Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 KEBIJAKAN PUBLIK PADA PENYERAGAMAN FASADE RUKO TERHADAP PEMBENTUKAN CITRA KOTA WAMENA SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA Henry Soleman Raubaba e-mail :
[email protected] Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke
ABSTRAK Kebijakan publik sebagai salah satu output atau hasil dari proses penyelenggaraan pemerintahan bertujuan untuk menyelesaikan masalah publik dimana didalamnya terjabarkan dalam proses dan kegiatan dan termuat dalam hukum positif. Kebijakan publik yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 merupakan salah satu usaha Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya dalam menata daerah perkotaan dengan menyeragamkan fasade bangunan ruko sebagai pembentuk wajah kota, pemaknaan identitas bangunan dan apresiasi masyarakat terhadap citra kota Wamena. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keterkaitan kebijakan publik Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya terhadap penyeragaman fasade bangunan ruko di koridor Jalan Irian terhadap citra Kota Wamena sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta persepsi masyarakat terkait penyeragaman fasade bangunan ruko terhadap citra yang dibentuk oleh deretan ruko di koridor Jalan Irian terhadap citra kota Wamena. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Proses analisis data dikaji dengan fisik lapangan dan data hasil wawancara, dilanjutkan dengan penyusunan dan pengelompokkan dalam kategori, berupa komponen fisik dari fasade bangunan ruko yang meliputi wujud, dimensi, warna, tekstur, posisi, skala, proporsi dan irama dengan parameter dominasi. komponen identitas, struktur dan makna dari citra kota digunakan dalam analisa persepsi sehingga karakter sebuah kawasan dapat dikenal. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kebijakan publik yang dibuat Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya sangat berpengaruh terhadap bentuk fasade ruko dan persepsi masyarakat terhadap citra kota Wamena di koridor Jalan Irian sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Kata kunci: Kebijakan Publik, Fasade Bangunan, Persepsi, Citra Kota
PENDAHULUAN
dan masyarakat dalam menyelesaikan
Kebijakan publik merupakan sebuah
permasalahan bersama yang tidak dapat
pengambilan keputusan dari pemerintah
ditanggulangi secara perorangan, salah 74
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 satunya masalah perkotaan. Kota-kota di
identitas bangunan. Fasade dibaca sebagai
dunia
sebuah
tumbuh
dan
berkembang
simbolisasi
nilai-nilai
yang
membentuk struktur ruang fisik dari
diejawantahkan oleh pemilik bangunan,
produk
baik secara sadar maupun tidak sadar.
pengambilan
keputusan
yang
dibuat oleh pemerintah atau pengusaha
Menurut
Prijotomo
(1987)
fasade
dan dilaksanakan oleh warganya dan
merupakan bagian yang pertama kali
mempunyai peran yang signifikan dalam
mendapat apresiasi baik atau buruk dari
membentuk wajah kota (Heryanto, 2011).
subjek pengamat.
Salah satu pembentuk wajah atau
Kota Wamena merupakan salah satu
karakter kota di dunia adalah rumah toko
kota yang ada di Pegunungan Tengah
atau sering dikenal sebagai ruko. Di kota-
Provinsi
kota Indonesia yang sedang berkembang
ibukota Pemerintah Daerah Kabupaten
bahkan hingga kota besar sekalipun, ruko
Jayawijaya. Kabupaten Jayawijaya sebagai
sangat
wilayah
mudah
ditemukan
di
hampir
Papua,
tepatnya
penyangga
bagi
merupakan
kabupaten-
seluruh bagian kota. Ruko berkembang di
kabupaten di wilayah Pegunungan Tengah
seluruh penjuru dunia sebagai alternatif
Papua memiliki peran yang strategis
hunian yang dengan kesederhanaan dan
sebagai pusat perekonomian, jasa, dan
kepraktisannya dapat menampung segala
sosial
aktifitas dengan skala ekonomi kecil,
Jayawijaya menjadi pintu masuk dan
adanya efisiensi waktu dengan adanya
tempat transit bagi kabupaten di sekitar
pencampuran fungsi hunian dan kerja,
Pegunungan Tengah.
budaya,
sehingga
Kabupaten
dengan efisiensi lahan dan kemudahan
Kota Wamena sebagai kota jasa dan
pembangunannya (Harisdani dan Lubis,
wisata mempunyai keunikan dan karakter
2004).
khusus sebagai pengembangan potensi
Ruko biasanya dibangun penuh di
daerahnya, salah satunya adalah karakter
atas suatu persil memanjang serta diapit
khusus dari fasade bangunan ruko yang
langsung ruko tetangganya, sehingga ruko
ada di Wamena. Fenomena yang terjadi
hanya memiliki satu fasade muka yang
dimana bangunan ruko yang ada di kota
berada di atas tepi jalan. Fasade bangunan
ini mempunyai tampilan fasad yang
merupakan salah satu elemen arsitektur
seragam baik dari bentuk maupun warna
yang berkaitan erat dengan pemaknaan
yang dipergunakan. Hal tersebut didorong 75
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 dan diperkuat dengan kebijakan publik
orang.Kebijakan publik adalah keputusan
yang tertuang di dalam Peraturan Daerah
politik
Nomor
publik(Nugroho,
14
Tahun
2011
tentang
yang
dibuat
oleh
2013).
lembaga
Selanjutnya
Penyeragaman Bangunan Rumah Toko
Nugroho mengemukakan bahwa, secara
(ruko).
generik terdapat empat jenis kebijakan
Penyeragaman
bangunan
publik, yaitu:
ruko pada daerah perkotaan dimaksudkan
1. Kebijakan
sebagai
fasade
sebuah
pintu
gerbang
penyambutan dan sebagai suatu koridor dari kawasan perkotaan ke kawasan destinasi wisata. Hai ini juga merupakan sebuah inisiatif dari pimpinan daerah untuk menjadikan kota Wamena sebagai pusat bisnis dan jasa bagi kawasan
formal
(perundang-
undangan, hukum, dan regulasi). 2. Kebiasaan umum lembaga publik yang telah diterima bersama (konvensi). 3. Pernyataan pejabat publik dalam forum publik. 4. Perilaku pejabat publik. Sedangkan
karakter
utama
dari
Pegunungan Tengah Papua (Medlama,
kebijakan publik menurut Hamdi (2013)
2010).
adalah sebagai berikut: 1. Setiap kebijakan publik selalu memiliki tujuan.
1. Kajian Literatur Kebijakan (policy) menurut Hamdi (2014)
umumnya
kebijakan
sebagai
merupakan
pola
keputusan yang diambil untuk menangani
terjabarkan
dalam
hal-hal
kegiatan.
tertentu.
dipahami
2. Setiap
Bambang
(2011)
mengatakan
publik
biasanya
bahwa
adalah
Heryanto Kebijakan
produk
dari
pemerintah yang diadakan dan diawasi
publik
selalu
tindakan
yang
program
dan
3. Setiap kebijakan publik selalu termuat dalam hukum positif. Fasade
adalah
representasi
atau
oleh otoritas publik dan menggunakan
ekspresi dari berbagai aspek yang muncul
pundi-pundi milik publik ditujukan untuk
dan dapat diamati secara visual. Dalam
kesejahteraan masyarakat dan melibatkan
konteks arsitektur kota, fasade bangunan
kepentingan publik, yang dapat diartikan
tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan
sebagai suatu manfaat untuk semua orang
tetapi bersifat tiga dimensi yang dapat
sebagai kebalikan kepada sekelompok
merepresentasikan
masing-masing 76
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 bangunan tersebut dalam kepentingan
e. Posisi, adalah adalah letak relatif suatu
publik (kota) atau sebaliknya. Untuk
bentuk terhadap suatu lingkungan atau
menampilkan fasade bangunan yang baik,
medan visual.
elemen-elemen pada fasade seharusnya memiliki
untuk
bentuk terhadap bidang dasar, arah
mendapatkan visual yang baik. Menurut
mata angin, atau terhadap pandangan
Ching (1979) sebuah elemen bentuk
seseorang yang melihatnya.
sebaiknya
kriteria
bentuk
baik
f. Orientasi, adalah posisi relatif suatu
mempertimbangkan
kriteria
g. Skala,adapun skala ditentukan oleh
visual sebagai berikut:
perbandingan
a. Wujud,merupakan ciri-ciri pokok yang
terhadap
menunjukkan
bentuk
dan
hasil
konfigurasi tertentu dari permukaanpermukaan dan sisi-sisi suatu bentuk. b. Dimensi dan proporsi, dimensi suatu
ukuran
relatifnya
bentuk-bentuk
lain
disekelilingnya. h. Irama, adalah suatu pola tertentu yang tampak pada bidang fasade bangunan, yang
dapat
memperkuat
karakter
bentuk adalah panjang, lebar dan tinggi,
bangunan tersebut (Hendraningsih dkk,
dimensi-dimensi
1985).
ini
menentukan
proporsi dari suatu bangunan.
Smardon(1986)
mengatakan
bahwa
c. Warna, adalah corak, intensitas dan
nilai visual suatu kawasan ditunjukan oleh
nada pada permukaan suatu bentuk.
adanya kualitas fisik yang terbentuk oleh
Warna adalah atribut yang paling
hubungan atau interelasi antar elemen-
mencolok yang membedakan suatu
elemen visual pada suatu lansekap kota.
bentuk terhadap lingkungannya. Warna
Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
juga mempengaruhi bobot visual suatu
a. Dominasi, berkaitan dengan peraturan
bentuk.
pemerintah, sesuatu yang berpengaruh,
d. Tekstur, adalah karakter permukaan
sesuatu yang berpengaruh terhadap
suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi
pengalaman
baik perasaan seseorang pada saat
oleh satu atau dua elemen yang sangat
menyentuh
kontras, yang secara visual sangat
maupun
pemantulan cahaya
kualitas
yang menimpa
seseorang,
ditimbulkan
menonjol.
permukaan bentuk tersebut.
77
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 b. Keragaman,
perbedaan
pola-pola
1. Identitas dari beberapa objek/elemen
elemen yang bervariasi dan hubungan
dalam suatu kota yang berkarakter dan
jalan dengan elemen-elemen tersebut.
khas sebagai jati diri yang dapat
c. Kesesuaian, kesesuaian elemen visual dengan fungsi.
2. Pola hubungan spasial (struktur), yaitu
d. Keharmonisan,
keselarasan
elemen-
elemen visual.
mencakup
pola
hubungan
antara
objek/elemen dengan objek/elemen lain
e. Kesatuan, harmoni secara keseluruhan elemen
membedakan dengan kota lainnya.
visual
dengan
lingkungan
sekitar.
dalam ruang kota yang dapat dipahami dan dikenali oleh pengamat. 3. Makna merupakan pemahaman arti
f. Keunikan,
karakter
sumber
oleh pengamat terhadap dua komponen
visual, kualitas visual yang aneh, atau
(identitas dan struktur kota) melalui
jarang ditemukan.
dimensi:
simbolik
emosional,
historik,
g. Kontinuitas,
visual,
suatu
kesinambungan
secara visual, keterhubungan yang tidak
politik.
terpisahkan, rangkaian, perpaduan.
Persepsi
h. Keistimewaan, kesan visual yang tidak terlupakan,
dan
diartikan
sebagai
secara
langsung
yang
dikaitkan dengan suatu makna tertentu
elemen atau unit visual yang menonjol
dimana proses tersebut berawal dari
dan menarik.
adanya
Dari parameter yang dikemukakan oleh
(Purwanto,
di
atas,
oleh
pengamatan
budaya,
adanya
Smardon
dibentuk
dapat
fungsional,
parameter
yang
informasi
masyarakat
dari
lingkungan
2001).Persepsi terhadap
kota
visual secara
digunakan untuk tahap analisis adalah
keseluruhan, baik bentuk dan struktur tata
dominasi.
kotanya, massa-massa bangunan, maupun
Hal
ini
karena
parameter
tersebut lebih mudah digunakan bagi
elemen-elemen
lansekapnya,
akan
penulis dalam tahap analisis.
menentukan karakter kota tersebut, yang
Lynch (1960) mengatakan bahwa citra
tentunya persepsi visual masyarakat sangat
terhadap suatu kotayang mempengaruhi
erat kaitannya dengan aspek politik,
gambaran mental seseorang terhadap suatu
ekonomi, sosial, budaya, serta sejarah
kawasan
perjalanan kota tersebut (Fauziah, et.al,
berkaitan
erat
komponen, sebagai berikut:
dengan
tiga
2012). 78
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 Stefanus (1989) menyatakan bahwa
3. Lokasi Wilayah Penelitian
persepsi dan respon dibagi dalam 2 (dua)
Lokasi penelitian berada di Kelurahan
faktor yaitu faktor eksternal (intensitas,
Wamena Kota dimana merupakan lokasi
frekuensi,
ukuran
pengulangan)
dan
dan
warna,
terkonsentrasinya usaha perdagangan dan
faktor
internal
jasa di kota tersebut tepatnya di koridor
(kebutuhan dan motif, pengalaman masa
ruas
Jalan
Irian.
Lokasi
tersebut
lampau, sikap dan kepercayaan, harapan).
merupakan lokasi yang sangat strategis karena berada tepat di tengah pusat perkotaan di Wamena dan merupakan
2. Metoda Penelitian ini menggunakan metode
daerah perlintasan yang cukup ramai. Hal
penelitian kualitatif dengan pendekatan
tersebut
rasionalistik yaitu berlandaskan pada cara
perdagangan dan jasa berkembang sangat
berpikir rasionalisme yang berasal dari
pesat. Lokasi penelitian juga merupakan
pemahaman kemampuan intelektual yang
daerah
dibangun atas kemampuan argumentasi
penyeragaman
secara logika, sehingga lebih ditekankan
Wamena. Lokasi berada dekat dengan
pada
lokasi bandar udara dimana bandara udara
pemaknaan
empirik
(Muhadjir,
mengakibatkan
perintis fasade
dilakukannya ruko
di
sebagai
dan karakteristik fasade bangunan untuk
menghubungkan Kabupaten Jayawijaya
mengetahui
dengan
fasade
dan
fungsi
bangunan beserta detail dan ornamennya untuk melihat secara lebih mendalam tentang
keseragaman
kabupaten-kabupaten
yang
lain
di
daerah Pegunungan Tengah Papua. Lokasi penelitian memiliki karakter
terjadi.
visual kawasan yang menarik karena
para
hampir sebagian besar bangunan yang
pemilik dan pengguna ruko, konsumen
berada di ruas jalan ini merupakan
dan masyarakat yang beraktivitas di Jalan
bangunan ruko, baik yang terdiri dari satu
Irian.Untuk memperkaya masukan sebagai
lantai maupun dua lantai. Dengan bentuk
bahan
tampilan dan warna fasad yang seragam
Wawancara
dilakukan
analisis
yang
utama
kota
1996). Metoda difokuskan pada bentuk
jenis
transportasi
kegiatan
kepada
penelitian,
dilakukan
wawancara dengan pakar yang terkait dan
dari
fasade
bangunan-bangunan
ruko
nara sumber lainnya yang mempunyai
tersebut membuat kawasan ini memiliki
pengetahuan berkaitan dengan penelitian.
karakter yang cukup kuat sebagai salah 79
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 satu kawasan perdagangan dan jasa di Kota Wamena.
5
1
2
3
4
Gambar 2. Segmentasi Wilayah Penelitian Sumber: Google Earth
Gambar 1. Peta Adminitratif Kabupaten Jayawijaya Sumber: www.jayawijayakab.go.id
4. Hasil dan Pembahasan Kebijakan publik yang diterapkan oleh
Lingkup wilayah penelitian adalah
Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya
penggal ruas Jalan Irian mulai dari
secara
perempatan Jalan Ahmad Yani sampai
merupakan kebijakan publik yang secara
pertigaan Jalan Trikora dengan panjang
generik digolongkan dalam jenis kebijakan
jalan kurang lebih 430 meter. Untuk
formal yang dikodifikasikan secara tertulis
memudahkan
dan
penelitian,
wilayah
khusus
disahkan
di
atau
daerah
perkotaan
diformalkan
dan
penelitian dibagi menjadi 5 (lima) segmen
diberlakukan di kota Wamena dan berada
oleh jalan yang terhubung ke ruas Jalan
pada tataran undang-undang dalam bentuk
Irian.Alasan pembagian segmen-segmen
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011
tersebut selain memudahkan peneliti untuk
tentang penyeragaman fasad bangunan
menganalisis
rumah toko (ruko). Tujuan utamanya
karakteristik
deretan
bangunan ruko-ruko di koridor ruas Jalan
adalah
mewujudkan
Irian, juga didasarkan pada aksesibilitas
keindahan di kota Wamena. Program ini
baik yang masuk ke dalam kawasan
berangkat dari inisiatif kepala daerah
maupun yang keluar.
kemudian
dibahas
ketertiban
dan
dan
disosialisikan 80
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 kepada para pelaku usaha dan tokoh-tokoh masyarakat
guna
kesepakatan
bersama
Sumber: Penulis, 2014
mendapatkan mulai
Posisi segmen 1 berada pada sebelah
dilaksanakan secara bertahap pada tahun
barat daya kawasan sebagai pintu masuk
2009 dimulai dari koridor ruas Jalan Irian.
dari
Fenomena yang terjadi adalah semua
bangunan mengarah langsung pada Jalan
bangunan ruko yang berada di koridor ruas
Irian. Wujud bangunan secara keseluruhan
Jalan Irian mempunyai tampilan bentuk
merupakan bangunan sederhana. Pola
dan warna yang seragam. Hal ini secara
kesegarisan bangunan terutama untuk
tidak
bangunan
lantai
kantilever
atap.
langsung
masyarakat
dan
membentuk
terhadap
citra
persepsi kota
atau
Jalan
Ahmad
Yani.
satu
Orientasi
terdapat
Warna
pada
bangunan
kawasan yang terbentuk dari deretan
didominasi oleh warna hijau dengan garis
fasade ruko di koridor ruas Jalan Irian.
list
Untuk
menganalisis
bentuk
fasad
hitam.Warna bukaan pada pintu
dominan warna biru selain warna coklat
bangunan ruko di koridor ruas Jalan Irian
dan
ini
variabel
ruko.Tekstur bangunan merupakan acian
visual
dinding yang haluskecuali pada bangunan
bangunan
ruko A10 yang menggunakan keramik
Berikut
halus sebagai penutup dinding dan kolom.
digunakan
penelitian
aspek-aspek
berupa
bentuk/unsur-unsur (Teori
DK.
ciri-ciri bentuk
Ching,
1979).
penjelasan berdasarkan tiap segmen.
orange
beberapa
buah
Irama bangunan terlihat jarak antar kolom bangunan
Fasade Bangunan Segmen 1
pada
dan
jarak
antar
bukaan
ventilasi.Dimensi dan proporsi bangunan sedang dibandingkan dengan bangunanbangunan
lain
bangunan
ruko
di
sekitarnya A10
yang
kecuali terlihat
mendominasi karena dimensi dan skala bangunan lebih tinggi dari bangunan lain yang ada di segmen ini.
Gambar 3. Lokasi dan Fasade Segmen 1 81
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 Fasade Bangunan Segmen 2
kecuali pada bangunan ruko C2-C6 yang menggunakan penutup
keramik
kolom
dan
halus dinding.
sebagai Irama
bangunan terlihat jarak antar kolom bangunan kecuali C7, C8 dan C9, pola irama
yang
diciptakan
unik
karena
permainan pola irama diciptakan dari pola jarak kolom dan dinding dengan jarak yang lebih pendek. Dimensi dan proporsi Gambar 4. Lokasi dan Fasade Segmen 2
bangunan sedang kecuali bangunan ruko C7-C9
Sumber: Penulis, 2014 Posisi deretan bangunan ruko berada di tengah-tengah kawasan. Akses masuk ke
terlihat
mendominasi
karena
dimensi dan skala bangunan lebih tinggi dari bangunan lain.
lokasi ini selain dari Jalan Irian juga dari beberapa gang kecil yang berada di ujung
Fasade Bangunan Segmen 3
maupun di tengah segmen.Aktivitas di segmen ini sangat rendah. Orientasi bangunan secara keseluruhan mengarah langsung pada Jalan Irian.Letak dan posisi bangunan terhadap badan jalan secara keseluruhan ketentuan Wujud
segaris
sesuai
jarak
sempadan
bangunan
secara
dengan bangunan.
keseluruhan
merupakan bangunan sederhana. Vocal
Gambar 5. Lokasi dan Fasade Segmen 3
point bangunan ada pada bentuk lengkung
Sumber: Penulis, 2014
ornamen
fasade.
Pola
kesegarisan
bangunan terdapat pada kantilever atap.
Posisi segmen 3 terletak tepat di
Warna bangunan walau didominasi oleh
tengah-tengah kawasan.Akses masuk ke
warna hijau namun kecerahan warna pada
lokasi dari Jalan Irian, beberapa gang kecil
bangunan berbeda-beda.Tekstur bangunan
yang berada di ujung sebelah barat daya
merupakan acian dinding yang halus
segmen dan dari Jalan Sulawesi di sebelah 82
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 timur laut segmen ini.Keberadaan Jalan
sebelah
tenggara
segmen
dimana
Sulawesi di sebelah timur laut segmen
bangunan ruko E4 dan E5 terlihat sangat
membuat aktivitas orang berlalu lalang di
mendominasi dari dimensi bangunan yang
segmen ini tinggi karena terdapat banyak
lebih tinggi dibandingkan bangunan di
para pedagang kaki lima yang menjajakan
sekitarnya.
barang dagangannya di pertemuan ruas Jalan Irian dan Jalan Sulawesi. Orientasi
Fasade Bangunan Segmen 4
bangunan secara keseluruhan mengarah langsung
pada
bangunan
rumah
Jalan
Irian
tinggal
kecuali
E10
yang
menghadap ke Jalan Sulawesi. Wujud bangunan secara keseluruhan merupakan bangunan yang sederhana.Vocal point bangunan ada pada bentuk lengkung ornamen fasade, namun pada bangunan ruko F8 bentuk ornamen tersebut hilang
Gambar 6. Lokasi dan Fasade Segmen 4
(rusak) karena gempa bumi yang terjadi
Sumber: Penulis, 2014
tahun 2010.Pola kesegarisan bangunan secara
keseluruhan
terdapat
pada
Posisi deretan bangunan ruko segmen 4
kantilever atap baik bangunan ruko satu
sangat strategis dan potensial karena
lantai maupun dua lantai.Warna bangunan
terletak
walau didominasi oleh warna hijau namun
beberapa akses masuk keluar yang sangat
kecerahan warna pada masing-masing
mendukung. Akses masuk ke lokasi dari
bangunan berbeda-beda.Warna bangunan
Jalan Irian, Jalan Sulawesi yang berada di
yang kontras terdapat pada bangunan ruko
sebelah barat daya segmen dan Jalan Safri
yang sefasade dengan bangunan Hotel
Darwin yang berada di sebelah timur laut
Srikandi
bangunan
segmen.Keberadaan Jalan Sulawesi dan
merupakan acian dinding yang halus.
Jalan Safri Darwin pada segmen ini
Irama bangunan terlihat jarak antar kolom
menjadi magnit yang sangat kuat bagi
bangunan. Dimensi, proporsi dan skala
aktivitas perdagangan dan jasa terutama
bangunan bervariasi terutama pada bagian
pedagang kaki lima yang berjualan di
(E6-E9).Tekstur
di
tengah
kawasan
dengan
83
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 depan
dan
samping
ruko
mendominasi pada segmen dan kawasan
sehingga aktivitas orang berlalu lalang di
ini karena semua bangunan merupakan
segmen
bangunan ruko dengan dua lantai. Secara
ini
bangunan
sangat
tinggi.
Secara
keseluruhan bentuk fasade bangunan dapat
umum
dimensi,
proporsi
terekspos secara maksimal dari Jalan
bangunan bervariasi.
dan
skala
Sulawesi dan Jalan Safri Darwin.Orientasi bangunan secara keseluruhan mengarah langsung
pada
Jalan
Irian
Fasade Bangunan Segmen 5
kecuali
bangunan ruko G12 di segmen 4A dan bangunan ruko H13 di segmen 4Byang selain mempunyai orientasi ke arah Jalan Irian juga diorintasikan ke arah timur laut Jalan Safri Darwin karena berada di hook jalan.Letak dan posisi bangunan terhadap badan jalan secara keseluruhan segaris sesuai
dengan
sempadan.Bentuk
ketentuan bangunan
jarak
Gambar 7. Lokasi dan Fasade Segmen 5
secara
Sumber: Penulis, 2014
keseluruhan pada segmen 4 merupakan bangunan
yang
sederhana.Pola
Segmen ini merupakan akses keluar
kesegarisan bangunan pada segmen 4A
dari
secara
keseluruhan
Jalan
Irian
menuju
ke
Jalan
terdapat
pada
Trikora.Aktivitas orang berlalu lalang di
atap.
Warna
segmen ini termasuk rendah walaupun
bangunan didominasi oleh warna hijau
diapit oleh dua buah ruas jalan yang cukup
gelap kecuali pada bangunan ruko G2
padat aktivitasnya. Orientasi bangunan
tampilan
kantilever
balkon
dan
berwarna
krem.
secara keseluruhan mengarah ke Jalan
merupakan
acian
Irian, kecuali bangunan ruko I1, J1, I15
dinding yang halus. Irama dapat dilihat
dan J14. Wujud bangunan merupakan
pada jarak antar kolom bangunan Dimensi,
bangunan yang sederhana. Vocal point
proporsi
besar
pada bangunan dapat dilihat pada bentuk
terutama bangunan yang berada di sebelah
lengkung ornamen fasade baik untuk
barat
bangunan lantai satu maupun bangunan
Tekstur
bangunan bangunan
dan
laut
skala
Jalan
bangunan
Irian
dan
sangat
84
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 lantai dua kecuali pada bangunan ruko J1
proporsi
bangunan
dan J2 yang hilang (rusak) akibat gempa
sangat bervariasi.
pada
kawasan
bumi.Warna bangunan pada segmen ini
c. Dominasi warna bangunan ruko pada
didominasi oleh warna hijau kecuali pada
kawasan adalah warna hijau sedangkan
bangunan ruko I1-I4 yang tampil dengan
untuk warna bukaan didominasi warna
warna
biru.
yang
sangat
kontras.
Tekstur
bangunan merupakan acian dinding yang
d. Dominasi tekstur bangunan adalah
halus. Irama dapat dilihat pada jarak antar
acian
kolom bangunan.Pada segmen 5, dimensi,
permainan tekstur.
proporsi dan skala bangunan sangat bervariasi.
dinding
yang
halus
tanpa
e. Dominasi posisi bangunan terhadap badan jalan segaris sesuai dengan ketentuan jarak sempadan bangunan.
Dominasi Fasade Bangunan Pada
bagian
ini
akan
pembahasan
fasade
rukoberdasarkan
wujud,
Bentuk
fasade
bangunan
dapat
dilakukan
terekspos secara maksimal dari dalam
bangunan
kawasan dan beberapa ruas jalan yang
dimensi
dan
proporsi, warna, tekstur, posisi, orientasi, skala dan irama dengan mengacu pada
terhubung ke dalam kawasan. f. Dominasi orientasi bangunan mengarah langsung pada Jalan Irian. g. Dominasi
teori Smardon yaitu dominasi. a. Dominasi wujud bangunan terdapat pada bentuk lengkung ornamen fasade
skala
bangunan
sangat
bervariasi terutama untuk bangunan ruko berlantai dua.
ruko baik untuk bangunan lantai satu
h. Dominasi irama bangunan terlihat pada
maupun bangunan lantai dua dan pola
jarak antar kolom bangunan baik pada
kesegarisan bangunan terdapat pada
bangunan ruko satu lantai maupun dua
kantilever balkon dan atap bangunan.
lantai. Bukaan ventilasi menjadi pola
Wujud bangunan secara keseluruhan
irama yang terdapat pada masing-
merupakan bangunan yang sederhana.
masing unit ruko.
b. Bangunan ruko berlantai dua lebih mendominasi
dimensidan
proporsi
bangunan dalam kawasan sehingga secara
keseluruhan
dimensi
dan 85
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 Citra Kota berdasarkan Persepsi
Persepsi masyarakat berdasarkan faktor
Masyarakat
internal bisa dikategorikan sedang kecuali
Persepsi masyarakat berdasarkan faktor
untuk kelompok responden pejabat. Sikap
tinggi.
dan kepercayaan masyarakat dikategorikan
Secara fenomenal semua bangunan ruko di
kurang karena manfaat yang diterima
kota Wamena mempunyai bentuk dan
masyarakat masih tergolong kecil karena
warna yang seragam tidak terkecuali di
manfaat yang diterima masyarakat dalam
koridor
sehingga
penyeragaman fasade bangunan ruko tidak
mempengaruhi persepsi masyarakat dalam
begitu signifikan menyentuh masyarakat.
hal intensitas, frekuensi, ukuran dan
Sama halnya dengan harapan, masuk
pengulangan,
dalam kategori sedang karena masyarakat
eksternal
dapat
ruas
dikategorikan
Jalan
Irian
ditunjang
dengan
penggunaan warna yang seragam. Dengan
lebih
pengulangan yang terus menerus maka
ketertiban dan kerapian kota. Berbeda
bentuk fasade bangunan lebih sering
halnya dengan pengalaman masa lampau,
diperhatikan dan dikenal. Intensitas pada
kebutuhan dan motif yang langsung
masyarakat dikategorikan kurang karena
bersinggungan dengan masyarakat dan
informasi tentang penyeragaman fasade
mendapat apresiasi yang sangat baik.
bangunan ruko kepada masyarakat tidak
Untuk responden para pemilik bangunan
ada. Ukuran dan warna bagi para pemilik
ruko, penyeragaman fasade bangunan ruko
dikategorikan sedang karena berkaitan
dianggap sebagai sebuah kebijakan daerah
dengan luas kepemilikan tanah dan selera
yang harus diikuti sehingga baik sikap,
para pemilik bangunan walaupun sebagian
kepercayaan dan harapan para pemilik ada
besar sudah mengikuti peraturan yang
yang tinggi maupun ada yang kurang
ditetapkan. Untuk kelompok responden
sehingga
pejabat,
faktor
sedang. Kebutuhan dan motif para pemilik
karena
dikategorikan tinggi karena berkenaan
informasi yang didapatkan baik secara
dengan keberadaan dan usaha mereka di
intensitas, frekuensi, pengulangan, ukuran
kota Wamena.
eksternal
persepsi
berdasarkan
dikategorikan
tinggi
dan warna sering didengar, dilihat dan diperhatikan.
mengapresiasi
dimasukkan
lebih
dalam
kepada
kategori
Secara keseluruhan para responden mengenali bentuk bangunan di koridor ruas
Jalan
Irian
sebagai
bangunan 86
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 pertokoan dan kiosyang secara dominan
pengambilan keputusan penguasa kota
diisi oleh bangunan-bangunan dengan
pada masa pemerintahannya atau sering
fungsi sebagai bangunan perdagangan dan
disebut sebagai kebijakan publik. Citra
jasa.
dengan
kota/kawasan yang terbentuk dari rata-rata
ornamen fasade yang khas menyerupai
pandangan masyarakat terhadap bentuk
rumah
memberikan
fasade bangunan ruko di koridor ruas Jalan
identitas yang khusus pada koridor ruas
Irian adalah sebagai kawasan pertokoan
Jalan irian sebagai sebuah kawasan dengan
dan kios dan dapat digolongkan dalam
fungsi yang khusus pula yaitu sebagai
kawasan perdagangan dan jasa.
Karakteristik
bangunan
tradisional
honai
kawasan perdagangan dan jasa di kota Wamena.
Struktur
ruko
merupakan jenis kebijakan formal yang
terutama pada bentuk lengkung pada
berada pada tataran undang-undang dalam
ornamen fasade menjadi penanda dan
bentuk Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun
penghubung antara satu bangunan ruko
2011.
dengan bangunan ruko lainnya di koridor
mewujudkan ketertiban dan keindahan di
ruas Jalan Irian. Pola bentuk tersebut
kota Wamena terutama pada tempat yang
menjadi satu kesatuan yang terintegrasi
dijadikan lokasi orang atau badan hukum
dalam
yang
sebuah
memunculkan
bangunan
Kebijakan publik yang diterapkan
kawasan
kegiatan
adalah
usaha
perdagangan dan jasa di daerah perkotaan.
dengan
Deretan fasade bangunan ruko di
bentuk dan karakteristik seperti itu adalah
koridor ruas Jalan Irian mempunyai
bangunan dengan fungsi perdagangan dan
keunikan dan karakteristik yang memberi
jasa. Dengan sendirinya citra kota atau
kesan visual bagi citra kawasan atau kota
kawasan yang terbentuk dalam persepsi
tersebut sebagai kawasan perdagangan dan
masyarakat
jasa.
bahwa
tersendiri
melakukan
utamanya
bagi
masyarakat
makna
sehingga
Tujuan
bangunan
adalah
citra
kawasan
perdagangan dan jasa.
Dominasi ciri-ciri visual bentuk/unsurunsur bentuk bangunan ruko berkaitan
5. Kesimpulan Terbentuknya
wajah
atau
citra
dengan
peraturan
pemerintah
atau
kota/kawasan di koridor ruas Jalan Irian
kebijakan pemerintah, bisa dilihat pada
akibat penyeragaman fasade bangunan
bentuk wujud, warna, tekstur, orientasi
ruko sangat dipengaruhi dari suatu proses
dan irama pada bangunan. 87
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 4 No. 1, April 2015 ISSN 2089-6697 Dari
persepsi
masyarakat
baik
5.
Heryanto, Bambang. 2011. Roh dan Citra
berdasarkan faktor eksternal dan internal,
Kota, Peran Perancangan Kota sebagai
secara
Kebijakan
keseluruhan
mengenali
bentuk
para
responden
bangunan
6.
bangunan
perdagangan
dan
Hendraningsih, Dkk. 1985. Peran, Kesan
Cetakan kedua. Djambatan. Jakarta. 7.
jasa.
Medlama, Marthen Yadlogon. 2010. Wempi
Wetipo,
Mengenal
Seorang
Hamba.
Penerbit
Karakteristik bangunan dengan ornamen
Pemimpin
fasade yang khas menyerupai rumah
Agamua Science. Wamena.
tradisional honai memberikan identitas
8.
Berhati
Muhadjir,
Noeng.
yang khusus pada koridor ruas Jalan irian
Penelitian
Kualitatif.
sebagai kawasan perdagangan dan jasa di
Yogyakarta. 9.
kota Wamena.
Ching, Francis D.K. 1991. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Penerbit
Fauziah, Nur, et. al. 2012.
Kualitas
Visual Fasade Bangunan Modern Pasca Kolonial di Jalan Kayutangan Malang. Jurnal Ruas Vol. 10 No. 2 Desember 2012 ISSN 1693-3702. Fakultas Teknik
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik: Analisis,
dan
Partisipasi.
Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. 4.
Harisdani, Devin Defriza dan Lubis, M. Dolok. 2004. Artikel Identitas Fungsi Ruko
Kesawan.
Sarasin.
Penerbit
Pustaka
Pelajar.
10. Prijotomo, 1987. Ideas and Forms of Javanese Architecture. Gadjah Mada
11. Purwanto, Pemahaman
Edi.
2001. Citra
Pendekatan Lingkungan
Perkotaan. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 29 No. 1, Juli 2001: 85-92. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra.
Universitas Brawijaya.
Proses,
Rake
University Press : Yogyakarta.
Erlangga. Jakarta.
3.
Metodologi
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
2.
1996.
Nugroho, Riant. 2013. Metode Penelitian Kebijakan.
1.
Brilian
dan Pesan Bentuk-Bentuk Arsitektur.
ruas Jalan Irian karena didominasi oleh bangunan-bangunan dengan fungsi sebagai
Penerbit
Internasional. Surabaya.
sebagai
bangunan pertokoan dan kios di koridor
Publik.
e-USU
Universitas Sumatera Utara.
Repository.
12. Smardon, Richard C. 1986. Foundations for Visual Project Analysis (Chapter 8 Urban Visual Description and Analysis). John Wiley & Sons, New York. 13. Stefanus, Panirengu. 1989. Perilaku Organisasi. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya. Malang.
88