KATA PENGANTAR
Buku 2 ini merupakan buku pedoman yang disusun dalam rangka Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 (VPDP15). Buku ini memuat pedoman bagi para Petugas Pencacah dan Pengawas/Pemeriksa dalam pelaksanaan survei tersebut. Disamping memuat petunjuk teknis atau prosedur standar operasional yang berkaitan dengan tata cara pencacahan, buku ini dimaksudkan pula agar para petugas memiliki keseragaman pemahaman tentang konsep dan definisi yang berlaku serta keseragaman pemahaman dalam pengisian kuesioner. Saya mengharapkan agar semua pihak yang terkait dalam survei ini khususnya para petugas lapangan membaca dan menggunakan buku pedoman ini secara sungguhsungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran Badan Pusar Statistik Republik Indonesia (BPS-RI) di Pusat dan Daerah serta para petugas lapangan atas kontribusinya dalam pelaksanaan survei ini. Selamat Bekerja.
Jakarta, April 2015 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,
Dr. Suryamin, M.Sc. NIP. 19560805 197903 1 001
Buku2: Pedoman Pencacah VPDP15
i
ii
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 1.1. Umum ............................................................................................................................ 1 1.2. Landasan Hukum ........................................................................................................... 2 1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 2 1.4. Cakupan Komoditas ....................................................................................................... 2 1.5. Cakupan Wilayah ........................................................................................................... 3 1.6. Jadwal Pelaksanaan........................................................................................................ 3 1.7. Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman) ................................................................... 4 1.8. Arus Dokumen ............................................................................................................... 4 BAB II ORGANISASI LAPANGAN .................................................................................... 5 2.1. Organisasi Lapangan...................................................................................................... 5 2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei .............................................................. 5 2.3. Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)............................................................................. 7 2.4. Petugas Pencacah (PCS) ................................................................................................ 7 BAB III METODOLOGI ...................................................................................................... 9 3.1. Ruang Lingkup .............................................................................................................. 9 3.2. Kerangka Sampel ......................................................................................................... 11 3.3. Jumlah Sampel ............................................................................................................. 14 3.4. Alokasi Sampel Per Komoditas Menurut Kabupaten/Kota ......................................... 16 3.5. Metode Pemilihan Sampel ........................................................................................... 16 3.6. Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 17 3.7. Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG dan VPDP15-DSP.PRODUSEN ....................... 19 3.8. Penentuan Nomor Urut Perusahaan Perdagangan ....................................................... 20 BAB IV TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA .................................................... 21 Buku2: Pedoman Pencacah VPDP15
iii
4.1. Teknik Berwawancara ................................................................................................. 21 4.2. Etika Berwawancara .................................................................................................... 22 BAB V PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR ..................................................................... 25 5.1. Petunjuk Pengisian Daftar ........................................................................................... 25 5.2. Konsep dan Definisi Umum ........................................................................................ 26 5.3. Pengisian Daftar VPDP-15.PEDAGANG ................................................................... 32 5.4. Pengisian Daftar VPDP-15.PRODUSEN .................................................................... 45 BAB VI PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-15 (ATURAN VALIDASI) ........................................................................................................................... 55 6.1. Pemeriksaan Secara Umum ......................................................................................... 55 6.2. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-15.PEDAGANG .......................................... 55 6.3. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-15.PRODUSEN ........................................... 61 LAMPIRAN .......................................................................................................................... 65
iv
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Contoh VPDP15-DSP.PEDAGANG ................................................................. 67 Lampiran 2. Alokasi Sampel Menurut Kabupaten, Komoditas, dan Status Responden ........ 68 Lampiran 3. Alokasi Sampel Menurut Provinsi, Komoditas, dan Status Responden ............ 73 Lampiran 4. Kuesioner VPDP15.PEDAGANG ..................................................................... 75 Lampiran 5. Kuesioner VPDP15.PRODUSEN ...................................................................... 79 Lampiran 6. Tanda Terima Daftar VPDP15.PEDAGANG/PRODUSEN ............................. 21
Buku2: Pedoman Pencacah VPDP15
v
vi
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Umum Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu barang mulai dari
produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen juga dapat memberikan nilai tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu menggerakkan suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendahrendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih bermasalah. Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi masalah dalam distribusi barang. Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk dilakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas. Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi (Survei Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditas. Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena hasilnya dapat digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat diperoleh margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditas yang diteliti. Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota SBH (68 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 152 kabupaten/kota terdiri dari 34 ibukota provinsi dan 118 kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Komoditas yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 6 jenis, yaitu: jagung, bawang merah, beras premium, beras medium, cabai merah, dan daging ayam ras. Hasil Survei Poldis Perdagangan 2015 di 34 provinsi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk komoditas terpilih dan sekaligus dapat digunakan sebagai masukan untuk penyempurnaan Survei Pola Distribusi Perdagangan pada masa yang akan datang. Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
1
Buku Pedoman Pencacah dalam kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2015 merupakan pedoman bagi petugas pencacah untuk melakukan pencacahan perusahaan/usaha dengan benar sehingga menghasilkan data statistik yang berkualitas. 1.2
Landasan Hukum Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2015 adalah:
a.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c.
Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
d.
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1.3
Tujuan Survei Poldis Perdagangan 2015 di 34 provinsi mempunyai tujuan, yaitu:
a.
Mendapatkan Pola Penjualan Produksi.
b.
Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan.
c.
Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi.
d.
Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.
e.
Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
1.4
Cakupan Komoditas Penentuan komoditas dalam survei ini adalah komoditas strategis, yaitu komoditas
yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a.
Komoditas yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi masyarakat.
b.
Komoditas yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.
c.
Komoditas yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai kontribusi cukup besar.
d.
Komoditas yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan masyarakat. Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 5 komoditas dengan jenis/kualitas
komoditas seperti pada tabel berikut:
2
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Tabel 1.1. Jenis Komoditas Terpilih Komoditas
Jenis Komoditas
(1)
(2)
1. Jagung 2. Bawang Merah 3. Beras
1. Beras Premium 2. Beras Medium
4. Cabai Merah 5. Daging Ayam Ras
1.5
Cakupan Wilayah Cakupan wilayah survei meliputi 118 kabupaten/kota di 34 provinsi dengan jumlah
sampel sebanyak 3.500 perusahaan/usaha perdagangan dan produsen. Untuk selengkapnya mengenai alokasi sampel menurut wilayah dapat dilihat pada lampiran 3. 1.6
Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2015 adalah:
Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman
Minggu I Mei 2015
Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu III Mei 2015 Pelaksanaan Lapangan
Minggu I – Minggu IV Juni 2015
Pemeriksaan oleh Daerah
Minggu II Juni – Minggu I Juli 2015
Revisit oleh Daerah
Minggu I Juli – Minggu II Juli 2015
Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu II Juni – II Juli 2015 Pengolahan di BPS RI
Minggu I – IV Juli 2015
Persiapan Penyusunan Laporan
Minggu I – IV Agustus2015
Penyusunan Laporan
Minggu I – II September 2015
Penggandaan Laporan
Minggu III – IV September 2015
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
3
1.7 Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman) a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi: No
Jenis Daftar/Kuesioner
(1)
1.
2.
Kegunaan
(2)
(3)
VPDP15-DSP.PEDAGANG
Petunjuk bagi petugas untuk mengetahui nama
VPDP15-DSP.PRODUSEN
dan alamat perusahaan/usaha perdagangan dan
(Daftar Sampel Perusahaan)
produsen yang akan dicacah
VPDP-15.PEDAGANG
Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha perdagangan
3.
VPDP-15.PRODUSEN
Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha industri pengolahan
b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi: No
Buku Pedoman
(1) 1.
(2) Buku 1
(3) Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota
2.
Buku 2
Pedoman Pencacah
3.
Buku 3
Pedoman Pengolahan
Kegunaan
1.8 Arus Dokumen BPS-RI
4
BPS Provinsi
BPS Kab/Kota
- VPDP15-DSP - VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2 - Buku 3
- VPDP15-DSP - VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2
- VPDP15-DSP - VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - Buku 1 - Buku 2
- VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - VPDP15-DSP
- VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - VPDP15-DSP
- VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - VPDP15-DSP
Pencacah/Pemeriksa - VPDP15-DSP - VPDP-15. PEDAGANG - VPDP-15. PRODUSEN - Buku 2
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BAB II ORGANISASI LAPANGAN 2.1 Organisasi Lapangan Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2015 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada bagan organisasi berikut:
Gambar 2.1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015
BPS-RI
BPS PROVINSI
BPS KAB/KOTA A
BPS 3 KAB/KOTA A
BPS KAB/KOTA A
PENGAWAS
PENCACAH
PENCACAH
PENCACAH
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan 2015 dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai berikut:
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
5
Tabel 2.1.Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015
No.
Petugas
Tugas dan Tanggung Jawab
(1)
(2)
(3)
1.
BPS-RI
Mengoordinasikan seluruh kegiatan baik di pusat maupun di daerah Bertanggung
jawab
terhadap
hasil
Survei
Poldis
Perdagangan 2015 tingkat Nasional
2.
Tim VPDP15
Menyiapkan materi yang berkenaan dengan Survei Poldis Perdagangan 2015
3.
BPS Provinsi
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota Bertanggung
jawab
terhadap
hasil
Survei
Poldis
Perdagangan 2015 tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
4.
BPS Kabupaten/
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota
Kota
Bertanggung
jawab
terhadap
hasil
Survei
Poldis
Perdagangan 2015 tingkat Kabupaten/Kota
5.
Pengawas/Pemeriksa Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota/ Provinsi Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan Survei Poldis Perdagangan 2015
6.
Pencacah
Bertanggung jawab melakukan pencacahan Survei Poldis Perdagangan 2015
6
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
2.3 Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS) a.
Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan 2015.
b.
Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta jenis dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan.
c.
Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat perkantoran/pusat perbelanjaan.
d.
Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu segera diselesaikan.
e.
Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS Kabupaten/Kota/Provinsi, kemudian membuat laporan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara mengatasinya ke BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.
f.
Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.
g.
Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan cermat dan teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.
h.
Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-15.PEDAGANG berdasarkan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha.
i.
Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2015.
2.4 Petugas Pencacah (PCS) a.
Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2015.
b.
Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan VPDP15-DSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.
c.
Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di pusat gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah, RW dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
d.
Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam VPDP15-DSP yang terdapat pada wilayah kerjanya .
e.
Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah di lapangan dan cara mengatasinya.
f.
Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
7
g.
Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas keberadaan perusahaan yang tercatat dalam VPDP15-DSP, namun tidak ditemui di lapangan, atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan, namun tidak memperdagangkan salah satu dari 6 jenis komoditas yang dicakup.
h.
8
Menepati jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BAB III METODOLOGI 3.1. Ruang Lingkup Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota SBH (68 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 152 kabupaten/kota terdiri dari 34 ibukota provinsi dan 118 kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Komoditas yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 6 jenis, yaitu: jagung, bawang merah, beras premium, beras medium, cabai merah, dan daging ayam ras. Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan dan non perdagangan. Perusahaan perdagangan terdiri dari perusahaan perdagangan menengah, besar, dan kecil, baik sebagai distributor, subdistributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir, importir, maupun pengecer. Untuk perusahaan non perdagangan terdiri dari perusahaan/usaha pertanian, industri pengolahan dan peternakan. Produsen jagung, bawang merah, dan cabai merah didekati melalui petani komoditas terpilih. Sementara itu, untuk komoditas beras, produsen didekati melalui industri penggilingan padi. Sedangkan, untuk komoditas daging ayam ras, produsen didekati melalui kegiatan rumah potong dan pengepakan daging unggas, serta pedagang ayam ras yang melakukan pembelian ayam hidup lalu dipotong dan dilakukan proses pembersihan bulu dan dijual kembali ke pedagang daging ayam ras lainnya. Usaha yang dicakup dalam survei ini mengalami penyesuaian kode KBLI, karena terjadi perubahan kode KBLI 2005 ke KBLI 2009. Secara lengkap, perusahaan yang dicakup berdasarkan pengelompokkan KBLI-nya adalah sebagai berikut: Tabel 1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 Menurut KBLI 2009
No
Jenis Komoditas
(1) (2) 1 Jagung
KBLI 2009
KBLI 2005
(3) 01111 46201
(4) (5) 01112 Pertanian Tanaman Jagung 51211 Perdagangan Besar Padi dan Palawija 53211 54211 52211 Perdagangan Eceran Padi dan Palawija
47211 Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Uraian KBLI 2009
9
No
Jenis Komoditas
KBLI 2009
KBLI 2005
(1)
(2)
(3)
(4)
47111
47112 2
Bawang Merah
01134 46319
47213 47111
47112
3
Beras Premium
10631 46311
47241 47111
47112
4
Beras Medium
10631 46311
47241 47111
47112
5
Cabai Merah
01283 46319
47219
10
Uraian KBLI 2009
(5) Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang 52111 Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang 52112 Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional) 15321 Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Umbi 51220 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman 53220 HasilPertanian Lainnya 54220 52213 Perdagangan Eceran Sayuran 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional) 15311 Industri Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras 51220 Perdagangan Besar Beras 53220 54220 52221 Perdagangan Eceran Beras 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan diSupermarket/Minimarket (Tradisional) 15311 Industri Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras 51220 PerdaganganBesar Makanan, Minuman dan 53220 Tembakau 54220 52221 Perdagangan Eceran Beras 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket(Tradisional) 01122 Perkebunan Cabe 51220 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman 53220 Hasil Pertanian Lainnya 54220 52219 Perdagangan Eceran Hasil Pertanian Lainnya
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
No
Jenis Komoditas
(1)
(2)
KBLI 2009
KBLI 2005
(3) 47111
(4) (5) 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional) 15111 Kegiatan rumah potong dan pengepakan daging unggas 51220 Perdagangan Besar Daging Ayam dan Daging Ayam 53220 Olahan 54220 52214 Perdagangan Eceran Hasil Peternakan 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional)
47112
6
Daging Ayam Ras
10120 46322
47214 47111
47112
Uraian KBLI 2009
3.2. Kerangka Sampel Kerangka sampel yang dibentuk ada dua, yaitu kerangka sampel pedagang dan kerangka sampel produsen. Untuk produsen jagung, bawang merah, cabai merah dipilih secara purposive dengan kriteria petani yang memiliki luas panen terluas di wilayah tersebut dan untuk daging ayam dipilih secara purposive dengan kegiatan rumah potong dan pengepakan daging unggas, serta pedagang ayam ras pedaging yang memotong dan menjual daging ayam ras terbanyak di wilayah tersebut biasanya dapat dijumpai pada pasar tradisional yang besar. Untuk produsen beras, kerangka sampel berasal dari direktori industri penggilingan padi (PIPA 2012) berskala besar dan sedang. Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang komoditas selain daging ayam ras berasal dari berbagai macam sumber, yaitu dari: 1)
SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan besar hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Tahapan penggunaan data SE06-UMB adalah: 1)
Menentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai distributor, sub distributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir, importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-UMB kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi Blok II.2 Rincian 6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut penjualan barang).
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
11
Sedangkan untuk perusahaan SE06-UMB yang nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha. Tabel 2. Matrix Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB Penjualan No.
Asal barang
(1) (2) 1 Melalui Importir 2 Impor Sendiri 3 Produsen (Jagung, Bawang Merah, dan Cabai Merah) Produsen non pertanian Distributor/penyalur/ag 4 en 5 Supermarket/swalayan 6 Pedagang lainnya *) Kode fungsi kelembagaan: 1. Distributor 2. Subdistributor 3. Agen 4. Sub-agen 5. Pedagang Grosir 2) 3) 4) 5)
(3)
(4) 1 8
(5) 1 8
(6) 1 8
Rumah tangga/ perorangan (7) 9 9
7
6
6
6
9
7
1
1
1
9
7
2
4
4
9
7 7
4 4
9 9
9 9
9 9
Luar Pedagang Pemerintah Produsen negeri lainnya /swasta
6. 7. 8. 9.
Pedagang Pengepul Eksportir Importir Pengecer
Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan perdagangan. Direktori perusahaan ekspor dan impor. Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel yaitu SE06UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah. Sumber Lain : berasal dari internet.
Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan fungsi kelembagaan perusahaan dan komoditas yang diperdagangkan. Fungsi kelembagaan yang bersumber dari SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan perusahaan dari sumber lain berdasarkan pengakuan responden.
12
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
6 Komoditas terpilih
SE06-UMB.G
Perusahaan Perdagangan dari Asosiasi
SE06-UMK, omset > 500 jt
Direktori Perusahaan Ekspor Impor
Sumber lainnya
Proxy fungsi kelembagaan perusahaan Gabung
Perusahaan unique*)?
Tidak
Drop out perusahaan
Kerangka Sampel Pedagang
*) Unique = tidak ganda Gambar 1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang
Komoditas beras
Direktori Industri Penggilingan Padi
Perusahaan Unique*)?
Tidak
Drop out perusahaan
Ya Kerangka Sampel Produsen
*) Unique = tidak ganda Gambar 2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen Beras Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
13
3.3. Jumlah Sampel Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan menengah dan besar serta produsen secara keseluruhan sebanyak 3.500 perusahaan. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi No
Provinsi
(1) (2) 1 (11) Aceh 2
(12) Sumatera Utara
3
(13) Sumatera Barat
4
(14) Riau
5 6
(15) Jambi (16) Sumatera Selatan
7
(17) Bengkulu
8
(18) Lampung
9 10 11
(19) Bangka Belitung (21) Kepulauan Riau (31) DKI Jakarta
12
13
14 14
(32) Jawa Barat
(33) Jawa Tengah
(34) DI Yogyakarta
Kabupaten/Kota (3) (1104) Aceh Tenggara, (1109) Pidie, (1171) Banda Aceh (1205) Tapanuli Utara, (1209) Simalungun, (1210) Dairi, (1211) Karo, (1273) Pematang Siantar, (1275) Medan, (1276) Binjai (1303) Solok, (1308) Lima Puluh Koto, (1312) Pasaman Barat, (1371)Kota Padang (1403) Indragiri Hilir, (1406) Kampar, (1471) Pekanbaru (1501) Kerinci, (1505) Muaro Jambi, (1571) Jambi (1607) Banyuasin, (1609) OKU Timur, (1610) Ogan Ilir, (1671) Palembang (1702) Rejang Lebong, (1707) Lebong, (1771) Kota Bengkulu (1804) Lampung Timur, (1805) Lampung Tengah, (1871) Kota Bandar Lampung (1901) Bangka, (1971) Kota Pangkal Pinang (2102) Bintan, (2172) Kota Tanjung Pinang (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta Timur, (3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta Barat, (3175) Jakarta Utara (3201) Bogor, (3202) Sukabumi, (3203) Cianjur, (3204) Bandung, (3205) Garut, (3206) Tasikmalaya, (3207) Ciamis, (3209) Cirebon, (3210) Majalengka, (3217) Kab. Bandung Barat , (3271) Kota Bogor, (3273)Kota Bandung, (3275) Kota Bekasi, (3276) Kota Depok, (3277) Kota Cimahi, (3278) Kota Tasikmalaya (3301) Cilacap, (3302) Banyumas, (3308) Magelang, (3309) Boyolali, (3315) Grobogan, (3316) Blora, (3321) Demak, (3322) Semarang, (3323) Temanggung, (3329) Brebes, (3373) Kota Salatiga, (3374) Kota Semarang (3401) Kulon Progo, (3402) Bantul, (3471) Kota
Jumlah Sampel (4) 65 150 78 65 58 78 70 78 61 55 250
350
300
82
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
No
Provinsi
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
(3)
15
(35) Jawa Timur
16
(36) Banten
17
(51) Bali
18
(52) Nusa Tenggara Barat (53) Nusa Tenggara Timur (61) Kalimantan Barat
19 20 21 22
23 24 25 26 27
28 29 30 31 32 33
(62) Tengah (63) Selatan
Kalimantan Kalimantan
Yogyakarta (3505) Blitar, (3506) Kediri, (3507) Malang, (3509) Jember, (3510) Banyuwangi, (3513) Probolinggo, (3518) Nganjuk, (3520) Magetan, (3522) Bojonegoro, (3523) Tuban, (3528) Pamekasan, (3529) Sumenep, (3572) Kota Blitar, (3573) Kota Malang, (3578) Kota Surabaya, (3579) Kota Batu (3602) Lebak, (3603) Tangerang, (3604) Serang, (3673) Kota Serang, (3674) Kota Tangerang Selatan (5102) Tabanan, (5106) Bangli, (5107) Karang Asem, (5171) Kota Denpasar (5202) Lombok Tengah, (5203) Lombok Timur, (5206) Bima, (5271) Kota Mataram (5303) Kupang, (5304) Timor Tengah Selatan, (5371) Kota Kupang (6102) Bengkayang, (6107) Sintang, (6112) Kubu Raya, (6171) Kota Pontianak (6201) Kotawaringin Barat, (6202) Kotawaringin Timur, (6271) Kota Palangkaraya (6301) Tanah Laut, (6303) Banjar, (6306) Hulu Sungai Selatan, (6371) Kota Banjarmasin (6403) Kutai Kartanegara, (6404) Kutai Timur, (6471) Kota Balikpapan, (6472) Kota Samarinda (6502) Bulungan, (6571) Kota Tarakan
(64) Kalimantan Timur (65) Kalimantan Utara (71) Sulawesi Utara (7101) Bolaang Mongondow, (7102) Minahasa, (7171) Kota Manado (72) Sulawesi Tengah (7202) Banggai, (7210) Sigi, (7271) Kota Palu (73) Sulawesi Selatan (7304) Jeneponto, (7306) Gowa, (7308) Maros, (7316) Enrekang, (7371) Kota Makassar, (7373) Kota Palopo (74) Sulawesi (7402) Muna, (7403) Konawe, (7471) Kendari Tenggara (75) Gorontalo (7502) Gorontalo, (7571) Gorontalo (76) Sulawesi Barat (7601) Majene, (7602) Polewali Mandar, (7604) Mamuju (81) Maluku (8103) Maluku Tengah, (8108) Maluku Barat Daya, (8171) Kota Ambon (82) Maluku Utara (8206) Halmahera Timur, (8271) Ternate, (8272) Tidore Kepulauan (91) Papua Barat (9104) Teluk Bintuni, (9105) Manokwari, (9171) Sorong
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Jumlah Sampel (4)
350
122 94 67 64 78 64 70 64 55 67 67 150 64 61 64 64 64 64
15
No
Provinsi
(1) (2) 34 (94) Papua
Kabupaten/Kota (3) (9401) Merauke, (9403) Jayapura, (9471) Jayapura
Jumlah Sampel (4) 67 3.500
Jumlah *) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi
3.4. Alokasi Sampel Per Komoditas Menurut Kabupaten/Kota Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang besar dan eceran dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka sampel. Yang termasuk dalam kategori pedagang besar adalah fungsi kelembagaan perdagangan sebagai distributor, subdistributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir dan importir. Sedangkan kategori pengecer adalah sisanya. Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari fungsi kelembagaan dan jenis komoditas dalam satu provinsi. Sehingga secara umum semua komoditas bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan. Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditas tertentu, sudah dapat ditentukan pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang besar dan eceran yang menjual komoditas spesifik maupun yang memperdagangkan bermacam-macam komoditas
yang
akan dicacah. Oleh karena itu, untuk menjaga agar sampel komoditas di pengecer tersebar secara proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa jumlah perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditas. Tahapan pengalokasian sampel menurut komoditas untuk pengecer adalah sebagai berikut:
Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang memperdagangkan komoditas tertentu.
Kemudian dialokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam satu provinsi.
3.5. Metode Pemilihan Sampel Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditas utama yang diperdagangkan berdasarkan 6 jenis komoditas terpilih. Untuk perusahaan yang bersumber dari SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih secara sistematik pada setiap komoditas. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah. Sedangkan sampel industri penggilingan padi dipilih dari kerangka sampel industri penggilingan padi secara systematic sampling. 16
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
3.6. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data mungkin lebih dari satu kali kunjungan.
Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari pedagang ke produsen maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditas dan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari produsen ke pedagang maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditas yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
Jika pada saat pencacahan, komoditas yang diperdagangkan bukan merupakan komoditas yang tercantum pada Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG, maka pengawas a.
Jika
perusahaan/usaha
perusahaan/usaha
yang
merupakan
pedagang
memperdagangkan
besar,
komoditas
harus
mencari
dengan
fungsi
kelembagaan yang sama untuk dijadikan sampel pengganti secara purposive, b.
Jika Perusahaan/usaha merupakan pengecer, pengawas harus memeriksa terlebih dahulu keterwakilan komoditas dalam satu provinsi, bila sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditas sesuai dengan yang dijual oleh pedagang (harus termasuk dalam 6 komoditas). Jika belum ada keterwakilan komoditas dengan kualitas/merk/jenis
seperti
yang
tercantum
pada
Daftar
VPDP15-
DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditas dengan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
Jika pada saat pencacahan, komoditas yang diproduksi bukan merupakan komoditas seperti yang tercantum pada Daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN, maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditas yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000 untuk setiap kabupaten/kota.
Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive nomor urutnya dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
17
ALUR PENCACAHAN PEDAGANG VPDP15-DSPU.PEDAGANG
Ya KETEMU?
PEDAGANG?
Ya
Ya
KOMODITAS KOMODITI
Tidak
CACAH
Tidak
Tidak PENGAWAS MENGGANTI SECARA PURPOSIVE
PENGAWAS MENGGANTI SECARA PURPOSIVE
Ya
PEDAGANG BESAR? Tidak
CACAH PENGAWAS MENGECEK PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITI KETERWAKILAN KOMODITAS DALAM 11 PROVINSI PROVINSI DALAM
Ya
SUDAH TERWAKILI?
PENGAWAS MENGECEK DICACAH SESUAI KOMODITI DARI KETERWAKILAN KOMODITAS YANG PEDAGANG JUAL DALAM 1 PROVINSI
Tidak PENGAWAS MENGANTI SECARA PURPOSIVE
CACAH
ALUR PENCACAHAN PRODUSEN VPDP15-DSPU.PRODUSEN
Ya KETEMU?
PRODUSEN? Tidak
Tidak
Ya
Ya KOMODITAS KOMODITI SESUAI? SESUAI?
CACAH
Tidak
PENGAWAS MENGGANTI SECARA PURPOSIVE
18
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
3.7. Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG dan VPDP15-DSP.PRODUSEN Daftar VPDP15-DSP adalah daftar yang memuat nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya. Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG dan VPDP15DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut: 1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi. 2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kabupaten/kota. 3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kecamatan 4. Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut. 5. Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel dalam suatu kabupaten/kota. 6. Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel. 7. Kolom (4) : Alamat,
yang
tercantum
pada
kolom
ini
adalah
alamat
dari
perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3). 8. Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel. 9. Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI dari kegiatan utama. 10. Kolom (7) : Jenis komoditas yang diperdagangkan/dihasilkan 11. Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame 12. Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan perusahaan/usaha, yaitu: 1=
Ditemukan, dan jenis komoditas yang diperdagangkan/diproduksi sesuai dengan daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN
2=
Ditemukan, namun jenis komoditas yang diperdagangkan/diproduksi tidak sesuai dengan daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP15-PRODUSEN
3=
Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP15-DSP.PEDAGANG) atau Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP15-DSP.PRODUSEN)
4=
Pindah dan tidak dapat ditelusuri
5=
Tutup
6=
Tidak Ditemukan
7=
Ganda/double
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
19
3.8. Penentuan Nomor Urut Perusahaan Perdagangan Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan sebagai berikut: a.
Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha dari SE06-UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi kelembagaan perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian dilanjutkan untuk subdistributor, agen, sub-agen, dan seterusnya sampai pengecer.
b.
Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.
Contoh : Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu kabupaten ada 129 perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti di bawah ini: Sumber
SE06-UMB-G
Sumber lain
20
Fungsi kelembagaan perusahan perdagangan
Banyak perusahaan
Nomor urut
1. Distributor
8
18
2. Subdistributor
13
9 21
3. Agen
20
22 41
4. Sub-agen
39
42 80
5. Pedagang Grosir
13
81 93
6. Pedagang Pengepul 7. Eksportir 8. Importir
10 1 4
94 103 104 105 108
9. Pengecer
21
109 129
79
130 337
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BAB IV TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA
4.1
Teknik Berwawancara Di dalam wawancara diperlukan kesediaan responden untuk memberikan keterangan.
Kesediaan responden tersebut dapat dikondisikan dan biasanya sangat bergantung kepada sikap pewawancara pertama kali bertemu. Sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan pewawancara sangat mempengaruhi kelanjutan/kelancaran wawancara. Penampilan yang sopan dan ramah dengan sendirinya akan dapat mengurangi bahkan menghilangkan perasaan dan sikap penerimaan responden yang negatif, yang dapat merugikan pencacahan, seperti: rasa curiga, rasa takut, rasa enggan, atau malu. Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan hubungan baik dengan responden, antara lain: a.
Dalam membuat janji wawancara dengan calon responden, sebaiknya memperhatikan waktu senggang dari responden tersebut, dan berusaha jangan sampai mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.
b.
Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. Jika responden lebih mengerti bahasa daerah daripada bahasa Indonesia, maka gunakanlah bahasa daerah tersebut. Hal ini akan memperlancar jalannya wawancara.
c.
Sebelum memulai wawancara jangan lupa memperkenalkan diri, menunjukkan kartu pengenal jika perlu, serta menyebutkan lembaga atau badan yang menugaskannya. Kemudian menguraikan maksud wawancara serta tujuan pencacahan yang dilakukan. Penting untuk disampaikan bahwa wawancara yang dilakukannya bukan suatu ujian atau test; tidak ada jawaban yang dibenarkan atau disalahkan dan informasikan kepada responden bahwa semua pertanyaan yang diajukan akan mudah dijawab karena berhubungan dengan pengalaman, kehidupan, pikiran dan perasaan responden sendiri. Sampaikanlah semuanya secara sederhana, tetapi cukup jelas.
d.
Dalam “obrolan” awal yang merupakan “intro” untuk membangun suasana yang kondusif ini jangan keluar dari konteks isi kuesioner. Arahkan perbincangan tersebut ke dalam isi kuesioner, namun demikian jangan menggunakan waktu terlalu lama.
e.
Berilah perhatian terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan oleh responden selama berlangsungnya wawancara. Pewawancara dapat berperan sebagai seorang yang ingin
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
21
tahu dan ingin belajar dari responden. f.
Bila pewawancara kurang memahami jawaban responden, maka dapat meminta responden tersebut untuk mengulangi jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Sampaikan bahwa hal yang dikatakan responden sangat menarik, sehingga perlu dicatat atau mencoba mengulangi simpulan jawabannya guna meyakinkan bahwa yang dikatakan responden tidak salah ditafsirkan.
g.
Menjalankan tugasnya dengan penuh kepercayaan. Namun tidak dengan rasa percaya diri yang berlebihan, sehingga dirinya merasa lebih tinggi. Hal ini menimbulkan rasa antipati/rasa tidak suka dalam diri responden.
h.
Di dalam mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif, misalnya menanyakan nilai pembelian dan penjualan, usahakan agar pertanyaannya tidak menyinggung perasaan responden. Sebelum mengajukan pertanyaan tentang ini, dapat didahului dengan kata “maaf….”
i.
Gunakanlah waktu untuk wawancara dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-banyaknya dan sejelasjelasnya.
j.
4.2
Ucapkanlah terima kasih, bila wawancara tersebut telah selesai.
Etika Berwawancara Beberapa prinsip dasar wawancara yang baik, yaitu:
a.
Berikan kesan pertama dengan baik Pada saat pertama kali mengunjungi responden, usahakanlah agar responden merasa bebas/tidak tertekan. Pewawancara dapat
memulai dengan ucapan selamat
pagi/siang/sore, lalu dilanjutkan dengan memperkenalkan diri, misalnya: Nama saya ………… Saya adalah petugas lapangan yang bertugas mengumpulkan keterangan mengenai ………………. guna ………………….. b. Usahakan selalu melakukan pendekatan positif Jangan bersikap negatif dengan selalu meminta maaf atau jangan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Apakah Anda terlalu sibuk? Apakah Anda berkeberatan meluangkan sedikit waktu untuk wawancara? Apakah Anda sudi menjawab berbagai pertanyaan yang akan saya ajukan? 22
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas akan mengundang sikap tidak baik dari responden. Sebaiknya pewawancara bertanya seperti di bawah ini: ”Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu”. Kemudian mulailah mewawancarai responden.
c.
Tekankan kerahasiaan jawaban Sebelum pewawancara mengajukan pertanyaan, tekankan sekali lagi akan kerahasiaan jawaban yang diberikan. Informasikan kepada responden bahwa BPS tidak akan mencantumkan nama dalam laporan hasil survei ini, dan petugas tidak akan menyebutkan nama responden lain atau pewawancara lain di hadapan responden.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
23
24
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BAB V PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR
Bab ini menjelaskan tentang tata cara pengisian, konsep dan definisi umum, kuesioner VPDP-15.PRODUSEN dan VPDP-15.PEDAGANG. Secara umum kedua kuesioner ini mempunyai karakteristik yang sama, perbedaannya terletak hanya pada ciri-ciri spesifik dari masing-masing kegiatan usaha, seperti nilai produksi pada perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan serta nilai penjualan pada perusahaan/usaha perdagangan. Diharapkan dengan memahami pedoman ini petugas dapat melaksanakan kegiatan Survei Poldis 2015dengan mudah dan benar.
5.1
Petunjuk Pengisian Daftar a. Semua isian di kuesioner harus menggunakan tulisan pensil warna hitam. b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh disingkat, kecuali satuan dan kata yang terlalu panjang boleh disingkat dengan singkatan yang umum digunakan. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). Contoh penulisan Daftar VPDP-15.PRODUSEN: Rincian Blok V Rincian 1.c: Kendala utama proses produksi…
Penulisan yang salah
Bahan Baku
Penulisan yang benar
BAHAN BAKU
c. Cara pengisian daftar: 1) Isikan keterangan/jawaban pada tempat yang disediakan. 2) Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawaban ke kotak yang tersedia.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
25
Contoh pengisian Daftar VPDP-15.PEDAGANG Rincian Blok II Rincian 2: Komoditas yang diteliti
Pengisian yang salah Beras Premium Beras Medium Cabai Merah Bawang Merah Jagung Pipilan Daging Ayam Ras
Pengisian yang benar
1 2 Beras Premium 2 Beras Medium 3 Cabai Merah 4 Bawang Merah 5 Jagung Pipilan 6 Daging Ayam Ras
1 2 3 4 5 6
2
3) Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Contoh: BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN (1)
(2)
1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014? Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2 b. Jika “Ya”, jenis kendala: Kelangkaan barang Fluktuasi Harga Transportasi Sarana dan prasarana
1 2 4 8
Modal 16 Lainnya 32 (Tuliskan …………………..)
1 1 0
0 2
c. Kendala utama: ………………………………………………..
4) Nilai pembelian, penjualan, hasil produksi dan biaya transportasi ditulis dalam satuan rupiah. 5.2
Konsep dan Definisi Umum a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Direktorat Bina Pasar dan Distribusi, Kementerian Perdagangan). b. Produsen adalah suatu usaha yang memproduksi suatu komoditas untuk dijual. c. Kegiatan Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut. d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari
26
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. (Buku KBLI 2009). e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun perusahaan. (Buku KBLI 2009). f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi. (Buku KBLI 2009). g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, badan hukum, formal atau informal. Kode KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 tahun 2009 tentang KBLI. h. Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai penjualan paling besar di antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu perusahaan/usaha. Bila suatu perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan maka jenis kegiatan tersebut merupakan jenis kegiatan utama dari perusahaan/usaha. i. Komoditas utama adalah komoditas yang dijual oleh pedagang dan memberikan nilai penjualan terbesar dari berbagai jenis komoditas yang dijual.
Beras Premium Beras Premium adalah beras berkualitas tinggi setara dengan mutu kelas II dan III dalam BSN-Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 6128:2008 dengan
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
27
kriteria: (1) derajat sosoh minimal 100-95%, (2) kadar air maksimum 14%, (3) butir kepala minimum 89-78%, (4) butir patah maksimum 10-20%, (5) butir menir maksimum 1-2%, (6) butir merah maksimum 1-2%, (7) butir kuning atau rusak maksimum 1-2%, (8) butir mengapur maksimum 1-2%, (9) benda asing maksimum 0,02%, (10) dan butir gabah maksimum 1%/100 gram beras (www.sulsel.litbang.deptan.go.id). Beras premium secara fisik bersih, tidak mengandung batu (foreign material), mengkilat (ster), serta tidak ada menir dengan warna putih dengan kadar air maksimal 14%. Beras premium ini biasa dikenal dengan sebutan beras poles (tokoberasbagus.wordpress.com/). Bisa dikatakan juga bahwa beras premium adalah beras yang kualitasnya setara atau lebih tinggi disbanding dengan IR64 kualitas 1 (Pengelola Pasar Induk Cipinang – Jakarta). Contoh: Beras Premium 1.
2.
3.
Gambar 5.1. Beras Premium Sumber: 1.http://041972.blogspot.com/2013/03/rice.html 2.https://berasorganikasli.wordpress.com/2012/09/27/beras-organikasli/beras-merah-premium/ 3. http://fesimunjancoldstorage.blogspot.com/2011/05/beras.html
Beras Medium Beras medium adalah beras dengan kualitas yang setara dengan beras Cadangan Beras Pemerintah (Permendag No. 4 Tahun 2012). Secara fisik, beras
28
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
ini kurang bersih (sedikit kusam dan ada sedikit kerikil), terkadang kurang kering, serta terdapat campuran menir. Beras medium ini lebih murah disbanding beras poles/premium (tokoberasbagus.wordpress.com). Bisa dikatakan juga bahwa beras medium adalah beras yang kualitasnya setara dengan IR64 kualitas 2 dan diatas Raskin (Pengelola Pasar Induk Cipinang – Jakarta). Contoh: Beras Medium 1 .
2.
Gambar 5.2. Beras Medium Sumber: 1. https://berasberas.wordpress.com/medium/ 2. http://sp.beritasatu.com/home/harga-beras-medium-di-bengkulurp12000kg/79770
Cabai Merah Cabai merah (chili) adalah adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum (id.wikipedia.org). cabai merah yang termasuk dalam survey ini adalah cabai merah keriting. Cabai merah keriting memiliki bentuk panjang dengan diameter yang kecil, ujungnya lancip cenderung runcing. Kulit buahnya
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
29
tidak mulus melainkan bergelombang atau keriting, serta kulit buahnya relatif tipis (alamtani.com). Contoh: Cabai Merah Keriting 1. 2.
Gambar 5.3. Contoh Cabai Merah Sumber: 1. http://alamtani.com/jenis-cabe.html 2. http://alamtani.com/jenis-cabe.html
Bawang Merah Bawang merah (Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia (id.wikipedia.org). Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga, umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis (belalangtue.wordpress.com). Contoh: Bawang Merah 1.
2.
Gambar 5.4. Contoh Bawang Merah Sumber: 1. http://saransehat.com/255/manfaat-dan-khasiat-bawang-merahbagi-kesehatan-tubuh/ 30
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
2. http://detikjogja.com/2015/03/harga-bawang-merah-di-jogjamelonjak/
Jagung Pipilan Jagung pipilan adalah jagung yang biji jagungnya sudah terlepas dari tongkolnya. Contoh:
Gambar 5.5. Contoh Jagung Pipilan Sumber: http://jual-produk-pertanian.blogspot.com/2012/05/jual-jagungpipilan.html
Daging Ayam Ras Daging ayam ras atau ayam negeri adalah daging ayam yang bibitnya atau DOC (Day Old Chick) nya masih harus didatangkan dari luar negeri, baik dalam bentuk import induk/parent, maupun import super induk/grand parent (ayamorganikindonesia.blogspot.com). Ayam jenis ini memiliki keunggulan pemeliharaan yang lebih cepat, yaitu antara 30 – 40 hari untuk mencapai bobot karkas 900 – 1000 gram. Contoh: 2. 1.
Gambar 5.6. Contoh Daging Ayam Ras Sumber: 1. http://pixshark.com/ayam-potong.htm 2. http://duniaternak.com/ Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
31
5.3 Pengisian Daftar VPDP-15.PEDAGANG Pada Daftar VPDP-15.PEDAGANG di kanan atas terdapat lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan. BLOK I : PENGENALAN TEMPAT Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari Daftar VPDP15-DSP. PEDAGANG, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG. Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG atau dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG, kolom (2) s.d. kolom (4). Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan. BLOK II: KETERANGAN UMUM Blok ini untuk mencatat kegiatan perusahaan/usaha, jenis komoditas, dan informasi fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan. Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan/Usaha Tuliskan secara lengkap dan jelas kegiatan utama yang dilakukan perusahaan/usaha pada saat pencacahan. Contoh: Kode KBLI
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: PERDAGANGAN BESAR JAGUNG PIPILAN …………………………………………………………………………………………………………………….
32
diisi oleh pemeriksa
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), makaRincian 2 harus sudah dilingkari dan diisi oleh pencacah. Referensi waktu pada VPDP-15.PEDAGANG adalah setahun yang lalu yaitu dari Januari s.d. Desember 2014. Rincian 2: Komoditas yang diteliti: Lingkari salah satu kode jenis komoditas yang diteliti sesuai dengan yang ditentukan dalam VPDP15-DSP. Contoh:
Pengisian Rincian 3 s.d. Blok VI, pertanyaannya berhubungan/terkait dengan komoditas yang diteliti pada rincian 2 di atas Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan Lingkari salah satu kode fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan yang sesuai dengan komoditas yang diteliti. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 11/MDAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan atau Jasa, yang dimaksud dengan:
Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
Subdistributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.
Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.
Subagen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari agen atau agen tunggal untuk melakukan pemasaran.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
33
Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum diluar negeri atau didalam negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
Perkulakan (Grosir), adalah perorangan atau badan usaha yang membeli dalam partai besar berbagai macam barang dari berbagai pihak dan menjual dalam partai besar barang tersebut sampai kepada Subdistributor dan/atau Pedagang Eceran (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.23/MPP/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan).
Pedagang pengumpul atau pedagang pengepul adalah badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya (Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 224/Pmk.011/2012 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 1 ayat (3)): a. mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan; dan b. menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan.
Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Buku Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan RI, 2008). Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor atau memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada penelitian ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U. (Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan RI, 2008). API-U wajib dimiliki oleh setiap perusahaan dagang yang melakukan impor.
34
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Pedagang eceran adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak atas namanya sendiri dan/atau atas nama pihak lain yang menunjuknya untuk menjalankan kegiatan dengan cara membeli, menyimpan dan menjual barang dalam partai kecil secara langsung kepada konsumen akhir.
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang distribusi asal pembelian dan penjualan barang dagangan berdasarkan fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan, serta wilayah pembelian dan pemasaran/penjualan. Disamping itu juga untuk memperoleh informasi mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan distribusi barang dagangan. Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2014 Isikan besarnya persentase pembelian/asal barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2014 menurut fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k. Jika ada rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k pada kolom (3) harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Kolom (4) hanya diisi apabila kolom (3) terisi, dimana isian di kolom (4) berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom (4) merupakan persentase dari pembelian barang yang berasal dari luar provinsi yang bersangkutan. Contoh:
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
35
Penjelasan:
Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh perusahaan/usaha itu sendiri tanpa melalui pihak lain.
Perorangan adalah suatu bentuk usaha pribadi, dimana seluruh kegiatan usaha serta resikonya merupakan tanggung jawab pribadi pula.
Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, Pedagang pengepul, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP15-PEDAGANG Blok II Rincian 3.
Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2014 Isikan nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan, serta persentasenya. Jika lebih dari tujuh baris, maka tuliskan wilayah pembelian lainnya (kabupaten/kota/negara) beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan, kemudian coret tulisan‘lainnya’ yang terdapat di rincian k dan nilai 100 yang terdapat pada kolom (4).Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. Contoh pengisian yang benar adalah sebagai berikut:
Isian nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan harus sesuai dengan nama resmi kabupaten/kota/negara. Isian tersebut tidak boleh diisi dengan nama pulau atau bila berasal dari luar negeri maka diisi secara jelas nama negara asal pembelian barang tersebut sehingga tidak boleh diisi dengan ‘LUAR NEGERI’.
36
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Contoh pengisian yang salah adalah sebagai berikut:
Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2014: Isikan besarnya persentase penjualan barang dagangan menurut fungsi perusahaan/ usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 3.a s.d Rincian 3.o. Jika ada rincian yang kosong beri tanda strip (-) dan pada kotak tuliskan 0 (nol). Jumlah dari Rincian 3.a s.d Rincian 3.o harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Kolom (4) hanya diisi apabila kolom (3) terisi, dimana isian di kolom (4) berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom (4) merupakan persentase dari penjualan barang ke luar provinsi yang bersangkutan. Penjelasan:
Ekspor langsung adalah ekspor yang dilakukan oleh pedagang itu sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Perusahaan eksportir minyak goring di Kota Jakarta Timur mengekspor minyak goreng ke Malaysia dan Singapura.
Supermarket/swalayan dalam kegiatan ini meliputi supermarket/swalayan itu sendiri, hypermarket dan minimarket. Definisi dari ketiga jenis swalayan tersebut adalah sebagai berikut: Hypermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barangbarang kebutuhan rumahtangga termasuk sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada konsumen akhir. Didalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan secara tunggal serta memiliki luaslantai usahanya lebih dari 4.000 m2 dan paling
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
37
besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart, Carrefour, Giant, Lotte Mart, dan lain-lain. Supermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barangbarang kebutuhan rumahtangga termasuk kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000 m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain. Mini Swalayan/Mini Market adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya paling besar 200 m2. Seperti: Alfa Mart, Indomaret, Super Indo, 7 Eleven, dan lain-lain.
Industri Pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa industri yang menerima upah maklon (Peraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).
Definisi eksportir, distributor, sub distributor, agen, sub agen, pedagang grosir, pedagang pengepul dan pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan Blok II Rincian 3.
Kegiatan Usaha Lainnya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas,seperti: rumah makan, restoran,hotel, rumah sakit, dll.
Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Pemerintah seperti panti asuhan pemerintah, rumah sakit pemerintah, instansi. Lembaga Nirlaba seperti yayasan (panti asuhan, panti jompo) dan rumah sakit non profit. Lembaga Nirlaba adalah lembaga non profit, jika contoh tersebut sudah memperhitungkan keuntungan maka masuk ke kegiatan usaha lainnya.
Rumah Tangga adalah konsumen akhir dan bukan merupakan kegiatan usaha.
Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2014: Isikan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Jika ada sebelas wilayah penjualan maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Bila wilayah penjualan lebih dari sebelas maka 38
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
lanjutkan pengisian nama kabupaten/kota/negara beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan. Jumlah dari Rincian 4.a. sampai dengan rincian 4.k. harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. BLOK
IV:
KENDALA
PENGADAAN
DAN
PEMASARAN
BARANG
DAGANGAN Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaandan pemasaran barang dagangan. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pengadaan barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2014, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala: Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan barang dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang sesuai, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala kelangkaan barang seperti: barang dagangan sulit untuk diperoleh. Kendala fluktuasi harga seperti: harga barang dagangan mahal. Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi belum atau kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb. Kendala sarana dan prasarana seperti: perbankan, birokrasi perdagangan (perijinan), belum ada pasar, dsb. Kendala modal seperti: kekurangan modal usaha, Kendala lainnya seperti: mesin, pembayaran tidak lancar, faktor geografis (jalan curam, terjal, dsb). Rincian 1.c: Kendala utama Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian1.b. Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
39
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2014? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pemasaran barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2014, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok V.
Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala: Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pemasaran barang dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditas yang sama. Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur/rantai distribusi barang sampai ke tujuan. Kendala bencana alam seperti: gunung meletus, gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya. Penjelasan kendala transportasi, kendala sarana dan prasarana, serta kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1.b. Rincian 2.c: Kendala utama: Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakansalah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN Blok ini mencatat penjualan dan pembelian barang dagangan yang terjual selama tahun 2014 (Januari sampai dengan Desember 2014). Rincian 1: Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2014 Rincian 1.a Kolom (1): Stok Awal (sisa 2013) Isian Rincian 1.a adalah stok awal barang yaitu sisa stok dari barang dagangan selama tahun 2013. 40
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) sisa volume barang dagangan selama tahun 2013. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2) yaitu sisa barang dagangan selama tahun 2013. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kg. Kolom (4): Harga Satuan Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa stok barang selama tahun 2013. Kolom (5): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa stok barang selama tahun 2013. Rincian 1.b Kolom (1): Pembelian Isian Rincian 1.b adalah pembelian dari barang dagangan selama tahun 2014. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang dibeli selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2) yaitu yang dibeli selama tahun 2014. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram. Kolom (4): Harga Satuan Isikan pada kolom (4) harga satuan dari pembelian barang selama tahun 2014. Kolom (5): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (5) nilai dari pembelian barang selama tahun 2014. Rincian 1.c Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang berikan ke pihak lain: Isian Rincian 1c. adalah barang dagangan yang digunakan sendiri oleh perusahaan/ usaha selama tahun 2014. Termasuk juga barang dagangan yang diberikan kepada karyawan atau pihak lain (hibah). Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2014.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
41
Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2014. Rincian 1.d Kolom (1): Rusak/hilang: Isian Rincian 1d. adalah barang dagangan yang rusak/hilang selama tahun 2014. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang rusak/hilang selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang rusak/hilang selama tahun 2014. Rincian 1.e: Kolom (1): Penjualan: Isian Rincian 1.e adalah penjualan barang dagangan selama tahun 2014. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume barang yang terjual selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang terjual selama tahun 2014. Kolom (4): Harga Satuan Isikan pada kolom (4) harga satuan dari barang yang terjual selama tahun 2014. Kolom (5): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (5) nilai dari barang yang terjual selama tahun 2014. Rincian 1.f: Kolom (1): Stok Akhir (sisa 2014): Isian Rincian 1.f adalah stok akhir atau sisa barang dagangan selama tahun 2014. Kolom (2): Volume: Isikan pada kolom (2) volume sisa barang selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan Isikan pada kolom (3) satuan dari sisa barang selama tahun 2014. Untuk satuan masing-masing komoditas lihat lampiran 2 Tabel 1 Kolom (3). Kolom (4): Harga Satuan (Rp) Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa barang selama tahun 2014. 42
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Kolom (5): Nilai (Rp) Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa barang selama tahun 2014. Rincian 2: Berapa persen nilai penjualan pada Blok V Rincian 1e terhadap seluruh penjualan usaha perdagangan selama tahun 2014? Isikan besarnya persentase nilai penjualan selama Januari sampai dengan Desember 2014 terhadap total penjualan perusahaan tersebut. Jika besarnya persentase merupakan bilangan desimal, maka dibulatkan sesuai kaidah yang berlaku dan dituliskan pada kotak yang tersedia. Persentase yang diisikan harus bernilai lebih dari 0 dan maksimal bernilai 100. Apabila perusahaan hanya menjual satu jenis komoditas pastikan bahwa isiannya sebesar 100 persen. Namun, apabila perusahaan tersebut menjual lebih dari satu jenis komoditas, maka pastikan isiannya lebih dari 0 persen. Rincian 3.a : Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2014? Biaya transportasi yang dicatat adalah biaya angkutan untuk membeli dan/atau menjual barang dagangan selama tahun 2014. Rincian 3.b : Jika “Ya” berapa nilainya? Bila rincian 3.a berkode 1, maka rincian 3.b harus diisi yaitu isikan besarnya biaya angkutan untuk membeli dan/atau menjual barang dagangan selama tahun 2014. Catatan: Biaya transportasi Pembelian Barang Dagangan Bila angkutan disediakan oleh pemasok, besarnya biaya angkut pembelian barang dagangan tidak perlu diperkirakan. Bila barang dagangan tersebut diantar/dikirim oleh pemasok dengan biaya yang dibebankan kepada perusahaan/usaha, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 3.b. Bila pembelian barang dagangan diangkut sendiri dengan kendaraan milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 3.b. Bila pembelian barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 3.b.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
43
Biaya transportasi Penjualan Barang Dagangan Bila pembeli mengangkut sendiri, besarnya biaya angkut penjualan barang dagangan tidak perlu diperkirakan. Bila penjualan barang dagangan diangkut dengan kendaraan milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 3.b. Bila penjualan barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 3.b. Contoh pengisian: BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN 1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2014: Satuan
Harga Satuan (Rp)
Nilai (Rp) kolom (2) x kolom (4)
(2)
(3)
(4)
(5)
5
kwintal
100
kwintal
1
kwintal
d. Hilang/rusak
1
kwintal
e. Penjualan
96
kwintal
f.
7
kwintal
Uraian
Volume
(1)
a. Stok Awal (sisa 2012) b. Pembelian
8.000.000
40.000.000
8.000.000
800.000.000
9.500.000
912.000.000
9.500.000
66.500.000
c. Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain
Stok Akhir (sisa 2014)
*)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton
2. Berapa persen nilai penjulan pada Blok V Rincian 1e terhadap seluruh penjualan usaha perdagangan selama tahun 2014? 3. a.
Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan
4 7 1
selama tahun 2014? Ya b.
1
Jika "Ya", berapa nilainya?
Tidak
2
Rp. 10.000.000
BLOK VI: CATATAN Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas. BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person, jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang. BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan. 44
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
5.4
Pengisian Daftar VPDP-15.PRODUSEN Pada kuesioner VPDP-15.PRODUSEN sebelah kanan atas terdapat lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan.
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari Daftar VPDP15-DSP. PRODUSEN, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP15-DSP. PRODUSEN. Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP15-DSP. PRODUSEN atau dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan. Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP15-DSP. PRODUSEN, kolom (2) s.d. kolom (4). Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan. Referensi waktu pada VPDP-15.PRODUSEN adalah selama tahun 2014 yaitu dari Januari s.d Desember 2014.
BLOK II: KETERANGAN KOMODITAS Blok ini digunakan untuk mencatat satu jenis komoditas yang dihasilkan perusahaan/ usaha pertanian dan industri pengolahan. Produsen yang menjadi responden yaitu: industri penggilingan padi, rumah pemotongan ayam, petani cabai merah, petani bawang merah, dan petani jagung.
Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), makaRincian 1 harus sudah dilingkari oleh pencacah.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
45
Rincian 1: Komoditas yang diteliti: Lingkari salah satu kode jenis komoditas yang diteliti yang diproduksi perusahaan/ usaha sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN. Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VII berkaitan dengan jenis komoditas yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
BLOK III: BAHAN BAKU Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang asal pengadaan bahan baku berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan/produksi, dan wilayah pengadaan bahan baku. Rincian 1: Pengadaan bahan baku/bibit utama selama tahun 2014: Isikan besarnya persentase asal pengadaan bahan baku/bibit selama tahun 2014 pada kolom (3) menurut fungsi lembaga usaha pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j. Jika ada rincian yang kosong isikan 0 (nol) pada kotak yang tersedia atau biarkan kosong. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Kolom (4) hanya diisi apabila kolom (3) terisi, dimana isian di kolom (4) berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom (4) merupakan persentase pembelian bahan baku yang berasal dari luar provinsi bersangkutan. Pengadaan bahan baku khusus untuk perusahaan/usaha industri, sedangkan untuk petani pembelian bibit.
Penjelasan: Bahan baku utama adalah material atau bahan dasar yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk setelah melewati suatu proses tertentu.
Produsen lain adalah apabila produsen yang menjadi responden mendapat bahan baku yang merupakan hasil produksi perusahaan lain. Contoh: Industri penggilingan padi mendapatkan gabah kering giling dari perusahaan penggilingan padi lainnya.
Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh produsen itu sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Rumah pemotongan ayam mengimpor ayam ras dari Australia.
46
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Produksi sendiri adalah bahan baku yang digunakan merupakan hasil produksi sendiri. Contoh: Industri penggilingan padi menggunakan gabah kering giling dari hasil sawah yang dikelola perusahaan/usaha.
Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. Peternak adalah adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang melakukan
usaha
peternakan.
(Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor:
273/Kpts/Ot.160/4/2007).
Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, Pedagang pengepul dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP15-PEDAGANG Blok II Rincian 3 dan Blok III Rincian 1.
Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku/bibit utama selama tahun 2014: Isikan nama kabupaten/kota/negara pemasok, serta besarnya persentase pengadaan bahan baku/bibit utama. Jika ada 10 (sepuluh) wilayah pengadaan bahan baku produksi, maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/ negara,serta persentase pengadaan bahan baku. Bila wilayah pengadaan bahan baku/ bibit lebih dari 10 (sepuluh), maka lampirkan wilayah pengadaan bahan bakuselebihnya beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. Catatan: Jika perusahaan melakukan impor sendiri bahan baku (Rincian 1a isi), maka pengadaan/ pembelian bahan baku dari luar negeri (Rincian 2 nama negara) juga harus ada. BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tujuan penjualan barang produksi berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan/ produksi, serta wilayah penjualan barang produksi. Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2014: Isikan besarnya persentase pemasaran/penjualan barang produksi selama tahun 2014 menurut fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m. Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
47
Rincian 1.a kolom (3) akan terisi jika perusahaan/usaha melakukan ekspor sendiri barang hasil produksinya. Rincian 1.b s.d. 1.m kolom (3) akan terisi jika perusahaan/usaha menjual ke perusahaan/usaha eksportir, distributor, agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, department store, supermarket/swalayan, pedagang eceran, industri pengolahan, kegiatan usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, dan rumah tangga. Kolom (4) hanya diisi apabila kolom (3) terisi, dimana isian di kolom (4) berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom (4) merupakan persentase barang produksi yang dijual ke luar provinsi bersangkutan.
Penjelasan: Penjelasan mengenai Ekspor Langsung, Eksportir, Distributor, Agen, Pedagang Grosir, Supermarket/Swalayan, Pedagang Eceran, Industri Pengolahan, Kegiatan Usaha Lainnya, Pemerintah dan Lembaga Nirlaba, serta Rumah Tangga. dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP-15.PEDAGANG Blok II Rincian 3. Contoh:
48
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2014: Jika perusahaan/usaha melakukan ekspor langsung, maka yang diisikan adalah nama negara tempat kedudukan perusahaan pembeli, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang produksi. Jika perusahaan/usaha menjual ke eksportir, distributor, agen, pedagang grosir, supermarket/swalayan, industri pengolahan, dan/atau kegiatan usaha lain, maka yang diisikan adalah nama kabupaten/kota tempat kedudukan perusahaan/usaha pembeli, serta persentasenya. Jika ada sepuluh wilayah pemasaran/ penjualan barang produksi, maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah pemasaran/ penjualan barang produksi. Apabila wilayah penjualan barang produksi lebih dari sepuluh, maka lampirkan wilayah penjualan barang produksi lainnya, beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 kolom (4) harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan. Contoh:
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami perusahaan/usaha selama tahun 2014. Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
49
Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2014? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala selama Januari sampai dengan Desember 2014, dan kode 2 jika perusahaan/usaha tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala Kendala yang dialami perusahaan/usaha bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala kesulitan modal seperti: tidak cukup tersedia modal, sulit mencari pinjaman modal, dsb. Kendala tenaga kerja terampil seperti: tidak cukup tersedia tenaga kerja yang terampil, tenaga kerja terampil mahal (minta gaji tinggi), dsb. Kendala birokrasi administrasi seperti: mengenai perijinan (kuota impor), proses tender yang rumit, dsb. Kendala bahan baku/bibit seperti: bahan baku (untuk petani bibit) langka, bahan baku mahal, bahan baku tidak tersedia di dalam negeri, dsb. Kendala bencana alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb. Kendala lainnya seperti: keamanan, pungutan tidak resmi, faktor geografis, dsb. Rincian 1.c: Kendala utama proses produksi Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 1b. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2014? Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2014, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok VI.
50
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Rincian 2.b: Jika “Ya”, jenis kendala: Jenis kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam penjualan barang produksi bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Penjelasan: Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditas yang sama. Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur distribusi barang sampai ke tujuan. Kendala sarana dan prasarana produksi seperti: mesin, gudang dan lainnya sebagainya. Kendala bencana alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai, gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb Penjelasan kendala transportasi dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1b.
Rincian 2.c: Kendala utama penjualan Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2b. BLOK VI: NERACA PRODUKSI Blok ini mencatat stok komoditas yang diteliti pada keadaan awal Januari 2014 (sisa 2013), total produksi, dikonsumsi sendiri, hilang/rusak, produksi yang terjual selama tahun 2014 (Januari sampai dengan Desember 2014), dan stok akhir (sisa 2014).
Rincian 1: Produksi selama tahun 2014: Yang dimaksud dengan produksi selama tahun 2014 adalah produksi dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014.
Rincian 1.a: Kolom (1): Stok awal (sisa 2013) Adalah stok barang produksi yang masih tersedia pada 1 Januari2014.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
51
Kolom (2): Volume: Adalah volume barang produksi perusahaan yang masih tersedia di gudang pada 1 Januari 2014. Kolom (3): Satuan Adalah satuan untuk barang yang volumenya diisikan pada kolom (2). Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram. Kolom (4): Harga Satuan (Rp) Isikan harga satuan stok awal di kolom (4). Kolom (5): Nilai (Rp) Isikan nilai stok ini di kolom (5). Seandainya perusahaan/usaha sudah mengetahui nilai stok awal (tidak termasuk PPn), gunakan informasi ini dan isikan pada kolom (5). Rincian 1.b: Kolom (1): Produksi Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditas yang diteliti) dari Januari s.d. Desember 2014. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Rincian 1.c: Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditas yang diteliti) dari Januari s.d. Desember 2014 yang dikonsumsi oleh perusahaan/usaha itu sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain (hibah). Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Rincian 1.d: Kolom (1): Hilang/rusak Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditas yang diteliti) dari Januari s.d. Desember 2014 yang rusak/hilang. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Rincian1.e: Kolom (1): Penjualan Yang dimaksud pada rincian ini adalah barang produksi perusahaan/usaha yang terjual dari Januari s.d. Desember 2014. Termasuk barang yang diproduksi sebelum Januari 52
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
2014 tetapi terjual pada periode Januari s.d Desember 2014. Cara pengisian kolom (2) s.d. kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama. Catatan: Khusus untuk produksi yang terjual, harga satuan dan nilainya adalah sesuai harga penjualan (termasuk PPn). Rincian 1.a ditambah Rincian 1.b harus lebih besar atau sama dengan Rincian 1.c ditambah Rincian 1.d ditambah Rincian 1.e. Rincian 1.f: Kolom (1): Stok akhir (sisa 2014) Yang dimaksud pada rincian ini adalah stok barang produksi perusahaan/usaha pada 31 Desember 2014. Cara pengisian kolom (2) s.d. kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan pada kolom (3) harus sama dengan rincian lainnya. Contoh:
BLOK VII: CATATAN Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas. BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang diisikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person, jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang. Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
53
BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan.
54
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BAB VI PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-15 (ATURAN VALIDASI)
6.1
Pemeriksaan Secara Umum a.
Banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi tanggung jawab masing-masing PCS.
b.
Untuk setiap dokumen, isian kode KBLI yang ada dipojok kanan atas cover depan kuesioner harus sesuai dengan isian pada Daftar Sampel Perusahaan (VPDP15.DSP) kolom (6). Sesuaikan jika isiannya berbeda.
c.
Periksa kesesuaian jenis dokumen (Pedagang atau Produsen) dengan kegiatan usahanya.
d.
Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital (balok), jika belum harus dibetulkan. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling terkait.
e.
Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah menggunakan satuan standar. Apabila belum menggunakan satuan yang ditentukan agar memberikan catatan konversi dari satuan tersebut ke satuan standar yang telah ditentukan.
f.
Jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya, konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan.
6.2
Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-15.PEDAGANG a.
Blok I: Pengenalan Tempat 1.
Periksa isian identitas pada Blok I, yang disalin dari daftar VPDP-15. DSP.PEDAGANG dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir dilapangan.
2.
Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk Rincian 4, coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau Kelurahan/Desa).
3.
Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan nomor urut pada daftar VPDP-15.DSP.PEDAGANG kolom (2).
4.
Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP15-DSP.PEDAGANG, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
55
b. Blok II: Keterangan Umum 1.
Rincian 1: Kegiatan utama perusahaan/usaha Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini, apakah sudah secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui dan diidentifikasi secara tepat KBLI-nya. Pemeriksa mengisikan kode KBLI (5 digit). KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 Tahun 2009 tentang KBLI. Cermati apakah isian KBLI-nya sudah sesuai dengan isian pada kegiatan utama tersebut. Jika ragu, konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis kegiatan utamanya. Kode KBLI disini bisa berbeda dengan kode KBLI yang ada di pojok kanan atas Blok I, karena kode yang ditulis pada rincian ini adalah yang sesuai dengan hasil lapangan.
2.
Rincian 2: Komoditas yang diteliti Harus diperhatikan hanya satu kode jenis komoditas yang dilingkari. Bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas. Pertanyaan pada Blok II Rincian 3 s.d.Blok VI (catatan) berkaitan dengan komoditas yang dijual pada Blok II Rincian 2.
3.
Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan Harus diperhatikan hanya satu yang dilingkari, bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas (sesuai dengan di lapangan). Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 3 ini berkode 9, maka pada kode KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan perdagangan eceran. Jika selain kode 9, maka KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan perdagangan besar. Jika tidak sesuai, tanyakan kepada pencacah rincian mana yang benar dan perbaiki isian kode yang salah.
c.
Blok III: Distribusi Perdagangan 1.
Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada Rincian 1.a s.d. 1.k kolom (3) apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Periksa isian kolom (4) antara 0 hingga 100 jika kolom (3) terdapat isian. Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III Rincian 1
Jika Blok II Rincian 3 kode 1 (distributor) maka Blok III Rincian 1.e, dan 1.g harus kosong (-).
56
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Jika Blok II Rincian 3 kode 3 (agen) maka Blok III Rincian 1.g harus kosong (-).
Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III Rincian 1.a (impor langsung) harus persentase terbesar.
Jika pada Blok II Rincian 3 berkode selain 9, maka isian Blok III rincian 1.j (pedagang eceran) harus bukan merupakan persentase terbesar.
2.
Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2014. Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka pastikan bahwa namanama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/ kota/negara akan diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan sebagai importir (Blok II Rincian 3 kode 8), maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentase harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).
3.
Rincian3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada 3.a s.d. 3.o kolom (3) apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Periksa pula isian kolom (4) antara 0 hingga 100 jika kolom (3) terdapat isian. Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III Rincian 3
Jika Blok II Rincian 3 kode 1 - 8 maka jumlah persentase Blok III Rincian 3.a s.d. 3.n harus lebih besar dari 3.o. Isian Rincian 3.o harus kurang dari 50 persen.
Jika Blok II Rincian 3 kode 2 maka Blok III Rincian 3.c harus kosong.
Jika Blok II Rincian 3 kode 4 maka Blok III Rincian 3.c dan 3.e harus kosong.
Jika pada Blok II Rincian 3 kode 7 (eksportir) maka isian Blok III Rincian 3.a (ekspor langsung) harus persentase terbesar.
Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III Rincian 3.a dan 3.b harus kosong. Jika perusahaan ekspor impor selain mengimpor juga melakukan ekspor, maka ambil yang mempunyai omset terbesar.
Jika Blok II Rincian 3 kode 9 maka yang boleh terisi hanya Blok III Rincian 3.j s.d. 3.o dan persentase 3.o harus terbesar.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
57
4.
Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada Rincian 4, apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 4.a s.d. Rincian 4 terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/ kota/negara akan diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan sebagai eksportir (Blok II Rincian 3 kode 7), maka pada Rincian 4 harus ada isian nama negara dan total persentase harus sama dengan Blok III Rincian 3.a (ekspor langsung).
d. Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan 1.
Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014? Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c harus kosong. Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari. Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala, apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 1.c: Kendala Utama Rincian 1.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 1.b.
2.
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2014 ? Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2 “Langsung ke Blok V“, jika berkode 1 maka Rincian 2.b dan 2.c harus ada isian. Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari. Rincian 2.b
58
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala, apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 2.c: Kendala Utama Rincian 2.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian2.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b. e.
Blok V: Pembelian dan Penjualan Pertanyaan pada blok ini diisi oleh responden berdasarkan petunjuk dari PCS. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat untuk setiap isian. 1.
Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2014: a) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok awal 2014 (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian pada Blok V Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2014. b) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari pembelian selama tahun 2014. Isian besarnya volume perlu di cek kewajarannya karena periode penjualan komoditasnya selama setahun. Satuan harus menggunakan satuan standar dan jika tidak menggunakan satuan standar harus dikonversikan ke dalam satuan standar, lihat kewajarannya disesuaikan dari jenis komoditas yang diperdagangkan. Blok V Rincian 1.a kolom (2) ditambah Rincian 1.b kolom (2) harus sama dengan jumlah Rincian 1.c + 1.d + 1.e + 1.f kolom (2). c)
Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan yang dikonsumsi sendiri. Barang dagangan yang dikonsumsi sendiri dapat kosong.
d) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan yang hilang/rusak. Barang dagangan yang hilang/rusak bisa kosong. e) Periksa kewajaran isian volume dan satuan dari penjualan selama tahun 2014. Blok V Rincian 1.e kolom (4) dan kolom (5) harus lebih besar dari Rincian 1.b kolom (4) dan kolom (5). f)
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok akhir (sisa 2014). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
59
(5). Isian pada Blok V Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2014. 2.
Rincian 2: Berapa persen nilai penjualan pada Blok V Rincian 1e terhadap seluruh penjualan usaha perdagangan selama tahun 2014? Periksa apakah isiannya bernilai lebih dari 0 (nol) apabila perusahaan tersebut menjual lebih dari satu jenis komoditas. Kemudian, apabila perusahaan tersebut hanya menjual satu jenis komoditas yang diteliti maka pastikan isiannya bernilai 100. Seandainya isian kosong, konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi.
3.
Rincian 3.a: Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2014? Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2 maka Rincian 3.b harus kosong.
4.
Rincian 3.b: Jika "Ya", berapa nilainya? Periksa kewajaran isian biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2014. Jika Rincian 3.a kode 1 dilingkari maka Rincian 3.b harus isi. Periksa pula apakah biaya yang ada sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan, konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui kebenaran isian, apakah perlu dilakukan kunjungan ulang.
f.
Blok VI: Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
g.
Blok VII: Keterangan Contact Person Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi usahanya.
h. Blok VIII: Keterangan Petugas 1.
Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1, tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di Rincian 3, pada
60
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
kolom (2). Bila PCS belum mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya. 2.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3) sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
6.3
Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-15.PRODUSEN KBLI pada cover kuesioner adalah 01111, 01134, 10631, 01283, dan 10120 disalin dari daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN. a.
Blok I: Pengenalan Tempat 1.
Periksa isian identitas pada BLOK I, yang disalin dari daftar VPDP-15. DSP.PRODUSEN dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir dilapangan.
2.
Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk Rincian 4 coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau Kelurahan/Desa).
3.
Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan nomor urut pada daftar VPDP-15.DSP.PRODUSEN kolom (2).
4.
Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha dengan daftar VPDP-15.DSP.Produsen kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP-15.DSP, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
b. Blok II: Keterangan Komoditas Rincian 1: Komoditas yang diteliti, periksa apakah salah satu kode komoditas sudah dilingkari, dan periksa pula apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dituliskan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Pertanyaan pada Blok III s.d. Blok VII berkaitan dengan Jenis Komoditas yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
c.
Blok III: Bahan Baku 1.
Rincian 1: Pengadaan bahan baku utama selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.j kolom (3) apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
61
kosong tanyakan kembali pada PCS. Periksa juga isian kolom (4) antara 0 hingga 100 jika kolom (3) terdapat isian. 2.
Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku utama selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan, seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/ negara akan diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).
d. Blok IV: Penjualan Produksi 1.
Rincian1: Penjualan barang produksi selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.m apakah sudah sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kepada PCS.
2.
Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2014 Periksa jumlah persentase pada Rincian 2 apakah sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan, seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/ negara akan diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama dengan Rincian1.a.
e.
Blok V: Kendala Perusahaan/Usaha 1.
Rincian1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2014? Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c harus kosong.
2.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari. Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 64 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar
62
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi. 3.
Rincian 1.c: Kendala Utama Proses Produksi Rincian 1.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 1.b.
4.
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2014? Pada Rincian 2.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Blok VI“, maka Rincian 2.b dan Rincian 2.c harus kosong. Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala: Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari. Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi. Rincian 2.c: Kendala Utama Penjualan Rincian 2.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.
f.
Blok VI: Neraca Produksi Periksa dengan cermat untuk setiap isian. 1.
Produksi selama tahun 2014 a.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok awal (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian Blok VI Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2014.
b.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari total produksi. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).
c.
Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan kepada pihak lain. Produksi yang dikonsumsi sendiri bisa kosong.
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
63
d.
Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang hilang/rusak. Produksi yang hilang/rusak bisa kosong.
e.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari produksi yang terjual, lihat juga kewajaran dari nilai pada kolom (5). Periksa pula konsistensi isian, bahwa Rincian 1.a + 1.b harus sama dengan Rincian 1.c + 1.d + 1.e. + 1.f.
f.
Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok akhir (sisa 2014). Satuan harus menggunakan satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian pada Blok VI Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2014.
g.
Blok VII: Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
h. Blok VIII: Keterangan Contact Person Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi usahanya. i.
Blok IX: Keterangan Petugas 1.
Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1, tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.
2.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3) sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
64
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
LAMPIRAN
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
65
66
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Contoh VPDP15-DSP.PEDAGANG
Lampiran 1 VPDP15-DSP
PEDAGANG SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS 2015 Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
: : :
No.
No Urut Perusahaan/Usaha
Nama Lengkap Perusahaan/Usaha
Alamat
Kegiatan Utama
KBLI
Komoditas
Fungsi Kelembagaan
Hasil Pencacahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kode kolom (7) : 1 = Jagung 2 = Bawang Merah 3 = Beras Premium 4 = Beras Medium 5 = Cabai Merah 6 = daging ayam ras
Kode kolom (8) : 1 = Distributor 2 = Subdistributor 3 = Agen 4 = Sub-agen 5 = Pedagang Grosir 6 = Pedagang Pengumpul 7 = Eksportir 8 = Importir 9 = Pengecer
Kode kolom (9) : 1 = Ditemukan, dan kualitas/merk/jenis dari komoditas yang diperdagangkan sesuai dengan VPDP15-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN 2 = Ditemukan, namun kualitas/merk/jenis dari komoditas yang diperdagangkan tidak sesuai dengan daftar VPDP15DSP.PEDAGANG atau VPDP15-DSP.PRODUSEN. 3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP15DSP.PEDAGANG) atau 3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP15DSP.PRODUSEN) 4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri 5 = Tutup 6 = Tidak Ditemukan 7 = Ganda/double
67
68
Lampiran 2 Tabel 1. Alokasi Sampel Menurut Kabupaten, Komoditas, dan Status Responden Jagung Provinsi (1) 1 Aceh
2 Sumatera Utara
3 Sumatera Barat
4 Riau
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
8 Lampung
Bawang Merah
Sampel Kabupaten/Kota
1104 1109 1171 1205 1209 1210 1211 1212 1273 1275 1276 1303 1308 1312 1371 1403 1406 1471 1501 1505 1571 1607 1609 1610 1671 1702 1707 1771 1804 1805 1871
(2) Aceh Tenggara Pidie Banda Aceh Tapanuli Utara Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Pematang Siantar Medan Binjai Solok Lima Puluh Koto Pasaman Barat Kota Padang Indragiri Hilir Kampar Pekan Baru Kerinci Muaro Jambi Kota Jambi Banyuasin OKU Timur Ogan Ilir Palembang Rejang Lebong Lebong Kota Bengkulu Lampung Timur Lampung Tengah Kota Bandar Lampung
Beras Beras Premium Beras Medium
Cabai Merah
Daging Ayam Ras
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
(3) 2
(4) 3
(5) 1
(6)
(8) 1
(9)
(12)
(13) 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3
(14)
(15)
(16) 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
(17)
(18)
(19) 3 3 3
(20)
1
(10) 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(11)
3 2 2 3 3 2 3 3 3
(7) 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 2 1
1 2 2 1 1 2
2
2
1 1
1 1 2 1 1
2 1
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2
2
2 2 1
1
2 1
2 1 2
2 2
1 2 1 2 2 2
2 1 2 1 1 1 1
1 1 1 2 1 1 2
2 2
1 2 1 2 2 1
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1
1 1
1 1 1 1 1
2 1 1
1 1
2 2 1 1 2 2 1
1 1 1 1
1 1
2
2
2 3 3 3
1 1
1 1
1 1
2 1 1 2 1
1 2 2 1
2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1
1
1
1
Jumlah Sampel (21) 21 21 23 19 19 19 19 19 18 19 18 20 20 19 19 22 21 22 22 18 18 20 20 19 19 24 23 23 26 26 26
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Tabel 1. Lanjutan Jagung Provinsi
Sampel Kabupaten/Kota
(1) 9 Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
Bawang Merah
1901 1971 2102 2172 3171 3172 3173 3174 3175 3201 3202 3203 3204 3205 3206 3207 3209 3210 3217 3271 3273 3275 3276 3277 3278 3301 3302 3308 3309 3315 3316 3321 3322 3323 3329
(2) Bangka Kota Pangkal Pinang Bintan Kota Tanjung Pinang Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Cirebon Majalengka Kab. Bandung Barat Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Cilacap Banyumas Magelang Boyolali Grobogan Blora Demak Semarang Temanggung Brebes
Beras Beras Premium Beras Medium
Cabai Merah
Daging Ayam Ras
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
(3) 2
(4) 3 3 3 3 7 6 5 6 6 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(5) 1 2 1 1 2 2 3 2 2
(6)
(7) 3 3 3 3 7 5 6 7 7
(8) 1 2 1 2 2 2 2 2 2
(9)
(10) 3 3 3 3 6 7 7 6 6 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(11) 2 2 1 2 2 2 2 2 2
(12)
(13) 3 3 3 3 6 6 7 6 6 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(14) 2 2 2 1 2 2 2 2 2
(15) 2
(16) 3 3 3 3 6 7 6 6 6 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(17) 1 2
(18)
(19) 3 3 3 3 6 7 5 7 7 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(20) 2 2 2 2 2 2 3 2 2
1 1 1 1 3 1
1 1
1 1 1 1 3 1 1 1 1 1
3 1
1 1 1 1 1
2 1 1 2 1 3
2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1 3 1
1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 3 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1
2
1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 3 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1
1 3 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1
1 1 1
Jumlah Sampel (24) 31 30 27 28 50 50 50 50 50 20 23 20 22 24 21 23 21 23 23 23 24 23 20 20 20 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
69
70
Tabel 1. Lanjutan Jagung Provinsi
Sampel Kabupaten/Kota
(1) 13 Jawa Tengah 14 D I Yogyakarta
15 Jawa Timur
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
Bawang Merah
3373 3374 3401 3402 3471 3505 3506 3507 3509 3510 3513 3518 3520 3522 3523 3528 3529 3572 3573 3578 3579 3602 3603 3604 3673 3674 5102 5106 5107 5171 5202 5203 5206 5271
(2) Kota Salatiga Kota Semarang Kulon Progo Bantul Kota Yogyakarta Blitar Kediri Malang Jember Banyuwangi Probolinggo Nganjuk Magetan Bojonegoro Tuban Pamekasan Sumenep Kota Blitar Kota Malang Kota Surabaya Kota Batu Lebak Tangerang Serang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Tabanan Bangli Karang Asem Kota Denpasar Lombok Tengah Lombok Timur Bima Kota Mataram
Beras Beras Premium Beras Medium
Cabai Merah
Daging Ayam Ras
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
(3)
(4) 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(5) 1 1
(6)
(7) 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3
(8) 1 1
(9)
(10) 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
(11) 1 1
(12)
(13) 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
(14) 1 1
(15)
(16) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
(17) 1 2
(18)
(19) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
(20) 2 1
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 2
1 1
2 2 2
1 2 2 1 1
1 1 1 1
1 2 2
1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
2 1 1 2 1 1
1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
1 2 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
3
Jumlah Sampel (24) 25 25 27 28 27 21 22 23 22 22 22 21 21 22 21 21 21 22 23 23 23 24 24 24 25 25 24 24 22 24 17 18 17 15
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Tabel 1. Lanjutan Jagung Provinsi
Sampel Kabupaten/Kota
(1)
(2)
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan
28 Sulawesi Tenggara 29 Gorontalo
5303 5304 5371 6102 6107 6112 6171 6201 6202 6271 6301 6303 6306 6371 6403 6404 6471 6472 6502 6571 7101 7102 7171 7202 7210 7271 7304 7306 7308 7316 7371 7373 7402 7403 7471 7502 7571
Kupang Timor Tengah Selatan Kota Kupang Bengkayang Sintang Kubu Raya Kota Pontianak Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kota Palangkaraya Tanah Laut Banjar Hulu Sungai Selatan Kota Banjarmasin Kutai Kartanegara Kutai Timur Kota Balikpapan Kota Samarinda Bulungan Kota Tarakan Bolaang Mongondow Minahasa Kota Manado Banggai Sigi Kota Palu Jeneponto Gowa Maros Enrekang Kota Makasar Kota Palopo Muna Konawe Kota Kendari Gorontalo Kota Gorontalo
Bawang Merah
Beras Beras Premium Beras Medium
Cabai Merah
Daging Ayam Ras
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
P
PB
PE
(3) 1 1
(4) 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3
(5)
(6) 1 1
(7) 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(8)
(9) 2
(10) 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
(11)
(12) 2
(13) 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
(14)
(15) 1 1
(16) 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
(17)
(18) 2
(19) 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
(20)
1 1 1 1 2
1 1
2 2 1 1 3 1 1
2 1 5
1
2 2
1 1 1 1 1
3 1 1
1 2
1 1 1
2 1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1 1 1
1 1 2 1 2
2
1 1 1 1 2 1 1
1 1
2 1 1
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2
3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
1 1
2 2
1 1 1 1 1 1 1 2
1 2
1 1 1 2
1
2 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1 1 1 2 2 1 2
1
1 2
1
1 1 1 1
2
Jumlah Sampel (24) 24 20 20 19 19 20 20 20 24 20 18 18 16 18 16 16 16 16 27 28 22 22 23 23 23 21 25 25 25 25 25 25 20 22 22 31 30
71
72
Tabel 1. Lanjutan Jagung Provinsi
Sampel Kabupaten/Kota
(1)
(2)
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua Jumlah
7601 7602 7604 8103 8108 8171 8206 8271 8272 9104 9105 9171 9401 9403 9471 152
Majene Polewali Mandar Mamuju Maluku Tengah Maluku Barat Daya Kota Ambon Halmahera Timur Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Teluk Bintuni Manokwari Kota Sorong Merauke Jayapura Kota Jayapura Kab/Kota
Bawang Merah
Beras Beras Premium Beras Medium
P
PB
PE
P
PB
PE
P
(3)
(4) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 439
(5)
(6)
(7) 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 437
(8) 1
(9)
1 3 1 2 1 1 1 1
2 113
1
2
1 48
55
1
1 1 60
PB
PE
P
PB
PE
Cabai Merah P
PB
PE
Daging Ayam Ras P
PB
PE
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 3 3 3 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 1 3 1 2 2 2 1 3 3 1 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 1 3 93 444 59 95 440 62 88 446 59 60 431 71
Jumlah Sampel (24) 21 21 22 21 21 22 21 22 21 20 22 22 21 23 23 3500
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Lampiran 3 Tabel 2. Alokasi Sampel Menurut Provinsi, Komoditas, dan Status Responden Jagung
Beras
Bawang Merah
Beras Premium
Provinsi P (1)
PE
P
(3)
(4)
(5)
PB
PE
P
(6)
(7)
(8)
PB
PE
P
(9)
PB
PE
P
Daging Ayam Ras
PB
PE
P
Jumlah Sampel
PB
PE
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Aceh
2
6
2
2
8
1
2
8
1
2
8
1
2
8
1
0
9
2
65
Sumatera Utara
6
21
0
6
21
0
4
20
2
4
20
2
5
20
2
3
13
1
150
Sumatera Barat
3
9
0
3
10
0
3
10
1
2
10
1
3
10
1
2
7
3
78
Riau
3
9
0
0
9
1
2
7
2
2
6
2
2
7
2
2
7
2
65
Jambi
3
8
0
2
7
0
2
8
0
2
7
0
3
8
0
0
8
0
58
Sumatera Selatan
2
8
0
0
11
0
4
12
0
4
12
0
3
10
0
0
11
1
78
Bengkulu
2
9
0
0
9
1
3
9
1
3
9
1
3
9
1
0
9
1
70
Lampung
2
9
2
0
9
2
4
9
1
4
9
1
2
9
1
4
9
1
78
Bangka Belitung
2
6
3
0
6
3
0
6
4
0
6
4
2
6
3
0
6
4
61
Kepulauan Riau
0
6
2
0
6
3
0
6
3
0
6
3
2
6
2
0
6
4
55
DKI Jakarta
0
30
11
0
32
10
0
32
10
0
31
10
0
31
10
0
32
11
250
Jawa Barat
10
44
3
6
41
7
11
46
4
14
46
3
11
46
3
10
42
3
350
Jawa Tengah
12
36
2
10
35
5
10
36
3
10
36
3
9
36
8
7
36
6
300
D I Yogyakarta
4
9
2
3
9
2
3
8
2
3
9
1
4
9
1
3
9
1
82
Jawa Timur
(2)
PB
Cabai Merah
Beras Medium
(20)
12
43
3
8
42
4
12
44
2
12
44
3
8
47
4
8
46
8
350
Banten
3
15
3
0
15
3
3
15
3
3
15
3
2
15
3
3
15
3
122
Bali
3
12
1
2
12
2
2
12
1
2
12
1
4
12
1
2
12
1
94
Nusa Tenggara Barat
2
6
0
3
8
0
4
9
0
4
9
0
2
9
0
2
7
2
67
Nusa Tenggara Timur
2
8
0
2
8
1
2
8
0
2
9
0
2
8
1
2
8
1
64
Kalimantan Barat
2
11
0
0
12
0
2
11
1
2
11
1
0
12
0
2
11
0
78
Kalimantan Tengah
2
9
1
0
9
1
2
8
1
2
8
1
0
9
0
2
9
0
64
Kalimantan Selatan
2
11
0
0
9
0
2
11
0
2
9
0
2
9
0
2
11
0
70
Kalimantan Timur
2
10
0
0
8
0
2
8
0
2
8
0
2
10
0
2
10
0
64
Kalimantan Utara
0
6
4
0
6
2
0
6
4
0
6
4
0
6
2
0
6
3
55
Sulawesi Utara
4
9
1
0
9
1
2
9
1
2
9
1
0
9
0
0
9
1
67
73
74
Tabel 2. Lanjutan Jagung
Beras
Bawang Merah
Beras Premium
Provinsi P (1)
PE
P
(3)
(4)
(5)
PB
PE
P
(6)
(7)
(8)
PB
PE
P
(9)
PB
PE
P
Daging Ayam Ras
PB
PE
P
Jumlah Sampel
PB
PE
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Sulawesi Tengah
2
9
1
2
9
0
2
9
1
2
9
1
2
9
0
0
9
0
67
Sulawesi Selatan
5
18
2
4
18
4
4
18
3
4
17
5
5
18
2
2
17
4
150
Sulawesi Tenggara
3
9
1
0
9
0
2
8
1
2
8
1
0
8
2
2
8
0
64
Gorontalo
5
8
2
0
6
3
2
6
2
2
6
2
0
6
3
0
6
2
61
Sulawesi Barat
4
9
0
0
8
1
2
9
0
2
9
0
0
9
1
0
9
1
64
Maluku
3
9
0
0
9
0
0
9
1
0
9
1
2
9
1
0
9
2
64
Maluku Utara
2
9
1
0
9
1
0
9
1
0
9
2
2
8
2
0
7
2
64
Papua Barat
2
9
0
2
9
0
0
9
1
0
9
1
2
9
1
0
9
1
64
Papua
2
9
1
0
9
2
0
9
2
0
9
3
2
9
1
0
9
0
67
113
439
48
55
437
60
93
444
59
95
440
62
88
446
59
60
431
71
3500
Total
(2)
PB
Cabai Merah
Beras Medium
(20)
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Lampiran 4
VPDP-15
PEDAGANG REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS
Kode KBLI
(disalin dari DSP)
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (1)
(2)
1. Provinsi
: ………………………………………………………….….
2. Kabupaten/Kota*)
: ………………………………………………………….….
3. Kecamatan
: ………………………………………………………….….
4. Kelurahan/Desa*)
: ………………………………………………………….….
5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha
: ………………………………………………………….….
6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha
: ………………………………………………………………………………………………..
7. Alamat Perusahaan/Usaha
: ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………… Kode pos :
: (…...…) …..………….…… Ext: …...…
Nomor Telepon
E-mail: ………………………………………………………….
Nomor Fax.
: (…...…) …..…………….………………….....….
Website: ……………………………………………………..
*) coret yang tidak sesuai
Tujuan Survei
: a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksi b. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan. c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Dasar Hukum
: Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan
: Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang (pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Kewajiban
: Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang (pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Informasi lebih lanjut hubungi: Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710 Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815. Email :
[email protected] atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
75
BLOK II: KETERANGAN UMUM ( Jenis komoditas yang diteliti harus ditentukan oleh petugas BPS ) (1)
(2)
VPDP-15
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: …………………………………………………………………………………………………………………….
*) diisi oleh pemeriksa
……………………………………………………………………………………………………………………. 2. Komoditas yang diteliti:
ST
Beras Premium
1
1
Bawang Merah
4
Beras Medium
2
4
Jagung Pipilan
5
Cabai Merah
3
3
Daging Ayam Ras
6
r
Rincian 3 s.d. Blok VI, berkaitan dengan komoditas pada Rincian 2. 3. Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan: Distributor Sub distributor Agen Sub agen
1 2 3 4
Pedagang grosir
5
6 7 8 9
Pedagang Pengepul Eksportir Importir Pedagang eceran
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN 1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2014: No.
Asal pembelian barang dagangan
(3)
(2)
(1)
Persentase dari luar Provinsi
Persentase
(4)
a.
Impor langsung …………………………………………………………..............
%
a.
%
b.
% Importir ………………………………………………………………………………………………………… b.
b.
%
c.
% Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c.
c.
%
d.
% Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d.
d.
%
e.
% Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e.
e.
%
f.
Agen ………………………………………………………………………………………………………… f.
%
f.
%
g.
% Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g.
g.
%
h.
% Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h. h.
%
i.
% Pedagang pengepul ………………………………………………………………………………………………………… i. i.
%
j.
% Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. j.
%
k.
% Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k.
%
a.
1
Jumlah
0
k.
0 %
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2014: No.
Kabupaten/Kota/Negara
Kode*)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………
%
b.
…………..……………..……………………………………………
%
c.
…………..……………..……………………………………………
%
d.
…………..……………..……………………………………………
%
e.
…………..……………..……………………………………………
%
f.
…………..……………..……………………………………………
%
g.
…………..……………..……………………………………………
%
h.
…………..……………..……………………………………………
%
i.
…………..……………..……………………………………………
%
j.
…………..……………..……………………………………………
%
k.
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
76
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN (LANJUTAN) 3. Penjualan barang dagangan selama tahun 2014: No.
Tujuan penjualan barang dagangan
(1)
(2)
Persentase ke luar Provinsi
Persentase (3)
(4)
a. Ekspor langsung ……………………………………………………………………………………………... a.
%
a.
%
b. Eksportir ……………………………………………………………………………………………… b.
%
b.
%
c. Distributor ……………………………………………………………………………………………… c.
%
c.
%
d. Sub distributor ……………………………………………………………………………………………… d.
%
d.
%
e. Agen ……………………………………………………………………………………………… e.
%
e.
%
%
f.
%
%
g.
%
h. Pedagang pengepul ……………………………………………………………………………………………… h. %
h.
%
i.
Department Store ……………………………………………………………………………………………… i. %
i.
%
j.
Supermarket/swalayan ……………………………………………………………………………………………… j. %
j.
%
k. Pedagang eceran ……………………………………………………………………………………………… k. %
k.
%
Industri pengolahan ……………………………………………………………………………………………… l. %
l.
%
m.
%
f.
Sub agen ……………………………………………………………………………………………… f.
g. Pedagang grosir ……………………………………………………………………………………………… g.
l.
m. Kegiatan usaha lainnya ……………………………………………………………………………………………… m. %
n. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… n. % n.
%
o. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… o.
%
1
Jumlah
0
%
o.
0 %
4. Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2014: No.
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………
%
b.
…………..……………..……………………………………………
%
c.
…………..……………..……………………………………………
%
d.
…………..……………..……………………………………………
%
e.
…………..……………..……………………………………………
%
f.
…………..……………..……………………………………………
%
g.
…………..……………..……………………………………………
%
h.
…………..……………..……………………………………………
%
i.
…………..……………..……………………………………………
%
j.
…………..……………..……………………………………………
%
k.
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
77
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN (1)
1. a. b.
(2)
Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014? Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2 Jika "Ya", jenis kendala: Kelangkaan barang 1 Modal 16 Fluktuasi Harga 2 Lainnya 32 Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..) Sarana dan prasarana 8
c.
Kendala utama ……………………………………………………………………………
2. a.
Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2014? Ya 1 Tidak 2
b.
Persaingan pasar Rantai distribusi Transportasi Sarana dan prasarana c.
ke Blok V
Jika "Ya", jenis kendala: 1 2 4 8
Bencana alam Lainnya (tuliskan …………..…………………..)
16 32
Kendala utama ……………………………………………………………………………
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN 1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2014: Uraian
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Nilai (Rp) kolom (2) x kolom (4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Stok Awal (sisa 2013)
………..…
……..……
……………..…
……………………………………...…
b. Pembelian
………..…
……..……
……………..…
……………………………………...…
c. Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain
………..…
………..…
d. Hilang/rusak
……..……
………..…
e. Penjualan
………..…
………..…
……………..…
……………………………………...…
f. Stok Akhir (sisa 2014)
……..……
………..…
……………..…
……………………………………...…
*)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton
2. Berapa persen nilai penjulan pada Blok V Rincian 1e terhadap seluruh penjualan usaha perdagangan selama tahun 2014? 3. a.
Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2014? Ya
b.
1
Jika "Ya", berapa nilainya?
Tidak
2
Rp. ________________________
BLOK VI: CATATAN
BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON 1.
Nama
:
……………………………………………………………………………………
2.
Jabatan
:
……………………………………………………………………………………
3.
Telepon
:
……………………………………………………………………………………
4.
Tanggal pengisian
:
……………………………………………………………………………………
5.
Tanda tangan
:
……………………………………………………………………………………
BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS URAIAN (1)
PENCACAH
PEMERIKSA
(2)
(3)
1. Nama
…………………………....………..
…………..………..……..……..
2. Tanggal
………..….…. s.d. ………….……
……..….…. s.d. ………….……
3. Tanda tangan
…………………………....………..
…………..………..……..……..
78
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Lampiran 5 VPDP-15
PRODUSEN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS Kode KBLI (disalin dari DSP)
BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (1)
(2)
1. Provinsi
: ….………………………………….………………..….
2. Kabupaten/Kota*)
: ….………………………………….………………..….
3. Kecamatan
: ….………………………………….………………..….
4. Kelurahan/Desa*)
: ….………………………………….………………..….
5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha
: ….………………………………….………………..….
6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha
: ………………………………………………………………………………………………..
7. Alamat Perusahaan/Usaha
: ……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………… Kode pos :
: (…...…) …..………….…… Ext: …...…
Nomor Telepon
E-mail: ………………………………………………………….
Nomor Fax.
: (…...…) …..…………….………………….....….
Website: ……………………………………………………..
*) coret yang tidak sesuai
Tujuan Survei
: a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksi. b. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan. c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Dasar Hukum
: Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan
: Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang (pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Kewajiban
: Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang (pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)
Informasi lebih lanjut hubungi: Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710 Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815. Email :
[email protected] atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
79
BLOK II: KETERANGAN KOMODITAS ( Jenis komoditas harus ditentukan oleh petugas BPS ) (1)
1.
(2)
Komoditas yang diteliti: Beras Premium
1
Bawang Merah
4
Beras Medium
2
Jagung Pipilan
5
Cabai Merah
3
Daging Ayam Ras
6
Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VI berkaitan dengan jenis komoditas yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
BLOK III: Bahan Baku 1.
Pengadaan bahan baku/bibit utama selama tahun 2014: No.
Asal pengadaan bahan baku utama (2)
(1)
(3)
(4)
a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. % a.
%
b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
b.
%
c. Produsen lain ………………………………………………………………………………………………………… c. %
c.
%
d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. %
d.
%
e. Agen ………………………………………………………………………………………………………… e.
e.
%
f. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… f. % f.
%
g. Pedagang pengepul ………………………………………………………………………………………………………… g. % g.
%
h. Produksi sendiri ………………………………………………………………………………………………………… h. % h.
%
i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. % i.
%
j. Petani/Peternak ………………………………………………………………………………………………………… j. % j.
%
1 0
Jumlah
2.
Persentase dari luar Provinsi
Persentase
%
0 %
Wilayah pengadaan bahan baku/bibit utama selama tahun 2014: No
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………………………………………
b.
…………..……………..……………………………………………………………………………
%
c.
…………..……………..……………………………………………………………………………
%
d.
…………..……………..……………………………………………………………………………
%
e.
…………..……………..……………………………………………………………………………
%
f.
…………..……………..……………………………………………………………………………
%
g.
…………..……………..……………………………………………………………………………
%
k.
%
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
80
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI 1.
Penjualan barang produksi selama tahun 2014: No.
Tujuan penjualan barang produksi
(1)
Persentase ke luar Provinsi
Persentase (3)
(2)
(4)
a. Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. % a.
%
b. Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
b.
%
Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. %
c.
%
d.
%
e. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. % e.
%
c.
d. Agen ………………………………………………………………………………………………………… d.
f.
Pedagang pengepul ………………………………………………………………………………………………………… f. % f.
%
g. Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. % g.
%
h. Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. % h.
%
i.
Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. % i.
%
j.
Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. % j.
%
k.
Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. % k.
%
l.
Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. % l.
%
m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m.
1 0
Jumlah
2.
%
%
m.
%
0 %
Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2014: No
Kabupaten/Kota/Negara
Kode *)
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
a.
…………..……………..……………………………………………………………………………
b.
…………..……………..……………………………………………………………………………
c.
…………..……………..……………………………………………………………………………
d.
…………..……………..……………………………………………………………………………
e.
…………..……………..……………………………………………………………………………
f.
…………..……………..……………………………………………………………………………
g.
…………..……………..……………………………………………………………………………
h.
…………..……………..……………………………………………………………………………
i.
…………..……………..……………………………………………………………………………
j.
…………..……………..……………………………………………………………………………
k.
% % % % % % % % % %
Lainnya (diisi pada lampiran) Jumlah
1
0
0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
81
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA (1)
1.
2
(2)
a.
Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2014? Ya
1
Tidak
b.
Jika "Ya", jenis kendala: Kesulitan modal Tenaga kerja trampil Birokrasi administrasi Bahan baku/bibit
1 2 4 8
Bencana alam Transportasi Lainnya (tuliskan …………..…………………..)
ke Rincian 2
2
16 32 64
c.
Kendala utama proses produksi ……………………………………………………..……………
a.
Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2014? Ya 1 Tidak 2
b.
Jika "Ya", jenis kendala: Persaingan pasar Rantai distribusi Transportasi Sarana dan prasarana produksi
c.
1 2 4 8
ke Blok VI
Bencana alam Lainnya (tuliskan …………..…………………..)
16 32
Kendala utama penjualan …………………...……………………………………………
BLOK VI: NERACA PRODUKSI 1.
Produksi selama tahun 2014: Uraian
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Nilai (Rp) kolom (2) x kolom (4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Stok Awal (sisa 2013)
………
………
……………..…
……………………………………...…
b. Produksi
………
………
……………..…
……………………………………...…
c. Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain
………
………
d. Hilang/rusak
………
………
e. Penjualan
………
………
……………..…
……………………………………...…
f. Stok Akhir (sisa 2014)
………
………
……………..…
……………………………………...…
Satuan yang digunakan: Kilogram, Kwintal, Ton
BLOK VII: CATATAN
BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON 1.
Nama
:
……………………………………………………………………………………
2.
Jabatan
:
……………………………………………………………………………………
3.
Telepon
:
……………………………………………………………………………………
4.
Tanggal pengisian
:
……………………………………………………………………………………
5.
Tanda tangan
:
……………………………………………………………………………………
BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS URAIAN (1)
82
PENCACAH
PEMERIKSA
(2)
(3)
1. Nama
…………………………....………..
…………..………..……..……..
2. Tanggal
..………..….... s.d. ….……….……
………..….... s.d. ….……….…
3. Tanda tangan
…………………………....………..
…………..………..……..……..
Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
Lampiran 6 UNTUK PERUSAHAAN
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN / KOTA : ………………………………… SURAT TANDA TERIMA Sudah terima dari petugas SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS 2015 (VPDP15), 1 (satu) kuesioner VPDP15-PEDAGANG/VPDP15-PRODUSEN yang ditujukan kepada: 1. Nama Perusahaan
:
2. Alamat
:
Telepon : HP
:
Pesawat :
3. Kegiatan Usaha
:
4. Perkiraan Waktu Selesai *) :
………………………. , ……………………… 2015
Identitas Petugas VPDP15 Nama NIP
Yang Menerima,
: …………………………. : ………………..………..
Nama : ……………………………. Jabatan : ………………………..…..
*) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke : BPS Kabupaten/Kota : ………………………………..…….… , Telepon : ….………………………… atau No. HP Petugas VPDP15 : ………………………………… UNTUK PETUGAS
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN / KOTA : ………………………………… SURAT TANDA TERIMA Sudah terima dari petugas SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS 2015 VPDP15), 1 (satu) kuesioner VPDP15-PEDAGANG/VPDP15-PRODUSEN yang ditujukan kepada: 1. Nama Perusahaan
:
2. Alamat
:
Telepon : HP
Pesawat : :
3. Kegiatan Usaha
:
4. Perkiraan Waktu Selesai *) :
………………………. , ……………………… 2015
Identitas Petugas VPDP15 Nama NIP
: …………………………. : ………………..………..
Yang Menerima, Nama : ……………………………. Jabatan : ………………………..…..
*) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke : BPS Kabupaten/Kota : ………………………………..…….… , Telepon : ….………………………… atau No. HP Petugas VPDP15 : ………………………………… Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15
83