KEBERLANJUTAN KOMUNITAS ADAT KAMPUNG CIREUNDEU KELURAHAN LEUWIGAJAH KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI
HENI TISHAENI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul : Keberlanjutan Komunitas Kampung Adat Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas ini.
Bogor, Desember 2009
Heni Tishaeni NRP. I. 354070165
ABSTRACT HENI TISHAENI, The Continuity of Cireundeu Indigenous Community in Leuwigajah, Cimahi Selatan Subdistrict, Cimahi. Supervised by ARYA HADI DHARMAWAN and EDI SUHARTO. Social changes as a result of development processes are a fact taking place in Indonesia. Cireundeu indigenous community (CIC) in Cimahi, of course, cannot extricate the effects appearing as a consequence of development processes. The changes caused by continuous development processes have sustainably passed in and around Cireundeu area along with its society since the independence era. The changes have caused evolutionary change in values, life norms, standards of living, social structures, and other aspects including their food and economic sistems. Furthermore, the changes have caused various conflicts in the community, either among individuals or among groups, which have persisted for a long time. Therefore, this can probably threat the existence of Cireundeu indigenous community in maintaining economic, social, and custom life that leans on past tradition and wisdom values. Today, social changes have made a modern (individual) indigenous community. In macroeconomic aspect, this is indicated by the establishment of an industrial site in the range of community area; the specialization of mass production, such as the making of cassava flour and rice that, later on, becomes the community ‘trademark’ and is promoted massively as commercial goods. Along with the sustained development processes with so many emerging implications, Cireundeu indigenous community has evolved. It is undertaken as an effort to survive under the attack of change. It is interesting to know how to undertake those efforts as to managing to show the present ‘Culture Face’ of Cireundeu indigenous community. The exploratory descriptive case study was employed as a method in this study. The study was aimed to describe the situation of the indigenous community. Besides, it was aimed to explain other social problems encountered by Cireundeu indigenous community, if they exist at all. The data were obtained through in-depth interview technique, observation, and focus group discussion (FGD). The case study was chosen as the strategy because the foci of this study were the contemporary phenomenon of Cireundeu indigenous community in reallife context and the continuity of the community in the future. The result of the analysis concerning the continuity of Cireundeu indigenous community suggests that food institution has an important role in the history of the community and has so far colored the journey of the community to its recent form. In life philosophy of Cireundeu indigenous community, morality occupies a high position. It is an idea that has become the life foundation and realized in every step and movement of the community members’ life. Morality in economic sistem, social relation, social solidarity, social integration, local leadership and conflict resolution sistem has brought about a displacement from local-wisdom-built-in values to a dimension in which rationale and individualistic values are more appreciated. The displacement has generated a new attitude of the community members toward development and their participation in its processes,
which makes them miser and dependent too much upon the government. Moreover, adoration of material wealth has emerged in the community, and it has directed the majority of the community to hedonism and materialism. The implication of those changes is that the continuity of Cireundeu indigenous community has been walking the way of a point where interruption will happen. The implication can be indicated by custom value that has experienced degradation, the nothingness of reference, and the anxiety of morality. Whereas, the implications of the faded morality ethics in food institution, which are first, the number of people who consume cassava rice have not increased (or even decreased) that should have been directly proportional with the growing of community resident; second, the cassava rice food institution has only changed into community “marker” and it is reputed as a commodity. The interruption symptoms of Cireundeu indigenous community can be ruled out by revitalizing the community social sistems. Thus, the negative effects of the development or change that has happened in and around the community can be reduced. Revitalization strategy is necessary to undertake on three different governance levels: First, on the government level that has the responsibility to accomplish service duties to the whole citizens as mandated in the law and other abiding official regulations; second, on the community level that is ideally the main actor in carrying out everything related to all needs and interests of its members; third, on the compound—government and public level, because development will never succeed if there is no coordination between the government and public party, each of which has interests that must be supportive to each other. Key words: indigenous community, social change, social structure, institutional food and continuity.
RINGKASAN HENI TISHAENI. Keberlanjutan Komunitas Adat Kampung Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Dibimbing oleh : ARYA HADI DHARMAWAN dan EDI SUHARTO. Perubahan sosial sebagai akibat dari proses-proses pembangunan adalah suatu fakta yang sedang berlangsung di Indonesia, komunitas kampung adat Cireundeu (atau disingkat KKAC) di Kota Cimahi sebagai bagian dari masyarakat tentu saja tidak bisa melepaskan diri dari efek yang timbul sebagai akibat prosesproses pembangunan tersebut. Perubahan yang diakibatkan oleh proses pembangunan berlangsung terus menerus, memasuki dan mengenai kawasan serta masyarakat adat Cireundeu sejak era kemerdekaan hingga saat ini. Perubahan ini menimbulkan gerak evolusi dalam nilai nilai, tata aturan, standar hidup, struktur sosial serta aspek-aspek kehidupan lainnya termasuk sistem pangan dan ekonomi komunitas dimaksud. Selain itu perubahan-perubahan tersebut menimbulkan berbagai konflik dalam komunitas, baik konflik individual maupun konflik yang bersifat kolektif dan berlangsung lama sehingga mengancam eksistensi komunitas kampung adat Cireundeu dalam mempertahankan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya yang bersandar pada tradisi dan nilai kearifan masa lalu. Pada saat sekarang, perubahan sosial telah menghasilkan komunitas adat Cireundeu yang ”modern” (individualistik). Dalam aspek ekonomi makro ditandai oleh tumbuhnya kompleks industri di sekitar lingkungan komunitas; adanya spesialisasi produksi secara masal contohnya pembuatan tepung singkong dan beras singkong (rasi) yang kemudian menjadi ”trade mark” komunitas dan dipromosikan secara besar-besaran sebagai barang komersial. Dalam proses pembangunan yang terus berlangsung dengan segala implikasi yang muncul, komunitas kampung adat Cireundeu berevolusi sebagai upaya untuk bertahan di tengah gempuran perubahan. Menarik untuk diketahui bagaimana upaya-upaya tersebut dilakukan sehingga bisa menghasilkan “wajah budaya” komunitas kampung adat Cireundeu yang seperti sekarang. Metode yang digunakan dalam kajian adalah studi kasus deskriptif eksploratoris, yang ditujukan selain untuk menggambarkan situasi komunitas adat tetapi juga digunakan untuk menjelaskan apa saja permasalahan sosial yang dihadapi komunitas adat Cireundeu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan focus group discussion (FGD). Studi kasus dipilih sebagai strategi kajian karena fokus kajian adalah fenomena kontemporer (masa kini ) dari komunitas adat Cireundeu pada konteks kehidupan nyata dan bagaimana keberlanjutan komunitas tersebut di masa yang akan datang. Hasil analisis keberlanjutan komunitas kampung adat Cireundeu, kelembagaan pangan mempunyai peran penting dalam sejarah komunitas tersebut dan mewarnai perjalanan komunitas sampai ke bentuk yang sekarang. Dalam filosofi hidup komunitas Kampung Adat Cireundeu moral menempati posisi yang tinggi, merupakan ide yang menjadi landasan hidup dan terdapat dalam semua gerak langkah kehidupan anggota komunitas. Moral dalam sistem; ekonomi, hubungan sosial, solidaritas sosial, integrasi sosial, kepemimpinan lokal serta
resolusi konflik telah mengalami pergeseran dari nilai-nilai yang berdimensi kearifan lokal berubah menjadi lebih menghargai nilai-nilai rasional dan individualisme. Pergeseran ini berimbas pada sikap komunitas terhadap pembangunan dan partisipasi dalam pembangunan yang menjadi sangat perhitungan dan bergantung kepada pemerintah. Di sisi lain muncul sikap pengagungan terhadap materi-kebendaan dan merubah sebagian besar komunitas menjadi hedonis dan materialis. Implikasi dari perubahan-perubahan tersebut adalah keberlanjutan komunitas kampung adat Cireundeu sedang menuju titik dimana ketidakberlanjutan akan terjadi. Implikasi tersebut bisa ditandai oleh nilai adat yang mengalami degradasi, ketiadaan patokan berkiblat serta kegalauan moral. Sedangkan implikasi dari lunturnya etika moral dalam kelembagaan pangan adalah, pertama jumlah pengkonsumsi rasi tidak bertambah (atau malah berkurang) yang seharusnya berbanding lurus dengan bertambahnya warga komunitas. Kedua kelembagaan pangan rasi berubah hanya menjadi “penanda” komunitas dan dianggap sebagai sebuah komoditas. Gejala ketidakberlanjutan komunitas kampung adat Cireundeu bisa dihilangkan dengan merevitalisasi sistem sosial komunitas tersebut, sehingga efek negatif pembangunan (perubahan) yang terjadi di dalam dan di sekeliling komunitas bisa tereduksi. Strategi revitalisasi perlu dilaksanakan pada tiga ruang kekuasaan berbeda, pertama pada level Pemerintah sebagai pengemban tugas pelayanan kepada seluruh warganya seperti diamanatkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang mengikat, kedua pada level komunitas yang idealnya merupakan aktor utama dalam pelaksanaan segala hal yang menyangkut seluruh kebutuhan dan kepentingannya sendiri dan yang ketiga pada gabungan level Pemerintah dan masyarakat, hal ini penting dilakukan karena pembangunan tidak akan berhasil dengan baik bila tidak ada kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat, dimana masing-masing memiliki kepentingan yang harus saling mendukung. Kata kunci : komunitas adat, perubahan sosial, struktur sosial, kelembagaan pangan, dan keberlanjutan.
© Hak Cipta milik IPB tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau selururh Karya Tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KEBERLANJUTAN KOMUNITAS ADAT KAMPUNG CIREUNDEU KELURAHAN LEUWIGAJAH KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI
HENI TISHAENI
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Pengembangan Masyarakat
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Dr. Ir. Djuara P. Lubis, M.S.
Judul Tugas Akhir
:
Keberlanjutan Komunitas Adat Kampung Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi
Nama
:
Heni Tishaeni
Nomor Pokok
:
I. 354070165
Disetujui, Komisi Pembimbing :
Dr. Edi Suharto, MSc Anggota
Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc. Agr. Ketua
Mengetahui :
Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian :
Tanggal Lulus :
PRAKATA Alhamdulillahirabbil’alamiin… Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir Kajian Pengembangan Masyarakat dengan judul Keberlanjutan Komunitas Adat Kampung Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Kajian Pengembangan Masyarakat ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat konsentrasi Pekerjaan Sosial . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada : 1. Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc. Agr. atas bimbingan dan arahannya serta atas dedikasi dan dukungan moral yang diberikan tiada henti sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan kajian ini. 2. Dr. Edi Suharto, MSc yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan kajian. 3. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku Penguji Luar Komisi yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan kajian. 4. Departemen Sosial yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti Sekolah Pascasarjana Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB. 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) serta Pemerintah Kota Cimahi yang telah mengijinkan penulis mengikuti Sekolah Pascasarjana Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB. 6. Dosen Sekolah Pascasarjana Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB yang telah memberikan bekal ilmu pengembangan masyarakat. 7. Suamiku Asep Romanthana, yang telah mendukung dengan segenap kemampuannya serta kedua anakku Naufal Ahmad Shiddiq dan Hanif Muhammad Hafizh yang telah merelakan kehilangan sebagian waktu kebersamaan kita. Orang tua dan adik-adikku yang senantiasa mencurahkan dukungan, perhatian, dan do’anya bagi kelancaran studi penulis. 8. Rekan-rekan satu kelas di Sekolah Pascasarjana MPM-IPB atas bantuan, dukungan dan sumbangan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kajian ini. 9. Warga komunitas adat kampung Cireundeu dan berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan kajian ini.
Semoga kajian ini dapat memberikan sumbangan manfaat bagi semua pihak, terutama komunitas adat kampung Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah serta penelitian-penelitian program pengembangan masyarakat selanjutnya khususnya program revitalisasi komunitas adat. Bogor, Desember 2009 Heni Tishaeni
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 29 Nopember 1967 dari ayah Subni Iskandar dan ibu Wiwi Rohaeti. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Lulus dari SMA Perguruan Taman Siswa Bandung Provinsi Jawa Barat pada tahun 1986. Melanjutkan studi pada Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung dan lulus pada tahun 1992 dan pada tahun 2007 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Sekolah Pascasarjana IPB atas beasiswa dari Departemen Sosial. Pebruari 1996 menikah dengan Asep Romanthana (45 tahun) dan dikaruniai dua orang putra, Naufal Ahmad Shiddiq (12 tahun) dan Hanif Muhammad Hafizh (8 tahun). Sejak Maret tahun 1993 penulis menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan pada Bulan Oktober tahun 1994 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mulai tahun 1993 ditempatkan pada Kanwil Departemen Sosial Provinsi Jambi sampai dengan awal Juni 2005, mulai Agustus 2005 bertugas pada BPMPPKB Kota Cimahi sampai dengan saat ini. Saat ini menjadi Pelaksana pada Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan, BPMPPKB Kota Cimahi.
DAFTAR ISI
Hal DAFTAR TABEL ……………………………………………..................
xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….
xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
xv
I
PENDAHULUAN …………………………………………………
1
1.1
Latar Belakang ………………………………………………
1
1.2
Perumusan Masalah …………………………………………
4
1.3
Tujuan Kajian ………………………..………………………
5
1.4
Kegunaan Kajian ……………………...……………………
6
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………..…………
7
2.1
Komunitas …………………………………………………..
7
2.2
Komunitas Adat………………………………………..........
8
2.3
Kearifan Lokal ………………………………………………
11
2.4
Perubahan Sosial ………………………………….………...
13
2.5
Evolusionisme dan Perubahan Berencana……………………
15
2.6
Konflik Sosial ……………………………………………….
17
2.7
Keberlanjutan ……………………………………………….
18
2.8
Pengembangan Masyarakat………………………………….
20
2.9
Alur Berpikir ………………………………………………...
21
METODOLOGI …..………………………………………………
25
3.1
Strategi Kajian ………………………………………………
25
3.2
Lokasi Kajian dan Komunitas ………………………………
25
3.3
Waktu Kajian …...……………………………………..........
26
3.4
Teknik Pengumpulan Data ………………………………….
27
3.5
Teknik Pengolahan Data ……………………………………
29
II
III
IV
PETA SOSIAL KOMUNITAS KAMPUNG ADAT CIREUNDEU……………………………………………………..
31
4.1
Lokasi ……………………………………………….….. …
31
4.2
Kependudukan ……………………………………….……
32
4.3
Sistem Ekonomi ...……………………… ………………...
34
4.4
Struktur Komunitas ………………………………………...
36
4.5
4.6
4.7
Organisasi dan Kelembagaan ..…………………………….
38
4.5.1
Organisasi ……………………………....………..
38
4.5.2
Kelembagaan Adat ……………………….……….
39
Sumber Daya Lokal ……………………………………….
40
4.6.1
Analisis Terhadap Sumber Daya Alam ..………….
41
4.6.2
Analisis Terhadap Sumber Daya Manusia ………..
42
Masalah Sosial …………………………………………… 4.7.1.
V
43
Lokasi TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) Sampah Leuwigajah ……………………………………….
43
4.7.2
Mudahnya Aksessibilitas …………………………
44
4.7.3
Rendahnya Produksi Pangan ……………………..
45
EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
46
5.1
Program Ketahanan Pangan ……………………………….
46
5.1.1
Ternak Domba ……………..……………………..
46
5.1.1.1 Penyelenggara, Sumber Dana dan Mekanisme Pelaksanaan ..........................
46
5.1.1.2 Keterkaitan Program Ketahanan Pangan dengan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat ................................................
47
5.1.1.3 Pemanfaatan Potensi Ekonomi Lokal
48
5.1.1.4 Keterkaitan Program Ekonomi Lokal Dengan Pasar Yang Lebih Luas ................
49
5.1.1.5 Pengorganisasian Masyarakat ...................
49
5.1.1.6 Pemanfaatan Modal Sosial .........................
50
5.1.1.7 Aspek Psikologi Sosial ..............................
50
Bantuan Penanaman Kacang Tanah dan Ubi Kayu
51
5.1.2.1 Penyelenggara, Sumber Dana dan Mekanisme Pelaksanaan …………………
51
5.1.2.2 Uraian Kegiatan Program Berkaitan Dengan Pendapatan Ekonomi Masyarakat
52
5.1.2.3 Pemanfaatan Potensi Ekonomi Lokal
53
Perbaikan Manufakturing Agro ……………………
53
5.2
Program Padat Karya Perbaikan Lingkungan ……................
54
5.3
Program Pemberian Bantuan Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (raskin) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
55
5.1.2
5.1.3
VI
ANALISIS KEBERLANJUTAN KOMUNITAS KAMPUNG ADAT CIREUNDEU……………………………………………..
59
6.1
Perubahan Kelembagaan yang Terjadi Dalam Komunitas
59
6.1.1
Kelembagaan Pangan ……………………………...
59
6.1.2
Kelembagaan Adat ………………………………...
61
Perubahan Cara Pandang atau Moral Values dalam Komunitas …..........................................................................
63
6.2.1
Perubahan dalam Sistem Ekonomi ..........................
64
6.2.2
Perubahan dalam Hubungan Sosial ……………….
65
6.2.3
Perubahan dalam Solidaritas Sosial ……………….
67
6.2.4
Integrasi Sosial …………………………………….
67
6.2.5
Kepemimpinan Lokal …………..…………………
68
6.2.6
Resolusi Konflik …………………………………...
70
6.2.7
Pandangan Terhadap Pembangunan ………………
71
6.2.8
Pengagungan Terhadap Materi-Kebendaan ……….
71
6.2.9
Peran Agama ………………………………………
72
6.2.10
Partisipasi dalam Pembangunan ………………….
74
6.2
VII
RANCANGAN PROGRAM KEBERLANJUTAN KOMUNITAS KAMPUNG ADAT CIREUNDEU ................................................ 7.1 7.2 7.3
Permasalahan yang Dihadapi Komunitas Adat Kampung Cireundeu……………………………………………………
76
Konsep dan Strategi Program revitalisasi Komunitas Adat Kampung Cireundeu…………………………………………
76
Program di Ruang Pemerintah ..……………………………
77
7.3.1
Program Pemetaan Partisipatif ……….…………..
77
7.3.2
Advokasi Kebijakan ……….………………………
78
7.3.3
Koordinasi Lintas Sektor ………………………….
78
7.3.4
Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur dan Sumber Daya Komunitas …………………………
79
7.3.4.1
Kegiatan Studi Banding ………………...
79
7.3.4.2
Pelatihan untuk Aparatur Pemerintah Kota Cimahi ..............................................
80
Penganggaran Pembiayaan Secara Spesifik Untuk Pengembangan Komunitas Kampung Adat Cireundeu .................................................................
80
7.3.5
7.4
76
Program di Ruang Komunitas ...............................................
80
7.4.1
Program Penguatan Budaya dan Sistem Nilai Adat
80
7.4.2
Program Peningkatan Kesadaran akan Potensi Lokal yang Dimiliki .................................................
81
7.4.3
Program Penguatan Lembaga Adat ..........................
81
7.4.4
Peningkatan Keterampilan Komunitas Kampung Adat Cireundeu..........................................................
82
Program Pembinaan / Kaderisasi Generasi Muda Kampung Adat Cireundeu …………………............
82
Program Peningkatan Pemahaman Bersama dalam Mengatasi Konflik ………………............................
83
Program Pelibatan Seluruh Strata Ekonomi dalam Komunitas dalam Kegiatan Usaha Bersama.............
83
Revitalisasi “ Etika moral Pangan Berbasis Singkong” di Komunitas Kampung Adat Cireundeu……..........................................................
84
Program di Ruang Pemerintah dan Komunitas ......................
84
7.5.1
Pembentukan Forum Diskusi ……………………...
84
7.5.2
Revitalisasi Budidaya Singkong dan Hasil Olahannya .................................................................
85
7.5.3
Konservasi Etika – Moral Pangan …………………
85
7.5.4
Konservasi Kelembagaan Lokal …………………...
86
7.5.5
Pengembangan Desa Wisata Kampung Adat Cireundeu .................................................................
87
7.4.5 7.4.6 7.4.7 7.4.8.
7.5
VIII KESIMPULAN DAN SARAN........................................................
95
8.1
Kesimpulan ............................................................................
95
8.2
Saran .................................. ...................................................
97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ ....................
100
LAMPIRAN ...............................................................................................
108
DAFTAR TABEL
Hal 1.
Kriteria Komunitas Adat ................................................................
9
2.
Unsur Institusi Sosial dalam Komunitas Adat ……………...........
10
3.
Jadwal, Tahapan dan Penyusunan Tesis …………………………
26
4.
Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data …….……....
29
5.
Orbitasi, Jarak dan Waktu Tempuh Kampung Adat Cireundeu
32
6.
Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan …………
34
7.
Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Mata Pencaharian…..…
35
8.
Evaluasi Program yang Sudah Dilaksanakan di Kampung Adat Cireundeu .....................................................................................
57
Perubahan Struktur Sosial dan Sistem Nilai Budaya di Kampung Adat Cireundeu (2008) .................................................................
64
Rancangan Program Revitalisasi Keberlanjutan Komunitas Adat Kampung Cireundeu .....................................................................
88
9. 10.
DAFTAR GAMBAR
Hal 1.
Alur Berpikir Program Pemberdayaan Komunitas Kampung Adat Cireundeu……......................................................................
24
Grafik Penduduk Kelurahan Leuwigajah Berdasar Kelompok Umur Tahun 2007 …….................................................................
33
Sistem Pelapisan Sosial dalam Komunitas Adat Kampung Cireundeu.......................................................................................
37
4.
Pola Hubungan Komunitas Adat Cireundeu Dengan Pihak Luar
65
5.
Foto Komunitas Adat Kampung Cireundeu ..................................
103
6.
Peta Kota Cimahi ..........................................................................
106
7.
Peta Kelurahan Leuwigajah ..........................................................
107
2. 3.
DAFTAR LAMPIRAN
Hal 1
Pedoman Wawancara 1 …………………………………….…………….
108
2
Pedoman Wawancara 2…………………………………….…………….
110
3
Pedoman Wawancara 3 …………………………………….…………….
112