KAUS NONO (SUATU TINJAUAN SOSIO-TEOLOGIS TENTANG MAKNA MARGA DALAM RITUS KAUS NONO DI TIMOR TENGAH SELATAN)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SARJANA SAINS TEOLOGI (S.Si-Teol)
Oleh
ESU ERLIN NAISANU 71 2008 033
FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012
MOTTO:
aku tersenyum manis… aku pun meneteskan air mata… namun tak ada yang mengerti akan senyuman dan tangisan ku, hanya ku bingkai didalam do’a yang penuh dengan keteduhan… didalam do’a, kutemukan DIA yang begitu mengerti dan mengasihiku, hanya Engkau…YESUS ku… eszhuerleeyn’
karena itu, Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)
SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA:
“MEREKA YANG MELAHIRKAN, MERAWAT, MEMBESARKAN KU DENGAN PENUH CINTA KASIH, DAN YANG TAK PERNAH BERHENTI MELIPAT TANGAN DAN BERLUTUT UNTUK KEBERHASILAN YANG BISA KUGAPAI SAAT INI”
“PAPA JOHN NAISANU” Dan “MAMA MARIA NAIOLA”
aku mengucap syukur pada Yang Maha Kuasa, aku dilahirkan dari kedua pribadi yang kuat, yang mengajarkan aku menjalani hidup dengan ketegaran.. aku bangga memiliki papa dan mama… eszhuerleeyn’
KATA PENGANTAR Segala puji syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan tuntunan di dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Begitu banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi kuasa penyertaanNya selalu sempurna dan indah pada waktunya. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang dengan tulus membantu sehingga skripsi ini pun dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin berterima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, Sahabat dan Juruselamat hidupku. Engkau adalah sahabat terbaik dalam hidup ku. Engkau tidak pernah bosan mendengar tangisan dan teriak ku di dalam doa. Dengan kesabaran, Engkau memberikan pengertian, dengan ketulusan Engkau mengasihi dan membuka jalan disaat aku ragu dan bimbang. Engkau yang menghapus tangisan hatiku, dan Engkau yang menjadi penjamin masa depan ku. Jangan panggil aku berjalan kedepan kalau Engkau tidak bersamaku. Kau yang terbaik bagi ku. 2. Bapak Prof. Pdt. John. A. Titaley, Th.D selaku pembimbing I. Terima kasih atas dukungan moril, bimbingan, dan bantuan yang bapak berikan pada saya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya menjadi anak bimbingan bapak. Banyak hal yang bapak ajarkan melalui cara hidup yang ditunjukan. Kesederhanaan dan kerendahan hati bapak dalam membangun relasi membuat saya mengerti kunci keberhasilan hidup yang sesungguhnya. 3. Bapak Pdt. Dr. Eben. Nuban Timo selaku pembimbing II. Terima kasih atas dukungan, bantuan, dan bimbingan yang diberikan. Bapak bukan hanya sekedar dosen tetapi bapak
adalah orang tua bagi saya di tanah rantau ini. Bapak selalu memperhatikan dan memantau perkembangan penulisan skripsi saya, memberikan masukan-masukan yang membangun, meminjamkan buku-buku. Bapak dan isteri (Mm Ningsih), tidak pernah membuat batasan sehingga saya merasa diperlakukan seperti anak. 4. Terima kasih kepada seluruh Dosen Fakultas Teologi. Pak John Titaley, Pak Eben Nuban Timo, Ibu Retnowati, Ibu Dien Sumiyatiningsih, Pak Dani Nuhamara, Pak Flip Litaay, Pak Totok Wiryasaputra, Pak Thoby Messakh, Pak Yusak Setiawan, Pak David Samiyono, Pak Tony Tampake, Ibu Henny Wattimena, Ibu Mariska Lauterboom, Ibu Irene Ludji, Pak Izak Latu, yang telah membagi ilmu selama penulis duduk di bangku kuliah. Tidak lupa juga penulis berterima kasih kepada Ibu Budi dan Mas Eko yang membantu penulis dalam pengurusan perkuliahan. 5. Papa JOHN dan Mama UCE. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, kesabaran, perhatian, dan uang di atm..hehehehe… Buat papa tersayang, kaka yakin papa pasti sembuh dan kaka tahu papa kuat..kaka sayang sekali deng papa. Papa yang tau kaka punk mau2, ada hal yang mungkin mama sonde tahu, tapi papa tahu dan papa bisa mengerti itu. Ktnk2 sering bakalai tapi tanpa papa tahu, kaka selalu bangga di banyak orang tentang papa. Kaka sonde tahu harus buat apa saat kenyataan lain terjadi di papa punk hidup, tapi itu yang buat kaka dewasa dan mandiri. Papa punk watak yang keras, tegas, kaka contohi semua untuk kaka jalani hidup yang keras. Buat mama tersayang, perempuan paling tegar dan kuat yang kaka temui di dunia ada di mama. Mama punk kesabaran deng kebesaran hati untuk mengampuni sangat luar biasa. Kaka selalu berusaha untuk bisa besar hati keq mama tapi sonde pernah bisa. Kaka yakin, mama punk hidup Tuhan Yesus su sediakan dengan rencana berkat tersendiri..tapi jang talalu cerewet ju a kalo blom pasti
sesuatu tu benar..ktnk yang dengar ju hati sakit, mo sambung ju biar diam2 koq simpan smua sa..hehehehe… tapi mama buat kaka perempuan sempurna dan kaka bangga lahir dari rahim perempuan ter-sempurna di dunia. Kaka sayang deng mama. 6. Basodara di OEpura. Kak Silas, Kak Afly dengan anak2 smua, Ka Chriz n’ ka IrmaNicky, Om Itho, Hengky, Tt.Fin n’ anak2, Tt.Nale, Tt.Dina, Tt.Sila, Tt.Tefu, ka Lisa, Ute, Amsi, Bhafe, Ones, Lorka, Biller, Tt.Fatin n’ kel, Tt. Sudi n’ anak2, Ka Hana n’ suami, Dian, Mercy, Tt.Titin, Mm Le’, Tt.Adang, Tt.Banu, Tt.Bako, Om AT, Tt.Palambu. Semua basodara n’ tetangga di CNR (kuanfau). Makasih su jadi sodara buat ktnk, makasih su bantu2 n’ liat2 bapa deng mama di opr. Tuhan Yesus berkati sodara donk punk perhatian yang tulus. 7. Keluarga Besar Naisanu-Naiola. Bp Alex, Mm Lodia, ka Maxi n’ basodara, Bp Simson n’ kel, Mm Uly n’ kel, kici Marthen n’ kel, Be’a Tius, Mm Ida, ka Dinda, ka Ester, ka Tomy, ka Yermi, kel besar Naisanu dari Amarasi. Bp Lius, Mm Bella, Nockhez, Burick, Reches, Bp Yance, Mm Thea, Buter, Buyock, Uzil, Mm Besar n’ (alm) Bp Besar, Kel Naiola
di
Jakarta-Bogor-Amerika-Camplong-Fatukona-Baumata,
Bos
Salatiga
(Bp.Ogus). Semua om-tanta, sepupu, adik-kakak, deng basodara semua. Terima kasih untuk dukungannya. 8. Sinode GMIT, Majelis Jemaat Matani Niki-Niki, Majelis Jemaat Sonhalan Niki-Niki, Ketua Klasis Amanuban Tengah (Pdt. Be’a. Tahun), kak Reni, Ka Ni n’ Sheva, Bp Jaconias Telnoni, Bp Lukas Bako, Bp Jusuf Boimau, Bp John Loin, Bp Petrus Benu, Bp Yustus Loin, Besa Benu n’ kel di OEnali, Bp Tino, Bp Samuel Sabat, Bp Anderias Tlonaen, Itno, dan semua pihak yang membantu didalam penelitian. Terima kasih untuk
informasi, dukungan dan bantuan berupa tempat tinggal, makan-minum, perhatian. Tuhan Yesus memberkati di dalam perjalanan kehidupan. 9. GKPB Kristus Kasih Denpasar. Terima kasih untuk kesempatan pembelajaran pelayanan selama 4 bulan. Terima kasih untuk penerimaan dan persahabatan yang terjalin. Tuhan Yesus memberkati dalam pelayanan. 10. “WE ARE ONE”. Della, Elly, Acit, Villy, OmZz, Chipot, Rinny, Ing, Pasha, Mecko, Morra, Paull, Oan, Tity, Henry, Tya, Tanel, Yessy, Pa’ Josep, Timo, Tyo, Gress, Berry, Frend, mas Andreas, Merry, Lilly, SO, Herty, Yohanes, Elda, Blidi, Felikz, Iren, Adit, Zham, Octo, Mike, Veltry, Mercy, Chriiz, Lastry, Ikha, Hendra, Anton, Ristina, ka’Rano, Bagus, Eben, Ivon, Rio, Melky, bu Rio, Jerry, ka’Osin, Ariel, Tasya, ka’Darryl, ka’Adrian, special 2 my beloved siizt…alm.ka’Ady.Padjadja. Mengenal kalian adalah suatu kebahagiaan dan anugerah persahabatan yang diberikan Tuhan untuk ku. Terima kasih untuk kebersamaan, tawa, tangis, kesuksesan, keberhasilan dan tentunya pembelajaran pelayanan selama ini. Still WE ARE ONE 4ever… God Bless U’ all guys.. I LOVE U’ ya… 11. Himmelbell. Ciibbyyy…cibbbyyyy…cibbbbyyyyy… Echa, Vekz, Henuz, Jupri, Febri, Irma, Uzill.. Makasih e su jadi sodara buat E’ disini. Ktnk katawa, tapaleuk, manangis, smua ktnk jalani sama2..jujur, E’ mo plang ma hati berat..nti sampe Kupang kalo ada apa2, mo menangis, mo katawa hancur sama2 di sapa le..bsonk yang paling dekat deng E’. Ada hal yang org laen onde tau..bsonk smua tahu.. E’ sayang bsonk… Sukses ee untuk study… Tuhan Yesus jaga. 12. Basodara di X3. Pingkoz, DJ, ka Isto n’ Nessa, Ka Vira, Ka Sha, Ka Aleka, ka Nunu, ka Ge’, ka Ady, ka Epy, ka Oy, ka Ady Haning, ka Icha. Basodara semua di MARKURY
dan IKMASTI. Makasih banyak untuk persaudaraan yang terjalin diantara ktnk smua. UNNK. 13. Teman-teman di Kupang. Jemmy, Adhie, Yodhie, Montez, J-Lo, Erick, Rio, Yco, Adit, Jack, Ando, Emon, Anses, Rinda, Ketty, Indy, Ade, IP, Louissa. Sukses ee sodara donk dalam kerja n’ study.. Tuhan Yesus jaga. 14. Charles Adrison Funay. Terima kasih untuk doa, dukungan yang selalu dorong nona berani maju jadi pendeta. Makasih setiap malam su telp temani ketik sampe pagi, mo dengar semua nona pu unek2 di hati. Nona pasti bisa dapat nona pu baju dinas (toga). Sukses untuk adry punk tugas. Adry selalu bilang di nona, kalo takut tutup mata, kaz tenang hati dan cukup sebut Tuhan Yesus punk nama. Itu yang selalu nona buat saat banyak orang anggap remeh, banyak orang nilai nona dengan sebelah mata wkt nona tulis skripsi, saat mo menghadap dosen, saat ada hal-hal kecil yang buat nona malas tulis skripsi. Tuhan Yesus jaga adry. ILU. 15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang dengan tulus membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Tuhan Yesus memberkati. Salatiga, September 2012
Esu Erlin Naisanu
DAFTAR ISI Daftar Isi Saripati BAB I. PENDAHULUAN
……………………………………………….
1
A. Latar Belakang
……………………………………………….
1
B. Pokok Permasalahan
……………………………………….
4
C. Rumusan Masalah ……………………………………………….
4
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………….
4
E. Batasan Masalah ……………………………………………….
5
F. Manfaat Penelitian
……………………………………….
5
G. Metode Penelitian ……………………………………………….
5
H. Sistematika Penulisan
……………………………………….
6
……………………………………….
7
……………………………………………………….
8
BAB II. LANDASAN TEORI A. Klen
B. Cross Cousin dan Paralel Cousin ……………………………….
14
C. Konubium ……………………………………………………….
16
BAB III. HASIL PENELITIAN
………………………………….........
19
A. Gambaran Umum tentang Wilayah Niki-Niki di Timor Tengah Selatan
……………………………………….
19
……………………………………….
19
A.2. Keadaan Sosial Budaya ……………………………………….
20
A.3. Keadaan Ekonomi
……………………………………….
23
A.4. Sistem Kepercayaan
……………………………………….
24
A.1. Keadaan Geografis
A.5. Latar Belakang Nama dan Sejarah
……………………….
25
B. Makna Marga dalam Kaus Nono ……………………………….
27
B.1. Perkawinan Orang Meto ……………………………………….
27
B.2. Proses Perkawinan Orang Meto ……………………………….
28
B.3. Makna Marga dalam Kaus Nono ……………………………….
33
BAB IV. ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS
……….
53
A. Kaus Nono dalam Perkawinan Meto
……………………….
53
B. Makna Marga di dalam Kaus Nono
……………………….
54
C. Refleksi Teologis ……………………………………………….
56
C.1. Makna Nama Perempuan yang Diganti ……………………….
56
C.2. Makna Perkawinan Kristen
……………………………….
57
BAB V. PENUTUP ……………………………………………………….
59
A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka
……………………………………………….
59
……………………………………………………….
60
SARIPATI
Di dalam perkawinan meto, ritus Kaus Nono merupakan suatu hal yang wajib untuk dilakukan. Kaus Nono sendiri dipahami secara umum oleh orang meto sebagai suatu ritus penurun marga. Orang meto yang menganut budaya patriakhal mengharuskan perempuan meto menggunakan nama marga suami. Oleh karena itu, Kaus Nono di dalam perkawinan meto ditetapkan menjadi suatu keharusan agar perempuan dapat menggunakan nama marga suami sebagai identitas diri baik secara hukum adat maupun pemerintah. Dari latar belakang ini, penulis mengambil judul ‘Kaus Nono’ dengan pokok permasalahan tentang pentingnya nama marga sehingga pemberian identitas bagi perempuan meto dalam Kaus Nono menjadi suatu kewajiban yang harus dijalankan. Dalam rangka menjawab pokok permasalahan tersebut, maka penulis melakukan suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif di Niki-Niki Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian dilakukan dengan metode mewawancarai beberapa tokoh masyarakat serta tokoh adat yang memahami tentang pelaksanaan ritus Kaus Nono. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori klen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa keberadaan suatu nama marga dengan berbagai peri kehidupan yang ada di dalamnya diyakini orang meto dibawa oleh para leluhur terdahulu. Nama marga dipahami orang meto dengan istilah nono. Setiap nono memiliki aturan dan nilai kehidupan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pemahaman orang meto terhadap kedudukan laki-laki sebagai pemberi kehidupan mengharuskan perempuan untuk masuk dan beradaptasi dengan nilai dan aturan hidup dari klen laki-laki yang menjadi suaminya. Kaus Nono hadir sebagai pemberi identitas bagi perempuan meto untuk dapat menyatu dengan klen suami baik secara jasmani maupun spiritual. Perempuan meto hanya bisa melepaskan nilai-nilai leluhur aslinya dan menjalani nilai-nilai leluhur nono suami jika ia telah melaksanakan ritus Kaus Nono dalam perkawinan. Menurut kepercayaan orang meto, kesejahateraan rumah tangga bergantung pada pelaksanaan Kaus Nono itu sendiri. Kaus Nono dianggap sebagai sesuatu yang sakral dalam kehidupan orang meto. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa, keberadaan suatu nama marga atau klen sangat dihargai dan dihormati keberadaannya karena, nama marga atau nono itu berasal dari para leluhur. Masyarakat meto masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Bagi mereka, budayalah yang membentuk pribadi dan karakter mereka sebagai kesatuan masyarakat adat. Kaus Nono menyatukan pribadi manusia dengan para leluhur sebagai pemberi berkat. Akan tetapi iman Kristen memandang kesatuan dengan Kristus sajalah yang meneguhkan keberadaan manusia dengan identitas baru sebagai keluarga Kerajaan Allah yang berhak menerima keselamatan kekal.
Keyword: Budaya, Marga, Kaus Nono.