Kata Pengantar Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Development Project, CCDP) didukung oleh pendanaan dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) di beberapa distrik (Kabupaten/Kota) terpilih, adalah menjadi salah satu upaya pemerintah khususnya Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang perlu diapresiasi oleh masyarakat. Hal ini tidak hanya bemanfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia, tetapi lebih jauh sejatinya adalah upaya penerapan pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya alam yang berkelanjutan. Laporan Survei Manfaat Tahunan CCDP-IFAD ini dilaksanakan dalam rangka mengukur secara berkala perkembangan proyek dalam mencapai manfaat-manfaat yang telah ditetapkan. Laporan ini adalah laporan tahunan pertama, sejak dimulainya proyek ini tahun 2012. Survei ini mengukur berbagai parameter utama CCDP-IFAD meliputi, identifikasi rumah tangga, mata pencaharaian, ketahanan pangan, produksi kelautan dan perikanan, akses terhadap pasar, akses terhadap jasa keuangan pedesaaan, pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, akses terhadap sumberdaya alam, pemberdayaan yang disajikan deskriptif. Selain penyajian parameter utama tersebut, laporan ini mengandung berbagai rekomendasi yang dihasilkan dari analisa mendalam tentang perkembangan kemajuan proyek CCDP-IFAD. Kami berharap, hasil dari Survey Manfaat Tahunan di Bitung ini dapat dijadikan rujukan dalam menilai perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proyek berjalan, dan menjadi acuan terhadap tindakan-tindakan lanjutan yang diperlukan dalam pembenahan pelaksanaan proyek untuk mencapai manfaat yang maksimal. Terima kasih atas kepercayaan CCDP-IFAD kepada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin untuk melaksanakan Survei ini. Semoga kepercayaan dan kerjasamanya dapat dilanjutkan untuk tahun-tahun yang akan datang. Makassar, 10 Desember 2013 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan,
Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP. 19670308 199003 1 001
ii
Daftar Isi Kata Pengantar.................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................. iii Daftar Singkatan................................................................................................. iv Ringkasan Eksekutif ............................................................................................ v 1 Pendahuluan ................................................................................................ 1 2 Aktivitas dan metodologi ............................................................................... 3 2.1 Tujuan ...................................................................................................3 2.2 Pendekatan umum ................................................................................ 3 2.3 Metodologi............................................................................................. 3 2.4 Pelaksanaan.......................................................................................... 4 3
Profil penerima manfaat (PM) ....................................................................... 5 3.1 Identifikasi rumah tangga....................................................................... 5 3.2 Partisipasi dalam kegiatan proyek ......................................................... 5
4
Hasil perbandingan....................................................................................... 6 4.1 Mata pencaharian.................................................................................. 6 4.1.1
Sumber pendapatan utama ..................................................... 6
4.1.2
Sumber pendapatan lainnya .................................................... 7
4.2 Ketahanan pangan ................................................................................ 7 4.3 Produksi kelautan dan perikanan........................................................... 8 4.3.1
Tujuan menghasilkan produk kelautan dan perikanan ............. 8
4.3.2
Penggunaan teknologi baru dalam produksi perikanan ........... 8
4.3.3
Perubahan Produksi Perikanan ............................................... 8
4.4 Akses pasar........................................................................................... 9 4.5 Akses jasa keuangan pedesaan ............................................................ 9 4.6 Pengembangan usaha dan ketenaga kerjaan...................................... 10 4.7 Akses sumberdaya alam ..................................................................... 11 4.7.1
Akses lahan budidaya/ pesisir untuk marikultur ..................... 11
4.7.2
Akses komunitas perikanan tangkap ..................................... 11
4.7.3
Fasilitas pengolahan perikanan yang dapat digunakan ......... 11
4.7.4
Tempat pemasaran yang digunakan...................................... 12
4.8 Pemberdayaan .................................................................................... 12 5 Kesimpulan................................................................................................. 14 6 Rekomendasi.............................................................................................. 15 Lampiran 1. Daftar Desa dengan jumlah penerima manfaat dan BPM............... 16
iii
Daftar Singkatan BPM BPS CCDP IFAD KK KP3K PM PMO PMPPU RT RT-BPM RT-PM SMT
Bukan Penerima Manfaat Badan Pusat Statistik Coastal Community Development Project International Fund for Agricultural Development Kepala Keluarga Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Penerima Manfaat (Beneficiaries) Project Management Office Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Rumah Tangga Rumah Tangga Bukan Penerima Manfaat Rumah Tangga Penerima Manfaat Survey Manfaat Tahunan
iv
Ringkasan Eksekutif Survei Manfaat Tahunan CCDP-IFAD ini dilaksanakan dalam rangka mengukur secara berkala perkembangan proyek di Kabupaten Bitung dalam mencapai manfaat-manfaat yang telah ditetapkan. Survei ini dilakukan di 2 desa penerima manfaat (Motto, Pasir Panjang) dan 2 desa BPM (Lirang, Batu Lubang). Dari setiap desa sampel dipilih secara acak 9 rumah tangga. Indikator utama yang diukur meliputi identifikasi rumah tangga, mata pencaharian, ketahanan pangan, produksi kelautan dan perikanan, akses terhadap pasar, akses terhadap jasa keuangan pedesaaan, pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, akses terhadap sumberdaya alam, dan pemberdayaan. Hasil SMT 2013 menunjukkan bahwa secara umum karakter RT-PM dan RT-BPM relatif sama, dimana kepala keluarga seluruhnya oleh laki-laki. Kondisi ekonomi mereka pada kondisi rata-rata yang mampu menyediakan pangan setiap hari. Sebagian besar mereka memiliki pendapatan tunai. Mata pencaharian utama RT-PM dan RT-BPM adalah perikanan tangkap.. Produksi perikanan umumnya untuk konsumsi dan dijual, namun masih sebagian kecil masyarakat yang mengadopsi teknologi baru. Sebagian besar produk dijual dipasar tradisional dan pengumpul. RT-PM dan RT-BPM merasakan peningkatan hasil jual produk mereka kepasar walaupun peningkatannya baru 5 – 25%. Sebagian besar sumber keuangan bagi RT-PM dan RT-BPM berasal dari sektor informal. Belum jelas terlihat adanya perbedaan antara RT-PM dan RT-BPM dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut rumah tangga. Kepemilikan aset usaha didominasi oleh asset bersama. Keterlibatan wanita dalam kelompok CCDP telah ada. Umumnya peran wanita terlibat pada kelompok usaha.
v
1
Pendahuluan Kementerian Kelautan dan Perikanan (c.q. Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, PMPPU/KP3K) sedang menjalankan program Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Development Project, CCDP) yang didukung oleh pendanaan dari International Fund for Agricultural Development (IFAD). CCDP-IFAD ini telah dimulai tahun 2013, dan akan berlangsung selama 5 tahun (2012-2017) di 12 kabupaten/kota (districts) dalam 9 wilayah provinsi di Indonesia, termasuk di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Program CCDP-IFAD bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan laut. Tujuan ini akan tercapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan dan rumah tangga pemanfaat sumberdaya kelautan dan perikanan di dalam komunitas masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil. Program CCDP-IFAD dikembangkan dalam 3 komponen utama dengan manfaat yang terukur, yaitu: 1). Pengembangan masyarakat, pembangunan dan pengelolaan sumberdaya; 2). Bantuan distrik untuk Pembangunan ekonomi berbasis kelautan; 3). Pengelolaan proyek. (tabel 1). Kota Bitung adalah salah satu dari 4 kota di provinsi Sulawesi Utara, dengan luas wilayah administrasi 304 Km2 (2% dari luas provinsi Sulawesi Utara). Jumlah penduduk Kota Bitung 193.956 jiwa dengan 51% laki-laki dan 49% wanita (data: BPS Kota Bitung Th. 2012 ). Jumlah penduduk miskin 2891 KK. Produksi utama dari sumber daya alamnya dari sektor perikanan tangkap dengan total produksi mencapai 159.319,4 ton di tahun 2012 (data: BPS Kota Bitung Th. 2012. Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Kelurahan pesisir 45% dari total kelurahan, dan terletak di semua kecamatan, termasuk kecamatan proyek CCDP.
1
Tabel 1. Komponen, sub-komponen dan manfaat dari proyek CCDP-IFAD No.
Komponen
Sub-Komponen
Manfaat (Outcome)
1.
Pengembangan masyarakat, pembangunan dan pengelolaan sumberdaya
1.1. Fasilitasi masyarakat, Perencanaan dan Pemantauan 1.2. Penilaian sumberdaya, perencanan dan pengelolaan bersama 1.3. Pembangunan pasar berfokus desa
Rumah tangga target telah mengimplementasikan aktifitas ekonomi berbasis sumberdaya kelautan dan perikana yang menguntungkan dan tanpa dampak kerusakan terhadap sumberdaya
2.
Bantuan distrik untuk Pembangunan ekonomi berbasis kelautan
2.1. Investasi tingkat distrik dan pembangunan kapasitas 2.2. Bantuan rantai nilai dan pasar
Pengembangan peluang-peluang ekonomi dalam proyek distrik untuk kegiatan perikanan skala kecil yang berbasis pasar dan berkelanjutan
3.
Pengelolaan proyek
Proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga dan masyarakat target proyek
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) menunjukkan bahwa Penduduk miskin di Sulawesi Utara pada tahun 2010 berjumlah 206.720 jiwa atau 9.10% dari jumlah penduduk Sulawesi Utara (2.270.596 jiwa). Sedangkan Kota Bitung memiliki 11.006 jiwa masyarakat miskin, atau 16.41% dari 187.652 jiwa penduduk Kota Bitung Tabel 2. Tingkat Kemiskinan rata-rata Kelurahan Calon lokasi CCD-IFAD Kota Bitung (Runtukahu, 2012) No 1
2
Kecamatan Lembeh Selatan
JumlahPenduduk Kelurahan Jumlah Dorbolaang 1046
Lembeh Utara
Paudean Pancuran PasirPanjan g Motto Mawali Pintu Kota Posokan Kareko
Miskin 36.7 %
1092 648 590
35.8 % 21.5 % 43.9 %
991 2074 1180 522 981
27.8 % 39.4 % 42.7 % 38.3 % 33.1 %
2
2 2.1
Aktivitas dan metodologi Tujuan
Tujuan dari SMT tahun pertama ini (2013) adalah untuk 1.
membangun data dasar (T0) kondisi kesejahteraan Rumah Tangga Penerima Manfaat (RT-PM, beneficiaries) dan Rumah Tangga BPM (RTBPM, non- beneficiaries) dari proyek CCDP-IFAD.
2.
memberikan rekomendasi kepada perkembangan pelaksanaan dari proyek CCDP-IFAD.
2.2
Pendekatan umum
Pendekatan umum yang dilakukan dalam SMT ini meliputi: 1.
Melaksanankan survey terhadap sample RT-PM dari proyek CCDP-IFAD pada akhir tahun pelaksanaan. Survei ini didukung oleh pengambilan informasi secara kualitatif dan kuantitatif terhadap manfaat-manfaat proyek yang telah ditetapkan.
2.
Kontrol terhadap perkembangan pelaksanaan proyek CCDP-IFAD dilakukan dengan mengambil perbandingan kondisi RT-BPM. Survei RT-BPM juga dilakukan dengan mengukur parameter yang sama dengan yang dilakukan pada RT-PM.
3.
Jumlah desa dan sample RT-PM dan RT-BPM per desa ditentukan oleh PMO-CCDP IFAD. Jumlah yang ditetapkan dalam SMT ini sebanyak 9 RT untuk masing-masing PM dan BPM pada desa yang dimaksud.
2.3
Metodologi SMT dilaksanakan setiap tahun pada sejumlah desa target proyek CCDP,
meliputi penerima manfaat dan BPM (kelompok kontrol). Pada Distrik Bitung, SMT 2013 meliputi 2 desa PM (Motto, Pasir Panjang) dan 2 desa BPM (Lirang, Batu Lubang). Dari setiap kelurahan baik penerima maupun BPM, dipilih secara acak 9 rumah tangga. Pemilihan secara acak dilakukan oleh PMO CCDP-IFAD. Sebelum pelaksanaan survei, pengujian kuisioner dilakukan pada salah satu desa penerima manfaat. Indikator yang diukur pada survey ini meliputi: A. Profil Penerima manfaat a.
Identifikasi rumah tangga
b.
Partisipasi dalam Kegiatan Proyek
3
B. Temuan-Temuan Komparatif a.
Mata Pencaharian
b.
Ketahanan pangan
c.
Produksi Kelautan dan Perikanan
d.
Akses terhadap Pasar
e.
Akses terhadap Jasa Keuangan Pedesaan
f.
Pengembangan Usaha dan Ketenagakerjaan
g.
Akses terhadap Sumberdaya Alam
h.
Pemberdayaan Data yang dikumpulkan kemudian didokumentasikan ke dalam borang
isian hasil survei (Excel file), disusun dan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan data dari penerima manfaat proyek dan BPM proyek. 2.4
Pelaksanaan Survei berlangsung dari tanggal 20 hingga 26 November 2013 di 2 desa
PM dan 2 desa BPM. Jumlah sampel RT-PM dan RT-BPM di masing-masing desa sebanyak 9 RT., yang ditentukan secara acak oleh PMO-CCDP IFAD. Tahapan kegiatan survei adalah: 1) Pembentukan tim dan pelatihan Tim dibentuk berdasarkan kepakaran dibidang sosial ekonomi, pemasaran, dan pengolahan data/statistik, yang terdiri 2 orang tenaga ahli, 2 orang supervisi dan 2 orang enumerator. 2) Pengambilan data a.
Jumlah rumah tangga penerima manfaat dan BPM, masing-masing sebanyak 9 rumah tangga per Desa, yang ditentukan secara acak dari total rumah tangga di desa. Daftar rumah tangga sampel disajikan di lampiran 1.
b.
Responden utama dalam sampling unit RT itu adalah kepala RT, yang dipilih untuk mewakili kelompok-kelompok usaha yang akan terlibat langsung dalam proyek, sedangkan rumah tangga di desa BPM ditentukan secara sampling bertingkat yang diklasifikan berdasarkan kelompok mata pencaharian, yaitu kelompok masyarakat nelayan, budidaya, pengolah, dan pemasaran.
c.
Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara (kuisioner), wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terfokus.
4
3) Analisa data Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisa secara persentasi. Analisa juga dilakukan untuk membandingkan data inti dengan data kontrol (BPM) 3 3.1
Profil penerima manfaat (PM) Identifikasi rumah tangga Seluruh RT-PM (100%) dan RT-BPM (100%), kepala keluarganya adalah
laki-laki.
Kelompok
pendapatan
pada
RT-PM
dan
RT-BPM
dominan
berpendapatan rata-rata dengan kisaran pendapatan Rp. 75.000 – 3.500.000 (median = Rp. 600.000).
Hasil survey di RT-PM terhadap kelompok
berkecukupan diperoleh 11% dan di RT-BPM 6%, kelompok rata-rata di RT-BPM sebanyak 78% dan di RT-BPM sebanyak 61% serta kelompok berpendapatan miskin di RT-PM sebanyak 11% dan RT-BPM sebanyak 33%.
3.2
Partisipasi dalam kegiatan proyek Seluruh RT-PM (100%) berpartisipasi pada kegiatan proyek di tahun
2013. Keterlibatan responden RT-PM adalah pelatihan pemasaran, pelatihan pengolahan hasil perikanan, pelatihan perikanan tangkap, pelatihan bisnis, pengelolaan finansial dan perencanaan desa. Dari seluruh kegiatan tersebut sebagian besar terlibat dalam perencanaan desa dan paling sedikit terlibat dalam kegiatan pelatihan bisnis. Mayoritas RT-PM (83%) merasa sangat puas pada kegiatan tersebut. Sedangkan, yang merasa cukup puas sebesar 17%. Kepuasan ini disebabkan karena
hampir
keseluruhan
penerima
bantuan,
telah
menerima
dan
mengalokasikan bantuannya untuk kegiatan produksi perikanan mereka.
5
4
Hasil perbandingan
4.1
Mata pencaharian Hanya sebagian kecil dari RT-PM (28%) dan RT-BPM (11%) mengakui
bahwa memiliki sumber pendapatan tunai.
4.1.1
Sumber pendapatan utama Mata pencaharian utama adalah perikanan tangkap, baik di RT-PM
(94%) dan RT-BPM (89%). Mata pencaharian lain di RT-PM adalah pemasaran perikanan (6%) dan di RT-BPM adalah mata pencaharian perikanan budidaya (11%).
6
4.1.2
Sumber pendapatan lainnya Sebagian besar RT-PM (78%) memiliki sumber pendapatan lain.
Sementara keseluruhan RT-BPM (0%) tidak memiliki sumber pendapatan lain.
4.2
Ketahanan pangan Indikasi
ketahanan
pangan
menyediakan makan 3 kali sehari.
ditentukan
berdasarkan
kemampuan
Hasil survey menunjukkan kemampuan
menyediakan makan 3 kali sehari pada RT-PM adalah 72% lebih rendah dibandingkan RT-BPM yaitu 89%. Namun ditemukan pula di RT-PM (28%) dan RT-BPM (11%) yang tidak mampu menyediakan makan selama 3 kali sehari.
7
4.3 4.3.1
Produksi kelautan dan perikanan Tujuan menghasilkan produk kelautan dan perikanan Sebanyak 78% RT-PM dan 89% RT-BPM menghasilkan produk
perikanan untuk konsumsi dan dijual. Sumber produksi utama di RT-PM (94%) dan RT-BPM (89%) adalah perikanan tangkap. Sumber produksi utama lainnya di RT-PM adalah pemasaran perikanan (6%) dan di RT-BPM adalah perikanan budidaya (laut) (11%).
4.3.2
Penggunaan teknologi baru dalam produksi perikanan Sebagian besar RT-PM (56%) dan RT-BPM (83%) tidak mengadopsi
teknologi baru dalam hal penangkapan ikan ataupun budidaya. Ini disebabkan oleh tidak adanya informasi tentang teknologi baru. Sebagian dari mereka masih enggan menggunakan teknologi baru karena kekhawatiran akan resiko kegagalannya.
4.3.3
Perubahan Produksi Perikanan Sebagian besar RT-PM (83%) mengatakan ada perubahan dalam
produksi perikanan yang mereka hasilkan, lebih besar dibandingkan dengan responden RT-BPM (78%). Namun yang mengatakan tidak ada perubahan
8
produksi yang mereka hasilkan. pada RT-PM dan RT-BPM masing-masing sebanyak 17%. 4.4
Akses pasar Seluruh RT-PM (100%) dan RT-BPM (100%) mengakui ada pendapatan
dari hasil penjualan perikanan. Responden dari RT-PM dan RT-PM memasarkan hasil perikanan mereka hanya di pasar tradisional (misalnya Pasar Winenet di kota Bitung) dan pedagang pengumpul. Responden yang memiliki kontrak penjualan dengan pengepul hanya sedikit, yaitu RT-PM (22%) dan RT-BPM (17%). Kontrak yang dimaksud dalam hal ini adalah kesepakatan secara lisan dan mengikat tentang pembelian dan penjualan hasil tangkapan nelayan.
4.5
Akses jasa keuangan pedesaan Sebagian besar RT-PM (56%) dan responden RT-BPM (56%) pernah
meminjam dalam 12 bulan terakhir. Sumber pinjaman tertinggi RT-PM dan RTBPM adalah lembaga informal (Tabungan Jemaat). Tabung Jemaat adalah tabungan yang diselenggarakan oleh Gereja di pulau Lembeh yang berfungsi untuk menyediakan biaya penyelenggaraan hari raya Natal dan Tahun Baru. Sebagian kecil RT-PM (44%) dan RT-BPM (28%) telah membayar pinjaman.
9
Lebih dari 50% dari RT-PM maupun RT-BPM menggunakan uang pinjaman mereka untuk konsumsi dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Berbeda dengan RT-BPM. Mereka menggunakan uang pinjaman mereka untuk konsumsi dan untuk meningkatkan tabungan.
4.6
Pengembangan usaha dan ketenaga kerjaan Sebagian besar RT-PM (67%) dan RT-BPM (78%) tidak memiliki usaha
non perikanan. Padahal, program non perikanan membantu mendirikan dan memperluas usaha. Hal ini ditemukan di RT-PM dimana masing-masing terdapat 6 % dan sebanyak 11 % di RT-PM yang menyatakan program non perikanan tidak membantu dalam mendirikan dan memperluas usaha.
10
4.7 4.7.1
Akses sumberdaya alam Akses lahan budidaya/ pesisir untuk marikultur Hanya sebagian kecil RT-PM (6%) yang memiliki akses budidaya pesisir,
sebaliknya RT-BPM (33%) lebih banyak memilki akses.
4.7.2
Akses komunitas perikanan tangkap Sebagian besar RT-PM (83%) mengakui memiliki akses perikanan
tangkap. Sebanyak 17% diantaranya mengakui adanya perubahan akses (jarak tangkap semakin jauh) dibandingkan tahun lalu, dan menurut mereka perubahan akses ini dipengaruhi oleh program CCDP.
4.7.3
Fasilitas pengolahan perikanan yang dapat digunakan Sebagian kecil RT-PM (17% ) dan RT-BPM (6%) mengakui adanya
fasilitas pengolahan perikanan misalnya freezer, meja produksi, penggilingan daging. Fasilitas tersebut digunakan untuk pengolahan bakso cumi di desa PM, dan merupakan bantuan dari CCDP. Di desa BPM, fasilitas yang ada merupakan milik pribadi. 11% dari RT-PM dan 6% dari RT-BPM mengakui akses terhadap fasilitas tersebut diatur tegas.
11
4.7.4
Tempat pemasaran yang digunakan Sebagian besar RT-PM (56%) dan RT-BPM (61%) mengakui bahwa
mereka memiliki tempat untuk memasarkan produk perikanan mereka. Umumnya tempat pemasaran mereka di pasar tradisional dan pengumpul. 22% dari total responden RT-PM dan RT-PM mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kontrak atau perjanjian dalam pemasaran mereka.
4.8
Pemberdayaan Setengah dari RT-PM (50%) mengatakan bahwa kelompok yang dibentuk
oleh CCDP melibatkan wanita sebagai anggota. Alasan keterlibatan wanita dalam kelompok itu karena wanita lebih memiliki waktu yang banyak untuk melakukan kegiatan-kegiatan tambahan.
Sebagian besar RT-PM dan RT-BPM kegiatan ini mengatakan bahwa setiap pengambilan keputusan baik dalam pembelian alat rumah tangga, perbaikan rumah, pendidikan anak, dilakukan bersama suami. Semua memiliki tabungan dan juga mereka memiliki pinjaman.
12
Sebagian besar ibu RT-PM (78%) menyatakan bahwa aset yang dimiliki merupakan aset bersama dengan suami. Hanya 22% dari ibu rumah tangga mengetahui
nama
camat
tapi
hampir
keseluruhan
responden
pernah
mengunjungi kantor camat.
13
5
Kesimpulan
1.
Seluruh kepala rumah tangga (100%) adalah laki-laki baik pada RT-PM dan RT-BPM.
2.
Sebagian besar mata pencaharian utama RT-PM (94%) dan RT-BPM (89%) adalah perikanan tangkap dengan hasil tangkapannya yaitu cumi-cumi, ikan kerapu, ikan kuwe, ikan kakaktua, ikan kembung, ikan tuna.
3.
Sebagian besar produk perikanan dijual di pasar tradisional dan pedagang pengumpul, dan 22% RT-PM melakukan kesepakatan jual-beli secara lisan (kontrak).
4.
Sebagian besar RT-PM (72%) dan RT-BPM (89%) mampu menyediakan makanan 3 kali sehari.
5.
Sebagian kecil RT-PM (6%) dan RT-BPM (33%) memiliki akses sumberdaya dan lahan budidaya.
6.
Sebanyak 83% RT-PM berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan dan merasa sangat puas dengan kegiatan CCDP.
7.
Sumber pinjaman dominan untuk RT-PM (50%) dan RT-BPM (56%) berasal dari lembaga informal (tabungan jemaat). Sebagian besar
RT-PM yang
memiliki pinjaman menggunakan uang pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari (28%) dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan (22%). Untuk RT-BPM yang memiliki pinjaman menggunakan uang pinjaman tersebut untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari (28%) dan untuk meningkatkan tabungan (22%). Hampir semua RT-PM (44%) dan RTBPM (28%) menyatakan telah melunasi pinjaman. Sebagian besar RT-PM (72%) dan RT-BPM (44%) mengakui bahwa akses keuangan lebih baik jika dibandingkan dengan 12 bulan terakhir.
14
8.
Sebagian kecil pada RT-PM (28%) dan RT-BPM (11%) mempunyai sumber pendapatan tunai. Selain itu sebagian besar RT-PM dan RT-BPM tidak memiliki sumber pendapatan lain dari usaha non perikanan.
9.
Keterlibatan wanita dalam kelompok CCDP sebanyak 28% pada kelompok usaha. Sebanyak 94% responden wanita RT-PM pernah berkunjung ke kantor camat, namun 22% dari mereka yang mengetahui nama camat.
6
Rekomendasi
1. Penentuan responden antara RT-PM dan RT-BPM (sebagai kontrol) sebaiknya berdasarkan kriteria yang setara, misalnya desa RT-PM dan RTBPM sama-sama nelayan tangkap untuk memudahkan analisis dampak bantuan CCDP terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. 2. Bagi RT-PM yang kesulitan mengakses lahan budidaya sebaiknya dilakukan usaha pendampingan dan pelatihan mengenai alternatif usaha lain seperti pengolahan hasil perikanan. 3. Program CCDP diharapkan dapat memfasilitasi RT-PM dalam memperoleh kemudahan kredit dari lembaga keuangan formal atau lembaga keuangan mikro. 4. Bantuan dana dari CCDP perlu dilengkapi dengan aturan yang jelas untuk menghindari penyalahgunaan dana. 5. Untuk menarik minat wanita terlibat dalam program CCDP sebaiknya dilakukan sosialisasi tujuan program secara mendalam kepada kelompok wanita.
15
Lampiran 1. Daftar Desa dengan jumlah penerima manfaat dan BPM. a.
Daftar desa penerima manfaat dan responden
No 1
Desa Penerima Manfaat Motto
2
Pasir Panjang
b.
ID Responden 1101A 1102A 1103A 1104A 1105A 1106A 1107A 1108A 1109A 1110A 1111A 1112A 1113A 1114A 1115A 1116A 1117A 1118A
Daftar desa BPM dan responden
No Desa BPM 1 Lirang
2
Responden Nejo Malondo Hans Makaringang Alfred Aldrian Yansen Hontong Bencus Elyas Metusalach Yakub Dengah Arson Sawali Aggris Pander Yulius Dorongke Marnes Muhamad Yohan Hontong Oknial Lumimbe Yulian Mangamis Martinus Dorongke Wilmar Kabaitang Adrens Tateol Maxi Dorongke
BatuLubang
Responden Timutung Salema Yones Sigo Dolop Dan Sigo Nimet Bitako Yance Tempoh Joiske Kurundatu Wilman Honga Adolfinus Ahmad Makaringas Manumpil Muhammad Yasin Monoarfa Ibrahim Kalariyayu Hakim Kasim Husen Dendel Samsul Hapendatu Hamid Damar Hayat Damar
ID Responden 1110B 1111B 1112B 1113B 1114B 1115B 1116B 1117B 1118B 1101B 1102B 1103B 1104B 1105B 1106B 1107B 1108B 1109B
16