PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DEWAN DIREKSI DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP RISIKO Rima Melati Anggraeni Email:
[email protected] I Made Sudana Email:
[email protected] Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik demografi dewan direksi dan karakteristik bank terhadap risiko bank di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 20102015 dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdiri dari usia dewan direksi, keberadaan dewan direksi wanita, tingkat pendidikan dewan direksi, kewarganegaraan direksi, CAR, ukuran perusahaan, NPL, LDR terhadap variabel terikat yaitu risiko bank. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa usia, keberadaan dewan direksi wanita, tingkat pendidikan direksi dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan, NPL berpengaruh positif signifikan, sedangkan CAR, LDR, dan kewarganegaraan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko bank. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik demografi dewan direksi dapat memengaruhi keputusan yang diambil dan berdampak pada risiko yang ditanggung oleh bank. Kata kunci: karakteristik demografi, CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL, risiko ABSTRACT This research aims to determine the effect of board of director’s demographic characteristic and bank characteristic on bank risk. This study are conducted on banks listed in Indonesia Stock Exchange over 2010-2015 period, using purposive sampling method. This research used multiple linear regression analysis to determine the effect of independent variables consisting of age, female representation on board, education, director’s nationality, CAR, size, LDR, NPL towards dependent variable which bank risk. Based on the results of analysis, it could conclude that age, female representation on board, education and bank size have negative effect, while NPL caused a positive effect, however those five variables were significantly influenced to bank risk, whereas CAR, LDR, director’s nationality have insignificant effect to bank risk. So, board of director’s demographic characteristic will affect the risk and decision making. Keyword : demographic characteristic, CAR, size, LDR, NPL, risk 1. PENDAHULUAN Industri perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara, tak terkecuali Indonesia. Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bank harus dikelola dengan baik
sehingga
mampu
menjalankan
kegiatan
usahanya
secara
optimal. Dalam
pengelolaannya, kepengurusan perseroan terbatas termasuk bank di Indonesia menganut
1
sistem dua badan atau disebut dengan two tiers system. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai dua badan terpisah yaitu dewan komisaris (supervisory board) dan dewan direksi (executive board) yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perbedaaan wewenang, tanggung jawab, dan kepentingan menyebabkan perbedaan pengambilan risiko. Hasil pengelolaan risiko bank dapat dilihat dari risiko total. Risiko total adalah risiko yang timbul karena faktor internal dan eksternal perusahaan. Risiko total mencerminkan persepsi pasar atas keseluruhan risiko yang ditanggung oleh bank. Risiko total yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan perbankan di Indonesia berada pada kisaran 1%-10%. Rata-rata risiko total bank di Indonesia cenderung fluktuatif pada tahun 2010-2015. Peran dewan direksi dalam hal manajemen risiko berpengaruh terhadap besarnya risiko total yang dimiliki suatu bank. Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, dewan direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan manajemen risiko di bank. Untuk itu dewan direksi (executive board) sebagai pengambil keputusan kebijakan manajemen risiko, harus memahami risiko-risiko yang dihadapi bank. Karakteristik demografi dewan direksi berpengaruh terhadap pengelolaan risiko bank, karena
kemampuan
dan
kualitas
yang
dimiliki
direksi
berimplikasi
pada
proses
pengambilan keputusan. Perusahaan perlu mempertimbangkan karakteristik demografi dewan direksi, seperti usia, gender, pendidikan, serta kewarganegaraan. Kehadiran dewan direksi muda memengaruhi penggunaan teknologi yang lebih update, cepat dalam pengambilan keputusan serta lebih berani dalam mengambil risiko (risk taker). Berdasarkan data yang dilansir dari Biro Riset Infobank, terdapat 242 wanita yang menjadi petinggi di jajaran elite perusahaan-perusahaan keuangan dan sebanyak 16,62%, board of director (BOD) pada bank di Indonesia dijabat oleh wanita. Pada industri perbankan di Indonesia, mayoritas dewan direksi memiliki tingkat pendidikan master pada kurun waktu 2010-2015. Persentase dewan direksi yang memiliki gelar master lebih dari 50%, sarjana sebesar 45% dan doktor sebesar 5%. Meningkatnya internasionalisasi bisnis di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan akan dewan direksi asing karena dewan direksi asing memiliki akses dan pengetahuan mengenai pasar asing, hal ini ditandai dengan adanya kenaikan jumlah dewan direksi asing di Indonesia dari tahun ke tahun. Hasil penelitian Adam dan Funk (2011), Berger et al. (2014), dan Padgett (2014) menunjukkan rata-rata usia dewan direksi berpengaruh negatif terhadap risiko secara signifikan, keberadaan wanita pada jajaran direksi berpengaruh positif terhadap risiko, tingkat pendidikan dewan direksi berpengaruh negatif terhadap risiko, serta keberadaan dewan direksi asing mampu menurunkan risiko. Sebaliknya, hasil penelitian Chan et al. (2014) menunjukkan bahwa proporsi dewan direksi wanita berpengaruh negatif terhadap risiko, hasil penelitian Truong dan Wu (2014) menunjukkan rata-rata usia tim eksekutif
2
berpengaruh positif terhadap risiko, serta keberadaan dewan direksi asing berpengaruh positif terhadap risiko bank. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang diteliti adalah apakah karakteristik demografi dewan direksi, dan karakteristik bank (CAR, ukuran perusahaan, LDR, NPL) berpengaruh terhadap risiko bank? 2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.1. Pengertian dan Fungsi Bank Bank adalah suatu badan usaha yang berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan. Secara lebih spesifik bank berfungsi sebagai agent of trust, dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Agent of development, bank sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian disektor riil. Agent of services, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa ini dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. 1.2. Risiko dan Pengukurannya Risiko
dapat
didefinisikan
sebagai
suatu
kemungkinan
hasil
yang
diperoleh
menyimpang dari yang diharapkan (Hanafi, 2012:1). Risiko muncul karena adanya kondisi ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan. Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan beberapa pendekatan, yaitu range, varians, koefisien variasi dan standar deviasi. Penelitian ini menggunakan risiko total sebagai proksi untuk mengukur risiko karena mencerminkan persepsi pasar atas keseluruhan risiko yang ditanggung oleh bank (Chan et al., 2016). Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan standar deviasi pendapatan saham harian yang dihitung dengan rumus berikut : ...........................................................................................................(1) Keterangan : : Standar deviasi pendapatan saham bank i pada tahun t : Pendapatan sesungguhnya saham bank i hari ke-t : Rata-rata pendapatan harian saham bank i pada tahun t n
: Jumlah hari aktif perdagangan bursa dalam 1 tahun
3
Pendapatan saham bank i hari ke-t (
) untuk setiap tahun fiskal diperoleh melalui
selisih dari harga saham hari ke-t dengan harga saham hari ke-t-1 dibagi harga saham hari ke-t-1 ............................................................................................................................. (2) Keterangan : Pit
: Harga saham penutupan perusahaan I pada hari ke t
Pit-1
: Harga saham penutupan pada hari ke t-1 Risiko total mencerminkan variabilitas pendapatan saham bank (Pathan, 2009).
Semakin besar standar deviasi pendapatan saham harian, maka semakin besar pula risiko (Hanafi, 2012:264). 2.3. Karakteristik demografi dewan direksi serta pengaruhnya terhadap risiko bank Dalam penelitian ini, karakteristik demografi dewan direksi diproksikan dengan variabel usia, gender, tingkat pendidikan, dan kewarganegaraan dewan direksi. 1. Usia dewan direksi Usia dewan direksi merupakan rata-rata usia dari seluruh dewan direksi pada setiap bank, pada tahun penelitian, yang diukur dengan persamaan sebagai berikut. AGE =
......................................................................................................(3)
Semakin tua rata-rata usia dewan direksi, semakin rendah risiko bank, hal ini disebabkan semakin tua usia seseorang semakin banyak intelegensi, pengalaman dan informasi yang dimiliki, sehingga sifat seseorang cenderung menghindari risiko (risk averse). Semakin tua rata-rata usia dewan direksi, semakin baik pula kemampuan penilaian risikonya ditambah dengan kecakapan, kematangan berpikir, pengalaman yang luas serta informasi yang dimiliki, sehingga cenderung lebih berhati-hati atau konservatif dalam mengambil keputusan. (Gervais dan Odean, 2001). Sebaliknya, semakin muda usia dewan direksi, maka cenderung melakukan strategi berisiko, karena memiliki dorongan lebih besar untuk meningkatkan return perusahaan. Hasil penelitian Berger et al. (2014) menunjukkan adanya pengaruh negatif rata-rata usia dewan direksi terhadap risiko bank karena dengan usia dewan direksi yang semakin tua, maka pengalaman yang dimiliki akan semakin banyak dan informasi yang didapat juga semakin banyak. H1: Rata-rata usia dewan direksi berpengaruh negatif terhadap risiko bank.
4
2. Gender dewan direksi Gender dewan direksi dimaksudkan sebagai keberadaan wanita dalam jajaran dewan direksi. Pengukuran gender berdasarkan variabel dummy, yaitu: 1 jika terdapat wanita dalam jajaran dewan direksi, dan 0 jika tidak terdapat wanita dalam jajaran dewan direksi. Perbedaan sifat dan karakteristik antara pria dan wanita berdampak pada preferensi seseorang terhadap risiko. Sifat wanita yang tidak terburu-buru dan melakukan pengawasan yang ketat meyebabkan keberadaan wanita dalam jajaran direksi membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat dan mampu menurunkan risiko perusahaan. Wanita cenderung menganalisis masalah sebelum membuat keputusan dan memantau pelaksanaan keputusan yang telah dibuat, sehingga menghasilkan alternatif penyelesaian yang lebih tepat, hal ini menyebabkan risiko bank juga akan semakin rendah. Hasil penelitian Zigraiova (2016) menunjukkan pengaruh negatif keberadaan wanita terhadap risk taking karena kecenderungan sifat wanita yang teliti dalam menganalisis informasi dan alternatif keputusan yang detail, menyebabkan risiko yang diterima semakin rendah. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Adam dan Funk (2011),bahwa, dewan direksi wanita menekankan nilai self-transcendence yang lebih tinggi yaitu (benevolence and universalism). Benevolence merupakan usaha meningkatkan dan melestarikan kesejahteraan seseorang, sedangkan universalism merupakan pemahaman, apresiasi, toleransi, dan perlindungan bagi kesejahteraan semua orang dan lingkungan. Hal ini memberikan kesan bahwa perusahaan dengan direksi wanita yang banyak akan membuat keputusan yang lebih berorientasi pada pemegang saham, dan cenderung menyukai risiko (risk taker). Hal ini akan menyebabkan risiko bank akan semakin tinggi. H2: Keberadaan dewan direksi wanita berpengaruh terhadap risiko bank. 3. Tingkat pendidikan dewan direksi Pengukuran tingkat pendidikan dewan direksi menggunakan skala pengukuran ordinal 1 sampai 5. Skor 1 menunjukkan tingkat pendidikan paling rendah dan skor 5 menunjukkan tingkat pendidikan yang paling tinggi. Tingkat pendidikan SMA diberi skor 1, diploma 3 diberi skor 2, S1/D4 diberi skor 3, S2 diberi skor 4 dan S3 diberi skor 5. Pengukuran tingkat pendidikan dewan direksi menggunakan modus dari seluruh direksi dari setiap perusahaan. Pengetahuan lebih tinggi yang dimiliki direksi dalam pengelolaan risiko menyebabkan keputusan yang diambil akan semakin tepat, sehingga risiko bank semakin rendah. Hasil penelitian Berger et al. (2014) menunjukkan adanya pengaruh negatif tingkat pendidikan terhadap risk taking, karena tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka cara berfikir seseorang akan lebih rasional dan tingkat pendidikan yang telah ditempuh dijadikan sebagai referensi dalam setiap keputusan yang diambil sehingga risiko perusahaan juga semakin rendah. Tingkat 5
pendidikan juga berpengaruh terhadap toleransi risiko seseorang. Menurut Grabel (2000) tingkat pendidikan yang semakin tinggi menyebabkan toleransi risiko dan tingkat kepercayaan diri seseorang akan semakin tinggi yang menyebabkan dewan direksi akan melakukan pertimbangan terhadap keputusan berisiko yang diambil untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi. H3: Tingkat pendidikan dewan direksi berpengaruh terhadap risiko bank. 4. Kewarganegaraan dewan direksi Kewarganegaraan dewan direksi dimaksudkan sebagai ada tidaknya dewan direksi asing dalam jajaran dewan direksi. Pengukuran kewarganegaraan dewan direksi menggunakan variabel dummy, yaitu bernilai 1 apabila terdapat dewan direksi asing dalam jajaran direksi, dan 0 apabila tidak terdapat direksi asing dalam jajaran direksi. Keberadaan dewan direksi asing diharapkan mampu membawa keuntungan kompetitif bagi perusahaan karena mampu memperluas jaringan internasional. Dewan direksi asing memiliki kemungkinan untuk mengenalkan perusahaan dengan teknologi dan teknik manajerial yang lebih modern yang mampu menurunkan risiko bank. Tetapi, keanekaragaman
warga
negara
dan
budaya
dalam
jajaran
direksi
juga
memungkinkan timbulnya permasalahan komunikasi dan konflik antar individu, sehingga memicu munculnya masalah keagenan dan meningkatkan risiko bank (Zigraiova, 2016). H4: Kewarganegaraan dewan direksi berpengaruh terhadap risiko bank. 2.4. Karakteristik bank dan pengaruhnya terhadap risiko bank Selain karakteristik demografi, terdapat karakteristik bank yang juga memengaruhi profil risiko bank, diantaranya adalah CAR, ukuran dewan direksi, dan ukuran bank. 1. Capital adequacy ratio (CAR) Rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan kecukupan modal bank yaitu capital adequacy ratio yang diukur dengan rumus berikut. CAR =
........................................................................................................(4)
Rasio ini juga sebagai indikator yang menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan nilai aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan aktiva berisiko.
Modal
manajemen
bank
dalam
yang
semakin
pengelolaan
risiko
tinggi
akan
memengaruhi
atas aktivitas
operasional
kemampuan bank
yang
menyebabkan risiko bank akan semakin rendah yang berarti bank mampu untuk menghadapi risiko dan perubahan kondisi bisnis yang terjadi. Hasil penelitian Berger et al. (2014) menunjukkan pengaruh negatif CAR terhadap risk taking. H5: Capital adequacy ratio berpengaruh negatif terhadap risiko bank. 6
2. Ukuran perusahaan (size) Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Pengukuran size menggunakan rumus logaritma natural total aset. SIZEi,t = Ln (Total Asseti,t) ……………….....……………………………….....................................(5) Menurut Taswan (2010), bank yang semakin besar nilai total asetnya dianggap lebih mampu untuk mengelola risiko karena dengan total aset yang besar, bank dapat memperluas aktivitas opersional, melakukan diversifikasi sehingga risiko bank semakin rendah. Hasil penelitian Berger et al. (2014) dan Anderson (2012) menunjukkan pengaruh negatif ukuran perusahaan dengan risk taking. H6: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap risiko bank. 3. Loan to deposit ratio (LDR) Loan to deposit ratio (LDR) merupakan tingkat likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan oleh bank. Rasio LDR merupakan perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2009:116). Rasio LDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : LDR =
...............................................................................(6)
Batas atas LDR adalah sebesar 110% sedangkan batas bawah LDR sebesar 80%. Semakin tinggi LDR menunjukkan kondisi likuiditas bank semakin riskan karena semakin banyak kredit yang dikeluarkan menyebabkan kemampuan likuiditas menurun dan akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh bank. Oleh karena itu, LDR berpengaruh positif terhadap risiko bank (Gelos, 2006). H7: Loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap risiko bank. 4. Non performing loan (NPL) Non performing loan merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank. NPL dihitung dengan menggunakan rumus berikut : NPL =
................................................................................(7)
Berdasarkan peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, rasio NPL bank tidak boleh lebih dari 5%. Semakin tinggi NPL, semakin buruk kualitas kredit bank, sehingga semakin besar risiko bank dan kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah. Dengan demikian, rasio NPL berpengaruh positif terhadap risiko bank.
7
H8: Non performing loan (NPL)berpengaruh positif terhadap risiko bank. 2.5. Model analisis Mengacu pada hipotesis pada penelitian ini, maka model analisis yang digunakan menggunakan model regresi linear berganda. = β0 + β1AGEi,t + β2GENDERi,t + β3EDUi,t + β4FOREIGNi,t + β5CARi,t + β6SIZEi,t + Sβ7LDR i,t + β8NPLi,t + εi,t............................................................................................................................(8) Keterangan: =
Risiko bank i pada tahun t
AGEi,t
=
Rata-rata usia dewan direksi bank i pada tahun t
GENDERi,t
=
Keberadaan dewan direksi wanita pada jajaran direksi bank i pada tahun t
EDUi,t
=
Tingkat pendidikan dewan direksi bank i pada tahun t
FOREIGNi,t
=
Keberadaan dewan direksi asing pada jajaran direksi bank i pada tahun t
CARi,t
=
Capital adequacy ratio bank i pada tahun t
SIZEi,t
=
Ukuran bank i pada tahun t
LDR i,t
=
Loan to deposit ratio bank i pada tahun t
NPL i,t
=
Non performing loan bank i pada tahun t
β0
=
Intercept
β1- β8
=
Koefisien regresi
ε
=
Error term
3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015. Selain itu, data juga didapatkan dari website masing-masing bank,
website
Bank
Indonesia
(www.bi.go.id),
website
Otoritas
Jasa
Keuangan
(www.ojk.go.id), website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), dan Yahoo finance. 3.2. Prosedur Penentuan Sampel Prosedur penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria tertentu sesuai tujuan penelitian ini. Kriteria yang digunakan adalah: 1. Bank menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang berakhir per 31 Desember periode 2010-2015. 8
2. Bank mengeluarkan data demografi dewan direksi yang terdapat dalam laporan tahunan. 3. Bank memiliki kelengkapan data sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 4. Bank yang menjadi sampel adalah bank konvensional bukan bank syariah. 3.3. Definisi Operasional Variabel 1. Risiko adalah variabilitas pendapatan saham sesungguhnya terhadap pendapatan saham yang diharapkan yang diukur dengan standar deviasi pendapatan saham harian ( ) menggunakan persamaan (1) 2. Usia dewan direksi adalah rata-rata usia anggota dewan direksi yang diukur dengan persamaan (3) 3. Gender dewan direksi menunjukkan ada atau tidaknya dewan direksi wanita dalam jajaran direksi. Keberadaan dewan direksi wanita diukur dengan variabel dummy, yaitu: 1 jika ada dewan direksi wanita dan 0 jika tidak ada dewan direksi wanita dalam bank. 4. Tingkat pendidikan adalah modus dari jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh oleh anggota dewan direksi. 5. Kewarganegaraan dewan direksi menunjukkan ada atau tidaknya dewan direksi asing dalam jajaran direksi. Keberadaan dewan direksi asing diukur dengan variabel dummy, yaitu: 1 jika ada dewan direksi asing dan 0 jika tidak ada dewan direksi asing dalam bank. 6. Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi pembiayaan dari aktiva bank yang mengandung risiko dengan modal yang dimiliki bank, diukur dengan persamaan (4) 7. Size adalah besar kecilnya suatu bank yang diproksikan dengan nilai total aset yang dimiliki, yang diukur dengan dengan persamaan (5) 8. Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga, yang diukur dengan dengan persamaan (6) 9. Non performing loan (NPL) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank, yang diukur dengan persamaan (7)
9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tabel 1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Std. N
Minimum
Maximum
Mean/Modus
Deviation
RISIKO TOTAL
162
0,001
0,129
0,03160
0,020130
AGE
162
45,63
58,67
52,4739
2,87850
GENDER*
162
0
1
1
0,495
EDU**
162
3
5
4
0,514
FOREIGN*
162
0
1
0
0,486
CAR
162
0,080
0,414
0,17421
0,047686
SIZE
162
27,882
34,445
31,12550
1,758686
LDR
162
0,277
1,123
0,81534
0,124216
NPL
162
0,000
0,097
0,02102
0,016551
Valid N (listwise)
162
Sumber : Data hasil output SPSS Statistic 22 *Gender dewan direksi (GENDER) dan kewarganegaraan dewan direksi (FOREIGN) merupakan data nominal **Tingkat pendidikan dewan direksi (EDU) merupakan data ordinal Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata risiko total bank adalah sebesar 0,0316, range risiko total bank cenderung menyebar. Hal ini dapat dilihat dari nilai risiko total selama periode pengamatan berkisar antara 0,001 sampai dengan 0,129. Rata-rata usia dewan direksi sebesar 52,47 yang menunjukkan sebagian besar usia dewan direksi lebih dari 50 tahun dengan track record serta pengalaman yang lebih banyak dilihat dari usia dewan direksi, sedangkan nilai minimum usia dewan direksi sebesar 45,63 yang menunjukkan mulai adanya dewan direksi muda yang menduduki jabatan sebagai direksi. Variabel gender dewan direksi menggunakan skala nominal berupa dummy 1 dan 0. Nilai 1 menunjukkan adanya dewan direksi wanita sedangkan 0 tidak ada dewan direksi wanita. Nilai modus variabel gender pada penelitian ini 1 yang menunjukkan mulai adanya keterlibatan wanita dalam jajaran dewan direksi pada bank di Indonesia. Variabel tingkat pendidikan dewan direksi diukur menggunakan skala ordinal dengan nilai minimum dan maksimum pada periode penelitian adalah 3 dan 5. Nilai modus tingkat pendidikan adalah 4 yang menunjukkan sebagian besar dewan direksi bank telah menyelesaikan
pendidikan
master.
Variabel
kewarganegaraan
dewan
direksi
menggunakan skala nominal berupa dummy 1 dan 0. Nilai 1 menunjukkan adanya dewan direksi asing sedangkan 0 tidak ada dewan direksi asing. Nilai modus variabel
10
kewarganegaraan pada penelitian ini 0 yang menunjukkan keberadaan dewan direksi asing pada bank yang menjadi sampel penelitian masih sangat sedikit. Dari segi karakteristik bank, rata-rata CAR bank yang menjadi sampel pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 0,1742 atau 17,42%, nilai terendah sebesar 0,080 atau 8% dan nilai tertinggi sebesar 0,414 atau 41,4%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh bank yang menjadi sampel penelitian ini telah memenuhi ketetapan Bank Indonesia tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut risiko. Size merupakan ukuran perusahaan yang dihitung dengan logaritma natural total aset yang dimiliki bank. Nilai rata-rata size pada penelitian ini sebesar 31,125 sedangkan nilai maksimum sebesar 34,445 yang menunjukkan rata-rata total aset bank yang telah melakukan go public nilainya cukup besar sehingga mampu melakukan diversifikasi kegiatan operasi. Nilai rata-rata LDR pada penelitian ini adalah sebesar 0,8153 atau 81,53% dengan nilai LDR minimum dan maksimum sebesar 0,277 atau 27,7% dan 1,1231 atau 112,31%, hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat bank yang belum memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, nilai LDR yang baik berada di antara 80% 110%. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) sebesar 0,021 atau 2,1%, nilai minimum dan maksimum NPL adalah sebesar 0,000 atau 0% dan 0,097 atau 9,7%. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat NPL bank di Indonesia yang berada di atas ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan NPL di bawah 5%. 4.2. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis Hasil analisis dan pengujian hipotesis model regresi linear berganda selama perode penelitian
dipaparkan
pada
tabel
2.
Pengolahan
data
dan
analisis
dilakukan
menggunakan program IBM SPSS Statistic 22 for Windows. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel usia dewan direksi (AGE), gender dewan direksi (GENDER), tingkat pendidikan dewan direksi (EDU), kewarganegaraan dewan direksi (FOREIGN), CAR, Size dan LDR berpengaruh negatif terhadap risiko sedangkan NPL berpengaruh positif terhadap risiko. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel usia dewan direksi, gender dewan direksi, tingkat pendidikan dewan direksi, size dan NPL berpengaruh signifikan terhadap risiko, sedangkan variabel kewarganegaraan dewan direksi, CAR, LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,328 yang berarti 32,8% variabilitas risiko dapat dijelaskan oleh variabel usia dewan direksi (AGE), gender dewan direksi (GENDER), tingkat pendidikan dewan direksi (EDU), kewarganegaraan Direksi (FOREIGN), CAR, Size, LDR, NPL sedangkan sisanya sebesar 67,2% dijelaskan oleh variabel lain.
11
Tabel 2 Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Dewan Direksi dan Karakteristik Bank terhadap Risiko Bank Variabel
Koefisien
Std. Error
T. Hitung
Sig.
Regresi (B) AGE
-0,002
0,036
-4,682
0,000*
GENDER
-0,007
0,000
-2,089
0,038*
EDU
-0,007
0,003
-2,426
0,016*
FOREIGN
-0,001
0,003
-0,389
0,698
CAR
-0,011
0,003
-0,358
0,721
SIZE
-0,002
0,030
-2,346
0,020*
LDR
-0,009
0,001
-0,797
0,427
NPL
0,182
0,012
2,229
0,027*
Constant
0,254
R-Square
0,328
Adjusted R-Square
0,292
F Statistik
9,316
Sig.
0,000
*) signifikan pada α = 5% 4.3. Pengaruh Karakteristik Demografi Dewan Direksi terhadap Risiko Bank 1. Usia dewan direksi Variabel usia dewan direksi berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank, karena semakin tua usia direksi, cenderung semakin berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Selain itu, dengan banyaknya pengalaman dan informasi yang dimiliki, keputusan yang diambil semakin tepat, sehingga tingkat risiko bank akan semakin rendah. Usia dewan direksi juga memengaruhi kecerdasan spiritual, emosional dan intelegensi. Semakin tua usia dewan direksi, semakin tinggi kecerdasan spiritual yang dimiliki, yang ditunjukkan dengan kemampuan mengambil pembelajaran berharga atas
kegagalan
yang
pernah
dialami,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Aspek kecerdasan emosional yang stabil dapat memengaruhi pengelolaan risiko. Semakin tua usia dewan direksi, semakin baik kemampuan pengendalian emosi yang dimiliki. Kecerdasan intelegensi berkaitan dengan kecerdasan otak serta pengalaman. Semakin tua usia dewan direksi, hasil pembelajaran yang dimiliki semakin banyak, sehingga akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Hal ini berakibat risiko yang timbul atas keputuan yang
12
diambil akan semakin rendah. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Berger et al. (2014) dan penelitian Elsaid (2012). 2. Gender dewan direksi Variabel gender pada penelitian ini diukur dengan keberadaan wanita dalam jajaran dewan direksi yang berpengaruh negatif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan wanita dalam dewan direksi menyebabkan risiko bank akan semakin kecil. Sifat wanita yang identik dengan teliti, cermat, memertimbangkan kerjasama dan pembinaan, tidak terburu-buru dan pengawasan yang ketat menyebabkan keberadaan wanita dalam jajaran executive board dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Almazar dan Suarez (2003), Zigraiova (2016), dan Grabel (2000). 3. Tingkat pendidikan dewan direksi Variabel tingkat pendidikan dewan direksi berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank. Hal ini karena tingkat pendidikan yang semakin tinggi membuat dewan direksi
lebih
berhati-hati
dalam
memroses
informasi
yang
digunakan
dalam
pengambilan keputusan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dewan direksi, maka semakin rasional cara berfikir dan bertindak. Dewan direksi dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai pengelolaan risiko, menyebabkan keputusan yang diambil akan semakin tepat, sehingga risiko bank semakin rendah. Selain itu, semakin tinggi pendidikan dewan direksi, semakin tinggi kemampuan untuk melakukan analisis penilaian proyek dengan teknik yang lebih rumit dan komprehensif, sehingga akan memberikan hasil yang lebih akurat, dan meminimalisasi risiko bank. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Berger et al.(2014), Graham & Harvey (2001), dan Zigraiova (2016). 4. Kewarganegaraan dewan direksi Keberadaan dewan direksi berkewarganegaraan asing tidak berpengaruh terhadap risiko bank karena keberadaan dewan direksi asing pada perusahaan perbankan yang go public sangat sedikit sehingga sebagai minoritas dalam jajaran direksi, tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Lehman dan Dufrene (2008) dan Zigraiova (2016). 4.4. Pengaruh Karakteristik Bank terhadap Risiko Bank 1. Capital adequacy Ratio(CAR) Capital adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap risiko bank. Hal ini disebabkan sebagian besar bank di Indonesia telah memiliki nilai CAR yang lebih tinggi dari 13
ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8%. Oleh karena itu, tidak terdapat pengaruh signifikan CAR terhadap risiko bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Agusman et al. (2008) dan Yulimel (2013). 2. Ukuran perusahaan (Size) Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank, karena semakin besar aset yang dimiliki bank, menunjukkan bank memiliki kemampuan lebih dalam melakukan diversifikasi kegiatan operasional bank. Dengan melakukan diversifikasi kegiatan operasi, maka pendapatan bank akan lebih stabil. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank yang memiliki reputasi baik dan berdampak pada penurunan risiko. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Berger et al. (2014) dan penelitian Anderson (2000). 3. Loan to deposit ratio (LDR) Hasil penelitian menunjukkan rasio LDR tidak berpengaruh terhadap risiko bank, hal ini disebabkan sebagian besar bank yang menjadi sampel penelitian telah memenuhi aturan Bank Indonesia yang menetapkan LDR minimum sebesar 80% dan maksimum sebesar 110% sehingga investor kurang responsive dalam melihat nilai LDR suatu perusahan perbankan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Agusman et al. (2008) dan Makaryanawati (2009). 4. Non performing loan (NPL) Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL berpengaruh positif signifikan terhadap risiko bank karena semakin tinggi kredit
NPL, semakin
buruk kualitas
bank, sehingga semakin besar kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah. Dengan adanya sinyal negatif dari kenaikan NPL yang ditangkap oleh investor, maka akan menyebabkan penurunan harga saham serta peningkatan risiko bank. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mawardi (2005). 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Usia dewan direksi berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank, karena rata rata usia dewan direksi yang semakin tua lebih bersifat risk averse dan memiliki pengelolaan risiko yang lebih baik.
14
2. Keberadaan dewan direksi wanita berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank, karena wanita lebih teliti dan hati-hati dalam mengambil keputusan sehingga dapat meminimalisir risiko yang ditanggung oleh bank. 3. Tingkat pendidikan dewan direksi berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank, karena semakin tinggi tingkat pendidikan direksi, semakin tinggi kemampuan dalam menganalisis proyek sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan meminimalisasi risiko bank. 4. Kewarganegaraan dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko bank, karena masih sedikitnya dewan direksi asing dalam jajaran direksi perusahaan perbankan yang menjadi sampel pada penelitian sehingga dewan direksi asing tidak mampu berkontribusi secara signifikan dalam pengambilan keputusan. 5. Capital adequacy ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko bank, karena mayoritas bank di Indonesia telah memenuhi syarat minimum CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu sebesar 8%. 6. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko bank, karena semakin besar total aset bank, semakin besar kemampuan bank dalam melakukan diversifikasi. 7. LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko bank, karena sebagian besar bank di Indonesia telah memenuhi aturan Bank Indonesia yang menetapkan LDR minimum sebesar 80% dan maksimum sebesar 110%. 8. NPL berpengaruh positif signifikan terhadap risiko bank, karena semakin besar NPL, semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar dan risiko bank meningkat. 9. Nilai R2 sebesar 0,328 artinya 32,8% variabilitas risiko dapat dijelaskan oleh variabel dalam penelitian ini sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi pihak manajemen bank perlu mempertimbangkan karakteristik demografi dewan direksi (usia, gender dan tingkat pendidikan dewan direksi) dan karakteristik bank (ukuran perusahaan dan NPL). 2. Bagi investor dan/atau calon investor perlu mempertimbangkan karakteristik demografi dewan direksi (usia, gender dan tingkat pendidikan dewan direksi) dan karakteristik bank (ukuran perusahaan dan NPL).
15
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel lain di luar penelitian ini, dikarenakan nilai R square dalam penelitian ini masih tergolong rendah.
DAFTAR PUSTAKA Adams, R. B., & Ferreira, D. 2009. Women in the boardroom and their impact on governance and performance. Journal of Financial Economics, 94(2), 291-309. http://dx.doi.org/10.1016/j.jfineco.2008.10.007 diakses 27 November 2016 Adams, Renèe and Patricia Funk. 2011. Beyond the glass ceiling: Does gender matter?. Management of Science. 58, 219–235. Agusman, A., Monroe, G. S., Gasbarro, D., & Zumwalt, J. K. 2008. Accounting and capital market measures of risk: Evidence from Asian banks during (1998-2003). Journal of Banking and Finance, 480-488. http://dx.doi.org/10.1016/j.jbankfin.2006.06.018 Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 1 /PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta. Berger et al. 2014. Executive Board Composition and Bank Risk Taking. Journal of Corporate Finance Bharath, S. T., M. Narayanan, & H. Seyhun Nejat.2009. Are women executives disadvantaged?" University of Michigan. Chan et al. 2016. The Chinese bank’s directors and their risk taking behaviour. Chinese Management Studies, Vol.10 lss 2 pp.291-311 Cheng et al. 2010. Management demography and corporate performance : Evidence from China. International Business Review Elsaid, Eahab and Nancy D Usrel. 2012. Age, CEO Succession, and Risk Taking. Accounting and Finance Research. Vol. 1 No.2;2012. Gelos, R Gaston. 2006. Banking Spreads in Latin America, IMF Working Paper. Grable, John. E. 2000. Financial Risk Tolerance And Additional Factors That Affect Risk Taking in Everyday Money Matters. Journal of Business And Psychology. Vol. 14, No. 4, Summer 2000 Hambrick, D. C., & Mason, P. A. 1984. Upper echelons: The organization as a reflection of its top managers. Academy of Management Review, 9(2), 193-206. Hanafi, Mamduh. 2009. Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Herrmann, Poll and Deepak Datta. 2005. Relationships between Top Management Team Characteristics and International Diversification: an Empirical Investigation. British Journal of Management Makaryanawati, Ulum Misbachul.2009. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
16
Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset Kurang dari 1 T)”. Jurnal Bisnis Strategi, Vol 14, No. 1. h. 83-94. Mőnks, F.J, dkk. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar Bagiannya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
dalam
Berbagai
Oxelheim, Lars and Trond Randøy. 2003. The impact of foreign board membership on firm value. Journal of Banking and Finance. Padgett,C. 2014. Variety is the Spice of Life – and Boardrooms (Online), (https://www.henley.ac.uk/html/hwss/files/ICM-2014-11-Padgett.pdf), diakses 27 Mei 2016 Pathan, Shams. 2009. Strong boards, CEO power and bank risk-taking. Journal of Banking & Finance Pertiwi, Made Putri G. 2016. Faktor Demografi Dewan Direksi, Faktor Internal dan Profil Risiko Bank. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Robbins, SP and Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Sari, Yulimel. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Vol 1,No.1 Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta: Erlangga. Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Truong, Cindy and Yan Wendy Wu. 2014. Female Bank Executives: Impact on Performance and Risk Taking. Economic Research Paper Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek Zigraiova, Diana.2016. Management Board Composition of Banking Institutions and Bank Risk-Taking: The Case of the Czech Republic. IES Working Papers www.finance.yahoo.com
17