JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DIPADU STRATEGI TURNAMEN BELAJAR UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR Iswahyudi Joko Suprayitno Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Muhammadiyah Semarang
[email protected]
ABSTRAK Ranah pendidikan terbagi menjadi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif masih lebih diutamakan. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus tanpa sama sekali memperhatikan domain yang lain, kiranya mudah dipahami kalau hasil pendidikan itu mungkin mencapai tingkat kecerdasan yang tinggi, tetapi tidak menunjukkan sikap-sikap yang diharapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya hal tersebut peneliti ingin mencobakan suatu strategi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik dipadu strategi turrnamen belajar dengan media LKS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ketuntasan belajar siswa, meneliti pengaruh dari keaktivan siswa dan keterampilan proses terhadap kognitifnya, kemudian akan diuji perbedaan antara hasil belajar pembelajaran matematika realistik dipadu strategi turnamen belajar dengan pendekatan ekspositori. Hasil penelitian ini (1) siswa sudah tuntas dalam keaktivan (72,87 %), keterampilan proses (73,40%), dan kognitif (70%), (2) keaktivan siswa mempengaruhi kognitif sebesar 58,9%, sedangkan keterampilan proses mempengaruhi kognitif sebesar 53,3%, (3) uji rata-rata pihak kanan menunjukkan bahwa hasil belajar dengan pembelajaran matematika realistik dipadu strategi turnamen belajar dengan media LKS lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran ekspositori. Dengan adanya pembelajaran ini diharapkan guru dapat mengembangkan kreatifitasnya dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kata kunci:
Pembelajaran matematika realistik, turnamen belajar, Lembar Kerja Siswa, ekspositori, dan ketuntasan belajar siswa.
yang tinggi, tetapi tidak menunjukkan
PENDAHULUAN Ranah menjadi
pendidikan
kognitif,
afektif,
terbagi
sikap-sikap
dan
Apabila
hal
diharapkan
dalam
kehidupan sehari-hari.
psikomotorik. Ranah kognitif masih lebih diutamakan.
yang
Siswa yang kurang dilibatkan
tersebut
dalam
kegiatan
mental
untuk
dibiarkan terus menerus tanpa sama sekali
mengembangkan kompetensi kognitif dan
memperhatikan domain yang lain, kiranya
keterampilan intelektual akan membawa
mudah dipahami kalau hasil pendidikan
implikasi pada rendahnya respon siswa
itu mungkin mencapai tingkat kecerdasan
terhadap pelajaran matematika. Siswa 31
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
kurang termotivasi dalam belajar dan
2) Apakah siswa dengan menggunakan
kurang mengembangkan keaktivan berupa
pembelajaran
sikap yang positif dalam pembelajaran
dipadu strategi turnamen belajar dapat
matematika. Rendahnya respon siswa
mencapai ketuntasan belajar dalam
terhadap
keterampilan proses siswa?
keaktivan
dan
keterampilan
matematika
proses dalam matematika berimplikasi
3) Apakah
pada kognitif, misalnya dapat dilihat dari
realistik
dipadu
strategi
turnamen
rendahnya nilai matematika pada siswa
belajar
siswa
dapat
mencapai
SDI Al Azhar 14 kelas II pada semester
ketuntasan
pertama rata-rata kelas 6, dengan siswa
kognitif siswa?
yang tuntas belajar hanya 60 dari 128
pembelajaran
realistik
belajar
matematika
dalam
4) Apakah ada pengaruh keaktivan siswa
siswa dalam kelas tersebut. Tentunya
dalam
pembelajaran
keadaan demikian bila tidak segera
realistik
dipadu
dilakukan
belajar terhadap kognitif siswa?
tindakan
perbaikan
aspek
dapat
berpengaruh terhadap rendahnya kognitif
matematika
strategi
turnamen
5) Apakah ada pengaruh keterampilan
matematika.
proses dalam pembelajaran matematika
Dengan
penggunaan
realistik
pembelajaran matematika realistik yang
matematika
strategi
turnamen
belajar terhadap kognitif siswa?
dipadu strategi turnamen belajar dalam pembelajaran
dipadu
6) Apakah
kognitif
pembelajaran
diharapkan
matematika realistik dipadu strategi
dapat memberikan peluang secara luas
turnamen belajar lebih baik daripada
pada
kognitif pembelajaran ekspositori?
siswa
untuk
meningkatkan
keaktivannya dalam pembelajaran secara
Tujuan yang ingin dicapai dalam
interaktif dan meningkatkan ketrampilan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
dalam berproses.
1) Untuk
Dengan berdasarkan pada latar belakang
di
atas,
maka
mengetahui
perumusan
dalam keaktivan, keterampilan proses, dan
1) Apakah siswa dengan menggunakan
menggunakan
matematika
mana
pencapaian ketuntasan belajar siswa
masalah yang diambil sebagai berikut;
pembelajaran
sejauh
realistik
kognitif
siswa
dengan
pembelajaran
matematika realistik dipadu strategi
dipadu strategi turnamen belajar dapat
turnamen belajar.
mencapai ketuntasan belajar dalam
2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh
keaktivan siswa?
keaktivan siswa dalam pembelajaran 32
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
matematika realistik dipadu strategi
Untuk hipotesis 1, 2, dan 3 diatas
turnamen belajar terhadap kognitif
dikenakan pada kelas eksperimen.
siswa.
Variabelnya adalah keaktivan siswa
3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh keterampilan
proses
pembelajaran dipadu
siswa
matematika
strategi
dalam
pembelajaran,
keterampilan
proses
pembelajaran
siswa,
dan
realistik
kognitif siswa. Untuk hipotesis 4
belajar
dikenakan pada kelas eksperimen.
turnamen
terhadap kognitif siswa.
Variabel independennya (X) keaktivan
4) Untuk mengetahui apakah kognitif pembelajaran
dalam
matematika
siswa dalam pembelajaran. Variabel
realistik
dependennya
(Y)
adalah
kognitif
dipadu strategi turnamen belajar lebih
siswa. Untuk hipotesis 5 dikenakan
baik daripada kognitif pembelajaran
pada
dengan metode ekspositori.
independennya
Teori-teori
pembelajaran
yang
kelas
eksperimen.
Variabel
(X)
Keterampilan
proses siswa dalam
pembelajaran.
terkait dalam penelitian in adalah: belajar,
Variabel
keaktivan Siswa, keterampilan proses,
kognitif siswa. Untuk hipotesis 6
kognitif Siswa, kriteria tuntas belajar,
dikenakan pada kelas eksperimen dan
Pendidikan
Realistik,
kelas kontrol. Variabel independennya
Turnamen Belajar, Lembar Kerja Siswa,
adalah jenis strategi pembelajaran.
Teori belajar pendukung (teori Piaget dan
Variabel dependennya adalah kognitif
teori
siswa.
Matematika
belajar
Ausubel),
metode
ekspositori, dan soal cerita.
dependennya
(Y)
adalah
C. Metode Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN
Menggunakan metode: dokumentasi,
A. Ruang Lingkup
tes, pengamatan dan Angket.
Populasinya semua kelas II SDI Al
D. Instrumen dan Teknik Pengambilan
Azhar
Data
14
Semarang,
sedangkan
sampelnya kelas IIA sebagai kelompok
Dalam
eksperimen,
sebagai
pengambilan data pada variabel keaktivan
kelompok kontrol, dan kelas IIC
siswa dan keterampilan proses dilakukan
sebagai kelas uji coba instrumen.
dengan lembar pengamatan sedangkan
Semuanya
kelas
dipilih
IIB
secara
untuk
cluster
pelaksanaan
variabel
penelitian,
kognitif
teknik
kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol
random sampling.
pengukurannya dengan tes tertulis.
B. Variabel Penelitian
E. Metode Analisis Data 33
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
Analisis
Data
Awal
ISSN : 2339-2444
dengan
Uji
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Normalitas, Uji Homogenitas, Uji
Proses pembelajaran pada tanggal
Kesamaan rata-rata, sedang Analisis
10, 11, 13, 17, dan 18 April 2007.
Data Akhir untuk menguji hipotesis
Dari hasil penelitian yang telah
nomor 1, 2, dan 3 ini digunakan uji t
dilaksanakan, dapat dilaporkan hasil
satu
angket siswa variabel keaktivan,
sampel.
Sedangkan
untuk
menguji hipotesis nomor 4 dan 5 ini
hasil
digunakan
keterampilan proses, dan kognitif
uji
homogenitas,
normalitas,
uji
regresi
uji linier
pengamatan
variabel
siswa.
sederhana. Dalam hal ini diolah
a)
Keaktivan
siswa
terhadap
menggunakan program microsoft exel
pembelajaran
dan SPSS. Kemudian untuk menguji
realistik yang dipadu strategi
hipotesis 6 dilakukan uji t satu
turnamen belajar
sampel.
Untuk variabel keaktivan siswa
F. Indikator Pencapaian
rataannya
matematika
sebesar
72,87.
Target pencapaian untuk keaktivan
Berdasarkan kriteria, maka rataan
siswa,
dan
tersebut termasuk dalam kategori
kognitif siswa pada penelitian ini akan
tinggi. Nilai rataan keaktivan
memprogramkan sebesar 70%.
siswa ditambah dan dikurangi dua
keterampilan
proses,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kali nilai standar deviasi yaitu
A. Hasil Penelitian
x 2 SD
1.Pelaksanaan Pembelajaran
interval
dan x 2 SD . Nilai 57,41
sampai
88,33
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
berada dalam interval minimum
pada tanggal 9 sampai dengan 27
atau maksimum, sebab data nilai
April 2007. Dengan materi operasi
minimum
hitung
maksimumnya 91,76. Hal ini
bilangan
pembelajaran eksperimen
bulat. dalam yaitu
Model kelas
dikatakan
data
model
simpangan
baku
pembelajaran matematika realistik
kelas
pembelajaran
kontrol dengan
dan
mempunyai kecil
yang
berarti data cenderung homogen.
dipadu strategi turnamen belajar dan di
56,47
b)
digunakan
Keterampilan terhadap
metode
proses
siswa
pembelajaran
matematika realistik yang dipadu
ekspositori.
strategi turnamen belajar 34
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
Dari skoring yang berisi 17 item
Dari SPSS nilai signifikansinya
dapat dideskripsikan bahwa nilai
adalah 0,044 = 4,40%, artinya
rataan ketrampilan proses 73,40
penyataan rataan variabel keaktivan
berada
tinggi.
melebihi nilai 70 dapat diterima.
86,88
Dengan demikian perolehan nilai uji
berada dalam interval minimum
ketuntasan variabel keaktivan secara
atau maksimum, sebab data nilai
statistik
minimum
harapan karena telah melebihi dari
pada
Interval
kategori
59,92
sampai
59,41
dan
maksimumnya 90,59. Hal ini dikatakan
data
diatas
target 70% yaitu 72,87%.
cenderung
2) Siswa
homogen. c)
menunjukkan
dengan
pembelajaran
matematika realistik dipadu strategi
Pembelajaran
matematika
turnamen belajar dapat mencapai
realistik yang dipadu strategi
ketuntasan
turnamen
keterampilan proses.
belajar
terhadap
belajar
dalam
kognitif siswa
Dari SPSS nilai signifikansinya
Nilai kognitif siswa yang diberi
adalah
10 item soal dapat dideskripsikan
penyataan
bahwa nilai rataan 81,50 berada
keterampilan proses melebihi nilai
pada kategori sangat tinggi. Nilai
70 dapat diterima. Dengan demikian
interval
perolehan
56,74 sampai 106,26
berada
dalam
interval
nilai
0,008
=
0,8%,
rataan
nilai
artinya variabel
uji
ketuntasan
variabel keterampilan proses secara
minimum
tetapi diluar nilai
statistik
maksimum,
sebab
harapan karena telah melebihi dari
data
nilai
minimum 48 dan maksimumnya
menunjukkan
diatas
target 70% yaitu 73,40%.
100. Hal ini dikatakan data tidak
3) Siswa
dengan
pembelajaran
homogen.
matematika realistik dipadu strategi
B. Uji Hipotesis Penelitian
turnamen belajar dapat mencapai
1) Siswa
dengan
pembelajaran
ketuntasan kognitifnya.
matematika realistik dipadu strategi
Hasil perhitungan uji keefektifan
turnamen belajar dapat mencapai
pembelajaran kelompok eksperimen
ketuntasan
diperoleh thitung = 5,26. Dengan
belajar
dalam
kriteria uji pihak kanan, untuk =
keaktivannya.
5% dan dk = n – 1 = 32 – 1 = 31, 35
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
diperoleh t(0.95)(31) = 1,7. Karena
turnamen belajar terhadap kognitif
thitung > ttabel maka disimpulkan
siswa.
bahwa rata-rata kognitif kelompok
Dari anova output SPSS nilai sig =
eksperimen 70, sehingga dapat
0,000 = 0% lebih kecil dari 5%,
dinyatakan
mempunyai
bahwa
siswa
telah
mencapai ketuntasan belajar.
pembelajaran
bahwa
antara
keterampilan proses dan kognitif
4) Terdapat pengaruh keaktivan siswa dalam
arti
mempunyai hubungan yang berarti.
matematika
Uji Lineritas antara Keterampilan
realistik dipadu strategi turnamen
Proses terhadap kognitif
belajar terhadap kognitif siswa.
Dari SPSS persamaan regresinya Y
Uji keberartian :
= -16,912 + 1,341 X. Data pada
Dari anova output SPSS nilai sig =
distribusi t Signifikansinya adalah
0,000 = 0% lebih kecil dari 5%,
0,000 = 0% artinya antara variabel
mempunyai
keterampilan
keaktivan
arti
bahwa
siswa
dan
antara kognitif
proses
mempunyai
hubungan linier terhadap kognitif.
mempunyai hubungan yang berarti.
Hal tersebut diatas menunjukkan
Uji Lineritas antara Keaktivan
hubungan X terhadap Y adalah linier berarti besarnya koefisien
Siswa terhadap kognitif Dari output coefficient SPSS untuk
korelasi adalah 0,730. Nilai R2 =
keaktivan
0,533 = 53,3%, artinya keterampilan
siswa
signifikansinya
adalah 0,000 = 0%, artinya antara
proses
variabel
siswa
sebesar 53,3%, sedangkan masih
linier
ada pengaruh variabel lain sebesar
keaktivan
mempunyai terhadap R2=0,589
hubungan
kognitif
58,9%,
nilai
kognitif
46,7%.
artinya
6) Kognitif pembelajaran matematika
keaktivan mempengaruhi kognitif
realistik dipadu strategi turnamen
siswa sebesar 58,9%, sedangkan
belajar lebih baik daripada kognitif
masih ada pengaruh variabel lain
pembelajaran
sebesar 41,1%.
ekspositori.
5) Terdapat
=
siswa.
mempengaruhi
pengaruh
positif
dengan
metode
a. Nilai Rata-rata Kognitif
keterampilan proses pembelajaran Sam pel
matematika realistik dipadu strategi
Kel. 36
Ratarata Kogniti f 81,5
Simpang an Baku 12.38
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
pembelajaran matematika realistik
Eksperime 0 n Kel. 76.5 10.83 Kontrol 9 b. Estimasi Rata-rata Kognitif
dipadu dengan strategi turnamen belajar lebih dari rata-rata kognitif matematika
Hasil perhitungan uji estimasi rata-rata
kognitif
metode
ekspositori.
kelompok
eksperimen adalah
dengan
C. Pembahasan
77.04 –
1. Proses Kelompok Eksperimen
85.96 untuk koefisien = 0,975
Pada fase pengenalan, guru
dan dk = 32 – 1 = 31, diperoleh tp
memperkenalkan masalah realistik
=
dalam matematika kepada seluruh
2.04.
Sedangkan
hasil
perhitungan uji estimasi rata-rata
siswa
kognitif kelompok kontrol adalah
memberi
72.69 – 80.50 untuk koefisien =
masalah.
0,975 dan dk = 32 – 1 = 31,
ditinjau ulang semua konsep-konsep
diperoleh tp = 2.04.
yang
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata: Uji
membantu
pemahaman
untuk (setting)
Pada fase ini sebaiknya
berlaku
diusahakan
pihak Kanan
sebelumnya untuk
dan
mengaitkan
masalah yang dikaji saat itu ke
Hasil perhitungan menunjukkan
pengalaman siswa sebelumnya
bahwa data kognitif matematika siswa
serta
kelas
IIA
berdistribusi
dan
normal
homogen.
Dari
diperoleh
bahwa
Pada fase eksplorasi, siswa
IIB
dianjurkan bekerja secara individual,
dan
berpasangan atau dalam kelompok
penelitian
kecil. Pada
rata-rata
saat
siswa
sedang
bekerja, mereka mencoba membuat
kelompok eksperimen x1 = 81.50
model
dan rata-rata kelompok kontrol x 2
pengalaman atau ide, mendiskusikan
= 76.59, dengan n1 = 32 dan n2 =
pola yang dibentuk saat itu, serta
31
berupaya
diperoleh
thitung
=
1.687.
bulat
dikembangkan
pengetahuan informal atau formal
rata kognitif matematika pada
bilangan
membuat
yang dilakukan berdasarkan pada
Karena thitung > ttabel, berarti ratahitung
berbagi
strategi-strategi pemecahan masalah
– 2 = 62, diperoleh ttabel =1.67.
operasi
masalah,
dugaan. Selanjutnya
Dengan = 5% dan dk = 32 + 32
materi
situasi
yang dimiliki siswa. Di sini guru
pada
berupaya meyakinkan siswa dengan
dengan 37
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
cara
memberi
ISSN : 2339-2444
pengertian
pertanyaan.
Seorang
siswa
sambil berjalan mengelilingi siswa,
mengambil sebuah kartu bernomor
melakukan
terhadap
dan berusaha menjawab pertanyaan
memberi
yang sesuai dengan nomor kartu
motivasi kepada siswa untuk giat
tersebut. Diadakan aturan tantangan
bekerja. Dalam hal ini, peranan guru
yang memungkinkan seorang pemain
adalah
mengemukakan
pekerjaan
pemeriksaan siswa,
dan
memberikan
seperlunya
kepada
bantuan
berbeda
yang
untuk menantang jawaban lawannya.
Bagi siswa
Turnamen itu biasanya dilaksanakan
yang berkemampuan tinggi, dapat
pada akhir minggu, setelah guru
diberikan
menyelesaikan presentasi kelas dan
memerlukan bantuan.
pekerjaan
siswa
jawaban
yang
lebih
menantang yang berkaitan dengan
tim-tim
masalah. Didalam fase eksplorasi ini
berlatih
terdapat presentasi dan turnamen.
turnamaen pertama, guru menetapkan
Dalam presentasi ini siswa diberikan
siapa yang akan bertanding pada
LKS sebagai bahan panduan. LKS
meja permainan. Menetapkan tiga
tersebut dibaca dan dibahas dalam
siswa peringkat atas dalam kinerja
tim.
yang
yang lalu pada meja, masing-masing
relevan dengan isi yang dirancang
siswa mewakili timnya. Tiga siswa
untuk mengetes pengetahuan siswa
berikutnya
yang diperoleh dari presentasi kelas
seterusnya. Bertanding dengan lawan
dan latihan tim.
seimbang ini, menyerupai sitem skor
Pertanyaan-pertanyaan
Setelah
itu
memperoleh dengan
pada
kesempatan
LKS.
meja
Untuk
2,
dan
diadakan
perbaikan individual pada STAD,
turnamen. Dalam turnamen itu siswa
yang memungkinkan bagi setiap
bertanding mewakili timnya dengan
siswa dari seluruh tingkat kinerja
anggota tim lain yang setara dalam
yang
kinerja akademik mereka yang lalu.
maksimal kepada skor timnya apabila
Permainan dimainkan pada meja-
mereka melakukan yang terbaik.
meja yang berisi tiga siswa, tiap-tiap
lalu
menyumbang
Setelah
minggu
secara
pertama
siswa mewakili tim yang berbeda.
tersebut, siswa dapat berpindah meja
Kebanyakan permainan hanya berupa
bergantung kepada kinerja mereka
pertanyaan-pertanyaan yang diberi
sendiri pada turnamen yang paling
nomor dan disajikan pada lembar
mutakhir. Pemenang pada tiap meja 38
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
naik ke atas menuju ke meja yang
semua siswa dapat mengaplikasikan
lebih tinggi berikutnya (misalnya,
konsep atau pengetahuan matematika
dari meja 2 ke meja 3). Dengan cara
formal.
ini, jika ada siswa yang salah tempat
Berdasarkan
pada awalnya, mereka akhirnya akan
pertama
bergerak ke atas atau ke bawah
pengelolaan
sampai mereka berada pada tingkat
dilaksanakan dengan baik. Motivasi
kinerja yang benar.
yang diberikan guru masih terlalu
Pada fase meringkas, guru
kinerja
pertemuan
sedikit,
guru
pembelajaran
peran
guru
belum
dalam
dapat mengawali pekerjaan lanjutan
membimbing
setelah siswa menunjukkan kemajuan
mengorganisasi tugas-tugas masih
dalam
masalah.
perlu ditingkatkan sehingga masih
mendiskusikan
terdapat beberapa kelompok yang
pemecahan
Sebelumnya
siswa
dalam
dalam
pemecahan-pemecahan
dengan
belum memahami tugas yang harus
berbagai
strategi
mereka
diselesaikan sehingga banyak siswa
lakukan.
Dalam
membantu
yang hal
guru
yang bertanya, bercerita sendiri, dan
meningkatkan
tidak
secara
lebih
sehingga menimbulkan kegaduhan.
efisien dan efektif. Peranan siswa
Dalam membimbing siswa membuat
dalam fase ini sangat penting seperti:
hasil karya, peran guru juga masih
mengajukan
pertanyaan
perlu ditingkatkan. Penyajian hasil
bernegosiasi,
diskusi kelompok oleh wakil dari
pemecahan
setiap kelompok belum disajikan
kinerja
siswa
ini,
matematika
kepada
dugaan,
yang
lain,
alternatif-alternatif masalah,
memberikan
alasan,
aktif
dengan
dalam
baik,
tulisan
ditampilkan
mereka, dan membuat keterkaitan.
tulisannya kecil-kecil, suara yang
Sebagai hasil dari diskusi, siswa
dikeluarkan
diharapkan
sehingga belum bisa dimengerti oleh
konsep-
juga
masih
pelan
teman
matematika formal sesuai dengan
sehingga
tujuan materi. Dalam fase ini guru
untuk dirinya sendiri. Reaksi dari
juga
keputusan
siswa atau kelompok lain juga belum
memungkinkan
ada karena masih belum ada siswa
pengajaran
membuat yang
39
terkesan
dengan
dan
konsep awal/utama atau pengetahuan
dapat
sekelasnya
lengkap
yang
memperbaiki strategi dan dugaan
menemukan
belum
kelompoknya
baik
menerangkan
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
yang
bertanya
atau
ISSN : 2339-2444
menanggapi
siswa
masih
semaunya
sendiri.
tentang penyajian dari kelompok
Keaktivan siswa sudah semakin baik,
yang maju.Kerja sama siswa pada
sebagian anggota kelompok sudah
pertemuan
baik
berbagi tugas. Interaksi antar siswa
karena siswa belum terbiasa dengan
belum terlaksana dengan maksimal,
model
yang
mereka masih canggung untuk saling
dilaksanakan, masih banyak siswa
bertanya dan menjelaskan dengan
yang pasif dalam kelompoknya dan
teman
belum ada pembagian tugas yang
masih sering bertanya kepada guru
merata dalam kelompok. Pelaksanaan
bila
pembelajaran
menyampaikan
pertama
belum
pembelajaran
pada
pertemuan
sekelompoknya
menemui
sehingga
kesulitan. tanggapan
Dalam dan
pertama belum dilaksanakan dengan
gagasan secara lisan juga perlu
baik,
perlu
ditingkatkan, karena dalam penyajian
diperbaiki, agar kemampuan dalam
hasil diskusi masih terlihat malu-
memecahkan masalah dan bekerja
malu sehingga memakan banyak
sama dapat ditumbuhkembangkan
waktu.
sehingga kognitif dapat ditingkatkan.
semakin baik, karena siswa sudah
sehingga
masih
Pelaksanaan
Kerjasama
siswa
sudah
pembelajaran
mengenal model pembelajaran yang
pada pertemuan kedua sudah lebih
dilaksanakan. Partisipasi siswa di
baik dari pertemuan sebelumnya.
dalamnya
Tetapi motivasi yang diberikan guru
peningkatan. Diskusi antar teman
masih
Bimbingan
dalam kelompok terlaksana dengan
penyelidikan secara individual atau
baik walau masih ada sebagian siswa
kelompok
yang tidak berperan aktif dalam
sedikit.
juga
ditingkatkan,
masih
karena
perlu
masih
ada
menunjukkan
sedikit
kelompoknya.
beberapa siswa yang belum aktif
Pelaksanaan
pembelajaran
dalam pelaksanaan diskusi. Peran
matematika realistik yang dipadu
guru
strategi
dalam
membimbing
turnamen
pada
pengembangan dan penyajian hasil
pertemuan
karya
peningkatan yang lebih baik daripada
perlu
ditingkatkan
karena
ketiga
belajar
belum dibuat kesepakatan dengan
pertemuan
siswa tentang posisi kertas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
menyajikan hasil karya sehingga
dengan lengkap dan memunculkan 40
kedua.
menunjukkan
Guru
telah
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
masalah
dengan
baik.
dan menjelaskan, bahkan sudah ada
dalam
sebagian kelompok yang berdiskusi
mengorganisasi tugas-tugas sudah
dengan guru ketika guru memberikan
sangat baik juga, siswa sudah dengan
bimbingan kelompok. Siswa menjadi
sendirinya
Bimbingan
sangat
ISSN : 2339-2444
guru
mengambil
dan
lebih berani dalam menyajikan hasil
logistik
yang
diskusi kelompok di depan kelas.
diperlukan walaupun masih terkesan
Wakil kelompok yang maju setiap
ramai. Bimbingan individual maupun
kali pertemuan tidak sama dengan
kelompok sudah mulai ditingkatkan,
pertemuan sebelumnya, hal ini untuk
sehingga
pembelajaran
melatih keberanian tiap-tiap anak.
menjadi kondusif, hampir seluruh
Suara yang dikeluarkan sudah cukup
siswa aktif dalam
pembelajaran.
keras sehingga siswa lain yang di
Peran guru dalam membimbing siswa
belakang dapat mendengar. Beberapa
menyajikan hasil karya sudah lebih
anak sudah berani bertanya dan
baik. Penulisan hasil diskusi dalam
menanggapi
kertas manila sudah tertulis lengkap.
presentasi kelompok yang maju.
Dalam menyimpulkan materi pada
Kerjasama siswa pada pertemuan ini,
pertemuan ketiga ini, guru masih
menunjukkan peningkatan. Semua
berperan cukup banyak karena siswa
anggota kelompok sudah terbiasa
masih kesulitan dalam merangkai
membagi tugas untuk memecahkan
kata-kata.
masalah, setiap anggota kelompok
mempersiapkan
suasana
Keaktivan
siswa pada
pertemuan ketiga juga meningkat
secara
lisan
hasil
terlibat di dalamnya.
dibanding pertemuan II. Sebagian
Pada pertemuan keempat,
besar siswa melakukan keaktivan
guru
matematika
menghitung,
pemberian bantuan karena siswa
mengamati, mencatat, memprediksi,
sudah bisa melakukannya sendiri.
dan membuat kesimpulan sehingga
Guru hanya memberikan bantuan
pembagian tugas dalam kelompok
pada kelompok yang mengalami
sudah lebih merata dan tidak terlihat
kesulitan. Pada pertemuan yang ke
siswa yang diam atau bercerita
keempat ini, guru tetap mengaktifkan
sendiri. Interaksi antar siswa sudah
diskusi/dialog antar teman dalam
baik,
kelompoknya. Diskusi antara guru
seperti
mereka
bekerjasama,
sudah
saling
berdiskusi,
bertanya
dengan 41
sudah
siswa
agak
juga
mengurangi
semakin
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
meningkat, siswa sudah tidak merasa
strategi
canggung lagi bertanya kepada guru.
pertemuan kelima sudah baik. Guru
Hubungan yang baik antara guru
telah
dengan siswa dan sesama siswa
pembelajaran matematika realistik
dalam kelompok telah meningkatkan
yang dipadu strategi turnamen belajar
kerjasama yang baik sehingga jumlah
dengan sangat baik. Guru telah
siswa yang mengalami kesulitan
memunculkan
sudah berkurang. Keaktivan siswa
memotivasi
yang
pertemuan
memecahkan masalah yang diajukan
keempat sudah baik. Model kerja
dengan sangat baik sehingga siswa
sama yang dilaksanakan pada model
semakin
pembelajaran realistik yang dipadu
pembelajaran
strategi
telah
Peran guru dalam membimbing siswa
siswa
mengorganisasikan tugas-tugas dan
dilakukan
pada
turnamen
meningkatkan
belajar
keberanian
turnamen
belajar
melaksanakan
tahap-tahap
masalah siswa
senang
dan bisa
model
dilaksanakan.
dalam bertanya dan mengemukakan
berbagi
pendapat.
kelompoknya juga sudah baik. Siswa
Siswa
sudah
berani
tugas
untuk
dengan
yang
pada
dengan
menyampaikan gagasannya secara
sudah
lisan.
hasil
melaksanakan tugas-tugas yang harus
dapat
dikerjakan. Bantuan yang diberikan
gagasan
guru sudah berkurang, guru hanya
kelompoknya secara lengkap dan
memberikan bantuan pada siswa atau
teratur.
kelompok yang membutuhkan. Ada
diskusi,
Dalam
penyampaian
siswa
sudah
menyampaikan
Kerjasama
siswa
pada
dengan
teman
pertemuan keempat juga semakin
peningkatan
baik.
dibanding
Antar
sesama
anggota
sendirinya
keaktivan
siswa
pertemuan-pertemuan
kelompok sudah saling membantu
sebelumnya, dengan model kerja
dalam mengutarakan pendapat, dan
kelompok yang dilakukan setiap kali
saling mendengarkan pendapat yang
pertemuan
diajukan oleh salah satu anggota.
kemampuan siswa dalam memahami
Mereka berbicara secara teratur dan
dan
bergiliran sehingga suasana diskusi
dihadapi. Bentuk kerjasama yang
terlihat semakin kondusif.
selalu mereka kerjakan juga melatih
Pelaksanaan
pembelajaran
telah
memecahkan
meningkatkan
masalah
yang
mereka untuk selalu menghargai
matematika realistik yang dipadu
orang lain. 42
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
Menurut peneliti, kerjasama
Pelaksanaan model pembelajaran
yang baik ini menjadi salah satu
yang
monoton
pendukung keberhasilan siswa yang
kejenuhan pada siswa, untuk lebih
ditunjukkan
tidak
hanya
pada
memotivasi dan menghindari kejenuhan
kognitifnya
saja
tetapi
pada
pada
siswa
dapat
dalam
menyebabkan
pelaksanaan
kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran matematika realistik yang
dan
serta
dipadu dengan strategi turnamen belajar
yang
dapat
guru dapat mengadakan variasi dengan
ditumbuhkembangkan.
Model
memberikan keleluasaan dalam memilih
memecahkan
kerjasama
masalah
pembelajaran ini membuat mereka
masalah
menjadi
mengemukakan
pemecahannya dapat dilakukan dengan
pendapat dan meningkatkan percaya
beragam material dan peralatan, dan
diri bagi siswa untuk tampil di depan
pelaksanaannya bisa dilakukan di dalam
kelas.
kelas,
berani
2. Proses Kelompok Kontrol
adalah Metode
pada
yang
dilakukan
di
dilakukan diluar sekolah agar siswa
kontrol
lebih memahami peran matematika yang
ekspositori.
mereka pelajari dalam kehidupan sehari-
digunakan
adalah
hari. Hambatan yang dialami selama
ceramah, tanya jawab, dan pemberian
proses
tugas.
menjadi
Berdasarkan
juga
dan
yang kelas
pembelajaran
bisa
diselidiki
perpustakaan atau laboratorium, bahkan
Pembelajaran dilaksanakan
untuk
analisis
hasil
pembelajaran tinjauan bagi
melaksanakan
kiranya
dapat
guru dalam
pembelajaran
serupa.
penelitian, kita ketahui bahwa kognitif
Pembelajaran matematika realistik yang
kelas eksperimen lebih baik dari kognitif
dipadu dengan strategi turnamen belajar
kelas kontrol. Indikator dari keefektifan
perlu
pembelajaran tidak hanya dilihat dari
meningkatkan kognitif siswa.
terus
ditingkatkan
untuk
hasil tes secara individual yang mampu
Pada metode ekspositori, karena
menyelesaikan minimal 70% dari tujuan
tidak adanya sistem kelompok maka
keseluruhan,
ketuntasan
kerjasama antar individu tidak dapat
belajar secara klasikal yang mencapai
dilaksanakan secara optimal. Dengan
sekurang-kurangnya 70% dari jumlah
metode pembelajaran yang demikian
peserta didik yang ada di kelas telah
belum
tuntas belajar.
diharapkan. Hal ini sesuai dengan
tetapi
juga
43
bisa
mencapai
tujuan
yang
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
pendapat Tursinah (2004) mengenai
ttabel = 1,7. Karena thitung > ttabel maka
kelemahan metode ekspositori yang
disimpulkan bahwa rata-rata kognitif
diterapkan pada kelompok kontrol ini.
kelompok eksperimen 70. Dengan ini dapat dinyatakan bahwa siswa telah
SIMPULAN 1)
Secara
mencapai ketuntasan belajar dalam deskriptif
hasil
variabel
variabel kognitif.
keaktivan siswa mempunyai rataan
4) Adanya
72,87 (skor terendah 56,47 dan skor
dengan
pembelajaran
tertinggi
realistik
dipadu
tinggi. Hasil ini memberikan gambaran
belajar
terhadap
keaktivan siswa terhadap pembelajaran
ditunjukkan dengan persamaan regresi
matematika
91,76)
yang
realistik
berkategori
matematika
strategi
turnamen
kognitif
siswa
yang
dipadu
Y = -8,082 + 1,229 X yang bersifat
belajar.
Setelah
linier. Besarnya pengaruh keaktivan
diadakan uji pihak kanan diperoleh
siswa terhadap kognitif diketahui dari
signifikansi sebesar 4,40% sehingga
nilai R2 = 0,589 = 58,9%, artinya
perolehan skor uji ketuntasan variabel
keaktivan
keaktivan
statistik
kognitif sebesar 58,9%, sedangkan
menunjukkan diatas harapan karena
masih ada pengaruh variabel lain
telah melebihi dari target 70% yaitu
sebesar 41,1%.
strategi
turnamen
siswa
secara
72,87%. 2)
pengaruh keaktivan siswa
Variabel mempunyai
siswa
mempengaruhi
5) Adanya pengaruh keterampilan proses keterampilan rataan
73,40
proses
dengan
(skor
pembelajaran
matematika
realistik yang dipadu strategi turnamen
terendah 59,41 dan skor tertinggi
belajar
90,59) yang berkategori tinggi. Setelah
ditunjukkan dengan persamaan regresi
diadakan uji pihak kanan diperoleh
Y = -16,912 + 1,341X yang bersifat
signifikansi sebesar 0,8% sehingga
linier. Besarnya pengaruh keterampilan
perolehan skor uji ketuntasan variabel
proses terhadap kognitif diketahui dari
keterampilan
nilai R2 = 0,533 = 53,3%, artinya
proses
siswa
secara
terhadap
kognitif
siswa
statistik menunjukkan diatas harapan
keterampilan
karena telah melebihi dari target 70%
kognitif sebesar 53,3%, sedangkan
yaitu 73,40%.
masih ada pengaruh variabel lain
3) Ketuntasan variabel kognitif dengan uji t mempunyai thitung
proses
mempengaruhi
sebesar 46,7%.
= 5,26 dan 44
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
6)
Nilai
rata-rata
pembelajaran
ISSN : 2339-2444
kognitif
matematika
pada
4. Semua pihak yang telah mendukung
realistik
terselesainya tesis ini yang tidak dapat
yang dipadu strategi turnamen belajar
disebutkan satu persatu.
lebih baik daripada nilai rata-rata
DAFTAR PUSTAKA
kognitif pembelajaran dengan metode
Anwar, K. 2006. Mengembangkan Model
ekspositori. Pembelajaran matematika
Pembelajaran
realistik yang dipadu strategi turnamen
Turnamen
belajar
Meningkatkan Ketuntasan Belajar
dapat
meningkatkan
Kooperatif Belajar
kemampuan siswa dalam memahami
Matematika
Pada
soal cerita dan memecahkan masalah
Negeri
Dempet.
yang
UNNES.
diberikan.
pembelajaran
Selain
matematika
itu
realistik
1
Tipe untuk
Siswa
SMA
Semarang:
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi
yang dipadu strategi turnamen belajar
Pendidikan. Jakarta: Bumi
juga dapat meningkatkan keaktifan
Aksara.
siswa dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan
proses
Matematika Realistik (PMR) dan
juga
Kendala yang Muncul di Lapangan.
kerjasama
Medan: Universitas Negeri Medan.
antar siswa dalam kelompok, sehingga
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/4
kognitifnya dapat menjadi lebih baik
4/asmin.htm
siswa,
keterampilan
Asmin, 2001. Implementasi Pembelajaran
dan
menumbuhkembangkan
Burhanudin, M. 2006. Keyakinan Guru
UCAPAN TERIMAKASIH 1. Markaban, S.Pd selaku Kepala Sekolah
Terhadap Konsep Cara Belajar
SDI Al Azhar 14 Semarang yang telah
Siswa
memberi kesempatan kepada penulis
dalam Pembelajaran Matematika.
untuk
Bandung: UPI.
sekolah
melaksanakan ini
dan
penelitian
di
menyelesaikan
Aktif
dan
Darhim dan Hamzah.
penulisan tesis.
Implentasinya
2006. Antara
Realistic Mathematics Education
2. Nugraheni Maya Dewi, S.Pd dan
(RME) dengan Matematika Modern
Soenaryati, S.Pd yang telah dengan
(New Math). Bandung: UPI
tekun mendampingi dan membantu
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004
selama proses penelitian di kelas.
Standar Kompetensi Mata
3. Seluruh staf dan karyawan di SDI Al
Pelajaran Matematika SMP dan
Azhar 14 Semarang.
MTs. Jakarta. 45
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014
ISSN : 2339-2444
Matematika. Semarang: Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta:
UNNES.
Rhineka
Tursinah. 2004. Perbedaan Hasil Belajar
Cipta
Matematika Pokok Bahasan
Muhibbin, S. 2003. Psikologi Belajar.
Aritmatika Sosial dengan
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mustaqimah,
S.
Menggunakan Metode diskusi,
2001. Pengalaman
Ekspositori, dan Resitasi pada
dalam Melaksanakan Uji Coba
Siswa Kelas I Semester I
Pembelajaran Matematika Secara
Bantarkawung Brebes Tahun
Realistik di MIN Yogyakarta II.
Ajaran 2003/ 2004. Semarang:
Makalah dalam Seminar Nasional
UNNES.
“Pendidikan matematika realistik
Zulkardi. 2001. Efektiviitas Ligkungan
Indonesia” tanggal 14-15 November
Belajar Berbasis Kuliah Singkat
2001.
dan Situs Web sebagai suatu
Yogyakarta:
Universitas
Sanata Dharma.
Inovasi
Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran
Dalam
Menghasilkan
Guru RME di Indonesia. Makalah
Matematika Kontemporer.
disajikan pada seminar nasional
Bandung: UPI.
“Pendidikan matematika realistik
Suyitno, A. 2004. Dasar-dasar dan
Indonesia”
Proses Pembelajaran
tanggal
November
2001.
14-15
Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
46
http://jurnal.unimus.ac.id