1
KEBERADAAN KELURAHAN SABANG DI KECAMATAN BULAGI UTARA KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN (1921-2000) JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Trisno Basia1 Nim : 231 410 0752 “Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (1921-2000)3” Jurusan Pendididikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keberadaan dalam eksistensi dan Perkembangan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara, dibidang ekonomi. Di bawah bimbingan Dra. Hj. Resmiyati Yunus M.Pd dan Drs. H. Darwin Une, M.Pd4. Penelitian ini menggunakan kajian historis, yakni suatu penelitian yang bertujuan memberikan suatu deskripsi secara rinci dan mendalam fenomena yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara metode sejarah dibagi atas empat kelompok kegiatan, yakni: heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : masyarakat yang ada di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara telah mengalami perkembangan. Fasilitas pendidikan, keadaan tempat tinggal penduduk serta peralihan penggunaan teknologi modern pada sistem pertanian merupakan wujud dari perubahan kehidupan 1
Trisno Basia 231 410075 3 Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (1921-2000) 4 Pembimbing 1 Dra. Hj. Resmiyati Yunus M.Pd dan Pembimbing 2 Drs. H. Darwin Une M.Pd 2
2
masyarakat di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara. Ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara maka berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perkembangan pendidikan serta sifat terbuka dari masyarakat sangat berpengaruh pada perkembangan dikalangan masyarakat Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara.
Kata Kunci : Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang pluralistik (majemuk) karena terdiri dari berbagai macam Kelurahan yang masing-masing mempunyai cara-cara hidup tertentu
yang
berlaku di dalam
kehidupan
masyarakat. Walaupun demikian,
berbagai golongan atau kelompok itu hidup dalam satu wadah yaitu bangsa Indonesia dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak Kelurahan yang besar maupun kecil mengembangkan kebudayaan sebagai perwujudan tanggapan mereka terhadap tantangan yang harus dihadapi sesuai dengan lingkungan atau tempat tinggal masingmasing. dan mengembangkan pola-pola adaptasi sesuai dengan lingkungan alam yang ditempatinya. Kebudayaan yang dikembangkan itu dijadikan pedoman hidup dan juga berfungsi sebagai ciri pengenal yang membedakan mereka dari masyarakat desa lainnya. Hal ini dapat dilihat pada
karakteristik kehidupan sosial budaya
3
Kelurahan Sabang sebagai salah satu penduduk asli yang ada di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. Melihat dari segi kehidupan masyarakat yang ada di Kelurahan Sabang dan sekitarnya, arus perkonomian semakin berkembang namun belum semua dirasakan oleh masyarakat karena sebagian masyarakat berasal dari keluarga yang sangat sederhana bahkan di bawah garis kemiskinan. Perbedaan suku, budaya, ekonomi dan tempramen (sifat, pikiran) membuat kehidupan ekonomi masyarakat berbeda-beda dan kemungkinan tidak akan pernah berubah tetapi itu adalah sebuah pemikiran yang ternyata juga dialami oleh banyak orang. Setiap kelurahan di Kecamatan Bulagi Utara ini akan bangga akan rencana pembangunan jangka menengah desanya dan Renstra Pembangunan Kelurahan, namun ternyata bahwa Renstra Pembangunan Kelurahan bukan hanya menjadi lambang kebanggaan Kelurahan Sabang melainkan juga mempunyai fungsi dan kegunaan praktis karena begitu penting sebagai arah jelas untuk pembangunan di masa yang akan datang. Usaha pembuatan Renstra Pembangunan Kelurahan untuk menstabilkan Renstra Pembangunan Kelurahan agar tetap berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif, seperti halnya masyarakat yang memakainya. Pola hidup selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Renstra Pembangunan Kelurahan pasti tidak akan berhasil bila ditujukan untuk mencegah perubahan pembangunan tetapi Renstra Pembangunan Kelurahan dilakukan untuk menjaga agar pembangunan dalam keadaan yang hidup berkelanjutan dan dapat dipakai oleh masyarakat pada umumnya. 4
Kaitan dengan judul dibawah, dikemukakan pentingnya penelitian ini yaitu dapat memberikan pemahaman lebih lanjut terhadap perkembangan yang dialami Kelurahan Sabang dibanding dengan zaman-zaman sebelumnya, yakni di waktu masih berada di lembah dan pegunungan. Sedangkan kerugiannya, yaitu jika studi yang mengkaji masalah Keluarahan Sabang
tidak diteliti akan
mengalami
kepunahan. Hal ini disebabkan karena minimnya kesadaran generasi muda dalam menggali nilai-nilai sejarah dan kebudayaan Desa/Kelurahan Sabang. Pada tahun 1921 digunakan sebagai titik awal acuan karena ditandai dengan dibangunnya fasilitas pendidikan seperti sekolah Dasar Gereja Kristen Luwuk Banggai Kecamatan Bulagi Utara. Hal ini memberikan indikasi bahwa Kelurahan Sabang telah mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman yang menghendaki ke arah perkembangan. Adanya pembangunan sarana dan prasarana pendidikan ini mampu mengubah pola pikir Kelurahan Sabang dari irasional menjadi rasional. Tahun 2000 digunakan sebagai titik akhir acuan skripsi ini yaitu berdirinya kabupaten Banggai Kepulauan lepas dari Kabupaten Luwuk Banggai. Terbentuknya Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan salah satu faktor pendorong bagi Kelurahan Sabang khususnya yang ada di Kecamatan Bulagi Utara untuk mengubah sikap mental dalam arti meningkatkan kesadaran untuk hidup mandiri serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Di samping itu juga dapat meningkatkan kesadaran bahwa Desa dapat menjadi tumpuan harapan dan pengabdian bagi nusa dan bangsa. Mengacu pada dasar-dasar konseptual dan realitas di atas, penulis merasa tertarik mengadakan penelitian dengan menempatkan Kelurahan Sabang sebagai 5
aktor yang aktif dipanggung sejarah untuk dijadikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (1921-2000)”. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut. Bagaimana Eksistensi dan Perkembangan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan Batasan Masalah Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Scope Scope disini menunjuk pada bidang atau yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (1921-2000) 2. Spasial Spasial menunjuk pada tempat yang menjadi objek penelitian dan fokus kajian yaitu daerah Sabang sebagai tempat terjadinya peristiwa. Dengan adanya batasan tempat ini maka akan lebih mudah mempelajari serta focus kajian penelitian untuk mendapatkan data-data penelitian yang sesuai,akurat dan dapat dipercaya kebenarannya. 3. Temporal 6
Temporal dalam penulisan skripsi ini adalah meliputi babakan waktu sejarah pada Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Banggai Kepulauan (1921-2000) Tujuan Penelitian Landasan dari segala sesuatu yang dilaksanakan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut. Untuk mengetahui Eksistensi dan Perkembangan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (1921-2000) Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sejarah, yang menggambarkan peristiwa masa lampau secara sistematis, faktual dan akurat berdasarkan data sejarah.5 Sesuai dengan langkah-langkah yang diambil dalam keseluruhan prosedur, mengatakan bahwa metode sejarah dibagi atas empat kelompok kegiatan, yakni: heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi, dan historiografi. 1. Tahap Heuristik Pada tahapan ini, dilakukan pencarian dan pengumpulan sumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer. Sumber primer merupakan sumber sejarah yang di laporkan berdasarkan sakti mata atau data-data yang dicatat dan di laporkan oleh pengamat
5
A.Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta Penerbit Ombak. Hlm 28
7
atau pertisipan yang benar-benar mengalami dan menyaksikan suatu peristiwa sejarah.6 2. Tahapan Kritik (verifikasi) Pada tahapan kritik ini dimulai dari mengumpulkan sumber-sumber data arsip dan dokumentasi serta wawancara, setelah semua sumber telah terkumpul, maka dimulailah kritik (verifikasi) sumber yang didapatkan.7 3. Interprestasi Setelah sumber atau data-data yang menyangkut Sejarah Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (19212000) sudah terkumpul, maka peneliti mulai menganalisis sejumlah fakta dan data yang terkandung dalam berbagai dokumen. 4. Historiografi Pada tahapan ini, setelah fakta yang di peroleh dari dokumen maupaun dari informan-informan sudah di analisis, maka fakta tersebut kemudian dirangkaikan dalam satu kesatuan yang serasi dan logis dan dapat menghasilkan cerita sejarah secara terperinci dan sistematis.8
6
Observasi peneliti yang menemukan beberapa informasi tentang keberadaan Kelurahan sabang kecamatan bulagi utara dan melihat perkembangan yang ada serta hasil wawancara peneliti dengan tokoh-tokoh terkait seperti tokoh agama, tokoh masyarakat. Serta data-data pendukung lainnya yang didapatkan seperti buku, majalah serta arsip yang berkaitan dengan penulisan ini 7 Ibid,. Hlm 64 8 A.Daliman. Op. Cit., Hlm 99
8
Berdasarkan
metode penelitian yang telah di uraikan di atas, maka di
harapkan merekonstruksikan berbagai fakta sejarah yang berhasil di temukan,9 khususnya tentang Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (1921-2000). Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi instansi yang lebih berwenang dalam memahami dan mengantisipasi masalah sosial dalam rangka pembinaan kehidupan yang diupayakan untuk meningkatkan derajat kemanusiaan. 2. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penelitian sejarah sosial dan studi lanjut tentang Keberadaan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Letak Geografis Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara Kelurahan Sabang merupakan salah satu Kelurahan yang terletak dalam wilayah Kecamatan Bulagi tingkat II Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Adapun letak Kelurahan Sabang dalam hubungannya dengan Desa yang lain adalah sebagai berikut : Bagian Utara berbatasan dengan
: Selat Peling
Bagian Selatan berbatasan dengan
: Desa Alul
9
Ibid., Hlm 7
9
Bagian Timur berbatasan dengan
: Desa Koyobunga
Bagian Barat berbatasan dengan
: Desa Ombuli
Luas wilayah Kelurahan Sabang adalah sekitar 6.200 ha.10 dan Keadaan tanahnya cukup subur sehingga tanah tersebut dapat di tanam dengan tanaman tahunan dan bulanan. Misalnya potil (kelapa), kopi, bokinde (jagung), tembakau, loka (pisang), baku (ubi banggai), ndeke (keladi), kasubi (singkong), kela (ubi jalar) sayur-sayuran dan sebagainya. Khusus dalam pengolahan tanah terutama di sektor pertanian belum dilaksanakan secara produktif karna kegiatan bertani hanya bersifat grup rotasi di mana setiap panen atau satu sampai dua atau tiga kintal arah tanah tersebut di tinggalkan sehingga penggunaannya non ekonomis. Adapun iklim yang terdapat di Kelurahan Sabang berbeda dengan iklim yang terdapat di desa-desa lainnya dalam wilayah Kecamatan Bulagi Utara, Kelurahan Sabang termasuk daerah yang beriklim sedang dengan curah hujan rata-rata 20003000 mm/tahun maksimum pada bulan April, Mei, Juni, Juli, dan Agustus sedangkan musim pancaroba dan panas terjadi pada bulan September, Oktober, Nopember, Desember, Januari, Februari dan Maret setiap tahunnya.11
10
Sumber: Kantor Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara 2014 Hasil wawancara dengan bapak Armen Latikene pada tanggal 8 desember 2014
7
10
Kondisi Sosial Lebih memahami suatu gambaran yang jelas tentang kondisi sosial yang ada dalam masyarakat Kelurahan Sabang, dapat di lihat dalam segala aktifitas kehidupan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Masyarakat Kelurahan Sabang yang secara bersama-sama hidup dalam suatu tempat yaitu desa Sabang, merupakan suatu kesatuan yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat tertentu yang berlaku nyata dalam kehidupan sehari-hari: Adat-istiadat itu antara lain : 1. Kerja sama yang merupakan asas dari sistem tolong menolong dimana suatu kenyataan dalam hidup bermasyarakat dengan tidak mengharapkan upah sebagai imbalan jasa. Imbalan jasa yang sering nyata dalam sistem tolong menolong ini adalah bantuan dari orang-orang yang telah memberikan bantuan kepadanya, seandainya orang tersebut menghadapi soal-soal yang sama atau soal lainnya. Hal itu nyata dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang penting/berat, misalnya : kematian, perkawinan dan lain-lain. Dalam hal kematian, pelaksanaannya secara bersama-sama baik menyangkut penggalian kubur dan pengumpulan batu nisan. Begitu pula tentang pembuatan peti jenazah di lakukan secara bersama-sama oleh anggota masyarakat yang mengerti di bidang pertukangan kayu di dalam masalah perkawinan sistem tolong menolong ini nampak pada saat acara perkawinan dimulai sampai selesai. Hal mana anggota masyarakat ada yang memberikan bantuan kepada pihak yang bersangkutan dalam bentuk bahan makanan, tenaga, dan lain-lain, 11
seperti telah disebutkan di atas bahwa sistem tolong menolong (memberikan bantuan) ini adalah berasaskan kerja sama, maka ini mengertikan atau dapat dikatakan sistem tolong-menolong ini hanya dilaksanakan oleh beberapa anggota masyarakat dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Selain itu sistem kerjasama itu dapat terlihat dalam penyelesaian suatu perkerjaan selain kematian dan perkawinan, dalam bahasa daerah setempat di sebut Mangandan atau motobi yang artinya menyelesaikan suatu pekerjaan dengan di bantu oleh beberapa orang tanpa imbalan jasa. 2. Gotong royong adalah suatu sikap sosial dengan berasaskan kekeluargaan yang telah melembaga dalam kehidupan masyarakat sebagai kenyataan sosial yang kongkritnya berupa kerja sama kemasyarakatan gotong royong tersebut pada pokoknya adalah di dorong oleh rasa tolong menolong yang hidup dalam masyarakat yang menghayati jiwa gotong royong dalam masyarakat yang menghayati jiwa sebagai sikap sosial yang berasaskan kekeluargaan. Perwujudan
gotong
royong
ini
dapat
terlihat
dalam
hal
pembuatan/pembersihan rumah ibadah jalan umum dan lain-lain.12 Kondisi Ekonomi Ekonomi adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaanya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Atau dengan kata lain, bagaimana masyarakat mengelola 8
Hasil wawancara dengan Ibu Deli Sigia pada tanggal 01 september 2014
12
sumberdaya
yang
langkah
melalui
suatu
pembuatan
kebijaksanaan
dan
pelaksanaanya.13 Pengertian ekonomi tidak berbeda halnya dengan rumah tangga, begitupun masyarakat juga selalu berhadapan dengan banyak keputusan dan pelaksanaannya. Suatu masyarakat harus memutuskan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus diperbuat. Karena dalam masyarakat membutuhkan orang-orang yang untuk menghasilkan pangan, sandang dan lain-lainnya, setelah masyarakat mengalokasikan tenaganya untuk melakukan berbagai macam pekerjaan, masyarakat harus mengalokasikan output, yaitu keluaran atau hasil dari suatu proses produksi yang menggunakan tenaga kerja atau sumberdaya lainnya, barang dan jasa yang mereka hasilkan.14 Pada penjelasan diatas dapat menarik kesimpulan bahwa ekonomi merupakan kebutuhan manusia baik secara individu maupun dalam tingkatan masyarakat baik yang terjun dalam kegiatan ekonomi maupun yang membutuhkan hasil dari kegiatan ekonomi itu sendiri, perlu juga kita melihat bahwa ekonomi merupakan salah satu subsistem dalam masyarakat sehingga sebagaimana caranya untuk menjaga sistim nilai dan kepercayaan yang terdapat dalam sebuah keselarasan diantaranya dan mampu menjaga sesuatu yang mengandung bahaya dalam sistem sosial yakni agama, ilmu pengetahuan, keluarga, dan pendidikan.
13 14
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup., Hlm 11 Ibid.,
13
Berbicara tentang keadaan ekonomi tidak terlepas pencaharian penduduk. Diketahui bahwa
dengan faktor mata
sebagian penduduk kelurahan Sabang
adalah bertani. Hasil pertanian masyarakat desa Sabang tersebut selain di pergunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari selebihnya mereka penjual belikan di pasar (sistem barter) untuk kebutuhan yang lain misalnya : pendidikan, pakaian dan lain-lain. Jauh sebelum Indonesia merdeka yakni sewaktu pendidikan baru memasuki Kelurahan Sabang, keadaan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Sabang tidak begitu
nyata dalam kehidupan
dan penghidupan
mereka. Pentingnya tolong
menolong, gotong royong, dan lain-lain belum di sadari oleh masyarakat Kelurahan Sabang. Pemerintahan Kelurahaan Sabang Pusat pemerintahan Kelurahan Sabang terletak di Kecamatan Bulagi Utara. Perkembangan jumlah penduduk Kelurahan Sabang sampai dengan Tahun 2014 terdiri dari 1452 jiwa.15Secara devinitif pemerintahan Kelurahan Sabang dimulai pada tahun 1921 dengan Kepala desa yang pernah memimpin di Kelurahan Sabang adalah sebagai berikut :
15
1. Siako Mosooli
Tahun 1921-1926
2. Mulia
Tahun 1927-1928
3. E. P. Bias
Tahun 1929-1949
4. E. Lokano
Tahun 1950-1958
Hasil wawancara dengan bapak Jefrien Molunggui pada tanggal 6 desember 2014
14
5. Yan Minunggil
Tahun 1959-1975
6. Zet Siako
Tahun 1976-1977
7. Nethanel Mosooli
Tahun 1978-1990
8. Jhon Frans Anasim
Tahun 1991-1994
9. Sadrak Latongaano
Tahun 1995-2000
10. Joko Prihantoro, S.STP
Tahun 2001-2005
11. Yair Puiya
Tahun 2005-2008
12. Muh.Rusdy Mangit, S.IP
Tahun 2009-2010
13. Alpius Ginda, S.Sos
Tahun 2011-2012
14. Jefrien Molunggui, S.Sos
Tahun 2012-sekarang16
Inilah nama-nama yang pertama kali mendirikan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara sampai dengan September 2014 berjumlah 1452 jiwa yang terdiri dari 355 Kepala keluarga. Jiwa penduduk terdiri dari laki-laki 748 Jiwa dan jumlah perempuan 704 jiwa.17 Dari jumlah penduduk ini dapat dikategorikan berdasarkan mata pencaharian seperti dalam tabel berikut : Tabel 1: Keadaan Penduduk di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara Menurut Mata Pencaharian
16 17
Sumber dari kantor kelurahan sabang kecamatan bulagi utara 2014 Sumber : dari kantor kelurahan Sabang 2014
15
No
Jenis Pekerjaan
1.
Petani
2.
Jumlah
Persentase (%)
532
36,63
Buruh Tani
-
-
3.
Peternak
-
-
4
Pedagang
13
0,90
5.
Nelayan
453
31,20
6.
Tukang Kayu
3
0,21
7.
Penjahit
18
1,24
8.
PNS
3
0,21
9.
Pensiunan
1
0,07
10.
TNI/Polri
17
1,17
11.
Perangkat Desa
3
0,20
12.
Industri Kecil
13
0,90
13.
Buruh Industri
-
-
14.
Lain-lain
396
27,27
1.452
100
Jumlah
Keadaan Agama Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sadar akan keberadaannya, yang senantiasa menuju
membutuhkan agama
keselamatan akhirat. Demikiaan
juga dengan
sebagai penuntun jalan suasana
kehidupan
16
kebangsaan, agama pembangunan
memegang
diperlukan
peranan
penting, karna dalam
manusia-manusia
yang
mempunyai
melaksanakan kualitas iman
(agama) yang baik, sehingga dalam pembangunan manusia indonesia seutuhnya didasarkan pada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal yang menyangkut masalah keagamaan di negara indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Negara
menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk
agamanya masing-masing dan untuk
untuk
memeluk
beribadat menurut agama dan
kepercayaan itu.18 Pasal tersebut diatas memberikan jaminan kepada setiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing menurut keyakinannya, demikiaan halnya kondisi masyarakat Kelurahan Sabang di kecamatan Bulagi Utara mayoritas penduduknya beragama Kristen. Untuk mengetahui perbandingan jumlah anggota masing-masing agama dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2: Keadaan Penduduk Menurut Agama No
Periode
Agama Islam
Jumlah
Persentase (%)
Kristen Hindu Budha
1.
1921-1934
-
40
-
-
40
1,75
2.
1935-1949
-
200
-
-
200
8,78
18
Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2. Lihat dalam buku Kapita Selekta Pendidikan Pancasila : Jakarta. 2001. Hlm 27
17
3.
1950-1958
-
80
-
-
80
3,51
4.
1959-1977
-
59
-
-
59
2,59
5.
1978-1990
25
197
-
-
222
9,75
6.
1991-1994
15
210
-
-
225
9,88
7.
1995-2014
10
1442
-
-
1452
63,74
50
2.228
-
-
2.278
100
Keadaan Pendidikan Hakekat pendidikan adalah
usaha
manusia
untuk mengembangkan
kepribadiannya baik di luar maupun di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Oleh karna itu, setiap warga negara indonesia wajib memiliki pendidikan. Sebagai salah satu langkah untuk menunjung kebijakan pembangunan pendidikan di Kelurahan Sabang
kecamatan
Bulagi Utara, maka sejak tahun 1921 telah
dibangun sarana pendidikan berupa gedung sekolah, sehingga masyarakat Kelurahan Sabang pada khususnya saat ini telah dapat merasakan dan menikmati pelayanan di bidang pendidikan. Ini berarti bahwa sistem pendidikan nasional telah berjalan dengan baik dan menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Hal ini tidak lain adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kesempatan kepada anak-anak usia sekolah untuk mendapatkan pendidikan melalui bangku sekolah dan orang tua pun tidak perlu resah menyekolahkan anaknya.
18
Lebih lanjut diungkapkan bahwa di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara yang penduduknya terdiri dari suku Banggai telah mengalami kemajuan di bidang pendidikan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Kelurahan Sabang khususnya, masih memiliki pola pikir yang lamban serta sulit menyesuaikan diri dengan keadaan modern sesuai dengan perkembangan zaman, namun demikian mereka merasa bergembira dengan adanya sarana pendidikan tersebut. Hal ini tentunya merupakan harapan yang cerah bagi perkembangan pengetahuan mereka di
masa yang
akan datang. Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan
penduduk menurut tingkat pendidikan yang ada di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara, dapat dilihat pada tabel berikut:
19
Tabel 3: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No
Periode
Tingkat Pendidikan Buta
SD
SLTP
Jumlah Persentase
SLTA
Huruf
(%)
Sarjan a
1.
1921-1931
300
12
50
-
-
362
7,24
2.
1932-1949
287
25
45
-
-
357
7,14
3.
1950-1958
306
30
67
-
-
403
8,07
4.
1959-1975
303
59
60
-
-
422
8,45
5.
1976-1977
345
61
62
-
-
468
9,37
6.
1978-1990
450
65
74
-
-
589
11,80
7.
2001-2005
200
150
76
-
2
428
8,56
8.
2006-2011
230
220
78
12
5
545
10,92
9.
2012-2014
450
436
396
127
12
1.421
28,45
2.871
1.058
908
139
19
4.995
100
KAJIAN SUMBER Kondisi Kelurahan Latar Belakang Pembentukan Kelurahan Sabang Seiring dengan nuansa reformasi dan otonomi Daerah, telah melahirkan Desa baru, yaitu terbentuknya Kelurahan Sabang. Pada tahun 1921 yang pertama memimpin Kelurahan Sabang yaitu Siako Mosooli, pengangkatan itu dipimpin oleh
20
pemerintah Hindia Belanda melalui gereja zending, tahun itulah pertama kali di adakan pengangkatan Kepala Kampung tanpa melalui pemilihan. Kepala Kampung dipakai dengan istilah Basalo (kepala kampung) dengan pembantu-pembantunya yakni Mulia sebagai Tonggol (kepala jaga) dan Madido sebagai Tonno (mandor kampung). Basalo yang pertama itu di angkat oleh seorang tanaas (camat) yang berkedudukan di Bulagi sekarang Ibu Kota Kecamatan..19 Sebelum menjadi Kelurahan Sabang, Sabang adalah Desa yang didirikan pada tahun 1925 oleh Pemerintahan Belanda yang dipimpin oleh Mandor Langgai disebut Desa Sabang pada waktu itu karena penduduk Desa Sabang membuat kampung secara terpencar seperti di empat tempat masing-masing : Sabang, Tubalalomo, Talaibobo, dan Boniton. Pada waktu itu tempat yang ada banyak terserang wabah penyakit Kolera, maka Pemerintah Belanda menganjurkan masyarakat untuk pindah di Desa Sabang karena dulunya dianggap bebas dari wabah penyakit Kolera dan memiliki sumber air tawar yang baik untuk diminum. Sabang yaitu berasal dari kata Sabangan artinya tempat mencari ikan sedangkan Sabang artinya mencari ikan. Kata Sabang dan Sabangan berasal dari Bahasa Banggai. Menurut kisahnya sehingga dinamakan Sabang adalah karena pada zaman dahulu pesisir pantai Desa Sabang dijadikan tempat mencari ikan oleh penduduk yang masih tinggal di pengunungan yaitu kurang lebih 10 sampai 12 km dari Desa Sabang sebelah selatan, mereka menamakan tempat itu Lipu Sabangan artinya daerah tempat 19
Hasil wawancara bersama ibu Mahareta Saani pada tanggal 04 september 2014
21
menangkap ikan dan tempat aslinya saat ini berada kurang lebih 3 km dari Kelurahan Sabang yang sekarang kita kenal dengan sebutan Sabang Tua atau Pelabuhan Sabang.20 Menurut sejarah letak Kelurahan Sabang saat ini namanya Tadun’no bobo artinya Tanjung Kiri adalah kisah pembunuhan seorang penjahat yang dalam Bahasa Banggai disebut Tollang karena ia mempunyai kesaktian walaupun badannya sudah dipenggal-penggal tetapi bilamana dikuburkan pada suatu tempat dengan sendirinya tubuhnya akan bergabung kembali dan ia hidup seperti semula. Sehingga suatu saat ia dibunuh kemudian badannya dipotong menjadi tiga bagian dan dikuburkan secara terpisah dan berjauhan. Dimana kepalanya dikuburkan di Desa Oluno, badan sebelah kanan dikuburkan di Desa Bakalinga dan badan sebelah kiri dikuburkan di Desa Sabang yang pada waktu itu disebut Tanjung bobo yang sampai saat ini Tanjung bobo masih tertulisdalam peta.21 Sejarah Singkat Kelurahan Sabang Adapun penduduk Desa Sabang (sebelum= menjadi Kelurahan) dilihat dari segi asal-usulnya dapat dibagi atas 4 (empat) golongan sebagai berikut :22 a. Boniton (pindahan dari desa Meselesek) b. Tubalalomo (pindahan dari dari Lukpanenteng) c. Talaibobo (pindahan dari desa Talai) d. Sabang (pindahan dari desa Lalamun 20
Hasil wawancara bersama Ibu Deli Sigia pada tanggal 4 september 2014 Hasil wawancara dengan Bapak Alo dan Ibu Deli Sigia pada tanggal 4 september 2014 22 Hasil wawancara dengan bapak Alo pada tanggal 03 september 2014 21
22
Berdasarkan matapencaharian yang mereka butuhkan dalam hidup dengan cara mencari nafkah hanya berburu. Jenis-jenis alat yang digunakan untuk berburu ialah talong (jerat), kalait (tombak), dan asu (anjing).23 Adanya pengangkatan Kepala kampung di Kelurahan Sabang. Sehingga adanya kepeduliaan pemerintah bisa lebih memperhatikan Kelurahan Sabang menuju yang lebih baik. Usaha pemerintah dalam membina atau mengarahkan masyarakat yang ada di Kelurahan Sabang itu sedikit mengalami kemajuan. Pada saat itu hidup mereka terpencar-pencar dan tempat tinggal mereka belum menetap, adanya bantuan pemerintah membuat perubahan terhadap Kelurahan Sabang untuk tempat tinggal mereka cukup sederhana akan tetapi bisa menampung mereka, misalnya sebelumnya atap yang digunakan hanya dedaunan akan tetapi sekarang sudah menggunakan seng. Akhirnya hingga kini mereka bisa bersatu padu dan mampu beradaptasi dengan masyarakat di sekitar.24 Pusat pemerintahan Kelurahan Sabang terletak di Kecamatan Bulagi Utara dan Pemerintahan Kelurahan Sabang secara devinitif dimulai pada tahun 1921 dengan kepala desa yang pernah memimpin di Kelurahan Sabang adalah sebagai berikut:
23 24
Wawancara bersama Bapak Alo pada tanggal 4 september 2014 Wawancara bersama bapak Alo pada tanggal 04 september 2014
23
Tabel 4: Sejarah Pemerintahan Kelurahan Sebelum dan Sesudah Berdirinya Kelurahan Sabang No
Periode
Nama Kepala Desa/Lurah
Keterangan
1.
1921-1926
Siako Mosooli
Kepala Desa
2.]
1927-1928
Mulia
Kepala Desa
3.
1929-1949
E.P. Bias
Kepala Desa
4.
1950-1958
E. Lokano
Kepala Desa
5.
1959-1975
Yan Minunggil
Kepala Desa
6.
1976-1977
Zet Siako
Kepala Desa
7.
1978-1990
Nethanel Mosooli
Kepala Desa
8.
1991-1994
Jhon Frans Anasim
Lurah
9.
1995-2000
Sadrak Latongaano
Psj. Lurah
10.
2001-2005
Joko Prihantoro, S.STP
Lurah
11.
2005-2008
Yair Puiya
Lurah
12.
2009-2010
Muh. Rusdy Mangit, S.IP
Seklur
13.
2011-2012
Alpius Ginda, S.Sos
Lurah
14.
2012 sd sekarang
Jefrien Molunggui, S.Sos
Lurah
24
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Eksistensi Kelurahan Sabang Kelurahan Sabang merupakan salah satu kelurahan yang terletak dalam wilayah Kecamatan Bulagi tingkat II Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Adapun letak Kelurahan Sabang dalam hubungannya dengan desa yang lain adalah bagian Utara berbatasan dengan Selat Peling, bagian Selatan berbatasan dengan desa Alul, bagian Timur berbatasan dengan desa Koyobunga dan bagian barat berbatasan dengan desa Ombuli. Kelurahan Sabang termasuk daerah yang beriklim sedang dengan curah hujan rata-rata 2000-3000 mm/tahun maksimum pada bulan April, Mei, Juni, Juli, dan Agustus sedangkan musim pancaroba dan panas terjadi pada bulan September, Oktober, Nopember, Desember, Januari, Februari, dan Maret setiap tahun.25 Lokasi penelitian ini adalah salah satu desa yang masuk pada wilayah Kecamatan Bulagi Utara yakni Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara. Masyarakat yang mendiami daerah ini sebagian besar merupakan penduduk pendatang yakni luwuk dan desa-desa lainnya yakni luwukpanenteng, ombuli, koyobunga dan lain-lain. Masyarakat Kelurahan Sabang secara umum dan khususnya masyarakat yang ada di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara adalah masyarakat yang terbilang majemuk kalau dilihat secara vertikal struktur masyarakat yang ada di daerah ini memiliki perbedaan dari berbagai segi. Dan perbedaan tersebut dapat dilihat baik dari tingkat kebutuhan ekonomi serta strata pendidikan dimana 25
Hasil wawancara dengan Bapak Armen Latikene pada tanggal 8 desember 2014
25
terdiri dari masyarakat lapisan bawah. Masyarakat lapisan atas terdiri dari masyarakat berpendidikan memadai serta tingkat ekonomi yang terbilang cukup sedangkan masyarakat lapisan bawah merupakan masyarakat yang masih tertinggal dari sisi pendidikan maupun ekonominya. Perbedaan itu adalah tingkat pendidikan sangat berpengaruh pula pada pola kehidupan dan pandangan hidup (kepercayaan) pada masyarakat Kelurahan Sabang, hal ini menimbulkan pengaruh budaya yang dimiliki masyarakaat tersebut. Seperti halnya masyarakat-masyarakat lain disekitarnya, masyarakat Sabang juga mempunyai adat-istiadat dan kebudayaan yang masih diupayakan untuk dipertahankan, salah satu budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Sabang adalah tata cara adat perkawinan serta budaya pemakaman. Kondisi Masyarakat Kelurahan Sabang Pengertian Masyarakat Masyarakat merupakan satuan sosial atau kesatuan hidup manusia. Istilah Inggrisnya adalah “society”, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa arab syakarah yang berarti ikut serta atau berpartisipasi, kata arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya saling berinteraksi. Maka masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi yang menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.26
26
Koetjaranningrat. 2009. Pengantar Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta.,Hlm 126
26
Oleh karena itu di kemukakan beberapa pengertian masyarakat menurut para ahli sebagai berikut.27 Harsojo mengemukakan pengertian masyarakat menurut para ahli sebagai berikut. 1. Ralph Linton (1936) mengatakan, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu”. 2.
M.J.
Herskovits
(1952)
masyarakat
adalah
kelompok
individu
yang
diorganisasikan yang mengukuti satu cara hidup tertentu”. 3. S.R. Steainmentz (1952) masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai hubungan erat dan teratur”. 4. Harton dan Hunt masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relative mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama yang mendiami suatu wilayah yang mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tertentu”. Berdasarkan pengertian masyarakat di atas, maka disini penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur dari otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok dan pembagian kelompok-kelompok sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan
27
Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi, Bandung : PT Binacipta Kepada Putra Abardin., Hlm
126
27
kebebasan, baik secara struktural maupun fungsional. Oleh karena itu, sistem yang kompleks yang selalu berubah, atau jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat. Maka masyarakat timbul dari setiap kumpulan individu, kelompok manusia yang cukup lama berinteraksi dalam kurun waktu dan lingkungan tertentu. Lapisan Masyarakat Masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari halhal lainnya. Yang mana dijelaskan Soerjono Soekanto bahwa “sistem pelapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.”28 Barangsiapa memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atasan. Hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat dalam mempunyai kedudukan yang rendah. Diantara lapisan yang paling atas dan rendah itu adalah lapisan yang jumlahnya dapat ditentukan sendiri oleh orang-orang yang hendak yang mempelajari sistem lapisan masyarakat itu. Biasanya golongan yang berada dalam lapisan atas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Bagi manusia yang memiliki uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan kemungkinan juga kehormatan, sedangkan orang-orang yang mempunyai kekuasaan yang besar, mudah menjadi kaya dan pengusahakan ilmu 28
Soerjono Soekanto. 2007. Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., Hlm 197
28
pengetahuan sistem lapisan dalam masyarakat tersebut. Dalam sosiologi, hal ini dikenal sebagai social stratification atau stratifikasi sosial.29 Perkembangan Masyarakat Dalam pandangan tentang perkembangan masyarakat ini, Ralph Linton (dalam Harsojo 1999) menyatakan, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.”30 Selanjutnya, perkembangan masyarakat menurut R. Firth (dalam Harsojo 1999) menyatakan: Adanya organisasi masyarakat dan struktur sosial dalam masyarakat terdapat empat bagian yang termasuk unsur yang terpenting bagi eksistensi sosial bagian-bagian yang dimaksud ialah (social alignment) yaitu didalamnya terdapat juga struktur sosial dalam arti sempit.31 Tidak saja meliputi sistem pengelompokan didasarkan atas seks, umur, kekerabatan, dan lokalitas, akan tetapi meliputi beberapa lembaga yang beranggotakan orangorang mempunyai pekerjaan yang sama dan bergerak dalam bidanga rekreasi (social controls) terdapat juga sistem dan produser yang berfungsi sebagai pengawasan sosial, begitupun didalamnya termasuk sistem dari ilmu pengetahuan, ilmu teknis empiris yang menggunakan manusia untuk menanggapi sebagian besar dari 29
Rahardjo. 2010. Pengantar Sosiologi Pendesaan dan Pertanian. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press., Hlm 96 30 Ralp Linton (dalam bukunya Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi. Bandung: PT Binacipta Kepada Putra Abardin., Hlm 129 31 Ibid., R. Firth Hlm 129
29
lingkungannya, dan disamping itu juga meliputi pengetahuan non empiris yang mengatur sikap dan kelakuan magis atau keagamaan kehidupan dalam masyarakat membutuhkan suatu landasan material guna untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk didalamnya benda dan bahan material antara lain ialah perkakas dan alatalat transportasi.32 Menurut Abdul Syani (1995) mengatakan bahwa: manusia sebagai individu pada umumnya ditempatkan pada nomor dua setelah kajian masyarakat, karena sosiologi
mempunyai
objek
studi
masyarakat
lebih
banyak
mencurahkan
perhatiannya terhadap kolektivitas sosiologi. Masyarakat adalah wadah hidup bersama dari individu-individu terjalin dan terikat dalam hubungan interaksi serta interaksi sosial.33 Pada studi masyarakat, individu tidak dipandang sebagai orang tersendiri tanpa hubungan dengan individu lain J.L Gilin dan J.P Gilin menekan perkembangan masyarakat sebagai kelompok manusi yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan kesatuan
yang sama.34
Masyarakat
meliputi
pengelompokan yang lebih kecil. Menurut Auguste Comte (dalam Abdul Syani 1995), menyatakan: Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas yang baru berkembang menurut hokum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut
32
Ibid., Harsojo. Hlm 130 Abdul Syani. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT Dunia Pustaka Jaya., Hlm 46 34 J.L. Gillin dan J.P Gillin dalam Abdul Syani. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT Dunia Pustaka Jaya., Hlm. 46 33
30
pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.35 Hassan Syahdily mendefinisikan masyarakat sebagai golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.36 Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sabang Kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam persoalan yang timbul, baik bersifat Homogen dan Heterogen. Sehingga dengan berbagai perubahan sosial budaya yang terjadi terutama dalam dalam kehidupan sosial ekonomi mereka belum mampu melakukan yang terbaik untuk mencari jalan keluar dari problematika yang terjadi. Terjadinya Perkembangan karena adanya suatu kepentingan bagi masyarakat untuk mempertahankan hidupnya. Kehidupan masyarakat di Kelurahan Sabang sejalan dengan perubahan sosial, ekonomi, pendidikan, politik, dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini memungkinkan terjadinya suatu perubahan untuk mengetahui perkembangan tersebut sesuai dengan hasil observasi dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Sabang, di tinjau
35 36
Ibid.,Auguste Comte., Hlm 46 Ibid., Hassan Shadily., Hlm 47
31
dari segi sosial, sifat kerja sama, selain itu dari segi ekonomi pada masyarakat petani, kehidupan ekonominya meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Alo, mengatakan bahwa kehidupan masyarakat di Kelurahan Sabang sebelumnya sistem hubungan antara anggota masyarakat bersifat kekeluargaan. Semangat kerjasama pun masih tinggi karena sebelumnya telah di kenal dengan sebutan gotong royong dan pada setiap keluarga selalu ditanamkan pola perilaku untuk hidup rukun serta menjalani kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi sekarang dengan bertambahnya kebutuhan hidup yang di dukung oleh keinginan untuk meningkatkan taraf hidup lebih sejahtera sehingga hubungan anatara anggota masyarakat maupun antar kelompok masyarakat lainnya telah menggalami perubahan yang berlangsung dalam berbagai aspek kegiatan misalnya dalam interaksi ekonomi. Interaksi ini telah melahirkan kerjasama dalam rangka untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan maateri pada khususnya, sejauh mana orang lain memberi dia keuntungan.37 Sebagaiman dengan informasi di atas, menurut Bapak Armen Latikene, mengatakan bahwa alat-alat elekronik seperti televisi, handphone, kendaraan bermotor. Sebagian besar hampir dimiliki semua anggota masyarakat atau rumah 37
Hasil wawancara bersama Bapak Alo pada tanggal 10 desember 2014 mengatakan bahwa kehidupan masyarakat di Kelurahan Sabang sebelumnya sistem hubungan antara anggota masyarakat bersifat kekeluargaan. Semangat kerjasama pun masih tinggi karena sebelumnya telah di kenal dengan sebutan gotong royong dan pada setiap keluarga selalu ditanamkan pola perilaku untuk hidup rukun serta menjalani kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi sekarang dengan bertambahnya kebutuhan hidup yang di dukung oleh keinginan untuk meningkatkan taraf hidup lebih sejahtera sehingga hubungan anatara anggota masyarakat maupun antar kelompok masyarakat lainnya telah menggalami perubahan yang berlangsung dalam berbagai aspek kegiatan misalnya dalam interaksi ekonomi.
32
tangga. Kehidupan masyarakat di Kelurahan Sabang pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya secara wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai dengan pertumbuhan kepentingan masyarakat.38 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peluang menuju kearah perkembangan masyarakat khususnya di bidang kehidupan sosial ekonomi di Kelurahan Sabang akan semakin besar dikala masyarakat lingkungan sekitar menawarkan berbagai metode dan teknologi atau sarana baru yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang sehingga diterima sebagai pengganti tradisi yang dirasakan tidak cukup memuaskan yang secara langsung ataupun tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan sektor kehidupan masyarakat lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan pada sistem ekonomi dan tingkat kepatuhan masyarakat. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sabang Jika ditelesuri secara seksama bahwa di dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern telah nampak secara pasti dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Pada hasil penelitian dapat menunjukan bahwa 38
Hasil wawancara bersama Bapak Armen Latikene pada tanggal 10 desember 2014, mengatakan bahwa alat-alat elekronik seperti televisi, handphone, kendaraan bermotor. Sebagian besar masyarakat khususnya di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara hampir dimiliki semua anggota masyarakat atau rumah tangga. Kehidupan masyarakat di Kelurahan Sabang pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya secara wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai dengan pertumbuhan kepentingan masyarakat.
33
faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sabang sebagaimana informasi yang didapatkan antara lain sebagai berikut. 1.Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Menurut Santo dan Ona Millui, mengatakan bahwa zaman sekarang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dinilai sebagai hal yang mau tidak mau harus diprioritaskan oleh karena ketinggalan,39 Selain
itu
menurut
Bapak
Weprit
Sotomani,
mengatakan
bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat mempengaruhi perkembangan sosial ekonomi sekarang ini, seperti adanya alat-alat modern yakni handphone
juga
sangat
memudahkan
masyarakat
pada
umumnya
untuk
berkomunikasi dengan siapa saja.40 2.Faktor Perkembangan Pendidikan Menurut Bapak Petrus Kinait, megatakan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam proses masyarakat dalam arti sebuah sikap pandangan serta pola pikir tradiosional dan sulit menerima hal-hal yang bersifat baru. Dan juga adanya pendidikan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat 39
Hasi wawancara bersama santo dan Ona Millui, pada tanggal 11 desember 2014, mengatakan sebagaimana ilmu pengetahuan dan informasi teknologi semakin maju mau tidak mau harus dikejar dan pelajari dan diprioritaskan oleh sebagaiman kami anak-anak muda banyak ketinggalan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi teknologi yang ada di Kelurahan Sabang 40 Hasil wawancara bersama Bapak Weprit Sotomani pada tanggal 11 desember 2014, mengatakan adanya alat-alat modern seperti handphone juga itu sangat memudahkan bagi masyarakat Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara pada umumnya untuk berkomunikasi dengan siapa saja
34
Kelurahan Sabang karena semakin banyaknya pengetahuan yang diperoleh seorang maka akan semakin pula menerima hal-hal yang baru seperti budaya yang masuk ini sehingga dengan mudah terpengaruh dan mengalami perubahan. Hal ini yang paling nampak adalah pada bidang pendidikan, dimana beberapa tahun sebelumnya anakanak petani tidak bersekolah, namun karena ketersediaan sarana dan prasarana sekolah
di
Kelurahan
Sabang
Kecamatan
Bulagi
Utara
maka
dalam
perkembangannya saat ini anak-anak petani sudah pintar artinya mereka sudah dapat menyesuaikan dan sudah sejajar dengan desa-desa lainnya.41 Pembahasan Perkembangan Kelurahan Sabang Perkembangan masyararakat Kelurahan Sabang dapat di artikan sebagai keadaan tertentu didalamnya terkandung suatu dorongan kepentingan yang menghendaki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini unsur manusia dengan segenap kemampuan dan pengalaman yang sangat menentukan, terutama sehubungan dengan keberhasilan proses penyebaran informasi tentang adanya kehidupan baru. Orang-orang yang cenderung lebih mudah menyebarkan informasi tentang berbagai kemajuan kehidupan, lebih banyak tentang lingkungan
41
Hasil wawancara bersama Bapak Petrus Kinait, sebagaimana pendidikan itu mempunyai peranan penting dalam proses masyarakat dalam arti sebuah sikap pandangan serta pola pikir tradiosional dan sulit menerima hal-hal yang bersifat baru. Dan juga adanya pendidikan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Sabang karena semakin banyaknya pengetahuan yang diperoleh seorang maka akan semakin pula menerima hal-hal yang baru seperti budaya yang masuk ini sehingga dengan mudah terpengaruh dan mengalami perubahan terutama dalam kehidupan sosial ekonomi di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara.
35
dan perkembangan, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, di samping memahami nilai-nilai kehidupan lama termasuk tradisi. Santo dan Ona Millui, wawancara 11 desember 2014, yang sebagaimana seorang pelajar mengatakan bahwa “perkembangan kehidupan sosial masyarakat Kelurahan Sabang di sebabkan adanya pergaulan antara masyarakat yang satu dan lainnya, dalam hal ini masyarakat Kelurahan Sabang dipengaruhi oleh tren baru dari wilayah perkotaan yang secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan sosial yang ada pada masyarakat Kelurahan Sabang.42 Seperti di ketahui bahwa salah satu yang dapat mendorong masyarakat di Kelurahan Sabang yakni untuk melakukan perubahan dan perbaikan kehidupannya adalah karena lemahnya ikatan sosial budaya lingkungan sekitar. Yang mana tujuan Kelurahan Sabang yakni menciptakan pembangunan Kelurahan Sabang, hal ini dapat berpengaruh terhadap masyarakat yang ada dalam mewujudkan tujuan pembangunan Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara43 untuk menunjang kebutuhan hidupnya, setiap warga masyarakat pasti memiliki mata pencaharian yang utama. Mata pencaharian itu sangat berpariasi tergantung pada kondisi geografis lingkungan dan skil atau sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai subjek utamanya. Kelompok atau individu bebas memilih usaha apa saja yang di minatinya sesuai dengan keahlian yang ada dalam dirinya.
42 43
Hasil wawancara bersama Santo dan Ona Millui pada tanggal 11 desember 2014 Hasil wawancara bersama Bapak Jefrien dan Bapak Alo pada tanggal 9 september 2014
36
Pada pola kehidupan perekonomian masyarakat Kelurahan Sabang dahulu masih sangat tertinggal. Hal ini di sebabkan kurangnya monivasi dari dalam diri masyarakat itu sendiri untuk mengembangkan kehidupannya. Pemikiran masyarakat pada saat itu masih bersifat tradisional. Mata pencaharian mereka hanya bergantung pada sistem bertani, berkebun, berburu, dan nelayan dan peralatan yang mereka gunakan masih sangat tradisional sehingga hasil yang mereka peroleh masih begitu kurang. Pada masyarakat nelayan peralatan yang mereka gunakan masih sangat tradisional, seperti perahu yang mereka gunakan masih sangat berukuran kecil dan menggunakan dayung dan layar untuk bergerak, dan alat perangkap ikan yang digunakan juga masih sangat tradisional. Pada sistem pertaanian, perkebunan dan berburu juga seperti untuk mengangkut hasil panen dari kebun mereka yang di kerjakan secara manual. Segala sesuatu sistem budaya itu pasti akan selalu mengalami perkembangan. Perkembangan akan selalu bergerak kedepan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini juga berpengaruh pada sistem ekonomi atau mata pencaharian masyarakat, tidak terkecuali masyarakat Kelurahan Sabang yang ikut dan turut merasakan perkembangan zaman tersebut. Pada masa sekarang jika kita membandingkan dengan keadaan ekonomi masyarakat sebelum mengalami perkembangan dan mengenal teknologi sangat jauh berbeda. Dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat Kelurahan saat ini yang begitu maju dengan mata pencaharian yang berfariasi. Tidak tergantung lagi pada sistem mata pencaharian bertani dan berburu, tetapi lebih berkembang ke bidang jasa, 37
perdagangan, pengawai negeri, buruh, pengusaha dan lain sebagainya. Kemudian dapat dilihat dari segi bangunan yang ada sudah mulai ada kemajuan karena ada bangunan (rumah warga) yang sudah bisa dikatakan mewah. Kini terjadi keaneka ragaman pada sistem mata pencaharian warga masyarakat Kelurahan Sabang, sehingga terjadi peningkatan stratifikasi dan pola hidup masyarakat, semakin beragam pula kebutuhan yang di konsumsi masyarakat. Bagi siapa yang mengikuti arus perkembangan maka dia akan terus ikut berkembang tetapi sebaliknya jika dia cenderung mempertahankan kebudayaan lama maka dia akan tertinggal pula bahkan menjadi sampah masyarakat. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa terjadi perkembangan pada masyarakat Kelurahan Sabang di lihat juga dari sisi mata pencaharian dan ekonomi pada masyarakat Kelurahan Sabang. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sabang Kelurahan Sabang merupakan daerah yang berada di Kecamatan Bulagi Utara. Dengan berbagai perkembangan yang terjadi saat ini, yang menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Sabang yaitu pemberian bantuan yang tidak merata, serta sistem kehidupan lainnya yang terjadi di masyarakat Kelurahan Sabang, seperti sosial ekonomi, pendidikan dan politik. Pada pemerintahan yang sentralistik, kebanyakan masyarakat di Kelurahan Sabang kurang di perhatikan oleh pemerintah, sehingga kemiskinan yang terjadi dikalangan masyarakat Kelurahan Sabang yang sangat nampak, baik di bidang ekonomi, dan pendidikan.
38
Menurut Harsojo (1999) apabila kita mempelajari kehidupan sosial manusia, maka tampak adaanya kenyataan yang tidak dapat diingkari.44 a. Semua masyarakat di dalamnya mengandung pengelompokan-pengelompokan dengan maksud mempermudah menjalankan tugas jika bertindak sebagai kesatuan. Social alignment ini, yang di dalamnya terdapat juga struktur sosial dalam arti yang sempit, tidak saja meliputi sistem pengelompokan yang di dasarkan atas seks, umur, kekerabatan dan lokalitas, akan tetapi juga meliputi berbagai lembaga yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai pekerjaan yang sama dan bergerak dalam bidang rekreasi. Dalam sosial alignment itu termasuk juga pengelompokan manusia berdasarkan pekerjaannya, tingkat kedudukannya, kedudukan hirarki ritualnya. Di dalamnya termasuk juga penggolongan dan pengaturan orang berdasarkan status sosialnya. Jadi social alignment itu pada prinsipnya mengatur berbagai kumpulan manusia dalam masyarakat b. Bahwa untuk mendapatkan kondisi yang esensial bagi kelangsungan hidup keamanan, di perlukan adanya keterlibatan sosial yang tinggi itu di perlukan adanya dalam derajat yang tinggi c. Kehidupan dalam masyarakat membutuhkan satu landasan material guna melakukan satu kegiatan dan landasan lain untuk mangadakan komunikasi untuk dua kebutuhan itu bagi yang pertama disediakan benda dan bahan material dan
44
Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi. Bandung: PT Binacipta Kepada Putra Abardin., Hlm. 29-
30
39
untuk yang kedua disediakan bahasa. Termasuk di dalam benda dan bahan material antara lain ialah perkakas dan alat-alat transport. Di sekitar dua obyek itu berkembang bermacam-macam usaha, harapan dan penilaian. Sedang bahasa adalah media sosial manuasia untuk menyatakan pikiran dan perasaannya. Bahasa dan alat-alat material tersebut merupakan aparat yang membuat relasi sosial dapat dijalankan dalam masyarakat. d. Dalam masyarakat terdapat pula berbagai ukuran sosial yang digunakan sebagai criteria untuk memiliki dan menseleksi satu sikap dan bagi penilaian apakah satu pelaksanaan tugas dijalankan dengan efektif. Yang dimaksud dengan nilai adalah kualitas yang diberikan kepada obyek yang berguna dalam melakuakan cara untuk mencapai tujuannya. Adapun nilai itu dapat kita sebut seperti nilai teknologis, ekonomis, moral, ritual, estetis, dan asosional. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sabang Kehidupan yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya memberikan suatu gambaran bahwa sesuatu perubahan yang terjadi ada faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara yaitu sebagai berikut :45 45
Hasil wawancara bersama ibu Yenny Sotomani dan bapak Alo pada tanggal 12 desember 2014, mengatakan ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sabang Kecamatan Bulagi Utara yani, fakto perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan faktor perkembangan pendidikan
40
1.Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi perubahan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sabang sekarang ini. Zaman sekarang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dinilai sebagai hal yang mau tidak mau harus diprioritaskan oleh karena ketertinggalan, dari segi ini berarti ketinggalan juga dari berbagai hal terutama informasi tentang perkembangan dunia sebab ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan banyak hal baru yang sangat disayangkan jika dilewatkan. 2.Faktor Perkembangan Pendidikan Perubahan yang terjadi pada masyarakat sepertinya tidak bisa terlepas dari pengaruh pendidikan oleh karena itu faktor perkembangan pendidikan juga sangat berpengaruh pada perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Sabang, karena semakin banyaknya pengetahuan yang diperoleh seseorang maka akan semakin banyak pula menerima hal-hal yang baru sepereti budaya yang sangat masuk sehingga dengan mudah terpengaruh dan mengalami perubahan. Jika ditelesuri bahwa pendidikan telah diprioritaskan oleh masyarakat di Kelurahan Sabang. Kepedulian masyarakat setempat terhadap pendidikan bagi masa depan kehidupan anak-anak mereka makin berubah seiring dengan perubahan atau perkembangan zaman. Oleh karena itu masyrakat harus meningkatkan pemahaman dan memiliki kesadaran terhadap pentingnya pendidikan juga sangat mendukung pada pola pemikiran masyarakat di Kelurahan Sabang. Selain itu, pemerintah dalam hal harus
41
lebih memperhatikan dan menyediakan sarana pendidikan bagi masyarakat Kelurahan Sabang di Kecamatan Bulagi Utara. PENUTUP Simpulan Dari uraian diatas menyangkut kajian Sejarah eksistensi dan perkembangan kelurahan Sabang kecamatan bulagi utara kabupaten banggai kepulauan maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berukut : Masyarakat kelurahan Sabang sekarang sudah ada perkembangan yakni, di bidang ekonomi maupun di bidang pendidikan, awalnya mereka mendiami lembah dan pengunungan. Kondisi kehidupan mereka yang terpencar-pencar oleh di sebabkan adanya penyakit Kolera yang gampang menular antar sesama, menyebabkan mereka hidup terpencar-pencar tidak menetap di satu tempat dan mereka termasuk komunitas adat terpencil. Hal ini juga menyebabkan mereka mencari tempat yang aman, baik itu lembah maupun pengunungan untuk kelangsungan hidup mereka dan pola kehidupan kehidupan sosial budaya dan ekonomi di Kelurahan Sabang tercermin dalam kehidupan mereka sebelum dimukimkan. Adapun sistem kemasyarakatan masih bersifat kesukuan. Hal ini mengalami perubahan setelah berada di permukiman yang di Kenal
Kelurahan
Sabang, mereka sudah mengenal kemasyarakatan yang terorganisasi secara formal maupun secara nonformal, sedangkan pola kehidupan sosial ekonomi yang sebelumnya masih berburu,meramu, dan mengumpulkan hasil-hasil hutan serta
42
bercocok tanam secara berpindah-pindah telah berubah dan mereka sudah mampu bercocok tanam dengan cara menetap dan hasil yang diperoleh tidak hanya sekedar mencukupi kebutuhan anak dan isterinya, melainkan penghasilan mereka sudah menunjang pemenuhan kebutuhan hidup lainnya. Di sisi lain mereka telah mampu mengisi waktu dengan menambah penghasilannya. Saran Dari uraian-urain simpulan diatas, maka penulis dapat menyarankan kepada seluruh pihak diantaranya : a. untuk masyarakat kelurahan Sabang kecamatan bulagi utara agar lebih mewujudkan kebersamaan dalam pembangunan desanya b. Bagi pemerintah banggai kepulauan agar kiranya membentuk lembagalembaga adat yang dapat meneruskan, melaksanakan, serta melestarikan pembangunan desa khususnya masyarakat kelurahan sabang secara tepat dan benar c. Perlunya diberikan keterampilan terhadap masyarakat kelurahan sabang dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dikelola sehingga dapat menambah penghasilan demi menunjang kebutuhan hidup dirinya sendiri dan keluarganya
43
d. Masyarakat kelurahan sabang di kecamatan bulagi utara lebih menjalin
hubungan kerja sama dengan pemerintah yang ada untuk membangun kelurahan sabang yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Abdul Syani, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, PT Dunia Pustaka A Daliman, 2012. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak Depdikbud, 1999. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Damsar, 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Hariyono, 1995. Mempelajari Sejarah, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya Harsojo, 1999. Pengantar Antropologi, Bandung: PT Binacipta Kepada Putra Abardin Helius Sjamsuddin, 2012. Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak Herwin Mopangga, 2014. Ilmu Ekonomi, Pengantar Analitis dan Praktis, Yogyakarta: Deepublish Koetjaranningrat, 2009. Pengantar Antorpologi, Jakarta: Rineka Cipta M. J. Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta: Rajawali Paul Thompson, 2012. Teori dan Metode Sejarah Lisan, Yogyakarta: Penerbit Ombak Rahardjo, 2010. Pengantar Sosiologi Pendesaan dan Pertanian, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Soerjono Soekanto, 2007. Pengantar Sosiologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ------------------------ 2010. Penganatar Sosiologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
44