RANCANGAN
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2017
KOTA TANGERANG SELATAN
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………
i
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………
iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………
iv
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1
1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (KUA) ……………..
1
1.2 TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (KUA) ……………………………..
3
1.3 DASAR (HUKUM) PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (KUA) ……………………………..
4
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH …………………………..
8
2.1 PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH …….
8
BAB II
2.1.1
Pertumbuhan Ekonomi …………………………………………..
8
2.1.2
Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) ……………………..
10
2.1.3
Inflasi …………………………………………………………………
12
2.1.4
Investasi ……………………………………………………………..
13
2.1.5
Tenaga Kerja ………………………………………………………..
14
2.1.6
Pendapatan dan Ketimpangan Regional ……………………..
16
2.2 RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN 2017 ……..
18
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH …………….
23
3.1 ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA ……………………………………… 23 3.2 LAJU INFLASI ………………………………………………………………..
25
3.3 PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ………………………………………………………………………… 28 3.4 LAIN-LAIN ASUMSI …………………………………………………………
30
i
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ………………………………………………………………………
34
4.1 PENDAPATAN DAERAH ……………………………………………………
34
BAB IV
4.1.1
Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun 2017.
4.1.2
Target Pendapatan Daerah ……………………………………… 38
4.1.3
Upaya Dalam Mencapai Target …………………………………
40
4.2 BELANJA DAERAH …………………………………………………………
43
4.2.1
Kebijakan Belanja Daerah ………………………………………. 43
4.2.2
Kebijakan Belanja Tidak Langsung ……………………………
4.2.3
Kebijakan Belanja Daerah ………………………………………. 45
4.2.4
Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan Berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah 49 (SKPD) ………………………………………………………………..
4.3 KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH ........................................... BAB V
34
44
50
PENUTUP …………………………………………………………………….. 52
ii
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 s/d Perkiraan Tahun 2016 ……………………………………………
9
Tabel 2.2
Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB PerKapita Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2014 …………………….
10
Tabel 2.3
Perbandingan Laju Inflasi/Deflasi Kota-kota di Provinsi Banten 2012-2015 ………………………………………………………
12
Tabel 2.4
Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan …………………………………………………………………….. 13
Tabel 2.5
Jumlah Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan.
14
Tabel 2.6
Kegiatan Utama di Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 ……..
15
Tabel 2.7
Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Usaha ………………..
15
Tabel 2.8
Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Selatan dan Prediksi Indikator Ekonomi Tahun 2017 ………………………….
19
Tabel 3.1
Perbandingan IHK, Inflasi/Deflasi dan Laju Inflasi 4 Kota di Banten Bulan Desember 2015……………………….……………….
26
Tabel 3.2
IHK, Inflasi, Laju Inflasi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2015 (2012 = 100)………….…….
27
Tabel 3.3
Nilai Dan Konstribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2012 S/D 2014 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Selatan……... 29
Tabel. 4.1
Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 dan Rencana Pendapatan Tahun 2017 …………………………….
40
Tabel 4.2
Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ………………………………………………………………………..
51
DAFTAR GAMBAR
iii
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Gambar 2.1
Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 …………………… 11
Gambar 2.2
Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2014 ………………………….
16
Gambar 3.1
Asumsi Perekonomian Makro Tahun 2017 ……………………
23
Gambar 3.2
Perkembangan IHK Kota Serang, Tangerang, Cilegon dan Banten (2012=100) Bulan Desember 2015 …………………………27
iv
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
BAB I PENDAUHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (KUA) Pembangunan merupakan salah satu kegiatan utama bagi pemerintah daerah disamping pelayanan dan operasional internal birokrasi.
Dengan
telah
diterapkannya
Otonomi
Daerah
bagi
Pemerintah Daerah berarti daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa
dan
pemberdayaan
masyarakat
yang
bertujuan
pada
peningkatan kesejahteraan rakyat yang dilakukan secara efisien dan efektif.
Tahapan
dalam
penyusunan
agenda
perencanaan
pembangunan Kota Tangerang Selatan dilaksanakan dengan mengacu kepada
agenda
perencanaan
pembangunan
nasional
serta
perencanaan pembangunan Provinsi sehigga tercipta sinergitas dan konsistensi kebijakan pembangunan menjadi hal yang mendasar untuk dapat dilaksanakan dalam setiap tahapan proses kebijakan pembangunan di daerah. Dalam
rangka
pelaksanaan
pembangunan
daerah
secara
berkelanjutan dan berkesinambungan tersebut, setiap daerah harus memiliki sistem perencanaan secara komprehensif, yang dituangkan dalam
suatu
pedoman
dokumen
dalam
Pembangunan
perencanaan
proses
daerah
daerah,
pembangunan
tersebut
meliputi
sehingga
daerah. Rencana
menjadi
Perencanaan Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.
1
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Rancangan awal Kebijakan Umum APBD (KUA) Kota Tangerang Selatan
Tahun
Anggaran
2017
adalah
salah
satu
dokumen
perencanaan pembangunan yang disusun dalam rangka proses perencanaan pembangunan tahun 2017, dan hal tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa Kepala Daerah dalam menyusun Rancangan Awal Kebijakan Umum APBD (KUA) didasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Lebih lanjut ketentuan perundangan sebagaimana di atas, ditegaskan dalam pasal 5 ayat 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017, bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD Tahun 2017 menjadi landasan penyusunan KUA dan PPAS untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2017. Oleh sebab itu, program dan kegiatan yang dimuat dalam RKPD merupakan merupakan dasar dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan
daerah
di
Kota
Tangerang
Selatan,
baik
dalam
penyusunan dokumen rencana anggaran dan kegiatan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi, baik dalam kerangka regulasi maupun kerangka anggaran. Rancangan Awal Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun 2017 ini merupakan respon kebijakan terhadap dinamika dan permasalahan yang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kota Tangerang Selatan pada tahun anggaran 2017 dengan
mempertimbangkan
Rancangan
awal
KUA
kondisi
sebagaimana
perekonomiannya, dimaksud
sehingga
memuat
target
2
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
pencapaian kinerja terukur dari program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah kota untuk setiap urusan pemerintahan daerah disertai proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan
pembiayaan
yang
disertai
dengan
asumsi
yang
mendasarinya. Perkembangan kondisi perekonomian Kota Tangerang Selatan tetap
menjadi
perhatian
dalam
penyusunan
Kebijakana
Umum
Anggaran ini, karena bagaimanapun juga kebutuhan akan tersedianya dana untuk belanja yang diperoleh dari pendapatan tidak terlepas dari prospek perekonomian Kota Tangerang Selatan kedepan. Ketersediaan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) nantinya
akan
digunakan
dalam
mendukung
jalannya
fungsi
pemerintahan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat, sehingga harapan masyarakat maupun tantangan yang dihadapi pemerintah dapat
diwujudkan
memberikan
dan
implikasi
pada
akhirnya
yang
lebih
diharapkan
luas
pula
terhadap
dapat
suksesnya
pelaksanaan mandat yang diamanatkan kepada pemerintah serta semakin meningkatnya kesejahteraan warga Kota Tangerang Selatan. Dinamisasi kondisi tersebut menjadi salah satu pertimbangan untuk menyusun kebijakan pendapatan, kebijakan belanja dan kebijakan pembiayaan daerah yang terangkum dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ini. 1.2 TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (KUA)
UMUM
ANGGARAN
Kebijakan Umum APBD (KUA) disusun dengan maksud agar terjadi sinkronisasi dan keterpaduan sasaran program dan kegiatan dengan
kebijakan
pemerintah
dibidang
keuangan
dan
menjaga
kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, serta pelayanan masyarakat.
3
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tujuan dari penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran
2017
ini
adalah
anggaran
yang
bersifat
mempersiapkan
umum
sebagai
dokumen
kerangka
kebijakan
acuan
bagi
Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengarahkan kegiatan dan rencana kerjanya dalam rangka pencapaian target pembangunan pada tahun 2017. Selain itu Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017 juga dimaksudkan sebagai acuan dalam penetapan rencana pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah pada tahun 2017. 1.3 DASAR (HUKUM) PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (KUA) Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2017 ini disusun dengan mengacu kepada sejumlah peraturan perundangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
Tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4935);
4
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ini telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(PERPPU)
Nomor
2
Tahun
2014
tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 6. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014, Tentang Pemerintahan Daerah (Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
kepada
Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah,
dan
Informasi
Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 12. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
sebagaimana
telah
diubah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
5
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahdan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
(Berita
Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusuna, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017; 20. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 06 Tanggal 30 Desember tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 06 Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0610);
6
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
21. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tanggal 31 Desember Tahun 2010 tentang Pajak Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kota
Tangerang
Selatan
Tahun
2011
Nomor
12,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1211); 23. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2005 – 2025; 24. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
Tahun
Anggaran 2016; 25. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016; 26. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017.
7
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1 PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH Kondisi perekonomian Kota Tangerang Selatan dapat terlihat dari beberapa indikator ekonomi makro daerah, meliputi pertumbuhan ekonomi,
Produk
perkembangan
Domestik
investasi,
Regional
ketenagakerjaan
Bruto serta
(PDRB),
Inflasi,
pendapatan
dan
ketimpangan regional. 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia triwulan I-2016 terhadap triwulan I-2015 tumbuh 4,92 persen (y-on-y) meningkat dibanding periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 4,73 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 9,10 persen. Dari sisi Pengeluaran oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga yang tumbuh 6,38 persen. Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2016 mencapai Rp. 2.947,6 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp. 2.262,6 triliun. Ekonomi Indonesia triwulan I-2016 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,34 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha. Sedangkan dari sisi pengeluaran disebabkan oleh kontraksi komponen investasi (minus 5,75 persen) dan ekspor (minus 3,44 persen)
8
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Perkembangan PDRB Kota Tangerang menunjukkan peningkatan dari dengan terhadap
PDRB
perkapita,
tahun
dengan
Selatan
ke tahun
demikian
Laju Pertumbuhan Ekonomi
cenderung
demikian
berdampak
(LPE) tahun
2016
juga positif Kota
Tangerang Selatan adalah berdasarkan PDRB tahun dasar 2010 diperkirakan sebesar 8,61%-9,05%, demikian pula dengan prediksi pada tahun 2017 diprediksi yaitu 8,61%-9,05%, terutama didukung oleh percepatan pada sektor konstruksi, real estate, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, serta pengadaan listrik dan gas. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 16,34 persen, disusul oleh lapangan usaha dengan laju pertumbuhannya di atas 10 persen yaitu lapangan usaha Industri Pengolahan, lapangan usaha Konstruksi, Lapangan usaha Informasi dan Komunikasi, dan lapangan usaha real estate dengan masingmasing persentase sebesar 11.45 persen, 15.01 persen, 10.86 persen dan 16.21 persen. Sedangkan seluruh lapangan usaha ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif. Tabel 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 s/d Perkiraan Tahun 2016 Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (%)
2013
8,86
2014
8.99
2015*
8.61% - 9,05%
2016*
8.61% - 9,05%
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan Keterangan : *) merupakan data Perkiraan
9
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
2.1.2. Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region) tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut. PDRB selalu dihitung dalam dua harga yaitu atas dasar harga berlaku dan konstan (tahun dasar 2010). Tabel 2.2. Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2014 URAIAN
a. b. c. d. e.
PDRB Atas Dasar Harga berlaku (Tahun Dasar 2010 ) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Tahun Dasar 2010 ) Jumlah Penduduk PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga berlaku (Tahun Dasar 2010 ) PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Tahun Dasar 2000 )
2013
2014
Laju Pertumbuha n 2013-2014
2011
2012
34,891,850
39,071,488
44,611,133
51,230,273
14.84%
33,214,823
36,091,809
39,290,714
42,823,773
8.99%
1,355,926
1,405,170
1,443,403
1,492,999
3.44%
25,732,857
27,805,524
30,906,914
34,313,669
11.02%
24,496,044
25.685.012
27.220.890
28.683.055
5.37%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2015
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.51.230.273,- sedangkan PDRB adh konstan adalah sebesar Rp.42.823.773,-. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2014 mencapai 1.492.999 orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp.34.313.669,- sedangkan PDRB per kapita adh konstan (Tahun dasar 2000) adalah Rp.28.683.055,-.
10
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Gambar 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 1,606,133.31 638,734.23 2,072,637.12 4,590,097.54
162,153.02 0
5,864,399
59,238.93 21,495.17
1,752,431.16
7,690,434.50 8,302,415.77 8,996,517.48
619,852.31 5,561,560.39
1,571,234.86
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertanahan, dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya
1,720,938.09 Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Dalam tiga tahun terakhir, kecenderungan peranan kategori yang berbasis jasa mengalami fluktuasi. Sedangkan share dari sektor primer dalam tiga tahun tidak melewati 0,35 persen. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat daya beli masyarakat perkotaan sangat tinggi dan luas lahan pertanian semakin berkurang dan tidak menjanjikan terutama bagi para tenaga kerja muda. Maka pilihan lain yang tersedia adalah bekerja pada sektor industri atau bekerja pada sektor berbasis jasa. Perkembangan kategori berbasis jasa juga tidak terlepas dari potensi yang dimiliki Kota Tangerang Selatan, sehingga sektor yang terkait dengan budaya masyarakat perkotaan seperti perdagangan,
hotel,
restoran,
angkutan,
komunikasi
dan
jasa
perorangan masih sangat memungkinkan untuk berkembang terus. Selain itu, bekerja pada sektor berbasis jasa cenderung mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus sehingga tidak heran jika kategori ini banyak menampung pekerja.
11
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
2.1.3. Inflasi Inflasi ialah kenaikan harga barang dan jasa secara umum di mana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu negara. Indeks Harga Konsumen (IHK) ialah suatu indeks, yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari sekelompok tetap barang/jasa yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat. Kota
Tangerang
selatan
baru
memiliki
Indeks
Harga
Konsumen/ Inflasi sejak tahun 2014, untuk tahun sebelumnya Kota Tangerang Selatan masih mengacu pada inflasi Kota Tangerang, Memasuki tahun 2015, tingkat inflasi di kota Tangerang Selatan mengalami penurunan yang signifikan diangka 3.24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya di 2014 sebesar 10.57%, hal tersebut dipaparkan pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Perbandingan Laju Inflasi/Deflasi Kota-kota Di Provinsi Banten 2012-2015 No.
Kota
2012
2013
2014
2015
1
Kota Tangerang
4,44
10,02
10,02
4,28
2
Kota Cilegon
3,91
7,98
9,93
3,94
3
Kota Serang
4,89
9,16
11,27
4,67
4
Kota Tangerang Selatan
4,44
10,02
10,57
3,24
Prov. Banten
4,37
9,65
10,20
4,29
Nasional
4,30
8,38
8,36
3,35
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2015
12
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
2.1.4. Investasi Industri
bukan
merupakan
sektor
utama
menggerakkan perekonomian Kota Tangerang
yang
Selatan. Namun
demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan dengan sektor primer seperti sektor pertanian. Terdapat beberapa jenis industri di Kota Tangerang makanan
Selatan
dan
industri alat
yaitu
industri pakaian
jadi/ konveksi,
minuman, kertas, percetakan dan
elektronika dan
komponennya,
serta
penerbitan, alat
listrik
dan komponennya. Tabel 2.4 Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan Tahun
PMA
PMDN
Jumlah
1
2010
102
15
117
2
2011
143
17
160
3
2012
167
12
179
4
2013
172
18
190
5
2014
86
6.199
6.285
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan, 2015.
Berdasarkan
data
Penanaman
Modal
Asing
(PMA)
dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terdapat beberapa investor berskala nasional, pada tahun 2014 Jumlah perusahaan sebanyak 6.285 perusahaan antara
lain: 86 perusahaan PMA, dan 6.199
Perusahaan PMDN dimana mengalami kenaikan dari tahun 2013 yaitu PMA 172 Perusahaan dan PMDN 18 Perusahaan. Nilai investasi PMA pada
tahun
investasi
PMDN sebesar
kenaikan
dari
Rp.426.592.556.000 penurunan sebesar
2014
adalah
Tahun dan
Rp.487.163.100.500 dan nilai
Rp.2.990.000.000 2013 nilai
juga mengalami
terutama PMA
investasi
sebesar
PMDN mengalami
dari Rp.3.230.423.144 dengan persentase
13
kenaikan PMA sebesar 14,2% dan penurunan PMDN sebesar -7,44%.
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tabel 2.5 Jumlah Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan Tahun
PMDN (IDR)
PMA (USD)
1
2010
215,525,276,000
25,954,271,976
2
2011
243,775,276,000
2,691,106,298
3
2012
340,687,976,000
2,934,539,498
4
2013
426,592,556,000
3,230,423,144
5
2014
487,163,100,500
2,990,000,000
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan, 2015
Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar
bagi perekonomian Kota Tangerang
Selatan. Kegiatan
perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh
wilayah Kota
Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol adalah perdagangan dan
jasa
di sepanjang
koridor
kegiatan
jalan-jalan
utama
seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan, Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang Pamulang
– Pondok
– Ciputat, Jalan Raya
Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat
Raya). 2.1.5. Tenaga Kerja Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota negara menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia lapangan
kerja yang merupakan
daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan perhitungan BPS Kota Tangerang Selatan, tingkat partisipasi angkatan adalah
sebesar 63,04%, angka
bahwa ada sekitar
63 persen
kerja
pada
tahun
2014
tersebut memberikan gambaran
dari penduduk usia kerja di Kota
14
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tangerang Selatan yang berpotensi untuk mendapatkan pendapatan/ penghasilan, walaupun di dalamnya termasuk mereka yang sedang mencari pekerjaan.
Sedangkan
tingkat
pengangguran terbuka
sebesar 6,92% dari angkatan kerja. Tabel 2.6 Kegiatan Utama di Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 No
Karakteristik
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Penduduk Usia Kerja
561.384
557.443
1.118.827
2
Angkatan Kerja
448.587
256.734
705.321
3
- Bekerja
418.685
237.813
656.498
4
- Pengangguran
29.902
18.921
48.823
5
Bukan Angkatan Kerja
112.797
300.709
413506
6
Tingkat partisipasi Angkatan kerja (%)
79,91%
46,06%
63,04%
7
Tingkat Pengangguran terbuka (%)
6,67%
7,37%
6,92%
8
Tingkat Kesempatan Kerja (%)
-
-
93,08%
Sumber: Sakernas dalam Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, 2015
Tabel 2.7 Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Usaha Sektor/ Lapangan Usaha
Jumlah
Persentase %
1. Pertanian
10.155
1,55%
2. Industri
47.002
7,16%
3. Jasa – jasa
202.956
30,91%
4. Lainnya
396.385
60,38%
620.627
100%
Total
15
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan, 2015
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha, sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor jasa-jasa
yaitu sebesar
restoran sebesar sektor
29,87%, sektor
perdagangan, hotel dan
29,69%, sektor industri sebesar 7,59%,
serta
pertanian dengan 0,40%. Sisanya yaitu sebesar 32,45%
bekerja pada sektor lainnya yaitu pertambangan dan penggalian; listrik,
gas
dan
air
bersih;
bangunan;
pengangkutan
dan
komunikasi; keuangan; dan jasa perusahaan. 2.1.6. Pendapatan dan Ketimpangan Regional Pendapatan Domstik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang Pendapatan Domstik
Regional
Bruto
(PDRB)
atas
dasar
harga
konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Pendapatan Domstik Regional Bruto (PDRB) menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Gambar 2.2 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2014
51,230,273
60,000,000 50,000,000 40,000,000
34,891,850
39,071,488
44,611,133
PDRB Atas Dasar Harga berlaku (Tahun Dasar 2010 )
30,000,000 20,000,000 10,000,000 2011
2012
2013
2014
Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
16
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.51.230.272,94 sedangkan PDRB adh konstan (tahun dasar 2010) adalah sebesar Rp.42.823.773,16. Angka-angka tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2013 yang sebesar Rp.44.611.132,51 dan PDRB adh konstan (tahun dasar 2010) yang sebesar Rp.39.290.714,30. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun mencapai 1.492.999 orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp. 34.313.668,62 sedangkan PDRB per kapita adh konstan (tahun dasar 2010) adalah Rp. 28.683.055,48. Adapun upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam pencapaian target pendapatan daerah, diantaranya adalah: Membangun dan mengembangkan sistem data base on-line untuk pengelolaan BPHTB bekerja sama dengan Bank Jabar Banten dan Badan Pertanahan Nasional; Merancang penerapan dan mengembangkan perhitungan sistem on-line kewajiban pajak terhutang dengan wajib pajak; Pada tahun 2016 Kota Tangerang Selatan sudah melaksanakan pengelolaan PBB sebagai Pajak Asli Daerah (PAD); Pada Tahun 2014 dimulainya kegiatan pemeriksaan terhadap wajib pajak daerah di Kota Tangearng Selatan; Meningkatkan kualitas SDM dan sosialisasi pengelolaan pajak daerah kepada semua stakeholder; Melaksanakan koordinasi dengan Pusat, Provinsi dan SKPD penghasil lainnya dalam meningkatkan pendapatan daerah.
17
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tantangan yang harus diperhatikan adalah dampak krisis ekonomi global yang berlangsung sejak tahun 2008. Dampak yang besar terhadap perekonomian regional diperkirakan akan semakin dirasakan
pada
tahun
2017.
Dari
sisi
internal,
kesenjangan
perwilayahan masih cukup besar sehingga Pemerintah Daerah harus memperhatikan segi perwilayahan dalam perencanaan tahun 2017. Selain itu, kemampuan keuangan daerah juga tidak akan mencukupi untuk menyelesaikan semua permasalahan sekaligus sehingga harus disusun prioritas yang akan dilakukan pada tahun 2017. Sejalan dengan perkembangan ekonomi global, kinerja ekonomi nasional
dan
regional
hingga
pertengahan
tahun
2016
ini
menunjukan arah yang belum pasti. Kombinasi eksternal inilah yang turut mendorong kinerja ekonomi nasional, termasuk Kota Tangerang Selatan sebagai daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa akan mengalami suatu kondisi perlambatan pertumbuhan. 2.2 RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN 2017 Mengacu pada rencana program dan sasaran pembangunan yang ingin dicapai, Pemerintah Pusat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 Tentang “Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017”, Arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan kajian internal dan eksternal serta berpedoman pada dokumen RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016. Untuk menjamin keberlanjutan arah pembangunan, arah kebijakan ekonomi Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 harus sejalan dengan kebijakan ekonomi Nasional dan Provinsi Banten Tahun 2017. Berdasarkan data sementara PDRB tahun 2015 adh berlaku, perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan.
18
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tabel 2.8 Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Selatan dan Prediksi Indikator Ekonomi Tahun 2017 Kota Tangerang Selatan
No
Uraian
1
Indeks Pembangunan Manusia/ IPM
-
2
Laju Pertumbuhan Ekonomi/ LPE (%)
-
2010
2011
2012
2013
2014
2015* 2016* 2017*
76.99 77.68
78.65
79.17
79.91
8.86
8.99
8.81
8.66
80.66
Keterangan
81.41
8,61% - 8,61% - 8,61% 9,05% 9,05% 9,05% Angka tahun 2010-2013 adalah
3
Tingkat Inflasi**)
4
Tingkat Kemiskinan**)
5
Tingkat Pengangguran**)
3,71% - 3,71% - 3,71% - angka Kota Tangerang, angka 6.08% 5.13% 4.44% 10.02% 10.57% 10,78 10,78 10,78 tahun 2014 adalah angka Kota % % % Tangerang Selatan. 1.50% 1.33% 1.75%
1.62%
1,27% - 1,27% - 1,27% 1,83% 1,83% 1,83%
8.22% 11,98% 8.07% 4.56%
6.92%
4,84% - 4,84% - 4,84% 9,04% 9,04% 9,04%
-
Keterangan: *) Prediksi Kota Tangerang Selatan berdasarkan rata-rata pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya **) Prediksi dengan metode pendugaan interval yang menggunakan selang kepercayaan 95%
Berdasarkan PDRB Adh konstan, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) tahun 2015 adalah sebesar 8,61%-9,05%. Struktur ekonomi Kota
Tangerang
Selatan
didominasi
oleh
sektor
tersier,
yaitu
perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; perbankan dan lembaga keuangan serta jasa-jasa yang memberikan kontribusi hingga 73,07%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan bangunan) memberikan kontribusi 26,62%, dan sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi 0,32%. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016 terutama didukung oleh percepatan pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pengangkutan dan komunikasi, dan bangunan yang tumbuh sangat signifikan. Secara keseluruhan, semua faktor ekonomi di Kota Tangerang Selatan
19
menunjukkan pertumbuhan positif.
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Kota
Tangerang
Selatan
Sebagai
daerah
yang
memiliki
pendapatan dari sektor industri dan perdagangan memiliki prospek perekonomian yang baik. Karena semenjak terbentuknya Kota Tangerang Selatan tahun 2008, wilayah ini sudah memiliki beberapa kawasan industri dan perdagangan. Luasan lahan yang disediakan untuk zona industri seluas
2.218,31 hektar dengan 2.381 unit
industri yang termanfaatkan pada tahun 2010 (berdasarkan Kajian Strategi Pengembangan Ekonomi Kota Tangerang
Selatan Tahun
2013). Struktur ekonomi tersebut menunjukan bahwa perekonomian Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier dimana perdagangan menjadi sektor pendukung utama sebesar 17.56% sumbangannya terhadap pertumbuhan PDRB tahun 2014. Besarnya potensi perekonomian domestik perlu lebih ditumbuhkembangkan, investor perlu terus didorong, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Hambatan perekonomian, terkait dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta reformasi birokrasi, perlu ditangani secara serius
agar
tercipta
iklim
investasi
dan
usaha
yang
sehat.
Pembangunan infrastruktur perlu dipercepat untuk memperkuat national connectivity, ketahanan energi dan ketahanan pangan, melalui pembiayan dari pemerintah, dunia usaha maupun kerjasama pemerintah dan swasta. Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mendorong produktivitas ekonomi di Kota Tangerang Selatan. Inti dari tantangan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan tidak lagi dapat bergantung kepada sumber daya alam dan alokasi tenaga kerja (resources and low cost-driven growth), namun harus mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia yang terampil (productivity-driven
growth),
agar
pertumbuuhan
ekonomi
Kota
20
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tangerang Selatan lebih stabil. Oleh karena itu pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) mutlak dibutuhkan saat ini. Disamping
itu
tantangan
yang
dihadapi
adalah
adanya
eksploitasi dan eksplorasi sektor perdagangan, hotel dan restoran secara
signifikan
tanpa
ada
pengawasan
yang
ketat
melalui
keberadaan AMDAL secara konsisten, yang selama ini terjadi akibat dari pengalihan fungsi lahan hijau/ruang terbuka menjadi pusat perdagangan,
hotel, restoran dan pemukiman, dikhawatirkan akan
mempunyai dampak dari sisi ekonomi serta dari sudut pandang lingkungan hidup dan sosial pada masa yang akan datang. Dengan diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kondisi ini memberikan peluang kepada masyarakat, serta Kota Tangerang Selatan untuk menjalin kerjasama dengan negara-negara lain,
dengan
adanya
MEA
sudah
seharusnya
kita
dapat
memanfaatkan kerjasama ini dengan baik. Ilmu pengetahuan saja tidak cukup untuk menyikapi hal ini, kekreatifan juga sangat dibutuhkan disini untuk membangun hal tersebut, sehingga salah satu tantangan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Kota Tangerang Selatan. Sektor tersier di Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa;
dan
bank,
persewaan
dan
jasa
perusahaan,
yang
memberikan kontribusi hampir 73,07%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 26,62% dan sektor primer (pertanian; pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 0,32%. Dari uraian tersebut dapat dilihat Kota Tangerang Selatan memiliki prospek pengembangan ekonomi yang sangat baik terutama dari sektor jasa, perdagangan, hotel dan restoran, sebagai sektor unggulan
21
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
yang mengandalkan kemampuan sumber daya manusia dan banyak menyerap tenaga kerja. Dengan besarnya minat akan pasar lokal dan internasional terhadap produk-produk unggulan dari Kota Tangerang selatan memberikan prospek bagi pengembangan sektor perdagangan dan jasa dimana trendnya menunjukan peningkatan yang sangat baik. Disamping itu pelaku disektor perdagangan, jasa dan industri sangat variatif
dan
kompetitif,
dalam
hubungannya
dengan
prospek
persaingan terbuka dalam pasar global seperti sekarang ini, sehingga hal tersebut d iatas juga sangat perlu ditunjang dengan trend penggunaan Teknologi Informasi (TI).
22
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
3.1 ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
DALAM
ANGGARAN
Berdasarkan penilaian (assessment) dan pemantauan yang dilakukan secara intensif terhadap berbagai indikator perekonomian dan asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan di dalam APBN, Pemerintah menetapkan asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017, sebagai berikut: Gambar 3.1. Asumsi Perekonomian Makro Tahun 2017
Sumber: RKP Nasional 2016 1) Pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,5% sampai dengan 5,9% sedangkan sebesar 7,1 persen untuk wilayah Jawa-Bali;
23
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
2) Indikator tingkat inflasi umum yang terkendali melalui terjaganya tingkat inflasi pada komponen inti (core), harga bergejolak (volatile food),
dan
harga
diatur
pemerintah
(administered
price)
sebesar 4%; 3) Nilai tukar rupiah sebesar Rp13.700 hingga Rp14.200 per USD; 4) Tingkat suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan tetap sebesar 5,5 persen hingga 6,5persen. 5) Harga minyak Indonesia (ICP) diperkirakan sebesar USD 35 s/d USD 45 per barel. 6) Lifting minyak sebesar 740 ribu barel hingga 760 ribu barel per hari, Lifting gas sebesar 1.100 ribu barel hingga 1.200 ribu barel per hari. Asumsi dasar ekonomi makro 2017 yang telah dipaparkan diatas berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 tanggal penetapan 5 April 2016. Berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2017, maka didapatkan asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan Rancangan awal Kebijakan Umum APBD (KUA) Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut: a. Laju Pertumbuhan Ekonomi kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sekitar 8.61% sampai dengan 9,05%; b. Tingkat
inflasi
kota
Tangerang
Selatan
pada
tahun
2017
diperkirakan sekitar 3,71% sampai dengan 10,78%; c. Angka
Pengangguran
(Pengangguran
Tingkat
Terbuka)
kota
Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sekitar 4,84% sampai dengan 9,04%;
24
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
d. Indeks Pembangunan Manusia kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sekitar 81,41 persen; dan e. Penduduk Miskin kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sekitar 1,27% sampai dengan 1,83%. f. Total Pendapatan kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sebesar Rp.2.398.848.023.571,g. Total
Belanja
kota
Tangerang
Selatan
pada
tahun
2017
diperkirakan sebesar Rp.2.701.529.023.571,h. Total Pembiayaan kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sebesar Rp.302.681.000.000,i. Defisit Anggaran kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 diperkirakan sebesar Rp.302.681.000.000,3.2 LAJU INFLASI Kota
Tangerang
selatan
belum
memiliki
Indeks
Harga
Konsumen/ Inflasi dan masih mengacu kepada Kota Tangerang, Memasuki
bulan
desember
2015,
harga
barang-barang/jasa
kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami sedikit kenaikan, hal ini terlihat dari naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sebesar 125.43 pada bulan Desember 2014 menjadi 129.49 pada bulan Desember 2015 atau terjadi perubahan indeks (inflasi) 0.87 persen dari tahun lalu. Pada bulan Desember 2015, semua kota (4 kota) IHK yang ada Kota Tangerang sebesar 0,96 persen, Kota Cilegon sebesar 0,99 persen serta Kota Tangerang Selatan sebesar 0,87 persen. Sementara itu angka inflasi di Banten sebesar 0,99 persen. Dan untuk laju inflasi tahun kalender 2015 yang pada akhir tahun akan bernilai sama dengan Inflasi year on year-nya adalah Kota Serang 4,67 persen; Kota Tangerang Selatan 3.24 persen dan Kota Cilegon 3,94 persen.
25
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tabel. 3.1. Perbandingan IHK, Inflasi/Deflasi dan Laju Inflasi 4 Kota Di Banten Bulan Desember 2015 Kota
IHK Januari 2014
IHK Desember 2014
IHK Desember 2015
Inflasi Desember 2015 *)
Laju Inflasi Tahun Kalender 2015 **)
111.98
123.07
128.82
1.13
4.67
sss114.80
124.82
130.16
0.96
4.28
1.
Serang
2.
Tangerang
3.
Cilegon
111.50
120.92
125.69
0.99
3.94
Tangerang Selatan
114.65
125.43
129.49
0.87
3.24
BANTEN
113.95
124.05
129.37
0.99
4.29
K 4. e t
5.
:
*) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Januari 2014 **) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Desember 2014
Inflasi di Kota Tangerang Selatan sejak tahun 2014 telah memiliki IHK sendiri, sedangkan data untuk tahun sebelu nya mengacu pada inflasi kota Tangerang. Inflasi ini terjadi karena naiknya Indeks 6 (enam) dari 7 (kelompok) yang ada pada kelompok pengeluaran yakni : kelompok bahan makanan sebesar 2,92 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,35 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,59 persen, kelompok sandang 0,48 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,37 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,04 persen.
26
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tabel 3.2 IHK, Inflasi, Laju Inflasi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2015 (2012 = 100) No
Kelompok Pengeluaran U M U M
IHK Desember 2014
IHK November 2015
IHK Desember 2015
Inflasi Desember 2015*)
Laju Inflasi Tahun 2015 **)
Inflasi Year on Year **)
125,43
128.37
129.49
0.87
3.24
3.24
1
Bahan Makanan
134,14
133.46
137.36
2.92
2.39
2.39
2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
132,62
142.40
142.90
0.35
7.75
7.75
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
117,95
121.67
122.39
0.59
3.77
3.77
4
Sandang
109,53
112.00
112.54
0.48
2.75
2.75
5
Kesehatan
114,62
120.87
121.10
0.19
5.65
5.65
6
Pendidikan, rekreasi dan olahraga
118,14
124.32
124.78
0.37
5.62
5.62
7
Transpor, komunikasi & Jasa Keuangan
130,93
127.00
126.96
-0.04
-3.03
-3.03
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan “Berita Resmi Statistik 12 Januari 2016” Ket : *)Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Nopember 2014
Gambar 3.2 Perkembangan IHK Kota Tangerang Selatan dan Banten (2012=100) Bulan Desember 2015 135 130 125 120 115 110 105 100
Umum Bahan Makanan Makanan JadiPerumahan Sandang
Tangsel
129.49
137.36
Banten
129.37
137.17
Kesehatan Pendidikan Transpor
142.9
122.39
112.54
121.1
124.78
126.96
138.79
122.51
110.24
127.58
125
128.79
Tangsel
Banten
27
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan “Berita Resmi Statistik 12 Januari 2016”
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Inflasi di kota Tangerang Selatan mengacu pada inflasi kota Tangerang, pada gambar 3.2 menggambarkan terjadinya inflasi karena naiknya Indeks harga konsumen dari 7 (tujuh) kelompok yang ada pada kelompok pengeluaran yakni : kelompok bahan makanan kembali mengalami
kenaikan
sebesar
137,36;
kelompok
makanan
jadi,
minuman, rokok dan tembakau naik 142,9; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 122,39; kelompok sandang 112,54; kelompok kesehatan
121,1; kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga 124,78 serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan menjadi 126,96. Berdasarkan hal diatas maka diasumsikan pada tahun 2017 akan terjadi inflasi diperkirakan sekitar 3,71% sampai dengan 10,78%. 3.3 PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi
makro
yang
dapat
digunakan
untuk
melihat
tingkat
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah, juga merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region) tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut. Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.51.230.272,94 Juta sedangkan PDRB adh konstan (tahun 2010) adalah
sebesar
Rp.42.823.773,16
juta,
Angka
angka
tersebut
meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2013 yang hanya sebesar Rp.44.611.132,51 dan PDRB adh konstan (tahun 2010) yang sebesar Rp.39.290.714,30.
28
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tabel 3.3 Nilai Dan Konstribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2012 S/D 2014 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Selatan 2012 KATEGORI A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa lainnya
2013
Nilai (Juta Kontribusi Rupiah) (persen) 118,224.31 0.30% 0.00 0.00% 4,627,847.04 11.84% 43,953.43 0.11%
2014
Nilai (Juta Kontribusi Rupiah) (persen) 129,903.24 0.29% 0.00 0.00% 5,184,027.30 11.62% 52,585.96 0.12%
Nilai (Juta Kontribusi Rupiah) (persen) 162,153.02 0.32% 0.00 0.00% 5,864,399.06 11.45% 59,238.93 0.12%
18,880.80
0.05%
20,081.10
0.05%
21,495.17
0.04%
5,295,439.33
13.55%
6,418,182.09
14.39%
7,690,434.50
15.01%
7,278,208.12
18.63%
8,006,804.95
17.95%
8,996,517.48
17.56%
1,055,131.85 1,225,851.00 4,663,233.98 478,481.10 6,431,704.73 1,220,865.74
2.70% 3.14% 11.94% 1.22% 16.46% 3.12%
1,298,840.74 1,438,706.72 4,865,204.80 543,599.22 7,427,459.00 1,463,385.44
2.91% 3.22% 10.91% 1.22% 16.65% 3.28%
1,571,234.86 1,720,938.09 5,561,560.39 619,852.31 8,302,415.77 1,752,431.16
3.07% 3.36% 10.86% 1.21% 16.21% 3.42%
472,345.96
1.21%
536,040.23
1.20%
638,734.23
1.25%
3,200,348.52 1,788,421.08 1,152,550.57
8.19% 4.58% 2.95%
3,894,380.28 1,939,738.95 1,392,192.48
8.73% 4.35% 3.12%
4,590,097.54 2,072,637.12 1,606,133.31
8.96% 4.05% 3.14%
100.00% 51,230,272.94
100.00%
PDRB 39,071,487.56 100.00% 44,611,132.51 Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Berdasarkan data
PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku
tahun 2014, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (17,56%); Real estate (16,21%); Konstruksi (15,01%); Industri pengolahan (11,45%), dan Informasi & Komunikasi (10,86%). Sektorsektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian;
Pengadaan
Listrik
dan
Gas;
dan
Pengadaan
Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang masing-masing di bawah satu persen, bahkan nol untuk Pertambangan dan Penggalian. Jika dibandingkan PDRB tahun 2013 dan tahun 2014, seluruh sektor menunjukan peningkatan, kecuali pada Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan, dan Pertambangan dan Penggalian yang stagnan karena memang tidak memberikan kontribusi
29
pada tahun 2013 dan 2014.
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Perkembangan PDRB Kota Tangerang menunjukkan peningkatan dari
tahun
Selatan
ke tahun
cenderung
demikian
juga
dengan PDRB perkapita, dengan demikian berdampak positif terhadap prediksi Laju Pertumbuhan Ekonomi
(LPE) tahun
2016
Kota
Tangerang Selatan adalah berdasarkan PDRB tahun dasar 2010 adalah
sebesar
8,61%-9,05%.
Kemudian LPE
Kota
Tangerang
Selatan pada tahun 2017 diprediksi yaitu 8,61%-9,05% terutama didukung oleh percepatan pada sektor
konstruksi, real estate,
transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, serta pengadaan listrik dan gas. 3.4 LAIN-LAIN ASUMSI Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah ± 147,19 Km2, terdiri
dari
7
kecamatan,
yaitu
Serpong,Serpong
Utara,
Setu,
Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok Aren dengan kelurahan berjumlah 54 kelurahan, Jumlah penduduk pada tahun 2014 menurut angka sementara BPS adalah sebesar 1.492.999 orang dengan kepadatan mencapai 10.143 orang/km2 dengan kepadatan tertinggi terdapat di Ciputat Timur (12.830 orang/km2) dan kepadatan terendah terdapat di Setu (5.262 orang/km2), Investasi
daerah
dapat
ditingkatkan
jika
daerah
memiliki
potensi,baik itu berupa potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia. Hal lain yang juga sangat penting adalah kemampuan
daerah
menjual
potensi
yang
dimilikinya
dan
menciptakan iklim yang kondusif dan mendukung investasi. Salah satu potensi Kota Tangerang Selatan adalah letak geografisnya yang strategis. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan
provinsi
DKI
Jakarta
pada
sebelah
utara
dan
timur
memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota DKI Jakarata.
30
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Dengan posisi sedemikian, Tangerang Selatan memiliki akses yang bagus baik dari udara, karena berbatasan dengan Kabupaten dan Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena berbatasan dengan DKI Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui daratan, Kota Tangerang Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/ JORR) yang sekarang sudah terkoneksi baik dari Tangerang – Merak atau pun Tol JORR 2. Prasarana dan sarana penunjang lain yang menjadi potensi investasi yang dikembangkan di Kota Tangerang Selatan, antara lain: Kereta Api. Sebagai sarana transportasi massal, kereta api merupakan
andalan
masyarakat
Kota
Tangerang
Selatan
yang
menghubungkan Kota Rangkasbitung - Kota Tangerang Selatan - Kota Jakarta dan sudah dengan jalur rel ganda (double track). Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Bis Antar Kota – Antar Propinsi. Sarana Transportasi ini juga merupakan penggerak mobilitas masyarakat Kota Tangerang Selatan sebagai sarana utama dalam kegiatan yang menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kota Jakarta dan kota-kota lainnya. Saat ini juga sudah beroperasi feeder Bus Transjakarta dengan trayek BSD – Jakarta, Pondok Aren (BintaroJaya) – Jakarta dan BSD – Balaraja.
31
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Angkutan
Dalam
Kota.
Sarana
Transportasi Dalam Kota
merupakan salah satu transportasi yang dijadikan andalan untuk aktivitas sehari-hari Masyarakat Kota Tangerang Selatan. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih/ Air Minum. Masyarakat Kota Tangerang Selatan memakai air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan kegiatan lainnya. Saat ini kebutuhan air bersih masyarakat Tangerang Selatan bersumber dari dua sumber utama, yaitu dari PDAM Kabupaten Tangerang serta instalasi air bersih yango dikelola oleh pihak, pengembang atau yang berasal dari air bawah tanah. Pembangunan
Permukiman
Vertikal.
Dengan
kepadatan
penduduk Kota Tangerang Selatan yang mencapai 10.143 jiwa/km2, maka akan semakin sulit untuk membangun permukiman yang memakai lahan luas. Sehingga dimungkinkan kawasan permukiman super blok seperti apartemen, kondominium, rusunawa, flat dan sejenisnya untuk dikembangkan karena letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan dengan akses mudah dari berbagai arah. Kawasan Jasa dan Perdagangan Terpadu. Di sepanjang koridor Jl Pahlawan Seribu, BSD City Serpong mulai banyak bermunculan gedunggedung baru yang megah. Pusat perbelanjaan, apartemen, hotel, pusat hiburan dan kuliner, pusat perkantoran, rumah sakit, pusat pendidikan telah dibangun. Lahan untuk pembangunan Office Tower dan sarana penunjang lain juga tersedia. Oleh karena itu, sangatlah
prospektif
apabila
para
investor
dapat
menanamkan
modalnya dalam rangka pengembangan kawasan ini.
32
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Pengembangan
Tangsel
sebagai
pusat
MICE
(Meetings,
Incentives Conferencing, Exhibitions). Sebagai kota perdagangan dan jasa, maka salah satu sarana perkotaan dan dapat dijadikan icon kota Tangerang Selatan adalah pembangunan convention center, atau trade exibition center atau gedung konser. Sesuai dengan motto cerdas, modern dan religius, maka Kota Tangerang Selatan mencari para investor untuk membangun gedung yang memiliki ciri khas daerah Kota Tangerang Selatan tetapi juga modern. Sektor Industri dan Pergudangan. Melihat luas lahan yang tersedia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam arah dan tujuan pembangunan, tidak menempatkan sektor industri dan pergudangan sebagai andalan. Saat ini peruntukan lahan untuk industri hanya 1,14 % saja dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, atau sekitar 16,67 hektar. Industri yang dikembangkan pun ditujukan kepada green industry dan ramah lingkungan.
.
33
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
4.1. PENDAPATAN DAERAH 4.1.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun 2017 Kebijakan mendorong
umum
pendapatan
peningkatan
pendapatan
daerah daerah
diarahkan melalui
untuk
mobilisasi
pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya, Satuan kerja perangkat
daerah
yang
mempunyai
sumber
pendapatan
wajib
mengintensifkan perolehan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. Pendapatan Daerah diperkirakan akan mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya perkiraan peningkatan Pendapatan Asli Daerah, Disamping itu diperkirakan adanya penurunan pada Dana Perimbangan dan Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Penentuan
target
Pendapatan
Tahun
2017
dilaksanakan
dengan memperhatikan pedoman penyusunan APBD 2017 sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Penganggaran Pendapatan Daerah yang bersumber dari PAD menggunakan pertimbangan-pertimbangan berikut ini. 1) Kondisi
perekonomian
yang
terjadi
pada
tahun-tahun
sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. 2) Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.
34
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
3) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah dengan memperhatikan potensi pajak daerah dan retribusi daerah. b. Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penganggaran Pendapatan Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak yang terdiri atas DBH-Pajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) selain PBB Perkotaan dan Perdesaan, serta DBH-Pajak Penghasilan Menteri Anggaran
(DBH-PPh)
keuangan 2017,
dianggarkan
sesuai
Peraturan
mengenai Alokasi DBH-Pajak Apabila
Peraturan
Menteri
Tahun
Keuangan
dimaksud belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Sementara DBH Pajak Tahun Anggaran 2017, dengan memperhatikan realisasi penerimaan DBHPajak Tahun Anggaran sebelumnya, Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Sementara DBH-Pajak tersebut ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka akan menyesuaikan alokasi DBH-Pajak dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA apabila tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 2) Penganggaran Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBHSDA)
dianggarkan
sesuai
Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai Perkiraan Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran 2017, dengan
memperhatikan
realisasi
penerimaan
DBH-SDA
Tahun Anggaran sebelumnya. Dalam hal Peraturan Menteri
35
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Keuangan tentang Alokasi Sementara DBH-SDA tersebut ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka akan menyesuaikan alokasi DBH-SDA
dimaksud
pada
peraturan
daerah
tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA apabila tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 3) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) tidak mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp. 581.505.815.000,- dan pada Tahun 2017 tetap sebesar Rp.581.505.815.000,-, sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan perihal
pemberitahuan alokasi Dana Alokasi
Umum (DAU) Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2017. c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penganggaran penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok
masyarakat
maupun
perorangan
yang
tidak
mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud, Untuk kepastian penerimaan hibah yang bersumber dari pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan
pada
perjanjian
hibah
antara
Kepala
Daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku pemberi dengan
36
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Kepala Daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga selaku pemberi dengan Kepala Daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku penerima, 2) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak
Daerah
yang
diterima
dari
pemerintah
provinsi
didasarkan pada alokasi belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2017. Dalam hal penetapan
APBD
Tahun
Anggaran
2017
mendahului
penetapan APBD Provinsi, penganggarannya didasarkan pada alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2016, sedangkan bagian pendapatan yang belum direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun Anggaran 2016, ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA apabila yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. 3) Penganggaran Dana Penyesuaian lainnya dan Dana Transfer lainnya
dialokasikan
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penyesuaian lainnya dan Dana Transfer lainnya Tahun Anggaran
2017,
Apabila
Peraturan
Menteri
Keuangan
tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun
Anggaran
2017
ditetapkan,
maka
dilakukan
penyesuaian atas alokasi Dana Penyesuaian lainnya dan Dana Transfer lainnya dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan
APBD
Tahun Anggaran 2017 atau
dicantumkan dalam LRA apabila tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017.
37
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
4) Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima
dari
pemerintah
provinsi
atau
pemerintah
kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan,
Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari
bantuan keuangan tersebut diterima setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka
pemerintah
daerah
harus
menyesuaikan
alokasi
bantuan keuangan dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA apabila tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017. Dalam hal bantuan keuangan tersebut diterima
setelah
penetapan
peraturan
daerah
tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, maka bantuan keuangan tersebut ditampung dalam LRA. 4.1.2. Target Pendapatan Daerah a. Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka rencana penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2017 adalah sebesar Rp.1.254.197.261.000,- yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp.57.491.147.000,- atau sebesar 4.80% dibandingkan dengan PAD pada APBD Tahun 2016 Rp.1.196.706.114.000,-.
Sehingga
PAD
tahun
2017
sebesar tersebut
diperkirakan berasal dari: 1) Rencana Penerimaan Pajak Daerah Rp.1.049.461.000.000,-
Tahun 2017 sebesar
Jumlah tersebut meningkat sebesar
Rp.46.981.000.000,- atau 4,69% dari yang dianggarkan pada APBD 2016 sebesar Rp.1.002.480.000.000,-.
38
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
2) Rencana Penerimaan Retribusi Daerah Tahun 2017 sebesar Rp.87.492.771.000,-
Jumlah
tersebut
berkurang
sebesar
Rp.1.423.295.000,- atau sebesar -1,60% dari yang dianggarkan pada APBD 2016 sebesar Rp.88.916.066.000,-. 3) Rencana Penerimaan Lain-Lain PAD Yang Sah Tahun 2017 sebesar
Rp.117.243.490.000,-
Jumlah
tersebut
meningkat
sebesar Rp. 11.933.442.000,- atau 11,33% dari target pada APBD 2016 sebesar Rp.105.310.048.000,-. b. Dana Perimbangan Penerimaan Dana Perimbangan diperkirakan mengalami penurunan sebesar Rp.76.967.497.300,- atau -8,19% dari APBD 2016
sebesar
Rp.940.208.067.300,-
turun
menjadi
Rp.863.240.570.000,-, yang terdiri dari: 1. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp.132.404.926.000,-; 2. Dana Alokasi Umum sebesar Rp.581.505.815.000,-; dan 3. Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.149.329.829.000,Dana Bagi Hasil aajak/Bukan Pajak dan Danav Alokasi Umum ditargetkan tidak mengalami perubahan pada tahun 2017. c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penerimaan dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah untuk tahun 2017 diperkirakan mengalami penurunan sebesar Rp.9.065.201.500,- atau sebesar -2,09% dari APBD tahun 2016 sebesar Rp.443.545.223.071,- menjadi Rp.434.480.021.571,- pada tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut:
39
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Tabel. 4.1 Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 dan Rencana Pendapatan Tahun 2017 Kode Rekening 4
Uraian
APBD 2016
RAPBD 2017
PENDAPATAN
4.1
Pendapatan Asli Daerah
4.1.1
Hasil Pajak Daerah
4.1.2
Hasil Retribusi Daerah
4.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4.2
1,196,706,114,000.00
1,250,457,261,000.00
1,002,480,000,000.00
1,049,461,000,000.00
88,916,066,000.00
87,492,771,000.00
105,310,048,000.00
113,503,490,000.00
940,208,067,300.00
713,910,741,000.00
Dana Perimbangan
4.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
132,404,926,000.00
132,404,926,000.00
4.2.2
Dana Alokasi Umum
581,505,815,000.00
581,505,815,000.00
4.2.3
Dana Alokasi Khusus
226,297,326,300.00
0.00
443,545,223,071.00
434,480,021,571.00
434,480,021,571.00
434,480,021,571.00
4.3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
4.3.1
Pendapatan Hibah
4.3.3
Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
0.00
0.00
4.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
9,065,201,500.00
0.00
2,580,459,404,371.00
2,398,848,023,571.00
JUMLAH PENDAPATAN
Sumber : DPPKAD Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016
Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Provinsi yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor. Bagi Hasil Pajak dari Bea Balik Nama
Kendaraan
Bermotor.
Bagi
Hasil
Pajak
Bahan
Bakar
Kendaraan Bermotor. Bagi Hasil Pajak dari Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan dan Bagi Hasil Pajak Rokok tidak mengalami perubahan. 4.1.3. Upaya Dalam Mencapai Target Adapun langkah dan upaya untuk mencapai target pendapatan Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
untuk
memenuhi
kewajibannya sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
40
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
dimiliki. sehingga diharapkan mampu memberikan dukungan yang optimal dalam menunjang kebutuhan dana yang diperlukan dengan
mengupayakan
penggalian
potensi
sumber-sumber
pendapatan daerah secara optimal berdasarkan kewenangan dan potensi
yang
dimiliki
dengan
memperhatikan
pentingnya
pelayanan dan kemampuan masyarakat. 2. Meningkatkan
intensifikasi
dan
optimalisasi
sumber-sumber
pendapatan sesuai kewenangan dan potensi yang ada dengan memperhatikan aspek keadilan intensifikasi. Kepentingan umum dan kemampuan masyarakat serta efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah dalam bidang pendapatan daerah yang ditujukan kepada: a. Pemanfaatan pendapatan asli daerah secara proporsional pada Program
Peningkatan
dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah dan kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah b. Peningkatan upaya optimalisasi penerimaan daerah melalui pendekatan pelayanan kepada wajib pajak dan peningkatan kerjasama dengan melibatkan organisasi masyarakat atau organisasi non pemerintah. Optimalisasi penerimaan pajak daerah
di
antaranya
dengan
melakukan
sosialisasi.
advertising. pelatihan petugas dan steakholder. Kemudian ditunjang
dengan
peningkatan
pelayanan.
updating
pendataan. penilaian. verifikasi objek pajak. pengelolaan data objek pajak. c. Optimalisasi
sumber-sumber
pendapatan
daerah
sesuai
potensi dan kewenangan yang didukung sumber daya aparat pengelolah pendapatan daerah serta kemampuan masyarakat
41
dengan pendekatan kemitraan. koordinasi. pengawasan dan
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
penegakan hukum dengan melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak untuk menguji kepatuhan wajib pajak d. Pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah yang potensial. 3. Memanfaatkan teknologi informasi dalam upaya peningkatan kualitas data dan informasi pajak serta retribusi daerah melalui: a. Pengembangan online system pembayaran yang bekerja sama dengan
pihak
perbankan
nasional
dalam
rangka
meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat. b. Pembangunan sistem data base pajak serta retribusi daerah terpadu
dan
terintegrasi
dalam
rangka
optimalisasi
penerimaan pendapatan dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah. 4. Meningkatkan kualitas pola hubungan dan koordinasi antar SKPD di lingkungan Pemerintah Kota melalui: a. Pembangunan kerangka kerjasama dan kordinasi lintas SKPD dalam rangka optimalisasi peningkatan penerimaan PAD. b. Peningkatan
kordinasi
secara
intensif
dalam
rangka
penggalian informasi penerimaan pendapatan daerah selain Pendapatan Asli Daerah dengan instansi vertikal. c. Integrasi data yang berkesinambungan antara DPPKAD dan SKPD
pengelola
Retribusi
berkaitan
dengan
mekanisme
pemungutan pajak daerah yang didasarkan pada izin. sesuai Perda No. 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.
42
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
4.2. BELANJA DAERAH 4.2.1 Kebijakan Belanja Daerah Belanja Daerah dialokasikan untuk Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung dialokasikan untuk Belanja Pegawai. Belanja Hibah. Belanja Bantuan Sosial. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa dan Belanja Tidak Terduga. Belanja Langsung dialokasikan untuk belanja program dan kegiatan setiap SKPD (non urusan)
maupun
belanja
program
dan
kegiatan
dalam
rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh masing-masing SKPD (belanja
urusan).
Total
Rp.2.701.529.023.571,sebesar
belanja
dengan
daerah
alokasi
Rp.794.969.023.571,-
dan
direncanakan
Belanja
Belanja
Tidak
sebesar Langsung
Langsung
sebesar
Rp.1.906.560.000.000,-. Anggaran belanja pegawai dialokasikan berdasarkan jumlah pegawai yang ada ataupun rencana tindak penambahan CPNS, baik struktural maupun fungsional yaitu berupa gaji dan tunjangan. Untuk belanja
hibah
perundangan
dan
belanja
dialokasikan
bantuan
sosial,
berdasarkan
sesuai
peraturan
dari
organisasi
usulan
masyarakat, kelompok masyarakat atau individu. kecuali belanja bantuan sosial yang tidak direncanakan dialokasikan dengan tidak melebihi
belanja
bantuan
sosial
yang
berdasarkan
usulan/direncanakan. Kemudian untuk belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota, pemerintah desa dan partai politik dialokasikan untuk bantuan kepada partai politik dan pemerintah desa.
Sedangkan
belanja
tidak
terduga
dialokasikan
untuk
mengantisipasi kejadian luar biasa diluar kewenangan daerah atau kondisi darurat/ mendesak diluar perencanaan.
43
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Anggaran Belanja langsung terbagi menjadi 2 (dua) katagori, yaitu belanja pada setiap SKPD yang merupakan belanja rutin operasional SKPD, atau disebut juga belanja non urusan dan belanja yang terkait dengan pelaksanaan urusan pemerintahan. atau disebut juga sebagai belanja urusan. Alokasi Belanja kegiatan pada setiap SKPD (non urusan) antara lain untuk kegiatan pemeliharaan gedung dan halaman. pengadaan ATK dan APK, sewa/Beli kendaraan, pembelian dan pemeliharaan inventaris dan sarana kerja lain serta penyusunan
laporan
kinerja
dan
keuangan
serta
penyusunan
dokumen perencanaan. Penentuan alokasi belanja ini dilakukan berdasarkan beberapa kriteria. di antaranya luas gedung dan halaman kantor, jumlah pegawai dan pejabat eselon dan sarana kerja yang telah tersedia. Perhitungan besaran dilakukan berdasarkan kriteria tersebut dan disesuaikan dengan standar harga yang berlaku. Berdasarkan PP Nomor 74 Tahun 2012 dan Permendagri No. 61 Tahun 2007 maka pada Tahun 2016 RSU Kota Tangerang Selatan akan menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah. untuk meningkatkan profesionalisme pelayanan kesehatan. Mekanisme perencanaan dan penganggarannya akan dilaksanakan sesuai aturan tersebut. 4.2.2 Kebijakan Belanja Tidak Langsung Belanja
Pegawai
meliputi
Gaji
(Uang
Representasi)
dan
Tunjangan. Tambahan Penghasilan PNS dan Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah, SKPD Kota Tangerang Selatan berjumlah 38 dengan rincian 7 badan, 13 dinas, 1 inspektorat, 1 satuan, 3 sekretariat, 5 kantor, 1 rumah sakit umum daerah (RSUD) dan 7 kecamatan. Selain itu juga dialokasikan untuk Belanja Pegawai bagi anggota Dewan
44
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Kepala Daerah serta Wakil Kepala Daerah. Jumlah pegawai pada Tahun 2017 diperkirakan akan mencapai lebih dari 5.785 orang yang terdiri atas penjabat eselon II. eselon III dan eselon IV serta pelaksana dan jabatan fungsional seperti guru dan dokter, serta rencana CPNSD sejumlah 200 orang serta jumlah anggota DPRD Sebanyak 50 orang. Tahun 2017 gaji dan tunjangan pegawai dialokasikan
sepenuhnya
dalam
APBD
Kota
Tangerang
Selatan
termasuk kenaikan Tambahan Penghasilan PNS untuk Eselon III dan IV yang terkait Perencanaan dan Penganggaran. staf yang menjabat sebagai PPTK, Guru, Pejabat Struktural Pengelola LPSE dan Pokja ULP, sehingga jumlah belanja pegawai untuk Tahun Anggaran 2017 direncanakan sebesar Rp.772.369.023.571,- dimana besaran tersebut mengalami
kenaikan
sebesar
Rp.43.353.624.107,-
dari
tahun
sebelumnya dikarenakan rencana pengangkatan CPNSD sebanyak 200 orang. Belanja Hibah yang direncanakan sebesar Rp.15.000.000.000.dialokasikan
untuk
hibah
kepada
badan
/lembaga/organisasi
kemasyarakatan. dan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Pemerintahan Desa dan Partai Politik dialokasikan sebesar
Rp.600.000.000.-.
Pada
Belanja
Tidak
Langsung
juga
dialokasikan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp.2.000.000.000.- serta belanja bantuan sosial sebesar Rp.5.000.000.000,-. 4.2.3
Kebijakan Belanja Daerah Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia
Nomor:
50/795/SJ
tanggal
4
Maret
2016
tentang
Penyusunan RPJMD dan RKPD 2017, bagi daerah yang melaksanakan pemilukada
2017
penyusunan
Rancangan
Awal
RKPD
2017
45
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
berpedoman kepada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD, serta memperhatikan visi, misi dan program Kepala Daerah. Lebih ditegaskan kembali pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusuna, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, pada Lampiran I dibagian V ” Bagi daerah yang sedang menyusun RPJMD, maka untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan
menghindari
kekosongan
rencana
pembangunan
daerah,
pemerintah daerah dapat menggunakan rencana program, sasaran, dan pagu indikatif tahun
pertama yang disusun dalam Rancangan
Awal RPJMD sebagai landasan penyusunan Rancangan Awal RKPD Tahun 2017 yang nantinya ditetapkan menjadi tahun pertama dari indikasi rencana program yang disertai kebutuhan pendanaan RPJMD yang akan ditetapkan dengan Peraturan Daerah”. Sehingga kebijakan belanja daerah mengacu pada kebijakan pembangunan daerah yang didasarkan pada Rancangan Awal Rencana Pembengunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 yang dituangkan dalam 6 (enam) isu strategis daerah Kota Tangerang Selatan, berikut ini: 1. Kualitas Sumber Daya Manusia Meskipun IPM (79.17) pada tahun 2014 relatif lebih baik dibanding kab/kota lain di Provinsi Banten, namun Angka Melek Huruf (AMH) dan Indeks Kemampuan Daya Beli Masyarakat/Purchasing Power Parity (PPP) Kota Tangsel masih perlu ditingkatkan apalagi jika dibanding nasional, agar daya saing daerah meningkat. 2. Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 (3,44%) dan Kepadatan Penduduk (10.143 jiwa/km²) dengan komposisi jumlah pria lebih
46
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
banyak menjadi tantangan tersendiri terhadap masalah sosial, migrasi penduduk, dan pemenuhan kebutuhan dasar. 3. Sarana dan Prasarana wilayah Aksesibilitas
orang,
barang
dan
jasa
masih
membutuhkan
peningkatan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana wilayah apalagi sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah penyumbang terbesar PDRB Kota Tangsel (31%). Disamping itu ketaatan pada pemanfaatan ruang yang masih kurang, tata kota semrawut, kemacetan, serta minimnya ruang terbuka hijau (RTH) untuk publik. 4. Perekonomian Daerah Meskipun perekonomian Kota Tangsel mampu tumbuh diatas 8.61% - 9,05%, namun inflasinya juga cukup tinggi sebesar 3.24% pada
tahun
2015.
Daya
beli
masyarakat
makin
rendah,
ketimpangan pendapatan semakin lebar. 5. Kemiskinan dan kesejahteraan sosial Jumlah penduduk miskin 20.057 jiwa dengan garis persentase penduduk miskin pada tahun 2014 sebesar 1.62%, dan tingkat pengangguran terbuka (6,92% tahun 2014) selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 6. Tata kelola pemerintahan Masih belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan daerah, diantaranya terdapat produk-produk hukum (perda) yang blm diselesaikan
tepat
waktu,
pelayanan
publik
masih
perlu
ditingkatkan, Opini BPK RI atas laporan keuangan 3 tahun berturut-turut masih WDP. NiIai AKIP Kota Tangsel masih CC.
47
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
Berdasarkan 6 (enam) isu strategis yang ada di Kota Tangerang Selatan sehingga ditetapkan 5 (Lima) prioritas dan fokus masingmasing serta program prioritas untuk Tahun 2017 dalam rangka percepatan pencapaian target RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021. sebagai berikut: Prioritas 1, Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Percepatan Peningkatan kesejahteraan masyarakat; • Penurunan Rumah Tangga Miskin; • Peningkatan kesempatan kerja dan produktifitas tenaga kerja; • Perlindungan Tenaga kerja; • Fasilitasi
pembinaan,
pendidikan
dan
pelatihan
ketenaga
kerjaan; • Pengendalian arus migrasi Kota; • Peningkatan Kegiatan kepemudaan dan Olah Raga. Prioritas 2, Pengembangan Akses Layanan Pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan Sosial; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Peningkatan angka partisipasi Murni (APM); • Peningkatan Angka Partisipasi Kasar; • Peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS); • Penghapusan Buta Aksara; • Peningkatan Akses Layanan Kesehatan bermutu; • Peningkatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak; • Peningkatan program Keluarga Berencana; • Pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Prioritas 3, Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Pemeliharaan atas sarana prasarana yang sudah baik;
48
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
• Peningkatan atas sarana dan prasarana kota yang masih kurang terutama sampah, drainase kota, infrastuktur jalan, air bersih, revitalisasi kawasan kumuh serta sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah, penanganannya dilakukan dengan pelibatan masyarakat/swasta dalam penyediaan sarana prasarana kota. Prioritas 4, Peningkatan Daya Saing Perekonomian Daerah; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Peningkatan prasarana dan sarana perekonomian; • Peningkatan iklim investasi yang kondusif; • Pemberian insentif pajak dan perijinan; • Pengembangan
teknologi
dalam
pertumbuhan
ekonomi
berkelanjutan; • Peningkatan peran UMKM-K. Prioritas 5, Pemantapan Penyelengaraan Pemerintahan berbasis Teknologi dan Inovasi;
Tata
kelola
Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Peningkatan akses pelayanan publik; • Peningkatan kapasitas keuangan daerah; • Peningkatan ketaatan hukum; • Peningkatan kehidupan demokrasi; • Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum; • Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah; • Peningkatan/
pengembangan
IT
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan. 4.2.4 Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan Berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan didasarkan
pada
penyelenggaraan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan, yang meliputi urusan pendidikan, urusan kesehatan, urusan pekerjaan umum, urusan urusan
penataan
ruang,
urusan
perencanaan
49
perumahan,
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
pembangunan,
urusan
perhubungan,
urusan
lingkungan
hidup,
urusan kependudukan dan catatan sipil, urusan sosial, urusan koperasi dan usaha kecil menengah, urusan penanaman modal, urusan kebudayaan, urusan pemuda dan olah raga, urusan kesatuan bangsa dan poltik dalam negeri, urusan pemerintahan umum, urusan kepegawaian, urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, urusan kearsipan, urusan pertanian dan urusan perindustrian. Ada beberapa kebijakan dalam Perencanaan Kebijakan Belanja Daerah pada Tahun 2017 untuk Kebijakan Belanja Langsung yang terkait dengan pembangunan, diantaranya: 1. Mengakomodir Target RPJMD Tahun Anggaran 2017; 2. Mengakomodir usulan Hasil Musrenbang Kecamatan dan hasil Reses DPRD; 3. Mengakomodir Belanja Non Urusan Wajib dan Mengikat SKPD. Komponen tersebut seluruhnya penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh SKPD Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 38 dengan rincian 7 badan, 13 dinas, 1 inspektorat, 1 satuan, 3 sekretariat, 5 kantor, 1 rumah sakit umum daerah (RSUD) dan 7 kecamatan, satu SKPD dapat melaksanakan lebih dari satu urusan pemerintahan,
demikian
juga
satu
urusan
pemerintahan
dapat
dilaksanakan oleh beberapa SKPD, seperti urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian,Nama-nama SKPD dan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD. 4.3. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH Pada
Tahun
Anggaran
2017,
direncanakan
penerimaan
pembiayaan dari perkiraan sisa lebih perhitungan anggaran sebesar Rp.302.681.000.000,- yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
50
Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA). Sumber penerimaan pembiayaan
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
daerah berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dana dari cadangan, penerimaan pinjaman dan obligasi, serta hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan sebagaimana tersaji pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Kode Rekening
APBD 2016
RAPBD 2017
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
6.2
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
0.00
0.00
6.2.5
Pembayaran Pembiayaan Lainnya
0.00
0.00
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah
0.00
0.00
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
0.00
0.00
6
Uraian PEMBIAYAAN DAERAH
6.1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
6.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
Pembiayaan Netto 6.3
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA)
Sumber : DPPKAD Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016
51
KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
BAB V
PENUTUP
Demikian Rancangan awal Kebijakan Umum APBD (KUA) Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2017 ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, serta acuan dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2017. Dalam
hal
terjadi
pergeseran
asumsi
yang
melandasi
penyusunan KUA akibat adanya kebijakan pemerintah atau adanya penambahan/pengurangan sumber pendapatan daerah setelah KUA ini tersusun, dapat dilakukan penambahan atau pengurangan program dan kegiatan serta pagu anggaran indikatif apabila belum ditampung dalam KUA ini. Penambahan atau pengurangan program dan kegiatan serta pagu
anggaran
pembahasan
indikatif
PPAS
dan
dapat RAPBD
dilakukan Tahun
pada
Anggaran
saat 2017,
proses tanpa
keharusan melakukan perubahan KUA.
Tangerang Selatan,
2016
WALIKOTA TANGERANG SELATAN,
52
AIRIN RACHMI DIANY
RANCANGAN
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2017
KOTA TANGERANG SELATAN
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………
i
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………
ii
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1
1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA …………………………………………………
1
1.2 TUJUAN TUJUAN PENYUSUNAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA …………………………………………………
2
1.3 DASAR (HUKUM) PENYUSUNAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA) ………………………………………………..
2
RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH ……………………………………………………..……………….
6
2.1 PENDAPATAN DAERAH ……………………………………………………
6
2.2 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH …………………………………
7
BAB II
BAB III
PRIORITAS BELANJA DAERAH ………………………………………..
BAB IV
PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN ……….. 16
8
4.1 PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN ……………………………………………………………. 16 4.2 PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM KEGIATAN ……………………………………………………………………. 18 4.3 PLAFON ANGGARAN SEMENTARA UNTUK BELANJA PEGAWAI, BUNGA, SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN SOSIAL, BELANJA BAGI HASIL, BANTUAN KEUANGAN DAN BELANJA TIDAK 18 TERDUGA............................................................................. BAB V
PENUTUP …………………………………………………………………….. 19
i
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 dan Rencana Pendapatan Tahun 2017 ……………………….……
6
Tabel 2.2
Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ………………………………………………………………………..
7
Tabel 3.1
Prioritas Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dan Pembangunan Nasional (Nawa Cita) ……………….……………….
10
Tabel 3.2
Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan terhadap Pembangunan Nasional (Nawa Cita) ……………………………….. 11 Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan terhadap Prioritas Provinsi Banten ……………………………………………… 12
Tabel 3.3 Tabel 3.4
Prioritas, Sasaran dan Program ……………………………….…….
12
Tabel. 4.1
Prioritas Plafon Anggaran Sementara ………………………………
16
Tabel 4.2
Plafon anggaran sementara berdasarkan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2017……………………………………...
Lamp.
Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Dan Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2017 …………………………………………………………..
18
Tabel 4.3
ii
L
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN ANGGARAN SEMENTARA
PRIORITAS
DAN
PLAFON
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan salah satu instrument dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjadi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang Selatan. Rancangan APBD Kota Tangerang Selatan disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan
pemerintahan
dalam
rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan serta kemampuan pendapatan daerah berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Isi dari Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah program prioritas dan patokan batas maksimal sementara anggaran yang diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan Rencana
Kerja
penyusunan Sementara
dan
Anggaran
Rancangan (PPAS)
Awal
dilakukan
SKPD Prioritas
bersamaan
(RKA-SKPD).
Sehingga
dan
Anggaran
Plafon
dengan
penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA), dan substansi dari Rancangan Awal PPAS harus sejalan dengan substansi Kebijakan Umum Anggaran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana prioritas dan Plafon Anggaran Sementara disusun dengan menentukan skala prioritas dan menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/ kegiatan juga menginformasikan plafon anggaran sementara berdasarkan urusan
1
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN dan SKPD, plafon anggaran sementara berdasarkan program dan kegiatan, sehingga penetapan pagu definitive diperoleh setelah peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ditetapkan. 1.2 TUJUAN PENYUSUNAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disusun agar terjadi sinkronisasi dan keterpaduan sasaran program dan kegiatan dengan kebijakan pemerintah dibidang keuangan dan menjaga kelangsungan
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan
daerah, serta pelayanan masyarakat. Selain itu, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ini disusun dengan tujuan untuk memberikan landasan kepada Satuan Kerja Perangkat daerah dalam menyusun rencana kerja dan anggaran Tahun Anggaran 2017 agar sejalan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah dan Kebijakan Umum Anggaran APBD yang menjadi dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara
ini
dan
disesuaikan
dengan
kapasitas
keuangan daerah. 1.3 DASAR (HUKUM) PENYUSUNAN ANGGARAN SEMENTARA
PRIORITAS
DAN
PLAFON
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2017 ini disusun mengacu kepada sejumlah peraturan perundangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
Tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
2
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara
Tahun
2004
Nomor
126,
Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4935); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ini telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 6. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014, Tentang Pemerintahan Daerah (Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah); 7. Peraturan
Pemerintah
Nomor
23
Tahun
2005
tentang
2005
Tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 8. Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban
Kepala
Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
kepada
2007
Tentang
Masyarakat; 10. Peraturan Pembagian
Pemerintah
Nomor
Urusan
Pemerintah,Pemerintah
Daerah
38
Tahun
Pemerintahan Propinsi
Dan
Antara Pemerintah
3
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 11. Peraturan
Pemerintah
Nomor
74
Tahun
2012
tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 12. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerahdan
terakhir
diubah
dengan
Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahjo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
4
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 06 Tanggal 30 Desember tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 06 Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0610); 19. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 08 Tahun 2011 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0811); 20. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016; 21. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1211); 22. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2005 – 2025; 23. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; 24. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016. 25. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017.
5
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN BAB II
RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
2.1. PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2017 berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah. Sebagaimana tertera dalam Tabel 2.1. prediksi target pendapatan daerah pada tahun 2017 adalah sebesar Rp.2.398.848.023.571,- yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.1.250.457.261.000,- Dana Perimbangan sebesar Rp.713.910.741.000,-, serta Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp.434.480.021.571,-. Tabel. 2.1 Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 dan Rencana Pendapatan Tahun 2017 Kode Rekening 4
Uraian
APBD 2016
RAPBD 2017
1,196,706,114,000.00
1,250,457,261,000.00
1,002,480,000,000.00
1,049,461,000,000.00
88,916,066,000.00
87,492,771,000.00
105,310,048,000.00
113,503,490,000.00
940,208,067,300.00
713,910,741,000.00
PENDAPATAN
4.1
Pendapatan Asli Daerah
4.1.1
Hasil Pajak Daerah
4.1.2
Hasil Retribusi Daerah
4.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4.2
Dana Perimbangan
4.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
132,404,926,000.00
132,404,926,000.00
4.2.2
Dana Alokasi Umum
581,505,815,000.00
581,505,815,000.00
4.2.3
Dana Alokasi Khusus
226,297,326,300.00
0.00
443,545,223,071.00
434,480,021,571.00
434,480,021,571.00
434,480,021,571.00
0.00
0.00
9,065,201,500.00
0.00
2,580,459,404,371.00
2,398,848,023,571.00
4.3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
4.3.1
Pendapatan Hibah
4.3.3
Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
4.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus JUMLAH PENDAPATAN
Sumber : DPPKAD Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016
6
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 2.2. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Pada
tahun
anggaran
2017,
direncanakan
penerimaan
pembiayaan dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2016 yang diperkirakan sebesar Rp.302.681.000.000,- yang diperoleh dari efisiensi belanja Tahun Anggaran 2016 dan pelampauan pendapatan Tahun Anggaran 2016. Tabel 2.2 Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Kode Rekening 6 6.1 6.1.1
6.2 6.2.5
Uraian
APBD 2016
RAPBD 2017
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
724,262,963,028.00
302,681,000,000.00
PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembayaran Pembiayaan Lainnya Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembiayaan Netto
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) Sumber : DPPKAD Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016 6.3
0.00
0.00
7
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN BAB III PRIORITAS BELANJA DAERAH
Prioritas belanja daerah untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut; Prioritas 1 : Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM; Prioritas 2 : Pengembangan Akses Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial; Prioritas 3 : Peningkatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Perkotaan; Prioritas 4 : Peningkatan Daya Saing Perekonomian Daerah; Prioritas 5 : Pemantapan Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Teknologi dan Inovasi; Berdasarkan
prioritas-prioritas
tersebut
ditetapkanlah
beberapa sasaran sebagai berikut; Prioritas 1, Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Percepatan Peningkatan kesejahteraan masyarakat; • Penurunan Rumah Tangga Miskin; • Peningkatan kesempatan kerja dan produktifitas tenaga kerja; • Perlindungan Tenaga kerja; • Fasilitasi pembinaan, pendidikan dan pelatihan ketenaga kerjaan; • Pengendalian arus migrasi Kota; • Peningkatan Kegiatan kepemudaan dan Olah Raga
8
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Prioritas 2, Pengembangan Akses Layanan Pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan Sosial; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Peningkatan angka partisipasi Murni (APM); • Peningkatan Angka Partisipasi Kasar; • Peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS); • Penghapusan Buta Aksara; • Peningkatan Akses Layanan Kesehatan bermutu; • Peningkatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak; • Peningkatan program Keluarga Berencana; • Pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial; Prioritas 3, Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Pemeliharaan atas sarana prasarana yang sudah baik; • Peningkatan atas sarana dan prasarana kota yang masih kurang terutama sampah, drainase kota, infrastuktur jalan, air bersih, revitalisasi kawasan kumuh serta sinkronisasi Rencana Tata
Ruang
pelibatan
Wilayah,
penanganannya
masyarakat/swasta
dalam
dilakukan
dengan
penyediaan
sarana
prasarana kota; Prioritas 4, Peningkatan Daya Saing Perekonomian Daerah; Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Peningkatan prasarana dan sarana perekonomian; • Peningkatan iklim investasi yang kondusif; • Pemberian insentif pajak dan perijinan; • Pengembangan
teknologi
dalam
pertumbuhan
ekonomi
berkelanjutan; • Peningkatan peran UMKM-K;
9
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Prioritas 5, Pemantapan Penyelengaraan Pemerintahan berbasis Teknologi dan Inovasi;
Tata
kelola
Sasaran dari prioritas tersebut adalah : • Peningkatan akses pelayanan publik; • Peningkatan kapasitas keuangan daerah; • Peningkatan ketaatan hukum; • Peningkatan kehidupan demokrasi; • Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum; • Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah; • Peningkatan/
pengembangan
IT
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan; Tabel 3.1 Prioritas Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dan Pembangunan Nasional (Nawa Cita) PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017
PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017
PRIORITAS NASIONAL (AGENDA NAWACITA)
1. Peningkatan Kualitas Kompetensi SDM;
dan 1. Peningkatan kapasitas tenaga 1. Menghadirkan kembali Negara kerja dan pengurangan tingkat untuk melindungi segenap pengangguran dan kemiskinan bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga 2. Pengembangan Akses Layanan 2. Pemantapan ketahanan pangan, 2. Negara Membuat Pemerintah selalu Pendidikan,Kesehatan dan peningkatan keamanan pangan, hadir dengan membangun tata kesejahteraan Sosial; dan penguatan logistik pangan kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 3. Peningkatan penyediaan sarana 3. Peningkatan konektivitas dan 3. Membangun Indonesia dari dan prasarana perkotaan; daya dukung infrastruktur pinggiran dengan memperkuat terhadap ekonomi dan investasi daerah-daerah dan desa dalam yang lebih merata kerangka Negara kesatuan 4. Peningkatan Daya Perekonomian Daerah;
Saing 4. Peningkatan akses promosi dan 4. Memperkuat kehadiran Negara mutu pelayanan kesehatan dalam melakukan reformasi system dan penegakan hokum bebaskualitas korupsi, 5. Pemantapan Penyelengaraan 5. Pengendalian tata ruang, 5. yang Meningkatkan hidup bermatabat, dan Tata kelola Pemerintahan kelestarian lingkungan hidup manusia dan terpercaya masyarakat berbasis Teknologi dan Inovasi; dan sumber daya air, mitigasi, Indonesia serta adaptasi bencana 6. Pemantapan reformasi birokrasi, 6. Meningkatkan produktivitas tata kelola pemerintahan rakyat dan daya saing di pasar daerah dan suasana yang Internasional sehingga bangsa kondusif . Indonesia bias maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia 7. Mewujudkannya kemandirian lainnya dengan menggerakan ekonomi sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter 9. bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
10
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Tabel 3.2 Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan terhadap Pembangunan Nasional (Nawa Cita) PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017 1. Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM;
PRIORITAS NASIONAL (AGENDA NAWACITA) 9.
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
2. Pengembangan Akses Layanan Pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan Sosial;
5.
3.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan;
Meningkatkan
kualitas
hidup
manusia
dan
masyarakat Indonesia memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan
4. Peningkatan Daya Saing Perekonomian Daerah;
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bias maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkannya kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi .5.
Pemantapan Penyelengaraan Tata kelola Pemerintahan berbasis Teknologi dan Inovasi;
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga Negara. 2.
Membuat
Pemerintah
selalu
hadir
dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi system dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermatabat, dan terpercaya 8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
11
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Tabel 3.3 Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Selatan terhadap Prioritas Provinsi Banten PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017
PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017
1. Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM;
1. Peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan 4. Peningkatan akses promosi dan mutu pelayanan kesehatan 5. Pengendalian tata ruang, kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya air, mitigasi, serta adaptasi bencana
2. 4.
Pengembangan Akses Layanan Pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan Sosial; Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan;
5.
Peningkatan Daerah;
Daya
Saing
Perekonomian
5.
Pemantapan Penyelengaraan Tata kelola Pemerintahan berbasis Teknologi dan Inovasi;
3. Peningkatan konektivitas dan daya dukung infrastruktur terhadap ekonomi dan investasi yang lebih merata 2. Pemantapan ketahanan pangan, peningkatan keamanan pangan, dan penguatan logistik pangan 6. Pemantapan reformasi birokrasi, tata kelola pemerintahan daerah dan suasana yang kondusif
Tabel 3.4 Prioritas, Sasaran dan Program Prioritas
Sasaran Fasilitasi Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Ketenaga Kerjaan Pengendalian arus migrasi Kota
Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM
Program 1
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
2
Tangsel Cerdas *
3
Penataan adminstrasi kependudukan
4
Pengendalian Penduduk *
5
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Peningkatan peran serta kepemudaan
6 Peningkatan Kegiatan Kepemudaan dan Olah raga
7 8 9
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Produktifitas Tenaga Kerja
10
11
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas adat Trepencil (KAT) & Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
12
Program Transmigrasi Regional
13
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
14
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
Penurunan Rumah Tanggak Miskin
Percepatan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Perlindungan Tenaga Kerja Pembinaan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Peningkatan sarana dan prasarana olahraga Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Peningkatan Kesempatan Kerja
15 16
SKPD Pelaksana Dinsosnakertran, KPMD, dan Bagian Kesejahteraan Sosial Dindik, BPMPPKB, dan BPTI Disdukcapil, Dinsosnakertran, Bagian Kesejahteraan Sosial dan Kecamatan Dinsosnakertran, Disdukcapil dan Kecamatan Dispora, Kantor Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Pendidikan Dispora, Kantor Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan DTKBP, Dispora, Bagian Pertanahan dan DPPKAD Dispora, DKUMKM, Bagian Kesejahteraan Sosial dan Kecamatan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan SATPOL-PP Dinsosnakertran, BPMPPKB, KPMD, dan DKUKM Dinsonakertran, BPMPPKB, Kesbangpolinmas, Bagian Kesejahteraan Sosial dan kecamatan
Dinsonakertran, Disdukcapil, Bagian Kesejahteraan Sosial, Bappeda, BPMPPKB, Bagian Pembangunan, Kantor Kebudayaan dan Pariwisata, kecamatan dan DKUMKM Bappeda, BPMPPKB, Bagian Kesejahteraan Sosial, DKUMKM Dinsonakertran, Bagian Hukum, dan Disperindag Dinsosnakertran, Bagian Kesejahteraan Sosial, BPMPPKB, Dinkes
12
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Prioritas
Sasaran
Program
Sosial
17
Penghapusan Buta Aksara
18
Peningkatan Akses Layanan Kesehatan Bermutu
20
19
21 22 23
Pengembang an Akses Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraa n Sosial
24 25
Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK)
26
Peningkatan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
Dinkes dan RSUD
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
RSUD dan DTKBP
Pengadaan Obat dan Perbekalan Rumah Sakit Pengadaan, Peningkatan dan perbaikan saranan dan prasarana layanan kesehatan Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit
Dinkes dan BPMPPKB Dinkes dan RSUD Dinkes dan RSUD Dinkes dan RSUD BLHD, Dinkes, dan DKPP Dinkes, RSUD, Bagian Kesejahteraan Sosial dan BPMPPKB Dinkes dan RSUD
30
Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Perbaikan Gizi Masyarakat
31
Upaya Kesehatan Masyarakat
32
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Keluarga Berencana
33 34
Dinkes dan BPMPPKB Dinkes, BLHD, DKPP dan BPMPPKB Dindik Dindik BPMPPKB dan Dinkes
35
Penguatan kelembagaan pengarasutamaan gender dan anak
Bappeda, BPMPPKB dan Bagian Kesejahteran Sosial
36
Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Peningkatan pelayanan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam pembangunan
Dinkes dan BPMPPKB
37
39
Pendidikan Menengah
40
Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Pengelolaan Sampah Terpadu
42 43 44 45 46 47 48 Peningkatan Penyediaan
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Pengembangan lingkungan sehat
41
Pemeliharaan atas Sarana dan Prasarana yang Sudah Baik
Dindik, Kantor Arsi Daerah, dan Kantor Perpustakaan Daerah Dinkes dan RSUD
28
38 Peningkatan Rata Rata Lama Sekolah (RLS)
Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Dinsonakertran, Dinkes dan Bagian Kesejahteraan Sosial Dindik dan Dispora
27
29
Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) Peningkatan Keluarga Berencana
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Pendidikan Formal dan Non Formal
SKPD Pelaksana
49
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pengembangan penyediaan dan pengelolaan PJU Pengembangan, Pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Penyediaan dan pengelolaan areal pemakaman Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Rehabilitasi / pemeliharaan Jalan dan Jembatan Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Disdukcapil dan BPMPPKB Bappeda, BPMPPKB, Dinsoosnakertrans dan Bagian Kesejahteran Sosial Dindik DKPP dan BLHD DKPP dan BLHD DKPP DKPP DBMSDA BLHD dan DBMSDA DKPP BLHD dan DBMSDA DBMSDA DBMSDA dan Dishubkominfo
13
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Prioritas Sarana dan Prasarana Perkotaan
Sasaran Peningkatan Atas Sarana dan Prasarana Kota Yang Masih Kurang Baik
Program 50
Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
DTKBP, DBMSDA dan Dishubkominfo
51
Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Penanggulangan Akibat Bencana Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Pengendalian banjir Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Penyuluhan dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
DTKBP, DBMSDA dan Dishubkominfo
52 53 54 55 56 57
DBMSDA BPBD, BLHD, DKPP dan DBMSDA DTKBP, DBMSDA, DPPKAD dan BP2T, Bagian Pertanahan DBMSDA Kantor Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Alam, Kantor Pemadam Kebakaran, BLHD, DKPP, DBMSDA dan DTKBP Bappeda, DTKBP, DBMSDA, BLHD dan DKPP
58
Perencanaan tata ruang
59 60
Pendanaan Pembangunan PemerintahSwasta* Penataaan Lingkungan Terpadu*
61
Pengembangan Transportasi Masal *
Pemberian Insentif pajak dan Perijinan
62
Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Pengembangan Teknologi dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
63
Pengembangan Budidaya Perikanan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
64
Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan Peningkatan mutu dan pengembangan pengelolaan hasil perikanan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
67
Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
68
Pengembangan Ekonomi Kreatif*
69
Kebijakan Pengembangan potensi Unggulan Daerah
70
Peningkatan dan pengembangan ekspor Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Promosi dan pemberdayaan masyarakat
65 66
Peningkatan Iklim Investasi yang Kondusif
71 72
Peningkatan Daya Saing Perekonomia n Daerah
SKPD Pelaksana
Peningkatan Peran UMKM-K
73
Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
74
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
75 76 77
Peningkatan Prasarana dan sarana perekonomian
78
Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Pengelolaan kekayaan budaya
79
Pengembangan lembaga ekonomi
80
Pengembangan nilai budaya
Bappeda, dan KPMD Bappeda, DTKBP, Bagian Pembangunan, dan BLHD Bappeda, DTKBP, dan Dishubkominfo Disperindag dan Bagian Hukum
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bappeda DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, Dispora, KPMD, BPMPPKB dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, Dispora, KPMD, BPMPPKB, BP2T dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, Dispora, KPMD Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, KPMD, dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, Dindik, DPKP, Budpar, Dispora, KPMD, BPMPPKB, dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, BPMPPKB dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, BPMPPKB dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, KPMD, dan Bagian Perekonomian Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, dan Bagian Perekonomian DKUKM, Disperindag, dan Satpol PP Budpar, Kantor Arsip Daerah, Kantor Perpustakaan Daerah DPPKAD, Bagian Pertanahan Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, KPMD, BPMPPKB dan Bagian Perekonomian Budpar, Kantor Arsip Daerah, Kantor Perpustakaan Daerah DPPKAD, Bagian Pertanahan
14
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Prioritas
Sasaran
Peningkatan / Pengembangan IT Dalam Penyelenggaran Pemerintahan
Program 81
Pengembangan Pemasaran Pariwisata
82
Program Pengembangan Destinasi
83
Kerjasama informasi dan media massa
84
Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Pengembangan data/informasi
Bappeda, Dishubkominfo, BPTI dan Bagian Humas Bappeda, BP2T, Dishubkominfo, BPTI dan Bagian Humas Seluruh SKPD, Bagian, dan Kantor
86
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Bappeda, BP2T, Dishubkominfo, BPTI dan Bagian Humas
87
Pembinaan aparatur dalam peningkatan jiwa korsa Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Penataan organisasi penyelenggara pemerintahan daerah Pengembangan sistem admnistrasi kearsipan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Peningkatan kapasitas lembaga RT dan RW
85
88 89 90 91 92 93
94 95 Pemantapan Penyelengga raan Tata Kelola pemerintaha n berbasis Teknologi dan Innovasi
Peningkatan Akses Pelayanan Publik
SKPD Pelaksana
96
Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Peningkatan kualitas pelayanan informasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Bappeda dan Budpar Bappeda, DKUKM, Disperindag, DPKP, Budpar, KPMD, dan Bagian Perekonomian
BKPP, Bagian Organisasi, Sekretariat Dewan Pengurus Inspektorat Bagian Organisasi Kantor Arsip Seluruh SKPD dan Bagian Sekretariat DPRD Bappeda, Kecamatan, Bagian Organaisasi, Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan, Disdukcapil, dan BPMPPKB Bappeda, BKPP, dan Bagian Organisasi Bappeda, BPTI, BP2T, Dishubkominfo, Disdukcapil dan Kecamatan Bappeda, BPTI, BP2T, Diskominfo, Disdukcapil dan Kecamatan Bagian Humas dan Protokol, Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Keuangan, Satpol PP, dan Dishubkominfo Inspektorat dan Satpol PP
97
Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah
98
100
Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Penyelamatan dan pelestarian dokumen / arsip daerah Perencanaan pembangunan daerah
101
Pengembangan Inovasi Daerah*
Bappeda, Budpar, BPTI, DKUKM, Disperindag, BLHD, DKPP dan DPKP
Peningkatan Kapasitas Keuangan daerah
102
Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
DPPKAD, dan Seluruh SKPD
Peningkatan Kehidupan Demokrasi
103
Pendidikan Politik Masyarakat
Kesbangpolinmas
104
Pengembangan wawasan kebangsaan
Kesbangpolinmas
Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Peningkatan Ketaatan Hukum
105
Kerjasama Pembangunan
106
108
Penataan Peraturan Perundangundangan Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Reformasi Birokrasi*
109 110
Pengembangan pemetaan Wilayah* Pengembangan Pelayanan Perizinan*
99
107 Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Umum
Kantor Arsip Seluruh SKPD
Bappeda, KPMD, Bagian Pemerintahan, dan SKPD Teknis Bagian Hukum Kesbangpilinmas, Satpol PP dan kecamatan Bagian Organisasi Bappeda Bappeda, BP2T, Disperindag, BLHD, Dishukominfo, Kantor Damkar, DBMSDA, DTKBP
15
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN BAB IV
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN
4.1. PLAFON ANGGARAN PEMERINTAHAN
SEMENTARA
BERDASARKAN
URUSAN
Berdasarkan matriks prioritas diatas, dapat dilihat plafon anggaran masing-masing urusan dan satuan kerja yang dipisah menjadi
Program non urusan dan urusan, dimana program non
urusan adalah belanja rutin dari setiap SKPD. Tabel 4.1 Prioritas Plafon Anggaran Sementara NO
SKPD
TOTAL
1
Dinas Pendidikan
120,000,000,000.00
2
Dinas Kesehatan
150,000,000,000.00
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Rumah Sakit Umum Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kantor Pemadam Kebakaran Dinas Tata kota, Bangunan dan Pemukiman Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Badan Lingkungan Hidup Daerah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
135,360,000,000.00 275,000,000,000.00 23,000,000,000.00 400,000,000,000.00 18,500,000,000.00 35,000,000,000.00 10,000,000,000.00 96,000,000,000.00 16,000,000,000.00
12
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
17,000,000,000.00
13
Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
19,000,000,000.00
14 15 16
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kantor Penanaman Modal Daerah Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
20,000,000,000.00 7,000,000,000.00 7,000,000,000.00
16
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
NO
SKPD
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Dinas Pemuda dan Olahraga Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sekretariat Daerah - Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah - Bagian Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah - Bagian Pertanahan Sekretariat Daerah - Bagian Organisasi Sekretariat Daerah - Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah - Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah - Bagian Pengelola Teknologi Informasi Sekretariat Daerah - Bagian Hukum Sekretariat Daerah - Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah - Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah - Bagian Keuangan Sekretariat DPRD Inspektorat Kecamatan Ciputat Kecamatan Ciputat Timur Kecamatan Pamulang Kecamatan Serpong Kecamatan Serpong Utara Kecamatan Pondok Aren Kecamatan Setu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kantor Arsip Daerah Kantor Perpustakaan Daerah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan JUMLAH
TOTAL 15,000,000,000.00 9,000,000,000.00 13,000,000,000.00 6,000,000,000.00 4,000,000,000.00 2,800,000,000.00 130,000,000,000.00 4,000,000,000.00 1,500,000,000.00 7,000,000,000.00 7,500,000,000.00 4,000,000,000.00 6,000,000,000.00 45,000,000,000.00 2,500,000,000.00 77,000,000,000.00 14,500,000,000.00 13,000,000,000.00 10,000,000,000.00 15,000,000,000.00 14,000,000,000.00 10,000,000,000.00 15,000,000,000.00 12,000,000,000.00 45,000,000,000.00 17,500,000,000.00 2,000,000,000.00 16,000,000,000.00 3,900,000,000.00 6,500,000,000.00 14,000,000,000.00 15,000,000,000.00 1,906,560,000,000.00
17
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 4.2
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM KEGIATAN Berdasarkan plafon anggaran sementara tiap SKPD pada Tabel 4.1 dapat dilihat Prioritas plafon anggaran sementara berdasarkan program/kegiatan untuk tiap SKPD pada pos Belanja Langsung. Maka pada Lampiran 1. Akan dipaparkan tabel.4.2 Plafon anggaran sementara berdasarkan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2017.
4.3 PLAFON ANGGARAN SEMENTARA UNTUK BELANJA PEGAWAI, BUNGA, SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN SOSIAL, BELANJA BAGI HASIL, BANTUAN KEUANGAN DAN BELANJA TIDAK TERDUGA Sebagaimana direncanakan
tertera
sebesar
dalam
Tabel
4.3
Rp.772.369.023.571,-
belanja dimana
pegawai besaran
tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp.43.353.624.107,- dari tahun sebelumnya dikarenakan rencana pengangkatan CPNSD sebanyak 200 orang. Tabel 4.3 Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Dan Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2017 KODE REKENING 5.1
URAIAN
Belanja Tidak Langsung
5.1.1
Belanja Pegawai
5.1.4
Belanja Hibah
5.1.5
Belanja Bantuan Sosial
5.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik
5.1.8
Belanja Tidak Terduga
APBD 2016
RAPBD 2017
811,413,560,757.00
794,969,023,571.00
729,015,399,464.00
772,369,023,571.00
67,490,395,000.00
15,000,000,000.00
0.00
5,000,000,000.00
416,319,293.00
600,000,000.00
14,491,447,000.00
2,000,000,000.00
Sumber : Data hasil pengolahan pada BAPPEDA Kota Tangerang Selatan, Tahun 2016
18
RANCANGAN AWAL PPAS APBD TA. 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN BAB VI
PENUTUP
Demikian Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD
Tahun
Pemerintah
Anggaran
Daerah
2017
dalam
untuk
menjadi
menyusun
pedoman
Rancangan
bagi
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2017. Dalam
hal
terjadi
pergeseran
asumsi
yang
melandasi
penyusunan PPAS akibat adanya kebijakan pemerintah atau adanya penambahan/pengurangan
sumber
Pendapatan
Daerah
setelah
PPAS ini tersusun, dapat dilakukan penambahan atau pengurangan program dan kegiatan serta pagu anggaran definitif apabila belum ditampung dalam PPAS. Penambahan atau pengurangan program dan kegiatan serta pagu anggaran definitif dilakukan ketika proses pembahasan RAPBD Tahun Anggaran 2017 tanpa melakukan perubahan PPAS.
Tangerang Selatan,
2016
WALIKOTA TANGERANG SELATAN,
AIRIN RACHMI DIANY
19