27
KERANGKA PEMIKIRAN Anemia pada masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang penting untuk ditanggulangi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Anemia pada ibu hamil adalah salah satu faktor yang menjadi indikator pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan suatu bangsa, yang menggambarkan kemampuan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan kuantitas dan kualitas gizi masyarakat (Arisman 2003). Anemia ibu hamil dapat berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak yang dapat mengakibatkan keguguran (abortus), penurunan status imun dan kematian ibu, sedangkan pada anak yang akan dilahirkan dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah (BBLR) bahkan kematian. Jika melihat penyebab defisiensi zat besi yang dikembangkan oleh Iron Deficiency Programme Advisory Service (IDPAS); International Nutrition Foundation (INF), 1999, maka defisiensi zat besi pada ibu hamil disebabkan oleh multiparitas, jarak melahirkan yang pendek. Faktor lain, adalah peningkatan kebutuhan akibat adanya infeksi, dan intake sumber makanan rendah kandungan zat besi. Sedangkan beberapa penelitian menemukan bahwa faktor biomedis ibu yaitu umur, kunjungan antenatal care, gravida, jarak kehamilan, serta peran atau dukungan keluarga (Depkes RI 2001). Lebih lanjut menurut Beard J.L (2000), penyebab tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil juga diakibatkan oleh kehamilan yang berulang, thalasemia dan sickle cell disease (penyakit sel sabit), kondisi sosial, ekonomi, budaya, pendidikan ibu dan malaria. Menurut Widiarti (2007), anemia juga diakibatkan oleh rendahnya asupan besi makanan, terutama besi heme yang terjadi secara kronis. Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non-heme (nabati). Pada sebagaian menu masyarakat juga mengandung serat
dan fitat
yang merupakan faktor
pengahambat penyerapan besi. Hal tersebut seringkali diperburuk oleh kejadian infeksi kronis dan berulang. Peranan suami dan keluarga, sangat diperlukan dalam perawatan selama kehamilan, peran ini diperlukan untuk mendukung ibu agar mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, serta menyediakan dana transportasi atau dana untuk konsultasi. Dalam konsultasi, pada saat pemerikasaan antenatal, suami diharapkan dapat menemani istri sehingga suami dapat juga mempelajari
28
mengenai gejala dan komplikasi-komplikasi dalam kehamilan yang mungkin terjadi pada ibu hamil. Dukungan suami atau keluarga dalam pemeliharaan kesehatan ibu hamil dapat juga dilakukan dengan usaha menjamin ibu hamil memperoleh makanan bergizi (Widayatun 2001). Berdasarkan, uraian di atas maka kerangka pemikiran faktor yang berhubungan dengan anemia gizi pada ibu hamil digambarkan sebagai berikut : ANEMIA
Konsumsi inhibitor dan enhacer zat besi
Tingkat konsumsi zat besi
Kebiasan makan Peningkatan kebutuhan Zat Besi
Menstruasi
-
Kehamilan : Usia ibu Umur kehamilan Jarak Kelahiran Gravida
Kehilangan darah akibat adanya parasit dan infeksi : - Malaria - Kecacingan
Peran Keluarga
Rendahnya Pemanfaatan pelayanan kesehatan dan higene perorangan
Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
29
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, yaitu suatu rancangan dimana analisis variabel bersumber dari fakta yang telah ada atau sedang berlangsung, dimana variabel dependen dan independen diamati pada waktu bersamaan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2011, di wilayah kerja Puskesmas Wajo Kota Bau-Bau
Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan
pertimbangan sebagai berikut : 1.
Kota Bau-Bau termasuk derah endemis malaria tingkat risiko sedang, dengan AMI (Annual Malaria Insidence) sebesar 24.00 o/oo, dan API
(Annual o
Prevalence Insidence ) menempati posisi teratas sebesar 4.93 /oo. 2.
Berdasarkan hasil survei morbiditas kecacingan di Kota Bau-Bau dengan menggunakan sampel anak sekolah, Kecamatan Wajo/Murhum menempati urutan teratas dengan prevalensi 71.29%. Populasi dan Sampel Populasi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas pada saat penelitian
berjumlah 143 orang, dengan perincian trimester pertama sebanyak 16 orang, trimester II sebanyak 70 orang dan trimester III sebanyak 57 orang. Adapun kriteria inklusi sampel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Ibu hamil dengan umur kehamilan > 12 minggu (trimester II dan III), yang tinggal dan menetap di lokasi penelitian 2. Ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan kehamilan, baik yang telah maupun belum mendapat tablet tambah darah. 3. Ibu hamil bersedia untuk menjadi sampel penelitian, dengan menandatangani informed consent. Dengan demikian jumlah sampel yang memenuhi syarat adalah 127 orang ibu hamil Cara Pengumpulan dan Jenis Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan April-Juni 2011 melalui wawancara oleh tenaga pelaksana gizi dan perawat Puskesmas Wajo dengan menggunakan kuesioner. Kadar Hb ibu hamil dilakukan dengan menggunakan
30
metode cyanmethemoglobin, status malaria dengan menggunakan metode GIEMSA, sedangkan status kecacingan menggunakan metode Kato-Katz. Pengambilan sampel darah dan feses dilakukan oleh tenaga laboratorium sebanyak 3 orang. Tenaga laboratorium bekerja sesuai dengan POB (Prosedur Operasional Baku), mereka juga telah mendapat pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan telah mendapat sertifikat. Adapun data sekunder diperoleh dari Puskesmas Wajo, Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau, Dinas Kesehatan Provinsi Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis data primer dan cara pengumpulannya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 8 Jenis dan cara pengumpulan data primer No
Variabel/Data
Metode
Instrumen
Jenis Data
Variabel dependen/terikat 1.
Status Anemia
Cyanmethemo-
Pengambilan
globin
sampel darah
Rasio
Variabel independen/bebas 2.
Usia ibu
Wawancara
Kuesioner
Rasio
3.
Umur kehamilan
Wawancara
Kuesioner
Rasio
4.
Jarak kelahiran
Wawancara
Kuesioner
Rasio
5.
Gravida
Wawancara
Kuesioner
Rasio
6.
Frekuensi kunjungan ANC
Wawancara
Kuesioner
Rasio
7.
Kepatuhan mengkonsumsi
Wawancara
Kuesioner
Rasio
tablet tambah darah 8.
Peran keluarga
Wawancara
Kuesioner
Ordinal
9.
Kebiasaan Makan
Wawancara
Kuesioner
Ordinal
10.
Malaria (parasit)
Giemsa
Pengambilan
Ordinal
sampel darah 11.
Kecacingan (infeksi)
Kato-Katz
Pengambilan
Ordinal
sampel feses
Pengolahan dan Analisis Data Tahap-Tahap pengolahan dan analisis data, adalah sebagai berikut: 1. Cleaning, bertujuan untuk mengecek data yang telah dikumpulkan. Data yang digunakan adalah yang benar saja bukan data yang meragukan atau salah.
31
2. Editing, yaitu memeriksa hasil wawancara dan pemeriksaan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian jawaban dan pemeriksaan responden. 3. Coding, yaitu pemberian tanda atau kode untuk memudahkan analisa. 4. Tabulating, menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk disajikan dalam tabel. 5. Variabel kebiasaaan makan dan peran keluarga menggunakan sistem skoring menurut Sudjana (2002) dalam Fauzi (2002), sebagai berikut : I=R K Dimana : I
= Interval Kelas
R
= Range atau kisaran yaitu nilai tertinggi-nilai terendah = 100% - 0% = 100%
K
= Jumlah kategori adalah 2
I
= 100/2 = 50% Setelah melakukan pemeriksaan/validasi data, pengkodean, rekapitulasi
dan tabulasi, dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows. Analisis statistik yang digunakan adalah : 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel, yang bertujuan untuk memperoleh informasi umum mengenai semua variabel penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas (independent), yaitu; umur ibu, usia kehamilan, jarak kelahiran, gravida, malaria, kecacingan, frekuensi kunjungan Antenatal Care ANC), kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah, kebiasaan makan serta peran keluarga terhadap variable terikat (dependen), yaitu status anemia. Uji statistic
32
yang dipakai adalah Uji chi-square pada tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan rumus :
X2
= Nilai chi-square hasil perhitungan
O
= Frekuensi yang diobservasi
E
= Frekuensi yang diharapkan
Terdapat hubungan yang bermakna jika p value < 0,05. Interpretasi : Ho ditolak bila ( p < 0.05) Uji Chi-square, juga untuk mengetahui besar risiko (odds ratio/OR) variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri, dengan interpretasi nilai OR sebagai berikut : 2.1. Jika OR lebih dari 1 dan batas bawah interval kepercayaan 95% tidak mencapai nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti bukan faktor risiko. Cth : OR > 1, 95% CI : 0,8 – 4,9. 2.2
Jika OR lebih dari 1 dan batas bawah interval kepercayaan 95% melewati nilai 1, maka variabel yang diteliti merupakan faktor risiko. Cth : OR > 1, 95% CI : 1,2 – 2,5.
2.3
Jika OR kurang dari 1 dan batas bawah interval kepercayaan 95% tidak mencapai nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti merupakan faktor protektif. Cth : OR < 1, 95% CI : 0,1 – 0,9.
(Sayogo, Savitri 2009) 3. Analisis multivariat Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel umur ibu, usia kehamilan, jarak kelahiran, gravida, malaria, kecacingan, frekuensi kunjungan antenatal care, kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah dan kebiasaan makan serta peran keluarga secara bersama-sama terhadap anemia. Variabel bebas yang memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian dengan menggunakan persamaan multiple linear regression adalah variasi kovariat yang mempunyai nilai p lebih kecil 0,005 dalam analisis bivariat, atau variabel bebas yang diduga ada hubungan, dengan persamaan sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 ............+ βi Xi
33
Keterangan: Y β X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
= kadar hemoglobin (vaiabel depeden) = konstanta = Usia ibu = Status kecacingan = Jarak kelahiran = Usia kehamilan = Frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC) = Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah = Peran keluarga = Kebiasaan makan = Gravida = Status malaria Definisi Operasional
Status Anemia pada Ibu Hamil. Status anemia Ibu hamil adalah kondisi ibu hamil karena kekurangan kadar hemoglobin dalam darah. Metode yang digunakan adalah metode cyanmethemoglobin sesuai anjuran WHO dan International Committe for Standarduzation in Himatologi (ICSH). Metode ini digunakan untuk melihat kadar Hemoglobin secara kuantitatif dan merupakan metode laboratorium yang terbaik (Stoltzful 1998), dengan kriteria objektif sebagai berikut: 0 Tidak Anemia = bila kadar Hb > 11,0 gr% 1 Anemia = bila kadar Hb < 11,0 gr % (Sumber : Depkes RI 2003) Usia Ibu. Usia ibu adalah lamanya ibu hidup dihitung sejak lahir sampai saat wawancara dilakukan yang dinyatakan dalam tahun penuh. Data diperoleh dari wawancara langsung. Usia dalam risiko kehamilan ibu dibedakan atas : 0 Risiko Rendah = bila umur ibu hamil antara 20 – 35 tahun 1 Risiko Tinggi = bila umur ibu hamil < 20 tahun atau > 35 tahun (Sumber: Depkes RI 2005) Umur Kehamilan. Umur kehamilan adalah waktu yang telah dijalani dalam masa kehamilan, yang dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir ibu yang dinyatakan dalam minggu. Data diperoleh dari wawancara langsung dengan kriteria objektif untuk melihat risiko umur kehamialn sebagai berikut : 0 Risiko Rendah = bila umur kehamilan >12 – 24 minggu 1 Risiko Tinggi = bila umur kehamilan > 24 minggu (Sumber: Widiarti 2007) Jarak Kelahiran. Jarak kelahiran adalah tenggang waktu sebelumnya dengan kehamilan terakhir yang dihitung dari anak terakhir sampai tanggal perkiraan kelahiran anak dinyatakan dalm tahun. Data diperoleh dari wawancara kriteria objektif sebagai berikut : 0 Risiko Rendah = bila jarak melahirkan > 2 tahun 1 Risiko Tinggi = bila jarak melahirkan < 2 tahun (Sumber: Depkes RI 2005)
antara kelahiran tanggal kelahiran berikutnya yang langsung dengan
34
Gravida. Gravida adalah frekuensi kehamilan yang pernah dialami oleh ibu, baik diakhiri dengan persalinan maupun keguguran. Klasifikasi gravida atas dasar risiko kehamilan adalah sebagai berikut : 0 Risiko Rendah = bila Ibu dengan gravida ≤ 3 kali. 1 Risiko Tinggi = bila Ibu dengan multigravida atau >3 kali (Sumber : Manuaba 1998) Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan). Pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah frekuensi kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya baik di Puskesmas, posyandu, bidan, dokter, maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya, dengan kriteria objektif sebagai berikut : 0 Risiko Rendah = bila ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada trimester I (K1), 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. 1 Risiko Tinggi = bila tidak memenuhi kriteria pemeriksaan kehamilan minimal 1 kali pada trimester I (K1), 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. (Sumber : Depkes RI 2005) Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah adalah ketepatan jumlah tablet tambah darah yang dikonsumsi oleh ibu hamil dalam setiap minggu, dengan kriteria objektif sebagai berikut : 0 Risiko Rendah = bila ibu hamil mengkonsumsi tablet besi minimal 7 tablet dalam seminggu. 1 Risiko Tinggi = bila ibu hamil mengkonsumsi tablet besi kurang dari 7 tablet dalam seminggu. (Sumber : Depkes RI 2003). Kebiasaan Makan adalah gambaran mengenai frekuensi makan dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh ibu hamil dengan menggunakan metode Food Frequency Quality (FFQ). Jenis pangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pangan yang dapat menghambat dan mempercepat penyerapan zat besi, dengan asumsi: a. Jika tidak pernah dan atau mengkonsumsi < 3 kali/minggu bahan pangan yang menghambat penyerapan Fe, diberi skor 1. Jika mengkonsumsi > dari 3 kali/minggu, diberi skor 0. b. Jika tidak pernah dan atau mengkonsumsi < 3 kali/minggu bahan pangan yang mempercepat penyerapan Fe, diberi skor 0. Jika mengkonsumsi > dari 3 kali/minggu, diberi skor 1. Skor nilai : Skor tertinggi
: 25 x 1 = 25 (100%)
Skor terendah
: 25 X 0 = 0 (0%)
Kriteria objektif sebagai berikut : 0 1
Baik Tidak Baik
= jika skor total yang diperoleh ibu hamil > 50% = jika skor total yang diperoleh ibu hami < 50 %
(Sumber : Muliaty 2007)
35
Peran Keluarga. Peran keluarga adalah usaha-usaha/dukungan yang diberikankan oleh keluarga seperti orang tua, mertua, suami, anak atau anggota keluarga lainnya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, yang terdiri atas; a. Anjuran pemanfaatan pelayanan kesehatan, seperti mendorong ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) sesuai waktunya dan mengingatkan mengkonsumsi tablet besi secara teratur; b. Memperhatikan semua kebutuhan ibu hamil seperti mengantar ke pusat pelayanan kesehatan, menyediakan makanan sesuai kebutuhan, dan memberikan informasi tentang cara menjaga dan memelihara kehamilan . Kriteria objektif sebagai berikut : 0 Baik = jika skor total yang diperoleh ibu hamil > 50% 1 Kurang = jika skor total yang diperoleh ibu hamil < 50% (Sumber : Muliaty 2007) Status Malaria. Status malaria adalah kondisi kesehatan ibu hamil yang ditetapkan jika dalam pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan parasit malaria dalam darahnya. 0 Plasmodium (negatif) = bila tidak ditemukan parasit malaria dalam darah 1 Plasmodium (positif) = bila ditemukan parasit malaria dalam darah. (Sumber : Depkes RI 2007). Status Kecacingan. Status kecacingan adalah kondisi kesehatan ibu hamil yang ditetapkan jika dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan satu atau beberapa telur cacing dalam fesesnya. 0 Tidak kecacingan = bila tidak ditemukan telur cacing dalam feses 1 Kecacingan = bila ditemukan 1 telur cacing dalam feses (Sumber : Depkes RI 2007).