METODE Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian adalah cross-sectional study berskala nasional bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder Riskesdas 2007 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Departemen Kesehatan. Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta diambil sebagai sampel penelitian karena memiliki prevalensi obesitas sentral tertinggi dan di atas prevalensi nasional. Pengolahan dan analisis lanjut data dilakukan pada bulan Maret-Juni 2009 di Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel Riskesdas
2007
menerapkan
rancangan
sampel
PPS
(Probability
proportional to size). Pemilihan sampel terdiri atas 3 tahap. Pertama, diambil sejumlah blok sensus dari setiap kabupaten/kota yang masuk dalam kerangka sampel yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota tersebut. Kedua, dari setiap blok sensus yang terpilih, diambil 16 rumah tangga secara acak sederhana (simple random sampling). Ketiga, seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih diambil sebagai sampel individu (Balitbangkes Depkes 2008). Metode yang digunakan hampir seluruhnya sama dengan Susenas (Survei Ekonomi Nasional) 2007 sehingga dapat dikorelasikan dengan data Susenas 2007. Sampel penelitian ini adalah orang dewasa berumur 15 tahun yang tinggal di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta, tidak hamil, dan memiliki data lengkap. Jumlah sampel awal obesitas sentral 30 150, setelah dikurangi data yang tidak lengkap tersisa 26 561 sampel, dengan rincian: Sulawesi Utara 8 885 sampel,
Gorontalo
5
871
sampel,
dan
DKI
Jakarta
11805
sampel.
Kabupaten/kota di Sulawesi Utara yang tidak diambil sebagai sampel penelitian adalah
empat
kabupaten/kota
baru
yang
meliputi
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Utara, Kepulauan Siao Tagolandang Biaro, Minahasa Tenggara dan Kota Mobagu. Adapun di Gorontalo, kabupaten/kota baru yang tidak diambil sebagai sampel penelitian adalah Kabupaten Gorontalo Utara. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data Riskesdas 2007 yang diperoleh dalam bentuk electronic file. Data terdiri atas variabel karakteristik
demografi dan sosial-ekonomi sampel (umur, jenis kelamin, status kawin, besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, dan tipe wilayah), gaya-hidup (kebiasaan merokok, aktivitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol, konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi makanan berlemak, dan kondisi mental emosional) dan ukuran lingkar perut. Pengumpulan data dilakukan oleh tim Riskesdas 2007. Data karakteristik demografi dan sosial-ekonomi dan gaya-hidup diperoleh tim Riskesdas 2007 dengan
wawancara
langsung
kepada
sampel
menggunakan
kuesioner
terstruktur yang dilengkapi buku pedoman pengisian kuesioner. Data lingkar perut diperoleh dengan metode pengukuran menggunakan alat ukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 0.1 cm. Lingkar perut diukur pada titik tengah antara titik batas tepi tulang rusuk paling bawah dan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul pada ekspirasi normal. Pengolahan dan Analisis Data Data dianalisis menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 15.0 for Windows. Tahap pengolahan data meliputi pemilihan variabel yang akan diteliti, cleaning dan recode variabel menjadi data kategori. Cara pengkategorian variabel disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kategori variabel penelitian No 1
Variabel Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur
Jenis kelamin Status kawin
Besar keluarga
Pendidikan
Kategori 1. 15-24 2. 25-34 3. 35-44 4. 45-54 5. 55-64 6. 65-74 7. 75 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup/mati 1. 1-2 2. 3-4 3. 5-6 4. > 6 1. Tidak Sekolah 2. Tidak Tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SMP 5. Tamat SMA
No
Variabel
Kategori 6. Tamat PT
Pekerjaan
Pengeluaran per kapita
Tipe wilayah 2.
Kebiasaan merokok
3
Aktivitas fisik berat
4
Konsumsi minuman beralkohol
5
Konsumsi sayuran dan buah
6
Konsumsi makanan/minuman manis dan makanan berlemak
7
Kondisi mental emosional*
8
Lingkar perut
1. Tidak bekerja/sekolah 2. Ibu Rumah Tangga 3. TNI/POLRI/PNS 4. Pegawai BUMN/swasta 5. Wiraswasta/pedagang/jasa 6. Petani/nelayan/buruh 7. Lainnya 1. Kuintil ke-1 2. Kuintil ke-2 3. Kuntil ke-3 4. Kuintil ke-4 5. Kuintil ke-5 1. Perkotaan 2. Perdesaan 1. Tiap hari 2. Kadang-kadang 3. Pernah 4. Tidak pernah 1. Ya 2. Tidak 1. Ya 2. Tidak 1. Cukup 2. Kurang 1. > 1 kali/hari 2. 1 kali/hari 3. 3-6 kali/minggu 4. 1-2 kali/minggu 5. < 3 kali/bulan 6. Tidak pernah 1. Terganggu 2. Tidak terganggu 1. Normal ( 90 cm pada laki-laki; 80 cm pada perempuan) 2. Obesitas sentral (> 90 cm pada laki-laki; > 80 cm pada perempuan)
*Self Reporting Questionnaire (SRQ) WHO
Analisis data terdiri atas analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari berbagai variabel yang diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk mendapatkan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan Korelasi Spearman dan Kontingensi. Korelasi Spearman digunakan untuk menguji hubungan variabel ordinal, sedangkan Kontingensi untuk menguji hubungan variabel nominal. Variabel bebas yang diuji adalah variabel umur, jenis kelamin, status kawin, besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, tipe wilayah, kebiasaan merokok, aktivitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol,
konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi makanan berlemak, dan
kondisi mental emosional. Adapun variabel terikat
adalah obesitas sentral. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan analisis regresi logistik. Kriteria untuk dapat dilakukan analisis regresi logistik, yaitu variabel memiliki nilai signifikan p<0.05 pada analisis bivariat. Variabel-variabel dengan nilai signifikan p<0.05 yang terpilih, kemudian dimasukkan dalam kandidat model multivariat. Analisis ini menggunakan model binary logistic regression dengan metode backward wald. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
e β 0 + β1 x1 + β 2 x2 + β 3 x3 +.......+ β n xn π ( x) = 1 + e β 0 + β1 x1 + β 2 x2 + β 3 x3 +.......+ β n xn Keterangan: (x)
= Peluang terjadinya obesitas sentral (0 = tidak, 1=ya)
e
= eksponensial 0-
1
= koefisien regresi
x1
= umur (0=15-34 tahun, 1=35-54 tahun, 2= >55 tahun)
x2
= jenis kelamin (0=laki-laki, 1=perempuan)
x3
= status kawin (0=belum kawin, 1=kawin, 2=cerai)
x4
= besar keluarga (0= 4; 1= >4)
x5
= pendidikan (0=tidak sekolah/tidak tamat SD, 1=SD/SMP, 3=SMA/PT)
x6
= pekerjaan (0=tidak bekerja/sekolah, 1=ibu rumah tangga, 2=TNI/POLRI/PNS, 3=pegawai BUMN/swasta, 4=wiraswasta/pedagang/jasa, 5=petani/nelayan/buruh/lainnya)
x7
= pengeluaran per kapita (0=kuintil 1, 1=kuintil 2, 2=kuintil 3, 3=kuintil 4, 4=kuintil 5)
x8
= tipe wilayah (0=perdesaan, 1=perkotaan)
x9
= kebiasaan merokok (0=tidak merokok, 1=pernah merokok, 3=merokok)
x10
= aktivitas fisik berat (0=ya, 1= tidak)
x11
= konsumsi minuman beralkohol (0=tidak, 1=ya)
x12
= konsumsi sayuran dan buah (0=cukup, 1=kurang)
x13
= konsumsi makanan/minuman manis (0=jarang, 1= sering)
x14
= konsumsi makanan berlemak (0=jarang, 1=sering)
x15
= kondisi mental emosional (0=tidak terganggu, 1=terganggu)
Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ini menggunakan beberapa asumsi dan beberapa keterbatasan. Asumsi-asumsi tersebut digunakan agar hasil penelitian ini dapat diterima secara umum. Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian seluruhnya benar.
2.
Keadaan wilayah yang diteliti stabil dan normal. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1.
Terbatas pada asumsi-asumsi tertentu.
2.
Tergantung kepada data sekunder yang digunakan.
3.
Tergantung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Batasan Operasional
Karakteristik demografi dan sosial-ekonomi, adalah kondisi individu dan sosial seseorang yang terdiri atas umur, jenis kelamin, status kawin, besar keluarga, pekerjaan, pendidikan, pengeluaran per kapita, dan tipe wilayah. Status kawin, adalah status seseorang yang digolongkan menjadi belum kawin, kawin, dan cerai hidup/mati. Besar keluarga, adalah banyak anggota rumah tangga yang tinggal dalam satu rumah dan digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu: 1-2 anggota rumah tangga, 3-4 anggota rumah tangga, 5-6 anggota rumah tangga, dan > 6 anggota rumah tangga. Pendidikan, adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh seseorang yang dikategorikan menjadi tidak pernah sekolah; tidak tamat SD; tamat SD; tamat SMP; tamat SMA; dan tamat Perguruan Tinggi. Pekerjaan, adalah jenis aktivitas yang mendatangkan penghasilan utama yang dikategorikan
menjadi
tidak
bekerja/sekolah;
ibu
rumah
tangga;
TNI/POLRI/PNS; pegawai BUMN/swasta; wiraswasta/pedagang/jasa; petani/buruh/nelayan; dan lainnya. Pengeluaran per kapita, adalah besar pengeluaran yang dikeluarkan untuk membelanjakan kebutuhan suatu rumah tangga yang digolongkan menjadi lima kuintil.
Gaya hidup, adalah kebiasaan hidup seseorang, yang terdiri atas aktivitas fisik, kebiasaan merokok, perilaku konsumsi makanan/minuman, dan kondisi mental emosional. Aktivitas fisik berat, adalah kegiatan tubuh seseorang setiap harinya yang terkait dengan aktivitas fisik, seperti bersepeda cepat, mencangkul, tenis tunggal, lari cepat, mendaki gunung, angkat besi, dan bulu tangkis tunggal, yang dikategorikan menjadi dua, yaitu ya dan tidak. Kebiasaan merokok, adalah kebiasaan merokok/penggunaan tembakau dalam sebulan terakhir, seperti rokok, cerutu, cangklong, rokok linting, dan tembakau yang dikunyah, yang dikategorikan ke dalam 4 kategori, yaitu tiap hari merokok, kadang-kadang merokok, pernah merokok, dan tidak pernah merokok. Perilaku konsumsi makanan/minuman, adalah perilaku seseorang dalam mengonsumsi makanan dan/atau minuman yang terdiri atas konsumsi sayuran dan buah, makanan/minuman manis, makanan berlemak, dan minuman beralkohol. Konsumsi sayuran dan buah, adalah kebiasaan makan sayuran dan buah seseorang yang meliputi frekuensi konsumsi sayuran dan/atau buah dalam seminggu dan banyaknya/porsi konsumsi selama sehari, yang dikategorikan atas: cukup apabila mengonsumsi
5 porsi/hari dalam
seminggu dan kurang apabila mengonsumsi < 5 porsi/hari dalam seminggu. Konsumsi
makanan/minuman
manis,
adalah
kebiasaan
makan
makanan/minuman manis seseorang, seperti dodol, cake, biskuit, buah kaleng, yang diukur berdasarkan frekuensi konsumsi yang dikategorikan menjadi 6, yakni: >1 kali per hari, 1 kali per hari, 3-6 kali per minggu, 1-2 kali per minggu, < 3 kali per bulan, dan tidak pernah. Konsumsi dikatakan sering
apabila
mengonsumsi
1
kali/hari,
dan
jarang
apabila
mengonsumsi < 1 kali/hari. Konsumsi makanan berlemak, adalah kebiasaan makan makanan berlemak seseorang, seperti sop buntut, sate, pizza, burger, dan gorengan, yang diukur berdasarkan frekuensi konsumsi yang dikategorikan menjadi 6, yakni: >1 kali per hari, 1 kali per hari, 3-6 kali per minggu, 1-2 kali per minggu, < 3 kali per bulan, dan tidak pernah. Konsumsi dikatakan sering
apabila mengonsumsi 1 kali/hari, dan jarang apabila mengonsumsi < 1 kali/hari. Konsumsi minuman beralkohol, adalah keadaan konsumsi minuman yang mengandung alkohol dalam sebulan terakhir, seperti minuman beralkohol merek (bir, whiskey, vodka, anggur/wine, dll) dan minuman tradisional (tuak, poteng, sopi), yang dikategorikan menjadi dua, yaitu ya dan tidak. Kondisi mental emosional, adalah suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut. Individu mengalami kondisi mental emosional terganggu apabila menjawab minimal enam jawaban ”ya” dari 20 pertanyaan (Self-Reporting Questionnaire) yang diberikan. Faktor risiko, adalah faktor-faktor yang keberadaannya meningkatkan obesitas sentral. Obesitas sentral, adalah kondisi kelebihan lemak pada seseorang yang terpusat di perut, diukur dengan lingkar perut; pada laki-laki ukurannya >90 cm, dan pada perempuan >80 cm.