Disajikan pada Pra Widyakarya Pangan dan Gizi, 17 Juni 2008 Isu 4 : Masalah keamanan produk industri usaha kecil dan menengah (UKM) dan industri rumah tangga
KEAMANAN PANGAN AKIBAT KONTAMINASI MIKROORGANISME DAN MIKOTOKSIN Endang S. Rahayu Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Pokok Bahasan • Problem keamanan pangan akibat kontaminasi mikroorganisme (bakteri patogen) • Problem kontaminasi mikotoksin
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Keluaran • Profil cemaran mikrobiologi • Profil cemaran mikotoksin • Rekomendasi kebijakan
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Isi Presentasi • • • • • • • •
Pendahuluan Kasus keracunan makanan di Indonesia Kontaminasi bakteri patogen Kontaminasi mikotoksin Cemaran aflatoksin pada jagung Cemaran aflatoksin pada produk pangan berbasis jagung Cemaran aflatoksin pada kacang tanah Cemaran aflatoksin pada produk pangan berbasis kacang tanah • Aflatoksin Forum Indonesia • Model kerjasama ABG • Kesimpulan
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Latar Belakang • UU no 7, 1996 : Pangan • PP no 28, 2004 : Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan • Persyaratan makanan yang beredar – tidak boleh mengandung bahaya biologis, khemis dan fisik.
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Bahaya mikrobiologis 40 35 30 Jumlah kasus
25 20 bakteri
15
zat kimia
10
tidak diketahui dan lain
5 0 2003
2004
2005
2006
2007
Tahun
Gambar 1. Kasus keracunan dan penyebabnya Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Kontaminasi Bakteri Patogen Rantai pangan, sumber mikroorganisme, dan sistem manajemen mutu pada supply chain produk pangan Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Sistem manajemen mutu From FARM
To TABLE
Rantai Makanan
Sumber mikroorganisme
Good Agricultural Practices (GAP)
Budidaya pertanian (Tanaman pangan, peternakan, perikanan)
Lingkungan, tanah, air (kotoran manusia dan hewan)
Good Harvest and Post Harvest Practices
Panen/ pascapanen Pemotongan hewan
Lingkungan, tanah, air, peralatan, manusia, hewan
Good Distribution/Retail Practices
Distribusi Retail
Lingkungan, peralatan distribusi, manusia
Sanitasi dan Higiene yang baik Cara Produksi Pangan yang baik (CPPB) GMP, HACCP
Pengolahan / Processing makanan (IRT, industri jasa boga, industri kecil/UKM, industri menengah dan industri besar)
Lingkungan, air yang digunakan untuk pengolahan, bangunan, peralatan, manusia, hewan
Good Distribution/Retail Practices
Distribusi Retail
Lingkungan, peralatan distribusi, manusia
Penyajian
Kontaminasi silang dari bahan dasar, peralatan untuk penyajian, penjamah makanan, hewan (lalat, hama, binatang piaraan)
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Patogen pada bahan pangan • Faktor manusia – Kurang pengetahuan – Keteledoran – Kesengajaan
• Bahan dasar yang tidak layak • Proses pengolahan yang kurang sempurna • Sanitasi dan higiene yang belum memadai Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Mikotoksin Aflatoksin, deoksinivalenol, fumonisin, okratoksin A, patulin DRAFT SNI - Mikotoksin Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
RAS
Molekul Aflatoksin B1 Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Rantai cemaran aflatoksin Pada pangan dan pakan Toxigenic fungi Aspergillus flavus dan A. parasiticus
Budidaya Tanaman pertanian Pasca panen Kadar air bahan > 12%
Lingkungan Suhu dan RH
Bahan dasar terkontaminasi aflatoksin Pengolahan* Pangan atau Pakan
* suhu tinggi tidak menghilangkan seluruh aflatoksin yang ada
Produk tercemar aflatoksin Pangan Manusia Kerusakan hati Immunosupresif Teratogenik
Pakan Susu tercemar Aflatoksin M1
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Ternak (sapi, ayam) -Terakumulasi pada daging, hati, susu, dll -Kerusakan hati - kematian ternak
Aflatoksin pada jagung dan produk olahannya
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
90
farmer retailer
70 60 50 40 30 20 10
<20
20-100
Purbalingga
Madura
Kediri
Tuban
Malang
Purbalingga
Madura
Kediri
Tuban
Malang
Purbalingga
Madura
Kediri
Tuban
0 Malang
% samples contaminated by AFB 1
80
>100
AFB 1
Figure 5. Aflatoxin B1
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi in Pertanian UGM contamination corn from
Rahayu, et al., 2003, 2007 several production area
Aflatoxin B1 contamination in corn-based foods 13 samples fried corn 90
corn flakes
80
gritted corn
% contaminated
70 60 50 40
2 samples
30
5 samples
20 1 samples 10 0 <20
20-100
>100
AFB1 contamination (ppb)
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Rahayu, et al., 2003
Concentration of AFB1 during corn-flake processing Using several concentration of Ca(OH)2 for cooking and soaking 100
Initial
90
Cooking
AFB1 concentration
80
Soaking
70
Washing
60
Steaming
50
Drying
40 30 20 10 0 0%
0.10%
1%
10%
Concentration of Ca(OH)2 Darmawan and Rahayu, 2005
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Aflatoxin B1 contamination in corn flakes (raw material and final products) in small industries before
60
% AFB1 before and after processing
after 50 40 30 20 10 0 97
98
97
99
68
% reduction of aflatoxin B1 during processing
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
74
Aflatoksin pada kacang tanah dan produk olahannya
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
100
100 100
100 80
80 75
80
67 60
40
33 25 20
20
0
0
0 0
Pati
Agus Wonogir + Klaten
20
Trad. Market
% samples contaminated by AFB 1
120
0
<20
>20 AFB1 contam ination (ppb)
Trad. Market
Rembang
Rembang
Agus Wonogir + Klaten
Pati
0
Farm er Retailer
Rahayu, 2007
Figure 7. Aflatoxin B1 contamination in peanut from several production area Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
90 80
80
< 5 ppb
70
> 5 < 15 ppb > 15 < 50 ppb
60
> 50 < 80 ppb
71.43 66.67
50 40 30 20
38.46
37.5 32.5
23.08 23.08
22.5
15.38
22.22
20 14.29 14.29
8.89
7.5
10
0
0
0
2.22
0 Unshelled peanut Farmer
Unshelled peanut Collectors
Peanut
Peanut Wholesaler
Peanut Retailer
Percentage of peanut samples contaminated with AFB1, at distribution chain at Ciganjur, West Java region (Dharmaputra et al. 2005b) Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Table 1. AFB1 contamination in peanut products (Rahayu, 2007) Product
No of samples
No of samples with AFB1 < 20 ppb
No of samples with AFB1 > 20 ppb
Peanut with coconut sugar cake (Ampyang)
4
4 (1.5 - 2.8 ppb)
0
Fried battered peanut (peyek)
2
2 (1.2 – 4.4 ppb)
0
Egg battered peanut (kacang telor)
3
3 0-5 – 2.9 ppb
0
Fried Peanut (kacang goreng)
3
3 1.0 – 2.3 ppb
0
Sweetened peanut (enting-enting gepuk)
9
8
1 (21.2 ppb)
Peanut sauce (bumbu kacang/pecel)
14
5 (0.5 – 19.5)
8 (max 100 ppb)
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Table 2. Level of aflatoxin in peanut-based products (Lilieanny et al. 2005) Name of products
% Contaminated samples
Mean (range)
% of samples with >35 ppb
Roasted peanut (47)
12.8
1.8 (0-21.0)
0
Oven peanut (3)
0
0
0
Flour coated peanut (22)
13.6
5.2 (0-62.5)
4.6
Peanut sauce (12)
91.7
41.6 (0-220.9)
25
Sweet peanut cake (enting2 gepuk) (4)
75
20.8 (0-41.7)
25
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Peningakatan kesadaran terhadap aflatoksin? • Dampak terhadap kesehatan • Dampak terhadap ekonomi • Dampak pasar yang semakin terbuka
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Aflatoksin Forum Indonesia • • • • • • •
Up-dating informasi hasil penelitian aflatoksin pada berbagai komoditi pertanian di Indonesia Up-dating peta cemaran aflatoksin terkini Up-dating informasi metoda untuk uji aflatoksigenik fungi dan aflatoksin Kolaborasi dalam rangka validasi metoda analisis Menetapkan prioritas penanganan cemaran aflatoskin from farm to table Pembentukan jejaring untuk pengendalian aflatoksin Penyusunan rencana kegiatan dan sharing resources
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Kerjasama ABG •
• •
Menyusun program terintegrasi agar sistem pertanian dari hulu sampai hilir dapat berlangsung secara efisien dan efektif, disertai jaminan pasar dan harga yang mantap agar petani mendapatkan keuntungan yang memadai Melaksanakan program terintegrasi secara bersamasama menggunakan potensi (resources) yang ada pada masing-masing stakehoulder terkait Mengarahkan ”profit oriented” pada petani atau UKM agar kesejahteraan rakyat kecil dapat segera ditingkatkan
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Outcome – kerjasama ABG • meningkatnya daya saing produk pertanian lokal, dan meningkatnya serapan pasar, khususnya kacang dan jagung dan • meningkatnya kesejahteraan petani
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Berbuat Bersama Berperan Setara
Peningkatan daya saing dan Kesejahteraan petani/UKM
Government Kebijakan Regulator Koordinator Fasilitator Pendidikan Penyuluhan Pedampingan Mengatur harga
Academia Program bersama Permasalahan
Business Pabrik Pengolah/UKM Pengecer/Pedagang Penebas/Pengumpul
Petani Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Pendidikan Penyuluhan Pedampingan Konsultansi Mediator
Identifikasi Masalah No
Permasalahan
Cara penyelesaian permasalahan
Institusi(kerjasama ABG)
1
Daya saing produk rendah Serapan pasar rendah
Kepastian pasar
Industri pengolah sebagai pasar
2
Posisi tawar petani yang rendah
Penguatan kelembagaan di level petani
Dispertan Jateng Petani/Gapoktan
3
Kuantiítas, mutu dan keamanan pangan yang rendah
Peningkatan kuantiítas, mutu dan keamanan pangan
Petani Dispertan Jateng UGM
4
Budidaya dan pasca panen belum tepat Adopsi teknologi rendah Benih unggul belum tersedia (kacang tanah)
Pelatihan Pendampingan Modul-modul Benih unggul Fasilitas pendukung pra- dan pasca panen
Petani Dispertan Jateng Pemda Balitkabi Malang UGM
5
Lahan sempit Kurang modal
Akses terhadap permodalan
Dispertan Jateng Sumber modal
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Kerja-sama ABG KACANG TANAH • Universitas Gadjah Mada • Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi dan Kabupaten di Jawa Tengah • Balai Penelitian Kacangkacangan dan Umbiumbian Malang • Bapeda Jepara • Perusda • Garuda Food
JAGUNG • Universitas Gadjah Mada • Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten di DIY • Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Pasca Panen Bogor • Gapoktan • Asosiasi Masy.Jagung
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Supply chain
Cara penyelesaian masalah
Kerjasama
Budidaya Tanaman pertanian
Saprodi Benih unggul tahan Aspergillus, pupuk Manajemen budidaya Bimbingan, pelatihan, LL / SL
Dispertan – Prop/Kab Balitkabi Gapoktan UGM
Pasca panen Kadar air < 12%
Alat dan mesin pasca panen : Pemipil, pengupas kulit, silo dryer, pengering hybrid, lampu uv (monitoring aflatoksin) Manajemen Pasca panen Bimbingan, pelatihan, LL / SL
Dirjen PPHP Dispertan – Prop/Kab BPP Pasca panen Gapoktan UGM
Pasar
Industri/AMJ
Hasil pertanian rendah aflatoksin Pasar (Industry) Produk aman
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Manajemen pengendalian aflatoksin
Budidaya
Panen
Pasca panen
Added value
•Penyiapan lahan •Varietas tahan jamur •Pengendalian hama dan penyakit •Pemeliharaan tanaman (irigasi dan pupuk) •Alsintan budidaya •Jadwal panen yang tepat •Panen •Pengeringan, pembersihan, sortasi •Alsintan panen •Pengeringan (pengendalian kadar air bahan) •Penggudangan (suhu dan kelembaban) •Pengendalian hama gudang •Pengemasan •Alsintan pasca panen •Pengembangan produk •Dekontaminasi cemaran aflatoksin fisikawi (sortasi), kimiawi, biologis •Pemasaran •Alsintan pengolahan Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Rekomendasi Kebijakan • Bantuan teknis alsintan untuk pasca panen • Peningakatan SDM – kesadaran terhadap keamanan pangan • Bantuan kredit untuk menyangga bisnis masyarakat kecil agar dapat menjalankan bisnisnya dengan penerapan manajemen mutu Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Pasca panen jagung
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Sun-drying of corn at collector at Papar Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Pasca panen kacang tanah
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM
Kesimpulan • Keamanan pangan yang berasal dari cemaran bakteri patogen dan mikotoksin perlu diwaspadai • Diperlukan program terintegrasi antara ABG untuk menjamin keamanan pangan from farm to table • Aflatoxin Forum Indonesia dapat digunakan untuk menfasilitasi kegiatan bersama terkait dengan pengendalian cemaran aflatoksin Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian UGM