HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN SANITASI LINGKUNGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN KEPULAUAN BUNAKEN KOTA MANADO CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH SANITATION ACTION ENVIRONMENTALLY SOCIETY OF AT SUB-DISTRICT BUNAKEN DISTRICT ARCHIPELAGO BUNAKEN CITY MANADO Hesty Katiandagho (1), J.M.L. Umboh (2) , Franckie R. Maramis (3) ABSTRACT Background: Health development is led to increase human resource quality, lengthening a spark of life age, increasing family welfare, and heightens society consciousness for the importance for healthy life. Riskesdas’s reporting 2010 about sanitation’s environmentally national alae 24,9% islandic houses at Indonesian one comes under healthy house. Make the point families waste management at urban and at rural greatest is by burnt 52,1% and still its low that transported by officer 23,4%. It will get contribution in its happening climatic change. At north Sulawesi a large part big waste handle trick is burnt which is 55,8%. At Manado's City water discharge channel waste also a large part openended 57.2%. The objective of research was to understanding the correlation between knowledge and attitude with sanitation action environmentally society. Research Methods: This study applying analyses survey method by using cross sectional approach. The total samples in this study were 90 KK. Data were collected through interview technique by using knowledge, attitude and action questionnaire. The statistical tests were used to analyze the correlation between variables using chi square. Research results: The results of study showed that in general, the largely respondent have knowledge and attitude zoom that good. Conclusion: analisis's result data points out to have no wherewith correlation among knowledge with action and available correlation which wherewith among attitude with sanitation's action environmentally. Keywords: Knowledge, Attitude, Action, Sanitation environmentally. (1) Collage Student of Faculty Public Health (2) Faculty Public Health ABSTRAK Latar belakang: Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperpanjang usia harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta mempertinggi kesadaran masyarakat untuk pentingnya hidup sehat. Berdasarkan laporan RISKESDAS 2010 tentang sanitasi lingkungan secara nasional 24,9% rumah penduduk di Indonesia yang tergolong rumah sehat. Cara pengelolaan sampah rumah tangga di perkotaan dan di perdesaan terbesar adalah dengan cara dibakar 52,1% dan masih rendahnya yang diangkut oleh petugas 23,4%. Hal ini akan berkontribusi dalam terjadinya perubahan iklim. Di Sulawesi utara sebagian besar cara penanganan sampah besar dibakar yaitu 55,8%. Di Kota Manado saluran pembuangan air limbah juga sebagian besar terbuka 57.2% (Depkes, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan sanitasi lingkungan pada masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cros sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 sampel. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang tingkat penngetahuan, sikap dan tindakan sanitasi lingkungan. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square. Hasil penelitian: hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik. Kesimpulan: hasil analisis data menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tidakan dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan sanitasi lingkungan. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan (1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (2) Fakultas Kesehatan Masyarakat
1
wilayah otonomi kota Manado. Sesuai visi kota Manado yaitu “Manado Kota Model Ekowisata”, maka objek wisata Taman Laut di pulau Bunaken menjadi salah satu andalan pemerintah. Mengingat pentingnya perilaku masyaraka untuk menunjang objek wisata dunia ini, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan sanitasi lingkungan pada masyarakat di kelurahan Bunaken.
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang meliputi berbagai bidang termasuk kesehatan telah di rumuskan Paradigma Baru Pembangunan Nasional yakni “Paradigma Sehat“ dimana perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di semua sektor patut mempertimbangkan dampak positif dan negatif pada status kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat (Depkes, 2003). Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperpanjang usia harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta mempertinggi kesadaran masyarakat untuk pentingnya hidup sehat (Depkes, 2008). Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi penduduk, agar terwujud derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan menyeluruh, terpadu dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat (depkes RI, 2002). Hubungan antara penyakit dengan tempat menunjukkan adanya faktor yang mempunyai arti yang penting sebagai penyebab timbulnya penyakit.Penyakitpenyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian.Lingkungan merupakan faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit.Faktor itu disebut faktor ekistrinsik, faktor lingkungan dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial ekonomi. Peranan lingkungan dalam menularkan penyakit dipengaruhi oleh kemampuan kuman untuk hidup dan berkembang biak dalam lingkungan, akan sangat menentukan peranan lingkungan dalam menularkan bibit penyakit, keadaan sarana jamban yang telah memenuhi syarat kesehatan dan kebiasaan membuang air besar tidak di jamban, merupakan penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Bunaken merupakan pulau wisata di Sulawesi Utara yang berkedudukan di
Berdasarkan hal di atas, maka tujuan umum penelitian ini mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan sanitasi lingkungan pada masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional,di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado pada bulan Agustus-Oktober 2013. Populasi penelitian adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado berjumlah 875 KK. Sampel penelitian ini dilakukan secara simple random sampling Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 90 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan sanitasi lingkungan. Tahap pengolahan data yaitu, Editing data, yaitu kegiatan pemeriksaan kelengkapan pengisian kuisioner oleh pewawancara yang dilakukan segera setelah wawancara, Coding data, yaitu kegiatan pemeberian kode pada data yang sudah di kumpulkan, Entry data, yaitu kegiatan memasukan data dari kuesioner ke dalam program computer, Cleaning data, yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti. Adapun tujuan dari analisis univariat ini adalah untuk memperlihatkan/ menjelaskan distribusi data dari variabel yang terlibat dalam penelitian. Analisis bivariat dimaksudkan untuk menunjukkan uji hubungan antara variabel independen (pengetahuan, sikap dan tindakan) dengan variabel dependen (sanitasi
2
lingkungan). Analisis statistik pengetahuan, sikap dengan tindakan sanitasi lingkungan menggunakan chi square. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik n Responden Umur (tahun) 20-30 11 31-40 20 41-50 23 51-60 26 >60 10 Jenis kelamin Laki-laki 51 Perempuan 39 Pendidikan Responden 23 SD 33 SMP 29 SMA 5 Sarjana Pekerjaan Responden PNS 9 Pegawai 27 Swasta Pedagang 3 Nelayan 15 Tukang 8 IRT 28
responden sebagian besar dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar, 33 responden dengan persentase 36.7%, pendidikan SD sebesar 23 responden dengan persentase 25.5%, pendidikan SMA sebesar 29 responden dengan persentase 32.2% dan untuk pendidikan sarjana sebesar 5 responden dengan persentase 5.6%.
DAN
% 4.2 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Sanitasi Lingkungan Masyarakat Table 4.2 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Sanitasi Lingkungan Masyarakat Tindakan Peng Tot etah p Baik Cukup al uan n % n % Baik 25 36.2 44 63.8 69 0. 42.9 Cuk 9 12 57.1 21 88 up 3
12.2 22.2 25.6 28.9 11.1 56.7 43.3 25.5 36.7 32.2 5.56
Berdasarkan table 4.2 terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik terdapat 25 responden (36.2%) yang tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat baik dan sebanyak 44 responden (63.8%) dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat cukup. Dan responden dengan tingkat pengetahuan responden cukup berjumlah 9 responden (42.9%) dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat baik, sebanyak 12 responden (57.1%) dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat cukup. Selanjutnya hasil uji dengan chi square pada tingkat kemaknaan 95% diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0.883 yakni lebih besar dibandingkan α 0.05, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan sanitasi lingkungan masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken. Hal ini disebabkan karena adanya factor lain yang menyebabkan sanitasi lingkungan selain pengetahuan tentang sanitasi lingkungan yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya, tingkat pendidikan dari masyarakat yang dapat mempengaruhi perilaku dan pengetahuan dari seseorang tentang sanitasi lingkungan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dari masyarakat sudah sebagian besar baik tetapi dalam tindakannya tidak melakukan sanitasi lingkungan yang baik, hal
10 30 3.3 16.7 8.9 31.1
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 90 responden tinggal di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken Kota Manado. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu umur 23 sampai dengan 77 tahun, jenis kelamin sebagian besar laki-laki yaitu 51 responden dengan persentase 56.7% dan perempuan sebanyak 39 responden dengan persentase 43.3%. Pekerjaan responden sebagian besar yaitu pegawai swasta sebanyak 28 responden dengan persentase 31.1%, nelayan sebanyak 15 responden dengan persentase 16.7%, pekerjaan responden PNS sebesar 9 responden dengan persentase 10%, pedagang sebesar 3 responden dengan persentase 3.3%, Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 28 responden dengan persentase 31.1% dan untuk buruh bangunan sebesar 8 responden dengan persentase 30% . Untuk pendidikan
3
ini bisa disebabkan karena kesibukan masyarakat sehingga tidak melihat sanitasi lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal responden. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,9%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Waningsih, 2012).
sanitasi lingkungan yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya, tingkat pendidikan dari masyarakat yang dapat mempengaruhi perilaku dan pengetahuan dari seseorang tentang sanitasi lingkungan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dari masyarakat sudah sebagian besar baik tetapi dalam tindakannya tidak melakukan sanitasi lingkungan yang baik, hal ini bisa disebabkan karena kesibukan masyarakat sehingga tidak melihat sanitasi lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal responden. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,9%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Waningsih, 2012). Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2007) Azwar, dalam Ananda (2009), menggolongkan definisi sikap ke dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, sikap merupakan suatu bentuk reaksi atau evaluasi perasaan. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu adalah memihak maupun tidak memihak. Kedua, sikap merupakan kesiapan bereaksi terhadap objek tertentu, Ketiga, sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi satu sama lain. Menurut Allport, sikap merupakan suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang didalamnya terdapat pengalaman individu yang akan mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi (Sarwono, 2009). Zanna dan Rempel (dalam Voughn & Hoog, 2002) menjelaskan sikap
4.3 Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Sanitasi Lingkungan Masyarakat Table 4.3 Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Sanitasi Lingkungan Masyarakat Tindakan Tot Sikap p Baik Cukup al n % n % Baik 19 33.9 37 66.1 56 0. 52.9 47.1 Cuku 18 16 34 02 p 7 Berdasarkan table 4.3 terlihat bahwa responden dengan sikap baik terdapat 21 responden (84.0%) yang tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat baik dan sebanyak 4 responden (16%) dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat cukup. Dan responden dengan sikap responden cukup berjumlah 4 responden (17.4%) dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat baik, sebanyak 13 responden (56.5%) dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat cukup. Selanjutnya hasil uji dengan chi square pada tingkat kemaknaan 95% diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0.027 yakni lebih kecil dibandingkan α 0.05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan sanitasi lingkungan masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken. Hal ini disebabkan karena adanya factor lain yang menyebabkan sanitasi lingkungan selain pengetahuan tentang
4
merupakan reaksi evaluatif yang disukai atau tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang, menunjukkan kepercayaan, perasaan, atau kecenderungan perilaku seseorang (Sarwono, 2009). Dipandang dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bisa dilihat sedangkan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, membaca dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Menurut Skinner seorang ahli psikologi yang dikutip Notoatmojdo (2003) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsang dari luar). Dalam teori Skinner ada 2 respon, yaitu respondent respon atau flexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan - rangsangan (stimulus tertentu). Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce karena memperkuat respon.
masalah sanitasi lingmkungan. Penanggulangannya dapat melalui pendidikan kesehatan lingkungan yaitu penyuluhan sanitasi lingkungan kepada masyarakat, serta pengawasan dan monitoring secara berkala dari puskesmas untuk mengetahui keadaan sanitasi lingkungan masyarakat. 2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan sanitasi lingkungan masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Jakarta. DepKes RI. 2003. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta : DepKes RI. DepKes RI. 2008. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Depkes
RI. 2002. Sistem Nasional. Jakarta.
Kesehatan
Dunggio N.C.D. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Jamban Di Desa Modelomo Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2012.Skripsi: Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo.
KESIMPULAN Sebagian besar masyarakat yang ada di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan tentang sanitasi lingkungan baik (76.67%). Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan tentang sanitasi lingkungan masyarakat di Kelurahan Bunaken Kecamatan Kepulauan Bunaken.
Hermawan Yoni. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Persepsi Dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan.Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Siliwangi. Nahumarury N, Ibrahim E, Selomo M. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Keberadaan Larva Di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
SARAN 1. Perlunya kerjasama lintas program dan lintas sektoral baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi
5
danPemberantasan Penyakit Menular Ambon Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar. Notoatmodjo.1966. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Otaya L. 2012. Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Terhadap Penggunaan Jamban Keluarga (Studi Kasus Di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo). Dosen Pendidikan Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Susilowatis. 2008. Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang higiene sanitasi petugas penjamah makanan dengan praktek higiene sanitasi di Unit Instalasi Gizi Rsj Dr Amino Gondohutomo Semarang 2008. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah semarang. Vol 6 no I Th 2010. Waningsih U. 2012. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Kesehatan Lingkungan Dan Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan Dengan Perilakunya Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi pada Masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya).
6