oleh : Retna Fidiasari (121114063) ilmusejarah/ fakultas ilmu budaya Universitas Airlangga
Keaneragaman etnis dalam satu budaya 1. Pengantar
Indonesia tentunya memilki bermacamacam pulau yang terbentang. Yakni mulai dari sabang sampai ke merauke. Dari macam-macam pulau yang ada maka akan membentuk pula suku-suku diantaranya yang berbeda. Diambil dari semboyan pancasila “Bhinneka Tunggal Ika”, Indonesia terbentuk seperti itu. Perbedaan bukan menjadikan suatu kendala dalam hidup berbangsa namun malah menjadikan keeratan dalam bersatu tanpa melihat perbedaan dari diri masing-masing, entah dari agama, suku atau ras. Ini yang menjadi ketertarikan kami semua seluruh mahasiswa UNAIR untuk melakukan study excursie di Lamongan. Terletak di desa balun kecamatan Turi. Desa ini hidup dengan keanekaragaman etnis dalam satu budaya. Mungkin bias jadi desa ini dikatakan desa yang ajaib. Sebab tanpa ada perekayasaan semua warganya sangat tinggi memiliki sikap dalam bertoleransi.
2. Konsep Diambil dari tema study excursie yakni tentang kebhinekaan, Etnisitas, Gaya hidup, Dan solidaritas sosial terbuka. Maka nantinya akan melahirkan juga tingkat perbedaan dalam hidup berdampingan. Dan kemungkinan besar juga akan mempengaruhi terhadap kerukunan antar bersama.
a. Kabupaten lamongan
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 1
Selama menempuh perjalan kurang lebihnya hinga tiga jam menuju kota Lamongan. Sesudah tiba saya dan para peserta seluruh mahasiswa study excursie disambut dengan Bupati Lamongan yaitu dengan bapak Fadeli yang dipersilahkan dalam pendopo Bupati Lamongan yang bertepatan di depan alun-alun kabupaten Lamongan. Dalam pidato beliau menyampaikan banyak hal tentang sekilas desa Balun Kec.Turi Kabupaten Lamongan. Perkembangan kota lamongan yang pada saat ini sudah mengalami kemajuan yang cukup baik. Yang pada dahulunya kota lamongan merupakan kota termiskin di Jawa Timur namun sekarang telah bangkit menjadi Kota yang kaya akan usahanya. Dalam pidatonya juga beliau menyampaikan suatu kata “Nek banjir ra iso ndodok nek garing ra iso cewok” yang mengartikan bahwa dahulunya kota Lamongan ini memang sering banjir dan sekarang sudah tidak. Tetapi ketika mengalami kekeringan layaknya hidup dalam gurun pasir yang sulit untuk menemui air. Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi daerah, maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah. Dengan mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah dapat diketahui sektor-sektor basis dan unggulan yang dapat dipacu/diakselerasi dan dioptimalkan guna memacu perkembangan kondisi perekonomian / pembangunan daerah pada wilayah tersebut. Hal ini tentunya akan digunakan sebagai pendorong dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Lamongan. Adapun sektor unggulan Kabupaten Lamongan tersebut antara lain : 1. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan, 2. Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas: industri tekstil, barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan), 3. Sektor bangunan / kontruksi, 4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel), 5. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta 6. Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan, rekreasi, dan perorangan dan rumah tangga).
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 2
Salah satu nya juga yang menjadi keunggulan kota Lamongan adalah adanya wahana wisata atau yang sering disebut juga WBL (Wisata Bahari Lamongan). Mungkin sudah umum dan banyak semua masyarakat yang tau tentang wahana wisata ini.
b. Desa Balun kecamatan Turi Perjalanan kedua kami, peserta study excursie selanjutnya adalah menuju desa pancasila yaitu desa balun. Yang letaknya tidak jauh dari tempat penyambutan kami saat tiba di lamongan. Desa balun terkenal dengan keneragaman budayanya. Terutama dalam agama. Ada tiga macam keaneragaman agama yang dianut dalam satu kompleks desa ini. Harmoni kerukunan antarumat beragama di Desa Balun sudah ada sejak desa itu lahir dan terus terpelihara hingga saat ini. Kepala Desa Balun Sudarjo mengatakan, tahun 1990-an, saat gencarnya penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Desa Balun menjadi semacam desa percontohan untuk pelaksanaan program pemerintah itu. Sejak itulah Desa Balun masyhur dengan sebutan Kampung Pancasila. Desa Balun terletak tidak jauh dari poros utama Surabaya-Tuban. Wilayah Desa Balun seluas 621,103 hektar itu berpenduduk 4.730 jiwa dari 1.234 keluarga. Harmoni desa terasa saat melihat warga mengayuh sepeda mengenakan caping hendak ke sawah atau tambak. Mayoritas warga, yakni 1.466 jiwa, bermata pencarian petani atau petambak. Ketika menyusuri jalan-jalan sempit di Desa Balun, aroma kebinekaan itu terhirup kuat. Balai Desa Balun terletak sekitar 200 meter dari balai desa, di situlah terdapat tiga tempat ibadah berupa masjid, gereja, dan pura dalam satu area yang berdekatan. Di Desa Balun berkembang tiga agama, yakni Islam, Kristen, dan Hindu. Tempat ibadah yang ada berdekatan dengan lapangan desa dengan jarak satu sama lain kurang dari 100 meter. Namun, warga hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghargai, termasuk pada momentum Ramadhan. Di sebelah barat lapangan berdiri Masjid Miftahul Huda berasitektur Timur Tengah dengan nuansa hijau dan kuning. Masih satu kompleks dengan masjid ada bangunan http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 3
Madrasah Ibtidaiah (MI) Tarbiyatush Shibyan, sementara di kanan masjid ada Sekolah Dasar Negeri Balun. Di selatan masjid terdapat bangunan berarsitektur Bali, yang dipisahkan jalan lingkungan selebar 4 meter. Bangunan yang menghadap ke selatan itu adalah Pura Sweta Maha Suci, tempat ibadah umat Hindu. Sekitar 70 meter di depan Masjid Miftahul Huda atau di timur lapangan terdapat Greja Kristen Jawi Wetan menghadap ke barat. Meski hidup dengan keyakinan yang berbeda, bahkan tempat ibadahnya pun dalam satu area, warga saling menghargai. Saat ini tercatat 3.498 pemeluk Islam, 857 warga Kristen, dan 289 penganut Hindu di Balun. Toleransi semakin tinggi karena terdapat pemeluk agama yang berbeda-beda dalam satu keluarga. Prinsipnya, semua warga bisa melaksanakan ibadah dengan aman dan nyaman. Suatu ketika Ramadhan umat Islam yang tadarus membaca Al Quran di Masjid dengan pengeras suara hanya dibatasi sampai pukul 22.00 agar tidak mengganggu umat lain. Umat Hindu tanpa diminta mengubah sendiri jadwal sembahyangnya. Kalau biasanya dilakukan sekitar pukul 19.00, selama bulan puasa jadwalnya diubah sebelum maghrib. “Tujuannya agar tidak mengganggu warga Muslim yang berbuka puasa dan shalat tarawih. Biasanya sembahyangnya warga Hindu setiap pasaran Kliwon malam Legi (kalender Jawa) dan saat bulan purnama”. Kata salah seorang warga Balun. Toleransi antar pemeluk tiga agama di Balun juga ditunjukkan saat memperingati hari besar agama masing-masing. Saat umat Islam merayakan Lebaran, umat lain memberikan selamat dan turut berpesta. c. Pondok pesantren Sunan Drajat di Paciran Lamongan
Inilah tujuan akhir study excursie kami, yaitu di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Tidak hanya belajar dan berdiskusi saja dengan para santri dan santriwan disana. Namun kita segenap seluruh peserta study dipersilahkan menginap semalam di Ponpes tersebut. Disambut kedatangan kami dengan rasa hormat oleh warga popes. Dari study di ponpes ini juga dapat diambil beberapa pelajaran. Dengan keaneragaman para santri yang dari berbagai daerah dan dari beberapa suku. Salah satunya yang sudah saya wawancarai yaitu salah seorang santri putra yang bernama Rohmat Subakir dari asrama Wali songo saat malam hari sebelum istirahat kami http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 4
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai aktivitas yang dilakukan di ponpes. Sehingga apa, dalam berbagai asal santri yang ada bagaimana bisa saling rukun.. Ternyata setiap malam jum’at diadakannya semacam kegiatan-kegiatan untuk semua santrinya. Dan setiap malam jum’at legi diadakannya semacam perkumpulan untuk santri putra dan santri putri. Dari semua santri yang tinggal pastinya ada yang berasal dari keluarga yang menengah keatas dan ada pula yang menengah kebawah. Namun ketika sudah berkumpul menjadi satu semua di anggap sama, yaitu sama-sama bertujuan untuk mencari ilmu dijalan allah. Dari berbagai keaneragaman tersebut bukan membuat pengelola podok kewalahan namun malah membangkit dengan bersama dalam mengelola usaha-usaha yang sudah ada. Dalam perjalanan perkembanganya, pondok pesantren Sunan Drajat mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dan seiring dengan bertambah banyaknya santri maka dibangun asrama asrama yang mmampu menampung ribuan santri. Dua bangunan besar berlantai dua untuk santri putra berdiri kokoh diantara taman taman yang asri, asrama asrama itu di beri nama asrama Alhambali, Almaliki, Assyafii, Alghozali dan asrama wali songo. Sedangkan untuk santri putri terdiri dari Asrama Al Fatimah, Azzahro’, AlLathifiyah, yangsemuanya
menempati
AlKhumairo’, AzZakiyah dan
bangunan
berlantai
empat
Alhidayah
yang tampak
indah.
Sebagai tempat untuk acara yang bersifat Cheremonial, disediakan Sebuah aula besar Yang dapat menampung ribuan santri,Kegiatan kegiatan yang diadakan oleh lembaga atau lintas lembaga diselenggarakan di aula ini. Ditengah kompleks pondok pesantren sunsn Drajat berdiri megah “Masjid agung Sunan Drajat” sebagai pusat peribadatan para santri. Pengajian yang diasuh oleh KH Abd Ghofur, dan acara Dzikir Akbar yang diikuti oleh seluruh santri berlangsung di masjid ini. Sarana lain yang juga dimiliki oleh pondok pesantren Sunan Drajat adalah, gedung sekolah, perumahan Guru, Balai pengobatan, kantor agribisnis,Kantor lembaga Pengembangan Bahasa Asing, Kantor Pelayanan Administrasi Dan Keuangan, Perpustakaan, ruang Komputer, Lab Bahasa, Ruang theater, Koperasi, Dapur umum Untuk santri dan karyawan, Sarana olahraga yang Meliputi, lap tennis meja, bulutangkis,volleyball, bola basket, serta MCK yangcukup memenuhi standar sanitasi, semua pembangunanya sarana dan prasarana ini, dilaksanakan oleh karyawan yang sekaligus sebagai santri yang mendalami ilmu agama di pondok Pesantren Sunan Drajat. Berawal dari Obsesi Besar KH. Abdul Ghofur untuk membangun kembali keberadaan Pondok Pesantren peninggalan http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 5
Kanjeng Sunan Drajat, Kami, Para santri, karyawan dan guru bahu membahu mewujudkan cita cita yang luhurTersebut. Adapun usaha-usaha yang sampai saat ini dikelola oleh Ponpes Sunan Drajat sendiri. Dan sebagai sumber dana utama adalah pemasukan dari unit usaha yang berada dibawah naungan Pondok,serta iuran para Santri atau siswa setiap bulan. Uang dari unit usaha, untuk pengembangan sarana Pondok, Sedang Uang hasil iuran santri untuk keperluan pelaksanaan Program belajar mengajar, termasuk listrik dan kesehatan. Pengembangan usaha saat ini di titik beratkan pada Pembangunan industri, adapun yang juga menjadi rencana pengembangan adalah dengan meningkatkan diversifikasi jenis usahaagar lebih produktif, yaitu dengan melakukan kerja sama dengan institusi atau lembaga yang kompeten di dunia usaha, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan di seluruh Indonesia Khususnya di daerah lamongan, guna peningkatan kualitas dan kwantitas usaha yang ada. Tanah yang di gunakan untuk usaha antara lain, lahan gunung kapur seluas 10 ha, lahan Phosphat seluas 30 Ha, tanah untuk pengembangan agribisnis seluas 30 Ha, tanah wali santri dan alumni yang digunakan untuk pengembangan usaha 300Ha, Bidang bidang usaha yang di kembangkan di Pondok Pesantren Sunan Drajat Antaralain: Penanaman Mengkudu seluas 10Ha Produksi Jus Mengkudu”Sunan” Pembuatan Pupuk majemuk ”Granul Phosphat” Pembuatan air minum kemasan ”AIDRAT” Peternakan bebek pedaging Peternakan sapi Kerajinan dari limbah kulit Pembuatan madu asma’ ”Tawon Bunga” Koperasi Mini market ”SUNANDRAJAT” Radio ”PERSADA 97”2 FM” PERSADA TV Dan
Bidang
bidang
lain
yang
sedang
dalam
rencana
pengembangan.
Sebagai seorang yang berpandangan moderat, KH. Abd. Ghofur menginginkan para santri nantinya disamping mendapat bekal agama yang kuat, para santri juga harus http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 6
mampu berwira usaha dan mampu mengikuti kemajuan tehnologi. Singkatnya, beliau ingin mencetak generasi Religius yang menguasai tehnologi modern. Untuk itu para santri juga di beri kesempatan untuk turut andil atau setidaknya belajar dalam pengembangan bidang usaha.
3. Kesimpulan dan saran Dari ketiga tempat yang sudah dikunjungi sebagai bahan study excursie maka dapat ditarik kesimpulan. Manusia memang diciptakan Tuhan dalam satu bentuk yang sama, namun Tuhan juga menciptakannya dalam perbedaan juga. Ketika dipertemukan dengan perbedaan tersebut maka bagaiman manusia bisa mengendalikannya hingga akhirnya dapat mencapai kerukunan yang tinggi. Layaknya desa balun dan popes sunan drajat yang anggota atau warganya berasal dari berbagai daerah. Mungkin juga masih banyak masyrakat Indonesia yang menjadikan perbedaan itu untuk sebuah konflik. Dan pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan. Kurangnya rasa bersatu maka berpengaruh juga dalam pembangunan bangsa ini. Ketika dalam satu wilayah saja tidak dapat damai bagaimana mungkin Negara ini bisa maju secara bersama. Inilah saatnya kita semuawarga Indonesia menerapkan sikap toleransi. Kita hidup dalam satu wilayah yang sama, dimana bahasa serta budaya pun juga sama. Dapat diambil contoh dari kehidupan desa balun dan ponpes sunan drajat. Jangan sampai Indonesia ini akan mengalami perpecahan lagi, karna kita sudah Merdeka.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected] 7