PERENCANAAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 36 kV PADA PT PAMA 1 KALIMANTAN TENGAH ,
,
¹Mahasiswa, Pembimbing I², Pembimbing II³ Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi industri Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] Intisari - Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat diiringi dengan konsumsi energi listrik yang meningkat. Oleh karena itu perlu langkah semaksimal mungkin untuk memenuhi hal tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu merencanakan saluran transmisi dari pembangkit agar energi listrik
dapat
tersalur
secara
maksimal. Pada
penelitian
ini
direncanakan
pembangunan transmisi dari PLTU Puruk Cahu menuju puncak beban PT PAMA Kalimantan Tengah dengan panjang saluran 100 km. Dari penelitian ini diperoleh dasar peralatan penyaluran
melalui jaringan
udara
transmisi.
Saluran
udara
transmisi
tersebut
menggunakan tegangan 36 kV terdiri dari 1000 menara transmisi dengan jarak antar gawang rata - rata 100 m. Konduktor yang digunakan adalah AAAC (All Aluminium Alloy conductor) dengan ukuran 240 mm2, andongan yang timbul 12,3 cm. Sedangkan drop tegangan maksimal 1,98% dan losess pada saluran selama satu bulan sebesar 11340,265 W. Kata Kunci : Perencanaan Saluran Transmisi, Etap 12.6. Abstract - Electrical energy is very important role in human life. Rapid population growth is accompanied by increased electricity consumption. Therefore it is necessary steps as much as possible to meet it. One of the steps is to plan the transmission line from the plant so that the electrical energy can be channeled optimally. In this study planned the construction of transmission from Puruk Cahu power plant to the peak load of PT PAMA Central Kalimantan with a channel length of 100 km. From this research is obtained the basic of distribution equipment through air transmission network. The air transmission line uses a 36 kV tension comprising 1000 transmission towers with an average goal-spacing of 100 m. The conductor used is AAAC (All Aluminum Alloy conductor) with size 240 mm2, raised 12.3 cm. While the maximum voltage drop of 1.98% and losses in the channel for one month of 11340.265 W. 1
Keywords: Transmission Channel Planning, Etap 12.6. tegangan listrik ke gardu induk (GI)
I. PENDAHULUAN Pertumbuhan
penduduk
yang
pesat
PAMA,
lalu
diturunkan
tegangannya
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
menggunakan
energy listrik. Apalagi dengan merebaknya
menjadi tegangan menengah yang juga
fenomena pemadaman listrik diberbagai
disebut sebagai tegangan distribusi primer.
daerah di Indonesia pada umumnya dan
Kecenderungan
Kalimantan Tengah khususnya. Hal ini,
bahwa tegangan distribusi primer PLN
dengan tegas menunjukkan bahwa adanya
yang
ketidak
menengah 20 kV. Setelah tenaga listrik
optimalan
PT
PLN
dalam
transformator
saat
berkembang
menunjukan
adalah
disalurkan
bagi
di
primer atau jaringan tegangan menengah
Kalimantan Tengah. Oleh karena itu PT
(JTM), maka tenaga listrik kemudian
PAMA yang sejalan dengan program
diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-
pemerintah daerah Kalimantan Tengah
gardu distribusi menjadi tegangan rendah,
yaitu program “Kalteng Terang” PT Pama
yaitu
Persada
disalurkan
Nusantara
perusahaannya
PT
(masyarakat)
melalui Energia
anak
tegangan
jaringan
tegangan
mengelola pasokan ketersediaan listrik pelanggan
melalui
ini
step-down
380/220
melalui
jaringan
distribusi
volt,
lalu
tegangan
Prima
rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan
Nusantara membuat pembangkit mulut
(konsumen) PLN. Pelanggan-pelanggan
tambang yang memiliki kapasitas 2 x 18
dengan daya tersambung besar tidak dapat
MW yang mana listrik tersebut digunakan
dihubungkan
untuk kebutuhan internal PAMA Group
rendah, melainkan dihubungkan langsung
dan kelebihan listrik tersebut dikirim ke
pada jaringan tegangan menengah, bahkan
Gardu Induk PLN di Puruk Cahu yang
ada pula pelanggan yang terhubung pada
nantinya akan disalurkan ke pelanggan
jaringan
(masyarakat). Untuk memenuhi kebutuhan
besarnya daya tersambung. Setelah melalui
internal PAMA Group, listrik tersebut
jaringan tegangan menengah, jaringan
akan disalurkan menggunakan jaringan
tegangan rendah dan sambungan rumah
Transmisi 36 kV.
(SR), maka tenaga listrik selanjutnya
Khusus untuk tegangan 36 kV dalam
melalui alat pembatas daya dan kWh meter
praktek saat ini disebut sebagai saluran
II. TINJAUAN PUSTAKA
udara tegangan tinggi (SUTT). Setelah
A. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat –
tenaga listrik disalurkan, maka sampailah
pusat listrik ( power station) seperti 2
pada
transmisi,
jaringan
tegangan
tergantung
dari
PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTG
selanjutnya disalurkan ke rumah–rumah
kemudian disalurkan melalui saluran
pelanggan
transmisi
dahulu
sambungan rumah hingga ke alat
oleh
pengukur dan pembatas di rumah–
transformator penaik tegangan yang
rumah pelanggan atau biasa di sebut
berada di pusat listrik. Saluran transmisi
kWh Meter.
dinaikkan
tegangan
setelah
terlebih
tegangannya
tinggi
kebanyakan
B. Konsep
mempunyai tegangan 30 kV, 66 kV,
a. Survey,
Setelah melalui saluran transmisi maka
menara,
tegangan
keadaan
distribusi primer yang bertegangan 6
d. Penentuan
keluar dari gardu induk biasa di sebut
setempat
dari
jarak-jarak
antara kawat-kawat.
jaringan distribusi, sedangkan jaringan
e. Pemilihan
antara pusat listrik dan gardu induk
dari
kawat
(konduktor) yang ekonomis.
biasa disebut jaringan transmisi, baik
f. Penentuan jumlah isolator.
saluran transmisi atau pun saluran
g. Perhitungan tegangan tarik dan
distribusi ada yang berupa saluran udara
andongan
dan ada yang berupa kabel tanah.
(sag
and
tensioncalculation) dari kawat
distribusi
yang dibentang.
primer maka kemudian tenaga listrik
Pusat-pusat
diturunkan tegangannya dalam gardu – menjadi
tanah
traversnya.
gunakan di Indonesia. Jaringan setelah
distribusi
berdasarkan
c. Perencanaan dari menara beserta
sebutkan adalah yang cenderung di
gardu
dan
direncanakan pondasi menara.
kV, 12 kV atau 20 kV. Yang terakhir di
jaringan
dan
b. Pengujian tanah tempat menara-
sub station ) untuk diturunkan menjadi
melalui
pengukuran
pemetaan rute dari saluran.
tenaga listrik sampai ke gardu induk (
Setelah
Jaringan
tinggi terdiri dari :
sering disebut tegangan ekstra tinggi.
atau
Perencanaan
Perencanaan saluran udara tegangan
tegangan 500 kV dalam prakteknya
menengah
melalui
Transmisi
150 kV dan 500 kV. Khusus untuk
tegangan
(konsumen)
listrik
tenaga
itu
umumnya terletak jauh dari tempat-tempat
tegangan
dimana tenaga listrik itu digunakan atau
rendah atau jaringan distribusi sekuder
pusat-pusat beban (load centers), karena
dengan tegangan 380 V atau 220 V.
itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus
Melalui jaringan tegangan rendah untuk
disalurkan 3
melalui
kawat-kawat
atau
saluran
transmisi
kemudian
dengan
bawah tanah serta pemeliharaannya yang
menggunakan transformator daya tegangan
mudah.
yang tadinya rendah yaitu 6 kV sampai 24
Suatu menara atau tower listrik
kV ditingkatkan ke tegangan yang lebih
harus kuat terhadap beban yang bekerja
tinggi hingga 30 kV sampai 500 kV
padanya, antara lain yaitu:
(bahkan di negara maju sampai 1000 kV).
- Gaya berat tower dan kawat C. Komponen
Utama
Jaringan
penghantar (gaya tekan).
Transmisi - Gaya tarik akibat rentangan
a. Menara transmisi. kawat.
Menara atau tiang transmisi adalah suatu
bangunan
penopang
- Gaya angin akibat terpaan angin
saluran
pada kawat maupun badan tower.
transmisi yang dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu.
Tiang baja,
beton
atau
Menurut
kayu
bentuk
konstruksinya,
jenis-jenis menara / tower listrik dibagi
umumnya digunakan pada saluran-saluran
atas 4 jenis, yaitu:
dengan tegangan kerja relatif tinggi dan 1. Lattice tower
extra tinggi digunakan menara baja. Menara
baja
dibagi
sesuai
dengan
2. Tubular steel pole
fungsinya, yaitu : menara dukung, menara 3. Concrete pole
sudut, menara ujung, menara percabangan dan menara transposisi. Konstruksi merupakan
jenis
tower
4. Wooden pole besi
konstruksi
baja saluran
transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya
yang
relatif
lebih
murah
dibandingkan dengan penggunaan saluran Gambar 2.1 Jenis-jenis menara jaringan distribusi 4
1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk,
tower
sepenuhnya
ini
hampir
menanggung
gaya
tarik. 2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat
(a)
pembangunan
kawat),
(penarikan
umumnya
mempunyai
sudut belokan yang kecil. 3. Suspension
tower,
yaitu
tower
penyangga,
tower
ini
hampir
sepenuhnya
menanggung
gaya
berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan. 4. Tension
(b)
tower,
yaitu
tower
penegang, tower ini menanggung Gambar 2.2 (a) Lattice tower, (b)
gaya tarik yang lebih besar dari
Tubular steel pole
pada
gaya
berat,
umumnya
mempunyai sudut belokan.
Tower harus kuat terhadap beban
5. Transposision tower, yaitu tower
yang bekerja padanya yaitu:
tension yang digunakan sebagai Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan) Gaya tarik akibat rentangan kawat
tempat
melakukan
posisi
kawat
perubahan fasa
guna
memperbaiki impendansi transmisi.
Gaya angin akibat terpaan angin
6. Gantry
tower,
yaitu
tower
berbentuk portal digunakan pada
pada kawat maupun badan tower
persilangan antara dua Saluran Menurut jaringan
distribusi
fungsinya di
menara
transmisi. Tiang ini dibangun di
klasifikasikan
bawah Saluran transmisi existing.
sebagai berikut:
7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran 5
transmisi yang berbeda tegangan
menentukan
operasinya.
tower, karena harus memenuhi
benar, sudut kemiringan stub harus
tower dikelompokkan atas:
pemasangan
syarat yaitu jarak antar stub harus
Menurut susunan/konfigurasi kawat fasa
mutu
sesuai dengan kemiringan kaki
Jenis delta digunakan pada
tower, dan level titik hubung stub
konfigurasi
dengan kaki tower tidak boleh beda
horizontal/mendatar.
2 mm (milimeter) 3. Leg,
Jenis piramida digunakan pada
adalah
kaki
tower
yang
konfigurasi vertikal/tegak
terhubung antara stub dengan body
Jenis zig-zag yaitu kawat fasa
tower. Pada tanah yang tidak rata
tidak berada pada satu sisi
perlu dilakukan penambahan atau
lengan tower
pengurangan tinggi leg. Sedangkan body harus tetap sama tinggi
b. Komponen-komponen
permukaannya. Pengurangan leg
Menara /
ditandai:
Tower listrik.
-1
;
-2;
-3
dan
Penambahan leg ditandai: +1; +2; +3.
1. Pondasi, adalah konstruksi beton mengikat
4. Common Body, badan tower bagian
kakitower (stub) dengan bumi.
bawah yang terhubung antara leg
Jenis
beragam
dengan badan tower bagian atas
tempat
(super structure). Kebutuhan tinggi
bertulang
untuk
pondasi
menurut
tower
kondisi
tanah
tapak tower berada dan beban yang
tower
akan
pengaturan tinggi common body
ditanggung
oleh
tower.
dapat
Pondasi tower yang menanggung
dengan
beban
pengurangan.
tarik
dirancang
lebih
cara
dilakukan
dengan
penambahan Super
atau
structure,
kuat/besar dari pada tower tipe
badan tower bagian atas yang
suspension.
terhubung dengan common body
2. Stub, bagian paling bawah dari
dan cross arm kawat fasa maupun
kaki tower, dipasang bersamaan
kawat petir. Pada tower jenis delta
dengan pemasangan pondasi dan
tidak dikenal istilah super structure
diikat menyatu dengan pondasi.
namun digantikan dengan “K”
Pemasangan
frame dan bridge.
stub
paling
6
5. Cross arm, bagian tower yang berfungsi
untuk
kecil dan sisi yang menghadap
tempat
nomor besar.
menggantungkan atau mengaitkan
9. Rambu
identifikasi
tower
dan
isolator kawat fasa serta clamp
penghantar / jalur, berfungsi untuk
kawat petir. Pada umumnya cross
memberitahukan identitas tower
arm berbentuk segitiga kecuali
seperti: Nomor tower, Urutan fasa,
tower
Penghantar
jenis
tension
yang
mempunyai sudut belokan besar
/
Jalur
dan
Nilai
tahanan pentanahan kaki tower.
berbentuk segi empat.
10. Anti
Climbing
Device
(ACD),
6. “K” frame, bagian tower yang
berfungsi untuk menghalangi orang
terhubung antara common body
yang tidak berkepentingan untuk
dengan bridge maupun cross arm.
naik
“K” frame terdiri atas sisi kiri dan
runcing, berjarak 10 cm dengan
kanan yang simetri. “K” frame
yang lainnya dan dipasang di setiap
tidak
kaki tower dibawah Rambu tanda
dikenal
di
tower
jenis
pyramid.
ke
tower.
ACD
dibuat
bahaya.
7. Bridge, penghubung antara cross
11. Step bolt, baut panjang
arm kiri dan cross arm tengah.
dipasang
Pada tengah-tengah bridge terdapat
sepanjang badan tower hingga
kawat penghantar fasa tengah.
super structure dan arm kawat
Bridge tidak dikenal di tower jenis
petir.
pyramida.
petugas
8. Rambu tanda bahaya, berfungsi
atas
ACD
ke
Berfungsi
untuk
pijakan
sewaktu
naik
maupun
turun dari tower.
untuk memberi peringatan bahwa instalasi
dari
yang
12. Halaman
SUTT/SUTET
tower,
daerRencana
untuk
meningkatan
pemerintah
mempunyai resiko bahaya. Rambu
kesejahteraan
ini bergambar petir dan tulisan
industrialisasi
“AWAS
merupakan suatu rencana yang
BERBAHAYA
TEGANGAN TINGGI”. Rambu ini dipasang di kurang
5
kaki meter
melalui tampaknya
patut didukung oleh semua pihak.
tower lebih diatas
rakyat
tanah
sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap tower nomor
7
Untuk lebih awal perlu dilakukan
III. METODE PENELITIAN
identifikasi masalah apa yang
Dalam penelitian ini secara
timbul
rinci peralatan dan bahan-bahan yang
mengangkat
dibutuhkan sebagai berikut :
komparatif
Sumber bahan Penelitian terbagi
b. Studi
teknis
yaitu
menggali,
mendukung
diperoleh peneliti dari sumber yang
cara serta
dalam
pemecahan
masalah yang diteliti. Teorema-
sudah
teorema tersebut didapat baik dari
ada.
jurnal ilmiah, hasil penelitian
Software
Etap
adalah
suatu
sebelumnya, maupun dari buku-
software yang mendukung sistem
buku referensi yang mendukung
tenaga listrik. software ini mampu
penelitian ini. Selain itu, studi
bekerja dalam keadaan offline maupun
online.
offline
literatur
untuk
digunakan
didalamnya
untuk
yang
data-data yang diperlukan untuk penelitian yang didapatkan dari
pun
lapangan.
beragam, antara lain fitur yang digunakan
data-data
c. Observasi, yaitu mengumpulkan
untuk
mengendalikan sistem secara realFitur
untuk
diinginkan.
online untuk pengelolaan data realatau
dilakukan
mendapatkan
melakukan simulasi tenaga listrik,
time.
secara
mengkaji teorema-teorema yang
Data sekunder adalah data yang
time
studi
literatur,
menelaah,
(dari tangan pertama).
judul
kV.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung
penulis
perencanaan jaringan transmisi 36
menjadi dua yaitu :
sehingga
Data-data
tersebut
didapat dari hasil survey yang
menganalisa
dilakukan
aliran daya pada pembangkitan
di
PT.
PAMA
kalimantan tengah.
tenaga listrik, sistem transmisi
d. Diskusi,
maupun sistem distribusi.
yaitu
melakukan
konsultasi dan bimbingan dengan
Alur Penelitian
dosen di Jurusan Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta dan juga
Alur penelitian yang dilakukan
pembimbing di PT. PAMA, dan
adalah :
pihak-pihak a. Identifikasi masalah 8
lain
yang
dapat
membantu
terlaksananya
Mulai
penelitian ini. e. Pengolahan data, Semua data-data lapangan
dan
dikumpulkan
data
yang
diolah
dan
Pengambilan Data Di Lapangan
Verifikasi
dilakukan analisa untuk studi kasus teknis pada perencanaan jaringan transmisi. Untuk metoda
Data Lengkap
pengumpulan datanya dilakukan dengan
teknik
penelitian
kuantitatif dari data yang didapat. Serta
dengan
semua
data
mengumpulkan yang
Melakukan Analisa Secara Manual
dibutuhkan
langsung dari sumbernya. Melakukan Simulasi menggunakan Software ETAP
Langkah Penelitian Langkah-langkah yang sistematis dalam penelitian harus diperhatikan. Hal tersebut
berguna
untuk
Lakukan Analisis Dan Pembahasan
memberikan
arahan untuk mempermudah pemahaman tujuan yang ingin dicapai dalam proses penelitian.
Langkah-langkah
penelitian
Hasil
tersebut digambarkan pada diagram alir penelitian dibawah ini :
Pembuatan Laporan
Selesai
Gambar 3.1. Flowchart Metode Penelitian
9
IV.
DESKRIPSI
SISTEM
yang
DAN
ekonomis,
jumlah
isolator,
ANALISIS
perhitungan tegangan tarik andongan dari
4.1 Deskripsi Penelitian
kawat yang dibentang, pentanahan kaki
Energi
listrik
sangat
tower transmisi dan penentuan kawat
penting
pelindung petir. Sehingga hasil yang
peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan
penduduk
yang
diharapkan dari perencanaan peralatan
pesat
tegangan tinggi adalah dapat menghasilkan
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
proses penyaluran energi listrik yang
energi listrik. Oleh karena itu PT Energia
efektif dan efisien.
Prima Nusantara membuat pembangkit mulut tambang yang memiliki kapasitas 2
4.2. Pengumpulan Data
x 18 MW yang mana listrik tersebut digunakan
untuk
kebutuhan
Berikut ini data yang didapatkan
internal
setelah melakukan penelitian di PT PAMA
PAMA Group. Salah satu langkah yang
dan diperoleh data sebagai berikut:
dilakukan yaitu dengan mendistribusukan 4.2.1. Data-data Sistem
listrik ke berbagai Daerah secara merata. Salah
satu
bagian
yang
mengambil
a. Data Generator
peranan penting dalam pendistribusian tersebut
adalah
transmisinya.
pembuatan
Oleh
karena
PLTU memiliki 2 unit generator
saluran itu
sebagai
perlu
Name plate generator :
listrik yaitu melalui saluran transmisi yang
direncanakan
akan
menyalurkan tegangan sebesar 36 kV sepanjang ± 100 km. Sebelum
mempengaruhi
Output yang jelas
: 21176 kVA
Nilai daya
: 18000 kW
Tegangan terukur
: 10,5 kV
Arus terukur saat ini : 1164.4 A
pembangunan
saluran
transmisi diatas dilakukan, tentu saja harus memperhatikan
dengan
kapasitas 18 MW.
dilakukan perencanaan penyaluran energi
(SUTT)
pembangkit
hal
-hal
perancangan
yang peralatan
Faktor daya
: 0,85
Nilai frekuensi
: 50 Hz
Kecepatan terukur
: 3000 r /
menit
tegangan tinggi (transmisi) yang nantinya
Tempretur udara udara : 40 ℃
digunakan dalam proses penyaluran energi
Ketinggian
listrik misalnya kondisi tanah di lokasi
: <1000 m
Arus eksitasi tanpa beban : 146.5 A
titik-titik tower, jarak antar kawat-kawat
Tegangan eksitasi tanpa beban :
(konduktor), pemilihan kawat (konduktor)
42V 10
Nilai arus eksitasi
: 320,4 A
Nilai tegangan eksitasi : 133,6 V Rasio sirkuit pendek
: 0,71
b. Data Transformator Perencanaan
jaringan
transmisi
menggunakan 2 jenis transformator yaitu transformator step up dan step down.
Nampe plate transformator step up. Merk : Schneider Tahun : 2017 Kapasitas : 25 MVA Frekuensi : 50 Hz
Gambar 4.1 Single Line Diagram
Sistem pendingin : ONAN
d. Data
Vektor group :
Dan
Lokasi
Perencanaan Jaringan Transmisi
Rating tegangan: 10./150kV Pentanahan
Denah
:
Nampe plate transformator step down. Merk : Schnenider Tahun : 2017 Kapasitas : 25 MVA Frekuensi : 50 Hz Sistem pendingin : ONAN Vektor group : Gambar 4.2 Denah dan lokasi
Rating tegangan: 150/36 kV Pentanahan
Perencanaan Jaringan Transmisi 36 kV
:
c. Single Line Diagram
Dalam bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang perlu direncanakan pada saluran transmisi PT PAMA dengan tegangan kerja yang digunakan sebesar 36 11
kV dengan jarak diukur berdasarkan peta total jarak tempuh transmisi adalah 100 km. 4.3. Perhitungan dan analisa A. Perencanaan Menara Jenis menara yang digunakan pada perencanaan
ini
adalah
jenis
menara Steel Pole. Tubular Steel Pole merupakan tower listrik yang berbentuk diameter
pipa-pipa berbeda
yang
dengan
Gambar 4.4 Menara Transmisi Steel Pole
saling
Double Circuit
disambung. B. Jumlah Menara Untuk menentukan berapa jumlah
menara
digunakan
yang
dalam
akan
perencanaan
jaringan transmisi menggunakan perhitungan
berdasarkan
persamaan 3-7 : Diketahui
total
jarak
tempuh saluran transmisi adalah 100 km dan tegangan kerja yang digunakan adalah 36 kV, jarak antar gawang yang digunakan ratarata 100 m. Gambar 4.3 Menara Transmisi Steel Pole
Jadi,
Single Circuit
jumlah
menara
yang
dibutuhkan adalah :
=
=
1000
menara C. Konduktor Untuk mengetahui ukuran dan tipe konduktor transmisi terlebih dahulu 12
harus mengetahui berapa besar arus yang
mengalir.
Berdasarkan
E. Andongan
persamaan 3-8 maka menggunakan
Simetris
rumus : Daya
Andongan yang
dialirkan
simetris
adalah
andongan yang jarak dan tinggi
yang
menara transmisi sama.
digunakan 25 MVA × 0,8 % =
Berdasarkan persamaan 3-9 maka
20.000 kVA
perhitungan Rating arus =
rumus
andongan
simetris adalah :
√
Arus yang mengalir pada saluran transmisi sebesar 400 A maka dipilih konduktor AAAC 240
Panjang
mm.
100,123 m
D. Isolator
konduktor
=
Tidak Simetris
Isolator yang digunakan adalah
Andongan tidak simetris adalah
jenis String Set 70 kN. Dengan 4
andongan yang tinggi menara
piringan isolator. Satu piringan
transmisi berbeda.
mempunyai kekuatan tegangan 20
Berdasarkan
kV.
maka
persamaan
perhitungan
3-10 rumus
andongan tidak simetris adalah :
H = 5 m (beda tinggi)
( Gambar 4.5 Isolator String set 70
)
(
kN Diameter pin isolator 16 mm, jarak
)
rambat minimum 320 mm, tegangan impulse kering nya 100 kV. 13
Panjang
konduktor
(
=
)
110,32 m
Perhitungan akibat
andongan
pengaruh
tekanan (
angin
)
Berdasarkan persamaan 311
dan
3-12
perhitungan
maka rumus
andongan akibat pengaruh
(
)
tekanan angin adalah :
(
)
(
)
Berat total kawat √
Andongan Andongan
F. Analisa Drop Voltage dan Losses
Perhitungan andonan akibat pengaruh temperature
Menggunakan Load Flow Analysis
Berdasarkan persamaan 3-
pada Etap 12.6 Perhitungan drop voltage
13, 3-14, 3-15, 3-16 maka perhitungan
dan losses dalam perencanaan
rumus
andongan akibat pengaruh
jaringan transmisi ini adalah
temperature adalah
melakukan perhitungan losses dan
Suhu =
drop tegangan pada masing masing
℃
beban yang ada pada PT PAMA. Adapun bus-bus yang dihitung : 14
1. Gardu Mess Pama Asmi 2. CPP Asmin 3. Gardu Port Paring Lahung 4. GI Desa Buhut 5. GI Bus Pama Top Buhut 6. GI Workshop Top
Gambar 4.6 Hasil Runing Losses Single Line Diagram Sistem 36 kV
PT PAMA Menggunakan Etap 12.6
Analisa drop voltage dan losses pada beban A Beban A1
Tahanan
Perhitungan losses dan drop tegangan dituangkan dalam bentuk
konduktor
stranded ( )
tabel report dari Load Flow Report Manager pada Etap 12.6 untuk mempermudah menentukan nilai dari losses dan drop tegangan. Hasil Runing Load Flow Report Manager (Losses) Analysis Etap 12.6 : Tabel 4.3 Analysis Load Flow
15
k
Tahanan
r2 0,03663 0,018315 n 2
konduktor
stranded ( )
R (1 k )
r1 4,944 (1 0,018315 ) 0,26498 N 19
Losses pada beban A1 Berdasarkan persamaan 3-8 dan 3-18 maka perhitungan losses adalah : I
1,234 MW 3.36.0,85
1234 kW 23,31029 A 52,938
P 23,31029 2.0,26498
k
r2 0,03663 0,018315 n 2
P 543,36962 .0,26498 R (1 k )
P 143,982W
r1 4,029 (1 0,018315 ) 0,21594 N 19
Drop tegangan pada beban Losses pada beban A2
A1 Berdasarkan persamaan 3-
Berdasarkan persamaan 3-8
17 maka perhitungan drop
dan 3-18 maka perhitungan
tegangan adalah :
losses adalah :
Vd 1,73.23,31029 .2,7.(0,07.0,85 0,161.0,52)
I
1,503 MW 3.36.0,85
1503 kW 28,391704 A 52,938
Vd 108,88237 (0,0595 0,08372 )
P 28,391704 2.0,21594
Vd 108,88237 .0,14322
Vd 15,594133V %Vd
P 174,067W
0,01559 x100 0,04% 36
Drop tegangan pada beban A2
Beban A2
16
Losses pada beban B1
Berdasarkan persamaan 317 maka perhitungan drop
Berdasarkan persamaan 3-8
tegangan adalah :
dan 3-18 maka perhitungan
Vd 1,73.28,391704 .2,2.(0,07.0,85 0,161.0,52) losses adalah : I
Vd 108,0588(0,0595 0,08372 )
Vd 108,0588.0,1496
3.36.0,85
234 kW 4,42027 A 52,938
P 4,42027 2.6,47755
Vd 16,1656V %Vd
0,234 MW
P 126,563W
0,0161656 x100 0,04% 36
Drop tegangan pada beban B1
Analisa drop voltage dan
Berdasarkan persamaan 3-
losses pada beban B
17 maka perhitungan drop
Beban B1
tegangan adalah :
Tahanan
Vd 1,73.4,42027 .66.(0,07.0,85 0,161.0,5
konduktor
stranded
Vd 3241,7647 .0,1496
( )
Vd 75,5041V %Vd
0,0755 x100 0,2% 36
Beban B2 Tahanan
konduktor
stranded ( )
k
r2 0,03663 0,018315 n 2
R (1 k )
r1 120,8599 (1 0,018315 ) 6,47755 N 19
17
Tahanan
konduktor
stranded ( )
k
r2 0,03663 0,018315 n 2
R (1 k )
r1 108,0414 (1 0,018315 ) 5,79054 N 19
Losses pada beban B2 Berdasarkan persamaan 3-8 dan 3-18 maka perhitungan losses adalah :
r2 0,03663 0,018315 n 2
935 kW I 17,66217 A 3.36.0,85 52,938
k
P 17,66217 2.5,79054
R (1 k )
0,935 MW
r1 108,0414 (1 0,018315 ) 5,79054 N 19
P 1806,372W Losses pada beban B3 Drop tegangan pada beban
Berdasarkan persamaan 3-8
B2
dan 3-18 maka perhitungan
Berdasarkan persamaan 3-
losses adalah :
17 maka perhitungan drop
I
tegangan adalah :
2,2MW 3.36.0,85
2200 kW 41,55805 A 52,938
Vd 1,73.17,66217 .59.(0,07.0,85 0,161.0,52)
P 41,55805 2.5,79054
Vd 1802,777.0,1496 Vd 269,696V %Vd
P 10000 ,6767W Drop tegangan pada beban
0,269 x100 0,7% 36
B3
Beban B3
18
Berdasarkan persamaan 3-
Berdasarkan persamaan 3-8
17 maka perhitungan drop
dan 3-18 maka perhitungan
tegangan adalah :
losses adalah :
Vd 1,73.41,55805 .59.(0,07.0,85 0,161.0,52)
I
2,215 MW 3.36.0,85
2215 kW 41,8414 A 52,938
Vd 4241,8301 .0,1496
Vd 634,5778V %Vd
P 41,8414 2.6,47755
0,634 x100 1,76% 36
P 11340,265W Drop tegangan pada beban
Analisa drop voltage dan
B1
losses pada beban C
Berdasarkan persamaan 3-
Beban C Tahanan
17 maka perhitungan drop
konduktor
tegangan adalah :
stranded
Vd 1,73.41,8414 .66.(0,07.0,85 0,161.0,52)
( )
Vd 4777 .0,1496 Vd 714,7067V %Vd
0,7147 x100 1,98% 36
V. Kesimpulan 5.1. Kesimpulan
k
Dari hasil penelitian mengenai perencanaan saluran udara tegangan tinggi pada PT PAMA dapat disimpulkan sebagai berikut :
r2 0,03663 0,018315 n 2
1. Saluran Udara Tegangan Tinggi
R (1 k )
(SUTT) PT PAMA dengan sistem r1 120,8599 (1 0,018315 ) 6,47755 N 19 penyaluran listrik dengan tegangan 36 kV melalui kawat hantaran
Losses pada beban B1
udara
direntang
konstruksi. 19
diatas
tiang
2. Konstruksi adalah
tiang
jenis
yang
tiang
dipakai
steel
saat setiap pekerjaan dilaksanakan
pole
sesuai dengan SOP dan waktu
panjang tiang rata-rata 17 m dan
yang
jarak antar tiang rata-rata 100 m.
berkodinasi
3. Jenis
kawat
penghantar
yang
telah
dijadwalkan dengan kepada
pengawas
guna
untuk
lapangan
digunakan adalah kawat konduktor
menghindari lamanya pemadaman
jenis
dan kecelakaan kerja.
AAAC dengan penampang
240 mm2, dengan kuat hantar Arus
Daftar Pustaka
510 Ampere.
1. Arfita Yuana Dewi Rachman, Fauzan (2012), jurnal skripsi :
4. Andongan yang timbul pada tiang sama tinggi 12,3 cm, andongan
Saluran
yang timbul pada tiang beda tinggi
(SUTM) 20 kV”.
1032 cm, andongan yang timbul
Tegangan
Menengah
2. Widen Lukmantono, Ir.Syariffuddin
akibat pengaruh tekanan angin 72
Mahmudsyah,
cm.
skripsi:
5. Drop tegangan maksimal 1,98%
M.Eng
“Studi
(2006),
Perencanaan
jurnal Saluran
Transmisi 150 Kv Bambe Incomer”.
dan losess pada saluran sebesar
3. Fery Fivaldi, Ir. Yani Ridal, MT, Ir.
11340,265 W.
Cahayahati, M.T, (2014) jurnal skripsi :
5.2 Saran
“Perencanaan Saluran Udara Transmisi
Mengingat terbatasnya waktu dan biaya yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menyarankan kepada pembaca yang berminat dalam hal ini : 1. Dalam
Udara
“Perencanaan
perencanaan
dilanjutkan untuk pembangunan
ini
Tegangan Tinggi Aplikasi Tanjung Jabung - Sabak Jambi”. 4. Hari Anna Lastya, (2016), jurnal skripsi
dapat
:
merencanakan
Internal
trafo distribusi,
Terhadap
Eksternal
Dan
Andongan
Dan
150 Kv”.
akan diperlukan untuk melayani konsumen
Pengaruh
Tegangan Tarik Pada Saluran Transmisi
jaringan tegangan rendah yang
pada calon
“Analisa
dalam
5.
DR.
A.
Arismunandar,
DR.
S.
jangka waktu jangka panjang ( ±
Kuwahara,
30 tahun)
Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II”.
(2004),
buku
:
“Buku
2. Karena masalah pemadaman atau 6.http://www.kabelindo.co.id/katalog/Bare
gangguan listrik umumnya terjadi
&Twisted.pdf
pada jaringan, maka diharapkan 20
Biodata penulis Nama lengkap AL QADRI Lahir di Bukittinggi, Tempat tinggal di Alai Barat No 08 Padang Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 42 korong gadang pada tahun 2000. sampai 2006, kemudian melanjutkan ke Sekolah menengah pertama di SMP 28 Padang pada tahun 2006 sampai 2009, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah kejuruan di SMKN 8 Padang pada tahun 2009 sampai 2012, kemudian melanjutkan
pendidikan
kejenjang
perguruan tinggi di Universitas Bung Hatta Padang Pada tahu 2013 sampai 2017 dengan jurusan Teknik Elektro.
21