HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina 2) Mahasiswa Peminatan Kesehatan Reproduksi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (
[email protected]) 1) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2)
ABSTRAK Salah satu penyebab Angka Kematian Ibu adalah kehamilan pada usia di bawah 20 tahun, yang disebabkan belum optimalnya organ reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda pada ibu usia kurang dari 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis. Desain penelitian yang digunakan cross sectional, sampel diambil dari total populasi sebanyak 49 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, teknik analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan teknik analisis bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ibu menikah pada usia 16 tahun (46,9%), pengetahuan ibu tentang pencegahan kehamilan usia muda termasuk kategori kurang (73,5%), yang menggunakan kontrasepsi (46,9%) tidak menggunakan alat kontrasepsi (53,1%). Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis (p value = 0,004 dan OR = 11,00). Disarankan dilakukan penyuluhan dengan melibat Kantor Urusan Agama (KUA) pada wanita yang menikah usia kurang 20 tahun.
Kata Kunci
: Pencegahan, Kehamilan, Usia Muda.
RELATED KNOWLEDGE WITH OF THE YOUNG AGE PREGNANCY PREVENTION PRACTICES (Survey On Mother Age Less 20 years in the village Wonoharjo of Pangandaran Working Area Health Center Ciamis District) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina 2) Colleger Specialisation Reproductive Health Faculty of Health Sciences Siliwangi University Tasikmalaya (
[email protected]) 1) Guidance Epidemiology Section Faculty of Health Sciences Siliwangi University Tasikmalaya 2) ABSTRACT One of the causes of maternal mortality rate is a gestational age below 20 years, which is not optimal due to the reproductive organs. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge to the younger age pregnancy prevention practices in mothers aged less than 20 years in the village Wonoharjo of Pangandaran Working Area Health Center Ciamis District. The design used a cross-sectional study, samples were taken from a total population of 49 people. The instrument uses a questionnaire study, univariate analysis techniques using frequency distribution tables and bivariate analysis technique using chi-square. The results showed the mother was married at the age of 16 years (46.9%), mother's knowledge about pregnancy prevention younger age category less (73.5%), the use of contraception (46.9%) and not use contraceptives (53.1 %). There is a relationship between knowledge and practice in the prevention of pregnancy young age in the village Wonoharjo of Pangandaran Working Area Health Center Ciamis District (p value = 0.004 and OR = 11.00). Counseling is recommended to involve the Office of Religious Affairs in women who married younger than 20 years.
Keywords
: Prevention, Pregnancy, Young Age
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) adalah Empat Terlalu (4T) yaitu terlalu muda (usia di bawah 20 tahun), terlalu tua (usia di atas 35 tahun), terlalu sering (perbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak) (BKKBN, 2004). Kehamilan pada usia remaja berisiko pre-eklampsia, anemia bayi, prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi, kanker organ reproduksi perempuan. Selain itu, dapat menyebabkan perceraian karena kurang matangnya kedewasaan mereka dalam membina suatu rumah tangga (Imron 2006). Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2010 terdapat 5 diantara 10.000 perempuan usia 10-14 tahun pernah hamil. Lima tahun terakhir, 3 diantara 10.000 perempuan usia 10-14 tahun pernah melahirkan, sedangkan pada kelompok perempuan usia 15-19 tahun sebanyak 9% pernah melahirkan bayi dengan kasus 100 orang per 1000 perempuan (Riskesdas, 2010). Kejadian ibu hamil terlalu muda di Kabupaten Ciamis pada tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu mencapai 2519 (7,4%) dari 13126 ibu hamil, sedangkan ibu hamil terlalu tua mencapai 3,9%, terlalu banyak 5,5%, dan terlalu dekat 4,9%. Kasus tertinggi ibu hamil termuda di Kabupaten Ciamis terjadi di wilayah Kecamatan Pangandaran yaitu sebanyak 112 (4,45%), dan terkecil terjadi di kecamatan Kertahayu sebanyak 74 orang (2,94%) (Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis Tahun 2012). Berdasarkan data dari Puskesmas Pangandaran sampai dengan akhir bulan Desember 2013 terdapat 1444 ibu hamil yang diantaranya sebanyak 123 (8,5%) ibu yang hamil terlalu muda, 99 (6,9%) ibu hamil terlalu tua, 36 (2,5%) ibu hamil terlalu banyak, 23 (1,6%) ibu hamil terlalu dekat, dan diantaranya terdapat 8 ibu yang mengalami kejadian abortus. Kejadian ibu hamil muda paling banyak terjadi di Desa Wonoharjo yaitu sebanyak 25,2% dan merupakan desa dengan peningkatan kasus tertinggi ibu terlalu muda, dimana pada tahun 2012 kasus ibu hamil terlalu muda hanya 12 orang dan mengalami peningkatan menjadi 31 orang pada tahun 2013 atau mengalami peningkatan sebesar 158,33%. Tingginya angka kehamilan usia muda disebabkan karena pergaulan remaja yang semakin bebas dan juga karena adanya kebiasaan masyarakat yang menikahkan anak perempuannya yang masih dibawah usia 20 tahun. Menurut Surbakti (2009)
menyatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan pada remaja antara lain hubungan seks di masa subur, renggangnya hubungan antara remaja dengan orang tuanya, rendahnya interaksi di tengah-tengah keluarga, keluarga yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas, kesibukan orang tua, menabukan masalah seks dan seksualitas. Selain itu terdapat beberapa mitos yang berkembang diantaranya enggan menikah terlalu tua karena beranggapan tidak laku dan hal itu dapat memicu meningkatnya pernikahan usia muda, serta enggan menggunakan alat kontrasepsi karena takut susah punya anak,
dan hal itu mengindikasikan masih rendahnya
pengetahuan dan perilaku pencegahan kehamilan pada usia muda. Upaya untuk menanggulangi kematian ibu dan bayi adalah pencegahan kehamilan pada usia muda, salah satunya adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Bagi wanita usia kurang dari 20 tahun yang telah menikah, penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan mungkin merupakan salah satu jalan untuk merencanakan keluarga seperti dalam program keluarga berencana. Walaupun demikian banyak dari masyarakat yang enggan untuk menggunakan alat kontrasepsi (Febri, 2009). Berdasarkan survei awal terhadap 13 orang ibu usia muda (< 20 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Pangandaran, sebanyak 7 ibu (54%) sedang menjalani kehamilan dan sebanyak 6 ibu (43%) tidak hamil karena menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB. Dari 7 ibu hamil sebagian besarnya (57%) tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan sebanyak 43% menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB tetapi tidak teratur.. Ibu muda yang belum memiliki rencana untuk hamil perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan kehamilan agar dapat melakukan pencegahan kehamilan. Hasil penelitian Rifa'i (2013) mengungkapkan pengetahuan tentang kontrasepsi memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan kontrasepsi, sebanyak 85,6% ibu yang memiliki pengetahuan baik menggunakan alat kontrasepsi, dan sebanyak 71,9% yang berpengetahuan kurang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Pengetahuan mengenai cara mencegah kehamilan di usia muda telah diinformasikan oleh berbagai instansi, dari mulai pemerintah sampai organisasi swasta atau LSM, baik itu melalui media masa ataupun cetak. Masih tingginya kehamilan pada usia muda menunjukkan kurang efektifnya upaya pencegahan yang dilakukan oleh ibu muda. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pencegahan Kehamilan Usia Muda”
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda pada ibu usia kurang dari 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan desain cross sectional. Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara Pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel Pengetahuan pencegahan kehamilan usia muda (Variabel X) dan variabel praktek pencegahan kehamilan usia muda (Variabel Y). Pengetahuan pencegahan kehamilan usia muda merupakan Hasil tahu seseorang terhadap pencegahan kehamilan usia muda. Praktek pencegahan kehamilan pada usia muda merupakan tindakan seseorang dalam menggunakan alat kontrasepsi. Kedua variabel di ukur dengan menggunakan kuesioner dan cara ukur menggunakan wawancara. Kategori pengetahuan dibagi menjadi 2 kategori yaitu baik jika responden menjawab dengan benar 76% pertanyaan dan kurang jika 75% responden menjawab benar pertanyaan. Praktek pencegahan dikategorikan menjadi dua kategori aitu menggunakan alat kontrasepsi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan sekala ordinal. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu berusia kurang dari 20 tahun dan telah menikah yang berada di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis yang berjumlah 49 orang. 2. Sampel Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 49 responden.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang identitas dan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan dan praktek pencegahan kehamilan usia muda. Teknik Analisis data 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik responden, pengetahuan, dan perilaku ibu usia muda dalam pencegahan kehamilan pada usia muda dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010) Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kemaknaan 0,05 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel kategori dengan variabel kategori, dalam hal ini variabel pengetahuan dengan perilaku pencegahan kehamilan usia muda. Kriteria pengambilan keputusan hipotesisnya adalah jika nila p value < 0,05, maka ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
PEMBAHASAN Usia responden berkisar antara 16 tahun sampai dengan 19 tahun, menikah pada usia diantara 14 tahun sampai dengan 19 tahun dan paling banyak menikah pada usia 16 tahun (46,9%). Pengetahuan Ibu Usia kurang 20 Tahun Tentang Pencegahan Kehamilan Pengetahuan ibu muda usia kurang dari 20 tentang pencegahan kehamilan termasuk kategori kurang (73,5%), pengetahuan yang masih kurang diketahui oleh ibu muda adalah pertanyaan mengenai ibu yang tidak boleh menggunakan KB suntik yaitu sebanyak 53,1% menjawab salah, pengertian primi muda atau hamil terlalu muda yaitu di jawab salah oleh 42,9% ibu, tujuan alat KB bagi istri kurang dari 20 tahun yaitu di jawab salah oleh 40,8% ibu, dan manfaat pil KB yaitu di jawab salah oleh 40,8% ibu. Sedangkan pengetahuan yang paling banyak diketahui adalah mengenai pengertian alat
KB yaitu sebanyak 79,6% ibu menjawab dengan benar. Kurangnya pengetahuan ibu usia kurang dari 20 tahun dapat memberikan dampak terhadap kurang optimalnya praktek pencegahan kehamilan pada usia muda, hal itu dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan masih cukup banyak ibu usia kurang dari 20 tahun yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (53,1%) dan sebanyak 44,9% ibu telah memiliki anak. Praktek Pencegahan Kehamilan Ibu Usia kurang 20 Tahun Sebagian besar ibu kurang dari 20 Tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis tidak melakukan praktek pencegahan kehamilan (tidak menggunakan alat kontrasepsi) yaitu sebanyak 53,1%. Hal itu dimungkinkan karena mereka belum mempunyai anak (55,1%), kehadiran anak pada pernikahan menjadi suatu hal yang diidamkan oleh setiap pasangan yang baru menikah, tetapi usia ibu kehamilan dan persalinan pada ibu yang usianya kurang dari 20 sangat berisiko, seperti risiko naiknya tekanan darah pada ibu, pertumbuhan janin terhambat kanker leher rahim, berat badan lahir rendah, bahkan berisiko terhadap kematian ibu dan anak (Naek L Tobing, 2010). Ibu yang melakukan praktek pencegahan kehamilan sebanyak 46,9% yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi pil (78,1%) dan suntik (21,9%), alat kontrasepsi yang digunakan responden hanya 2 jenis yaitu pil dan suntik, hal itu dimungkinkan karena kedua alat kontrasepsi tersebut relatif murah, terutama alat kontrasepsi pil yang dapat diperoleh secara gratis melalui kader ataupun posyandu, karena ada subsidi dari pemerintah sebagai upaya pemerintah dalam mencegah kehamilan berisiko dan menurunkan angka kematian ibu dan anak. Hubungan Pengetahuan Dengan Praktek Pencegahan Kehamilan Usia Muda Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Praktek Pencegahan Kehamilan Usia Muda Pengetahuan
Kurang Baik Jumlah
Praktek Pencegahan Kehamilan Tidak Menggunakan Menggunakan Jumlah Alat Kontrasepsi Alat Kontrasepsi n % n % n % 24 66,7 12 33,3 36 100 2 15,4 11 84,6 13 100 26 53,1 23 46,9 49 100
P Value
OR 95% Cl
0,004
11,000 (2,09557,757)
Tabel diatas menunjukkan responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi lebih banyak mempunyai pengetahuan kurang (66.7%) dibanding yang pengetahuan
baik (15,4%). Sedangkan responden yang menggunakan alat kontrasepsi lebih banyak yang pengetahuan baik (84,6%) dibanding dengan yang pengetahuan kurang (33,3%). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis dengan nilai p value = 0,004 yang lebih kecil dari 0,05, yang berati baik tidaknya pengetahuan akan menentukan praktek pencegahan kehamilan usia muda, hal itu dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan perbedaan proporsi praktek pencegahan kehamilan antara yang berpengetahuan baik dengan yang berpengetahuan kurang. Dari nilai Odd Ratio (OR) diketahui ibu usia kurang 20 tahun yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 11,00 kali melakukan praktek pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk perilaku ibu usia kurang dari 20 tahun dalam praktek pencegahan, semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan kehamilan maka akan semakin baik pula praktek ibu terhadap praktek pencegahan sehingga ibu akan selalu berupaya untuk melakukan praktek pencegahan agar tidak hamil muda dan sebaliknya pengetahuan ibu yang kurang baik akan memberikan dampak terhadap kurang optimalnya praktek pencegahan pada usia muda. Menurut teori yang diungkapkan oleh Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) bahwa perubahan perilaku dimulai dari keadaan awareness (kesadaran). Kesadaran dalam arti orang tersebut mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Seorang ibu telah mendengarkan tentang pentingnya praktek pencegahan kehamilan (keuntungan, kerugian, dll), maka akan membawa si ibu untuk berpikir dan berusaha melakukan pencegahan. Dalam pikiran ini komponen emosi dan keyakinan (mempengaruhi) sehingga si ibu tersebut berniat akan melakukan praktek pencegahan. Ibu usia muda di Desa Wonoharjo yang memiliki pengetahuan tentang pencegahan kehamilan dengan kategori rendah, sehingga berdampak terhadap kurang optimalnya praktek pencegahan kehamilan usia muda, hal itu mengindikasikan bahwa kurang efektifnya penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dimana penyelenggaraan penyuluhan hanya diberikan kepada ibu-ibu yang telah menikah dan berusia lebih dari 20 tahun atau tidak ada penyuluhan kepada wanita muda pra nikah, sehingga wanita usia muda tidak memiliki pengetahuan tentang pencegahan kehamilan
atau risiko menikah usia muda. Selain itu penyelenggaraan penyuluhan hanya ditekankan kepada wanita, padahal upaya pencegahan kehamilan tidak hanya dilakukan oleh wanita, tetapi laki-laki atau suami memiliki peranan penting. Sehingga untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan angka kehamilan usia muda perlu dilakukan penyuluhan tidak hanya kepada ibu-ibu saja, tetapi perlu dilakukan kepada wanita dan laki-laki pra nikah, dan hal itu dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan KUA yang memiliki kewenangan menikah, dimana sebelum menikah calon pasangan muda dapat diberikan penyuluhan mengenai pencegahan kehamilan dan risiko kehamilan usia muda. Kurangnya pengetahuan ibu usia muda tentang pencegahan kehamilan dapat berpengaruh terhadap kurang optimalnya praktek pencegahan kehamilan usia muda, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan masih cukup tinggi ibu yang belum menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yaitu sebanyak 66,7% yang disebabkan pengetahuannya kurang. Ibu usia muda di Desa Wonoharjo yang memiliki pengetahuan baik tentang pencegahan kehamilan, disebabkan mereka memiliki pengalaman menggunakan alat kontrasepsi, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian sebanyak 46,9% menggunakan alat kontrasepsi. Di mana pengetahuan tersebut di peroleh pada saat akan menggunakan alat kontrasepsi, dimana tenaga kesehatan memberikan konseling dalam memberikan alternatif alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu muda. PENUTUP Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu tentang pencegahan kehamilan usia muda termasuk kategori kurang (73,5%). 2. Ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (53,1%). 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan kehamilan usia muda di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis dengan p value = 0,004 dengan OR = 11,00 kali.
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih komprehensif terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pengetahuan dan praktek pencegahan kehamilan usia muda
DAFTAR PUSTAKA BKKBN (2005) Badan Kebijakan Program Keluarga Berencana Nasional. Jakarta Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis Tahun 2012 Surbakti, E.B (2009) Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta Febri (2009) Cara Mencegah Kehamilan. http://bidanshop.blogspot.com/2009/ 12/caramencegah-kehamilan-tips.html Nursalam (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S (2005) Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. _________, (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta __________, (2010) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Naek, L. Tobing (2010) Kesehatan Maternal Dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
SURAT PERNATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: SUSI APRILYANTI
NIM
: 124101093
Peminatan
: Kesehatan Reproduksi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Menyatakan bahwa journal saya yang berjudul : HUBUNGAN
PENGETAHUAN
DENGAN
PRAKTEK
PENCEGAHAN
KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis). Beserta seluruh isinya adalah sepenuhnya kara sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Tasikmalaya, Juni 2014 Peneliti,
Susi Aprilyanti NIM : 124101093