Inspirasi
Keberanian Anak Muda
oleh: Ary Ginanjar Agustian
“Orang yang berani bukanlah orang yang berani demo turun ke jalan, tapi orang yang berani adalah dia yang berani menerima kenyataan.”
S
aat membuat rekaman acara “Leader With Character” untuk salah satu stasiun televisi beberapa waktu lalu, saya mendapat pembelajaran berharga dari kisah kehidupan Prof. Dr. Firmanzah. Dia telah menjadi Dekan di FE UI di usia 32 tahun dan menjadi Professor di usia 33 tahun! Bahkan dia menjadi salah seorang dari tujuh professor termuda di dunia. Bayangkan, untuk masuk UI saja sudah susah, lulus jadi sarjana di sana pun tidak mudah, belum lagi harus lulus kuliah S1 dan S2 di Perancis. Kemudian jadi Dekan dan Professor dengan syarat yang ketat dan berat. Itu semua dilalui olehnya dalam waktu yang sangat cepat. Pernahkah terbayang oleh kita,
bahwa sesungguhnya kehidupan masa kecilnya sangatlah berat. Dia bercerita bahwa ketika dulu bagi rapor, semua temannya ke sekolah diantar oleh orang tuanya. Ada yang diantar oleh bapaknya atau ibunya, sedangkan beliau tidak. Mengapa? Dia menceritakan bahwa ibunya kawin dan cerai hingga tiga kali, dan hingga saat ini beliau belum berjumpa lagi dengan sang ayah. Beliau tidak malu menceritakan ini, karena Ibunya mengajarkan bahwa dalam hidup harus berani menerima kenyataan. Ibunya pernah berpesan: “Orang yang berani bukanlah orang yang berani demo turun ke jalan, tapi orang yang berani adalah dia yang berani menerima kenyataan.” Diceritakannya kisah ini tanpa ragu-ragu. "Inilah kenyataan," katanya. Dalam pandangan Prof Firmanzah, apabila kita sudah mampu menerima kenyataan barulah kita akan mampu untuk maju ke depan. Dia belajar dengan keras supaya bisa cepat lulus jadi sarjana untuk ditunjukkan kepada ibunya. Sayang, ketika dia lulus jadi sarjana, ibunda tercinta sudah menghadap Sang Pencipta. Mendengar kisah tersebut, mendadak pikiran saya melayang, teringat ketika dulu remaja, teringat anak-anak yang “broken home”’ yang merasa kurang mendapat perhatian orang tua. Begitu banyak
anak-anak muda yang bermasalah di dalam keluarganya kemudian melarikan diri dari kenyataan hidup. Mereka tidak mau belajar, jadi nakal, lalu menceburkan diri ke dunia nan bebas tanpa batas, minum minuman keras, bahkan menjadi pengguna narkotika. Apabila ditanya, mereka kemudian menjawab: “Saya korban broken home!” Bahkan yang lain ikutikutan juga berkata: “Saya kecewa pada orang tua saya.” Seolah masalah di rumah menjadi alasan mengapa ia boleh menghancurkan diri sendiri, seperti sudah mendapat justifikasi SID (Surat Izin Dosa). Padahal hidup mereka tidak lebih malang dari kehidupan Firmanzah kecil kala itu. Fenomena Firmanzah yang berani dan mampu menerima kenyataan hidup adalah jawaban bagi kita yang selalu sering mencari-cari alasan mengapa kita sering menjustifikasi kesalahan dan dosa, dan pembenaran dari kegagalan. Keberanian menerima takdir. Keberanian seperti inilah yang seharusnya dimiliki para anak muda masa kini.
Bravo untuk Firmanzah!
Prof.
Dr.
Bravo untuk anak muda yang dapat mengikuti keberanian ala Prof. Firmanzah! Salam 165! ESQ Life | Edisi 03/Thn I/Oktober 2013 | 3
Beranda Membangun Generasi Emas 2020 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pagi Keluarga Bahagia! Senang menyapa pembaca sekalian di edisi kali ini yang mengambil tema pemuda karena penerbitannya yang berdekatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda. Ada banyak alasan mengapa kami mengangkat tema ini, salah satunya mengingat peran pemuda yang luar biasa. Pemuda, penerus tongkat estafet utama sebuah bangsa. Perannya tidak sederhana. Ia tidak hanya bertanggungjawab pada diri dan keluarganya, namun lebih jauh mengemban tanggung jawab mengukir prestasi untuk bangsanya. Pemuda sering dikatakan sebagai tulang punggung sebuah perubahan, pundak kebangkitan sebuah peradaban. Kami tak akan mengulasnya lebih jauh di sini, karena di dalam lembarlembar ke depan Anda akan menemukan kajian mendalam, juga sajian informasi yang menginspirasi. Kami pun tidak ingin berkutat dalam kubangan problematika remaja saat ini. Kami lebih memilih optimis bahwa masa depan pemuda bangsa ini akan jauh lebih baik. Untuk sampai ke sana kita memerlukan inspirasi dan pemantik semangat. Kami percaya bahwa tulisanpun memiliki kekuatan menggerakkan. Sebagian dari tulisan merupakan refleksi sejarah atas peran pemuda yang sungguh tak dapat diabaikan dan sebagian lagi adalah kiprah pemuda masa kini yang juga yang tak kalah menginspirasi dan membanggakan. Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa. Bahkan ada yang mengatakan, bagaikan dinamit apabila diledakan. Agar sebuah bangsa memiliki masa depan cerah, upaya perbaikan juga harus fokus dilakukan kepada para pemuda. Karena itu, para pemuda memerlukan arahan dan pembinaan untuk menggali potensi dan melesatkannya pada hal positif. Untuk menyongsong masa depan lebih baik kami terus mendengungkan semangat, “Membangun Generasi Emas 2020”. Sebuah gelora untuk menjadikan pemuda sebagai agen perubahan, agar negeri ini menjadi bangsa terhormat dan bermartabat karena berlandaskan sekaligus menjunjung tinggi nilai dan akhlak mulia. Mulai edisi kali ini, kami me-rebrand nama ESQ Media menjadi ESQLife yang memiliki filosofi bahwa Insya Allah kami terus tumbuh dan berkembang untuk menjadi media informasi bagi para pembaca. Pada perubahan ini kami juga berusaha memberikan informasi yang lebih baik lagi bagi Anda dan keluarga dengan konten-konten bermanfaat lainnya seperti, The Way to Change, Griya Harmoni, Kuliner, Youth Spirit, dan Entrepreneurship. Semua untuk memenuhi kebutuhan informasi keluarga Anda. Salam 165! Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pemimpin Umum: Ary Ginanjar Agustian Pemimpin Redaksi: Ida S Widayanti Direktur Bisnis/ Penanggung Jawab: Ave Rosa Design/Artistik: Syamsul Arief Reporter & Fotografer: Joko Santoso Sekretaris Redaksi: Nurcahyani Adpro: Aditya Nur Baskoro Fajar Syukur Tubagus Arief Ibrahim Iklan: Y. Hermawan H. Susanti Kontributor: Alva Handayani Drg. Wismiarti Tamin Abdul Adzim Irsyad Swasto Imam Teguh Ekky Imanjaya Mardiana Nurhablisyah Erwyn Kurniawan Agung Sholihin Athiful Khoiri Herdini Primasari Redaksi: & Sirkulasi Jl. Ciputat Raya No. 1B Pondok Pinang Jakarta 12310 Telp. (021) 7696654 Email:
[email protected] Bagian Iklan: BISKOM Mitra Persada PT. (021) 72784505
4 | ESQ Life | Edisi 03/Thn I/Oktober 2013
Indeks dok. esq business school
Gen-Y Mereka orang muda yang berani, bersemangat, tetapi sering dianggap kurang ajar. Baru seminggu bekerja, tanpa malu sudah berusaha mau mengubah cara pengelolaan perusahaan.
#08 22
Brigjen Pol. Condro Kirono: Percepat Angin Perubahan
56
Travelling: Satu Ziarah Tiga Kota Suci
62
Launching: ESQ Business School
03 Inspirasi
40 Konsultasi Parenting
Keberanian Anak Muda
Menjadi Teman Anak Remaja
04 Dari Redaksi
42 Religi
08 Fokus Utama
Gen-Y
44 Sinema
22 The Way to Change
Brigjen Pol. Condro Kirono
Pemuda yang Dirindukan Zaman Pemuda, Sinema, dan Perjalanan Spiritual
26 Psikologi
47 Resensi
Ada Apa dengan Remaja Sekarang?
Gaul ala Young Motivator
28 Entrepreneurship
49 Bugar
Menuai Sukses dengan 'Cita Rasa'
Memiliki
50 Tekno
Awet Muda, Mengapa Tidak?
32 Lensa
Merekam Jejak Menghidupkan
52 Senggang
Semangat
Yang Muda, Yang Inovatif Angkrek, Media Edukatif Kreatif
34 Griya Harmoni
54 Youth Spirit
Harmonisasi Ruang Keluarga
Orang yang Paling Cerdas
36 Blitz
56 Travelling
Edvan Muhammad Kautsar
Satu Ziarah Tiga Kota Suci
48 Elang Gumilang
62 Launching
38 Penulis 165
64 Seputar ESQ
Mendung di Atas Kampus
67 Mozaik: Aku dan Tuhan
6 | ESQ Life | Edisi 03/Thn I/Oktober 2013
ESQ Business School
68 Kuliner
Nasi Kebuli Mandi Susu
ESQ Life | Edisi 03/Thn I/Oktober 2013 | 7
Fokus Utama
Gen-Y oleh: Ary Ginanjar Agustian
dok. esq business school
“M
ereka tak sama seperti kita du lu, anak yang di besarkan dalam kesenangan, tak mengerti arti kerja keras, tahunya hanya protes!” “Terlalu dirusak oleh teknologi, lebih banyak bermain daripada bekerja.” “Ganti pekerjaan seperti ganti baju. Tidak loyal. Mereka di sini bukan untuk membantu!” Itulah sebagian percakapan yang sering terdengar, bila sekelompok senior berkumpul membicarakan para eksekutif muda yang sangat berbeda budayanya dengan mereka. Umumnya yang terdengar lebih banyak keluhan dari pujian. Walaupun mereka terlihat pintar, agresif, dan sentiasa mau mencoba, tetapi sikap mereka membuat jajaran manajemen sakit kepala! Mereka orang muda yang berani, bersemangat, tetapi sering dianggap kurang ajar. Baru seminggu bekerja, tanpa malu sudah berusaha mau mengubah cara pengelolaan perusahaan. Mereka memang hebat dengan 8 | ESQ Life | Edisi 03/Thn I/Oktober 2013
kemahiran multitasking; sambil membalas email melalui IPad, masih bisa diselingi membalas pesan BlackBerry. Pada waktu yang sama mereka juga melakukan deal bisnis melalui telepon. Apalagi dengan memakai jins menghadap pejabat dan iPod di meja kerja, mereka diragukan apakah benarbenar bekerja atau bermain? Di mana disiplin dan keseriusan yang selama ini penting dalam budaya perusahan? Tambah jelas apabila tepat jam 5 sore, mereka akan bergegas pulang untuk aktivitas peribadi seperti bermain futsal, ke gym, atau sekadar keluar minum bersama teman-teman. Kerja lembur? Tentu tidak! Karena bagi mereka hal itu tanda gagal mengurus waktu dan kurang gesit menyelesaikan pekerjaan. Apalagi untuk bekerja di akhir pekan. Mereka biasanya sudah punya rencana cuti bersama teman atau melakukan hobi sendiri. Namun mereka tidak menolak untuk menyelesaikan pekerjaan dari rumah atau dari tempat
liburan. Asal ada jaringan internet, pekerjaan dapat mereka selesaikan dengan baik tanpa perlu rapat demi rapat. Mereka memang sangat berbeda, karena itu mereka sering dikritik dan tentu mereka juga senang mengkritik. Inilah fenomena yang sedang melanda dunia -gelombang baru perubahan yang dibawa oleh anakanak muda yang mulai memasuki dunia pekerjaan. Jika Anda senior di perusahan, maka bersiaplah untuk berhadapan dengan mereka. Cara berpikir, cara pandang, cara hidup, juga cara mereka menentukan keutamaan dan mendefinisikan kekesuksesan sangat berbeda. Menurut Bruce Tulgan, penulis dan pengasas New Haven yang melakukan kajian terhadap generasi muda, “Para korporasi harus mulai bersiap, karena generasi ini -yang anggotanya belum lagi mencapai usia 30 – adalah sangat berbeda dibanding generasi sebelumnya.” Siapa sesungguhnya mereka? Mereka dikenali sebagai Generasi Y, atau ada juga yang menggelarnya sebagai echo boomer dan millennials. Ada yang mengatakan, mereka lahir sekitar tahun 1977-2002. Ada juga yang berpendapat, sekitar tahun 80an hingga tahun 2005.Namun yang jelas mereka adalah Generasi baru, anak-anak kepada Generasi Baby Boomer yang hidup setelag Perang Dunia Kedua. “Generasi millennium telah dibesarkan dalam generasi yang paling menitikberatkan anak-anak. Mereka diprogram dan dibentuk,” kata Cathy O’Neil, VP senior di perusahaan pengelolaan SDM Lee Hecht Harrison di Woodcliff Lake, New Jersey. “Keinginan mereka berbeda. Generasi millennium ini menunggu untuk mendapat masukan dari hasil kerja mereka.” Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan