Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
KEBIJAKAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN BERBASIS KARAKTER SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS Deny Setiawan*) Surel:
[email protected] ABSTRACK Population problems which are increasingly widespread and threaten the sustainability of the planet, requires serious treatment from state institutions such as the presence of policies pertaining to the population. People-oriented policy center, formulated in order to build human resources are aware of the importance of the preservation of the earth through the appearance character is qualified through the ownership of the life skills, personal skills, self awareness and thinking skills, social skills, academic skills, vocational skills adan. With the provision of life skills, is expected to be born human character knowledgeable, thinker, a risk-taker, caring, reflective Inquirer and who have a commitment to act in solving and addressing population issues. Kata Kunci: Wawasan Kependudukan, Sumber Daya Manusia, Karakter
PENDAHULUAN
masalah
kependudukan,
yakni
bad modernisasi dan globalisasi
kecenderungan
ini, kependudukan telah disadari
penduduk
sebagai salah satu masalah besar
mengaitkannya
planet
Sill
industrialisasi, pertumbuhan produksi
mengemukakan lima masalah besar di
pangan, dan pertumbuhan konsumsi.
dunia dewasa ini, yakni: (1) peace
Pertumbuhan variabel-variabel tadi
atau perdamaian; (2) prejudice atau
jika tidak diubah dan dikendalikan
purbasangka; (3) population atau
akan
penduduk;
pencemaran
A di
bumi.
(4)
David
L.
poverty
atau
pertumbuhan
yang
cepat
pada
pertumbuhan
menghasilkan yang
dengan
pertumbuhan mempengaruhi
papamiskin; dan (5) pollution atau
batas pertumbuhan dunia. Secara
pencemaran. Dari lima masalah besar
keseluruhan
yang dikemukakan tersebut, masalah
mengancam kapasitas pertumbuhan
penduduk
penduduk yang pada akhirnya akan
merupakan
diantaranya 2008:226).
salah
satu
(Sumaatmadja,
kelestarian
ini
akan
kehidupan
dengan
penduduk di planet bumi. Bahkan
Meadows (1972:29) yang mengkaji
lebih luas lagi, Brown et.al (1976),
*
Begitupun
mengancam
masalah
) Dr. Deny Setiawan, M.Si. : Dosen Jurusan. PPKn FIS UNIMED
PUSDIBANG – KS UNIMED
15
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
telah mengidentifikasi 22 dimensi
keberhasilan
permasalahan
yang
karenanya, dalam konteks kebijakan
semuanya menekankan dan bertalian
pembangunan, penduduk tidak hanya
dengan pertumbuhan penduduk dunia
ditempatkan sebagai obyek tetapi juga
yang cepat dan tanpa henti, yakni:
sekaligus
pencemaran lingkungan, perubahan
kependudukan
pembangunan.
subyek
dari
pembangunan.
Paradigma
ini
iklim, pengrusakan hutan, urbanisasi,
menunjukkan,
pembangunan
yang
penurunan
mengandung
pendapatan,
inflasi,
sebagai
Oleh
makna
sebagai
pengangguran, perumahan, tingkat
perubahan sosial yang direncanakan,
melek huruf, kelaparan, kekurangan
terarah, dan dilakukan secara sadar
air bersih, keterbatasan pelayanan
bertujuan
kesehatan,
krisis
kesejahteraan manusia itu sendiri.
sumberdaya
alam,
energi serta
dan konflik
politik.
Dengan
untuk
demikian,
tercapainya
pembangunan
harus berpusatkan pada penduduk Tiga paparan pakar di atas,
cukup
memberi
pentingnya
isu
tingkat
global.
faktualitas
kependudukan
di
Sekaligus
(people-centered), yaitu berdasarkan situasi
penduduk.
pembangunan
Sudah
saatnya
kependudukan
dijadikan sebagai program prioritas
menggambarkan pentingnya masalah
pada
kependudukan untuk mendapatkan
pembangunan yang membawa kepada
perhatian dan penanganan serius dari
human
seluruh
melalui
sekaligus
berbasis
kebijakan berwawasan kependudukan
dapat
yang dapat mengakomodir masalah-
dalam
masalah
institusi
kebijakan human
negara,
kependudukan welfare
memberikan
yang
kontribusi
meminimalisir kependudukan
masalah bagi
institusi
welfare.
negara,
demi
Pandangan
menunjukkan,
kependudukan
ini
perlunya
melalui
peningkatan sumber daya manusia.
keberhasilan
pembangunan. Tidak dapat disangkal, faktor salah 16
kependudukan satu
faktor
merupakan
penting
bagi
PEMBAHASAN p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
1. Pembangunan Manusia
Daya
Di sisi lain, jumlah angkatan
Pendidikan
kerja nasional pada krisis ekonomi
Sumber
melalui
tahun pertama (1998) sekitar 92,73
Bermutu Abad XXI Sungguh
ironis,
di
saat
juta
orang,
sementara
jumlah
perkembangan global yang menuntut
kesempatan kerja yang ada hanya
adanya peningkatan sumber daya
sekitar 87,67 juta orang dan ada
manusia,
justru
sekitar 5,06 juta orang penganggur
menunjukkan sebagai negara yang
terbuka (open unemployment). Angka
masih rendah mutu sumber daya
ini meningkat terus selama krisis
manusianya. Menurut Survey UNDP
ekonomi yang kini berjumlah sekitar
tahun 2004 disebutkan bahwa kualitas
8 juta. Pembangunan yang selama ini
sumber
dibanggakan
Indonesia
daya
manusia
Indonesia
memiliki
tingkat
berada pada peringkat ke-109 dari
pertumbuhan rata-rata 7%, ternyata
174 negara di dunia. Sementara itu,
hanya
Singapura, Malaysia, Brunei, dan
sumber daya alam intensif (hutan, dan
Thailand masing-masing berada pada
hasil tambang), dan arus modal asing
peringkat ke-41 sampai 44. Posisi
yang berupa pinjaman dan investasi
negara kita bahkan di bawah Vietnam
langsung. Artinya pembangunan yang
yang baru bangkit karena tekanan
selama ini berlangsung, bukan berasal
tentara Amerika Serikat. Di Asia,
dari
Indonesia hanya menempati posisi ke-
produktivitas
45 dari 48 negara-negara Asia. Daya
namun hanya mengandalkan sumber
saing ekonomi berada pada peringkat
daya alam.
berasal
dari
kemampuan SDM
pemanfaatan
manajerial yang
dan
tinggi,
IPTEK
Data-data dari hasil survei
Data
UNDP di atas cukup mengejutkan,
tersebut sedikit berubah, pada tahun
sekaligus memunculkan pertanyaan;
2012 Indeks Pembangunan Manusia
ada apa sebenarnya dengan SDM
(IPM)
Indonesia dan bagaimana kontribusi
ke-41,
serta
menempati
penguasaan posisi
Indonesia
ke-40.
justru
melorot
berada pada peringkat 121 dari 187
pendidikan
negara.
peningkatan sumber daya manusia?
PUSDIBANG – KS UNIMED
selama ini terhadap
17
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
Namun demikian, hasil tersebut tidak
mutu menjadi reference standar bagi
cukup hanya diselesaikan dengan
manusia dalam mengukur kinerjanya,
bertanya. Sudah saatnya bangsa ini
termasuk standar mutu pendidikan
bangkit dalam membangun sumber
sebagai tuntutan dalam menghadapi
daya manusianya secara bermutu.
persaingan global. Kondisi ini pada
Untuk menghadapi kondisi sumber
akhirnya juga berakibat pada sistem
daya manusia yang masih rendah
kehidupan berbangsa dan bernegara
tersebut, perlu dikembangkan insan
yang
Indonesia yang melek dan sadar
kehidupan
IPTEK, mau dan mampu bekerja
interdependensi. Agar bangsa ini
keras, serta mampu berpikir kritis-
memiliki peran yang signifikan dalam
analisis-integratif-konsepsional.
Di
konteks interdependensi kehidupan,
era global, bangsa ini membutuhkan
baik yang terjadi dalam skala lokal,
manusia modern yang cerdas, logis,
nasional, regional, maupun global,
sistematis dan komunikatif dalam
sistem
masyarakat yang serba kompleks dan
memberdayakan masyarakat secara
sarat
dengan persaingan, mampu
luas. Salah satu ciri masyarakat yang
bersaing namun tetap berorientasi
terberdayakan oleh sistem pendidikan
pada mutu. Karena itu pendidikan
ialah
yang dibutuhkan bukan hanya sekedar
kompetitif dalam konteks global.
transfer
tetapi
Keunggulan yang dimaksud bukan
achievement
hanya keunggulan intelektual, tetapi
of
pendidikan oriented,
knowledge yang
pendidikan
atas
pada
dasar
pendidikan
prinsip
harus
dimilikinya
pola
mampu
keunggulan
yang
juga meliputi aspek-aspek lainnya
didasarkan pada usaha pemenuhan
yang menunjukkan sebagai sumber
kebutuhan
berorientasi
daya manusia yang handal (Hasan,
mengutamakan
1996). Keunggulan kompetitif yang
pada
yaitu
mengutamakan
pelanggan,
proses,
dan
mutu. Uraian ini mengindikasikan
diartikan
bahwa globalisasi sebagai rekayasa
dalamnya mengindikasikan adanya
ekonomi dunia, telah menjadikan
seperangkat
nilai
(values)
“mutu” sebagai kata kunci. Standar
berorientasi
pada
mutu,
18
sebagai
label
yang
di
yang bersifat
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
futuristik, merupakan syarat awal
perkembangan industri, komunikasi
untuk
proses
dan informasi yang semakin cepat
demikian,
akan melahirkan "knowledge worker"
terjadinya
pemberdayaan. berbicara
Dengan
mengenai
keunggulan
yang
semakin
besar
kompetitif dalam pendidikan, berarti
Knowledge
dengan sendirinya mengindikasikan
pekerjaan yang berkaitan erat dengan
adanya proses pendidikan bermutu.
information
Kehadiran pendidikan bermutu abad
berkaitan dengan dua kecenderungan
XXI, sudah seyogianya dijadikan
pertama,
sebagai program dalam kebijakan
kecenderungan
pembangunan pendidikan, sekaligus
bergeser dari ide back to basic ke
dijadikan
dalam
arah ide the forward to future basics,
global.
yang mengandalkan pada peningkatan
Beberapa tantangan global yang perlu
kemampuan TLC (how to think, how
untuk
to learn and how to create). How to
sebagai
mengantisipasi
strategi
tantangan
diantisipasi
pendidikan,
oleh
dunia
dikemukakan
oleh
Suyanto (2000) yang antara lain:
worker
jumlahnya. ini
processing.
Ketiga,
maka
think
bahwa
adalah
muncul pendidikan
menekankan
pada
pengembangan critical thinking, how
Pertama, proses investasi dan
to
learn
menekankan
pada
re-investasi yang terjadi di dunia
kemampuan untuk bisa secara terus
industri berlangsung sangat cepat,
menerus dan mandiri menguasai dan
menyebabkan terjadinya perubahan-
mengolah informasi, dan how to
perubahan yang sangat cepat pula
create
pada
pengembangan
organisasi
pekerjaan,
struktur
kualifikasi
tenaga
dibutuhkan.
kerja,
struktur
jabatan kerja
Sebaliknya,
dan yang
menekankan kemampuan
pada untuk
dapat memecahkan berbagai problem yang berbeda-beda.
praktek
Keempat,
berkembang
dan
pendidikan tradisional berubah sangat
meluasnya ide demokratisasi yang
lambat,
bersifat substansi, yang antara lain
akibatnya
mismacth
education and employment cenderung
dalam
semakin
terwujud dalam munculnya tuntutan
membesar.
PUSDIBANG – KS UNIMED
Kedua,
dunia
pendidikan
akan
19
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
pelaksanaan
school
management
dan
based site-specific
mampu membuka usaha sendiri untuk menghadapi kompetisi global.
solution. Seiring dengan itu, karena kreatifitas
guru,
akan
dan akan terjadi di segala aspek
bermunculan berbagai bentuk praktek
kehidupan manusia telah mendorong
pendidikan yang berbeda satu dengan
setiap pihak untuk segera merespon
yang lain, yang kesemuanya untuk
sesuai dengan kondisi, kemampuan
menuju pendidikan yang produktif,
dan tujuan masing-masing. Khusus
efisien,
dalam
relevan
Kelima,
maka
Perubahan yang telah, sedang,
dan
semua
berkualitas.
bangsa
akan
dunia
beberapa
pendidikan,
terlihat
kecenderungan
umum
menghadapi krisis demi krisis yang
sebagai respon terhadap perubahan
tidak hanya dapat dianalisis dengan
tersebut, yaitu (1) pilihan untuk
metode sebab-akibat yang sederhana,
memperoleh jenis pendidikan dan
tetapi memerlukan analisis sistem
pelatihan
yang saling berkaitan.
antara lain tercermin dan sistem
Tantangan-tantangan tersebut
semakin
informasi
yang
banyak,
makin
yang
beraneka
di atas, menuntut kualitas sumber
ragam, peran pendidikan formal dan
daya manusia yang berbeda dengan
informal
kualitas yang ada dewasa ini. Muncul
masa
pertanyaan
setingkat,
mampukah
praktek
yang
makin meningkat,
pendidikan komputer
yang based
makin yang
pendidikan kita menghasilkan lulusan
makin meluas, serta (2) orientasi
dengan kualitas yang memadai untuk
pendidikan dan latihan akan lebih
menghadapi tantangan-tantangan di
berorientasi kepada kebutuhan dunia
atas?
kerja dan peningkatan kemampuan
Yang
kemudian
permasalahan
adalah
mempersiapkan pendidikan
bagaimana
agar
mampu
menjadi
dunia
profesional tergambar
setiap dan
orang,
peran
yang
kelompok
menghasilkan
profesional dan masyarakat akan
lulusan yang mampu beradaptasi,
makin meningkat, sehingga makin
berkompetisi,
mendorong berkembangnya sistem
dan
memiliki
kecakapan hidup (life skill) sehingga 20
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
dan metode pendidikan dan pelatihan
melalui pendidikan dan latihan yang
berdasarkan kompetensi.
mampu
mengakomodasikan
setiap
Dalam rangka mewujudkan
perubahan yang terjadi. Dalam rangka
pembangunan yang berkelanjutan di
itulah, perlu dilakukan reformasi
tengah-tengah persaingan kompetitif,
pendidikan. Dengan adanya reformasi
Indonesia
mampu
pendidikan tersebut, maka diperlukan
mengikuti dan harus bisa menghadapi
educated and civited human being,
persaingan
tersebut.
yaitu
Indonesia
harus
terhadap
perubahan
mutlak
harus
Untuk
lebih
itu,
terbuka
masyarakat
madani, masyarakat yang cerdas dan
dan
bermoral, dapat berdiri sendiri dan
eksternal yang positif, seperti dalam
bekerjasama dengan orang lain untuk
bidang
menciptakan masyarakat sejahtera.
ekonomi
inovasi
ilmu
internal
menciptakan
dan
informasi,
pengetahuan
dan
teknologi.
Reformasi pendidikan yang dilakukan
dapat
meliputi:
(1)
Pada masa yang akan datang,
reformasi pendidikan keluarga dan
setiap individu baik sebagai warga
pola asuh keluarga adalah merupakan
negara maupun sebagai warga negara
bagian kehidupan dalam masyarakat
global, akan dituntut untuk memiliki
yang pertama dan utama bagi seorang
kesadaran dan kepedulian terhadap
anak. Pola asuh yang diberikan
isu-isu
masalah
terutama penanaman nilai-nilai moral
meningkatnya
yang membentuk anak menjadi anak
global
lingkungan, kesadaran
seperti;
makin dan
pentaatan
kepada
yang saleh, hormat dan memiliki
hukum rule of law, makin meluasnya
pengetahuan, kreatif dan memiliki
kesadaran azas keadilan dan gerakan
kemandirian, memiliki rasa percaya
perlindungan hak azasi manusia dan
atas kemampuan yang dimiliki dan
makin
bertanggungjawab (Manulang, 2006).
kuatnya
perwujudan
cita-cita
gerakan
dan
terbentuknya
Melalui
pendidikan
keluarga
ini
civil-society. Oleh karena itu, dituntut
diharapkan anak akan memiliki visi
sumber daya manusia yang makin
untuk melakukan yang baik yang
berkualitas, terutama yang dicapai
menunjang pada kehidupannya kelak;
PUSDIBANG – KS UNIMED
21
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
(2) reformasi tujuan, program dan
pendidikan
budget
masyarakat dalam berbagai kegiatan
pendidikan.
Pendidikan
adalah
melibatkan
merupakan kunci untuk mencapai
penyelenggaraan
keadilan sosial. Dana investasi yang
termasuk
baik untuk kemakmuran ekonomis,
tentang berbagai kebijaksanaan dalam
baik
sebagai
dunia pendidikan. Melalui otonomi
keseluruhan maupun untuk setiap
daerah, pengambilan keputusan yang
anggotanya. Oleh karena itu, dunia
berkaitan dengan penyelenggaraan
pendidikan masa depan harus mampu
pendidikan
akan
membuktikan
kaitannya
dengan
untuk
mutlak
bangsa
bahwa
pendidikan
diperlukan
untuk
pendidikan
pengambilan
keputusan
semakin
erat
kebutuhan
masyarakat.
pembangunan dalam arti luas bahkan
Reformasi juga
dilakukan
pendidikan merupakan persoalan mati
terhadap proses pendidikan, baik
hidup suatu bangsa. Anggaran dana
pendekatan
pendidikan harus mendapat prioritas.
approach)
Selain itu, dalam manajemen pola
pembelajarannya (instruction method)
baru
pendidikan
dan materi pelajarannya. Kualitas
diharapkan dapat melibatkan dan
pendidikan dapat ditinjau dan segi
memberdayakan
kemampuan
proses dan produk (Manulang, 2006).
masyarakat. Salah satu tujuan UU
Pendidikan disebut berkualitas dari
No.20 Tahun 2003 adalah untuk
segi
memberdayakan
mengajar berlangsung secara efektif,
pengelolaan
menumbuhkan
masyarakat, prakarsa
dan
belajar maupun
proses
dan
jika
peserta
(learning pendekatan
proses
belajar
didik
mengalami
yang
bermakna.
kreativitas, meningkatkan peran serta
pembelajaran
masyarakat,
dalam
Pendidikan disebut berkualitas dari
meningkatkan sumber dana dalam
segi produk jika mempunyai salah
penyelenggaraan pendidikan. Upaya
satu ciri-ciri sebagai berikut: (1)
yang
Peserta
dapat
termasuk
dilakukan
dalam
didik
menunjukkan
meningkatkan partisipasi masyarakat
penguasaan yang tinggi terhadap
dalam
tugas-tugas belajar (learning task)
22
menunjang
kebutuhan
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
yang harus dikuasai dengan tujuan
know, Learning to do, Learning to
dan sasaran pendidikan, diantaranya
live together dan Learning to be.
yang
Model pembelajaran di atas,
dinyatakan dalam prestasi belajar
melengkapi dunia pendidikan dengan
(kualitas
membekali
hasus
belajar
akademik
internal);
(2)
Hasil
peserta
didiknya
pendidikan sesuai dengan kebutuhan
mengenai kecakapan hidup (life skill),
peserta
yaitu
didik
dalam
kehidupan
kecakapan
yang
dimiliki
sehingga dengan belajar peserta didik
seseorang untuk berani menghadapi
bukan hanya mengetahui sesuatu,
hidup dan kehidupan dengan wajar
tetapi hanya melakukan sesuatu yang
tanpa merasa tertekan, kemudian
fungsional
kehidupannya
secara proaktif dan kreatif mencari
(learning and learning); (3) Hasil
serta menemukan solusi sehingga
pendidikan
akhirnya
dengan
dalam
sesuai
atau
tuntutan
relevan
lingkungan
mengatasinya.
Untuk itu, dunia pendidikan harus mampu mensinergikan berbagai mata
khususnya dunia kerja. Pendidikan
mampu
yang
diminati
pelajaran/mata
kuliah
menjadi
masyarakat pada masa yang akan
kecakapan hidup yang diperlukan
datang adalah pendidikan yang selain
peserta didik sebagai karakter dan
proses
kecakapan
pembelajarannya
bermutu,
hidupnya.
Kecakapan
juga ditunjukkan dengan hasil yang
hidup disini dapat dibedakan atas
bermutu. Dalam pembelajaran yang
kecakapan personal (personal skill)
bermutu, guru maupun dosen diberi
mencakup kecakapan mengenal diri
kebebasan untuk mengaktualisasikan
(self
bidang pembelajaran secara optimal
berfikir
sehingga potensi-potensi peserta didik
Kecakapan
dapat berkembang. Dellors (1996)
kecakapan akademik (academic skill)
mengemukakan, bahwa pendidikan
dan kecakapan vokasional (vocational
bermutu abad
skill). Dengan bekal kecakapan hidup
XXI selayaknya
awareness) rasional sosial
dan
kecakapan
(thinking
skill).
(social
skill),
pembelajaran
ini diharapkan para lulusan dunia
yang mengacu pada: Learning to
pendidikan akan mampu memecahkan
menggunkan
model
PUSDIBANG – KS UNIMED
23
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
problem kehidupan yang dihadapi,
kewirausahaan. Program pendidikan
termasuk mencari dan menciptakan
kewirausahaan ini dapat berfungsi
pekerjaan
sebagai aktivitas yang pada saatnya
bagi
yang
tidak
melanjutkan pendidikannya. Menurut
nanti
Bently, untuk mewujudkan hal itu,
Generating
perlu diterapkan prinsip pendidikan
diperlukan
berbasis
pemberlakuan Otonomi Pendidikan.
luas
yang
tidak
hanya
dapat
mewujudkan
Income
Unit
mutlak
yang
dalam
rangka
berorientasi pada bidang akademik
Pendidikan
atau vokasional semata, tetapi juga
merupakan kebutuhan yang harus
diberikan bekal learning how to learn
diberikan dalam dunia pendidikan
sekaligus learning how to unlearn,
baik dalam Pendidikan Menengah dan
tidak hanya belajar teori, tetapi
Kejuruan maupun Pendidikan Tinggi
mampu
dengan memasukkan sebagai mata
mempraktekkan
memecahkan
problem
dan
kehidupan
sehari-hari (Manulang, 2006). Kemajuan
teknologi
kewirausahaan
pelajaran/mata kurikulum.
yang
kuliah Program
Kewirausahaan
pada
pendidikan
akan
menambah
begitu pesat tanpa diantisipasi oleh
wawasan dan menempa jiwa untuk
dunia pendidikan akan berdampak
mampu mandiri di atas kemampuan
terjadinya perubahan yang tidak dapat
sendiri tanpa mengharapkan bantuan
dikendalikan.
Untuk
orang
pendidikan
harus
melakukan
kewirausahaan
terobosan
dengan
pemberian
gerbang”
itu,
dunia
lain.
Menumbuhkan merupakan
dalam
jiwa “pintu
membentuk
dan
pendidikan yang mampu membekali
menumbuhkan pribadi-pribadi yang
peserta didik dengan perkembangan
ulet dan tangguh serta berkualitas dan
jaman,
pendidikan
mampu
memberdayakan
merupakan lembaga yang berpotensi
potensi
yang
untuk
menciptakan inovasi baru sehingga
karena
dunia
menyiapkan
mengembangkan
dan
sumber
daya
menghasilkan
manusia Salah satu pendidikan yang
kehidupan,
dimaksud
maupun
24
adalah
pendidikan
potensi-
dimilikinya
nilai keluarga,
negara.
tambah
dalam
bagi
masyarakat
Kesiapan
dalam
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
menghadapi era globalisasi, maka
inovasi nasional bagi pencapaian dan
budaya kewirausahaan harus terwujud
peningkatan kualitas outcome secara
sebagai sublimasi ilmu pengetahuan
berkelanjutan
dan teknologi, paling tidak pada
unggulan kompetitif selalu dapat
sebagian besar lulusan pendidikan.
dipertahankan.
Sebagai upaya menciptakan
dan
tersistem
Strategi
agar
pembangunan
keunggulan kompetitif, diperlukan
nasional pada masa Orde Baru yang
inovasi yang pesat dalam dunia
terlalu bertumpu pada pertumbuhan
pendidikan. Menjadi bangsa yang
ekonomi
berharkat memerlukan keunggulan
kekokohan dalam menghadapi krisis
kompetitif dalam berbagai bidang.
secara global maupun regional. Hal
Bukan jamannya lagi bangsa ini
ini terjadi antara lain karena kurang
mengandalkan murahnya tenaga kerja
adanya kebijakan pendidikan yang
untuk mendukung dan pembenar
mengacu pada penyediaan kualitas
konsep keunggulan kompetitif. Jika
sumber daya manusia yang memiliki
memang ingin menghasilkan berbagai
unggulan kompetitif dalam skala
keunggulan kompetitif,
global.
outcome
ternyata
Oleh
tidak
karena
memiliki
itu,
dalam
pendidikan dan inovasi harus menjadi
membangun paradigma baru sistem
prioritas pengembangan (Suyanto,
penting
dalam
pendidikan di era global abad 21,
sektor
pendidikan
sektor pendidikan perlu difungsikan
2001).
Tanpa
adanya
sebagai
ujung
tombak
untuk
inovasi yang signifikan, pendidikan
mempersiapkan sumber daya manusia
hanya akan menghasilkan lulusan
dan sumber daya bangsa agar kita
yang tidak mandiri, selalu tergantung
memiliki unggulan kompetitif dalam
pada pihak lain. Dalam perspektif
berbangsa dan bernegara di tengah-
global,
yang
tengah kehidupan dunia yang semakin
demikian itu justru akan menjadi
global dan semakin banyak hal yang
beban
negara
dapat dilakukan hanya secara virtual.
demikian,
Indonesia harus siap menghadapi
republik
hasil
bagi ini.
pendidikan
bangsa
dan
Dengan
pendidikan harus digunakan sebagai PUSDIBANG – KS UNIMED
25
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
globalisasi ketiga, yaitu globalisasi
terjadinya
budaya (Nafi, 2004).
seluruh komponen masyarakat secara
Modal terbentuknya dan
dasar unggulan
unggulan
proses
pemberdayaan
bagi
demokratis, baik sebagai individu &
komparatif
anggota masyarakat, maupun sebagai
kompetitif
ialah
warga
negara
dalam
konteks
dimilikinya konsep diri dan kesadaran
kehidupan yang global (UNESCO
diri yang diperoleh peserta didik
dan APNIEVE, 2000). Untuk itu,
selama
belajar.
reformasi terhadap proses pendidikan
dalam
dilakukan secara menyeluruh, baik
dalam
proses
Konsekuensinya,
inovasi
wacana pembelajaran menuntut agar
terhadap
semua
institusi
kita
(learning approach) maupun terhadap
mampu
menanamkan
kemampuan
pendekatan pembelajaran (instruction
tentang
bagaimana
belajar,
bukan dan
pendidikan
belajarnya
untuk
method) dan materi pembelajarannya,
belajar
untuk
dengan
belajar
untuk
pembelajaran yang mengacu pada
tergantung kepada pihak lain. Dengan
pilar: Learning to know, Learning to
model
itu
do, Learning to live together dan
jawab
Learning to be. Melalui model ini,
peserta didik akan muncul, dan oleh
peserta didik akan dibekali dengan
karenanya unggulan komparatif dan
berbagai kecakapan, seperti: life skill,
unggulan
dapat
personal skill yang mencakup self
upaya
awareness
menghafal
belajar
pendekatan
pembelajaran
kreativitas
dan
seperti
tanggung
kompetitif
dibudayakan
akan
sebagai
menghadapi tantangan global. Langkah
utama
menggunakan
dan
thinking
model
skill.
Kecakapan berikutnya adalah social untuk
skill, academic skill, vocational skill.
membangun paradigma baru sistem
Dengan bekal kecakapan hidup ini
pendidikan nasional abad 21 adalah
diharapkan
bahwa
pendidikan akan mampu memecahkan
Pendidikan
hendaknya
memiliki
berorientasi
pada
bangsa 26
sehingga
Nasional visi
para
lulusan
dunia
yang
problem kehidupan yang dihadapi,
demokratisasi
termasuk mencari dan menciptakan
memungkinkan
lapangan pekerjaan sendiri. p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
terjadi telah menciptakan hubungan 2. Pemberdayaan
Sumber
Daya
harus
masyarakat
mampu
ketergantungan
(interdependensi), namun pada sisi
Manusia di Era Global Suatu
saling
belajar
melakukan
lain
membawa
dampak
adanya
persaingan secara bebas (kompetitif).
pembaharuan pendidikan. Ada dua
Kondisi
aspek yang harus ditekankan di dalam
tantangan di bidang pendidikan untuk
proses pendidikan berkonteks global,
menciptakan sumber daya manusia
yaitu: (1) pengembangan “masyarakat
yang
informasi”,
bersaing
adalah
pengembangan
ini
merupakan
berkualitas, di
era
suatu
yang
mampu
global.
Dengan
kesempatan untuk mengakses data
demikian realisasi globalisasi telah
dan
membawa
fakta.
Dengan
demikian
implikasi
pada
pendidikan harus dapat memberikan
pengembangan sumber daya manusia
akses bagi setiap orang untuk dapat
(human resource), dimana salah satu
memilih, menyusun, mengolah, dan
tuntutan globalisasi adalah daya saing
menggunakan
ekonomi,
informasi,
pendidikan
harus
(2) mampu
sedangkan
oleh
secara
menciptakan
peningkatan
kualitas
melalui
pendidikan
saing
ekonomi akan terwujud jika didukung
mengadaptasi perubahan masyarakat berkesinambungan,
daya
SDM
yang SDM
handal.
Untuk
yang
handal,
maka dibutuhkan pendidikan yang berkualitas.
(UNESCO, 1996).
Pendidikan
Apa yang telah dipaparkan di global,
telah membawa dampak yang cukup
mempersiapkan anak didik untuk
luas
dimensi
mampu hidup dalam masyarakat kini
kehidupan manusia. Dampak tersebut
tetapi mereka juga harus disiapkan
adalah berupa perubahan-perubahan
untuk hidup di masyarakat yang akan
yang begitu cepat pada semua bidang,
datang yang semakin lama semakin
termasuk
sulit
semua
juga
pada
bidang
pendidikan. Proses globalisasi yang PUSDIBANG – KS UNIMED
diprediksi
hanya
konteks
atas, menunjukkan bahwa globalisasi
terhadap
tidak
dalam
sekedar
karakteristiknya.
Kesulitan memprediksi karakteristik 27
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
masyarakat
yang
akan
datang
bersiap-siap
secara
menyeluruh,
disebabkan oleh kenyataan bahwa di
terutama menyiapkan manusianya;
era
(2) Negara tetangga seperti Malaysia
global
ini
perkembangan linier
lagi,
telah menelurkan Malaysia‟s Vision
masyarakat
penuh
2020, Singapura mencanangkan The
dengan dikontinuitas, jaman terus
Next Lap, dan pasti negara ASEAN
berubah,
lainnya tidak mau ketinggalan; (3)
masyarakat
tidak
perkembangan
dan
interdependensi
semakin intens. Untuk itu dalam
Menuju
menghadapi dampak dan tuntutan
terpengaruh oleh pemikiran Toffler,
globalisasi di bidang pendidikan,
Naisbitt,
perlu membangun pendidikan yang
perubahan gelombang politik dengan
berorientasi keluar (outward looking),
fokus/orientasi utama pada politik-
yang
didik
ekonomi yang amat mendasar di
luas,
cerdas,
berbagai negara. Di sini istilah negara
dan
memiliki
menyiapkan
berwawasan berkepribadian
peserta
tahun
macan
dan
2020,
mungkin
lain-lain,
ekonomi
terjadilah
secara
relatif
kemampuan serta keterampilan (life
dimaknai identik dengan “macan
skill) sebagai warga negara maupun
politik”;
sebagai warga dunia. Singkatnya,
pembangunan umumnya difokuskan
bahwa untuk menghadapi dampak
kepada peningkatan/ perbaikan taraf
dan tuntutan globalisasi, diperlukan
hidup manusia sesuai indikator dalam
upaya
Human Development Index (HDI),
pemberdayaan
manusia
berkualitas.
yaitu
Berkaitan dengan hal di atas,
(4)
Seluruh
pendidikan;
(5)
kegiatan
Semakin
membahana tuntutan dilaksanakannya
Tillar (1997) menjelaskan lima alasan
civil society.
perlunya pengembangan sumber daya
Lima
alasan
di
atas
manusia dalam era globalisasi: (1)
menunjukkan bahwa pengembangan
Perubahan
sumber
kesejagatan
sosial-ekonomi
manusia
di
era
berbagai
globalisasi membutuhkan pendidikan
kesepakatan APEC, AFTA, dan lain-
bermutu bervisi global. Pendidikan
lain mendorong semua negara harus
bermutu
28
karena
daya
bervisi
global
dibangun
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
untuk mempersiapkan peserta didik di
mampu
masa
(communicator),
datang,
memiliki
yang
tidak
keunggulan
di
saja bidang
kemampuan
dan
juga
dapat
berefleksi (reflective).
kognitif dan psikomotor, tetapi juga memiliki
berkomunikasi
Untuk
tercapainya
output
afektif
pendidikan bermutu bervisi global di
alam
atas, di dalam konteks pembelajaran,
menghadapi perubahan dunia yang
ada beberapa indikator yang harus
begitu intens.
diperhatikan
(seperangkat
Dalam
nilai/values)
dengan
bermutu
karakter peserta didik, yakni: (1)
bervisi global, peserta didik juga
Menempatkan peserta didik sebagai
harus
dengan
subjek pembelajaran, bukan hanya
budaya lokal dan harus tetap diajak
semata sebagai objek. Peserta didik
berfikir tentang apa yang ada di
ditempatkan pada tingkat yang paling
sekitar lokalnya. Namun pada saat
atas (students as the center of
bersamaan pendidikan ini juga harus
learning); (2) Membangun kreativitas
membuat peserta didik dapat berfikir
peserta didik, agar mereka dapat
secara global, yaitu dengan cara
berperan aktif. Mereka diajak ke
mengajak mereka untuk peduli akan
dalam setting pembelajaran yang
situasi yang ada di dunia luar (act
terdesain untuk melihat kemampuan
locally think globally). Profil peserta
dan
didik yang diharapkan dari hasil
karena setiap siswa adalah berbeda
pendidikan bervisi global ini adalah
(Every
peserta didik yang memiliki karakter
Menerapkan activity-based learning.
knowledgeable, punya rasa ingin tahu
Siswa
(inquirer), berani mengambil resiko
mendapatkan
(a risk-taker), memiliki rasa peduli
menentukan konsep dan mengasah
(caring), berprinsip, pemikir sejati
keterampilan, tanpa melupakan nilai-
(thinker), berpikiran terbuka (open
nilai
minded),
Mengembangkan
tetap
pendidikan
berkaitan
dikenalkan
seimbang
mental-rohani PUSDIBANG – KS UNIMED
secara
fisik-
(well-balanced),
kompetensi
child
secara
is
aktif
unique);
„bekerja‟
(3) untuk
pengetahuan,
perilaku/attitudes;
memecahkan
individu,
masalah
(4)
kemampuan (problem 29
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
solver), tanpa meninggalkan sisi-sisi
maupun
nilai kemanusiaan, berpikiran terbuka
masyarakat
dan berwawasan global (open and
Memiliki wawasan dalam memilih
international
profesi
minded);
(5)
yang
negatif
dan
dalam
terhadap
lingkungan;
bidang
(4)
teknologi
Menerapkan inquiry based learning,
sehingga memiliki peran yang berarti
melalui
di dalam masyarakat, (4) Memiliki
setting
penelitian/riset
sederhana. (Sumantri, 1996).
motivasi untuk belajar lebih lanjut
Berdasarkan uraian di atas,
tentang teknologi; (5) Membiasakan
pendidikan bermutu bervisi global
diri
dirancang
kebersamaan (Doornekamp, 1995).
untuk
menghasilkan
peserta didik berkarakter unggul. Ini berarti
untuk
bekerja
sendiri
dalam
Inovasi harus menjadi prioritas
menciptakan
penting dalam pengembangan sektor
keunggulan kompetitif, memerlukan
pendidikan. Tanpa ada inovasi yang
inovasi pembelajaran dalam dunia
signifikan, pendidikan kita hanya
pendidikan. Inovasi dalam sektor
akan menghasilkan lulusan yang tidak
pendidikan, juga dibangun untuk
mandiri, selalu tergantung pada pihak
menjawab tuntutan dan kebutuhan
lain. Dalam perspektif global, hasil
jaman, termasuk kebutuhan akan
pendidikan yang demikian itu justru
teknologi
akan menjadi beban bagi bangsa dan
informasi.
Memperkenalkan dan membiasakan
negara
peserta
demikian,
didik
teknologi, peserta
terhadap
akan
dunia
memungkinkan
republik
ini.
Dengan
pendidikan
harus
digunakan sebagai inovasi nasional
didik
dapat:
(1)
bagi pencapaian dan peningkatan
Mengembangkan
berpikir
kritis
kualitas outcome secara berkelanjutan
terhadap
teknologi;
Mengembangkan
(2)
kemampuan
berpendapat tentang teknologi dan mampu orang
menggambarkannya lain;
(3)
tersistem
kompetitif
agar
unggulan
selalu
dapat
dipertahankan.
pada
Belajar dari pengalaman masa
Mengidentifikasi
lalu, dimana strategi pembangunan
dampak teknologi baik yang positif 30
dan
nasional
terlalu
bertumpu
pada
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
pertumbuhan ekonomi, ternyata tidak
diuraikan di atas, namun juga sebagai
memiliki
kekokohan
dalam
kerangka kerja dalam mengumpulkan
menghadapi
krisis
global
data
secara
dasar
(basic
data)
maupun regional. Hal ini terjadi
kependudukan,
antara lain karena kurang adanya
menganalisisnya
kebijakan pendidikan yang mengacu
menetapkan perspektif kependudukan
pada penyediaan kualitas sumber
ke depan bagi kehidupan ruang
daya
bangsanya.
manusia
yang
memiliki
keunggulan kompetitif dalam skala global.
Oleh
karena
itu,
dalam
mengintepretasikan, sampai
kepada
Bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, kajian terhadap
membangun paradigma baru, sistem
kependudukan
pendidikan di era global abad 21,
dijadikan sebagai program utama
sektor pendidikan perlu difungsikan
dalam
sebagai
berharga
ujung
tombak
untuk
sudah
memberikan bagi
selayaknya
sumbangan
perencanaan
dan
mempersiapkan sumber daya manusia
pembangunan
dan sumber daya bangsa agar kita
faktual
memiliki
kompetitif
kependudukan Indonesia ke depan
dalam berbangsa dan bernegara di
pun perlu dikaji secara mendalam
tengah-tengah kehidupan dunia yang
guna
semakin global.
pembangunan bangsa (Salim, 2013).
keunggulan
3. Pembangunan Berkarakter
Kependudukan Kualitas
(Kasus
welfare, menjadi
tercapainya
faktor aspek
mengenai
dinamika
memprediksi
tantangan
Berdasarkan kajian dari beberapa pakar,
dinamika
kependudukan
Indonesia ke depan menunjukkan:
Sumatera Utara) Untuk
nasional. Gambaran
human
kependudukan penting
dalam
a. Diperkirakan
pada
pertengahan
kurun waktu 2020-2030, dinamika kependudukan
di
Indonesia
pembangunan. Studi kependudukan
mengarah ke fase windows of
menjadi
opportunity.
prioritas,
bukan
semata
sebagai wahana dalam memecahkan
b. Fenomena bonus demografi pada
masalah kependudukan sebagaimana
tahun 2030-an (jumlah angkatan
PUSDIBANG – KS UNIMED
31
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
kerja dalam usia yang produktif
Prasyarat yang diungkapkan,
sangat besar sekitar 69% dari
terasa
jumlah penduduk).
komponen bangsa ini harus mampu
c. Memasuki tahap masyarakat yang produktif.
cukup
Untuk
itu
membenahi kondisi kependudukan. Namun
d. Diprediksi pada tahun 2030-an
berat.
sayang,
kondisi
itu
masih
kependudukan
sendiri
akan menjadi negara ekonomi
menggambarkan faktualitas sebagai
terbesar ke tujuh di dunia (Jalal,
berikut.
2013; Effendi, 2013).
a. Pertumbuhan penduduk Indonesia
Prediksi fenomena di atas, bisa jadi merupakan harapan. Namun sebaliknya,
bisa
jadi
musibah
manakala komponen bangsa ini tidak
yg masih cukup tinggi yaitu 1,49% pertahun. b. Pertumbuhan
pangan
hanya
0,49%.
dapat mengambil atau memanfaatkan
c. Dominasi lulusan SD sekitar 60%.
kesempatan yang datangnya hanya
d. Angka kemiskinan sebesar 11,6%
sekali.
Bonus
demografi
akan
dari total penduduk Indonesia.
berubah menjadi bonus musibah, jika
e. Angka pengangguran kerja 6,14%
bangsa ini tidak dapat memenuhi
dari jumlah angkatan kerja sebesar
prasyarat yang harus dipenuhi dalam
116,5 juta jiwa.
mencapai bonus demografi. Prasyarat pemanfaatan
bonus
demografi,
mengharuskan bangsa ini memiliki: a. Kemampuan
pengendalian
f. Indeks
b. Peningkatan kualitas dan daya saing bangsa
Manusia
Indonesia berada di rangking 121 dari 187 negara.
laju
pertumbuhan penduduk
Pembangunan
Faktualitas
kondisi
kependudukan nasional di atas, tidak jauh
berbeda
dengan
kondisi
kependudukan di Provinsi Sumatera
c. Pendidikan yang berkualitas
Utara.
d. Peningkatan layanan kesehatan
kependudukan di Sumatera Utara
e. Penciptaan lapangan kerja yang
menggambarkan
memadai 32
Secara
umum,
fenomena:
profil
(a)
Jumlah penduduk yang besar; (b) p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Pertumbuhan penduduk yang cepat; (c)
Persebaran
penduduk
tidak
Atas dasar kebijakan tersebut, Provinsi
Sumatera
Utara
tengah
merata; (d) Kualitas penduduk yang
berbenah dan melaksanakan arahan
rendah; dan (e) Komposisi penduduk
RPJPN “Membangun Sumber Daya
sebagian besar berusia muda.
Manusia Berkualitas”, yang meliputi:
Dari lima profil di atas, profil yang
keempat
yakni
kualitas
(a)
Meningkatkan
pembangunan
manusia dan kesetaraan gender; (b)
penduduk yang rendah, menjadi point
Mencapai
penting sekaitan dengan kebijakan
yang seimbang yang ditandai angka
berwawasan kependudukan berbasis
reproduksi neto (NRR) sama dengan
karakter SDM berkualitas. Dalam UU
1 atau angka kelahiran total (TFR)
No.
Tahun 2009, dijelaskan
2,1; (c) Mengendalikan jumlah dan
kualitas penduduk adalah kondisi
laju pertumbuhan penduduk menuju
penduduk dalam aspek fisik dan
terbentuknya keluarga kecil yang
nonfisik
berkualitas;
52
yang
kesehatan,
meliputi
pendidikan,
produktivitas,
derajat
pekerjaan,
tingkat
sosial,
pertumbuhan
(d)
penduduk
Penyediaan
pendidikan dasar yang bermutu dan bebas
biaya;
(e)
Penyediaan
ketahanan, kemandirian, kecerdasan,
pelayanan
sebagai
untuk
hayat; (f) Meningkatkan kesadaran,
dan
kemauan, dan kemampuan hidup
sebagai
sehat; (g) Meningkatkan kualitas
karakter
hidup dan peran perempuan serta
ukuran
mengembangkan menikmati manusia
dasar kemampuan
kehidupan yang
memiliki
pendidikan
bertakwa, berbudaya, berkepribadian,
kesejahteraan
berkebangsaan
Meningkatkan
dan
hidup
layak.
anak;
sepanjang
dan
(h)
pembangunan
Karakter kualitas penduduk menjadi
berkarakter kebangsaan di kalangan
isu
dengan
pemuda dan perannya di bidang
kebijakan people center, di mana
ekonomi, sosial budaya, iptek dan
penduduk
politik.
penting,
sebagai
sekaitan
menjadi obyek
sasaran
maupun
baik
sebagai
subyek pembangunan. PUSDIBANG – KS UNIMED
33
Deny Setiawan, Kebijakan Berwawasan Kependudukan ..., hal. 15 - 35
Kehadiran
kebijakan
pembangunan
berwawasan
kesejahteraan. Untuk itu, peningkatan kualitas
penduduk
di
Provinsi
kependudukan yang dibarengi dengan
Sumatera Utara perlu diintensifkan
pembentukan
meliputi
karakter
berkualitas,
bidang:
pembangunan
menjadi arah dan upaya kondusif bagi
pendidikan, pembangunan kesehatan,
masyarakat untuk
dalam
berpartisipasi
dan
serta
memecahkan
berarti,
turut
pembangunan
ekonomi.
kebijakan
Ini
berwawasan
masalah-masalah kependudukan dan
kependudukan harus terumuskan dan
peningkatan
menjadi arahan bagi tiga bidang
pembangunan
kependudukan.
Melalui
penerapan
pembangunan
tersebut,
yang
kebijakan ini, pembudayaan karakter
teraplikasikan secara komprehensif
berkualitas di bidang kependudukan
dan sinergis dalam menghasilkan
ditunjukkan dengan adanya sikap dan
karakter
perilaku
berkualitas yang memiliki daya saing
kepedulian
pertumbuhan penduduk,
dan
terhadap pengendalian
pembentukan
keluarga
kecil yang berkualitas, menghargai kesetaraan
gender,
peningkatan
kualitas hidup dan perannya dibidang pendidikan,
kesehatan
dan
kesejahteraan. PENUTUP
sumber
daya
manusia
global. DAFTAR PUSTAKA Delors, Jacques. 1996. Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO. Doornekamp, B.G. 1995. Technology in Dutch Primary Education. National Institut for Currciculum Development. The Netherlands.
variabel berkaitan dengan kualitas
Effendi, S. 2013. Pemerintah Demokratis-Developmentalis untuk Realisasikan Bonus Demografi. (Makalah Seminar Internasional). Jakarta: BKKBN.
penduduk
yang
masih
menjadi
Jalal,
pekerjaan
rumah
bagi
Provinsi
Disadari, upaya peningkatan kualitas
sumber
daya
manusia
bukanlah hal yang mudah. Banyak
Sumatera pendidikan, 34
Utara,
diantaranya:
kesehatan
dan
F. 2013. Mengoptimalkan Manfaat Bonus Demografi untuk Kemajuan Bangsa dan Kesejahteraan Penduduk. (Makalah Seminar Internasional). Jakarta: BKKBN. p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Hasan, Said Hamid. 1996. Memacu Keunggulan Bangsa melalui Sekolah Unggul. (Artikel). Bandung: Mimbar Pendidikan University Press IKIP Bandung.
Globalisasi. Kompas. 16 Mei. (Online) (http://www.kompas.com/ko mpascetak/0105/16/opini/ta nt04.htm) Diakses Tanggal 20 Mei 2016.
Mas‟oed, M dan Arfani, R.N. 1992. Isu-isu Global Masa Kini. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas-Studi Sosial UGM.
-------. 2000. Masalah Pendidikan Menghadapi Tantangan Globalisasi. (Online) (http://www.Bogor.Net/Idkf/ Idkf/Aplikasi/Pendidikan/M asalah-PendidikanMenghadapi-tantanganGlobalisasi-03-2000.Rtf) Diakses Tanggal 17 Oktober 2016.
Meadows, D.H., et.al. 1972. The Limits to Growth. New York: A Potomac Assocates Book. Manullang. Marihot 2006. Reformasi Pendidikan, 16 Mei. (Online) (http://www.hariansib.com/i ndex.php?option=com_cont ent&task=view&id=4823&I temid=37) Diakses Tanggal 10 Agustus 2016. Nafi, M. 2004. Indonesia Perlu Siap Hadapi Globalisasi Ketiga. (Online) (http://www.tempointeraktif. com/hg/nasional/2005/04/12 /brk,20050412-28,id.html) Diakses Tanggal 10 Agustus 2016. Salim,
E. 2013. Pembangunan (Makalah Internasional). BKKBN.
Tantangan Bangsa. Seminar Jakarta:
Tillar,
H. 1997. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Globalisasi. (Makalah). Jakarta: Universitas Indonesia.
UNESCO. 1996. Learning: The Treasure Within, Report to UNESCO of the International Commission on Education for the Twenty-first Century. UNESCO dan APNIEVE. 2000. Belajar untuk Hidup Bersama dalam Damai dan Harmoni. Kantor Prinsipal UNESCO untuk Kawasan Asia-Pasifik, Bangkok & Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumaatmadja, N.(2008). Studi Geografi. Bandung: Alumni.
Suyanto.
2001. Pendidikan
PUSDIBANG – KS UNIMED
Tantangan Hadapi 35