HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI MADRASAH TSANAWIYAH HUSNUL KHATIMAH 02 PENGKOL TEMBALANG SEMARANG
Uswatun Hasanah1, Ns. Pawestri, S.Kep, M.kes2, Ratih Sari Wardani, SSi, M.Kes3 Abstrak Latar belakang Kebersihan alat kelamin saat menstruasi merupakan usaha awal yang dilakukan individu untuk menjaga kesehatan secara umum agar mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan manusia, karena masih banyak ditemukan kejadian dimana remaja mengalami gatal-gatal didaerah alat kelamin terutama saat menstruasi. Tujuan Penelitian untuk mengetahui adanya Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pasa Saat Menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Metode Penelitian jenis penelitian ini adalah eksplanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitia ini adalah remaja putri Madrasah tsanawiyah husnul khatimh 02 pengkol tembalang yang sudah mendapat menstruasi sebanyak 126. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling dengan jumlah 56 siswi. Variabel bebas adalah pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dan variabel terikat adalah sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Uji statistik yang digunakan Rank Spearman karena data berdistribusi tidak normal. Hasil sebagian besar (69,6%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kebersihan alat kelamin saat menstruasi dan (53,6%) responden memilikisikap yang baik tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang p value 0,003 Saran sebagai tenaga kesejatan sebaiknya lebih memberikan penyuluhan secara intensif dan meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kebersihan Alat Kelamin, Menstruasi
RELATIONSHIP WITH THE ATTITUDE OF YOUNG WOMEN KNOWLEDGE ABOUT GENITAL HYGIENE DURING MENSTRUATION IN MADRASAH TSANAWIYAH HUSNUL KHATIMAH 02 PENGKOL TEMBALANG SEMARANG.
Abstract
Background: Genital hygiene during menstruation is an initial attempt by individuals to maintain health in general in order to get the physical and psychological well-being and to improve the health of human, because there are still many instances where adolescents experiencing itchy genital area, especially during menstruation. Purpose: Research to found presence relationship with the attitude of young women knowledge about genital hygiene during menstruation in Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Research method: This research type was explanatory research by cross sectional method. Population within this research was female adult of madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang who already get menstruation about 126. Sampling technique used was proportional random sampling with female student number about 56 persons. Dependent variable was female adult knowledge about genital hygiene during menstruation. Statistical test used was Rank Spearman because data distributed abnormally. Result: Most (69,6%) respondents have good knowledge level about genital hygiene when menstruation and (53,6%) respondent have good behavior about genital hygiene when menstruation. There were meaning connection between knowledge and behavior of female adults about genital hygiene when menstruation in madrasah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang p value 0,003. Suggestion: as health staff should be given illumination more intensive and increasing adult reproduction health service.
Keywords: Knowledge, Behavior, Adolescent, Vagina Cleanliness, Menstruation
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak – anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seseorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas pada wanita biasanya terjadi antara usia 13 hingga 16 tahun. Pada masa ini organ reproduksi wanita mulai menunjukkan perubahan yang drastis, karena sudah terjadi pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen, yaitu hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran hormon ini menumbuhkan tanda seks sekunder yaitu salah satunya terjadinya pengeluaram darah yang disebut dengan menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).
Menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka terjadi menstruasi (Bobak, 2004).
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat terkait dengan masalah menstruasi sedangkan kebenarannya belum dapat dibuktikan secara ilmiah, dan ternyata permasalahan seputar menstruasi atau haid ini sudah ada dari semenjak manusia di ciptakan. Salah satu mitos yang sering terdengar yaitu larangan mencukur rambut alat kelamin, menggunting kuku, dan keramas selama menstruasi, justru sebaliknya, pada saat perempuan sedang menstruasi harus menjaga kebersihan tubuhnya, terutama menjaga kebersihan organ genetalianya secara “ekstra” karena selama masa menstruasi, kulit menjadi sangat sensitif, 73 % perempuan merasa gatal-gatal dan perih di area kulit vital. Sehingga jika tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan mikro organisme yang berlebih pada organ reproduksi dan dapat mengganggu fungsi organ reproduksi tersebut. Namun sebagian masyarakat kita masih ada yang merasa kurang nyaman untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perawatan organ reproduksi pada saat menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).
Penelitian yang dilakukan Maya Ardani (2010) tentang perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP negeri 3 Pulau Rakyat Asahan diperoleh remaja putri 93 orang (69,9%) memiliki pengetahuan baik, 39 orang
(29,3%) memiliki pengetahuan cukup (75,2%) dan 1 orang (0,8%) memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan sikap remaja putri dari 100 orang (75,2%) memiliki sikap baik, 31 orang (23,3%) memiliki sikap cukup dan 2 orang (1,5%) memiliki sikap kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan Indah Dewi Sari (2010) di Dusun Serbajadi Kecamatan Natar Lampung Selatan tentang pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dari 102 responden yang memiliki kategori baik 93 orang (91,2%), cukup sebanyak 9 orang (8.8%) dan kurang sebanyak 3 orang (4,35%), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rinneka Handayani (2011) di SMK Negeri 8 Medan tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja putri tentang hygiene saat menstruasi dari 90 responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 responden (42,2%), pengetahuan cukup 41 responden (45,6%), pengetahuan kurang 11 responden (12,2%). Berdasarkan sikap, yang memiliki sikap baik sebanyak 20 responden (22,2%), sikap cukup 29 responden (32,2%), sikap kurang sebanyak 20 responden (22,2%). Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan sikap dalam menjaga kebersihan alat kelamin saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya Human Papilloma Virus (HPV) dan berakhir dengan kanker mulut rahim (serviks). Karena pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim terbuka sehingga sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan daerah genitalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi (Baradero, 2007).
ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) telah menyebar luas dan akan terus menjadi masalah kesehatan dunia. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada 2005 setiap tahunnya terdapat lebih dari 448 juta kasus baru PMS yang dapat diobati. Dari perkiraan tersebut, trikomoniasis menduduki angka tertinggi, yaitu 248 juta kasus baru per tahun. Klamidia pada urutan kedua dengan 101 juta kasus baru pertahun, kemudian gonore dengan 88 juta serta sifilis dengan 11 juta kasus baru tiap tahunnya (UNAIDS/WHO, 2011). Sementara itu, WHO dan UNAIDS juga memperhitungkan bahwa pada akhir tahun 2005 sekitar 338 juta orang dewasa dan 60 juta anak-anak akan hidup dengan HIV/AIDS (UNAIDS/WHO, 1999). ISR yang bukan ditularkan melalui hubungan seksual diyakini lebih banyak lagi jumlahnya (UNAIDS/WHO, 2007).
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009, Kasus infeksi menular seksual (IMS) di obati sebesar 77,8% mengalami penurunan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 sebesar 98,14% ini berarti belum seluruh kasus infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan diobati atau
belum mencapai target yaitu 100%. Selain melakukan kegiatan survey humanimmuno deficiency virus (HIV), pengamatan kasus acquired immune deviciency syndrome (AIDS), Dinas Kesehatan juga melakukan pengamatan terhadap hasil virus human immuno deficiency virus (HIV), pada tahun 2008 hasil menunjukan jumlah human immuno deficiency virus (HIV) yang paling tinggi yaitu sebesar 520 dari 345.795 jumlah sampel yang diperiksa (1,49). Sedangkan tahun 2009 terjadi penurunan hasil reaksi yang cukup besar yaitu 275 dari 312.795 jumlah sampel yang diperiksa (0,88) (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2009).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang penderita penyakit menular seksual dari semua golongan umur tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 diantaranya trichomonas vaginalis dari 9 menjadi 14, bacteri vaginalis dari 0 menjadi 203, herpes simplek virus dari 149 menjadi 175, syphilis dari 2 menjadi 11, clamidia dari 0 menjadi 4, chancroid dari 0 menjadi 1, gonorre dari 71 menjadi 140, candyloma acuminate dari 68 menjadi 98, acquired immune deviciency syndrome (AIDS) dari 323 menjadi 287 namun demikian ada beberapa kasus yang menurun antaranya kandidiasis dari 308 menjadi 203, dan NGU (non gonore uretritis) dari 25 menjadi 19 (Dinkes Kota Semarang, 2010) .
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Dusun Pengkol Tembalang Semarang, mengatakan selama ini di Madrasah Tsanawiyah tersebut tidak pernah ada kegiatan palang merah remaja (PMR), pelajaran Biologi yang diberikan juga hanya sebatas pada organ – organ reproduksi dan masalah menstruasi, tetapi belum sampai pada perawatan alat kelamin saat menstruasi. Sekolah madrasah tsanawiyah tersebut, juga belum pernah mendapatkan penyuluhan atau seminar mengenai kesehatan reproduksi remaja khususnya mengenai kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Sehingga para siswa kebanyakan belum mengetahui tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh data jumblah siswi Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Dusun Pengkol yang terdiri dari 3 kelas, sebanyak 101 siswi. Dari hasil observasi dan wawancara singkat pada 15 siswi terdapat 10 siswi yang kurang mengetahui tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dan 9 siswi mengatakan sering mengalami gatal – gatal dan iritasi pada alat kelamin (vagina) saat menstruasi. Berdasarkan data dan uraian di atas perlu diteliti “ Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi “ (studi pada siswi madrasah tsanawiyah husnul khatimah 02 dusun pengkol temblang semarang).
METODOLOGI Penelitian ini merupakan eksplanatory research yaitu bentuk penelitian yang menjelaskan hubungan antara variable bebas dan variabel terikat. Sample adalah siswi Madrasah Tsanawiyah Husnul Khotimah 02 Dusun Pengkol Kecamatan Tembalang Semarang yang sudah mengalami menstruasi sejumblah 56 siswi, dengan Metode proportional random sampling, penelitian dilakukan di madrasah tsanawiyah husnul khatimah 02 pengkol tembalang semarang . alat pengumpulan data dengan kuesioner dan lembar observasi keterampilan atau tindakan yang telah dilakukan uji coba sebelumnya. Proses penelitian berlangsung dari minggu ke-4 maret sampai dengan minggu ke-1 agustus 2012. Data dianalisis secara univariat, bivariat (kolmogorov smirnovliliefors significan correction, rank spearman).
HASIL Karakteristik Responden (Umur Responden) Tabel 4.1 Distribusi Frequensi responden berdasarkan umur siswa di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Variabel Umur Remaja
Frekuensi
Persentase
Remaja Awal Remaja Pertengahan
11 45
19.6 80.4
Total
56
100.0
Berdasarkan tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dapat diketahui bahwa usia mayoritas adalah remaja pertengahan sebesar 45 siswa (80,4%). Pengetahuan Tentang Kebersihan Alat Kelamin Saat Menstruasi Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Pengetahuan
Variabel
Frekuenci
Persentase
Kurang Cukup Baik
0 17 39
0 30.4 69.6
Total
56
100.0
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi yaitu sebanyak 39 orang (69,6%) dan tidak ada satupun yang pengetahuan kurang.
Sikap Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Saat Menstruasi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang.
Sikap
Variabel
Frekuensi
Persentase
Kurang Baik
26 30
46.4 53.6
Total
56
100.0
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang dalam kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (53,6%) dan kurang sebanyak 26 orang (46,4%). Hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang.
Diagram Tebar Hubungan antara Pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang
Dari hasil penelitian diperoleh hasil Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap siswi tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang pvalue sebesar 0,003.
PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi yaitu sebanyak 39 orang (69,6%). Salah satu faktor dalam pengetahuan baik ini karena adanya informasi yang diberikan oleh guru biologi, orang tua , teman maupun media massa seperti TV, majalah dan juga akses dari internet. Hal yang perlu disoroti adalah karena masih ada yang menjawab pertanyaan salah. Pada pertanyaan pengertian kebersihan alat kelamin (vulva hygiene) merupakan usaha menjaga kebersihan vagina ada 25 responden (44,6%) yang menjawab pertanyaan dengan salah, menurut teori (Baradero, 2007), kebersihan alat kelamin (vagina) harus selalu di jaga kebersihannya sebab mudah terkena infeksi jamur dan bakteri.
Kemudian ada 69 responden (66,9%) yang masih menjawab salah pada pertanyaan membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi sebaiknya dapat dilakukan setiap sehabis mandi saja, seharusnya membersihkan alat kelamin saat menstruasi tidak hanya pada saat mandi saja, tetapi
juga dilakukan setiap sehabis BAK ataupun BAB sebab pada saat
mentruasi uterus membuka sehingga kuman mudah sekali masuk sehingga menimbulkan infeksi (Manan. El, 2011)
Ada 26 responden (46,4%) menjawab pertanyaan cara membasuh alat kelamin yang benar dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), menurut teori (Kinasih, 2012) bakteri lebih banyak ada pada daerah anus, jika cara membersihkan alat kelamin salah atau dilakukan dari arah belakang (anus) ke depan (vagina) tanpa disadari bakteri akan terbawa ke vagina.
Pada pertanyaan pemakaian pembalut yang terlalu lama dapat menyebabkan perkembangan bakteri dan jamur 23 responden (41,1%) yang menjawab salah dan pertanyaan pengetahuan penggunaan pembalut pada saat menstruasi di ganti sebanyak 1 kali ada 47 responden (75,0%) menjawab salah, menurut teori (Manan. El, 2011) jika pembalut yang digunakan
terlalu lama dan tidak sering menggantinya maka daerah sekitar vagina akan menjadi lembab, dan kelembapan itulah yang sangat disukai oleh bakteri dan jamur untuk berkembang biak (Kinasih, 2012).
Kemudian pada pertanyaan pengetahuan mengkonsumsi asupan tinggi garam ada 28 responden (50,0%) yang menjawab salah, menurut teori (Misaroh. S, 2009) mengkonsumsi garam yang berlebihan akan menyebabkan menyebabkan perut kembung dan retensi air dan membuat PMS (premenstrual syndrome) menjadi semakin tidak nyaman.
Pertanyaan pengetahuan kebersihan daerah kelamin juga bisa dijaga dengan sering mengganti celana dalam ada 32 responden (57,1%) yang menjawab salah, kemudian pada pertanyaan pengetahuan bahan celana dalam yang digunakan adalah bahan nylon/poliesiner ada 38 responden (67,9%) yang menjawab salah, bahan celana dan pemakaiannya juga sangat berpengaruh pada kondisi didaerah sekitar kelamin, bahan nylon/poliester adalah bahan celana yang tidak dapat menyerap keringat, sehingga jika digunakan terlalu lama daerah disekitar alat kelamin akan lembab sehingga mudah menjadi tempat perkembang biakan bakteri (Manan. El, 2011).
Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 belum pernah di berikan pendidikan ataupun penyuluhan tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi. Dari hasil wawancara saat dilakukan penelitian dengan responden mereka memperoleh informasi dari berbagai sumber antar lain orang tua, teman, TV, majalah dan internet.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang tersebut akan semakin luas pengetahuannya dan berpengaruh dalam merespon informasi, media masa adalah informasi yang sering didapatkan misal dari internet, majalah, TV dan lain-lain.
Selain itu menurut Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Besar kecilnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan sangat berpengaruh pada tingkah lakunya.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Indah Dewi Sari (2010), yang meneliti tentang pengetahuan remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi, pada penelitian Indah Dewi Sari ini menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan yang dilakukan pada 102 responden didapatkan hasil tingkat pengetahuan baik 93 responden (91,2%), pengetahuan cukup 9 responden (8.8%), dan pengetahuan kurang 3 orang (4,35%).
Gambaran sikap remaja putri terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap responden terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang dalam kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (53,6%). Sikap siswa yang sebagian besar baik ini karena adanya pengaruh dari orang yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, pengalaman pribadi, pengaruh media massa seperti TV, majalah dan juga akses dari internet.
Saat dilakukan wawancara dengan responden pertanyaan selalu menggunakan pewangi untuk alat kelamin (vagina) 75,0% menyatakan setuju atau sangat setuju, mereka beranggapan jika selalu menggunakan pewangi alat kelamin tidak akan bau, hal ini dipengaruhi oleh informasi yang diterimanya melalui TV, majalah atau internet. Pada pertanyaan saat menstruasi tidak boleh mandi keramas, mencukur rambut alat kelamin (vagina) ada 80,4% yang setuju atau sangat setuju sikap ini karena dipengaruhi oleh pengaruh kebudayaan yang dianutnya, saat dilakukan wawancara pada responden mereka menyatakan setuju atau sangat setuju sebab selama ini yang diajarkan oleh orang tua ataupun keluarga terdekat mereka seperti itu bahwa saat menstruasi tidak boleh mencukur rambut alat kelamin, mandi keramas dan memotong kuku. Pada pertanyaan bahan celana dalam adalah berbahan nylon/poliester ada 75,0% yang setuju atau sangat setuju karena mereka menganggap celana bahan nylon/poliester tidak ada perbedaan dengan celana dalam yang berbahan katun hal ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi.
Semua ini dipengaruhi oleh pengaruh orang lain yang dianggapnya penting, misalnya orang tua, teman, media massa seperti majalah, TV, dan internet, bahkan juga dari pengalaman pribadi sehingga terbentuklah sikap tertentu mengenai kebersihan alat kelamin saat menstruasi (Azwar, 2010).
Diperkuat oleh teori (Notoatmodjo, 2003). Sikap seseorang adalah memberikan tanggapan terhadap rangsang
lingkungan
yang
predisposisi untuk dapat memulai atau
membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik / tindakan. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan prodisposisi tindak suatu perilaku, sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek-obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Maya Ardani (2010), yang meneliti tentang tentang perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP negeri 3 Pulau Rakyat Asahan, mendapatkan hasil dari 133 responden yang memiliki sikap dalam kategori baik 100 responden (75.2%) memiliki sikap cukup 31 responden (23.3%), memiliki sikap kurang 2 responden (1.5%).
Hubungan Pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang. Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dapat diketahui bahwa korelasi Rank spearman didapatkan nilai r sebesar 0.003. hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap remaja puti tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi siswi madrasah tsanawiyah husnul khatimah 02, dalam hal ini karena tingkat pengetahuan yang baik sehingga akan berdampak pada sikap yang baik pula.
Hubungan antara pengetahuan dengan sikap yang perlu dibahas pda penelitian ini pengetahuan dalam kategori baik 69,6%, akan tetapi sikap dalam kategori kurang baik sebesar 44,6%. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, saat dilakukan wawancara dengan responden hal yang mempengaruhi pembentukkan sikap salah satunya orang yang dianggap penting dalam hal ini adalah orang tua, karena orang tua adalah panutan
bagi sang anak, sehingga bagi remaja seusia mereka orang tualah yang menjadi ujung tombak panutan.
Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi sikap positif dan negatif adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting karena pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformasi atau searah dengan orang lain yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Wawan. A, 2010). Kemudian dari hasil wawancara berikutnya pembentukkan sikap melalui sumber informasi yang didapatkan misalnya internet, TV, majalah sebab media massa juga berpengaruh pada pembentukkan sikap (Azwar, 2010).
PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan pada sisiwi Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang di peroleh hasil pengetahuan siswi tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi adalah dalam kategori baik (69,6%), Sikap siswi tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi adalah dalam kategori baik (53,6%). Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap siswi tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Pengkol Tembalang Semarang pvalue sebesar 0,003.
Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap perubahan pengetahuan dan sikap kebersihan alat kelamin saat menstruasi, sehingga peneliti menyarankan remaja putri Agar lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan alat kelamin saat menstruasi, dengan cara dapat diperoleh dari media massa seperti majalah, TV ataupun dari internet. Bagi sekolah lebih memperbanyak buku-buku di purpustakaan terutama tentang kesehatan reproduksi, menyediakan sarana internet di sekolah, serta membentuk usaha kesehatan sekolah (UKS). Sedangkan bagi dinas kesehatan dan dinas pendidikan agar memberikan penyuluhan tentang pengertian kebersihan alat kelamin saat menstruasi, cara membersihkan alat kelamin saat menstruasi, serta hal-hal yang boleh dan tidak dibolehkan saat menstruasi agar para siswa dapat memperoleh pengetahuan baik sehingga mereka dapat melakukan kebiasaan yang baik pula dalam menjaga kebersihan alat kelamin saat menstruasi mereka sejak dini serta memfasilitasi untuk terbentuknya usaha
kesehatan sekolah (UKS) di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02. Sedangkan bagi dinas pendidikan agar membantu memberikan buku-buku yang dibutuhkan pihak sekolah terutama buku-buku tentang kesehatan reproduksi. 1.
Uswatun Hasanah: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang.
2.
Ns. Pawestri, S.Kep, M.kes: Staf Dosen Jurusan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
3.
Ratih Sari Wardani, SSi, M.Kes: Staf Dosen Jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang.
KEPUSTAKAAN Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ardani, M. (2010). Perilaku remaja putri dalam perawatan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 3 pulau rakyat kabupaten asahan tahun 2010. Skripsi.Medan Bobak, L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Baraderro, M, Marry, W. D, & Yukobus, S. (2007). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Reproduksi Dan Seksualitas. Jakarta: EGC. Dinas Kesehatan. 2008. Provinsi Jateng Profil Kesehatan 2009. Available at http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/2008/profil2008.pdf Diakses tanggal 10/04/2011. Dinkes, Kota Semarang. 2009. Profil Kesehatan Kota Semarang 2010. Semarang : Dinkes Kota Semarang. Indah sari dewi. (2010). Gambaran Pengatahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMA Washliyah. Skripsi. Medan Kinasih, N. (2012). Wanita Pintar Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta: Araska M, Manan, EL. (2011). Miss V. Yogyakarta: Buku Biru Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, A. & Misaroh, S. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. World Health Organization, 2007. Making Pregnancy Safer. Available from: http://www.who.int/making_pregnancy_safer/topics/adolescent_pregnanc y/en/in dex.html. Accesed 30 November 2011. Wawan, A. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika