i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) Rumah sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2014. Renja SKPD ini memuat kondisi umum, isu-isu strategis, sasaran pokok dan prioritas yang menjadi agenda pembangunan pada Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor untuk tahun anggaran yang akan datang. Rencana Kerja
ini disusun sebagai penyearah dari Rencana Induk
Pengembangan Rumah Sakit serta sebagai upaya untuk pengembangan lebih lanjut pengelolaan manajemen dan pelayanan rumah sakit. Dengan adanya Renja SKPD ini, diharapkan seluruh satuan kerja perangkat daerah dan pihak-pihak terkait lainnya memiliki pedoman atau acuan untuk merencanakan program dan kegiatan prioritas yang akan dibiayai dengan APBD Kabupaten Bogor, APBD Propinsi Jawa Barat maupun sumber pendanaan lainnya. Akhir kata semoga upaya-upaya pengembangan ini dapat terealisasi dan berguna dalam peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Amin.
Ciawi, 28 Juni 2013 Diraktur Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor
dr. Hj. Radianti, MARS NIP. 195712031990032002
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................. BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN ...............................................................
i ii 1
1.1
Latar Belakang ………………………………………......
1
1.2
Landasan Hukum ……………………………..……......
2
1.3
Maksud dan Tujuan …..………………………….........
7
1.4
Sistematika Penulisan Renja SKPD.........................
7
: EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN
9
LALU 2.1
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD............................................
2.2
Analisis Kinerja Pelayanan RSUD Ciawi Kabupaten Bogor...............................................................
2.3
Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi 54
Review Terhadap Rancangan Awal RKPD.................
73
: TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN............
88
3.1
BAB IV
38
SKPD...................................................................... 2.4 BAB III
9
:
Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi Jawa Barat.............................................................
88
3.2
Tujuan dan Sasaran Renja SKPD............................
99
3.3
Program dan Kegiatan..............................................
PENUTUP......................................................................
100 112
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD CIAWI KAB. BOGOR NOMOR
: 900/242.5/RSUD Ciawi/II/2013
TANGGAL : 1 Februari 2013
RENCANA KERJA RSUD CIAWI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja (Renja) yang mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Renja SKPD memuat kebijakan,
program
dan
kegiatan
pembangunan,
baik
yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 sedikit
berbeda
dengan
penyusunan
Renja
tahun
–
tahun
sebelumnya, dimana Renja tahun 2014 belum memiliki acuan Renstra terbaru, karena telah berakhirnya masa berlaku Renstra periode tahun 2008 – 2013 seiring dengan berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati periode tahun 2008 – 2013. Mengingat dokumen RKPD tahun 2014 yang diacu dalam penyusunan Renja masih mengacu pada RPJMD tahun 2008 – 2013, maka sebagai konsekuensi dari hal tersebut, Renstra RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2008 – 2013 masih tetap diacu dalam penyusunan Renja tahun 2014.
I-2
Dokumen Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 akan dijadikan landasan awal dalam penyusunan Renstra RSUD Ciawi Kabupaten Bogor periode tahun 2013 – 2018. Disamping itu, Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor harus terintegrasi dengan prioritas pembangunan
nasionaldan
Provinsi
Jawa
Barat,
serta
harus
dijadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan dalam pelaksanaan
program
dan
kegiatan
di
lingkup
RSUD
Ciawi
Kabupaten Bogor. 1.2.
Landasan Hukum Peraturan
perundang-undangan
yang
melatarbelakangi
penyusunan Renja SKPD RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentuka Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
I-3
5. Undang-undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahhun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara
Nomor
4437)
sebagaimana
telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 8. Undang-undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor
139,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
I-4
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4463); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 16. Perturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815); 18. Peraturan
Pemerintah
Nomor
7
Tahun
2008
tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasioanal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);
I-5
22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 23. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; 24. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadlian; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa
kali
diubah,
terakhir
dengan
Peraturan
Menteri
DalamNegeri Nomor 21 Tahun2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310); 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 28. Surat
Keputusan
Bupati
Bogor
445/571/Kpts/Huk/
2010
tanggal 25 November 2010 tentang Penetapan RSUD Ciawi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) secara penuh; 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E);
I-6
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomro 7 Tahun 2008
tentang
Urusan
Pemerintahan
yang
Menjadi
Kewenangan
Pemerintahan Daerah (Lembarah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Bogor
Tahun
2005-2025
(Lembaran
Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27); 34. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
(RPJM)
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun
2011
tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten
Bogor Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 16); 35. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37). 36. Keputusan
Bupati
Bogor
Nomor
050/9/Kpts/Per-UU/2013
tanggal 3 Januari 2013 tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014.
I-7
37. Surat Edaran Bupati Bogor Nomor 650/538-BAPPEDA tanggal 22 Februari 2013 tentang Penyampaian Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor Tahun 2014. 1.3.
Maksud Dan Tujuan 1. Maksud. Menetapkan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan pembangunan kesehatan daerah yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2013. 2. Tujuan a. Melakukan evaluasi terhadap capaian rencana kerja SKPD tahun lalu dan capaian rencana strategis (Renstra) b. Melakukan
analisis
terhadap
pelayanan
kesehatan
di
Kabupaten Bogor terhadap Indikator Kinerja Utama, Indikator SPM dan Indikator IKK c. Untuk merumuskan program, dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi RSUD Ciawi Kabupaten Bogor pada tahun 2014. 1.4.
Sistematika Penulisan Renja SKPD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud Dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan Renja SKPD
I-8
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu Dan Capaian Renstra SKPD
2.2.
Analisis Kinerja Pelayanan RSUD Ciawi Kabupaten Bogor
2.3.
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi SKPD
2.4.
Review terhadap rancangan awal RKPD
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Dan Propinsi 3.2. Tujuan Dan Sasaran Renja SKPD 3.3. Program Dan Kegiatan
BAB IV PENUTUP
I-9
II-9
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu Dan Capaian Renstra SKPD Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah,
setiap
dokumen
perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu Rencana Kerja SKPD RSUD Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 juga harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap Renja Kerja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2013 meliputi 3 (tiga) hal, yaitu Realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan; realisasi program/kegiatan yang telah memenuhi target
kinerja
hasil/keluaran
yang
direncanakan
dan
realisasi
program/kegiatan yang melebihi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan. Selain itu juga dibahas mengenai Implikasi yang timbul terhadap
target
Kebijakan/tindakan
capaian
program
perencanaan
dan
Renstra penganggaran
SKPD
dan
yang
perlu
diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut. Secara lengkap, evaluasi pelaksanaan RENJA SKPD tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 2.1 Dalam Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD tahun 2013 terdapat 8 (delapan)program dan 35 (tiga puluh lima) kegiatan kerja, yaitu : 1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Lisrik menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori baik. b. Kegiatan
Penyediaan
Jasa
Pemeliharaan
dan
Perizinan
Kendaraan Dinas/Operasional menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori baik.
II-10
c. Kegiatan rapat – rapat koordinasi dan konsultasi kedalam dan keluar daerah menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori baik. d. Kegiatan
penyediaan
jasa
pendukung
administrasi/teknis
perkantoran menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori baik. e. Kegiatan pelayanan dokumentasi arsip SKPD menunjukkan capaian kinerja 100%, temasuk kategori sangat baik. f. Kegiatan
penyediaan
pelayanan
administrasi
kepegawaian
menunjukkan tidak adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. g. Kegiatan penyediaan pelayanan keamanan kantor menunjukkan tidak adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. h. Kegiatan penyediaan pelayanan administrasi rekam medis menunjukkan capaian kinerja 95%, termasuk kategori sangat baik. 2.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Kegiatan Pengadaan Peralatan Kantor menunjukkan adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. b. Kegiatan
pengadaan
perlengkapan
kantor
menunjukkan
capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. 3.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur a. Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya menunjukkan adanya capaian kinerja 90%, termasuk kategori sangat baik.
4.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Kegiatan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Formal
menunjukkan
capaian kinerja 80,29%, termasuk kategori baik. 5.
Program
Peningkatan
Pengembangan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Sistem
Pelaporan
II-11
a. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. b. Kegiatan
Penyusunan
Pelaporan
Keuangan
Semesteran
menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. c. Kegiatan
Penyusunan
Pelaporan
Keuangan
Akhir
Tahun
menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. d. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Anggaran menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. e. Kegiatan
Penatausahaan
Keuangan
SKPD
menunjukkan
capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. f. Kegiatan Penyusunan Renstra dan RENJA SKPD menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. g. Kegiatan Publikasi Kinerja SKPD menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. 6.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Kegiatan Peningkatan Promosi Kesehatan menunjukkan capaian kinerja 90%, termasuk kategori baik.
7.
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit / Rumah Sakit Jiwa / Rumah Sakit Paru-paru / Rumah Sakit Mata a. Kegiatan Belanja Modal
Pengadaan Alat-alat Rumah Sakit
menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. Kegiatan Belanja Modal Pengadaan Alat – Alat Kedokteran menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. Kegiatan
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat
–
Alat
Kedokteran Umum menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik.
II-12
Kegiatan
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat
–
Alat
Kedokteran Anak menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. Kegiatan
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat
–
Alat
Kedokteran Rehab Medik menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. b. Kegiatan Pengadaan Obat-obatan Rumah Sakit menunjukkan capaian kinerja 95%, termasuk kategori baik. c. Kegiatan
Pengadaan
Perlengkapan
Rumah
Tangga
Rumah Sakit (Dapur, Ruang Pasien, Laundry, Ruang Tunggu dan Lain-lain) menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat sangat baik. d. Kegiatan Pengadaan Bahan-bahan Logistik Rumah Sakit menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori baik. e. Kegiatan Pengadaan Makanan dan Minuman Pasien dan Tenaga Medis Rumah Sakit menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori baik. f.
Kegiatan
Pengadaan
menunjukkan capaian
Alat
Kedokteran
Pakai
Habis
kinerja 100 %, termasuk kategori
sangat baik. g. Kegiatan
Pengadaan
Bahan
Laboratorium
menunjukkan
adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. h. Kegiatan Perlengkapan Medis Pakai Habis menunjukan adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. i.
Kegiatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana dan Pemenuhan Peralatan Ponek Rumah Sakit (DAK 2009) menunjukkan adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik.
j.
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Gedung B Instalasi (DED Gedung B) menunjukan capaian Kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik.
k. Kegiatan
Pengadaan
menunjukkan
adanya
kategori sangat baik.
Internet capaian
WEB
(E
kinerja
–
Net)
100%,
Health
termasuk
II-13
l.
Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Interior Gedung C Rumah Sakit menunjukkan adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik.
m. Kegiatan Pengadaan Alat – Alat Kedokteran Ponek (DAK) pada RSUD Ciawi menunjukkan adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. n. Kegiatan
Pengadaan
Pembangunan
Gedung
Instalasi
Penunjang Medik RSUD Ciawi (Banprov) menunjukan adanya capaian kinerja menunjukkan adanya capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. 8.
Program Pelayanan Kesehatan BLUD a. Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik. b. Kegiatan Penyelenggaraan Pendukung Pelayanan Kesehatan menunjukkan capaian kinerja 100%, termasuk kategori sangat baik.
II-14
II-38
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan RSUD Ciawi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor termasuk dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor sekitar 2.436,118 KM² terdiri dari 40 kecamatan dan 428 Desa / Kelurahan. Secara geografis terletak antara 6.19° - 6.47° derajat lintang selatan dan 106.21° - 107.13° bujur timur. Di sebelah utara berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bekasi. Disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan Karawang. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang. Kabupaten Bogor dibagi menjadi 3 wilayah pembangunan yaitu wilayah pembangunan barat terdiri dari 13 kecamatan yaitu kecamatan Jasinga,
Parung
Panjang,
Tenjo,
Cigudeg,
Sukajaya,
Nanggung,
Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan, Rumpin, Tenjolaya dan kecamatan Leuwisadeng. Wilayah Pembangunan Tengah terdiri dari 20 kecamatan yaitu kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ciseeng, Kemang, Rancabungur, Cibinong, Sukaraja, Bojong Gede, Dramaga, Cijeruk, Caringin, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Citeureup, Babakan Madang, Ciomas, Tamansari, Tajurhalang, dan kecamatan Cigombong. Wilayah Pembangunan Timur terdiri dari 7 kecamatan yaitu kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Sukamakmur, Cariu dan Kecamatan Tanjung Sari. Luasnya
wilayah
Kabupaten
Bogor
menimbulkan
masalah
kesehatan yang komprehensif, sehingga program / kegiatan yang dilaksanakan harus memiliki tolok ukur serta indikator yang lengkap serta mudah dalam melakukan evaluasinya. Penetapan indikator pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor, disusun dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan baik di tingkat Pusat, Propinsi Maupun tingkat Kabupaten. Dalam pencapaian kinerja pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi terdapat 15 indikator pendukung, yaitu : 1. Terpenuhinya Pelayanan Instalasi
II-39
2. Terpenuhinya Pelayanan Spesialistik 3. Tingkat Hunian Rumah Sakit Bed Occupancy Rate (BOR) 4. Tersedianya Kapasitas Tempat Tidur Kelas III 5. Tersedianya Sarana dan Prasarana Aparatur, Obat dan Perbekalan Kesehatan 6. Rujukan Masyarakat Miskin yang dilayani 7. Terwujudnya Kelancaran Pelayanan Administrasi 8. Terwujudnya
Kecepatan,
Kenyamanan
dan
Keamanan
Kerja
Aparatur 9. Terwujudnya Peningkatan Kapasitas dan Kinerja Sumber Daya Aparatur 10. Terwujudnya Perencanaan dan Pelaporan yang Akuntabel 11. Dokumen BLUD 12. Kemitraan dengan Pihak Ke III 13. Tersedianya Alat dan Bangunan yang Laik 14. Terpenuhinya jumlah Alat Yang Tersertifikasi Pencapaian Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit ini dilihat dari hasil pencapaian Standar Minimal Pelayanan (SPM) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang dituangkan dalam Tabel 2.2. Adapun hasil pencapaian kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor adalah realisasi pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 dan 2011, rencana target Renstra tahun 2011 – 2013, dan proyeksi tahun 2012 – 2013 yaitu : 1. Terpenuhinya Instalasi Gawat Darurat yang berupa: a. Kemampuan menangani Life Saving anak dan dewasa oleh tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat mencapai 100 % b. Jam buka pelayanan Gawat Darurat 24 jam c. Pemberi pelayanan Kegawatdaruratan yang bersertifikat baik dokter maupun perawat mencapai 91,6 % terdiri dari 15 orang dokter, 11 orang perawat, dan 5 orang bidan d. Ketersediaan Tim Penanggulangan Bencana sebanyak 1 Tim dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
II-40
Ciawi Kabupaten Bogor Nomor 566/14/Kesja/2011 Tentang Pemberlakuan Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja e. Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat paling lama 5 menit sejak pasien datang realisasinya 89,66% f. Kepuasan Pelanggan dinilai pada pasien berdasarkan hasil survey sebanyak 81,90% pasien puas dari target 70% yang direncanakan g. Kematian pasien kurang atau sama dengan 24 jam mencapai 11/100 pasien h. Tidak ada pasien yang diharuskan membayar uang muka. Realisasi capaian kinerja pada Instalasi Gawat Darurat rata-rata hanya 80%, hal tersebut menunjukkan masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung. 2. Terpenuhinya Pelayanan Rawat Jalan yang berupa : a.
Dokter pemberi pelayanan di Poliklinik Spesialis sebanyak 89% adalah dokter spesialis karena masih ada layanan poliklinik gigi yang belum ada dokter gigi spesialis
b.
Ketersediaan pelayanan minimal untuk 4 layanan wajib sudah dapat dipenuhi dapat dilihat dari jumlah layanan spesialis mencapai 11 jenis
c.
Jam Buka Pelayanan ditargetkan pukul 08ºº 08ºº
d.
-
11
-
13
ºº,
Jum’at
ºº baru mencapai hasil 89%
Waktu tunggu di Rawat Jalan masih sangat buruk karena hanya sebagian dokter spesialis yang datang tepat waktu
e.
Kepuasan Pelanggan Rawat Jalan mencapai 81,90%
f.
Penegakkan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB mencapai 100%
g.
Terlaksananya pencatatan TB di RS dengan hasil 100%
Realisasi capaian kinerja pada Pelayanan Rawat Jalan tertinggi ada pada Dokter pemberi pelayanan di Poliklinik Spesialis yaitu sebesar 100%, sedangkan yang lainnya masih kurang yaitu sebesar 70%. 3. Terpenuhinya Pelayanan Rawat Inap a.
Pemberi Pelayanan di Rawat Inap 100 % dokter spesialis dan perawat
II-41
b.
Penanggungjawab Pasien Rawat Inap 100% tenaga dokter
c.
Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap 100%
d.
Jam Visite Dokter Spesialis mencapai 88%
e.
Kejadian Infeksi Pasca Operasi mencapai 100%
f.
Kejadian Infeksi Nosokomial mencapai 100%
g.
Tidak adanya pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian mencapai 100%
h.
Kematian pasien diatas 48 jam mencapai mencapai 1,79%
i.
Kejadian pulang paksa mencapai 27,20%
j.
Kepuasan pelanggan mencapai 81,90%
k.
Rawat inap TB mencapai 100%
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Rawat Inap cukup baik yaitu diangka 90% (kejadian infeksi Nosokomial) sampai dengan 100%. 4. Tersedianya Pelayanan Bedah Sentral a.
Waktu tunggu operasi elektif mencapai 84, 50%
b.
Kejadian kematian di meja operasi mencapai 100%
c.
Tidak ada kejadian operasi salah sisi mencapai 100%
d.
Tidak ada kejadian operasi salah orang mencapai 100%
e.
Tidak ada kejadian salah tindakan operasi mencapai 100%
f.
Tidak ada kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi mencapai 100%
g.
Komplikasi Anestesi karena overdosis, reaksi anestes, dan salah penempatan endotracheal tube mencapai 100%
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Bedah Sentral cukup baik yaitu diangka 93% ( waktu tunggu operasi) sampai dengan 100%. 5. Tersedianya Persalinan Perinatalogi (Kecuali RS khusus diluar RS Ibu dan Anak ) dan KB a.
Kejadian kematian ibu karena persalinan yang diakibatkan oleh pendarahan mencapai 1,1% dan pre-eklampsia mencapai 3,16%
b.
Pemberian Pelayanan Persalinan Normal mencapai 100% terdiri dari 5 orang dokter Spesialis Kandungan dan 18 orang bidan
c.
Pemberian Pelayanan Persalinan dengan Penyulit ditangani oleh 25 orang Tim Ponek terdiri dari dokter dan bidan
II-42
d.
Pemberian Pelayanan Persalinan dengan Tindakan Operasi mencapai100% terdiri dari 5 orang Dokter Spesialis Kandungan, 3 orang Dokter Spesialis Anak, dan 2 orang Dokter Spesialis Anastesi
e.
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr mencapai 91 % dengan jumlah tenaga sebanyak 19 orang
f.
Pertolongan persalinan melalui sectio cesaria mencapai 45,46% dari target 20% dengan jumlah tenaga sebanyak 10 orang
g.
Keluarga Berencana dengan cara Pasectomi dan tubectomi mencapai 12 % merupakan KB Mantap dengan jumlah tenaga terlatih sebanyak 5 orang
h.
Kepuasan Pelanggan mencapai 81,74%
Realisasi capaian kinerja Persalinan Perinatalogi cukup baik yaitu diangka 80% (pada pemberian pelayanan persalinan dengan penyulit) sampai dengan 100%. 6. Terpenuhinya Pelayanan Intensif a.
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
b.
Pemberi Pelayanan Unit Intensif
yang dilakukan oleh dokter
spesialis anastesi mencapai 100% danoleh perawat 64% dengan jumlah tenaga
sebanyak 11 orang sesuai dengan kasus yang
ditangani Realisasi capaian kinerja Pelayanan Intensif cukup baik yaitu diangka 95% sampai dengan 100%. 7. Terpenuhinya Pelayanan Radiologi a.
Waktu tunggu hasil pelayaan thorax photo mencapai 84%
b.
Pelayanan ekspertisi mencapai 90%
c.
Kejadian pelayanan Rontgen mencapai 3 %
d.
Kepuasan Pelanggan mencapai 68%
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Radiologi cukup baik yaitu diangka 85% sampai dengan 100%. 8. Terpenuhinya Laboratorium Patologi Klinik a.
Waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium mencapai 98%
II-43
b.
Pelayanan ekspertisi mencapai 70%
c.
Tidak
adanya
kesalahan
pemberian
hasil
pemeriksaan
Laboratorium mencapai 100% d.
Kepuasan Pelanggan mencapai 100%
e.
Pemeriksaan laboratorium Cito
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik cukup baik yaitu diangka 80% sampai dengan 93%. 9. Palayanan Rehabilitasi Medik a.
Kejadian DO pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan mencapai 40,25%
b.
Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik mencapai 100%
c.
Kepuasan Pelanggan mencapai 81,74%
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Rehabilitasi Medik sangat baik yaitu diangka 100%. 10. Terpenuhinya Pelayanan Farmasi a. Waktu tunggu pelayanan Obat jadi mencapai 89,50% dan obat racikan 71,50% b. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat mencapai 100% c. Kepuasan Pelanggan mencapai 81,74% d. Penulisan resep sesuai furmularium mencapai 100% Realisasi capaian kinerja Pelayanan Intensif sangat baik yaitu diangka 100%. 11. Terpenuhinya Pelayanan Gizi a.
Ketepatan waktu pemberian makanan pada pasien mencapai 94,92% akibat dari masih kurangnya tenaga retribusi makanan pasien dan jumlah ruang perawatan.
b. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien mencapai 25,40%
karena
penampilan
dalam
penyajian
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pasien rawat
makanan
II-44
c.
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet mencapai 94%,
masih
kurangnya
tenaga
yang
kompoten
dibidang
pengawasan mutu makanan dan tenaga konseling gizi ruangan Realisasi capaian kinerja Pelayanan Gizi kurang baik yaitu diangka 65% sampai dengan 94%. 12. Terpenuhinya Pelayanan Transfusi Darah a.
Kebutuhan Darah bagi setiap pelayanan transfusi mencapai 66% hal tersebut diakibatkan kurangnya ketersediaan darah dari PMI Kabupaten dan jumlah tenaga yang ada 1 orang
b. Kejadian reaksi transfusi mencapai 1,29% masih ada kejadian reaksi transfusi darah dilayanan transfusi darah Realisasi capaian kinerja Pelayanan Transfusi Darah cukup baik yaitu diangka 95%. 13. Terpenuhinya Pelayanan Keluarga Miskin Pelayanan terhadap Pasien Keluarga Miskin yang datang ke RS pada unit pelayanan mencapai 100% 14. Terpenuhinya Pelayanan Rekam Medik a.
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan mencapai 65% terjadi keterlambatan berkas yang masuk dikarenakan keterlambatan dan kurang lengkapnya berkas yang harus diisi
b.
Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang
jelas
mencapai
85%
karena
belum
semua
tenaga
kesehatan mengisi Form Informed Concent c.
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan mencapai 98% dengan waktu penyajian 9,20 menit
d.
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap mencapai 100%
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Rekam Medik kurang baik yaitu diangka 65% sampai dengan 100%. 15. Terpenuhinya Pengelolaan Limbah a.
Baku Mutu Limbah Cair mencapai 75% karena sistem Ipal yang lama berjalan kurang sempurna
II-45
b. Pengelolaan Limbah Padat Infeksius sesuai dengan aturan mencapai 100% 16. Terpenuhinya Pelayanan Administrasi dan Manajemen a.
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi mencapai 100%
b.
Kelengkapan Laporan Akuntabilitas mencapai 100%
c.
Ketepatan waktu pengurusan naik pangkat mencapai 100%
d.
Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala mencapai 100%
e.
Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam/tahun mencapai 100%
f.
Cost Recovery mencapai 100%
g.
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan mencapai 100%
h.
Ketepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap mencapai mencapai 100%
i.
Ketepatan
waktu
pemberian
imbalan
(insentif)
sesuai
kesepakatan waktu mencapai 100% j.
Diberlakukannya jam besuk pasien untuk kenyamanan dan keamanan pasien
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Administrasi dan Manajemen cukup baik yaitu diangka 70% sampai dengan 100%. 17. Terpenuhinya Kendaraan Ambulance/Kereta Jenazah a.
Waktu pelayanan ambulance / Kereta Jenazah mencapai 100%
b.
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di RS
sudahterlaksana
dengan
baik
sesuai
dengan
yang
diharapkan. c.
Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan cukup baik
Realisasi
capaian
kinerja
Pemenuhan
Kendaraan
Ambulance
Intensif sangat baik yaitu diangka 100%. 18. Terpenuhinya Pelayanan Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah sangat baik yaitu diangka 100%.
II-46
19. Terpenuhinya Pelayanan Pemeliharaan RS a.
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
b.
Ketepatan waktu pemeliharaan alat
c.
Peralatan Lab dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan kalibrasi terkalibrasi sesuai dengan ketentuan
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Pemeliharaan RS sangat kurang yaitu diangka 65% sampai dengan 70%. 20. Terpenuhinya Pelayanan Laundry a.
Tidak adanya kejadian linen yang hilang mencapai 100% tercapai dengan sangat baik dengan didukung jumlah tenaga sebanyak 7 orang
b. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap mencapai 80% karena pengiriman dari ruangan belum tepat waktu. c.
Penanganan pemisahan linen infeksius dan non infeksius mencapai 90% sudah cukup tertangani dengan baik.
Realisasi capaian kinerja Pelayanan Laundry cukup baik yaitu diangka 85% sampai dengan 90%. 21. Terpenuhinya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi a.
Anggota tim PPI yang terlatih mencapai 16,67% dari standar 75%, belum ada petugas yang dilatih
b. Tersedianya APD di setiap instalasi/departemen mencapai 74,50% sudah memenuhi standar yang ditentukan c.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial
II-47
Tabel. 2.2....
II-54
2.3. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI RSUD CIAWI Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis
terhadap
lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada RSUD Ciawi Kabupaten Bogor dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi serta misi
meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, maka isu-isu strategis yang menjadi menentukan
program
dan
acuan atau
dasar
dalam
kegiatan yang diprioritaskan selama
lima tahun ke depan (2009-2013) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai berikut : 1. Dokter spesialis lengkap dari berbagai jenis keahlian, tenaga pendukung secara kuantitas belum memenuhi kebutuhan, sarana dan
prasarana
masih
belum
memadai,
akan
mempersulit
pelayanan yang diberikan oleh para dokter spesialis di RS Ciawi 2. Berlokasi strategis merupakan peluang besar, namun dengan sistem sistem manajerial yang membutuhkan pengembangan ,dan Rumah sakit belum swadana ( pendapatan harus disetor dahulu ), bisa
menyebabkan
terjadinya
berbagai
keluhan
yang
tidak
menguntungkan rumah sakit dan memperlemah branding rumah sakit. 3. Daya beli masyarakat rendah namun dukungan pemda / DPR cukup tinggi sehingga pelayanan bagi masyarakat tidak mampu / ekonomi lemah mendapat subsidi dari Pemda 4. Adanya perkembangan daerah agraris kedaerah industri sehingga dimungkinkan adanya segmen pasar dari perusahaan / industri, perkembangan daerah wisata membuka peluang peningkatan jumlah pengunjung wisata. Kontrak dengan berbagai perusahaan swasta dan kalangan industri cukup besar, namun costumer maintain dalam bentuk kerjasama belum terpupuk dengan baik dan
II-55
pemasaran yang belum optimal, sehinggga RS berpeluang akan kehilangan captive market. 5. Intensitas kecelakaan cukup tinggi namun ketersediaan sarana medis masih belum memadai (sdh direvisi dari RENSTRA) Berdasarkan analisis gambaran pelayanan RSUD Ciawi, kajian hasil evaluasi pelaksanaan Kegiatan, serta kajian terhadap pencapaian kinerja Renstra, maka dapat dirumuskan isu-isu penting yang terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi RSUD Ciawi. Perumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi RSUD
Ciawi,
dimaksudkan
untuk
menentukan
permasalahan,
hambatan atas pelaksanaan program dan kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi RSUD Ciawi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya, serta capaian kinerja Renstra. Isue-isue penting yang dirumuskan berkaitan dengan sejauh mana tingkat kinerja pelayanan dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan RSUD Ciawi. 2.3.1. Isue Terkait Pelayanan Kesehatan Kabupaten Bogor 1. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan Pada era reformasi dan desentralisasi ini, keterbukaan publik terhadap pelayanan kesehatan sudah menjadi suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh SKPD penyelenggara pelayanaan. Beberapa hal yang muncul terkait dengan isu pemenuhan akses dan kualitas pelayanan kesehatan muncul dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Bogor tahun 2010, diantaranya yaitu : a. Pelayanan publik (termasuk pelayanan kesehatan) harus menjadi
skala
prioritas
menjadi
korban
jangan
karena
sampai
masyarakat
ketidakmampuan
layanan
tersebut dalam menangani permasalahan. b. Adanya keinginan agar performance patugas pelayanan kesehatan
terutama
di
tingkat
puskesmas
lebih
di
II-56
tingkatkan baik dari segi sopan santun maupun dalam peningkatan keterampilan dan profesionalismenya. c. Adanya keinginan agar kualitas sarana dan prasarana diperbaiki
terutama
prioritas
dalam
hal
rehabilitasi
sarana puskesmas. Selain itu agar ditemukan solusi kesulitan
dalam
hal
pengadaan
lahan
untuk
pembangunan puskesmas pembantu. d. Adanya keinginan agar penempatan petugas kesehatan lebih merata dan ditingkatkan lagi pengawasan terhadap petugas di daerah terpencil 2. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin Upaya peningkatan pelayanan kesehatan miskin saat ini terus
ditingkatkan
oleh
Pemerintah
Kabupaten
Bogor.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat keluhankeluhan dan masukkan dari masyarakat terkait peningkatan pelayanannya. 3. Gizi buruk dan revitalisasi posyandu Dalam upaya penanganan masalah gizi buruk, diperlukan adanya monitoring dan evaluasi terhadap program termasuk juga pembinaan terhadap petugas dan juga kader yang melaksanakan pelayanan gizi. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya revitalisasi posyandu dan juga pelayanan gizi di Puskesmas. 4. Lingkungan
sehat
dan
pengendalian
penyakit
berbasis
lingkungan Peningkatan lingkungan sehat merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan dimana menurut teori HL. Bloom, lingkungan merupakan 40% dari penyebab dari masalah – masalah kesehatan. Hal ini didukung dengan adanya keinginan masyarakat agar diprioritaskan upayaupaya
yang
dilakukan
untuk
peningkatan
lingkungan ini, sehingga penyakit-penyakit lingkungan dapat dieliminir.
kualitas
yang berbasis
II-57
5. Pemberdayaan Masyarakat Keberhasilan
pembangunan
masyarkat
bukan
hanya
tanggung jawab pemerintah saja, namun juga harus ada peran serta yang nyata dari masyarakat melalui upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu upaya itu adalah melalui implementasi desa siaga dimana dalam pelaksanaannya sampai saat ini masih terdapat
berbagai
permasalahan
yang
muncul.
Selain
diperlukan pembinaan yang intensif, peningkatan kualitas dan
kuantitas
kader
desa
siaga
juga
harus
terus
ditingkatkan, termasuk juga penigkatan kapasitas motivator tingkat desa. 1. Hambatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bogor a.
Adanya krisis moneter yang berkepanjangan yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin. Hal tersebut mengakibatkan adanya kenaikan biaya kesehatan yang makin menurunkan
kemampuan
masyarakat
untuk
memperoleh
pelayanan kesehatan. b.
Luasnya wilayah Kabupaten dan tingginya mobilitas penduduk memberikan hambatan dalam penanganan masalah kesehatan
c.
Kualitas kesehatan lingkungan rendah.
d.
Adanya reemerging diseases dan daerah endemis penyakit yang terus berkembang.
e.
Peran serta dan kemitraan yang belum terjalin dengan optimal dimana banyak kegiatan lintas sektor yang telah dilaksanakan tetapi belum berkembang dan berkesinambungan dengan baik.
f.
Pengetahuan dan pendidikan masyarakat tentang kesehatan yang masih rendah sehingga akan berpengaruh terhadap partisipasinya.
2.3.2. Tantangan dan Peluang dalam Pelayanan Kesehatan RSUD Ciawi dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang kesehatan tentunya tidak terlepas dari berbagai
II-58
permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan
tetapi
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi
tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada RSUD Ciawi Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan kesehatan adalah bahwa dinamika pembangunan kesehatan harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring
dengan
perkembangan
diantisipasi dengan
berbagai
global kebijakan
tersebut,
telah
yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan pemerintah provinsi. Hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan metode SWOT Analisis. Dalam Analisis
SWOT
Lingkungan
Internal
meliputi
STRENGTH
(Kekuatan) dan Weaknesses Ancaman Threath (Ancaman). Adapun
masing-masing
kondisi
lingkungan
internal
dan
eksternal antara lain sebagai berikut : 1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S) 1)
Tingkat pendidikan tenaga kesehatan (Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat dan tenaga kesehatan lainnya) yang memadai.
2)
Jenis Layanan Spesialistik yang memadai
3)
Rumah Sakit berada di daerah strategis
4)
Tarif Rumah Sakit yang cukup terjangkau
5)
Rumah Sakit Ciawi sebagai RS Tipe B Non Pendidikan
II-59
6)
Adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk masing-masing layanan manajemen.
KELEMAHAN (W) a.
Komitmen karyawan belum kuat
b.
Kuantitas dan Kualitas (Kemampuan / Ketrampilan) SDM masih kurang
c.
Sarana dan Prasarana layanan rujukan belum memadai
d.
Peran serta dan kemitraan dengan swasta belum terjalin dengan optimal
2. Lingkungan Eksternal PELUANG (O) 1) Perkembangan sebagai daerah indutri dan wisata 2) Intensitas Kecelakaan Lalu Lintas Tinggi 3) Adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah dalam mendukung program bidang kesehatan. 4) Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang arti sehat 5) Semakin meningkatnya kerjasama layanan kesehatan dengan instansi swasta ANCAMAN (T) 1) Adanya Rumah Sakit Pesaing 2) Daya beli masyarakat rendah 3) Adanya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 4) Peraturan Borokrasi yang cukup menghambat (Regulasi bidang kesehatan masih kurang) Sedangkan
peluang
yang
muncul
dalam
melaksanakan
pelayanan kesehatan masyarakat, sebagai berikut : 1. Adanya otonomi daerah, yang memberikan kewenangan yang lebih luas pada Kabupaten merupakan peluang dalam
II-60
pengembangan dan penyusunan sistem pelayanan kesehatan yang bersifat lokal spesifik. 2. Adanya
pengembangan
kawasan,
pelayanan
kesehatan
swasta dan segmen pasar, merupakan peluang dalam peningkatan penyelenggaraan upaya kesehatan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. 3. Adanya kemudahan komunikasi, akan mempercepat dan meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan penanggulangan masalah-masalah kesehatan yang harus segera ditangani serta meningkatkan koordinasi. 4. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dalam mendukung program2 bidang kesehatan 5. Adanya UKBM sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. 6. Adanya forum kemitraan penanganan lintas batas bidang kesehatan. 7. Adanya globalisasi dalam pelayanan kesehatan.
II-61
Tabel.2.3....
II-73
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Review terhadap rancangan awal RKPD yaitu merupakan maksud dan tujuan Rencana Kerja SKPD RSUD Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 yang berisi menetapkan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan pembangunan kesehatan daerah yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2013. Sedangkan tujuan Rancangan Rencana Kerja SKPD RSUD Ciawi Kabupaten Bogor adalah : a. Melakukan evaluasi terhadap capaian rencana kerja SKPD tahun lalu dan capaian rencana strategis (Renstra) b. Melakukan analisis terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor terhadap Indikator Kinerja Utama, Indikator IKK c. Untuk merumuskan program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi RSUD Ciawi Kabupaten Bogor pada tahun 2013. Gambaran tentang rumusan kebutuhan program dan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2013 yang merupakan hasil review terhadap rancangan awal RKPD Kabupaten Bogor dituangkan pada Tabel 2.4.
II-74
III-88
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Dan Propinsi Jawa Barat Dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia makin kompleks. Arus besar globalisasi membawa keleluasan informasi, fleksibilitas
distribusi
munculnya
isu-isu
barang
dan
berdimensi
jasa
lintas
yang bidang.
berdampak Dalam
pada
konteks
ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong akselerasi proses demokratisasi
dan
desentralisasi
yang
melahirkan
situasi
yang
paradoksal, antara semakin membaiknya kebebasan sipil dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan kapasitas tata kelola pemerintahan
sehingga
akuntabilitas
layanan
publik
belum
sepenuhnya sesuai harapan. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas
seluruh
instansi
pemerintah,
termasuk
Kementrian
Kesehatan. Beberapa Kebijakan Nasional dan Propinsi Jawa Barat yang menunjang peningkatan kesehatan masyarakat di Kabupaten Bogor dituangkan dalan Tabel 3.1 diantaranya adalah: A. Kebijakan Nasional Berdasarkan hasil Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2011 terdiri dari : A.1.
Fokus Prioritas Nasional Bidang Kesehatan terdiri dari 8 fokus yaitu : 1. Peningkatan KIA dan KB 2. Perbaikan Giiz Masyarakat 3. Pengendalian Penyakit Menulardan Tidak Menular dan Kesling 4. Pemenuhan SDM Kesehatan 5. Peningkatan Ketersediaan, Keterjangkauan, Safety, Mutu 6. Penggunaan Obat/Makanan
III-89
7. Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan Bencana dan Krisis 8. Peningkatan Pelayanan Primer, Sekunder dan Tersier A.2.
Prioritas Reformasi Kesehatan terdiri dari 8 prioritas yaitu : 1. Jamkesmas 2. Pelayanan
Kesehatan
di
Daerah
Perbatasan
dan
Kepulauan (DTKP) 3. Ketersediaan Obat 4. Saintifikasi Jamu 5. Reformasi Birokrasi 6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 7. Penanganan di Daerah Bemasalah Kesehatan (PDBK) 8. Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (Wordl Class Hospital) B. Kebijakan Propinsi Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,maka disusun program-program pembangunan sesuai dengan kebijakan yang telah diuraikan di atas disesuaikan dengan kebijakan Propinsi Jawa Barat dengan sasaran program sebagai berikut : B.1. Kebijakan 1 : Meningkatkan pelayanan kesehatan terutama Ibu dan Anak, yang dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut : 1. Program Upaya Kesehatan
Meningkatkan
Komitmen
dan
kemampuan
Kabupaten/Kota untuk mengembangkan Desa Siaga dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Meningkatkan Keluarga Sadar Gizi
Meningkatnya
perlindungan
pada
ibu
hamil,
Ibu
bersalin, Ibu Nifas, bayi, anak dan masyarakat beresiko tinggi.
Menjamin setiap orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan dasar bermutu
dan atau rujukan/spesialistik yang
III-90
Meningkatnya
penggunaan
obat
radisional
dan
pemakaian obat generic di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di setiap jenjang
Meningkatnya pengawasan dan pengendalian peredaran sediaanmakanan
dan
sediaan
perbekalan
farmasi
terutama napza, narkoba dan batra
Tertanggulanginya masalah kesehatan pada saat dan pasca bencana dan antisipasi global warming
Meningkatnya
derajat
Kesehatan
dan
Kebugaran
Jasmani masyarakat melalui aktifitas fisik dan olahraga yang baik, benar, teratur dan terukur. B.2. Kebijakan 2 : Mengembangkan sistem kesehatan, yang dilaksanakan melalui program-Program sebagai berikut : 1. Program Manajemen Pelayanan Kesehatan Meningkatnya Kualifikasi Rumah Sakit Propinsi menjadi Center of Excellent/ Rujukan Spesifik berbasis masalah Kesehatan Jawa Barat Terwujudnyatan sistem rujukan pelayanan kesehatan dan penunjangnya (laboratorium diagnostic kesehatan) regional Jawa Barat (HIV, Flue Burung, dll) Tersedianya anggaran/pembiayaan kesehatan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota
teralokasi
sesuai
dengan
dengan
jumlah
besaran
mencukupi,
masalah
dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna dan
diutamakan
untuk
upaya
pencegahan
dan
peningkatan ke-sehatan (preventif dan promotif) Terciptany sistem pembiayaan ksehatan skala provinsi Tersedianya kesehatan kesehatan
berbagai skala
kebijakan,standar
provinsi,
pedoman
pelayanan
dan
regulasi
III-91
Terwujudnya epidemilogi
sistem
informasi
kesehatan
yang
dan
surveillance
evidence
base,
akurat
diseluruh kabupaten/kota, Provinsi dan on line dengan Nasional. Terwujudnya
mekanisme
terselenggaranya pemahaman
dan
komunikasi
publik
tentang
jejaring
untuk
dan
terbentuknya
PHBS,
pembangunan
kesehatan dan masalah kesehatan global, nasional dan lokal Pelayanan Kesehatan di setiap Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu Terwujudnya
akuntabilitas
dan
pencapaian
kinerja
program pembangunan Kesehatan yang baik 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan, dengan sasaran : Peningkatan
Kualitas
sarana
prasarana
pelayanan
kesehatan Rumah Sakit Peningkatan kuantitas, kualitas dan fungsi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya Peningkatan
kualitas
sarana
dan
prasarana
Dinas
Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan B.3. Kebijakan 3 : Meningkatkan
upaya
pencegahan,
pemberantasan
dan
pengendalian penyakit menular serta tidak menular, yang dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut : 1. Program Menular,
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Penyakit
dengan sasaran sebagai berikut :
Meningkatnya
jumlah/presentase
Universal Child Immunization (UCI)
Desa
mencapai
III-92
Meningkatkan peningkatan
sistem dan
kewaspadaan penyebaran
dini
terhadap
penyakit
akibat
pemanasan global (global warming) Meningkatnya tatalaksana penyakit
upaya
kasus
cardio
pengendalian,
HIV/AIDS, vascular
penemuan
TBC,
(stroke,
dan
DBD,
Malaria,
MI),
penyakit
metabolism (DM) dan penyakit jiwa, penyakit gigi dan mulut, penyakit mata dan telinga, penyakit akibat kerja Setiap KLB dilaporkan secara cepat < 24 jam kepada kepala instansi kesehatan terdekat Setiap KLB/wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat Eliminasi penyakit tertentu yang berorientasi pada penguatan sistem, Kepatuhan terhadap standard dan peningkatan komitmen para pihak Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan
terutama di daerah lintas batas
kab/kota dan provinsi B.4. Kebijakan 4 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan,yang dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut : 1. Program Sumber Daya Kesehatan, dengan sasaran : Meningkatnya jumlah, jenis dan penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM kesehatan yang sesuai dengan standar. Meningkatnya
pendayagunaan
aparatur
kesehatan
termasuk SDM kesehatan yang sesuai dengan standar Meningkatnya pendayagunaan aparatur kesehatan Meningkatnya kualitas tenaga kesehatan Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan Meningkatnya
kecukupan
obat
dan
perbekalan
kesehatan (standar Nasional (Rp. 9000,-/orang/tahun)
III-93
Meningkatnya citra pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas dan Jaringannya Meningkatnya jumlah, jenis dan penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM kesehatan sesuai standar
99
3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPD Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1(satu) tahun mendatang. Tujuan strategis ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan strategis, sehingga dapat mengarahkan rumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Misi dan Visi. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap sesuatua yang harus dicapai. Berdasarkan tujuan dan sasaran Renja SKPD Kabupaten Bogor yang mengacu pada RPJMD dan RKPD Kabupaten Bogor yang tertuang pada misi ke lima yaitu pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan dengan tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai berikut : 1. Tujuan
: Meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat
Sasaran Strategis
: Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat (Pelayanan Dasar dan Rujukan)
Indikator Kinerja
: 1. Peningkatan
presentaese
ketersediaan
tempat tidur kelas III Rumah Sakit 2. Cakupan Tingkat Hunian Rumah Sakit Bed Occupancy Ratio (BOR) 3. Peningkatan Layanan Spesialis 4. Peningkatan Jumlah Instalasi 5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan 6. Pasien Masyarakat Miskin 7. Rasio Tenaga Dokter Spesialis Dasar 8. Setiap Layanan Medik Fungsional 9. Rasio Perawat per Tempat Tidur
100
2. Tujuan
: Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
Sasaran Strategis
: Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
tentang perilaku hidup bersih dan sehat Indikator Kinerja
: Cakupan Tingkat Hunian Rumah Sakit Bed Occupancy Ratio Cakupan Tingkat (BOR)
3.3.
PROGRAM DAN KEGIATAN Rumusan rencana program dan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 dan prakiraan maju tahun 2015 kami tuangkan pada Tabel 3.2, adapun program tahun 2014 terdiri dari 8 program dan 31 kegiatan dengan biaya sebesar Rp.85.568.536.794,- (Delapan Puluh Lima Milyar Lima Ratus Enam Puluh Delapan Juta Lima Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah), yang bersumber dari APBD II sebesar Rp.36.917.636.794,- (Tiga Puluh Enam Milyar Sembilan Ratus Tujuh Belas Juta Enam Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah) dan belanja fungsional Rp.48.650.900.000,(Empat Puluh Delapan Milyar Enam Ratus Lima Puluh Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah). Prakiraan maju rencana kebutuhan tahun 2015 terdiri dari 8 program dan 29 kegiatan dengan biaya sebesar Rp.116.808.016.794,(Seratus Enam Belas Milyar Delapan Ratus Delapan Juta Enam Belas Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah). Rencana kebutuhan per program dan kegiatan tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1)
2.
Peningkatan Promosi Kesehatan
Program
Pengadaan,
Peningakatan
Sarana
dan
Prasarana
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata 1) Pengadaan Alat – Alat Kedokteran Rumah Sakit 2) Pengadaan Obat – Obatan Rumah Sakit
101
3) Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit (Dapur, Ruang Pasien, Laundry, Ruang Tunggu dll) 4) Pengadaan Makanan dan Minuman Pasiendan Tenaga Medis Rumah Sakit 5) Pengadaan Alat – Alat Kedokteran Pakai Habis 6) Pangadaan Alat – Alat Kedokteran Ponek (DAK) pada RSUD Ciawi 7) Pengadaan Interior Gedung B (Instalasi Penunjang) 8) Internet WEB (E-Net) Health 9) Pembangunan Gedung H 3.
Program Pelayanan Kesehatan BLUD 1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan 2) Penyediaan Pendukung Pelayanan Kesehatan
4.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
5.
1) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 2) Rapat – Rapat Koordinasi dan Konsultasi Kedalam dan Luar Daerah 3) Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi / Teknis Perkantoran 4) Pelayanan Dokumentasi dan Arsip SKPD 5) Penyediaan Pelayanan Administrasi Kepegawaian 6) Penyediaan Pelayanan Keamanan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1) Pengadaan Mebeleur 2) Pengadaan Peralatan Kantor 3) Pengadaan Perlengkapan Kantor 4) Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional
6.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
7.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1) Pendidikan dan Pelatihan Formal
8.
Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan
Capaian Kinerja Dan Keuangan 1) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
102
2) Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran 3) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun 4) Penyusunan Perencanaan Anggaran 5) Penatausahaan Keuangan SKPD 6) Penyusunan Renstra dan Renja SKPD 7) Penyelenggaraan Publikasi SKPD
BAB IV PENUTUP
Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 di lingkup RSUD Ciawi Kabupaten Bogor, guna mendukung tercapainya target pembangunan daerah tahun 2014 yang tercantum dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014. Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 masih mengacu kepada Renstra RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2008 – 2013, yang telah memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya, memuat permasalahan yang dihadapi oleh RSUD Ciawi Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan program dan kegiatan, serta telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat. Optimalisasi dalam pelaksanaan isi Renja merupakan hal penting yang perlu diupayakan dalam rangka mewujudkan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kewenangan urusan perencanaan pembangunan dan statistik yang diemban oleh RSUD Ciawi Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan isi Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor. Semoga Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 ini dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kabupaten Bogor tahun 2014. Akhirnya, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini.
BUPATI BOGOR,
RACHMAT YASIN
BAB IV PENUTUP Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 di lingkup RSUD Ciawi Kabupaten.Bogor,
guna
mendukung
tercapainya
target
pembangunan
daerah tahun 2014 yang tercantum dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014. Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 masih mengacu kepada Renstra RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2008 – 2013, yang telah memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumny,
memuat
permasalahan
yang
dihadapi
oleh
RSUD
Ciawi
Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan program dan kegiatan, serta telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat. Optimalisasi dalam pelaksanaan isi Renja merupakan hal penting yang perlu diupayakan dalam rangka mewujudkan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kewenangan urusan perencanaan pembangunan dan statistik yang diemban oleh RSUD Ciawi Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan isi Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor. Semoga Renja RSUD Ciawi Kabupaten Bogor tahun 2014 ini dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kabupaten Bogor tahun 2014. Akhirnya, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini. Ditetapkan di Tanggal
: :
CIAWI 28 Juni 2013
Direktur RSUD Ciawi
dr. Hj. RADIANTI, MARS Pembina Utama Muda NIP. 195712031990032002