KATA PENGANTAR Kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di Jerman. Oleh karena itu sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar didunia, Indonesia seyogyanya dapat memanfaatkan pasar Jerman yang kian berkembang ini. Market Brief „Ekspor Kopi ke Jerman 2009“ ini berisi informasi ringkas mengenai ukuran pasar, potensi, peluang dan hambatan dan disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai pasar kopi di Jerman dan diharapkan membantu keinginan para produsen kopi Indonesia untuk memasuki pasar ini.
Kami berharap dengan segala keterbatasan informasi market brief ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran untuk perbaikan market brief ini sangat kami harapkan. Terima Kasih
ITPC Hamburg
Didi Sumedi
1
DAFTAR ISI Kata Pengantar................................................................................................................ 1 Daftar Tabel, Grafik dan Gambar................................................................................... 3 I Pendahuluan............................................................................................................. 1.1. Gambaran Umum................................................................................................ 1.2. Hubungan Perdagangan Indonesia – Jerman..................................................... 1.3. Jenis Produk Kopi................................................................................................
4 4 5 6
II Potensi Pasar............................................................................................................ 2.1. Ekspor Produksi Kopi Indonesia.......................................................................... 2.2. Negara Pesaing................................................................................................... 2.3. Perkembangan Trend Konsumsi Kopi................................................................. 2.4. Produksi Kopi Dalam Negeri................................................................................ 2.5. Harga................................................................................................................... 2.6. Distribusi dan Pemasaran.................................................................................... 2.7. Pajak Impor..........................................................................................................
8 8 9 11 12 14 15 17
III Peluang dan Hambatan Perdagangan.................................................................... 18 3.1. Peluang............................................................................................................... 18 3.2. Hambatan............................................................................................................ 18 IV Kesimpulan............................................................................................................... 19
Lampiran I ...................................................................................................................... 20 Lampiran II ….................................................................................................................. 21
2
DAFTAR TABEL, GRAFIK DAN GAMBAR
Tabel 1: Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Indonesia – Jerman (ribu Euro), 2003 – 2008 Tabel 2: Kelompok Negara Pengekspor Kopi
Grafik 1: Perkembangan PDB Nasional Jerman (%), 2006 – 2009 Grafik 2: Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Ke Jerman in Euro, 2004 – 2008 Grafik 3: Perbandingan nilai ekspor kopi berbagai negara ke Jerman (Euro), 2008 Grafik 4: Perbandingan nilai ekspor kopi negara Asia ke Jerman (Euro), 2008 Grafik 5: Konsumsi minuman penduduk Jerman (%) perkepala, 2007 Grafik 6: Pangsa pasar beberapa produsen kopi Jerman (%), 2008
Gambar 1: Produk Kopi di Jerman
3
I. Pendahuluan 1.1. Gambaran Umum Republik Federal Jerman (bahasa Jerman: Bundesrepublik Deutschland) memiliki luas wilayah sebesar 357 ribu km² dengan populasi 82,2 juta penduduk (2008). Jerman berada di Eropa Tengah, berbatasan dengan Polandia, Republik Ceko, Denmark, Belanda, Luxemburg, Austria dan Swiss. Bahasa nasional Jerman adalah bahasa Jerman. Jerman terdiri dari 16 negara bagian, masing-masing adalah Baden Württemberg, Bayern, Berlin, Brandenburg, Bremen, Hamburg, Hessen, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen Bawah, Rhein Utara-Westfalen, Rheinland-Pfalz, Saarland, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Schleswig-Holstein dan Thüringen. Ibukota Jerman adalah Berlin, dimana pusat-pusat perdagangan tersebar di negara-negara bagian lainnya, antara lain Baden Württemberg, Bayern dan Hamburg. Berdasarkan Badan Statistik Jerman (2008), PDB nasional Jerman tercatat sebesar EUR 2,496 trilyun (2008). Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 1,3% dibandingkan dengan PDB nasional pada tahun 2007. Untuk kuartal pertama dan kedua tahun 2009 terdapat penurunan angka PDB nasional. Di kuartal kedua tahun 2009 bahkan terjadi penurunan sebesar 7,1% dibandingkan dengan kuartal yang sama ditahun 2008. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan performa yang sangat drastis disektor-sektor perekonomian tertentu seperti sektor industri (termasuk energi), konstruksi, transportasi, real estate dan juga sektor komunikasi. Grafik 1: Perkembangan PDB Nasional Jerman (%), 2006 – 2009 6 4 2
4
3,7
3 1,9
3,5
3,4 2,5 2,4 1,5
2,1
1,4 -1,7
0 -2
2006
2007
2008
-6,4 -7,1
2009
Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4
-4 -6 -8
Sumber: Badan Statistik Jerman
4
1.2. Hubungan Perdagangan Indonesia – Jerman Selama tahun 2003 – 2008 nilai ekspor Indonesia ke Jerman mengalami peningkatan dari EUR 2,11 trilyun pada tahun 2003 menjadi EUR 3,14 trilyun pada tahun 2008. Komoditas Indonesia yang memiliki nilai ekspor ke Jerman terbesar adalah antara lain: HS 1511
Palm oil and its fractions, whether or not refined
HS 1513
Coconut „Copra“, palm kernel or babassu oil and fractions thereof, whether or not refined
HS 6043
Footwear with outer soles of rubber, plastics, leather or composition leather and uppers of leather
HS 0901
Coffee, whether or not roasted or decaffeinated; coffee husks and skins; coffee substitutes containing coffee in any proportion
HS 7202
Ferro-alloys
HS 9401
Seats, whether or not convertible into beds, and parts thereof, N.E.S
Begitupun dengan nilai impor utama Indonesia dari Jerman selama kurun waktu 2003 – 2008 mengalami peningkatan dari EUR 1,26 trilyun pada tahun 2003 menjadi EUR 1,77 trilyun pada tahun 2008. Kenaikan nilai impor rata-rata per tahun lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan rata-rata ekspor Indonesia ke Jerman. Komoditas utama impor Indonesia dari Jerman adalah antara lain: HS 8703
Motor cars principally designed for the transport of persons vehicles
HS 8802
Powered aircraft „e.g. helicopters and aeroplanes“; spacecraft
HS 8517
Electrical apparatus for line telephony or line telegraphy
HS 8471
Automatic data-processing maschines and units thereof
HS 8542
Electronic integrated circuits and microassemblies
HS 8477
Machinery for working rubber for the manufacture of products
5
Adapun neraca perdagangan antara Indonesia – Jerman selama tahun 2003 – 2008 menunjukkan peningkatan angka yang signifikan bagi Indonesia. Pada tahun 2003 surplus Indonesia tercatat EUR 855 juta, dimana angka ini mengalami penurunan pada tahun 2004 yang hanya mencapai EUR 568 juta atau penurunan sebanyak 33,5% dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2005 surplus Indonesia naik dengan tajam menjadi EUR 959 juta dan pada tahun 2006 terdapat kenaikan yang berarti menjadi EUR 1,3 milyar. Tahun 2007 neraca perdagangan Indonesia – Jerman kembali mengalami kenaikan menjadi EUR 1,56 milyar, yaitu kenaikan sebesar 22%. Untuk tahun 2008 terdapat sedikit penurunan sebesar 12,7% menjadi EUR 1,36 milyar. Secara keseluruhan pada tahun 2008 terdapat kenaikan sebesar 60% dibandingkan dengan surplus tahun 2003. Tabel 1: Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Indonesia – Jerman (ribu Euro), 2003 – 2008
Tahun
Ekspor
Impor
Neraca
2003
2.115.925
1.260.774
855.151
2004
2.262.894
1.694.682
568.212
2005
2.404.987
1.445.729
959.258
2006
2.790.365
1.508.146
1.282.219
2007
3.150.562
1.596.448
1.564.114
2008
3.136.452
1.771.813 1.364.639 Sumber: Enterprise Europe Network
1.3. Jenis Produk Kopi International Coffee Organisation (ICO) mengelompokkan negara-negara pengekspor kopi menurut jenis kopi yang dihasilkan. Pembagian kelompok disusun sebagai berikut: 1.
Colombian Milds: Kolombia, Kenya dan Tanzania
2.
Other Milds: Bolivia, Burundi, Costa Rica, Kuba, Republik Dominika, Ekuador, El Savador, Guatemala, Haiti, Honduras, India, Jamaika, Malawi, Meksiko, Nikaragua, Panama, Papua Nugini, Peru, Rwanda, Venezuela, Zambia dan Zimbabwe
3.
Brazilian Naturals: Brazil, Ethiopia dan Paraguay
4.
Robustas: Angola, Rep. Demokrasi Kongo, Ghana, Guinea, Indonesia, Liberia, Nigeria, negara-negara Afrika anggota OAMCAF, Filippina, Sierra Leone, Sri Lanka, Thailand, Trinidad Tobago, Uganda dan Vietnam.
6
Selain itu ada pula beberapa negara yang dapat dikelompokkan dalam 2 grup, yaitu: Tabel 2: Kelompok Negara Pengekspor Kopi Negara
Kelompok Produk Utama
Kelompok Produk Kedua
Brazil
Brazilian Naturals
Robustas
Burundi
Other Milds
Robustas
Kamerun
Robustas
Other Milds
Rep. Dem. Kongo
Robustas
Other Milds
Ekuador
Other Milds
Robustas
Guatemala
Other Milds
Robustas
India
Other Milds
Robustas
Indonesia
Robustas
Other Milds
Madagaskar
Robustas
Other Milds
Papua Nugini
Other Milds
Robustas
Filippina
Robustas
Brazilian Naturals
Tanzania
Colombian Milds
Robustas
Uganda
Robustas
Other Milds Sumber: International Coffee Organisation (ICO)
Jenis produk kopi asal Indonesia yang diperdagangkan di Jerman dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu produk biji kopi dan ekstrak. Biji kopi diekspor dalam bentuk yang sudah/belum disangray dan mengandung/tidak mengandung kafein. Sedangkan ekstrak kopi diproduksi dari kulit luar kopi dan campuran bahan substitusi. Berikut ini ada jenis-jenis produk kopi berdasarkan kode produknya: HS 090111
Coffee (excl. roasted and decaffeinated)
HS 090112 Decaffeinated coffee (excl. roasted) HS 090121 Roasted Coffee (excl. Decaffeinated) HS 090122 Roasted, decaffeinated coffee HS 090130 Coffee husks and skins HS 090140 Coffee substitutes containing coffee
7
II. Potensi Pasar 2.1. Ekspor Produk Kopi Indonesia Total produksi kopi dunia pada periode panen 2008/2009 mencapai angka 77,3 juta ton.1 Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 9,1% dibandingkan periode panen 2007/2008. Indonesia sendiri berhasil memproduksi sebesar 5,2 juta ton pada periode panen yang sama, yakni setara dengan 6,7% dari total produksi dunia. Pada tahun 2008 Indonesia mengekspor 344,4 ribu ton kopi keseluruh dunia.2 Angka ini menunjukkan kenaikkan kuantitas sebanyak 39% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai impor kopi Jerman dari seluruh dunia mencapai nilai EUR 2,3 milyar pada tahun yang sama, dimana nilai ekspor Indonesia mencapai hampir EUR 146 juta, yang memposisikan Indonesia sebagai pengekspor kopi ke-5 terbesar untuk Jerman. 3 Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, nilai ekspor kopi pada tahun 2008 mengalami lonjakan yang sangat berarti. Tahun 2004 ekspor kopi Indonesia ke Jerman mencapai nilai EUR. 43,2 juta. Pada tahun berikutnya nilai ini meningkat menjadi EUR. 79,5 juta atau kenaikan sebesar 83,8%. Tahun 2006 dan 2007 terdapat sedikit penurunan sebelum terjadinya lonjakan kembali pada tahun 2008. Untuk periode Januari – September 2009 Indonesia berhasil mencapai nilai ekspor kopi sebesar EUR 84,19 juta. Grafik 2: Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Ke Jerman in Euro, 2004 - 2008 160.000.000 140.000.000 120.000.000 100.000.000 80.000.000 60.000.000 40.000.000 20.000.000 0 2004
2005
2006
2007
2008
Sumber: EUROSTAT, 2009
1 2 3
Angka ini belum termasuk produksi negara non-member International Coffee Organisation Lampiran 1 Lampiran 2
8
2.2. Negara Pesaing Jerman merupakan salah satu negara re-ekspor kopi terbesar di Eropa. Pada umumnya produsen kopi asal Jerman memasarkan produknya di negara-negara tetangga seperti Austria, Belanda, Hongaria dan Polandia. Untuk dapat memenuhi pasar Eropa, Jerman membutuhkan bahan dasar kopi dari negara-negara penghasil kopi, yaitu antara lain Brazil, Vietnam, Kolombia, Peru, Indonesia, Cina maupun India. Negara pemasok kopi terbesar ke Jerman selama beberapa tahun terakhir ini adalah Brazil. Tidak mengherankan sebagai negara yang mampu menghasilkan 2,8 juta ton biji pada tahun 2008 mampu mendominasi pangsa pasar Jerman. Nilai ekspor kopi Brazil pada tahun yang sama mencapai EUR 563,16 juta dengan komoditi utama Brazilian Naturals Arabica, antara lain dalam bentuk produk kopi dengan kode HS 090111 dan HS 090121. Untuk periode Januari – September 2009 Brazil telah berhasil mencapai nilai ekspor sebesar EUR 443,84 juta.4 Pada saat ini Vietnam juga mendominasi pasar Jerman dan duduk diposisi ke-2 dibawah Brazil. Selain itu Vietnam merupakan negara pengekspor kopi terbesar ke Jerman seASEAN dengan nilai ekspor sebesar EUR 248,09 juta pada tahun 2008. Pada periode Januari – September 2009 negara yang memiliki sekitar 500 juta hektar ladang kopi ini memiliki nilai ekspor sebesar EUR 166,56 juta dengan komoditas utama produk kopi dengan kode HS 090111 dan juga HS 090112. Posisi ke-3 dan ke-4 ditempati oleh Kolombia dengan total nilai ekspor pada tahun 2008 sebesar EUR 170,65 juta dan Peru dengan nilai ekspor sebesar EUR 146,37 juta. Produk kopi dengan kode HS 090111 dan HS 090190 merupakan komoditas utama Kolombia, sedangkan Peru merupakan pengekspor produk kopi dengan kode HS 090121. Pada periode Januari – September 2009 Kolombia mengalami penurunan nilai ekspor dan berada pada posisi ke-7. Untuk sementara Honduras yang pada tahun 2008 berada diposisi ke-6 dibawah Indonesia telah berhasil menyusul dengan nilai ekspor sebesar EUR 119,65 juta pada periode yang sama ditahun 2009.
4
Lampiran 2
9
Indonesia adalah negara pengekspor kopi ke-2 terbesar se-ASEAN. Hal ini merupakan prestasi yang dapat dibanggakan, mengingat pentingnya peran ASEAN dalam perdagangan kopi dunia. Negara pesaing Indonesia terbesar di Asia selain Vietnam adalah India dan China. Pada tahun 2008 India berhasil mengekspor produk kopi, terutama kode HS 090111 dan HS 210111, sebanyak EUR 37,56 juta. Pada tahun yang sama ekspor kopi China ke Jerman mencapai EUR 16,18 juta. Grafik 3: Perbandingan nilai ekspor kopi berbagai negara ke Jerman (Euro), 2008
BRAZIL VIET-NAM COLOMBIA PERU INDONESIA HONDURAS
2008
Sumber: EUROSTAT
Grafik 4: Perbandingan nilai ekspor kopi negara Asia ke Jerman (Euro), 2008
250.000.000
200.000.000
VIETNAM INDONESIA INDIA
150.000.000
CHINA LAOS
100.000.000
THAILAND
50.000.000
0 2008
Sumber: EUROSTAT
10
2.3. Perkembangan Trend Konsumsi Kopi Dalam kurun waktu terakhir ini, masyarakat Jerman semakin kritis terhadap makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Masalah kesehatan di Jerman adalah penyakit hati, jantung dan gangguan peredaran darah. Konsumsi kopi seringkali dijadikan akar permasalahan, dimana banyak orang yang menganggap bahwa kopi adalah minuman yang berbahaya bagi kesehatan, layaknya softdrinks. Padahal menurut penelitian Melitta GmbH Germany kopi tidak meningkatkan risiko penyakit-penyakit tersebut. Bahkan kopi terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh tanpa mempengaruhi kadar lemak dalam darah. Keadaan ini yang mendorong masyarakat Jerman untuk lebih gemar mengkonsumsi kopi. Sesuai data yang dikumpulkan oleh Melitta GmbH kopi adalah jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh rata-rata penduduk Jerman. Pada tahun 2007 rata-rata penduduk Jerman mengkonsumsi 746,9 liter minuman perkepala. 19,9% minuman yang dikonsumsi adalah kopi; 18,5% air putih; 15% bir; 15,5% minuman penyegar; 12,3% susu; 5,1% jus buah; 9,7% teh; 2,8% wine dan 1,2% minuman jenis lain. Saat ini dapat ditemukan hampir disetiap jalan Coffeeshop. Deutsche Kaffee-Verband memperkirakan ada kurang lebih 1.500 Coffeeshop diseluruh Jerman. Konsep ini sangat digemari oleh masyarakat, bahkan McDonald´s yang pada awalnya hanya merupakan restoran fast food juga ikut mendirikan coffeeshop yang dinamakan McCafés. Pada saat ini McDonald`s mengelola kurang lebih 400 McCafés diseluruh Jerman. Trend Coffeeshop pada awalnya dibawa dari Amerika Serikat, dimana konsep ini telah tersebar luas seperti contohnya Starbucks. Untuk Jerman sendiri Coffeeshop didominasi oleh Balzac, Tchibo, World Cafe dan Coffee Fellows.
11
Grafik 5: Konsumsi minuman penduduk Jerman (%) perkepala, 2007 Lain-lain 1,20% Wine 2,80% Kopi 19,90%
Te h 9,70% Jus buah 5,10%
Sus u 12,30%
Air putih 18,50%
M inum an pe nye gar 15,50% Bir 15,00%
Sumber: Melitta GmbH
Konsumen kopi di Jerman dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu: 1. Konsumen kelas utama (quality value) •
Mengkonsumsi kopi secara rutin, biasanya 2 – 3 cangkir sehari
•
Pelanggan tetap coffesshop tertentu
•
Fanatik pada merk dan jenis kopi tertentu
•
Bersedia untuk membayar harga tinggi
•
Membeli kopi di supermarket dan di coffeeshop
2. Konsumen menengah (lifestyle value) •
Tidak mengkonsumsi kopi secara rutin
•
Tidak fanatik pada merk dan jenis kopi tertentu, lebih suka bereksperimen
•
Mengunjungi coffeeshop yang berbeda-beda
•
Menyukai diskon dan penawaran
•
Cenderung untuk membeli kopi di coffeeshop
3. Konsumen bawah (economic value) •
Rutin mengkonsumsi kopi, tapi sensitiv pada harga
•
Cenderung untuk minum kopi dirumah
•
Membeli kopi di discount supermarket
2.4. Produksi Kopi Dalam Negeri Letak geografis dan kondisi iklim Jerman tidak memungkinan negara ini untuk memiliki perkebunan
kopi
seperti
halnya
Indonesia.
Kegiatan
produksi
kopi
Jerman
dikonsentrasikan kepada pengolahan bahan setengah jadi yang kemudian diproduksi menjadi kopi kualitas tinggi. 12
Pada beberapa tahun terakhir ini, produksi kopi Jerman didominasi oleh Kraft Foods Deutschland dengan berbagai merk kopi antara lain yaitu Jacobs, Tassimo, Café HAG dan Onko; Aldi; Dalmayr dan Tchibo. Tchibo didirikan di Hamburg pada tahun 1949 oleh Max Herz dan Carl Tchiling, merupakan produsen kopi terbesar keempat didunia dan menjadi salah satu market leader di Jerman, Austria, Polandia dan Republik Ceko. Untuk pasar Jerman sendiri Kraft Foods merupakan market leader dengan pangsa pasar 23,5% (2008), diikuti oleh Aldi dengan pangsa pasar 17,8% dan Tchibo dengan pangsa pasar 16,4%. Grafik 6: Pangsa pasar beberapa produsen kopi Jerman (%), 2008 Lain-lain 16,30%
Kraft Foods 23,50%
Dallmayr 11,40%
Aldi 17,80%
Melitta 14,60% Tchibo group 16,40%
Sumber: Melitta GmbH
Produsen kopi Jerman menciptakan trend baru dengan mempromosikan produk yang menonjolkan negara/daerah asal kopi untuk menarik perhatian konsumen. Tchibo adalah salah satu pelopor dalam pasar ini, yaitu dengan adanya kopi edisi African Blue, Brazil Mild, Colombia Fino dan Guatemala Grande. Selain itu contohnya Starbucks menyediakan berbagai macam biji kopi dari berbagai daerah, salah satunya biji kopi Sumatra. Trend ini dapat dipergunakan oleh Indonesia sebagai salah satu bentuk promosi dan cara untuk lebih memperkenalkan nama Indonesia di Jerman.
13
Gambar 1: Produk Kopi di Jerman
Sumber: Starbucks, Tchibo
2.5. Harga Mematok harga yang mampu bersaing dengan negara lain adalah salah satu faktor keberhasilan distribusi kopi Indonesia di Jerman. Di masa lalu, para importir biasa menekan harga beli kopi, dimana pada akhirnya para petani kopi di negara berkembang bahkan tidak mampu lagi menutupi biaya produksi. Untuk mencegah hal ini maka diterapkan sistem Fair Trade, dimana harga produk dari negara-negara berkembang diberi batas harga minimun yang mampu menutupi biaya produksi termasuk upah pekerja dan kebutuhan sehari-hari para petani kopi. Kisaran harga kopi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kopi, kandungan kafein dan proses roasting. Harga ini selanjutnya dibagi menurut pasar New York, Jerman dan Perancis. Untuk tahun 2009 Columbian Mild Arabica memiliki harga tertinggi, yaitu US$ 0,90/kg menurut pasar Jerman, sedangkan jenis Robusta dipasarkan dengan nilai terendah, yaitu US$ 0,40/kg menurut pasar New York.5 Harga pasaran kopi di Jerman untuk roasted coffee berkisar antara EUR 3,84/500 gram, tergantung pada kualitas dan merk. Karena ketatnya persaingan kopi, banyak produsen kopi yang menurunkan harga secara besar-besaran agar tetap mampu bersaing dengan merk-merk lainnya, terutama merk kopi yang ditawarkan oleh discount supermarket 5
Lampiran 4
14
seperti Aldi dan Penny Markt. Contohnya kopi dengan merk Gala Eduscho yang ditawarkan dengan harga EUR 2,99/500 gram, dimana harga ini hampir mendekati harga kopi yang ditawarkan sebuah discount supermarket, yaitu EUR 2,49/500 gram. 2.6. Distribusi dan Pemasaran Sebelum kopi Indonesia dapat dipasarkan di Jerman, ada beberapa standar kualitas dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para eksportir, yaitu: -
Labeling requirements, antara lain dicantumkanya nama dan negara asal produk, bahan baku, kandungan nutrisi dan sebagainya
-
Packaging and container requirements, antara lain ukuran dan isi, material pembungkus dan recycle
-
Food additive regulations, menyangkut peraturan mengenai zat-zat tambahan seperti pewarna dan penambah rasa
-
Pesticides and contaminants, menyangkut peraturan penggunaan pestisida dan zat-zat kontaminasi
-
Other regulations and requirements, antara lain sertifikasi dan pendaftaran produk
-
Other specific standards
Perdistribusian kopi Indonesia di Jerman mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh European Union (EU). Jalur distribusi kopi dapat dibagi menjadi dua, yaitu jalur bisnis secara langsung antara eksportir Indonesia dan importir Jerman dan jalur bisnis melalui perantara/agen. Dalam hal ini para eksportir kopi Indonesia dapat menggunakan segmentasi konsumen kopi Jerman untuk menentukan jalur distribusi yang tepat dan menguntungkan, yaitu: •
Untuk konsumen kelas utama, produk kopi dapat didistribusikan kepada produsen kopi besar seperti contohnya Kraft Foods, Tchibo dan Dallmayr atau juga pengusaha coffeeshop yang memiliki tempat penggilingan kopi sendiri, seperti contohnya Die Rösterei Hamburger Caféhaus, Hamburg.
•
Untuk konsumen kelas menengah, eksportir kopi sebaiknya memfokuskan penjualan pada coffeshop seperti contohnya Balzac dan World Cafe.
•
Untuk konsumen kelas bawah, produk kopi dapat ditawarkan dengan harga miring kepada discount supermarket maupun supermarket klasik seperti Aldi, Pennymarkt dan Edeka. 15
Untuk lebih memudahkan masuknya produk kopi Indonesia ke Jerman, diharapkan para eksportir kopi dapat menjalin hubungan dagang dengan pihak Jerman melalui hubungan partnership. Partner dagang yang berpotensi adalah mereka yang memiliki jaringan pemasaran yang luas diwilayahnya maupun diseluruh jerman, dimana mereka juga dituntut untuk aktif melakukan market research dan promosi. Sebelum adanya transaksi ekspor impor, para pelaku bisnis dianjurkan agar terlebih dahulu menghubungi representative office atau ITPC Hamburg untuk mencegah adanya penipuan dan mempermudah hubungan antara kedua pihak pelaku bisnis.
Untuk pemasaran kopi, media internet/e-commerce sangat digemari oleh para pelaku bisnis. Biasanya media ini banyak digunakan oleh eksportir Indonesia yang berkeinginan untuk memasarkan produk mereka langsung kepada importir Jerman. Adapun kelebihan dan kelemahan media internet sebagai sistem pemasaran produk adalah: Kelebihan: 1. Biaya relativ lebih murah 2. Proses pemasaran singkat dan mudah 3. Lebih mencakup wilayah luas/jauh 4. Visualisasi yang menunjang Kelemahan: 1. Maraknya kasus penyalah gunaan media internet (penipuan) 2. Produk tidak dapat langsung dites pembeli 3. Pembeli dan penjual tidak bertatapan langsung Selain melalui media online, para pelaku ekspor dapat memasarkan produk melalui sarana pameran yang diadakan baik di Jerman maupun di Indonesia. Dalam pameran para pembeli dapat langsung berinteraksi dengan penjual untuk menjaring informasi, product testing, quality control dan juga price handling. Di tahun-tahun yang akan datang para eksportir kopi Indonesia diharapkan dapat lebih berperan aktiv dalam kegiatan pameran bertaraf international agar dapat lebih memperkenalkan produk Indonesia. Adapun kelemahan sistem pameran sebagai media pemasaran produk kopi adalah biaya yang cukup tinggi. 16
2.7. Pajak Impor Untuk setiap produk dalam jumlah besar yang diekspor ke Europe Union (EU) diharuskan untuk membayar pajak impor, yang besarnya ditentukan oleh jenis produk dan volume. Untuk negara Jerman ada tiga jenis pajak impor kopi yang harus diperhatikan, yaitu Einfuhrumsatzsteuer, Zollsatz dan Kaffeesteuer. Einfuhrumsatzsteuer adalah pajak yang harus dibayar saat masuknya suatu barang dari negara-negara diluar EU ke Jerman, yaitu sebanyak 19% dari harga beli barang tersebut, sedangkan Zollsatz merupakan pajak bea cukai. Besar Zollsatz ditentukan oleh jenis barang, contohnya pajak untuk produk kopi dengan kode produk HS 090121 adalah sebesar 7,5%. Kaffeesteuer termasuk pada kategori Verbrauchersteuer, yaitu pajak yang harus dibayar untuk penjualan produk-produk tertentu diwilayah Jerman seperti tembakau, minuman alkohol dan kopi. Barang yang diimpor masuk kedalam wilayah Jerman harus sudah didaftarkan dan dilunasi pembayaran panjaknya melalui bea cukai dalam jangka waktu tertentu sebelum barang tersebut dikembalikan kepada pemilik. Dalam hal ini petugas bea cukai setempat diharuskan untuk melakukan pengecekan kesahan barang melalui prosedur sebagai berikut: •
Penyerahan dokumen pendaftaran bea cukai, termasuk seluruh dokumen yang berhubungan
•
Penerimaan dokumen pendaftaran oleh petugas bea cukai setempat
•
Penyelesaian laporan bea cukai oleh petugas setempat
•
Penghitungan pajak dan jangka waktu pelunasan
•
Setelah pajak lunas maka barang diserahkan kepada pemilik. Dengan ini berakhir proses pemeriksaan pajak oleh bea cukai
17
III. Peluang dan Hambatan Perdagangan 3.1. Peluang Dilihat dari segi rasa, kualitas dan harga, produk kopi Indonesia dinilai mampu bersaing dengan produk kopi dari negara lain. Hal ini dibuktikan dengan maraknya produk kopi Indonesia yang beredar dipasaran dan juga dengan semakin meningkatnya ekspor kopi Indonesia ke Jerman. Negara ini juga selain Belanda merupakan „pintu masuk“ yang strategis bagi produk-produk ekspor ke pasar Eropa. Peluang Indonesia lainnya adalah: •
Dengan masuknya produk Indonesia menandakan standar kualitas ekspor yang tinggi dan diakui oleh negara maju
•
Fair Trade dapat meningkatkan taraf hidup petani kopi Indonesia
•
Indonesia memiliki persediaan kopi yang besar
3.2. Hambatan Hambatan terbesar masuknya produk kopi Indonesia ke Jerman adalah beratnya saingan dari beberapa negara yang volume hasil kopinya jauh lebih besar, seperti Brazil dan Kolombia. Selain itu tingginya standar kualitas dan higienis untuk setiap produk yang masuk ke negara-negara anggota European Union juga menghambat ekspor Indonesia, dikarenakan masih minimnya kelengkapan industri yang menunjang di Indonesia. Adapun hambatan lainnya adalah: •
Kontak dagang antara kedua negara masih dinilai kurang
•
Masih kurangnya promosi
•
Bea masuk kopi yang tinggi
•
Biaya transportasi yang tinggi
18
IV. KESIMPULAN Untuk mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, maka produktivitas harus ditingkatkan (menekan biaya produksi) sehingga harga relatif kopi Indonesia lebih murah dan pada akhirnya daya saing ekspor kopi Indonesia dapat meningkat. Selain itu kualitas (mutu) kopi biji dan kopi olahan yang diekspor Indonesia harus ditingkatkan dan dijamin kontinuitas pasokannya. Upaya ini mesti segera dilakasanakan, mengingat produk kopi yang diekspor Indonesia didominasi oleh kopi dengan kualitas medium sampai rendah. Perbaikan mutu kopi harus selalu diupayakan agar kualitas kopi yang diekspor sesuai dengan preferensi konsumen. Indonesia harus senantiasa menjaga, memelihara dan bahkan meningkatkan pangsa pasarnya di Jerman. Perlu juga ditingkatan promosi dengan mengikuti pameranpameran dan membuat jaringan pemasaran yang jitu sehingga ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat lebih bertambah dimasa yang akan datang
19
LAMPIRAN 1 Ekspor kopi berdasarkan negara pengekspor (ton) keseluruh dunia 2005 – 2008
Negara Brazil Vietnam Kolombia Indonesia Guatemala Peru Uganda Honduras India Ethiopia Meksiko Nicaragua Pantai Gading El Salvador Costa Rica Papua Nugini Ekuador Tanzania Kenya Thailand Total Dunia
2005 1.571.439 805.922 652.275 404.646 207.948 142.166 142.121 143.514 169.755 146.104 119.088 60.153 109.155 76.793 88.820 71.979 59.609 42.705 40.388 22.474 ....... 5.256.398
2006 1.641.270 834.282 656.171 316.826 198.726 232.862 130.373 173.905 214.645 176.134 154.204 86.718 144.123 77.569 78.622 50.929 60.887 43.892 35.828 26.684 ....... 5.536.771
2007 1.690.798 1.076.173 678.025 248.965 223.570 172.770 161.591 198.720 195.558 156.241 174.738 75.561 154.920 69.382 81.831 54.524 59.467 48.435 49.048 20.576 ....... 5.794.378
2008 1.769.715 966.082 665.105 344.440 226.656 223.954 198.639 195.388 188.694 171.115 145.880 97.507 95.105 86.293 86.263 65.648 52.107 49.076 36.506 10.500 ....... 5.849.305
Sumber: ICO, 2009
20
LAMPIRAN 2 Nilai impor kopi Jerman dari berbagai negara (EUR), 2005 – 2008 Negara Brazil Vietnam Kolombia Peru Indonesia Honduras Ethiopia Belgia Austria Italia Papua Nugini El Salvador Uganda Belanda Guatemala India Meksiko Inggris Kenya Rep. Ceko Tanzania Costa Rica Nicaragua China Ruanda Burundi Sw iss Perancis Kamerun Ekuador Total Dunia
2005 425.297.114 114.106.467 166.472.149 79.603.077 79.477.428 80.269.155 76.736.339 25.272.332 44.860.754 75.415.680 49.440.010 48.429.836 14.521.032 18.337.534 38.113.514 15.229.229 21.398.310 2.415.280 27.250.143 6.658.057 20.356.394 25.942.470 11.170.350 6.273.865 13.607.893 20.069.387 11.236.800 2.236.440 6.760.179 3.334.009 ....... 1.553.759.120
2006 477.250.536 193.764.519 179.774.305 138.927.068 78.025.348 110.955.062 73.300.454 35.468.015 39.926.923 88.152.132 40.056.647 51.447.707 24.883.396 32.717.152 39.702.162 35.423.453 17.412.527 5.001.427 30.503.288 12.996.881 16.536.132 23.393.365 23.436.152 8.796.859 16.421.232 8.357.964 14.860.841 1.893.844 4.724.518 3.066.416 ....... 1.866.199.054
2007 501.225.715 301.757.415 176.696.342 119.539.150 74.780.582 105.702.973 68.344.202 19.908.851 78.667.659 80.029.740 34.871.415 54.341.644 33.378.672 47.006.964 33.202.002 23.665.958 33.687.182 14.736.083 29.261.622 20.531.914 33.500.660 23.534.065 20.721.973 10.654.641 13.873.344 18.803.884 8.507.318 5.849.329 8.062.639 2.774.433 ....... 2.028.798.207
2008 Jan – Sept 09 563.160.943 443.844.425 248.092.413 166.556.319 170.654.014 61.047.907 146.374.021 89.868.573 145.967.289 84.194.535 129.057.973 119.652.837 93.288.870 61.715.821 87.691.172 49.657.813 85.909.409 6.568.476 77.214.484 47.384.174 68.120.303 29.138.498 65.517.938 59.424.229 47.521.549 42.167.824 47.058.261 24.216.623 44.252.088 28.089.271 37.565.474 13.668.947 30.797.866 22.708.023 25.331.892 15.844.233 21.948.716 21.679.360 20.812.965 7.706.075 19.869.883 13.449.379 18.901.938 12.931.213 17.638.898 11.386.229 16.185.308 23.010.382 13.899.765 5.591.653 9.268.668 13.078.987 9.057.361 7.319.772 7.480.620 2.827.733 5.185.014 3.362.741 4.092.688 382.149 ....... 2.306.295.271 1.509.565.096
Sumber: EUROSTAT, 2009
21