KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
bahwa
Menteri/Pimpinan
Lembaga
sebagai
Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. LAPAN adalah salah satu entitas pelaporan sehingga berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan LAPAN mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada LAPAN. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Jakarta, 29 April 2016 Kepala LAPAN
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
Kata Pengantar
Halaman -i-
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Daftar Lampiran
iii
Pernyataan Tanggung Jawab
iv
Ringkasan
1
I. Laporan Realisasi Anggaran.....................................................................................................
3
II. Neraca .......................................................................................................................................
4
III. Laporan Operasional .................................................................................................................
6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas ......................................................................................................
7
V. Catatan atas Laporan Keuangan
8
A. Penjelasan Umum
8
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
47
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
55
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
91
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
96
F. Pengungkapan Penting Lainnya
99
VI. Lampiran dan Daftar
Daftar Isi
Halaman ii
i Daftar Isi
iv Ringka
5
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A1 :
Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi dan Nilai Buku Aset Tetap
Lampiran A2 :
Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan
Lampiran A3 :
Laporan-laporan Pendukung a. Neraca, LRA, LO, dan LPE b. Laporan Pendukung Laporan Keuangan c. Laporan Barang Pengguna d. Daftar Rekening Pemerintah e. Rencana Tindak Lanjut BPK f. Berita Acara Rekonsiliasi g. Daftar lainnya sebagai pendukung Laporan Keuangan
Laporan Persediaan
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara
Daftar Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas Lainnya LAPAN Dari Hibah, Kas dan Deposito Pada Satker BLU
Daftar Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara
Dokumen Lainnya
h. Laporan Keuangan BLU
Daftar Isi
Halaman iii
PERNYATAAN TELAH DIREVIU LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL TAHUN 2015
Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk tahun anggaran 2015 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2015, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian manajemen Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundangundangan lain yang terkait.
Jakarta,
Ratih Pratiwi, SH NIP.19620409 199003 2 001
Pernyataan Telah Direviu
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) JALAN PEMUDA PERSIL NOMOR 1, JAKARTA 13220 TELEPON (021) 4892802, 4895040, FAKSIMILE (021) 4894815, 4892884 SITUS : www.lapan.go.id __
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan
Keuangan LAPAN yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 (Audited) sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 29 April 2016 Kepala LAPAN
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
Pernyataan Tanggung Jawab
Halaman -iv-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan LAPAN per 31 Desember 2015 ini telah di susun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintah. Laporan Keuangan ini meliputi :
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan - LRA dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada 31 Desember 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp294.232.871.785 atau mencapai 4.927,04% dari estimasi pendapatan – LRA sebesar Rp5.971.800.000. Realisasi Belanja Negara pada 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp695.275.761.854
atau
mencapai
79,16%
dari
alokasi
anggaran
sebesar
Rp878.339.699.000.
2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp1.573.191.325.869 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp187.143.890.073; Aset Tetap (neto) sebesar Rp1.198.386.150.464; Piutang Jangka Panjang (neto) Rp616.218.592; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp187.045.066.740. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp123.832.706.588 dan Rp1.449.358.619.281.
3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp180.265.744.521 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp599.560.211.498 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp419.294.466.977. Kegiatan Non
Ringkasan
Halaman- 1 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Operasional surplus sebesar Rp88.173.848.978 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp331.120.617.999.
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp1.163.734.718.296 ditambah Defisit-LO sebesar Rp331.120.617.999 kemudian dikurangi penyesuaian nilai aset sebesar Rp489.077.904 ditambah koreksikoreksi
sebesar
Rp91.292.678.251
ditambah
Transaksi
Antar
Entitas
sebesar
Rp525.940.918.637 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp1.449.358.619.281.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk 31 Desember 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Ringkasan
Halaman- 2 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Dalam Rupiah) 31 De se mbe r 2015 Uraian
Catatan Anggaran
PENDAPATAN
Re alisasi
31 De se mbe r 2014 % te rhadap Anggaran
Re alisasi
B.1
Penerimaan Negara Bukan Pajak
5.971.800.000
294.232.871.785
4927,04%
10.612.696.364
Jumlah Pe ndapatan
5.971.800.000
294.232.871.785
4927,04%
10.612.696.364
BELANJA Belanja Pegawai
B.2 B.3
144.185.826.000
128.005.494.492
88,78
121.136.986.974
Belanja Barang
B.4
425.001.136.000
270.387.655.726
63,62
169.816.855.452
Belanja Modal
B.5
309.152.737.000
296.882.611.636
96,03
399.140.284.845
878.339.699.000
695.275.761.854
79,16
690.094.127.271
Jumlah Be lanja
Laporan Realisasi Anggaran
Halaman - 3 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
II. NERACA LAPAN NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 NAMA PERKIRAAN
CATATAN 1
2
31 DESEMBER 2015
31 DESEMBER 2014
3
4
ASET ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1
140.563.729
94.072.431
Kas Lainnya dan Setara Kas
C.2
95.993.535
246.976.457
Kas pada Badan Layanan Umum
C.3
125.804.257.421
2.908.011.995
Piutang Bukan Pajak Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan Umum Piutang dari kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum
C.4
498.773.542
-
C.5
157.853.200
267.184.074
C.6
-
3.027.309
Bagian Lancar TP/TGR
C.7
-
37.200.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Lancar
C.8
(147.166.688)
(148.351.057)
Belanja Dibayar di Muka
C.9
10.527.120.568
14.478.395.210
Persediaan
C.10
49.622.817.624
43.701.664.122
Persediaan Badan Layanan Umum
C.11
443.677.142
434.990.039
187.143.890.073
62.023.170.580
Jumlah Aset Lancar PIUTANG JANGKA PANJANG Piutang Tagihan TP/TGR
C.12
64.586.900
2.896.717.061
Piutang Jangka Panjang Lainnya Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang
C.13
2.665.830.161
-
C.14
Jumlah Piutang Jangka Panjang
(2.114.198.469)
(1.984.022.716)
616.218.592
912.694.345
ASET TETAP Tanah
C.15
277.038.353.942
275.246.835.716
Peralatan dan Mesin
C.16
840.023.949.891
775.288.769.083
Peralatan dan Mesin Badan Layanan Umum
C.17
2.426.290.176
2.355.485.911
Gedung dan Bangunan
C.18
227.028.505.154
206.161.942.268
Jalan, Irigasi dan Jaringan
C.19
42.945.005.231
40.640.386.532
Aset Tetap Lainnya
C.20
11.084.550.578
26.229.186.179
Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum
C.21
1.045.500
1.045.500
Konstruksi Dalam Pengerjaan
C.22
297.329.036.178
85.053.012.196
Akumulasi Penyusutan
C.23
(499.490.586.186)
(450.097.991.067)
Jumlah Aset Tetap
Neraca
1.198.386.150.464
960.878.672.318
Halaman- 4 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
NAMA PERKIRAAN
CATATAN 1
2
31 DESEMBER 2015
31 DESEMBER 2014
3
4
ASET LAINNYA Aset Tak Berwujud
C.24
90.191.330.216
Aset Tak Berwujud - Badan Layanan Umum
C.25
200.499.000
4.361.000
Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan
C.26
96.115.463.700
84.980.513.700
Aset Lain-Lain
C.27
8.686.749.284
10.315.284.029
Aset Lain-Lain-Badan Layanan Umum
C.28
109.501.628
-
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
C.29
Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET
(8.258.477.088)
55.475.114.093
(9.823.890.622)
187.045.066.740
140.951.382.200
1.573.191.325.869
1.164.765.919.443
KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Uang Muka dari KPPN
C.30
140.563.729
94.072.431
Utang kepada Pihak Ketiga
C.31
123.617.427.702
932.929.874
Pendapatan yang ditangguhkan
C.32
-
434.440
Utang Jangka Pendek Lainnya
C.33
70.747.365
231.050
Pendapatan Diterima di Muka
C.34
3.967.792
3.967.792
123.832.706.588
1.031.635.587
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Ekuitas Dana Lancar
C.35
-
60.991.534.993
Ekuitas Dana Investasi
C.36
-
1.102.742.748.863
Ekuitas
C.37
1.449.358.619.281
-
1.449.358.619.281
1.163.734.283.856
1.573.191.325.869
1.164.765.919.443
JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Neraca
Halaman- 5 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
III. LAPORAN OPERASIONAL LAPAN LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) Urai an
C atatan
2015
2014
KEGIATAN O PERAS IO NAL PENDAPATAN P enerimaan Negara Bukan P ajak
D.1
JUMLAH PENDAPATAN
180.265.744.521 180.265.744.521
B EB AN Beban P egawai
D.2
Beban P ersediaan
D.3
17.545.378.636
Beban Barang dan Jasa
D.4
291.814.044.633
Beban P emeliharaan
D.5
22.997.197.460
Beban P erjalanan Dinas
D.6
29.366.458.281
Beban Barang unt uk Diserahkan kepada masyarakat
D.7
3.423.091.243
Beban P enyusut an dan Amort isasi
D.8
106.256.781.283
Beban P eyisihan P iut ang T ak T ert agih
D.9
JUMLAH B EB AN
(419.294.466.977)
D.10
Defisit P elepasan Aset Non Lancar
(256.988.915)
Surplus Dari Kegiat an Non Operasional Lainnya
88.430.837.893
SURP LUS (DEFISIT ) DARI KEGIAT AN NON OP ERASIONAL SURP LUS (DEFISIT ) SEBELUM P OS LUAR BIASA
PO S LUAR B IAS A
129.622.441 599.560.211.498
SURP LUS (DEFISIT ) DARI KEGIAT AN OP ERASIONAL
KEGIATAN NO N O PERAS IO NAL
128.027.637.521
88.173.848.978 (331.120.617.999)
D.11
Beban Luar Biasa
0
SURP LUS (DEFISIT ) P OS LUAR BIASA
0
S URPLUS /DEFIS IT LO
Laporan Operasional
(331.120.617.999)
Halaman- 6 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS LAPAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) Urai an
C atatan
2015
2014
EKUITAS AW AL
E.1
1.163.734.718.296
-
SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(331.120.617.999)
-
E.3
(489.077.904)
-
PENYESUAIAN NILAI T AHUN BERJALAN Penyesuaian Nilai Aset DAMPAK KUMULAT IF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR LAIN-LAIN KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.4
79.286.982
-
KOREKSI NILAI ASET T ET AP NON REVALUASI
E.5
91.176.372.866
-
LAIN-LAIN
E.6
37.018.403
JUMLAH LAIN-LAIN T RANSAKSI ANT AR ENT IT AS EKUITAS AKHIR
Laporan Perubahan Ekuitas
E.7
91.292.678.251
-
525.940.918.637
-
1.449.358.619.281
-
Halaman- 7 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A.
PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis LAPAN Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis
Pembangunan Iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, serta mengembangkan
ilmu sosial dan humaniora untuk menghasilkan
teknologi dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan, dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas Iptek yang senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan paparan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke-3 yang sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 disampaikan bahwa Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian berbasis pada : (1) Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia; (2) Sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas; (3) Kemampuan Iptek. Terdapat 7 bidang strategis dalam RPJPN 2005-2025, yaitu: Pertanian dan Ketahanan Pangan; Teknologi Kesehatan dan Obat; Energi, Energi Baru dan Terbarukan;
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi;
Teknologi
Transportasi; Material Maju, serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia Iptek, peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan Iptek lintas sektor, perumusan agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan prasarana Iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi Iptek. Dukungan tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan. Iptek penerbangan dan antariksa merupakan salah satu mesin penggerak pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit, perencanaan tataguna lahan untuk pengembangan
wilayah,
perencanaan
pengembangan
infrastruktur
(jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan sebagainya), pengelolaan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -8-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan, perikanan, pertanian, pertambangan,
sumberdaya
air),
pemantauan
lingkungan
(cuaca,
perubahan iklim dan sebagainya), sehingga dapat menjadi dasar arah pengembangan dan program dasar kemandirian teknologi nasional berbasis penerbangan dan antariksa. Penguasaan teknologi dirgantara khususnya teknologi roket dan satelit sangat penting dalam rangka mencapai
kemandirian
bangsa
untuk
menjamin
kelangsungan
pemanfaatan teknologi yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), maupun aspirasi masyarakat terhadap informasi yang disediakan oleh LAPAN. Penguasaan Iptek penerbangan dan antariksa sangat penting bagi negara
Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya luas, daratannya tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua dan dua samudera, kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap bencana. Iptek penerbangan dan antariksa juga sangat penting bagi pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan rehabilitasi sehingga mempercepat respon terhadap permasalahanpermasalahan nasional. Rencana Strategis (Renstra) LAPAN 2015-2019 memberikan gambaran kuat LAPAN dalam upaya membangun kemandirian di bidang teknologi dirgantara khususnya roket dan satelit sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan
seluas-luasnya
Iptek
dirgantara
untuk
mendukung
pembangunan nasional setidaknya dalam bidang ekonomi dan lingkungan hidup serta memberikan gambaran kesiapan LAPAN dalam memberikan pelayanan kepada para stakeholder, pengguna dari berbagai institusi pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat. Renstra LAPAN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan untuk 5 (lima) tahun ke depan dan telah diselaraskan dengan RPJMN 2015-2019 dan menjadi acuan bagi unit kerja eselon I dan II serta unit kerja Mandiri (Balai) untuk menyusun Renstra sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -9-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
1.1 1.1.1
Kondisi Umum Profil LAPAN LAPAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK) yang didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Nasional. Keputusan tersebut
Presiden
diperbaharui
dan
disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata
Kerja
Lembaga Gambar 1.1 Kantor LAPAN Pusat
Pemerintah Non Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 05 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dengan disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, saat ini sedang disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. A. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 dan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02 Tahun 2011 LAPAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang
penelitian
dan
pengembangan
kedirgantaraan
dan
pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -10-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugasnya, LAPAN dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi : 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian
dan
pengembangan
kedirgantaraan
dan
pemanfaatannya; 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN; 3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya; 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian,
keuangan,
kearsipan,
hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. Dalam menyelenggarakan fungsi di atas, LAPAN mempunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; 2. Perumusan
kebijakan
di
bidangnya
untuk
mendukung
pembangunan secara makro; 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya; 4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku yaitu : a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian
dan
pengembangan
kedirgantaraan
dan
pemanfaatannya; b. Penginderaan/pemotretan
jarak
jauh
dan
pemberian
rekomendasi perizinan satelit. Berdasarkan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan, maka lingkup kegiatan yang dilaksanakan LAPAN adalah pada : (1) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa, (2) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh, (3) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (4) kajian dan pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional. Pemanfaatan Iptek kedirgantaraan merupakan salah satu mesin
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -11-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
penggerak
pembangunan
ekonomi
seperti
pemanfaatan
untuk
telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit pendidikan, tele medisin, perencanaan tataguna lahan untuk pengembangan wilayah, perencanaan pengembangan infrastruktur (jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan sebagainya), pengelolaan sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan, perikanan, pertanian, pertambangan, sumberdaya air), pemantauan lingkungan (cuaca, perubahan iklim dan sebagainya), dan untuk mendukung pertahanan NKRI. Penguasaan Iptek kedirgantaraan sangat penting bagi negara seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya luas, daratannya tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua dan dua samudera, kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap bencana. Pengelolaan wilayah negara dengan aspek geografis yang demikian sangat memerlukan Iptek kedirgantaraan. Iptek kedirgantaraan memberikan kemampuan dalam pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan rehabilitasi. Penguasaan Iptek kedirgantaraan memungkinkan bagi Indonesia untuk menjaga dan melindungi keutuhan NKRI. Keberhasilan LAPAN dalam penguasaan Iptek kedirgantaraan (rancang bangun satelit mikro dan operasional pengendalian serta penerimaan datanya, rancang bangun roket balistik dan kendali sampai dengan ukuran 420 mm dan dilanjutkan dengan 550 mm, pelayanan data/informasi penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya lahan, mitigasi bencana, dan mendukung keperluan hankam, serta pengembangan model dan informasi sains antariksa dan atmosfer) sangat membantu dan berkontribusi bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupannya. Cita-cita LAPAN dalam upayanya berkontribusi bagi kemandirian teknologi dan pemberdayaan Iptek di tengah-tengah masyarakat juga banyak mengalami kendala. Kendala-kendala tersebut merupakan strategic issued bagi LAPAN. Pemetaan kendala telah dilakukan, diantaranya dapat disebutkan: 1. Fasilitas dan kapasitas peralatan penelitian dan laboratorium sangat terbatas;
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -12-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
2. Ketersediaan SDM yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas masih kurang dibandingkan dengan program yang harus dijalankan. Hal ini semakin sulit dengan adanya kebijakan nasional dalam pembatasan rekruitmen PNS; 3. Anggaran LAPAN dalam 5 tahun terakhir sangat terbatas sehingga belum memungkinkan pengembangan dan investasi peralatan secara memadai untuk mendukung penguasaan Iptek kedirgantaraan. 4. Missile Technology Control Regime (MTCR) yang menghalangi proses kerjasama Indonesia (LAPAN) dengan negara-negara yang telah mempunyai kemampuan di bidang teknologi roket dalam rangka alih teknologi dan pengembangan kemampuan roket LAPAN/ nasional. Rencana Strategis ini disusun dengan mempertimbangkan Rancangan Peraturan Presiden yang baru, yang mengantisipasi perkembangan organisasi modern serta tantangan sains dan teknologi antariksa.
1.1.2
Capaian LAPAN 2015 Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang
bertugas di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya, LAPAN telah menghasilkan berbagai kemajuan penguasaan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa pada tahun 2015. Pencapaian tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh pengguna di berbagai sektor pembangunan. Berbagai capaian tersebut diantaranya: litbang yang dihasilkan di bidang sains antariksa dan sains atmosfer, rancang bangun teknologi satelit, pengembangan teknologi roket sonda, pengembangan
teknologi
penerbangan,
serta
litbang
di
bidang
penginderaan jauh dan kajian kebijakan. Pencapaian tersebut merupakan acuan bagi LAPAN untuk terus berbenah dalam orientasi bersama untuk mewujudkan pusat unggulan di setiap kompeterisi LAPAN pada periode pembangunan berikutnya. Adapun capaian pada tahun 2015 yang telah dihasilkan sebagai berikut: a.
Di bidang pengembangan kompetensi sains antariksa, telah dilakukan pengembangan Decision Support System (DSS) berupa Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS). DSS
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -13-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
SWIFTS, merupakan sistem yang mampu melakukan prakiraan kondisi cuaca antariksa agar dapat dimanfaatkan terkait timbulnya potensi gangguan akibat cuaca antariksa pada komunikasi radio HF, navigasi dan satelit. Produk ini membuktikan bahwa fenomena cuaca antariksa
dapat
diprakirakan
dengan
menganalisis
data-data
pengamatan real time, baik data lokal maupun global untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sampai saat ini telah dilakukan informasi harian dan prediksinya untuk kondisi matahari, medan magnet bumi, dan kondisi lapisan ionosfer. Informasi ini disampaikan melalui website http://swifts.sains.lapan.go.id/. Sistem ini direncanakan menjadi informasi unggulan di wilayah regional Asia Tenggara, karena sampai saat ini hanya LAPAN yang dapat melakukannya. Selanjutnya ditargetkan sistem ini akan segera bergabuing dengan ISES (International Space Environment Services. Sedangkan pada bidang pengembangan kompetensi sains atmosfer, telah dilakukan pengembangan Decision Support System (DSS) berupa Satellite Early Warning System (Sadewa) merupakan sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang dikembangkan berbasis teknologi satelit dan juga dilengkapi sensor-sensor terestrial. Sistem peringatan dini bencana dapat mengurangi resiko bencana dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Sadewa memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor di seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km2
mendekati real time dan
mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, e-mail dan pesan singkat (SMS) kepada pihak-pihak yang terkait dengan penanggulangan bencana. Pada tahun 2015 sistem peringatan dini bencana LAPAN telah sampai pada versi pengembangan ke 3 (Sadewa
3.0)
yang
dapat
diakses
melalui
jaringan
http://sadewa.sains.lapan.go.id. Dalam mengembangkan minat masyarakat terhadap iptek penerbangan dan antariksa, LAPAN telah membangun sarana edukasi publik berupa planetarium berpindah (mobile planetarium). Kemenristekdikti memberikan pembinaan pada PSTA untuk menjadi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -14-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Pusat Unggulan IPTEK 2016-2018. b.
Dalam pengembangan kompetensi Teknologi Penerbangan dan Antarikaa, LAPAN telah menghasilkan teknologi roket yang banyak dimanfaatkan pengguna, salah satunya dalam hal penggunaan khusus yaitu tipe roket RX 1210 dan RX 1220. Dalam pengembangan Program Roket Pengorbit Satelit (RPS), LAPAN melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pada tipe roket RX 320, RX 450, dan RX 550. Pada tanggal 13 Mei 2015, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket RX-450. Peluncuran berlangsung di Balai Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk, Jawa Barat. RX 450 merupakan roket sonda yang mempunyai diameter 450 mm yang dapat digunakan untuk mengukur parameter atmosfer. Sedangkan RX 550, yang menjadi komponen utama RPS, masih sedang dalam proses persiapan uji statik. Pengembangan roket RX 550 (integrasi dan uji statik) dilakukan dengan dukungan kerjasama pengembangan nosel dengan pihak YuZhnOye Ukraina. Pengembangan kapasitas produksi bahan baku propelan untuk membangun kemandirian bahan baku roket. LAPAN telah berhasil memproduksi Amonium Perkhlorat (AP) dan Hydroxy Terminated Polybutadiene
(HTPB)
untuk
membangun
kemandirian
dan
mengurangi ketergantungan bahan baku dan negara lain yang sulit diperoieh dan dibatasi oleh kebijakan internasional Missile Technology Control Regime (MTCR). Keberhasilan produksi AP dan HTPB secara mandiri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
Peralatan
Propellant
Production
Line
bisa
dimanfaatkan untuk memproduksi motor roket / propelan kelas RX 1220 dengan kapasitas maks 500 unit per tahun. Produksi AP secara mandiri juga memberikan kemampuan untuk menghasilkan produk lain yaitu Kalium Perkhlorat (KP) sebagai bahan untuk penyemaian bibit hujan atau modifikasj cuaca. Selain itu, di bidang teknologi satelit LAPAN berupaya untuk membangun kemampuan penelitian dan perekayasaan teknologi satelit di dalam negeri baik satelit komunikasi, navigasi dan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -15-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
penginderaan jauh. LAPAN berhasil membuat satelit eksperimen LAPAN-Tubsat yang diluncurkan pada 2007 dengan menggunakan roket peluncur satelit milik India. LAPAN juga telah menyelesaikan satelit kedua yang bernama LAPAN-A2/Orari dengan misi surveillance, monitoring lalu lintas kapal dan komunikasi amafir. Pelepasan Satelit LAPAN A2 dilakukan oleh Presiden RI pada tanggal 3 September 2015 dan telah berhasil diluncurkan pada pukul 11.30 WIB tanggal 28 September 2015, di Sriharikota, India. LAPAN-A2 berbobot 76 kg dilepaskan pada ketinggian 650,16 km setelah 23 menit 3 detik. Saat ini, LAPAN juga sedang mengembangkan satelit eksperimen berikutnya yakni LAPAN-A3, yang memiliki misi penginderaan jauh untuk ketahanan pangan. Pada tahun 2015 satelit LAPAN-A3 telah sampai pada tahap AIT dengan melengkapi fasilitas uji vibrasi dan EMC, fitting test, dan penyelesaian AIT dan uji vibrasi dummy load. LAPAN optimis di masa depan Indonesia akan mampu satelit yang dikembangkan masih berupa satelit membangun sendiri satelit operasional dengan berat eksperimen dengan berat di bawah 100 kilogram, namun lebih dan 1000 kg. Capaian dalam bidang litbangyasa satelit lainnya berupa keberhasilan seluruh uji fungsional dan misi satelit pada IOT LAPAN-A2, keberhasilan uji algoritma “nadir point” pada attitude control satelit, terselesaikannya 3 prototipe sub sistem satelit, dan tahap akhir pengembangan SW koreksi sistematik imager LAPANA3, modul TT&C dan modul akuisisi data misi LAPAN-A3, dan menghasilkan 5 KTI internasinal terindeks dan 8 KTI Nasional, serta 1 usulan HKI. Di bidang teknologi penerbangan, LAPAN telah melakukan Pengoperasian pesawat tanpa awak/ Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau disebut juga LAPAN Surveillance UAV (LSU) dalam kelas medium altitude dan long endurance dengan misi airborne remote sensing. LAPAN berkomitmen dan telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), PSBA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yogyakarta (BNPBD Yogyakarta), TNI, Poiri, Kementan, Badan Informasi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -16-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Geospasial (BIG) dan lebih dari 10 instansi untuk memanfaatkan LSU sebagai alat bantu surveillance, monitoring maupun bantuan pemetaan resolusi tinggi, baik sebagai data utama maupun data dukungan. Pengoperasian pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau disebut juga LAPAN Surveillance UAV (LSU) dalam kelas medium altitude dan long endurance dengan misi airborne remote sensing. Pesawat LSU-01 berhasil diuji coba dengan terbang secara terprogram dengan lama terbang 50 menit, kecepatan 60 km/jam dan muatan 0.5 kg. Pesawat LSU-02 telah di uji terbang secara terprogram dengan lama terbang 3.8 jam dengan kecepatan 150 km/jam serta mampu membawa muatan maksimum 3 kg. Pesawat ini telah berhasil terbang selama 2 jam 45 menit menempuh jarak total sekitar 200 km dari Pameungpeuk-Bandara Nusawiru Pangandaran-Pameungpeuk dan telah dicatatkan sebagai Rekor MURI. Pesawat LSU-03 dapat terbang secara terprogram dengan lama terbang 5 jam, kecepatan 150km/jam serta mampu membawa muatan maksimum 10 Kg. Pada tanggal 29 Nopember 2015 Pesawat LSU-03 berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergipulang
dari
lapangan
udara
Pameungpeuk,
Pangandaran,
Nusakambangan, Cilacap dengan ketinggian 600 meter selama 3.5 jam dan meraih penghargaan rekor MURI untuk kategori Pesawat Tanpa Awak (UAV) terbang menempuh jarak terjauh. Pesawat LSU05 merupakan pesawat yang mampu terbang selama 6-7 jam dengan kecepatan mencapai 150 km/jam, konsumsi bahan bakar 1.4 liter/jam dan mampu membawa muatan 30 kg. Tahun 2015 Pusat Teknologi penerbangan telah melakukan pertemuan “Mission Validation” bersama kementrian KKP terkait misi Maritime Surveillance System (MSS). LAPAN menerima penghargaan “Karya Unggulan Anak Bangsa” dari Kemenristekdikti aatas konsep MSS dan bersama PT. DI atas produk N-219. Juga telah dilakukan optimasi design LSU-03 dan LSU-02 sebagai elemen MSS, optimasi tersebut menghasilkan LSU-03-NG dan LSU-02-NG. Telah dilakukan pula penyiapan Mobile ground segment MSS yang menghasilkan dampak positif seperti pendaftaran patent design industri LSU-03-NG, hilirisasi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -17-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
LSU-03 ke PT. M3 untuk diproduksi bagi keperluan AD, dan menciptakan struktur baru full carbon untuk serial LSU. Pada tanggal 10 Desember 2015 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT. DI) pesawat nasional N-219 tampil perdana di hadapan publik. Pesawat N219 sepenuhnya murni dikembangkan oleh putra putri Indonesia dan tidak melibatkan seorangpun konsultan
asing.
Teknik
rancang
bangun
yang
modern,
computerized, dirancang dan digambar secara digital sehingga akurasinya terjaga. N219 menjadi tonggak sejarah. Program pesawat transport nasional N219 yang secara resmi dimulai pada 2014 disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas bandar udara di daerah terpencil di Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi dan harga yang bersaing. Pesawat ini juga dapat dioperasikan pada daerah dengan kondisi awan yang sulit maupun landasan tak beraspal di wilayah pegunungan dan kepulauan. Pesawat ini mampu lepas landas dan mendarat pada landasan yang pendek dengan stabilitas tinggi dan dinilai tepat untuk bandara di daerah terpencil Indonesia dengan lahan yang tidak luas. c.
Di bidang pengembangan kompetensi Penginderaan Jauh, telah dilakukan pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN). Implementasi lnstruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang ”Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan iauh Resolusi Tinggi”, LAPAN telah melakukan kegiatan yang diantaranya pembangunan sarana dan prasarana pendukung. Citra Satelit Resolusi Tinggi yang diakuisisi adalah SPOT-6 dan SPOT-7. Terkait Instruksi Presiden tersebut, LAPAN melaksanakan kegiatan sebagal berikut: 1)
Menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi dengan liserisi Pemerintah Indonesia;
2)
Meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi;
3)
Melaksanakan penyediaan data satelit penginderaan jauh
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -18-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
resolusi
tinggi
sesual
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan; 4)
Melakukan pengolahan atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi berupa koreksi radiometrik dan spektral;
5)
Membuat metadata atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi sesual dengan Standar Nasional Indonesia;
6)
Melakukan penyimpanan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi; dan
7)
Bersama Kepala Badan Informasi Geospasial melakukan pengendalian kualitas terhadap data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi. Kontinuitas litbang teknologi dan pemanfaatan penginderaan
jauh serta operasional dan pelayanannya dalam mendukung institusi terkait dengan melakukan pengembangan kapasitas stasiun bumi dan menerima (akuisisi) data satelit resolusi rendah, menengah dan tinggi untuk seluruh Indonesia, yaitu: MTSAT, NOAA, Terra/Aqua, NPP, Feng Yung, Metop, Landsat-7, LDCM, SPOT-5, SPOT-6 dan SPOT7 melalui stasiun bumi satelit penginderaan jauh Parepare, Pekayon dan Rumpin. Peningkatan kualitas Litbangyasa teknologi dan data penginderaan
jauh
pada
tahun
2015
menghasilkan
13
prototipe/modul dan 23 publikasi nasional dan internasional, 1 sistem quality control dan pengolahan data resolusi sangat tinggi dan 1 sistem otomatisasi penerimaan, pengolahan dan pendistribusian data MODIS, S-NPP, Landsat 7/8 secara near real time. Dalam peningkatan kualitas produk teknologi dan data penginderaan jauh pada tahun 2015 menghasilkan cloud mosaic Landsat-7/8 yang terupdate setiap 6 bulan, cloud free mosaic SPOT-6/7 yang terupdate setiap tahun, 929.465.022 Km2 data CSRT dan sistem penyediaan data Terra-Aqua dan S-NPP terdistribusi <1 jam untuk mendukung quick
respon
bencana
alam.
Layanan
teknologi
dan
data
penginderaan jauh telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Akusisi data ini merupakan bagian dari Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) yang telah dioperasikan secara
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -19-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
penuh pada tahun 2014 yang telah terintegrasi dengan Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN). BDPJN melayani penyediaan data satelit secara
nasional,
dan
telah
didistribusikan
kepada
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Pada tahun 2015, BDPJN telah mendistribusikan data citra satelit sebanyak 25.582 data kepada 50 K/L, 147 Pemda/Pemkot, 9 data TNI/Polri dan 19 Perguruan Tinggi. BDPJN tidak hanya dapat digunakan untuk pengendalian akibat dampak perubahan lingkungan (deforestasi dan emisi hutan), tetapi juga bisa melihat distribusi potensi sumber daya alam lndonesia. Indonesia secara resmi menjadi negara ke-9 dan negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi Regional Support Office, United Nations-SPace based Information for Disaster Emergency and Reduction (RSO UN-SPIDER). LAPAN menjadi pelaksana RSO karena
memiliki
pengalaman
dalam
pemanfaatan
teknologi
penginderaan jauh untuk berbagai bidang seperti mitigasi bencana, pemodelan perubahan iklim, pemantauan lingkungan dan sumber daya alam. RSO dibentuk sebagai amanat Resolusi Majelis Umum PBB mengenal kerjasama UN-SPIDER dengan pusat-pusat keahlian regional dan nasional dalam penggunaan teknologi antariksa guna melakukan manaiemen mitigasi bencana. LAPAN juga terlibat dalam project Indonesian National Carbon Accounting System (INCAS) untuk pemetaan lahan hutan seluruh Indonesia menggunakan data satelit penginderaan jauh Landsat multi temporal. Pemetaan hutan telah dilakukan setiap tahun untuk seluruh wilayah Indonesia selama periode 2000- 2009. Informasi spasial hutan yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh Kementerian Kehutanan, UKP4 dan berbagai institusi pemerintah lainriya.Updatiflg akan terus dilakukan setiap tahun dengan menggunakan data satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM). Selain BDPJN, LAPAN juga mengembangkan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) yang terdiri dari Sistem Informasi dan Mitigasi Bencana Alam (SIMBA) dan Sistem Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SISDAL). SIMBA
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -20-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
merupakan Iayanan informasi peringatan dini dan tanggap darurat bencana berbasis data penginderaan jauh, dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan terkait kondisi sebelum, pada saat, dan terjadinya bencana. Sedangkan SISDAL merupakan layanan informasi mengenal sumberdaya alam dan lingkungan wilayah darat, pesisir dan laut berbasis data satelit penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya alam dan Iingkungan yang lestari. Jenis informasi yang disajikan dalam SIMBA di antaranya: kondisi liputan awan dan curah hujan dan data satelit, sistem peringkat bahaya kebakaran, pemantauan kondisi titik panas hotspot, kabut asap kebakaran, dan informasi bekas lahan terbakar, informasi potensi banjir di wilayah genangan banjir, informasi potensi banjir/kekeringan di wilayah pertanaman padi, dan informasi letusan gunung berapi. Jenis informasi dalam SISDAL meliputi tutupan lahan hutan seluruh Indonesia, pemantauan fase pertumbuhan padi, pemantauan ekosistem danau, informasi pulau kecil terluar, Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), sebaran mangrove, dan sebaran terumbu karang. Periode waktu informasi di dalam sistem yang diberikan diperbaharul secara periodik harlan, 8-harian, atau bulanan. Data utama yang digunakan adalah data satelit resolusi rendah, menengah dan tinggi, diantaranya: data satelit Terra/Aqua MODIS, NOAA AVHRR, MTSAT-1R, QMorph, dan TRMM, TM/ETM+/8 dan SPOT-6/SPOT-7. Capaian dalam pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional pada tahun 2015 adalah 14 jenis informasi SISDAL dan SIMBA, 4 sistem SPBN Provinsi, 2 sistem otomatisasi (ZPPI dan Daerah bekas terbakar), 73 pengguna SPBN, dan komersialisasi informasi ZPPI oleh PT. CSM. Capaian kualitas Litbang pemanfaatan penginderaan jauh meliputi 5 makalah publikasi ilmiah internasional terakreditasi, 20 makalah publikasi ilmiah nasional terakreditasi, 44 makalah dalam buku, 59 makalah dalam prosiding nasional dan 24 makalah dalam prosiding internasional. Capaian kualitas pedoman dan informasi penginderaan jauh meliputi 10 draf pedoman pemanfaatan penginderaan jauh, 17 pengembangan metode
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -21-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
untuk peningkatan kualitas pedoman dan informasi. d.
Undang-Undang (UU) RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan menjadi landasan hukum bagi penyelenggaraan keantariksaan di Indonesia. UU Kenatariksaan ini bertujuan mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan Negara dalam penyelenggaraan keantariksaan untuk kesejahteraan dan produktivitas bangsa. UU ini akan menjadi pedoman bagi pelaksanaan kerjasama keantariksaan untuk perlindungan terhadap kepentingan Indonesia. Pada tahun 2015 telah disahkan satu peraturan pelaksanaan dari UU tersebut, yaitu Perpres Nomor 49 Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Saat
ini
Rancangan
Peraturan
Pemerintah
(RPP)
tentang
Penginderaan Jauh, dan RPP Penyelenggaraan Keantariksaan telah dilakukan harmonisasi. LAPAN juga telah menyusun RPerpres tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaaan sebagai pedoman nasional dan saat ini proses tersebut memasuki tahap harmonisasi dan akan segera ditetapkan melalui Keputusan Presiden.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan LAPAN. BPK melakukan pemeriksaan dengan berdasarkan pada standar pemeriksaan keuangan negara yang meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan tersebut meliputi penilaian atas penerapan prinsip-prinsip akuntansi
yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat. Penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian internal yang berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap pengujian laporan keuangan secara keseluruhan. Berturut-turut opini yang diberikan terhadap laporan keuangan LAPAN sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -22-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Tabel 1 Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2009-2014
1.1.3
TAHUN
JENIS PEMERIKSAAN
OPINI BPK
2010
LK 2009
WTP
2011
LK 2010
WTP
2012
LK 2011
WTP
2013
LK 2012
WDP
2014
LK 2013
WDP
2015
LK 2014
WDP
Aspirasi Masyarakat terhadap LAPAN Pengembangan produk litbang dan layanan publik LAPAN tidak
terlepas dari berbagai aspirasi dari 4 stakeholder LAPAN yang meliputi instansi pemerintah, masyarakat pengguna, masyarakat ilmiah, dan masyarakat umum. Sampai dengan saat ini kebutuhan stakeholder yang teridentifikasi di antaranya :
1.
LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai satu-satunya instansi yang melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang cuaca antariksa diharapkan dapat menjadi pusat rujukan dalam bidang cuaca antariksa.
2.
Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis antariksa, maka hasil litbang cuaca antariksa makin banyak diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan komunikasi dengan satelit.
3.
Meningkatnya minat masyarakat dalam bidang keantariksaan menjadikan LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai sumber informasi untuk mejelaskan fenomena antariksa yang menjadi perhatian masyarakat.
4.
Dengan meningkatnya minat komunitas internasional terhadap fenomena atmosfer ekuator dan kopling atmosfer antariksa di lintang rendah, maka hasil litbang teknologi atmosfer makin banyak diperlukan untuk mitigasi bencana alam terkait perubahan iklim.
5.
Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -23-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
dan
perencanaan
pembangunan
di
berbagai
sektor.
Data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan untuk pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian, mitigasi bencana, dan lain-lain. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan peluang LAPAN untuk semakin berkiprah dalam pembangunan nasional.
6.
Terkait dengan isu perubahan iklim, LAPAN sebagai satu-satunya institusi yang mampu menyediakan data satelit secara konsisten dan kontinyu, memiliki peluang untuk membangun kerjasama nasional dan internasional yang saling menguntungkan dalam pengembangan kompentensi SDM dan infrastruktur.
7.
Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data penginderaan jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun lebih akurat. Adanya tawaran kerjasama pengembangan metodologi dari instansi lain baik dalam maupun luar negeri. Kegiatan kerjasama dengan instansi litbang baik dalam maupun luar negeri akan meningkatkan kualitas metode yang akan dibangun.
8.
Meningkatnya kebutuhan data dan informasi penginderaan jauh nasional, yang didukung dengan semakin banyaknya data penginderaan jauh
resolusi
tinggi
yang
tersedia,
sehingga
mendorong LAPAN meningkatkan layanannya.
9.
LAPAN diharapkan berkontribusi dalam pengembangan roket untuk berbagai aplikasi layanan.
10. Banyaknya tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit, yang juga didukung dengan semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat satelit nasional secara mandiri.
11. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk berbagai keperluan.
12. Adanya permintaan sebagai partner strategis bagi industri penerbangan.
13. Kemampuan Litbang LAPAN dalam teknologi penerbangan, khususnya teknologi pesawat terbang.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -24-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
14. Teknologi UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional, lingkungan hidup dan perlindungan wilayah.
15. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan antariksa. Aspirasi masyarakat terhadap LAPAN dapat terlihat pada data kerjasama formal antara LAPAN dengan berbagai pihak (Pemerintah Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan Swasta/BUMN) dalam hal penyediaan data, informasi, dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa. Aspirasi-aspirasi
tersebut
membuktikan
bahwa
diperlukan
teknologi di bidang penerbangan dan antariksa untuk mendukung pengembangan wilayah/tata ruang, pemantauan sumber daya alam dan lingkungan,
mitigasi
bencana,
dan
transportasi
dalam
rangka
pembangunan nasional. Produk litbang dan layanan publik LAPAN semakin penting dan dibutuhkan bagi kepentingan masyarakat. Hal ini mendorong LAPAN untuk terus mengembangkan produk litbang dan meningkatkan layanan kepada masyararakat. 1.1.4
Layanan Publik
1. Badan Layanan Umum Pelayanan publik yang dilakukan oleh LAPAN dapat terlihat pada pelayanan produk litbang yang diberikan kepada berbagai pihak (Pemerintah Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan Swasta/BUMN) dalam hal penyediaan data, informasi, dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa. Dalam rangka meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik
di
LAPAN,
Pusfatekgan/BLU LAPAN telah menerapkan sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan sertifikasi pada tahun 2014, sehingga sistem manajemen pelayanan berstandar internasional. Hal ini menunjukan komitmen LAPAN dalam melaksanakan proses reformasi birokrasi, terutama pada area pelayanan publik sesuai
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -25-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
amanat UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 2. Layanan Informasi Secara umum produk litbang dan layanan publik LAPAN dapat dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu: a) Informasi cuaca antariksa dan kondisi atmosfer, b) Data dan informasi berbasis penginderaan jauh satelit, c) Penguasaan teknologi roket, satelit, dan penerbangan (pesawat tanpa awak dan pesawat transport), d) Kebijakan terkait pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa. Sampai dengan akhir tahun 2014, LAPAN telah memiliki Standar Pelayanan Publik (SPP) sebanyak 84 SPP, yang telah disahkan melalui Keputusan Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan di LAPAN sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 242 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan di LAPAN dan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 220 Tahun 2014 tentang Tim Penyusunan Standar Pelayanan. Melalui evaluasi pelayanan publik kelembagaan yang dilakukan oleh Kementerian PAN & RB dan Ombudsman RI pada tanggal 5 Juli 2013, LAPAN mendapatkan peringkat ke-8 yang didukung
oleh 3 (tiga) unit
pelayanan publik, yaitu Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (Biro
KSH),
Pusat
Pemanfaatan
Teknologi
Dirgantara
(Pusfatekgan), dan Balai Penginderaan Jauh Parepare (BPJ Parepare). Dalam rangka keterbukaan informasi publik dan apresiasi atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang LAPAN, pada tahun 2013 LAPAN bersama Kementerian Keuangan terpilih sebagai champion Layanan Informasi Publik versi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) karena memiliki lebih banyak jumlah informasi layanan publik yang telah dimasukkan ke dalam portal http://satulayanan.net dan dikelola dengan lebih baik dibandingkan Kementerian dan Lembaga lainnya. Pada 2014, nilai Pemeringkatan E-Goverment Indonesia
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -26-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
(PeGI) LAPAN berada di posisi 11 dari 24 LPNK yang berpartisipasi, dengan predikat "baik" untuk semua dimensi penilaian (kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan). Sementara itu, untuk Webometrics berada pada posisi 666 dari 70 ribu lembaga litbang di seluruh dunia. Untuk posisi lembaga litbang di Indonesia peringkat Webometrics, LAPAN menduduki peringkat 40 pada Januari 2014, kemudian naik menjadi peringkat 4 pada bulan Juli tahun 2014, dan pada Januari 2015 peringkat LAPAN naik satu tingkat menjadi peringkat 3. 1.1.5 Regulasi Kewenangan LAPAN Landasan hukum LAPAN berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013, dan Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013.
Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, LAPAN didukung berbagai peraturan perundang-undangan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan, terutama
Undang-Undang
RI
Nomor
21
Tahun
2013
tentang
Keantariksaan (LAPAN merupakan Lembaga utama penyelenggara kegiatan keantariksaan di Indonesia). Peraturan perundang-undangan lainnya yang juga mendasari/mendukung tugas fungsi LAPAN yaitu: 1.
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian
Pengembangan,
dan
Penerapan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ( Sisnas-Iptek); 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan
Intelektual
serta
Penelitian
dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; 3.
Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (LAPAN mempunyai keterkaitan untuk bekerjasama dengan industri yang sejenis litbang LAPAN bahwa
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -27-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
pengembangan
industri
nasional
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan daya saing industri, dan yang memiliki struktur yang sehat dan berkeadilan, berkelanjutan, serta mampu memperkokoh ketahanan nasional memerlukan sebuah kebijakan industri nasional yang jelas). 4.
Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. (LAPAN
mempunyai
kesempatan
untuk
mengembangkan
kemampuan armada angkutan udara nasional yang tangguh serta didukung industri pesawat udara yang andal sehingga mampu memenuhi kebutuhan angkutan, baik di dalam negeri maupun dari dan ke luar negeri). 5.
Peratuan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 05 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Organisasi baru akan merujuk pada Perpres organisasi sebagai amanat dari UndangUndang RI Nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan.
6.
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi; (LAPAN menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untuk keperluan survei dan pemetaan berdasarkan hasil pengolahan atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi berupa koreksi radiometrik dan spektral) Saat ini sedang disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, seperti diamanatkan Undang-undang Keantariksaan.
1.2
Potensi dan Permasalahan
1.2.1 Kekuatan 1.
LAPAN merupakan satu-satunya instansi yang melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang cuaca antariksa.
2.
Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -28-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
antariksa, maka hasil litbang dalam cuaca antariksa makin banyak diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan komunikasi dengan satelit. 3.
Memiliki kemampuan di dalam melakukan pengkajian kebijakan dan peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa.
4.
Satu-satunya instansi di lingkungan Ristek yang menjalankan litbang khusus dalam teknologi penerbangan, khususnya dalam pengembangan teknologi pesawat terbang.
5.
Mempunyai landasan hukum yang kuat meliputi UU RI Nomor 21 tahun 2013, UU RI Nomor 1 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 28 Tahun 2008.
6.
Pengalaman diseminasi yang cukup banyak dalam hal teknologi UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional, lingkungan hidup dan perlindungan wilayah;
7.
Memiliki pengalaman unik sebagai pemegang rekor MURI untuk pesawat tanpa awak dengan ketahanan terbang 200 km.
8.
Mempunyai jaringan kerjasama dengan industri dirgantara PT DI, Lembaga Riset Aeronautika Internasional (NLR), TU Berlin dan Instansi lain terkait dunia penerbangan.
9.
Mempunyai fasilitas penelitian yang cukup ideal sebagai lembaga aeronautika di wilayah Rumpin dengan lahan yang luas dan terdapat fasilitas runway pesawat terbang.
10. Satu-satunya instansi yang melakukan litbang di bidang teknologi roket di Indonesia. 11. Memiliki kemampuan dalam membuat rancang bangun roket padat berdiameter hingga 450 mm. 12. Memiliki kemampuan membangun satelit eksperimen secara mandiri (kelas mikro). 13. LAPAN sebagai pengelola BDPJN sudah mampu menyediakan data penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi bagi semua Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dengan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -29-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
lisensi pemerintah. Sistem BDPJN ini didukung oleh pengalaman panjang dalam pengoperasian sistem stasiun bumi satelit penginderaan jauh Pekayon-Parepare-Rumpin sejak tahun 1993 sampai saat ini, yang menjamin kontinuitas dan ketersediaan data satelit penginderaan jauh. Sampai tahun 2014 sistem BDPJN ini didukung oleh: a. Infrastruktur stasiun bumi multi misi yang mampu mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan data satelit penginderaan jauh untuk Kementerian/ Lembaga, TNI/POLRI, dan Pemerintah Daerah. b. Sistem pengolahan data, yang mampu menghasilkan data resolusi rendah harian secara near real time, resolusi menengah dan tinggi yang termosaik dan bebas awan setiap tahunnya. Sistem pengolahan didukung oleh sistem komputasi kecepatan tinggi (HPC) dengan pengolahan secara pararel (pararel processing) berbasis opensource. c. Sistem pengelolaan, penyimpanan dan distribusi data, yang mampu menyimpan data resolusi rendah, menengah dan tinggi
hasil
akuisisi
tahun
1990-sekarang,
dengan
penambahan kapasitas penyimpanan 500 TB/tahun, dan telah beroperasi tanpa interupsi 24 jam perhari 7 hari seminggu. Pada tahun 2010-2014 telah berhasil ditambahkan data sebesar 55.206 data, dan telah didistribusikan untuk Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, serta Perguruan Tinggi/Swasta sebesar 30.221 data. Sistem penyimpanan dan distribusi ini didukung oleh sistem jaringan komunikasi data yang menghubungkan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, Rumpin dan Pekayon dengan sistem penyimpanan dan distribusi serta terhubung dengan pengguna-pengguna
strategis
seperti
Badan
Informasi
Geospasial (BIG), Kementerian Pertanian dan Situation Room Presiden/Kantor UKP4.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -30-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
14. Data penginderaan jauh telah dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kepentingan sektor-sektor pembangunan nasional antara lain untuk kehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan, pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana dan sebagainya. Informasi
tersebut
telah
disampaikan
kepada
berbagai
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan mendapatkan umpan balik yang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasilhasil penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh telah berjalan dengan baik dan berdayaguna. Informasi yang sudah dimanfaatkan masyarakat secara luas adalah Zona Potensi Penangkapan Ikan, Fase Pertumbuhan Padi dan Tanggap Darurat Bencana. Dukungan terhadap peningkatan pendapatan seperti pajak, efisiensi penangkapan ikan, dan efisiensi dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman padi merupakan kontribusi yang cukup besar oleh LAPAN terhadap sektor ekonomi. Dibangunnya Sistem Pemantauan Bumi Nasional pada tahun 2013 merupakan jembatan yang sangat baik antara hasil penelitian dan pengembangan
dengan
para
stakeholder
pemanfaatan
penginderaan jauh. Selain itu, banyaknya kerjasama nasional dan internasional yang telah berjalan dalam upaya memanfaatkan data penginderaan jauh merupakan suatu kekuatan penting bagi dalam dalam
meningkatkan
pengembangannya.
kualitas
Aktifnya
hasil
LAPAN
penelitian dalam
dan
Masyarakat
Penginderaan Jauh Nasional, Forum APRSAF, Sentinel Asia, Regional Support Office UN SPIDER, GEO-GLAM dan organisasi lainnya merupakan suatu kekuatan LAPAN dalam pemanfaatan penginderaan jauh. UU No. 21 tahun 2013 merupakan
kekuatan
bagi
lembaga
dalam
pemanfaatan
penginderaan jauh dalam penetapan metode dan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh secara nasional. 15. Kepercayaan dari mitra nasional dan internasional terhadap kompetensi LAPAN. 16. Tersedianya tenaga auditor yang berkompeten, bersertifikat, dan memiliki pengalaman yang cukup memadai.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -31-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
17. Ada standarisasi dan pedoman tentang pengawasan (SOP Pengawasan). 18. Adanya sistem jenjang karir yang jelas.
1.2.2
Kelemahan
1. Jumlah SDM masih kurang dan penyebarannya tidak merata. 2. Komposisi pendidikan terakhir SDM LAPAN kurang lebih 40% berpendidikan terakhir di bawah S1. 3. Perlengkapan
fasilitas
litbang
masih
kurang
memadai
dibandingkan dengan lembaga keantariksaan Negara lain. 4. Produktivitas hasil litbang LAPAN belum memenuhi standar pusat unggulan Ristek. 5. Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) belum menerapkan Service Level Agreement (SLA). 6. Belum tersedianya fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis dalam rangka pelayanan publik.
1.2.3 1.
Peluang Antariksa di atas Indonesia yang merupakan daerah anomali menarik komunitas internasional untuk mengamati sehingga Para peneliti berkesempatan untuk melakukan kerjasama agar dapat ikut berkontribusi dalam kegiatan internasional.
2.
Minat komunitas internasional dalam mempelajari fenomena atmosfer ekuator dan kopling atmosfer-antariksa di lintang rendah semakin meningkat sehingga peran LAPAN semakin penting.
3.
Adanya isu perubahan iklim, sehingga LAPAN terpacu untuk menyediakan data satelit terkait mitigasi perubahan iklim.
4.
Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan antariksa. (Desains-Pusat kajian kebijakan)
5.
UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Perpres Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, menempatkan LAPAN sebagai litbang pengembangan pesawat
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -32-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
terbang, menjustifikasi peran LAPAN dalam dunia industri pesawat terbang. (Detekgan-Pustekbang) 6.
Tersedianya industri untuk mendukung teknologi penerbangan (contoh: PT. Dirgantara Indonesia) sehingga Pustekbang mudah merealisasikan produk penerbangan dan berkesempatan menjadi partner strategis bagi industri penerbangan nasional. (DetekganPustekbang)
7.
Berkesempatan menjadi leader dan pemegang program pesawat transport nasional N-219, ini menjadi awal yang baik untuk menjadi
leader
berikutnya
dalam pengembangan pesawat
transport nasional. 8.
Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan sipil, pemantauan, pemetaan, kebencanaan maupun keperluan penggunaan khusus.
9.
Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara maritim dan kecenderungan penerapan blue economy memerlukan teknologi penerbangan dan antariksa untuk dimanfaatkan dalam pemantauan sumber daya alam dan lingkungan.
10. Roket merupakan salah satu program nasional yang telah ditetapkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). 11. Semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat satelit secara mandiri untuk keperluan mereka sendiri. 12. Banyak tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit. 13. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan menempatkan LAPAN sebagai lembaga yang diberi kewenangan untuk
menyediakan
dan
mengelola,
mengoperasikan
dan
mengatur stasiun bumi, serta mengolah dan menentukan standar pengolahan data penginderaan jauh. Undang-undang dapat memberikan
kewenangan
kepada
Lembaga
sebagai
penyelenggaran utama kegiatan penginderaan jauh. 14. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh Kementrian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor.
Data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -33-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
untuk:
pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor
kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian, mitigasi bencana, dll. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan peluang untuk LAPAN untuk semakin berkiprah
dalam
pembangunan nasional. Hal lain adalah adanya isu perubahan iklim. LAPAN sebagai satu-satunya institusi yang mampu menyediakan data satelit secara konsisten dan kontinyu, memiliki peluang untuk membangun kerjasama nasional dan international yang saling menguntungkan dalam pengembangan kompentensi SDM dan infrastruktur. 15. Banyaknya
permintaan
informasi
sektor
berbasis
data
penginderaan jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun lebih akurat. Peluang lain adalah adanya tawaran kerjasama pengembangan metodologi dari instansi lain baik dalam maupun luar negeri. Kegiatan kerjasama dengan instansi litbang baik dalam maupun luar negeri akan meningkatkan kualitas metode yang akan dibangun. 16. Trend kerjasama internasional antar lembaga keantariksaan di lingkup Asia Pacific menjadi peluang untuk knowledge and technology sharing yang terbuka luas. 17. Kebutuhan bahan kebijakan dan kajian akademis peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa yang tepat waktu dan tepan guna untuk kepentingan nasional.
1.2.4 1.
Tantangan Adanya kebijakan internasional Missile Technology Control Regime (MTCR) yang mengakibatkan pembatasan transfer teknologi sensitif sehingga menyulitkan pengembangan teknologi keantariksaan.
2.
Kurangnya industri dalam negeri yang mendukung pembuatan komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa.
3.
Belum memiliki bandara riset (ilmiah) untuk melakukan uji
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -34-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
terbang hasil litbang penerbangan dan antariksa. 4.
Adanya pengembangan wilayah perumahan dan fasilitas publik di sekitar fasilitas LAPAN yang mengganggu aktivitas uji Litbang.
5.
Anggaran untuk Iptek masih rendah, sedangkan fokus RPJMN tahap 3 mengarahkan perekonomian berbasis SDA dengan mengutamakan Iptek.
6.
Tersedianya regulasi untuk industri pesawat terbang yang mengharuskan adanya sertifikasi desain dan manufaktur serta sertifikasi SDM.
7.
Belum adanya regulasi operasionalisasi untuk pesawat tanpa awak dan roket sehingga LAPAN dituntut untuk mempersiapkan regulasinya.
8.
Kepres pengadaan barang dan jasa tidak cocok dengan sistem pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitive.
9.
Keterbatasan lahan untuk pengujian roket.
10. Dengan peluang pemanfaatan data yang sangat besar, tantangan utama
dalam
penyelenggaraan
penginderaan
jauh
adalah
pemenuhan terhadap standard baik dalam metoda maupun produknya. Pemenuhan terhadap standard ini yang akan menjamin legalitas produk ketika akan dijadikan bahan untuk kebijakan publik. Pemenuhan standard ini meliputi kecepatan penyampaian data kepada pengguna, ketepatan data baik dalam sisi geometrik maupun radiometrik. Tuntutan untuk melakukan standardisasi kualitas produk dan sertifikasi harus dilaksanakan demi kepuasan pengguna. 11. Tantangan lain berkaitan dengan ketergantungan pada teknologi asing. Penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh nasional masih bergantung pada satelit-satelit yang dibuat dan dioperasikan oleh negara-negara maju. 12. Indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah sehingga berpengaruh terhadap perkembangan litbang keantariksaan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -35-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
2.1
Visi “Pusat
Unggulan
Penerbangan
dan
Antariksa
Untuk
Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri.” Melalui Visi tersebut, LAPAN mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf internasional di bidang penerbangan dan antariksa dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna, untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri. 2.2
Misi Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah:
1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional.
2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional.
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional. 2.3
Tujuan 1.
Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat;
2.
Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat;
2.4
Sasaran Strategis 1.
Meningkatnya
penguasaan
dan
kemandirian
Iptek
penerbangan dan antariksa. 2.
Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima.
3.
Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa.
4.
Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -36-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
5.
Terlaksananya pemanfaatan dan layanan publik Iptek penerbangan dan antariksa
6.
Meningkatnya kapasitas Iptek penerbangan dan antariksa.
7.
Tersedianya rumusan kebijakan yang implementatif.
8.
Tersedianya DSS lintas sektoral untuk mitigasi bencana alam dan perubahan iklim.
9.
Meningkatnya penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur di lingkungan LAPAN.
10. Meningkatnya penataan tatalaksana di lingkungan LAPAN. 11. Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan LAPAN. 12. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN. 2.5
Sistem Nilai 1.
Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru.
2.
Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah.
3.
Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan.
4.
Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
5.
Berorientasi kepada layanan publik Berupaya
memberikan
layanan
prima
sesuai
dengan
kebutuhan publik.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -37-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2015
A.2.
IMPLEMENTASI
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL TAHUN 2015 LAPAN
mulai
Tahun
Anggaran
2015
untuk
pertama
kali
mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam
implementasi pertama ini, perlakuan akuntansi atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Sesuai
dengan
Interpretasi
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) No 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan, Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan tidak melakukan penyajian kembali atas Laporan Keuangan Tahun 2014. 2. LAPAN menyandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis kas menuju akrual. 3. Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 tersanding adalah bukan laporan keuangan komparatif. Pembaca
laporan
keuangan
diharapkan
memahami
bahwa
penyandingan tersebut bukan perbandingan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar analisis Laporan Keuangan lintas tahun. Basis
A.3. BASIS AKUNTANSI
Akuntansi
LAPAN menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -38-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
A.4. Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
Pengukuran
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kantor Akuntansi Istimewa Papua dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
A.5 Kebijakan Akuntansi Kebijakan
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu
Akuntansi
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh LAPAN. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan LAPAN adalah sebagai berikut : PendapatanLRA
(1) Pendapatan - LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -39-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA
disajikan
menurut
klasifikasi
sumber
pendapatan. PendapatanLO
(2) Pendapatan – LO
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut: o
Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o
Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
o
Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja
(3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oteh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -40-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
klasifikasi
berdasarkan
organisasi
dan
fungsi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancer, Aset Tetap dan Aset Lainnya. Aset Lancar
a.
Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: o
Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya
surat
keputusan
yang
mempunyai
kekuatan hukum tetap.
o Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan
membentuk
penyisihan
piutang
tak
tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -41-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
sebagai berikut: Kualitas Piutang
Uraian
Lancar
0.5%
Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan
Kurang Lancar
10%
pelunasan
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 1.
Macet
2.
Penyisihan
Tagihan
50%
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Penjualan
Angsuran
(TPA)
dan
Tuntutan
Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap
b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -42-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai
biaya
kecuali
pengeluaran
untuk
tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah
yang
disebabkan
antara
lain
karena
aus,
ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a.
Tanah
b.
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c.
Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
Aset
Tetap
dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Aset
Tetap
dilakukan
dengan
menggunakan
Halaman -43-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas
Pemerintah
Pusat.
Secara umum tabel masa manfaat tersebut : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Ke l o mp o k A s e t T e t a p
M a s a M a nf a a t
Peralat an d an M es in
2 s .d 2 0 Tahun
Ged ung d an B ang unan
10 s .d 50 Tahun
J alan, Irig as i d an J aring an
5 s .d 4 0 Tahun
As et Tet ap Lainnya (Alat M us ik M o d ern)
Piutang Jangka Panjang
4 Tahun
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang
Jangka
Panjang
adalah
piutang
yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan
Penjualan
Angsuran
Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti
(TPA), Rugi
Tagihan
Tuntutan
(TP/TGR)
dinilai
berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya
e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -44-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban
(6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus
Dibayar, Pendapatan
Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah
pada
saat
pertama
kali
transaksi
berlangsung. Ekuitas
(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -45-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Implementasi
(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Akuntansi Pemerintah
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi
Berbasis Akrual
berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Pertama Kali
Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan implementasi yang pertama.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman -46-
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
B.
PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi
B.1 Pendapatan
Pendapatan Rp294.232.871.785
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp294.232.871.785 atau mencapai 4927,04% dari estimasi
pendapatan
yang
ditetapkan
sebesar
Rp5.971.800.000.
Keseluruhan pendapatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak. Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2015 2015
Uraian Anggaran
Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak Jumlah
5.971.800.000 5.971.800.000
Realisasi
0 294.232.871.785 294.232.871.785
% Realisasi Anggaran
4.927,04 4.927,04
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 2.672,46% dibandingkan 31 Desember 2014. Kenaikan terjadi karena realisasi yang signifikan pada Pendapatan PNBP Lainnya. Kenaikan yang signifikan per 31 Desember 2015 pada pendapatan PNBP lainnya berasal dari pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah, pendapatan anggaran lain-lain dan pendapatan jasa pelayanan tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan dan teknologi. Realisasi yang signifikan yaitu pada pendapatan jasa pelayanan tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan dan teknologi di Satker Pusfatekgan sebesar
Rp187.900.355.770,
pendapatan
denda
keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pemerintah sebesar Rp16.420.606.075 terdiri dari Satker Pustekroket sebesar Rp103.622.346, Satker Pustekbang sebesar Rp16.026.817.661, Satker Biro Umum sebesar Rp77.112.238, Satker Pustekdata sebesar Rp85.942.542, Satker Parepare sebesar Rp79.547.750, Satker Pussainsa sebesar Rp6.132.805 dan Satker PSTA sebesar Rp41.430.733 dan realisasi pendapatan anggaran lain-lain sebesar Rp843.337.150 terdiri dari Satker Pustekroket sebesar Rp470.288.720, Satker Pustekbang sebesar Rp191.500.000, Satker Parepare sebesar Rp179.928.326, Satker Biro Umum sebesar Rp1.250.000, Satker
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 47 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Pustekdata sebesar Rp370.103 dan Satker Pusfatja sebesar Rp 1. Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian
REALISASI 31 DESEMBER 2015
Pendapatan PNBP Lainnya Pendapatan BLU
REALISASI 31 DESEMBER 2014
106.332.516.015 187.900.355.770 294.232.871.785
Jumlah
NAIK (TURUN) %
2.681.264.226 7.931.432.138 10.612.696.364
3.865,76 2.269,06 2.672,46
Rincian Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 URAIAN
31 Desember 2015
(TURUN)
1. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya
67.378.075
363.430.000
2. Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin
53.500.000
-
3. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan
8.452.455
9.172.068
4. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN
2.500.000
-
100,00
5. Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)
(81,46)
100,00
(7,85)
1.611.003
1.422.462
13,25
6. Pendapatan Hasil Denda dan Sebagainya
-
6.632.142
0,00
7. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
16.420.606.075
1.960.443.198
737,60
10.550.000
-
100,00
9. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL
319.541.406
193.001.204
65,56
10. Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL
246.419.068
-
100,00
88.349.036.450
-
100,00
-
65.661.900
100,00
8. Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non Bendahara
11.Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 12.Penerimaan Kembali Belanja LianLain TAYL 13.Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji
9.584.333
3.760.336
100,00
843.337.150
77.740.916
984,80
15. Pendapatan Jasa Pelayanan Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi
187.900.355.770
7.931.432.138
2.269,06
Jumlah
294.232.871.785
10.612.696.364
2.672,46
14. Pendapatan Anggaran Lain-lain
Realisasi Belanja
NAIK
31 Desember 2014
B.2. Belanja
Negara Rp695.275.761.854
Realisasi belanja LAPAN pada 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp695.275.761.854 atau sebesar 79,16% dari anggaran belanja sebesar Rp878.339.699.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 48 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja 31 Desember 2015 2015 Uraian
Anggaran
% Realisasi Anggaran
Realisasi
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total Belanja Kotor
144.185.826.000 425.001.136.000 309.152.737.000 878.339.699.000
128.150.188.241 271.056.029.725 296.926.842.948 696.133.060.914
Pengembalian Belanja Jumlah
878.339.699.000
695.275.761.854
88,88 63,78 96,05 79,26
857.299.060 79,16
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
450,000,000,000 400,000,000,000 350,000,000,000 300,000,000,000 250,000,000,000 200,000,000,000 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000 Belanja Pegawai
Belanja Barang
Anggaran
Belanja Modal
Realisasi
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program pada 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Kode
Uraian Program
082.01.
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainny a Lapan
301.482.901.000
154.789.169.110
51,34
082.06
Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
576.856.798.000
541.343.891.804
93,84
878.339.699.000
696.133.060.914
79,26
Jumlah
Anggaran
Realisasi Belanja
(% )
Dibandingkan dengan 31 Desember 2014, Realisasi Belanja pada 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,80% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan terdapat pada realisasi belanja barang.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 49 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Perbandingan realisasi Belanja 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian
REALISASI 31 DESEMBER 2015
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Total Belanja Kotor Pengembalian Belanja Jumlah
Belanja Pegawai
128.150.188.241 271.056.029.725 296.926.842.948 696.133.060.914 857.299.060 695.275.761.854
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) % 5,51 59,43 (25,61) 0,80
121.452.183.574 170.011.973.511 399.140.284.845 690.604.441.930 510.314.659 690.094.127.271
0,80
B.3 Belanja Pegawai
Rp128.005.494.492
Realisasi belanja pegawai 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah
masing-masing
sebesar
Rp128.005.494.492
dan
Rp121.136.986.974. Realisasi belanja pegawai per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 5,67% dari 31 Desember 2014. Kenaikan yang signifikan terdapat pada belanja uang lembur. Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Belanja Uang Lembur Belanja Tunj. Khusus &Transito Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
Belanja Barang
REALISASI 31 DESEMBER 2015 83,340,997,884 553,693,300 44,255,497,057 128,150,188,241 144,693,749 128,005,494,492
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
77,418,735,526 363,956,750 43,669,491,298 121,452,183,574 315,196,600 121,136,986,974
7.65 52.13 1.34 5.51 5.67
B.4 Belanja Barang
Rp270.387.655.726
Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah
masing-masing
sebesar
Rp270.387.655.726
dan
Rp169.816.855.452. Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015 mengalami kenaikan 59,22% dari Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2014. Kenaikan realisasi belanja barang yang signifikan terdapat pada belanja barang BLU yaitu belanja penyediaan barang dan jasa BLU lainnya. Pada realisasi belanja barang terdapat perubahan nilai dari unaudited ke audited 2015 yaitu karena adanya pengesahan belanja hibah sebesar Rp 650.960.419. Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel berikut ini:
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 50 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Perbandingan Belanja Barang 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian
REALISASI 31 DESEMBER 2015
Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Barang Persediaan Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dalam Negeri Belanja Perjalanan Luar Negeri Belanja Barang BLU Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda
57.849.018.797 30.916.772.222 26.081.408.703 41.009.069.455 19.498.119.355 25.833.954.075 3.795.810.774 64.886.590.344
Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Barang
Belanja Modal
NAIK (TURUN) %
22.577.092.282 64.605.697.469 25.449.540.012 14.912.772.719 28.734.111.939 5.534.769.146 7.781.989.944
156,23 (52,15) 100,00 61,14 30,75 (10,09) (31,42) 733,80
1.160.986.000
416.000.000
179,08
24.300.000 271.056.029.725 668.373.999
0 170.011.973.511 195.118.059
59,43
270.387.655.726
Jumlah
REALISASI 31 DESEMBER 2014
169.816.855.452
59,22
B.5 Belanja Modal
Rp296.882.611.636
Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp296.882.611.636 dan Rp399.140.284.845. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi Belanja Modal pada TA 2015 mengalami penurunan sebesar 25,62% dibandingkan TA 2014 disebabkan oleh turunnya belanja modal peralatan dan mesin. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 Uraian
REALISASI TA. 2015
Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Lainnya Belanja Modal BLU Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Jumlah
Belanja Modal
REALISASI TA 2014
NAIK (TURUN) %
1.797.006.960
-
100
230.313.312.921
360.284.582.413
(36,07)
34.050.253.407
15.909.496.463
1.207.123.500 29.441.626.160 117.520.000 296.926.842.948 44.231.312 296.882.611.636
731.433.900 22.074.572.069 140.200.000 399.140.284.845 0 399.140.284.845
114,02 65,04 33,37 (16,18)
(25,62)
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Tanah Rp1.797.006.960
Realisasi Belanja Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 1.797.006.960,00 dan Rp0. Realisasi Belanja Modal Tanah 31 Desember 2015 mengalami kenaikan 100% dari Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2014. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 tidak terdapat realisasi belanja modal tanah. Rincian Belanja Modal Tanah disajikan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 51 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
tabel berikut ini : Perbandingan Belanja Modal Tanah 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 REALISASI 31 DESEMBER 2015
Uraian Belanja Modal Tanah Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
Belanja Modal
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
1,797,006,960 1,797,006,960 1,797,006,960
0 0 0 -
100.00 100.00 100.00
B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin Rp230.313.312.921
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan
per
31
Desember
2014
masing-masing
adalah
sebesar
Rp230.313.312.921 dan Rp360.284.582.413. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 36.07% bila dibandingkan dengan realisasi belanja modal peralatan dan mesin per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena turunnya belanja modal perencanaan dan pengawasan peralatan dan mesin. Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 REALISASI 31 DESEMBER 2015
Uraian Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal bahan Baku Peralatan dan Mesin Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Peralatan dan Mesin Belanja Modal Pemasangan Perlatan dan Mesin Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
Belanja Modal
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
119,176,576,996
105,812,896,013
12.63
100,575,445,325
166,515,150,000
(39.60)
400,000,000
87,923,878,000
(99.55)
4,632,750,000
0
100.00
32,658,400
16,828.39
360,284,582,413
(36.07)
5,528,540,600 230,313,312,921 230,313,312,921
360,284,582,413
(36.07)
B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan Rp34.006.022.095
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan
per
31
Desember
2014
masing-masing
sebesar
Rp34.006.022.095 dan Rp15.909.496.463. Realisasi Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 113,75% dibandingkan Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang signifikan pada belanja penambahan nilai gedung dan bangunan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 52 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 REALISASI 30 NOPEMBER 2015
Uraian
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Gedung dan Bangunan Belanja Modal Perjalanan Gedung dan Bangunan Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
Belanja Modal
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
10,395,851,000
11,684,622,485
(11.03)
24,650,000
13,700,000
79.93
-
18,552,000
(100.00)
92,338,400 23,537,414,007 34,050,253,407 44,231,312 34,006,022,095
4,192,621,978 15,909,496,463
461.40 114.02
15,909,496,463
113.75
B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp1.207.123.500
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015
dan
per
31
Desember
2014
masing-masing
sebesar
Rp1.207.123.500 dan Rp731.433.400. Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 65,04% dibandingkan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang signifikan pada realisasi belanja penambahan nilai jalan dan jembatan. Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian
REALISASI 31 DESEMBER 2015
Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan Belanja Penambahan Nilai Jaringan Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
Belanja Modal
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
1,009,826,500
270,058,400
273.93
197,297,000 1,207,123,500
461,375,000 731,433,400
(57.24) 65.04
1,207,123,500
731,433,400
65.04
B.5.5 Belanja Modal Lainnya
Lainnya Rp29.441.626.160
Realisasi Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp29.441.626.160 dan Rp22.074.572.069. Realisasi Belanja Modal Lainnya 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 33,37% dibandingkan Belanja Modal Lainnya 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan pada 31 Desember 2015 tidak terdapat belanja penambahan nilai aset tetap lainnya dan/atau aset lainnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 53 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 REALISASI 31 DESEMBER 2015
Uraian
Belanja Modal BLU
Belanja Modal Lainnya
20,054,169,007
Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya dan/Atau Aset Lainnya Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
9,387,457,153 29,441,626,160 29,441,626,160
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
22,074,572,069
22,074,572,069 22,074,572,069
(9.15)
100.00 33.37 33.37
B.5.6 Belanja Modal BLU
Rp117.520.000
Realisasi Belanja modal BLU per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember
2014
masing-masing
sebesar
Rp117.520.000
dan
Rp140.200.000. Realisasi Belanja modal BLU 31 Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 16,18% dibandingkan Belanja modal BLU 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan turunnya realisasi belanja modal peralatan dan mesin BLU. Perbandingan Realisasi Belanja Modal BLU 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian
Belanja Modal Peralatan Mesin BLU Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Jumlah
Catatan Atas Laporan Keuangan
REALISASI 31 DESEMBER 2015
REALISASI 31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN) %
117,520,000 117,520,000
140,200,000 140,200,000
(16.18) (16.18)
117,520,000
140,200,000
(16.18)
Halaman - 54 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 31
Pengeluaran Rp140.563.729
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp140.563.729 dan Rp94.072.431 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian kas di bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran Keterangan Uang Tunai Jumlah
TA 2015
TA 2014
Rp
140,563,729
Rp
94,072,431
Rp
140,563,729
Rp
94,072,431
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp140.563.729 merupakan saldo sisa UP/TUP yang belum disetor pada satker Biro Renor sebesar Rp 140.563.729. Tanggal penyetoran adalah tanggal 04 Januari 2016 (SSBP terlampir). Kas Lainnya dan
C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas
Setara Kas Rp95.993.535
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp95.993.535 dan Rp246.976.457. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Keterangan
TA 2015
TA 2014
Jasa Giro yang belum di setor ke kas negara
Rp
1.301.014
Rp
Pajak PPh yang Belum Disetor Pengembalian Belanja belum disetor ke kas negara (berupa honor)
Rp
70.747.365
Rp
434.440
Rp
1.995.000
Rp
246.310.967
Belanja pegawai, honor yang belum dibagikan ke pegawai
Rp
-
Rp
-
LS bendahara berupa perjalanan dinas
Rp
-
Rp
-
Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah
Rp
3.143.698
Rp
-
Utang pengembalian PPN
Rp
18.806.458
Rp
-
Rp
95.993.535
Rp
246.976.457
Jumlah
Catatan Atas Laporan Keuangan
231.050
Halaman - 55 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
dapat dilihat pada tabel di
bawah ini : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Per Satker No 1 2 3 4 5 6 7
Kas Pada BLU
Satker
Kode
Pusfatekgan Biro KSH Pusjigan LPA Kototabang BPPR Pameungpeuk Pustekbang Pusfatja Total
Saldo (Rp)
Uraian Utang Honor Jasa Giro Jasa Giro
672817 666121 653483 650168
18,806,458 1,995,000 1,129,952 171,062
524376 652673 652652
9,395,443 pajak 61,351,922 pajak 3,143,698 hibah 95,993,535
Penjelasan Nominal (Rp) 18,806,458 1,995,000 1,129,952 171,062 9,395,443 61,351,922 3,143,698 95,993,535
C.3 Kas Pada Badan Layanan Umum
Rp125.804.257.421
Saldo Kas pada Badan Layanan Umum per tanggal 31 Desember 2015
dan
31
Desember
2014
masing-masing
sebesar
Rp125.804.257.421 dan Rp 2.908.011.995 yang merupakan kas pada satuan kerja BLU Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara LAPAN. Penjelasan kas pada Badan Layanan Umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Saldo Kas Akhir Tahun 2014 menurut SAK a. kas pada badan layanan umum b. giro - operasional c. giro - dana kelolaan d. deposito Tambah: a. Belanja yang belum disahkan b. belanja untuk keperluan BIG yang belum ada MAK- nya
Kurang: a. Utang setor pajak Kementerian Dalam Negeri b. Utang Pengembalian atas pungutan PPN PLTM c. Selisih saldo awal tahun 2011 d. Utang setoran pajak honorarium bendahara penerimaan dr bln okt-des 2015
18,709,902 125,602,964,213 197,589,348 0 125,819,263,463 4,360,000 2 4,360,002
(17,866,958) (785,000) (559,587) (154,500) (19,366,044) 125,804,257,421
Piutang Bukan Pajak Rp498.773.542
C.4
Piutang Bukan Pajak
Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp498.773.542 dan Rp0
Piutang bukan
pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan dan belum diselesaikan pembayaran atau serah terimanya pada akhir tahun anggaran per tanggal neraca.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 56 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Piutang Bukan Pajak pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang merupakan piutang TA 2015, nilai piutang bukan pajak per 31 Desember 2015. Rincian piutang bukan pajak per Eselon I dapat dilihat di bawah ini. Rincian Piutang Bukan Pajak per Eselon I No. 1
Unit Eselon I
Jumlah
LAPAN
Rp498,773,542 Jumlah
Rp498,773,542
Sedangkan mutasi piutang pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Saldo per 31 Desember 2014
Rp0
Mutasi tambah: - Piutang pengembalian belanja
Rp498.773.542
Mutasi kurang: - Pelunasan TA 2015
Rp0
Saldo per 31 Desember 2015
Rp498.773.542
Mutasi penambahan dan pengurangan dapat dijelaskan sebagai berikut: - Mutasi tambah sebesar Rp498.773.542 terdapat pada Satker Pustekbang terdiri dari kekurangan volume pembangunan sarana parkir dan kantin a.n PT. Mentari Putri Persada sebesar Rp70.095.593,
dan
kekurangan
pembangunan
gedung
terowongan angin untuk desain center CV. Bani Jaya Bersaudara sebesar Rp327.714.313 masing-masing setoran tanggal 18 Januari 2016 (dokumen terlampir) serta kekurangan volume pembangunan gedung
hanggar
a.n
CV.
Nusantara
Perkasa
sebesar
Rp100.963.636. Setoran tanggal 22 Januari 2016 (dokumen terlampir). Piutang dari Kegiatan
C.5 Piutang dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum
Operasional BLU Rp157.853.200
Piutang Bukan Pajak BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember
2014
masing-masing sebesar
Rp157.853.200
dan
Rp267.184.074 yang merupakan semua hak atau klaim pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada akhir tahun anggaran.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 57 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Piutang dari kegiatan Operasional BLU Keterangan
TA 2015
TA 2014
Pemerintah Kabupaten Maros
Rp
144,000,000 Rp
144,000,000
Dinas Bina Marga kab. Serdang Bedagai
Rp
- Rp
123,184,074
Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian
Rp
7,500,000 Rp
-
PT. Lobo Resources
Rp
6,353,200 Rp
-
Rp
157,853,200 Rp
267,184,074
Jumlah
Sedangkan mutasi piutang per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Saldo per 31 Desember 2014
Rp
267,184,074
Rp
13,853,200
- pelunasan piutang
Rp
(123,184,074)
Saldo per 31 Desember 2015
Rp
157,853,200
Mutasi tambah: - Piutang Jasa Layanan Mutasi kurang:
Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU Rp0
C.6
Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp3.027.309. Perbandingan Piutang dari kegiatan non operasional BLU per 31 Desember 2015 dengan per 31 Desember 2014 dapat diihat pada Tabel berikut : Perbandingan Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU Uraian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU Total
TA 2015
TA 2014
%
Rp
-
Rp
3.027.309
-100,00%
Rp
-
Rp
3.027.309
-100,00%
Piutang dari kegiatan non operasional BLU merupakan klaim atas pendapatan yang belum diterima oleh BLU dari kegiatan yang bukan bisnis utama BLU. Piutang lain-lain terdiri atas Piutang bunga. Per 31 Desember 2015 adalah Rp0. Sejak tanggal 17 April 2015, BLU
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 58 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
tidak memiliki akun deposito. Rincian Piutang dari kegiatan non operasional BLU per-eselon I dapat dilihat pada Tabel berikut : Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per-Eselon 1 Kode 082
Uraian Eselon I
TA 2015 Rp
LAPAN Total
Bagian Lancar
C.7
Bagian
TA 2014 -
Rp
Lancar
-
Tagihan
Rp
3.027.309
Rp
3.027.309
Tuntutan
Perbendaharaan/
Tagihan TP/TGR Rp0
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp37.200.000 Bagian Lancar TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang. Pada periode 31 Desember 2015 tidak terdapat saldo bagian lancar tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi. Rincian Bagian Lancar TP/TGR Uraian Eselon I
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar Rp147.166.688
TA 2015
an. Malik Ibrochim
Rp
Jumlah
Rp
TA 2014 -
Rp
37,200,000
Rp
37,200,000
C.8 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31 Desember
2015
dan
31
Desember
2014
adalah
sebesar
Rp147.166.688 dan Rp148.351.057. Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Lancar pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 59 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar Kualitas Piutang
Nilai Piutang Lancar
% Penyisihan
Nilai Penyisihan
Piutang Bukan Pajak Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
498.773.542 498.773.542
0,50% 10% 50% 100%
2.493.868 2.493.868
7.500.000 6.353.200 144.000.000 157.853.200
0,50% 10% 50% 100%
37.500 635.320 144.000.000 144.672.820
Piutang dari Kegiatan Ops BLU Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Jumlah Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak Rp2.493.868
656.626.742
147.166.688
C.8.1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang bukan pajak per 31 Desember
2015
Rp2.493.868
dan
dan
2014
Rp0
adalah
yang
masing-masing
merupakan
sebesar
estimasi
atas
ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih – piutang bukan pajak per Eselon I : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak No
Kualitas
1 Lancar
3 Total
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bag. Lancar TP/TGR Rp0
Jumlah Debitur
Nilai Piutang
Penyisihan
Rp
498,773,542
Rp
498,773,542
0,5%
Nilai Penyisihan
Rp
2,493,868
Rp
2,493,868
C.8.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih -Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan
/
Tuntutan
Ganti
Rugi
(TP/TGR) Saldo Penyisihan piutang tak tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp3.720.000 yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Pada periode 31 Desember 2015 tidak terdapat saldo Penyisihan piutang tak
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 60 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
tertagih bagian lancar tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi. Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang dari
C.8.3 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang dari Kegiatan Operasional BLU
Kegiatan
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang dari Kegiatan
Operasional BLU
Operasional BLU per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-
Rp 144.672.820
masing sebesar Rp144.672.820 dan Rp144.615.920 yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dari Kegiatan Operasional BLU : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang dari Kegiatan Operasional BLU No.
Debitur
Kualitas
Nilai
Penyisihan
Nilai Penyisihan
1
Pemerintah Kab. Maros
Macet
Rp
144,000,000
100%
Rp
144,000,000
2
Ditjen Perkebunan Kementeriaan pertanian
Lancar
Rp
7,500,000
0.5%
Rp
37,500
3
PT. Lobo Resources
kurang lancar
Rp
6,353,200
10%
Rp
635,320
Jumlah
Rp
157,853,200
Rp
144,672,820
Jumlah
Kualitas piutang tak tertagih yang dinyatakan macet dikarenakan satu bulan setelah diberikan surat tagihan ketiga belum dilakukan pelunasan sampai tanggal neraca. Satker Pusfatekgan bersama-sama dengan Tim TPKN LAPAN akan mengupayakan untuk menemui Pemerintah Kabupaten Maros terkait pelunasan piutang pada Tahun 2016. Penyisihan Piutang Tidak Teratagih Dari Kegiatan Non
C.8.4 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU
Operasional BLU
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dari Kegiatan Non Operasional
Rp0
BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp 15.137. Saldo penyisihan piutang tak tertagih dari kegiatan non opersaional BLU per 31 Desember 2015 adalah Rp0 yang merupakan estimasi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 61 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
atas ketidaktertagihan piutang bunga deposito. Hal ini disebabkan sejak tanggal 17 April 2015 deposit sebesar Rp1.200.000.000 telah dicairkan. Belanja Dibayar Dimuka Rp10.527.120.568
C.9
Belanja Dibayar Dimuka
Belanja dibayar dimuka per tanggal 31 Desember 2015
dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp10.527.120.568 dan Rp14.478.395.210 yang merupakan pengeluaran satuan kerja atau pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening kas umum negara dan membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja atau pemerintah. Rincian Belanja Dibayar Dimuka No
1.
Uraian
Belanja Dibayar Dimuka
Total
31 Des 2015
31 Des 2014
Kenaikan/Penurunan
Rp
10.527.120.568
Rp
14.478.395.210
Rp
(3.951.274.642)
Rp
10.527.120.568
Rp
14.478.395.210
Rp
(3.951.274.642)
Penjelasan Belanja Dibayar Dimuka dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut : 1. Satker
Pusteksat:
Terdapat
perjanjian
nomor
Sperjan/629/VIII/2009 antara LAPAN dengan Antrix atas peluncuran 2 (dua) buah satelit yaitu satelit A2 dan A3. Pada tanggal 29 September 2015 baru 1 (satu) buah satelit yaitu satelit A2 telah diluncurkan sedangkan satelit A3 baru akan diluncurkan pada bulan April Tahun 2016. Sampai saat ini pada Satker Pusteksat masih terdapat Belanja Dibayar Dimuka (Prepaid) pada neraca dengan nilai kontrak 1.1 Milion Euros dalam 1 (satu) paket. Rincian belanja dibayar dimuka pada satker Pusteksat dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Rincian Belanja Dibayar Dimuka Satker Pusteksat Jangka waktu pembayaran / termin 1
Total
%
Nilai (dalam Euro)
Nilai (dalam Rp)
Ket
10% €
110,000
Rp
1,522,970,900
Realiasi TA 2009 pada anggaran Babun
2
20% €
220,000
Rp
2,752,079,000
Realiasi TA 2010 pada anggaran Pusteksat
3
70% €
770,000
Rp
9,161,698,700
Realiasi TA 2011 pada anggaran Pusteksat
100% €
1,100,000
Rp
13,436,748,600
Dokumen terkait terlampir.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 62 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Atas jasa peluncuran tersebut telah diluncurkan satelit A2 tanggal 28 September 2015 sehingga terdapat pengurangan sebesar Rp6.621.006.557. Untuk itu masih terdapat sisa sebesar Rp6.815.742.043 atas jasa peluncuran satelit satelit A3 yang direncanakan akan diluncurkan tahun 2016.
2. Satker Pustekbang : Terdapat bahan Praktikum dan Komponen LSA-02 di TU Berlin sebesar € 233.766,75 atau setara dengan Rp3.711.378.525 yang belum terealisasi.
Persediaan
C.10
Persediaan
Rp49.622.817.624
Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 masing-masing
adalah
sebesar
dan 31 Desember 2014 Rp49.622.817.624
dan
Rp43.701.664.122. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Persediaan No.
Uraian
31 Des 2015
31 Des 2014
1
Barang Konsumsi
Rp
2,430,008,717
Rp
2,108,891,175
2
Bahan Untuk Pemeliharaan
Rp
186,513,770
Rp
153,471,316
3
Suku Cadang
Rp
9,307,407,629
Rp
7,144,140,145
4
Pita Cukai, Materai dan Leges
Rp
-
Rp
-
5
Barang Persedian Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
Rp
77,584,264
Rp
94,112,264
6
Bahan Baku
Rp
35,208,938,055
Rp
32,528,395,872
7
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
Rp
-
Rp
-
8
Persediaan lainnya
Rp
2,412,365,189
Rp
1,672,653,350
Rp
49,622,817,624
Rp
43,701,664,122
Jumlah
Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak dan usang pada satker Pustekroket sebesar Rp31.455.000 terdiri dari:
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 63 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
1. Kondisi rusak sebesar Rp7.140.000
2. Kondisi usang sebesar Rp24.315.000 Persediaan BLU
C.11
Persediaan BLU
Rp443.677.142
Persediaan BLU per 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014
masing-masing adalah sebesar Rp443.677.142 dan Rp434.990.039. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut : Rincian Persediaan BLU No.
Uraian
31 Desember 2015
31 Desember 2014
1
Barang Konsumsi
Rp
387.991.312
Rp
338.367.913
2
Bahan Untuk Pemeliharaan
Rp
1.070.000
Rp
3.207.000
3
Pita Cukai, Materai dan Leges
Rp
-
Rp
2.700.000
4
Barang Persedian Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
Rp
48.615.830
Rp
84.715.126
5
Bahan Baku
Rp
6.000.000
Rp
6.000.000
Rp
443.677.142
Rp
434.990.039
Jumlah
Terdapat persediaan usang sebesar Rp560.000.
Piutang Tagihan
C.12 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
TP/TGR Rp64.586.900
(TP/TGR) Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masingmasing sebesar Rp64.586.900 dan Rp2.896.717.061. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya. Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 64 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
adalah sebagai berikut: Rincian Tagihan TP/TGR No. 1
Nama a.n Malik Ibrochim Jumlah
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp
64,586,900
Rp
64,586,900
2,896,717,061 Rp
2,896,717,061
Sedangkan mutasi untuk tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini. Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014
Rp
2,896,717,061
- bagian lancar
Rp
37,000,000
- masuk ke piutang jk panjang
Rp
(2,665,830,161)
- setoran semester I
Rp
(192,100,000)
- PT. Karya Putri Bungsu
Rp
(1,250,000)
- PT. Ina Intitara Bahtera
Rp
(1,250,000)
- PT. Ina Intitara Bahtera
Rp
(1,250,000)
- PT. Karya Putri Bungsu
Rp
(1,250,000)
- TGR a.n Malik Ibrochim, ST
Rp
(6,200,000)
Saldo per 31 Desember 2015
Rp
64,586,900
Mutasi tambah: Mutasi kurang:
Piutang Jangka
C.13 Piutang Jangka Panjang Lainnya
Panjang Lainnya Rp2.665.830.161
Nilai piutang jangka panjang lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp2.665.830.161 dan Rp0. Rincian piutang jangka panjang lainnya per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut : Rincian piutang jangka panjang lainnya No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama PT. Cilungup Indah Serasi CV. Surya Fadilah PT. Centra Block PT. Idee Murni Pratama PT. Karya Putri Bungsu CV. Kurnia Abadi PT. Ina Intitara Bahtera PT. Ina Intitara Bahtera PT. Karya Putri Bungsu PT. Ferdian Putra Sejati PT. Kartatang PT. Nami Jaya Sejahtera a.n Malik Ibrochim Jumlah
31 Desember 2015 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
370,046,838 218,982,148 41,110,000 1,322,786,826 11,970,537 64,098,635 18,914,697 10,458,704 5,935,053 568,134,979 33,391,744 2,665,830,161
31 Desember 2014 Rp
-
Daftar rincian piutang jangka panjang lainnya per tanggal 31 Desember 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 65 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Piutang Jangka Panjang Lainnya No
1
2
Satker
Debitur
Pustekroket
PT. Cilungup Indah Serasi
Macet
370,046,838
CV. Surya Fadilah
Macet
218,982,148
Biro Umum
Kualitas
Nilai Piutang (Rp)
PT. Centra Macet Block PT. Idee Murni Macet Pratama
41,110,000 1,322,786,826
PT. Karya Putri Krg Lancar Bungsu
11,970,537 64,098,635
3
Pusfatja
CV. Kurnia Abadi
4
Pustekbang
PT. Ina Intitara Krg Lancar Bahtera
18,914,697
PT. Ina Intitara Krg Lancar Bahtera
10,458,704
Macet
PT. Karya Putri Krg Lancar Bungsu PT. Ferdian Krg Lancar Putra Sejati PT. Kartatang
5,935,053 568,134,979
Krg Lancar
33,391,744
Total
2,665,830,161
Sedangkan mutasi untuk piutang jangka panjang lainnya dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini. Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014
Rp
-
Mutasi tambah: - masuk ke piutang jangka panjang lainnya
Rp
2,665,830,161
Rp
2,665,830,161
Mutasi kurang: Saldo per 31 Desember 2015
Penyisihan Piutang Tak Tertagih — Piutang Jangka Panjang Rp2.114.198.469
C.14 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp2.114.198.469 dan Rp1.984.022.716. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TPA. Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 66 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang Nilai Piutang Jk Panjang
Kualitas Piutang
% Penyisihan
Nilai Penyisihan
Tagihan TP/TGR Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
64,586,900 64,586,900
0.50% 10% 50% 100%
32,293,450 32,293,450
648,805,714 2,017,024,447 2,665,830,161 2,730,417,061
0.50% 10% 50% 100%
64,880,572 2,017,024,447 2,081,905,019 2,114,198,469
Piutang Jangka Panjang Lainnya Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Jumlah
Penyisihan Piutang
C.14.1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Tagihan Tuntutan
tak Tertagih -
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Tuntutan Perbendaharaan
Saldo
Penyisihan
Piutang
tak
Tertagih
Tagihan
Tuntutan
Rp32.293.450
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp32.293.450 dan Rp1.984.022.716, yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TP/TGR. Berikut disajikan perhitungan Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) untuk masing-masing debitur : Rincian Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) No
Satker
Debitur
Kualitas
a.n Malik Ibrochim Diragukan Total
Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)
64,586,900
50.0%
32,293,450
64,586,900
32,293,450
Penjelasan kualitas piutang TP/TGR adalah sebagai berikut : -
TGR a.n Malik Ibrochim,ST dimasukkan kedalam kategori diragukan karena tercantum pada SKTJM bahwa akan mulai mencicil dalam waktu 24 bulan terhitung mulai Desember 2014 sampai dengan November 2016. Namun sampai dengan 31 Desember 2015 baru membayar 3 (tiga) kali cicilan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 67 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Penyisihan Piutang Tak Tertagih —
C.14.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang Lainnya
Piutang Jangka Panjang Lainnya Rp2.081.905.019
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang lainnya per 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp2.081.905.019 dan Rp0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang lainnya merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TPA. Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang lainnya untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut: Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang Lainnya No
1
2
Satker
Debitur
Pustekroket
PT. Cilungup Indah Serasi
Macet
370,046,838
100%
370,046,838
CV. Surya Fadilah
Macet
218,982,148
100%
218,982,148
41,110,000
100%
41,110,000
Biro Umum
Kualitas
PT. Centra Macet Block PT. Idee Murni Macet Pratama
Penyisihan
Nilai Penyisihan (Rp)
1,322,786,826
100%
1,322,786,826
PT. Karya Putri Kurang lancar Bungsu
11,970,537
10%
1,197,054
64,098,635
100%
64,098,635
3
Pusfatja
CV. Kurnia Abadi
4
Pustekbang
PT. Ina Intitara Kurang lancar Bahtera
18,914,697
10%
1,891,470
PT. Ina Intitara Kurang lancar Bahtera
10,458,704
10%
1,045,870
Macet
PT. Karya Putri Kurang lancar Bungsu PT. Ferdian Kurang lancar Putra Sejati PT. Kartatang
5,935,053
10%
593,505
568,134,979
10%
56,813,498
33,391,744
10%
3,339,175
Kurang lancar
Total
Tanah
Nilai Piutang (Rp)
2,665,830,161
2,081,905,019
C.15 Tanah
Rp277.038.353.942
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) per 31 Desember 2015 31
Desember
2014
adalah
masing-masing
dan sebesar
Rp277.038.353.942 dan Rp275.246.835.716. Kuantitas tanah yang dimiliki LAPAN per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing seluas 3.821.407 m2 dan 3.825.691 m2.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 68 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Mutasi nilai Tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - saldo awal - penyelesaian pembangunan dengan KDP
Rp
275,246,835,716
Rp Rp
1,978,944,760 1,796,330,000
Mutasi kurang: - koreksi pencatatan - transfer keluar
Rp Rp
(1,978,944,760) (4,811,774)
Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Rp Rp Rp
277,038,353,942 277,038,353,942
Mutasi transaksi penambahan tanah berupa: a. Penambahan dari saldo awal sebesar Rp1.978.944.760 dengan luas 111.217 m2 merupakan koreksi saldo awal pada satker BPPR Pameungpeuk. b. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP sebesar Rp1.796.330.000 dengan luas 10.306 m2 pada satker Biro Umum.
Mutasi transaksi pengurangan tanah berupa: a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp1.978.944.760 dengan luas 111.217 m2 merupakan koreksi pencatatan pada satker BPPR Pameungpeuk. b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp4.811.774 dengan luas 14.590 m2 merupakan transfer keluar dari satker LPA Kototabang ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Terdapat permasalahan berupa tanah yang dikuasai/ditatausahakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu: Rincian Permasalahan Tanah No.
Uraian
1
Sengketa
2
Dikuasai pihak lain Jumlah
Catatan Atas Laporan Keuangan
Kuantitas (m2)
Nilai
500
tidak diketahui
16,611
tidak diketahui
17,111
Halaman - 69 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Sengketa Tanah seluas 500 m2 yang berlokasi di Jl.Cisadane sedang dalam proses pengajuan PK (Peninjauan Kembali) dan kajian ruislag dalam rangka pemutusan kontrak dengan PT. MSU.
Dikuasai pihak lain Tanah seluas ± 16.611 m2 (dari luas seluruhnya 55.370 m2) yang berlokasi di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk sudah dilakukan inventarisasi terhadap bangunan pihak ketiga yang menguasai sebagian Pulau Santolo dan telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Pemda setempat, TNI AU, POLRI, dan Pejabat daerah setempat.
Peralatan dan Mesin
C.16 Peralatan dan Mesin
Rp840.023.949.891
Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan
31
Desember
2014
adalah
Rp840.023.949.891
dan
Rp775.288.769.083. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - saldo awal - pembelian - transfer masuk - penyelesaian pemb dengan KDP - reklasifikasi masuk - reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap - pengembangan nilai aset - koreksi pencatatan nilai/kuantitas - penerimaan aset tetap renovasi - pengembangan melalui KDP
Rp
775,288,769,083
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
25,371,456,070 47,512,550,917 8,190,689,200 117,437,042,325 67,212,468,368 2,124,859,174 6,570,809,300 221,700,544 1,942,930,000 703,950,000
Mutasi kurang: - koreksi pencatatan nilai/kuantitas - koreksi pencatatan - transfer keluar - reklasifikasi keluar - penghentian aset dari penggunaan
Rp Rp Rp Rp Rp
(20,826,800) (34,986,351,017) (8,129,394,200) (164,563,398,721) (4,853,304,352)
Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Rp Rp Rp
840,023,949,891 (429,340,336,654) 410,683,613,237
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:
a. Penambahan
dari
saldo
awal
sebesar
Rp25.371.456.070
merupakan koreksi saldo awal yang terdiri dari satker Pusteksat sebesar
Rp25.057.905.070,
satker
Pustekbang
sebesar
Rp.204.265.000, satker Pustekroket sebesar Rp. 21.725.000, satker
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 70 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Biro Umum sebesar Rp54.810.000, satker PSTA sebesar Rp19.586.000 dan satker BPD Pontianak sebesar Rp13.165.000.
b. Penambahan dari pembelian Rp47.512.550.917 terdiri dari satker Biro Renor sebesar
Rp373.474.432,
satker Pusteksat sebesar
Rp6.351.961.000, satker Inspektorat sebesar Rp518.128.900, satker
Pusfatja sebesar Rp2.002.931.427, satker Pustekdata
sebesar
Rp9.083.001.709,
satker
Pustekbang
sebesar
Rp2.492.561.000, satker Pustekroket sebesar Rp7.605.848.050, satker Pusjigan sebesar Rp328.900.000, satker Biro Umum sebesar Rp2.766.506.900, satker
Biro KSH sebesar Rp1.650.743.939,
satker PSTA sebesar Rp2.791.337.323 satker BPD Pemeungpeuk sebesar
Rp821.310.000,
satker
Pussainsa
sebesar
Rp7.508.586.000, satker LPD Sumedang sebesar Rp273.550.000, satker BPD Watukosek sebesar Rp298.350.000, satker LPA Kototabang sebesar Rp705.537.787, satker sebesar
Rp96.700.000,
Rp1.083.727.450
dan
satker satker
BPD Pontianak
BPJ
Parepare
BPKWA
Biak
sebesar sebesar
Rp759.395.000.
c. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp8.190.689.200 terdiri dari satker Pusteksat sebesar Rp172.490.000 dari satker Pustekroket dan satker Biro Umum, satker Inspektorat sebesar Rp326.801.000 dari satker Biro Umum, satker Pusfatja sebesar Rp79.395.000 dari satker Pustekdata dan Pusfatekgan, satker Pustekdata sebesar Rp776.681.900 dari satker Biro Umum, Pusfatekgan, Pusfatja dan BPJ Pare-pare,
satker Biro Umum
sebesar Rp38.400.000 dari satker Pusteksat dan Inspektorat, satker Biro KSH sebesar Rp67.563.800 dari satker Biro Renor, satker PSTA sebesar Rp700.000 dari satker LPA kototabang, satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp149.700.000 dari satker Pusteksat, satker LPA Kototabang sebesar Rp125.360.000 dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan satker BPJ Parepare sebesar Rp6.453.597.500 dari satker Pustekdata.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 71 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP sebesar Rp117.437.042.325 terdiri dari satker Pustekroket Rp74.763.327.273, satker Pustekdata sebesar Rp6.053.280.000, satker Pustekbang sebesar Rp35.208.015.052, satker BPJ Parepare sebesar Rp1.412.420.000.
e. Penambahan
melalui
Rp67.212.468.368
reklasifikasi
terdiri
dari
satker
masuk
sebesar
Pusteksat
sebesar
Rp65.442.364.568, satker Biro Renor sebesar Rp67.563.800, satker PSTA sebesar Rp.30.850.000, satker BPJ parepare sebesar Rp1.662.120.000 dan satker BPKWA Biak sebesar Rp9.570.000.
f. Penambahan melalui reklasifikasi dari AL ke AT sebesar Rp2.124.859.174
terdiri
dari
satker
Pusfatja
sebesar
Rp2.120.014.174, satker Pustekbang sebesar Rp877.000 dan satker BPJ Parepare sebesar Rp3.968.000.
g. Penambahan
melalui
pengembangan
nilai
aset
sebesar
Rp6.570.809.300 terdiri dari pengembangan nilai aset pada satker Inspektorat
sebesar
Rp5.600.000,
satker
Pusfatja
sebesar
Rp132.000.000, satker Pustekdata sebesar Rp516.005.000, satker Pustekbang sebesar Rp2.288.410.000, satker Pustekroket sebesar Rp1.667.082.000, satker Biro KSH sebesar Rp185.100.000, satker PSTA
sebesar
Rp474.116.600,
Rp.1.294.485.700,00
dan
satker
satker
Pussainsa
sebesar
BPJ
Parepare
sebesar
Rp8.010.000. h. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar Rp.221.700.544 terdiri dari koreksi nilai/aset pada satker Pusfatja sebesar Rp.199.173.744, satker Biro KSH sebesar Rp1.700.000, dan satker BPD Watukosek sebesar Rp20.826.800. i. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi sebesar Rp1.942.930.000 pada satker BPJ Parepare. j. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar Rp703.950.000 terdiri dari pengembangan melalui KDP dari satker Pustekdata Rp.687.240.000, satker PSTA sebesar Rp.13.950.000, satker BPJ Parepare sebesar Rp2.760.000.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 72 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Mutasi transaksi pengurangan peralatan dan mesin berupa : a. Pengurangan
melalui
koreksi
pencatatan
sebesar
Rp34.986.351.017 yang terdiri dari satker Pustekroket sebesar Rp.34.787.177.273 dan satker Pusfatja sebesar Rp.199.173.744. b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp8.269.594.200 terdiri dari transfer keluar pada satker Biro Renor sebesar Rp67.563.800 ke satker Pustekdata, satker Pusteksat sebesar Rp178.150.000 ke satker BPPR Pameungpeuk dan Biro Umum, satker Inspektorat sebesar Rp9.950.000 ke Biro Umum, satker Pusfatja Rp196.216.900 ke satker Pustekdata, satker Pustekdata Rp6.468.342.500 ke satker Pusfatja dan BPJ Parepare, satker Pustekbang Rp.204.265.000,00 ke Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) dan satker Pustekroket sebesar Rp160.000.000 ke satker Pusteksat, satker Pusfatekgan sebesar Rp140.200.000 ke satker Pustekdata dan satker Pusfatja, satker Biro Umum sebesar Rp525.491.000 ke satker Inspektorat, satker Pustekdata dan satker Pusteksat, satker LPA Kototabang sebesar Rp700.000 ke satker PSTA dan satker BPJ Parepare sebesar Rp318.715.000 ke satker Pustekdata.
c. Pengurangan
melalui
reklasifikasi
keluar
sebesar
Rp164.563.398.721 merupakan reklasifikasi keluar pada satker Biro Renor sebesar Rp67.563.800, satker Pusteksat sebesar Rp162.793.294.921, satker PSTA sebesar Rp30.850.000, satker BPJ Parepare sebesar Rp1.662.120.000 dan satker BPKWA Biak sebesar Rp9.570.000.
d. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp4.853.304.352 pada satker Inspektorat sebesar Rp238.647.452, satker Pustekdata sebesar Rp30.076.200, satker Pustekbang Rp1.292.113.900, satker Pustekroket sebesar Rp564.642.000, satker Biro Umum Rp206.591.292, satker PSTA sebesar Rp233.412.000, BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.835.605.578, BPD Pontianak sebesar Rp133.409.800 dan satker BPJ Parepare sebesar Rp318.806.130.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 73 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
e. Pengurangan melalui koreksi nilai/kuantitas sebesar Rp20.826.800 pada satker BPD Watukosek. Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam tabel (terlampir) Peralatan dan
C.17 Peralatan dan Mesin BLU
Mesin BLU Rp2.426.290.176
Saldo aset tetap berupa peralatan dan mesin BLU per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp2.426.290.176 dan Rp2.355.485.911. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin BLU tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - pembelian - pengembangan nilai aset
Rp
2,355,485,911
Rp Rp
298,968,893 18,175,000
Mutasi Kurang - transfer keluar - penghentian aset dari penggunaan
Rp Rp
(140,200,000) (106,139,628)
Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku 31 Desember 2015
Rp Rp Rp
2,426,290,176 (1,635,624,977) 790,665,199
Sedangkan transaksi penambahan dan pengurangan peralatan dan mesin BLU adalah berupa: a.
Penambahan melalui pembelian sebesar Rp298.968.893.
b.
Penambahan
melalui
pengembangan
nilai
aset
sebesar
Rp18.175.000. c.
Pengurangan dari transfer keluar sebesar Rp140.200.000 merupakan
transfer
Rp64.650.000
terdiri
keluar dari
ke
satker
laptop
Pusfatja
sebesar
sebesar
Rp50.900.000
External/Portable Hardisk sebesar Rp8.000.000, Printer sebesar Rp4.400.000,
DVD Writer sebesar Rp1.350.000 dan transfer
keluar ke satker Pustekdata sebesar Rp75.550.000 terdiri dari server sebesar Rp56.800.000 dan laptop sebesar Rp18.750.000. d.
Pengurangan dari penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp106.139.628.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 74 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Gedung dan Bangunan
C.18 Gedung dan Bangunan
Rp227.028.505.154
Nilai gedung dan bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp227.028.505.154 dan Rp206.161.942.268. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - saldo awal - pembelian - transfer masuk - penyelesaian pembangunan dengan KDP - reklasifikasi masuk - pengembangan nilai aset - penerimaan aset tetap renovasi - pengembangan melalui KDP - koreksi pencatatan nilai/kuantitas
Rp
206,161,942,268
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
19,640,500 243,690,000 361,333,500 6,901,968,414 1,615,166,429 2,997,648,042 99,100,000 10,723,903,950 1,609,990,742
Mutasi kurang: - koreksi pencatatan nilai/kuantitas - transfer keluar - reklasifikasi keluar
Rp Rp Rp
(1,771,822,262) (318,890,000) (1,615,166,429)
Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Rp Rp Rp
227,028,505,154 (46,081,863,674) 180,946,641,480
Mutasi transaksi penambahan Gedung dan Bangunan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Penambahan melalui Saldo awal sebesar Rp19.640.500 merupakan koreksi saldo awal pada satker Biro Umum. b. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp243.690.000 terdiri dari satker Pusteksat sebesar Rp98.350.000 dan satker Pustekbang sebesar Rp145.340.000. c. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp361.333.500 terdiri dari satker Pustekdata sebesar Rp318.890.000 dari satker Pustekroket dan satker LPA Kototabang Rp42.443.500 dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP sebesar Rp6.901.968.414 terdiri dari satker Pustekroket sebesar Rp4.711.950.000, satker Biro Umum sebesar Rp1.047.743.414 dan satker Pussainsa sebesar Rp1.142.275.000. e. Penambahan Rp1.615.166.429
melalui terdiri
reklasifikasi dari
satker
masuk
sebesar
Pusteksat
sebesar
Rp1.444.828.429, satker LPD Sumedang sebesar Rp44.410.000 dan satker LPA Kototabang sebesar Rp125.928.000.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 75 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
f. Penambahan
melalui
Rp2.997.648.042
pengembangan
terdiri
dari
nilai
satker
aset
sebesar
Pusteksat
sebesar
Rp725.898.195, satker Pustekdata sebesar Rp693.277.747, satker Pustekbang sebesar Rp774.293.100, satker Pustekroket sebesar Rp287.313.000, satker Pusjigan sebesar
Rp90.350.000, satker
Pussainsa sebesar Rp188.215.000, satker LPA Kototabang sebesar Rp159.300.000 dan satker BPD Pontianak sebesar Rp79.001.000. g. Penambahan
melalui
penerimaan
aset
tetap
renovasi
sebesar Rp99.100.000 pada satker Pustekdata. h. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar Rp10.723.903.950
terdiri
dari
satker
Pustekdata
sebesar
Rp2.801.389.000, satker Pustekbang sebesar Rp1.307.457.000, satker Pustekroket sebesar Rp5.335.574.000, satker Biro Umum sebesar Rp318.068.500 dan satker BPJ Parepare
sebesar
Rp961.415.450. i. Penambahan
melalui
Rp1.609.990.742
terdiri
Rp1.560.531.242
dan
pencatatan
nilai/kuantitas
sebesar
dari
satker
Pustekdata
sebesar
satker
BPD
Pontianak
sebesar
Rp49.459.500.
Mutasi transaksi pengurangan Gedung dan Bangunan
dijelaskan
sebagai berikut : a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar Rp1.771.822.262
terdiri
dari
satker
Pustekdata
sebesar
Rp1.560.790.401 dan, satker Biro Umum sebesar Rp2.589.400, satker Pussainsa sebesar Rp44.769.539, satker BPJ Parepare sebesar Rp163.672.922. b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp318.890.000 pada satker Pustekroket ke satker Pustekbang. c. Pengurangan Rp1.615.166.429
melalui terdiri
reklasifikasi dari
satker
keluar
sebesar
Pusteksat
sebesar
Rp1.444.828.429, satker LPD Sumedang sebesar Rp.44.410.000 dan satker LPA Kototabang sebesar Rp125.928.000.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 76 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam tabel (terlampir).
Jalan, Irigasi dan
C.19 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jaringan Rp42.945.005.231
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015
dan
31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp42.945.005.231 dan Rp40.640.386.532. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut : Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - transfer masuk - reklas masuk - reklas dari aset lainnya ke aset tetap - pengembangan nilai aset - penghentian melalui KDP
Rp
40,640,386,532
Rp Rp Rp Rp Rp
671,788,211 451,579,800 315,000,000 197,297,000 1,256,792,988
Mutasi kurang: - koreksi pencatatan nilai/kuantitas - penghentian aset dari penggunaan
Rp Rp
(501,039,300) (86,800,000)
Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku 31 Desember 2015
Rp Rp Rp
42,945,005,231 (22,427,760,881) 20,517,244,350
Mutasi transaksi penambahan Jalan, Irigasi dan Jaringan dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp671.788.211 pada satker LPA Kototabang dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
b.
Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar Rp451.579.800 pada satker BPD Pontianak.
c.
Penambahan melalui reklas dari aset lainnya ke aset tetap sebesar Rp315.000.000 pada satker Pontianak.
d.
Penambahan
melalui
pengembangan
nilai
aset
sebesar
Rp197.297.000 pada satker Pustekroket.
e.
Penambahan
melalui
Rp1.256.792.988 Rp174.526.088
terdiri dan
pengembangan dari satker
KDP
sebesar
satker
Pustekdata
sebesar
BPD
Pontianak
sebesar
Rp1.082.266.900.
Mutasi transaksi pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan dijelaskan sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 77 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar Rp501.039.300 pada satker BPD Pontianak. b. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp86.800.000 terdiri dari satker Pustekbang sebesar Rp1.500.000 dan satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp85.300.000 Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam tabel (terlampir). Aset Tetap Lainnya
C.20
Aset Tetap Lainnya
Rp11.084.550.578
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp11.084.550.578 dan Rp26.229.186.179. Aset tetap tersebut berupa alat musik modern dan koleksi buku perpustakaan. Mutasi transaksi terhadap aset tetap lainnya pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut : Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - saldo awal - pembelian ATR - pembelian - penyelesaian pembangunan dengan KDP (ATR) - pengembangan nilai aset - koreksi pencatatan nilai/kuantitas
Rp
26,229,186,179
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
87,455,000 1,079,476,350 1,266,283,557 3,305,265,812 200,000 150,000
Mutasi kurang: - transfer keluar ATR - penghentian aset dari penggunaan - koreksi pencatatan - reklas keluar - penghentian aset dari penggunaan
Rp Rp Rp Rp Rp
(2,042,030,000) (10,000) (150,000) (18,813,321,520) (27,954,800)
Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Rp Rp Rp
11,084,550,578 (5,000,000) 11,079,550,578
Mutasi transaksi penambahan Aset Tetap Lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Penambahan melalui saldo awal sebesar Rp87.455.000 terdiri dari satker Pusfatja sebesar Rp16.880.000 dan satker Pustekroket sebesar Rp70.575.000.
b.
Penambahan melalui pembelian ATR sebesar Rp1.079.476.350 terdiri dari satker Pusfatja sebesar Rp99.100.000, satker Pustekdata sebesar Rp187.230.000, satker Biro Umum sebesar
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 78 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rp700.807.950 satker PSTA sebesar Rp92.338.400. c.
Penambahan melalui pembelian sebesar Rp1.266.283.557 terdiri dari satker Pusteksat sebesar Rp35.212.000, satker Pusfatja sebesar
Rp368.060.000,
satker
Pustekdata
sebesar
Rp196.265.730, satker Pustekbang sebesar Rp575.327, satker Pusjigan sebesar Rp357.445.000, satker Biro KSH sebesar Rp282.382.500 dan satker PSTA sebesar Rp26.343.000. d.
Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDPATR sebesar Rp3.305.265.812 terdiri dari satker Pustekdata sebesar Rp1.755.700.000 dan satker Biro Umum sebesar Rp1.549.565.812.
e.
Penambahan
melalui
pengembangan
nilai
aset
sebesar
Rp200.000 pada satker Biro Umum. f.
Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar Rp150.000 pada satker Pusfatja.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Tetap Lainnya dijelaskan sebagai berikut : a. Pengurangan
melalui
transfer
keluar
-
ATR
sebesar
Rp2.042.030.000 terdiri dari satker pusfatja sebesar Rp99.100.000 ke
satker
Pustekdata
dan
satker
Pustekdata
sebesar
Rp1.942.930.000 ke satker BPJ Parepare. b. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp10.000 pada satker BPPR Pameungpeuk. c. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp150.000 pada satker Pusfatja. d. Pengurangan melalui reklas keluar sebesar Rp18.813.321.520 pada satker Pustekdata. e. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp27.954.800 pada satker Pustekdata. Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 79 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Aset Tetap Lainnya BLU Rp1.045.500
C.21 Aset Tetap Lainnya BLU Saldo Aset Tetap Lainnya BLU per 31 Desember 2015 Desember 2014
dan 31
adalah Rp1.045.500 dan Rp1.045.500 yang
merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigas dan jaringan BLU. Tidak terdapat Mutasi Aset Tetap Lainnya BLU per tanggal pelaporan. Konstruksi dalam
C.22 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Pengerjaan Rp196.983.172.774
Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp297.329.036.178 dan Rp85.053.012.196
yang proses pengerjaannya belum selesai
sampai dengan tanggal neraca. Rincian nilai KDP dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Rincian KDP per satker No
satker
1
Biro Umum
2 3
Pusfatja Pussainsa
4
Pustekbang
5
Pusteksat
Uraian Pembangunan gedung pusfatja (74.409%) Renovasi gedung pusat arsip Pembangunan gedung lab. pusat pemantauan bumi Pembangunan gedung lab. antariksa dan atmosfer Pembangunan gedung lab. mekanik dan layanan informasi Pekerjaan peralatan mesin berupa flight test I pesawat N219 Pekerjaan peralatan mesin berupa flight test II pesawat N219 Pekerjaan peralatan mesin berupa ground test I pesawat N219 Pekerjaan peralatan mesin berupa ground test II psawat N219 Pekerjaan komponen static test Pekerjaan renovasi lab. Aerostruktur Perkerjaan renovasi hanggar propulsi Pekerjaan renovasi kantin Pekerjaan renovasi bangunan gedung parkir TU Pekerjaan renovasi terowongan angin subsonik (gedung design center N219) Pekerjaan bangunan parkir gedung avionik Perencanaan renovasi landasan UAV Pekerjaan komponen OBDAS Satelit A3 Satelit A4
Nilai KDP 3,066,790,624 1,553,417,985 9,465,148,973 374,362,000 377,860,000 75,494,569,527 70,896,719,527 14,126,009,519 14,126,009,519 774,870,000 175,200,000 1,242,379,000 441,443,202 510,552,315 1,057,391,500 286,731,083 12,908,000 3,000,810,000 77,411,435,529 22,934,427,875 297,329,036,178
Akumulasi Penyusutan
C.23 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Aset Tetap Rp499.490.586.186
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp499.490.586.186 dan Rp450.097.991.067. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 80 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015, sedangkan Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap No.
Aset Tetap
Nilai Perolehan
Nilai Buku
1
Tanah
277,038,353,942
2
Peralatan dan Mesin
840,023,949,891
429,340,336,654
3
Peralatan dan Mesin BLU
2,426,290,176
1,635,624,977
790,665,199
4
Gedung dan Bangunan
227,028,505,154
46,081,863,674
180,946,641,480
5
Jalan, Irigasi dan Jaringan
42,945,005,231
22,427,760,881
20,517,244,350
6
Aset Tetap Lainnya
11,084,550,578
5,000,000
11,079,550,578
7
Aset Tetap Lainnya BLU
8
Konstruksi dalam pengerjaan Jumlah
Aset Tak Berwujud
Akm. Penyusutan
277,038,353,942
-
410,683,613,237
1,045,500
-
1,045,500
297,329,036,178
-
297,329,036,178
1,697,876,736,650
499,490,586,186
1,198,386,150,464
C.24 Aset Tak Berwujud
Rp90.191.330.216
Saldo aset tak berwujud (ATB) per 31 Desember 2015
dan
31 Desember 2014 adalah Rp90.191.330.216 dan Rp55.475.114.093. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada LAPAN berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut : Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - pembelian - pengembangan nilai aset - pengembangan dengan KDP - reklas masuk
55,475,114,093 4,010,664,950 30,392,500 11,947,937,153 18,813,321,520
Mutasi kurang: - koreksi pencatatan nilai kuantitas - penghentian aset dari penggunaan Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
(50,000) (86,050,000) 90,191,330,216 0 90,191,330,216
Mutasi transaksi penambahan Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp4.010.664.950 terdiri dari satker Pusteksat sebesar Rp575.304.350, satker Pusfatja sebesar
Rp273.230.000,
satker
Pustekdata
sebesar
Rp184.065.000, satker Pusjigan sebesar Rp156.600.000, satker Biro KSH sebesar Rp791.241.000, satker PSTA sebesar
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 81 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rp1.915.250.000, LPA Kototabang sebesar Rp102.999.600 dan satker BPJ Parepare sebesar Rp11.975.000. b. Penambahan
melalui
pengembangan
nilai
aset
sebesar
Rp30.392.500 pada satker Biro Renor. c. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar Rp11.947.937.153
terdiri
Rp8.712.837.153
dan
dari
satker
satker
Pustekdata
Pustekroket
sebesar sebesar
Rp3.235.100.000. d. Penambahan
melalui
reklasifikasi
masuk
sebesar
Rp18.813.321.520 pada satker Pustekdata.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Tak Berwujud dijelaskan sebagai berikut : a. Pengurangan
melalui
koreksi
pencatatan
nilai
sebesar
Rp50.000 pada satker Biro Renor. b. Penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp86.050.000 terdiri dari satker Pustekbang sebesar Rp74.930.000 dan satker Pussainsa sebesar Rp11.120.000. Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Rincian Aset Tak Berwujud 1
Biro Renor
355,174,400 paten software atb lainnya
2
Biro KSH
3
Pustekdata
973,185,000 software atb lainnya 67,340,126,912 software lisensi ATB Lainnya
4
Pusfatja
2,103,979,107
6
BPJ Parepare
2,105,375,292
6
Pussainsa
7
PSTA
software lisensi software lisensi 160,930,000 software atb lainnya
8 9 10 11
Pusjigan BPD Watukosek LPA Kototabang Pustekroket
12
Pustekbang
2,363,720,000 software lisensi atb lainnya 216,136,000 software 970,000 software 110,999,600 software 12,724,896,587 software hasil kajian/penelitian 890,400,000 software
13
Pusteksat
845,437,318 software hasil kajian/penelitian 90,191,330,216
Catatan Atas Laporan Keuangan
355,174,400 82,662,500 170,123,900 102,388,000 973,185,000 662,310,000 310,875,000 67,340,126,912 48,103,423,717 423,381,675 18,813,321,520 2,103,979,107 1,603,479,107 500,500,000 2,105,375,292 1,951,914,500 153,460,792 160,930,000 140,930,000 20,000,000 2,363,720,000 2,231,770,000 27,500,000 104,450,000 216,136,000 970,000 110,999,600 12,724,896,587 6,312,523,860 6,412,372,727 890,400,000 890,400,000 845,437,318 819,147,318 26,290,000 90,191,330,216
Halaman - 82 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Aset Tak Berwujud BLU Rp200.499.000
C.25 Aset Tak Berwujud BLU Saldo aset tak berwujud (ATB) BLU per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp200.499.000 dan Rp4.361.000. Aset Tak Berwujud BLU merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud BLU pada lingkup Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud BLU selama tahun 2015 adalah sebagai berikut : Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - pembelian Mutasi kurang: - penghentian aset dari penggunaan Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Aset Tak Berwujud Dalam Pekerjaan Rp96.115.463.700
C.26
4,361,000 199,500,000 (3,362,000) 200,499,000 0 200,499,000
Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan
Saldo aset tak berwujud dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 31
Desember
2014
adalah
Rp96.115.463.700
dan
Rp84.980.513.700 Aset Tak Berwujud Dalam Pekerjaan merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik berupa Hak Intelektual (Haki). Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan selama tahun 2015 adalah sebagai berikut Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - pembelian - pengembangan KDP Mutasi kurang: Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
84,980,513,700 5,800,000 11,129,150,000
96,115,463,700 0 96,115,463,700
Rincian ATB dalam pengerjaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Rincian Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan No 1 2
satker Biro Renor Pustekbang
Catatan Atas Laporan Keuangan
nilai di neraca keuangan
uraian
18,150,000 Pendaftaran HAKI 96,097,313,700 Dokumen design N219 96,115,463,700
Halaman - 83 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Aset Lain-lain
C.27 Aset Lain-Lain
Rp8.686.749.284
Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp8.686.749.284 dan Rp10.315.284.029. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut: Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - reklas dari AT ke AL Mutasi kurang: - transaksi normalisasi BMN - penghapusan - usulan barang rusak berat ke pengelola - penggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Rp
10,315,284,029
Rp
5,054,119,152
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(45,500,000) (2,239,969,064) (1,957,325,659) (2,439,859,174) 8,686,749,284 (8,153,834,352) 532,914,932
Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Penambahan
melalui
reklas dari AT ke AL sebesar
Rp5.054.119.152 berupa Peralatan dan Mesin yang tidak lagi digunakan dalam operasional kantor sebesar Rp4.968.069.152 yang terdiri dari satker Pustekdata sebesar Rp58.031.000, satker Pustekbang sebesar Rp1.293.613.900, satker Biro Umum sebesar Rp206.591.292, Satker BPJ Parepare sebesar Rp318.806.130, satker Inspektorat sebesar Rp238.647.452, satker Pustekroket sebesar Rp564.642.000, satker PSTA sebesar Rp233.412.000, satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.920.915.578, BPD Pontianak sebesar Rp133.409.800 dan Aset Tak Berwujud yang tidak
lagi
digunakan
dalam operasional
kantor
sebesar
Rp86.050.000 yang terdiri dari satker Pustekbang sebesar Rp74.930.000 dan satker Pussainsa sebesar Rp11.120.000.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Pengurangan
melalui
transaksi
normaliasi
BMN
sebesar
Rp45.500.000 pada satker Pussainsa.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 84 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
b.
Pengurangan melalui penghapusan sebesar Rp2.239.969.064 terdiri dari satker Inspektorat sebesar Rp319,053,486 dan satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.920.915.578.
c.
Pengurangan melalui usulan barang rusak berat ke pengelola sebesar Rp1.957.325.659 terdiri dari satker Pustekbang sebesar Rp1.317.604.900, satker Biro Umum sebesar
Rp207.278.792,
satker Pustekdata sebesar Rp235.875.997 dan satker Pussainsa sebesar Rp196.565.970. d.
Pengurangan
melalui
penggunaan kembali BMN yang
dihentikan sebesar Rp2.439.859.174 terdiri dari satker Pusfatja sebesar
Rp.2.120.014.174,00,
satker
Pustekbang
sebesar
Rp877.000, satker BPJ Parepare sebesar Rp3.968.000 dan BPD Pontianak sebesar Rp315.000.000. Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Aset Lain-lain BLU
C.28 Aset Lain-Lain BLU
Rp109.501.628
Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp109.501.628 dan Rp0. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lainlain adalah sebagai berikut: Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 Mutasi tambah: - reklas dari AT ke AL Mutasi kurang: Saldo per 31 Desember 2015 Ak. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2015
Rp
-
Rp
109,501,628
Rp Rp Rp
109,501,628 (104,642,736) 4,858,892
Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Penambahan Rp109.501.628
melalui reklas dari AT ke AL sebesar berupa
Peralatan
dan
Mesin
sebesar
Rp106.139.628 dan Aset Tak Berwujud sebesar Rp3.362.000 yang tidak lagi digunakan dalam operasional kantor.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 85 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut : Rincian Aset Lain-lain BLU berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Akumulasi Penyusutan
C.29 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
dan Amortisasi Aset Lainnya Rp8.258.477.088
Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp8.258.477.088 dan Rp9.823.890.622. Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya No.
Aset Tetap
Nilai Perolehan
1
Aset Tak Berwujud
2
Aset Tak Berwujud BLU
3
Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan
4
Aset Lain-lain
5
Aset Lain-lain BLU
C.30
Nilai Buku
-
90,191,330,216
200,499,000
-
200,499,000
-
96,115,463,700
96,115,463,700 8,686,749,284
8,258,477,088
109,501,628
Jumlah
Uang Muka dari KPPN
Akm. Penyusutan
90,191,330,216
195,303,543,828
8,258,477,088
428,272,196 109,501,628 187,045,066,740
Uang Muka dari KPPN
Rp140.563.729
Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015 Desember
2014
masing-masing
sebesar
dan 31
Rp140.563.729
dan
Rp94.072.431 merupakan UP/TUP diberikan KPPN sebagai uang muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Uang Muka dari KPPN adalah akun pasangan dari Kas Bendahara Pengeluaran yang ada di kelompok akun Aset Lancar. Utang Kepada Pihak
C.31 Utang kepada Pihak Ketiga
Ketiga Rp123.617.427.702
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp123.617.427.702 dan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 86 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rp932.929.874. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan). Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada LAPAN per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Rincian Utang kepada Pihak Ketiga No
Uraian
Jumlah
Penjelasan
1
Belanja Pegawai yang Masih Harus Rp Dibayar
Belanja pegawai berupa tukin, tunj 121,439,686 fungsional dan berkala yang belum dibagikan
2
Belanja barang yang masih harus dibayar
365,283,537
3 4 5 6
Rp
Belanja modal yang masih harus dibayar Utang pengembalian PPN Belanja yang belum disahkan Kelebihan penerimaan Total
Belanja Persediaan yang belum dipertanggungjawabkan, dan perjadin yang belum dibagikan ke pegawai
Sisa Pekerjaan 20% yang belum dibayar 18,806,458 utang pengembalian PPN 98,407,685,640 24,613,592,381 123,617,427,702
Rp
90,620,000
Rp Rp Rp Rp
Rincian belanja pegawai dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian Belanja Pegawai No
Satker
Kode
Penjelasan
Saldo (Rp)
1 BPKWA Biak
450401
2 BPD Watukosek Total
526394
Uraian
41,556,096 Gaji kelebihan estimasi tunjangan kinerja 79,883,590 tunjangan kinerja 121,439,686
Nominal (Rp) 44,438,812 -2,882,716 79,883,590 121,439,686
Rincian Belanja barang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian Belanja Barang No
Satker
Kode
Saldo (Rp)
1
Inspektorat
650172
5,614,537
2
Pustekdata
652669
95,613,804
3 4
Biro KSH BPJ Parepare
666121 560600
1,995,000 77,432,602
Uraian Listrik Telp Listrik Telp honor Listrik
Penjelasan Nominal (Rp) 5,058,519 556,018 91,215,856 4,397,948 1,995,000 53,882,319
Telp Internet 5
BPKWA Biak
450401
6
Pussainsa
662731
7 9
PSTA BPD Watukosek
450397 526394
21,081,503 Internet Listrik 64,449,982 Listrik Telp Air 74,548 Listrik 14,933,043 Listrik
650168
Telp 1,133,639 Listrik
11 BPD Pontianak
552734
Telp 2,103,500 Air
13 Pustekroket
652680
10 LPA Kototabang
Total
Catatan Atas Laporan Keuangan
80,851,379 Listrik Telp 365,283,537
928,337 22,621,946 20,308,810 772,693 62,286,315 1,985,167 178,500 74,548 14,524,207 408,836 737,270 396,369 2,103,500 80,446,139 405,240 365,283,537
Halaman - 87 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Gedung dan Bangunan yang dilaksanakan pada Tahun 2014 belum dibayarkan sebesar 20% dari nilai kontrak pekerjaan. Hal ini dikarenakan LAPAN menerapkan peraturan pembayaran pekerjaan perencanaan jasa konsultasi sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 Tanggal 27 Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara Bab IV Bagian C Nomer 3 huruf (f) yang menjelaskan mengenai pembayaran biaya perencanaan
didasarkan
pada
pencapaian
prestasi/kemajuan
perencanaan setiap tahapannya, dimana 5% akan dibayarkan pada tahap pelelangan dan 15% pada tahap pengawasan berkala. Pekerjaan jasa konsultasi tersebut terdapat dibeberapa satuan kerja di LAPAN sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Rincian Belanja modal (Pekerjaan Jasa Konsultansi) No.
Satker
1
Pusfatja
2
Pusfatja
Pekerjaan Jasa Konsultasi
No. SPK
Tgl SPK
Nilai Kontrak
Perencanaan Renovasi Pengembangan Gedung Laboratorium Pusat Pemantauan Bumi (P2B) Paket 2 Perencanaan Renovasi/Pengam bangan Gedung Laboratorium Pusat Pemantauan Bumi
SPKLS/24.0/PF J/X/14
10-Oct-14
Rp
199,100,000 Rp
159,280,000 Rp
39,820,000
SPKLS/12.0/PF J/V/14
14-May-14
Rp
254,000,000 Rp
203,200,000 Rp
50,800,000
453,100,000 Rp
362,480,000 Rp
90,620,000
Rp
Jumlah
Nilai Yang Dibayarkan Tahun 2014
Sisa Pekerjaan Belum Dibayarkan (Utang)
Rincian utang pengembalian PPN dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian Utang Pengembalian PPN No
Satker
Kode
Penjelasan Nominal (Rp) 18,806,458 Utang 18,651,958 pengembalian atas penarikan PPN
Saldo (Rp)
Uraian
1
Pusfatekgan
672817
utang setor pajak Total
Catatan Atas Laporan Keuangan
18,806,458
154,500 18,806,458
Halaman - 88 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Rincian belanja yang belum disahkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian Belanja yang belum Disahkan No 1
Satker
Kode
Pusfatekgan
Saldo (Rp) Uraian 98,407,685,640 pelaksanaan Bimtek utang kpd PT. Amerthis Indego Prakarsa
672817
Penjelasan Nominal (Rp) 14,850,000 64,715,132,245
Utang kpd PT. Bumi Prasaja Kegiatan kerjasama BP2HP Total
33,462,681,287 215,022,108
98,407,685,640
98,407,685,640
Rincian kelebihan penerimaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian kelebihan penerimaan No 1
Satker
Kode
Pusfatekgan
672817
Penjelasan Uraian 24,613,592,381 kelebihan penerimaan pengadaan data citra satelit dari BIG (Termin I)
Saldo (Rp)
Nominal (Rp) 11,053,294,834
kelebihan penerimaan pengadaan data citra satelit dari BIG (termin II) Total
Pendapatan Yang
13,560,297,547
24,613,592,381
24,613,592,381
C.32 Pendapatan yang belum Ditangguhkan
Ditangguhkan Rp0
Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing
sebesar
Rp0
dan
Rp434.440.
Dalam
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, pendapatan yang ditangguhkan tahun 2014 di reklas ke Ekuitas. Utang Jangka Pendek
C.33
Utang Jangka Pendek Lainnya
Lainnya Rp70.747.365
Saldo Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp70.747.365 dan Rp231.050 merupakan pajak bendahara yang belum disetor. Rincian Perbandingan Utang Jangka Pendek Lainnya Satker
31 Desember 2015
31 Desember 2014
BPPR Pameungpeuk
Rp
9,395,443
Rp
Pustekbang
Rp
61,351,922
Rp
-
Kototabang
Rp
-
Rp
231,050
Rp
70,747,365
Rp
231,050
Jumlah
Catatan Atas Laporan Keuangan
-
Halaman - 89 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Pendapatan Diterima
C.34 Pendapatan Diterima di Muka
di Muka Rp3.967.792
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar Rp3.967.792 dan Rp3.967.792. Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. kepada pihak ketiga. Keseluruhan Pendapatan Diterima di Muka tersebut bersumber dari penjualan data uang muka pembelian data alos oleh PT. Sapta Adhi Pratama pada Tahun 2012. Ekuitas Dana Lancar
C.35
Ekuitas Dana Lancar
Rp0
Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp60.991.534.993.
Dalam
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, Ekuitas Dana Lancar di reklas ke Ekuitas. Ekuitas Dana Investasi
C.36
Ekuitas Dana Investasi
Rp0
Jumlah Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp1.102.742.748.863.
Dalam
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, Ekuitas Dana Investasi di reklas ke Ekuitas. Ekuitas
C.37
Ekuitas
Rp1.450.772.879.991
Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masingmasing sebesar Rp1.449.358.619.281 dan Rp1.163.734.718.296. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Terdapat perbedaan pada neraca Audited TA 2014 dengan Saldo Awal pada TA 2015 terkait Pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp434.440 yang merupakan setoran jasa giro pada satker Pusjigan dan LPA Kototabang. Perbedaan tersebut dikarenakan pada Neraca TA 2015 masuk dalam pos Ekuitas.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 90 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
D. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN OPERASIONAL Pendapatan PNBP
D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Rp180.265.744.521
Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp180.265.744.521 dan Rp 0 dengan rincian sebagai berikut: Perbandingan Rincian Pendapatan TA 2015 dan TA 2014 URAIAN
TA 2015
TA 2014
%
Pendapatan PNBP Lainnya Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya Pendapatan sewa tanah, gedung, dan bangunan Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan Pendapatan Jasa Pendapatan jasa giro Jumlah Pendapatan Jasa Pendapatan Iuran dan Denda Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda Pendapatan Lain-lain Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non Bendahara Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji Pendapatan Anggaran Lain-lain Jumlah Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan PNBP Lainnya Pendapatan BLU Pendapatan Jasa Layanan Umum Jumlah Pendapatan BLU Jumlah
Beban Pegawai
8.452.455
100%
8.452.455 100% 2.477.577 2.477.577
100% 100%
16.419.606.743 16.419.606.743
100% 100%
9.584.333 650.587.150 660.171.483 17.090.708.258 163.175.036.263 163.175.036.263 180.265.744.521
100% 100% 100% 100%
Rp
100% 100% 100%
-
D.2 Beban Pegawai
Rp128.027.637.521
Beban Pegawai untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp128.027.637.521 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut : Rincian Beban Pegawai TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN Beban Gaji dan Tunjangan PNS Beban Lembur Beban Tunjangan Khusus & Beban Pegawai Transito Jumlah
Beban Persediaan
D.3
TA 2015 Rp Rp
NAIK (TURUN)
TA 2014
%
83.127.665.711 553.693.300
Rp Rp
-
100% 100%
Rp
44.346.278.510
Rp
-
100%
Rp
128.027.637.521
Rp
-
100%
Beban Persediaan
Rp17.545.378.636
Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp17.545.378.636 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 91 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Perbandingan Rincian Beban Persediaan TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN
Beban Barang dan
D.4
TA 2015
TA 2014
NAIK (TURUN) %
Beban Persediaan Konsumsi
Rp
13.059.813.811
Rp
- 100%
Beban Persediaan Pita Cukai. Materai dan Leges
Rp
16.150.000
Rp
- 100%
Beban Persediaan bahan baku
Rp
3.006.356.265
Rp
- 100%
Beban Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga Beban Persediaan Lainnya
Rp
21.332.010
Rp
- 100%
Rp
1.441.726.550
Rp
- 100%
Jumlah Beban Persediaan
Rp
17.545.378.636
Rp
- 100%
Beban Barang dan Jasa
Jasa Rp291.814.044.633
Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp291.814.044.633 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut: Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN
TA 2015 Rp
18.267.080.340
Rp
-
100%
Beban Penambah Daya Tahan Tubuh Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat Beban Honor Operasional Satuan Kerja Beban Barang Operasional Lainnya Beban Bahan Beban Honor Output Kegiatan
Rp
108.976.510
Rp
-
100%
Rp
171.053.298
Rp
-
100%
Rp
3.006.700.000
Rp
-
100%
Rp
36.194.707.496
Rp
-
100%
Rp Rp
9.311.559.916 5.951.220.500
Rp Rp
-
100% 100%
Beban Barang Non Operasional Lainnya Beban Langganan Daya dan Jasa Beban Sewa Beban Jasa Konsultan Beban Jasa Profesi Beban Jasa Lainnya Beban Barang Beban Jasa beban Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya Beban Aset Ekstrakomptabel PM
Rp
15.085.555.652
Rp
-
100%
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
12.736.522.610 2.723.829.449 1.213.078.094 9.210.552.730 14.866.153.541 428.373.330 68.052.307 162.461.485.847
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rp
8.883.013
Rp
-
100%
Beban Aset Ekstrakomptabel Aset Tetap Lainnya
Rp
260.000
Rp
-
Jumlah
Beban Pemeliharaan
D.5
NAIK (TURUN) %
TA 2014
Beban Keperluan Perkantoran
Rp
291.814.044.633
Rp
100%
-
100%
Beban Pemeliharaan
Rp22.997.197.460
Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp22.997.197.460 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut : Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN Beban Pem eliharaan Gedung dan Bangunan Beban Pem eliharaan Peralatandan Mesin Beban Pem eliharaan Jalan dan Jem batan Beban Persediaan Suku Cadang Beban persediaan Bahan untuk pem eliharaan Jumlah
Catatan Atas Laporan Keuangan
TA 2015
NAIK (TURUN)
TA 2014
%
Rp
6.346.115.003
Rp
-
100%
Rp
8.010.118.014
Rp
-
100%
Rp Rp
99.955.000 7.252.302.002
Rp Rp
-
100% 100%
Rp Rp
1.288.707.441 22.997.197.460
Rp Rp
-
100% 100%
Halaman - 92 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Beban Perjalanan
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Dinas Rp29.366.458.281
Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp29.366.458.281 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut: Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota Beban Perjalanan Lainnya-Luar Negeri Beban Perjalanan - BLU
TA 2015
Rp
NAIK (TURUN) %
1.068.764.000
Rp
-
100%
Rp
3.796.898.265
Rp
-
100%
Rp
20.588.875.666
Rp
-
100%
Rp Rp
3.788.300.350 123.620.000
Rp
-
100%
Rp
-
100%
Jumlah
Beban Barang Untuk
TA 2014
Rp
29.366.458.281
D.7 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat
Diserahkan Kepada Masyarakat Rp3.423.091.243
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp3.423.091.243 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut : Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN Beban Tanah Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda Beban Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda Beban Persediaan Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda Jumlah
-
TA 2015
TA 2014
NAIK (TURUN) %
Rp
947.656.000 Rp
-
100%
Rp
225.535.000 Rp
-
100%
Rp
490.500 Rp
-
100%
Rp
2.214.083.243 Rp
-
100%
Rp
35.326.500 Rp
-
100%
-
100%
Rp
3.423.091.243
Rp
Beban tanah untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda berupa renovasi Tomohon.
-
Beban peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda berupa Clinostat, Pemeliharaan, Paket Teleskop, pisau mesin potong rumput mobil.
-
Beban barang fisik berupa pupuk, Herbisida dan Insektisida.
-
Beban
barang
lainnya
untuk
diserahkan
kepada
masyarakat/Pemda berupa Jaket, Tas, Seminar Kit, Kalender, Tas, Kaos, Banner.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 93 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
-
Beban
persediaan
lainnya
untuk
dijual/diserahkan
ke
Masyarakat berupa Sepatu, Pakaian, Jaket. Beban Penyusutan
D.8
Beban Penyusutan dan Amortisasi
dan Amortisasi Rp106.256.781.283
Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2015 dan Tahun 2014 adalah masing-masing sebesar Rp106.256.781.283 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut: Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2015 dan TA 2014 URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
TA 2015
Beban Penyusutan Paralatan dan Mesin Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan Beban Penyusutan Jalan, trigasi, Jaringan
92.889.409.922
Rp
-
100%
Rp
7.979.170.145
Rp
-
100%
Rp
3.257.824.572
Rp
-
100%
Rp
2.042.030.000
Rp
-
100%
Beban Penyusutan Aset Lainnya
Rp
Rp
-
100%
0%
88.346.644
Rp
Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud Jumlah Amortisasi Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi
D.9
Rp
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya
Jumlah Penyusutan
Beban Penyisihan
NAIK (TURUN) %
TA 2014
106.256.781.283
Rp
- Rp
-
Rp
-
Rp
-
0%
Rp
106.256.781.283
Rp
-
100%
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Piutang Tak Tertagih Rp129.622.441
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun 2015 dan Tahun 2014 adalah masing-masing sebesar Rp129.622.441 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut: Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih TA 2015 dan TA 2014 URAIAN JENIS BEBAN Beban Penyisihan Piutang PNBP Beban Penyisihan Piutang Kegiatan Operasional BLU Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka Panjang Jumlah
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Rp88.173.848.978
TA 2015
TA 2014
NAIK (TURUN) %
Rp
2.493.868 Rp
-
100%
Rp
672.820 Rp
-
100%
Rp
126.455.753 Rp
-
100%
Rp
129.622.441
-
100%
Rp
D.10 Kegiatan Non Operasional Rincian Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2015 dan Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 94 -
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Perbandingan Rincian Kegiatan Non Operasional TA 2015 dan TA 2014 URAIAN Surplus Penjualan Aset Non Lancar Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar Beban Pelepasan Aset Non Lancar Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional
Pos Luar Biasa Rp0
TA 2015
TA 2014
NAIK (TURUN) %
Rp
123.378.075 Rp
-
100%
Rp
380.366.990 Rp
-
100%
Rp
89.391.284.324 Rp
-
100%
Rp
960.446.431 Rp
-
100%
-
100%
Rp
88.173.848.978
Rp
D.11 Pos Luar Biasa Rincian Surplus/Defisit Pos Luar Biasa untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut. Perbandingan Rincian Pos Luar Biasa TA 2015 dan TA 2014 URAIAN Pendapatan PNBP Beban Perjalanan Dinas Beban Persediaan Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional
TA 2015
TA 2014
NAIK (TURUN) %
Rp Rp Rp
- Rp - Rp - Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Pada LO tidak ada pos luar biasa sampai dengan 31 Desember 2015.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 95 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
E. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS E.1. Ekuitas Awal Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-
Rp1.163.734.718.296
masing sebesar Rp1.163.734.718.296 dan Rp0. Dalam Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, nilai ekuitas per 1 Januari 2015 tersebut adalah merupakan reklasifikasi dari akun-akun neraca sebagai berikut : Jenis Akun
Nilai
Pendapatan Yang Ditangguhkan
434.440
Ekuitas Dana Lancar
Defisit LO
60.991.534.993
Ekuitas Dana Investasi
1.102.742.748.863
Nilai Ekuitas per 1 Januari 2015
1.163.734.718.296
E.2 Surplus (Defisit) LO
Rp331.120.617.999
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp331.120.617.999 dan Rp0. Defisit LO merupakan selisih kurang antara Defisit dari kegiatan Operasional sebesar Rp419.294.466.977 dengan Surplus dari kegiatan Non Operasional sebesar Rp88.173.848.978. Penyesuaian Nilai Aset
E.3 Penyesuaian Nilai Aset
Rp(489.077.904)
Jumlah penyesuaian nilai aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp(489.077.904) dan Rp0. Penyesuaian nilai aset sebesar Rp(489.077.904) terdiri dari Biro Renor Rp652.500, PSTA Rp(26.839.895), Biak Rp13.367.500, Pusteksat Rp(3.652.431), Pameungpeuk Rp3.031.900, Watukosek Rp3.320.889, Pontianak Rp(2.046.750), Parepare Rp4.033.100, Kototabang
Rp(681.800),
Rp(6.297.268), Rp(301.509.621),
Inspektorat
Pustekdata Pustekroket
Rp29.635.385,
Rp1.923.674.947,
Pusfatja
Pustekbang
Rp(1.997.146.716),
Pusjigan
Rp2.265.500, Biro Umum Rp12.936.567, Pussainsa Rp(163.811.850),
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 96 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Biro KSH Rp12.641.530, Pusfatekgan Rp8.210.995 dan Sumedang Rp(862.386). Koreksi Nilai
E.4
Koreksi Nilai Persediaan
Persediaan Rp79.286.982
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan untuk 31 Desember
2015
Rp79.286.982
dan
dan
2014
Rp0.
adalah
Koreksi
masing-masing nilai
persediaan
sebesar sebesar
Rp79.286.982 terdiri dari koreksi nilai persediaan pada Satker Biak sebesar Rp(33.033.000), Pusfatja sebesar Rp113.725.500, Pustekdata Rp1, Pustekroket sebesar Rp(1.405.521) dan Inspektorat Rp2. Koreksi Nilai Aset
E.5
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
Tetap Non Revaluasi Rp91.176.372.866
Koreksi Atas Nilai Perolehan Aset Tetap Non Revaluasi merupakan koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan keuangan. Koreksi pencatatan aset tetap untuk 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp91.176.372.866 dan Rp0. Koreksi Nilai koreksi nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar Rp38.870.113.514 Rp33.731.900,
terdiri
PSTA
dari
sebesar
Satker
Biro
Rp18.361.875,
Renor
sebesar
Biak
sebesar
Rp2.392.500, Pusteksat sebesar Rp52.424.475.348, Pontianak sebesar Rp508.890.950, Parepare sebesar Rp(296.838.260), Kototabang Rp19.126.225, Pusfatja sebesar Rp9.558.146, Pustekdata sebesar Rp(14.542.871), Pustekbang sebesar Rp33.020.370.977, Pustekroket sebesar Rp5.450.548.700, Biro Umum Rp4.517.315, Pussainsa sebesar Rp(7.947.039), Biro KSH Rp1.062.500, Sumedang sebesar Rp2.664.600.
Lain-lain Rp37.018.403
E.6 Lain-Lain Nilai Lain-Lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing Rp37.018.403 dan Rp0. Nilai Lain-Lain sebesar Rp37.018.403
Catatan Atas Laporan Keuangan
terdiri
dari
Pusteksat
Rp(964.084),
Pustekdata
Halaman - 97 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Rp9.240.000, Pustekbang Rp69.118, Biro Umum Rp9.560.000 dan Pusfatekgan Rp19.113.369. Ekuitas Akhir
E.7 Ekuitas Akhir
Rp1.449.358.619.281
Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp1.449.358.619.281 dan Rp0.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 98 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA F.1 Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 1. Satker Pustekbang : -
Terdapat kekurangan volume pekerjaan atas pembangunan sarana parkir
dan
kantin,
pembangunan
gedung
Hanggar
dan
pembangunan gedung terowongan angin untuk desain center sebesar Rp476.287.400,00 yang belum bisa diselesaikan per 31 Desember 2015. Atas piutang tersebut telah dilakukan penyetoran di bulan Januari 2016 (bukti setor terlampir). -
Terdapat denda keterlambatan atas pembangunan sarana parkir dan
kantin dengan
pembangunan
nilai
gedung
sebesar
hanggar
Rp9.857.193, pekerjaan
sebesar
Rp2.243.636,
dan
pekerjaan terowongan angin sebesar Rp10.385.313, atas denda keterlambatan tersebut diakui sebagai piutang pada TA 2015. 2. Satker Pusfatja Terdapat pengesahan hibah dan telah terbit SPHL dari KPPN dengan nilai sebesar Rp650.960.419 (dokumen terlampir). Dan masih terdapat sisa kas atas hibah yang belum disahkan sebesar Rp3.143.698 (Rp654.104.117-Rp650.960.419). Sisa hibah tersebut akan digunakan kembali pada Tahun 2016. 3. Satker Pusteksat Terdapat belanja dibayar dimuka sebesar Rp 13.436.748.600,- yang merupakan jasa peluncuran Satelit LAPAN A2 dan A3. Pada tanggal 29 September 2015 telah dilakukan peluncuran atas Satelit A2 maka atas biaya peluncuran Satelit A2 tersebut dikeluarkan dari Neraca. Pengurangan pada neraca diperhitungkan berdasarkan perbandingan berat satelit (berat satelit A2 : 68 kg dan A3 : 70 kg, sehingga pengurangan menjadi 68/138 * Rp 13.436.748.600=6.621.006.557).
F.2 Pengungkapan Lain-Lain 1.
Telah dilakukan rekonsiliasi laporan realisasi anggaran antara LAPAN dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DJPB pada tanggal 11 Februari 2016. (BA Rekon terlampir).
2.
Pada periode Semester II Tahun 2015, Pusat Pemanfaatan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 99 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Teknologi Dirgantara telah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) tentang pengadaan Data Citra Satelit Optis Resolusi Sangat Tinggi sebagai Data Untuk Gerakan Desa 2015 dan Kawasan Tertinggal dengan nilai kontrak sebesar Rp67.383.511.727,- dan Surat Perjanjian Kerjasama tentang Pengadaan Data Citra Satelit Optis Resolusi Sangat Tinggi sebagai data dasar untuk pembuatan peta dasar Rencana Detail Tata Ruang dengan Nilai Kontrak sebesar Rp 114.136.357.640,-. Berkaitan dengan hal ini, maka Pusfatekgan telah membuat surat pengajuan revisi pagu belanja diatas ambang batas sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 27/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2015 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER9/PB/2015 tentang Petunjuk Teknis Revisi Anggaran Pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Revisi Anggaran Badan Layanan Umum Tahun 2015. Kementerian Keuangan telah menyetujui revisi Belanja melebihi Pagu Ambang Batas pada tanggal 30 Desember 2015 dengan dikeluarkannya Revisi DIPA keempat dengan Digital Stamp No. 2137-4289-1880-9505. 3.
Pusfatekgan memiliki utang jangka pendek kepada penyedia data (vendor) sebesar Rp98.177.813.532 dengan rincian sebagai berikut : PT. Amethis Indegeo Prakarsa senilai Rp64.715.132.245. PT. Bhumi Prasaja senilai Rp33.462.681.287 Utang kepada pihak ketiga BLU ini akan dilunasi setelah revisi penggunaan Saldo awal BLU disetujui oleh Kementerian Keuangan di Tahun Anggaran 2016.
4.
Terdapat perbedaan antara Saldo Kas pada Badan Layanan Umum yang ada di Bendahara Penerimaan dengan yang ada di Neraca SAIBA. Hal ini disebabkan adanya beberapa transaksi yang belum dilakukan pengesahan di KPPN Jakarta III atau transaksi yang belum diselesaikan pembayarannya, antara lain :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 100 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
5.
Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 telah menggunakan aplikasi SAIBA, aplikasi SIMAK BMN dan Persediaan versi akrual.
6.
Terdapat selisih nilai pada transaksi transfer masuk dan transfer keluar Peralatan Mesin sebesar Rp61.295.000 yang terdiri dari transfer masuk dari Pusfatekgan ke Pusfatja dan Pustekdata sebesar Rp140.200.000 berupa 5 (lima) buah laptop, 4 (empat) buah eksternal/portable hardisk, 1 (satu) buah printer, 1 (satu) buah DVD Writer dan 1 (satu) buah server, transfer masuk dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ke LPA Kototabang sebesar Rp125.360.000 berupa 12 (dua belas) buah rambu cermin dan transfer keluar ke Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) dari satker Pustekbang sebesar Rp204.265.000 berupa 1 (satu) buah Pesawat Tak Berawak.
7.
Terdapat selisih nilai pada transaksi transfer masuk dan transfer keluar Gedung dan Bangunan sebesar Rp42.443.500 karena adanya transfer masuk dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ke satker LPA Kototabang berupa 1 (satu) buah Gedung
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 101 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Pos Jaga Permanen. 8.
Terdapat kesalahan akun selama tahun 2015 antara lain :
No
SATUAN KERJA
NILAI
1
KSH
2
Pustekroket
273,340,000.00
3
Pustekbang
215,985,000.00
4
Pusteksat
5
BLU
6
Pustekdata
361,756,088.00
7
Pusfatja
195,452,973.00
8
PSTA TOTAL
9.
91,400,000
18,022,000.00
528,000.00
92,338,400 1,248,822,461
KETERANGAN 5,200,000 Pembelian PM menggunakan belanja 52 82,600,000 pembelian ATL menggunakan belanja 532 3,600,000 pembelian PM menggunakan belanja 536 273,340,000 Pengembangan PM menggunakan belanja 536 15,750,000 Pembelian PM menggunakan belanja 533 197,975,000 Pembelian PM menggunakan belanja 533 2,260,000 Pengembangan ATB menggunakan belanja 532 1,450,000 Pembelian PM menggunakan belanja 52 1,770,000 Pembelian PM menggunakan belanja 52 14,802,000 pembelian ATL menggunakan belanja 532 528,000 pembelian PM menggunakan belanja 52 187,230,000 pembelian ATL menggunakan belanja 532 6,363,500 perolehan KDP JIJ menggunakan belanja 533 168,162,588 pengembangan KDP JIJ menggunakan belanja 533 96,352,973 pengembangan KDP GB menggunakan belanja 532 99,100,000 pembelian ATL menggunakan belanja 533 92,338,400 pembelian ATL menggunakan belanja 533 1,248,822,461
Pada Tahun 2015 penyusunan LK menggunakan basis akrual sesuai dengan PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan PMK nomor 270/PMK.05/2015 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat.
10.
Terdapat perbedaan antara Neraca Percobaan pada SAIBA dengan Neraca BMN yaitu :
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 102 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Rincian Persediaan : Kode
Uraian
Neraca Percobaan
117111
Barang Konsumsi
Rp
117113
Bahan Untuk Pemeliharaan
117114
Suku Cadang
117124
Neraca BMN
2.430.008.717
Rp
Rp
186.513.770
Rp
9.307.407.629
PM untuk dijual/diserahkan
Rp
117127
Aset lain-lain untuk diserahkan
117128
Barang Persedian Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
117131 117199 117219
Selisih
2.818.560.329
Rp
(388.551.612)
Rp
187.583.470
Rp
(1.069.700)
Rp
9.307.407.629
Rp
-
2.364.750
Rp
-
Rp
2.364.750
Rp
57.902.500
Rp
-
Rp
57.902.500
Rp
17.317.014
Rp
126.200.094
Rp
(108.883.080)
Bahan Baku
Rp
36.623.198.765
Rp
36.629.198.765
Rp
(6.000.000)
Persediaan lainnya
Rp
1.269.505.274
Rp
1.268.945.274
Rp
560.000
Persediaan BLU penyedia barang dan jasa lainnya
Rp
443.677.142
Rp
-
Rp
443.677.142
Rp
50.337.895.561
Rp
50.337.895.561
Rp
-
Jumlah
Rincian ATB : Kode
Uraian
Neraca Percobaan
Neraca BMN
Selisih
162141
Paten
Rp
82.662.500
Rp
82.662.500
Rp
162151
Software
Rp
62.751.608.048
Rp
63.414.627.002
Rp
(663.018.954)
162161
Lisensi
Rp
1.099.315.792
Rp
1.104.842.467
Rp
(5.526.675)
162171
Hasil Kajian
Rp
6.438.662.727
Rp
6.438.662.727
Rp
-
162191
ATB Lainnya
Rp
1.005.759.629
Rp
537.713.000
Rp
468.046.629
162291
ATB Lainnya BLU
Rp
200.499.000
Rp
-
Rp
200.499.000
162311
ATB dalam pekerjaan
Rp
96.115.463.700
Rp
96.115.463.700
Rp
-
Rp
167.693.971.396
Rp
167.693.971.396
Rp
-
Jumlah
-
Perbedaan tersebut dikarenakan belum terdapat kodefikasi khusus untuk penamaan rincian persediaan dan ATB BLU pada SIMAK BMN dan pada SAIBA kodefikasi tersebut dibuat manual dengan memasukkan untuk persediaan ke dalam persediaan BLU penyedia barang dan jasa lainnya dan untuk ATB kedalam ATB lainnya BLU. 11.
Pada tanggal 1 September 2015 ada penerimaan hibah dari Asia – Pacific Network For Global Change Research yang masuk ke rekening hibah sebesar USD 46.999,6. kurs tengah valas sebesar Rp12.952 jumlah yang diterima Rp608.738.430.
12.
Terdapat barang berupa Equatorial Atmosphere Radar (EAR) dan beberapa bangunan yang berada di kota Kototabang Padang. Peralatan dan bangunan tersebut digunakan untuk pengamatan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 103 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
ketidakstabilan lapisan ionosfer dan kecepatan angin. Berdasarkan perjanjian kerjasama antara LAPAN dengan RISH Kyoto University tahun 2015 bahwa kepemilikan serta biaya pemeliharaan disediakan oleh RISH dan LAPAN hanya melakukan instalasi. Pada perjanjian juga disebutkan bahwa kepemilikan EAR akan ditentukan kemudian setelah perjanjian ini berakhir. 13.
Terdapat perjanjian kerjasama antara LAPAN dengan Indian Space Research Organization (ISRO) tanggal 25 April 1997 untuk kerjasama pembangunan Telemetri, Tracking and Command (TT&C) Station for Satellite and Launch Vehicle dan tanggal 3 April 2002 untuk kerjasama pembangunan Satellite and Launch Station Vehicle milik ISRO di Biak. Atas kerjasama tersebut LAPAN mendapatkan manfaat antara lain : a.
Mensupport permintaan penggunaan Ground Station (GS) untuk kepentingan LAPAN jika dibutuhkan
b.
Melakukan Trining di ISRO India yang akan diikuti pada Engineer LAPAN selama beberapa kali
c.
Melakukan Training Onsite GS di Biak yang mana ini adalah Training Komprehensif TT&C
d.
Menyediakan pelayanan downlink data satelit LAPAN, yang saat ini sudah berjalan 2 kali perhari
e.
Membantu peralatan dan alat ukur jika pihak LAPAN membutuhkan Peningkatan kemampuan (Capacity Building) bagi para Peneliti/Perekayasa LAPAN dalam penguasaan teknologi
stasiun
bumi
untuk
pengendalian
satelit,
diantaranya : -
RF (Radio Frequency)
-
Safety Features Ground Station (GS)
-
Construction of Ground Station (GS)
-
Control Movement of Ground Station (GS)
-
Networking Coordinattion GS to GS
-
Ground Station (GS) Trouble Shooting
-
Software Engineering in data and interaktif
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 104 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
-
Installation of Redundancy Power by UPS n Battery Switch Hold
-
Installation of Lightning System
f. Transfer of Technology by Short Workshop or Theory Lesson of Satelit and Ground Station (GS) g.
Memberikan harga yang sangat murah dalam proses peluncuran satelit
14.
Terdapat pengadaan berupa komponen dan materiil untuk system engineering test tools yang disediakan oleh TU Berlin untuk para periset LAPAN antara lain: Hardware-in-the-Loop-(HIL)-Flight Simulator, Flight Control Computer plus Data Acquisition and Recording capabilities dan Actuator test stand yang merupakan proyek pengembangan pesawat LSA-02 hasil kerjasama LAPAN dengan TU Berlin. Komponen tersebut telah dibayar dimuka sebesar
€
310.000
namun
komponen
yang
sudah
dapat
direalisasikan sebesar € 76.233,25 sehingga masih terdapat komponen yang belum direalisasi sebesar € 233.766,75 atau setara dengan Rp 3.711.378.525. LAPAN akan mencatat ke dalam aset setelah diketahui bahwa aset tersebut telah menjadi aset definitif dan dapat dimanfaatkan. Dan atas belanja dibayar dimuka, LAPAN mencatat ke dalam Neraca LAPAN sebagai Belanja Dibayar Dimuka dan ada kewajiban dari TU Berlin untuk menyerahkan atas komponen yang belum datang tersebut. 15.
Terdapat pengadaan bahan komponen Satelit A1, A2, A3, dan A4 pada Satker Pusat Teknologi Satelit yang masih tercatat ke dalam SIMAK BMN periode Unaudited 2015 sebagai komponen yang terpisah dan belum dilakukan penggabungan menjadi sebuah satelit. Pada Audited 2015 LAPAN telah melakukan reklas atas komponen tersebut menjadi sebuah aset dengan nama Satelit A1, A2, A3 dan A4 serta menghitung penyusutan tiap satelit. Satelit A1 dan A2 telah menjadi aset definitif sedangkan satelit A3 dan A4 masih berbentuk KDP karena masih dalam proses pengerjaan. Perhitungan
Catatan Atas Laporan Keuangan
kapitalisasi
untuk
masing-masing
satelit
dan
Halaman - 105 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
penyusutannya sebagaimana terlampir. 16.
Telah dilakukan reklas pada Audited 2015 dari Aset Tetap Lainnya menjadi Aset Tak Berwujud atas barang berupa Citra Satelit dengan nilai sebesar Rp 18.813.321.520.
17.
Terdapat permasalahan terkait penatausahaan persediaan yang belum tertib. LAPAN akan melakukan penertiban terhadap penatausahaan barang persediaan pada tahun 2016.
18.
Terdapat koreksi atas barang persediaan pada Satker Pustekroket atas barang persediaan yang telah digunakan dalam rangka uji terbang roket, barang usang dan rusak sebagaimana terlampir.
F.3 Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan Dan Nilai Buku Aset Tetap Daftar rincian nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap disajikan sebagaimana dalam lampiran A1.
F.4 Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan Daftar informasi Konstruksi dalam pengerjaan disajikan sebagaimana dalam lampiran A2.
F.5 Rekening Pemerintah Daftar Rekening Pemerintah disajikan sebagaimana dalam lampiran.
F.6 Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK Daftar Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK disajikan sebagaimana dalam lampiran.
F.7 Perubahan Unaudited ke Audited Berdasarkan hasil pertemuan tiga pihak (tripartit) antara LAPAN, Kemenkeu, dan BPK disepakati beberapa koreksian terkait angka pada Laporan Keuangan Unaudited (Jurnal Koreksi sebagaimana terlampir).
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman - 106 -