Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
KEBIJAKAN PENENTUAN KUALITAS AIR SERTA SANKSI BAGI PELAKU PENCEMARAN DAN TANGGUNG JAWAB NEGARA MENGANTISIPASI PENCEMARAN AIR Oleh: DHONI YUSRA Dosen Fakultas Hukum – UIEU
[email protected] ABSTRAK Air bukanlah produk dari suatu hasil komersialisasi seperti halnya barang yang lain, namun lebih condong disebut sebagai warisan yang harus dilindungi, dipertahankan, dan diperlakukan dengan benar Kata Kunci:
Kebijakan, Kualitas Air, Sanksi Bagi Pencemar, Tanggung Jawab Negara
Pendahuluan
dapat menimbulkan pencemaran air.
A. Latar Belakang
Pencemaran air dapat muncul dalam
Air merupakan hajat hidup kita.
berbagai macam cara. Bahan-bahan
Kita meminumnya untuk memperta-
seperti limbah kotoran domestik, bahan
hankan hidup. Kita mencuci dengan air.
kimia, deterjen adalah pencemaran yang
Air pula adalah hal yang utama bagi
umum dibuang ke perairan apakah itu
pertanian dalam hal pengairan persa-
disengaja atau tidak disengaja.. Perta-
wahan, dan juga bagi peternakan. Air
nian juga salah satu penyebab utama
dalam perindustrian digunakan selain
dalam
sebagai bagian dari proses produksi juga
penggunaan pestisida atau pupuk yang
dipakai sebagai pendingin. Selain itu, air
berbahan
menyediakan habitat hidup bagi ikan
industri, yaitu sisa produksi yang ber-
dan binatang air lainnya. Disamping itu
bentuk zat cair yang dibuang melalui
memiliki peran psikologis yang penting
pipa-pipa perusahaan ke saluran air
dalam hal menyediakan area rekreasi
umum. Akibat pencemaran air pada
juga bagi keindahan alam. Sebagai
saluran air ini dapat menyebabkan
tambahan, air memiliki peran yang
kerusakan atau timbul penyakit bagi
sangat penting pula dalam proses dan
binatang serta tetumbuhan air, termasuk
membuang limbah yang berasal dari
manusia.
pencemaran
kimia,
air
dalam
disamping
hal
limbah
domestik atau perindustrian. Pembua-
Pemberantasan pencemaran air
ngan limbah padat atau cair ke perairan
ternyata tidak mudah, hal ini karena
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
39
Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
kenyataannya
banyak
tipe
perairan
Sehingga
adalah
hal
sangat
seperti sungai, kolam, danau, dan laut
penting dalam mengendalikan pence-
yang memiliki kapasitas yang berbeda
maran air, khususnya di sungai. Tinda-
dalam menyerap dan penyebaran polusi
kan yang diharapkan, tentunya adalah
(air). Sebagai contoh, sungai yang
menghentikan
memiliki
dalam
Namun itu sulit, sebab secara alami
memurnikan air yang tercemar karena
manusia akan menerbitkan limbah, oleh
mikro organisme yang terdapat dalam
karenanya mengendalikan sumber polu-
sungai disamping efek matahari dan
tan dengan melihat kemampuan sungai
aerasi
dibandingkan
atau perairan dalam mengabsorsi dan
dengan kolam kecil (rawa). Oleh kare-
mendispersikan polutan itu menjadi isu
nanya, pembuangan limbah ke sungai
utama, yang perlu diatur oleh seorang
dalam batas-batas tertentu masih bisa
regulator peraturan.
kemampuan
udara,
apabila
lebih
sumber
pencemaran.
ditolerir. Hal ini menyebabkan adanya
Oleh karena itu upaya pence-
kecenderungan pembuangan limbah ke
gahan pencemaran air secara langsung,
sungai merupakan hal yang disukai dan
atau upaya pembatasan pembuangan
dianggap efektif. Sebab biaya yang
limbah, serta bagaimana cara member-
dikeluarkan sangat murah, bahkan tanpa
sihkan perairan dari limbah, serta sanksi
biaya sama sekali. Ini menjadi persoalan
yang diberikan bagi poluter, dan memas-
dalam pembuatan aturan, sejauh mana
tikan tindakan itu tidak diulangi dan
larangan pembuangan limbah ke sungai
membayar biaya pembersihan, dan juga
itu bisa menjamin kemampuan sungai
memberikan kompensansi bagi pihak-
dalam mengabsorsi dan menyebarkan
pihak yang dirugikan akibat pence-
limbah. Atau dengan kata lain, apa
maran.
ukuran bahwa suatu sungai itu tercemar
Untuk itu pengaturan pembua-
oleh limbah. Padahal disisi lain, sungai
ngan kotoran ke saluran air merupakan
pada umumnya di Indonesia, khususnya
hal yang menjadi perhatian dalam
di kota besar adalah penyedia bahan
pengendalian pencemaran air.
baku air minum yang diselenggarakan oleh Perusahaan Air Minum Daerah.
B. Permasalahan
Sehingga bila sungai dicemari, akan
Mengingat vitalnya air dalam
berdampak langsung pada kehidupan
kehidupan manusia, maka kiranya perlu
manusia.
diidentifikasi permasalahan yang mung-
40
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
kin timbul dalam penyediaan air bagi
yang lain, namun lebih condong disebut
kehidupan manusia, yaitu :
sebagai warisan yang harus dilindungi,
1. Bagaimana seharusnya kebijakan
dipertahankan, dan diperlakukan dengan
penentuan kualitas air untuk minum, dan air untuk kehidupan?
benar”. Harapan yang terkandung dalam
2. Tindakan apa yang dapat dikenakan bagi pelaku pencemaran air?
semboyan tersebut adalah pengaturan penggunaan air dan kualitas air yang
3. Bagaimana tanggung jawab negara
digunakan masyarakat, dalam suatu atu-
untuk mencegah pencemaran air di
ran sederhana dan terintegrasi, yang
wilayahnya?
melindungi air baik yang berada dipermukaan maupun bawah tanah, dari segala bentuk pencemaran yang akan,
C. Metode Penulisan Paper metode
ini
penelitian
melalui
dan pasti timbul akibat pemanfaatan air.
deskriptif-analitis
Untuk itu perlu dibuat aturan yang ber-
disusun
dengan pendekatan yuridis. Adapun tek-
kenaan dengan:
nik pengumpulan data dilakukan dengan
a. Pencegahan kerusakan lebih lanjut
studi kepustakaan, dengan cara pengum-
dari lingkungan air dan melindungi,
pulan berbagai literatur dan data-data
dan meningkatkan kualitas air.
yang relevan dengan topik penulisan
b. Peningkatan penggunaan air secara
paper ini. Kemudian seluruh data diteliti
terus menerus, berdasarkan perlin-
dan dianalisa hubungan dari keseluruhan
dungan jangka panjang dari sumber
pengertian secara tepat dan bertujuan
daya air yang ada.
untuk membuat pemaparan data yang tersirat
dari
yang
tersurat
secara
sistematis, aktual dan akurat.
c. Pengurangan bahkan menghentikan (sedapat mungkin) penyebab limbah berbahaya bagi perairan d. Pengurangan polusi air tanah
D. Kerangka Acuan pengaturan
e. Pengurangan akibat banjir dan kekeringan. (Justine Thornton & Silas
air Masyarakat Eropa (EC), memiliki semboyan dalam pengaturan air
Beckwith, 2004). Pengaturan air pertama kali harus dimulai dari saluran air yang
sebagai berikut : “Air bukanlah produk dari suatu hasil komersialisasi seperti halnya barang
mengarah ke sungai, yang kemudian harus diklasifikasikan berdasarkan tingkat pencemaran, apakah itu baik sekali,
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
41
Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
baik, cukup, buruk dan buruk sekali.
Namun sayang konsep pencemaran air
Dalam pengelolaan manajemen sungai,
dalam undang-undang ini belum dida-
hal itu harus ditetapkan untuk mencapai
sarkan pada konsep baku mutu yang
tingkatan status baik untuk setiap per-
diperlukan bagi penetapan peruntukan
airan sungai. Ini untuk menjaga status
lingkungan sehingga pengaruhnya pada
dan kualitas sungai, sebab ini akan
lingkungan belum dapat diukur. (Daud
berdampak pada manusia, binatang dan
Silalahi, 1996).
tumbuhan yang menggantungkan hidup-
Ironisnya pada tahun 1970-an
nya pada perairan seperti sungai terse-
telah lahir prinsip-prinsip ekologi yang
but. Pengaturan itu lebih lanjut harus
telah dideklarasikan dalam Stockholm
memastikan status baik itu tetap terjaga.
Declaration, yang mengatur ukuran
Hal lain yang harus diperhatikan adalah:
mengenai pencemaran atau kerusakan
a. Status ekologi dari sungai, ini
lingkungan, termasuk sumber daya alam
berkaitan komunitas
dengan biologi,
kualitas
dari
hayati. Sehingga seharusnya dalam UU
karakteristis
No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
kimia dan hidrologi.
ini seyogyanya prinsip-prinsip dalam
b. Status kimia, ini berkenaan dengan
Stockholm Declaration dapat diadopsi.
standar minimum kandungan kimia yang terdapat dalam sungai. Tentu saja penentuan standar bagus atau tidak
didapat
dari
suatu
E. Penegakan hukum terhadap pencemaran air
hasil
Seperti yang sudah diuraikan
penelitian sebelumnya tentang kan-
sebelumnya berkenaan dengan perlunya
dungan kimia suatu perairan.
aturan hukum mengenai perlindungan
c. Sasaran lainya.
terhadap pencemaran air, maka pene-
Pengaturan ini diharapkan me-
gakan
hukumnya
pun
tak
kalah
nyediakan tingkat perlindungan yang
pentingnya. Khususnya untuk mence-
tinggi dari perairan semacam sungai ini.
gah, dan mengkriminalisasi suatu per-
Perlindungan lain yang termasuk dalam
buatan yang dikategorikan sebagai per-
pengaturan air, adalah perlindungan bagi
buatan pencemaran air, dan pemberian
air tanah, pengurangan terhadap bahan-
sanksi bagi pencemar bagi wilayah air
bahan berbahaya bagi kesehatan.
yang dikendalikan dari pencemaran.
Pengaturan tentang pengairan selanjutnya diatur dalam UU No. 11
Adapun wilayah air yang harus dikendalikan dari pencemaran terdiri atas:
Tahun 1974, yang menganut asas lestari. 42
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
a. wilayah air yang relevan, yaitu batas
750.000.000,- disamping pidana penjara.
perairan wilayah sejauh 12 mil dari
Adapun pengaturan lebih lanjut tentang
surutnya pantai (teritorial water)
sanksi ini diatur dalam Pasal 41 – 48 UU
b. perairan pantai
No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
c. zona perikanan, ini termasuk danau,
Lingkungan hidup.
waduk, dan saluran air lainnya d. air tanah. (Justine Thornton & Silas Beckwith, 2004).
Alternatif
penerapan
sanksi
lainnya adalah sanksi perdata, yaitu berupa ganti rugi kepada penderita dan
Wilayah-wilayah tersebut, harus
biaya pemulihan kepada negara (Pollu-
terhindar dari berbagai macam zat pen-
ter pays principle). Prinsip ini meru-
cemar apakah yang bersifat padat atau
pakan bentuk kebijaksanaan lingkungan
cair.
dan jalan keluar bagi kasus pencemaran Apabila mengacu pada keten-
pada umumnya di negara maju. Artinya
tuan Pasal 17 UU No.23 Tahun 1997
meskipun telah dilakukan pembayaran
tentang Pengelolaan Lingkungan hidup,
ganti rugi terhadap penderita, pelaku
secara umum diatur tentang kewajiban
pencemaran air tetap tidak terbebas dari
pengelolaan
kewajiban
bahan-bahan
berbahaya,
untuk
membayar
biaya
sedangkan pada Pasal 16 ditekankan
pemulihan lingkungan yang telah rusak
mengenai tanggung jawab pengelolaan
atau tercemar kepada negara. Karena
limbah bagi siapapun yang menjadi
negara memiliki fasilitas untuk melaku-
penanggung jawab suatu kegiatan usaha.
kan pemulihan.
Pelanggaran atas pencemaran perairan mengakibatkan tanggung jawab
F. Tindakan Pencegahan
mutlak bagi si pelaku, hal ini sesuai
Membersihkan suatu perairan
dengan ketentuan Pasal 35 Ayat 1 UU
yang terkena pencemaran adalah sangat
No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
mahal, memakan waktu dan kemung-
Lingkungan hidup, dan itu mewajibkan
kinan memakan korban. Hal yang lebih
bagi pelaku pencemaran (dalam hal ini
baik yang dapat
pencemaran air), dikenakan kewajiban
melakukan pencegahan, dengan mem-
untuk membayar ganti rugi secara lang-
bangun sistem peringatan dini pence-
sung dan seketika pada saat terjadinya
maran.
dilakukan
adalah
pencemaran, apakah itu secara sengaja
Sistem yang dimaksud adalah
atau karena kealpaan dengan denda dari
pembuatan zona perlindungan perairan,
Rp. 100.000.000,- sampai dengan Rp.
yang dibuat berdasarkan undang-undang
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
43
Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
(peraturan), serta membuat perencanaan
pada perlindungan lingkungan sebagai
tentang pengendalian atau kontrol per-
perwujudan dari konsep kedaulatan, dan
airan dalam bentuk prosedur baku.
pemerintah didorong untuk memperha-
Upaya perlindungan perairan
tikan moral issues that trascend ques-
seperti yang dikemukakan diatas telah
tion of jurisdiction and procedure.
diterapkan oleh Kanada dengan mene-
(Daud Silalahi, 1996).
tapkan Artic Waters Act, 1970 yang memberikan perlindungan lingkungan
G. Penutup
laut hingga 100 mil dari garis dasar. Hal
Kesimpulan
itu mereka buat berdasarkan anggapan
Bagi Indonesia sebagai negara
tentang adanya state responsibility as a
kepulauan yang lautnya meliputi dua per
costal state to the international commu-
tiga wilayah nasionalnya, dan memiliki
nity in general; a resposibility to pro-
garis pantai kedua terpanjang di dunia,
hibit ships from using the seas in a way
dan juga dikenal sebagai negara bahari,
violate of reasonable standards. Disam-
memiliki tanggung jawab yang sangat
ping itu munculnya hak negara pantai
besar untuk melindungi perairannya dari
terhadap pencemaran atas perairannya
pencemaran air. Untuk itu pengaturan
muncul berdasarkan hukum interna-
hukum lingkungan yang ada harus
sional umum.
bersifat
Namun demikian, pencemaran terhadap
Selain itu, juga diperlukan penerapan
perairan pasti akan selalu terjadi, dan
prinsip-prinsip hukum pencemaran lin-
seperti yang telah diuraikan dalam
tas batas nasional dalam peraturan
tulisan
perundang-undangan yang diatur secara
terdahulu,
alam
memiliki
kemampuan untuk menyerap, mengu-
terpadu
dan
komprehensif.
integratif.
raikan zat-zat pencemar tersebut sesuai
Namun demikian aturan hanya
dengan kapasitas yang dimiliki alam.
tinggal aturan apabila tidak disertai
Untuk itu negara bertanggung jawab
dengan penegakan hukum. Penegakan
untuk mengatur pula ambang batas
Hukum dalam mengatasi pelaku pence-
(treshold) pencemaran sebagai ukuran
maran air memiliki peran yang sangat
tanggung jawab negara. Amerika dalam
penting, untuk menimbulkan efek jera
beberapa kasus seperti New York v New
(ultimum remedium). Hal ini perlu
Jersey (USA, 1921) dan Kasus Georgia
dilakukan untuk memunculkan wibawa
v Tennesse Copper (USA, 1906) menya-
hukum, yang diharapkan dapat mem-
takan adanya tanggung jawab negara
bawa
44
perubahan
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
mendasar
sikap
Dhoni Yusra – Kebijakan Penentuan Kualitas Air Serta Sanksi Bagi Pelaku Pencemaran dan Tanggung Jawab Negara Mengantisipasi Pencemaran Air
masyarakat untuk berperan serta dalam setiap gerak pembangunan nasional.
Silalahi, Daud. “Hukum Lingkungan
Makna inilah yang disodorkan Mochtar
Dalam
Kusumaatmadja yang mengadopsi pemi-
Hukum Lingkungan Indonesia”
kiran Roscoe Pound tentang “law as a
Edisi
tool of social engineering” yaitu hukum
1996.
sebagai sarana perekayasa masyarakat, yang
mendorong
penciptaan
aturan
perundang-undangan dan yurisprudensi. (Otje Salman, dan Eddy Damian, 2002).
Sistem
2,
Alumni,
Bandung,
Soemartono, R.M. Gatot P, “Hukum Lingkungan Indonesia” Edisi 2, Sinar Grafika, Jakarta, 2004. Thornton, Justine & Silas Beckwith, ”Environmental
Law”
2nd
Edition, Sweet & Maxwell,
Daftar Pustaka Indonesia.
Penegakan
“Undang-undang
tentang
London, 2004.
Pengairan.” No. 11 Tahun 1970. Indonesia.
“Undang-undang
Pengelolaan
tentang
Lingkungan
Hidup.” No. 23 Tahun 1997, LN No. 68 Tahun 1997, TLN No. 3699. Kramer, Ludwig, ”EC Environmental Law”
5th
Ed.,
Sweet
&
Maxwell, London, 2003. Kusumaatmadja, Mochtar, ”Pembinaan Hukum
dalam
Pembangunan
Rangka Nasional”
Binacipta, Bandung, 1974. Salman,
Otje
dan
Eddy
Damian.
“Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan.” Ed. 1, Alumni, Bandung, 2002.
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
45