II. 2.1
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2011, bertempat di
Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisa kualitas air dilakukan di laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Wadah Wadah yang digunakan terdiri atas kolam ikan dan bak filter biologis.
Wadah ikan berupa kolam beton berukuran 3x2,5x1 m3, dan diisi air sebanyak 3,65 m3. Bak filter berupa bak terpal berukuran 2,7x1x0,2 m3. Ke dalam bak dimasukkan batu apung setinggi 10 cm sebagai substrat untuk hidup dan tumbuhnya tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans). Dalam budidaya tipe akuaponik ini, air yang mengandung limbah dari kolam pemeliharaan ikan nila dialirkan ke dalam bak filter tadi menggunakan pompa. Setelah melewati kangkung darat, kemudian air dikembalikan ke dalam kolam.
Gambar 1. Kontruksi kolam dan wadah tanaman 2.3
Rancangan Penelitian Perlakuan dalam penelitian ini adalah waktu tinggal, yakni ukuran lama
waktu aliran air bertahan di dalam bak hidroponik sebelum kembali ke lingkungan budidaya ikan. Waktu tinggal dicapai dengan cara mengatur debit air yang masuk
3
ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :
DT =
Dimana : DT = detention time atau waktu tinggal (menit) V = volume wadah (liter) Q = debit air (liter/detik) Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan kontrol, waktu tinggal 30, 60, dan 120 menit. Perlakuan kontrol menggunakan sistem flow through, artinya air masuk mengalir dan keluar secara terus-menerus dari bak. Sedangkan perlakuan waktu tinggal menggunakan sistem resirkulasi. Model rancangan yang digunakan yaitu sebagai berikut : Yij : µ + δi + εij Keterangan : Yij : Hasil pengamatan µ
: Nilai tengah
δi : Nilai tambah akibat perlakuan ke-i εij : Galat percobaan Parameter penelitian ini meliputi sintasan (SR), pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan harian, laju pertumbuhan biomassa, konversi pakan, dan faktor kondisi ikan nila, serta bobot kangkung, penyerapan total N dan P oleh tanaman kangkung darat, suhu, pH, TAN, dan oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO). 2.4
Pemeliharaan Ikan dan Tanaman Sebelum
digunakan
kolam
dipersiapkan
terlebih
dahulu.
Kolam
dibersihkan dan kemudian diisi air. Wadah tanaman dibuat persegi panjang dengan luas sebesar 30% dari luas kolam. Wadah tanaman tersebut diletakkan di atas kolam ikan. Selanjutnya wadah tanaman diisi substrat berupa batu apung. Sebelumnya batu apung dicuci terlebih dahulu, kemudian dikeringkan. Batu apung dimasukkan ke dalam wadah tanaman. Instalasi air dan listrik dipasang
4
pada masing-masing wadah tanaman yaitu berupa pemasangan pompa, pipa inlet dan outlet serta sumber listrik. Selanjutnya dilakukan ploting tanaman kangkung pada wadah. Satu titik tanam diisi satu rumpun yang terdiri dari 10 batang tanaman kangkung darat dengan berat total 20 gram. Jarak antar tanaman kangkung yaitu sebesar 20 cm (Setijaningsih, 2009). Pemeliharaan ikan dilakukan sejak ikan ditebar di kolam. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah nila Best (Oreochromis sp.) dengan rataan berat 4-5 g atau panjang 6 cm. Kepadatan ikan yang digunakan sebesar 133 ekor/m3. Sampling panjang dan berat ikan dilakukan
setiap 10 hari dengan
pengambilan sampel sebanyak 30 ekor dan Penelitian ini berlangsung selama 40 hari. Pemberian pakan dilakukan secara restricted berdasarkan FR 5% dan diberikan 3 kali sehari. Untuk mengetahui penggunaan sumberdaya air yang optimal berdasarkan kuantitas penggunaan air dan produktivitasnya (ikan dan sayuran), maka kegiatan budidaya akan dilakukan menggunakan biofilter/media tanaman sayuran, yakni berdasarkan kadar nutrient dalam air yang dibutuhkan oleh tanaman sayuran atau buah. Kangkung darat yang ditanam berupa kangkung yang berumur 2 minggu atau berukuran panjang 7 cm. Proses panen tanaman kangkung dilakukan setiap 20 hari sekali. 2.5
Parameter Uji
2.5.1 Sintasan Pada saat penebaran, jumlah ikan dihitung. Penghitungan diulang setelah ikan dipelihara 40 hari. Berdasarkan data jumlah ikan tersebut, selanjutnya dihitung. Sintasan (Survival Rate/SR) dengan menggunakan rumus (Effendi, 2004) :
SR= Nt/No X 100%
Keterangan : SR : Survival Rate Nt : Jumlah ikan pada hari ke-t (ekor) N0 : Jumlah ikan pada hari ke-0 (ekor) 2.5.2 Pertumbuhan panjang Panjang total merupakan panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya. Panjang total tubuh ikan
5
nila diukur setiap 10 hari dengan menggunakan pengaris. Pertumbuhan panjang dapat dihitung dengan rumus :
Pm = Pt – P0 Keterangan:
Pm Pt P0
= Pertumbuhan panjang (cm) = Panjang rata-rata akhir (cm) = Panjang rata-rata awal (cm)
2.5.3 Laju Pertumbuhan Harian Laju pertumbuhan harian diperoleh dari pertumbuhan berat rata-rata pada akhir pemeliharaan dikurangi berat rat-rata pada awal pemeliharaan dibagi dengan waktu yang diperlukan. Berikut rumus perhitungan laju pertumbuhan harian:
g
W 2 W1 t
Keterangan:
g W2 W1 t
= Laju pertumbuhan harian (gram/hari) = Berat rata-rata pada akhir pemeliharaan (gram) = Berat rata-rata pada awal pemeliharaan (gram) = Waktu pemeliharaan (hari)
2.5.4 Laju pertumbuhan biomasa Laju pertumbuhan biomassa diperoleh dari pertumbuhan total biomassa akhir dikurangi biomassa awal dibagi dengan waktu yang diperlukan. Berikut rumus perhitungan laju pertumbuhan harian:
G
Keterangan:
Bt B 0 t
G Bt B0 t
= Laju pertumbuhan biomassa (gram/hari) = Biomassa pada akhir pemeliharaan (gram) = Biomassa pada awal pemeliharaan (gram) = Waktu pemeliharaan (hari)
6
2.5.5 Konversi Pakan Konversi pakan (feeding conversion rate/FCR) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : FCR
Keterangan:
=
Bm Bt B0
= Biomassa ikan mati (gram) = Biomassa ikan akhir (gram) = Biomassa ikan awal (gram)
2.5.6 Faktor kondisi Keadaan yang menyatakan kegemukan atau kemontokan ikan dengan angka dinamakan faktor kondisi atau ponderal index. Perhitungannya berdasarkan kepada panjang dan berat ikan (Effendie, 1975). Faktor kondisi dapat dihitung dengan rumus (Huisman, 1990) :
K
=
Keterangan : K W L
³
= faktor kondisi (ponderal index) = berat ikan (gram) = panjang ikan (cm)
2.5.7 Parameter Kualitas Air Analisis kualitas air yang diukur adalah Dissolved oxygen (DO), pH, suhu, dan TAN. Pengukuran kualitas air dilakukan melalui pengambilan contoh air dalam setiap kolam percobaan selanjutnya di laboratorium. Untuk menghitung reduksi N dan P oleh tanaman kangkung, terlebih dahulu dilakukan pengukuran N dan P dalam tanaman kangkung pada awal pemeliharaan kemudian diulang pada hari ke 40. Untuk menghitung reduksi N dan P digunakan rumus :
NReduksi =
PReduksi =
7
2.6
Analisis Usaha Analisis
usaha
merupakan
bagian
dari
analisis
finansial
yang
digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), dan analisis Break Even Point (BEP). 2.6.1 Break Even Point (BEP) BEP digunakan untuk mencari kapan waktu untuk mencapai titik impas. BEP terdiri dari BEP harga dan BEP Produksi. BEP Produksi
BEP Produksi = BEP Harga
BEP harga
=
2.6.2 Reveneu Cash Ratio (R/C Ratio) R/C Ratio digunakan untuk melihat besarnya uang yang akan dihasilkan jika menanamkan modal sebesar Rp 1.
R/C Ratio
=
2.7 Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0, yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA). Program tersebut digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan parameter uji. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Tuckey atau beda nyata jujur. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
8