Pei
sANGUneHNAsloNAL
AIDCoardinatari CGlatau danPeran Keberadaan dan Fiskal Berkelanjutan Tinjauan 1) Ketergantungan Mengurangi Upaya
-) penulisadalah6uruBesarFakultas[konom]unlversltaslndonesia.PenulisadalahanggotaMPR-RldariFUG,Pim 50l(51-Reformasi-red' Umum (GRN) danKetua Nasional Reformasi Gerakan
ttPay]nrenrvllsttll 32 tahun yrng ialtr,karni rrlcrlrL'icar'rkrrn llap;renas igec.{rrrre ta6un h,.rd"r"'.p".i^ t;tlHX virtrgbclrttrrdistrsun'i):rcla nip.iit,r'ti y^ng 1.,^r,r. Kertta Khusus sllyascbagaiSta[: lg70 llr:of.widjojo Nitisastio menqangk,rt arval sebtrgaipersial-tan r.r.rerlimpinping'Jn11tt'1,.1t Bap.pen:rs 11t'l ),,r5!ibertug,rsutrtttk Dt' 'S''y"'],1-l"t:t''tt:t:l1":i]::,lt'.i:::::: penytrstinaull.epeiitaif, f.""'-'"t-'^'.'-"t t1t"g^",'Sti'' 'tr1g!lota tac{. peric,ticbcrikiitnya s:rY:Inrerriacli Kebet,-rl,rrr f;'i;;r;;;,'..ilg;i'rngqora. lenlbaqatlrnggal lrarig pokja cillHN p".la Der"'.n l)ertaltan,ulK.-,l"-'^,'^,',Nasiorlal, sct':ig'r'i ini' saya irreat sel'-li<-beiuk naskahresnri GlJFiN, sehinqg:it'r'.et.rgetal-ir-ri mel.ryLrsun bertr.rgi.rs vaitti 1'ang GBHN 1973 clalarnsat''i ir'rl l
p o l i t i k t r a - ' i o t r ayi 'a i t t r l ' a h u ' ad i - d a ] a n r D i b a l i k p t , t { b r n t i t r r t c r p e l i h a r r ls L r a f tpr , r h a r l . } aclalah rtLltrtt' b'titgs't :i'tt'r'tcgarn' [)cngarl penrbangunan nasionrrl i,',i 1*ng 1
l)
;\pe vlrlq
tLfllr il
]?ot!t//l I;ihl(
2-
i(t;
, , , r n q p c r i r a h c l i l r e r i k r r rt , 1 . l r p ' n u l i s p r d ' r r l i s k u s i luli )il{)1.
Platform ini kemudian melembagake seluruh birokrasi,dan karenaplaform ini secaraluas di kalangan ditegaskanoleh GBHN, makaplatform ini juga tersosialisasi (Namun dalam GBHN lgBB plarformini dilepas, kemudian di entah mengapa, masyarakat. tidak lagi kita remukan arahanbahwa pinjaman luar-negerimerupakan pelengkapdan Memangsejaktahun 19BBkita mengenalmaraknyasemangatliberalisasi bersifatsementara. dan deregulasi.Jadiplatform ini hilang dari GBHN bukan tanpa skenario). PadaawalOrde Baru,yangmewarisikebanglautanekonomi Orde Lama,telahmuncul ide mengenaiperlunya kita memperolehpinjaman dari luar-negeriuntuk mengangkat perekonomianIndonesia.Bersamaandenganitu muncul pula gagasantentangbagaimana kita harusberhati-hati terhadappinjaman luar-negeri.Misalnya di dalam penggarisanTiacee Baru di awal Orde Baru (1966) y"rg digagasoleh UniversitasIndonesia,yang banyak dipelopori oleh tokoh-tokoh dari FakultasEkonomi, sempatdikemukakantentangsyaratsyarat untuk menerima pinjaman luar-negeri,yang intinya menyangkut bunga rendah (bukan altruisme) tidak mengikat dan digunakan untuk pembiayaanprojek-projek pembangunanekonomi yang masing-masingmampu mengembalikansendiri utang dan bunganya. TraceeBaru yang digelar dan dipelopori orang-orang FEUI tegas-tegas memperrahankanDeklarasiEkonomi (mungkin sebagaiacuanpolitik sesaat)yang intinya adalahpolitik ekonomi "berdikari" atau "mandiri". Dari gagasantentang perlunya pinjaman luar negeri itulah awal dari dibentuknya IGGI. Tidak bisadiabaikanbahwatujuan dari pembentukanIGGI adalahuntuk mencari penyelesaianutang Indonesiazaman Orde Lama pada luar-negeri yang mencapaiUSD paradox 2,4 miliar (USD 1,5 miliar di antaranyauntuk pembebasanIrianJaya). Fisher's debt boomerangbukankhayalan. dan SusanGeorge's Dari suasanayangdapatsayatangkappadamasaawalOrde Baru itu, keperluanakan utangdari luar-negerimasihtegasbertitik-tolakuntuk meningkatkankemampuanekonomi dalam-negeri.Dengan kata lain kita berutang adalahuntuk membangunIndonesia,dan pembangunanIndonesiaadalahuntuk mencapaikemandirian.Dengan demikian itu kita berutangadalahuntuk membangunkekuatandalam-negeridan untuk menjadi mandiri. Mandiri atau seffsfficient tidak berarti segalanyaserbadicukupi sendiri. Mandiri tidak terlepasdari arti m6miliki independenqt,namun itu pun samasekali tidak berarti Di Bappenas,hal menolak ataupun mengabaikanmakna positif dari interdependency. semacamini di awal tahun 70-an, menjelangdisusunnyaRepelitaII dan pada periode telah menjadi pembicaraanyang substantif.Tidak kurang dari almarhum pelaksanaannya, Dr. Soedjatmokosendiri,sebagaiPenasihatKetua BappenasWidjojo Nitisastropadawaktu itu, selalu memperingatkankepadakami yang masih muda-muda akan makna mandiri sebagaimartabat(istilahsayasebagai"nilai-tambahsosial-kultural")yangharuspula menjadi target pembangunannasionaldi samping"nilai-tambahekonomi". Dikatakan oleh Dr. penbangunanadalahbersikap Soedjatrnokokepadasayabahwaarvaltugasdari perencanaan sendiri, lalu menetapkanarahke depan terbaik bagi diri kita sendiri apa yang menentukan dengan bertanyauntuk dijarvabsendiri, "\,Y/hatkind of societydo ue Luantt0 hauein tlte and misfuture". Ini seringsayaungkap sebagai"arahanSoedjatmoko",suatu uision-based utisdom.Padasaatitu populer pula ungkapanHelfferich tentang nasib bangsa sion-based " eineNation uon Indonesia(yarrgseringdikutip olehBung Karno dan Bung Hatta) sebagai Kuli und Kuli unterdenNationen".lnilah awaldari semangatkemandirianyangdiutamakan oleh para negarawankita. Saya mengajak kita semua untuk melihat kasusutang Indonesia sebagaisuatu
PercncanaanPembangunanNo. 32l Juli - September2OO3 -
3
perjuangantilltuk melepasl
r
54rr
( ur
r5r
Sayamenyadaribahwa diskusi Round ThbleSeri 1 ini diperlukan untuk merukunkan runtutan jangkapendei<dengantuntutan jangka panjangdalamkehidupanekonomi kita. Dalam jangkapendek kita menghadapifnancinggltp,dan dalamjangkapanjangkita menghadapiketiadaannyagaransibahwa kita akanbisamakin mandiri dan tidak terjebaklagi. Merekayang terpakupadamasalahjangkapendek, tambahanlagi bila terisolasioleh pola pikir utang-piutang,pasri akan takut disapiholeh IMF dan rombongannya.Mereka harus mampu menjawabarau menunjukkan jalan keluar,apakahdengan menvtLrpfnancing gap melalui"bantuan" para kreditor luar negeri,hal itu akan menjamin reformatorj-r€couer] di masadepan,menjaminkita lepasdaridebttrap?Dipihak lain, bagimerekayangmembawa visi dan misi masadepau, maka ucapanKeynes" in tbe lotzgrttn tueAtEa/l deacf'menjadi bertentangan dengan apayang Keyneskeraukakansendiri, yaitv"/totu to liue uiselyand ag"eeab/y and well'sebagai kalimatyang menjangkauanak-cucu. Finnncinggap adalahsuetuyang kita buar, ),angkita tetapkansendiri sebagai policy.Financinggap bisatidak perlu adabila kita tidak mengada-ada dalam segiexpenditurenasional,arauapabilakita mampu meningkatkan reuenueuasionaldengan akal baru dan cara-carabaru. Inilah social-energjt yang saya maksudkanitu. Dalan-rkeadaau"darurat"fiskal-moneter sepertiyangkita hadapisaatini, kita dituntut untuk lebih kreatif, tidak lagi bisa bersandarpada cara-carakonvensional.Kita harus mencari solusi
4
-
n.r.n."r""n Pembangruran No. 32l Juli - Seprcnrber 2003
Kanror Pusat IMF
asusxtal,kilmencari c ra-carainkonvensionaiataukalauperlu ekstrakonvensional kreatifbeyondbusiness excrcise. yang kreatif, beyondtextbooksand class-rootn Diskusirlu:xdtableini adalahr-rntukrnenghimpunpikiran-pikiranterobosankreatifdan sekaligus inovatif,salingmenghargaipendapat, berdasarplatform yang sama,bahwa: "pinjaman luar negeri Dengan tulus hati sekelompokdi antarakita mencaridan adalahpelengkapdan bersifatsementara". demi cepatnyaIndonesiaBangkit.Namun ketulusanhati itu ternyatasecaratidak menawarkansolLrsi telah dicemooh sebagai"lndonesia Bangkai".Ini merupakan ilmiah dan jauh dari intellectualdecency, absurditasin optimaJbrma! Kita merinci berbagaimitos dan realitastentangkehadiranIMF. Apa pun itu semua,IMF Terlepasbahwa IMF kita hadirkanke Indonesia menempatkankita sebagaidebitor tersubordinasi. destabilisasi ekonomi,yangternyataIMF tidaklebihmalahanmenghadirkan untuk melakukanstabilisasi IMF telah menjadi pendikte yang parah,namun yang tetap menfadipersoaianutama adalahbahwa kita. Mari kita menolakini karenakita bukan inlanderlagi. Oleh karenaitu, solusiapa pun yang akan disarankanoleh round tab/eini, baik tentangperanan yang langsung terkait dengan upaya IMF, CGI atav aid coordittatorsemacarrlnya,hal itu harr-rslah ketergantungan dalamdecision khususnya ketergantungan, meningkatkankemandiriandan melepaskan making.Sayamenyadarisulitnya merubah suatumind-.rrt,termasukapa yang sayaalami di Bappenas sendiri,yaitu tidak mudah meyakinkanbahwatarget"meningkatkankemandirianharusberadadi atas t^rget GDP grluth. Tidak muc{ahpula menerapkanp:rradigmapopulis ini: "let us take careof employ' paradigmaini mulai will takecare{growth". S)'ukurlahgerakterjadinyapergeseran nxent,.empllJ/ment terasaKan. Di ruangan ini (ruang rapat Bappenas,recl.), atau di ruang rapat Menteri Negara Perencanaatr Pembangunan Nasional/Kepala Bappen:rsKwik Kian Gie, berulangkali telah clikemukakan, dan akan sayaulangi di sini, agar kita melaksanakankeptrtusanrakyat, yaituTlp MPR No. VLl2002, untuk segera rnengakhiri kerja sama IN4F. Kita melunasi utang kita dengan cadangandevisa, US $5,5 atau pun US $8,4. Jurnlah uang ini murah nilainya jika dibandingkan dengan apa yang kita peroleh kembali dari Pcrcncrnaarr No. 32/ Juli - Septcmber2003 I)embangunan
5
tanganmereka(lMF), yaitu kebebasandalam bertindak untuk menolong diri sendirisecaralebih baik, strategisdan terhormat. MembiarkandilanggarnyaTAPMPR itu, dengansegalasiasatdan cara-cara rersembunyinya, berarti membiarkanbebasbergeraknyapolitical uillainssepertiyangdigambarkanoleh Ortegay Gassett(1930) dalam La Rebellionde la Masse- tentang bangkitnya pembangkang-pembangkang(liar), yang orang Belanda menyebutnyasebagaide zPstadnder horden.Kalau ini terjadi, hal itu akan menjadi awal dari bencana nasionalyang besar. SebagaiPenutup akan sayaungkapkan di sini sikap Bung Karno yang terpaksamenyatakankeluar dari PBB dan IMF dan menyatakan "goto hell utith ltour aid" tidakterlepas dari masalahini. PresidenSoehartoyang membubarkanIGGI padatahun lgg2karenamembela hargadiri bangsa, rasaberdaulatdan menolakketerdikteanpula. SikapMenteri Pronk yang seenaknyamenginterpretasikan pelaksanaanFLAM di Indonesiamenjadi sebabutamanya.Memang ironis, IGGI lahir karenar;nturan ekonomi, tetapi bubar karena tuntutan kultural. Demikian pula PresidenSoehartosecarasepihak membatalkanrencanapembelianF-16 Amerika Serikatdan merintis pembelianSukhoi dari Rusiaatas alasanyang mirip. Sayamengetahuidua hal ini dari dekat dan dari beliau sendiri. Namun denganCamdessus (IMF), PresidenSoehartoterjebakdan terdikte,beliausendirimenyesal atasketerdikteanini, beliau terkecoholeh para economicuil/ains.Dalam saatkrids itu para teknokrat "tersingkir" sehinggatak mampu melindungi Pak Harto. Hal ini berarti gagalmelindungi kepentingan dan harga-diribangsasertanegarakita pula. Teknokrat tetap teknokrat,yengmudah dipatahkanoleh kekuatan politik yang memainkan agendapolitik internasionalrertentu. Dalam mengatasipersoalan kenegaraan,yang kita perlukanadalahteknosofdan politikus negarawansekaligus. ThtkalaIMF hingga saatini menekanIndonesiadan kaum reformismenolakIMF, paramantan teknokratPresidenSoeharto ternyataterkesantetap berpangku-tangan. Apa pun yang terjadi,hal ini merupakankelalaian kita untuk menemparkansejarahsebagaiasset, dan ini telah menjadi suatutragedinasionalyang memilukan. Kita harus bangkit unruk mengatasinya, menggalangkemandiriankita sendiri dan (maaf) jangan berpola-pikir ide kebangkitanyang mulia ini sebagaibangkaiI
6
-
P.r..."nn"n Pembangunan No. 32lJuli - Seprember 2003