor tuna segar dau tuna bcku masih dorninan kc Jepang schingga untuk
masa rnendatang perlu dilakukan perluasan divcrsifikasi pasar kc ncgara lainnya.
Schingga kcrergantungan pasar tuna Indonesia tidak pada satu
negara saja. Perlu mcningkatkan nilai tambah tcrhadap produk tuna olahan, jadi tidak sekedar tuna gelondongan. selanjutnya akan meningkatkan
hargu
dan uilai jual produk tuna. Meningkatkan promosi ke luar negeri terhadap produk-produk olahan maupun turunan dari tuna.
J. Mutu produk tuna ekspor merupakun salah satu syarat untuk d;1pa1 diterima pasar di luar negeri, untuk kepentingan ierscbut perlu di buat kebijakan yang kcrai tcrhadap penctapan
stander
mutu dan sanksi yang hcrat tcrhadap
pelanggar ketctapan mutu. Meningkatkan produk-produk
pelayanan tcrhadap pcngawasan
runa unruk ckspor. Sosialisasi
tcrhadap standarisasi yang
dipcrlakukan sccara irucrnasional scpcrti: I fACCP (Hazard Analysts Criticol Conirot f'u1111\. lSO 9000 dan ISO 1.:\000.
OAFTAR PUSTAKA
Aricf Sritua. 1993. Metode Penelitian Eko111m1i. UI Press, Jakarta. Bank Indonesia.
2007. t.aporan Perekonomian Indonesia 1006. Bank
ludoncsia. Jakarta
Boediono. I 993. Ekonomi lmernasional. Edisi Pcrtama. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yoin akarta Catarci. C. 2004. The World Tuna Industry-An Analysis Of Imports And Prices. Ami Of Their Cumbined lm1111t:1 ()r1cu11:he.\ Am.I Tuna Fishing Cupadly.
Report Of Th: Second 'vtcciing Of The Technical Advisory Com111i11cc (Tnc).Gcp/lnri85 I/Jpn in Madrid, Spain. PAO. Italy Chand.Satish, dkk. 2003. M11l1il<111•ru1 Governance of Fisheries. ,\fa11af!.eonelll 111111
C11o(letillion in The Western anti Centro! Pacific Tuna Fisheries .
Journal Marine Resource Economi~.~ol.18.
pp 329 -344. United State of
America ('lark, (\1li11 W and Gordon R. Munro. 19110. Fisheries Ami The Processing Sector: Some implications For Munal!emenl Policy. The Bell Journal of Economics. Vol. I l. Ko. 2 Publi~he
Cox. Anthony, Math.hew Stubs and Luke Davies. 1999. Economiclssue 111 The· lruernational Managemen: of Southern Bl11cfi11 Tuna. ABARE
Conffcrcnce Papcr99.18. Al1ARF. Australia Crutchfield, James. 1964. 7711.: Marine Fisheries: A Problem in International ( 'ooperation. The American Economic Review Vol.54. No.3 l.S/\ Dahuri, R. 2000. Pcnduyagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan Rok)'·"'· i'cncrhic Lemhapa lnformasi dan Studi Pcmbangunan lndonesia (LlSl'I l, Jakana Depanemen Keluutan dan Pcrikanan. 2006. Statistik Keluutan dan Perikunan w/11111 20fJ5. Dcpartemcn Kelautan dan Pcrikanan. Jakarta . . 2005. Renrana S1ra1egis Pemba•1.~1111a11 Ketautan Van l'erikanan Tahu» !0(}5 _'(JO'J. Dcpancmen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
---
129
I lornhusch. Rudiger and Fischer. Stanley.1994.
Macroeconomics. Sixth Edition.
McGraw-Hill. Inc.New York Dumairy. 1996. l'erckonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta Dunn. William.N.
19?4. Pengantar Analisls Kebijakan Pub/it Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
FAO. 2004u. Historical Tre11d1· Of Tuna Catches In The World. FAO Fisheries Technical P3pcr467. Roma __ .2004b. Trade Year Book. Fishery Stanstics. Fishery Commodities. Food and Agricultural Organization of the United Nations. Rome
__ .2007a. Fishstat De11a in World Trade of Fisheries Commodities. Food and Agricultural Organization of the United Nations. Ruma
_ __,. 2007b. The State Of World Fish~nc.tAnd Aquaculture. FAO Fisheries and Aquaculture Department, Roma
Fauzi. Aklunad. 200-1. E!wnomi S11mberdaµ1 Alam dan lin1:lmn}:an. Pcncrbit (j ramcdia,
Jakarta
Gujarati, Damodur N. 2003. Basic Econumetrtcs. .i•h Ed. McGraw-Hill (Asia). Singapore.
Hudy. Humdy. 2001. t.'konomi lniernasional: Teort don Kebijakan Ke1w11J!(ll1 lnteruaasional. PT Gbalian Indonesia. Begor Harris. Jonathan M.
:woo. Environmentai And Natural Resources Economics A
( 'ontemporary Approach. Houghton Vliffiin Company. Boston
Hartwick. John YI .. Olcwiler, and Nancy D. 1986. 771e Economic (}j Natural Resources Us«. llarpcr & Ro" Publisher. New York II utabarat, [3.. dkk. 2006 Posisi Indonesia Du/um Perundingan Perdagangan lnternnsionul I Bidcmg Pcr1C111ia11. Pusat Analisis Sosisal Ekonomi dan Kehijakan Pertanian Departcmen Pertanian. Jakarta Joesron. Tari S .. dun Fathomi;l.i. Salcmba Empat. Jakarta
Jones. Charles 0. 1984 ..
M. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Pcrcrbit
lntrodurtion to '111.· Srw{v of Puhhc Policy. Second l-dition . Massachusets Duxbury Press. North Scituate. U~A. 111
130
Josupcit, H. 2006. Globa Tuna lvlarket. lnfofish Tuna Conference 25-27 Mei
2006. Bangkok. Komisi Nasional Pcngkajian Stok Sumbcrdaya limn l.a111. I 99lt Potensi dan PenyebaranSumberdaya Ikan Law di Perairan Indonesia. LIPT. Jakarta Koo. Won W..
and Kennedy. P. Lynn. 2005. lnternational Trade And
Agrtcutnira). Blackwell Publishing.
USA
Krugman. Paul I{ and Obstfeld. Maurice .. I 994. liko110111i lnternasional Teori don Kebijakan . PT Raja Grafindo Pcrsada. Jakarta. Kusumastanto. T. 2002. Rcposisi Ocean Policy Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia Di Era Otonomi Daerah. Orasi ilmiah gum besar tetap bidang kebijakan ckonomi perikanan dan kelautan Faprikan . lPB. Boger
Lindert, P.H. and C.P. Kindleberger. 1983. Ekonomi lmernasional. Terieruahan olch: Rudi Sitompul. Pcncrhir Frlangga. Jakarta
Merta, l. U. S am! B. Gala, 1992 Status Of Tuna Fishery In Indonesia. Paper presented at the 5 th Southeast Asian Tuna Conference .1-4 September l 992. General Santos. Philippines.
Mitchell. I .orrainc. 2000. Dolphin-Sofe Tuna Labeling. Economics of Food Labelling!AF.R 793. Economics Research Service (USDA). USA Mullen, John d. 200 I An Economic Perspective On Land Degradation
issues.
Report Prepared For Rural Industrial Research And Deveiopment Corporation. Economic Research Report NSW Agriculture. Amerika Munir.S. l 997. Keragaan Usaha Perikanan Tuna dan Cakalang Indonesia Sena
Analisis Ekspornya Ke .Iepang. Thesis Program Pascasarjana. IPB. Boger Murty, K.H.
1991.
Perdagongan Udang lnternaasional. Penebar Swadaya.
Jakarta Nicholson. W. 2000. Intermediate Microeconomics. Harcourt Publisher. USA Nikijuluw,
V.P.1-l.
2002. Rezim Pengeialaan Suntberdayu Perikanan. Pusat
Pemberdayaan dim Pembangunan Regional. l'T l'ustaka Cidesindo. Jakarta
Nopirin. 1997. Ekonon'! Internusional. 1-:disi Ill. Hl't-'E. Yogyukana Olli via. 2002. Keragaan Ekspor Cokatcm; ttek« dan Modidi/-umgSegar tndonesio Ke .le11<"tt•Y.· Thesis Program Pascasiujaua. I Pil. I3ug(H
131
Panndircdja, A.1981.
Pcngantar r:konomika. BPFE 1JGM. Yogyakarta
Pindyck, Robert S, and Daniel L. Rubinfeld. 2001. Microeconomics. 5"' Editlon.
Prentice I lall luc., New Jersey. Prijono Tjiproherxanto,dkk.1998. Pemberdayaan Pe11d11d11k Dan Peningkatan K11ali1t.1.1 SDlvf, PT Citra Putra Bangsa. 1998.jakru1a
Putong, J. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro Dan Makro. Ghalian lndoncsia. Jakarta
Rahardja. Pratama dan Mandala Manurung. 2001. "Teorl Ekonomi Makro", Lembaga Pcncrbit Fakultas Ekonorni UI . Jakarta, Raharjo,
Agung, 200 I.
Dampak Peruhahan Faktor Ekonomi Terhadap Perdagangon (/dang Indonesia Di I'asar Domestik dun lniernaslnnal.
Thesis Program Pascasarjana. IPB. Begor Ray, Dcbrni. 19Q8. Developmen! Em110111ics. Published by Priuccton University
Press. New Jersey. Sco.K.,K. 1984 "Managerlo! Economics: Text, Problem. And Shorts Cases," sixth ~di1io:i. Ric:li;ml D, Irwin. lnc. I i~A
Si~ut.
dan H. W. Arndt. l 991. Jakarta
(i
1111111
Dw1111111i untuk Konteks !r1d11n11.1iu. 1.P3ES.
Soeparuo. 1999. lvl11clcl cko11cJ111elrika l'crlkanan
Indonesia: Analisis Simulasl Kebijokan Pada Era Liberalisasi l'erc/(lgangan. Disertasi Program
Pascasarjana. lPB. Hogor
---
. 2001. Ekonometrlka Perikonan Indonesia. Agritck, Malang
Sudarsouo. 1990. Pcnga11IC1r J::ku110111i Mikro. Lcrnbaga Pcnclitian Pcndidikan clan l'cncrangan l:!konomi Sosial. Jakar1a Suharto. Edi.1997.
Pembungunan. Keoijakan Sosia! don I'ekcrjaan Sosial: Spektrum Pemikirun. l.embaga Studi Pcmbangunan Bandung
Thursby. Murie. ( 19$8) Strategic Models. Market Structure, and State Trudlng: Ali Applhwirm to Agric11/111r
edition. I larpcr Collins Publishers, \ISA
132
Todaro, Michael P. 2003. "Pembangunan Ekonomi", Edisi Kedelapan, alih bahasa Haris Munandar. Bumi Aksara, Jakarta. Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pcmbangunan Ekonomi di Dunia Ke1iga. Edisi Kcdelapan. Terjernahan. Penerbit Erlangga, Jakarta. United Nations. 20()2 Fisheries Subsidies and Marine Resources Managemem: Lessons learned from S111die.~ in Argenlina and Senegal. United Nation F.nvironmcnt Pmgram.200ln Vol II. United Nations Publishing, Geneva. Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Pcncrbit Ekonisia
Fakulras bkonomi llll. Yogyakarta Widodo.Johancs
dan Sua
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Zulham. Armen. 2007. Assesment Kloster Pcrikanan. E.journal Univcrsiias Udayana. SOC/\ Vol.7 N(\.1.2007 Dcnpasar
www .glol>efish,org ~.insl.C,!!d.com www.UN.Corntradc.com
Lampiran J.
Data Model Volume Tangkapan Tuna Nasional Tahun 1985 19&6
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Volume Tangkapan Tuna Nasional (Ton) ,
Kapasiras Kapa! (Gross Ton)
Alat tangkap (Unit)
45.7291 45.133
40.275
I 61.625
.10. 145
)3.411
45.850 56.610 73.085 96.115
169 043 177.&57 187.207 195.123 192.708 197.095 204.433 251.005 285.082 269.700 270.'.!33 271.245 256.R72 243.576 214.7Z9 218.099 '.!32.100 202.659 271.710
61.119 180.090 242.830 251.078 I 76.R95 242.49 I 181.0IO 423.491 178.575 426.983 180.785 463.355 192.755 629.910 282.165 64191:> 232.920 691.835 257.000 622.414 315.190 656.241 355.345 605.582 494.140 639.087 699.150 200] 638.634 735.220 2004 736.678 494.600 Sumbcr: F AO l'ishtat (2007). Dcpartcmcn Kclautan dan Pcrikanan (2006). dan berbagai sumber
134
Lampiran 2. I) ata 1M od el Ek .. 'SDOr
'
Tuna Se~ar Volume Tangkapan Tuna Nasional
Nilai Tukar GOPJ Tahun Tuna Segar {Rp/l (US$/Tahuo) (Kg) (Ka) _il KP/USSj USS) 1985 364.000 45.n9.000 1.923 1.123 13.867 I 986 846.000 45.133.000 2.221 1.640 16.402 1987 I.736.000 53.411.000 2.342 19.797 1.652 1988 3.929.000 61.119.000 2,682 1.732 23.939 (989 7.778.525 180.090.000 2.846 1.798 23.864 1.901 1990 L0.548. 100 242.830.000 3_360 24.416 J.9()~ 13.523.537 1991 251.078.000 4,476 27.8(0 2.06~ 12.632.334 242.491 .000 5,360 1992 30.240 :?.110 1993 20.188.327 423.491.000 5.221 34.607 :?.200 1994 426.983.000 15.467.636 4.592 38.001 2.30li 1()95 L9.'l26.S69 1163.355.000 4.573 41.764 2.383 1996 15.509.506 629.910.000 4.061 36.710 .f.OSO 1997 10 691.662 643.912.000 5,468 33.557 8.0:?5 1998 10.764.209 691.835 .000 3,826 30.377 7. !00 1999 14.457 279 622.414.000 3.927 34.J 18 9.59:' 14.323.088 656.241.000 4,699 2000 36.633 2001 . 0.400 14.740.870 .;.378 605.582.000 32.108 8.9~0 18.369.218 2002 639.087.000 4.045 30.631 8.465 2003 15.587. 761 638.634.000 4,231 33.138 • 9.290 I 2004 16.682.651 736.678.000 4.947 35.882 Sumber US Cormrade (2007) Departemen Kclautan dan Perikanan (2006) ,1
Volume Ekspor Tuna Segar
Uarga Ekspor
135
Lampiran 3 Data Model Fksnor Tuna Beku Volume Tahun '
1985 1986 1987 1988 I 989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2()00 2001
2002 2003
2004
Volume Ekspor Tuna Rcku (Kg) 7205.000 14.164.000 14.651.000 26.129.000 16.328.429 29.093.368 29.865.830 25.023.609 J0.323.804 25.636.971 21.331.792 18.891. 737 26.207.135 24.297.404 16.085.714 10.296.980 11085.198 12.355.726 8.293.563 6.087.454
Tangkapa n Tuna l\asio na I (Kg)
45.729. 000 45.133. 000 53.4 ! I.000 61.1 i9. 000 180.090. 000 242.830. 000 251.078. 000 242.491. 000 423.491. 000 426.981. 000 463.355. 000 629.910. 000 6-13.912. 000 I 691.835. 000 622Al4. 00() 656.241. 000 605.582. 000 639.087. 000 638.634.0 00 736.678. 000
Harga Ekspor tuna
Beku
K j,>/l.JSS) 1.112 1.303 1.406 1,607 1.7}0 1,065 0,98-l 1,028 1,102
1.116 1.328 1.309 1.107 1.312 0,986 1,383 1,950 1.343 0,868 0.&04
l\ilai Tokar
GDPJ
J.123
IJ.867
1.640 1.652 1.732 1.798 1.901 1.992 2.062 2.110 2.200 2.308 2.383 4.650 8.025 7.100 9.595 10.400 8.940
16.402 19.797 21.939 23864 24.416 27.810 30.240 34.607 38.001 41.764 36.710 33.557 30.377 34.318 36.633 32.108 30 (i3 I 33.138 35.882
8.465
9.290
136
Lampiran 4. Volume Tangkapan Tuna Nasional Dependent Variable: LOG(OTI) Method: least Squares Date: 12/03108 Time: 13.38
Sample 1985 /004 Included ooservanons: 20 White Heteroskedasticity-Consistenl Standard Errors &. Covanence Variable
Coefficient
Std. Error
t-Stabsti<:
c
-23.10592 0.043149 0.713422 2.199168
3.580148 0.130800 0.093078 0.310995
-6.453900
OUM LOG(KK) LOG(PPi R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resrd log likelihood Durbin-Watson stat
0.935477 0.923379 0.275856 1.217542 -0.389i85 1.232402
0.329889 7 664?72 7.071398
Mean dependent var S D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-s:atistic Prob(F-statistk:)
Prob.
0:3000 0.7458 0.0000 0.0000 12.60625 0.996572 0 438979 0.638125 i7.32481 0.000000
137
Lam pi ran 5 Model Volume F:kspor Tuna Segar Dependent Variable. LOG(\rTS) Melhod: Least Squares Date: 11/22/09 Time: 22:30 Sample (adjusted): 1986 20'.M Included observatons: 19 after adjustmen'.s Whtie I teteroskedesfcity-Ccnsisteet Standard Error~ & Covariance Variable
Coeffc ent
Std. Error
1.Stahsbc
ProlJ,
LOG(QTI) LOG(PTS) LOG(GOPJ) LCG(ERl(-1)) OUM
0.417989 1.013269 2.123833 0 102159 -0.890157 -12.67695
0. 188530 0.540484 0.752662 0147172 0 289632 7.375632
2.217093 1.874742 2.821763 0694148 -3 073410 ·1.718?61
0.0451 0.0835 0.0144 04998 0.0009 0.1C94
c n-squ9red Adjus1ed R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log like:lhood Durbin-Watson stat
0.917305 0 885500 0.285556 1 060048 0.458350 1.568995
Mean dependent v8t S 0 del)l!ndeit v;ir A
F -statistic Prob(F-statistic)
161309G 0843894 0.583332 0.881575 28.84095 O.C-00001
138
Lampiran 6.
Model Volume Ekspor Tuna Beku Dependent Variable: LOG(VTB)
Meihod: Least Squares Date: 11/22103
Time: 23:01
Sample (adjustedj: 1\186 2004 Included cbservations: 19 after adiustments
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Std Er:or
t-Statistic
Prob.
25.61834
5.936421
0.677555 0.635088
4.315453 2.291434
0.0007 0.0360
-0.977487
0.295690 0.3511)84 0.79.1919
1 804824 -1.234327
0.0926 0.2374
-0.914771
0.203016
-4.505902
0.0005
Variable
Coefficient
c LOG{QTI(-1)} LOG(PTB) LOG(GDPJ) LOG(ERI) R-squared
0.660631
Adjus:ed R-squared S E. of regression
0.563668 0.305542
Sum squared resrd log likelihood Durbin-Wais.on slat
1.306979 -1.530988
'.492494
Mean dependent var S.D.dependentva· Akaike info criterion Schwarz cnterion F-statistic Prob(F-statistic)
16.68873 0.462553 0.687472 0.936009 6.813243 0.002916
139
Larnpiran 7. Uji Ilcteroskcdasitas Model Volume Tangkapan Tuna Nasional White Heteroskedasticity Test F·statistic
Obs'Rssquaeec
0 98W5 5.188495
Prob. F(5.14) Prob. Ch -Square(S)
0.463094 0.393312
Prob. F(9.9) Prcb. Chi-Square(9>
0.176245 0.189055
Prob F(8. 10) Prob. Chi-Square(8)
0.982627 o 952483
Model VolumeEksporTuna Segar White Hereroskedasticity Test: F-statistic Obs'R-squared
1.901257 12.45112
Model Volume Ekspor T1rna Rekn White Heteroskeaasticfty Test F-statistic Obs'R-squared
0.205613 2.686096
140
Lampiran 8. Uji Multikoliuearifa~ Mod ti volume Tanekanan Tuna Nasional OUM 1.COOO:JO 0.793239 0.47299~
OUM LOG(KK) LOG(PP)
LOG(KK) 0.793239 1.000000 0.635993
LOG(PP)
-
0.472993 1).635993 1.000000
Model Volume Eksnor Tuna Sesar LOG(QTI) _ LOG(PTS) LOG(GDPJJ LOG(ERl(-1)) OUM
-
LOG(QTI) 1.000000 ~ C.816997 0.876485 0. 711969 0.845469
'
LOG(PTS) 0.816%7 1.000JCO 0.861859 0.410091 0.785796
LOG(GOPJJ
~
0.876485 0.861659 1.000000 0.505469 0.851C61
I LOG{ERJl-111 0.711969 0.410091 0.505469
1000000
i
0.632440
OUM U.84!>469 0.785796 0.851061 0.632440 1.000000
Hasil Uji Multikolineritas VJF Antar Sesama Variabcl lndcpcndcu Pcrsamaan Volum~ Ek.spor Tuna Segar "-~~~~~~~~~~~~~~~~~ lndependen Variabel
R-squarcd
VTF
Tolerance
L()(j( ()TI)
0.88543~
S.728+?075
li.114568
LOG(PTS)
0.790461 0.647665 0.861156 0.793829
4.7i~38128
0.209539
2.83820796
0.352335
7.~0'.:32779 4.85034268
onss« I 0.2061 n I
LOG(L'Rlt ·I))
11,0G(GIJf'J) Dl!M
,-
M0( IIe VIo ume £ks .. ·•vor T uua
I LOGiQTl{-lli LOGIPTB) LOG(GOPJ) __!:QG(ERJ)
LOG(QTl(-1)) 1.000000 -0.356854 0.853276 0.774787
e ru LOG(PTBJ -0.356854 1.0COOO:l -0.283399 -0.110554
LOG(GOPJ)
I
LOG(ERJ)
0.653276 ~747.!!L._ -0.283399 -0 110554 1.COOOOO 0.483323 1 000000 0.483323
l