Saluran Transmisi
Organisasi Modul 5 Saluran Transmisi •
A. Pendahuluan
•
B. Parameter Primer Saluran Transmisi
•
C. Parameter Sekunder Saluran Transmisi
page 15
•
D. Koefisien Pantul dan VSWR
page 17
•
E. Tegangan Maksimum dan Minimum
•
F. Matching Impedansi
page 20
•
G. Metoda Grafis
page 26
page 3 page 9
page 19
2
A. Pendahuluan Saluran transmisi didefinisikan sebagai alat untuk menyalurkan energi elektromagnet dari suatu titik ke titik lain. Saluran transmisi dapat berupa kabel koaxial, kabel sejajar/twinlead, bumbung gelombang, optik, dan sebagainya. Macam-macam saluran transmisi umumnya ditentukan dari daerah frekuensi operasi, kapasitas daya yang disalurkan, maupun redaman saluran per meter. Disini karakteristik saluran transmisi diturunkan atas dasar analogi dengan gelombang datar dalam medium. Distribusi medan EM pada saluran transmisi uniform dan pada gelombang datar uniform adalah sama , yaitu gelombang dengan mode TEM ( transverse electromagnetic ) Saluran transmisi dikatakan uniform jika distribusi penampang medan listrik dan medan magnetnya tampak sama pada tiap titik sepanjang saluran transmisi tersebut. Dalam hal ini, sebagaimana pada gelombang datar uniform, keadaan tersebut memerlukan karakteristik medium dielektrik yang uniform sepanjang saluran transmisi. Contoh saluran transmisi adalah : kabel PLN, kabel penghubung antara sentral yang bisa berbentuk serat optik, kabel koax, strip line, dsb. 3
Pendahuluan
Persamaan Saluran Transmisi Disini akan diturunkan persamaan diferensial yang harus dipenuhi arus dan tegangan pada saluran transmisi uniform. Berbagai cara dapat ditempuh, yaitu : • Langsung dari persamaan Maxwell dengan memasukkan syarat batas dari saluran transmisi yang bersangkutan • Memecahkan persoalan gelombang TEM yang umum sekaligus • Membuat suatu model rangkaian untuk saluran inkremental lalu menuliskan persamaan rangkaian Pada bab ini akan dibahas cara yang terakhir, yaitu dengan membuat model rangkaian saluran inkremental, sebagai pendekatan yang paling mudah.
4
Pendahuluan
Model saluran untuk panjang Dz ... ( Model saluran inkremental ) I
+
1 R Dz 2
1 L Dz 2
1 L Dz 2
A
1 R Dz 2
DI V
G Dz
s=¥
I + DI + V + DV
C Dz
-
B
I. Persamaan tegangan untuk loop besar :
1 1 1 1 V = RDz + j LDz I + RDz + j LDz I + DI + V + DV 2 2 2 2 5
Pendahuluan Dapat diselesaikan sebagai berikut :
V L 1 = R + jL I R + j DI Dz 2 Dz 0, 2
dV = R + jL I dz
maka DI 0
II. Persamaan tegangan untuk loop kecil : Tegangan antara titik A dan B ditengah-tengah saluranV sehingga :
,
1 DI DI = V DzG + jC G Dz + jC Dz DI G + jC V Dz
dI = G + jC V dz
6
Pendahuluan
Analogi dengan gelombang datar ... dV = R + jL I dz dI = G + jC V dz
E = jH dE x = j H y dz H = s + j E dH y = s + j E x dz
V
Ex
I
Hy 7
Pendahuluan Analogi dengan gelombang datar ...
L, C, G
R
E x = E xoe z
V0 z I= e Z0
E xo z Hy = e 0
R + jLG + jC
Nachwan Mufti A
Tidak ada padanannya
V = V0e z
R + jL Z0 = G + jC =
, , s
Modul 5 Saluran Transmisi
j 0 = s + j =
j s + j 8
B. Parameter Primer Saluran Transmisi Parameter saluran transmisi dinyatakan dalam R, G, L, dan C yang biasa dinyatakan dalam per-satuan panjang.
1) Kabel Koaxial a. Kapasitansi per-satuan panjang, C + : V = E dL Q 2 C= = V b ln F Q = D dS a m
S
b. Konduktansi per-satuan panjang, G: I = s E dS I 2s S G= = V b + ln mho V = E dL a m
9
Parameter Primer Saluran Transmisi 1) Kabel Koaxial
c. Induktansi per-satuan panjang, L: 2WH L= 2 I 1 WH = B H 2V
b Lex = ln 2 a
H m
Rumus di samping belum mempertimbangkan fluks di dalam konduktor. Tetapi untuk frekuensi radio, rumus disamping sangat mendekati kenyataan karena adanya efek kulit sehingga fluks pada konduktor dapat diabaikan.
Untuk frekuensi yang sangat rendah, maka fluks pada konduktor harus diperhitungkan.
Llow = Lex + La ,int + Lbc,int
4 4 c c 2 2 L a ,int = L bc,int = b 3c + 2 2 ln 2 2 8 8(c b ) c b b
La,int = induktansi dalam konduktor dalam La,int = induktansi dalam konduktor luar
2 b 1 1 4c 4 c 2 Llow = ln + + 2 2 b 3c + 2 2 ln 2 a 4 4(c b ) c b b 10
H m
Parameter Primer Saluran Transmisi 1) Kabel Koaxial
d. Impedansi per-satuan panjang, R :
R mewakili tahanan efektif konduktor per-meter, sedangkan G mewakili tahanan efektif dielektrik per-meter. Dinyatakan :
1 1 1 R= + 2s c a b
ohm m
11
Parameter Primer Saluran Transmisi 2) Kawat Sejajar a. Kapasitansi per-satuan panjang, C : Untuk a << d,
C=
s c
, d
2a
Q = V
1 d cosh 2a
C=
Q = V d ln a
F m
b. Konduktansi per-satuan panjang, G: s G= 1 d cosh mho 2a m
12
Parameter Primer Saluran Transmisi c. Induktansi per-satuan panjang, L: 1 d Lex = cosh 2a Untuk a << d,
d Lex = ln 2a
m H
Untuk frekuensi tinggi,
1 d L h = + cosh 2a 2a 1 d Llow = + cosh 1 4 2a
d. Impedansi per-satuan panjang, R : ( << a )
1 Rh = a sc
R low =
2
a 2 sc ohm
m 13
H m
Parameter Primer Saluran Transmisi 3) Saluran Planar a. Kapasitansi per-satuan panjang, C : b >> d, t d
s, ,
b C= d
F m
b. Induktansi per-satuan panjang, L : << d, d L ex = b L h = d + H b m
b
c. Tahanan dan Konduktansi per-satuan panjang, R dan G :
2 R= sc b ( << t
sb G= d
) 14
C. Parameter Sekunder Saluran Transmisi Parameter sekunder saluran transmisi adalah Z0 (impedansi
karakteristik) dan (konstanta propagasi). Impedansi karakteristik merupakan perbandingan tegangan dan arus pada saluran dalam keadaan tidak ada pantulan atau untuk gelombang berjalan. Jika parameter-parameter primernya diketahui, maka parameter sekunder saltran dapat dihitung sebagai berikut :
R + jL Z0 = G + jC =
j 0 = s + j
R + jLG + jC
=
j s + j
Syarat untuk saluran-saluran kondisi khusus Saluran Lossless (tanpa redaman) Saluran Distortionless (Tanpa
R=G=0
cacat)
R G = L C 15
Parameter Sekunder Saluran Transmisi Umumnya, saluran transmisi ditinjau dengan asumsi lossless , dan berkaitan dengan dimensinya, impedansi karakteristik saluran transmisi untuk jenis-jenis saltran diberikan sebagai berikut :
1) Kabel Koaxial
Lex 1 b Z0 = = ln C 2 a 2) Saluran 2 kawat
Lex 1 1 b Z0 = = cosh C 2a 3) Saluran planar
Lex 1 d Z0 = = C b 16
C. Koefisien Pantul dan VSWR Pada saluran transmisi, kita dapat menurunkan persamaan koefisien pantul dan SWR dengan mengambil analogi dengan gelombang datar serbasama yang jatuh normal.
~
Z01
Z02
~
Z02 Z01 = Z02 + Z01
~
Zin Z01 d = Zin + Z01
Zin
~
Z01
Z01
d
d
Z02
0
Dimana, untuk saluran lossless ...
Z02 + jZ 01 tan 1d Zin = Z01 Z01 + jZ 02 tan 1d
Untuk saluran Lossy (kasus umum)...
Z02 + Z01 tanh 1d Zin = Z01 Z01 + Z02 tanh 1d
Koefisien Pantul dan VSWR
Zin
~
Z01
Z01
d
d
Z02
0
~
d = 0 e 2d Untuk = 0, koefisien pantul akan dirasakan sama (tapi fasa berbeda) sepanjang saluran #1
Voltage Standing Wave Ratio ( VSWR )
VSWR =
1+ 1
VSWR d =
1 + 0 e 2d 1 0 e 2d 18
D. Tegangan Maksimum dan Minimum Tegangan total di saltran #1 akan maksimum, jika tegangan datang dan tegangan pantul sefasa atau berbeda fasa sebesar kelipatan 2
1z maks = 1z maks + + 2n
n = 0, 1, 2, .....dst
Sehingga, tegangan maksimum akan terjadi pada titik :
z maks
= + n 2 2 n = 0, 1, 2, .....dst
Tegangan total di saltran #1 akan minimum, jika tegangan datang dan tegangan pantul berbeda fasa sebesar atau 180o
1z min = 1z min + + + 2n n = 0, 1, 2, .....dst Sehingga, tegangan minimum akan terjadi pada titik : z min
= + n + 2 2 2
n = 0, 1, 2, .....dst 19