KEGIATAN PENELITIAN Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong dalam genus Schistosoma. Ada tiga spesies Schistosoma yang ditemukan pada manusia, yaitu: Schistosoma japonicum, S. haematobium dan S. mansoni. Schistosomiasis yang sebelumnya terbatas ditemukan di Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu kenyataannya sudah berkembang ke daerah yang baru akibat terbukanya akses ke daerah tersebut.
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN a. Uraian Kegiatan Melakukan kegiatan infeksi serkaria pada hewan coba di lapangan dan di laboratorium parasitologi dan entomologi Balai Litbang P2B2 Donggala. b. Batasan kegiatan Kegiatan meliputi: 1) 2) 3) 4) 5)
Survei keong O.h. lindoensis Crushing keong O.h. lindoensis Serkaria yang ditemukan dimasukkan ke dalam becker glass, yang telah diisi air selanjutnya hewan coba (tikus putih atau mencit) dimasukkan dalam becker glass yang telah berisi serkaria selama 2 jam Hewan coba tersebut lalu disimpan di kandang selama 28 – 30 hari Hewan coba dibedah setelah 90 hari infeksi.
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan diawali dengan mencari keong Oncomelania hupensis lindoensis di daerah endemis schistosomiasis. Keong yang ditemukan dari lapangan dipindahkan ke dalam petridish. Kemudian keong diukur panjangnya satu per satu, berurut mulai dari nomor sampel (nomor petridish) yang terkecil dan seterusnya dan dicatat pada formulir. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan umur keong. Selanjutnya diperiksa apakah keong mengandung parasit di bawah mikroskop dengan metode ”crushing”. Metode Crushing : - Tiga keong diletakkan di atas slide yang bersih. - Kemudian keong dipecahkan secara hati-hati dengan menggunakan pinset sedang. - Tambahkan 1 – 2 tetes air pada setiap keong yang dipecahkan, lalu periksa di bawah mikroskop dissecting. Dengan menggunakan sepasang jarum jara atau pinset kecil, dicari dengan teliti parasit-parasit yang ada dalam tubuh keong, khususnya bentuk-bentuk serkaria dari S. japonicum. Serkaria yang ditemukan lalu diambil kemudian dimasukkan ke dalam becker glass, yang telah diisi air selanjutnya hewan coba (tikus putih atau mencit) dimasukkan dalam becker glass yang telah berisi serkaria selama 2 jam. Hewan coba tersebut lalu disimpan di kandang dan setelah 28 – 30 hari tinja hewan coba tersebut diperiksa untuk menemukan telur cacing Schistosoma. Pembedahan dilakukan pada hewan coba tersebut setelah 90 hari infeksi.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Bulan Juli 2011 Tempat : daerah focus keong Tomado I, II dan fokus Muara Danau Lindu, Sulawesi Tengah
HASIL KEGIATAN a. Pengumpulan keong ke fokus Tomado I, II dan Muara Tim dari Lab. Parasitologi dan Entomologi Balai Litbang P2B2 Donggala dibantu tenaga Laboratorium Schistosomiasis Lindu melakukan pengumpulan keong penular schistosomiasis, Oncomelania hupensis loindoensis. Keong yang terkumpul dicrushing kemudian dipriksa secara mikroskopis. b. Pemeriksaan serkaria pada keong Pada keong dari Tomado ditemukan stadium sporokista dan cercaria muda dari S.japonicum. Ciri morfologi sporokista : bentuk panjang, gilig, elastis, bentuk seperti huruf L, gerakan lambat, memendek (membulat) dan memajang, warna jernih dengan pemeriksaan langsung. Ciri morfologi cercaria muda : bentuk kepala bulat memanjang (elips), ujung masih tumpul, terlihat kelenjar – kelenjar dalam kepala, ekor masih pendek, belum terlihat bercabang, gerakan sangat lincah. Pada keong dari fokus Muara, ditemukan juga stadium sporokista, cercaria muda dan cercaria dewasa yang siap menginfeksi hospes mamalia. Ciri morfologi cercaria dewasa : kepala bentuk elips, ujung meruncing, bagian dalam kepala terlihat berisi kelenjar – kelenjar yang berfungsi untuk penetrasi ke kulit hospes malaia, ekor sudah terlihat panjang dan bercabang dua, untuk berenang menemukan hospes mamalia, gerakan sangat lincah. c. Kegiatan infeksi cercaria pada hewan coba Serkaria yang ditemukan lalu diambil kemudian dimasukkan ke dalam becker glass, yang telah diisi air selanjutnya hewan coba (tikus putih) dimasukkan dalam becker glass yang telah berisi serkaria selama 2 jam. Hewan coba tersebut lalu disimpan di kandang dan setelah 28 – 30 hari tinja hewan coba tersebut diperiksa untuk menemukan telur cacing Schistosoma. Pembedahan dilakukan pada hewan coba tersebut setelah 90 hari infeksi. Foto kegiatan terlampir
KEGIATAN NON PENELITIAN 1. Sosialisasi risbinkes tahun 2012 Sosialisasi ini disampaikan oleh kepala seksi yanlit, Triwibowo AG, S.Si, M.Kes kepada peneliti dan calon peneliti, khususnya bagi cpns 2010 yang berminat untuk menjadi peneliti. 2. Pembahasan internal proposal penelitian Pada 11 juli 2011 dilakukan pertemuan untuk membahas usulan proposal tahun 2012 di ruang sekretariat penelitian Balai Litbang P2B2 Donggala. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Balai, beberapa kepala seksi, para peneliti, calon peneliti, dan anggota tim penelitian yang terlibat. Dalam pertemuan ini dibahas 9 usulan proposal penelitian tahun 2012, dimana masing-masing ketua pelaksana penelitian mempresentasikan proposal mereka dan kemudian dibahas secara bersama baik dari segi penulisan, metode, kemungkinan hambatan yang akan dihadapi, dan lain sebagainya. Dengan adanya pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang makin berkualitas dari tahun ke tahun. 3. Monitoring penelitian Monitoring ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemajuan pelaksanakan penelitian yang ada. Tiap-tiap ketua pelaksana wajib membuat laporan triwulan selama masa penelitiannya berlangsung. 4. Kajian IPTEK Kajian IPTEK yang dilaksanakan sejak Maret 2011 ini telah membahas 11 kajian dengan latar belakang kajian yang berbeda-beda, mulai dari penyakit-penyakit yang bersumber binatang, tumbuhan-tumbuhan yang dapat berpotensi sebagai obat, sistem peminjaman di perpustakaan, sistem informasi kesehatan sampai keuntungan dalam berinvestasi saham. Setiap pegawai di Balai Litbang P2B2 Donggala wajib melakukan kajian sesuai ilmu dan peminatan masing-masing yang kemudian akan didiskusikan secara bersama-sama. Dengan adanya kajian ini diharapkan pegawai dapat membagi ilmu dan informasi baru yang dIdapatkan sehingga dapat menambah pengetahuan seluruh pegawai balai.