1
1
:
,
.
KEADAAPtT GIZI DAN KJ3SEWATAW IRU HAMIL : KARAKTERISTIK SQSIO - DEMOGRAFI, MEDIKO - OBSTETRXK DAN KONSUMST MAKANAN* Yay& K.Wusaini **, Sandjaja*", Djoko Kartono**, d m Darwin Karyadi * *.
In Indonesia, the incidence of low birth weight is still very high. Ministry of health is conducting programmes to reduce low birth weight from 14 per cent to 7 per cent by the year of 2000. In optimizing the results of these efforts, some factors associated with maternal health and nutrition are important t o be known. This study based on a cohort prospective study in 20,002 pregnant women in Rogor, West Java, discusses a number of factors of socio-economic, medico-obstetrics, and food consumption. The maternal factors significantly associated with low birth weight infants included low formal education (illiteracy), chronic major illness, previous pregnancy with complications such as abortion or low birth weight, interval of pregnancies less than sic m o ~ t h s ,high blood pressure with edema and protein in urine, very severe anemic or hemoglobin concentration below 8 g%, and low dietary intake. These informations are important in relation t o t b e nerd for actions to be taken in improving prenatal care through community active participation in llealth services.
PENDAHULUAN Meadaan kurang gizi dapat terjadi scjak dalam kandungan. Manifestasi keadaan kurang gizi ini adalah terjadinga kelahiran berat bayi lahir rendah ( R B L R ) ~Peneli. tian epiderniologi membuktikan bahwa pada masa kekurangan pangan, bayi-bayi y m g dilahirkan umumnya mempunyai herat badan rendah2. Apabila diberikan makanan tambahan maka berat bayi lahjr akan menjadi n a i k j ~ 4. Tetapi penelitian prospektif membuktikan bahwa bukan saja makanan, faktor-faktor lain juga berperanan. Hal ir' dapat ditunjukkan pada penelitian di Amerika Serikat bahwa ibuibu yang melahirkan BBLR ( < 2,500 g) bukan hanya terdiri dari ibu-ibu yang keadaan gizinya kurang atau huruk5. Dengan demikian faktor-faktox lain itu bersarna-sama faktor makanan harus diperhatikan dalarn usaha meningkatkan keadsan gizi dan kesehatan ibu hamil.
** 22
-
'
---Fenelitim tahun 1983/1984 dan 198411985, arggaran DIP Badan Pen~litiand m Pengembangan Kesehatan, Dep, Res. R.I. Dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Cizi, Dep. lies., Bogor.
P
*
Data tc~ntang faktor-faktor lain it11 yang dijabarkan dalam bentuk karakteristik ibu harnil perlu diungkapkan secara jelas dan praktis. Tenttama unt,uk ibu hanil yang biasa rnengunjur~giPuskesmas atau y ang daiam jnngkauan pelayanan Puskesmas. Untuk memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang sesuai dcngan kebutuhan dan keadaali serta lingkungan masyarakat, maka pengetahuan tentang karakteristik ihu hamil menjadi teramat penting artinva. Pada rnaRalah mi diqa,jikan hasil penelitian liarakterislik ibu hamil yang rneliputi : 1) sosio-de~nografi.'2) mediko-obstetns, clan 3 ) Kol;sumsl makanan. Yang termasuk sosio-demografi adalah pendidilian, pekerjaan, perumahan, umur dan nomor urut anak, tingqi hadan dan berat badan. Sedangkan yang tergolong mediko-obstetrik adalah riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, kadar hemoglobin dan -
-
Bul. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K, Husaini et al.
hematokrit, tekanan darah, protein dalam urin, dan proses melahirkan.
RMIAN DAN CARA Fenelitian ini dilakukan darj t&.un 1983 sampai dengan tahun 1985 di Kotamadya Bogor ( 3 kelurahan) dan di Kabupaten Bogor (10 kelurahan) terhadap 2002 ibu hamil. Penduduk di ketiga belas kelurahan tersebut berjumlah 120.503 orang. Jadi, kurang lebih 1,796 dari seluruh penduduk adalah ibu hamil yang termasuk dalam penelitian ini. Pemilihan subyek dilakukan menurut metoda "cohort prospektif". Setiap ibu hamil pada trimester pertama dimasukkan sebagai zubyek penelitian. Untuk mendapa tkan jurnlah subyek minimal 2000 orang, ibuibu hamil trimester kedua dimasukkan pula sebagai subyek penelitian dengan prioritas ibu hamil yang umur kehamilannya lebih muda. Pemilihan desa untuk daerah penelitian ditentukan berdasar kepadatan penduduk, jumlah pasangan usia subur (PUS), dan letak desa yang dapat dijangkau oleh tim peneliti. Sebelum dilakukan pengambilan data, t ~ mpenelitian memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan pentilitian. Penjelasan dilakukan baik di tingkat ltecamatan maupun di tingkat desa. Pertemuan di desa dihadiri oleh kepala desa, staf desa, tokoh-tokoh masyarakat, ketua RKIRW, anggota PKK, kader gizilpetugas KB dan dukun bayi (paraji). Pada kesempatan tersebut diminta bantuan kepala desa untuk menunjuk tenaga lokal yang dapat membantu tim peneliti di lapangan. Selain itu dirnintakan pula untuk dilakukan pencatatan semua ibu hamil di setiap rumah tangga (RT) dalam setiap rukun wargalkelurahan (R.WIRK). Berdasarkan hasil pencatatan banyaknya ibu hamil di setiap desa, rnaka ditentukan tempat pemeriksaan, agar ibu hamil yang menjadi responden tidak terlalu jauh Bul. PeneIit. Kesehat. 14 (2) 1986
untuk datang memeriksakan diri. Tempat tersebut pada umumnya rumah kader gizi, petugas XB, rumah ketua RWIRK, rumah responden, kantor kelurahan, madras& atau pos Mansip. Di setiap desa terdapat 4 - 6 tempat, sehingga jumlah seluruhnya acia 47 buah tempat. Tenaga lokal ymg ditunjulr oleh Lurah rneldui ketua RW/ItK yang rnembant u tim peneliti pada umumnya terdiri daxi kader gizi atau petugas KB. Na~nunada juga dukun bayi, pamong desa, isteri pamong desa atau isteri ketua RW/RK. Setiap RUTIRKmempunyai 1- 2 orang tenaga lokal, sehingga seluruhnya ada 109 orang. Tugas tenaga lokal addah memberi motivasi kepada ibu-ibu harnil supaya Inail mengikuti kegiatan pemeriksaan secara teratur tiap bulan di tempat pemeriksaan, melaporkan kelahiran dalam waktu 2 x 24 jam d m mencatat ibu hamil baru. Dalam pelaksaiaan operasional, tim peneliti dibagi menjadi 8 sub tim. Setiap sub tim terdiri dari tiga orang. Sarjana kesehatan atau dlli gizi sebagai koordinator dan melakukan pengumpulan data tentang pendidikan, pekerjaan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan riwayat kesehatan. Bidan melakukan anamnesa kelulnan yang diderita selarna kehamilan, pemeriksaan klinis dan pengambilan darah. Tenaga teknis melakukan pengukuran antropornetri dan pemeriksaan protein dalam win. Satu sub tirn bekerja di satu pusat yang sarna selama penelitian berlangsung. Selain itu ahli gizi melakukan pula survai konsumsi makanan, sedangkan tenaga teknis melakukan pengumpulan data tentang perurnahan dan melakukan pengukuran antropometri bayi dalarn waktu 2 x 24 jam. Terl~adapsemua ibu hamil yang menjadi responden, setiap bulan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pengukuran antropometri dari waktu rnulai hamil atau mulai tercatat sebagai sarnpel sampai minggu-rninggu terakhir kehamilan. Sebe-
Keadaan gizi
...
lurn penelitian dilakukan sudah ada kesepakatan antara Puskesmas setempat dengan tim Puslitbang Gizi bahwa responden yang diperiksa tidak diberi pengobatan oleh tim peneliti. Responden yang memerlukan pengobatan dirujuk ke Puskesmas terdekat. Data dikumpulkan dengan menggmakan beberapa macam formulir yang tela-h diuji coba sebelurnnya, yaitu : Form 1 : a) identitas memuat nama, umur, alamat, pendidikan, dan pekerjaan, b) riwayat kehamilan dan persdinan terdahulu, dan c ) riwayat kesehatan. Form 2 : perneriksaan kesehatan ibu hamil yang harus diisi pada setiap bulan, memuat tentang hasil pengukuran antropometri, tekman darah, edema, umur kehamilan, dan keadaan janin dalam kandungan. Form 3 : pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang harus diisi pada setiap trimester, memuat tentang kadar hemoglobin, kadar hematokrit, protein dalam urine, kepada siapa memeriksakan kehamilan dan berapa kdi diperiksa kehamilannya selama tnmester ini. -
Form 4 : data tentang perumahan. Form 5 : konsumsi makanan ibu hamil setiap trimester. Untuk penelitian konsumsi makanan hanya diambil sub sampel sebanyak 10% dari jumlah responden. Penggunaan alat-alat antropometri dan caracara pengukurannya di1akuka.n sesuai dengan petunjuk yang dikembangkan oleh ~elliffe6.Sebelum digunaka.n, alat antropometri distandardisasi, dan tenaga teknis yang akan melakukan pengukuran antropometri diuji dengan metode "Accuracy and Precisson "7.
Uayah K , Husaini et al
Penentuan Hb dilakukan secara "cyanmethemoglobin". Hematokrit (Ht) diperiksa dengan memanaskan uxin selama + 5 menit sampai mendidih kemudian ditarnbahkan 10% asarn acetat glacial untulr menguji adanya gumpalan protein. Konsumsi makanan dan zat gizi dilakukan secara "recall" 1 x 24 jam, yang kemudian diterjemahkan ke dalam zat-zai ggii dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan ~ a k a n a n ) B . Pengolahan data ditujukan untuk memperoleh data tentang karakteristik ibu hamil, serta mencari 1.l1zbung~anantara hasil persalinan dengan karakteristik ibu selama hamil. Selain itu subyek dikelompokkan menurut hasil kehamilan yaitu : 1 ) ibu hamil yang bayinya lahir hidup dengan BB < 2,s kg; 2) Ibu hamil yang hayinya lahir hidup dengan BB 3 2,5 kg.. Selnua pcrrgolahan data dilakukan dengan rnempergunakan program Basic pad? komputer Wang. Analisa data dilakukan dengarr uji Khi Kuadrat, dan penyajian data dilakukan dalam persentase, ratarata dan simpaqgbaku.
Tabel dan gambar yang disajikrui akan memberikan gambaran tentang karakteristik ibu hamil, serta hubungan BBLR dengan faktor-faktor risiko yang terdapat pada ibu hamil. Risiko tinggi pada ibu hamil dibedakan menurut dua golongan yaitu risiko sosio-demogafi dan risiko mediko-obstetrik 9,J 0. Risiko sosio-demografi dibag lagi dalam sub-sub bagian, yaitu : a) umur ibu dan nomor umt anak yang akan dilahirkan, b) pendidikan ibu, dan c) status ibll. Yang termasuk risiko tinggi menurut umur ibu dan nomox urut anak adalah: 1) umur ibu kurang dari 15 tahun, Bul. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K . Husaini et al.
2) umur ibu 1 5 - 1 9 tahun dan akan melahirlran anak kedua amu lebih, 3) umur ibu 20 -- 24 tahun dan a k a melahirkan anak keempat atau lebih, 4) umur ibu antara 25 29 tahun akan melahirkan anak kelima a h u lebih, 5 ) umur ibu &tara 38 - 34 tahun dan alr'm rnelahirkan anak atau lebih, 6) umur ibu antara keenam 35 - 39 tahun d'm akan melahirkan anak pertama atau anak keenam atau lebih, 7) umur itou lebih besar dari 40 tahun.
urin positif, 4) terjadi perdarahan, 5) preekslampsia. Yang terrnasuk risiko tinggi berdasarkan h a i l pengainatan pada waktu melahirkan adalah : 1) proses pastus yang lama, 2 ) asphyxia, 3) ketuban pecah dini, 4) sebelum melahirkan keluar darah segar, 5 ) setelah melahirkan terjadi perdarahan, dan 6) tungkxi bengkak.
Yang termasuk risiko tinggi menurut ~endidikanibu, addah yang tidak pernah mengalami pendidikan formal atau buta huruf- Sedangkan yang temasuk risikO tinggi menurut status ibu hamil adalah : 1) ibu hamil yang cerai dengan suami, 2) ibu hami1 Yang suamin~ameninggal, 3) ibu hamil yangsuaminya tidak berkerja 4) ibu hamil yang dimadu.
Tabel 1 menunjukkan pendidikan ibu hamil (kt&) dan suami. Sebanyak 5,9% (N = 110) isteri dan 2,476 (N = 45) suami tidak sekolah (buts h-f). Sedangkan pasangan suami isteri yang keduaduanya tidak sekolah ada 1,1% (N = 21). Mereka yang pemah rnenduduki perg-an tinggi hmya sed&it yaitu 0,7% (N = 14) isteri dan 3,4% (N = 63) suami. Suami-isteri yang keduaduanya berpendidikan perguruan tinggi sebesar 0,6% (N = 12). Makin tinggi pendidikan isteri pada umumnya makin tinggi pula pendidikan suami. Suarni mengalami pendidikan formal di sekolah lebih lama dari isteri, seperti tampak jelas pada Gambar 1. Jadi suami pada umumnya lebih tinggi pendidikannya dari pada isteri.
Seperti halnya risiko sosio-demografi, maka risiko mediko-obstetrik dibagi pula dalam 3 sub bagian, yaitu : a) riwayat kesehatan, kehamilan, dan persalinan terdahulu yang diketahui pada kunjungan pertama ke tempat pemeriksaan, b) pengamatan selama kehamilan, dan c ) keadaan pada waktu melahirkan. Yang termasuk kriteria risiko tinggi pada kunjungan pertama ke tempat pemerilrsaan adalah : l ) pernah menderita sakit hepatitis, tuberculosis, typhus, diabetes melitus atau ginjal yang khronis waktu sebelum hamil, 2) pernah aborsi atau keguguran sebelumnya, 3) pernah melahirkan bayi prematur, 4) pernah melahirkan bayi dengan BBLR, 5) bayi lahir mati, 6) ekslampsia, dan 7 ) jarak kehamilan terakhir kurang dari 6 bulan. Yang termasuk risiko tinggi pada pengamatan selama kehamilan adalah : 1)kadar Hb < 8 g%, 2) tekanan darah systole >/ 150 rnm Hg dan tekanan darah diastole > 90 mm ~ g 3), protein dalam
1. Sosio - Demografi a. Pendidikan
b. Pekerjaan Gambaran tentang pekerjaan utama suami dapat dilihat dalam Tabel 2. Persentase terbanyak adalah sebagai buruh (55,7%), kemudian diikuti pedagang kecil (15,8%), dan pegawai negeri (15,5%). Sedangkan yang tergolong sebagai petani jumlahnya kecil. Dilihat dari penggolongan macam pekerjaan suami ini, dapatlah dikatakan bahwa mereka tergolong berpenghasilan rendah. Sedangkan istrinya (ibu hamil) pada umumnya tidak bekerja.
_.__
Bul. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
--
r-.*-.--" .. ,>,
t
'*
-.-I-
25
Keadaan gizi
. . . . .Yayah K . Husaini et al.
Tabel 1. 'ringkat Pendidikan Ibu Hamil dan Suarni Tingkat pendidikan suami Tingkat pendidikan ibu hamil
Tidak sekolah
SD tidak SD tamat tamat
SLP tamat
SLA tamat
Perg. tinggi*)
Jumlah
N Tidak sekolah SD tidak tamat SD tamat SLP tamat SLA tamat Perguruan Tinggi* Jumlah
N %
* **
21 11 13 0 0 0
27 70 53 3 0 0
53 242 657 37 9 0
7 28 192 48 17 0
2 6 176 61 74 2
0 1 16 12 22 12
358 1107 161 122 14
45 2,4
153 8,2
998 53,3
292 15,6
321 17,l
63
1872**
3,4
110
%
5,9 19,l 59,l 8,6, 65 0, '7
, 100,o
-
sarjana muda ke atas. 130 responden tidak diketahui tingkat pendidikannya.
Lamanya pendidikan (tahun ) Gambar 1.Proporsi Larnanya Pendidikan Formal Ibu Hamil dan Suami.
Eul. Penelit. Kesehat. 14 (2) 1996
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K. Husaini et al.
Tabel 2. Penggolongan Pekerjaan Utama Suami *
Pekerjaan
Jumlah N = 2002
Keterangan
N
%
1116
55,7
Buruh bangunan, supir, buruh pabrik, kuli harian.
Pedagang kecil
317
15,8
Penjaja keliling (sayuran, ikan, kue-kue), dan warung di pasar.
Pegawai negeri Pegawai Bank dan Perusahaan Umum Petani Tak bekerja tetap
310
15,5
Golongan I dan 11.
41 32 186
2,l 1,6 9,3
Buruh
Golongan rendah. Petani penggarap. Masih ikut orang tua, baru menikah dan belum mempunyai pekerjaan tetap.
c. Status I ~u Responden yang diteliti pada umumnya masih bersuami. Hanya 1 orang yang sudah bercerai dan 1 orang yang suaminya meninggal. d. Perurnahan Tabel 3 menggambarkan keadaan rumah tempat tinggal responden, berdasarkan proporsi yang banyak, diurut dari yang terbanyak. Di luar dari jumlah yang digambarkan dalam Tabel 3, termasuk lain-lain, yang sebagian berdasarkan campuran dari kriteria-kriteria yang disebutkan dalam Tabel 3, atau kurang jelas pengelompokannya. Keadaan perumahan pada umumnya tergolong cukup baik, walaupun sederhana. Sebagian terbesar berdinding bata-
Bul. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
ko, berlantai semen, dan berlangit-langit gedek yang terbuat dari anyaman bambu. Sebanyak 61,6 % (N = 1208) sudah mempunyai penerangan listrik, dan 59,5% (N = 994) yang menggunakan sumur sendiri sebagai sumber air minun. Hanya sebagian kecil yaitu kurang dari 5% yang mempunyai kendaraan sepeda motor atau mobil. Sebanyak 33,2 % (N = 555) mempunyai televisi; dan 35,5 % (N = 594) mempunyai radio. Karena bahan bakar kayu sudah mulai langka, maka umumnya minyak tanah yang digunakan. Tempat buang air besar masih di sungai, dan baru 27,9% (N = 466) yang mempergunakan kakus dengan "septictank" Luas ruangan per-anggota rumah tangga umumnya masih tergolong sernpit, yaitu hanya sebanyak 22,8% (N = 381) yang mempunyai ruangan 1 0 m2 per kaput.
Keadaan gizi . . . . . Yayah K. Husaini e t al.
Talbel3. Keadaan Rumah Meluarga *) --
-
Keadaan perumahan
Jumlah * * ) N
1671
=
Konstruksi rumah Dinding
.
-
Lantai
:
-
-
batako bambu dan batako bambu tegel semen tanah
Langit-langit
.
eternit - gedek (anyaman bambu) - tanpa langit-langit
Penerangan
.
-
listrik minyak tanah petromak
-
minyak tanah
-
kayu bakar
-
10 m2 7-9m 2 4-6m 2
-
Bahan bakar
.
Luas bangunan perorang (m2)
:
Fasilihs sanitasi Tempat buang air besar
:
-
kakus berseptic-tank kakus cemplung sungai
Air minum
.
-
ledeng
-
sumur sendiri mata air
.-
Pemilikan barang berharga Status rumah tinggal
.
-
-
rumah scndiri serumah dc.ngan orang t.11n menempat,i rumah k(,ltr:~rtn;~
-
kontrak/scwa
726 559 228 144 555 594 522
33,2 35,5 31,2
18
1,1 3,s 93,9
-
Alat hiburan (TV atau Radio)
:
-
T.V. Radio tidak punya
Kendaraan bermotor
.
-
mobil sepeda motor tidalr punyn
--
..
--.
63 1569
*) Hanya diperlihatkan proporsi yang dalam j * ~ m l a ha? h al. **) 3 3 1 keluarga tidak dikunjungi karena berbagai asala-., r-nisnlnya k:ireiia ' I 1 3 1 ~t,ernln, survai konsumsi, a t a u tidak melaporkan kelahirannya hayinya, atau lain-ln~nnya
a
43,4 33,5 13,6 S ,6
il
Keadaan gizi . . . . . Yayah K . Husaini et al.
Sebagian besar, yaitu 43,596 (N = 726) mempunyai rumah sendiri, dan sebagian kecil, yaitu 8,696 (N = 144) masih menyewa rumah. Yang lainnya masih serumah dengan orang tua atau menempati rumah keluarga.
Gambar 2 memberikan gambaran tentang distribusi umur ibu hamil (isteri) dan suami. Persentase tertinggi dari umur isteri adalah pada kelompok 20 - 24 tahun dan untuk umur suarni adalah pada kelompok 25 - - 29 tahun. Suami
hampir selalu lebih tua dari isteri. Jumlah ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun ada 14,5 % (N = 291). Di antaranya hanya seorang yang berumur 1 5 tahun. Yang benunur di atas 35 tahun ada 7,396 (N = 144). Di antaranya 1,896 (N = 36) berumur di atas 40 tahun. Dilihat dari pengelompokan umur, jumlah ibu hamil terbanyak berumur 20 - 24 tahun, yaitu 42,296 (N = 845) kemudian diikuti umur 25 - 29 tahun 22,496 (N = 448) dan 30 - 34 tahun 13,6% (N = 273).
ibu harnil
- - - - - suami
Umur (tahun) Gambar 2 : Distribusi Umur Ibu Hamil dan Suami
Sul. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K. Husaini et al.
Tabel 5. Distribusi Wanita Hamil Menurut Kelompok Tinggi Radan Tinggi badan (cm)
Jumlah :
h. Berat badan (BB)
Bertambah umur kehamilan, bertambah pula BB. Pertambahan berat badan rata-rata per bulan untuk trimester kedua lebih tinggi daripada trimester ketiga, dan trimester ketiga lebih tinggi dari trimester pertama. Hasil pengamatan terhadap beberapa ibu hamil yang diperiksa pada umur kehamilan kurang dari 8 minggu, menunjukkan bahwa pertambahan BB pada minggu-minggu pertama kehamilan jauh lebih rendah dari pada kenaikan BB sesudah umur kehamilan 8 minggu. Pertambahan BB rata-rata selama hamil adalah 7,78 + 2,63 (SB). Gambaran median pertambahan berat badan ibu harnil setiap 4 minggu dapat dilihat pada Tabel 6.
Jumlah (N)
2002
(%)
100,O
2. Mediko - Ohstetrik a. Riwayat Kesehatan IOU hamil yang sedang atau pernah menderita penyakit menahun clapat dilihat pada Tabel 7. Sebanyak 1,1% ( N = 22) sedang menderita penyakit hepatitis. Yang pernah menderita penyakit hepatitis sebelumnya tetapi sekarang sudah sembuh sebanyak 4,7% (N = 95). Ibu-ibu hamil yang sedang menderita sakit tuberkulosa sebanyak 0,5% (N = 10). Yang menderita diabetes melitus juga sebanyak 0,5% (N = 9), sedangkan yang menderita sakit ginjal lebih tinggi yaitu 2,876 (N = 56). Ibu hamil yang sekarang sedang menderita sakit typhus tidak ada, tetapi insidens sebelum hamil cukup tinggi, yaitu 5,9% (N = 120). Bul. Penelit. Kesehat. 14 (2) 1986
Keadaan gizi . . . . . Yayah K. Husaini e t al.
b. Riwayat kehamilan Dari 1463 ibu hamil yang pemah hamil sebelum kehamilan ini dan mengalami kelainan pada riwayat kehamilan 24 bulan yang lalu, terdapat sebanyak 8,8% (N = 129) pernah mengalami keguguran, 0,5% (N = 8 ) pemah melahirkan bayi dengan lahir mati, 1,1% (N = 16) pernah melahirkan bayi dengan kurang
<
bulan, 0,8% (N = 1 2 ) pernah melahirkan bayi dengan berat bayi lahir < 2500 gram, sebanyak 0,876 (N = 12) pemah mengalami perdarahan sebelum melahirkan, dan sebanyak 1,976 (N = 29) pernah mengalami perdarahan setelah melahirkan. Keterangan lebih terperinci dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah ibu Hamil dengan Kelainan Riwayat Kehamilan Kelainan riwayat kehamilan dan waktu --
Jumlah (N = 1463)
-
Keguguran 6 bulan yang lalu 7-12 bulan yang lalu
<
-
13-18 bulan yang lalu 19-24 bulan yang lalu
Melahirkan bayi mati 12 bulan yang lalu - 13-24 bulan yang lalu
<
Melahirkan bayi kurang bulan -
-
<
12 bulan yang lalu 13-24 bulan yang lalu
Melahirkan berat bayi lahir rendah 12 bulan yang lalu - 13-24 bulan yang lalu
<
Perdarahan antepartum 12 bulan yang lalu - 13-24 bulan yang lalu
<
Perdarahan postpartum 12 bulan yang lalu 13-24 bulan yang lalu
<
Preeklampsia 12 hulan yang lalu - 13-24 bulan yang lalu
<
Melahirkan dengan tindakan 12 bulan yang lalu - 13-24 bulan yang lalu
<
B d . Penelic,. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K. Husaini et al.
c. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan antara awal kehamilan ini dengan kelahiran terakhir dapat dilihat pada Tabel 9. Jumlah ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan 5 6 bu-
lan adalah 8,976 (N = 131), antara 7-12 bulan adalah 13,596 (N = 197), antara 1324 bulan sebanyak 39,7% (N = 581), dan jarak kehamilan > 24 bulan adalah 37,9% (N = 554).
Tabel 9. Jumladi Ibu Harnil BerJasarkan Jarak Kehamilan Jarak kehamilan ini dengan kelahiran terakhir
(
N
Jumlah = 1463 )
<
6 bulan 7 - 12 bulan 13,- 24 bulan > 24 bulan
.1. Tekanan Darah
Pada Tabel 1 0 dapat dilihat bahwa sebesar 3,6% (N = 41) ibu hamil mempunyai tekanan darah diastole > 90 mm Hg, dan 2,296 (N = 20) mempunyai te-
ltanan darah systole 3 150 mm Hg. Jumlah ibu harnil yang mempunyai tekanan darah diastole > 90 mm Hg dan systole 3 150 mm Hg adalah sebesar 1,6% (N = 18).
Tabel 10. Jurnlah b u Hamil menurut Xeadaan Tekanan Darah pada Trimester Ketiga Diastole Systole
Jumlah
(mm Hg)
(mm Hg)
80-120 130- 140 150- 170 > 170
119 0 0 0
Jumlah ( N )
119 10,4
(%)
(mm Hg) (mm Hg) 388 1 0 0 389 33,9
Rul. Penelit. Kesehat. 1 4 (2) 1986
462 52 1 1 516 45,O
(mm Hg) 9 68 5 0 82 7,1
(N)
(50%)
0 23 16 2
978 144 17 3
85,3 12,5 199 0.3
41 3,6
1147
(mm Hg)
100,o
33
Keadaan gizi . . . . . Yayah K , Husaini et al.
e. Kadar Hemoglobin d m Hematokrit Gambar 3 memperlihatkan kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) berdasarkan umur kehamilan. Keduaduanya menunjukkan penurunan yang serupa dengan bertambahnya umur kehamilan. Kadar Hb rata-rata turun dari 1 1 , l g%
9--12
menjadi 10,O g%, dan kadar Ht rata-rata turun dari 34,576 menjadi 30,796 selama kehamilan. Persentase ibu hamil yang menderita anemi ( < 11,O g%) pada trimester ketiga cukup besar yaitu 74,596 (N = 1021). Di antaranya terdapat 5,570 dengan kadar Hb < 8,O g%.
17.20 25-28 Umur keharnilan (minggu)
33-36
Garnbar 3. Kadar Hemoglobin Rata-rata d m Kadar Hematokrit Rata-rata berdasarkan Umm Kehamilan.
Keadaan gizi
f.
. . . . . Yayah K. Husaini e t al.
Protein dalam urin
Tdbel 11 memperlihatkan hasil pemeriksaan protein dalam urin yang hanya dilakukan pada trimester ketiga. Dari 1373 ibu hamil yang diperiksa hanya 100 (7,3%) ibu hamil yang rnenunjukkan protein positif dalam win. Tabel 11.
bay i dengan BBLR. Pada risiko mediko-obstetrik tercatat faktor-faktor riwayat kesehatan yang diketahui pada kunjungan pertama. Ini meliputi : 1 ) pernah menderita sakit kuning, tbc, atau typhus, 2 ) pernah keguwran, 3) pernah melahirkan kurang
Jumlah Ibu Hamil menurut Hasil Pemeriksaan Protein dalam Urin pada Trimester Aetiga.
-Protein dalam urin Positip Negatip
Sebagai tambahan dapat dikemukakan di sini, bahwa dari sebanyak 1373 ibu hamil, hanya ditemukan satu orang yang menderita ekslampsia, yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir sebesar 1,35 kg. Sampai umur satu bulan, bayi ini masih hidup. g. Proses persalinan Dari 1384 bayi lahir hidup yang dapat ditimbang berat bayi lahirnya, sebanyak 94,4% ( N = 1307) adalah kelahiran normal. Persentase responden yang mengalami kesukaran pada waktu melahirkan (proses partus lama, bayi asphyksia, ketuban pecah dini dan lain-lain) adalah kecil, berkisar antara 0,4 - 6,2%.
3. Berat Bayi h h i r Rendah (BBLR) : d a m Huaungannya dengan Faktor Resiko Sosio-Demografi dan Mediko 0dstetrik. Pada Tabel 1 2 tampak faktor-faktor yang berperan terhadap berat bayi lahir rendah (BBLR). Pada risiko sosio-demografi tercatat faktor pendidikan ibu. Wanita-wanita hamil dengan pendidikan Sekolah Dasar 1 - 3 tahun atau buta huruf tinggi kemungkinannya melahirkan Bul. Penelit. Kesel~at.1 4 ( 2 ) 1986
N (
=
1373)
%
100
7,3
1273
92,7
bulan, 4 ) pernah melahirkan bayi dengan BBLR, 5 ) dan jarak antara kehamilan yang terakhir ,< 6 bulan. Mereka itu tinggi kemungkinannya melahirkan BBLR. Faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kemungkinan BBLR, yang dapat dicatat pada pengamatan selama hamil terutama pada trimester ketiga, adalah : 1 ) kadar HI:, < 8 g%, 2) tekanan darah systole >, 1 5 0 mm Hg atau diastole > 9 0 mm Hg disertai dengan protein dalam urin positif dan edema. Ketiga kelompok risiko tersebut di atas, yaitu pendidikan ibu, riwayat kesehatan yang diketahui pada kunjungan pertama, dan faktor-faktor yang diamati selama hamil, berdasarkan uji Khi Kuadrat masing-masing nyata peranannya (P < 0.05) terhadap BBLR. Sedangkan faktorfaktor lain, yaitu umur ibu dan nomor urut lahir, serta faktor-faktor lainnya yang diketahui sewaktu melahirkan, seperti lahir sungsang, partus lama, ketuban pecah dini, pendarahan pada waktu melahirkan, dan lain-lain, tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam hubungannya dengan BBLR.
Keadaan gizi . . . . . Yayah K . Husaini et al.
Tabel 12.
Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi yang Dikelompokkan Berdasarkan Berat Bayi Lahir Berat bayi lahir
Macam Risiko
B.
24,6 32,6
298 65
25,O 5,4
Medikoabstetrik : - Diketahui pada kunjungan pertama*
123
89,l
173
14,5
105 28
76,l 20,3
325 234
27,2 19,6
2.500 g dan
3 2.500 g.
Diketahui pada pengamatan selama hamil* Diketahui pada waktu melahirkan
Berbeda nyata (P
< 0 . 0 5 ) antara bayi dengan herat lahir <
4. Konsumsi Energi dan Zat-zat Gizi Gambar 4 melukiskan tentang konsumsi energi, protein dan besi dari responden dibandingkan dengan kebutuhan ibu hamil memnurut "Dietary Allowances" (RDA) yang ditetapkan untuk keperluan nasionalll. Konsumsi energi hanya sekitar 70% dari RDA pada trimester pertama dan kurang lebih 80% masingmasing pada trimester kedua dan ketiga. Konsumsi protein 85% dari RDA pada trimester pertama dan 100% masingmasing pada trimester kedua dan ketiga. Konsumsi energi tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dianjurkan. Sebaliknya protein dapat mencapai jumlah yang cukup untuk kebutuhan ibu hamil. Konsumsi zat besi adalah yang paling rawan, yaitu hanya kurang lebih 50% dari kebutuhzn yang dianjurkan dalam RDA. Kekurangan ini merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan konsumsi zat-zat gizi lainnya. Konsumsi vitamin A, vitamin B1 dan kalsium memenuhi 100% RDA. 36
( N = 1194)
34 45
-
*
3 2.500 g
2.500 g (N = 138)
Umur ihu dan nomor urut anak lahir Pendidikan Ibu*
-
-
<
-
-
PEMBAHASAN Berat bayi lahir erat hubungannya dengan keadaan gizi dan kesehatan ibu hamil. Apabila keadaan gizi dan kesehatan ibu selama hamil kurang baik, maka terjadi retardasi pertumbuhan janin dalam kandungan. Janin menderita keadaan kurang gizi, dan pada saat lahir bayi itu mempunyai berat bayi yang rendah. Berbagai macarn faktor dapat berpengaruh terhadap terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR), inisalnya faktor sosio-demografi, mediko-obstetrik, dan makanan ibu. Jika terjadi perubahan sosio-ekonomi, mediko-obstetrik, dan kebiasaan makan ke arah yang positif, maka keadaan gizi cian kesehatan ibu hamil dapat ditingkatkan, yang berakibat angka BBLR dapat diturunkan. Informasi yang disajikan di sini lebih mengarah kepada usaha preventif dibanding kuratif. Pengetahuan terhadap karakteristik dari suatu populasi, misalnya karakteristik dari populasi pengH I I ~Penelit. . Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
Keadaan gizi . . . . . Yayah K . Husaini et al.
gunaan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) atau karakteristik dari populasi pengunjung Puskesmas, sangat diperlukan untuk usaha-usaha meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap dalam peranserta untuk pembinaan gizi dan kesehatan ibu hamil.
umum pendidikan wanita hamil yang diselidiki ternyata rendah. Sebanyak 78,796 (N = 1575) wanita hamil dan 59,796 (N = 1196) suami berpendidikan Sekolah Dasar (SD) atau lebih rendah (termasuk buta huruf). Gambaran pendidikan dari masyarakat yang diselidiki ini tidak ber-
RDA
T M I = Trimester I (N = 98) TM I1 = Trimester I1 (N = 241) T M I11 = Trimester I11 (N = 193) RDA = Recommended Dietary Allowances
Kalori Gnmbar 4.
Protein
Besi
Konsumsi Elata-rata Icalori, Protein dan Besi pada Tiap Trimester.
Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan tingkat peranserta masyarakat. Selain itu pendidikan Yang rendah, terutama yang tidak bisa n-m-nbaca (buta hwuf) berpengaruh nyata terhadap kemungkinan wanita hamil me]ahirkan bayi dengan BBLR. Keadaan Bul. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
beda dengm g a b m a n pendidikan ibu pengguna di beberapa propinsi daerah Usaha Perbaikan Gizi Keluarga ( u P G K ) ~ ~ . Dengan demikian hasil akhir penelltian ini dlharapkan bermanfaat untuk menunjang program UPGK, dalam hubungannya dengm kesehatan ibu hamil sebagai uPaYa
37
Keadaan gizi . . . . . Yayah K. Husaini et a1
menurunkan angka BBLR. Dilihat dari macam pekerjaan suami, pada umumnya mereka tergolong berpenghasilan rendah, Yang terbanyak adalah sebagai buruh, kemudian diikuti pedagang kecil dan pegawai negeri golongan I dan 11. Rendahnya kedudukan tingkat dan macam pekerjaan ini adalah akibat dari tingkat pendidikan yang juga rendah. Mayoritas pengunjung Puskesmas memang umumnya berasal dari golongan inil4. Ada empat elemen penting dalam menilai partisipasi, yaitu kapan dilakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama, berapa kali selama hamil memeriksakan kesehatannya, di mana diperiksakan kehamilannya (Rumah Sakit, Puskesmas, rumah bidan, rumah dukun), dan macam pelayanan yang diberikan. Yang termasuk kunjungan untuk pemeriksaan yang dini adalah dimulai sebelum umur kehamilan 1 2 minggu, yang sedang antara 1 2 - 27 minggu, dan yang lambat sesudah 28 minggu. Jumlah kunjungan yang dianggap terbaik adalah lebih dari 8 kali, yang cukup antara 5 - 8 kali. dan yang kurang adalah kurang dari 5 kalil5. Ibu-ibu yang biasanya menunda pemeriksaan kehamilannya yang lebih awal, juga adalah ibuibu yang jumlah pemeriksaan kehamilannya yang paling sedikitl5. Derajat partisipasi ibu hamil dalam perawatan antenatal dalam hal-ha1 tertentu berhubungan dengan faktor pendidikan. Latar belakang pendidikan ibu yang rendah menyebabkan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan selama hamil juga rendah. Selain itu dorongan dari suami (yang juga berpendidikan rendah) untuk memeriksakan kehamilan juga rendah. Salah satu usaha dalam penyuluhan gizi dan kesehatan ibu hamil, adalah memberikan kesadaran dan motivasi dengan cara-cara yang mudah dimengerti, agar mereka memeriksakan kehamilannya di Puskesmas atau d i tempat lain sedir~i 38
mungkin dan secara teratur. Usaha preventif berupa penyuluhan dapat pula dilakukan di media massa, misalnya melalui radio dan televisi. Pada penelitian ini, walaupun mereka sebagian besar tergolong berpenghasilan kurang mampu, ditemukan sebanyak 33,270 mempunyai televisi, dan 35,570 mempunyai radio. Komunikasi melewati kedua macam massmedia ini, sangat penting dalam mendemonstrasikan cara-cara praktis pemeliharaan kesehatan antenatal, mengingat jangkauannya yang sangat lua!. Selain itu usaha-usaha PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) clan kegiatan-kegiatan Dharma Wanita akan banyak membantu keberhasilan pendidikan gizi dan kesehatan, apabila diikutsertakan dan diarahkan dengan sebaik-baiknya. Usaha-usaha meningkatkan partisipasi ibu dalam perawatan antenatal ini menjadi lebih penting lagi temtama terhadap ibuibu hamil yang tidak pernah bersekolah atau hanya sekolah SD selama satu sampai tiga tahun, pernah menderita sakit menahun sebelum hamil, pernah aborsi atau keguguran, pernah melahirkan bayi prematur, pernah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, preekslampsia, dan jarak kehamilan terakhir kurang dari 6 bulan. Demikian pula terhadap ibuibu hamil yang mempunyai kadar Hb < 8g70 atau sangat pucat, tekanan darah systole 3 150 mm Hg dan diastole > 90 mm Hg, dan terjadi perdarahan. Ibu-ibu hamil yang menunjukkan salah satu atau lebih tanda-tanda tersebut di atas dikelompokkan sebagai ibu-ibu yang mempunyai risiko tinggi terhadap kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah ( < 2500 g). Usaha ini dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan ibu-ibu hamil yang datang ke Posyandu/Puskesmas dengan karakteristik di atas, memantau terus usaha penyuluhan gizilkesehatan, pemberian PMT dan lain3x11. Penelit. Krsehst. 1 4 (2) 1986
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K. Husaini e t al.
lain, sehingga risiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR dapat dihindari. Kenaikan BB ibu pada minggu-minggu pertama kehamilan adalah rendah. Pada masa itu secara fisiologis pertumbuhan bayi baru pada taraf pembelahan sel-sel, mulai pembentukan organ-organ. Pada umumnya juga terjadi anorexia, muntah, dan lain-lain8. Apabila BB ibu pada umur kehamilan 4 minggu dianggap sama dengan BB ibu sebelum hamil, maka ratarata kenaikan BB selama kehamilan adalah 7,78 kg -+ 2,63 kg (SD). Kenaikan berat badan sebesar 7,78 kg ini kurang, karena selama deposit di dalam badan ibu yang sedikit, juga prevalensi BBLR adalah tinggi yaitu 10,4% dibandingkan dengan angka nasional yang juga tinggi yaitu 14%.l6 Kurangnya kenaikan BB selama kehamilan ada hubungannya dengan konsumsi kalori yang rendah. Pada penelitian ini konsumsi kalori hanya + 80% RDA. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang berasal dari tingkatan sosio-ekonomi yang lebih baik cenderung melahirkan bayi yang lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan keadaan sosial-ekonomi yang lebih rend&8,17. Hal ini mungkin disebzbkan oleh kumulasi dari faktor-faktor yang berkaitan dengan gizi selama tahun-tahun reproduksi. Sedikit saja pengaruh dari makanan selama kehamilan. Habicht melaporkan bahwa suplementasi kalori selama kehamilan meningkatkan BB bayi yang dilahirkan, tetapi suplementasi protein hanya mempunyai pengaruh sedikit, kecuali bila ditambahkan juga kaloril8. Pendapat Habicht ini sejalan dengan hasil pencatatan konsumsi zat-zat gizi pada penelitian ini. Pada penelitian ini ditemukan konsumsi protein yang cukup. Berdasarkan data ini penarnbahan kalori dalam menu sehari-hari ibu hamil lebih Bui. Penelit. Kesehat. 14 ( 2 ) 1986
tepat, di samping harganya juga jauh lebih murah. Seperempat dari konsumsi protein berasal dari hewan. Sebagian besar sumber protein hewani ini berasal dari ikan, terutama ikan asin, dan hanya sedikit berasal dari daging. Konsumsi daging yang sedikit ini berhubungan dengan rendahnya absorpsi zat besi. Absorpsi besi akan meningkat tinggi apabila ada daging dalam menu makanan 19. Keadaan rendahnya absorpsi zat besi ini diperberat keadaannya oleh kenyataan bahwa jumlah besi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari hanya sebesar 50% dari RDA. Hal ini berakibat prevalensi wanita hamil yang anemia menjadi sangat tinggi, yaitu sebesar 74,5% pada trimester ketiga. Dengan demikian pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil perlu mendapat perhatian. Dari data hasil penelitian ini, maka dalam program untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan prenatal, karakteristik ibu hamil yang melingkupi : 1)sosiodemografi, 2) mediko-obstetrik, dan 3) konsumsi makanan, perlu diketahui agar supaya usaha yang dijalankan mendapat hasil yang optimal.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih banyak kami sampaikan kepada Sdr. Susilowati Herman, MSc, Sdr. Sri Mulyati Basuki, BSc, Sdr. Astuti Lamid, BSc., Sdr. Hermina, BSc, Sdr. Drs. Almasyhuri, Dr. S.T. Hudono, Dr. Barizi, Dra. S. Martoatmodjo, Abas B. Jahari, MSc, dokter-dokter Puskesmas d i Kotamadya dan Kabupaten Bogor, serta semua anggota tim penelitian "Keadaan Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil" atas jasa dan budibaiknya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
39
Keadaan gizi
. . . . . Yayah K. Husaini et al.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Miller, B.C. and Hassanein, K. Fetal malnutrition in white newborn infants : maternal factors. Pediatrics, 52 : 504 - 512,1973.
11. LIPI. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. Buku I : Laporan Umum dan Kesimpulan Subtema, hal. 28,1979.
Stein, Z. and Susser, M. The Dutch Famine, 1944 - 1945 and the repreductive process. 11. Interrelations of caloric rations and six indices at birth. Pediatr. Res. 9 : 76-83, 1975.
12. Scott;-K.E. and Husher, R. Fetal malnutrition: Its incidence, causes and effects. Am. J . Obstet. Gynec., 94 : 951 - 959, 1966.
Lechting, A, Habicht, J.P., Delgado, H., Klein, R.E., Yarbrough, C. and Martorell, R. Effect of food supplementation during pregnancy on birth weight. Pediatrics 56 : 508 - 520,1975. Moro, J.O., de Predes, B., Wagner, M. Nutritional supplementation and outcome of Pregnancy. I. Birth weight. Am. J. Clin. Nutr. 32 : 455 -462,1979. Picone, T.A., Allen, L.H., Olsen, P.N. and Ferris, M.E. Pregnancy outcome in North American Women. 11. Effects of diet, cigarette smoking, stress, and weight gain on placenta, and on neonatal physical and behavioural characteristics. Am. J. Clin. Nutr. 36 : 1214 - 1224,1982. Jelliffe, D.B. The assessment of the nutritional status of the community. WHO, Geneva, 1966. Direktorat Gizi Dep. Kes. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Jakarta, 1972. National Academy of Science, Committee on Maternal Nutrition/Food and Nutritional Board. Maternal nutrition and the course of pregnancy. Washington, D.C. 1970. Chase, H.C. A study of risk, medical care, and infant mortality. Part I. Selected Substantive Results, p. 3-17. American Public Health Association, Washington, D.C., 1973. ,
13. Martoatmodjo, S., Zein Sulaiman, Herman Sudiman, Sandjaja, Almasjhuri, dan Endi Ridwan. Studi Evaluasi Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Penelitian Gizi dan Makanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, jilid 5 : 1, 1982. 14. Suwarna. Program dan pelaksanaan Puskesmas. Disampaikan pada Pertemuan Dokter Ahli Kebidanan, Jakarta 26 - 28 Desember, 1985. 15. Chase, H.C., Frieda, G. and Nelson, B.A. Education of mother, medical care and condition of infant. A study of risks, medical care, and infant mortality, p. 27-40. American Public Health Association, Washington, D.C., 1973. 16. Departemen Kesehatan R.I. Sistem Kesehatan Nasional, Cetakan 2, Jakarta, 1982. 17. Naeye, R.L., Blance, W., and Paul, C. Effects of maternal nutrition on human fetus. Pediatrics, 52 : 494--503, 1973. 18. Habicht, J.P., Yarbrough, C., Lechtig, A. and Klein, R.E. Evidence for fetal malnutrition in the human, an intervention study. Nutr. Int., 7 : 533, 1973. 19. Cook, J.D., Finch, C.A. and Nathan, J.S. Evaluation of the iron status of a population. Blood 48 : 449,1976.
Habicht, J.P. Standarization de methods epidemiologicos cuantitativos sobre et terreno. Boletin de La Oficina Sanitaria Panamericana, Mayo 1974, Ano 53, vol LXXVI, No. 5 : 365 - 384.
:'.ul. Penelit. Kesrhat. 1 4 ( 2 ) 1986