Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
PROFIL KELOMPOK PETERNAK KELINCI AL-HIKMAH CIAWI KABUPATEN BOGOR A.UDJIANTO dan BABAN SUBANDI Kelompok Peternak Kelinci AI-Hikmah ,Cileungsi Kec Ciawi Kab Bogor
ABSTRAK Kelompok Peternak Kelinci AI-Hikmah adalah Kelompok Peternak Kelinci yang didirikan pada tanggal 17 Mei 2005 di Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Tujuan didirikannya kelompok ini adalah sebagai upaya dari peternak kelinci yang tersebar di Ciawi untuk berhimpun atas dasar kepentingan bersama dalam rangka memajukan usaha beternak kelinci sehingga menjadi suatu usaha yang menjanjikan. Jumlah anggota yang tercatat pada saat ini adalah 94 orang peternak dengan jumlah populasi induk ± 2500 ekor yang terdiri berbagai jenis. Usaha yang dilakukan adalah menjual anak lepas sapih ke daerah wisata yang ada di sekitar Bogor, dengan kemampuan rata-rata 600 ekor per minggu dan baru terpenuhi 50% dari permintaan. Rencana jangka panjang adalah melakukan diversifikasi usaha dengan pemeliharaan kelinci hias dan kelinci untuk kebutuhan laboratorium serta mengarahkan pada penyediaan daging kelinci dan produk olahannya. Hambatan yang dialami adalah prosentase kebuntingan yang belum maksimal dan kematian anak lepas sapih yang masih terlalu tinggi (50%), disamping kurangnya permodalan dalam menanggulangi praktek ijon dari anggota dan rendahnya kualitas SDM. Kata Kunci: Profil, Kelompok Tani, Al-Hikmah
PENDAHULUAN Usaha beternak kelinci pada saat ini memiliki prospek yang sangat baik dan dapat diandalkan sebagai penambah penghasilan keluarga, karena usaha ini tidak membutuhkan modal yang terlalu besar dan lahan yang luas. Selain itu dapat dikerjakan oleh seluruh anggota keluarga secara bergotong royong terutama dalam mencari rumput. Pakan kelinci tidak terlalu sulit karena dapat memanfaatkan hijauan lebih baik dari jenis ternak. lain dan pemberian pakan tambahan cukup hanya 50 gram. Pemberian pakan tambahan umumnya diberikan pada induk bunting atau sedang menyusui anak. Usaha beternak kelinci di Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, telah dimulai pada tahun 2000 dengan jumlah kelinci yang dipelihara relatif tidak terlalu banyak dan penyebarannya masih di sekitar Desa. Dari tahun ke tahun jumlah peternak terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak kelinci dan penyebarannya meliputi desa-desa tetangga. Atas inisiatif beberapa orang peternak kelinci, pada tanggal 17 Mei 2005 sepakat. untuk berhimpun dalam suatu wadah kelompok yang diberi nama Kelompok Peternak Kelinci
150
Al-Hikmah dengan jumlah anggota 20 orang peternak. Usaha yang dilakukan kelompok adalah dengan menjual anak kelinci lepas sapih ke daerah wisata yang tersebar di wilayah Bogor seperti Kebun Raya Bogor, Taman Safari Cisarua dan daerah wisata sekitar Puncak. Hambatan yang dialami adalah rendahnya produktivitas dan kematian anak yang tinggi, selain kurangnya permodalan dalam menanggulagi praktek ijon oleh anggota. Tujuan pembentukan kelompok Pembentukan kelompok Peternak Kelinci Al-Hikmah ditujukan untuk menaungi usaha ternak kelinci dalam suatu wadah kelompok, sehingga semua kepentingan dapat dipenuhi secara bersama. Dengan wadah kelompok, diharapkan usaha beternak kelinci dapat mcmberikan kesejahteraan pada anggota sekaligus sebagai pemberdayaan ekonomi dipedesaan. Struktur Organisasi Untuk kelancaran organisasi kelompok diperlukan pengurus kelompok yang
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
terstruktur, sehingga semua rencana kerja dapat diformatkan dengan baik, baik rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Struktur organisasi kelompok Peternak kelinci Al-Hikmah disajikan pada Gambar 1. Keanggotaan kelompok Keanggotaan kelompok Peternak Kelinci AI Hikmat, sangat beragam yang terdiri dari berbagai profesi yaitu petani, buruh tani, buruh
bangunan, supir angkot, pegawai negeri, pedagang dan pelajar. Keanggotaan tidak berdasarkan persyaratan tertentu yang ketat, tetapi syarat utama adalah memiliki ternak kelinci minimal sepasang induk dan mendaftarkan keanggotaan pada koordinator wilayah yang dekat dengan domisili. Melalui pertemuan rutin, anggota kelompok dapat mengemukakan permasalahan yang dialami dan mendiskusikannya, sehingga segala hambatan dapat dipecahkan bersama.
STRUKTUR ORGANISASI AL-HIKMAH PEMBINA UPTD Peternakan dan Perikanan KUD Sugih Tani Cibedug Balai Penelitian Ternak
Ketua Umum
Baban Subandi, AMd.
Wakil Ketua Udin Syarifudin
Bendahara Udin Syarifudin
Seksi Humas Apipudin/Aah
Kord. Wilayah Desa Cileungsi
Sekretaris Muhajir
Seksi Pemasaran Abdul Kodir
Kord. Wilayah Desa Citapen
Kord. Wilayah Desa Pancawati
Seksi Kesehatan Pupung
Kord. Wilayah Desa Banjarsari
Seksi Litbang A. Udjianto
Kord. Wilayah Desa Ciderum
Kord. Wilayah Desa Cibedug
Gambar 1. Struktur organisasi Al-Hikmah
151
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
Perkembangan kelompok Pada awal terbentuknya Kelompok Peternak Kelinci AI-Hikmah yaitu tanggal 17 Mei 2005 dengan jumlah anggota 20 orang peternak, walaupun jumlah peternak cukup banyak tetapi belum mendaftar sebagai anggota. Dalam perkembangannya pada akhir Agustus 2005, jumlah anggota kelompok yang tercatat berdasarkan wilayah kerja berjumlah 94 orang dan diharapkan akan terus meningkat seiring dengan keberhasilan Seksi Humas dalam mensosialisasikan kegiatan kelompok pada petemak yang belum terdaftar sebagai anggota. Pembagian wilayah kerja kelompok Kelompok Peternak Kelinci Al-Hikmah pada saat ini terbagi kedalam enam wilayah kerja yang dipimpin oleh seorang koordinator wilayah. Jumlah keangotaan dari tiap wilayah sangat beragam dan terus berkembang seiring dengan keberhasilan dari unit Humas yang terus menerus mempromosikan mengenai manfaat beternak kelinci dan potensi ternak kelinci. Pembagian wilayah kelompok dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengelompokan wilayah kerja Al-Hikmah dan jumlah anggota kelompok
Desa Cileungsi Desa Citapen Desa Pancawati Desa Ciderum Desa Cibedug Desa Banjarsari
Jumlah anggota 20 orang 20 orang 20 orang 10 orang. 10 orang 10 orang
Desa Banjarwangi
4 orang
Wilayah kerja
Kel Kec Leuwiliang Pelabuhan Ratu
Belum terdata sda
Keterangan
Berafiliasi ke Al-Hikmah Sda
Peran seksi-seksi dalam kelompok Seksi budidaya Seksi budidaya berperan dalam menjaga kelangsungan produksi dengan melakukan
152
pembinaan pada anggota kelompok dengan mengatur jadwal perkawinan, mengatur kawin ulang, dan mengatur penyapihan. Selain itu memberi pengetahuan budidaya pada anggota kelompok khususnya mengenai reproduksi, perawatan induk bunting dan perawatan induk laktasi (menyusui). Seksi Budidaya berperan dalam penampungan anak kelinci 1epas sapih dari anggota kelompok, dan merawat anak sebelum dipasarkan. Seksi pembibitan Seksi pembibitan berperan dalam menyediakan kebutuhan bibit unggul bagi anggota kelompok, baik dengan cara mencari bibit unggul dari luar kelompok maupun dengan mengupayakan pembibitan sendiri melalui kawin silang dalam rangka memperbaiki kualitas genetik kelinci. Ketika anggota kelompok ingin menambah jumlah kelinci, maka dapat berhubungan dengan Seksi Pembibitan. Upaya kawin silang diarahkan pada pemurnian breed sehingga diharapkan kualitas ternak menjadi lebih baik terutama memiliki daya hidup yang lebih baik selain untuk mendapatkan kualitas karkas yang baik. Seksi pemasaran Seksi pemasaran berperan untuk mengupayakan pasar ternak kelinci dan berupaya mencarikan potensi pasar baru selain pasar yang sudah ada. Selain itu berupaya mencermati peluang pasar yang lain untuk pengembangan usaha yang lebih menguntungkan, sehingga pada jangka menengah dapat dikembangkan pada produk yang berdaya jual lebih tinggi untuk pencapai kesejahteraan anggota yang maksimal. Seksi kesehatan Seksi kesehatan ternak bertugas memonitor kesehatan ternak dari kelompok dan berupaya melakukan tindakan pengobatan yang sistimatis baik melalui obat-obatan farmasi maupun obat-obatan tradisional. Untuk jenis obat tertentu yang harganya mahal dapat ditanggulangi secara bersama, sehingga hal ini merupakan keuntungan bagi anggota kelompok.
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
Seksi pakan Seksi pakan berperan dalam memberi pengetahuan mengenai jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan pada ternak kelinci dan juga mengenai tatalaksana pemberian pakan yang baik. Bersama Seksi Litbang berupaya mencari bahan pakan alternatif yang murah, sehingga biaya pakan tambahan dapat terjangkau oleh anggota. Seksi humas Seksi Humas merupakan ujung tombak dari kelompok yang berungsi mensosialisasikan manfaat ternak kelinci dan berusaha menarik minat masyarakat agar mau beternak kelinci dan masuk menjadi anggota kelompok baru. Keberhasilan Seksi Humas dalam sosialisasi, terlihat dengan peningkatan jumlah anggota kelompok yang berasal dari petemak kelinci pemula. Seksi penelitian dan pengembangan (litbang) Seksi litbang adalah sebuah unit strategis yang bergerak dalam mencari inovasi-inovasi baru yang berkaitan dengan pengembangan teknologi budidaya dan teknologi pakan. Selain itu mengupayakan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia kelompok melalui pelatihan-pelatihan dan melakukan penataan organisasi kelompok yang lebih baik. MASALAH BUDIDAYA TERNAK KELINCI Jumlah populasi kelinci milik kelompok Pada saat ini jumlah populasi ternak kelinci milik kelompok tercatat ± 2500 ekor induk dengan ratio jantan betina 1 : 9. Pada anggota kelompok yang memiliki ternak induk yang tidak berimbang maka untuk mengoptimalkan produktivitas induk dengan meminjam pejantan dari sesama anggota kelompok dalam satu wilayah.
Tabel 2. Jumlah populasi ternak kelirlci kelompok Al-Hikmah Jumlah populasi Wi layah Kerja
Jantan
Induk
Desa Cileungsi
167
1494
Desa Citapen
40
400
Desa Pancawati
14
118
Desa Ciderum
17
189
Desa Cibedug
14
136
Desa BanJarsari
12
121
Desa Banjarwangi
6
24
Jenis kelinci yang dipelihara Kelinci yang dipelihara adalah kelinci ras persilangan dan kelinci kampung yang memiliki daya tahan hidup yang baik. Pada saat ini mulai dipelihara jenis kelinci hias yang rnemiliki nilai ekonomi tinggi seperti Anggoran, Lion dan Loop. Selain itu kelinci jenis New Zealand mulai dipelihara untuk memenuhi kebutuhan laboratorium dan berusaha mendapatkan bibit yang baik dan memurnikan bibit. Pakan Pakan kelinci yang utama diberikan adalah rumput-rumputan yang banyak tersedia di sekitar wilayah kerja kdompok, daun pepaya, pepaya muda yang direbus. Sebagai pakan tambahan ada sebagian peternak yang memberikan konsentrat untuk sapi perah ada juga yang memberikan dedak yang dicampur air hangat. Untuk kepentingan kelompok, telah dibuat konsentrat komplit dalam bentuk pellet dengan harga untuk kelompok sebesar Rp 2300/kg. Bekerja sama, dengan Unit Litbang diupayakan pemanfaatan limbah sebagai pakan kelinci seperti pemanfaatan limbah pisang, limbah penetasan dan sebagainya. Produktivitas kelinci Secara umum produktivitas induk masih sangat rendah, yang dapat dilihat dengan
153
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
dipasarkannya anak kelinci lepas sapih hanya mencapai rata-rata 600 ekor/minggu. Pola perkawinan diatur secara serentak dalam suatukelompok kawin dan diharapkan setiap minggu dapat dilakukan penyapihan anak. Prosentase kebuntingan masih sangat rendah yaitu 70% dari total induk yang dikawinkan, hal ini ada kemungkinan dengan tidak berimbangnya rasio antara jantan dan betina. Selain itu kematian anak menjelang lepas sapih dan setelah penyapihan cukup tinggi yaitu mencapai 50%, yang diakibatkan faktor cuaca dan predator. Untuk meningkatkan produktivitas diupayakan tatalaksana ygng baik dan meningkatkan derajat kesehatan ternak melalui pemberian pakan yang dapat memenuhi kebutuhan ternak disamping selalu menjaga kebersihan kandang. Selain itu mengatur kawin ulang merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin produktivitas induk Pola usaha Usaha yang sedang berjalan pada saat ini adalah menjual anak kelinci lepas sapih untuk memenuhi kebutuhan daerah wisata yang ada di daerah Bogor seperti Taman Safari Indonesia, Kebun Raya Bogor, daerah sekitar jalan raya Puncak. Seiring dengan perkembangannya terjadi peningkatan permintaan dari wilayah Jabotabek, terutama pada hari libur. Keuntungan menjual anak lepas sapih adalah resiko kematian anak jauh lebih kecil dari pada dibesarkan, walau secara finansial keuntungan yang didapat belum optimal. Untuk meningkatkan pendapatan diupayakan melakukan pengolahan kompos dan air kencing sebagai pupuk terutama setelah difermentasi untuk tanaman hortikutura dan tanaman hias. Pada saat ini sedang diupayakan untuk dilakukan pengembangan kelinci hias dan kelinci untuk kebutuhan laboratorium. Pemasaran Pemasaran. ternak kelinci dilakukan oleh unit pemasaran yang dilakukan, dengan pengumpulan anak lepas sapih dari wilayahwilayah kerja kelompok. Seekor anak kelinci lepas sapih dihargai Rp 5.500/ekor dan Unit Pemasaran akan menjual pada pengepul
154
seharga Rp 6.000/ekor. Selisih harga merupakan keuntungan kelompok yang akan digunakan untuk membiayai kelangsungan organisasi seperti untuk ATK, biaya sarasehan, biaya untuk nara sumber dan sebagainya. Pada saat ini Kelompok Peternak Kelinci Al-Hikmah baru mampu memenuhi 50% dari permintaan pasar yaitu 600 ekor/minggu. Rencana pengembangan kelompok Bagian penelitian dan pengembangan (litbang) organisasi, berperan strategis dalam menyusun rencana pengembangan kelompok kedepan terutama dengan membangun roda usaha yang lebih sehat disamping melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan yang terintegrasi melalui kerja sama kelembagaan. Mengupayakan instansi-instansi teknis yang kompeten untuk dapat melakukan pembinaan seperti UPTD Peternakan dan Perikanan Kecamatan Ciawi, Balai Penelitian Ternak serta menarik investor dalam kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Pengembangan usaha akan dilakukan dengan menerobos peluang pasar menengah melalui pengembangan kelinci hias untuk kesenangan (fanci) yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat ditawarkan pada beberapa Pet Shop yang tersebar di Jabotabek. Untuk memenuhi kebutuhan pasar kelinci percobaan di Jabotabek, rencananya akan dikembangkan jenis kelinci New Zealand dan mengupayakan pemurnian bibit dengan mengusahakan calon bibit yang mendekati murni. Pada jangka menengah usaha kearah daging dan produk olahannya akan dilakukan melalui penyilangan ternak kelinci guna mendapatkan bobot karkas yang ideal sebagai kelinci potong. Daging kelinci dapat dibuat sate, sop dan gulai yang dapat dijual pada warung nasi di daerah wisata. Selain itu akan mengupayakan pcmbuatan produk olahan seperti abon, sosis, nugget dan dendeng yang dijual sebagai oleh-oleh wisatawan domestik. Dengan demikian akan terbuka peluang kerja pada masyarakat disekitarnya, sehingga keberadaan kelompok dapat memberi manfaat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di pedesaan. Untuk itu perlu merubah cara budidaya ke arah efisiensi dengan
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
meningkatkan derajat kesehatan ternak terutama meningkatkan daya hidupnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, format usaha yang akan dilakukan adalah dalam bentuk koperasi bekerjasama dengan KUD Sugih Tani. Hal ini ditujukan untuk memperkuat organisasi dan permodalan dengan mengupayakan dana investor. Hambatan dan kendala 1. Kematian anak masih terlalu tinggi. Kematian anak kelinci pada kelompok Peternak Kelinci Al-Hikmah berdasarkan laporan mencapai 50%, hal ini berdampak pada rendahnya produktivitas dan kecilnya pendapatan peternak. Penyebab kematian adalah, tingginya curah hujan mengakibatkan pakan hijauan menjadi basah. Jika diberikan pada ternak, akan berakibat mencret dan kembung yang berakhir dengan kematian. Selain itu kematian disebabkan pula oleh predator seperti tikus, musang dan kucing yang sering menyerang kandang kelinci pada malam hari. Faktor kanibalisme dan adanya induk yang beranak tidak pada tempatnya merupakan penyebab kematian, walaupun jumlahnya relatif kecil. 2. Belum adanya sangsi organisasi, sering menyebabkan beberapa anggota kelompok berupaya menerobos pasar sendiri karena mendapatkan harga yang lebih baik. Jika dibiarkan, maka kelangsungan kelompok dapat terganggu oleh karena itu perlu penyadaran pada anggota mengenai pentingnya kebersamaan. Untuk itu perlu mengupayakan harga pasar yang lebih baik, sehingga peternak merasa terlindungi dalam kelompok karena mendapatkan penghasilan yang lebih baik. 3. Kurangnya modal untuk mengelola usaha kelompok. Keadaan yang sering terjadi adalah kebutuhan ekonomi yang memaksa, dimana
peternak sering mengijonkan ternaknya pada waktu bunting. Kurangnya modal kelompok, peternak mengijonkan anak kelinci ke tengkulak dengan harga dibawah pasar. Hal ini berdampak pada rendahnya jumlah anak kelinci yang dipasarkan secara kelompok. PENUTUP Kelompok peternak kelinci AI-Hikmah memiliki prospek dalam usaha pengembangan ternak kelinci di Wilayah Bogor. Permodalan merupakan hambatan yang ada dalam kelompok kami, terutama dalam penanggulangan praktek ijon dari tengkulak. Selain itu produktivitas induk masih sangat rendah, sebagai akibat prosentase kebuntingan yang rendah dan tingginya persentase kematian anak. Usia kelompok yang relatif muda, perlu dilakukan pembenahan organisasi ke dalam. Selain itu perlu dibuat tata tertib organisasi yang mengikat, sehingga tujuan pencapaian kesejahteraan akan lebih cepat. Untuk itu harapan kami adalah pembinaan yang maksimal dari instansi-instansi yang berwenang khususnya Balai Penelitian Ternak dan UPTD Peternakan dan Perikanan Kecamatan Ciawi. Bantuan permodalan juga sangat kami harapkan, agar praktek ijon tidak terjadi lagi pada kelompok dan juga untuk modal pengembangan usaha jangka menengah dan jangka panjang. DAFT AR BACAAN SUMADIA, I.W.P. dan R. DENNY PURNAMA. 2005. Peran ternak kelinci dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk mengatasi kerawanan gizi. Makalah dalam Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian yang diselenggarakan oleh Puslitbang Peternakan (Unpublish). ROSSUARTINI. 2005. Proses pengolahan daging kelinci menjadi nugget. Makalah dalam Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian yang diselenggarakan oleh Puslitbang Peternakan (Unpublish).
155