KATA PENGANTAR
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat ketaatan Industri adalah melakukan inspeksi atau sering disebut dengan inspeksi ketaatan (compliance inspection). Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan pengawasan agar penanggungjawab usaha dan atau kegiatan mentaati semua ketentuan peraturan perundangan–undangan dibidang pengelolaan lingkungan hidup yang berlaku. Kegiatan inspeksi dalam rangka penaatan pengelolaan lingkungan dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah yang konkrit yaitu memberikan pujian atau penghargaan bagi yang taat dan memberikan teguran atau sanksi bagi yang tidak taat atau melanggar. Selain itu dapat pula dilakukan dengan memberikan penilaian kinerja, sebagaimana kegiatan PROPER yang telah dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup . Buku pedoman ini mempunyai ciri khas tersendiri, karena buku ini menyajikan secara singkat dan tepat langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum dan selama melakukan inspeksi, serta secara khusus membahas proses produksi dan sumber-sumber pencemaran lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan industri. Pedoman ini dilengkapi dengan formulir inspeksi, berita acara yang diperlukan dalam inspeksi serta peraturan dan bakumutu yang menjadi acuan dalam penaatan pengelolaan lingkungan. Buku ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan bagi para Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup, baik ditingkat pusat maupun daerah yang hendak melakukan inspeksi lapangan. Buku ini dapat juga dijadikan rujukan oleh industri untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pemeriksaan. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu dan mendukung penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat. Jakarta,
Desember 2007
Asisten Deputi Urs. Pengendalian Pencemaran Agroindustri
Ir. Tuti Hendrawati M. MPPPM
Panduan Inspeksi Industri Kecap
1
PANDUAN INSPEKSI PENAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECAP / KEDELAI
Pengarah: Mohd. Gempur Adnan (DEPUTI II MENLH) Tim Penyusun : Ketua : Ir. Tuti Hendrawati Mintarsih, MPPPM Anggota : Mitta Ratna Djuwita Agus Suwendar Dwiyono Yanuar Y. Veronica Katrine Eti Purwanti,
Diterbitkan oleh: Asdep Urusan Pengendalian Pencemaran Agro Industri KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP JL. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta Timur
2
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Gedung B Lt. 4 Email :
[email protected] Telp./Fax. (021) 8517257
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….
1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
3
I
PENDAHULIAN ……………………………………………………………...
4
II
TUJUAN ……………………………………………………………………..
6
III
PERSIAPAN PELAKSANAAN INSPEKSI ……………………………………….
7
IV
PELAKSANAAN INSPEKSI ……………………………………………………
11
V
EVALUASI DAN PELAPORAN ………………………………………………..
18
LAMPIRAN
19
Panduan Inspeksi Industri Kecap
3
I PENDAHULUAN merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, Indonesia kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Tidaklah heran jika
sebagian besar kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia ialah kegiatan usaha yang berkaitan dengan pertanian (agroindustri). Pengembangan agroindustri merupakan pilihan yang sangat strategis dan menjadi semakin penting sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar minyak dan gas. Meskipun demikian pengembangan agroindustri masih menghadapi banyak kendala dan tantangan. Salah satu tantangan yang kini harus dihadapi manajemen agroindustri ialah bagaimana menciptakan sistem agroindustri yang mampu meminimumkan dampak negatif terhadap lingkungan. Isu ini menjadi sangat penting sejalan dengan meningkatnya kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kualitas lingkungan yang baik. Kerangka yang telah dibangun dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap orang termasuk penanggungjawab usaha dan atau kegiatan (industri) berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menangkecapngi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Selanjutnya untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan (industri) dilarang melanggar baku mutu, dan kriteria baku mutu kerusakan lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL), dan wajib melakukan pengelolaan limbah. Kerangka tersebut cukup memadai apabila dilaksanakan dengan baik dan benar, namun kenyataannya penaatan terhadap pengelolaan lingkungan masih sangatlah minim. Untuk mengetahui tingkat ketaatan industri terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup maka perlu dilaksanakan tindakan pengawasan. Tindakan pengawasan dilakukan melalui informasi yang diberikan oleh industri secara rutin serta melalui kegiatan berupa pemeriksaaan/inspeksi. Kegiatan pengawasan penaatan ini merupakan amanat Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yakni “Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup”. Kegiatan inspeksi merupakan salah satu kegiatan pengawasan agar penanggung jawab pabrik mentaati semua ketentuan perundang-undangan lingkungan hidup, persyaratan dalam berbagai izin (izin usaha, izin pembuangan limbah dll.) serta persyaratan mengenai semua media
4
Panduan Inspeksi Industri Kecap
lingkungan (air, udara, tanah, kebisingan, getaran) yang seyogyanya juga tercantum dalam perizinan yang telah dimiliki. Kegiatan inspeksi dapat dilakukan secara rutin, terprogram dan terpadu. Selain itu dapat pula dilakukan pada waktu tertentu (inspeksi mendadak) apabila terdapat indikasi pencemaran. Kegiatan inspeksi dalam rangka penaatan pengelolaan lingkungan perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah yang konkrit yaitu memberikan penghargaan bagi yang taat dan memberikan teguran atau sanksi bagi yang tidak taat / melanggar. Selain itu dapat pula dilakukan dengan memberikan penilaian kinerja, sebagaimana kegiatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang telah dilakukan Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) . Mengingat tanggungjawab pengelolaan kualitas lingkungan hidup tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah pusat, maka daerah propinsi, kabupaten/kota dapat melakukan berbagai kegiatan terobosan dalam rangka peningkatan ketaatan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup dan buku pedoman ini dapat dijadikan dasar dalam melaksanakan kegiatan inspeksi. Buku pedoman ini secara khusus ditujukan sebagai panduan dalam melaksanakan inspeksi penaatan pengelolaan lingkungan pada industri pertanian dan kehutanan utamanya industri kecap.
Panduan Inspeksi Industri Kecap
5
II TUJUAN Tujuan inspeksi penaatan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk memantau, mengevaluasi dan menetapkan status ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap : 1. Kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan di bidang pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup, antara lain: • Pengelolaan dan pengendalian pencemaran air • Pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara 2. Kewajiban untuk melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau persyaratan lingkungan yang tercantum surat-surat izin yang terkait.
6
Panduan Inspeksi Industri Kecap
III PERSIAPAN PELAKSANAAN INSPEKSI 1. Menyiapkan kelengkapan administrasi, antara lain: (a) Surat Penugasan; (b) Tanda Pengenal; (c) Dokumen Perjalanan (Surat Perintah Perjalanan Dinas); dan (d) Formulir Berita Acara yang diperlukan dalam pelaksanaan inspeksi; 2. Mempelajari peraturan / dokumen / referensi yang terkait. Sebelum melakukan inspeksi ke lokasi kegiatan. Dokumen-dokumen ini antara lain adalah (a) Riwayat ketaatan usaha dan atau kegiatan yang menjadi obyek inspeksi; (b) Izin-izin yang terkait; (c) peraturan/literatur yang terkait dengan obyek inspeksi; (d) Peta situasi versi penanggung jawab usaha dan atau kegiatan dan atau peta situasi versi Pejabat Pengawas yang pernah melakukan inspeksi di tempat yang sama atau bersebelahan; (e) Dokumen-dokumen lain yang terkait dengan status ketaatan kegiatan yang bersangkutan. 3. Menyiapkan perlengkapan, antara lain: (a) alat pencatat (buku catatan/note book); (b) kamera atau handycam; (c) perlengkapan keselamatan kerja seperti sepatu boot, jas, hujan, helm; (d) Alat sampling yang diperlukan; (e) sarana transportasi; (f) format laporan inspeksi; (g) alat perekam suara apabila pihak yang dimintai keterangan menolak diambil gambarnya atau menolak menandatangani berita acara inspeksi; dan (h) perlengkapan lain yang dianggap perlu. Sebelum melakukan inspeksi ke industri kecap, inspektur/PPLH (Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup) perlu memahami lebih mendalam tentang proses produksi pada industri kecap secara umum dan sumber-sumber limbah serta dampaknya pada lingkungan yang disajikan seperti dibawah ini. Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Kecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa
Panduan Inspeksi Industri Kecap
7
asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah kedelai. Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai hitam dan kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna kulit. Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai kuning, tetapi tidak ada perbedaan komposisi gizi di natara keduanya. Selain itu, perbedaan jenis kedelai tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas fermentasi. Kecap dapat diproduksi dengan tiga cara, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisis asam, atau kombinasi dari keduanya. Kecap hidrolisis kurang populer dibanding kecap hasil fermentasi karena rasa dan aromanya kurang baik. Hal ini disebabkan selama proses hidrolisis beberapa asam amino dan kecap rusak, serta timbulnya senyawa off flavor seperti asam levulinat dan H2S dan beberapa komponen lainnya yang pada kecap fermentasi tidak terbentuk. Di Indonesia pembuatan kecap pada umumnya dilakukan secara fermentasi. Proses Produksi Industri Kecap
Industri Kecap Skala Besar Secara skematis alur proses produksi kecap skala besar dapat dilihat pada Gambar 1 :
Kaca ng
Pencucian dan Perebusan Penjamuran Perendaman dengan air Pengambilan sari kedelai Pemasakan sari kedelai Penyaringan Pendinginan
Pengema
Gambar 1. Proses Produksi Kecap
1. Pencucian dan perendaman : kedelai dicuci dan direndam dalam air bersih. Kemudian dilakukan pemecahan biji yang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling tipe cakram.
8
Panduan Inspeksi Industri Kecap
2. Pemasakan : kedelai direbus, ditiriskan, dan didinginkan di atas wadah. Karena terus berulang kali digunakan, wadah yang digunakan sebagai alas ini biasanya mengandung spora kapang yang berfungsi sebagai inokulum. Pada umumnya industri skala besar menyimpan wadah-wadah tersebut dalam suatu ruangan tertutup sehingga terjadi penjamuran. 3. Fermentasi / penjamuran : spora kapang pada wadah akan tumbuh pada substrat kedelai dalam waktu 3 – 12 hari pada suhu kamar. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat ferrmentasi inilah yang dinamakan koji. 4. Perendaman dengan air garam : koji dimasukkan ke dalam wadah dari yang berisi larutan garam 20-30%. Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji) dengan larutan garam inilah yang dinamakan moromi. Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar. 5. Press sari / pengambilan sari kedelai : cairan moromi disaring. 6. Pemasakan sari kedelai : setelah didapat sari kedelai, lalu dimasak. Untuk membuat kecap manis, ke dalam filtrat ditambahkan gula merah dan bumbu-bumbunya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam sedangkan untuk membuat kecap asin, sedikit gula merah ditambahkan ke dalam filtrat, diaduk, dan dimasak selama 1 jam. 7. Penyaringan : kecap yang telah masak, selanjutnya disaring dengan alat separator untuk memisahkan kecap dari berbagai kotoran. 8. Sterilisasi : dilakukan untuk membunuh bakteri / kuman pada botol. 9. Filling / pengemasan : kecap yang telah siap dimasukkan ke dalam botol gelas, botol plastik, atau botol pet dan ditutup rapat serta diberi label lalu dilakukan pengepakan. Dampak Lingkungan dan Sumber Limbah Proses Limbah industri kecap umumnya terdiri dari limbah cair, emisi udara dan limbah padat. Limbah cair polutan utamanya berupa bahan organik, sedangkan limbah padat berupa bahan-bahan organik seperti ampas kedelai / bungkil. Bahan-bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Masalah-masalah yang mungkin timbul dalam operasi industri kecap antara lain: (1) Dampak lingkungan dari industri kecap yang membuang air limbah secara langsung atau dengan kata lain tidak ditangani secara memadai sehingga menurunkan kandungan oksigen terlarut perairan umum; (2) Bau busuk yang menyengat akibat biodegradasi limbah cair maupun padat
Panduan Inspeksi Industri Kecap
9
(3) Kerusakan tanah akibat dari : 9 Penguraian sisa-sisa bahan buangan oleh mikroorganisme; 9 Penumpukan bahan-bahan padat (yang dapat menimbulkan leachate; 9 Perubahan pH. Sumber-sumber pencemaran dari industri kecap secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : No 1
Sumber Pencemar Pencucian kedelai
2
Perendaman
3
Pengambilan sari kedelai (pengepresan)
4
Penyaringan
Potensi pencemaran Pada proses pencucian dihasilkan air limbah yang harus ditangani dengan baik Pada proses perendaman dihasilkan air limbah yang juga harus ditangani dengan baik Pada proses pengepresan dihasilkan limbah cair dan padat Pada proses penyaringan dihasilkan limbah padat berupa ampas / bungkil kedelai
Keterangan Apabila tidak dikelola dalam jangka waktu lama dengan baik akan menimbulkan bau busuk dan mencemari sungai Apabila tidak dikelola dalam jangka waktu lama dengan baik akan menimbulkan bau busuk dan mencemari sungai
Apabila tidak dikelola dalam jangka waktu lama dengan baik akan menimbulkan bau busuk dan mencemari sungai Ampas ini mudah terdegradasi secara biologis dan menyebabkan pencemaran terutama bau busuk
Kualitas Udara dan Kebisingan Sumber emisi udara utama industri kecap adalah bau (odor) dan partikulat. Partikulat tersebut terbawa gas buang dari cerobong boiler dan merupakan senyawa-senyawa karbon sisa pembakaran. Sementara emisi bau dihasilkan dari proses pengolahan air limbah secara biologis yang lazim digunakan di industri kecap. Partikel-partikel senyawa karbon biasanya berasal dari keluaran cerobong boiler hasil dari pembakaran bahan bakar padat maupun cair (IDO, Industrial Diesel Oil). Sebagai informasi tambahan, spora yang berasal dari proses penjamuran yang mudah melayang di udara juga memberikan sumbangan besar pada pencemaran udara industri kecap.
10
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Selain permasalahan kualitas udara, faktor kebisingan pada industri kecap juga menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan kerja dalam pabrik, seperti : gangguan pendengaran, emosi yang tidak stabil dan gangguan kejiwaan lainnya, serta gangguan dalam pembicaraan.
IV
PELAKSANAAN INSPEKSI Pelaksanaan inspeksi merupakan sebuah rangkaian pekerjaan dalam rangka memperoleh bahan keterangan mendalam tentang industri, evaluasi proses produksi, ketaatan terhadap peraturan maupun persyaratan atau kewajiban yang tercantum dalam izin, evaluasi terhadap cara pabrik mengelola lingkungan dan menjaga kebersihan pabrik (house keeping), serta hubungan maupun pengembangan masyarakat disekitarnya. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari berbagai persiapan maupun perencanaan yang telah dilakukan pada saat pra inspeksi. Strategi pelaksanaan inspeksi dituangkan dalam inspection form yang sangat penting dalam membantu kelancaran pelaksanaan inspeksi. 4.1. Pertemuan Pendahuluan Sebelum melakukan inspeksi secara detil terhadap pabrik, perlu dilakukan pertemuan dengan pihak penganggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk mengutarakan maksud dan tujuan pelaksanaan inspeksi. Dalam pertemuan tersebut perlu dijelaskan pula pihak-pihak yang akan dihubungi dan obyek yang akan diinspeksi. 4.2. Inspeksi Lapangan Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam inspeksi industri disajikan dibawah ini: 1. Air Limbah Air limbah yang perlu diperhatikan, sebagaimana sumber dan potensi yang telah dijelaskan pada bab III. Air limbah yang masuk IPAL, baku mutunya harus mengikuti ketentuan BMAL Kepmen 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri untuk Industri dan peraturan daerah serta persyaratan yang ada dalam izin. 2. Emisi Industri kecap menggunakan boiler sebagai alat perebusan. Emisi udara dari cerobong boiler harus diukur dan nilainya harus sesuai ketentuan Baku Mutu Emisi Udara Sumber Tidak Bergerak. Selain itu cerobong dari pembangkit tenaga / genset juga harus diukur. 3. Data-data yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat Peraturan yang diacu dalam pelaksanaan inspeksi industri kecap adalah : Peraturan perundang-undangan pengelolaan air limbah : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Panduan Inspeksi Industri Kecap
11
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair untuk Kegiatan Industri. 3. Peraturan Daerah seperti SK Gubernur. Peraturan perundang-undangan untuk pengelolaan emisi udara : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara 2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak 3. Peraturan Daerah seperti SK Gubernur Contoh Formulir Inspeksi untuk Industri Kecap disajikan pada lampiran. Secara detail akan diuraikan dalam pembahasan pada bab ini. 4.2.1. Informasi Umum Data tentang informasi umum sebenarnya dapat diperoleh sebelum pelaksanaan inspeksi lapangan, data dapat berasal dari data sekunder atau informasi laporan yang diperoleh dari industri pada periode sebelumnya. Namun informasi umum tentang industri belum lengkap, dapat dilengkapi pada saat inspeksi. Data yang perlu dicatat atau dikumpulkan adalah: 1. Data Perusahaan, terdiri dari: a. Nama perusahaan (dilokasi kegiatan), hal ini berhubungan dengan industri yang sedang diinspeksi, perusahaan di lokasi tersebut dapat merupakan induk dari berbagai cabang perusahaan ditempat lain, atau sebaliknya. Apabila industri merupakan cabang, maka nama industri induknya perlu dicatat juga. b. Jenis industri, dalam hal ini adalah industri kecap. Selanjutnya usaha utama dari perusahaan induknya perlu dicatat. c. Pemimpin perusahaan (pada industri yang di inspeksi), nama lengkap. Dicatat pula pemilik perusahaan (perusahaan induk) meliputi komisaris dan direksinya. d. Alamat perusahaan industri yang diinspeksi dan alamat perusahaan induknya (jika ada) lengkap dengan nomor telepon, faximili, e-mail serta posisi geografisnya e. Contact person yang dapat dihubungi, (dicatat pula jabatan, no. telepon rumah, HP. dan e-mail). Contact person diusahakan yang mempunyai tanggungjawab dibidang pengelolaan lingkungan hidup. f. Tahun mulai operasi g. Kapasitas produksi terpasang, baik produk utama maupun produk sampingan. Misal: produk utama kecap 3.000 tm3/bln,…... Nama produk utama dan produk samping dapat lebih dari satu (apabila inspeksi dilakukan pada pabrik yang terintegrasi), sehingga perlu dicatat pula jenis produk utama dan jenis produk sampingnya (nama produk)
12
Panduan Inspeksi Industri Kecap
h. Keterangan lain tentang perusahaan yang dianggap perlu, sebaiknya apabila diperkenankan petugas dapat meminta company profile dari industri tersebut.
2. Status Perusahaan a. Status Permodalan, apakah merupakan BUMN, BUMS, Joint Venture, BUMD, koperasi atau perorangan b. Perusahaan Publik, tercatat di bursa efek mana, serta informasi status lainnya. Apabila kontrak karya perlu dicatat tahun mulai dan berakhir serta waktu perpanjangan (apabila dilakukan perpanjangan izin) 4.2.2. Perizinan, Studi Lingkungan dan Penghargaan 1. Perizinan : Dalam perizinan perlu di catat secara lengkap tentang nomor izin, tanggal penerbitan izin, tanggal berakhir atau perpanjangannya, instansi penerbit izin dan informasi lain yang terkait dengan masingmasing perizinan, adapun perizinan yang perlu diinventarisir adalah: (a) Izin Usaha Industri Kecap; (b) Izin Mendirikan Bangunan (1MB); (c) Izin HO (Hinder Ordonantie atau Surat lzin Tempat Usaha) (d)Izin lokasi; (e) Izin pengambilan air/izin penggunaan air, meliputi air permukaan dan air tanah; (f) Izin pembuangan limbah; (g) Izin Pemanfaatan Air Limbah (land aplication) (h) Beberapa perizinan lainnya. Kemudian pelajari persyaratan-persyaratan vang tercantum dalam masing-masing perizinan tersebut, catat pelanggaran yang dilakukan dan pasal-pasal ketentuan perundang-undangan dan atau persyaratan perizinan yang dilanggar. 2. Studi Lingkungan, antara lain AMDAL, SEMDAL, UKL/UPL atau Dokumen Pengelolaan Lingkungan (DPL). Dokumen disertai tanggal persetujuan dan konsultan penyusunnya. Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dilakukan perlu ditanyakan, apakah sudah disetujui komisi Amdal. Lakukan pengecekan terhadap persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) maupun Standard Operation Procedure (SOP). Catat pelanggaran yang dilakukan dan point-point penting yang belum dilaksanakan oleh perusahaan, sehubungan dengan persyaratan yang tercantum dalam RKL, RPL maupun SOP.
Panduan Inspeksi Industri Kecap
13
Selain perizinan dan studi lingkungan, perlu diperhatikan pula Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang dilaporkan ke BKPM enam bulan sekali bagi kegiatan yang mendapat fasilitas atau laporan sejenis yang disampaikan ke Departemen Perindustrian bagi kegiatan non fasilitas atau laporan yang disampaikan ke Departemen lainnya, misal Departemen Pertambangan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan dan lain lain. Selain itu laporan pajak dan laporan akuntan publik terhadap perusahaan ini dapat juga dikumpulkan, bila diperlukan untuk mengecek jumlah produksi yang sesungguhnya dilaporkan. 4.2.3. Proses Produksi Sebagaimana yang telah dipelajari sebelum melaksanakan inspeksi lapangan, serta berbagai pengalaman yang diperoleh dari hasil inspeksi, khususnya industri yang sejenis, maka perlu ditelusuri kesesuaian proses produksi termasuk kapasitasnya dengan perizinan yang diperoleh. Pada industri kecap yang harus dilihat , antara lain: (a) Produksi senyatanya perbulan, cek apakah cukup, kurang atau melebihi dari izin yang diperoleh. Melakukan pengecekan terhadap log book atau catatan produksi harian. (a). Lay out pabrik, tata letak pabrik dan luas pabrik (b). Peta drainase pabrik dan sistem pemipaannya. (c). Jenis dan jumlah limbah (cair, padat, gas) periksa flow meternya dan neraca airnya. Jika belum ada neraca airnya, maka kita harus membuat neraca air (water balance) tersebut, sehingga dapat diketahui berapa air yang digunakan dan berapa yang diolah atau dibuang ke lingkungan, dengan demikian kita dapat mengetahui apakah ada buangan bypass atau tidak. (b) Proses yang digunakan pada pabrik atau kegiatan tersebut, tahapan prosesnya menggunakan sistem sesaat atau menerus (batch/kontinyu.)?. lakukan pengecekan Peralatan proses produksi dan gambarkan diagram alir proses. (c) Bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi, Berapa banyaknya, dipasok dari perusahaan sendiri atau orang lain, bagaimana cara pengirimannya, bagaimana penyimpanannya, apakah ada bahan berbahaya dan beracun. (d) Penggunaan air dan sumbernya. (check flow meter dan log book atau catatan penggunaan air harian). Lakukan pengecekan neraca airnya (water balance). (e) Penggunaan energi dan sumbernya. Cek kebutuhan dalam satuan pengukuran maupun rupiah yang dikeluarkan. (f) Pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya saluran bypass, upaya minimalisasi limbah atau teknologi proses yang memungkinkan daur ulang limbah ataupun dapat menghindari adanya limbah. Selain itu dalam inspeksi untuk mengetahui proses produksi, perlu juga dilakukan pengecekan terhadap adanya perubahan proses produksi, dalam hal ini yang dilakukan adalah: (1) memeriksa kemungkinan adanya
14
Panduan Inspeksi Industri Kecap
perubahan-perubahan kualitas dan kuantitas terhadap kapasitas produksi; (2) Jumlah produk jadi; (3) Penggunaan air; (4). Pengelolaan limbah. Perlu juga memeriksa jika terjadi modifikasi pada proses produksi yang dapat menimbulkan perubahan pada limbah/emisi dan B3 yang harus dikelola.
4.2.4. Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Air Proses pengelolaan dan pengendalian pencemaran air, perlu dilakukan pengecekan terhadap sumber air limbah dan kapasitasnya (hal ini dapat di perinci berdasarkan proses produksi dan air limbah yang dihasilkan pda tiap tahapan proses). Berdasarkan teknologi yang tersedia dan alir proses produksi dapat diketahui berapa besar atau volume air limbah yang masuk ke dalam IPAL. Perlu kehati-hatian dalam melacak sumber dan saluran air limbah ini. Selanjutnya dalam pengendalian pencemaran air limbah yang perlu diinspeksi antara lain adalah: 1. Cara pengelolaan air limbah yang diterapkan dan teknologinya 2. Bahan kimia dan biologi yang digunakan dalam pengelolaan air limbah 3. Pengecekan terhadap kondisi fisik IPAL (bangunan permanent kedap air atau tidak) 4. Pengecekan kondisi kerja IPAL (apakah ada peralatan yang tidak bekerja, ada busa pada klarifier, atau tanda-tanda pengoperasian yang kurang baik lainnya). 5. Kapasitas Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) dan designnya 6. Kapasitas limbah yang dihasilkan dari masing-masing unit kegiatan(proses) 7. Pengecekan terhadap air pendingin boiler, apakah dicampur dengan limbah atau dimanfaatkan lagi (reuse) 8. Skema pengelolaan air limbah 9. Debit air limbah yang dikeluarkan dari IPAL, lihat catatan harian pabrik tentang hal ini. 10. Pengecekan terhadap saluran air limbahnya 11. Pengecekan terhadap alat ukur debit air limbah (flow meter) yang dimiliki pabrik 12. Data analisa air limbah, baik hasil swapantau pabrik maupun hasil pengawasan instansi yang bertanggungjawab di daerah 13. Pengecekan terhadap pengelolaan flock atau lumpur sediment dan sludge dari IPAL 14. Pengecekan terhadap upaya pemanfaatan air limbah (reuse, recycle dan reduce). Kemudian dilakukan cek silang terhadap pemanfaatan limbah diluar proses produksi misal untuk aplikasi lahan (land aplication) 4.2.5. Pengelolaan Limbah Padat Non B3 Proses penanganan dan pengelolaan limbah padat non B3, perlu diperiksa dan dicek apakah benar limbah yang dikatakan masuk kategori non B3 telah melewati analisis karakteristik limbah B3 atau telah dapat dipastikan bukan termasuk limbah B3.
Panduan Inspeksi Industri Kecap
15
Untuk mengetahui jumlah atau kapasitas limbah yang dihasilkan perlu dilakukan pengecekan terhadap sumber limbah padat non B3 tersebut (hal ini dapat di perinci berdasarkan proses produksi dan limbah yang dihasilkan pada tiap tahapan proses). Berdasarkan teknologi yang tersedia dan alir proses produksi dapat diketahui berapa besar atau volume limbah padat yang dihasilkan, berapa yang dimanfaatkan kembali, berapa yang ditimbun, atau bahkan berapa yang dijual. Selanjutnya dapat dibuat neraca keseimbangan. Dalam pemanfaatan limbah padat non B3 perlu dirinci dan dicatat pihak mana yang memanfaatkan, untuk tujuan apa, dan berapa jumlah yang dimanfaatkan. Apabila hasil pemanfaatan berupa produk yang memberi nilai tambah pada perusahaan, apakah ada dampak samping dari produk tersebut (cek limbahnya), dan seterusnya. 4.2.6. Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Udara Pada unit pengelolaan buangan gas atau debu (emisi udara), suara dan getaran yang perlu dilakukan pengecekan adalah : a. Proses yang diterapkan untuk mengolah emisi gas dan debu, adakah alat treatment untuk mengurangi pencemaran udara b. Peralatan yang digunakan dan kapasitasnya, sumber peralatan yang menghasilkan limbah gas serta kapasitas limbahnya c. Lokasi cerobong dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar, d. Masalah perizinan yang berkaitan dengan pembuangan emisi gas e. Usaha untuk mengurangi kebisingan, getaran dan bau. f. Pemantauan kualitas emisi gas, debu, kebisingan, getaran baik didalam pabrik maupun di luar pabrik. Apakah terdapat alat untuk mengambil sampel pada cerobong, intensitas pemantauannya dan kapasitas analisisnya g. Masalah bau atau kebauan di sekitar pabrik (dapat pula dilakukan cek silang terhadap masyarakat sekitar (data sekunder). Hal tersebut dapat dilakukan secara terpisah dengan kegiatan inspeksi ke industri. 4.2.7. Data Pendukung (Sistem Manajemen Lingkungan, House Keeping, Community Relation dan Community Development) Kegiatan inspeksi yang bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan (misalnya: PROPER) memerlukan data-data tambahan dalam menentukan peringkat kinerja perusahaan. Data pendukung ini sangat diperlukan mengingat industri selain harus taat terhadap peraturan pengelolaan lingkungan, upaya menciptakan keharmonisan dalam kehidupan sosial juga memerlukan perhatian, sebab lingkungan mempunyai dimensi yang luas berkaitan dengan kualitas serta dampaknya terhadap manusia. Sistem manajemen lingkungan, perlu dicek upaya pengelolaan yang dilakukan dan kesinambungan dalam pelaksanaan program, antara lain: (1) kebijakan pengelolaan lingkungan, (2) perencanaan pengelolaan lingkungan, (3) pelaksanaan pengelolaan lingkungan, (4) pemantauan dan pengawasan
16
Panduan Inspeksi Industri Kecap
pelaksanaan pengelolaan lingkungan, dan (5) evaluasi dan upaya perbaikan, serta penghargaan yang telah diperoleh (seperti telah dikemukakan pada bagian depan). House keeping pada umumnya kegiatan pemeliharaan kebersihan pabrik, menjadi bagian dari sistem manajemen lingkungan. Upaya-upaya yang telah dilakukan perusahaan dalam menciptakan kebersihan di lingkungan usahanya perlu menjadi perhatian. Community Relation. merupakan upaya perusahaan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar, misalnya membangun fasilitas umum, sarana ibadah, pembagian sembako dan lain-lain. Sedangkan Community Development, merupakan upaya perusahaan dalam rangka meningkatkan ekonomi rakyat yang dilaksanakan secara berkelanjutan serta dilakukan pemantauan terhadap hasil yang dicapai. Pengecekan dilakukan terhadap pencapaian-pencapaian program yang telah dilakukan oleh perusahaan. 4.3. Pertemuan Penutup Setelah inspeksi dilakukan perlu dilakukan pertemuan dengan penanggungjawab usaha atau kegiatan sebelum meninggalkan industri yang bersangkutan. Pertemuan tersebut dilakukan selain untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas waktu dan kesempatan untuk melakukan pemerikasaan industri secara detail, juga untuk menyampaikan temuan dilapangan yang perlu disampaikan kepada wakil dari usaha dan atau kegiatan sehingga inspeksi berguna secara efektif. Apabila memungkinkan, hasil temuan tersebut dibandingkan dengan persyaratan izin pembuangan limbah/emisi, ketentuan baku mutu lingkungan dan ketentuan lainnya. Pembicaraan yang harus dihindari dalam pertemuan ini adalah membicarakan status penaatan lingkungan terhadap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan, dampak yuridis atau dampak penegakan hukum terhadap usaha dan atau kegiatan serta tidak merekomendasikan pihak ketiga untuk menyelesaikan permasalahan di lapangan, walaupun diminta. Hal tersebut tidak boleh dilakukan karena kegiatan inspeksi merupakan kegiatan penaatan terhadap perusahaan bukan kegiatan pembinaan. 4.4. Pembuatan Berita Acara Beberapa berita acara menyangkut kegiatan inspeksi, sebagaimana terlampir harus dibuat sesuai dengan keperluan, termasuk berita acara hasil inspeksi yang ditandatangani oleh pejabat pengawas lingkungan hidup dan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan.
Panduan Inspeksi Industri Kecap
17
V EVALUASI DAN PELAPORAN Evaluasi hasil inspeksi dan pelaporan merupakan kegiatan yang dilakukan setelah inspeksi lapangan dilakukan (pasca inspeksi). Sebelum membuat laporan hasil inspeksi, petugas inspeksi harus memeriksa kembali data dan fakta yang diperoleh dilapangan apakah sudah lengkap sesuai dengan pedoman inspeksi maupun berbagai peraturan yang ada serta diperiksa pula kesesuaiannya berdasarkan formulir inspeksi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah melakukan inspeksi lapangan terhadap setiap usaha dan atau kegiatan, petugas inspeksi wajib segera membuat dan menyampaikan laporan hasil inspeksi. Laporan hasil inspeksi pengawasan penaatan pengelolaan lingkungan hidup memuat informasi/data yang dikumpulkan dari hasil inspeksi yang dikelola dan diatur sehingga dapat dipergunakan secara optimal dalam upaya penegakan hukum atau peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan serta menentukan status ketaatannya. Informasi yang disajikan dalam laporan harus memperhatikan beberapa hal berikut : 1. Disajikan secara jelas dan sistematis 2. Harus akurat, aktual, faktual dan didasarkan pada hasil inspeksi penaatan pengelolaan lingkungan hidup serta merupakan hasil yang dapat diverifikasi oleh pihak yang ahli. 3. Harus difokuskan pada tujuan inspeksi/pengawasan, sedangkan data/informasi yang tidak berkaitan akan membingungkan dan mengurangi kejelasan dan manfaat dari laporan tersebut. 4. Tidak merupakan pendapat, pandangan, dan asumsi-asumsi pribadi petugas inspeksi yang bersangkutan 5. Harus didukung dengan data dan atau bukti akurat dan faktual. 6. Dokumen pendukung seperti data series, foto, berita acara, dokumen sampling dan sebagainya yang menyertai laporan pengawasan lingkungan hidup harus disebutkan dengan jelas. 7. Untuk mendapatkan laporan yang baik, sebaiknya digunakan gaya penulisan laporan sebagai berikut : • Menulis laporan secara sederhana dan menghindari bahasa yang sulit dimengerti • Menggunakan bahasa aktif bukan pasif
18
Panduan Inspeksi Industri Kecap
• Mengusahakan agar isinya singkat dan langsung kepada permasalahan • Menghindari pengulangan • Memperbaiki dan mengkoreksi isi laporan secara cermat.
pokok
FORMULIR INSPEKSI PENAATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INDUSTRI KECAP I. INFORMASI UMUM 1.1. DATA PERUSAHAAN a. Nama lokasi)
Perusahaan/pabrik
(di
b. Jenis Industri ……………………………………………………
…………………………………………………. Perusahaan (utama/unit/cabang)* c. Pemimpin Perusahaan …………………………………………………. d. Alamat Perusahaan/pabrik …………………………………………………. …………………………………………………. ………………………………………………….
Nama Perusahaan Induk/Holding Company …………………………………………………… (jika ada: dalam negeri/luar negeri) Usaha utama
Telp.
Fax.
……………………………………………………
Posisi Geografis ………………….. UTM
Alamat
……………… LU ……………… LS
……………………………………………………
e. contact person:…………………………..
……………………………………………………
Jabatan:……………………………………..
……………………………………………………
Telp. ………………..
Telp. ………………...
Hp. ………………….
Fax…………………
f. Mulai Operasi: tahun……………… g. Kapasitas Produksi terpasang
Alamat-kantor pusat/manajemen
Produk ton/bln
utama:
…………………….
……………………………………………………
Produk ton/bln
Samping:
………………….
……………………………………………………
Jenis Produk Utama …………………………………………………. ………………………………………………….
Telp. ………………...
Fax. …………………
Pemilik (utama) Perusahaan: ……………………………………………………
Panduan Inspeksi Industri Kecap
19
Jenis Produk Samping:
Direksi
………………………………………………….
1. ………………………………………….……..
………………………………………………….
2. ………………………………………….……..
Keterangan Lain:
Komisaris
………………………………………………….
1. ………………………………………….……..
………………………………………………….
2. ………………………………………….……..
1.2. STATUS PERUSAHAAN a. Status Permodalan (Beri tanda x pada box yang sesuai
BUMD (Perusda)
BUMS Asing PMA 100 %
Koperasi
Joint Venture
Perorangan
Ya, Perusahaan Publik (Tbk.)
b. Perusahaan Publik (Beri tanda x pada box yang sesuai c. Lainnya ………………………
BUMN Indonesia – PMDN
Jka Ya, tercatat di Bursa Efek Mulai tahun
berakhir tahun
Tidak Jakarta
Surabaya
diperpanjang tahun
II. PERIZINAN, STUDI LINGKUNGAN DAN PENGHARGAAN 2.1. PERIZINAN a
Izin Usaha Kecap Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin
Tgl:
Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Thn
Dari
s/d
Tahun Mulai Beropreasi Izin diterbitkan oleh Kapasitas Produksi Terpasang (semua spesifikasi dan kualitas produk Kecap) b
m3/tahun (Kedelai)
bahan
baku
m3/tahun bahan jadi (Kecap)
IMB Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin Masa berlaku Izin
Tgl:
Bln: tahun
Dari
Keterangan (Persyaratan yang ada dalam ijin)
20
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Thn s/d
c
Izin HO Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin
Tgl:
Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Thn
Dari
s/d
Keterangan (Persyaratan yang ada dalam ijin)
d
Izin Lokasi Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin
Tgl:
Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Thn
Dari
s/d
Keterangan (Persyaratan yang ada dalam ijin)
e
Izin Pengambilan Air e.1. Air Permukaan Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin
Tgl:
Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Thn
Dari
s/d
Debit air yang diambil Izin diterbitkan oleh Keterangan (Persyaratan yang ada dalam ijin)
e.2. Air Tanah Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Volume air yang diambil Jumlah pengambilan
Tgl:
Dari
Thn s/d
satuan/waktu
titik
Panduan Inspeksi Industri Kecap
21
Keterangan (Persyaratan yang ada dalam ijin)
f
Izin Pembuangan Air Tempat pembuangan (nama Sungai/danau/perairan lainnya) Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin
Tgl:
Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Thn
Dari
s/d
Volume air limbah yang dibuang Izin diterbitkan oleh g
Izin Pemanfaatan Limbah
Air
Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin
Tgl:
Masa berlaku Izin
Bln: tahun
Dari
Thn s/d
Keterangan (Persyaratan yang ada dalam ijin) Nomor Izin Tanggal Penerbitan Izin Masa berlaku Izin
Tgl:
Bln: tahun
Izin diterbitkan oleh Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum dalam Izin Persyaratan/ketentuan khusus yang tercantum dalam izin
2.2. Studi Lingkungan Studi Lingkungan yang dilakukan
22
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Dari
Thn s/d
SEL AMDAL UKL/UPL
Dokumen
SEL
RKL
RPL
Dokumen Dokumen
ANDAL
RKL
RPL
UKL
UPL
DPL
SEL (Studi Evaluasi Lingkungan) adalah studi lingkungan pilihan yang pada masa transisi, yang berlaku bagi kegiatan proyek yang telah berlangsung.
(Beri tanda √ pada box sesuai) Konsultan Penyusun Pengesahan/Persetujuan •
•
•
•
Dokumen SEL atau ANDAL °
Nomor Pengesahan
°
Tanggal Pengesahan
°
Disahkan/Disetujui oleh
°
Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum di dalam SK Pengesahan/Persetujuan SEL/ANDAL
Dokumen revisi)
RKL
(apabila
Nomor Pengesahan
°
Tanggal Pengesahan
°
Disahkan/Disetujui oleh
°
Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum di dalam SK Pengesahan/Persetujuan RKL RPL
(apabila
Bln:
Thn:
Tgl:
Bln:
Thn:
ada
°
Dokumen revisi)
Tgl:
ada
°
Nomor Pengesahan
°
Tanggal Pengesahan
°
Disahkan/Disetujui oleh
°
Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum di dalam SK Pengesahan/Persetujuan RPL
Tgl:
Bln:
Thn:
Tgl:
Bln:
Thn:
Dokumen UKL °
Nomor Pengesahan
°
Tanggal Pengesahan
°
Disahkan/Disetujui oleh
Panduan Inspeksi Industri Kecap
23
Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum di dalam SK Pengesahan/Persetujuan UKL
°
Dokumen UPL
•
°
Nomor Pengesahan
°
Tanggal Pengesahan
°
Disahkan/Disetujui oleh
°
Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum di dalam SK Pengesahan/Persetujuan UPL
Tgl:
Bln:
Thn:
Tgl:
Bln:
Thn:
Dokumen DPL
•
°
Nomor Pengesahan
°
Tanggal Pengesahan
°
Disahkan/Disetujui oleh
°
Persyaratan/Ketentuan khusus yang Tercantum di dalam SK Pengesahan/Persetujuan DPL
2.3. PENGHARGAAN No.
Jenis Penghargaan
1 2 3 4 5
ISO 14001 ISO 14004 ISO 9001 ISO 900… Lainnya,…………………….
Status (sertifikat, award, dll)
Periode
Keterangan (peringkat/nilai/scor,penilai dll…)
III. PROSES PRODUKSI 3.1. Produksi Senyatanya Bulan Produk utama (ton/bulan)
Sampingan (ton/bulan)
Keterangan Kesesuaian terhadap ijin (kapasitas produksi)
Januari
kurang
sesuai
melebihi
Pebruari
kurang
sesuai
melebihi
Maret
kurang
sesuai
melebihi
April
kurang
sesuai
melebihi
Mei
kurang
sesuai
melebihi
Juni
kurang
sesuai
melebihi
24
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Juli
kurang
sesuai
melebihi
Agustus
kurang
sesuai
melebihi
September
kurang
sesuai
melebihi
Oktober
kurang
sesuai
melebihi
Nopember
kurang
sesuai
melebihi
Desember
kurang
sesuai
melebihi
Nama produk sampingan:…………………………… 3.2. Bahan baku dan bahan ikutan yang dibutuhkan perusahaan
No
BAHAN
Jumlah yang dihasilkan sendiri (satuan/waktu)
Dipenuhi oleh Perusahaan Lain Identitas Jumlah Perusahaan (satuan/waktu) Pemasok
Jumlah Keseluruhan (satuan/waktu)
BAHAN BAKU 1
3
Kecap Kelapa Kacang Kedelai Garam
4
Air
2
BAHAN PENOLONG 1 NEP 2 3
Tepung terigu Kecap Pasir
4
Lainnya
3.3. Penggunaan Air Sumber Air
Jumlah (m3/hari)
Air Permukaan
Keterangan (kesesuaian terhadap ijin) kurang sesuai melebihi
Sungai Rawa, Danau/situ ……………...................... Air Tanah
kurang
sesuai
melebihi
kurang
sesuai
melebihi
Sumur (air tanah dangkal) Artesis (air tanah dalam) ……………........................ PAM/PDAM
Panduan Inspeksi Industri Kecap
25
Air Recycle
kurang
sesuai
melebihi
kurang
sesuai
melebihi
Outlet Minimisasi proses produksi ……………........................ . Lainnya ……………... TOTAL
3.4. Penggunaan Energi Sumber Energi
Kebutuhan Energi (satuan/waktu)
Jumlah Supply
Keterangan (rupiah/bulan)
Listrik PLN Diesel/Genset BBM Bensin Solar Minyak Tanah Minyak Bakar ……………...................... Uap Lainnya…….. IV PENGELOLAAN AIR LIMBAH 4.1. Jenis dan Asal Limbah: No.
Sumber air limbah
1
PENCUCIAN
2
PERENDAMAN
3
PENGAMBILAN SARI KEDELAI
4
PEMASAKAN SARI KEDELAI
5
PENYARINGAN
6
PENGEMASAN
26
Kapasitas
Keterangan masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL lainnya………………………
Panduan Inspeksi Industri Kecap
dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri
7
LABORATORIUM
8
BOILER
9
POWERHOUSE dan WORKSHOP
masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL lainnya……………………… masuk ke IPAL l ainnya………………………
dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri dimanfaatkan sendiri
Cek dan Lampirkan neraca air limbah dari masing-masing unit, total air limbah yang masuk ke IPAL dan keluar dari IPAL
4.2. Pengolahan Air Limbah dan Analisis Air Limbah Sistem Pengelolaan Air Limbah • Minimisasi volume dan konsentrasi
dalam m3/hari
• Instalasi (IPAL)
dalam m3/hari
Pengolahan
Air
Limbah
dalam m3/hari
◊ Kapasitas Air Limbah yang diolah ◊ Kapasitas IPAL
Permanent Terawat dengan baik Peralatan berfungsi baik …………………………..
◊ Kondisi IPAL
ya, beroperasi
Tidak beroperasi
jika tidak beroperasi, pilih: Sedang tidak Produksi alasan: IPAL beroperasi secara Batch IPAL sedang dalam perbaikan jelaskan:
lainnya…………………………………… ◊ Pengoperasian IPAL saat Inspeksi Perlu dilampirkan Sistem IPAL yang dipakai ◊ Jenis Pengolahan/treatment dalam pengelolaan air limbah Kolam Sedimentasi
Penyaring
atau
Kolam Fakultatif Anaerob Kolam Aerob Kolam Monitor
Panduan Inspeksi Industri Kecap
27
Kolam Ekualisasi memakai Bahan Flokulan: ……………………… ……………………… ……………………… ……………………… ………………………
tidak
◊ Penggunaan Flokulan
memakai Jenis Bakteri: Mesofilik …………… lainnya……………..
tidak
◊ Penggunaan Bakteri
ada tidak Jenis Flowmeter: Rectanguler Weir Trianguler Weir Venturi Meter Current Meter Magnetic Flow Meter Inductive Meter Ultrasonic Meter Parshall Flume/Cipoletti Lainnya…. …………………
Klarifier
Continyu Reguler lainnya…………………………………………. ada tidak
◊ Flowmeter ◊ Sistem aliran
Penjelasan (lokasi dan kondisi) …………………………………………………… ◊ Saluran By Pass
……………………… buah
◊ Jumlah saluran Pembuangan Air limbah
Tanah Sungai Danau Laut Lainnya……………………………….
◊ Lingkungan Penerima Air Limbah • Analisis Air Limbah
Lampirkan Hasil analisis satu tahun terakhir
Milik Sendiri Lainnya……………………………….
◊ Laboratorium Analisis:
28
Panduan Inspeksi Industri Kecap
◊ Hasil Analisis TRIWULAN-an Baku Mutu Pembanding (Beri tanda √ pada tanda pilihan yang sesuai)
untuk
Kepmen LH No. 51 Tahun 1995
BM
Perda :
Triwulan 1 Tgl/Bln/Thn
Pengamatan √ BOD √ COD
Kadar untuk setiap prrameter selain pH dan debit dalam mg/L Debit dalam m3/det
√ TSS √ pH √ Debit √ ………………
BM Triwulan 2 Tgl/Bln/Thn
Pengamatan √ BOD √ COD
Kadar untuk setiap parameter selain pH dan debit dalam mg/L Debit dalam m3/det Triwulan 3 Tgl/Bln/Thn
√ TSS √ pH √ Debit √ ……………… √ ……………… Pengamatan √ BOD √ COD
Kadar untuk setiap parameter selain pH dan debit dalam mg/L Debit dalam m3/det
√ TSS √ pH √ Debit √ ………………
Panduan Inspeksi Industri Kecap
29
• Pengambilan Sampel Air limbah
ya, dilakukan pada:
influent effluent …………
tidak, uraikan alasannya:
◊ INFLUENT
Titik/lokasi (posisi geografis)
Kode
Catatan
Titik/lokasi (posisi geografis)
Kode
Catatan
Sampel I Sampel II Sampel III ◊ EFFLUENT
Sampel I Sampel II Sampel III • Pengambilan Sampel Air Sungai
ya, dilakukan pada:
upstream Downstream ………… tidak, uraikan alasannya:
◊ UPSTREAM
Titik/lokasi (posisi geografis)
Kode
Catatan
Titik/lokasi (posisi geografis)
Kode
Catatan
Sampel I Sampel II ◊ DOWNSTREAM
Sampel I Sampel II 4.3. Pemanfaatan air Limbah •
Air limbah yang bersumber dari
dimanfaatkan
Outlet IPAL Inlet IPAL Kolam……………………. lainnya…………………….
30
•
Total Volume air limbah yang dimanfaatkan per-hari
•
Tujuan pemanfaatan
•
Pemanfaatan
limbah
cair
…………………….. m3 /hari
dari
Panduan Inspeksi Industri Kecap
proses pencucian & pengepresan Ya, dimanfaatkan sendiri
Volume: Deskripsi pemanfaatan:
Ya, dimanfaatkan pihak lain
Volume: Nama pabrik: Alamat: Manivest:
Tidak dimanfaatkan
Uraikan alasannya
Penanggungjawab Pengelolaan Air Limbah
: ……………………………….
◊
Incinerator
volume
◊
Landfill
volume
◊
Dikirim lain
ke
perusahaan
Volume
V. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON B3 5.1. Jenis Limbah yang dihasilkan: •
Kulit kedelai rusak
• •
•
dan
kedelai
Sumber
Kapasitas Limbah
Ampas kedelai
Sumber
Kapasitas Limbah
Fly ash (apabila hasil uji menunjukkan bukan merupakan limbah B3)
Sumber
Kapasitas Limbah
Lainnya……………………..
Sumber
Boiler
Kapasitas Limbah
Total kapasitas Limbah padat non B3 yang dihasilkan 5.2. Pemanfaatan Limbah padat Non B3 Jenis Limbah
Pemanfaatan
Panduan Inspeksi Industri Kecap
31
•
Kulit kedelai / kedelai rusak
Dimanfaatkan sendiri Volume: Proses: Lokasi: Produk: Acuan Pemanfaatan: Dimanfaatkan pihak lain Nama Perusahaan: Alamat: Bentuk Pemanfaatan:
•
Ampas kedelai
Dimanfaatkan sendiri Volume: Proses: Lokasi: Produk: Acuan Pemanfaatan: Dimanfaatkan pihak lain Nama Perusahaan: Alamat: Bentuk Pemanfaatan:
•
Fly ash
Dimanfaatkan sendiri Volume: Proses: Lokasi: Produk: Acuan Pemanfaatan: Dimanfaatkan pihak lain Nama Perusahaan: Alamat: Bentuk Pemanfaatan:
32
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Lainnya……………………………………..
•
Dimanfaatkan sendiri Volume: Proses: Lokasi: Produk: Acuan Pemanfaatan: Dimanfaatkan pihak lain Nama Perusahaan: Alamat: Bentuk Pemanfaatan:
VI. PENGELOLAAN PENCEMARAN UDARA 6.1. Jenis Limbah dan Emisi yang dihasilkan •
Kebisingan
Sumber
Kapasitas Limbah db
•
Gas kimia Berbahaya
Sumber
Kapasitas Limbah
•
Asap/Smoke
Sumber
Kapasitas Limbah
Boiler •
Bau
Sumber
Kapasitas Limbah
Total kapasitas emisi yang dihasilkan 6.2. Pemantauan dan Pengendalian Emisi •
Pemantauan Cerobong
Jumlah……………… buah.
Panduan Inspeksi Industri Kecap
33
Cerobong I (utama) (Beri tanda √ pada tanda bila ada/sesuai)
Posisi Geografis: ………………….. Kondisi Cerobong:
Kapasitas Cerobong ………………………… Treatment yang digunakan: Electrostatic Precipitator
terawat baik
Wet Scrubber
ada alat ukur
Dry Scrubber
Pemantauan Cerobong:
Filter Lainnya……………….
Tidak Dilakukan Lampirkan hasil analisa emisi udara 1 tahun terakhir sesuai Kepmen LH No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Lampiran V.B
Cerobong II (Beri tanda √ pada tanda bila ada/sesuai)
Posisi Geografis: ………………….. Kondisi Cerobong:
Kapasitas Cerobong ………………………… Treatment yang digunakan: Electrostatic Precipitator
terawat baik
Wet Scrubber
ada alat ukur
Dry Scrubber
Pemantauan Cerobong:
Filter Lainnya……………….
Tidak Dilakukan Lampirkan hasil analisa emisi udara 1 tahun terakhir sesuai Kepmen LH No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Lampiran V.B
Cerobong III (Beri tanda √ pada tanda bila ada/sesuai)
Posisi Geografis: ………………….. Kondisi Cerobong:
Kapasitas Cerobong ………………………… Treatment yang digunakan: Electrostatic Precipitator
terawat baik
Wet Scrubber
ada alat ukur
Dry Scrubber
Pemantauan Cerobong:
Filter Lainnya……………….
Tidak Dilakukan Lampirkan hasil analisis emisi udara 1 tahun terakhir sesuai Kepmen LH No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Lampiran V.B
34
Panduan Inspeksi Industri Kecap
•
Periode Pengukuran
•
Laboratorium analisis
………………………………... laboratorium sendiri …………………………
•
Pengoperasian saat inspeksi
cerobong
tidak, alasan ………………………….. beroperasi semua sebagian, yaitu………………………..
VII. PEMELIHARAAN KEBERSIHAN PABRIK
•
Selalu membuang sampah pada tempat yang tersedia
Ya Uraian:
Tidak Uraian:
•
menghindari adanya ceceran (spillage)
Ya Uraian:
Tidak Uraian:
•
membersihkan tumpahan/ceceran berupa kulit kecap, tanah, rumput, dll; dan mengumpulkannya di tempat yang telah disediakan
Ya Uraian:
Tidak Uraian:
•
melakukan pembersihan saluran air, sistem saluran buangan/limbah untuk menghindari penyumbatan
Ya Uraian:
Tidak Uraian:
•
membersihkan peralatan dan mesin produksi yang telah dipakai
Ya Uraian:
Tidak Uraian:
•
melakukan pembersihan saluran air
Ya Uraian:
Tidak Uraian:
Panduan Inspeksi Industri Kecap
35
VIII. Community Relation & Community Development No.
Waktu Realisai
Uraian Program
Masyarakat yang dilibatkan
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5
X. Sistem Management Lingkungan a. Kebijakan Lingkungan: No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian
Ada
Tidak ada
Keterangan
Ada
Tidak ada
Keterangan
Pimpinan Perusahaan menetapkan kebijakan lingkungan. Kebijakan lingkungan ditetapkan dengan memperhatikan dampak lingkungan yang potensial terjadi. Kebijakan lingkungan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undanganan lingkungan yang berlaku. Kebijakan lingkungan yang ditetapkan dipahami oleh staf di setiap lini. Kebijakan lingkungan yang ditetapkan terbuka (dapat diketahui) untuk masyarakat.
b. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan No.
Uraian
1.
Pimpinan Perusahaan menetapkan rencana pengelolaan lingkungan Rencana pengelolaan lingkungan ditetapkan sesuai dengan kebijakan lingkungannya. Di dalam rencana pengelolaan ditetpkan target dan tujuan yang harus dicapai pada kurun waktu tertentu dan dituangkan dalam programprogram pengelolaan lingkungan Program-program tersebut didokumentasikan, disosialisasikan dan dipahami staf di setiap lini. Program-program tersebut terbuka untuk masyarakat.
2. 3.
4. 5.
36
Panduan Inspeksi Industri Kecap
c. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian
Ada
Tidak ada
Keterangan
Ada
Tidak ada
Keterangan
Ada
Tidak ada
Keterangan
Perusahaan melaksanakan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan program-program yang ditetapkan di dalam rencana pengelolaan lingkungannya. Pendokumentasian pelaksanaan pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada butir 2. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan dilaporkan kepada Instansi yang bertanggungjawab secara reguler. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan dapat diketahui oleh masyarakat
d. Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Lingkungan: No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Perusahaan melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Pemantauan dan pengawasan dilaksanakan secara reguler dalam kurun waktu tertentu. Pendokumentasian pelaksanaan pemantauan dan pengawasan lingkungan sebagaimana dimaksud butir 2. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan di laporkan kepada Instansi yang bertanggungjawab secara reguler. Informasi hasil pelaksanaan pemantauan dan pengawasan dapat diketahui masyarakat
e. Evaluasi dan Upaya Perbaikan: No.
Uraian
1.
Perusahaan melaksanakan evaluasi hasil pemantauan dan pengawasan yang dilakukan secara reguler. Perusahaan melakukan tindaklanjut terhadap hasil evaluasi (correction or continual improvement) Hasil evaluasi dan upaya ditindaklanjuti yang dilakukan di dokumentasikan. Hasil evaluasi dan upaya tindalanjut dilaporkan kepada Instansi yang bertanggungjawab secara reguler. Hasil dan upaya tindaklanjut yang dilakukan dapat diketahui oleh masyarakat.
2. 3. 4. 5.
Panduan Inspeksi Industri Kecap
37
f. Penghargaan Terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan: No.
Uraian
1.
Perusahaan telah mendapatkan penghargaan terhdapa upaya pengelolaan yang telah dilakukan. Penghargaan yang diperoleh berasal dari dalam negeri (pemerintah) Penghargaan yang diperoleh dari pihak international
2. 3.
Ada
Tidak ada
Keterangan
Lampiran (Berita Acara Inspeksi Lapangan)
38
Panduan Inspeksi Industri Kecap
BERITA ACARA PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN Pada hari ini,……… tanggal……….. bulan………. tahun...........…... pukul…………WIB, di Kabupaten/Kota......................... Provinsi…….…… kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Instansi NIP./ No. PPLH Pangkat/Gol. Jabatan
: ……………………………………………………………… : ……………………………………………………………… : ……………………………………………………………… : ……………………………………………………………… : ………………………………………………………………
Beserta anggota pengawas Nama NIP/PPLH 1. ………………… ………………../……………... 2. ………………… ………………../……………... 3. ………………… ………………../……………... 4. ………………… ………………../……………...
Jabatan ……………………….. ……………………….. ………………………. ……………………….
Secara bersama-sama telah melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap : Perusahaan : .................................................................................... Alamat : .................................................................................... Pihak Perusahaan Nama : .................................................................................... Jabatam : .................................................................................... Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER), yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan verifikasi teknis terhadap Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, dan Pengelolaan Padat/Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Catatan temuantemuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan menjadi baian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini. Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan disaksikan oleh yang bertandatangan dibawah ini. Pejabat PUSREG Pemerintah Pemerintah Perusahaan Pengawas LH KLH Provinsi Kab/Kota - KLH Nama: ……
Nama : ……
Nama ………...
Nama : ………..
Nama :……...
Ttd : ……..
Ttd : ………
Instansi : …………...........
Instansi : ……
Ttd : ………..
……………..
Nama : ……..
Ttd : …………..
Ttd : ……….. Cap Perusahaan
Nama : …… Ttd : ………
Ttd : …………..
Panduan Inspeksi Industri Kecap
39
Lampiran Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup Perusahaan : ………………………………………………….…………… Hari/Tanggal : …………………………………………………….………… Ringkasan TEMUAN LAPANGAN : 1) PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2) PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3) PENGELOLAAN LIMBAH PADAT ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4) LAIN-LAIN ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
Lampiran BA 1 dari 3 _____________________________________________________________________ Mengetahi Petugas Perusahaan : (………………..)
40
PetugasInspeksi (PPLH) : (………………….)
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Lampiran Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup Perusahaan : ………………………….…………………………………… Hari/Tanggal : ……………………………………………….……………… RENCANA TINDAK : 1) PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2) PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3) PENGELOLAAN LIMBAH PADAT ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4) PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Lampiran BA 2 dari 3 _____________________________________________________________________ Mengetahi Petugas Perusahaan : (……………..) Petugas Inspeksi (PPLH) : (………………)
Panduan Inspeksi Industri Kecap
41
Lembar Tambahan Lampiran Berita Acara Penaatan Lingkungan Hidup Perusahaan : ………………………………….…………………………… Hari/Tanggal : ………………………………….…………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Lampiran BA 3 dari 3 _____________________________________________________________________ Mengetahi Petugas Perusahaan : (………………..)
42
Petugas Inspeksi (PPLH) : (…………….)
Panduan Inspeksi Industri Kecap
BERITA ACARA PENOLAKAN PELAKSANAAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP Pada hari ini, ………….…… tanggal ………….… bulan……….…… tahun ….....….... pukul …………WIB, di Kabupaten/Kota............................Provinsi…….…………kami yang bertanda tangan di bawah ini Nama : ……………………………………………………………… Jabatan : ……………………………………………………………… Alamat : ……………………………………………………………… Bertindak untuk dan atas nama, Nama perusahaan : ……………………………………………………………… Alamat perusahaan : ……………………………………………………………… Jenis Industri : ……………………………………………………………… Menyatakan bahwa kami menolak kedatangan Tim Pengawas Lingkungan Hidup dan atau menentang pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup oleh Tim Pengawas Lingkungan Hidup dalam rangka Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang terdiri dari : Nama 1. …………….…… 2. ………………… 3. ……………….… 4. ……………….… 5. ……………….…
NIP/PPLH ………………../………… ………………../………… ………………../………… ………………../………… ………………../…………
Jabatan ………………………………. ………………………………. ………………………………. ………………………………. ……………………………….
Penolakan dilakukan dengan alasan : 1. 2. 3.
.................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................
Demikian Barita Acara Penolakan Inspeksi dibuat dengan sebenar-benarnya dan mengingat sumpah jabatan. Pejabat Pengawas LH - KLH
PUSREG KLH
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
Nama: ……
Nama : ……
Nama ………...
Nama : ………..
Nama :……...
Ttd : ……..
Ttd : ………
Instansi : …………...........
Instansi : ……
Ttd : ………..
……………..
Nama : ……..
Ttd : …………..
Ttd : ………..
Nama : …… Ttd : ………
Ttd : …………..
Perusahaan
Cap perusahaan
Panduan Inspeksi Industri Kecap
43
BERITA ACARA PENGAMBILAN SAMPEL Pada hari ini, ……….… tanggal …….…..…… bulan………………… tahun ……………di. Kabupaten/Kota ………………, Provinsi ……….…kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama 1. ................ 2. ................. 3. .................
Pangkat/Gol. ............................... ............................... ...............................
Jabatan ........................ ........................ ........................
NIP/PPLH ............/.......... ............/.......... ............/..........
Telah melakukan pengambilan sampel di lokasi : Nama perusahaan : ………………………………………………………… Alamat perusahaan : ……………………………………………….………... Jenis industri : ………………………………………………………… Pengambilan contoh limbah ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang dilakukan oleh Tim Kementerian Lingkungan Hidup Petugas Pengambil Sampel : Nama : ……………………………………….…………………… Instansi : …………………………………………….……………… NIP : ………………………………………….………………… Pangkat/Golongan : ………………………………………….………………… Jabatan : ………………………………………….………………… Tanda Tangan : ………………………………………….………………… Dengan hasil sebagai berikut : No Lokasi Kode pH Sampel 1. 2. 3.
Debit
Jenis Limbah
Waktu
Keterangan
Demikian Berita Acara Pengambilan Sampel dibuat dengan sebenar-benarnya dan mengingat sumpah jabatan Saksi – saksi : Pejabat PUSREG Pemerintah Pemerintah Perusahaan Pengawas LH KLH Provinsi Kab/Kota - KLH Nama: ……
Nama : ……
Nama ………...
Nama : ………..
Nama :……...
Ttd : ……..
Ttd : ………
Instansi : …………...........
Instansi : ……
Ttd : ………..
……………..
Nama : ……..
Ttd : …………..
Ttd : ……….. Cap perusahaan
Nama : …… Ttd : ………
44
Ttd : …………..
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Denah Lokasi Pengambilan Sampel Air Limbah
Denah Lokasi Pengambilan Sampel Emisi Udara
Denah Lokasi Pengambilan Sampel Limbah Padat
Lampiran BA Pengambilan Sampel 1 dari 1 _____________________________________________________________________ Mengetahi Petugas Perusahaan : (………………..)
Petugas Inspeksi (PPLH) : (…….…….)
Panduan Inspeksi Industri Kecap
45
BERITA ACARA PENOLAKAN PENGAMBILAN SAMPEL Pada hari ini, ………………tanggal …………….…bulan……………tahun …..……….…, pukul ………………. WIB, di Kabupaten/Kota …………........ Provinsi ……………………, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan Alamat Tanda tangan
: : : :
…………………………………………………………. ……………………………………………………….… …………………………………………………………. ………………………………………………………….
Bertindak untuk dan atas nama : Nama perusahaan : ………………………………………………………… Alamat : ………………………………………………………… Jenis industri : ………………………………………………………… Menyatakan menolak pelaksanaan pengambilan sampel yang dilakukan oleh Tim Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka pelaksanaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Penolakan dilakukan dengan alasan : 1. ……………………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………………………… 4. ……………………………………………………………………………………… 5. ……………………………………………………………………………………… Demikian Berita Acara Penolakan Pengambilan Sampel ini dibuat dengan sebenarbenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Pengawas LH - KLH
PUSREG KLH
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
Nama: ……
Nama : ……
Nama ………...
Nama : ………..
Nama :……...
Ttd : ……..
Ttd : ………
Instansi : …………...........
Instansi : ……
Ttd : ………..
……………..
Nama : ……..
Ttd : …………..
Ttd : ………..
Nama : …… Ttd : ………
Ttd : …………..
Perusahaan
Cap perusahaan
46
Panduan Inspeksi Industri Kecap
BERITA ACARA PENGAMBILAN FOTO/VIDEO Pada hari ini, ............……….pukul............... WIB, tanggal ......................... bulan .................... tahun ............................ kami Tim PROPER Kementerian Lingkungan Hidup telah mengambil gambar/foto/video di lokasi : Perusahaan
: ......................................................................................
Alamat
: ......................................................................................
Petugas yang mengambil foto/video : Nama : ...................................................................................... Instansi : ...................................................................................... Tanda tangan : ...................................................................................... Pengambilan Foto/Video disaksikan dan diketahui oleh pihak perusahaan :: Nama : ....................................................................................... Jabatan : ....................................................................................... Tanda Tangan : ....................................................................................... Demikian Berita Acara Pengambilan Foto/Video dibuat dengan sebenar-benarnya. Pejabat Pengawas LH - KLH
PUSREG KLH
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
Nama: ……
Nama : ……
Nama ………...
Nama : ………..
Nama :……...
Ttd : ……..
Ttd : ………
Instansi : …………...........
Instansi : ……
Ttd : ………..
……………..
Nama : ……..
Ttd : …………..
Ttd : ………..
Nama : …… Ttd : ………
Ttd : …………..
Perusahaan
Cap perusahaan
Panduan Inspeksi Industri Kecap
47
BERITA ACARA PENOLAKAN PENGAMBILAN FOTO / VIDEO Pada hari ini, ......……tanggal.......................bulan ................... tahun................ pukul .................... WIB, di Kabupaten/Kota .................... Provinsi.................kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan Alamat Tanda tangan
: ............................................................................. : ............................................................................. : ............................................................................. : .............................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : Nama Perusahaan Alamat Jenis Industri
: ............................................................................ : ............................................................................ : ............................................................................
Menyatakan menolak pelaksanaan pengambilan foto/video oleh Tim Pengawas Lingkungan Hidup dalam rangka Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan (PROPER). Di lokasi : 1. ................................................................................................ 2. ................................................................................................ 3. ............................................................................................... Penolakan dilakukan dengan alasan : 1. ....................................................................................................... 2. ....................................................................................................... 3. ....................................................................................................... 4. ....................................................................................................... Demikian Pemyataan Penolakan ini dibuat dengan sebenar-benamya dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Pengawas LH - KLH
PUSREG KLH
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
Nama: ……
Nama : ……
Nama ………...
Nama : ………..
Nama :……...
Ttd : ……..
Ttd : ………
Instansi : …………...........
Instansi : ……
Ttd : ………..
……………..
Nama : ……..
Ttd : …………..
Ttd : ………..
Nama : …… Ttd : ………
Ttd : …………..
Perusahaan
Cap perusahaan
48
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Lampiran (Laporan Pengawasan Penaatan Pengelolaan Lingkungan)
Panduan Inspeksi Industri Kecap
49
Contoh Format Pelaporan Inspeksi dalam rangka PROPER
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (PROPER) Nama Perusahaaan : Alamat : Telepon / Fax : Jenis Kegiatan : Kontak Person : Status Permodalan : Petugas Pengawas : Hari / Tanggal : Pengawasan I Umum Produk Utama : Produk Sampingan : Kapasitas Terpasang : Kapasitas Senyatanya : Jenis dan jumlah (berat/volume) penggunaan bahan baku dan bahan penolong II Pengendalian Pencemaran Air Dalam kolom pengendalian pencemaran air minimal memuat informasi tentang : Izin pembuangan / pemanfaatan air limbah, tanggal terbit dan masa berlaku Jenis izin * Pembuangan air limbah : pengkajian pembuangan / izin tetap pembaungan air limbah Badan air penerima (bagi industri yang melakukan pembuangan air limbah ke badan air) Æ sebut nama sungai / anak sungai, jika pembuangan ke parit harus dilacak parit tersebut menuju ke badan air mana. Kondisi IPAL * Jenis bangunan IPAL (pond tanah, pond beton, dsb) * Jenis saluran IPAL (saluran dari tanah, pipa, saluran beton, dsb) * Jumlah, kapasitas kolam, dan jenis pengelolaan IPAL * Penjelasan keadaan IPAL pada saat pengawasan terawat, ada luapaj, ada kebocoran, dsb) * Sarana pengukur debit, sebut jenis dan kondisinya * Data debit inlet dan outlet Pemantauan kualitas air limbah * Evaluasi terhadap swapantau dari sisi kelengkapan data (sebut frekuensi pemantauan yang dilakukan perusahaan, data swapantau lengkap atau tidak, jika tidak lengkap maka yang tidak ada pada bulan apa saja) * Evaluasi terhadap data swapantau dari sisi pemenuhan baku mutu * Laboratorium penganalisis * Baku mutu yang digunakan sebagai acuan Penjelasan tentang pengambilan sampel pada saat inspeksi PROPER * Jenis sampel yang diambil (air limbah, air tanah, dll) * Kode sampel * Lokasi pengambilan sampel * Laboratorium analisis sampel * Hasil pengukuran insitu : debit, pH, temperatur (jika diperlukan)
50
Panduan Inspeksi Industri Kecap
Penjelasan tentang temuan-temuan yang segera ditindaklanjuti Pengendalian Pencemaran Udara Jenis dan jumlah sumber pencemar : * Cerobong bolier = ……………. buah * Cerobong genset = …………… buah * Cerobong tungku pembakar = ………………. buah * Open burning limbah padat = ……………….. buah Bahan bakar dari boiler / genset / dsb yang menjafi sumber pencemar Penjelasan tentang saran pengendalian udara : kondisi cerobong dan sarana pengendalian pencemaran udara lainnya, lubang sampling, sarana sampling, dll. Pemantauan emisi : * Frekuensi pemantauan untuk setiap sumber pencemar * Parameter yang dipantau * Hasil pemantauan memenuhi baku mutu / tidak * Laboratorium penguji Pengambilan sampel : IV Pengelolaan Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan yang meliputi : * Jenis limbah padat * Jumlah / berat limbah padat yang dihasilkan * Pengelolaan secara umum (pemanfaatan, ditimbun / dibuang ke TPA / dsb) Pemanfaatan limbah padat * Jenis dan jumlah pemanfaatan * Pemanfaatan dilakukan sendiri / oleh pihak ke tiga * Jenis pengelolaan yang dilakukan selama pemanfaatan V House keeping Penjelasan kondisi house keeping pada saat pengawasan yang potensial mempengaruhi kinerja pengelolaan lingkungannya / menimbulkan pencemaran VI Saran Tindak Pengendalian Pencemaran Air ( di isi sesuai dengan temuan di butir II) Pengendalian Pencemaran Udara (di isi sesuai dengan temuan di butir III) VII Kesimpulan ( berisi kesimpulan kondisi pada saat inspeksi) VIII Dokumentasi lapangan Dilampiri dengan foto – foto / rekaman gambar pada saat inspeksi lapangan III
Panduan Inspeksi Industri Kecap
51