KATA PENGANTAR
Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik perikanan khususnya sub sektor budidaya perikanan yang akurat berupa gambaran yang jelas tentang struktur usaha rumah tangga perikanan budidaya di Indonesia.
Buku Pedoman Pencacah Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan ini diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh petugas pencacah, sehingga petugas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sungguh-sungguh, serta selalu mengikuti petunjuk yang telah digariskan dalam buku pedoman ini.
Keberhasilan pelaksanaan Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 ini ditentukan oleh kita semua, karena itu kesungguhan para petugas yang terlibat sangat diharapkan.
Selamat Bekerja.
Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik
DR. Soedarti Surbakti NIP. 340001648
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
i
DAFTAR ISI .. ...................................................................................................................
iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1.1. Latar Belakang ....................................................................................................
1 1
1.2. Landasan Hukum ...............................................................................................
1
1.3. Tujuan .................................................................................................................
2
1.4. Ruang Lingkup dan Cakupan ...............................................................................
2
1.5. Petugas ................................................................................................................
2
1.6. Jenis Dokumen.....................................................................................................
3
1.7. Metodologi Pencacahan .......................................................................................
3
1.8. Jadwal Kegiatan ...................................................................................................
4
II.
ORGANISASI LAPANGAN ...........................................................................
5
2.1. Petugas Pemeriksa (PMS) ...................................................................................
5
2.2. Petugas Pencacah (PCS) ...................................................................................
6
2.3. Hubungan antara Pencacah (PCS) dan Pemeriksa(PMS) ..................................
6
III.
TATACARA PELAKSANAAN PENCACAHAN ..............................................
7
3.1. Tahapan Pelaksanaan Pencacahan ...................................................................
7
3.2. Tata Cara wawancara ..........................................................................................
8
3.3. Tata Tertib Pengisian Daftar ................................................................................
9
3.4. Petunjuk Pengisian Daftar ....................................................................................
10
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
iii
IV.
PENCACAHAN RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN . (DAFTAR SBI04-S) .........................................................................................
15
4.1. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................
15
4.2. Keterangan yang Dikumpulkan ..........................................................................
15
4.3. Cara Pengisian Daftar SBI04-S ............................................................................
16
Blok I. Pengenalan Tempat .................................................................................
16
Blok II. Keterangan Petugas ...............................................................................
17
Blok III. Keterangan Anggota Rumah Tangga ....................................................
17
Blok IV. Penguasaan dan Penggunaan Lahan/Perairan Pada Saat Pencacahan ........................................................................
24
Blok V.Banyaknya Peralatan Yang Digunakan Pada Usaha Budidaya Perikanan Terpilih ..................................................................................
32
Blok VI. Produksi dan Sarana Produksi Usaha Budidaya Perikanan Terpilih .....
33
Blok VII. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran ..........................................
41
Blok VIII. Keterangan Usaha Budidaya Perikanan Terpilih .................................
43
Blok IX. Catatan .................................................................................................
52
PENUTUP ......................................................................................................
53
Lampiran 1. Daftar SBI04-KODE ...................................................................................
55
V.
Lampiran 2. Contoh Isian Daftar SBI04-S
______________________________________________________________________________ iv
SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
BAB
1 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional, mengingat sektor pertanian terbukti masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional walaupun krisis ekonomi menerpa. Hal ini dikarenakan terbukanya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan. Selain itu dapat dilihat peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2003 sekitar 15,8% dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menurut hasil Sakernas 2003 sekitar 46,3%. Sub sektor perikanan khususnya perikanan budidaya termasuk salah satu sub sektor yang tidak terlalu terpengaruh oleh krisis ekonomi, bahkan menghasilkan devisa yang cukup besar dari ekspor hasil budidaya tambak, akibat tingginya nilai tukar dolar terhadap Rupiah. Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 (SBI04) merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Sensus Pertanian 2003 Lanjutan, survei ini dimaksudkan untuk dapat melihat lebih rinci struktur usaha budidaya perikanan. Diharapkan dari
kegiatan ini akan menghasilkan data yang dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi hasil pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah di bidang perikanan, maupun untuk perencanaan pembangunan tahap berikutnya.
1.2
Landasan Hukum
Pelaksanaan SBI04 dilandasi oleh : a. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan presiden No.3 Tahun 2002 Jo Keputusan presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
1
1.3
Tujuan
Tujuan utama dari SBI04 : a. Mendapatkan data statistik perikanan khususnya sub sektor budidaya perikanan yang akurat, berupa gambaran yang jelas tentang struktur usaha rumah tangga perikanan budidaya di Indonesia. b. Memperoleh berbagai informasi lain, misalnya jenis pelayanan yang pernah diterima rumah tangga budidaya perikanan, distribusi penguasaan dan penggunaan lahan/perairan, banyaknya sarana usaha, jenis produksi, pengeluaran sarana produksi, dan sebagainya. Mengingat data yang harus dikumpulkan melalui Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan sangat banyak dan beragam, maka pelaksanaan harus dilakukan secara teliti dan berhati-hati. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari pelaksanaan survei ini akan berhasil guna dan berdaya guna baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya.
1.4
Ruang Lingkup dan Cakupan SBI04 akan dilaksanakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia, meliputi rumah tangga
usaha budidaya perikanan secara sampel di Blok sensus terpilih. Kerangka sampel yang digunakan berasal dari daftar Blok sensus di dalam KCI-TAN yang mencakup 20% dari seluruh Blok sensus kerangka induk ST03, kerangka tersebut dilengkapi dengan jumlah rumah tangga budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, tambak air payau, laut dan perairan umum hasil olah-cepat ST03-LKOC tahun 2003 yang lalu.
1.5
Petugas
Petugas lapangan yang terlibat dalam Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 adalah: a. Pencacah (PCS), yaitu Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) atau Mitra yang sudah pernah mengikuti kegiatan listing ST03. b. Pemeriksa (PMS), yaitu staf BPS Kabupaten/Kota dan staf BPS Propinsi.
______________________________________________________________________________ 2 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
1.6
Jenis Dokumen
Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu: a. Daftar SBI04-DSRT adalah daftar sampel rumah tangga usaha budidaya perikanan dalam satu Blok sensus, baik sampel utama maupun sampel pengganti. b. Daftar SBI04-S adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh keterangan tentang kegiatan rumah tangga usaha budidaya perikanan terpilih. c. Daftar SBI04-KODE adalah daftar yang memuat nama ikan/biota lain menurut jenis. d. ST03-SWB Salinan Peta Blok Sensus terpilih yang digunakan sebagai petunjuk lokasi bagi petugas pencacah ke lapangan. e. Buku Pedoman Pencacah Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004. Buku ini memuat aturan/tata cara pencacahan rumah tangga usaha budidaya perikanan terpilih, konsep definisi dan tata cara pengisian Daftar SBI04-S. f.
Buku Pedoman Pemeriksa Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004. Buku ini berisi penjelasan tentang tata cara pemeriksaan Daftar SBI04-S.
1.7
Metodologi Pencacahan Kerangka sampel yang digunakan untuk Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan
adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, tambak air payau, laut dan perairan umum hasil “olah cepat” ST03-LKOC. Sebelum digunakan untuk penarikan sampel, blok-blok sensus dalam KCI-TAN distratifikasi perkotaan-konsentrat, perkotaan-non konsentrat, dan pedesaan. Rancangan penarikan sampel yang digunakan adalah : a. Alokasi sampel rumah tangga usaha budidaya perikanan menurut kabupaten/kota. Khusus untuk kota, target sampel masing-masing sebesar 50 usaha budidaya perikanan. b. Alokasi sampel blok sensus menurut strata. c. Prosedur penarikan sampel
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
3
Rancangan penarikan yang direncanakan adalah rancangan penarikan sampel twostage pps stratified sampling design dengan prosedur penarikan sampel sebagai berikut :
Tahap pertama, memilih sejumlah blok sensus secara pps dengan size jumlah usaha budidaya perikanan. Penarikan sampel blok sensus per strata dilakukan secara independen. Hasil pemilihan sampel blok sensus dicatat pada Daftar SBI04-DSBS.
Tahap kedua, memilih sejumlah usaha budidaya perikanan pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik linier. Sebelum pemilihan sampel, unit-unit sampel diurutkan menurut jenis usaha budidaya perikanan. Media yang digunakan untuk tahap kedua adalah daftar ST03-LKOC dan ST03-L1 untuk blok-blok sensus sampel. Hasil pemilihan sampel usaha budidaya perikanan dicatat dalam Daftar SBI04-DSRT.
1.8
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 adalah sebagai berikut::
KEGIATAN 1. Penyusunan buku pedoman dan kuesioner 2. Pembahasan pedoman & kuesioner 3. Workshop Intama 4. Pencetakan dan pengiriman dokumen
WAKTU 5 Jan – 31 Mar 2004 12 – 16 Apr 2004 26 – 30 April 2004 19 Apr – 10 Mei 2004
5. Rekrutmen Innas
19 – 24 Apr 2004
6. Rekrutmen petugas lapangan
19 – 30 Apr 2004
7. Penyalinan sampel rumahtangga terpilih SBI04
1- 20 Mei 2004
8. Pelatihan Innas
10 – 13 Mei 2004
9. Pelatihan petugas lapangan
17 – 31 Mei 2004
10. Pelaksanaan lapangan 11. Pemeriksaan 12. Pengiriman dokumen ke BPS
1 – 30 Juni 2004 4 Jun – 3 Jul 2004 15 Jun - 15 Jul 2004
13. Pengolahan
10 – 31 Juli 2004
14. Tabulasi dan penyusunan laporan
25 – 5 Agst 2004
______________________________________________________________________________ 4 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
BAB
2
ORGANISASI LAPANGAN
2.1. Petugas Pemeriksa (PMS)
Pemeriksa mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengikuti pelatihan petugas SBI04. b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan petugas PCS yang menjadi tanggung jawabnya. c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah dan apabila perlu melaporkan kepada BPS kabupaten/kota untuk penyelesaiannya. e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen hasil pencacahan dari petugas pencacah. f.
Memeriksa hasil pencacahan yang dilakukan petugas pencacah.
g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS kabupaten/kota. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
5
2.2. Petugas Pencacahan (PCS)
Petugas pencacah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengikuti pelatihan petugas SBI04. b. Melakukan pencacahan SBI04 sesuai beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. c. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian hasil pencacahan. d. Menyerahkan daftar yang telah diisi kepada PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. e. Membetulkan isian daftar yang dinyatakan salah, oleh PMS. f.
Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2.3. Hubungan antara Pencacah (PCS) dan Pemeriksa (PMS)
a. Pemeriksa harus membantu, memeriksa dan memberi bimbingan kepada pencacah. b. Pencacah dan Pemeriksa bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang dijumpai
selama
melaksanakan
pencacahan.
Apabila
tidak
dapat
memecahkan
permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota.
Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SBI04 harus membawa Surat Tugas
______________________________________________________________________________ 6 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
BAB
3
TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN
3.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan
a. Penyiapan Dokumen Dokumen yang harus disiapkan sebelum pencacahan ke lapangan meliputi ST03-SWB, Daftar SBI04-DSRT, Daftar SBI04-S dan Daftar SBI04-KODE. b. Pengenalan wilayah kerja Sebelum melakukan pencacahan, PCS harus mengenali wilayah kerjanya secara cermat dengan menggunakan ST03-SWB. c. Pencacahan Pencacahan rumah tangga usaha budidaya perikanan didasarkan pada Daftar SBI04-DSRT. Penggantian sampel utama dilakukan apabila terjadi kondisi sebagai berikut :
1). Rumah tangga pindah ke luar Blok sensus. 2). Rumah tangga tidak dapat ditemukan. 3). Rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan. Rumah tangga sampel pengganti telah disediakan pada SBI04-DSRT Blok V. Penggantian sampel dilakukan dengan mengambil nomor urut sampel pengganti yang sama dengan sampel utama yang diganti. d. Penyerahan Hasil Pencacahan Setelah pencacahan rumah tangga sampel dalam 1 Blok sensus selesai, daftar SBI04-DSRT dan hasil pencacahan segera diserahkan kepada PMS. Jangan menunggu seluruh Blok sensus selesai.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
7
3.2 Tata Cara Wawancara Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga harus mengikuti konsep dan norma yang terdapat dalam buku ini. Untuk mendapat hasil yang terbaik perhatikan tata cara berwawancara berikut: a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden yang diwawancarai sedang berada di rumah. Jangan mengadakan wawancara jika ada kesibukan dalam rumah tangga tersebut, misalnya pesta dan upacara. b. Tidak seorangpun
diperkenankan untuk menemani saudara berwawancara dengan
responden kecuali pemeriksa atau pimpinan BPS setempat. c. Sebelum saudara memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, saudara harus meminta izin dengan cara mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku. d. Mulailah dengan mengenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saudara. Bila perlu tunjukkan surat tugas atau tanda pengenal saudara. e. Sebelum mulai mengajukan pertanyaan, jelaskan pentingnya kegiatan survei yang dilakukan dan yakinkan mereka bahwa keterangan yang diberikan akan dirahasiakan sesuai dengan UU No. 16 Th.1997 tentang Statistik. f.
Tegaskan bahwa keterangan yang diminta dari responden hanya akan digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan, dan tidak ada sangkut pautnya dengan penyidikan atau pajak.
g. Tunjukan sikap ramah dan sopan kepada responden. h. Komunikasi dengan reponden perlu diperhatikan agar ia tidak merasa segan untuk memberi jawaban yang tepat dan benar. Bila responden tidak dapat berbahasa Indonesia, gunakan bahasa yang dikuasai oleh responden, sepanjang tidak mengubah arti pertanyaan. i.
Dalam melakukan pencacahan, saudara akan menemui berbagai sikap responden, sebagian di antaranya terus terang (jujur) dan senang membantu, beberapa responden ragu-ragu dan tidak tegas, sebagian kecil mungkin curiga.
j.
Gunakan kecakapan, kesabaran dan keramahan saudara agar wawancara berhasil.
k. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari survei, kembalikanlah pembicaraan secara bijaksana ke arah kuesioner yang diisi.
______________________________________________________________________________ 8
SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacahan
l.
Kadang-kadang ditemui reponden yang menolak untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saudara ajukan. Jika responden tetap menolak, laporkan kepada petugas pemeriksa (PMS).
m. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan. n. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu mereka dan jawablah pertanyaan mereka dengan tepat dan jelas. o. Setelah selesai melakukan pencacahan jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden bahwa mungkin akan datang lagi jika ada keterangan yang masih diperlukan, dan lanjutkan kunjungan ke responden berikutnya.. p. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada kunjungan pertama saudara tidak berhasil memperoleh semua keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas permintaan pemeriksa/atasannya.
3.3 Tata Tertib Pengisian Daftar
a. Semua isian pada daftar harus ditulis dengan pensil yang disediakan. Tinta dan pensil berwarna tidak boleh digunakan.
b. Semua jawaban yang ditulis, harus menggunakan HURUF CETAK agar mudah dibaca, serta tidak boleh disingkat kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka Romawi).
c. Definisi dan tata cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dikuasai, dipegang teguh, dan tidak boleh diubah.
d. Isikan keterangan responden Blok demi Blok mengikuti alur pertanyaan. e. Telitilah daftar yang telah diisi sebelum meninggalkan rumah responden. Khusus penjumlahan dan perbaikan tulisan sebaiknya dilakukan diluar wawancara, agar menghemat waktu.
f. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak berkepentingan.
g. Jagalah daftar baik-baik agar tidak kotor, basah, rusak, terlipat, atau hilang. ______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
9
h. Cara pengisian Daftar SBI04-S , adalah sebagai berikut: 1). Menuliskan jawaban di tempat yang disediakan. 2). Menuliskan jawaban di kotak yang disediakan. 3). Menuliskan jawaban di tempat yang disediakan dan menuliskan kodenya di kotak jawaban.
4). Mencoret yang tidak sesuai. 5). Melingkari salah satu kode yang sesuai, kemudian menuliskannya di kotak jawaban. 6). Menuliskan kode 1 atau kode 2 di tempat yang disediakan. 7). Penulisan angka dalam kotak tidak boleh melewati kotak.
3.4 Petunjuk Pengisian Daftar
Pencacahan SBI04 dapat segera dilaksanakan setelah pelatihan petugas, dengan catatan pencacahan paling cepat dimulai tanggal 1 Juni 2004. Pencacahan SBI04 dilakukan dengan menggunakan Daftar SBI04-S. Satu set Daftar SBI04-S untuk satu rumah tangga pertanian terpilih. Sebelum memulai pengisian Daftar SBI04-S perlu diketahui tata cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu : a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca. Contoh :
Salah a)
Propinsi :
b)
Benar
Blok I Rinc. 1 Propinsi :
Blok III Kol. 2
Nama anggota rumah tangga
Nama anggota rumah tangga
b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus
______________________________________________________________________________ 10 Pencacahan
SBI04-PCS-Buku Pedoman
dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran. Contoh : Blok VIII.A Rinc. 2. Alasan utama berusaha sebagai petani budidaya perikanan :
Salah Lebih menguntungkan Warisan Menerima paket bantuan/kredit Menerima penyuluhan Lainnya (.......)
Benar -1 -2 -3 -4 -5
Lebih menguntungkan Warisan Menerima paket bantuan/kredit Menerima penyuluhan Lainnya (.......)
3
-1 -2 -3 -4 -5
3
c. Melingkari kode kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menjumlahkan kode kode tersebut dan menuliskan ke kotak yang disediakan. Hal ini berlaku untuk pertanyaanpertanyaan yang mempunyai jawaban lebih dari satu. Untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, kode jawabannya tidak berurutan, misalnya : 1, 2, 4, 8, 16. Lingkari kode kode yang sesuai dengan jawaban responden. Jumlahkan kode kode yang dilingkari dan tuliskan jumlahnya pada kotak yang disediakan. Contoh : Blok VIII.A Rinc. 6. Jenis pelayanan yang pernah diterima dari koperasi selama setahun yang lalu
Salah Pengadaan sarana produksi perikanan (Saprokan) Pemasaran hasil Pengolahan hasil Pinjaman uang Lainnya (………..) Tidak/belum pernah
Benar -1 -2 1 -4 -8 - 16 - 00
4
Pengadaan sarana produksi perikanan (Saprokan) Pemasaran hasil Pengolahan hasil Pinjaman uang Lainnya (………..) Tidak/belum pernah
-1 -2 0 -4 -8 - 16 - 00
Jumlah kode 1+ 4 = 5, sehingga diisikan pada kotak adalah 05.
d. Menuliskan angka-angka pada kotak yang disediakan. Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam contoh di bawah ini
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
11
5
Contoh :
Salah
Benar Blok IV.A Rinc. 1, 2 dan 3 :
1. Milik sendiri 2500 m² 2 5 0 0 0 2. Berasal dari pihak lain 500 m² 5 0 0
-
1. Lahan yang dimiliki 2500 m² 2 5 0 0 2. Berasal dari pihak lain 500 m² 5 0 5 0 0 - 0 -
-
3. Berada di pihak lain 1000 m²
3. Berada di pihak lain 1000 m² 1 0 0 0
- 1 0 0 0 4. Lahan yang dikuasai (1 + 2 – 3 )
2000 m²
4. Lahan yang dikuasai ( 1 + 2 – 3 ) 2000 m²
- 2 0 0 0
2 0 0 0
e. Jika ada rincian yang tidak ada jawabannya, maka isikan tanda ‘-‘ pada kotak yang disediakan.
Contoh :
Salah
Benar Blok IV.A Rinc. 1, 2 dan 3 :
1. Milik sendiri
m²
1. Lahan yang dimiliki
m² -
f.
-
-
-
-
Penulisan satuan adalah sebagai berikut :
Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing Blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan. g. Semua isian dalam Daftar SBI04-S adalah dalam bilangan bulat (dibulatkan) dan ditulis dengan pinsil hitam, untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut : 1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah dibulatkan ke bawah. Contoh :
14,490 dibulatkan 14 13,495 dibulatkan 13
______________________________________________________________________________ 12 Pencacahan
SBI04-PCS-Buku Pedoman
17,498 dibulatkan 17 2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas. Contoh :
12,51 dibulatkan 13 27,515 dibulatkan 28 8,534 dibulatkan 9
3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah. Contoh :
12,50 dibulatkan 12 14,500 dibulatkan 14 18,5
dibulatkan 18
4) Semua bilangan dibelakang koma yang sama nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas. Contoh :
13,5
dibulatkan 14
15,50 dibulatkan 16 19,500 dibulatkan 20
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
13
______________________________________________________________________________ 14 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
BAB
4
PENCACAHAN RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (DAFTAR SBI04-S)
4.1 Tujuan dan Kegunaan Daftar SBI04-S ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan lebih rinci mengenai rumah tangga usaha budidaya perikanan yang terpilih sesuai dengan Daftar SBI04-DSRT. Keterangan yang dicakup meliputi keterangan anggota rumah tangga, penguasaan dan penggunaan lahan usaha budidaya, lokasi lahan, banyaknya peralatan, produksi, sarana produksi dan keterangan usaha. Satu Daftar SBI04-S digunakan untuk mendaftar satu rumah tangga usaha budidaya perikanan terpilih.
4.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dengan Daftar SBI04-S ini meliputi 9 Blok, yaitu: Blok I
: Pengenalan Tempat
Blok II
: Keterangan Petugas
Blok III
: Keterangan Anggota Rumah Tangga
Blok IV
: Penguasaan dan Penggunaan Lahan/Perairan pada saat Pencacahan A. Penguasaan Lahan B. Penggunaan Lahan yang Dikuasai 1. Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan 2. Lahan yang digunakan untuk usaha pertanian lain 3. Lahan bukan untuk pertanian C. Luas Lahan Budidaya Perikanan Menurut Lokasi D. Luas Wadah Budidaya di Perairan
Blok V
: Banyaknya Peralatan Yang Digunakan Pada Usaha Budidaya Perikanan Terpilih
Blok VI
: Produksi dan Sarana Produksi Usaha Budidaya Perikanan Terpilih
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
15
A. Produksi Selama Setahun Yang Lalu B. Sarana Produksi Selama Setahun Yang Lalu Blok VII
: Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran A. Penerimaan B. Pengeluaran C. Pendapatan dari Usaha Budidaya
Blok VIII
: Keterangan Usaha Budidaya Perikanan Terpilih A. Umum B. Pasca Panen
Blok IX
: Catatan
4.3 Cara Pengisian Daftar SBI04-S
Isikan terlebih dahulu jenis budidaya terpilih dan kode pada ujung kanan atas Blok I sesuai dengan jenis usaha yang tertera di Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (6) s.d kolom (9)
BLOK I.
PENGENALAN TEMPAT
Rincian 1 sampai dengan 13 disalin dari Daftar SBI04-DSRT. Rincian 1 s.d. 7
: Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/ Kelurahan, Klasifikasi Desa/
Kelurahan, Nomor Blok Sensus, dan Nomor Kode Sampel Salin rincian 1 s.d. 7 dari Daftar SBI04-DSRT Blok I Rincian 1 s.d. 7. Rincian 8
: Nomor Segmen
Salin nomor segmen dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (2) pada kotak yang disediakan. Rincian 9
: Nomor Urut Bangunan Fisik
Salin nomor urut bangunan fisik dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (3). Rincian 10
: Nomor Urut Bangunan Sensus
Salin nomor urut bangunan sensus dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (4). Rincian 11
: Nomor Urut Sampel
______________________________________________________________________________ 16 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Salin nomor urut sampel dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (1). Rincian 12
: Nomor Urut Rumah Tangga
Salin nomor urut rumah tangga terpilih dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (5) pada kotak yang disediakan. Rincian 13
: Nama Kepala Rumah Tangga.
Salin nama kepala rumah tangga terpilih dari Daftar SBI04-DSRT Blok IV kolom (10). Rincian 14
: Jenis Sampel
Lingkari kode 1 jika rumah tangga yang dicacah adalah sampel utama (1) dan lingkari kode 2 jika rumah tangga yang dicacah adalah sampel pengganti . Rincian 15
: Kode Alasan Penggantian Sampel
Isikan salah satu kode alasan penggantian sampel yang terjadi di lapangan (hanya terisi jika rincian 14 berkode 2).
BLOK II.
KETERANGAN PETUGAS
Blok ini terdiri dari 3 rincian yaitu nama petugas, tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan petugas. Rincian 1 s.d. 3 : Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan di kolom (2).
BLOK III
: KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA
Tujuan Blok ini adalah untuk mencatat keterangan-keterangan anggota rumah tangga pada saat pencacahan seperti jumlah anggota rumah tangga, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, ijasah/STTB tertinggi yang dimiliki dan kegiatan usaha anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas. Kolom (1)
: Nomor urut.
Nomor urut sudah disediakan dari 1 s.d. 15. Jika anggota rumah tangga lebih dari 15 orang maka tambahkanlah dengan lembaran Blok III, dengan nomor urut pertama diubah menjadi 16, 17 dan seterusnya.
Kolom (2)
: Nama anggota rumah tangga
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
17
Untuk mendapatkan data ini tanyakan lebih dahulu siapa kepala rumah tangga, kemudian isikanlah nama semua anggota rumah tangga, istri/suami, anak dan lainnya. Setelah semua selesai dicatat, bacakan satu persatu kemudian tanyakan, “apakah ada nama yang terlewat seperti bayi, anggota rumah tangga yang sementara bepergian?” Jika ada, tambahkan pada daftar nama anggota rumah tangga. Ditekankan bahwa wawancara dimulai dengan mengisi kolom (2) secara lengkap terlebih dahulu dan setelah yakin lengkap, baru mengisi kolom (3) dan seterusnya. Jika nama kepala rumah tangga yang ada di Blok I dan Blok III berbeda, maka harus dijelaskan di blok IX (Catatan). Obyek survei usaha budidaya perikanan adalah rumah tangga biasa. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut. Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tergabung dalam satu kesatuan rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal dan makan di rumah majikannya, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya jika pembantu rumah tangga/sopir yang hanya tinggal atau makan di rumah majikannya, ia dianggap sebagai anggota dimana ia bertempat tinggal. Kolom (3)
: Hubungan dengan kepala rumah tangga
Isikan kode hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada kolom (2) dengan kepala rumah tangga. Isiannya adalah salah satu kode 1 s.d. 9.
______________________________________________________________________________ 18 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Hubungan dengan kepala rumah tangga 1. Kepala rumah tangga. 2. Istri/Suami dari kepala rumah tangga. 3. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga. 4. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 5. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat. 6. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga. 7. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga misalnya: adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek, dan sebagainya. 8. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang. 9. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti: tamu, teman, orang yang mondok dengan makan (indekost) dan sebagainya. Kolom (4)
: Jenis kelamin.
Isikan kode jenis kelamin dari tiap-tiap anggota rumah tangga. Isiannya salah satu kode 1 atau 2. Kolom (5)
:Umur
Isikan umur masing-masing anggota rumah tangga. Umur dihitung sampai dengan ulang tahun terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi. Penjelasan: a) Jika umurnya 7 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 7 tahun. b) Jika umurnya kurang dari satu tahun, umurnya dicatat 0 tahun. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakanlah mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan pada kejadian-kejadian penting baik yang bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat.
Peristiwa-peristiwa penting antara lain:
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
19
Pendaratan Jepang (1942).
Proklamasi Kemerdekaan RI (1945).
Pemilu I (1955).
Pemberontakan G.30 S/PKI (1965).
Karena untuk umur disediakan dua kotak, maka untuk umur yang kurang dari 10 tahun agar ditambahkan 0 di depan dan untuk umur 98 tahun atau lebih diisikan 98. Contoh :
7 tahun
0
7
,
0 tahun
0
0 , 103 tahun
9
8
Seseorang yang tidak mengetahui umurnya dengan pasti, tetapi memperkirakan umurnya sekitar 50 tahun, maka untuk memperkirakan umurnya dengan tepat dapat dibantu dengan suatu peristiwa yang terjadi sekitar 50 tahun yang lalu. Misalnya, Pemilihan Umum Pertama di Indonesia pada tahun 1955, maka tanyakan umur orang tersebut ketika peristiwa itu. Jika umurnya sekitar 1 tahun, sedang pencacahan dilakukan pada tahun 2004, maka umur yang lebih tepat sekarang adalah ( 49 + 1 ) = 50 tahun. Kolom (6)
: Ijasah/STTB tertinggi yang dimiliki.
Isikan kode Ijasah/STTB tertinggi yang dimiliki. Isiannya salah satu kode 1 s.d. 7. Ijasah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) adalah surat keterangan yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan jenjang pendidikan formal tertentu dan lulus ujian akhir. Sekolah, adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Tamat sekolah, adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijasah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah. Belum/tidak mempunyai, adalah tidak atau belum pernah sekolah, yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, termasuk yang tamat taman kanak-kanak dan tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar, sehingga tidak/belum mempunyai ijasah. Sekolah Dasar/Setara, adalah tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Dasar, Sekolah
______________________________________________________________________________ 20 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A1 s/d A100 atau Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Setara, adalah tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Pertama Umum misalnya: SLTP, SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Pertama Kejuruan misalnya: SKKP/SKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus Pegawai Administrasi (KPA), Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. Sekolah Menengah Umum/Setara, adalah tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Umum, misalnya: SMU, SLTA, SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah dan sebagainya, atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan, misalnya: SPMA/SPP, SMKK/SKKA, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA. D1/D2, adalah mempunyai ijasah program D1/D2 seperti: Program Diploma I dan II PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer. Akademi/D3, adalah tamat Akademi/D3 dan mempunyai ijasah atau yang telah mendapatkan gelar Sarjana Muda pada suatu Fakultas. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat 4 atau 5 tetap dimasukkan tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas. Universitas/D4, adalah tamat dan mempunyai ijasah program pendidikan sarjana, pasca sarjana, doktor, diploma IV, akta IV atau V, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
21
Kolom (7), (8), (9) dan (10) hanya ditanyakan kepada anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas pada saat pencacahan
Kolom (7)
: Apakah melakukan usaha budidaya perikanan
Tanyakan apakah anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun atau lebih, melakukan usaha budidaya perikanan. Apabila “Ya” isikan kode 1 dan bila “Tidak” isikan kode 2. Usaha Budidaya perikanan, adalah kegiatan pemeliharaan (budidaya) ikan/biota lain dengan menggunakan kolam, sawah, tambak, laut atau perairan umum sebagai sarana usaha pemeliharaan, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko. Kolom (8)
: Jika kolom (7) berkode 1, jenis budidaya utama yang diusahakan
Apabila melakukan usaha budidaya perikanan, [kolom (7) berkode 1] maka tanyakan jenis budidaya utama yang diusahakan. Budidaya utama adalah budidaya perikanan yang menghasilkan nilai produksi terbesar. Jika ada dua atau lebih usaha budidaya memiliki nilai produksi yang sama, pilih kuantitas produksi yang terbesar. Jika kuantitas produksinya sama besar, maka pilih salah satu. Kode Jenis Budidaya: Kolam air tawar
-1
Laut
-4
Sawah
-2
Perairan umum
-5
Tambak air payau
-3
Kolom (9)
: Apakah sebagai buruh budidaya perikanan
Apabila “Ya” isikan kode 1 dan bila “Tidak” isikan kode 2. Buruh Budidaya, adalah orang yang bekerja pada kegiatan pemeliharaan (budidaya) ikan/biota air lainnya dengan menggunakan kolam, sawah, dan sebagainya sebagai sarana pemeliharaan, dengan mendapatkan upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Kolom (10)
: Jika kolom (9) berkode 1, jenis budidaya utama
Apabila sebagai buruh budidaya perikanan, [kolom (9) berkode 1] maka tanyakan buruh pada jenis budidaya perikanan apa.
______________________________________________________________________________ 22 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Contoh : a. Suatu rumah tangga terdiri dari bapak (Surono), ibu (Mulyani) dan anak-anaknya serta seorang menantu (Yanto). Anak yang sudah kawin tinggal di rumah tangga ini dan makan masih ditanggung orang tua (satu dapur). Surono mengusahakan kolam milik sendiri, Joko (anaknya) mengusahakan tambak udang dan menanggung resiko. Bila rumah tangga tersebut tinggal dalam Blok sensus terpilih kolam air tawar maka di rumah tangga tersebut: -
ada satu orang melakukan usaha budidaya di kolam air tawar [kolom (7) berkode 1, kolom (8) berkode 1, kolom (9) berkode 2 pada baris Surono] dan
-
ada satu orang usaha budidaya di tambak air payau [kolom (7) berkode 1 dan kolom (8) berkode 3, kolom (9) berkode 2 pada baris Joko], karena masing-masing berusaha sendiri.
b. Dari contoh a, bila Joko bekerja sebagai buruh di budidaya air payau, maka di rumah tangga tersebut: -
ada satu orang usaha budidaya di kolam air tawar [kolom (7) berkode 1 dan kolom (8) berkode 1, kolom (9) berkode 2 pada baris Surono] dan
-
satu buruh budidaya di tambak air payau [kolom (7) berkode 2, kolom (9) berkode 1 dan kolom (10) berkode 3 pada baris Joko].
c. Dari contoh a, bila tambak udang tersebut juga merupakan usaha Surono, dan Joko hanya membantu usaha tersebut maka di rumah tangga tersebut -
ada satu orang usaha tambak air payau dan kolam air tawar [kolom (7) berkode 1 dan kolom (8) berkode 1 atau 3 (jika budidaya di kolam air tawar adalah yang utama maka berkode 1, jika budidaya di tambak air payau adalah yang utama maka berkode 3), kolom (9) berkode 2, pada baris Surono] dan
-
ada satu buruh tambak air payau dan kolam air tawar [kolom (7) berkode 2, kolom (9) berkode 1 dan kolom (10) berkode 1 atau 3(pilih yang utama) pada baris Joko].
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
23
BLOK
IV.
PENGUASAAN
DAN
PENGGUNAAN
LAHAN/PERAIRAN
PADA
SAAT
PENCACAHAN Tujuan Blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan tentang status penguasaan lahan/perairan, penggunaan lahan/perairan per jenis usaha, pengunaan lahan untuk pertanian atau bukan pertanian dan luas menurut lokasi pada saat pencacahan. A. Penguasaan Lahan Luas dituliskan dalam m 2 bilangan bulat. Untuk pengisian luas disediakan enam kotak isian. Jika responden hanya dapat menjawab dalam satuan setempat maka petugas harus mengkonversikan ke dalam m 2 sesuai dengan konversi yang berlaku di daerah setempat. Pembulatan hanya boleh dilakukan setelah dikonversikan ke satuan standar. Contoh :
1.
Luas lahan kolam milik Pak Tejo sebesar 62,5 bata dan luas lahan lainnya milik Pak Tejo sebesar 5 bata. Maka jumlah luas lahan milik Pak Tejo adalah : 945 m 2 Dimana 1 bata = 14 m 2 (62,5 + 5 ) X 14 m 2 = 945 m 2
2.
Luas lahan pak Amir dari pihak lain sebesar 25 rante, 1 rante = 400 m 2, maka luas lahan Pak Amir dari pihak lain adalah 25 X 400 = 10.000 m 2
Rincian 1
: Milik Sendiri
Tanyakan luas lahan yang dimiliki dan isikan pada kotak yang disediakan di kolom (2). Luas lahan yang dimiliki adalah lahan yang berdasarkan status hukum atau oleh masyarakat setempat diakui sebagai milik dari salah satu anggota rumah tangga. Lahan milik sendiri tersebut dapat berasal dari pembelian, warisan atau pemberian dari pihak lain yang menjadi milik sendiri. Lahan yang dimiliki meliputi: a. Lahan yang dibeli baik kontan maupun angsuran b. Lahan warisan c. Lahan yang diperoleh secara hibah d. Lahan yang dimiliki berdasarkan: land reform, permohonan biasa, pembagian lahan transmigrasi, pembagian lahan dari pembabatan hutan, hukum adat, penyerahan dari program perkebunan Inti rakyat (PIR).
______________________________________________________________________________ 24 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Rincian 2
: Berasal dari Pihak Lain
Tanyakan luas lahan yang berasal dari pihak lain dan isikan pada kotak yang disediakan di kolom (2). Luas lahan yang berasal dari pihak lain, adalah lahan yang diperoleh anggota rumah tangga dari pihak lain, baik yang disewa, digarap oleh rumah tangga dengan status bagi hasil, bebas sewa, bengkok dan sebagainya. Lahan yang berasal dari pihak lain meliputi: a. Lahan sewa b. Lahan bagi hasil c. Lahan gadai d. Lahan bengkok/pelungguh e. Lahan bebas sewa, serobotan dan lahan garapan. Lahan Sewa adalah lahan yang berasal dari pihak lain dengan membayar sewa yang besarnya sudah ditetapkan lebih dahulu, tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa menyewa pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkosongkos produksi maupun resiko dari penggarapan lahannya. Lahan bagi hasil (Sakap) adalah lahan sewa yang dibayar dengan hasil panen. Besarnya bagian panen yang diserahkan kepada pemilik lahan sudah ditentukan terlebih dahulu seperti sepertiga atau separuh dari hasil panen. Istilah-istilah yang dipakai di beberapa daerah antara lain: maro, meniga, martilu, toyo, nengah, jejuron, kujang, dan mampatigoi. Lahan gadai adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan uang pihak yang menggadaikan lahan. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali hutangnya. Lahan bengkok/pelungguh adalah lahan milik desa/kelurahan yang dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun. Lahan bebas sewa adalah lahan yang didapatkan dengan tanpa membeli atau membayar sewa, dan bukan merupakan lahan milik, tetapi hanya diijinkan memakai dengan bebas sewa. Contoh : Pak Budi menyewa lahan seluas 0,5 Hektar dari Pak Agus untuk usaha kolam air deras, setiap tahun harus membayar sewa sebesar Rp. 300.000,- jika Pak Budi terpllih sampel, maka Pak Budi menguasai lahan dari pihak lain (sewa) seluas 5000 m².
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
25
Rincian 3
: Berada di Pihak Lain
Tanyakan luas lahan yang berada di pihak lain dan isikan pada kotak yang disediakan di kolom (2). Luas lahan yang berada di pihak lain, adalah lahan yang dimiliki rumah tangga atau diperoleh dari pihak lain, tetapi pada saat pecacahan dibagi hasilkan atau diserahkan dengan bebas sewa kepada pihak lain. Lahan yang berada dipihak lain meliputi: a. Lahan yang disewakan/digadaikan. b. Lahan yang dibagihasilkan c. Lainnya. Contoh : Pak Tono menyakap lahan Pak Dedi, seluas 10.000 m² untuk ditanami padi, pada waktu panen harus menyerahkan 50% dari hasil produksi (maro). Jika hasil panen 4 Ton, maka Pak Tono harus menyerahkan gabah/padi sebesar 1/2 X 4 Ton = 2 Ton gabah kepada Pak Dedi. Jika Pak Tono terpilih sampel, maka Pak Tono menguasai lahan dari pihak lain (sakap) seluas 10.000 m², sedangkan lahan Pak Dedi seluas 10.000 m² berada dipihak lain. Rincian 4
: Lahan yang Dikuasai (Rincian 1 + Rincian 2 – Rincian 3).
Isikan luas lahan yang benar-benar dikuasai pada saat pencacahan di kotak yang disediakan pada kolom (2). Lahan yang dikuasai adalah luas lahan yang dimiliki ditambah lahan yang berasal dari pihak lain dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Contoh : Pak Bilal meminjam uang sebesar Rp. 250.000,- pada Pak Jono dengan jaminan bahwa lahan yang dimiliki Pak Bilal seluas 4000 m² harus diserahkan kepada Pak Jono sampai Pak Bilal dapat melunasi hutangnya. Disamping itu Pak Bilal masih mempunyai sawah warisan dari orang tuanya seluas 2,5 Hektar. Rumah Pak Bilal dibangun di atas tanah seluas 250 m². Maka lahan yang dikuasai Pak Bilal seluas: 4.000 m² + 25.000 m² + 250 m² - 4.000 m² = 25.250 m².
______________________________________________________________________________ 26 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
B. Penggunaan Lahan yang Dikuasai Penggunaan lahan yang dikuasai terdiri dari:
1. Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan 2. Lahan yang digunakan untuk usaha pertanian lain 3. Lahan bukan untuk pertanian (bangunan tempat tinggal, halaman sekitar dll) Rincian 1
: Lahan yang Digunakan untuk Usaha Budidaya Perikanan
Rincian ini mencakup uraian tentang jenis usaha budidaya, jumlah bidang yang dikuasai, dan luas lahan yang dikuasai. Jumlah bidang dalam satuan dan luas dituliskan dalam m 2 bilangan bulat. Untuk pengisian jumlah bidang disediakan dua kotak dan luas disediakan enam kotak isian. Bidang adalah lahan budidaya ikan/biota lain yang dikuasai oleh rumah tangga yang dibatasi oleh sungai, jalan umum, hutan, selokan, dan semacamnya atau dibatasi lahan yang dikuasai pihak lain. Wadah budidaya adalah tempat atau bangunan atau bejana yang berupa lahan/perairan/kurungan/ jaring/rakit yang digunakan untuk membudidayakan ikan. Budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar adalah kegiatan/lapangan usaha yang meliputi pembenihan, atau pembesaran ikan/biota lain dengan menggunakan kolam air tawar (air tenang dan deras). Kolam air tawar adalah wadah berupa lahan atau tempat yang dibuat khusus untuk membudi-dayakan ikan yang dibatasi oleh pematang/tanggul yang letaknya di daratan, dimana sumber airnya merupakan air tawar yang berasal dari danau, waduk, sungai, saluran irigasi, rawa atau mata air. Kolam air tenang adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di kolam air tawar dan airnya relatif tenang. Kolam air deras adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang airnya mengalir deras terus menerus ke kolam sehingga terjadi proses penggantian air kolam secara total dalam waktu yang relatif singkat dan mempunyai pintu air untuk mengatur pemasukan dan pembuangan air serta pemberian pakan secara intensif. Jenis ikan yang biasa dipelihara adalah ikan mas. Kolam pembenihan adalah wadah pengembangbiakan ikan/biota lain untuk menghasilkan benih yang akan ditanam di kolam pembesaran.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
27
Lainnya adalah wadah pengembangbiakan/pembesaran ikan/biota lain berupa akuarium, bak, drum. Akuarium adalah bejana yang kedap air terbuat dari kaca yang dibuat khusus digunakan untuk membudidayakan ikan. Bak adalah tempat atau bangunan atau bejana terbuat dari semen atau beton yang khusus digunakan untuk membudidayakan ikan. Budidaya ikan/biota lain di sawah adalah kegiatan/lapangan usaha yang meliputi pembenihan, atau pembesaran ikan/biota lain dengan menggunakan sawah (sawah tanpa padi atau mina padi) sebagai sarana budidaya. Sawah tanpa padi adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di sawah yang digenangi air dan biasanya ikan ditebarkan sebelum sawah ditanami/menunggu musim tanam padi. Mina Padi adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di sawah yang masih banyak digenangi air. Biasanya pada saat padi masih berumur muda sampai siap panen. Budidaya ikan/biota lain di tambak air payau adalah budidaya ikan/biota lain di tambak air payau yang letaknya tidak jauh dari laut dan pada umumnya airnya merupakan campuran air laut dan air tawar. Jenis ikan yang dipelihara terutama bandeng dan udang. Catatan : Dibeberapa daerah bandeng dipelihara di tambak yang airnya tawar. Dalam hal demikian pemeliharaan tersebut dimasukkan ke dalam budidaya ikan di air payau. Tambak adalah wadah berupa lahan atau tempat yang dibuat khusus untuk membudidayakan ikan/biota lain yang dibatasi oleh pematang/tanggul yang letaknya di pantai atau pesisir dimana sumber airnya dari saluran masih dipengaruhi oleh hambatan pasang surut air laut dan airnya payau. Budidaya laut adalah semua kegiatan pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di laut atau perairan yang terletak di muara sungai, laguna, dan sejenisnya yang dipengaruhi pasang surut dengan menggunakan kurungan yang biasanya dibuat dari jaring, bambu, kayu, atau bahan lainnya misalnya karamba, jaring apung, pancang pagar dan tali rentang. Karamba adalah tempat pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di perairan umum (sungai, danau, waduk, rawa) dengan wadah berbentuk kurungan yang terbuat dari bilah kayu, bambu, kawat atau jaring. Jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain di perairan umum berbentuk kurungan dari jaring yang digantungkan pada sebuah rakit. Tali rentang adalah sarana pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di laut yang terbuat dari
______________________________________________________________________________ 28 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
rangkaian tali panjang yang diberi pelampung atau pemberat yang digunakan untuk budidaya rumput laut. Budidaya ikan/biota lain di perairan umum adalah pemeliharaan ikan/biota lain di air tawar yang dilakukan di sungai-sungai, danau, waduk atau rawa. Jenis-jenis ikan yang dipelihara pada umumnya adalah ikan mas, tawes, nilem, mujair, nila, gurami sepat siam, tambakan dan lele. Pemeliharaan tersebut dapat berupa pemeliharaan satu jenis ikan saja atau berapa jenis secara bersama-sama. Berdasarkan struktur fasilitas pemeliharaannya, budidaya di perairan umum biasanya dilakukan di karamba, jaring apung, dan pancang pagar. Rincian 1.a : Kolam Air Tawar Isikan jumlah bidang yang dikuasai menurut jenis budidaya di kolam air tawar pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas lahan yang dikuasai di kolom (3), serta jumlahkan luas lahan masing-masing budidaya di kolam air tawar di kolom (3). Rincian 1.b : Sawah Isikan jumlah bidang yang dikuasai untuk budidaya di sawah pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas lahan yang dikuasai di kolom (3). Rincian 1.c : Tambak Air Payau Isikan jumlah bidang yang dikuasai menurut jenis budidaya di tambak air payau pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas lahan yang dikuasai di kolom (3), serta jumlahkan luas lahan masing-masing jenis budidaya di tambak air payau di kolom (3). Rincian 1.d : Jumlah Luas Lahan Budidaya Darat (a + b + c) Rincian ini merupakan penjumlahan dari [Rincian 1.a + Rincian 1.b + Rincian 1.c] Isikan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga pada saat pencacahan di kolom (3). Rincian 2 : Lahan yang Digunakan untuk Usaha Pertanian Lain Isikan luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian lain (selain budidaya perikanan), dalam satuan m2 pada saat pencacahan. Pertanian lainnya adalah lahan yang digunakan selain dari usaha budidaya perikanan, yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perburuan, kehutanan, dan penangkaran satwa liar.
Lahan pertanian tanaman pangan adalah lahan yang diusahakan milik kegiatan/usaha penyiapan/ pelaksanaan, pembibitan, persemaian, pemeliharaan dan pemanenan tanaman pangan/tanaman lainnya
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
29
di atas lahan milik sendiri maupun yang disewa, bagi hasil, bebas sewa, gadai, bengkok, lahan garapan, dan sebagainya. Tanaman pangan mencakup padi-padian, biji-bijian (serealia), kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Lahan hortikultura adalah lahan yang digunakan untuk kegiatan/usaha penguasaan/pemeliharaan tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obatobatan dengan tujuan untuk dijual baik sebagian maupun seluruhnya atas resiko sendiri. Tanaman sayuran seperti; bayam, cabe, kacang panjang, kacang merah, kangkung, wortel, buncis dan sebagainya. Tanaman buah-buahan seperti; pisang, pepaya, alpokat, duku, durian, jambu, jeruk, mangga, salak, manggis, apel, melon, blewah dan sebagainya. Tanaman hias seperti; anggrek, mawar, gladiol, angelir, cemara, paku-pakuan dan sebagainya. Tanaman obat-obatan seperti; jahe, kencur, keji beling, sambiroto, temu ireng, temu giring, temu lawak, temu kunci, dan sebagainya. Lahan perkebunan adalah lahan yang digunakan untuk kegiatan/usaha pemeliharaan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan seperti tanaman kelapa sawit, kelapa, karet, cengkeh, jambu mete, kopi, kakao, teh, lada dan sebagainya dengan tujuan untuk dijual baik sebagian maupun seluruhnya atas resiko sendiri. Lahan peternakan adalah lahan yang digunakan untuk kegiatan/usaha pemeliharaan ternak besar, ternak kecil, unggas, lebah, dengan tujuan untuk dibesarkan, diambil daging, air susu, bulu, telur, atau bibit untuk dijual baik sebagian maupun seluruhnya atas resiko sendiri. Jasa pertanian dan peternakan adalah suatu kegiatan/usaha yang meliputi pengolahan lahan, pemupukan, penyebaran bibit/benih, persemaian tanaman, penyemprotan/pembasmian hama, panenan/pemetikan, pemangkasan, sortasi dan gradasi dari hasil pertanian, pengupasan, penumbukkan, pengepakan, penyelenggaraan irigasi, penyedian alat pertanian dengan operatornya, pelayanan terhadap kesehatan ternak, pencukuran bulu ternak, pelayanan pencari rumput untuk makanan ternak dan penggembalaan ternak yang dilakukan atas dasar balas jasa atau kontrak. Rincian 3
: Lahan bukan untuk pertanian (Bangunan tempat tinggal, halaman sekitar dll)
Isikan luas lahan yang digunakan bukan untuk pertanian (bangunan tempat tinggal, halaman sekitar dll), dalam satuan m2 pada saat pencacahan. Lahan Bukan untuk Pertanian, meliputi : - Lahan untuk bangunan dan halaman sekitar adalah lahan untuk bangunan rumah serta
______________________________________________________________________________ 30 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
halaman, biasanya diberi pagar atau batas tanpa memperhatikan ditanami atau tidak. Jika lahan disekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya dengan tegal/kebun, maka dimasukkan kedalam lahan tegal/kebun. - Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak diusahakan. Lahan yang dibiarkan kosong kurang dari satu tahun (untuk menunggu masa penanaman yang akan datang) dianggap sebagai lahan tegal/kebun, jika hendak ditanami tanaman perkebunan, maka dianggap sebagai lahan perkebunan. - Lainnya, lahan lainnya adalah lahan tandus, berpasir, terjal dan lahan berkapur, termasuk lahan pertanian yang digunakan untuk pembuatan genteng, batu bata, dan sebagainya serta lahan untuk usaha non pertanian. Lahan tersebut dapat berasal dari lahan sawah, huma, ladang/tegal/kebun, kolam/lebak/empang, tambak, lahan perkebunan, hutan, dan lahan untuk penggembalaan/padang rumput. C. Luas Lahan Budidaya Perikanan Menurut Lokasi Isikan luas lahan budidaya perikanan yang dikuasai pada rincian Blok IV.C menurut lokasi; 1. Luar Propinsi, 2. Luar Kabupaten dalam Propinsi, 3. Luar Kecamatan dalam Kabupaten, 4. Luar Desa dalam Kecamatan, dan 5. Dalam Desa, dalam satuan m 2. D. Luas Wadah Budidaya di Perairan Rincian 1
: Laut
Isikan jumlah unit yang dikuasai menurut jenis budidaya laut pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas perairan yang dikuasai di kolom (3), untuk rincian 1.a s.d. 1.c, kemudian jumlahkan luasnya di rincian 1 kolom (3)
Rincian 2
: Perairan Umum
Isikan jumlah unit yang dikuasai menurut jenis budidaya perairan umum pada saat pencacahan di kolom (2), dan luas perairan yang dikuasai pada saat pencacahan di kolom (3), untuk rincian 2.a dan 2.b, kemudian jumlahkan luasnya di rincian 2 kolom (3) Rincian 3
: Jumlah luas wadah budidaya di perairan (1+2)
Isikan jumlah luas wadah budidaya di perairan di kolom (3) = rincian (1 + 2 )
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
31
BLOK V
: BANYAKNYA PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN TERPILIH (UNIT)
Blok V sampai dengan Bok VIII hanya ditujukan untuk usaha budidaya perikanan terpilih ( sesuai dengan usaha budidaya perikanan terpilih pada ujung kanan atas Blok I )
Tujuan Blok ini untuk mendapatkan keterangan tentang penguasaan peralatan budidaya yang dikuasai/dimiliki berdasarkan status kepemilikan, yaitu; milik sendiri, sewa, dan lainnya pada usaha budidaya perikanan terpilih pada saat pencacahan. Bila pada saat pencacahan sudah tidak melakukan usaha budidaya perikanan lagi, maka yang dicatat adalah usaha budidaya perikanan terakhir dalam periode setahun yang lalu. Isikan banyaknya peralatan budidaya perikanan (pompa air, kincir air, aerator, genset, waterkit, dan lainnya) yang dikuasai pada saat pencacahan atau usaha terakhir untuk masing-masing peralatan budidaya pada kolom yang disediakan untuk milik sendiri kolom (2), untuk sewa kolom (3), untuk lainnya kolom (4), dan isikan jumlah seluruhnya pada kolom (5). Peralatan budidaya yang digunakan adalah yang benar-benar digunakan untuk usaha budidaya perikanan terpilih dan dapat berfungsi dengan baik. Pompa Air adalah alat yang berfungsi untuk menambah banyaknya debit air yang digunakan untuk mengairi lahan budidaya atau keperluan lainnya. Kincir Air adalah alat yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi oksigen dalam air yang digerakan/berputar berdasarkan/tergantung pada angin. Aerator adalah alat yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi oksigen dalam air yang digerakkan oleh aliran listrik. Genset adalah alat yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik yang digunakan untuk usaha budidaya. Waterkit adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar keasaman air, agar nantinya sesuai dengan jenis ikan yang akan diusahakan.
______________________________________________________________________________ 32 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
BLOK VI
:
PRODUKSI DAN SARANA PRODUKSI USAHA BUDIDAYA PERIKANAN TERPILIH
Semua pengeluaran sarana produksi yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan yang diperoleh secara cuma-cuma harus diperkirakan sesuai dengan harga setempat
Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai kegiatan usaha budidaya perikanan terpilih menurut jenis usaha. Keterangan yang dikumpulkan dalam Blok ini adalah produksi dan sarana produksi selama setahun yang lalu. Selama setahun yang lalu adalah periode dari saat pencacahan sampai periode sebelumnya selama satu tahun. Contoh : Pencacahan dilakukan Juni 2004, maka yang dimaksud selama setahun yang lalu adalah mulai dari Juni 2003 sampai Mei 2004.
A.
PRODUKSI SELAMA SETAHUN YANG LALU
Bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai kegiatan pemanenan, sistem pemanenan dan produksi selama setahun yang lalu. Produksi adalah jumlah semua ikan/biota lain yang telah dipanen dari tempat pemeliharaan yang diusahakan oleh rumah tangga usaha Perikanan Budidaya. Jadi yang dihitung sebagai produksi tidak hanya jumlah hasil panen yang dijual, tetapi termasuk juga hasil panen yang dikonsumsi sendiri atau yang diberikan sebagai upah kepada buruh.
Tabel 1. Jenis Kegiatan Budidaya Perikanan, dengan Input dan Outputnya.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
33
Segmen Budidaya
Input
Output
(1)
(2)
(3)
1. Pembenihan
- Induk
- Benih
2. Pendederan/ Penggelondongan
- Benih kecil - Kebul/Burayak - Nener
- Benih/tokolan - Gelondongan
3. Pembesaran
- Benih/gelondongan
- Ikan konsumsi - Induk
Pendederan adalah pemeliharaan burayak sampai mencapai ukuran kira-kira 5 cm. Penggelondongan adalah pemeliharaan dari ukuran benih sampai gelondongan 5-10 cm.
Rincian 1
: Jenis kegiatan usaha budidaya perikanan
Lingkari kode jenis kegiatan usaha budidaya terpilih, kode 1 bila pembenihan, kode 2 pendederan dan kode 4 bila pembesaran. Isikan jumlah kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.
1. Blok VI.A. Rincian 1, kode 1 dan atau 2 dilingkari maka Blok VI.A. Rincian 4c. harus ada isian. 2. Blok VI.A. Rincian 1, kode 4 dilingkari maka Blok VI.A. Rincian 4a. dan atau Rincian 4b. harus ada isian.
Rincian 2
: Apakah pernah melakukan panen selama setahun yang lalu ?
Isikan kode 1 bila pernah panen, dan kode 2 bila tidak. Bila rincian 2 berkode 2 langsung ke BLOK VI bagian B. Panen, adalah kegiatan pemungutan hasil baik dilakukan sekaligus atau secara bertahap. Panen sekaligus biasa dilakukan dengan cara mengeringkan lahan, sedang panen bertahap bila hasil yang dipungut hanya ikan/biota lain yang siap dibudidayakan atau untuk dikonsumsi dan sisanya akan dipanen pada waktu berikutnya. Panen yang dilakukan setiap hari, dianggap sebagai 1 kali panen.
Rincian 3
: Apabila “ya” (rincian 2 berkode 1) sistem panen yang dilakukan
Lingkari kode sistem panen yang dilakukan, kode 1 dilingkari jika dipanen sendiri, kode 2 jika
______________________________________________________________________________ 34 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
diijonkan dan kode 4 jika ditebaskan. Jumlahkan kode-kode yang dilingkari dan pindahkan ke kotak yang tersedia. Dipanen sendiri, adalah pemungutan hasil ketika ikan/biota lain sudah saatnya dipanen dan pemanenan dikelola sendiri oleh petani yang bersangkutan, baik menggunakan buruh maupun tidak. Diijonkan, adalah penjualan hasil ikan/biota lain sebelum masa panen. Ikan baru akan dipanen oleh pembeli bila sudah waktunya panen. Ditebaskan, adalah pemungutan hasil ketika ikan/biota lain sudah saatnya dipanen dan pemanenan tersebut dilakukan oleh pembeli/penebas, sedang petani yang bersangkutan hanya menerima uang dari pembeli. Rincian 4
: Apabila dipanen Sendiri (rincian 3 kode 1 dilingkari)
Rincian 4.a s.d. 4.d ada isian jika Rincian 3 kode 1 dilingkari. Rincian 4.a
: Produksi Ikan
Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi ikan selama setahun yang lalu. Isikan jenis ikan yang diproduksi selama setahun yang lalu di kolom (1), kodenya di kolom (2), luas panen dalam m2 di kolom (3), produksi ikan yang dipanen dalam kg di kolom (4), serta nilai produksi ikan yang di panen (dalam ribuan rupiah) di kolom (5). Kode jenis ikan/biota lain tercantum pada Daftar SBI04-KODE Lampiran 1. Rincian 4.b
: Produksi Biota Lain
Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi biota lain selama setahun yang lalu. Isikan jenis biota lain yang diproduksi selama setahun yang lalu di kolom (1), kodenya di kolom (2), satuan di kolom (3), luas panen dalam m2 di kolom (4), produksi biota lain yang dipanen di kolom (5), serta nilai produksi biota lain yang di panen (dalam ribuan rupiah) di kolom (6). Rincian 4.c
: Produksi Benih Ikan/Biota Lain
Rincian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi benih ikan/biota lain selama setahun yang lalu. Isikan jenis benih ikan/biota lain di kolom (1), kodenya di kolom (2), satuan di kolom (3), luas panen dalam m2 di kolom (4), produksi di kolom (5), dan nilainya dalam ribuan rupiah di Kolom (6). Benih ikan/biota lain, adalah benih ikan/biota lain yang masih berukuran relatif kecil tetapi siap untuk dipelihara dan dibesarkan guna menghasilkan ikan/biota lain dalam ukuran konsumsi. Burayak adalah benih ikan yang baru menetas sampai berumur 1 minggu.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
35
Benur adalah benih udang laut dan tawar, ukuran PL 10, 15, 20, 25, 30. PL (Post Larva) ukuran benur dihitung sejak menetas dalam ukuran hari. Tokolan adalah udang muda berumur 1 – 2 bulan, biasanya dibudidayakan di jaring apung dan karamba. Nener adalah benih ikan bandeng ukuran sekitar 1 – 2 cm untuk dibudidayakan di tambak. Gelondongan adalah benih ikan bandeng muda ukuran 100 gram untuk dibudidayakan di jaring apung. Benih ikan air tawar adalah benih ikan dari jenis ikan yang hidup di air tawar, ukuran 3 – 5 cm, 5 – 8 cm, 8 – 12 cm. Benih ikan laut adalah benih ikan dari jenis ikan yang hidup di laut, ukuran 7 – 12 cm. Spat adalah benih tiram mutiara atau kerang-kerangan lainnya. Rincian 4.d
: Produksi Induk Ikan/Biota Lain
Isikan jenis induk ikan/biota lain di kolom (1), kodenya di kolom (2), kode satuan di kolom (3), luas panen dalam m2 di kolom (4), produksi di kolom (5), dan nilainya dalam ribuan rupiah di Kolom (6). Induk adalah ikan atau biota lain pada umur dan ukuran tertentu yang telah dewasa dan digunakan untuk menghasilkan benih. Rincian 5 : Apabila diijonkan atau ditebaskan (rincian 3 kode 2 dan atau 4 dilingkari) Apabila melakukan penjualan produksi atau hasil secara ijon atau tebasan (Rincian 3 kode 2 dan atau 4 dilingkari). Isikan luas yang diijonkan dan atau yang ditebaskan di kolom (2) dalam m², dan isikan nilai dalam ribuan rupiah hasil penjualan ijon dan atau tebasan tersebut pada kolom (3).
______________________________________________________________________________ 36 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
B.
SARANA PRODUKSI SELAMA SETAHUN YANG LALU
Bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai penggunaan dan pengeluaran sarana produksi yang digunakan untuk usaha budidaya perikanan selama setahun yang lalu. Rincian 1
: Benih Ikan/Biota lain diperoleh dari
Tanyakan dari mana benih yang diperoleh untuk usaha budidaya perikanan. Lingkari kodenya, dan jumlahkan kode yang dilingkari kemudian pindahkan ke kotak yang disediakan. Alam/tidak menebar, benih diperoleh dari alam, yang masuk dengan sendirinya dari laut , sungai dan dibudidayakan. Balai benih ikan/unit pembenihan, benih diperoleh dari tempat pembenihan, misalnya balai benih ikan yang berada di bawah Departemen/Dinas/Subdinas Perikanan. Rincian 2
: Benih Ikan/Biota Lain yang ditebar (tidak diisi jika rincian 1 hanya berkode 1)
Isikan jenis benih ikan/biota lain di kolom (1), kodenya di kolom (2), kode satuan di kolom (3), jumlah di kolom (4), dan nilai dalam ribuan rupiah di kolom (5). Rincian 3
: Induk Ikan/Biota Lain diperoleh dari
Tanyakan dari mana induk yang diperoleh untuk usaha budidaya perikanan. Lingkari kodenya, dan jumlahkan kode yang dilingkari kemudian pindahkan ke kotak yang disediakan. Rincian 4
: Induk Ikan/Biota Lain yang ditebar (tidak diisi jika rincian 3 hanya berkode 1)
Isikan jenis induk yang ditebarkan di kolom (1), kodenya di kolom (2), kode satuan di kolom (3), jumlah di kolom (4), dan nilai dalam ribuan rupiah di kolom (5). Rincian 5
: Penggunaan Pupuk
Isikan jumlah pupuk yang benar-benar digunakan untuk masing-masing jenis pupuk dalam satuan penggunaan di kolom (3), dan nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (4). Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan lahan/perairan. Jenis pupuk organik terbuat dari bahan organik, jenis pupuk anorganik terbuat dari bahan kimia. Rincian 6
: Penggunaan Pakan
Isikan jumlah pakan yang benar-benar digunakan untuk masing-masing satuan penggunaan di kolom (3), dan nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (4).
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
37
Pakan adalah bahan makanan untuk ikan. Pakan terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah bahan pakan dari alam yang secara alami digunakan sebagai makanan ikan. Pakan buatan adalah campuran dari berbagai sumber bahan baku yang disusun secara khusus berdasarkan komposisi yang dibutuhkan untuk digunakan sebagai pakan. Pelet adalah salah satu jenis pakan pabrikan atau dibuat sendiri, misalnya dari tepung ikan, bungkil jagung. Ikan Segar/Ikan rucah adalah ikan hidup/mati tetapi masih dalam kondisi segar,dan nilai ekonominya rendah. Dedak adalah jenis pakan ikan yang terbuat dari serbuk halus kulit padi. Artemia adalah jenis pakan untuk ikan yang baru menetas, berupa zooplankton, contohnya renik atau jentik. Lainnya seperti sisa makanan, bungkil kelapa, dan sebagainya. Rincian 7
: Pengeluaran untuk Pestisida/Obat-Obatan, Bahan Bakar Minyak, dan sebagainya
Isikan nilai pengeluaran untuk masing-masing jenis pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan untuk usaha budidaya perikanan, dalam ribuan rupiah di kolom (2). Pestisida adalah bahan kimia untuk pengendali organisme pengganggu. Obat-obatan adalah bahan organik atau kimia yang digunakan untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan gejala penyakit, pemacu perbaikan mutu dan produksi. Contoh obat-obatan: saponin, brestan, thiodan, dll. Biaya pemeliharaan lahan budidaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk menunjang atau mendukung usaha budidaya, seperti biaya yang dikeluarkan untuk membeli pagar/pembatas lahan, pembelian alatalat. Pajak Tidak langsung adalah pajak yang dikenakan pada konsumen melalui produsen terhadap pembelian barang/jasa, misalnya pajak pertambahan nilai barang dan jasa, pajak bumi dan bangunan. Biaya pengangkutan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut hasil panen dari lokasi lahan budidaya ke tempat tujuan pertama. Lainnya : Pengeluaran lain meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal, sewa alat-alat, kerang, nukleus, jaring dan lain-lain.
______________________________________________________________________________ 38 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Rincian 8
: Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan
Rincian ini digunakan untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja dan jumlah pengeluaran untuk pekerja selama setahun yang lalu. Isikan jumlah tenaga kerja laki-laki di kolom (2), upah/gaji dalam ribuan rupiah di kolom (3), dan isikan jumlah tenaga kerja perempuan di kolom (4), upah/gaji dalam ribuan rupiah di kolom (5). Upah/gaji yang dicatat adalah upah/gaji untuk pekerja dibayar, dan perkiraan upah/gaji pada pekerja tidak dibayar. Bila pengusaha budidaya mengerjakan sendiri dalam mengelola kegiatan budidaya perikanan tanpa dibantu oleh siapapun, maka upah pekerja tidak perlu diperkirakan. Bekerja, adalah melakukan kegiatan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak boleh terputus. Hari-kerja, adalah hari dimana seseorang melakukan kegiatan bekerja paling sedikit satu jam terus menerus dalam seminggu yang lalu. Pekerja dibayar adalah pekerja yang melakukan pengelolaan usaha budidaya perikanan dengan mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Pekerja tidak dibayar adalah pekerja yang melakukan pengelolaan usaha budidaya perikanan dengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
Rincian 9
: Jumlah Hari-Orang menurut Jenis Pekerjaan
Rincian ini digunakan untuk mengetahui jumlah hari-orang untuk pekerja dibayar dan tak dibayar selama setahun yang lalu. Isikan hari-orang pekerja dibayar di kolom (2), hari-orang pekerja tak dibayar di kolom (3), dan jumlah hari-orang pekerja di kolom (4). Hari-orang adalah jumlah orang yang bekerja selama periode tertentu selama setahun yang lalu.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
39
Contoh: Suatu usaha budidaya tambak melakukan kegiatan memanen hanya dalam enam hari setahun lalu dengan pekerja sebagai berikut : Hari
Pekerja Dibayar
Pekerja Tidak Dibayar
Jumlah
Ke
(Orang)
1
3
1
4
2
4
2
6
3
2
1
3
4
4
-
4
5
5
2
7
6
3
1
21
7
(Orang)
4 28
Jadi selama enam hari dikerjakan oleh 21 hari-orang pekerja dibayar dan 7 hari-orang pekerja tidak dibayar, dan jumlahnya 28 hari-orang pekerja. Kegiatan pengelolaan budidaya ikan/biota lain dibedakan atas 6 jenis sebagai berikut: a.
Pengolahan lahan, adalah kegiatan menyiapkan lahan budidaya. Misalnya menggali, membuat galengan, dan sebagainya.
b.
Penebaran benih/induk
c.
Pemupukan/pemberian pestisida/obat-obatan
d.
Pemberian pakan dan pemeliharaan
e.
Penjagaan keamanan areal budidaya
f.
Perawatan/perbaikan; misalnya mengatur air, memperbaiki galengan, pembersihan.
g.
Pemanenan
h.
Jumlah: Jumlahkan a s.d. g.
______________________________________________________________________________ 40 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
BLOK VII.
REKAPITULASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang penerimaan dan pengeluaran sarana produksi rumah tangga selama setahun yang lalu.
A. Penerimaan Rincian 1
: Produksi Ikan
Isikan nilai penerimaan dari produksi ikan dari usaha budidaya perikanan di kolom (2) dalam ribuan rupiah, isian ini disalin dari Blok VI.A R.4a.6) kolom (5). Rincian 2
: Produksi Biota Lain
Isikan nilai penerimaan dari produksi biota lain dari usaha budidaya perikanan di kolom (2) dalam ribuan rupiah, isian ini disalin dari Blok VI.A R.4b.7) kolom (6). Rincian 3
: Produksi Benih Ikan/Biota Lain
Isikan nilai penerimaan dari produksi benih ikan/biota lain dari usaha budidaya perikanan di kolom (2) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.A R.4c.5) kolom (6). Rincian 4
: Produksi Induk Ikan/Biota Lain
Isikan nilai penerimaan dari produksi induk ikan/biota lain dari usaha budidaya perikanan di kolom (2) dalam ribuan rupiah, isian ini disalin dari Blok VI.A R.4d.5) kolom (6). Rincian 5
: Ijon/Tebasan
Isikan nilai penerimaan dari ijon/tebasan dari usaha budidaya perikanan di kolom (2) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.A R.5.c kolom (3). Rincian 6
: Penerimaan Seluruhnya
Isikan nilai seluruh penerimaan dari usaha budidaya perikanan di kolom (2) dalam ribuan rupiah. Isian ini merupakan pejumlahan dari ( R.1 + R.2 + R.3 + R.4 + R.5 ) kolom (2)
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
41
B. Pengeluaran Rincian 1
: Benih
Isikan nilai pengeluaran benih dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.B R.2.e kolom (5). Rincian 2
: Induk
Isikan nilai pengeluaran induk dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.B R.4.d kolom (5). Rincian 3
: Pupuk
Isikan nilai pengeluaran pupuk dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.B R.5.h kolom (4). Rincian 4
: Pakan
Isikan nilai pengeluaran pakan dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.B R.6.f kolom (4). Rincian 5
: Pestisida/Obat-obatan, bahan bakar minyak, dsb
Isikan nilai pengeluaran pestisida/obat-obatan, bahan bakar minyak, dsb dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.B R.7.h kolom (2). Rincian 6
: Upah/gaji Pekerja
Isikan nilai pengeluaran upah/gaji pekerja dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini disalin dari Blok VI.B R.8.c kolom (3) + kolom (5) Rincian 7
: Pengeluaran Seluruhnya
Isikan nilai seluruh pengeluaran dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini merupakan penjumlahan dari ( R.1 + R.2 + R.3 + R.4 + R.5 + R.6 ) kolom (4) C. Pendapatan dari Usaha Budidaya ( R.A.6 – R.B.7 ) Isikan nilai pendapatan dari usaha budidaya perikanan di kolom (4) dalam ribuan rupiah. Isian ini merupakan pengurangan dari Blok VII R.A.6 – R.B.7
______________________________________________________________________________ 42 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Bila dalam rumah tangga terpilih terdapat 2 atau lebih anggota rumah tangga yang melakukan usaha budidaya terpilih yang sejenis, maka pertanyaan Blok VIII ditujukan untuk usaha yang memiliki nilai produksi terbesar. Jika nilai produksinya sama besar, maka pilih yang mempunyai luas lahan yang terbesar
BLOK VIII : KETERANGAN USAHA BUDIDAYA PERIKANAN TERPILIH Tujuan Blok ini adalah untuk mencatat keterangan usaha budidaya terpilih, misalnya; alasan menjadi petani budidaya ikan, tambahan modal, keanggotaan koperasi atau kelompok, jenis pelayanan yang pernah diterima dan sebagainya.
A. Umum Rincian 1.a : Usaha Budidaya Perikanan Dilakukan Secara Tanyakan cara usaha budidaya perikanan yang utama. Lingkari kode 1 jika cara usaha budidaya perikanan “Perseorangan”, dan kode 2 bila “Bersama/Kelompok” . Pindahkan kode yang dilingkari ke kotak yang disediakan. Bila usaha perikanan merupakan usaha bersama/kelompok lanjutkan wawancara ke rincian 1.b. Usaha Perseorangan, adalah usaha budidaya perikanan yang dilakukan oleh satu rumah tangga. Usaha bersama/kelompok adalah usaha budidaya perikanan yang dilakukan lebih dari 1 rumah tangga. Contoh Usaha Bersama : Rumah
tangga
Angga
melakukan
usaha
perikanan
bersama
rumah
tangga
Benny.
Penanggungjawab usaha tersebut adalah Benny, sedang Angga sebagai anggota, maka yang dianggap melakukan usaha budidaya perikanan adalah Angga dan Benny karena kedua orang tersebut menanggung risiko bersama. Pengisian Rincian 1.a sebagai berikut: -
untuk rumah tangga Angga adalah: Bersama/Kelompok (kode 2 dilingkari) dan pindahkan kode pada kotak yang disediakan.
-
untuk rumah tangga Benny adalah: Bersama/Kelompok (kode 2 dilingkari) dan pindahkan kode pada kotak yang disediakan.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
43
Rincian 1.b : Apabila “Bersama/Kelompok” (rincian 1.a berkode 2) Dilakukan Oleh Berapa Rumah Tangga Lingkari salah satu kode yang sesuai, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Rincian 2
: Alasan Utama Berusaha Sebagai Petani Budidaya Perikanan
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama berusaha sebagai petani budidaya perikanan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lebih menguntungkan, adalah usaha yang dilakukan didasari atas pertimbangan bahwa usaha budidaya perikanan lebih menguntungkan. Warisan, adalah usaha budidaya perikanan yang dilakukan karena melanjutkan usaha orang lain baik yang masih ada hubungan keluarga atau tidak. Menerima paket bantuan, adalah usaha budidaya perikanan dilakukan setelah menerima paket bantuan baik berupa uang maupun barang dari pemerintah atau swasta. Menerima penyuluhan, adalah usaha budidaya perikanan dilakukan setelah menerima penyuluhan baik berupa teori maupun praktek dari pemerintah atau swasta. Lainnya, adalah usaha budidaya perikanan dilakukan selain alasan yang telah disebutkan, seperti; mengikuti kemauan tetangga, coba-coba, tidak ada lapangan pekerjaan lain, dan sebagainya. Rincian 3.a
: Sumber Utama Modal Awal Usaha Budidaya Perikanan.
Tanyakan sumber utama modal awal dalam mengelola usaha budidaya perikanan. Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan sumber utama modal awal sebagai petani budidaya perikanan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Modal awal adalah modal yang digunakan untuk mulai/pertama kali melakukan usaha budidaya perikanan tanpa melihat batasan waktu. Rincian 3.b: Apakah Ada Tambahan Modal dari Pihak Lain Selama 5 Tahun Terakhir. Tanyakan apakah usaha budidaya ini mendapat tambahan modal dari pihak lain selama 5 (lima) tahun terakhir dalam mengelola usaha budidaya perikanan. Lingkari kode 1 bila rumah tangga ini mendapat tambahan modal, dan kode 2 bila tidak, kemudian isikan ke kotak yang tersedia. Apabila "tidak" (kode 2), lanjutkan wawancara ke rincian 4.a. Rincian 3.c
: Apabila “ya” (rincian 3.b berkode 1) Sumber Utama Tambahan Modal Berasal dari.
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan tambahan modal yang didapatkan selama 5 (lima) tahun
______________________________________________________________________________ 44 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
terakhir. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Kode sumber utama tambahan modal Bank Pemerintah/Swasta - 1 Perorangan Koperasi - 2 Lainnya Kelompok Petani Ikan - 3
- 4 - 5
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya memberikan kredit atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Koperasi adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas dasar azas kekeluargaan Kelompok Petani Ikan adalah organisasi non ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi anggota yang mempunyai kepentingan bersama untuk pengembangan atau peningkatan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan usaha budidaya perikanan masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Lainnya, responden mendapat tambahan modal selain yang telah disebutkan diatas seperti; Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), bantuan dari pemerintah atau swasta dan sebagainya. Rincian 4.a
: Apakah Petani Pengusaha Menjadi Anggota Koperasi Pada Saat Pencacahan
Bila Petani Pengusaha menjadi anggota koperasi pada saat pencacahan, lingkari kode 1. Bila tidak menjadi anggota koperasi lingkari kode 2. Isikan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila "ya" (kode1), lanjutkan wawancara ke rincian 5.a. Rincian 4.b : Apabila “tidak” (rincian 4.a berkode 2), Alasan Utama Tidak Menjadi Anggota Koperasi Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama tidak menjadi anggota koperasi, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Anggota koperasi adalah mereka yang telah berumur 18 tahun atau sudah kawin, telah lunas membayar simpanan pokok dan simpanan wajib secara teratur, telah terdaftar dan menandatangani buku daftar anggota koperasi serta telah disyahkan oleh pengurus koperasi yang bersangkutan, mempunyai hak suara, hak pilih dan dipilih dalam rapat anggota. Tidak ada koperasi di desanya, di lingkungan desa tempat tinggal responden tidak ada koperasi. Proses berbelit-belit, untuk mengajukan diri sebagai anggota koperasi responden harus
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
45
menyiapkan berbagai macam persyaratan dan waktu cukup lama. Tidak sesuai dengan kebutuhan usaha, koperasi yang terdapat di lingkungan tempat tinggal responden tidak menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk usaha. Lokasi koperasi sulit dijangkau, tempat tinggal responden letaknya sangat jauh dari lokasi koperasi yang ada dan akses menuju ke koperasi yang bersangkutan sangat sulit. Lainnya, responden tidak berkeinginan menjadi anggota koperasi, kebutuhan usaha masih bisa diperoleh diluar koperasi, dsb. Rincian 5.a
: Apakah Petani Pengusaha Menjadi Anggota Kelompok Petani Ikan Pada Saat Pencacahan
Bila petani pengusaha menjadi anggota kelompok petani ikan pada saat pencacahan, lingkari kode 1. Bila tidak menjadi anggota lingkari kode 2. Isikan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila "ya" (kode 1), lanjutkan wawancara ke rincian 6. Rincian 5.b : Apabila “tidak” (rincian 5.a berkode 2), Alasan Utama Tidak Menjadi Anggota Kelompok Petani Ikan Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan alasan utama tidak menjadi anggota kelompok petani ikan, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Tidak ada kelompok petani ikan di desanya, di lingkungan desa tempat tinggal responden tidak ada kelompok petani ikan. Kegiatannya tidak bermanfaat, kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan usaha budidaya perikanan. Lokasi kelompok petani ikan sulit dijangkau, tempat tinggal responden letaknya sangat jauh dari lokasi kelompok petani ikan yang ada dan akses menuju ke kelompok yang bersangkutan sangat sulit. Lainnya, responden tidak berkeinginan menjadi anggota kelompok, kebutuhan usaha masih bisa diperoleh diluar kelompok, dsb.
Rincian 6
: Jenis Pelayanan yang Pernah diterima dari Koperasi Selama Setahun yang Lalu
Tanyakan jenis pelayanan yang pernah diterima dari koperasi untuk pengelolaan usaha budidaya
______________________________________________________________________________ 46 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
perikanan selama setahun yang lalu. Lingkari kode jenis pelayanan yang sesuai (isian boleh lebih dari satu kode kecuali kode 00). Jumlahkan kode yang dilingkari dan pindahkan ke kotak yang disediakan. Jenis pelayanan yang diterima dari koperasi tidak terbatas pada mereka yang menjadi anggota saja. Kode jenis pelayanan yang diterima dari koperasi Pengadaan sarana produksi perikanan (saprokan)
- 1
Pemasaran hasil
- 2
Pengolahan hasil
- 4
Pinjaman uang
- 8
Lainnya
- 16
Tidak/belum pernah
- 00
Sarana produksi perikanan (saprokan) adalah bahan, alat dan materi yang digunakan dalam proses produksi meliputi benih ikan, pakan, pupuk, pestisida, kapur, obat-obatan dan bahan bakar minyak. Rincian 7
: Jenis Kegiatan Kelompok Petani Ikan yang Pernah Diikuti Selama Setahun yang Lalu
Tanyakan jenis kegiatan kelompok petani ikan yang pernah diikuti untuk pengelolaan usaha budidaya perikanan selama setahun yang lalu. Lingkari kode jenis kegiatan yang sesuai (isian boleh lebih dari satu kode kecuali kode 00). Jumlahkan kode yang dilingkari dan pindahkan ke kotak yang disediakan. Kode jenis kegiatan yang pernah diikuti dalam kelompok petani ikan Sosialisasi program pemerintah
- 1
Lainnya
Kelembagaan organisasi
- 2
Informasi pasar
- 4
Rincian 8.a
-8
Tidak/belum pernah
-00
: Apakah Mengalami Kesulitan dalam Mengusahakan Budidaya Perikanan
Bila petani pengusaha mengalami kesulitan selama setahun yang lalu, lingkari kode 1. Bila tidak lingkari kode 2. Isikan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila
"tidak" (kode 2), lanjutkan
wawancara ke rincian 9a.
Rincian 8.b : Apabila “ya”(rincian 8.a berkode 1), kesulitan utama yang dialami Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan kesulitan utama dalam mengusahakan budidaya perikanan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Kode kesulitan utama dalam mengusahakan budidaya
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
47
Tidak ada tenaga penyuluh
- 1
Kekurangan modal usaha
- 2
Kesulitan saprokan
- 3
Sarana transportasi terbatas
- 4
Serangan hama penyakit
- 5
Lainnya
- 6
Rincian 9.a : Apakah dalam Mengusahakan Budidaya Perikanan Menggunakan Alat Penerangan Bila petani pengusaha menggunakan alat penerangan pada saat pencacahan, lingkari kode 1. Bila tidak menggunakan penerangan lingkari kode 2. Isikan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia, apabila "tidak" (kode 2), lanjutkan wawancara ke Blok VIII.B. Rincian 9.b : Apabila “ya” (rincian 9.a berkode 1), jenis penerangan yang digunakan Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jenis penerangan yang digunakan dalam mengusahakan budidaya perikanan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Kode Jenis Penerangan Listrik PLN
- 1
Listrik non PLN
- 2
Petromak
- 3
Lainnya
- 4
Listrik Non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya.
______________________________________________________________________________ 48 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
B.
PASCA PANEN.
Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai kegiatan yang dilakukan atau kendala setelah panen. Rincian 1
: Sarana Angkutan Utama yang digunakan untuk Pengangkutan Produksi/Hasil ke Tujuan Pertama
Rincian ini untuk mengetahui sarana pengangkutan produksi/hasil ikan/biota lain dari lokasi lahan budidaya menuju tempat pertama. Penentuan kriteria utama adalah berdasarkan kuantitas produksi/hasil ikan/biota lain yang diangkut, bila kuantitas yang diangkut sama, pilih jarak yang terjauh. Lingkari kode sarana utama pengangkutan produksi/hasil dan pindahkan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Kode sarana pengangkutan produksi/hasil Kendaraan bermotor roda tiga/lebih
- 1
Tenaga hewan
Kendaraan bermotor roda dua
- 2
Tenaga manusia
Kendaraan tidak bermotor
- 3
Angkutan air Rincian 2.a
Lainnya
- 5 - 6 - 7
- 4 : Apakah Penjualan Produksi/Hasil Terbanyak Melalui TPI
Tanyakan apakah penjualan produksi/hasil terbanyak melalui TPI, jika “ya” Lingkari kode 1 dan langsung ke rincian 3, dan jika “tidak” lingkari kode 2. Tempat Pelelangan Ikan, adalah pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan baik secara lelang maupun tidak. TPI tersebut dikoordinasi oleh Dinas Perikanan atau Pemerintah Daerah setempat. Adapun tempat pelelangan ikan (TPI) tersebut mempunyai syarat sebagai berikut: a. Tempat tetap (tidak berpindah-pindah) b. Bangunan tempat transaksi lelang/penjualan ikan. c. Izin dari instansi yang berwenang (Dinas Perikanan/Pemerintah Daerah). Rincian 2.b
: Apabila “tidak” (rincian 2.a berkode 2), Penjualan Produksi/Hasil Terbanyak
Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan jenis penjualan produksi/hasil terbanyak. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
49
Kode Tempat Penjualan Produksi/Hasil yang Terbanyak Konsumen/Rumah tangga
- 1
Restoran/Rumah Makan/Warung
- 2
Pedagang/Pasar
- 3
Koperasi
- 4
Perusahaan/Pabrik Pengolahan Ikan Lainnya
- 5 - 6
Pabrik, adalah tempat melakukan kegiatan mengolah ikan/biota lain. Restoran/Rumah Makan, bila petani menjual langsung hasil panen ke restoran/rumah makan. Pedagang adalah pedagang yang membeli hasil panen para petani, kemudian menjual kepada pihak lain. Lainnya, bila petani tersebut menjual hasil selain yang tersebut di atas. Rincian 3 : Cara utama Pembayaran Produksi/Hasil Penjualan Lingkari kode cara pembayaran hasil penjualan yang utama dan pindahkan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Kode cara pembayaran hasil penjualan Dibayar kontan
- 1
Dicicil
- 2
Dibayar kemudian
- 3
Dibayar dimuka
- 4
Lainnya
- 5
Dibayar kontan, bila seluruh pembayaran dilakukan pada saat terjadi transaksi. Dicicil, bila pembayaran hasil penjualan tidak sekaligus setelah terjadi transaksi tetapi diangsur dalam jangka waktu tertentu. Dibayar kemudian, bila pembayaran hasil penjualan tidak dilakukan setelah transaksi tetapi mempunyai selang waktu tertentu dan pembayarannya sekaligus Dibayar dimuka, bila sebagian/seluruhnya pembayaran terjadi sebelum penyerahan hasil. Lainnya, adalah cara pembayaran yang tidak termasuk di atas.
______________________________________________________________________________ 50 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
Rincian 4
: Produksi/Hasil Utama yang dijual dalam Bentuk
Lingkari kode bentuk dari produksi/hasil utama yang dijual, lingkari kode 1 jika penjualan produksi/hasil utama dalam bentuk hidup, lingkari kode 2 bila segar, dan lingkari kode 3 bila bentuk olahan dan pindahkan ke kotak yang tersedia. Ikan yang dibekukan termasuk ikan segar. Rincian 5
: Cara Utama Pengolahan Produksi/Hasil (rincian 4 berkode 3)
Tanyakan cara utama pengolahan produksi/hasil yang dilakukan oleh petani pengusaha, lingkari salah satu jawaban dan pindahkan ke kotak yang tersedia. Kode Cara Utama Pengolahan Produksi/Hasil Dikeringkan/diasinkan
- 1
Dipindang
- 2
Diasap
- 3
Dibuat petis/terasi
- 4
Lainnya
- 5
Dikeringkan/diasinkan, adalah pengolahan ikan dengan cara pengeringan, baik menggunakan garam maupun tidak. Daya awetnya terutama sekali disebabkan oleh proses pengeringan atau proses penggaraman tanpa menimbulkan penghancuran pada ikan yang bersangkutan. Dipindang, adalah pengolahan ikan dengan cara perebusan dan diberi garam. Diasap, adalah pengolahan ikan dengan cara diasapkan, baik secara langsung dekat dengan sumber asap maupun tidak. Dibuat Petis, adalah pengolahan ikan dengan cara mengambil sari ikan baik dengan perebusan atau penguapan dan dikentalkan dengan menambah tepung, gula dan lain-lain. Dibuat Terasi, adalah pengolahan ikan melalui proses fermentasi (proses pengubahan bio kimia yang menguntungkan manusia, proses pembusukan seperti tempe) dan penghancuran baik ditambah tepung dan lain-lain maupun tidak. Lainnya, adalah pengolahan ikan yang tidak termasuk di atas, misalnya dikalengkan dll. Rincian 6.a
: Apakah dalam Pemasaran Produksi/Hasil Ikan/Biota Lain Mengalami Kesulitan
Tanyakan apakah petani pengusaha dalam pemasaran produksi/hasil ikan/biota lain mengalami kesulitan. Lingkari kode 1 bila “ya” dan kode 2 bila “tidak”, dan isikan ke kotak yang tersedia.
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
51
: Apabila “ya”(rincian 6.a bekode 1), Penyebab Utama Kesulitan
Rincian 6.b
Lingkari salah satu kode penyebab utama kesulitan dan pindahkan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Kode Penyebab Utama Kesulitan Sarana Angkutan Terbatas
- 1
Kualitas
- 2
Produk Melimpah
- 3
Harga Rendah
- 4
Lainnya
- 5
Sarana Angkutan Terbatas adalah kurangnya jumlah angkutan atau frekuensi angkutan yang beroperasi di daerah setempat. Kualitas adalah mutu, jenis, ukuran dari produksi/hasil ikan/biota lain yang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Produk melimpah adalah hasil ikan/biota lain sangat banyak atau produk melimpah di daerah setempat. Harga rendah adalah ongkos produksi lebih besar dari harga penjualan. Lainnya, penyebab utama kesulitan yang lain.
BLOK IX.
CAT AT AN
Blok ini digunakan untuk menambah keterangan agar memperjelas isian-isian Blok sebelumnya. Tuliskan kesulitan/masalah yang dijumpai selama melakukan pencacahan.
______________________________________________________________________________ 52 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman
BAB
5
PENUTUP
______________________________________________________________________________ SBI04-PCS-Buku Pedoman Pencacah
53
1. Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada PMS (pemeriksa), pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai. 2. Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan jika ternyata pencacahan masih menemui kesalahankesalahan agar secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi PMS. 3. Jika menjumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih ragu-ragu juga usahakan menemui PMS dan diskusikan dengannya agar diperoleh penjelasan-penjelasan yang dapat menghilangkan keraguraguan tersebut. 4. Setelah pencacah selesai dan PCS yakin bahwa semua isian telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada PMS, tetapi bukan berarti bahwa pencacah telah selesai karena mungkin pencacah akan diminta PMS untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan. 5. Dengan berakhirnya tugas Saudara sebagai pencacah, saudara telah menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia karena data yang saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah untuk perencanaan pembangunan terutama dalam upaya Pemerintah untuk meratakan pembangunan dan hasil-hasilnya. 6. Tanpa data yang Saudara kumpulkan, Pemerintah tidak mungkin dapat menyusun rencana pembangunan yang sempurna.
______________________________________________________________________________ 54 Pencacah
SBI04-PCS-Buku Pedoman