KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas perkenan-Nya lah maka Tim Kajian Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah dapat menyusun Kajian Fiskal Regional untuk Triwulan II Tahun 2013. Penyusunan Kajian Fiskal Regional ini merupakan bagian tugas jajaran Ditjen Perbendaharaan yang merupakan amanah dari Menteri Keuangan agar Jajaran Ditjen Perbendaharaan di daerah dapat menjadi representasi Menteri Keuangan dan mampu menjalin kerjasama dan sinergi yang harmonis dalam mengelola fiskal di daerah. Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada : 1. Gubernur Kalimantan Tengah; 2. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah; 3. Dr. Harin Tiawon, SE.,MP., Regional Economist wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah; 4. Ketua Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah beserta jajarannya; 5. Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah beserta Jajarannya; 6. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah; 7. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dan 8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu; yang telah memberikan dukungan, terutama memberikan data yang kami butuhkan sehingga kajian ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan berbagai keterbatasan, kajian ini dapat digunakan berbagai pihak yang memerlukan baik internal maupun eksternal Kementerian Keuangan, termasuk Pemerintah Daerah, sehingga dapat meningkatkan peran dan kinerja APBN sebagai stimulus fiskal di daerah dalam rangka mendorong terwujudkan 3 pilar peran dan fungsi APBN, yaitu pro growth, pro poor dan pro job, yang bermuara kepada terciptanya kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah. Disamping itu, melalui kajian ini diharapkan seluruh jajaran Ditjen Perbendaharaan mampu mengembangkan pemikiran yang bersifat proaktif, responsif dan analitis terhadap peran dan tugas di masa-masa mendatang dengan lebih baik, sehingga peran dan harapan Ditjen Perbendaharaan sebagai representasi Kementerian Keuangan di daerah dapat terwujud dengan baik.
Palangkaraya,
Maret 2014
Kepala Kanwil DJPBN Provinsi Kalteng
Ludiro NIP 196811101989011001
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
i
DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GRAFIK
vi
DAFTAR TABEL
viii
RINGKASAN EKSEKUTIF
xii
BAB I
PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO EKONOMI REGIONAL
1
A.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
1
B.
Struktur Perekonomian
2
1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2
2.
Pertambangan dan Penggalian
4
3.
Industri Pengolahan
5
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
5.
Bangunan
6
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
7.
Pengangkutan dan Akomodasi
8
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
9.
Jasa-Jasa
C.
BAB II
10
Inflasi
11
1.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Kalimantan Tengah
12
a.
Sisi Permintaan
12
b.
Sisi Penawaran
13
c.
Gini Ratio
14
d.
Perbankan
15
PERKEMBANGAN INDIKATOR DEMOGRAFIS DAN SEKTOR TERPILIH
19
A.
Perkembangan Indikator Demografis
19
1.
Pertumbuhan Penduduk
19
2.
Ketenagakerjaan
21
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
ii
3. B.
BAB III
Kesejahteraan
25
Perkembangan Indikator Sektoral Terpilih
29
1.
Sektor Kesehatan
29
2.
Sektor Pendidikan
31
3.
Sektor Pertanian
32
4.
Sektor Perhubungan
36
PERKEMBANGAN FISKAL REGIONAL
38
A.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
38
1.
Pendapatan Negara
38
2.
Belanja Pemerintah Pusat
40
3.
Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Bagian Anggaran (Kementrian/ Lembaga)
41
4.
Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
41
5.
Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
42
6.
Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Kewenangan
42
7.
Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Anggaran
44
a.
Kebijakan Penghematan dan Dampaknya
44
b.
Pagu Blokir
44
c.
Proses Pengadaan Barang dan Jasa
45
B.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
46
1.
Profil APBD
46
a.
Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi
47
b.
Profil APBD Berdasarkan Berbagai Klasifikasi
48
c.
Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi Urusan
49
2.
3.
Belanja Daerah Menurut Klasifikasi Fungsi
50
a.
Belanja Pelayanan Publik dan Birokrasi
50
b.
Belanja Bidang Infrastruktur
51
c.
Belanja Bidang Kesehatan
51
d.
Belanja Bidang Pendidikan
52
e.
Belanja Bidang Pertanian
53
Perkembangan Surplus/ Defisit APBD
54
Alokasi Dana Transfer
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
55
iii
3.
BAB IV
Dana Alokasi Umum
55
b.
Dana Alokasi Khusus
56
c.
Dana Bagi Hasil
57
Alokasi Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama
58
PERKEMBANGAN PENGELOLAAN BLU DAN MANAJEMEN INVESTASI
66
A.
Pengelolaan BLU
66
1.
BLU Pusat
66
2.
BLU Daerah
66
a.
Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah
66
b.
Perkembangan Pengelolaan Aset, PNBP dan RM BLU Daerah
67
c.
Jenis Layanan BLUD
67
d.
Analisis Legal
69
B.
BAB V
a.
Manajemen Investasi
FISKAL REGIONAL DAN KALIMANTAN TENGAH A.
B.
C.
D.
69
DAMPAKNYA
TERHADAP
PEREKONOMIAN
72
Pendapatan Pusat dan Daerah
72
1.
Pajak dan Pendapatan Asli Daerah
72
2.
Rasio Pendapatan Per Kapita
73
Ruang Fiskal dan Kemandirian Daerah
73
1.
Ruang Fiskal Daerah
73
2.
Kemandirian Daerah
74
Belanja Pusat dan Daerah
75
1.
Rasio Belanja
75
2.
Rasio Belanja terhadap Jumlah Penduduk
76
3.
Rasio Belanja Pegawai
77
4.
Rasio Belanja Modal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
78
4.
Rasio Belanja Modal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
78
Surplus / Defisit Terhadap Pendapatan
79
1.
Perkembangan Surplus / Defisit APBD
79
a.
Ratio Surplus/Defisit terhadap Pendapatan
79
b.
Ratio SILPA terhadap Alokasi Belanja
80
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
iv
c. 2.
E.
81
Perkembangan Pembiayaan
81
a.
Ratio Surplus/Defisit terhadap Pendapatan
81
b.
Ratio Keseimbangan Primer
81
Analisis Kondisi Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah
82
1.
Rencana Pembangunan Daerah
82
a.
Bidang Infrastruktur
83
b.
Bidang Ekonomi Kerakyatan
83
c.
Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
83
d.
Masalah Bidang Pendidikan
84
e.
Masalah Bidang Kesehatan
84
2.
BAB VI
Rasio Surplus/Defisit terhadap PDRB
Kinerja Bidang Ekonomi
85
PENUTUP
99
A.
Aspek Perekonomian
99
B.
Aspek Sosial Kependudukan
100
C.
Perkembangan Sektor Strategis
101
D.
Badan Layanan Umum dan Investasi Pemerintah
103
E.
Aspek Fiskal Regional
103
F.
Tantangan Pembangunan Menuju Perekonomian yang Sehat, Inklusif dan Berkelanjutan
104
DAFTAR PUSTAKA
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
v
DAFTAR GRAFIK
1.
Grafik I.1
PDRB Menurut Harga Konstan Provinsi Kalimantan Tengah
1
2.
Grafik I.2
Pertumbuhan PDRB Tahun 2012 dan 2013 Provinsi Kalimantan Tengah (Q to Q)
1
3.
Grafik I.3
Laju Pertumbuhan Sub Sektor Listrik dan Air Bersih , 2008-2012 (%)
6
4.
Grafik I.4
Sumber Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, 2008-2012 (%)
7
5.
Grafik I.5
Sumber Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, 2008-2012 (%)
8
6.
Grafik I.6
Sumber Pertumbuhan Sektor Keuangan dan Jasa-Jasa, 2008-2012 (%)
10
7.
Grafik I.7
Inflasi di Kalimantan Tengah dan Inflasi Nasional Tahun 2012 hingga Tahun 2013
13
8.
Grafik I.8
Gini Ratio Provinsi Kalteng dibandingkan Nasional 2007 - 2013
14
9.
Grafik II.1
Peta Provinsi Kalimantan Tengah
19
10.
Grafik II.2
Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kalimantan Tengah Tahun 2012
21
11.
Grafik II.3
Perbandingan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Nasional dan Kalimantan Tengah
25
12.
Grafik II.4
Perbandingan IPM Kalimantan Tengah, Nasional dan Regional Kalimantan
28
13.
Grafik II.5
Perkembangan Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kalimantan Tengah Tahun 2007-2012
29
14.
Grafik II.6
Jumlah Tenaga Kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat) di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012
30
15.
Grafik II.7
Perkembangan AHH Tahun 2004-2012 dan IMR Tahun 2010-2012
30
16.
Grafik II.8
Rata-rata Lama Sekolah (atas) dan Angka Melek Huruf (bawah) di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2012
33
17.
Grafik II.9
Perbandingan Luas Panen dan Produksi Padi di Kalimantan Tengah Tahun 2008-2012
34
18.
Grafik II.10
Perbandingan NTP Nasional dan Kalimantan Tengah (2007=100) dan Des (2012=100) Tahun 2013
35
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jan-Nov
vi
19.
Grafik III.1
Perbandingan Realisasi Anggaran per Triwulan (Tidak Kumulatif) Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011 - 2013
40
20.
Grafik III.2
Perbandingan Komposisi Pagu per Jenis Belanja Kalimantan Tengah TA. 2011—2013
42
21.
Grafik III.3
Pergerakan Dana Blokir pada DIPA per Bulan Tahun 2013
44
22.
Grafik III.4
Persentase Kontribusi Pendapatan Daerah
47
23.
Grafik III.5
Persentase Pagu Komponen Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja
47
24.
Grafik III.6
Pagu APBD Kalimantan Tengah Menurut Fungsi
48
25.
Grafik III.7
Persentase APBD Kalimantan Tengah Menurut Fungsi
48
26.
Grafik III.8
Urusan Dominan terhadap Total Belanja Tahun 2011-2013
50
27.
Grafik III.9
Perbandingan Komposisi Dana Transfer Kalimantan Tengah Tahun 2013 dan 2014
55
28.
Grafik III.10
Pagu dan Realisasi Dana Transfer Kalimantan Tengah Tahun 2013
55
29.
Grafik III.11
Komposisi pagu DBH Tahun 2013 dan 2014
58
30.
Grafik III.12
Perbandingan pagu Dana DK TP UB terhadap Dana Transfer
58
31.
Grafik III.13
Perkembangan Pagu Dana Dekon TP UB Tahun 2013 dan 2014
59
32.
Grafik III.14
Perkembangan Realisasi Dana Dekon TP UB Tahun 2011, 2012, dan 2013
59
33.
Grafik V.1
Rencana Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah
81
34.
Grafik V.2
Perekonomian Kalteng terhadap Kalimantan dan Nasional
85
35.
Grafik V.3
Pertumbuhan Ekonomi Kalteng 2000-2013
88
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Provinsi
vii
DAFTAR TABEL
1.
Tabel I.1
PDRB Menurut Harga Konstan dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah
2
2.
Tabel I.2
Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Kalimantan dan Nasional Triwulan IV Tahun 2013 (%)
2
3.
Tabel I.3
Laju Pertumbuhan dan Distribusi NTB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan, 2008 – 2012 (%)
3
4.
Tabel I.4
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan NTB Sektor Pertambangan dan Penggalian, 2008-2012 (%)
4
5.
Tabel I.5
Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan, 2008-2012 (%)
6
6.
Tabel I.6
Struktur Perekonomian Berdasarkan PDRB Menurut Sektor / Lapangan Usaha
10
7.
Tabel I.7
Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (%)
12
8.
Tabel I.8
Gini Ratio Provinsi Kalteng
14
9.
Tabel I.9
Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
15
10.
Tabel I.10
Sebaran Kredit di Kab/Kota berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Juta)
17
11.
Tabel II.1
Perbandingan Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah, Regional Kalimantan, dan Nasional
20
12.
Tabel II.2
Beberapa Indikator Kependudukan per Kabupaten/Kota
20
13.
Tabel II.3
Perbandingan Beberapa Indikator Ketenagakerjaan Nasional dan Kalimantan Tengah
22
14.
Tabel II.4
Perbandingan TPAK dan TPT Regional Kalimantan
23
15.
Tabel II.5
Tingkat Pengangguran Terbuka Prov. Kalteng 2011-2013
24
16.
Tabel II.6
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Prov. Kalimantan Tengah
24
17.
Tabel II.7
Perbandingan Jumlah (dalam Ribuan) dan Persentase Penduduk Miskin Regional dan Nasional
26
18.
Tabel II.8
Beberapa Indikator Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
26
19.
Tabel II.9
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2012
27
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
viii
20.
Tabel II.10
Beberapa Indikator Pendukung IPM Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2012
28
21.
Tabel II.11
Perbandingan Jumlah Sekolah dan Guru (Negeri dan Swasta) di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012
31
22.
Tabel II.12
Angka Partisipasi Sekolah di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2012
32
23.
Tabel II.13
Angka Partisipasi Sekolah Regional Kalimantan Tahun 2010-2012
32
24.
Tabel II.14
Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Kabupaten Tahun 2013
33
25.
Tabel II.15
Luas Panen dan Produksi Padi Menurut Kabupaten Tahun 2012
34
26.
Tabel II.16
Perbandingan Luas dan Produksi Beberapa Komoditi Perkebunan Di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2013
35
27.
Tabel II.17
Perbandingan NTP Regional Kalimantan Jan-Nov 2013 (2007=100) dan Des 2013-Jan 2014 (2012=100)
35
28.
Tabel II.18
Perkembangan Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan dan Permukaan Jalan di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012
36
29.
Tabel II.19
Perkembangan Jumlah Kendaraaan di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012
37
30.
Tabel III.1
Perbandingan APBN Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013
38
31.
Tabel III.2
Pendapatan Pajak dan PNBP Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013
39
32.
Tabel III.3
Perbandingan Pagu berdasarkan Sumber Pembiayaan Provinsi Kalimantan Tengah TA.2011—2013
40
33.
Tabel III.4
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran per Kementerian/Lembaga (7 K/L Pagu Terbesar) Kalimantan Tengah TA. 2011—2013
41
34.
Tabel III.5
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran per Fungsi Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013
43
35.
Tabel III.6
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran per Jenis Kewenangan
43
Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 36.
Tabel III.7
APBD Kalimantan Tengah Menurut Klasifikasi Ekonomi
46
37.
Tabel III.8
Komposisi Pagu APBD Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Urusan
50
38.
Tabel III.9
Panjang jalan di Kalimantan Tengah
51
39.
Tabel III.10
Pertumbuhan Tenaga Kesehatan di Kalimantan Tengah
52
40.
Tabel III.11
Berobat dan Penolong Persalinan Pertama Balita
52
41.
Tabel III.12
Beberapa Indikator pendidikan di Kalimantan Tengah
53
42.
Tabel III.13
Ketersediaan Komoditas Pangan Utama Tahun 2013 di Kalimantan
53
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
ix
Tengah 43.
Tabel III.14
Realisasi Pembiayaan Surplus/Defisit Pemda se-Kalimantan Tengah
54
44.
Tabel III.15
Pagu dan Realisasi DAU Tahun 2013 dan Pagu tahun 2014
56
45.
Tabel III.16
Pagu dan Realisasi DAK Tahun 2013 dan 2014
56
46.
Tabel III.17
Pagu dan Realisasi DBH Tahun 2013 dan 2014
57
47.
Tabel III.18
Pagu dan Realisasi Dana Penyesuaian Tahun 2013 dan 2014
58
48.
Tabel IV.1
Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah
67
49.
Tabel IV.2
Perkembangan Aset Badan Layanan Umum Daerah Tahun 2012
67
50.
Tabel IV.3
Perkembangan Realisasi Anggaran Badan Layanan Umum Daerah
67
51.
Tabel IV.4
Jenis Layanan Badan Layanan Umum Daerah
67
52.
Tabel IV.5
Analisis Legal Aspek Pengelolaan BLU Daerah Di Provinsi Kalimantan Tengah
69
53.
Tabel IV.6
Profil Penerusan Pinjaman di Provinsi Kalimantan Tengah s.d. Desember 2013
70
54.
Tabel IV.7
Perkembangan Bunga, Denda, dan Jasa Lainnya s.d. Desember 2012
70
55.
Tabel IV.8
Perkembangan Bunga, Denda, dan Jasa Lainnya s.d. Semester II Tahun 2013
71
56.
Tabel V.1
Rasio Pendapatan
72
57.
Tabel V.2
Rasio Ruang Fiskal Daerah (Pagu 2013)
74
58.
Tabel V.3
Rasio Realisasi DK/TP/UB terhadap APBD Tahun 2013
75
59.
Tabel V.4
Rasio Pagu Total Belanja Terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2013
76
60.
Tabel V.5
Rasio Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2013
77
61.
Tabel V.6
Rasio Realisasi Belanja Modal Tahun 2013
78
62.
Tabel V.7
Rasio Surplus/Defisit Terhadap Pendapatan Total Tahun 2013
79
63.
Tabel V.8
Rasio Keseimbangan Primer Tahun 2013
80
64.
Tabel V.9
Rencana Pembangunan Jangka Menengan Provinsi Kalimantan Tengah
83
65.
Tabel V.10
Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Per Jenis Penggunaan 2008-2013
88
66.
Tabel V.11
Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan 2002-2013
89
67.
Tabel V.12
Distribusi Penyerapan Anggaran per Triwulan
91
68.
Tabel V.13
PDRB menurut Sektoral
92
69.
Tabel V.14
Penduduk Produktif Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013
94
70.
Tabel V.15
Beberapa Indikator Ekonomi Kalteng
95
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
x
71.
Tabel V.16
Indikator Ekonomi dan Sosial Kalteng, Kalimantan, dan Nasional
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
97
xi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Provinsi Tengah
Kalimantan memiliki
karena
13
hanya
terkonsentrasi pada
kabupaten dan 1 kota
wilayah
dan
merupakan
sungai maupun di
provinsi terluas ketiga
kota-kota besar. Di
di Indonesia setelah
regional Kalimantan,
Papua dan Kalimantan
walaupun dari sisi
Timur
luas
dengan
luas
aliran
wilayah,
wilayah mencapai lebih
Kalimantan Tengah
kurang 159.601 Km².
merupakan provinsi
Sebagian besar wilayah
terluas
Kalimantan
Tengah
setelah Kalimantan
merupakan
daerah
Timur
kedua
namun
dataran rendah dengan topografi yang praktis Kalimantan Tengah memiliki jumlah penduduk relatif datar mulai dari wilayah bagian selatan, paling sedikit. tengah dan menerus dari barat hingga ke timur. Jumlah penduduk Kalimantan Tengah pada tahun 2012 adalah sebanyak 2.283.687 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,08%.
mayoritas
merupakan penduduk muda karena yaitu 66% berusia 15-64 tahun dengan jumlah penduduk laki-laki
Kota Palangka Raya sebagai ibukota Kalimantan Tengah memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yakni sebanyak 96 orang per kilometer persegi dari rata-rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah 14 orang
penduduk Kalimantan Tengah
lebih
besar
daripada
penduduk
perempuan (sex ratio: 109). Kombinasi potensi sumber daya yang melimpah dan penduduk usia produktif yang tinggi tersebut diharapkan dapat
menjadi
pendorong
akselerasi
per Km². sedangkan yang paling rendah adalah pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah. Kabupaten Murung Raya yakni sebanyak 4 orang Permasalahan kependudukan dalam kaitannya perKm². Penyebaran penduduk pun tidak merata dengan ketenagakerjaan di Indonesia dan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
xii
negara-negara berkembang pada umumnya penurunan angkatan kerja namun Tingkat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi Partisipasi Angkatan Kerja di Kalimantan sehingga
memicu
peningkatan
jumlah Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK
angkatan kerja namun belum dapat diimbangi secara nasional walaupun hingga tahun 2013, oleh ketersediaan lapangan kerja. Kondisi ini TPAK di Kalimantan Tengah terus mengalami rentan untuk menimbulkan gejolak sosial di penurunan.
Kondisi
ini
tentunya
dapat
masyarakat karena permasalahan tenaga kerja meningkatkan beban yang ditanggung oleh termasuk isu yang sensitif.
penduduk Angkatan Kerja karena jumlah penduduk usia produktif yang tidak bekerja semakin meningkat.
Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah sedikit berbeda jika dibandingkan dengan
kondisi
ketenagakerjaan secara
nasional.
Tahun
2012,
dibandingkan TPT secara nasional. Hal
Terbuka
di
tersebut menunjukkan tingkat penyerapan
Kalimantan Tengah
angkatan kerja yang sangat tinggi. Dengan
juga lebih rendah
kata lain, Kalimantan Tengah juga
jika
dibandingkan
memberikan kontribusi positif terhadap
TPT secara nasional.
penurunan tingkat pengangguran secara
Hal
nasional.”
tersebut menunjukkan
tingkat penyerapan
peningkatan jumlah
angkatan kerja yang
penduduk yang berusia di atas 15 tahun namun jumlah Angkatan Kerja menurun memicu
Pengangguran
Kalimantan Tengah juga lebih rendah jika
walaupun terdapat
sehingga
Tingkat
“Tingkat Pengangguran Terbuka di
penurunan
pada
TPAK.Demikian pula, walaupun pada tahun
sangat tinggi. Dengan kata lain, Kalimantan Tengah juga memberikan kontribusi positif terhadap penurunan tingkat pengangguran secara nasional.
2013 terjadi peningkatan jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun namun jumlah Secara nasional, jumlah penduduk miskin dari angkatan kerja justru semakin menurun dan tahun ke tahun semakin menurun. Namun jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja mengalami peningkatan.
demikian, jumlah dan persentase penduduk
meskipun terjadi miskin di regional Kalimantan pada tahun 2013
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
xiii
cenderung meningkat dibandingkan dengan Program Kalteng Barigas (Kalteng Sehat) dan tahun 2012 kecuali Kalimantan Selatan yang Kalteng Harati (KaltengCerdas/Pintar). Untuk secara konsisten mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tengah
tahun 2013, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memperkenalkan program unggulan
kenaikan baru yaitu Kalteng Besuh (Kalteng Kenyang). dibandingkan penduduk miskin pada tahun Program ini difokuskan untuk meningkatkan 2012.Kenaikan tersebut dipicu oleh ketahanan pangan (bidang pertanian dan pada
tahun
2013
mengalami
bertambahnya penduduk miskin di daerah perikanan) serta sekaligus mewujudkan kedaulatan pangan sehingga Kalimantan perkotaan sementara jumlah penduduk miskin di pedesaan mengalami penurunan. Tingkat Tengah dalam memenuhi kebutuhan pangan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan
tidak lagi tergantung dengan daerah lain.
masyarakat semakin meningkat dari tahun ke Program-program yang dicanangkan oleh Gubernur Kalimantan Tengah ini bersinergi tahun hal ini dibuktikan dengan IPM program-program yang telah Kalimantan Tengah yang selalu di atas IPM dengan IPM ditetapkan pemerintah pusat dalam rangka mendukung pembangunan dan kemandirian Kalimantan Tengah menduduki peringkat ketujuh nasional dan kedua di regional daerah. rata-rata
nasional.
Tahun
2012,
Kalimantan setelah Kalimantan Timur. Dalam
rangka
implementasi
Pertumbuhan Rencana
merupakan
ekonomi sebuah
suatu
daerah
gambaran
makro
Menengah mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh stake Daerah(RPJMD) Tahun 2010-2015, Provinsi Kalimantan Tengah banyak memiliki program holders, baik pemerintah, dunia usaha Pembangunan
Jangka
unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan
maupun masyarakat menuju keadaan yang
masyarakatnya. Salah satu program yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi juga dijalankan adalah Program Mamangun merupakan suatu gambaran dari peningkatan Tuntang Mahaga Lewu (PM2L), yaitu program kemakmuran dan taraf hidup. Karena itu pembangunan yang dilaksanakan secara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bersama-sama, baik pemerintah, masyarakat
berkelanjutan
serta
cepat
daripada
laju
dan pengusaha. Demikian pula, terdapat pertumbuhan penduduknya merupakan salah
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
xiv
Berdasarkan data APBD Tahun 2014 menurut “Pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Y on Y di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan maupun Nasional, Pertumbuhan ekonomi Kalteng
peningkatan
kesejahteraan
Pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Y on Y di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan maupun Nasional, ekonomi
Kalteng
tercatat
mencapai 7,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi
Kalteng
begitu
menggembirakan
dibandingkan dengan provinsi lainnya di pulau Kalimantan, Kalteng mengungguli 3 provinsi tetangganya,
melakukan defisit APBD yang terlihat dari besarnya belanja bila dibandingkan dengan
Pemerintah
Daerah
lebih
mengutamakan penggunaan SILPA Tahun Sebelumnya. Titik berat alokasi APBD pada hampir semua
masyarakat.
Pertumbuhan
di Kalimantan Tengah merencanakan untuk
kebanyakan
satu indikator keberhasilan pembangunan dan
pada umumnya Pemerintah Daerah yang ada
besarnya pendapatan. Untuk menutup defisit,
tercatat mencapai 7,3 persen.”
ekonomi
klasifikasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa
Kalimantan
Selatan
(Kalsel),
Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Timur (Kaltim) pada pertumbuhan ekonomi di 2013. Laju inflasi Kalteng sampai dengan
pemda yang ada di Kalimantan Tengah adalah pelayanan umum, perumahan dan fasilitas umum, dan pendidikan. Saat ini proporsi pembagian belanja menurut klasifikasi urusan pada seluruh Pemda di Provinsi Kalimantan Tengah
masih timpang. Beberapa urusan
mendapatkan
alokasi
dana
yang
sangat
berlimpah sementara urusan yang lain hanya mendapatkan alokasi yang minim. 3 (tiga) urusan dominan yang menjadi perhatian utama
Pemerintah
Pemerintahan
Umum,
Daerah Pendidikan,
adalah dan
Pekerjaan Umum.
triwulan IV -2013 mencapai 6,79%, yang mana Alokasi dana transfer yang diterima oleh para lebih rendah dibandingkan inflasi nasional pemerintah daerah di Kalimantan Tengah (8,38%)
menunjukkan rendah.
pendapatan terdiri dari dana perimbangan dan dana ketimpangan yang semakin penyesuaian.Prosentase dana transfer masih didominasi oleh Dana Alokasi Umum dengan
dengan
distribusi
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
xv
komposisi mencapai 73% pada tahun 2014. Komposisi APBN
per jenis belanja selalu
Sedangkan sisanya adalah DAK, DBH dan dana mengalami peningkatan dari tahun ke tahun penyesuaian. Komposisi DAU, DAK dan DBH (kecuali
untuk
belanja
bantuan
sosial),
sedikit mengalami penurunan dibandingkan komposisi terbesar Belanja Pemerintah Pusat pada tahun 2013. Sedangkan DAK dan Dana adalah untuk belanja modal. Belanja modal Penyesuaian mengalami kenaikan.
pemerintah merupakan
sarana pemerintah
menstimulasi pertumbuhan Dari seluruh komponen pendapatan daerah, untuk komponen dana perimbangan masih menjadi perekonomian karena berefek langsung kontributor terbesar bagi pendapatan daerah
kepada perekonomian masyarakat. Dari segi
2013. penyaluran belanja APBN, terutama belanja barang dan belanja modal, perilaku belanja Sedangkan komponen PAD hanya memberikan kontribusi sebanyak 38,34%, yang sebagian belum berada dalam kondisi ideal. Penyaluran Pemprov
Kalteng
untuk
Tahun
besar berasal dari pajak daerah. Retribusi
belanja meningkat pesat di bulan Desember
daerah merupakan komponen PAD yang 2013. memberikan
kontribusi
paling
sedikit Pengeluaran pemerintah, baik yang disalurkan
dibanding komponen lainnya.
melalui APBN maupun APBD, merupakan salah
41 satu faktor penggerak roda perekonomian di kementerian negara/lembaga yang mengelola suatu wilayah. Untuk itu pengelolaan APBN/APBD yang berkualitas dan dana APBN di Provinsi Kalimantan Tengah. perlu dilakukan untuk Pagu tertinggi adalah Kementerian Pekerjaan berkelanjutan Berdasarkan
Umum
data
disusul
APBN,
oleh
terdapat
Kementerian
meningkatkan peran pengeluaran pemerintah
memperbaiki kualitas Perhubungan karena sebagian besar proyek dalam rangka kesejahteraan masyarakat yang dicerminkan fisik dilaksanakan oleh kementerian tersebut. Proyek-proyek fisik yang dilaksanakan antara oleh berbagai indikator ekonomi dan sosial. lain pembangunan dan pemeliharaan jalan Berbagai capaian indikator ekonomi dan sosial nasional, pengelolaan daerah aliran sungai, di Propinsi Kalimantan Tengah yang semakin prasarana membaik tersebut tentunya perlu diperlihara dan ditingkatkan di masa-masa mendatang. perhubungan udara dan perhubungan laut. salah satu peran pemerintah dalam rangka dan
peningkatan
sarana
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
xvi
menjaga dan meningkatakan berbagai capaian indikator ekonomi dan sosial tersebut adalah
“Pemerintah
pusat
maupun
melalui berbagai kebijakan fiskal. Pemerintah
pemerintah
daerah
sebagai
pusat maupun pemerintah daerah sebagai
penentu kebijakan fiskal di daerah
penentu kebijakan fiskal di daerah diharapkan
diharapkan dapat berperan dalam
dapat berperan dalam menciptakan
menciptakan
sinergi
sinergi
untuk
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi
melalui penciptaan efisiensi alokasi sumber
melalui penciptaan efisiensi alokasi
daya ekonomi dan pola distribusi penyerapan
sumber daya ekonomi dan pola
APBN maupun APBD yang semakin baik.
distribusi
Dalam
rangka
APBN/APBD
meningkatkan sebagai
salah
peran satu
penyerapan
maupun APBD
APBN
yang semakin
baik.”
unsur/komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi
suatu
diupayakan
wilayah,
sinkronisasi
perlu
dan
kiranya
harmonisasi
dalam tahap perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan anggaran antara pemerintah pusat
dan
pemerintah
daerah
dengan
memperhatikan karakterisitik, potensi dan keunggulan
daerah
harmonisasi
dan
setempat. sinkronisasi
Melalui tersebut
diharapkan akan terjadi efisiensi alokasi anggaran serta penyerapan anggaran yang sedemikian
rupa
sehingga
APBN/APBD
berkontribusi optimal bagi masyarakat, yang dicerminkan
dari
semakin
membaiknya
berbagai indikator ekonomi dan sosial suatu wilayah.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
xvii
BAB I PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto
seluruh stake holders, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat menuju keadaan yang
(PDRB) Sejak tahun 2010 sampai dengan 2013 Produk
lebih
Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan
merupakan suatu gambaran dari peningkatan
Tengah
kemakmuran dan taraf hidup. Karena itu
selalu
mengalami
peningkatan.
baik.
Pertumbuhan
ekonomi
Berdasarkan harga konstan 2000 PDRB Provinsi
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan Tengah pada tahun 2012 mencapai
berkelanjutan
serta
21,42 T meningkat di tahun 2013 menjadi 22,999
pertumbuhan penduduknya merupakan salah
T. Peningkatan PDRB ini ternyata berdampak
satu
pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi.
ekonomi
Pertumbuhan
masyarakat.
ekonomi
Provinsi
Kalimantan
indikator dan
yang
juga
cepat
tinggi
dan
daripada
laju
keberhasilan
pembangunan
peningkatan
kesejahteraan
Untuk
melihat
perkembangan
tengah yang pada tahun 2012 mencapai 6,69%
pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari
berdasarkan harga konstan 2000 meningkat
tahun ke tahun tergambar melalui penyajian
menjadi 7,37% di tahun 2013.
PDRB atas dasar harga konstan. 6.00 5.00
25,000.00
4.00 3.00
20,000.00
2.00
2012
PDRB
1.00
2013 PDRB
-1.00 -2.00 -3.00
Grafik I.1 PDRB Menurut Harga Konstan Provinsi Kalimantan Tengah (dalam miliar rupiah) (sumber: BPS Kalteng)
Pertumbuhan
ekonomi
merupakan
sebuah
Tw I 2012 Tw II 2012 Tw III 2012 Tw IV 2012 Tw I 2013 Tw II 2013 Tw III 2013 Tw IV 2013
0.00
-4.00
Grafik I.2 Pertumbuhan PDRB Tahun 2012 dan 2013 Provinsi Kalimantan Tengah (Q to Q) (sumber: BPS Kalteng)
gambaran makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
1
Tabel I.1 PDRB Menurut Harga Konstan dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 – 2013
Tabel I.2 Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Kalimantan dan Nasional Triwulan IV Tahun 2013 (%) Pertumbuhan Ekonomi
Tahun
Uraian PDRB Menurut Harga Konstan Pertumbuhan Ekonomi Kalteng
2012 21,42 T
2013 22,99 T
6,69 %
7,37 %
(sumber: BPS Kalteng)
Q to Q
Y on Y
Cum to Cum
Kalbar
3,68
6,37
6,08
Kaltim
1,19
1,69
1,59
Kalsel
-5,15
5,4
5,18
Kalteng
-1,73
8,61
7,37
Kalimantan
0,17
3,78
3,49
-1,42
5,72
5,78
Nasional
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan
(sumber: BPS Kalteng)
Tengah untuk tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 yaitu semula 6,69% (yoy) menjadi sebesar 7.37% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan di tahun 2013 ini dipicu oleh tingginya kegiatan ekonomi di Kalimantan Tengah baik dari segi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, maupun dari net ekspor. Disamping itu kondisi permintaan domestik di tahun 2013 cenderung meningkat
dan
menjadi
faktor
pemicu
percepatan ekonomi secara agregat.
B. Struktur Perekonomian Produk
Domestik
Regional
Bruto
menurut
lapangan usaha dibagi menjadi sembilan sektor dan
masing-masing
sector
produksi dirinci
menjadi sub sektor. Pembagian menjadi sub sektor tersebut merupakan standarisasi secara nasional sehingga PDRB Kalimantan Tengah dapat dibandingkan secara nasional dan internasional. Analisis perkembangan PDRB Kalimantan Tengah
Pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Y on
setiap sektor diuraikan sebagai berikut :
Y di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di
1
Perikanan
Pulau Kalimantan maupun Nasional, meskipun jika dibandingkan dengan triwulan III, laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tahun 2013
di
Kalimantan
Tengah
mengalami
penurunan sebagaimana tabel berikut ini:
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Kalimantan Tengah masih mengandalkan sektor pertanian
dalam
mendorong
pertumbuhan
ekonomi. Sektor ini bahkan perekonomian Kalimantan Tengah sensitive sekali terhadap perubahan sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) dan perkebunan karena kedua sektor ini memberikan kontribusi yang relatif besar dan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
2
merupakan sub sektor yang menjadi lapangan
yang melambat adalah penurunan harga CPO
usaha utama masyarakat yang bekerja.
(Crude Palm Oil), yang merupakan produk olahan
Sub sektor perkebunan berkontribusi sebesar 44,16 persen pada pembentukan NTB (Nilai Tambah
Bruto)
sektor
pertanian,
dan
menyumbang sebesar 12,36 persen terhadap PDRB Kalimantan Tengah pada tahun 2012. Dengan peranan yang sebesar itu menjadikan sub sektor ini sektor unggulan bagi perekonomian Kalimantan Tengah. Komoditas unggulan di sub
dari kelapa sawit, di pasar dunia. Penurunan harga ini dikarenakan kenaikan produksi CPO di Malaysia. Penyebab lainnya adalah kenaikan persediaan kedelai, sebagai barang substitusi CPO, di Amerika Serikat. Kenaikan harga tersebut berpengaruh terhadap permintaan CPO dan produksi kelapa sawit di Indonesia dan juga Kalimantan Tengah.
sektor ini adalah kelapa sawit dan karet. Pada
Sedangkan sub sektor tabama menyumbang
tahun
sektor
sebesar 16,59 persen terhadap NTB sektor
perkebunan agak melambat dibandingkan tahun-
pertanian dan 4,64 persen terhadap PDRB
tahun
member
Kalimantan Tengah pada tahun 2012. Pada tahun
kontribusi pada pertumbuhan PDRB Kalimantan
2010 dan 2011, sub sektor ini tumbuh negative,
Tengah sebesar 0,41 persen.
maka pemerintah Kalimantan Tengah melakukan
2012,
pertumbuhan
sebelumnya
(2,72%)
sub
dan
Penyebab pertumbuhan sub sektor perkebunan
recovery dan perluasan lahan sawah untuk mendorong produksi padi. Sehingga pada tahun
Tabel I.3 Tabel Laju Pertumbuhan dan Distribusi NTB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan, 2008-2012 (% Sektor/Sub Sektor Laju Pertumbuhan Pertanian Tabama Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Distribusi Terhadap PDRB Pertanian Tabama Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan
2008
2009
2010
2011
2012
0,43 -10,38 2,63 -2,04 -17,43 13,95
3,22 4,81 3,80 3,21 13,83 7,90
2,91 -0,11 8,66 -1,07 -7,54 -2,75
3,21 -5,81 4,71 6,31 -1,90 7,12
4,05 8,52 2,72 7,78 -3,65 4,26
29,50 5,22 12,66 4,10 2,41 5,10
28,15 5,29 11,73 4,24 1,95 4,94
28,51 5,06 12,66 4,21 1,69 4,90
28,38 4,60 12,96 4,14 1,57 5,11
27,99 4,64 12,36 4,16 1,37 5,46
2012, sub sektor tabama tumbuh sebesar 8,52 persen
dan
pertumbuhan
member total
kontribusi
sebesar
0,38
pada persen.
Pertumbuhan ini adalah pertumbuhan tertinggi sub sektor tabama selama kurun sepuluh tahun terakhir. Sub sektor kehutanan menjadi penyumbang terkecil
dari
menyumbang
sektor 1,37
pertanian. persen
Sektor
terhadap
ini
PDRB
Kalimantan Tengah, dan 4,88 persen terhadap NTB sektor pertanian dengan kontribusi yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini
(sumber: BPS Kalteng)
dikarenakan sub sektor kehutanan mengalami
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
3
pertumbuhan negatif dalam negatif dalam kurun
Pada
waktu
Semakin
pertambangan non migas terlihat secara nyata
berkurangnya produksi hasil hutan menjadi
dimana pada tahun tersebut sektor ini mulai
penyebab utama pertumbuhan negatif pada sub
mengalami pertumbuhan tinggi, yaitu sebesar
sektor
38,46 persen. Dan pertumbuhan tertingginya
lima
tahun
kehutanan.
terakhir.
Selain
itu
dengan
ditetapkannya Kalimantan Tengah sebagai proyek percontohan REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) ikut memberikan andil dalam pertumbuhan negatif sub sektor kehutanan. 2
tahun
2004,
kontribusi
sub
sektor
pada tahun 2005 yang sebesar 81,99 persen. Pertumbuhan sub sektor pertambangan non migas ini cukup berfluktuatif. Setelah mengalami pertumbuhan drastis, sub sektor ini mengalami perlambatan mulai tahun 2008 yang tumbuh sebesar 6,13 persen. Pertumbuhan sub sektor ini
Pertambangan dan Penggalian
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian
kemudian kembali meningkat pada tahun 2009
di
bertahap
sampai dengan tahun 2011 yang mencapai 16,9
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
persen. Kemudian melambat lagi di tahun 2012
Sektor ini didorong oleh pertumbuhan sub sektor
yaitu sebesar 8,97 persen.
pertambangan non migas yang mendominasi
Pertumbuhan sub sektor pertambangan non
96,74
dan
migas tersebut meningkatkan kontribusi sektor
penggalian pada tahun 2012. Di Kalimantan
pertambangan dan penggalian terhadap PDRB
Tengah tidak terdapat sub sektor pertambangan
Kalimantan Tengah. Pada tahun 2008 peranan
migas hingga tahun 2012.
sub sektor ini terhadap PDRB Kalimantan Tengah
Kalimantan
persen
Tengah
sektor
secara
pertambangan
Tabel I.4 Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan NTB Sektor Pertambangan dan Penggalian, 2008-2012 (%) Sektor/Sub Sektor
2008
2009
2010
2011
2012
Share 2012
sebesar
6,69 6,13 16,15
11,46 11,39 12,43
11,78 11,87 10,37
16,52 16,90 10,65
8,70 8,97 4,22
Distribusi Terhadap PDRB Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Migas Pertambangan Non Migas Penggalian
0,58 0,50 0,08
1,00 0,93 0,07
1,09 1,03 0,06
1,60 1,53 0,06
0,92 0,89 0,03
(sumber: BPS Kalteng)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
persen
meningkat menjadi 9,20 persen tahun 2012. Pada tahun
Laju Pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Migas Pertambangan Non Migas Penggalian
7,06
ini,
sub
sektor
pertambangan non migas member
kontribusi
pertumbuhan 100 96,74 3,26
Kalimantan
PDRB Tengah
sebesar 0,89 persen. Sub
sektor
penggalian
pada periode 2008-2011
4
juga mengalami pertumbuhan relative tinggi yang
mengandalkan sektor primer (terutama sektor
hampeir tiap tahun berada di atas 10 persen,
pertanian)
namun pada tahun 2012 hanya tumbuh 4,22
perekonomian.
persen. Tingginya pertumbuhan sub sektor penggalian ini disebabkan oleh meningkatnya proyek-proyek pembangunan fisik di Kalimantan Tengah, seperti sarana jalan, perumahan dan infrastruktur
lainnya.
Meskipun
demikian,
peranan sub sektor penggalian terhadap PDRB
sebagai
penggerak
utama
Di Kalimantan Tengah,sektor industri hanya mencakup sub sektor industri pengolahan non migas, karena belum adanya sub sektor industri migas. Industri non migas ini didominasi oleh industri barang dari kayu dan industri makanan, minuman dan tembakau.
Kalimantan Tengah masih relatif kecil dimana pada tahun 2012 peranannya di bawah 1 persen
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
dan memberi kontribusi pertumbuhan PDRB
Kontribusi sektor listrik dan air bersih terhadap
Kalimantan Tengah sebesar 0,03 persen.
PDRB Kalimantan Tengah adalah yang terkecil. Peranan sektor listrik dan air bersih dalam kurun
3
Industri Pengolahan
waktu lima tahun terakhir memberikan kontribusi
Sektor industri ini merupakan salah satu sektor yang seringkali digunakan sebagai indicator kemajuan suatu Negara/daerah dalam konsep ilmu ekonomi. Semakin besar peranan sektor industri
dalam
pembentukan
PDB/PDRB
menunjukkan tingkat kemajuan negara/daerah tersebut.
Hal
ini
karena
sektor
industri
merupakan kombinasi antara teknologi tinggi dan tenaga kerja terdidik (high skill labor) dalam proses pembentukan NTB (nilai tambah bruto). Disamping ini pada sektor ini juga terbentuk NTB yang relatif lebih besar dibanding pada sektor primer
(pertanian
dan
di bawah 1 persen setiap tahunnya dan merupakan yang terkecil dibanding sektor-sektor lainnya. Namun seluruh sektor ekonomi sangat memerlukannya dalam proses produksi barang dan jasa. Sektor ini merupakan pendorong aktivitas proses produksi baik dunia usaha, pemerintahan maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat. Produksi listrik sebagian besar dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian oleh non PLN sedangkan air bersih yang dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Di Kalimantan Tengah tidak terdapat sub sektor gas.
pertambangan/penggalian). Dari peranan sektor industri yang masih relatif kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya dapat dikatakan bahwa Kalimantan Tengah masih tergolong sebagai provinsi yang sedang berkembang karena masih
Laju pertumbuhan pada sektor ini pada tahun 2012 mencapai 8,41 persen. Pertumbuhan sub sektor listrik sebesar 7,77 persen dan sub sektor air bersih sebesar 9,42 persen. Pertumbuhan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
5
10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 -
Tabel I.5 Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan 2008-2012 (%)
9.42 9.15 9.05 7.77 6.78 5.87
6.52
Listrik
4.34
Air Bersih 1.96 0.97 1
2
3
4
Sektor/Sub Sektor
2008
2009
2010
2011
2012
Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan Distribusi terhadap PDRB
13,77
9,53
6,56
9,07
8,36
0,69
0,51
0,37
0,51
0,48
5,97
5,91
5,56
5,52
5,53
5
(sumber: BPS Kalteng)
Grafik I.3 Laju Pertumbuhan Sub Sektor Listrik dan Air Bersih 2008-2012 (%) (sumber: BPS Kalteng)
terakhir. Disamping meningkatkan investasi baik bangunan untuk tempat tinggal, jasa akomodasi maupun investasi pada perusahaan-perusahaan
tinggi di sektor ini dalam lima tahu terakhir karena membaiknya jaringan instalasi listrik dan air bersih sehingga mampu melayani masyarakat sebagai pengguna layanan listrik dan air bersih
besar dan sedang juga menjadi salah satu faktor pendorong
meningkatnya
peranan
sektor
bangunan terhadap perekonomian Kalimantan Tengah.
dalam jumlah banyak. Sejak tahun 2008 sampai tahun 2012, sektor ini 5
Bangunan
selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Kinerja sektor bangunan mampu mendorong
Pertumbuhan sektor ini pada periode 2007-2008
perekonomian tumbuh lebih cepat karena output
berada pada level 13 persen, dan pada periode
sektor ini, yaitu pembangunan fisik konstruksi,
2009-2010 mengalami perlambatan. Hal ini
berpengaruh langsung terhadap sektor-sektor
dipengaruhi
produksi
dengan
pembangunan konstruksi pada sektor swasta
pertumbuhannya, peranan sektor ini terhadap
karena pengaruh krisis finansial global yang
pembentukan
Tengah
terjadi pada perekonomian nasional menjelang
tahun. Prioritas
tahun 2008 yang kemudian juga berpengaruh ke
pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kalimantan Tengah walaupun relatif kecil. Tahun
Provinsi Kalimantan Tengah dalam membuka
2011 sektor bangunan mampu bangkit dan
keterisolasian daerah-daerah pedalaman yang
tumbuh 9,07 persen dan tahun 2012 sebesar 8,36
berdampak pada pembangunan infrasstruktur
persen. Sektor ini mampu memberi kontribusi
jalan dan jembatan merupakan pendorong utama
pada PDRB Kalimantan Tengah sebesar 0,48
tumbuhnya sektor konstruksi pada lima tahun
persen.
lainnya.
PDRB
Sejalan
Kalimantan
meningkat dari tahun ke
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
oleh
terjadinya
penurunan
6
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,67
persen
dan
memberi
kontribusi
Dalam siklus ekonomi, sub sektor perdagangan
pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah sebesar
berperan sebagai perantara antara produsen dan
1,61%.
konsumen. Sedangkan sub sektor hotel dan
pertumbuhan
restoran merupakan penunjang terhadap sektor-
Kalimantan Tengah di tahun 2012. Bila dilihat sub
sektor
tingkat
sektornya, sub sektor perdagangan yang tumbuh
kemajuan sektor ini digunakan sebagai indikator
8,48% memberi kontribusi pertumbuhan PDRB
dalam mengukur tingkat kemajuan ekonomi
Kalimantan Tengah sebesar 1,44%, sub sektor
suatu daerah.
hotel sebesar 0,03% dan sub sektor restoran
ekonomi
lainnya.
Seringkali
Sektor
ini
terbesar
merupakan bagi
sumber
perekonomian
ini
lebih
sebesar 0,14 persen. Peranan kedua sub sektor
sub
sektor
ini tidak mengalami perubahan yang signifikan
dalam
dari tahun ke tahun, walaupun pertumbuhannya
pembentukan NTB (Nilai Tambah Bruto) sektor
relatif tinggi yaitu sebesar 10,9% untuk sub sektor
ini.
hotel dan 10,61% untuk sub sektor restoran.
Dorongan
pertumbuhan
dipengaruhi oleh perdagangan,
Sub
pertumbuhan
karena
sektor
sektor
dominasinya
perdagangan
berkontribusi
sebesar 92,25 persen pada pembentukan NTB sektornya, dan menyumbang sebesar 19,61 persen terhadap PDRB Kalimantan Tengah pada tahun 2012. Besarnya kontribusi NTB sub sektor perdagangan ini menunjukkan betapa pentingnya peranannya
terhadap
perekonomian
KalimantanTengah. Hal ini ditunjukkan pula oleh penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan, hotel,
dan
restoran
yang
merupakan
penyumbang terbesar kedua setelah sektor pertanian
terhadap
total
tenaga
kerja
Grafik I.4 Sumber Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, 2008-2012 (%) (sumber: BPS Kalteng)
di
Kalimantan Tengah. Penyelenggaraan beberapa even besar yang berskala regional, nasional, bahkan internasional mendorong pertumbuhan sub sektor hotel dan restoran. Pada
tahun
2012
pertumbuhan
sektor
perdagangan, hotel, dan restoran adalah sebesar
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
7
7
Pengangkutan dan Akomodasi
infrastruktur jalur darat dan mulai terbukanya
Sektor ini terdiri dari kegiatan angkutan dan jasa
keterisolasian daerah. Dan pada tahun 2012,
penumpang pengangkutan (darat, laut, sungai,
sektor ini tumbuh 6,79%, dengan sub sektor
udara) serta komunikasi. Kegiatan pengangkutan
angkutan sungai yang tumbuh negatif (-3,32%).
meliputi angkutan barang dan penumpang dari
Sementara, pada tahun 2012 angkutan darat,
suatu tempat ke tempat lainnya atas dasar suatu
angkutan laut dan angkutan udara masing-masing
pembayaran.Sektor
tumbuh sebesar 11,45%; 4,67%; dan 6,57%.
pengangkutan
dan
komunikasi memliki peranan sebagai pendorong aktivitas di setiap sektor ekonomi. Dalam era globalisasi peranan sektor ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa komunikasi yang menjadikan dunia tanpa batas. Sub sektor pengangkutan berperan sebagai
jasa
pelayanan
bagi
mobilitas
Grafik I.5 Sumber Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, 2008-2012 (%) (sumber: BPS Kalteng)
perekonomian. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada
Pertumbuhan
periode 2008-2012 menunjukkan pertumbuhan
mengalami pertumbuhan relatif tinggi pada
positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi
periode lima tahun terakhir yang selalu di atas
pada tahun 2008 sebesar 16,03%. Pertumbuhan
10%
yang terjadi pada tahun 2008 tersebut didorong
pertumbuhan sebesar 13,66%. Pertumbuhan
oleh tingginya pertumbuhan sub sektor angkutan
sektor
darat
penggunaan telepon seluler yang semakin meluas
sebagai
dampak
dari
semakin
dan
sub
pada
sektor
komunikasi
tahun 2012
komunikasi
ini
seiring
daerah karena pembangunan infrastruktur jalan,
telekomunikasi hingga ke pedesaan.
bahkan sampai desa-desa. Keterbukaan akses jalan
darat
penumpang
ini dan
menyebabkan barang
yang
angkutan tadinya
menggunakan jalur sungai beralih ke jalur darat. Pada
tahun
2011
sektor
ini
mengalami
pertumbuhan 2,91 persen meskipun terjadi penurunan pada sub sektor angkutan sungai (-
dengan
semakin
mengalami
dipengaruhi
meningkatnya akses transportasi darat antar
juga
luasnya
oleh
jaringan
Peranan sektor pengankutan dan komunikasi dalam perekonomian Kalimantan Tengah cukup signifikan dan merupakan kontributor kelima terbesar dalam pembentukan PDRB. Tahun 2012 kontribusinya mencapai 8,2%. Sub sektor yang paling banyak memberikan kontribusi pada sektor ini adalah sub sektor pengangkutan,
17,27%) sebagai dampak semakin membaiknya
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
8
terutama angkutan darat dan angkutan sungai,
pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung
danau dan penyeberangan.
oleh pertumbuhan ekonomi moneter/keuangan.
Semakin terbukanya jalan darat ke desa-desa di Kalimantan
Tengah
masyarakat
untuk
mendorong lebih
sebagian
memanfaatkan
transportasi darat daripada sungai. Kondisi ini
Dengan kata lain, pertumbuhan sektor riil tidak lepas
dari
pengaruh
pertumbuhan
sektor
moneter, meskipun kebenaran teori ini masih tergantung pada struktur perekonomian.
menyebabkan semakin meningkatnya kontribusi
Dilihat dari perkembangan sektor keuangan,
sub sektor angkutan darat terhadap PDRB dan
persewaan dan jasa perusahaan, menunjukkan
sebaliknya kontribusi sub sektor angkutan sungai
pertumbuhan yang cukup tinggi dalam lima tahun
mengalami penurunan. Demikian juga dengan
terakhir. Pada tahun 2012 pertumbuhan sektor
kontribusi angkutan udara walaupun masih relatif
ini
kecil akan tetap terus meningkat seiring dengan
berkontribusi sebesar 6,07 persen terhadap PDRB
semakin ramainya penerbangan, baik antar
Kalimantah Tengah, namun sektor ini mampu
daerah di Kalimantan Tengah, maupun antara
memberi
Kalimantan Tengah dengan daerah lain di
pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah sebesar
Indonesia.
0,81%
Sementara
itu
meningkatnya
kontribusi angkutan laut lebih dipengaruhi oleh peningkatan angkutan barang terutama hasilhasil bumi dari Kalimantan Tengah, sedangkan angkutan penumpang melalui laut semakin menurun seiring dengan menurunnya tarif penumpang angkutan udara. 8
Keuangan,
mencapai
12,61%.
sumber
Meskipun
pertumbuhan
hanya
terhadap
Menurut sub sektornya, pertumbuhan sub sektor bank dan lembaga keuangan bukan bank mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi, dimana pada tahun 2012 pertumbuhan kedua sub sektor ini masing-masing sebesar 18,35% dan 12,41%. Semakin membaiknya kinerja sektor ini
Persewaan
dan
Jasa
merupakan ekonomi.
Perusahaan
sinyal Lembaga
perkembangan pembiayaan
aktivitas
baik
bank
jasa
maupun lembaga keuangan bukan bank yang
perusahaan atau disebut juga sebagai sektor
dibutuhkan dalam mendukung aktivitas pada
finansial,
Sektor
keuangan,
utamanya
karena
persewaan,
secara
berhubungan
dan
umum
kegiatan
sektor riil menunjukkan perkembangan yang
dengan
kegiatan
cukup
besar
pada
tahun
2012,
dimana
pengelolaan keuangan yang berupa penarikan
bertambahnya bank-bank komersial yang mulai
dana dari masyarakat maupun penyalurannya
beroperasi.
kembali.
Menurut
teori
ekonomi
modern,
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
9
Dua sub sektor lainnya yaitu sub sektor sewa bangunan dan jasa perusahaan juga mengalami pertumbuhan positif pada kurun waktu 20082012, namun pertumbuhannya relatif lebih rendah dibanding dua sub sektor sebelumnya. Pada tahun 2012 pertumbuhan sub sektor sewa bangunan dan jasa perusahaan masing-masing Grafik I.6 Sumber Pertumbuhan Sektor Keuangan dan Jasa-Jasa, 2008-2012 (%) (sumber: BPS Kalteng)
sebesar 8,88% dan 4,3%. 9
Jasa-jasa
meliputi jasa sosial kemasyarakatan, hiburan dan
Pada klasifikasi ini sektor jasa-jasa digolongkan menjadi dua sub sektor yaitu jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Jasa pemerintahan umum mencakup
administrasi
pemerintahan
dan
pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya seperti
jasa
pendidikan,
kesehatan,
dan
kemasyarakatan lainnya. Sub sektor jasa swasta
budaya, jasa perorangan dan rumah tangga. Pada tahun 2012 pertumbuhan sektor ini sebesar 7,1% dan memberi kontribusi pada pertumbuhan PDRB sebesar 0,93%. Kontriibusi sektor-sektor jasa terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Tengah merupakan yang terbesar ketiga dengan
Laju Pertumbuhan 2013 (%)
Sumber Pertumbuhan 2013 (%)
Atas Dasar Harga Konstan
Sumber Pertumbuhan 2012 (%)
Atas Dasar Harga Berlaku
15,607.04
17,220.50
6,224.14
6,436.57
4.05
1.21
3.41
0.99
2
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
5,557.54
6,323.25
2,303.19
2,656.79
8.7
0.92
15.35
1.65
3
Industri Pengolahan
3,902.43
4,221.54
1,535.31
1,582.63
2.15
0.16
3.08
0.22
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
5
8
Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Persh
9
Jasa-jasa
No.
Lapangan Usaha 2012
1
6 7
PDRB
2013
2012
2013
Laju Pertumbuhan 2012 (%)
Tabel I.6 Struktur Perekonomian Berdasarkan PDRB Menurut Sektor / Lapangan Usaha
382.4
441.93
99.03
106.76
8.41
0.04
7.8
0.04
3,089.59
3,424.50
1,246.38
1,319.38
8.36
0.48
5.86
0.34
11,864.26
13,648.97
4,050.24
4,337.34
8.67
1.61
7.09
1.34
4,579.87
5,590.75
1,689.36
1,878.80
6.79
0.54
11.21
0.88
3,392.34
3,949.94
1,444.65
1,613.06
12.61
0.81
11.66
0.79
7,510.12
8,694.10
2,828.16
3,068.35
7.1
0.93
8.49
1.12
55,885.58
63,515.47
21,420.48
22,999.68
6.69
6.69
7.37
7.37
(sumber: BPS Kalteng)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
10
kontribusi sebesar 13,34 persen. Dari dua sub
Sedangkan
sektor yang membentuk sektor ini, sub sektor
pertumbuhan terendah berasal dari sektor
jasa pemerintahan
pertahanan
industri pengolahan dengan laju pertumbuhan
memberikan kontribusi terbesar. Kontribusi sub
sebesar 3,08%. Namun dari porsi sumber
sektor pemerintahan umum dan pertahanan
pertumbuhan, listrik, gas, dan air bersih yang
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
memiliki sumber pertumbuhan 0,04% merupakan
sedangkan
sektor/lapangan usaha yang memiliki kontribusi
sub
umum dan
sektor
jasa
swasta
tidak
mengalami perubahan yang berarti selama kurun waktu lima tahun terakhir. Secara
keseluruhan,
struktur
pada
tahun
tersebut
laju
terkecil.
C. Inflasi perekonomian
Jika ditinjau dari inflasi kumulatifnya, inflasi
berdasarkan PDRB menurut sektor/lapangan
Kalteng
usaha dapat dilihat dalam Tabel I.6.
mencapai 6,78%, yang mana lebih
Pada tahun 2012 laju pertumbuhan tertinggi di
dibandingkan inflasi nasional (8,38%) namun
Kalimantan Tengah berasal dari sektor keuangan,
lebih tinggi dari rata rata inflasi Kalteng pada
persewaan, dan jasa perusahaan dengan laju
periode yang sama 3 tahun sebelumnya (2010–
pertumbuhan sebesar 12,61%. Sedangkan pada
2012) yaitu
tahun tersebut laju pertumbuhan terendah
inflasi Kalteng pada triwulan IV 2013 mencapai
berasal dari sektor industri pengolahan dengan
6,78% (year on year) masih dalam range proyeksi
laju pertumbuhan sebesar 2,15%. Namun dari
inflasi
porsi sumber pertumbuhan, pada tahun 2012
sebagaimana terdapat pada Kajian Ekonomi
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang
Regional periode triwulan III tahun 2013. Inflasi
memiliki sumber pertumbuhan 1,61% merupakan
tahunan tersebut juga lebih tinggi daripada rata-
sektor/lapangan usaha yang memiliki kontribusi
ratanya selama 3 tahun pada priode yang
terbesar. Sedangkan sektor listrik, gas, dan air
sama
bersih merupakan sektor yang memiliki sumber
dibandingkan inflasi nasional 8,38% (year on
pertumbuhan terkecil yaitu 0,04 %.
year).
Kemudian untuk tahun 2013, laju pertumbuhan
Meredanya inflasi Kalteng tidak terlepas dari
dan sumber pertumbuhan tertinggi di Kalimantan
realisasi inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit
Tengah berasal dari sektor pertambangan dan
masing-masing
penggalian dengan laju pertumbuhan sebesar
Inflasi
15,35% dan sumber pertumbuhan sebesar 1,65%.
Sampit tersebut masing-masing terjadi pada
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
sampai dengan
triwulan
IV
2013 rendah
6,64%. Ditinjau secara tahunan,
sebesar
(6,64%),
terbesar
6,52+1%
serta
masih
sebesar di
(year
6,45%
on
lebih
dan
year)
rendah
7,25%.
Kota Palangka Raya dan
11
Desember 2013 dengan inflasi bulanan mencapai
1. Faktor-Faktor
1,47% dan 1,03% (month to month) sehingga
Inflasi
inflasi Kalteng pada bulan tersebut mencapai
Tengah:
1,28%.
di
yang
Mempengaruhi
Kabupaten
Kalimantan
a. Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, meningkatnya tekanan
Tabel I.7 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (%)
Palangka Raya
2,58
4,77
6,45
Rata2 Inflasi Triwulan IV (20102012) 7,17
Sampit Kalteng Nasional
3,97 3,17 3,35
6,64 5,57 7,57
7,25 6,78 8,38
5,94 6,64 5,02
2013 Wilayah Tw-II
Tw-III
Tw-IV
ekspektasi masyarakat khususnya sepanjang November - Desember. Inflasi pada bulan tersebut berada di atas rata -rata inflasi akhir tahun dalam 3 tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan Pengendali
(sumber: KER Bank Indonesia Triwulan IV)
Di triwulan IV 2013 laju inflasi IHK Kalteng tercatat 6,79%
inflasi antara lain dipengaruhi oleh naiknya
(yoy), sementara di triwulan
sebelumnya mencapai 5,57%. Tingkat inflasi di periode ini lebih tinggi dibandingkan rata -rata inflasi triwulan IV sepanjang tahun 2010-2012, yakni sebesar 6,64%.
pemerintah
Inflasi
Provinsi
bersama Kalteng
Tim untuk
menjaga ekspektasi harga di masyarakat, antara lain dalam bentuk himbauan serta informasi harga dan ketersediaan
barang
kebutuhan
pokok melalui media massa secara intens, hingga
inisiatif untuk
mengadakan
Pasar
Alternatif yang beroperasi selama sebulan yakni pertengahan Desember sampai dengan
Dari realisasi inflasi Kalteng sebesar 6,79%,
awal
Kota Palangka Raya mengalami inflasi 6,45%
penyeimbang
sementara inflasi kota Sampit sebesar 7,25% .
berlaku di pasar
Rata -rata inflasi triwulan IV tahun 2010 sampai
penyeimbang
dengan 2012 di Kota Palangka Raya mencapai
satu pasar tradisionil terbesar di kota Palangka
7,17% dan Sampit 5,94% (yoy). Tingkat inflasi
Raya tersebut sangat diminati oleh masyarakat
yang terjadi di Kota Palangka Raya berada di
karena harga yang dijual lebih murah 10-20%
bawah level rata -rata inflasi triwulan IV dalam
dibandingkan harga di pasar tradisional. Adapun
3 tahun terakhir. Hal yang berbeda terjadi pada
komoditas
realisasi
beberapa jenis komoditas yang sering memicu
inflasi
Sampit
dibandingkan rata -ratanya.
yang
lebih
tinggi
Januari-
yang
berfungsi
harga kebutuhan
sebagai
pokok
yang
tradisional. Lokasi pasar
yang berdekatan dengan salah
yang
diperdagangkan
adalah
inflasi, antara lain Beras, Minyak Goreng, Cabe Merah, Cabe Rawit, Bawang Merah, Bawang Putih, Gula Pasir, Ikan Gabus, Daging Ayam
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
12
Ras, Telur Ayam Ras, Ketimun, Minyak Tanah
Trisakti-Banjarmasin maupun pelabuhan Sampit.
dan Susu.
Terutama untuk komoditas bahan makanan
Meningkatnya ekspektasi mas yarakat terhadap inflasi diperkuat oleh hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai indikator dini yang ekspektasi
konsumen
mencerminkan
terhadap
harga-harga
seperti
bawang
merah
dan
cabai
rawit.
Bersamaan dengan itu, sejumlah komoditas yang dihasilkan sendiri seperti beras, dan daging ayam ras dan ikan-ikanan (sungai dan laut) pasokan semakin terbatas di pasar sehingga mempengaruhi kenaikan harga.
dan kondisi permintaan. Hasil SK di triwulan IV
Laju inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah
-2013
meskipun masuk dalam golongan inflasi ringan
mengindikasikan
cenderung
memiliki
bahwa
masyarakat
ekspektasi
adanya
tetapi pada tahun 2012 masih lebih tinggi bila
kenaikan harga memasuki awal triwulan III
dibandingkan dengan rata – rata inflasi nasional.
lalu. Ekspektasi konsumen tersebut diduga masih
Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
dibayangi oleh tingginya harga -harga kebutuhan
diperoleh data – data seperti tercantum dalam
pokok yang terjadi akibat hari besar keagamaan
Grafik I.5.
yaitu Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Grafik I.7 Inflasi di Kalimantan Tengah dan Inflasi Nasional Tahun 2012 hingga Tahun 2013
Ekspektasi kenaikan harga semakin terjaga, seiring
dengan
berkurangnya
4
pengeluaran
3
kebutuhan
makanan
sehari-hari
-1
seiring
-2
turunnya penggunaan terhadap minyak tanah. Konsumsi
rumah
tangga
terhadap
elpiji
Juli 2013
Nasional Oktober 2013
0 April 2013
premium atau solar maupun biaya pemenuhan
Januari 2013
Kalteng Juli 2012
1
Oktober 2012
untuk aktivitas transportasi yang menggunakan
April 2012
2
Januari 2012
konsumen rumah tangga secara umum baik
(sumber: BPS Kalteng)
semakin meningkat tinggi jika dibandingkan kondisi awal tahun, dimana terjadi kendala
Pada grafik tersebut, terlihat perbandingan
pasokan akibat gelombang laut tinggi.
antara inflasi di Kalimantan Tengah dengan inflasi nasional. Inflasi di Kalimantan Tengah sangat
b. Sisi Penawaran
bergantung pada inflasi nasional. Bahkan pada
Sedangkan dari sisi penawaran, pergerakan inflasi dipengaruhi oleh terbatasnya
pasokan yang
kondisi tertentu, kenaikan inflasi di Kalimantan Tengah sangat ekstrim terutama pada bulan
masuk dari pulau Jawa baik melalui pelabuhan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
13
Januari 2013. Hal ini disebabkan pada bulan Januari
2013
terdapat
komoditas
yang
0.500
mengalami kenaikan harga secara ekstrim seperti
0.400
cabe rawit, bawang merah dan bawang putih.
0.300
Kondisi alam seperti gelombang laut yang tinggi
0.200
Kalimantan Tengah
0.100
INDONESIA
juga menghambat pasokan komoditas dari
target inflasi nasional adalah 7,2 %.
2013
2012
Tabel I.8 Gini Ratio Provinsi Kalteng
Meningkatnya
semakin
2011
(sumber: BPS Provinsi Kalteng)
c. Gini Ratio ketimpangan
belakangan
disebabkan
2010
Grafik I.8 Gini Ratio Provinsi Kalteng dibandingkan Nasional 2007 - 2013
perlu mendapat perhatian lebih serius karena
Indonesia
2009
2007
“year on year” telah mencapai 6,11 %. Hal ini
2008
0.000
daerah lain. Hingga Bulan Juni 2013, laju inflasi
oleh
kaya
di
ini bukan
“orang
dan orang
kaya miskin
semakin miskin”, karena kemiskinan terus mengalami
trend
menurun.
penduduk
Artinya,
Provinsi
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Kalbar
0.309
0.31
0.32
0.37
0.40
0.38
0.396
Kalteng
0.297
0.29
0.29
0.30
0.34
0.33
0.350
Kalsel
0.341
0.33
0.35
0.37
0.37
0.38
0.359
Kaltim
0.334
0.34
0.38
0.37
0.38
0.36
0.371
INDONESIA
0.364
0.35
0.37
0.38
0.41
0.41
0.413
yang di golongan
pendapatan bawah juga mengalami kenaikan
(sumber: Bappenas, diolah)
Dari tabel tersebut dapat diinterpretasikan bahwa dari tahun 2007 sampai dengan 2013
kesejahteraan.
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki gini ratio
Sejak tahun 2012 sampai dengan 2013 distribusi
terendah dibandingkan dengan provinsi-provinsi
pendapatan di Provinsi Kalimantan Tengah
lain di Kalimantan. Hal in berarti bahwa Provinsi
menunjukkan ketimpangan yang rendah karena
Kalimantan
40% penduduk berpenghasilan rendah menerima
distribusi pendapatan yang tidak mencolok.
bagian pendapatan nasional diatas 17% dan rasio
Dengan kata lain, Provinsi Kalimantan Tengah
gini yang mendekati 0 sebagaimana terlihat pada
memiliki pemerataan distribusi pendapatan yang
grafik I.6.
paling bagus diantara
Tengah
memiliki
seluruh
ketimpangan
provinsi di
Kalimantan, meskipun jika dilihat sejak tahun 2009 gini ratio di Kalimantan Tengah mengalami kenaikan yang sangat kecil dan tidak signifikan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
14
Gini ratio Provinsi Kalimantan Tengah yang relatif
masih cenderung meningkat meskipun melambat
lebih kecil jika dibandingkan dengan provinsi lain
pada triwulan I V-2013.
di seluruh Kalimantan dan rata-rata nasional mengindikasikan bahwa kesenjangan distribusi pendapatan di Kalimantan dapat diminimalisir. Dengan berbanding lurusnya antara kenaikan laju pertumbuhan ekonomi dengan rendahnya gini ratio di Kalimantan Tengah, hal ini berarti bahwa kenaikan
laju
pertumbuhan
ekonomi/PDRB
tersebut dapat dinikmati secara merata di seluruh sektor/lapangan usaha yang menjadi unsur pembentuk struktur perekonomian.
Ekspansi kelembagaan perbankan dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur peningkatan aktivitas ekonomi di suatu daerah. Meskipun demikian keterjangkauan perbankan ke daerahdaerah yang belum terlayani oleh jasa keuangan masih perlu ditingkatkan. Peran intemediasi perbankan harus terus didorong, selain untuk mengedukasi masyarakat juga sebagai upaya meminimalisir praktik-praktik yang menyerupai bank
namun
pada
akhirnya
memberikan
d. Perbankan
dampak kerugian bagi masyarakat.
Peran Perbankan dalam mendukung aktivitas
Sampai dengan triwulan IV 2013 jumlah bank di
ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng) masih
Kalteng adalah 19 bank yang terdiri dari 12 (dua
menunjukkan
Tabel I.9 Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
perkembangan yang positif
sejalan
dengan yang
meningkat
sejalan dengan arah ekspansi dalam
ekonomi 10
tahun
terakhir. dengan
Sejalan itu,
tren
pertumbuhan berbagai utama
Tw II
2013
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
- Jumlah Bank
4
4
4
4
4
4
4
4
117
117
117
117
121
122
122
122
1
1
1
1
1
1
1
1
33
33
34
34
35
35
35
35
7
7
7
7
8
8
8
8
30
30
33
33
35
43
43
43
- Jumlah Bank
4
4
4
4
4
4
4
4
- Jumlah Kantor
4
4
4
4
4
4
4
4
- Jumlah Kantor *) 2. Bank Pemerintah Daerah - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 3. Bank Swasta Nasional - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 4. Bank Perkreditan Rakyat
indikator
5. Bank Syariah
yaitu aset,
- Jumlah Bank
2
2
3
3
3
4
4
4
- Jumlah Kantor
8
9
10
10
11
11
11
11
dana pihak ketiga (DPK),
Tw I 1. Bank Pemerintah
kontribusinya terus
2012
Jenis Bank
dan
kredit
(sumber: KER Bank Indonesia)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
15
belas) bank umum konvensional, 4 (empat)
dana
bank umum syariah dan 4 (empat) Bank
simpanan deposito dan tabungan. Sementara
Perkreditan Rakyat. Pada triwulan laporan tidak
itu, pencairan
terdapat penambahan kantor bank.
dalam rangka pembiayaan kegiatan-kegiatan
Perkembangan aset perbankan searah aktivitas penyaluran kredit karena perannya yang cukup dominan dalam menentukan besar kecilnya skala operasional suatu bank. Di periode ini, pertumbuhan melambat
aset
perbankan
disebabkan
di
pertumbuhan
Kalteng kredit
juga berada pada arah yang sama . Total aset perbankan
sebesar
Rp23,08
triliun
atau
dipengaruhi
adanya
simpanan
investasi sehingga
peningkatan
giro
akan
masih terjadi
berdampak positif
terhadap aktivitas perekonomian secara umum. Kondisi ini berpengaruh
terhadap
pertumbuhan giro
melambat dimana
pada
periode
rendah
yang
tingkat
ini tumbuh 4,83% (yoy) lebih
dibandingkan
triwulan
sebelumnya
(6,92%). Sementara
itu,
pertumbuhan
tabungan
tahun lalu (yoy) laju pertumbuhan tersebut lebih
masingmasing dari 13,98% dan 13,31% menjadi
rendah dibanding triwulan III -2013 yang tumbuh
17,48% dan 17,29% (yoy) yang disebabkan oleh
17,05%.
peningkatan Dana
pihak
ketiga
(DPK)
perbankan Kalteng pada triwulan I V-2013 juga mengalami perlambatan dan berada di bawah level rata -rata historisnya dalam 5 tahun yakni
porsi
tercatat
jenis
tumbuh 11,36% dibanding periode yang sama
Pertumbuhan
dan deposito
dana
tabungan
meningkat
dan
deposito
sektor swasta di tengah peningkatan jumlah tabungan sektor pemerintah dan penyimpanan kembali sisa pengeluaran konsumsi pada saat hari besar keagamaan dan liburan.
sebesar 18,47%. Posisi DPK yang dihimpun
Struktur
perbankan di periode laporan sebanyak Rp16,02
didominasi
triliun, tumbuh 12,16% (yoy). Sementara itu di
merupakan suatu potensi yang besar dalam
periode sebelumnya masih mencatat
penyerapan kredit yang lebih ekspansif. Hal ini
tingkat
pertumbuhan sebesar 13,21% .
dimana
yang
terbesar
masih
terdapat pada jenis tabungan (47,30%), diikuti jenis giro ( 30,96%), dan deposito ( 21,74%). Dibandingkan dengan komposisi dana di periode sebelumnya,
peningkatan
oleh
jenis
Kalteng
yang
tabungan dan
giro
disebabkan simpanan jenis tabungan dan giro
Adapun komposisi DPK relatif tidak mengalami perubahan
dana perbankan
laju pertumbuhan
merupakan
sumber
kewajiban bunga yang dibandingkan
dana jauh
yang lebih
memiliki rendah
jenis deposito. Potensi dana
murah ini seharusnya berbanding lurus dengan relatif rendahnya suku bunga kredit yang dibebankan perbankan kepada para nasabahnya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
16
Adapun kumulatif penyaluran kredit pada posisi
dibanding periode sebelumnya, dari
23,77%
triwulan IV 2013 ini mencapai Rp16,75 triliun
menjadi tumbuh 17,27% (yoy). Namun jika
dengan laju pertumbuhan yang juga melambat
dilihat perkembangan dalam 5 tahun terakhir,
Tabel I.10 Sebaran Kredit di Kab/Kota berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Juta) Sektor Ekonomi 2012 Pertanian Pertambangan Industri Listrik GA Konstruksi PHR Pengangkutan Jasa DU Jasa Sosial Lain-lain Jumlah Sektor Ekonomi s.d. Tw. III 2013 Pertanian Pertambangan Industri Listrik GA Konstruksi PHR Pengangkutan Jasa DU Jasa Sosial Lain-lain Jumlah Sektor Ekonomi Tw IV 2013 Pertanian Pertambangan Industri Listrik GA Konstruksi Kredit PHR Trans & Kom Jasa DU Jasa Sosial Lain-lain (Konsumsi) Jumlah
P. Raya 420,035 3,199 71,461 30,758 409,687 2,857,673 105,519 565,202 197,557 7,916,544 12,577,635
Kotim 17,603,844 2,066 193,554 92 110,297 471,078 25,473 21,305 11,924 609,505 19,049,138
Kobar 320,744 337 72,407 2,031 269,807 1,212,783 200,355 167,288 155,762 1,792,238 4,193,752
Kapuas 47,961 4,966 6,985 2,240 94,577 673,849 3,550 30,960 29,260 1,940,595 2,834,943
Barut 108,874 3,546 9,673 192 63,063 501,596 28,347 20,249 16,636 1,183,464 1,935,640
Barsel 53,568 1,471 2,985 96 13,146 365,172 4,508 31,344 25,003 1,383,496 1,880,789
Lainnya *) 7,397 808 5,636 1,014 54,294 96,227 2,058 2,426 16,817 3,568,360 3,755,037
P. Raya
Kotim
Kobar
Kapuas
Barut
Barsel
Lainnya *)
337,454 4,102 153,448 22,420 355,829 2,696,097 91,125 688,219 276,518 7,203,678 11,828,890
15,272,442 1,933 569,120 1,178 363,967 2,160,199 118,791 169,972 61,926 1,856,164 20,575,692
376,503 296 45,210 3,435 225,569 1,227,510 181,559 219,175 126,900 1,392,667 3,798,824
49,873 724 11,102 1,979 70,295 627,700 6,254 27,346 23,107 1,712,644 2,531,024
88,342 2,392 7,581 215 58,591 484,370 22,900 18,623 22,924 933,477 1,639,415
22,709 2,838 5,255 267 12,704 388,539 8,486 27,972 17,747 1,116,428 1,602,945
10,781 1,080 4,775 718 57,895 75,184 1,774 2,544 16,155 2,906,769 3,077,675
Share (%) 35.71 0.03 1.71 0.08 1.89 17.86 0.91 2.79 1.28 37.74 100
Catatan *) *) Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Lamandau, Murung Raya, dan Sukamara (sumber: KER Bank Indonesia)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
17
tingkat pertumbuhan kredit perbankan Kalteng masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan historisnya yang mencapai 35,2%. Jika ditinjau dari
sektor ekonominya, pada
triwulan IV tahun 2013 komposisi kredit terbesar masih tersalurkan kepada
sektor
pertanian
sebesar Rp5,92 triliun atau mencapai 35,71% dari total kredit perbankan Kalteng. Kredit kepada
sektor
ekonomi
utama
berikutnya
yaitu PHR berada di urutan berikutnya, dengan realisasi di triwulan laporan mencapai Rp2,84 triliun
atau
mencapai
17,86%.
Kemudian,
penyaluran kredit ke sektor utama lainnya di Kalteng yaitu jasa -jasa dan pertambangan masing-masing mencapai Rp671,19 miliar dan Rp4,53 miliar atau dengan pangsanya sebesar 2,79% dan 0,03%. Potensi penyaluran kredit kepada sektor lainnya masih cukup besar, dengan nilai penyaluran kredit lain-lain mencapai Rp6,11 triliun atau mencapai 37,74% dari kredit total. Apabila perbankan dapat menyalurkan kredit lebih banyak
ke
kredit
sektor
ekonomi
yang
produktif dibandingkan konsumtif, ke depan perekonomian
Kalteng
akan
lebih
mudah
terkaselerasi oleh pembiayaan perbankan di Kalteng.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
18
BAB II PERKEMBANGAN INDIKATOR DEMOGRAFIS DAN SEKTOR TERPILIH
A. Perkembangan
Indikator
2012 adalah sebanyak 2.283.687 jiwa dengan laju
Demografis Provinsi
Kalimantan
Jumlah penduduk Kalimantan Tengah pada tahun
Tengah
memiliki
13
pertumbuhan penduduk sebesar 2,08%, terdiri
kabupaten dan 1 kota dan merupakan provinsi
dari
terluas ketiga di Indonesia setelah Papua dan
perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga (KK)
Kalimantan Timur dengan luas wilayah mencapai
tercatat sebanyak 582.445 KK. Rata-rata tingkat
lebih kurang 159.601 Km². Sebagian besar
kepadatan penduduk adalah 14 orang per Km².
wilayah Kalimantan Tengah merupakan daerah
Kota Palangka Raya sebagai ibukota Kalimantan
dataran rendah dengan topografi yang praktis
Tengah memiliki tingkat kepadatan penduduk
relatif datar mulai dari wilayah bagian selatan,
paling tinggi, yakni sebanyak 96 orang per
tengah dan menerus dari barat hingga ke timur.
kilometer persegi sedangkan yang paling rendah
Pada sektor tengah mulai dijumpai perbukitan
adalah Kabupaten Murung Raya yakni sebanyak 4
dengan berbagai variasi topografi. Sektor utara
orang per Km².
merupakan
Jika dibandingkan antara jumlah penduduk dan
rangkaian
pegunungan
memanjang dari barat daya ke timur.
yang
1.173.070
laki-laki
dan
1.076.076
luas wilayah, kepadatan penduduk Kalimantan Tengah masih sangat kecil. Penyebaran penduduk pun tidak merata karena hanya terkonsentrasi pada wilayah aliran sungai maupun di kota-kota besar. Di regional Kalimantan, walaupun dari sisi luas wilayah, Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas kedua setelah Kalimantan Timur namun Kalimantan Tengah memiliki jumlah penduduk paling sedikit. 1. Pertumbuhan Penduduk
Grafik II.1 Peta Provinsi Kalimantan Tengah (sumber: BPS Kalteng)
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, pertumbuhan penduduk dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 termasuk
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
19
tinggi. Selain pertumbuhan yang berasal dari
ke wilayah Kalimantan Tengah baik melalui
KABUPATEN/KOTA
transmigrasi maupun perekrutan tenaga kerja
1 Kab. Kotawaringin Timur 2 Kab. Kapuas 3 Kab. Kotawaringin Barat 4 Kota Palangka Raya 5 Kab. Katingan 6 Kab. Seruyan 7 Kab. Barito Selatan 8 Kab. Barito Utara 9 Kab. Pulang Pisau 10 Kab. Barito Timur 11 Kab. Gunung Mas 12 Kab. Murung Raya 13 Kab. Lamandau 14 Kab. Sukamara Prov. Kalimantan Tengah
dari luar Kalimantan Tengah untuk bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Kalimantan Tengah
turut
mendorong
pertumbuhan
penduduk yang tinggi. Kondisi sebaliknya terjadi pada
tahun
2010
yang
pertumbuhan
penduduknya di bawah 2%.
JUMLAH PENDUDUK DAN LUAS LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK WILAYAH 2011 2012 2 (KM ) Jiwa % Jiwa % 380.443 1,75 385.863 1,49 16.796 335.168 1,79 339.262 0,93 14.999 239.753 1,77 245.143 1,60 16.796 224.663 2,11 229.599 1,82 2.399 148.892 2,04 150.314 1,20 17.500 142.275 5,34 146.914 3,12 16.404 126.207 2,26 126.300 1,19 8.830 123.610 1,94 123.781 2,46 8.300 122.073 1,84 122.511 1,70 8.997 99.003 1,50 101.054 1,57 3.834 98.615 1,98 100.157 2,03 10.805 98.480 2,02 100.100 2,11 23.700 64.258 2,03 65.616 2,64 6.414 45.706 2,36 47.073 2,24 3.827 2.249.146 1,90 2.283.687 2,08 159.601
(sumber: BPS Provinsi Kalteng)
Peningkatan jumlah penduduk tahun 2012 adalah juga Tabel II.1 Perbandingan Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah, Regional Kalimantan, dan Nasional
sebagian
perekonomian
besar yang
aktivitas berkaitan
dengan perdagangan dari komoditi PROVINSI Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur KALIMANTAN INDONESIA
1990 1995 2000 2010 3.229.153 3.635.730 4.034.198 4.395.983 1.396.486 1.627.453 1.857.000 2.212.089 2.597.572 2.893.477 2.985.240 3.626.616 1.876.663 2.314.183 2.455.120 3.553.143 9.099.874 10.470.843 11.331.558 13.787.831 179.378.946 194.754.808 206.264.595 237.641.326
2011. Dikaitkan dengan sebaran penduduk, jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur yang mencapai 17% dari total jumlah penduduk Kalimantan Tengah. Jumlah penduduk Kota Palangka Raya yang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah hanya berada di urutan ke-4 atau 10% dari total Kalimantan
Tengah.
pertambangan
berada di wilayah kabupaten yang memiliki akses pelabuhan laut. Laju pertumbuhan penduduk tahun
memiliki jumlah penduduk yang
sebesar 34.541 jiwa dibandingkan dengan tahun
penduduk
dan
2012 pada kabupaten/kota yang
(sumber: BPS, Sensus Penduduk)
jumlah
perkebunan
Hal
tersebut terjadi dikarenakan perbandingan luas wilayah dimana kota Palangka Raya relatif lebih sempit dibandingkan dengan kabupaten lain, dan
besar cenderung lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2011. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi ada pada Kabupaten Seruyan yang merupakan kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Aliran dana dan investasi pada Kabupaten Seruyan turut mendorong peningkatan aktivitas perekonomian terutama dari aktivitas di sektor pertanian, perikanan, maupun pertambangan sehingga terjadi peningkatan migrasi penduduk yang masuk ke Kabupaten Seruyan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Kondisi
20
KEPADATAN PENDUDUK
Tabel II.2 Beberapa Indikator Kependudukan per Kabupaten/Kota
angka kelahiran, migrasi penduduk yang masuk
23 23 15 96 9 9 14 15 14 26 9 4 10 12 14
tersebut turut menyebabkan laju pertumbuhan
2. Ketenagakerjaan
penduduk yang tinggi.
Permasalahan kependudukan dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan di Indonesia dan negaranegara berkembang pada umumnya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga memicu peningkatan jumlah angkatan kerja namun belum dapat diimbangi oleh ketersediaan lapangan
kerja.
Kondisi
ini
rentan
untuk
menimbulkan gejolak sosial di masyarakat karena Grafik II.2 Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kalimantan Tengah Tahun 2012 (sumber: BPS Provinsi Kalteng)
permasalahan tenaga kerja termasuk isu yang
Berdasarkan komposisi pada piramida penduduk,
umumnya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan
Kalimantan Tengah merupakan penduduk muda
Kerja (TPAK) yang masih relatif rendah. TPAK
karena 31% penduduk berusia 0-14 tahun, 66%
merupakan
berusia 15-64 tahun, dan hanya sekitar 3%
angkatan kerja dengan penduduk usia kerja.
penduduk berusia di atas 65 tahun. Berdasarkan
Semakin tinggi tingkat TPAK maka semakin
sex ratio, jumlah penduduk laki-laki lebih besar
banyak potensi penduduk yang dapat bekerja
daripada penduduk perempuan (sex ratio: 109).
secara produktif. Demikian pula, semakin tinggi
Kombinasi potensi sumber daya yang melimpah
angkatan kerja maka akan semakin mampu
dan
menopang penduduk yang tidak produktif, bukan
penduduk usia produktif yang
sensitif. Permasalahan ketenagakerjaan pada
tinggi
perbandingan
antara
jumlah
semestinya dapat menjadi pendorong akselerasi
angkatan
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah.
walaupun di sisi lain, peningkatan angkatan kerja
Sesuai dengan sebaran penduduk menurut kelompok usia, rasio penduduk yang produktif
kerja dan penduduk lanjut usia
akan menuntut ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih besar.
(usia 15 s.d 64 tahun) dibandingkan dengan
Sebagaimana
penduduk
tidak produktif (usia dibawah 15
pertumbuhan penduduk yang berusia di atas 15
tahun dan diatas 64 tahun) menunjukkan angka
tahun secara nasional mengalami peningkatan
1,95. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dua
dari
penduduk usia produktif menanggung satu
peningkatan tersebut ternyata tidak sejajar
penduduk tidak produktif. Kondisi ini yang lebih
dengan peningkatan Angkatan Kerja. Dengan kata
dikenal sebagai bonus demografi.
lain, jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja
tahun
ditunjukkan
ke
tahun.
pada
Namun
tabel
3.3,
demikian,
berfluktuasi. Sebagai contoh, jumlah penduduk
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
21
Bukan Angkatan Kerja pada tahun 2013 lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2012.
Tabel II.3 Perbandingan Beberapa Indikator Ketenagakerjaan Nasional dan Kalimantan Tengah
Penyebab meningkatnya penduduk Bukan Angkatan
Kerja
dipengaruhi
untuk
oleh
tahun
peningkatan
2012 jumlah
penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah tangga yang mengalami peningkatan sebesar 1.488.001 orang. Pada tahun 2013, walaupun jumlah penduduk yang bersekolah mengalami
peningkatan
namun
jumlah
penduduk yang mengurus rumah tangga ataupun karena sebab lainnya menurun 2.853.680
orang.
Penurunan
jumlah
penduduk yang mengurus rumah tangga dapat
dikarenakan
adanya
penurunan
tingkat perkawinan atau suami-istri bekerja. Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik. Sejak Tahun 2005, Sakernas dilaksanakan secara semesteran yaitu: semester I (bulan Februari) dan Semester II (bulan Agustus).
2011 NASIONAL a. Penduduk >15 Tahun b. Angkatan Kerja - Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - Bekerja - % Bekerja/Angkatan Kerja c. Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya d. Pengangguran Terbuka - Tingkat Pengangguran Terbuka KALIMANTAN TENGAH a. Penduduk >15 Tahun b. Angkatan Kerja - Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - Bekerja - % Bekerja/Angkatan Kerja c. Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya d. Pengangguran Terbuka - Tingkat Pengangguran Terbuka
2012
2013*)
171.756.077 117.370.485 68,34% 109.670.399 93,44% 54.385.592 13.104.294 32.890.423 8.390.875 7.700.086 6,56%
173.926.703 118.053.110 67,88% 110.808.154 93,86% 55.873.593 14.084.633 33.628.814 8.160.146 7.244.956 6,14%
175.098.712 121.191.712 69,21% 114.021.189 94,08% 53.907.000 14.971.720 32.185.937 6.749.343 7.170.523 5,92%
1.556.649 1.134.587 72,89% 1.105.701 97,45% 422.062 136.851 247.595 37.616 28.886 2,55%
1.581.235 1.105.263 69,90% 1.070.210 96,83% 475.972 126.833 300.117 49.022 35.053 3,17%
1.609.125 1.097.627 68,21% 1.063.711 96,91% 511.498 144.873 314.513 52.112 33.916 3,09%
*)Tingkat Nasional, data Sakernas Februari (sumber : BPS dan BPS Prov. Kalteng (Sakernas Agustus), diolah)
ketersediaan lapangan pekerjaan juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah sedikit berbeda jika dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan secara nasional. Pada tahun 2012, walaupun terdapat peningkatan jumlah
peningkatan
penduduk yang berusia di atas 15 tahun namun
kualitas pendidikan yaitu meningkatnya jumlah
jumlah Angkatan Kerja menurun sebanyak 29.324
penduduk berusia di atas 15 tahun yang
orang sehingga memicu penurunan pada TPAK.
melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan
Pada tahun 2011, TPAK di Kalimantan Tengah
tingggi.
2011-2013,
sebesar 72,89% dan pada tahun 2012 menurun
persentase jumlah angkatan kerja yang terserap
menjadi 69,90%. Demikian pula, walaupun pada
semakin meningkat. Demikian pula, Tingkat
tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah penduduk
Pengangguran Terbuka (TPT) juga semakim
berusia di atas 15 tahun namun jumlah angkatan
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kerja justru semakin menurun. Jumlah penduduk
dapat
mengindikasikan
Pada
periode
adanya
tahun
Bukan Angkatan Kerja mengalami peningkatan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
22
menjadi 511.498 orang.
Penurunan TPAK
ternyata juga berpengaruh dengan persentase
Tengah menempati peringkat ketiga setelah Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
angkatan kerja yang terserap karena pada tahun
Tabel II.4 Perbandingan TPAK dan TPT Regional Kalimantan
2011 persentase penduduk yang bekerja 97,45% menurun menjadi 96,91% pada tahun 2013. Demikian pula, angka pengangguran dan TPT juga mengalami kenaikan pada tahun 2012 walaupun pada tahun 2013 TPT kembali turun. Jumlah
2011 Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur NASIONAL
lapangan pekerjaan di Kalimantan Tengah perlu untuk
ditingkatkan
sehingga
jumlah
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kalimantan Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK secara nasional. Namun demikian, dari tahun 2011 sampai 2013, TPAK di Kalimantan Tengah terus mengalami penurunan. Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan beban yang ditanggung oleh Angkatan
Kerja
karena
jumlah
penduduk usia produktif yang tidak bekerja semakin
meningkat.
Tingkat
TPT 3,88% 2,55% 5,23% 9,84% 6,56%
TPAK 71,77% 69,90% 71,93% 66,64% 67,88%
TPT 3,48% 3,17% 5,25% 8,90% 6,14%
2013 TPAK 69,75% 68,21% 69,08% 63,79% 69,21%
TPT 4,03% 3,09% 3,79% 8,04% 5,92%
(sumber : BPS dan BPS Prov. Kalteng (Sakernas Agustus))
Kondisi yang memerlukan perhatian lebih adalah jumlah pekerja yang memiliki tingkat pendidikan
Pengangguran Terbuka semakin kecil.
penduduk
TPAK 73,93% 72,89% 73,31% 68,51% 68,34%
2012
Pengangguran
Terbuka di Kalimantan Tengah juga lebih rendah
setingkat diploma dan sarana hanya sebesar 8,73% sementara persentase penduduk di atas 15 tahun yang bekerja dengan tingkat pendidikan sekolah dasar mendekati setengah dari jumlah total penduduk yang bekerja. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa masih banyak penduduk yang tidak meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan juga mengindikasikan bahwa k kualitas sumber daya manusia (angkatan kerja) masih harus ditingkatkan.
jika dibandingkan TPT secara nasional (berada di
Upah Minimum Provinsi (UMP) juga mengalami
urutan ke-3 setelah Bali dan Sulawesi Barat,
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun
Sakernas 2013). Hal tersebut menunjukkan
2011, UMP Kalimantan Tengah sebesar Rp. 1,134
tingkat penyerapan angkatan kerja yang sangat
juta dan meningkat menjadi sebesar Rp. 1,327
tinggi. Dengan kata lain, Kalimantan Tengah juga
juta pada tahun 2012, sedangkan pada tahun
memberikan
terhadap
2013 UMP meningkat lagi menjadi sebesar Rp.
secara
1,553 juta (BPS Provinsi Kalteng, Statistik Daerah
penurunan
kontribusi tingkat
positif
pengangguran
nasional. Di tingkat regional Kalimantan, TPT
Provinsi
Kalimantan
Tengah
Tahun
2013).
Kalimantan Tengah merupakan TPT terkecil
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel II.5, upah
sementara untuk tahun 2013 TPAK Kalimantan
minimum tertinggi adalah Kabupaten Murung Raya sebesar Rp. 1,442 juta sementara upah
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
23
minimum terendah adalah Rp. 1,327 juta yang
jumlah
diterapkan pada enam kabupaten.
angkatan kerja tertinggi. Walaupun tingkat
Hal yang menggembirakan adalah penyerapan tenaga
kerja
kabupaten/kota
pada sangat
masing-masing tinggi.
Persentase
penduduk bekerja tertinggi ada di Kabupaten
penduduk
penyerapan
tertinggi
tenaga
kerja
juga
di
memiliki
Kabupaten
Kotawaringin Timur termasuk tinggi (97,6%) namun TPT masih lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Kapuas. Kota Palangka Raya memiliki TPT yang tinggi dikarenakan kepadatan penduduk dan tingginya angkatan kerja belum
Tabel II.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Prov. Kalteng 2011-2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
dapat diimbangi dengan ketersediaan lapangan
KABUPATEN / KOTA
UMR *)
ANGKATAN KERJA
BEKERJA
%
TPT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5=4/3)
(6)
96,3% 97,6% 98,5% 97,8% 97,0% 98,2% 98,3% 95,4% 94,2% 97,6% 97,0% 98,3% 96,5% 94,9%
3,68 2,45 1,51 2,17 3,01 1,85 1,67 4,65 5,82 2,40 3,00 1,68 3,54 5,12
Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kab. Kapuas Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Seruyan Kab. Katingan Kab. Pulang Pisau Kab. Gunung Mas Kab. Barito Timur Kab. Murung Raya Kota Palangka Raya
1.401.101 1.386.500 1.340.734 1.361.055 1.361.668 1.327.459 1.327.459 1.394.000 1.327.459 1.327.459 1.327.459 1.327.459 1.442.528 1.396.715
124.101 170.493 155.299 60.892 63.220 25.667 34.401 74.898 70.445 55.926 52.221 56.629 45.815 107.620
119.533 166.323 152.961 59.570 61.316 25.193 33.827 71.417 66.348 54.585 50.654 55.679 44.195 102.110
*) Upah Minimum Tahun 2012
kerja utama sebagian besar berada di kabupatenkabupaten tertentu). Tiga kelompok lapangan pekerjaan utama yang mendominasi mata pencaharian di Kalimantan Tengah
yaitu:
(i)
Pertanian,
Perkebunan,
Kehutanan,Perburuan, dan Perikanan, (ii) Jasa
Tabel II.6 Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Prov. Kalimantan Tengah
sedangkan Kabupaten
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
Katingan
1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
memiliki
TPT
tertinggi
dan
60.463
67.150
77.844
10.694
7,32%
3 Industri
31.277
27.768
31.560
3.792
2,97%
3.712
1.631
1.911
280
0,18%
52.107
50.708
44.587
(6.121)
4,19%
157.741
145.923
147.476
1.553
13,86%
29.409
29.921
34.145
4.224
3,21%
14.373
11.141
17.051
5.910
1,60%
151.241
142.967
148.543
5.576
13,96%
1.105.701
1.070.210
1.063.711
(6.499)
100,00%
5 Konstruksi/Bangunan 6 Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa
Kabupaten Kotawaringin yang
+/Komposisi (2013-2012) 2013 (%) 560.594 (32.407) 52,70%
2013
593.001
tenaga terendah.
2012
605.378
4 Listrik, Gas, dan Air
kerja
2011
Perburuan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian
penyerapan
Timur
pertambangan yang menjadi sektor lapangan
Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan, (iii)
(sumber : BPS Prov. Kalteng)
Kapuas
kerja yang mencukupi (sektor pertanian dan
Akomodasi 7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
JUMLAH
memiliki (BPS Prov. Kalteng (Sakernas Agustus))
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
24
Perdagangan,
Rumah
Jasa
Nasional (Susernas) yang dilaksanakan BPS setiap
Akomodasi. Pada tahun 2011-2013, kelompok
tahun pada bulan Maret dan bulan September.
pekerjaan terkait dengan pertanian mencapai
Sebagaimana ditampilkan pada
persentase 52,70% sedangkan kelompok jasa
persentase penduduk miskin Kalimantan Tengah
kemasyarakatan 13,96%, dan sektor perdagangan
jauh lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata
13,86%. Pada tahun 2013, kelompok lapangan
secara
pekerjaan
yang
Kalimantan Tengah dari tahun 2007 sampai
mengalami penurunan penyerapan angkatan
dengan 2013 mencapai 30% yang semula 210.300
kerja dibandingkan dengan tahun 2012. Kenaikan
orang menjadi 145.355 orang. Akan tetapi, jika
penyerapan tenaga kerja secara signifikan terjadi
dilihat dari perkembangan penurunan kemiskinan
pada sektor pertambangan dan penggalian yang
secara linier, penurunan angka kemiskinan di
pada tahun 2013 kenaikan tersebut mencapai
Kalimantan Tengah lebih landai dibandingkan
10.694 orang.
rata-rata nasional. Penurunan (trendline) tingkat
pertanian
Makan,
dan
dan
konstruksi
nasional.
Penurunan
grafik 3.2.,
kemiskinan
di
3. Kesejahteraan
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) GK = GKM + GKNM GK = Garis Kemiskinan GKM = Garis Kemiskinan Makanan, merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. GKNM = Garis Kemiskinan Non Makan, adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. (www.bps.go.id)
Grafik II.3 Perbandingan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Nasional dan Kalimantan Tengah (sumber: BPS Provinsi Kalteng)
kemiskinan tahun 2010-2013 relatif rendah. Secara nasional, jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun semakin menurun. Namun
Salah satu alat ukur keberhasilan pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau
dengan
kata
lain
adalah
terjadinya
penurunan tingkat kemiskinan. Data penduduk miskin diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi
demikian, jumlah dan persentase penduduk miskin di regional Kalimantan pada tahun 2013 cenderung
meningkat
dibandingkan
dengan
tahun 2012 kecuali Kalimantan Selatan yang secara konsisten mengalami penurunan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin tertinggi
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
25
berada di Kalimantan Barat yaitu 394.167 orang.
(a)
Dari tahun 2011 sampai tahun 2013, Kalimantan
Angkatan Kerja karena mengurus rumah tangga
Tengah secara konsisten menempati urutan
atau sebab lainnya;
terendah dibandingkan provinsi lain di regional Kalimantan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin yang berada di Kalimantan Tengah yaitu
peningkatan
jumlah
penduduk
Bukan
(b) peningkatan Garis Kemiskinan yang semula (2012) sebesar Rp. 277.407,- menjadi Rp. 307.698,-, dan
145.355 orang. (c) peningkatan Tabel II.7 Perbandingan Jumlah (dalam Ribuan) dan Persentase Penduduk Miskin Regional dan Nasional 2011 2012 2013 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kalimantan Barat 380,11 8,60 355,70 7,96 394,17 8,74 Kalimantan Tengah 146,91 6,56 141,90 6,19 145,36 6,23 Kalimantan Selatan 194,62 5,29 189,20 5,01 183,27 4,76 Kalimantan Timur 247,90 6,77 246,10 6,38 255,91 6,38 Indonesia 30.018,93 12,49 28.594,60 11,66 28.553,93 11,47
Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) dari semula (2012) sebesar
0,191
menjadi
0,305.
Peningkatan P2 ini mengindikasikan kesenjangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar.
(Sumber: BPS Prov. Kalteng)
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tengah pada tahun 2013 mengalami kenaikan
Tabel II.8 Beberapa Indikator Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
dibandingkan penduduk miskin pada tahun 2012. Kenaikan tersebut dipicu oleh bertambahnya penduduk miskin di daerah perkotaan sebanyak 13.447
2011 Penduduk Miskin (Orang / %) - Kota (Orang / %) - Desa (Orang / %) Garis Kemiskinan (Rp.) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
2012
2013
150.021 6,56% 141.901 6,19% 145.355 6,23% 28.288 3,74% 32.308 4,21% 45.755 5,80% 121.733 8,10% 109.593 7,19% 99.600 6,45% 241.525 277.407 307.698 1,094 1,078 1,017 0,285 0,266 0,305
orang sementara jumlah penduduk (Sumber: BPS Prov. Kalteng)
miskin di pedesaan secara konsisten mengalami penurunan. Demikian pula, Indeks Kedalaman
Kemiskinan
(P2)
juga
semakin
membaik karena secara umum pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati Garis Kemiskinan.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel II.9., terjadi penurunan penduduk miskin di tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Tingkat penduduk miskin tertinggi berada di Kabupaten Barito Timur. Pada tahun 2011, tingkat penduduk miskin di Kabupaten Barito Timur sebesar 9,27% dan
Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi
pada tahun 2012 turun menjadi 8,53%. Tingkat
penyebab tingkat kemiskinan di Kalimantan
penduduk miskin terendah adalah Kota Palangka
Tengah meningkat di tahun 2013, antara lain
Raya. Penurunan tingkat kemiskinan tertinggi di
yaitu:
Kabupaten
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Seruyan
(0.90%)
sedangkan
26
penurunan tingkat kemiskinan terendah di
berada di bawah rata-rata IPM negara-negara
Kabupaten Kapuas (0,17%).
yang berada di kawasan Asia Pasifik, tetapi masih
Tabel II.9 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2012
berada di atas Vietnam. kenaikan IPM Indonesia disebabkan oleh pencapaian pada komitmen nasional terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, program pengentasan kemiskinan strategis
yang
inovatif
dengan
dan
keterlibatan
ekonomi
dunia.
(http://wartaekonomi.co.id/berita8461/ipmindonesia-2012-tempati-ranking-121-didunia.html). Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah secara konsisten mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam rentang waktu tahun (Sumber: BPS Prov. Kalteng)
1996 sampai tahun 2004, IPM Kalimantan Tengah
4. Indeks Pembangunan Manusia
hanya
mengalami
kenaikan dari “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)
sebesar
semula
0,4 71,3
menjadi 71,7. Kemajuan
adalah suatu tolok ukur angka kesejahteraan suatu daerah atau negara yang dilihat berdasarkan tiga dimensi yaitu: angka harapan hidup pada waktu
yang
lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf (literacy rate) dan rata-rata
pembangunan manusia
lama sekolah (mean years of schooling), dan kemampuan daya beli
di Kalimantan Tengah
(purchasing power parity). Nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan
dimulai dari tahun 2004
pembangunan ekonomi suatu Negara”.
signifikan
yaitu ditandai kenaikan
(United Nation Development Programme, UNDP, 1990).
IPM yang signifikan dari 71,7 menjadi 75,46 pada tahun
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Hal
ini
Development Index (HDI) Indonesia menempati
menunjukkan
ranking 121 dari 187 negara. IPM Indonesia naik 3
pendidikan,
peringkat pada tahun 2012 dibanding tahun
semakin meningkat dari tahun
sebelumnya yang menempati posisi 124 dari 187
Demikian pula, IPM Kalimantan Tengah selalu di
negara di dunia. saat ini IPM Indonesia masih
atas IPM rata-rata nasional. Pada tahun 2012,
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
bahwa
2012.
dan
tingkat
kesehatan,
kesejahteraan
masyarakat ke
tahun.
27
IPM Kalimantan Tengah menduduki peringkat
Harapan Hidup terendah ada di Kabupaten
ketujuh
Lamandau. Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk
nasional
dan
kedua
di
regional
Kalimantan setelah Kalimantan Timur.
tingkat SD/MI pada umumnya telah mencapai atau mendekati 100%, namun
demikian
APS
tingkat SMP/MTs ratarata
85%. Di tingkat
SMA/MA,
APS
rata-rata mencapai Grafik II.4 Perbandingan IPM Kalimantan Tengah, Nasional (kiri), dan Regional Kalimantan (kanan) (sumber: BPS Provinsi Kalteng)
secara hanya
54%.
Pada
tahun 2011, APS terkecil adalah
Kabupaten
Murung Raya sedangkan Sebagaimana
ditunjukkan
pada
tabel
3.9,
beberapa indikator pendukung IPM Kalimantan Tengah disajikan menurut kabupaten/kota. Kota Palangka
Raya
yang
merupakan
ibukota
Kalimantan Tengah memiliki nilai tertinggi baik pada
IPM,
Harapan
Hidup,
Angka dan
tahun 2012, APS terkecil adalah Kabupaten Kapuas. Persentase buta huruf terendah adalah Kabupaten Gunung Mas sedangkan persentase buta huruf tertinggi di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Tabel II.10 Beberapa Indikator Pendukung IPM Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2012
Angka Partisipasi Sekolah (SMA/MA). Hal tersebut menunjukkan kota
bahwa
Palangka
memiliki
kondisi
Raya yang
lebih baik dalam hal kesehatan, dan
pendidikan (sumber: BPS Provinsi Kalteng)
kesejahteraaan
masyarakat. Kabupaten yang memiliki IPM terendah
adalah
Kabupaten
Pulang
Pisau
walaupun perbedaan nilai IPM tidak terlampau jauh dibandingkan dengan kabupaten lain. Angka
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
28
B. Perkembangan Indikator Sektoral
kesehatan masyarakat.
Terpilih
Sarana kesehatan yang paling mudah diakses
1. Sektor Kesehatan Secara nasional, pencapaian (outcome) program dan kegiatan pada fungsi kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah selama kurun waktu 2008-2013 antara lain meliputi: (i) membaiknya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bersalin, (ii) membaiknya kesehatan dan gizi anak, (iii) membaiknya upaya pengendalian penyakit menular dan tidak menular, dan (iv) peningkatan jumlah, kualitas, dan penyebaran sumber daya manusia kesehatan termasuk peningkatan sarana dan prasarana kesehatan (Nota Keuangan 2013). Beberapa hal yang dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan di Kalimantan Tengah antara lain meliputi: ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, kemudahan akses terhadap
petugas
bersalin, dan peningkatan gizi dan tingkat
dan
sarana
kesehatan,
kemudahan akses kesehatan bagi ibu hamil dan
oleh
masyarakat
adalah
Pusat
Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) karena pertimbangan lokasi yang lebih dekat dengan masyarakat dan biaya
pengobatan
yang
lebih
terjangkau.
Pembangunan sarana kesehatan di Kalimantan Tengah berupa Puskesmas meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 terdapat 1.018 Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, jumlah tersebut naik menjadi 1.214 buah pada tahun 2012. Jumlah Puskesmas Pembantu berkurang pada tahun 2010 yang semula 1.012 Puskesmas Pembantu di tahun 2009 menjadi 984. Jumlah Puskesmas terbanyak berada di Kabupaten Kapuas yaitu 25 Puskesmas sedangkan jumlah Puskesmas paling kecil ada di Kabupaten Seruyan yang hanya memiliki 5 Puskesmas. Jumlah total rumah sakit di Kalimantan Tengah adalah
18
rumah
sakit.
Rata-rata
setiap
kabupaten memiliki satu rumah sakit kecuali Kabupaten Seruyan yang memiliki dua rumah sakit dan Kota Palangka Raya memiliki empat rumah sakit. Sampai saat ini Kalimantan Tengah memiliki 18 rumah bersalin yang seluruhnya dimiliki oleh pihak swasta. Jumlah rumah bersalin terbanyak ada di Kabupaten Kotawaringin Barat sejumlah 7 rumah bersalin. Kota Palangka Raya Grafik II.5 Perkembangan Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kalimantan Tengah Tahun 2007-2012 (sumber: BPS Provinsi Kalteng)
dan Kabupaten Kapuas memiliki 4 rumah bersalin sementara Kabupaten Barito Utara memiliki 3
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
29
rumah bersalin (BPS Provinsi Kalteng, Kalimantan
masyarakat, praktek dokter melayani 17,50%
Tengah dalam Angka 2012-2013).
masyarakat.
Jumlah
tenaga
kesehatan
bidan,
Demikian pula, kunjungan masyarakat kepada
perawat) di Kalimantan Tengah selalu meningkat
non paramedis semakin menurun. Pada tahun
dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu tiga
2011, keluhan masyarakat terkait kesehatan yang
tahun (2010-2013) pertumbuhan jumlah dokter
dilayani dukun sebanyak 0,12% dan turun
adalah 128 orang, bidan 253 orang, dan tenaga
menjadi 0,03% di tahun 2012 (BPS Prov.
perawat 865 orang. Peningkatan jumlah tenaga
Kalimantan Tengah, Statistik Daerah Provinsi
kesehatan tersebut tentunya merupakan hal yang
Kalimantan Tengah 2013).
menggembirakan
karena
(dokter,
kualitas
pelayanan
kesehatan akan semakin meningkat sehingga tingkat kesehatan masyarakat pun akan semakin baik.
Grafik II.6 Jumlah Tenaga Kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat) di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012 (sumber: BPS Provinsi Kalteng)
Akses kesehatan masyarakat Kalimantan Temgah semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan sarana
dan
prasarana
kesehatan.
akses Grafik II.7 Perkembangan AHH Tahun 2004-2012 (atas) dan IMR Tahun 2010-2012 (bawah) Kalimantan Tengah
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan adalah kunjungan masyarakat ke puskesmas. Data Survei Sosial
Ekonomi
Nasional
Tahun
2012
menunjukkan bahwa di Kalimantan Tengah pada tahun
2012
puskesmas
melayani
49,05%
kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan, sedangkan
rumah
sakit
melayani
10,97%
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) dan Angka Harapan Hidup merupakan salah satu indikator penting keberhasilan pembangunan karena menyangkut berbagai aspek antara lain terkait
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
tingkat
kesejahteraan
masyarakat,
30
pengetahuan ibu terhadap kesehatan, dan
partisipasi
kemudahan akses kesehatan. Perkembangan
kualitas pendidikan yang lebih baik.
AHH
menunjukkan
pergerakan
yang
yang
menggembirakan dimana AHH pada tahun 2004 adalah 69,80% menjadi 71,41% pada tahun 2012. Demikian pula, angka IMR juga menunjukkan perkembangan positif. Pada tahun 2010, Angka Kematian Bayi di Kalimantan Tengah sebesar 21,6 dan turun menjadi 20,9 di tahun 2012 (lihat grafik II.7).
masyarakat
dalam
mewujudkan
Perkembangan jumlah sekolah untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Kalimantan Tengah tahun 2011-2012 yang berkaitan dengan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan berupa
pembangunan
sekolah
baru
tidak
mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah sekolah
yang
dikelola
pemerintah
hanya
meningkat 10 sekolah sedangkan sekolah baru
2. Sektor Pendidikan
yang dikelola swasta bertambah 66 sekolah.
Sebagai salah satu komponen penting IPM, sektor
Penurunan jumlah guru negeri yang telah
pendidikan
mencapai
menjadi
salah
satu
prioritas
usia
pensiun
terganti
dengan
pembangunan nasional. Peran swasta di sektor
pengangkatan guru negeri yang baru. Di lain
pendidikan semakin meningkat dari waktu ke
pihak, jumlah guru swasta meningkat seiring
waktu.
dengan bertambahnya jumlah sekolah baru.
Hal
pertumbuhan
tersebut
ditandai
lembaga-
lembaga pendidikan yang dimiliki oleh swasta di kota-kota besar. Namun demikian, pendidikan
grand
design sangat
ditentukan oleh kebijakan pemerintah baik dari sisi sistem pendidikan maupun penyediaan prasarana Peran
sarana
dengan
Tabel II.11 Perbandingan Jumlah Sekolah dan Guru (Negeri dan Swasta) di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012 NO. 1 2 3 4 5
SEKOLAH
TK SD SMP SMA SMK JUMLAH 1 MI 2 MTs 3 MA JUMLAH JUMLAH TOTAL
NEGERI 2011 2012 68 69 2.425 2.428 548 552 129 131 68 68 3.238 3.248 36 36 22 22 14 14 72 72 3.310 3.320
dan
dalam
GURU NEGERI 2011 2012 426 408 25.297 25.251 7.037 7.010 3.272 3.238 1.723 1.740 37.755 37.647 871 755 617 617 336 395 1.824 1.767 39.579 39.414
GURU SWASTA 2011 2012 4.755 4.756 1.247 1.268 932 964 750 758 288 300 7.972 8.046 1.645 2.616 1.581 1.025 373 816 3.599 4.457 11.571 12.503
Sumber: BPS Prov. Ka lteng
(sumber: BPS Provinsi Kalteng)
pendidikan.
pemerintah
SWASTA 2011 2012 1.136 1.142 123 124 122 126 63 65 38 39 1.482 1.496 244 232 59 117 43 49 346 398 1.828 1.894
Kalimantan Tengah memiliki satu perguruan pembangunan
tinggi negeri yaitu Universitas Palangka Raya.
pendidikan masih sangat diperlukan terutama
Untuk tingkat akademi terdapat dua sekolah
dari sisi ketersediaan sarana dan prasarana
tinggi yang dikelola oleh Kementerian Agama dan
pendidikan yang memadai sehingga mendorong
satu
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
sekolah
tinggi
yang
dikelola
oleh
31
Tabel II.12 Angka Partisipasi Sekolah di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2012 KELOMPOK USIA
2010
2011
rata-rata nasional. Di tingkat regional Kalimantan, Provinsi Kalimantan Tengah Kondisi tersebut
2012
Nasional 98,02 97,58 7-12 86,24 87,78 13-15 56,01 57,85 16-18 13,77 14,26 19-24 Kalimantan Tengah 98,70 98,10 7-12 86,83 85,64 13-15 54,50 54,33 16-18 11,06 12,59 19-24
2010-2012 secara umum masih berada dibawah
memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan 97,95 89,66 61,06 15,84
masyarakat agar APS terutama pada kelompok
98,50 85,55 54,06 13,65
Tengah semakin meningkat.
usia 13-24 tahun menjadi lebih baik sehingga kualitas sumber daya manusia di Kalimantan
Tabel II.13 . Angka Partisipasi Sekolah Regional Kalimantan Tahun 2010-2012
Sumber: BPS
KELOMPOK USIA
7-12 13-15 16-18 19-24
Kementerian Kesehatan. Demikian pula, terdapat beberapa universitas/akademi yang dikelola oleh pihak swasta di beberapa kabupaten di wilayah Kalimantan Tengah.
KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
96,63 85,22 54,65 14,18
98,50 85,55 54,06 13,65
97,90 85,35 57,55 16,68
99,17 96,53 71,16 19,22
Sumber: BPS
Partisipasi
masyarakat
terhadap
sektor
Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf
pendidikan
dapat
dengan
melihat
di Kalimantan Tengah menurut jenis kelamin
perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS).
menunjukkan bahwa persentase laki-laki lebih
Perkembangan APS di Kalimantan Tengah selama
tinggi dibandingkan perempuan. Secara umum
kurun waktu 2010-2012 menunjukkan adanya
Rata-rata Lama Sekolah meningkat dari tahun ke
keberhasilan pembangunan sektor pendidikan
tahun.
dan peningkatan jumlah masyarakat terhadap
Kalimantan
akses pendidikan. Hal yang patut menjadi
kemampuan baca tulis sangat tinggi (lihat Grafik
perhatian adalah terdapat beberapa indikator
II.8.).
diukur
Demikian
pula,
Tengah
jumlah yang
penduduk mempunyai
yang menunjukkan bahwa tingkat partisipasi sekolah masih dibawah rata-rata nasional. Pada pendidikan dasar yaitu APS untuk kelompok usia
3. Sektor Pertanian
7-12 tahun, Kalimantan Tengah masih lebih baik
Berbeda dengan sektor pertambangan yang
dibandingkan tingkat nasional. Akan tetapi,
padat modal, sektor pertanian merupakan sektor
perkembangan APS pada segmen pendidikan
perekonomian yang paling banyak menyerap
menengah dan pendidikan tinggi periode tahun
tenaga kerja sehingga pertumbuhan di sektor pertanian
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
akan
berdampak
positif
pada
32
pertambangan yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2013 hanya berjumlah Rp. 6,32 triliun.
Mengingat
pertanian
terhadap
peran
strategis
pertumbuhan
sektor ekonomi
Kalimantan Tengah maka kebijakan pemerintah yang
tepat
terhadap pembangunan
sektor
pertanian sangat diperlukan. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, usaha pertanian di Kalimantan Tengah terdiri dari 270.914 rumah tangga usaha pertanian, 228 perusahaan pertanian berbadan hokum, dan 164 usaha pertanian lainnya. Hasil sensus tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan Grafik II.8. Rata-rata Lama Sekolah (atas) dan Angka Melek Huruf (bawah) di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2012 (sumber: BPS Prov. Kalteng)
jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 31.500 rumah tangga
(-10,42%) dibandingkan
tahun 2003 yang berjumlah 302.414.
kesejahteraaan masyarakat secara luas. PDRB
Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
sektor pertanian pada tahun 2013 secara
bahan
kumulatif atas dasar harga berlaku adalah Rp.
perikanan, dan perkebunan. Sektor pertanian
17,22 triliun. Jumlah tersebut merupakan jumlah
Kalimantan Tengah didominasi oleh subsektor
makanan,
hortikultura,
peternakan,
tertinggi dibandingkan sektor lain.
Tabel II.14 . Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Kabupaten Tahun 2013
yang Sektor
perdagangan, hotel,
dan
restoran hanya berjumlah 13,64
Rp. triliun
sementara sektor
(Sumber: BPS Prov. Kalteng)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
33
tanaman bahan makanan yaitu padi, jagung,
Tabel II.15 Luas Panen dan Produksi Padi Menurut Kabupaten Tahun 2012
kedelai, ubi kayu, dan sejenis. Sentra usaha pertanian tertinggi adalah Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Usaha pertanian tertinggi berada di Kabupaten Kapuas dimana usaha
pertanian
mencapai
50.696
usaha.
Kabupaten Barito Selatan memiliki potensi untuk mengembangkan peternakan sapi dan kerbau. Padi
merupakan
hasil
pertanian
unggulan
Kalimantan Tengah. Peningkatan luas panen dan hasil produksi padi meningkat secara signifikan pada periode 2008-2012. Pada tahun 2012, luas panen padi mencapai 251,8 ribu hektar dengan produksi 755,5 ribu ton padi atau rata-rata produksi padi adalah 30,01 kuintal per hektar.
terkecil adalah Kota Palangka Raya yang hanya mampu menghasilkan 20 kuintal per hektar sementara
Kabupaten
Kapuas
mampu
menghasilkan 32,88 kuitansi per hektar. Subsektor
perkebunan
Kalimantan
Tengah
didominasi oleh perkebunan kelapa sawit dan perkebunan
karet. Perkembangan beberapa
komoditi perkebunan ditunjukkan pada Tabel II.15. Walaupun dari sisi luas lahan mengalami penyusutan namun dari sisi produksi mengalami Grafik II.9 Perbandingan Luas Panen dan Produksi Padi di Kalimantan Tengah Tahun 2008-2012 (sumber: BPS Prov. Kalteng)
Kabupaten
penghasil padi
tertinggi adalah
kenaikan. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan yang tajam pada periode 2010-2013. Di
lain
pihak,
komoditi
kopi
mengalami
Kabupaten Kapuas yang memiliki luas panen
penurunan luas lahan dan penurunan produksi.
115,9 ribu hektar dengan produksi 381,26 ribu
Hasil produksi komoditi kelapa sawit dan kopra
ton pada tahun 2012. Penghasil pagi tertinggi
terbesar berada di Kabupaten Kotawaringin
kedua adalah Kabupaten Pulang Pisau yang
Timur sementara hasil produksi karet terbesar
merupakan berlokasi di sebelah barat Kabupaten
berada di Kabupaten Gunung Mas (BPS Prov.
Kapuas. Produksi tanaman padi per hektar
Kalteng, Kalimantan Tengah Dalam Angka 2013).
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
34
bulan Desember
Tabel II.16 Perbandingan Luas dan Produksi Beberapa Komoditi Perkebunan Di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2013 KOMODITI Kelapa Sawit Karet Kelapa Kopi JUMLAH
2010 LUAS (Ha)
1.087.950 491.949 85.577 7.268 1.672.744
2011
PRODUKSI (TON)
1.630.092 229.864 70.023 1.940 1.931.919
LUAS (Ha)
1.256.444 447.938 72.194 4.535 1.781.111
2013,
2012
PRODUKSI (TON)
2.305.515 256.550 70.840 1.362 2.634.267
LUAS (Ha)
NTP Kalimantan
PRODUKSI (TON)
858.433 456.273 73.417 4.435 1.392.558
Tengah
5.005.252 283.171 75.055 1.702 5.365.180
102,41
menunjukkan terjadinya
Perkembangan sektor pertanian seyogyanya
peningkatan kesejahteraan petani karena Indeks
terus meningkat dari waktu ke waktu. Demikian
harga yang diterima petani lebih besar daripada
pula,
juga
Indeks yang harus dibayar petani. Dengan kata
semestinya juga berdampak pada peningkatan
lain, peningkatan kesejahteraan petani tersebut
kesejahteraan petani. Grafik II.10. menampilkan
ditunjukkan dengan adanya harga komoditas
perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional
pertanian yang dihasilkan petani lebih tinggi dari
dan Kalimantan Tengah. Nilai Tukar Petani bulan
belanja barang dan jasa yang dikonsumsi petani.
pertumbuhan
sektor
pertanian
Januari 2013-November 2013 menggunakan angka dasar tahun 2007 sedangkan mulai Desember 2013 NTP menggunakan angka dasar tahun 2012. Fluktuasi NTP menggambarkan pola
Di tingkat regional Kalimantan,
Kalimantan
Selatan memiliki rata-rata NTP yang paling tinggi. Sementara di posisi kedua adalah Kalimantan Tengah yang terus mengalami peningkatan NTP. Pergerakan NTP bulan Desember 2013-Januari 2013 menunjukkan bahwa
di
terindikasi
saat terjadi
kesejahteraan Kalimantan
provinsi
hasil
produksi
namun
Tengah
tetap
panen,
masa
tanam
ataupun
masa
paceklik.
Pada
peningkatan
kesejahteraan petani.
Tabel II.17 Perbandingan NTP Regional Kalimantan Jan-Nov 2013 (2007=100) dan Des 2013-Jan 2014 (2012=100)
pertanian terkait masa
penurunan
petani
menunjukkan Grafik II.10 Perbandingan NTP Nasional dan Kalimantan Tengah Jan-Nov (2007=100) dan Des (2012=100) Tahun 2013
lain
PROVINSI Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Kalimantan Barat 99,47 99,37 98,59 98,48 97,74 97,55 97,45 97,14 96,97 97,31 97,95 97,92 96,62 Kalimantan Tengah 98,57 98,40 98,18 98,05 98,06 98,41 97,28 96,69 97,22 98,15 98,32 102,41 102,98 Kalimantan Selatan 106,45 106,83 106,23 105,67 105,97 106,34 105,32 104,07 104,26 104,80 104,66 102,41 101,00 Kalimantan Timur 96,38 95,87 95,77 95,51 95,45 95,24 95,04 93,94 94,11 94,41 94,23 100,44 98,73 Sumber: BPS, BPS Prov. Kalteng
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
35
4. Sektor Perhubungan
kualitasnya. Penurunan jalan provinsi tersebut
Pembangunan sektor perhubungan merupakan
dimungkinkan karena adanya pengalihan status
bagian dari program prioritas pembangunan
kewenangan pengelolaan yang semula jalan
nasional di bidang infrastruktur. Sarana dan
provinsi menjadi jalan kabupaten. Lebih lanjut,
prasarana perhubungan memiliki fungsi strategis
jalan kabupaten juga mengalami peningkatan dari
sebagai
ekonomi,
sisi panjang jalan (bertambah 743,24 Km)
pengembangan wilayah, membuka keterisolasian
maupun kualitas jalan yaitu penambahan jalan
sehingga mendorong kelancaran distribusi barang
diaspal sepanjang 45,97 Km).
dan
katalisator
jasa
serta
pembangunan.
pertumbuhan
mewujudkan
pemerataan
Indikator
keberhasilan
pembangunan sektor perhubungan antara lain yaitu:
(i)
meningkatnya
sarana
prasarana
angkutan baik darat, laut dan udara, (ii) peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana pendukung transportasi seperti: jalan, pelabuhan, bandar udara, dan (iii) peningkatan mobilitas penduduk dan pergerakan barang dan jasa antar wilayah.
darat khususnya
JENIS PERMUKAAN JALAN
terkait
Diaspal Kerikil Tanah Lainnya JUMLAH
dengan penyediaan jalan Kalimantan
Tengah
manfaat
terhadap
kecepatan
pergerakan angkutan orang, barang, maupun jasa.
Peningkatan
prasarana
transportasi
angkutan darat akan mendorong peralihan angkutan yang sebelumnya menggunakan jalur sungai, laut, maupun udara karena angkutan darat
memberikan
manfaat
lebih
berupa
kemudahan dan kecepatan akses serta biaya yang
Tabel II.18 Perkembangan Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan dan Permukaan Jalan di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012
transportasi
di
memberikan
lebih terjangkau.
Prasarana
yang
Peningkatan panjang jalan dan kualitas jalan akan
JALAN NEGARA 2011 1.124,55 384,12 206,16 1.714,83
JALAN PROVINSI
PANJANG JALAN (Km) JALAN KABUPATEN
2012 2011 2012 2011 2012 1.265,59 999,24 795,56 2.173,33 2.219,30 295,94 237,14 243,19 2.543,91 2.752,25 153,30 387,37 61,25 5.753,22 5.918,75 514,49 837,89 1.714,83 1.623,75 1.100,00 10.984,95 11.728,19
JALAN KOTA 2011 454,83 422,46 7,24 884,53
JUMLAH
2012 454,83 21,16 422,46 7,24 905,69
2011 4.751,95 3.165,17 6.769,21 521,73 15.208,06
2012 4.735,28 3.312,54 6.555,76 845,13 15.448,71
Sumber: BPS Prov. Kalteng
meningkat
tahun.
Jumlah kendaraan baik untuk angkutan manusia
Pertumbuhan jalan tahun 2011-2012 meningkat
dan barang meningkat dari tahun ke tahun.
sepanjang 240,65 Km. Peningkatan panjang jalan
Jumlah terbesar adalah jenis kendaraan bermotor
tersebut penambahan jalan kabupaten/kota.
roda
Kualitas
dengan
bermotor roda dua bertambah 87.544 buah
bertambahnya jalan yang diaspal sedangkan jalan
dibandingkan tahun 2011. Secara total, jumlah
jalan
dari
negara
tahun
ke
meningkat
dua. Pada
tahun
2012,
kendaraaan
provinsi berkurang baik dari sisi jumlah maupun
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
36
kendaraan
bermotor
tahun
2010-2012
mengalami peningkatan sebesar 48,25%. Tabel II.18 . Perkembangan Jumlah Kendaraaan di Kalimantan Tengah Tahun 2011-2012
JENIS KENDARAAN Sedan, Jeep, Wagon Mini Bus, Bus Truck, Pickup Angkutan Khusus, Alat Berat Sepeda Motor Roda 2 JUMLAH
2010
2011
2013
34.981 37.729 40.970 914 992 1.083 25.820 31.341 35.773 752 866 909 536.564 659.370 746.914 599.031 730.298 825.649
Sumber: BPS Prov. Kalteng
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
37
BAB III PERKEMBANGAN FISKAL REGIONAL
Kinerja
APBN
Provinsi
Kalimantan
A. Anggaran
Tengah
sebagaimana tertuang dalam Tabel III.1 memuat
Pendapatan
dan
Belanja Negara
perbandingan pagu dan realisasi APBN Provinsi 1. Pendapatan Negara
Kalimantan Tengah tahun anggaran 2011-2013. Pendapatan negara berasal dari penerimaan perpajakan,
penerimaan
PNBP,
dan
hibah
sedangkan belanja negara meliputi belanja pemerintah pusat yang disalurkan melalui dua cara
yaitu:
(i)
melalui
instansi
vertikal
kementerian negara/lembaga yang berada di Kalimantan
Tengah
ataupun
melalui
dana
dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan urusan bersama, dan (ii) melalui transfer ke daerah yang meliputi
dana
perimbangan
dan
dana
Perkembangan pendapatan negara di Kalimantan Tengah selama periode 2011-2013 menunjukkan bahwa
penerimaan
pajak
dalam
negeri
meningkat sebesar Rp 1.040,97 miliar yaitu dari Rp 1.816,14 miliar,- dalam tahun 2011 menjadi Rp 2.857,11 miliar dalam tahun 2013. Dalam kurun waktu tiga tahun di atas komponen dari pajak dalam negeri mengalami peningkatan, kecuali PPnBM yang pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 49.33% dari penerimaan periode 2011.Secara rata-rata peningkatan PPh
penyesuaian.
Tabel III.1 Perbandingan APBN Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 (dalam miliar rupiah)
NO.
URAIAN
A. PENDAPATAN NEGARA I. PENERIMAAN PERPAJAKAN a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional II. PNBP III. HIBAH B. BELANJA NEGARA I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT a. Belanja K/L II. TRANSFER KE DAERAH a. Dana Perimbangan b. Dana Penyesuaian
2011
2012
2013
PAGU REALISASI % 2.689,36 2.535,60 94,28 2.610,70 2.331,86 89,32 2.192,02 1.816,14 82,85 418,68 515,72 123,18
PAGU REALISASI % 2.305,22 2.951,97 128,06 2.234,42 2.775,68 124,22 1.933,15 2.490,55 128,83 301,27 285,13 94,64
PAGU REALISASI % 4.572,99 3.972,70 86,87 4.479,38 3.742,26 83,54 4.048,16 2.857,11 70,58 431,22 885,14 205,26
78,66 202,06 256,88 70,80 158,37 223,69 93,61 206,90 221,02 1,68 17,92 23,55 12.196,76 13.137,03 107,71 12.911,18 11.469,77 88,84 16.916,25 16.460,94 97,31 4.259,47 4.072,14 95,60 4.885,23 4.791,67 98,08 5.612,77 5.287,57 94,21 4.259,47 4.072,14 95,60 4.885,23 4.791,67 98,08 5.612,77 5.287,57 94,21 7.937,28 9.064,89 114,21 8.025,95 6.678,09 83,21 11.303,48 11.173,38 98,85 7.301,78 8.358,22 114,47 7.353,90 6.128,25 83,33 10.424,51 10.311,48 98,92 635,51 706,66 111,20 672,05 549,85 81,82 878,97 861,90 98,06
Sumber: LKPP Prov. Kalimantan Tengah Semester I TA.2011-2013, https://pa.perbendaharaan.go.id/monevpa2012/, www.djpk.depkeu.go.id (diolah)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
38
dalam
meningkat
penurunan sebesar Rp 6,787 miliar (27,86%) dari
peningkatan tertinggi PPh terjadi di
penerimaan tahun 2012. Begitu juga dengan
tahun 2012 sebesar 54.30%. PPN juga mengalami
pendapatan Royalti terjadi penurunan di tahun
peningkatan selama periode 2011-2013,tetapi
2012 tetapi di tahun 2013 naik sebesar 181,29
bila dibandingkan dengan PPh peningkatannya
miliar
secara rata-rata masih lebih kecil sebesar 13,77%.
penerimaan PNBP pertambangan umum akan
Besarnya Tax ratio di provinsi Kalimantan Tengah
mempengaruhi besar kecilnya dana bagi hasil
untuk periode 2012 dan 2013 adalah 11,72% dan
yang nantinya akan diterima oleh Provinsi
112,42% berdasarkan PDRB harga konstan.
Kalimantan Tengah. Untuk Pendapatan Jasa
24,82%,
kurun
waktu
2011-2013
Pendapatan negara dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar berasal dari PNBP lainnya. Pendapatan sumber daya alam di provinsi
Kalimantan
Tengah
berasal
dari
pendapatan pertambangan umum yang terdiri dari pendapatan Iuran Tetap dan pendapatan Royalti.
Selama
periode
2011-2013
kedua
pendapatan tersebut mengalami fluktuasi, untuk pendapatan iuran terjadi kenaikan di tahun 2012 sebesar 43.44%, tetapi di tahun 2013 mengalami
(402,39%).
Kenaikan/penurunan
lainnya pendapatan jasa mengalami peningkatan selama periode 2011-2013 sebesar Rp 29,05 miliar. Kenaikan rata-rata nya sebesar 14,55%. Pendapatan jasa ini pada umumnya sebagian dari pendapatan yang dapat dipergunakan kembali oleh
instasi
Pendapatan
pengguna jasa
PNBP
tersebut
tersebut.
berasal
dari
pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhan dan kenavigasian yang selama periode 2011-2013 mengalami kenaikan
rata-rata
41,92% dan
Tabel III.2 Pendapatan Pajak dan PNBP Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 (dalam jutaan rupiah)
JENIS PENDAPATAN PENERIMAAN PERPAJAKAN PENDAPATAN PAJAK DALAM NEGERI PPh PPN PPnBM PBB Cukai Pajak lainnya PENDAPATAN PAJAK PERDAGANGAN Bea Masuk Bea Keluar PNBP Penerimaan sumber daya alam Pendapatan Iuran Tetap Pendapatan Royalti Pendapatan Kehutanan Pendapatan PNBP lainnya Pendapatan Penjualan dan sewa Pendapatan Jasa Pendapatan Bunga Pendapatan Kejaksaan,peradilan Pendapatan Pendidikan Pedapatan gratifikasi Pendapatan Iurand denda Pendapatan lain-lain Pendapatan PNBP lainnya
2011 PAGU REALISASI % 2.610.699,52 2.331.854,74 89% 2.192.023,05 1.816.138,42 83% 795.527,14 861.182,12 132,17 133.856,52 7,80 25.432,67 418.676,47 515.716,32 123% 3.018,87 512.697,46 78.663,83 202.060,00 257% 43.491,57 6.559,58 36.931,99 78.663,83 158.568,43 202% 13.106,70 67.921,15 0,68 3.886,13 53.663,55 302,18 1.783,64 17.482,41 421,98
PAGU 2.234.420,98 1.933.151,99
301.268,99 70.798,73
70.798,73
2012 REALISASI 2.775.653,12 2.490.552,36 1.227.530,55 1.079.473,08 66,97 153.463,26 29.988,49 285.130,76 4.833,68 280.297,08 203.958,84 45.584,58 9.409,30 36.085,82 89,46 158.374,26 4.611,81 73.253,61 4,62 3.807,80 50.919,71 1.396,73 1.899,91 21.874,83 605,25
% PAGU 124% 4.479.382,92 129% 4.048.159,53
95%
431.223,39
288%
93.609,65
224%
93.609,65
2013 REALISASI 3.742.256,69 2.857.114,16 1.387.779,65 1.216.953,05 590,98 218.540,14 33.250,35 885.142,53 1.559,36 883.583,17 395.432,23 188.533,76 6.787,58 181.291,42 454,75 206.898,48 7.821,51 96.969,49 4.254,55 53.751,13 1.133,77 3.497,61 38.382,49 1.087,92
% 84% 71%
205% 422%
221%
Sumber: LKPP BUN Kanwil DJPBN Ka lteng
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
39
pendapatan
pelayanan
pertanahan
yang
mengalami kenaikan rata-rata 44,60%.
Tabel III.3 Perbandingan Pagu berdasarkan Sumber Pembiayaan Provinsi Kalimantan Tengah TA.2011—2013 (dalam miliar rupiah)
2. Belanja Pemerintah Pusat Alokasi anggaran belanja di Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp. 5,62 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 820 miliar
dibandingkan
dengan
tahun
2012.
Kenaikan anggaran terbesar berasal dari Rupiah
TAHUN
NO.
SUMBER
1 2 3 4 5 6
Rupiah Murni Pi njaman Luar Negeri Rupiah Murni Pendamping Penerimaan Negara Bukan Pajak Hibah Dalam Negeri Hibah Luar Negeri JUMLAH
2.011,00
2.012,00
2.013,00
4.059,59 50,58 7,83 131,69 9,79 4.259,47
4.708,68 25,43 0,92 119,05 31,00 0,15 4.885,23
5.414,74 28,73 0,67 151,31 16,85 0,44 5.612,73
Sumber : Dit. PA, monevpa
Murni. Demikian pula, alokasi anggaran belanja
Kalimantan Tengah. Perbandingan komposisi
yang bersumber dari PNBP juga mengalami
alokasi anggaran belanja berdasarkan sumber
peningkatan yaitu menjadi sebesar Rp. 151 miliar
pembiayaan TA 2011—2013 ditunjukkan pada
pada tahun 2013 yang sebelumnya sebesar Rp.
Tabel III.3.
119 miliar. Alokasi anggaran yang berasal dari Hibah Luar Negeri terdapat pada satuan kerja Lembaga
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
Kalimantan Tengah, sedangkan alokasi anggaran dari Pinjaman Luar Negeri terdapat pada satuan kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Kalimantan Tengah, LPMP Kalimantan Tengah, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Perkembangan triwulanan
realisasi periode
mengindikasikan penyerapan
anggaran tahun
terdapat
anggaran.
secara
2011-2013
kemiripan
Pada
triwulan
pola I,
penyerapan anggaran relatif kecil sementara peningkatan realisasi anggaran mulai terjadi di triwulan III dan pada triwulan IV realisasi
Grafik III.1 Perbandingan Realisasi Anggaran per Triwulan (Tidak Kumulatif) Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011 - 2013
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
40
anggaran triwulan
melonjak III.
Secara
dibandingkan kumulatif,
dengan
4. Perkembangan
Pagu
dan
Realisasi
Berdasarkan Jenis Belanja
penyerapan
anggaran tahun 2013 lebih rendah dibandingkan
Perbandingan pagu anggaran per jenis belanja
dengan persentase penyerapan anggaran pada
ditunjukkan pada grafik 3.2. Berdasarkan jenis
tahun 2011 dan 2013.
belanjanya, alokasi anggaran dikelompokkan dalam empat jenis belanja yaitu belanja pegawai,
3. Perkembangan Berdasarkan
Pagu
dan
Bagian
Realisasi Anggaran
(Kementrian/ Lembaga) Berdasarkan Bagian Anggaran, terdapat 41 kementerian negara/lembaga yang mengelola dana APBN di Provinsi Kalimantan Tengah. Tabel III.4. menampilkan pagu dan realisasi anggaran tujuh kementerian negara/lembaga dengan pagu terbesar. Pagu tertinggi adalah Kementerian Pekerjaan Umum karena sebagian besar proyek fisik dilaksanakan oleh kementerian tersebut. Proyek-proyek fisik yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum antara lain yaitu pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, pengelolaan
daerah
aliran
sungai,
dan
belanja barang, belanja modal, dan belanja bantuan sosial. Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi (gaji dan tunjangan) baik dalam bentuk uang maupun barang yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah. Belanja barang meliputi pengadaan barang dan jasa yang habis pakai, belanja yang akan diserahkan kepada masyarakat serta perjalanan dinas. Belanja modal merupakan belanja untuk memperoleh dan menambah aset tetap dan mempunyai manfaat lebih dari dua belas bulan. Belanja bantuan sosial merupakan transfer uang atau belanja barang untuk
diberikan
kepada
masyarakat
guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
pembangunan sarana prasarana lainnya.
Tabel III.4 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran per Kementerian/Lembaga (7 K/L Pagu Terbesar) Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 (dalam jutaan rupiah)
No Bagian Anggaran/Kementerian/Lembaga
2011 Pagu Realisasi 1.225.103,95 1.182.965,46
% Pagu 96,56 1.403.058,18
2012 Realisasi 1.442.312,68
2013 % Pagu Realisasi 102,80 1.789.303,11 1.739.123,09
% 97,20
1
(033) Kementerian Pekerjaan Umum
2
(022) Kementerian Perhubungan
502.244,34
466.676,12
92,92
632.056,34
621.401,09
98,31
616.030,13
587.768,97
95,41
3
(025) Kementerian Agama
430.535,73
407.053,21
94,55
486.603,80
451.426,87
92,77
584.874,69
528.819,94
90,42
4
(060) Kepolisian Negara RI
8.860,13
7.987,04
90,15
429.974,97
440.299,78
102,40
495.698,97
495.201,22
99,90
5
(018) Kementerian Pertanian
152.323,66
136.997,00
89,94
201.643,86
179.987,70
89,26
234.930,76
224.107,99
95,39
6
(023) Kementerian Dikbud
401.970,17
402.557,41 100,15
396.917,35
390.033,03
98,27
220.977,19
210.423,58
95,22
7
(024) Kementerian Kesehatan Jumlah
128.811,81
115.371,67
147.957,87
127.038,71
85,86
190.958,68
161.528,99
84,59
2.849.849,79
2.719.607,91
95,43 3.698.212,36
3.652.499,86
98,76 4.132.773,53 3.946.973,79
95,50
89,57
Sumber: Dit. PA, monevpa
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
41
pokok dan fungsi masing-masing Kementerian
Negara/Lembaga.
Penggunaan fungsi juga dikaitkan dengan kegiatan yang dilaksanakan sehingga
suatu
program
dapat
menggunakan lebih dari satu fungsi. Selanjutnya fungsi dan sub-fungsi dijabarkan
lebih
lanjut
dalam
program/kegiatan. Belanja Pemerintah Pusat dibagi
Grafik III.2 Perbandingan Komposisi Pagu per Jenis Belanja Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 (sumber: DitPA, monevpa)
menurut dalam 11 (sebelas) fungsi. Penyerapan anggaran tertinggi pada
Komposisi anggaran per jenis belanja selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (kecuali untuk belanja bantuan sosial). Komposisi terbesar Belanja Pemerintah Pusat adalah untuk belanja
modal.
merupakan
Belanja
sarana
menstimulasi
modal
pemerintah
pemerintah
pertumbuhan
untuk
perekonomian
karena berefek langsung kepada perekonomian masyarakat.
Pada
tahun
anggaran
2013,
persentase belanja modal adalah sebesar 41%,
fungsi pertahanan sedangkan realisasi anggaran terendah pada fungsi Lingkungan Hidup. Fungsi pertahanan ini lebih terkait dengan pembayaran gaji dan tunjangan TNI. Untuk TA. 2013 sendiri pola penyerapannya cenderung lebih stabil dan Fungsi Ekonomi menduduki peringkat pertama dalam hal penyerapan anggaran tertinggi. Fungsi Pariwisata
dan
terendah
dalam
Budaya hal
menduduki
penyerapan
posisi realisasi
anggaran.
belanja barang 29%, belanja pegawai 22% dan 6. Perkembangan
belanja bantuan sosial 8%.
Pagu
dan
Realisasi
Berdasarkan Jenis Kewenangan 5. Perkembangan
Pagu
dan
Realisasi
Berdasarkan Fungsi
kewenangan
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu mencapai
yang
dilaksanakan
tujuan
Belanja Pemerintah Pusat berdasarkan jenis
dalam
pembangunan
rangka nasional.
dibagi
menjadi
lima
jenis
kewenangan yaitu: Kantor Pusat, Kantor Daerah, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama. Kewenangan Kantor Pusat adalah dana Belanja Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh instansi vertikal yang ada di daerah sedangkan
Penggunaan fungsi disesuaikan dengan tugas
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
42
Tabel III.5 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran per Fungsi Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 (dalam jutaan rupiah)
No
2011 Pagu Realisasi 761.628,61 748.989,72
FUNGSI
1 Pelayanan Umum 2 Pertahanan
2012 % Pagu Realisasi 98,34 969.608,85 941.267,55
80.733,84 118.839,09 147,20
3 Ketertiban dan Keamanan
2013 % Pagu Realisasi 97,08 1.286.496,95 1.178.971,41
% 91,64
93.280,29 133.122,43 142,71 157.476,80 138.730,84
88,10
169.022,78 161.142,86
95,34 277.331,33 268.782,09
96,92 374.617,11 359.181,85
95,88
1.785.550,43 1.675.384,96
93,83 1.909.577,88 1.864.997,51
97,67 2.200.545,86 2.142.619,28
97,37
5 Lingkungan Hidup
188.072,67 129.966,50
69,10 167.406,09 137.818,14
82,33 176.477,60 155.406,88
88,06
6 Perumahan dan Fasilitas Umum
360.243,65 358.210,37
99,44 477.287,64 514.762,42 107,85 498.728,33 474.679,34
95,18
4 Ekonomi
7 Kesehatan
73.157,01
66.918,30
91,47
71.621,39
67.457,76
96.956,90
92,93
3.494,32
3.235,96
92,61
4.132,00
3.674,38
88,92
3.319,00
2.748,43
82,81
18.488,18
17.885,20
96,74
46.123,29
45.201,53
98,00
53.911,21
48.801,84
90,52
93,80 739.106,05 672.807,16
91,03
8 Pariwisata dan Budaya 9 Agama 10 Pendidikan
798.424,03 772.637,91
11 Perlindungan Sosial
20.659,19
Jumlah
18.932,58
4.259.474,70 4.072.143,45
96,77 849.118,26 796.459,96 91,64
19.747,36
18.128,92
95,60 4.885.234,38 4.791.672,68
94,19 104.338,48
16.662,76
94,05
98,08 5.612.733,64 5.287.566,70
91,80
17.716,25
94,21
(Sumber: Dit PA, monevpa)
Kantor
Daerah
merupakan
dana
Belanja
kabupaten/kota
kepada
desa
untuk
Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh satuan
melaksanakan tugas tertentu. Urusan Bersama
kerja pusat yang ada di daerah.
adalah urusan pemerintahan di luar urusan
Jenis
kewenangan
yang
dilaksanakan
oleh
pemerintah daerah meliputi dekonsentrasi, tugas pembantuan,
dan
urusan
bersama.
Dana
dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah
yang
mencakup
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan
sepenuhnya Pemerintah, yang diselenggarakan bersama oleh Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota.
semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang
dialokasikan
untuk instansi vertikal pusat di daerah. Tugas Pembantuan
adalah
penugasan Pemerintah
dari kepada
daerah dan/atau desa
No. 1 2 3 4 5
Tabel III.6 . Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran per Jenis Kewenangan Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2011—2013 (dalam jutaan rupiah) 2011 2012 2013 Jenis Kewenangan Pagu
Kantor Pusat Kantor Daerah Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Urusan Bersama Jumlah
Realisasi
%
Pagu
Realisasi
1.365.835,18 1.372.497,11 100,49 1.604.696,96 1.685.564,25 2.092.702,58 1.945.671,21 92,97 2.364.806,85 2.261.153,89 288.623,72 273.330,90 94,70 288.074,30 255.924,04 391.312,71 361.220,97 92,31 490.911,39 453.242,76 121.000,52 119.423,26 98,70 136.744,89 135.787,74 4.259.474,70 4.072.143,45 95,60 4.885.234,38 4.791.672,68 (Sumber: Dit PA, monevpa)
%
Pagu
Realisasi
105,04 2.055.661,73 1.983.375,31 95,62 2.737.345,19 2.536.221,67 88,84 190.551,77 170.678,00 92,33 496.816,83 465.384,30 99,30 132.358,12 131.907,43 98,08 5.612.733,64 5.287.566,70
dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau
desa
serta
dari
pemerintah
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
43
7. Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Anggaran
secara
pelaksanaan
anggaran
menjadi
diblokir, tetapi menghambat alokasi dana lain
Dampaknya
yang terkait yang tidak diblokir (jumlah dana yang
Perkembangan
ekonomi
global
yang
menunjukkan trend penurunan, berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia dan APBN. Hal mengingat
riil
terhambat bukan hanya terhadap dana yang
a. Kebijakan Penghematan dan
ini
keterkaitan dengan dana yang diblokir, sehingga
bahwa
pelemahan
tersebut
berpengaruh terhadap asumsi makro APBN terutama tingkat pertumbuhan ekonomi, nilai tukar yang pada gilirannya berpengaruh pada kinerja APBN, sehingga APBN perlu untuk dilakukan penyesuain/perubahan melalui APBN
tidak bisa segera dilaksanakan jumlahnya lebih besar dari yang diblokir). Bila diperhatikan, secara umum penyebab pemblokiran anggaran adalah ketidaklengkapan data pendukung pada saat penelaahan
RKA-K/L dan adanya
kegiatan-
kegiatan yang memerlukan persetujuan DPR sementara sampai dengan penerbitan DIPA, persetujuan DPR tersebut belum diterima oleh DJA.
Perubahan (APBN-P). Salah satu dampak APBN-P adalah
adanya
penghematan
terhadap Program/Kegiatan pada K/L sehingga perlu untuk dilakukan revisi terhadap
DIPA.
Kebijakan
penghematan merupakan hal yang tidak
dapat
dihindarkan
untuk
penyelamatan APBN itu sendiri.
b. Pagu Blokir Di tahun anggaran 2013, pada awal tahun anggaran terdapat pagu blokir sebesar 14,4% dari nilai keseluruhan
Grafik III.3 Pergerakan Dana Blokir pada DIPA per Bulan Tahun 2013 (sumber: DitPA, monevpa)
anggaran (pagu awal) yang berjumlah Rp 5,43
Meskipun dana blokir berangsur-angsur semakin
triliun.
tentunya
berkurang namun demikian ternyata sampai
berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan
akhir tahun anggaran masih terdapat alokasi
anggaran, karena disamping dana yang diblokir
dana
tidak bisa dicairkan, berpengaruh pula terhadap
merupakan hal yang sangat disayangkan, karena
alokasi dana yang tidak diblokir tetapi memiliki
di tengah keterbatasan “fiscal space” APBN,
Adanya
pagu
blokir,
yang
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
masih diblokir. Tentu hal ini
44
terdapat dana yang tidak bisa direalisasikan.
satu permasalahan dalam pelaksanaan anggaran
Dilihat dari komposisinya, dana yang masih
adalah:
diblokir sampai dengan akhir tahun anggaran teralokasi pada jenis belanja barang dan modal
1) Mempercepat pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP).
yaitu sebesar Rp. 4,56 miliar. Melalui pembentukan ULP, hambatan dalam
c. Proses Pengadaan Barang dan Jasa
pelaksanaan
pengadaan
barang
dan
jasa,
Salah satu tahapan kegiatan yang berpengaruh
khususnya
terhadap pelaksanaan anggaran adalah proses
pembentukan panitia pengadaan yang harus
pengadaan barang dan jasa. Hampir tidak ada
bersertifikasi
satuan kerja yang memiliki bagian alokasi
keterlambatan dimulainya proses Pengadaan
anggaran yang dalam pelaksanaannya tidak
Barang dan Jasa (PBJ) akan dapat dihindari dan
melalui proses pengadaan barang dan jasa,
diminimalisir. Disamping itu, kesulitan beberapa
melalui
satuan
kegiatan pelelangan
yaitu untuk
terkait
kerja
dengan
yang
kesulitan
berpengaruh
untuk
dalam
terhadap
membentuk
panitia
pekerjaan yang bernilai diatas Rp 200 juta.
pengadaan karena keengganan pegawai untuk
Sebagian besar satuan kerja memiliki alokasi dana
menjadi anggota PBJ juga akan teratasi apabila
untuk kegiatan-kegiatan yang penyedia barang
sudah ada ULP, yang sesuai tugas dan fungsi serta
dan/jasanya harus melalui proses pelelangan.
kompetensinya
Beberapa masalah
terkait
proses pengadaan barang jasa bagi instansi
dengan pelaksanaan pelelangan adalah kesulitan
pemerintah. Dalam kaitan ini pembentukan ULP
mencari
memiliki
di masing-masing wilayah yang diinisiasi oleh
panitia
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan perlu
pejabat
segera untuk diwujudkan yang akan melayani
pengadaan, proses pengadaan yang terlambat
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bukan
dilaksanakan dengan berbagai alasan, yang salah
hanya di lingkungan kementerian keuangan.
yang
ditemukan
pejabat/pegawai
kualifikasi
untuk
pengadaan
barang
duduk
yang sebagai
dan/jasa
atau
satunya adalah “budaya” untuk tidak segera mulai melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa. Keterlambatan untuk memulai proses pengadaan
barang
dan/jasa
kadang
2) Menyusun
bertugas untuk melakukan
peraturan
sebagai
dasar
pelaksanaan proses pelelangan sebelum tahun anggaran di mulai.
juga
diakibatkan masih perlunya dilakukan revisi DIPA.
Meskipun
sesuai
peraturan
presiden
yang
mengatur tentang dimungkinkannya pelaksanaan Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa sebagai salah
proses pengadaan barang dan jasa dimulai semenjak adanya alokasi anggaran bagi K/L
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
45
sebelum tahun anggaran dimulai, namun dalam
wewenang
kenyataannya sedikit sekali satuan kerja yang
Pemerintah Daerah diikuti dengan pelimpahan
melakukannya. Salah satu penyebab utama
kewenangan dalam hal pendanaan. Pemerintah
adalah belum adanya peraturan yang secara
Daerah dianggap paling mengetahui mengenai
khusus mengatur mekanisme proses pengadaan
dirinya sendiri dan arah pembangunan yang ingin
barang dan jasa sebelum tahun anggaran dimulai.
dicapainya. Kebijakan dalam penentuan APBD
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan
diharapkan dapat mendorong berbagai indikator
dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang
ekonomi regional yang menjadi tolok ukur
dan jasa Pemerintah (LKPP), seharusnya dapat
perekonomian
menginisiasi
yang
Kalimantan Tengah. Di Kalimantan Tengah
mengatur mekanisme pelaksanaan pengadaan
terdapat 15 Pemerintah Daerah yang terdiri dari
barang dan jasa sebelum tahun anggaran dimulai.
1 Pemerintah Provinsi yaitu Pemprov Kalimantan
Adanya
Tengah, 1 Pemerintah Kota Yaitu Pemerintah
penyusuan
peraturan
peraturan
tersebut
tentunya
akan
dari
suatu
daerah
Kabupaten yaitu Pemkab Barito Selatan, Pemkab
terkait pelaksanaan anggaran lingkup K/L atau
Barito Utara, Pemkab Murung Raya, Pemkab
satuan kerja yang bersangkutan.
Barito Timur, Pemkab Kapuas, Pemkab Pulang
Belanja Daerah
13
Provinsi
dijadikan indikator kinerja dari suatu satuan kerja
dan
dan
di
kepada
Kota
Pendapatan
Raya
Pusat
menjadi panduan dan pedoman,bahkan bisa
B. Anggaran
Palangka
Pemerintah
Pemerintah
Pisau, Pemkab Kotawaringin Timur, Pemkab Kotawaringin Barat, Pemkab Katingan, Pemkab Gunung
Mas,
Pemkab
Lamandau,
Pemkab
Tabel III.7 . APBD Kalimantan Tengah Menurut Klasifikasi Ekonomi (dalam jutaan rupiah)
1. Profil APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan bagian dari pelaksanaan peran Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
regional
wilayah.
Pada dengan
suatu
prinsipnya,
sesuai
peraturan
perundangan, pelimpahan
*) Tersedia data 13 Pemda dari 15 Pemda yang ada di Kalteng (Sumber: Dit PA, monevpa)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
46
Seruyan, dan Pemkab Sukamara.
12,12 % dari total pendapatan. Kemudian pada tahun
a. Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi
2014,
dari
kesepuluh
Pemda
yang
memberikan data APBD tahun 2014, didapat
Ekonomi
bahwa peran dana perimbangan hanya sebesar
Sesuai klasifikasi ekonomi profil APBD Provinsi Kalteng beserta seluruh Daerah Tingkat II yang
68,97 % dari pendapatan sedangkan peran PAD adalah sebesar 14,92% dari pendapatan.
ada di wilayahnya adalah sebagaimana dalam Tabel III.7. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan
Pemerintah
Daerah
di
Kalimantan Tengah merencanakan kebijakan defisit yang dicerminkan dari lebih besarnya belanja bila dibandingkan dengan besarnya pendapatan. Untuk menutup defisit tersebut, sebagian besar Pemerintah Daerah menggunakan
Grafik III.5 Persentase Pagu Komponen Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja (sumber: DJPK dan Pemda)
SiLPA tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, komposisi antara pagu belanja tidak langsung dengan pagu belanja langsung hampir berimbang. Namun demikian, komponen belanja langsung tetap masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan komponen belanja tidak langsung. Hal yang sama dijumpai pada perilaku pagu APBD tahun 2013 yaitu komponen belanja Grafik III.4 Persentase Kontribusi Pendapatan Daerah (%) (sumber: DJPK dan Pemda)
Pada
tahun
tahun
2012
komponen
dana
perimbangan mencapai sebesar 81,48 % dari total
pendapatan.
Sedangkan
PAD
hanya
memberikan kontribusi sebesar 10%. Tetapi pada tahun 2013, komponen dana perimbangan menurun
kontribusinya
menjadi
77,43%
langsung lebih besar bila dibandingkan dengan komponen belanja tidak langsung. Bahkan ada peningkatan besaran komponen belanja langsung dimana pada tahun 2012 hanya sebesar 51,32% dari belanja meningkat di tahun 2013 menjadi 53,91% dari belanja. Pada tahun 2014, dari 10 Pemda yang tersedia datanya, diketahui bahwa peranan komponen belanja langsung juga masih
sedangkan komponen PAD meningkat menjadi
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
47
lebih
tinggi
yaitu
sebesar
55,30%
dari
keseluruhan belanja.
terlihat apakah pagu belanja menurut suatu fungsi itu meningkat atau justru menurun. Grafik
b. Profil APBD Berdasarkan Berbagai
berikut menggambarkan mengenai hal tersebut.
Klasifikasi Menurut fungsinya, APBD di wilayah Kalimantan Tengah dibagi menjadi
9 (sembilan) fungsi
pemerintahan. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pelayanan umum, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata dan budaya, fungsi pendidikan dan fungsi perlindungan sosial.
Grafik III.7 Persentase APBD Kalimantan Tengah Menurut Fungsi (%) (sumber: DJPK dan Pemda)
Menurut grafik di atas, alokasi APBD yang paling besar adalah untuk fungsi pelayanan umum sebesar 29,90% pada tahun 2012 dan 29,46% pada tahun 2013. Fungsi pendidikan menempati urutan kedua dengan persentase masing-masing 25,23% pada tahun 2012 dan sebesar 23,27% pada tahun 2013. Fungsi perumahan dan fasilitas Grafik III.6 Pagu APBD Kalimantan Tengah Menurut Fungsi (sumber: DJPK dan Pemda)
Secara nominal, setiap tahunnya belanja menurut fungsi
selalu
mengalami
kenaikan.
Namun
demikian, untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai proporsi sebenarnya, perlu dibandingkan jumlah pagu APBD perfungsi dibandingkan dengan total pagu seluruh fungsi. Dengan demikian, apabila dibandingkan proporsi masing-masing fungsi dari tahun ke tahun, akan
umum
menempati
urutan
ketiga
dengan
persentase 17,69% pada tahun 2012 dan sebesar 21,23% pada tahun 2013. Sedangkan fungsi yang paling kecil mendapatkan alokasi APBD adalah fungsi pariwisata dan budaya sebesar 0,6 % baik tahun 2013 maupun tahun 2012. Dari komposisi di atas, terlihat bahwa prioritas pendanaan hampir semua Pemda di Kalimantan Tengah adalah fungsi pelayanan umum, perumahan dan fasilitas umum, dan pendidikan sedangkan fungsi pariwisata
dan
budaya
menempati
urutan
terendah dalam prioritas pendanaan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
48
Untuk pagu pendidikan, secara umum telah
Berdasarkan data, saat ini proporsi pembagian
memenuhi
belanja menurut klasifikasi urusan pada seluruh
batasan
minimal
alokasi
pagu
pendidikan yaitu sebesar 20% dari APBD.
Pemda
Sedangkan untuk kesehatan, sesuai dengan UU
menunjukkan
No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pagu
mendapatkan alokasi dana yang cukup besar
belanja kesehatan untuk daerah adalah sekurang-
sementara urusan yang lain mendapatkan alokasi
kurangnya 10 % dari APBD. Dengan demikian,
yang relatif kecil.
selama periode tahun 2011-2013, target pagu belanja kesehatan untuk seluruh Pemda di Kalimantan Tengah belum memenuhi batasan minimal sesuai dengan undang-undang tersebut.
c. Profil APBD Berdasarkan Berbagai
Menurut urusan, APBD dibagi ke dalam 35 (tiga puluh lima) urusan. Urusan tersebut adalah Kesehatan,
Perumahan,
Penataan
Provinsi
Kalimantan
Tengah
bahwa
beberapa
urusan
Pagu berdasarkan klasifikasi menurut urusan pada 15 Pemda di Kalimantan Tengah tahun 2011 berjumlah Rp10,1 triliun, tahun 2012 berjumlah Rp11,6 triliun, tahun 2013 berjumlah Rp14,98 triliun. Khusus tahun 2014, hanya 5 Pemda saja yang memberikan informasi mengenai APBD
Klasifikasi Urusan
Pendidikan,
di
Pekerjaan Ruang,
Umum,
Perencanaan
Pembangunan, Perhubungan, Lingkungan Hidup,
berdasarkan
urusan
dengan
nilai
pagu
keseluruhan Rp4,3 triliun. Apabila pagu menurut masing-masing urusan dibagikan dengan total pagu keseluruhan, maka akan didapatkan hasil sebagaimana tercantum dalam Tabel III.8.
Pertanahan, Kependudukan dan Catatan Sipil,
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 (tiga)
Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana
urusan dominan yang menjadi perhatian utama
dan Keluarga Sejahtera Sosial, Tenaga Kerja,
Pemerintah Daerah di Kalimantan Tengah. Ketiga
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Penanaman
urusan tersebut adalah Pemerintahan Umum,
Modal, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga,
Pendidikan, dan Pekerjaan Umum. Sedangkan
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
perkembangan 3 (tiga) urusan dominan tersebut
Pemerintahan
sejak
Umum,
Kepegawaian,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Statistik, Kearsipan,
Komunikasi
dan
tahun
2011
hingga
2013
adalah
sebagaimana tertuang dalam Grafik III.8.
Informatika,
Ketahanan Pangan, Perpustakaan, Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumberdaya Mineral, Pariwisata,
Kelautan
dan
Perikanan,
Perdagangan, Perindustrian, dan Transmigrasi.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
49
Tabel III.8 . Komposisi Pagu APBD Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Urusan (%) Urusan
30.00
2011
2012
2013
2014
25.00 20.00
Pendidikan
25.60
24.62
22.65
25.56
2
Kesehatan
8.52
8.03
7.51
9.86
3
Pekerjaan Umum
17.86
17.61
21.39
19.64
4
Perumahan
0.04
0.08
0.20
0.49
5
Penataan Ruang
0.34
0.37
0.14
0.44
5.00
6
Perencanaan Pembangunan
1.21
1.16
1.09
1.02
0.00
7
Perhubungan
1.70
1.51
1.31
1.10
8
Lingkungan Hidup
1.07
1.06
1.06
0.67
9
Pertanahan
0.04
0.05
0.13
0.00
Persentase
1
Kependudukan dan Catatan 10
Sipil
0.52
0.54
0.47
0.54
11
Pemberdayaan Perempuan
0.34
0.40
0.37
0.42
15.00 10.00
2011
2012
2013
Pendidikan
25.60
24.62
22.65
Pemerintahan Umum
25.86
28.45
28.36
Pekerjaan Umum
17.86
17.61
21.39
Grafik III.8 Urusan Dominan terhadap Total Belanja Tahun 2011-2013 (sumber: DJPK dan Pemda)
Keluarga Berencana dan 12
Keluarga Sejahtera
0.18
0.17
0.17
0.06
13
Sosial
0.65
0.72
0.79
0.65
Dari grafik di atas terlihat bahwa porsi
14
Tenaga Kerja
0.57
0.52
0.46
0.34
alokasi dana urusan pendidikan semakin
15
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
0.46
0.50
0.44
0.42
menurun dari tahun ke tahun meskipun
16
Penanaman Modal
0.07
0.08
0.10
0.06
masih sesuai dengan yang ditetapkan
17
Kebudayaan
0.22
0.32
0.28
0.41
Undang-Undang
18
Pemuda dan Olah Raga
0.47
0.46
0.60
0.41
Kesatuan Bangsa dan Politik 19
Dalam Negeri
20
Pemerintahan Umum
21
(minimal
20%).
Sedangkan grafik porsi pemerintahan
1.07
1.12
1.09
1.15
25.86
28.45
28.36
24.11
Kepegawaian
0.11
0.06
0.00
0.00
22
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
0.91
0.83
0.79
1.14
23
Statistik
0.01
0.01
0.01
0.00
24
Kearsipan
0.05
0.06
0.06
0.05
25
Komunikasi dan Informatika
0.10
0.16
0.11
0.04
26
Ketahanan Pangan
0.54
0.57
0.60
0.48
2.
27
Perpustakaan
0.17
0.16
0.17
0.14
Klasifikasi Fungsi
28
Pertanian
3.76
3.46
3.15
2.96
29
Kehutanan
4.39
3.78
3.43
4.41
umum meningkat pada tahun 2012 dan kemudian menurun di tahun 2013. Kemudian
untuk
pekerjaan
umum,
peningkatan yang besar terjadi pada tahun 2013. Belanja
Daerah
Menurut
a. Belanja Pelayanan Publik dan
Energi dan Sumberdaya 30
Mineral
0.91
0.95
1.08
1.77
Birokrasi
31
Pariwisata
0.34
0.32
0.32
0.14
Sesuai dengan tabel IV.2 pada bab IV,
32
Kelautan dan Perikanan
1.08
1.04
0.86
0.83
33
Perdagangan
0.44
0.43
0.43
0.53
34
Perindustrian
0.29
0.28
0.24
0.12
35
Transmigrasi
0.09
0.13
0.13
0.04
100.00
100.00
100.00
100.00
Jumlah
urusan pemerintahan memiliki porsi anggaran terbesar pada APBD. Pada
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
50
tahun 2011, kontribusi urusan pemerintahan
Sebagai contoh, jalan yang menghubungkan
adalah 25,86% dari APBD. Pada tahun 2012,
antara Kota Palangka Raya dengan Kabupaten
alokasinya
Barito Selatan sudah cukup baik. Jalur ini penting
menurun
menjadi
28,45%
dan
semakin menurun pada tahun 2013 menjadi
karena
28,36%. Indikator baik atau tidaknya belanja
Palangka Raya dengan Kabupaten Barito Selatan,
pelayanan publik dapat dilihat dari tingkat
tetapi juga menghubungkan Kota Palangka Raya
kepuasan
dengan Kabupaten Barito Utara, Kabupaten
masyarakat
terhadap
pelayanan
pemerintah.
tidak
hanya
menghubungkan
Kota
Barito Timur dan Kabupaten Murung Raya.
b. Belanja Bidang
Tabel III.9 Panjang jalan di Kalimantan Tengah (km)
Infrastruktur Bila dikaitkan dengan urusan yang
infrastruktur dibangun
Kalimantan
di
Tengah,
urusan yang berkaitan dengan infrastruktur adalah urusan pekerjaan umum. Alokasi untuk urusan pekerjaan umum pada tahun 2011 adalah sebesar 17,86% dari APBD, tahun 2012 adalah 17,61% dari APBD dan tahun 2013 adalah 21,39%. Pada tahun 2012 terjadi pertumbuhan panjang jalan sebesar 1,8 %. Pada tahun 2012 kontribusi belanja urusan pekerjaan umum justru menurun sebesar -0,28%. Namun perlu diingat, walaupun dana untuk pekerjaan umum relatif besar, didalamnya juga termasuk dana untuk perawatan infrastruktur. Dana yang tersedia untuk belanja infrastruktur tidak harus digunakan
(Sumber: Data Olahan)
c. Belanja Bidang Kesehatan Sebagaimana ditampilkan dalam tabel IV.2 pada bab IV urusan belanja kesehatan pada tahun 2011 hanya mencapai 8,52% dari pagu APBD. Kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 8,03% dari pagu APBD dan semakin menurun pada tahun 2013 menjadi 7,51% dari APBD. Sedangkan kondisi untuk tahun 2014 adalah sebesar 9,86% (catatan hanya terdiri dari 5 Pemda).
Sejak
keseluruhan memenuhi
tahun
Kalimantan batasan
2011-2013 Tengah
minimal
pagu
secara belum belanja
kesehatan yaitu sebesar 10% dari APBD.
untuk membangun jalan baru. Pada Kondisi untuk tahun 2013, perbaikan untuk jalan
tahun
2011,
pertumbuhan
tenaga
kesehatan menurun yaitu sebesar minus 2,41%
penghubung antar kabupaten relatif sudah baik.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
51
dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 12,68%.
yang ada. Kesehatan masyarakat juga bergantung
Pada tahun 2012 kontribusi APBD kesehatan
pada lingkungan sekitarnya terutama rumah
turun
tinggalnya. Rumah tinggal yang layak dan sehat
0,49%. Walaupun kontribusi belanja
kesehatan
menurun,
pertumbuhan
tenaga
kesehatan pada tahun 2012 justru meningkat.
akan
semakin
menunjang
kesehatan
penghuninya.
Tabel III.10 Pertumbuhan Tenaga Kesehatan di Kalimantan Tengah
Perbaikan sarana/prasarana kesehatan merupakan salah
satu
program
yang menjadi prioritas utama (Sumber: Diolah dari Kalimantan Tengah Dalam Angka 2013)
Angka
harapan
hidup
Kalimantan
Tengah
memang selalu meningkat setiap tahunnya. Tidak ada Kabupaten di Kalimantan Tengah yang Tabel III.11 Berobat dan Penolong Persalinan Pertama Balita
Pemprov
Kalteng
melalui
Kalteng Barigas. Salah satu bentuk dari program ini adalah kartu Kalteng Barigas yang memberikan jaminan bagi warga Kalteng untuk dapat berobat di rumah sakit. Walaupun
telah
memiliki Program
Kalteng
Barigas, sayangnya masih banyak penduduk yang menggunakan
jasa
dukun
bersalin
untuk
menolong kelahiran. Hal ini berarti Pemerintah perlu untuk meningkatkan kesadaran kesehatan yang
sesuai
standar
nasional
dan
juga
menyediakan tenaga kesehatan ke seluruh pelosok Kalimantan Tengah.
d. Belanja Bidang Pendidikan Berdasarkan alokasi belanja daerah menurut
(Sumber: BPS Provinsi Kalteng)
menurun
angka
harapan
hidupnya.
urusan, porsi pagu belanja urusan pendidikan
Meningkatnya angka harapan hidup memang
terhadap pagu belanja keseluruhan pada tahun
terkait juga dengan peningkatan kesehatan
2011 adalah sebesar 25,6%. Kemudian menurun
masyarakat. Tetapi kesehatan masyarakat juga
pada tahun 2012 menjadi 24,62% dan pada tahun
tidak hanya bergantung pada fasilitas kesehatan
2013 menjadi 22,65%.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Walaupun anggaran
52
menurun pada tahun 2012, pada tahun 2012
program ini adalah program pemerintah provinsi,
justru terjadi peningkatan angka melek huruf baik
program ini didukung oleh kabupaten/kota se-
laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga
Kalimantan Tengah.
terjadi kenaikan angka rata-rata lama sekolah. Sayangnya, angka partisipasi sekolah untuk tingkat SLTP dan SLTA justru menurun. Tabel III.12 Beberapa Indikator pendidikan di Kalimantan Tengah
Namun demikian, walaupun Kalimantan Tengah memiliki program Kalteng Harati, masih ada indikator pendidikan yang kurang baik yaitu angka rata-rata lama sekolah. Memang ada kenaikan angka rata-rata lama sekolah, tetapi program nasional adalah wajib belajar 9 tahun yang berarti Pemerintah daerah se-Kalteng masih perlu bekerja lebih keras untuk mencapai target tersebut.
e. Belanja Bidang Pertanian Berdasarkan alokasi belanja daerah menurut (Sumber: BPS Provinsi Kalteng)
Secara umum dengan menurunnya anggaran belanja pendidikan sementara disisi lain angka partisipasi sekolah meningkat dan angka buta huruf menurun, maka hal ini merupakan suatu prestasi yang positif. Namun perlu diingat bahwa masih banyak faktor lain yang menyebabkan membaiknya pendidikan di Kalimantan Tengah.
urusan, porsi pagu belanja urusan pertanian terhadap keseluruhan pagu belanja hanya 3,76% pada tahun 2011 dan turun menjadi 3,46% pada tahun 2012 dan semakin turun menjadi 3,15% pada tahun 2013. Porsi belanja pertanian relatif kecil jika dibandingkan dengan pagu belanja urusan pemerintahan umum, pendidikan, dan pekerjaan umum/infrastruktur. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa komponen
Membaiknya sektor pendidikan tampaknya tidak terlepas
dari
Kalteng
Harati
penyumbang PDRB menurut harga konstan, nilai
program yang
Tabel III.13 Ketersediaan Komoditas Pangan Utama Tahun 2013 di Kalimantan Tengah
dicanangkan oleh Pemprov Kalteng.
Program
dilakukan
khusus
ini untuk
meningkatkan pendidikan warga Kalteng. Walaupun
(Sumber: BPS Provinsi Kalteng)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
53
terbesar adalah dari sektor pertanian. Namun
jagung di Kabupaten Barito Utara. Surplus jagung
demikian pada akhir tahun 2013, NTP di Kalteng
Kabupaten Barito Utara pada tahun 2013
mencapai 102,41 yang berarti petani pada
mencapai 1.224 ton. Dengan demikian, lebih dari
umumnya tidak merugi. Kondisi ini tidak dijumpai
separuh surplus jagung Kalimantan Tengah
pada tahun 2012 dimana pada tahun itu NTP
disuplai oleh Kabupaten Barito Utara.
tidak pernah melebihi 100.
f. Perkembangan Surplus/Defisit APBD
Dari segi pemenuhan komoditas pangan utama sendiri, untuk kebutuhan berupa beras dan jagung,
Kalimantan
memenuhi
Tengah
bahkan
telah
mengalami
mampu surplus.
Sayangnya, untuk komoditas berupa kedelai dan daging sapi justru mengalami defisit.
melimpah
dari
Kabupaten
dari 13 Pemda yang tersedia datanya pada umumnya mengalami surplus kecuali untuk empat
Pemda
Kalimantan
yaitu
Tengah,
Pemerintah dan
tiga
Provinsi
Pemerintah
Kabupaten yaitu Kotawaringin Barat, Gunung
Besarnya surplus beras dikarenakan produksi yang
Sampai dengan akhir tahun 2013 realisasi APBD
Mas dan Pulang Pisau. Sedangkan untuk surplus
Tabel III.14 Realisasi Pembiayaan Surplus/Defisit Pemda se-Kalimantan Tengah (Rp)
Kapuas. Kabupaten
No.
Kapuas
memang
1
Prov. Kalimantan Tengah
2,809,123,829,320
2,928,771,236,023
(119,647,406,703)
merupakan sentra
2
Kab. Kapuas
1,127,994,203,254
1,076,194,626,482
51,799,576,772
beras Kalimantan
3
Kab. Kotawaringin Barat
874,552,480,664
916,577,980,225
(42,025,499,560)
Tengah.
Sesuai
4
Kab. Kotawaringin Timur
1,118,672,947,476
1,110,556,809,766
8,116,137,710
dari
5
Kota Palangka Raya
874,865,012,605
849,908,281,664
24,956,730,941
Pertanian
6
Kab. Sukamara
530,015,131,729
513,119,933,187
16,895,198,542
Kalteng,
7
Kab. Lamandau
557,816,638,556
532,944,433,294
24,872,205,262
pelaksanaan
8
Kab. Gunung Mas
665,635,608,610
673,889,609,827
(8,254,001,216)
Program
9
Kab. Pulang Pisau
636,602,361,995
805,796,601,228
(169,194,239,233)
Besuh diawali di
10
Kab. Murung Raya
868,135,805,990
803,522,577,073
64,613,228,917
Kabupaten Kapuas.
11
Kab. Barito Utara
780,558,777,585
660,769,077,962
119,789,699,623
12
Kab. Katingan
769,751,502,255
586,932,837,137
182,818,665,118
13
Kab. Seruyan
801,995,341,208
756,286,762,562
45,708,578,646
12,415,719,641,246.00
12,215,270,766,429
200,448,874,817
keterangan Dinas Provinsi
Besarnya
Kalteng
surplus
jagung dikarenakan besarnya produksi
Pemda
Jumlah
Pendapatan
Belanja
Surplus/Defisit
(Sumber: BPS Provinsi Kalteng)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
54
terbesar adalah Kabupaten Katingan yaitu Rp.
DAU yang mengalami penurunan, DBH juga
182,82 Miliar.
mengalami penurunan sebesar 1% pada tahun
3.
Alokasi Dana Transfer
Alokasi dana transfer merupakan dana yang ditransfer
oleh
Pemerintah
Pusat
kepada
Pemerintah Daerah. Alokasi dana transfer yang diterima pemerintah daerah di Kalimantan Tengah terdiri dari dana perimbangan dan dana penyesuaian. Pada tahun 2013, pagu dana transfer yang diterima oleh seluruh pemerintah daerah di Kalimantan Tengah adalah sebesar Rp11,32 triliun, sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp12,41 triliun, dengan komposisi sebagai berikut:
Grafik III.10 Pagu dan Realisasi Dana Transfer Kalimantan Tengah Tahun 2013 (dalam jutaan rupiah) (sumber: DJPK)
2014. Sedangkan DAK dan Dana Penyesuaian masing-masing naik sebesar 1%.
2014
2013 5
8
13
6
9 12
DBH
yang terealisasi sebesar 100%, sementara DAU
74
Dari sisi realisasi, pada tahun 2013 hanya DAU
realisasi terkecil terjadi pada realisasi DBH yaitu sebesar 92,17%.
73 Grafik III.9 Perbandingan Komposisi Dana Transfer Kalimantan Tengah Tahun 2013 dan 2014 (%) (sumber: DJPK)
Berdasarkan komposisi dalam grafik III.9 di atas, pada tahun 2014, komponen dana transfer yang paling dominan adalah Dana Alokasi Umum dengan komposisi mencapai 73% sedangkan DAK, DBH dan dana penyesuaian masing-masing kurang dari 13%. Jika dibandingkan dengan komposisi pada tahun 2013, komposisi DAU sedikit mengalami penurunan dibandingkan pada
a. Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum adalah adalah dana perimbangan
yang
ditujukan
untuk
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi. Total pagu alokasi DAU untuk tahun 2013 adalah
sebesar
Rp8,4
triliun.
Sedangkan realisasi penyaluran DAU selama tahun 2013 adalah sebesar Rp. 8,4 triliun. Tabel IV.3
adalah
tabel
yang
menggambarkan
tahun 2013 yaitu turun sebesar 1%. Tidak hanya
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
55
komposisi dari pagu dan
realisasi
Tabel III.15 Pagu dan Realisasi DAU Tahun 2013 dan Pagu tahun 2014
DAU
untuk tahun 2013 dan tahun 2014. Dalam tabel tersebut, pemerintah daerah di Kalimantan yang
Tengah
paling
besar
mendapatkan alokasi DAU pada tahun 2014 adalah
Pemerintah
Provinsi
Kalimantan
(Sumber: DJPK)
Tengah yaitu sebesar 12,7% dari alokasi DAU
DAK.
2014 untuk seluruh Pemda di Kalimantan Tengah.
Dalam tabel tersebut, terdapat 3 Pemda dengan
Urutan penerima DAU terbesar kedua adalah
realisasi DAK tidak mencapai 100 % yaitu Pemkab
Pemda Kotawaringin Timur.
Barito Utara, Pemkab Kapuas, dan Pemkab Sukamara. Pada tahun 2013, hanya Pemkab
b. Dana Alokasi Khusus
Murung Raya saja yang tidak mendapatkan
Dana Alokasi Khusus merupakan jenis dana perimbangan
yang
kegiatannya
terbatas
untuk
kegiatan
tertentu
dan
sesuai
harus dengan
petunjuk
teknis
kementerian Pagu
Tabel III.16 Pagu dan Realisasi DAK Tahun 2013 dan 2014
dan
terkait. realisasi
Dana Alokasi Khusus untuk adalah
tahun
2013
sebagaimana
tampak dalam Tabel pagu
dan
realisasi
(Sumber: DJPK)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
56
alokasi DAK. Pada tahun 2014, Pemkab Murung
menurut prosentase tertentu. Pemerintah pusat
Raya mendapatkan alokasi DAK namun jumlah
menerima pendapatan dari kekayaan alam
yang
bila
daerah dalam bentuk pajak, sumber daya alam
dibandingkan alokasi DAK yang diterima pemda
dan sebagainya sehingga berkewajiban untuk
lain. Nilai alokasi DAK yang diterima oleh Pemkab
mengembalikan kepada daerah menurut besaran
Murung Raya sebesar Rp3,8 milyar.
tertentu. Tabel III.17 menunjukkan realisasi dan
dialokasikan
terbilang
kecil
Melihat dari tingkat penyerapan DAK tahun 2013 yang
cukup
baik
mengindikasikan
bahwa
pagu dana bagi hasil pada tahun 2013 dan pagu tahun 2014.
sebagian besar pemerintah daerah di Kalimantan
Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2013
Tengah bisa memenuhi berbagai persyaratan
terdapat 2 Pemda dengan realisasi dana bagi
yang ditetapkan Pemerintah Pusat mengingat
hasil melebihi 100% yaitu Pemkab Murung Raya
bahwa
sebagai
dan Pemkab Seruyan. Besarnya realisasi tersebut
komponen dana perimbangan yang bersifat
dikarenakan realisasi penerimaan negara yang
specific grant mengharuskan pemerintah daerah
berasal dari penerimaan sumber daya alam pada
untuk memenuhi beberapa persyaratan agar DAK
kedua daerah tersebut melebihi estimasi yang
dapat dicairkan.
ditetapkan. Daerah yang paling kecil dalam
pencairan/penarikan
DAK
Besarnya tingkat penyerapan DAK diharapkan pemerintah daerah mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
menerima realisasi dana bagi hasil adalah Pemkab Kapuas.
Tabel III.17 Pagu dan Realisasi DBH Tahun 2013 dan 2014
terhadap
pelayanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
melalui
tersedianya prasarana dan sarana di bidang tersebut.
c. Dana Bagi Hasil Dana bagi hasil merupakan dana
yang
berasal
pemerintah
pusat
ditransfer
ke
dari yang
daerah
(Sumber: DJPK)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
57
4.
Alokasi Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama
Selain menerima dana dalam bentuk transfer yang dicatat dalam APBD daerah, Pemerintah Pusat juga memberikan dana APBN atas dasar pelaksanaan Dekonsentrasi, Tugas pembantuan dan Urusan Bersama. Adapun perbandingan antara dana dekonsentrasi, tugas pembantuan Grafik III.11 Komposisi pagu DBH Tahun 2013 dan 2014 (sumber: DJPK)
dan urusan
bersama apabila dibandingkan
Komponen Dana Bagi Hasil (DBH) terdiri dari DBH Pajak, DBH Sumber Daya Alam
Tabel III.18 Pagu dan Realisasi Dana Penyesuaian Tahun 2013 dan 2014
dan DBH Cukai. Komposisi pagu DBH pada tahun 2013 terdiri dari DBH Sumber Daya Alam sebesar 54,09%, DBH Pajak sebesar 45,64% dan DBH Cukai sebesar 0,27%. Akan tetapi, pada komposisi tahun 2014, porsi SDA meningkat menjadi 62,78 % sedangkan porsi pagu dana bagi hasil dari pajak menurun menjadi 37,22 %. Hal tersebut tampak pada Grafik III.11.
d. Dana Penyesuaian Dana penyesuaian merupakan komponen dana transfer yang digunakan dalam rangka mendanai
(Sumber: DJPK)
dengan dana
perimbangan
adalah
sebagai
berikut:
suatu kebijakan tertentu. Dana penyesuaian untuk seluruh Pemerintah Daerah di Provinsi
14,000,000,000,000 12,000,000,000,000
Kalteng adalah sebesar 7,77% dari jumlah total
10,000,000,000,000
transfer ke Daerah untuk pagu tahun 2013 dan
6,000,000,000,000
pada tahun 2014 naik menjadi 9,37%. Tabel III.18
8,000,000,000,000
Dana Transfer Dekon/TP/UB
4,000,000,000,000 2,000,000,000,000 -
berikut menunjukkan besaran realisasi dana
2013 2014
penyesuaian tahun 2013 dan 2014. Grafik III.12 Perbandingan pagu Dana DK TP UB terhadap Dana Transfer (sumber: DJPK) INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
58
Dari Grafik III.12 tersebut, terlihat bahwa besaran
grafik
III.14. Secara
umum
realisasi
dana
dana DK TP UB sangatlah kecil bila dibandingkan
dekonsentrasi untuk tahun 2013 lebih baik bila
dengan dana transfer. Bahkan pada tahun 2014,
dibandingkan tahun 2012. Namun realisasi
perbedaan antara dana DK TP UB yang
tersebut masih tidak lebih baik bila dibandingkan
dialokasikan dengan dana transfer semakin besar
tahun realisasi 2011. Sedangkan capaian realisasi
bila dibandingkan pada tahun 2013.
untuk dana TP dan UB untuk tahun 2013 adalah lebih baik bila dibandingkan pada tahun 2011 dan 2012.
600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000 -
2013 2014
Dekon
TP
UB
Grafik III.13 Perkembangan Pagu Dana Dekon TP UB Tahun 2013 dan 2014. (sumber: DJPK)
Secara umum, terjadi penurunan alokasi dana Dekon, TP dan UB untuk tahun 2014. Dana dekon tahun 2014 berkurang 8% bila dibandingkan tahun 2013. Sedangkan dana TP dan UB berkurang sebanyak 37 % dari tahun sebelumnya. Realisasi Dekon TP UB selama tahun 2011, 2012
Persentase
dan semester I 2013 adalah sebagaimana dalam
102 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 2011
2012
2013
Dekon
94.7
88.84
89.57
TP
92.31
92.33
93.75
UB
98.7
99.3
99.66
Grafik III.14 Perkembangan Realisasi Dana Dekon TP UB Tahun 2011, 2012, dan 2013 (persentase)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
59
Perkembangan Keuangan Pemprov Kalimantan Tengah dan Program Unggulannya A. Perkembangan Keuangan Pemprov Kalteng Pemprov Kalteng merupakan pemerindah daerah dengan anggaran paling besar di Kalimantan Tengah. Hingga bulan Agustus 2013, Pemprov Kalteng telah satu kali melakukan perubahan APBD. Dalam perubahan tersebut,komponen pendapatan 9,14% lebih tinggi dari pagu awal. Komponen belanja naik 27,07% lebih tinggi dari pagu awal. Sebagai akibat kenaikan tesebut defisit menjadi 1.013% lebih tinggi dari deficit awal. Untuk menutup deficit tersebut, komponen penerimaan pembiayaan daerah menjadi lebih tinggi 661,28% dari pagu awal. Tabel APBD dan APBD Perubahan 2013
(sumber: Pemprov Kalteng)
Dalam komponen pendapatan, komponen PAD meningkat lebih tinggi 19,73% dari PAD awal. Sedangkan komponen lain-lain pendapatan daerah naik menjadi 10.04% lebih tinggi dari sebelumnya. Sedangkan komponen dana perimbangan hanya naik 2,3% lebih tinggi dari sebelumnya. Naiknya komponen dana perimbangan berasal dari naiknya komponen dana bagi hasil. Komponen DAU dan DAK tidak naik karena kedua komponen ini sudah ditetapkan sebelumnya oleh Pemerintah Pusat dan tidak bergantung pada realisasi penerimaan sumber daya alam. Pada Tahun 2013, Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari seluruh komponen pendapatan daerah tersebut, komponen dana perimbangan merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan daerah Pemprov Kalteng. Sedangkan komponen PAD memberikan kontribusi sebanyak 38,34% dan sebagian besar berasal dari pajak daerah. Komponen lain-lain pendapatan yang sah memberikan kontribusi sebesar 10,13% yang sebagian besar berasal dari dana penyesuaian. Retribusi daerah merupakan komponen PAD yang memberikan kontribusi paling sedikit dibanding komponen lainnya. Retribusi daerah merupakan jenis pendapatan daerah yang langsung memberikan imbal balik bagi pembayar retribusi. Pajak daerah memberikan kontribusi yang paling besar. Dari enam jenis pajak yang dipungut, hanya tiga jenis pajak daerah yang memberikan kontribusi besar yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
60
Kendaraan Bermotor dan Pajak BBM. Dalam komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, hanya komponen Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus yang memberikan kontribusi terbesar. Namun demikian, terdapat juga penerimaan lain-lain yang semula tidak dianggarkan tetapi setiap bulannya selalu ada realisasi. Tabel Realisasi APBD Pemprov Kalteng Tahun 2013 (Rp)
(sumber: Pemprov Kalteng)
Kondisi defisit menunjukkan bahwa jumlah belanja yang dianggarkan melebihi jumlah pendapatan yang akan diterima. Belanja setelah perubahan adalah sebesar Rp3,24 triliun. Realisasi belanja selama tahun 2013 adalah sebesar 90,49%. Sedangkan pendapatan selama tahun 2013 adalah 102,88%. Terlalu besarnya pendapatan dan kurangnya realisasi belanja disertai penggunaan SILPA tahun sebelumnya yang besar menjadi penyebab mengapa SILPA tahun 2013 mencapai Rp386,6 milyar.
Grafik Penyaluran Belanja Barang dan Modal Pemprov Kalteng tahun 2013 (sumber: Pemprov Kalteng)
Dari segi penyaluran belanja, terutama belanja barang dan belanja modal, perilaku belanja belum
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
61
berada dalam kondisi ideal terutama belanja barang dan jasa. Belanja barang dan jasa meningkat pesat penyalurannya di bulan Desember 2013 dimana pada bulan sebelumnya tidak pernah penyaluran belanja meningkat sepesat itu. Bulan Agustus 2013 belanja barang dan jasa mengalami penurunan yang kemungkinan disebabkan adanya libur panjang idul fitri. Pola penyerapan belanja barang juga tidak jauh berbeda dengan pola penyerapan belanja barang dan jasa. Pada bulan-bulan tertentu belanja modal meningkat dikarenakan periode pembayaran termin belanja.
B. Program Unggulan Pemprov Kalteng 1. Kalteng Harati Kalteng Harati merupakan program pendidikan yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 3 Mei 2010 dan mulai aktif dilaksanakan pada tahun 2012. Kalteng Harati berarti Kalteng berkarakter/berkepribadian tinggi/cerdas. Dengan program ini, diharapkan seluruh anak didik di Kalimantan Tengah dapat menjadi anak yang cerdas, memiliki karakter yang kuat dan berkepribadian baik. Program ini menekankan pada 5 prioritas utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yaitu: 1) Kesejahteraan Guru; 2) Pendidikan dan Pelatihan Guru; 3) Beasiswa untuk siswa berprestasi; 4) Penyediaan dan pendistribusian buku-buku pelajaran dan 5) Meningkatkan kualitas mutu belajar mengajar. Program kesejahteraan guru dimaksudkan untuk memberikan peningkatan kesejahteraan guru. Guru tidak hanya diberikan insentif dalam bentuk uang saja, tetapi juga diberikan insentif berupa fasilitas seperti perumahan guru yang memadai. Untuk guru yang mengajar di daerah terpencil dan di pedalaman Kalimantan Tengah, diberikan insentif yang jauh lebih baik dibandingkan dengan guru-guru yang mengajar di kota atau di pusat keramaian. Dengan peningkatan kesejahteraan guru ini, diharapkan guru semakin fokus dalam mengajar dan tidak berpikir untuk mencari tambahan penghasilan yang lain. Program pendidikan dan pelatihan guru dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan pengajaran bagi anak didik. Pelatihan yang diberikan tidak hanya dari segi materi pelajaran saja, tetapi juga dari segi cara mengajar dan berbagai aspek penting lainnya. Semakin baik kualitas guru diharapkan juga akan semakin meningkatkan kualitas anak didiknya. Program beasiswa untuk anak berprestasi dimaksudkan sebagai insentif agar anak didik semakin berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Beasiswa ini diberikan sebagai penghargaan bagi anak-anak yang berprestasi tinggi serta anak didik yang kurang mampu setelah melengkapi beberapa persyaratan. Beasiswa ini merupakan bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terhadap anak didik berprestasi dan anak didik kurang mampu. Program penyediaan dan pendistribusian buku-buku pelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam memperoleh buku materi pelajaran. Dengan pemerataan distribusi buku pelajaran di seluruh Kalimantan Tengah, diharapkan pengetahuan yang didapatkan oleh anak didik se-Kalimantan Tengah bisa sama. Program peningkatan kualitas mutu belajar mengajar dilakukan dalam bentuk perbaikan sarana dan prasarana mengajar. Perbaikan gedung sekolah dan penyediaan meja dan kursi merupakan salah satu
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
62
bentuk pelaksanaan program ini. Pendanaan program Kalteng Harati berasal dari APBD. Ke depannya, diharapkan pemerintah kabupaten/kota juga turut berbagi pendanaan APBD untuk membiayai program Kalteng Harati ini. Mekanisme yang berjalan selama ini adalah pemerintah provinsi memberikan dana kepada pemerintah kabupaten/kota untuk membiayai kegiatan Kalteng Harati yang dilaksanakan di kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Dalam pelaksanaannya, program ini juga menemui berbagai kendala. Kendala utama adalah kondisi geografis Kalimantan Tengah yang luas sehingga sebaran penduduk juga tidak merata. Dengan sebaran penduduk yang tidak merata ini, masih banyak penduduk yang tinggal di daerah pedalaman. Di sisi lain, sangat sulit untuk mendapatkan tenaga pengajar yang mau untuk mengajar di daerah pedalaman. Masih banyak guru yang menumpuk di daerah perkotaan saja. Selain itu, masih ada guru yang belum memiliki gelar sarjana/DIV sebagai standar pendidikan minimal guru. Kendala lain adalah faktor politis. Seringkali kebijakan yang disusun gubernur tidak dapat dilaksanakan secara maksimal oleh Kabupaten dikarenakan partai yang menang di kabupaten tersebut berbeda dengan provinsi. Selain itu, pergantian pejabat yang terlalu sering di kabupaten seringkali menghambat pelaksanaan program Kalteng Harati ini. Secara umum, sasaran Kalteng Harati dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik Sasaran Program Unggulan Kalteng Harati (sumber: Pemprov Kalteng)
Besaran Dana Kalteng Harati yang bersumber dari Bantuan Keuangan Pemprov Kalteng kepada Kabupaten/Kota Tahun 2013 adalah sebagaimana tabel di bawah ini:
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
63
Tabel Besaran Dana Kalteng Harati yang Bersumber dari Bantuan Keuangan Pemprov Kalteng Kepada Kabupaten/Kota Tahun 2013
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kab/Kota Palangkaraya Pulang Pisau Kapuas Barito Selatan Barito Utara Murung Raya Kotawaringin Timur Kotawaringin barat Sukamara Seruyan Gunung Mas Lamandau Barito Timur Katingan Jumlah
Anggaran 2.000.000.000 3.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 3.000.000.000 35.000.000.000
Realisasi 2.000.000.000 3.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 3.000.000.000 35.000.000.000
(sumber: Pemprov Kalteng)
2. Kalteng Besuh Program Kalteng Besuh merupakan program yang terkait dengan ketahanan pangan di Kalimantan Tengah. Kalteng Besuh berarti Kalteng Kenyang. Dengan perut yang kenyang diharapkan agar berbagai masalah sosial juga dapat semakin menurun. Program ini bertujuan untuk menghindarkan kekurangan pangan, sehingga ketersediaan dan keberlanjutan pangan tersebut yang terjaga, dan nantinya harga komoditas juga dapat terjaga. Program Kalteng Besuh ini baru mulai dilaksanakan pada tahun 2014. Dalam program ketahanan pangan nasional, terdapat 4 prioritas nasional yaitu swasembada padi, jagung, kedelai dan sapi. Namun, mengingat terbatasnya APBD di Kalimantan Tengah, maka prioritas utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah adalah swasembada padi dan sapi. Swasembada padi dan sapi juga menjadi prioritas dalam program Kalteng Besuh. Program Kalteng besuh dilaksanakan dengan 2 strategi utama yaitu pertama melalui peningkatan produktivitas dengan cara perpaduan sarana produksi, cara bertanam, kemampuan mengendalikan dampak lingkungan dan menangani hasil produksi. Strategi kedua dilakukan melalui perluasan areal dan optimalisasi lahan. Sebagai langkah awal, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mencanangkan program pengembangan padi seluas 250 ha di Kabupaten Kapuas dan 250 ha di Kabupaten Pulang Pisau. Untuk pengembangan ini pemerintah provinsi juga menyediakan bibit, pupuk dan mesin-mesin yang disertai dengan bantuan penyuluh pertanian. Untuk peningkatan produksi sapi direncanakan juga akan dilakukan di kedua kabupaten ini. Untuk pendanaan Kalteng Besuh, masih murni menggunakan APBD Pemprov Kalteng. Namun demikian, untuk pelaksanaan tahun-tahun mendatang, akan dilakukan mekanisme berbagi pendanaan dengan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
64
pemerintah kabupaten. 3. Kalteng Barigas Kalteng Barigas berarti Kalteng Sehat. Program ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat yang dilakukan dengan cara pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Kalteng Barigas ini dicanangkan pada tahun 2010. Program Kalteng Barigas ini dilaksanakan dengan memberikan prioritas pada ke-5 hal utama sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
Penguatan pelayanan kesehatan dasar; Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan; Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan; Peningkatan pembiayaan kesehatan; Sinergi pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Penguatan pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan dengan cara upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak dan KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan. Pelayanan kesehatan dasar ini dilaksanakan di puskesmas dan puskesmas pembantu. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan dilaksanakan dengan meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan peningkatan akses dan mutu pelayanan medic spesialistik. Penyediaan pelayanan rujukan disediakan bagi pasien yang tidak dapat ditangani di puskesmas/pustu. Penyediaan SDM kesehatan dilakukan dengan cara perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan, persebaran tenaga kesehatan dan peningkatan kualitas SDM kesehatan. Penyediaan SDM kesehatan ini terutama dilakukan di daerah terpencil dan pedalaman. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dilakukan penguatan regulasi termasuk akreditasi dan sertifikasi. Pembiayaan kesehatan dilakukan dengan cara peningkatan anggaran bidang kesehatan, dan pembelanjaan yang sesuai dengan kebutuhan program. Untuk masyakarat yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan karena keterbatasan biaya, diberikan kartu kalteng barigas yang preminya dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.Sinergi pusat, provinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan dengan penerapan PP 38 Tahun 2007. Sinergi ini dilaksanakan sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada masing-masing pihak dalam PP 38 tersebut. Pembiayaan Kalteng Barigas ini tidak hanya bersumber pada APBD Pemprov Kalteng saja. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota juga memberikan sebagian dananya untuk kelancaran program ini. Bentuk berbagi pendanaan merupakan salah satu komitmen bersama antara para kepala daerah se-Kalimantan Tengah. Besaran Dana Kalteng Barigas yang bersumber dari Bantuan Keuangan Pemprov Kalteng kepada Kabupaten/Kota Tahun 2013 sebesar Rp. 64,5 Miliar. Alokasi dana tersebut dalokasikan untuk penanganan pelayanan dasar berupa pemberian pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dan pasca kelahiran, penanganan penyakit menular berbahaya, pelayanan KB, pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin, serta pelayanan kesehatan dasar lainnya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
65
BAB IV PERKEMBANGAN PENGELOLAAN BLU DAN MANAJEMEN INVESTASI
A. Pengelolaan BLU
belum ada standar akuntansi yang mengaturnya.
Sesuai dengan Pasal 68 dan Pasal 69 Undang-
Kekayaan BLU merupakan kekayaan yang tidak
Undang
terpisahkan dari kekayaan pemerintah pusat
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara, yang pada prinsipnya
sehingga
mengatur bahwa instansi pemerintah yang tugas
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada
Laporan
masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan
Negara/Lembaga.
keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
laporan
keuangan
Keuangan
yang
disajikan
Kementerian
Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan SAK menjadi lampiran bagi Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, sedangkan untuk
BLU,
tujuan konsolidasian (pengintegrasian) Laporan
fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan
Keuangan BLU ke dalam Laporan Keuangan
anggaran,
pengelolaan
Kementerian Negara/Lembaga perlu dilakukan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas dan
mapping ke dalam perkiraan berdasarkan Standar
pengadaan
Akuntansi Pemerintahan.
Dengan
pola
pengelolaan
termasuk
barang/jasa.
keuangan
pola
Kepada
BLU
juga
diberikan kesempatan untuk memperkerjakan tenaga profesional Non-PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya.
Tetapi
sebagai
1. BLU Pusat Sampai saat ini belum terdapat satker Instansi Pusat yang menjadi Badan Layanan Umum di Provinsi Kalimantan Tengah.
pengimbang, BLU dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta pertanggungjawabannya.
2. BLU Daerah
a. Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah
Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban,
Pada wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan
BLU
akuntansi
Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 1 satker
industri yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
daerah yang menjadi BLUD di sektor kesehatan,
atau standar akuntansi yang ditetapkan oleh
yaitu RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
dapat
menerapkan
standar
Asosiasi Profesi Akuntan Indonesia, apabila
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
66
Adapun
profil
dan
Jenis
Layanan
BLUD
sebagaimana tercantum pada Tabel IV.1.
c. Jenis Layanan BLUD Sebagai Rumah sakit pemerintah daerah provinsi
Tabel IV.1 Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah No.
1
Jenis Layanan
Satker BLUD RSUD
Kesehatan
dr.
Nilai Aset
Doris
Sylvanus
109,954,708,510
Pagu PNBP
Pagu RM
39,650,813,005
Total Pagu
99,709,164,906
139,359,977,911
(sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus
b. Perkembangan Pengelolaan Aset, PNBP Tabel IV.3 Perkembangan Realisasi Anggaran Badan Layanan Umum Daerah (Dalam Jutaan Rupiah)
dan RM BLU Daerah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya menjadi BLU Daerah terhitung
2011
2012
RM
PNBP
% PNBP Terhadap Pagu
RM
PNBP
% PNBP Terhadap Pagu
91.057
28.773
24 %
113.780
34.138
23%
sejak Januari 2011. Selama dua tahun
terakhir
mengalami
telah
banyak
perkembangan,
(sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus)
termasuk peningkatan aset sebesar 14 % atau dari Rp.96.087.485.035,- tahun 2011 menjadi Rp.109.954.708.510,- pada tahun 2012.
Kalimantan Tengah yang salah satu tujuannya adalah mensejahterakan masyarakat, BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus memberikan
Tabel IV.2 Perkembangan Aset Badan Layanan Umum Daerah Tahun 2012 (Dalam Jutaan Rupiah)
beberapa
jenis
layanan
sebagaimana Tabel IV.4 berikut ini: No.
1.
Nama BLUD
RSUD dr. Doris Sylvanus
Jenis/sektor Layanan Kesehatan
Perkembangan Aset 2011
2012
96.087
109,955
(sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus) TabeIV.4 Jenis Layanan Badan Layanan Umum Daerah.
Perkembangan aset dan realisasi anggaran dapat terlihat dari Tabel IV.2. Sedangkan perkembangan Realisasi anggaran
No. 1
PNBP dan RM dapat dilihat sebagaimana Tabel IV.3.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Jenis Layanan Pelayanan Rawat Jalan
Ket Klinik Penyakit Dalam Klinik Kebidanan dan Kandungan Klinik Bedah Klinik Jantung Klinik Mata Klinik THT (Telinga-hidungtenggorok) Klinik Saraf Klinik Gigi dan Mulut Klinik Kulit dan Kelamin
67
2
Pelayanan Rawat Inap
3
Instalasi Darurat
Gawat
4
Instalasi Sentral
Bedah
5
Instalasi Radiologi
6
Instalasi Laboratorium
7
Instalasi Farmasi
Klinik Rehabilitasi Medis Klinik Anak Klinik Kesehatan Jiwa Hemodialisa VCT Klinik Bedah Urologi (bedah Saluran Kemih) Klinik Bedah Orthopedi ( bedah Tulang dan Trauma) RSUD dr.Doris Sylvanus dalam melaksanakan pelayanan rawat inap menyediakan 254 tempat tidur yang memenuhi kebutuhan masyarakat dari pelayanan rawat inap kelas III sampai VIP. Karena RSUD dr.Doris Sylvanus merupakan rumah sakit pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan salah satu tujuan mensejahterakan masyarakatnya maka pelayanan rawat inap kelas III untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kurang mampu disediakan 190 tempat tidur atau sebanyak 74,8 % dari seluruh tempat tidur yang ada IGD mempunyai gedung baru yang disesuaikan dengan standar, terdiri dari : Ruang Tindakan bedah minor, Ruang Operasi, Ruang Non bedah, Ruang Resusitasi, Ruang Triase Instalasi Bedah Sentral awalnya memiliki 2 kamar operasi yang kemudian dikembangkan pada tahun 2005 menjadi 4 kamar operasi. Kegiatan operasi rutin dilaksanakan pada jam kerja maupun diluar jam kerja Instalasi Radiologi mempunyai beberapa peralatan seperti : USG, Dental X-Rays, X-Rays Radiography, Panoramic X-Rays, Fluoroscopy Instalasi laboratorium dilengkapi dengan beberapa peralatan seperti : Mikroskop binokuler dan Centrifuge Otomatis, Hematology analyzer, Clinical chemistry analyzer, Urine analyser, Spektrofotometer, Elektrolit analyser Instalasi Farmasi melayani obat bagi pasien dari dalam maupun dari luar rumah sakit 24 jam nonstop.
8
Instalasi Gizi
9
Pelayanan Hemodialisa
10
Rehabilitasi Medik
11
Klinik VCT
12
Ruang Khusus Flu Burung
13
Fasilitas Pendidikan Pelatihan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
dan
Pelayanan gizi untuk pasien rawat dilaksanakan di ruang rawat inap pasien masingmasing, sedangkan untuk pelayanan konsultasi gizi pasien rawat jalan dilaksanakan di ruang konsultasi gizi di gedung poliklinik rawat jalan Gedung hemodialisa dibangun pada tahun 2006 dan mulai beroperasi pada tahun 2007. Pelayanan hemodialisa ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan fasilitas cuci darah. Gedung hemodialisa awalnya mempunyai 3 alat cuci darah yang berasal dari anggaran/bantuan APBN tahun 2005, kemudian pada tahun 2006-2007 berkembang menjadi 8 alat cuci darah. Pada saat ini rata-rata setiap hari alat cuci darah digunakan oleh 12 pasien rutin Pelayanan Rehabilitasi Medis awalnya menempati ruangan poliklinik kecil yang kemudian berkembang menjadi gedung rehabilitasi medis, yang dilengkapi dengan gymnasium. Dalam melaksanakan pelayanan dipimpin oleh dokter spesialis rehabilitasi medis yang dibantu oleh fisioterapis dan tenaga ahli lainnya. Dilengkapi dengan beberapa peralatan canggih dalam memberikan pelayanan rehabilitasi penyakit paru-paru, rehabilitasi anak, rehabilitasi neuromuskuler Klinik VCT ini merupakan program pelayanan unggulan dengan memberikan konseling kepada penderita ODHA untuk mencegah meluasnya kasus HIV/AIDS dan sekaligus memberikan pengobatan gratis bagi penderita. Untuk pasien dengan flu burung (Avian influenza) disediakan ruang isolasi khusus, yang digunakan juga untuk penyakit menular lewat udara Gedung Pendidikan dan Penelitian di bangun untuk melengkapi sarana dan prasarana RSUD dr.Doris
68
Tabel IV.5 Analisis Legal Aspek Pengelolaan BLU Daerah Di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sylvanus. Fasilitas yang disediakan berupa asrama dengan kapasitas 60 Kamar, ruang pertemuan, ruang makan dll RSUD dr.Doris Sylvanus walaupun merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan tapi menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan, seperti pelatihan dan penelitian dalam bentuk praktek kerja lapangan (PKL) dari mahasiswa Akademi Perawat, Akademi Kebidanan, Akademi Gizi dan mahasiswa lain yang mengadakan penelitian dari tingkat SMU sampai S2 baik dari Kota Palangka Raya maupun dari luar kota Palangka Raya (sumber: Lap Keu Doris Sylanus)
(sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus)
B. Manajemen Investasi Selain pengelolaan Badan Layanan Umum, Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Tengah
juga
Pemerintah
Dalam pengelolaan
Badan Layanan
Umum
Daerah terdapat beberapa peraturan yang mengatur terkait ketentuan pengelolaan BLU. Untuk BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus Provinsi Kalimantan Tengah telah ditetapkan melalui Keputusan
Gubernur
Peraturan-peraturan
Kalimantan
tersebut
Tengah.
telah
sinkron
dengan peraturan induk pengelolaan BLU yaitu PP Nomor 23/2005 jo PP Nomor 74/2012 tentang Pengelolaan BLU, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan peraturan pelaksanaan
Keuangan daerah
yang
pengelolaan
BLUD.
Beberapa
menjadi BLU
Kalimantan
menatausahakan
khususnya
(Subsidiary
d. Analisis Legal
Provinsi
Loan
Investasi
penerusan
pinjaman
Agreement)
kepada
Pemda/Pemkot dan PDAM dan Perjanjian (PRJ) kepada Pemerintah Provinsi. Sampai dengan Desember Tahun 2013, terdapat sekitar Rp 71,243,833,813,ditatausahakan
penerusan oleh
pinjaman Kanwil
yang Ditjen
Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah. Jika dibandingkan
dengan
jumlah
pinjaman s.d. Desember 2012
penerusan sebesar Rp.
62,441,769,773,- jumlah ini meningkat sebesar Rp. 8,802,064,040,-. Hal ini disebabkan adanya penarikan Pinjaman dari Pemkab Kapuas pada tahun 2013.
dasar
Sampai dengan bulan Desember 2013, dari tujuh
Daerah
debitur yang melakukan peminjaman terdapat
sebagaimana terlihat pada Table IV.5 berikut:
dua debitur yang belum melakukan pembayaran pokok pinjaman yaitu Pemkot Palangka Raya dengan
SLA-223/DSMI/2009
sebesar
Rp.20,751,346,000,- dan Pemkab Kapuas dengan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
69
melakukan Tabel IV.6 Profil Penerusan Pinjaman di Provinsi Kalimantan Tengah s.d. Desember 2013.
pembayaran sebagian angsuran pokok
ditambah
biaya administrasi. Hal ini disebabkan karena
telah
terjadi perbedaan dalam pengakuan (sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus)
SLA-1227/DSMI/2009
sebesar
pencatatan
Rp
pinjaman. Menurut pencatatan dari Pemprov.
38,949,530,727,-. Hal ini disebabkan karena
Kalimantan Tengah, Pinjaman yang dilakukan
kedua SLA tersebut masih dalam masa tenggang
dengan nomor perjanjian PRJ.136/MK.11/1983
(Grace Period). Sedangkan pelunasan bunga,
dan PRJ-136/MK.11/1983.B dinyatakan telah
denda, dan tagihan lainnya sampai dengan
lunas sejak tahun 1999. Sedangkan menurut data
Desember 2012 dapat dilihat dalam Tabel IV.8.
dari Direktorat SMI, masih terdapat sisa pinjaman
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa sampai dengan Semester II Tahun 2013, masih terdapat debitur yang belum melakukan pembayaran angsuran pokok yaitu Pemkot Palangka Raya dan
masing masing untuk perjanjian dengan nomor PRJ.136/MK.11/1983 sebesar Rp. 26.500.000,dan
PRJ-136/MK.11/1983.B
sebesar
Rp.
67.908.000,-
Pemkab Kapuas. Hal ini disebabkan karena Pinjaman
yang
dilakukan
oleh
Tabel IV.7 Perkembangan Bunga, Denda, dan Jasa Lainnya s.d. Desember 2012.
Pemkot Palangkaraya dan Pemkab Kapuas masih dalam masa tenggang. Sedangkan untuk
pembayaran
bunga, denda, dan
(sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus)
jasa lainnya sebagian besar debitur telah melakukan pelunasan, kecuali Perjanjian (PRJ) oleh Pemprov Kalimantan Tengah yang belum
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
70
Tabel IV.8 Perkembangan Bunga, Denda, dan Jasa Lainnya s.d. Semester II Tahun 2013.
(sumber: Laporan Keuangan RS Doris Sylvanus)
Untuk
menghindari
terjadinya
perbedaan
pengakuan ini diusulkan agar disusun suatu proses bisnis yang mengatur tentang tugas dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengan penatausahaan pinjaman ini, baik dari Direktorat SMI, Pihak Debitur dan Bank Penatausaha Pinjaman.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
71
BAB V FISKAL REGIONAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN KALIMANTAN TENGAH A. Pendapatan Pusat dan Daerah
dari
Pendapatan
Pemerintah
Pusat
daerah,
retribusi
daerah,
dan
pendapatan lainnya.
1. Pajak dan Pendapatan Asli Daerah Jenis
pajak
di
Adapun
berbagai
indikator
terkait
dengan
Kalimantan Tengah sebagian besar berasal dari
pendapatan pusat dan daerah di Kalimantan
pendapatan pajak yang mengalami peningkatan
Tengah ditunjukkan pada tabel berikut ini:
sebesar 34,82% dibandingkan penerimaan
pajak
Tabel V.1. Rasio Pendapatan
pada
No
Uraian
2012
2013
% kenaikan 34,82
tahun 2012, yang sebagian
1
Penerimaan Pajak (milyar)
2,775.65
3,742.26
besar
oleh
2
PAD (milyar) *)
1,408.92
1,491.49
penerimaan PPh dan PPN.
3
Jumlah Penduduk (jiwa)
2,290,519
2,290,519
Peningkatan
4
PDRB (milyar) **)
21,420.48
22,999.68
12.96
16.27
6.57
6.48
1,211,800.96
1,633,802.95
615,110.96
651,159.36
pajak
disumbangkan
5,86
penerimaan
yang
tinggi
5=1/4
Rasio Pajak (%)
oleh
6=2/4
Rasio PAD %)
meningkatnya
kegiatan
7=1/3
Pajak Perkapita
pertambangan
batubara,
8=2/3
PAD Perkapita
tersebut
cukup
disebabkan
bauksit dan pasir besi serta perkebunan kelapa sawit dan
*)Jumlah Penduduk hanya berdasarkan tahun 2012 **) Jumlah Penduduk hanya berdasarkan tahun 2012 (sumber: Pemprov Kalteng)
karet. Peningkatan pendapatan juga dialami oleh
Meningkatnya rasio pajak pada tahun 2013
Pendapatan Asli Daerah (PAD) meskipun tidak
sebesar 16,27% menunjukkan bahwa kenaikan
sebesar peningkatan Pendapatan Pemerintah
PDRB diikuti dengan meningkatnya kegiatan
Pusat
mengalami peningkatan
ekonomi yang memperluas basis pengenaan
sebesar 5,86%. Relatif rendahnya peningkatan
pajak, sehingga terjadi kenaikan penerimaan
tersebut
terbukanya
pajak yang berdampak pada peningkatan rasio
kesempatan oleh Pemerintah Kalteng untuk
pajak dari tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini juga
meningkatkan penggalian potensi penerimaan
menunjukkan bahwa peningkatan PDRB tersebut
yang
hanya
disebabkan
oleh
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
72
berasal dari sektor-sektor ekonomi yang sesuai
dengan jumlah penduduk dapat diartikan sebagai
ketentuan memenuhi syarat untuk dikenakan
berapa kontribusi penduduk terhadap besarnya
kewajiban
pajak yang dipungut pemerintah.
perpajakan,
misalnya
sektor
pertambangan, dan perkebunan. Disamping itu, peningkatan penerimaan pajak tersebut juga disebabkan oleh semakin baiknya administrasi perpajakan
sehingga
penyetoran
kewajiban
perpajakan bisa diupayakan dilakukan di wilayah dimana kewajiban pembayaran pajak tersebut dilakukan.
per satu orang penduduk adalah sebesar Rp1,2 juta per jiwa. Dalam tahun 2013 meningkat menjadi Rp1,6 juta per jiwa. Demikian juga kontribusi pajak per satu orang penduduk terhadap PAD juga mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 615.000 per jiwa pada tahun 2012
Dari sisi PAD, kenaikan PDRB tersebut ternyata tidak diikuti dengan meningkatnya PAD secara signifikan,
Pada tahun 2012, kontribusi pajak yang diberikan
akan
tetapi
sebaliknya,
justru
mengalami penurunan menjadi 6,48% pada tahun 2013. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor-sektor perekonomian yang berkontribusi terhadap
peningkatan
PDRB adalah
ekonomi
yang
pajaknya
objek
menjadi Rp. 651.000 per jiwa. Rasio
pemerintah
merupakan
daerah
untuk
meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari retribusi daerah yang diakibakan oleh membaiknya kondisi perekonomian daerah yang tercermin dari peningkatan PDRB.
individu
dengan
perpajakan
meningkatnya
maupun
PAD,
penduduk
yang
dampaknya
meningkatkan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan penerimaan lainnya.
B. Ruang Fiskal dan Kemandirian Daerah 1. Ruang Fiskal Daerah Ruang
fiskal
pemerintah
daerah daerah
adalah untuk
kemampuan
mengalokasikan
pendapatan untuk membiayai belanja yang bersifat tidak mengikat. Sesuai formula, ruang fiskal adalah total pendapatan dikurangi Dana Alokasi Khusus dan belanja pegawai tidak
2. Rasio pendapatan Perkapita Seiring
semakin
sektor
Bumi dan Bangunan (PBB). Hal ini juga menjadi bagi
mengindikasikan
membaiknya tingkat kemampuan ekonomi per
kewenangan pemerintah pusat, termasuk Pajak
perhatian
tersebut
penerimaan
tentunya
akan
langsung. Ruang fiskal merupakan besaran dana yang bisa
memberikan pengaruh terhadap rasio pajak
digunakan
perkapita dan rasio PAD perkapita. Secara umum,
membiayai kegiatannya yang bersifat belanja
jumlah penerimaan pajak bila dibandingkan
langsung
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
oleh
setelah
pemerintah
daerah
diperhitungkan
untuk
dengan
73
oleh pemerintah daerah
Tabel V.2. Rasio Ruang Fiskal Daerah (Pagu 2013)
untuk
meningkatkan
ruang fiskalnya. Selain
memiliki
ruang
fiskal
paling
tinggi,
Pemprov
Kalteng
merupakan
juga
daerah
dengan
proporsi
penggunaan pendapatan untuk
membayar
gaji
PNSD dan tenaga honorer yang
(sumber: Data Pemda dan DJPK)
tinggi ruang
semakin
tingginya
fiskal mencerminkan
kemampuan
pemerintah
daerah untuk membiayai belanja yang langsung berpengaruh
terhadap
perekonomian
dan
kesejahteraan rakyat. Untuk mengukur tingkat kemampuan fiskal, indikator pembanding yang bisa digunakan adalah perbandingan antara ruang fiskal dengan belanja langsung. Untuk
kecil
sebagaimana
terlihat
dalam
belanja
rasio
pegawai tidak langsung
pengeluaran yang bersifat wajib. Tentunya semakin
paling
terhadap pendapatan. Dengan semakin kecilnya alokasi pembayaran untuk belanja pegawai tidak langsung, maka akan semakin banyak ruang bagi pendapatan daerah untuk dipergunakan menjadi belanja yang memberikan kontribusi optimal bagi masyarakat misalnya belanja modal dan belanja barang dan jasa. 2. Kemandirian Daerah
meningkatkan ruang fiskal sesuai definisi diatas
Rasio
maka yang harus dilakukan oleh pemerintah
perbandingan antara rasio PAD dan rasio dana
daerah adalah dengan mengoptimalkan potensi
transfer. Rasio PAD merupakan perbandingan
Pendapatan Asli Daerah dan mengefisienkan
antara PAD dan total pendapatan, sedangkan
alokasi
langsung.
rasio dana transfer adalah perbandingan antara
Pengalihan pengelolaan PBB sektor pedesaan dan
total dana transfer (jumlah dana perimbangan
perkotaan
semestinya
dan dana penyesuaian) dengan total pendapatan
merupakan momentum yang dapat digunakan
daerah. Kemandirian daerah ditunjukkan oleh
belanja
mulai
pegawai
tahun
tidak
2014
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
kemandirian
dihitung
berdasarkan
74
semakin meningkatnya persentase/porsi PAD
beberapa kabupaten/kota yang rasio PAD-nya
dibandingkan dengan persentase/porsi dana
mengalami penurunan, antara lain Kabupaten
transfer dari tahun ke tahun.
Seruyan, Murung Raya, dan Sukamara.
Perkembangan rasio kemandirian daerah per
Perkembangan rasio PAD dan rasio dana transfer
lokasi di provinsi Kalimantan Tengah ditunjukkan
dari tahun 2012 ke
pada tabel V.3. Secara umum, daerah yang paling
kemandirian daerah belum meningkat secara
kecil ketergantungannya pada dana transfer dari
signifikan.
Pemerintah Pusat adalah Pemerintah Provinsi
ketergantungan
Kalteng, yang salah satu penyebabnya yaitu
Kalimantan Tengah pada dana perimbangan
besarnya potensi penerimaan pajak daerah.
maupun dana penyesuaian masih tinggi.
Besarnya potensi penerimaan pajak daerah yang
Hal
2013 menunjukkan
tersebut
mengindikasikan
Pemerintah
Daerah
di
C. Belanja Pusat dan Daerah
menjadi hak pemerintah provinsi yaitu pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan
1. Rasio Belanja
bermotor dan pajak BBM kendaraan bermotor
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa
menjadi faktor dominan dalam meningkatkan
besar porsi belanja APBN yang dilaksanakan oleh
kemandirian daerah. Potensi pajak yang dapat
Pemerintah Daerah dibandingkan dengan belanja
dipungut
daerah
oleh
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
APBD.
Belanja
APBN
yang
seperti pajak hotel, pajak restoran dan berbagai
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dilakukan
pajak lainnya memilki potensi yang relatif kecil
dalam bentuk belanja dekonsentrasi, tugas
karena pertumbuhan ekonomi
Tabel V.3. Rasio Realisasi DK/TP/UB terhadap APBD Tahun 2013
yang masih belum berkembang secara optimal. Rasio kemandirian daerah pada kabupaten/kota yang memiliki aktivitas
perekonomian
yang
tinggi mengalami peningkatan yang cukup signifikan, antara lain pada Pemprov Kalteng, Pemkab Kotawaringin Timur dan Pemkab Kotawaringin demikian
Barat. masih
Namun terdapat
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
(sumber: Data Pemda dan DJPK)
75
pembantuan dan urusan bersama. Untuk tahun
2. Rasio
terhadap
Jumlah
Penduduk
2013 rasio ini adalah sebagaimana tercantum
Rasio ini menggambarkan besarnya proporsi
dalam Tabel V.4. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa secara umum komposisi pagu dana dekonsentrasi, tugas pembantuan
Belanja
dan
urusan
bersama
yang
disalurkan oleh dinas terkait relatif sangat kecil. Secara keseluruhan peranan dana DK/TP/UB sangatlah kecil. Diantara seluruh Pemda yang ada di Kalimantan Tengah, hanya pada Pemprov Kalteng dimana peranan dana dekonsentrasi
penyaluran dana APBN dan APBD yang diterima oleh penduduk. Salah satu fungsi APBN/D adalah fungsi distribusi yaitu dengan adanya APBN/APBD tersebut maka manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Sebagai catatan, dalam tabel
dibawah ini, jumlah penduduk yang dipergunakan adalah jumlah penduduk pada tahun 2012 berdasarkan data yang ada dalam BPS. Belanja APBN yang disalurkan adalah seluruh belanja
cukup tinggi.
APBN yang ada di Kalimantan Tengah dan tidak Dari sisi jumlah, porsi dana DK/TP/UB bila dibandingkan dengan dana APBD secara umum tidak
cukup
terbatas pada belanja DK/TP/UB. Catatan lain adalah beberapa pemerintah daerah ada yang
signifikan
sebagaimana dilihat dari tabel
Tabel V.4. Rasio Pagu Total Belanja Terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2013
diatas. Hal yang belum menjadi perhatian
terkait
dengan
pelaksanaan
DK/TP/UB adalah
menselaraskan antara program pemerintah DK/TP/UB Kementerian
daerah
penerima
dengan
kebijakan
Negara/Lembaga,
penetapan
pejabat
perbendaharaan, dan seringnya terjadi keterlambatan terbitnya petunjuk
teknis
pelaksanaan
kegiatan
dari
Kementerian
(sumber: Data Pemda dan DJPK)
Negara/Lembaga.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
76
belum menyampaikan APBD perubahan sehingga
Dengan memperhatikan sumber pendanaan yang
data pagu APBD yang ditampilkan beberapa
dipergunakan untuk membayar belanja pegawai,
masih menggunakan APBD awal.
maka secara umum di Kalimantan Tengah
Dari rasio diatas, terlihat bahwa secara nominal, besaran
APBD
per penduduk lebih besar
dibandingkan dengan APBN. Hal ini sejalan dengan kebijakan desentralisasi dimana sebagian besar urusan pemerintah pusat telah dilimpahkan ke daerah termasuk konsekuensi pendanaannya.
sebesar
62,9%
membayar
DAU
belanja
dipergunakan
pegawai
untuk
pemerintahan
daerah. Diantara seluruh pemda yang ada, Pemkot Palangkaraya adalah Pemda yang paling banyak menggunakan DAU yang ada untuk membayar belanja pegawai. Artinya semakin kecil dana yang dapat dialokasi ke masyarakat ke
Pada umumnya, rasio APBD per penduduk lebih besar dibandingkan rasio APBN kecuali untuk Kota
Palangka
Raya.
Hal
ini
dikarenakan
kebanyakan satuan kerja pengguna dana APBN sebagian besar berada di Kota Palangka Raya.
dalam
berbagai
program
pembangunan.
Dibanding pemda yang lain, Pemprov Kalimantan Tengah memiliki potensi lebih besar untuk mendanai
program-program
pembangunan
karena persentase DAU yang digunakan untuk belanja pegawai hanya 39,05% (lihat Tabel V.5.).
3. Rasio Belanja Pegawai
Tabel V.5. Rasio Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2013
Diantara seluruh Pemerintah Daerah yang ada di Kalimantan Tengah, Pemda yang memiliki beban belanja pegawai paling besar adalah Pemkot Palangka Raya. Beban belanja pegawai yang harus ditanggung oleh APBD mencapai 62,46 %. Pemda yang juga memiliki beban belanja pegawai cukup besar adalah Pemkab Barito Timur dengan beban belanja pegawai mencapai 50,23 % dari keseluruhan pagu belanjanya. Semakin besar
beban
belanja
pegawai,
maka (sumber: Data Pemda dan DJPK)
semakin kecil porsi belanja APBD yang akan dialokasikan kepada masyarakat melalui berbagai
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel IV.9, pada
bentuk pengeluaran
beberapa kabupaten/kota, persentase DAU yang
yang
terkait
dengan kesejahteraan masyarakat.
langsung
dialokasikan untuk belanja pegawai masih di atas
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
77
50% dengan persentase tertinggi sebesar 93,79%
belanja modal tahun 2013 baik APBN maupun
pada pemkot Palangka Raya. Demikian pula, rasio
APBD di Kalteng dituangkan dalam tabel V.6.
belanja pegawai terhadap APBD pada Kabupaten Katingan dan
Tabel V.6. Rasio Realisasi Belanja Modal Tahun 2013
Kota Palangka Raya juga masih di atas
50%.
Kondisi
menunjukkan
tersebut
bahwa
alokasi
dana untuk belanja non pegawai masih relatif kecil. Mengingat pentingnya peningkatan alokasi dana untuk program-program yang
berdampak
terhadap
kesejahteraan
masyarakat kebijakan yang
langsung
maka
diperlukan
pemerintah dapat
daerah
(sumber: Data Pemda dan DJPK)
mendorong
peningkatan efisiensi alokasi belanja pegawai sehingga peningkatan penerimaan DAU maupun alokasi APBD di masa mendatang tidak disertai dengan peningkatan alokasi belanja pegawai yang signifikan.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel V.6, secara umum, belanja modal yang disalurkan melalui APBD lebih besar bila dibandingkan dengan belanja modal yang disalurkan melalui APBN. Hal tersebut dikarenakan alokasi belanja Negara yang disalurkan melalui dana transfer lebih tinggi
4. Rasio Belanja Modal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dibandingkan alokasi belanja yang disalurkan melalui belanja K/L. Tingginya alokasi belanja
Rasio belanja modal merupakan perbandingan
modal APBN pada Pemprov Kalteng dan Pemkot
antara pagu belanja modal baik pada APBN
Palangka Raya lebih dikarenakan sebagian besar
maupun APBD dibandingkan dengan jumlah total
satuan kerja instansi vertikal pemerintah pusat
APBN/APBD. Indikator ini dimaksudkan sebagai
berlokasi di Palangka Raya. Sebagai contoh,
ukuran peran belanja modal pada APBN/APBD
satuan kerja di bawah Kementerian Pekerjaan
sebagai salah satu komponen pengeluaran
Umum yang memiliki alokasi belanja modal
pemerintah yang bersifat langsung berkontribusi
terbesar untuk pemeliharaan jalan, jembatan,
terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Rasio
dan pengairan berlokasi di Palangka Raya namun
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
78
wilayah
kerjanya
meliputi
seluruh
wilayah
D. Surplus/Defisit terhadap
Provinsi Kalimantan Tengah.
Pendapatan
Alokasi belanja modal APBN pada beberapa kabupaten relatif sangat kecil misalnya di Kabupaten Murung Raya memiliki alokasi belanja
1. Perkembangan Surplus/Defisit APBD
a. Rasio
modal APBN sebesar Rp. 1,3 miliar dibandingkan
Surplus/Defisit
terhadap
Pendapatan
belanja modal APBD yang sebesar Rp. 286,65
Berdasarkan kebijakan penyusunan APBD, pada
Milyar. Di lain pihak, rasio Belanja modal
umumnya seluruh Pemda yang ada di Kalimantan
terhadap APBD di tujuh pemda di atas rata-rata
Tengah merencanakan defisit yang berarti lebih
rasio belanja modal terhadap APBD secara
besar belanja dibandingkan pendapatan. Tujuan
kumulatif. Rasio belanja modal tertinggi meliputi
defisit adalah agar APBD yang dialokasikan untuk
pemda-pemda hasil pemekaran yaitu Kabupaten
program pembangunan semakin besar, sehingga
Katingan, Seruyan, dan Sukamara (mendekati
dapat
50%). Semakin tingginya rasio belanja modal
masyarakat.
mengindikasikan semakin besarnya ruang fiskal
menyampaikan laporan keuangan tahun 2013,
pemda sehingga tersedia cukup dana untuk
hanya empat pemda yang sesuai dengan
dialokasikan ke jenis belanja yang memiliki
realisasinya yang benar-benar mengalami defisit.
pengaruh
Selebihnya yaitu sembilan pemda mengalami
langsung
terhadap
kondisi
menjadi
stimulus
Dari
12
aktivitas
Pemda
ekonomi
yang
perekonomian yaitu berupa belanja modal dalam
surplus. Pemda
rangka
mengalami surplus adalah Pemkab Kapuas.
penyediaan infrastruktur, sarana dan
prasarana pendidikan, kesehatan
yang
paling
telah
besar dalam
Tabel V.7. Rasio Surplus Defisit terhadap total Pendapatan Tahun 2013
dan pelayanan umum lainnya. Kendala yang sering dihadapi oleh pemda terkait belanja modal adalah keterbatasan ruang fiskal pemda serta masalah efisiensi alokasi.
(sumber: Data Pemda dan DJPK)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
79
Surplus/defisit sesuai tabel di atas, semata-mata
menganggur yang tidak digunakan secara optimal
hanya memperhitungkan realisasi pendapatan
untuk membiayai belanja daerah dalam rangka
dibandingkan belanja pada tahun anggaran
penyediaan
berjalan. Terjadinya surplus anggaran pada akhir
kesejahteraan masyarakat.
tahun tersebut lebih disebabkan oleh penyerapan anggaran yang tidak optimal. Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan, mengingat bahwa
berbagai
program
yang
telah
direncanakan tidak dapat dilaksanakan dengan baik
sehingga
masyarakat
penyediaan
tidak
diharapkan. menyebabkan
layanan
berjalan
sesuai
Kondisi
ini
terjadinya
idle
kepada yang
layanan
dan
peningkatan
Tabel di atas menunjukkan bahwa di Kalimantan Tengah pada akhir tahun terdapat idle cash sebesar Rp. 2,3 triliun. SILPA yang besar artinya dana yang tersimpan untuk dipergunakan pada tahun berikutnya sangat besar. Besarnya SILPA umumnya
disebabkan
karena
pada
saat
penyusunan APBD dianggarkan defisit sehingga
Tabel V.8. Rasio Keseimbangan Primer Tahun 2013
cash di tengah-tengah kebutuhan masyarakat
yang
memerlukan
layanan dasar yang lebih baik.
b.
Rasio
SILPA
terhadap
Alokasi Belanja SILPA/SIKPA
adalah
penggunaan
anggaran
selisih yang
berasal dari pembiayaan neto setelah
ditambahkan
surplus/deficit.
Secara
dengan (sumber: Data Pemda dan DJPK)
umum
dapat dikatakan bahwa 12 diantara 15 Pemda yang ada di Kalimantan Tengah mengalami SILPA. Dari 4 Pemda yang mengalami defisit, setelah diperhitungkan dengan pembiayaan neto, ketiga pemda tersebut justru mengalami SILPA yang
untuk menutup defisit tersebut digunakan SILPA tahun sebelumnya. Padahal, dalam penyaluran realisasi
belanja,
seringkali
belanja
yang
disalurkan tidak maksimal. Rasio Surplus/Defisit terhadap PDRB
berarti terjadi selisih lebih penggunaan anggaran.
Rasio surplus defisit untuk tahun 2013 dari 12
Semakin besar rasio SILPA terhadap APBD dapat
Pemda terhadap PDRB adalah 1,08%. Pada tahun
mengindikasikan
2012, rasio surplus defisit 15 Pemda terhadap
semakin
besarnya
dana
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
80
PDRB adalah 3,14 %. Semakin kecil rasio
untuk membayar bunga yaitu Pemkab Kapuas
surplus/deficit terhadap PDRB mengindikasikan
dan Pemkot Palangka Raya. Kedua Pemda ini
semakin baiknya pengelolaan APBD pada pemda
memiliki
yang bersangkutan.
dikarenakan adanya utang penerusan pinjaman
kewajiban
membayar
bunga
yang diterima dari Kementerian Keuangan.
2. Perkembangan Pembiayaan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kondisi
a. Rasio
Surplus/Defisit
terhadap
Pendapatan
keuangan Pemerintah Daerah yang ada di Kalimantan Tengah umumnya cukup mampu
Di Kalimantan Tengah, tidak terdapat Pemda
sehingga tidak perlu melakukan pinjaman daerah.
yang menggunakan pembiayaan dalam bentuk
Kemampuan keuangan tersebut dikarenakan
utang untuk membiayai belanja daerah. Semua
relatif besarnya pendapatan dibanding belanja
Pemda menggunakan SILPA tahun sebelumnya
yang dikeluarkan. Dalam konteks belanja yang
untuk menutupi defisit belanjanya.
dikeluarkan
Semakin besar surplus keseimbangan primer, semakin
baik
kemampuan
mencapai
target
yang
ditetapkan, maka kondisi keuangan daerah
b. Rasio Keseimbangan Primer maka
telah
untuk
membiayai defisit. Di Kalimantan Tengah, Pemda yang memiliki rasio keseimbangan primer terbesar adalah Kabupaten
merupakan kemampuan yang bersifat riil. Dalam konteks belanja yang dianggarkan tidak mencapai target
yang
ditetapkan,
maka
kondisi
Grafik V.1 Rencana Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah
Pulang Pisau. Artinya kemampuan untuk membiayai defisit APBD untuk tahun
mendatang
lebih
baik.
Berbeda halnya dengan Kabupaten Kotawaringin
Barat
belanjanya
jauh
pendapatan,
tentunya
menutupi dipergunakan
belanja SILPA
dimana melebihi untuk tersebut tahun
sebelumnya. Dari lima belas pemda yang ada,
(sumber: Pemprov Kalteng)
terdapat dua pemda yang memiliki kewajiban
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
81
kemampuan keuangan daerah tersebut bersifat semu.
E. Analisis Kondisi Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah
b. Ekonomi kerakyatan c. Penanggulangan kemiskinan, dan d. Kualitas birokrasi dan tata pemerintahan.
Prioritas pembangunan daerah Propinsi Kalteng
1. Rencana Pembangunan Daerah
Tahun 2015, meliputi:
Berdasarkan dokumen rencana pembangunan
a. b. c. d. e.
Provinsi Kalimantan Tengah yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah (RPJMD) 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 telah ditetapkan aspek-aspek strategis pembangunan di Kalimantan Tengah yang memuat antara lain: Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Tahun 2015, Isu Strategis, Permasalahan Pembangunan di Provinsi Kalteng, Program Prioritas serta Indikator Kinerja Makro yang ingin dicapai pada
kelola
Infratruktur dan Energi Ekonomi Kerakyatan Pendidikan Kesehatan Percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengentasan desa tertinggal f. Peningkatan investasi dan dunia usaha Dalam upaya mewujudkan tema pembangunan tersebut, berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi oleh Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan
Tengah
yang
memerlukan
penanganan secara sistematis, dan terencana adalah sebagai berikut:
tahun 2015. Tema RKPD Tahun 2015 Provinsi Kalimantan tengah adalah “PEMBERDAYAAN
a. Bidang Infrastruktur
EKONOMI KERAKYATAN DAN PENGEMBANGAN
1) Masih
DAYA SAING DAERAH
rendahnya
kualitas
infrastruktur
terutama prasarana jalan dan jembatan, serta
BAGI PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT”. Tema tersebut diatas
prasarana lalu lintas air antarkabupaten/kota.
sekaligus dijadikan sebagai kebijakan umum
2) Belum terwujudnya sistem dan jaringan
pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
transportasi, komunikasi, daninformatika yang
2015 sebagai upaya Provinsi Kalimantan Tengah
mendukung aktifitas ekonomi kerakyatan.
untuk menjadikan ekonomi kerakyatan dan daya
3) Masih terbatasnya infrastruktur pengairan
saing daerah sebagai basis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
yang mendukung ketahananpangan. 4) Terbatasnya kuantitas dan kualitas prasarana perhubungan.
Isu strategis yang menjadi perhatian Pemda Kalteng untuk mewujudkan tema tersebut adalah
5) 5). Lemahnya integrasi jaringan infrastruktur
diantaranya:
multimoda.
a. Jaringan infrastruktur wilayah
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
82
6) Lemahnya
aksesibilitas
wilayah-wilayah
7) Masih banyaknya infrastruktur strategis yang
dan daya saing produk koperasi dan UMKM. 8) Belum optimalnya penyelenggaraan kemitraan usaha antara ekonomi kerakyatan dengan ekonomi skala besar.
harus dibangun dan dikembangkan untuk
c. Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam
pedalaman.
membuka
keterisolasian
dan
percepatan
pembangunan wilayah. 8) Keterbatasan Sumber Daya Energi Listrik Dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Lokal
b. Bidang Ekonomi Kerakyatan
dan Lingkungan Hidup 1) Potensi sumberdaya alam Kalimantan Tengah yang berlimpahberupa wilayah yang luas, sumber daya hutan, pertanian,perikanan, kelautan, perkebunan, pertambangan, kawasangambut dan lain sebagainya belum sepenuhnya dapat dikelola secara optimal. 2) Masih banyak ijin pengelolaan sumberdaya alam yang telahdikeluarkan pemerintah namun belum sepenuhnya didayagunakan 3) Pendayagunaan sumberdaya alam umumnya masih padatahap menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer yang mempunyai nilai tambah yang rendah 4) Kurang efektifnya mekanisme pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, serta masih lemahnya peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan. 5) Pembangunan di sektor lingkungan hidup
1) Pengelolaan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,serta kehutanan belum dikelola secara profesional dan sebagian besar masih dikelola secara tradisional. 2) Masih rendahnya produktifitas pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, serta kehutanan. 3) Belum terselenggaranya sistem perekonomian kerakyatan yang Tabel V.9 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi terpadu. Kalimantan Tengah 4) Masih rendahnya kualitas pengembangan pemasaran pariwisata dan pengelolaan destinasi wisata. 5) Masih rendahnya kualitas penanaman
modal
Masih
rendahnya kualitas iklim usaha, promosi
dan
kerjasama
investasi. 6) Terbatasnya akses koperasi dan UMKM kepada sumberdaya produktif (bahan baku, permodalan, teknologi, sarana pemasaran serta informasi pasar). 7) Masih rendahnya produktifitas
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
(sumber: Pemprov Kalteng)
83
belum menjadi isu sentral pembangunan. 6) Pengelolaan SDA yang tidak memenuhi kaidah-kaidah teknis menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap sektor-sektor lain. 7) Pola pendayagunaan SDA yang cenderung tidak terkendali berakibat pada berbagai kawasan, seperti kawasan lahan gambut dan kawasan HoB serta kawasan strategis yang mempunyai fungsi daya dukung lingkungan lainnya yang merupakan SDA yang tak ternilai akan terancam, serta terdegradasi semakin meluas dan pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap perubahan iklim global.
d. Masalah bidang pendidikan 1) Jangkauan pelayanan pendidikan yang sangat luas dan kondisi daerah relatif sulit dijangkau 2) Keterbatasan akses yang disebabkan karena kondisi geografis yang sulit dan masih terbatasnya transportasi dan infrastruktur 3) Masih terdapat kesenjangan kualitas pendidikan antar daerah 4) Tingkat pelayanan pendidikan kepada publik masih perluditingkatkan terutama pelayanan pendidikan pada masyarakat didaerah pedalaman/ terpencil/terpinggir. 5) Kompetensi dan relevansi serta daya saing lulusan satuan pendidikan perlu ditingkatkan. 6) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
keluarga kecil berkualitas serta pemuda dan olah raga di seluruh wilayah Kalimantan Tengah
2. Kinerja Bidang Ekonomi Tolok ukur untuk mengetahui perkembangan perekonomian
Propinsi
Kalimantan
Tengah
adalah dengan melihat struktur dan besaran penyumbang pertumbuhan ekonomi melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan melihat lebih dalam struktur PDRB, dari berbagai sudut,
misalnya
struktur
PDRB
menurut
penggunaan maupun sektor akan diketahui antara lain peran dan sumbangan terhadap pertumbuhan,
dan menjelaskan
lebih
jauh
tentang prosek perkembangan ekonomi ke depan berdasarkan struktur PDRB pada periode berjalan dan tahun-tahun sebelumnya, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta pengaruhnya dengan indikator ekonomi lainnya. Bila ditinjau secara size secara nasional, maupun kewilayahan Kalimantan, perekonomian Propinsi
e. Masalah bidang kesehatan 1) Tingginya angka kematian bayi. 2) Masih rendahnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat 3) Masih belum meratanya jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rendahnya mutu pelayanan kesehatan di daerah perdesaan dan pedalaman 4) Masih perlunya peningkatan kualitas kependudukan dan ketenagakerjaan,
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Grafik V.2 Perekonomian Kalteng terhadap Kalimantan dan84 Nasional (sumber: Pemprov Kalteng)
Kalimantan Tengah berkontribusi sebesar 8,93%
perekonomian tersebut selain karena bersifat,
terhadap wilayah Kalimantan, sedangkan wilayah
“natural”
Kalimantan sendiri berkontribusi sebesar 9,30%
ketersediaan sumber daya alam, khususnya
terhadap ekonomi nasional.
bahan tambang, juga dipengaruhi oleh jumlah
Dari Grafik V.3, secara nasional, menurut wilayah yang dibagi menurut 5 wilayah yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali & Nusa
dalam
artian
terkait
dengan
penduduk, tingkat produktivitas, kesempatan dan kemudahan
melakukan
investasi
dan
lain
sebagainya.
Tenggara, Maluku &Papua, secara berturut-turut
Diantara komponen penggerak pertumbuhan
menunjukkan kontribusi sebesar 57,62%, 23,77%,
ekonomi, investasi bisa dikatakan sebagai muara
9,30%,4,74%,2,51% dan 2,06% terhadap ekonomi
dan memegang peran utama dari pertumbuhan
nasional. Besarnya kontribusi wilayah Jawa tidak
ekonomi itu sendiri. Hal ini karena semua
dipungkiri karena meskipun secara sumber daya
komponen pertumbuhan lainnya dipengaruhi
alam, pulau Jawa tidak memiliki sumber daya
oleh investasi. Pertumbuhan ekonomi yang
alam yang
Wilayah
dimaknai sebagai penambahan atau peningkatan
Kalimantan dan Maluku & Papua, namun sumber
output baik berupa barang maupun jasa yang
daya
berpengaruh
disebabkan oleh adanya investasi baik yang
terhadap perekonomian, misalnya penduduk,
bersifat investasi baru maupun peningkatan
faktor produksi, investasi dll masih terkonsentrasi
kapasitas
di pulau Jawa. Kondisi ketimpangan seperti ini
mempengaruhi konsumsi masyarakat, karena
tentunya bukan tidak disadari oleh pemerintah,
melalui investasi aka dihasilkan output berupa
meskipun
barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi
besar,
ekonomi
seperti halnya
lainnya
bukan
hal
yang
yang
mudah
untuk
yang
sudah
masyarakat.
kebijakan yang memungkinkan untuk mengurangi
memungkinkan dihasilkan lebih banyak barang
ketimpangan yang ada.
dan jasa yang bisa dikonsumsi masyarakat.
kewilayahan
Kalimantan,
kontribusi
ekonomi Kalteng terhadap Kalimantan adalah sebesar 8,93%, paling rendah diantara propinsi lain di Kalimantan, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, yang berturut-turut berkontribusi sebesar 66,96%, 12,13%
dan
11,99%.
Kontribusi
terhadap
tinggi
Investasi
mengatasi kondisi tersebut melalui berbagai
Secara
Semakin
ada.
investasi,
Penambahan output yang dihasilkan dari adanya investasi bukan hanya untuk memenuhi konsumsi dalam negeri tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke luar negeri/daerah yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Demikian pula
melalui
investasi,
akan
menggerakan
terciptanya aktivitas ekonomi yang menyediakan lapangan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
kerja
bagi
masyarakat
yang
85
menghasilkan keuntungan bagi pelaku usaha dan
infratruktur yang tersedia, menjadi bagian dari
penghasilan
dasar
program pemerintah yang akan dilaksanakan.
pengenaan pajak dan penerimaan pemerintah
Salah satu upaya untuk mengatasi keterisolasian
lainnya, sebagai sumber utama untuk membiayai
wilayah
belanja pemerintah.
perkembangan ekonomi, Pemprop Kalteng mulai
bagi
pekerja
sebagai
Mengingat begitu pentingnya peran investasi sebagai faktor utama pertumbuhan ekonomi, pemerintah daerah perlu melakukan berbagai upaya untuk mendorong peningkatan investasi, khususnya
sektor
kemudahan dengan
swasta
dalam
melalui
berbagai
melaksanakan
investasi
menghilangkan
berpengaruh
terhadap
tahun ini merencanakan akan membangun jaringan rel kereta api yang akan menghubungkan pusat-pusat sumber daya ekonomi ke wilayah pelabuhan
laut/sungai
untuk
diolah
dan
dipasarkan lebih lanjut yang akan meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan.
hambatan
Sebagaimana diketahui bahwa peran pemerintah
investasi. Propinsi Kalimantan dalam RPJMD telah
dalam perekonomian diantaranya ditunjukkan
menetapkan berbagai kegiatan prioritas dan
oleh seberapa jauh kontribusi pengeluaran
mengidentifikasi
yang
pemerintah, baik yang dialokasikan dalam APBN
mendorong
maupun APBD mampu untuk menstimulir kondisi
dihadapi
berbagai
yang
berbagai
isu
upaya
untuk
dalam
utama
peningkatan investasi di Kalimantan Tengah.
perekonomian
Potensi
yang
pemerintah yang dialokasikan untuk membiayai
berlimpah berupa wilayah yang luas, kaya akan
berbagai aktivitas berupa program dan kegiatan
sumber
perikanan,
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
perekebunan, pertambangan, kawasab gambut
diharapkan mampu untuk menggerakan roda
merupakan potensi untuk dikembangkan di masa
perekonomian suatu wilayah. Indikator untuk
yang akan datang. Salah satu masalah yang
mengukur dan mengetahui seberapa besar peran
dihadapi oleh Propinsi Kalteng yang kurang
pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian
mendukung pertumbuhan investasi adalah terkait
daerah
dengan infrastruktur. Beberapa masalah terkait
pemerintah (government spending) sebagai salah
infrastruktur
belum
satu komponen pembentuk Produk Domestik
tersedianya sistem dan jaringan transportasi,
Regional Bruto (PDRB) yang menggambarkan
komunikasi berupa jalan, jembatan, pelabuhan
kondisi perekonomian suatu daerah. Peran
udara,
pemerintah dalam hal ini berupa pengeluaran
sumber
daya
daya
hutan,
antara
pelabuhan
alam
Kalteng
pertanian,
lain
laut,
berupa
yang
mengganggu
suatu
adalah
daerah.
kontribusi
pengeluaran
konektivitas antar wilayah ketersediaan sumber
pemerintah
daya
suatu daerah, sebenarnya bukan hanya dilihat
listrik,m
masih
rendahnya
kualitas
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
terhadap
Pengeluaran
kondisi perekonomian
86
dari kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
menjadi
pembentukan PDRB, karena pemerintah melalui
government spending terhadap perekonomian
berbagai
daerah berupa PDRB.
kebijakan
mempengaruhi
dan
aktivitasnya
perkembangan
akan
komponen-
komponen lainnya yang berkontribusi terhadap kondisi perekonomian suatu daerah sebagai unsur
pembentuk
PDRB,
yaitu
konsumsi
masyarakat, investasi non pemerintah melalui pembentukan modal tetap, dan kegiatan eksporimpor. Tentunya berbagai kebijakan dan aktivitas pemerintah dilakukan dan dimaksudkan untuk mendorong ke arah positif berbagai komponen yang mempengaruhi kondisi perekonomian suatu daerah tersebut.
tolok
ukur
Memperhatikan ekonomi
tabel
Kalteng
peran
diatas,
sumbangan
pertumbuhan
cenderung
mengalami
peningkatan dari tahun 2000 sampai tahun 2013. Sementara menurut laju pertumbuhan per komponen
dari
tahun
2008
s.d
2013
menunjukkan bahwa komponen konsumsi rumah tangga,
konsumsi
pemerintah
dan
import
mengalami pertumbuhan yang stabil, sementara komponen ekspor dan investasi mengalami perubahan yang cukup fluktuatif, bahkan dalam tahun 2009 dan 2010 mengalami pertumbuhan
Indikator yang bisa digunakan untuk melihat
negatif. Ini menunjukkan bahwa pada periode
pengaruh langsung pengeluaran pemerintah
tersebut ekspor dan investasi swasta sangat
terhadap kondisi perekonomian suatu daerah,
rentan terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang
dalam hal ini adalah kontribusi pengeluaran
ada saat itu sehingga perubahan kondisi tersebut
pemerintah terhadap pembentukan PDRB, adalah
berpengaruh
cukup
signifikan
terhadap
perannya
dalam
pertumbuhan
kedua
komponen
tersebut.
seberapa
besar
membentuk persentase
PDRB,
yaitu
sumbangan
Komponen ekspor misalnya, dalam tahun 2013
government spending terhadap pertumbuhan
mengalami
PDRB yang biasa dinyatakan dalam persentase.
disebabkan karena melambatnya perkembangan
Perkembangan
sumbangan
ekonomi dunia yang berpengaruh terhadap
pengeluaran pemerintah dari periode ke periode
permintaan serta terjadinya penurunan harga
baik bulanan, triwulanan maupun tahunan bisa
komoditi di pasar internasional sehubungan
persentase
pertumbuhan
Tabel V.10 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Per Jenis Penggunaan 2008-2013 (%) Jenis Penggunaan Pertumbuhan (%) 2008 2009 2010 2011 2012 Konsumsi Rumah Tangga 3,08 4,58 4,7 5,17 5,89 Konsumsi Pemerintah 6,04 4,38 10,67 10,49 11,84 Investasi (PMTB+Perubahan Stok) 5,72 -0,19 -4,21 12,14 18,23 Ekspor (Barang dan Jasa Antar Wil) 18,5 20,67 25,64 12,53 2,3 Impor (Barang dan Jasa Antar Wil) 11,15 10,03 12,7 16,03 12,15 Pertumbuhan (%) 6,17 5,57 6,5 6,77 6,69 INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN Grafik V.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng 2000-2013 (%) (sumber: Pemprov Kalteng)
yang
melambat
2013 5,14 9,87 11,38 15,62 11,77 7,37
87
penurunan
permintaan
karena
terjadinya
Bila diperhatikan dari sisi penggunaan, dalam
pelambatan ekonomi di negara-negara yang
tahun 2013, sumbangan government spending
menjadi tujuan utama ekspor.
berupa konsumsi pemerintah terhadap PDRB,
Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Tahun 2008-2013 yang
dicerminkan
dari
PDRB
menurut
penggunaan, secara umum menunjukkan trend peningkatan yang didominasi oleh ekspor dan konsumsi pemerintah. Konsumsi pemerintah selalu
meningkat
pertumbuhannya
sebagai
komponen pembentuk PDRB pada periode tersebut.
Dominasi ekspor sebagai sumber
pertumbuhan dapat dimaklumi mengingat bahwa Kalteng adalah penghasil dan pengeskpor bahan tambang dan galian berupa batu bara, kelapa sawit, karet, pasir besi dan bauksit. Sementara meningkatnya sebagai
peran
sumber
konsumsi
pemerintah
pertumbuhan,
disebabkan
karena semakin meningkatnya volume besaran anggaran pemerintah yang mengalir ke Propinsi Kalteng baik disalurkan melalui APBN maupun dalam bentuk dana transfer ke daerah yang
selalu meningkat dari triwulan I sampai triwulan III dan menurun pada triwulan IV, dimana pola yang sama terjadi pada tahun 2012. Dalam tahun 2013, sumbangan government spending terhadap PDRB dari triwulan I s/d IV berturut-turut adalah 0,23%, 1,53%, 5,09% dan 1,73% serta sumbangan government spending terhadap PDRB secara total selama tahun 2013 adalah 1,9%. Pola yang hampir
sama
terjadi
dalam
tahun
2012,
sumbangan government spending terhadap PDRB dari triwulan I s/d IV berturut-turut adalah -0,01, 1,71%, 5,70% dan 2,97% serta sumbangan government spending terhadap PDRB secara total selama tahun 2012 adalah 2,15%. Disamping pengalokasian anggaran yang efisien ke dalam berbagai program/kegiatan yang bersifat
prioritas,
kontribusi
pengeluaran
pemerintah terhadap PDRB, bisa dimaksimalkan apabila pola penyerapan anggaran yang semakin
semakin baik pengelolaannya.
Tabel V.11 Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan 2002-2013 (%) No.
Jenis Penggunaan
Tw. I 2012
Tw. II 2012
Tw. III 2012
Tw. IV 2012
Tw. I 2013
Tw. II 2013
Tw. III 2013
Tw. IV 2013
Sumber Pertumbuhan 2013
1
Konsumsi rumah tangga
1,5
1,11
2,58
1,4
1,13
0,69
2,59
0,26
2,31
2 3
Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto
-0,01
1,71
5,7
2,97
-0,23
1,53
5,09
1,73
1,9
-0,04
5,93
6,94
3,85
-0,98
2,96
5,53
2,03
4,95
4 5
Ekspor
5,96
-4,27
-4,46
0,3
11,84
11,57
-7,29
4,27
7,85
Dikurangi Impor
0,87
3,19
0,59
4,61
1,26
1,41
5,01
7,59
7,1
4,77
-0,16
5,17
-3,08
4,53
0,79
4,9
-1,73
PDRB
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
88
baik distribusinya antar periode dalam suatu
berpengaruh faktor tersebut dalam menciptakan
tahun anggaran. Pola penyerapan anggaran yang
pertumbuhan ekonomi.
baik, yang tidak hanya menumpuk pada akhir
Upaya untuk meningkatkan peran dan kontribusi
tahun anggaran akan berdampak positif pada
government spending terhadap pembentukan
kondisi perekonomian suatu wilayah, melalui
PDRB setidaknya dapat dilakukan melalui 2 aspek,
segera
yaitu :
terealisasinya
berbagai
kegiatan
pemerintah. Bila
a. Alokasi
diperhatikan,
dilihat
dari
program/kegiatan
sumber
pemerintah
yang
pada
efisien
dan
berprioritas tinggi;
pertumbuhan, government spending memiliki kontribusi yang paling rendah terhadap PDRB
pengeluaran
b. Pola penyerapan anggaran yang efisien dan tidak menumpuk pada periode tertentu.
dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor -
Alokasi
impor. Hal ini bukan berarti bahwa pengeluaran
program/kegiatan yang efisien dan berprioritas
pemerintah
tinggi yang
berperan
relatif
kecil
dalam
pengeluaran
pemerintah
pada
memiliki daya ungkit/dorong
perekonomian, karena peran pemerintah tidak
(leverage) terhadap perekonomian tentunya
hanya
angka
menjadi perhatian dan fokus pemerintah, baik
sumbangan pemerintah terhadap PDRB, tapi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
harus pula dilihat dari pengaruh kebijakan fiskal
Apalagi dalam situasi keterbatasan ruang fiskal,
pemerintah
kondisi
karena terbatasnya sumber-sumber pendanaan
perekonomian suatu wilayah. Peran pemerintah
di satu sisi, sementara di sisi lain terdapat
bukan hanya dilihat dari besarnya kontribusi
pengeluaran yang bersifat wajib yang harus
pengeluaran pemerintah terhadap PDRB, tetapi
dipenuhi pemerintah, tuntutan untuk menjadikan
juga seberapa jauh kebijakan pemerintah yang
pengeluaran pemerintah yang berprioritas dan
diwujudkan melalui berbagai program/kegiatan
efisien menjadi suatu hal yang mutlak harus
pemerintah
komponen-
dilakukan pemerintah. Beberapa indikasi (yang
komponen pembentuk PDRB, yaitu pola dan
tentunya masih memerlukan kajian lebih lanjut),
struktur konsumsi masyarakat, investasi pihak
yang mengindikasikan belum efisiensinya alokasi
swasta, kegiatan ekspor dan impor. Berbagai
anggaran, khususnya dalam tahun anggaran 2013
kebijakan pemerintah melalui kebijakan fiskal
adalah bahwa meskipun terdapat kebijakan
diarahkan untuk mempengaruhi pola konsumsi
penghematan
masyarakat,
penyerapan
diukur
ekspor-impor
dari
dalam
seberapa
mempengaruhi
mempengaruhi
investasi swasta yang
besar
pada
dan
kegiatan
gilirannya
akan
anggaran anggaran
namun
sampai
akhir
ternyata tahun
anggaran masih belum optimal, dimana untuk
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
89
wilayah Kalteng tingkat penyerapan mencapai
anggaran, apakah sudah berjalan dengan efisien.
94,21% dalam tahun anggaran 2013. Sementara
Berdasarkan data penyerapan anggaran tahun
di lain pihak program/kegiatan satker hampir
2013, baik dari sisi besaran maupun distribusi
sebagian besar telah tercapai yang dicerminkan
waktu penyerapan, masih menunjukkan pola
oleh tercapainya output yang direncanakan.
yang
Berdasarkan
hasil
review
anggaran
dilakukan untuk tahun anggaran Kalimantan
Tengah,
ditemukan
yang
2013 di
sebelumnya,
sama yaitu
dengan
tahun-tahun
penyerapan
cenderung
menumpuk menjelang akhir tahun anggaran.
ada
Berbagai penyebab tidak optimalnya penyerapan
indikasi terjadinya duplikasi, inefisiensi dan
anggaran tahun 2013 secara umum dapat
kegiatan yang bersifat einmaleg, yang berjumlah
dikelompokkan
Rp 7.709.498.466.000 dengan rincian duplikasi
perencanaan
sebesar Rp.2.875.000.000,00, inefisiensi sebesar
penghematan anggaran, hambatan dalam proses
Rp Rp 3.065.414.000.- dan einmaleg sebesar
pengadaan barang dan jasa, masih adanya
Rp1.703.558.052.000,-.
sebagian DIPA yang diterima satker pada
Hal
masih
hampir
ini
berarti
antara dan
lain
terkait
penganggaran,
kebijakan
menunjukkan masih adanya kelemahan dalam
pertengahan
proses perencanaan dan penganggaran baik di
pelaksanaan kegiatan yang terlambat diterbitkan
tingkat kementerian negara/lembaga maupun
dan lain-lain.
pihak-pihak terkait lainnya yaitu Ditjen Anggaran bahkan Bappenas, sehingga diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas perencanaan dan penganggaran untuk
meningkatkan
efisiensi
alokasi anggaran di masa-masa mendatang.
tahun
kualitas
anggaran,
petunjuk
Dampak pola penyerapan anggaran yang tidak efisien tersebut, tentunya mengakibatkan peran pengeluaran
pemerintah
mendorong
perekonomian menjadi kurang optimal, karena hasil-hasil
pembangunan
baik
berupa
fisik
Disamping melalui efisiensi alokasi anggaran,
maupun non fisik terlambat diterima/dinikmati
dampak APBN terhadap kondisi perekonomian
masyarakat, dunia usaha bisa segera memulai
suatu wilayah, dapat dilihat dari pola penyerapan
kegiatan ekonomi, serta penerima manfaat dana APBN berupa belanja bantuan
Tabel V.12 Distribusi Penyerapan Anggaran per Triwulan No. 2012
Jenis Belanja
% Penyerapan Triwulan (I-IV)
Total
APBN
7.68%
22.89%
24.60%
42.91%
98.08%
APBD
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
1,49
0,92
1,36
2,07
2,15
APBN
9.52%
20.23%
25.67%
38.79%
94.21%
APBD
11%
19%
20%
38%
88%
TOTAL INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN Sumber PDRB dari 1,91 1,87 1,64 1,68 Govmnt Spending
1,9
Total Sumber PDRB Govmnt Spending 2013
sosial pengaman masyarakat masalah
dari
sebagai sosial yang sosial
jaring bagi memiliki menjadi
90
berkurang nilainya secara riel karena faktor
Dilihat dari perkembangan struktur PDRB Kalteng
inflasi.
tahun 2013 menurut sektor atau lapangan usaha,
Ditinjau dari struktur PDRB menurut sektor atau lapangan usaha, mencerminkan konstribusi 9 sektor ekonomi terhadap perekonomian,yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis
terhadap struktur PDRB, ditinjau dari sisi peran dan kontribusi per sektor, tingkat kesehatan, apakah pertumbuhan bersifat inklusif atau tidak, apakah pertumbuhan bersifat sustainable dan lain
sebagainya.
Analisa
lebih
mendalam
terhadap struktur PDRB menurut sektor atau lapangan usaha juga dapat digunakan untuk mengarahkan berbagai kebijakan pemerintah daerah,
termasuk
didalamnya
penetapan
program prioritas dan pengaggarannya sehingga tercipta
struktur
PDRB
atau
pertumbuhan
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 dari sisi laju pertumbuhan, sub sektor Pertambangan & Penggalian
mengalami
tertinggi yaitu
No.
11,6%. Dari sisi sumber pertumbuhan, kontribusi pertumbuhan tertinggi disumabngkan oleh sub sektor Pertambangan & Penggalian dan sub sektor Perdagangan,Hotel dan Restoran (PHR) yang
masing-masing
2012 (%) 1
2013 (%)
memberikan
2012 (%)
kontribusi
sebesar 1,65% dan 1,34%. Berdasarkan share atau peran, struktur perekonomian Kalteng menunjukkan
bahwa
share
sektor
primer
(Pertanian, Pertambangan & Penggalian), sektor sekunder
(Industri
pengolahan,
LGA,
sektor
tersier
(Perdagangan, Hotel &
Sumber Pertumbuhan
Lapangan Usaha
sektor
Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan sebesar
Tabel V.13 PDRB menurut Sektoral Laju Pertumbuhan
pertumbuhan
15,35% disusul sub
Konstruksi/Bangunan),
ekonomi yang inklusif, sehat dan sustainable.
laju
2013 (%)
Restoran, Pengangkutan Share
&
Komunikasi,
2012 (%)
2013 (%)
Keuangan,Persewaan
&
4,05
3,41
1,21
0,99
18,09
13,43
Jasa
2
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
8,7
15,35
0,92
1,65
13,75
22,39
Jasa-jasa), berturut-turut
3
Industri Pengolahan
2,15
3,08
0,16
0,22
2,39
2,99
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
8,41
7,8
0,04
0,04
0,60
0,54
5
8,36
5,86
0,48
0,34
7,17
4,61
8,67
7,09
1,61
1,34
24,07
18,18
8,14% dan 56,04%.
6,79
11,21
0,54
0,88
8,07
11,94
Beberapa hal yang perlu
8
Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Persh
12,61
11,66
0,81
0,79
12,11
10,72
menjadi perhatian terkait
9
Jasa-jasa
7,1
8,49
0,93
1,12
13,90
15,20
6,69
7,37
6,69
7,37
100
100
6 7
PDRB
(sumber: BPS Prov. Kalteng)
Perusahaan
memberikan
serta
kontribusi
sharing sebesar 35,8%,
dengan
struktur
perekonomian
Kalteng
ditunjau dari sisi sektor lapangan usaha adalah
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
91
dikaitkan dengan proses transformasi struktural,
diolah lebih lanjut oleh industri pengolahan di
yang biasa digunakan untuk mengukur kondisi
propinsi lain yang justru memberikan nilai
dan tahapan perekonomian suatu negara yaitu
tambah yang tinggi kepada propinsi pengolah
tahapan dari perekonomiannya didukung sektor
hasil tambang dan pertanian tersebut. Kontribusi
primer, ke sekunder dan selanjutnya ke tersier,
sektor sekunder yang masih cukup rendah
nampak dominasi sektor tersier mendominasi
tersebut,
perekonomian Kalteng yaitu sebesar 56,04%,
mendalam supaya di masa mendatang kontribusi
diikuti sektor primer dan sekunder masing-
sektor sekunder yang lebih terkait indikator
masing
Struktur
kemajuan suatu daerah dilihat dari kemampuan
perekonomian yang dialami Kalteng tersebut
dan kapasitas SDM, kemudahan dan kesempatan
tentunya perlu untuk dikaji dan
berusaha
dengan
35,80%
dan
8,14%.
mempertimbangkan
diperdalam
potensi
dan
tentunya
dan
infrastruktur
perlu
perhatian
berinvestasi,
jalan,
jembatan,
yang
ketersediaan pelabuhan,
keunggulan komparatif propinsi Kalteng, dan
ketersediaan listrik dll menjadi lebih meningkat di
sebaran menurut lapangan usaha per sektor.
masa yang akan datang.
Ada beberapa hal yang perlu untuk menjadi perhatian dengan melihat struktur PDRB tersebut yaitu, bahwa sektor sekunder masih memiliki kontribusi yang cukup rendah dibandingkan kedua sektor lainnya primer dan tersier. Diantara ketiga lapangan usaha yang ada pada sektor sekunder, yang kiranya perlu untuk mendapatkan catatan
adalah
industri
pengolahan
masih
memberikan kontribusi yang relatif kecil yaitu hanya 0,22%. Padahal apabila diperhatikan bahwa Kalteng memiliki dan menghasilkan bahan tambang berupa batubara, emas, nikel, zirkon dan lain-lain serta hasil pertanian berupa karet dan kelapa sawit. Relatif kecilnya kontribusi industri disebabkan
pengolahan oleh
kemungkinan
belum
adanya
besar industri
pengolahan bahan-bahan tersebut di Kalteng. Bahan tambang dan hasil pertanian tersebut
Kalteng merupakan
propinsi yang memiliki sumber daya alam berupa bahan tambang dan penggalian, kelapa sawit yang berlimpah, namun share sektor sekunder yang berasal dari industri pengolahan relatif kecil yaitu hanya 2,99% ini disebabkan karena bahanbahan tersebut diolah lebih lanjut menjadi produk setengah jadi dan produk jadi yang memiliki nilai tambah yang tinggi di luar propinsi terdekat, yaitu propinsi Kalimantan Selatan. Ini karena
tidak
mendukung
prasarana/sarana
infrastruktur untuk mengolah lebih lanjut sumber daya alam yang dihasilkan di wilayah Kalteng. Sebagaimana
diketahui
bahwa
salah
satu
permasalahan yang dihadapi propinsi Kalteng dibidang infrastruktur adalah: 1) Masih rendahnya kualitas infrastruktur terutama prasarana jalan dan jembatan, serta prasarana lalu lintas air antarkabupaten/kota.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
92
2) Belum terwujudnya sistem dan jaringan transportasi, komunikasi, dan informatika yang mendukung aktifitas ekonomi kerakyatan. 3) Masih terbatasnya infrastruktur pengairan yang mendukung ketahanan pangan. 4) Terbatasnya kuantitas dan kualitas prasarana perhubungan. 5) Lemahnya integrasi jaringan infrastruktur multimoda. 6) Lemahnya aksesibilitas wilayah-wilayah pedalaman. 7) Masih banyaknya infrastruktur strategis yang harus dibangun dan dikembangkan untuk membuka keterisolasian dan percepatan pembangunan wilayah. 8) Keterbatasan Sumber Daya Energi Listrik Dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Lokal. Dominannya sektor tersier dalam perekonomian Kalteng yaitu sebesar 56,04%, dalam satu sisi merupakan hal yang menggembirakan, karena menunjukkan tahapan trasnformasi struktural menuju perekonomian yang berbasis jasa, yang biasanya secara umum memiliki nilai tambah yang tinggi. Apakah hal ini
pada kedua lapangan usaha tersebut, khususnya pada lapangan usaha pertanian. Untuk lapangan usaha pertambangan & penggalian, meskipun memiliki kontribusi yang cukup tinggi yaitu 1,65%, namun perlu dikelola sebaik mungkin karena tingginya angka tersebut lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang kurang bersifat inklusif dan sustainable mendukung pertumbuhan di Kalteng.
Kontribusi
suatu
wilayah? Untuk
menjawab hal tersebut kita perlu untuk
usaha
pertambangan dan penggalian tersebut dalam kenyataannya: a. disebabkan volume bahan tambang yang dihasilkan, yang masih dalam bentuk bahan mentah yang langsung diekspor atau diolah di luar propinsi Kalteng; b. berasal dari sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resoruces); c. relatif sedikit melibatkan tenaga kerja karena hanya sebesar 7,32% penduduk Kalteng yang bekerja di lapangan usaha tersebut.
Tabel V.14 Penduduk Produktif menurut Lapangan Usaha Tahun 2013
menunjukkan indikasi majunya kondisi perekonomian
lapangan
No.
Lapangan Usaha
Kontribusi terhadap PDRB (%)
% Penduduk Menurut Lapangan Usaha
1
Pertanian
13,43
52,7
melihat perpsektif yang lebih luas tidak
2
Pertambangan dan Penggalian
22,39
7,32
hanya sekedar pada besarnya kontribusi
3
Industri Pengolahan
2,99
2,97
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
0,54
0,18
5
Bangunan
4,61
4,19
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
18,18
13,86
7
Pengangkutan dan Komunikasi
11,94
3,21
8
Keuangan, Persewaan, & Jasa Persh
10,72
1,6
9
Jasa-jasa
15,20
13,96
100
100
sektor tersier terhadap perekonomian. Sektor
primer
yaitu
pertanian
dan
pertambangan & penggalian, perlu untuk ditingkatkan di masa mendatang karena sektor tersebut merupakan sektor dimana sebagian besar penduduk Kalteng yaitu
PDRB
(sumber: BPS Prov. Kalteng)
sebesar 52,7% bekerja dan menggantungkan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
93
Berdasarkan dikaitkan
struktur dengan
PDRB
Tabel V.15 Beberapa Indikator Ekonomi Kalteng
proporsi
2011
2012
2013
penduduk usia produktif yang
Pertumbuhan PDRB
6,77
6,69
7,37
bekerja menurut lapangan usaha,
Gini ratio
0,34
0,33
0,35
menunjukkan adanya ketimpangan
% Tingkat Kemiskinan
6,64
6,19
6,23
antara kontribusi pertumbuhan
% Pengangguran
2,55
3,17
3,09
12.196,76 M
12.911,18 M
16.916,25 M
dengan penduduk yang bekerja
Perkembangan
Alokasi
pada lapangan usaha tersebut.
Anggaran
Sebagai bagian dari upaya untuk
Sektor Lapangan Usaha :
mewujudkan pertumbuhan yang inklusif, perlu kiranya memberikan
22,39 7,32
Share Terbesar Lapangan Usaha
(Pertambang an &
perhatian lapangan usaha yang berdampak
besar
Penggalian)
(sumber: BPS, diolah)
terhadap
penduduk yang bekerja pada lapangan usaha tersebut sehingga pertumbuhan yang ada justru tidak memperbesar kesenjangan pendapatan yang dicerminkan dari gini ratio.
Bila diperhatikan Kalimantan Tengah cenderung mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dari tahun tahun, bahkan dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan nasional maupun dengan propinsi lainnya. Pertanyaannya? Sebagaimana
Sehat, Inklusif, dan Sustainable kah
diketahui bahwa kualitas pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata diukur dari dari besaran
Perekonomian
pertumbuhan itu sendiri. Untuk menilai bahwa
Kalteng?
pertumbuhan tersebut berkualitas, perlu dilihat dalam dimensi yang lebih luas bukan hanya pada besaran pertumbuhan tapi juga melihat kepada penyebab pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi
dan
dampak
tersebut
terhadap
indikator ekonomi sosial lainnya. Berdasarkan
data
perkembangan
berbagai
indikator tersebut diatas, bila dilihat kaitannya antara pertumbuhan ekonomi dengan beberapa indikator lainnya, yaitu :
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
94
a. gini ratio
baru
Gini ratio yang merupakan indikator tingkat kesenjangan pendapatan antar golongan dalam masyarakat/penduduk, pertumbuhan
menunjukkan
bahwa
cenderung
untuk
kesenjangan
dalam
ekonomi
memperlebar terjadinya
masyarakat yang dicerminkan dari semakin meningkatnya
angka
gini
ratio
meskipun
maupun
yang
sebelumnya
ada.
Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu untuk menciptakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dalam tahun 2013, Kalteng mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, meskipun nampak kenaikan tersebut dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja tidak cukup signifikan yang dicerminkan dari relatif kecilnya % penurunan pengangguran dari tahun 2012 ke
peningkatannya tidak terlalu signifikan;
2013. b. kemiskinan d. Sumber pertumbuhan menurut lapangan Tingkat kemiskinan relatif yang dicerminkan dari prosentase
penduduk
miskin,
bahwa terjadi penurunan % penduduk miskin dari tahun 2011 ke 2012 namun % tersebut meningkat lagi dalam tahun 2013. Naik tingkat kemiskinan tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 ditengah
terjadinya
kenaikan
pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sinyal bagi pemerintah Kalteng
untuk
bersungguh-sungguh
mengupayakan pertumbuhan yang bersumber dari sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah
yang
banyak
usaha/sektor
menunjukkan
sehingga
kenaikan
pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada
Melihat
komposisi
share
menurut
sektor/lapangan usaha terhadap PDRB, ternyata share
terbesar
berasal
dari
lapangan
pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 22,39 yang mengcover hanya 7,32% penduduk dibandingkan dengan lapangan usaha pertanian yang berkontribusi sebesar 13,43 tapi mencakup 52,7% penduduk. Demikian pula dari dominannya share sektor lapangan usaha pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kalteng, juga perlu menjadi perhatian terkait dengan sustainabilitas pertumbuhan itu sendiri, karena sektor usaha
berkurangnya tingkat kemiskinan
pertambangan dan penggalian adalah hampir c. pengangguran (penyerapan angkatan kerja) Salah satu permasalahan ekonomi yang perlu diselesaikan pengangguran.
adalah Untuk
terkait
dengan
mengatasi
tingkat
semuanya berasal dari sumber daya alam,yang bersifat “non renewable”. e. Perkembangan alokasi anggaran Meskipun
pengangguran tentunya diperlukan penciptaan lapangan kerja yang mampu menyerap angkatan kerja yang ada baik tambahan angkatan kerja
dari
sisi
besaran,
peranan
government spending terhadap PDRB tidak sebesar faktor yang lain, namun kenaikan alokasi
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
95
anggaran dari tahun ke tahun yang cukup
bahwa Propinsi Kalimantan Tengah berada pada
signifikan disertai dengan kualitas kebijakan yang
posisi yang lebih baik dari Propinsi lain di
semakin baik, alokasi anggaran yang semakin
Kalimantan dan Nasional, hendaknya tidak
efisien dan pola distribusi penyerapan anggaran
menyurutkan langkah berbagai pihak untuk terus
yang semakin baik diharapkan akan berkontribusi
melakukan
optimal terhadap perkembangan perekonomian
khususnya terkait dengan kebijakan fiskal dan
di Kalteng.
kebijakan sektor riil sehingga pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, bahkan melampaui rata-rata pertumbuhan nasional dan wilayah
Kalimantan,
yaitu
sebesar
7,37%,
ternyata belum sepenuhnya berpengaruh positif untuk
mengatasi
kemiskinan,
penyerapan
perbaikan
dari
semua
aspek,
ekonomi yang dicapai adalah pertumbuhan yang sehat,
inklusif
mengingat
dan
berkelanjutan. Hal ini
bahwa
pertumbuhan
ternyata
ekonomi
yang
pencapaian cukup
tinggi
tersebut, dilihat dari peran berbagai sumber
angkatan kerja serta terjadinya ketimpangan ekonomi dalam masyakarat. Oleh karena itu
Tabel V.16 Indikator Ekonomi dan Sosial Kalteng, Kalimantan, dan Nasional 2011
2012
2013
Kalteng
6,77
6,69
7,37
4 pilar pembangunan yaitu pro growth, pro poor,
Kalimantan
4,97
4,82
3,7
pro
Nasional
6,49
6,26
5,78
Kalteng
0,34
0,33
0,35
mendukung pencapaian 4 pilar tersebut harus
Kalimantan
0,37
0,36
0,37
dilakukan perbaikan ke depan.
Nasional
0,41
0,41
0,413
Kalteng
6,64
6,19
6,23
terhadap kondisi perekonomian Kalteng, bahwa
Kalimantan
6,81
6,39
6,53
semua
Nasional
12,49
11,16
11,47
Kalteng
2,55
3,17
3,09
Kalimantan
5,38
5,20
4,74
posisi yang lebih baik, dibandingkan dengan yang
Nasional
6,56
6,14
6,25
dialami propinsi-propinsi lain di Indonesia dan
Kalteng
75,06
75,46
N/A
N/A
N/A
N/A
72,77
73,29
N/A
dalam
rangka
mewujudkan
masyarakat sebagai tujuan pembangunan sesuai
job
dan
pro
environment,
Satu halnya yang perlu mendapatkan apresiasi
pertumbuhan
ekonomi ekonomi,
makro,
PDRB
Gini ratio
% Tingkat Kemiskinan
berupa
pengangguran,
kemiskinan, gini ratio, dan inflasi menunjukkan
nasional. Kenyataan
% Pengangguran
IPM
bahwa
secara
indikator ekonomi makro
umum
Wilayah
berbagai
kelemahan yang ditemukan selama ini yang tidak
indikator
Indikator
kesejahteraan
berbagai
yang menunjukkan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Kalimantan Nasional
(sumber: BPS, diolah)
96
pertumbuhan dan dampaknya terhadap indikator ekonomi dan sosial lainnya, belum sepenuhnya mengarah kepada terciptanya pertumbuhan ekonomi yang sehat, inklusif dan berkelanjutan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
97
BAB VI PENUTUP
Pembangunan
daerah
dilaksanakan
dengan
Pencapaian program dan kegiatan tercermin
berpedoman pada rencana pembangunan daerah
pada berbagai indikator perkembangan makro
baik secara jangka menengah dan jangka panjang
ekonomi,
sehingga pencapaian hasil-hasil pembangunan
perkembangan
dapat terarah sesuai dengan keunggulan daerah
mendorong pertumbuhan ekonomi.
dan kearifan lokal. Penetapan program dan kegiatan pembangunan daerah yang berbasis pada competitive advantage daerah mendorong akselerasi pembangunan sehingga
pencapaian
kemandrian daerah dapat segera terwujud. Sebagaimana
kependudukan,
serta
pada
sektor-sektor
yang
A. Aspek Perekonomian Tolok
ukur
Kalimantan
perkembangan Tengah
dapat
perekonomian dilihat
melalui
perkembangan Product Domestic Regional Bruto (PDRB)
dan
pertumbuhan
ekonomi.
Perekonomian Kalimantan Tengah mengalami
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
peningkatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut
Provinsi Kalimantan Tengah 2010-2015, program
ditunjukkan dengan peningkatan dimana pada
pembangunan
Kalimantan
tahun 2012 PDRB Kalimantan Tengah mencapai
Tengah memuat program-program prioritas yang
21,42 T dan meningkat di tahun 2013 menjadi
antara lain meliputi:
22,999 T. Peningkatan PDRB ini berdampak pada
daerah
dalam
dan
Rencana
tertuang
sosial
Provinsi
penataan ruang yang berwawasan
peningkatan
laju
lingkungan untuk mendukung
Pertumbuhan
ekonomi
pengembangan ekonomi unggulan daerah,
tengah yang pada tahun 2012 mencapai 6,69%
peningkatan prasarana dan sarana
dan meningkat menjadi 7,37% di tahun 2013.
pendidikan dan kesehatan,
Perkembangan
peningkatan infrastruktur perhubungan dan
Tengah memberikan kontribusi sebesar 8,93%
komunikasi,
terhadap
pengembangan infrastruktur pengairan,
peningkatan daya saing masyarakat, dan
penguatan sendi budaya dan kearifan lokal
sedangkan
pertumbuhan
ekonomi.
Provinsi
Kalimantan
perekonomian
terhadap wilayah
regional
Kalimantan
Kalimantan,
Kalimantan
sendiri
berkontribusi sebesar 9,30% terhadap ekonomi nasional.
yang mendukung aktifitas pembangunan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
99
Secara sektoral, sektor tersier menopang 48,86%
nasional (8,38%) namun masih lebih tinggi dari
perekonomian Kalimantan Tengah sementara
rata-rata regional Kalimantan (6,64). Demikian
sektor primer berkontribusi sebesar 37,94%, dan
pula, tingkat inflasi tahun ini juga lebih tinggi
selebihnya ditopang oleh sektor sekunder. Sektor
dibanding tahun 2012 (5,85) dan tahun 2011
pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan
(4,55). Salah satu pemicu peningkatan tingkat
restoran merupakan sektor utama pada struktur
inflasi di tahun 2013 adalah kebijakan pemerintah
PDRB karena sektor ini merupakan lapangan
untuk menaikkan harga BBM.
usaha utama masyarakat Kalimantan Tengah.
permintaan dan penawaran masih perlu dijaga
Namun demikian, sektor pertambangan dan
sehingga tingkat inflasi di masa mendatang dapat
penggalian merupakan sektor yang sedang
terkendali sesuai dengan target tingkat inflasi
berkembang karena pada tahun 2013, sektor ini
yang ditetapkan.
merupakan sumber pertumbuhan tertinggi PDRB.
Keseimbangan
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki pemerataan
Peran Perbankan dalam mendukung aktivitas
distribusi pendapatan yang paling baik diantara
ekonomi
menunjukkan
seluruh provinsi di Kalimantan meskipun jika
sejalan dengan
dilihat perkembangannya sejak tahun 2009, gini
meningkat. Tren
ratio di Kalimantan Tengah mengalami kenaikan.
Kalimantan
perkembangan kontribusinya pertumbuhan
yang yang
Tengah positif terus
berbagai indikator
utama
Perbaikan pemerataan pendapatan terjadi pada
perbankan yaitu aset, dana pihak ketiga (DPK),
tahun 2012 dimana gini ratio
dan kredit masih cenderung meningkat Lebih
penurunan sebesar 0,01 namun kenaikan gini
lanjut, untuk meningkatkan tingkat financial
ratio kembali terjadi di tahun 2013. Untuk itu,
inclusion,
peningkatan
ekspansi
masih perlu
kelembagaan didorong,
produktivitas
dan
penyerapan
karena selain
angkatan kerja pada sektor-sektor padat karya
masyarakat mengenai
perlu ditingkatkan sehingga gini ratio akan
perbankan, ekspansi perbankan juga merupakan
semakin turun yang berarti tingkat kesenjangan
upaya meminimalisir
distribusi pendapatan dapat semakin berkurang.
untuk
terus
perbankan
mengalami
mengedukasi
menyerupai
bank
praktik-praktik namun
pada
yang akhirnya
memberikan dampak kerugian bagi masyarakat.
B. Aspek Sosial Kependudukan Jumlah penduduk Kalimantan Tengah pada tahun
Tingkat inflasi di Kalimantan Tengah tahun 2013
2012 adalah sebanyak 2.283.687 jiwa dengan laju
adalah sebesar 6,78. Tingkat inflasi tersebut
pertumbuhan
masih perlu diwaspadai mengingat walaupun
Konsentrasi
tingkat
umumnya terjadi di kabupaten/kota dengan
inflasinya
masih
dibawah
rata-rata
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
penduduk penyebaran
sebesar penduduk
2,08%. pada
100
aktivitas perekenomian yang tinggi antara lain
Perdagangan,
yaitu
Timur,
Akomodasi. Pada tahun 2011-2013, kelompok
Kotawaringin Barat, Kapuas, dan kota Palangka
pekerjaan terkait dengan pertanian mencapai
Raya.
piramida
persentase 52,70% sedangkan kelompok jasa
Kalimantan Tengah memiliki
kemasyarakatan 13,96%, dan sektor perdagangan
Kabupaten
Dilihat
dari
penduduknya, bonus
Kotawaringin
demografi
komposisi
dimana
apabila
kualitas
penduduk usia produktif semakin meningkat dan dikombinasikan dengan potensi sumber daya yang melimpah maka pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah akan semakin terakselerasi.
Rumah
Makan,
dan
Jasa
13,86%. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tengah pada
tahun
2013
mengalami
kenaikan
dibandingkan penduduk miskin pada tahun 2012. Kenaikan tersebut dipicu oleh bertambahnya
Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah
penduduk miskin di daerah perkotaan sementara
sedikit berbeda jika dibandingkan dengan kondisi
jumlah penduduk miskin di pedesaan secara
ketenagakerjaan secara nasional. Walaupun pada
konsisten
tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah penduduk
demikian, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P2)
berusia di atas 15 tahun namun jumlah angkatan
semakin membaik karena secara umum tingkat
kerja justru semakin menurun yang disertai pula
konsumsi penduduk
dengan penurunan TPAK. Kondisi ini tentunya
dimana
dapat meningkatkan beban yang ditanggung oleh
peningkatan pendapatan penduduk miskin.
penduduk
Angkatan
Kerja
karena
jumlah
penduduk usia produktif yang tidak bekerja semakin
meningkat.
Ditinjau
dari
tingkat
pengangguran, TPT di Kalimantan Tengah lebih rendah jika dibandingkan secara nasional. Kondisi tersebut
menunjukkan
penyerapan
angkatan
tingginya kerja
di
tingkat
Kalimantan
Tengah.
mengalami
hal
penurunan.
miskin
tersebut
Namun
semakin
tinggi
mengindikasikan
Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah secara konsisten mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2012, IPM Kalimantan Tengah adalah 75,46 dimana hal tersebut menunjukkan pendidikan,
bahwa dan
tingkat
kesehatan,
kesejahteraan
masyarakat
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, IPM Kalimantan Tengah menduduki
Tiga kelompok lapangan pekerjaan utama yang
peringkat ketujuh nasional dan kedua di regional
mendominasi mata pencaharian di Kalimantan
Kalimantan setelah Kalimantan Timur.
Tengah
yaitu:
(i)
Pertanian,
Perkebunan,
Kehutanan,Perburuan, dan Perikanan, (ii) Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan, (iii)
C. Perkembangan Sektor Strategis Perkembangan sektor kesehatan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan dari tahun ke
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
101
tahun dengan ditandai adanya peningkatan
tenaga
sarana dan prasarana kesehatan, jumlah tenaga
mempunyai nilai inklusivitas yang tinggi. Dengan
kesehatan, dan kemudahan akses kesehatan oleh
demikian, pertumbuhan di sektor pertanian akan
masyarakat.
berdampak
Berdasarkan
tingkat
akses
kerja
sehingga
positif
sektor
pada
pertanian
kesejahteraaan
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan,
masyarakat secara luas.
puskesmas
melayani
49,05%
kunjungan
keberhasilan pembangunan sektor pertanian
masyarakat ke fasilitas kesehatan, sedangkan
adalah meningkatnya Nilai Tukar Pertanian. NTP
rumah sakit melayani 10,97% masyarakat, dan
Kalimantan Tengah pada bulan Desember 2013
praktek dokter melayani 17,50% masyarakat.
adalah 102,41. Hal tersebut mengindikasikan
Dengan pula, perkembangan membaiknya Angka
adanya peningkatan kesejahteraan petani di
Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) dan Angka
Kalimantan Tengah karena Indeks harga yang
Harapan Hidup di Kalimantan Tengah juga
diterima petani lebih besar daripada Indeks yang
menjadi salah satu indikator penting keberhasilan
harus dibayar petani. Dengan kata lain harga
pembangunan
karena menyangkut berbagai
komoditas pertanian yang dihasilkan petani lebih
aspek antara lain terkait tingkat kesejahteraan
tinggi dari belanja barang dan jasa yang
masyarakat,
dikonsumsi petani.
pengetahuan
ibu
terhadap
kesehatan, dan kemudahan akses kesehatan. Pembangunan
sektor
pendidikan
Salah satu indikator
Perkembangan sektor perhubungan ditandai
terus
salah satunya dengan peningkatan prasarana
ditingkatkan baik dari sis kuantitas maupun
transportasi darat. Panjang jalan di Kalimantan
kualitas pendidikan. Keberhasilan pembangunan
Tengah tahun 2011-2012 meningkat sepanjang
sektor pendidikan di Kalimantan Tengah ditandai
240,65 Km. Demikian pula, pertumbuhan jalan
dengan meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah,
juga disertai dengan peningkatan kualitas jalan
Rata-rata Lama Sekolah, dan dan Angka Melek
dengan
Huruf. Yang masih perlu menjadi catatan adalah
penggunaan kerikil sebagai media permukaan
perkembangan APS di Kalimantan Tengah pada
jalan.
kelompok usia 13-24 tahun masih dibawah rata-
angkutan darat memberikan manfaat lebih
rata nasional. Kondisi tersebut akan menurunkan
berupa kemudahan akses dan biaya yang lebih
daya saing sumber daya manusia di Kalimantan
terjangkau.
adanya
Peningkatan
pengaspalan
prasarana
jalan
dan
transportasi
Tengah. Sektor
pertanian
merupakan
sektor
perekonomian yang paling banyak menyerap
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
102
D. Badan
Layanan
Umum
dan
(Belanja K/L dan Transfer Daerah) Kalimantan Tengah tahun 2013 adalah Rp. 16, 9 triliun.
Investasi Pemerintah Di Kalimantan Tengah terdapat satu satker Badan
Belanja negara tersebut disalurkan dengan dua
Layanan Umum Daerah (BLUD) yaitu Rumah Sakit
cara yaitu: (i) APBN, melalui alokasi pada K/L
Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus di
untuk dikelola satuan kerja instansi vertikal
Palangka Raya. RSUD dr. Doris Sylvanus menjadi
maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan (ii)
BLU Daerah terhitung sejak Januari 2011. Selama
APBD, melalui Dana Perimbangan dan Dana
dua tahun terakhir, RSUD tersebut telah banyak mengalami
perkembangan
peningkatan
layanan,
aset,
Penyesuaian
yang
diterima
antara
lain
Pemprov/Pemkab/Pemkot.
anggaran
dan
Peran
pemerintah
dalam
oleh
perekonomian
pendapatan.
diantaranya ditunjukkan oleh seberapa jauh
Investasi pemerintah pusat di Kalimantan Tengah
kontribusi pengeluaran pemerintah, baik yang
berupa penerusan pinjaman (Subsidiary Loan Agreement) kepada Pemda/Pemkot dan PDAM serta
Perjanjian
(PRJ)
kepada
Pemerintah
dialokasikan dalam APBN maupun APBD mampu untuk
memberikan
perekonomian
stimulasi perkembangan
daerah.
Peran
pemerintah
2013,
tersebut dituangkan dalam program dan kegiatan
terdapat tujuh SLA dengan perincian debitur:
yang berdampak baik langsung maupun tidak
Pemprov Kalteng (2 SLA), Pemkot Palangka Raya
langsung dengan peningkatan kualitas hidup
(2 SLA), PDAM Kota Palangka Raya (2SLA), dan
masyarakat antara lain meliputi peningkatan
Pemkab Kapuas (2 SLA).
perekonomian, kualitas sumber daya manusia,
Provinsi.
Sampai
dengan
Desember
dan kesejahteraan masyakarat.
E. Aspek Fiskal Regional Perkembangan Pendapatan dan Belanja Negara di Kalimantan Tengah meningkat dari waktu ke waktu. Dari sisi pendapatan negara yang dikelola pemerintah pusat, peningkatan pendapatan dari sektor perpajakan dari PPN dan PPh terus mengalami
peningkatan.
Demikian
juga,
pendapatan PNBP juga mengalami peningkatan
Beberapa indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan
keuangan
pemerintah
baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk
mendukung
pembangunan
dan
kemandirian daerah antara lain yaitu: rasio pendapatan, ruang fiskal, kemandirian daerah, rasio belanja, serta rasio surplus dan defisit.
yang berasal dari penerimaan sumber daya alam
Indikator yang bisa digunakan untuk melihat
dan pendapatan PNBP lainnya. Dilihat dari sisi
pengaruh langsung pengeluaran pemerintah
belanja negara, total pagu belanja negara
terhadap kondisi perekonomian suatu daerah,
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
103
dalam hal ini adalah kontribusi pengeluaran pemerintah Alokasi
terhadap
pembentukan
PDRB.
pengeluaran
pemerintah
pada
program/kegiatan yang efisien dan berprioritas tinggi
yang
memiliki
leverage
terhadap
perekonomian tentunya menjadi perhatian dan fokus
pemerintah.
Apalagi
dalam
situasi
keterbatasan ruang fiskal, karena terbatasnya sumber-sumber
pendanaan
di
satu
sisi,
sementara di sisi lain terdapat pengeluaran yang bersifat wajib yang harus dipenuhi pemerintah, tuntutan
untuk
menjadikan
pengeluaran
F. Tantangan Pembangunan Menuju Perekonomian
yang
Sehat,
Inklusif dan Berkelanjutan Tujuan pembangunan bukan semata hanya pada perkembangan sektor perekenomian namun secara lebih luas tujuan pembangunan meliputi peningkatan kualitas masyarakat ditinjau dari berbagai aspek. Namun demikian, perkembangan perekonomian
merupakan
cermin
atas
kesejahteraan masyarakat yang akan berimbas pada peningkatan sektor-sektor lain yang tidak secara langsung berkaitan dengan perekonomian
pemerintah yang berprioritas dan efisien menjadi suatu
hal
yang
mutlak
harus
dilakukan
Permasalahan
pembangunan
di
Kalimantan
Tengah yang masih memerlukan penanganan
pemerintah.
yang sistematis juga masih harus dirumuskan dan Efisiensi belanja negara dapat dilaksanakan melalui peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran (efisiensi alokasi) dan peningkatan efisiensi
pola
distribusi
penyerapan
penyerapan
anggaran anggaran
yaitu yang
proporsional selama satu tahun anggaran (tidak
dituangkan dalam kebijakan pemerintah yang tepat. Permasalahan tersebut antara lain terkait infrastruktur,
ekonomi
yang
berorientasi
kerakyatan, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup,
sektor
pendidikan
dan
kesehatan.
terjadi rendahnya penyerapan anggaran di awal tahun dan penumpukan penyerapan anggaran di akhir tahun). Berbagai permasalahan penyerapan anggaran tahun 2013 secara umum dapat dikelompokkan perencanaan
antara dan
lain
terkait
penganggaran,
kualitas kebijakan
penghematan anggaran, hambatan dalam proses pengadaan barang dan jasa, dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang spesifik terlambat diterbitkan.
Perkembangan Tengah
yang
perekonomian semakin
Kalimantan
meningkat
masih
menyisakan tantangan sebagaimana ditunjukkan dengan beberapa indikator sosial kependudukan yang menggambarkan adanya pertumbuhan kesejahteraan masyarakat yang tidak inklusif, permasalahan ketenagakerjaan, pendidikan, dan kesehatan. Demikian pula, pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian bersifat
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
104
non-renewable
resources
cenderung
tidak
sehingga pergerakan manusia dan barang
berkelanjutan.
dapat berjalan lebih cepat dengan biaya yang lebih terjangkau. Demikian
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan
pembangunan
untuk mendukung tercapainya target kinerja
infrastruktur
pula
transportasi
akan mendorong terbukanya akses ke
pembangunan di masa mendatang antara lain
wilayah yang selama ini sulit terjangkau
yaitu:
(remote area). 1. Sinergitas
dan
harmonisasi
semua
5. Mendorong dan memberikan fasilitas untuk
program/kegiatan antara pemerintah pusat,
pembukaan pabrik-pabrik pengolahan bahan
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
mentah menjadi barang jadi/setengah jadi
sangat penting untuk mencapai hasil yang
yang dapat meningkatkan nilai ekonomis
maksimal. Harmonisasi tersebut juga akan menghilangkan
program-program
tumpang-tindih
dan
efisiensi
sehingga pada akhirnya akan mendorong
yang
pertumbuhan
alokasi
memiliki komitmen yang kuat terhadap
bahan tambang. 6. Untuk mendorong kemandirian daerah,
pencapaian sasaran/target pembangunan,
perlu ditingkat pendapatan daerah dari PAD
baik pada tingkat pusat maupun daerah akan pencapaian
kinerja
baik
yang
optimal.
melalui
intensifikasi
maupun
ekstensifikasi potensi pendapatan daerah. 7. Efisiensi belanja pegawai daerah untuk
3. Penyusunan kebijakan fiskal daerah yang
mengurangi rasio belanja pegawai terhadap
berorientasi pada sektor pertanian untuk
APBD sehingga fiscal space akan semakin
mendorong bertambahnya usaha pertanian baik dari rumah tangga maupun pertanian hukum
sehingga
meningkat. 8. Dari
akan
meningkatkan pula penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian. 4. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur transportasi
sektor
pendirian pabrik-pabrik untuk mengolah
2. Dari sisi leadership, kepemimpinan yang
berbadan
di
industri. Termasuk dalam hal ini adalah
anggaran.
menghasilkan
perekonomian
untuk
memperbesar
konektivitas antar wilayah (antar kabupaten, antar provinsi, dan akses internasional)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
sisi
pengelolaan
belanja
negara,
beberapa hal yang perlu dilaksanakan adalah: (i) efisiensi alokasi anggaran perlu ditingkatkan
dengan
karakteristik,
potensi,
memperhatikan dan
keunggulan
kompetitif daerah, (ii) perbaikan terhadap pola
penyerapan
peningkatan
SDM
anggaran pengelola
melalui keuangan,
105
percepatan proses pengadaan barang dan jasa, dan penyederhanaan proses birokrasi. 9. Mengoptimalkan potensi penerimaan dana perimbangan yang berasal dari komponen dana bagi hasil yang besarnya bergantung pada
upaya
yang
dilaksanakan
oleh
pemerintah daerah. 10. Kerjasama
antar
wilayah
baik
antar
kabupaten di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah maupun antar provinsi sehingga tercipta sinergi pembangunan regional yang menguntungkan semua pihak.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
106
DAFTAR PUSTAKA 1. __________. Kalimantan Tengah dalam Angka 2010. Palangkaraya. Badan Pusat Statistik. 2011. 2. __________. Kalimantan Tengah dalam Angka 2011. Palangkaraya. Badan Pusat Statistik. 2012. 3. __________. Kalimantan Tengah dalam Angka 2012. Palangkaraya. Badan Pusat Statistik. 2013. 4. __________. Kalimantan Tengah dalam Angka 2013. Palangkaraya. Badan Pusat Statistik. 2014. 5. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan I – 2011. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2011. 6. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan II – 2011. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2011. 7. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan III – 2011. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2011. 8. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV – 2011. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2011. 9. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan I – 2012. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. 10. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan II – 2012. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. 11. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan III – 2012. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. 12. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV – 2012. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. 13. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan I – 2013. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. 14. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan II – 2013. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. 15. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan III – 2013. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. 16. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV – 2013. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2013.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
viii
17. __________. Kajian Ekonomi Regional Triwulan I – 2014. Palangkaraya. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. 2014. 18. __________. Laporan Keuangan RSU Doris Sylvanus 2010 - 2013. Palangkaraya. RSU Doris Sylvanus Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. 19. __________. Laporan Rekonsiliasi Investasi. Palangkaraya. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. 20. __________. Data/Informasi Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. Jakarta. Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013. 21. __________. LKPP UAPPAW Provinsi Kalimantan Tengah Semester I Tahun 2014. Palangkaraya. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah. 22. __________. Monev pa. Perbendaharaan.go.id. [online] 2014. [Cited: 15 Maret 2013 13:03]. https://pa.perbendaharaan.go.id/monevpa.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
ix
KEANGGOTAAN TIM PENYUSUN
Penanggungjawab: Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Tengah Ludiro Ketua Tim: Kepala Bagian Umum Fanny Fariyanto Editor: Edy Purwanto Dibantu oleh: Irwan Susanto Istiqomah Anggota: Didik Muryadi Mohammad Suharsa Hariyatmoko Nurcahyo Nugroho Arief Priyantoro Burhanuddin Hasibuan Teguh Widodo Rio Candra Soebiyantoro Edy Wibowo
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN