HUBUNGAN pH SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
PRATIWI ASSANDI G2A009105
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KTI HUBUNGAN pH SALIVA DENGAN DERAJAT KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA
Disusun oleh
PRATIWI ASSANDI G2A009105
Telah disetujui
Semarang, 2 September 2013
Pembimbing
drg. Sri Yuniarti Rahayu, Sp. KG 196506221992122001
Ketua Penguji
Penguji
( dr. Gana Adyaksa, Msi. Med.) 198307202008121003
(drg.. Gunawan Wibisono, Msi. Med.) 196605281999031001
HUBUNGAN pH SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA Pratiwi Assandi1, Sri Yuniarti Rahayu2 ABSTRAK
Latar Belakang Interaksi hormonal yang terjadi selama kehamilan menyebabkan berbagai perubahan fisik dan fisiologis. Salah satu manifestasi perubahan tersebut pada rongga mulut adalah perubahan pH saliva. Dengan berubahnya pH saliva, fungsi saliva dalam menjaga kestabilan asam basa di rongga mulut terganggu dan dapat berakibat bertambah cepatnya proses demineralisasi gigi dan perkembangan karies. Tujuan Mengetahui hubungan pH saliva dengan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling merupakan pasien yang sudah terdaftar untuk menjalani kontrol rutin di Rumah Bersalin Citra Insani dan Klinik Bersalin Mukti Rahayu Semarang. Data yang dikumpulkan adalah data primer berupa skala numerik yang ditentukan dari hasil pengukuran pH saliva dan indeks karies sebanyak dua kali, yaitu pada usia kehamilan trimester pertama dan kedua. Uji statistik menggunakan uji non parametrik Spearman. Hasil Rerata pH saliva pada kehamilan trimester pertama sebesar 6,9 (6,0-7,3) sedangkan pada kehamilan trimester kedua sebesar 6,7 (6,0-7,2). Rerata indeks karies pada kehamilan trimester pertama sebesar 2,7±1,75 sedangkan rerata indeks karies pada kehamilan trimester kedua sebesar 2,95±1,877. Korelasi antara pH saliva dan indeks karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua memiliki nilai kemaknaan sebesar 0,297 (p>0,05). Kesimpulan Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara pH saliva dan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Kata kunci kehamilan, pH saliva, karies 1 2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Staf pengajar Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
CORRELATION OF pH SALIVA AND CARIES ON THE FIRST AND SECOND TRIMESTER OF PREGNANCY ABSTRACT
Background Hormonal interaction during pregnancy causes physical and physiological changes in pregnant women. In oral region, one of those manifestations is the changing pH of saliva. By this changing, salivary function in maintaining acidbase stability in oral cavity is impaired and can result in the acceleration of dental demineralization and caries. Aim Knowing the pH of saliva and caries correlation on the first and second trimester of pregnancy. Method This research was an analytical observational study with cross sectional design. The samples selected using consecutive sampling were patients registered to undergo regular examination in Rumah Bersalin Citra Insani and Klinik Bersalin Mukti Rahayu Semarang. The data was primer and using numerical scale. It determined by measuring the pH of saliva and caries index twice, on the first and second trimester of pregnancy. Statistical test used was the non-parametric Spearman test. Result The mean of pH of saliva on the first trimester was 6,9 (6,0-7,3) while on the second trimester was 6,7 (6,0-7,2). The mean of caries index on the first trimester was 2,7±1,75 while on the second trimester was 2,95±1,877. The correlation test between pH of saliva and caries on the first and second trimester of pregnancy showed significance of 0,297 (p>0,05). Conclusion There was no significant correlation between pH of saliva and caries on the first and second trimester of pregnancy. Keywords pregnancy, pH of saliva, caries
PENDAHULUAN Kehamilan adalah masa yang unik dalam kehidupan seorang wanita dimana terjadi berbagai perubahan fisik dan fisiologi akibat interaksi hormonal yang kompleks.1,2 Perubahan tersebut terjadi secara sistemik dan berdampak pada beberapa bagian lokal tubuh, termasuk rongga mulut.1,2,3 Perubahan pada rongga mulut yang sering terjadi selama kehamilan meliputi ginggivitis, hiperplasia ginggiva, granuloma piogenik, dan perubahan saliva. Perubahan saliva yang utama saat kehamilan adalah perubahan curah saliva, komposisi, pH, dan level hormon.1 Selama kehamilan, pH saliva dan cairan ginggiva menjadi lebih asam akibat adanya perubahan kapasitas buffer serta mual dan muntah yang menyebabkan asam lambung naik hingga ke rongga mulut.4,5 Produksi asam yang meningkat pada rongga mulut apabila disertai dengan kurangnya perhatian ibu hamil terhadap kebersihan rongga mulutnya akan mempercepat timbulnya karies.6,7 Karies yang berkembang menjadi penyakit periodontal berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi kehamilan.8 Penelitian yang dilakukan oleh Rockenbach dan kawan-kawan pada tahun 2006 menyebutkan bahwa terdapat penurunan pH saliva pada ibu hamil yang dibandingkan dengan pH saliva ibu tidak hamil.9 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Al Nuaimy dan Al Doski pada tahun 2002 menunjukkan bahwa pH saliva terus mengalami penurunan sejak trimester pertama hingga trimester ketiga kehamilan. Penurunan pH saliva selama kehamilan diduga berkaitan dengan penurunan bikarbonat plasma akibat meningkatnya hormon progesteron. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua.4 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan pH saliva dengan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua.
METODE Penelitian ini berjenis analitik observasional dengan rancangan cross sectional.10 Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Citra Insani dan Klinik Bersalin Mukti Rahayu Semarang pada bulan April sampai Juli 2013. Subjek penelitian dipilih dengan metode consecutive sampling.11 Data diperoleh dari pengukuran pH saliva menggunakan pH meter digital dan pengukuran karies menggunakan indeks DMFT. Penelitian ini didapatkan 20 subjek sebagai sampel penelitian, dengan kriteria inklusi ibu hamil sudah terdaftar sebagai pasien Rumah Bersalin Citra Insani dan Klinik Bersalin Mukti Rahayu Semarang, berusia 20-35 tahun, usia kehamilan trimester pertama saat dimulainya penelitian dan bersedia mengikuti penelitian, sedangkan kriteria ekslusi adalah subjek berhenti kontrol dan mengalami abortus. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kehamilan dengan variabel perantara pH saliva dan variabel terikat karies. HASIL Karakteristik dan Distribusi Sampel Hasil penelitian terhadap ibu hamil di Rumah Bersalin Citra Insani dan Klinik Bersalin Mukti Rahayu Semarang diperoleh data karakteristik subjek penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 1. Sampel adalah perempuan berusia antara 20-35 tahun dan terbanyak pada usia 27 tahun. Tabel 1. Distribusi sampel menurut usia Usia (tahun)
Jumlah
Persentase (%)
20
3
15
22
1
5
23
2
10
24
1
5
25
1
5
26
2
10
Usia (tahun)
Jumlah
Persentase (%)
27
4
20
28
1
5
29
2
10
30
1
5
33
1
5
35
1
5
Total
20
100
Perubahan pH Saliva dan Indeks Karies antara Kehamilan Trimester Pertama dan Kedua Hasil pengukuran pH saliva dan indeks karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 2. Rerata pH saliva trimester pertama lebih tinggi daripada rerata pH saliva trimester kedua, sedangkan rerata indeks karies trimester pertama lebih rendah daripada rerata indeks karies trimester kedua. Setelah dilakukan uji statistik, dapat dilihat perubahan pH saliva dan indeks karies pada Gambar 1 dan 2. Didapatkan hasil baik pH saliva dan indeks karies mengalami perubahan yang bermakna antara kehamilan trimester pertama dan kedua. pH saliva 7,5 7,3 7,1 6,9 6,7 6,5
n = 20 p = 0,021* 6,85
6,735
Trimester pertama
Trimester kedua
Nilai maksimal
7,3
7,2
Nilai minimal
6
6
6,85
6,735
Rerata
Gambar 1. Perubahan pH saliva antara kehamilan trimester pertama dan kedua
Indeks karies 8 6 4 2 0
n = 20 p = 0,000*
Trimester pertama
Trimester kedua
Nilai minimum
0
0
Nilai maksimum
6
7
2,7
2,95
Rerata
Gambar 2. Perubahan indeks karies antara kehamilan trimester pertama dan kedua Analisis Hubungan pH Saliva dengan Karies pada Kehamilan Trimester Pertama dan Kedua Berdasarkan hasil pengukuran pH saliva dan indeks karies dari keseluruhan sampel didapatkan perubahan pH saliva dan karies yang bermakna. Hasil data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan metode korelasi Spearman karena distribusi data tidak normal dan dianggap bermakna jika p<0,05. Berikut ditampilkan tabel dari hasil analisis untuk mengetahui hubungan pH saliva dan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Tabel 2. Hasil analisis uji korelasi Spearman
rerata
kekuatan korelasi (r)
pH saliva
kemaknaan korelasi (p) jumlah sampel (n)
Rerata
kekuatan korelasi (r)
indeks karies
kemaknaan korelasi (p) jumlah sampel (n)
rerata
rerata
pH saliva
indeks karies
1,000
-0,315
.
0,176
20
20
-0,315
1,000
0,176
.
20
20
Berdasarkan hasil analisis uji Spearman didapatkan hubungan tidak bermakna antara pH saliva dan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua (p=0,176). PEMBAHASAN Interaksi hormonal yang kompleks selama masa kehamilan menyebabkan berbagai perubahan fisik dan fisiologis pada wanita secara sistemik dan berdampak pada beberapa bagian tubuh, salah satunya rongga mulut.1,2,3 Salah satu manifestasi yang umum ditemukan dalam rongga mulut adalah perubahan pH saliva.1 Penelitian ini dilakukan terhadap 20 ibu hamil yang menjalani pemeriksaan rutin di Rumah Bersalin Citra Insani dan Klinik Bersalin Mukti Rahayu Semarang pada bulan April sampai Juli 2013. Hasil analisis data menunjukkan rerata pH saliva pada kehamilan trimester pertama sebesar 6,9 (6,0-7,3) dan rerata pH pada kehamilan trimester kedua sebesar 6,7 (6,0-7,2) sedangkan rerata indeks karies pada kehamilan trimester pertama sebesar 2,7±1,75 dan rerata indeks karies pada kehamilan trimester kedua sebesar 2,95±1,877. Penelitian yang dilakukan Al Nuaimy dan Al Doski menunjukkan rerata pH saliva pada kehamilan trimester pertama sebesar 6,5 (6,01-6,99) dan rerata pH saliva pada kehamilan trimester kedua sebesar 6,18 (5,10-6,98) sedangkan rerata indeks karies pada kehamilan trimester pertama sebesar 8,58±2,00 dan rerata indeks karies pada kehamilan trimester kedua sebesar 9,43±2,67.4 Penurunan pH saliva pada masa kehamilan disebabkan oleh perubahan kapasitas buffer secara fisiologis. Pembesaran perut ibu hamil mengakibatkan respirasi kurang optimal sehingga kadar CO2 dalam darah meningkat. Sebagai kompensasi, progesteron meningkatkan sensitivitas sistem respirasi terhadap CO2 sehingga terjadi hiperventilasi. Untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, ginjal menurunkan nilai ambang bikarbonat plasma sehingga terjadi perubahan kapasitas buffer di seluruh cairan tubuh, termasuk saliva. Akibatnya, pH saliva pada ibu hamil cenderung lebih rendah.12
Salah satu fungsi penting saliva adalah menekan keasaman di dalam rongga mulut sehingga menghambat proses demineralisasi gigi.13,14 pH saliva yang lebih asam pada ibu hamil akan mengganggu fungsi ini sehingga proses demineralisasi pada karies berlangsung lebih cepat. Karies dapat menyebabkan rasa sakit pada gigi yang menyebabkan ibu malas makan sehingga akan mengurangi asupan nutrisi bagi janin yang dikandungnya.3,15 Dari hasil uji korelasi antara pH saliva dan indeks karies didapatkan nilai kemaknaan sebesar 0,297 yang diinterpretasikan sebagai korelasi tidak bermakna (p>0,05). pH saliva yang asam dapat mempercepat proses demineralisasi pada karies, tetapi pH saliva bukan satu-satunya faktor penyebab karies. Karies disebabkan oleh interaksi multifaktor antara host (gigi dan saliva), mikroorganisme, substrat (karbohidrat), dan lamanya proses interaksi tersebut.16 Dari hasil penelitian Suwanto dan kawan-kawan didapatkan hubungan yang bermakna antara pH saliva dengan karies pada siswa SD.17 Hal ini dapat terjadi karena perbedaan komposisi gigi susu pada anak-anak dan gigi permanen pada orang dewasa. Gigi permanen mengandung lebih banyak bahan mineral daripada bahan organik, sebaliknya dengan gigi susu. Komposisi yang kaya mineral ini menyebabkan kristal enamel menjadi lebih padat. Kristal enamel yang padat sukar mengalami demineralisasi sehingga karies pada gigi anak-anak lebih cepat terjadi daripada pada orang dewasa, dalam hal ini ibu hamil.18 Mikroorganisme yang dapat menyebabkan karies umumnya berasal dari jenis kokus gram positif. Bakteri ini dapat menempel pada gigi dan membentuk lapisan lunak dan lengket yang disebut plak. Plak dapat mengubah karbohidrat dari sisa makanan atau minuman menjadi asam sehingga terjadi proses demineralisasi gigi.18 Sisa makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat akan menurunkan pH plak dengan cepat hingga level yang mampu menyebabkan demineralisasi gigi. Untuk kembali ke pH normal, dibutuhkan waktu 30-60 menit, sehingga konsumsi karbohidrat yang berulang-ulang dapat menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi gigi.18
Peran mikroorganisme dan karbohidrat dalam pembentukan plak sesuai dengan teori asidogenik Miller yang menyatakan bahwa kerusakan gigi merupakan proses kemoparasiter yang disebabkan oleh terbentuknya asam melalui proses fermentasi karbohidrat oleh bakteri sehingga terjadi dekalsifikasi email dan dentin. Asam akan melarutkan residu dari email dan dentin yang mengalami dekalsifikasi sehingga terbentuk lubang pada gigi.18 Pada penelitian ini, plak gigi dapat berperan sebagai perancu. Untuk mengendalikannya, indeks plak dapat dimasukkan dalam kriteria eksklusi, tetapi hal ini tidak dilakukan oleh peneliti sehingga masih menimbulkan bias apakah penyebab karies pada ibu hamil lebih disebabkan oleh perubahan pH saliva akibat pengaruh hormonal selama kehamilan atau karena perubahan akumulasi plak pada gigi. Lamanya proses interaksi antarfaktor dapat berlangsung cepat maupun lambat. Proses yang cepat menyebabkan gigi berlubang dalam waktu beberapa bulan saja, sedangkan proses yang lambat dapat menyebabkan gigi berlubang setelah bertahun-tahun.19 Penelitian ini hanya dilakukan dalam rentang waktu tiga bulan sehingga penilaian terhadap karies tidak mendapatkan hasil yang bermakna. Karies dapat dinilai secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Penilaian karies secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung banyaknya gigi yang pernah mengalami karies, sedangkan penilaian karies secara kualitatif dilakukan dengan menilai kedalaman karies.20 Pada penelitian ini, karies hanya dinilai secara kuantitatif menggunakan indeks DMF-T dengan melihat jumlah gigi yang mengalami karies, tetapi tidak dinilai apakah karies dalam suatu gigi bertambah kedalamannya hingga lapisan tertentu pada gigi. Pada penelitian ini ditemukan beberapa kendala. Pemeriksaan antenatal pada usia kehamilan trimester pertama dilakukan minimal satu kali selama satu trimester. Hal ini menyebabkan jumlah sampel yang didapat terbatas meskipun peneliti telah memperpanjang waktu penelitian.
Kendala berikutnya adalah sejumlah subjek mengalami drop out karena dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali yaitu pada usia kehamilan trimester pertama dan usia kehamilan trimester kedua. Untuk mengantisipasi hal ini peneliti bersedia melakukan kunjungan rumah untuk melakukan pemeriksaan pH saliva dan penilaian karies. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pH saliva dan karies yang bermakna antara kehamilan trimester pertama dan kedua. Namun, pada penelitian ini belum didapatkan hubungan yang bermakna antara pH saliva dan karies pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pH saliva dan karies dengan metode penilaian karies secara kualitatif maupun kuantitatif dengan jumlah sampel yang lebih banyak, rentang waktu lebih panjang, dan memperhitungkan indeks plak sebagai variabel perancu. Selain itu, perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai gigi, saliva, mikroorganisme, karbohidrat, dan waktu sebagai faktor penyebab karies pada ibu hamil. Penelitian-penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi pada tenaga medis mengenai kondisi gigi dan mulut ibu hamil sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ibu hamil dan janinnya. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada drg. Sri Yuniarti Rahayu, Sp.KG selaku yang telah memberikan masukan-masukan selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah, drg. Gunawan Wibisono, M.Si.Med. selaku penguji, dan dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med. selaku ketua penguji. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Sultana RR, Zafarullah SN, Kirubamani NH. Saliva Signature of Normal Pregnant Women in Each Trimester as Analyzed by FTIR Spectroscopy. Indian Journal of Science and Technology. 2011;4(5):481-486.
2.
Pirie M et al. Review Dental Manifestation of Dental Pregnancy. Journal Royal College of Obstetricians and Gynecologists. 2007; 9:21-26.
3.
Cunningham FG. Obstetri Williams Volume 1. 21 ed. Jakarta: EGC; 2005.
4.
Al-Nuaimy KMT, Al-Doski FS. Pregnancy-Related Changes in Oral Health and Human Unstimulated Whole Saliva. Al-Rafidain Dent J. 2003;3(2):107-114.
5.
Burket LW. Oral Medicine: Diagnosis and Treatment. 6 ed. Philadelphia: JB Lippincot; 1971.
6.
Forest JO. Pencegahan Penyakit Mulut, alih bahasa drg. Lilian Yuwono. 2 ed. Jakarta: Hipokrates; 1995. 114-115 p.
7.
Sarifakioglu E, Gunduz C, Gorpelioglu. Oral mucosa manifestations in 100 pregnant versus non-pregnant patients: an epidemiological observational study (abstract). EDJ. 2006;76 (6):674.
8.
Novianto F. Manajemen Kesehatan Gigi pada Kehamilan. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret; 2010.
9.
Rockenbach MI, Marinho SA, Veeck EB, Lindemann L, Shinkai RS. Salivary Flow Rate, pH, and Concentrations of Calcium, Phosphate, and
sIgA in
Brazilian Pregnant and Non-Pregnant Women. 2006 [cited 2013 Feb 6]; Available from: http://www.head-face-med.com/content/2/1/44. 10.
Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 1-113 p.
11.
Dahlan MS. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2010. 19-70 p.
12.
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2007. 137-140 p.
13.
Soejoto, Soetedjo, Faradz SMH, Witjahyo RB, Susilaningsih N, Purwati RD, et al. Lecture Notes Histologi II. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010. 25-31 p.
14.
Amerongen AVN. Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti bagi Kesehatan Gigi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1991. 1-39 p.
15.
Carranza FA, Newman MG. Clinical Periodontology. 8 ed. Philadelphia: WB Saunders Co; 1996.
16.
Junaidi. Hubungan Keparahan Karies Gigi Dengan Asupan Zat Gizi dan StatusGizi Anak Sekolah Dasar Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2004.
17.
Suwanto, Martini, Sayono. Hubungan Derajat Keasaman Saliva dengan Karies Gigi pada Siswa SD Negeri Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2005. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang. 2005.
18.
Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1, diterjemahkan dari Nelson Textbook of Pediatrics oleh AS Wahab. 15 ed. Jakarta: EGC; 1999.
19.
Hasibuan S. Perawatan dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi-Mulut pada Masa Kehamilan. Medan: Bagian Ilmu Penyakit Mulut FKG USU. 2011.
20.
Acharya S. Specific Caries Index: A New System for Describing Untreated Dental Caries Experience in Developing Countries (abstract). 2006 [cited 2013 July 22]; Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.