BPS PROVINSI LAMPUNG
No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015
KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG KEADAAN AGUSTUS 2015
AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,14 PERSEN
Jumlah angkatan kerja (penduduk bekerja dan pencari kerja) di Provinsi Lampung pada Agustus 2015 sebanyak 3.832,1 ribu orang, berkurang 5,63 persen dibanding Februari 2015. Penurunan ini tergambar padaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Agustus 2015 sebesar 65,6 persen atau turun 4,35 poin. Penurunan TPAK disebabkan keluarnya penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) dari kegiatan bekerja dan mencari kerja.
Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Lampung sebanyak 3.635,3 ribu orang atau mengalami penurunan penyerapan sekitar 7,29 persen dari semester sebelumnya.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,14 persen, meningkat 1,7 poin dibanding Februari 2015. Angka inisetara dengan 57,3 ribu orang.
Perkotaan masih menjadi kantong pengangguran ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 7,82 persen dibanding perdesaan yang 4,12 persen. Sedangkan secara absolut jumlah pengangguran lebih banyak di perdesaan sebanyak 114,8 ribu orang dibanding perkotaan orang. sebanyak 82,1 ribu
Sektor pertanianmasih mendominasi lapangan pekerjaan utama penduduk yaitu sekitar 48,78 persen dari seluruh penduduk yang bekerja. Selama periode Februari – Agustus 2015 jumlah pekerja pertanian mengalami penurunan. Sebaliknya, pekerja di konstruksi dan listrik, gas dan air minum yang mengalami pertambahan penyerapan lapangan kerja masing-masing sebanyak 16,3 ribu dan 1,5 ribu.
Status pekerjaan sebagian besar penduduk bekerja di Provinsi Lampung adalah buruh/karyawan/pegawai dan berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar yaitu masing masing sebanyak 924,3 ribu orang dan 762,9 ribu orang. Dari status pekerjaan ini pekerja formal di Lampung sekitar29,2 persen sedangkan pekerja informal 70,8 persen. Proporsi pekerja formal pada menurun dibanding semester sebelumnya (Februari 2015) yang sekitar 29,8 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran Kondisi makro ketenagakerjaan Lampung pada semester awal (Februari - Agustus 2015) menunjukan jumlah angkatan kerja berkurang dari 4.060,7 ribu orang menjadi 3.832,1 ribu orang atau ada 228,6 ribu angkatan kerja yang berubah status menjadi bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumahtangga dan kegiatan lainnya). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode tersebut terkoreksi menjadi 65,6 persen dari 69,95 persen. Penurunan TPAK ini merupakan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi suplai tenaga kerja. Penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 228,6 ribu orang selama periode Februari - Agustus 2015 terjadi karena adanya drop out penduduk bekerja secara relatif sebanyak 285,9 ribu orang serta bertambahnya pencari kerja sebanyak 57,3 ribu. Tabel 1 Dekomposisi Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Lampung, Februari 2014 - Agustus 2015
Gambar 1 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Lampung, Februari 2013 - Agustus 2015
70.60
70.55
69.95
66.99 65.60
64.84
Feb 2013
Agt 2013
Feb 2014
Agt 2014
Feb 2015
Agt 2015
TPAK
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th. VIII, 5 Nopember 2015
Peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang berarti mengurangi suplai tenaga kerja perlu dicermati lebih lanjut apakah dikarenakan lapangan pekerjaan yang terbatas sehingga mereka terpaksa beralih ke aktivitas rumahtangga. Dari dekomposisi angkatan kerja seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di atas rupanya peningkatan jumlah terjadi pada aktivitas Bukan Angkatan Kerja yakni Sekolah, Mengurus Rumahtangga dan Lainnya (aktivitas pribadi dan sosial). Secara relatif angka pengangguran Lampung menunjukan kenaikan dari 3,44 persen pada Februari 2015 menjadi 5,14 persen pada bulan Agustus 2015. Meskipun demikian, angka pengangguran Lampung masih di bawah angka nasional yang pada Agustus 2015 ini sekitar 6,18 persen. Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah jumlah setengah pengangguran yakni mereka yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (35 jam seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi sebagian dari mereka memiliki jam kerja rendah. Ada dua kelompok setengah pengangguran: yang masih mencari kerja (setengah pengangguran terpaksa) dan tidak mencari kerja lagi (setengah pengangguran sukarela). Pada Agustus 2015, setengah pengangguran berjumlah 1.379,6 ribu atau 37,95 persen dari penduduk bekerja. Menurun dibanding Februari 2015 yang 1.411,2 ribu (35,99 persen). Ini merupakan indikasi yang merepresentasikan naiknya produktivitas. Dari dua jenis setengah pengangguran, Setengah Pengangguran Terpaksa menurun selama satu semester dari 321,3 ribu pekerja menjadi 297,4 ribu pekerja. Fenomena ini biasanya dipengaruhi oleh peningkatan daya beli sehingga walaupun jam kerjanya pendek tetapi pendapatan yang diraih pekerja sudah mencukupi kebutuhannya. Gambar 2 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Lampung dan Nasional, Februari 2013 - Agustus 2015 6.18
6.17 5.82
5.94
5.69
5.70
5.81 5.14
5.08
5.02
4.79
3.44
Feb 2013
Agt 2013
Feb 2014 Lampung
Agt 2014
Feb 2015
Agt 2015
Nasional
Dilihat perbandingan kota-desa, tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi di wilayah perkotaan (urban area). Sebanyak 7,82 persen angkatan kerja di perkotaan berstatus sebagai penganggur terbuka (pencari kerja), setara dengan 82,1 ribu orang. Sedangkan di wilayah perdesaan (rural area) tingkat pengangguran “hanya” 4,12 persen atau 114,8 ribu orang. Dibandingkan Februari 2015, jumlah pengangguran di perkotaan bertambah sebanyak 12,1 ribu atau turun 2,12 poin. Sementara jumlah pengangguran di perdesaan bertambah 45,3 ribu atau naik 1,67 poin. Fenomena ini dapat mendorong tingkat urbanisasi atau migrasi pencari kerja ke perkotaan.
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015
Tabel 2 Pengangguran Terbuka menurut Daerah Kota-Desa Provinsi Lampung, Februari - Agustus 2015
Disparitas jender pada partisipasi angkatan kerja sangat timpang. TPAK laki-laki sebesar 85,56 persen hampir dua kali lipat TPAK perempuan yang hanya 44,57 persen. Kondisi ini berkaitan dengan adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan di dalam rumahtangga. Laki-laki berperan sebagai pencari nafkah (breadwinner), sedangkan perempuan mengelola rumahtangga dan mengasuh anak-anaknya. Dibandingkan dengan Februari 2015, partisipasi laki-laki dan perempuan di pasar tenaga kerja masing-masing mengalami penurunan 0,54 poin dan 8,36 poin. Sementara itu, disparitas jender pada pengangguran direpresentasikan oleh TPT perempuan yang lebih tinggi dibanding TPT laki-laki yakni 6,68 persen berbanding 4,37 persen. TPT yang tinggi pada perempuan mengindikasikan adanya potensi yang tinggi pada partisipasi kerja perempuan. Tabel 3 Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka menurut Jenis Kelamin Provinsi Lampung, Februari - Agustus 2015
Selama periode Februari – Agustus 2015 terlihat ada pergeseran komposisi angkatan kerja menurut latar belakang pendidikan terutama untuk pencari kerja. Persentase pencari kerja yang berpendidikan tinggi (diploma dan sarjana) turun dari 15,61 persen menjadi 8,84 persen. Sebaliknya, persentase pengangguran yang mengenyam pendidikan menengah (SMA/SMK) mengalami kenaikan dari 43,13 persen menjadi 55,06 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th. VIII, 5 Nopember 2015
Tabel 6 Komposisi Angkatan Kerja dan Pengangguran menurut Pendidikan di Provinsi Lampung, Februari - Agustus 2015
Gambar 3 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari - Agustus 2015 11.41
10.56
6.987.21
6.01
6.17
6.15 5.55
4.38 2.79 1.771.87
<= SD
SMP
SMA Umum Feb 2015
SMA Kejuruan Diploma I/II/III
Universitas
Agt 2015
Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Komposisi penduduk Lampung yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama sedikit mengalami perubahan dibanding keadaan Februari 2015. Sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 48,78 persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yakni berturut-turut perdagangan/rumah makan dan jasa akomodasi (18,86 persen) serta jasa kemasyarakatan/sosial dan perorangan (11,29 persen). Ketiga lapangan usaha utama tersebut menyerap lebih dari dua pertiga tenaga kerja di Lampung. Dilihat tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik atau turun kontribusi penyerapan tenaga kerja. Kontribusi penyerapan tenaga kerja fluktuatif pergerakan antar semesternya. Secara absolut, lapangan pekerjaan jasa kemasyarakatan/sosial/perorangan dan pertanian selama satu semester terjadi drop out tenaga kerja paling besar yakni masing-masing sebesar 112,8 ribu dan 74,7 ribu pekerja. Mereka berhenti bekerja dan sebagian switch off ke lapangan pekerjaan lain yakni konstruksi dan listrik, gas dan air minum yang mengalami pertambahan penyerapan lapangan kerja masing-masing sebanyak 16,3 ribu dan 1,5 ribu.
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015
Gambar 4 Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Provinsi Lampung, Agustus 2015 Perdagangan, Ruma h Makan&Jasa Akomodasi 18.86% Konstruksi 6.13%
Transportasi, Pergud angan&Komunikasi 3.39%
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan&Jasa Perusahaan 1.52%
Jasa Kemasyarakatan, So sial&Perorangan 11.25%
Listrik, Gas dan Air Minum 0.16%
Industri 9.12% Pertambangan dan Penggalian 0.79%
Pertanian, Perkebun an, Kehutanan, Perb uruan&Perikanan 48.78%
Tabel 7a Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung, Februari 2014 - Agustus 2015
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th. VIII, 5 Nopember 2015
Tabel 7b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung, Februari 2014 - Agustus 2015
Daerah perkotaan di Lampung didominasi tenaga kerja di sektor Perdagangan/Rumah Makan/Jasa Akomodasi serta sektor Jasa Kemasyarakatan/Sosial/Perorangan yakni 32,71 persen dan 21,29 persen. Sedangkan daerah perdesaan lebih dari separuh tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian (60,35 persen). Sektor Pertambangan dan Penggalian di perdesaan lebih banyak dibanding perkotaan, merepresentasikan sektor tersebut hanya berupa unit-unit usaha kecil seperti Galian C. Begitu juga dengan sektor industri yang jumlahnya jauh lebih banyak di perdesaan dibanding perkotaan menandakan banyaknya industri-industri kecil/industri rumah tangga. Tabel 8 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Daerah Kota-Desa di Provinsi Lampung, Agustus 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015
Status Pekerjaan Utama Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya sebagian besar termasuk pekerja informal. Berdasarkan pendekatan identifikasi ini, maka pada Agustus 2015 sekitar 1.060,5 ribu pekerja (29,17 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 2.574,7 ribu pekerja (70,83 persen) bekerja pada kegiatan informal. Gambar 5 Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal di Provinsi Lampung, Februari 2014 - Agustus 2015
2 725.8
71,3%
2 595.9
70,7%
1 098.4
28,7%
1 077.2
29,3%
Feb 2014
2 751.0
Agt 2014 Formal
70,2%
2 574.7
70,8%
1 170.2 29,8%
1 060.5
29,2%
Feb 2015
Agt 2015
Informal
Dari seluruh penduduk bekerja pada Agustus 2015, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan (25,43 persen) dan diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (20,98 persen). Dalam periode satu semester terakhir (Februari – Agustus 2015) berkurangnya jumlah tenaga kerja didominasi pada pekerja dengan status berusaha sendiri dan pekerja keluarga/tidak dibayar. Sedangkan pekerja dengan status berusaha dibantu buruh/karyawan/pegawai berkurang sekitar 32,6 ribu. Dengan kata lain pada periode semester ini berkurangnya jumlah penduduk bekerja dialami oleh pekerja informal maupun pekerja formal. Gambar 6 Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal dan Kota-Desa di Provinsi Lampung, Februari 2014 - Agustus 2015
2,245
2,200
646 453 481
474
Feb 2014
533
Informal-Kota
2,092
625 637 485 482
396
Agt 2014 Formal-Kota
8
603
2,126
Feb 2015 Formal-Desa
576
Agt 2015 Informal-Desa
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th. VIII, 5 Nopember 2015
Ketimpangan kegiatan ekonomi formal dan informal terlihat signifikan di perdesaan dibanding perkotaan. Pada Agustus 2015, jumlah pekerja informal di perdesaan mencapai 2.092,4 atau hampir empat kali jumlah pekerja formal. Pekerja di sektor informal umumnya berpendidikan rendah dan tidak mempunyai ketrampilan khusus. Kondisi ini terkait erat dengan rendahnya produktivitas di perdesaan. Sementara itu, jumlah pekerja formal dan informal di perkotaan relatif berimbang yakni sebanyak 484,9 ribu dan 482,3 ribu. Fenomena ini mengindikasikan pentingnya peran sektor informal dalam kegiatan ekonomi di perkotaan.
Perbandingan Regional Tingkat pengangguran terbuka menurut provinsi di Sumatera relatif bervariasi. Enam provinsi memiliki tingkat pengangguran di atas angka nasional, sementara empat provinsi lainnya termasuk Lampung memiliki tingkat pengangguran di bawah angka nasional (6,18 persen). TPT tertinggi dialami Aceh yakni sekitar 9,93 persen. Sedangkan TPT yang paling rendah sekitar 4,34 persen terjadi di Jambi. TPT Lampung merupakan TPT terendah ketiga di Pulau Sumatera. Gambar 7 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Sumatera, Agustus 2014
9.93 7.83 6.89
6.71
6.29
6.20
6.18
6.07
5.14
4.91
4.34
Beberapa Konsep yang digunakan Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah The Labour Force Concept yang disarankan oleh the International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. 1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Batas bawah bervariasi antar Negara. Indonesia, menggunakan batas bawah usia 15 tahun, namun dalam survey dicatat 10 tahun ke atas, Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia, USA (16 tahun), Kanada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 tahun), Venezuela (10 dan 15 tahun). Batas atas, bervariasi antar Negara. Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun). Banyak Negara termasuk Indonesia tidak ada batas atas. 2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran. 3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumahtangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015
4.
5.
6. 7.
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit dilakukan selama 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Penganggur terbuka, terdiri dari: a) Mereka yang mencari pekerjaan. b) Mereka yang mempersiapkan suatu usaha. c) Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (bukan karena alasan kekurangan fisik). d) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (15+) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja (An ILO Manual on Concepts and Methods)
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th. VIII, 5 Nopember 2015
Keterangan lebih lanjut hubungi : Bidang Statistik Sosial Up. Mukhamad Mukhanif, S.Si., M.Si. Telepon (0721) 482909/484329 Pswt 120 Email:
[email protected] Homepage: http://lampung.bps.go.id
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG Jl. Basuki Rahmat No. 54 Teluk Betung Bandar Lampung 35215 Telepon (0721) 482909, 484329 Faksimili (0721) 484329 Email:
[email protected] Homepage: http://lampung.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015