PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS XII DI AUSTRALIA Ellis Reni Artyana
Abstrak Pembelajaran jarak jauh BIPA dapat digunakan untuk memberi kesempatan lebih luas bagi para siswa di Australia yang sedang mempelajari bahasa Indonesia, khususnya kelas XII. Dengan demikian, mereka dapat melatih keterampilan berbahasa serta meningkatkan pemahaman terhadap bahasa dan budaya di Indonesia. Akan tetapi keberadaan program pembelajaran jarak jauh, khususnya yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berbicara, masih kurang. Pembelajaran jarak jauh berbasis web yang akan dipaparkan dalam makalah ini menggunakan prinsip model pembelajaran campuran (blended learning). Pembelajaran campuran yang dimaksud adalah penggabungan antara model pembelajaran e-learning dengan model pembelajaran konvensional (face to face). Dalam interaksinya, kegiatan pembelajaran e-learning ini dilakukan secara langsung (synchronous) atau tatap muka antara siswa di Australia dan guru penutur asli yang ada di Indonesia. Materi yang akan dipelajari telah tersedia di dalam website sehingga siswa dapat mengaksesnya kapanpun dan di manapun. Tujuan pembelajaran jarak jauh ini adalah untuk membantu pembelajaran keterampilan berbicara BIPA, khususnya bagi siswa kelas XII di Australia. Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi-materi yang dipelajari siswa di sekolah, sehingga dapat menjadi penguatan bagi pelajaran yang mereka terima sebelumnya. Selain itu, pembelajaran jarak jauh ini memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa Indonesia, baik dengan guru maupun dengan anggota forum diskusi yang tersedia. Melalui pembelajaran ini, siswa-siswa di Australia juga dapat menerima pengetahuan lintas budaya dari interaksi yang terjadi antara mereka dan penutur asli bahasa Indonesia.
Kata kunci: pembelajaran jarak jauh, e-learning, BIPA, keterampilan berbicara
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
1
Pendahuluan Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah di Australia. Bahasa ini menjadi salah satu pilihan dari beberapa bahasa lainnya yang termasuk ke dalam mata pelajaran LOTE (Language Other Than English). Sekolah yang memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dalam pelajaran LOTE memiliki kebijakan yang berbeda mengenai di kelas berapa bahasa tersebut mulai diperkenalkan kepada siswa-siswanya. Bagi sekolah tingkat menengah atas, pelajaran bahasa Indonesia akan menjadi salah satu mata pelajaran yang akan diujikan kepada para siswa pemilihnya di masa ujian akhir. Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif. Sebagai sebuah keterampilan, kemampuan berbicara dapat dicapai dari tingginya intensitas pemakaian bahasa yang dipelajari. Dalam konteks pembelajaran BIPA, kemampuan berbicara bahasa Indonesia dapat dimiliki dengan cara banyak melakukan latihan, baik untuk melatih pengucapan, penggunaan kosakata maupun tata bahasa yang tepat. Hal ini secara tidak langsung menuntut pelaksana pembelajaran untuk dapat memberi kesempatan sebanyakbanyaknya bagi siswa mereka agar dapat berlatih dengan baik. Akan tetapi seringkali siswa tidak banyak memeroleh kesempatan untuk berlatih lebih banyak. Hal tersebut bisa disebabkan oleh masih kurangnya waktu yang disediakan untuk setiap pertemuan mata pelajaran bahasa Indonesia, atau kurangnya materi suplemen untuk kegiatan berbicara. Di samping itu, selain di dalam kelas, siswa seringkali tidak memiliki mitra belajar yang dapat membantunya melatih kemampuan berbicara bahasa Indonesia. Bagi kelas XII yang akan menghadapi ujian akhir pelajaran Bahasa Indonesia, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia ini akan menjadi lebih tinggi. Untuk itulah diperlukan alternatif lain yang dapat membantu melatih keterampilan mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan mitra belajar atau bahkan guru bahasa Indonesia. Pembelajaran jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengatasi perbedaan jarak, waktu, dan tempat dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Karakteristik paling utama pembelajaran jarak jauh adalah pelaksanaannya dapat dilakukan
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
2
di tempat dan waktu yang berbeda. Hal inilah yang membedakan pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan dapat menjangkau siswa yang berada jauh dari guru atau lembaga penyelenggara tersebut. Perkembangan dunia teknologi informatika turut memengaruhi dunia pendidikan, khususnya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, di antaranya media komputer dengan internetnya yang kemudian memunculkan e-learning (Munir, 2009). Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, e-learning dapat dilakukan dengan berbasis web dan memanfaatkan fasilitas internet. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan salah satu bentuk program pembelajaran jarak jauh bagi para siswa kelas XII di Australia. Program tersebut dirancang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya dalam hal keterampilan berbicara.
Pembelajaran Berbicara BIPA Kelas XII di Australia Tentang Struktur Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah di Australia. Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa pilihan dan merupakan bagian dari mata pelajaran LOTE (Learning Other Than English). Pembelajaran bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia ini menekankan pada kemampuan serta keterampilan berbahasa asing siswa-siswa di Australia. Dengan memiliki keterampilan berbahasa asing, para siswa kelak dapat menggunakan keterampilannya tersebut dalam berbagai macam bidang yang berkaitan dengan dunia kerja atau dunia hubungan internasional dengan bangsa-bangsa lain. Keempat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis, diajarkan oleh para guru sesuai dengan kurikulum yang telah disusun oleh masingmasing negara bagian. Kurikulum tersebut diimplementasikan oleh tiap sekolah yang mengajarkan bahasa asing kepada siswanya.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
3
Salah satu negara bagian yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing adalah Victoria. Setiap sekolah memiliki kebijakan masing-masing mengenai di kelas berapa bahasa Indonesia mulai diajarkan kepada siswanya. Pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas, bahasa Indonesia sebagai bagian dari mata pelajaran LOTE menjadi salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian akhir. Di kelas XII, Pembelajaran bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa asing lainnya, dilakukan Selama 200 jam di dalam kelas. Pembelajaran ini terbagi menjadi empat unit, mencakup seluruh pembelajaran empat keterampilan berbahasa. Masing-masing unit memiliki beberapa target capaian yang harus dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran di kelas. Setiap unit memiliki berdurasi selama 50 jam pelajaran. Tabel di bawah ini memaparkan secara singkat mengenai keempat unit dan masing-masing target capaian untuk pelajaran bahasa Indonesia yang terdapat dalam kurikulum di Victoria (sumber: http://www.vcaa.vic.edu.au/). Unit
Outcome 1. On completion of this unit the student should be able to establish and maintain a spoken or written exchange related to personal areas of experience.
1
2. On completion of this unit the student should be able to listen to, read and obtain information from spoken and written texts. 3. On completion of this unit the student should be able to produce a personal response to a text focusing on real or imaginary experience. 1. On completion of this unit the student should be able to participate in a spoken or written exchange related to making arrangements and transactions.
2
2. On completion of this unit the student should be able to listen to, read and extract and use information and ideas from spoken and written text. 3. On completion of this unit the student should be able to give expression to real or imaginary experience in spoken or written form.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
4
1. On completion of this unit the student should be able to express ideas through the production of original texts. 3
2. On completion of this unit the student should be able to analyse and use information from spoken texts. 3. On completion of this unit the student should be able to exchange information, opinions and experiences. 1. On completion of this unit the student should be able to analyse and use information from written texts.
4
2. On completion of this unit the student should be able to respond critically to spoken and written texts which reflect aspects of the language and culture of Indonesian-speaking communities.
Selain memenuhi capaian dari setiap unit, setiap siswa yang memilih mata pelajaran bahasa Indonesia harus mengikuti ujian VCE (Victorian Certificate of Education) yang juga merupakan ujian akhir kelas XII. Ujian tersebut berupa ujian berbicara dan menulis. Ujian berbicara terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berbentuk percakapan dan sesi kedua berbentuk diskusi. Pada sesi percakapan, siswa akan ditanya oleh penguji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, keluarga, minat atau cita-cita. Pada sesi diksusi, siswa akan mempresentasikan sebuah topik yang telah terlebih dahulu ia persiapkan. Siswa akan menjelaskan tentang topik tersebut dibantu dengan media seperti gambar, foto, grafik, dll. Selanjutnya penguji akan bertanya tentang beberapa hal yang berkaitan dengan topik pilihan siswa. Pada sesi diskusi ini siswa diharapkan mampu memperluas penjelasannya dengan didukung oleh argument atau opininya mengenai topik tersebut. Ujian menulis terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama menulis tanggapan dari informasi yang disimak, sesi kedua menulis tanggapan dari informasi yang dibaca, dan sesi ketiga adalah menulis dalam bahasa Indonesia. Persentase jumlah perolehan nilai dari ujian berbicara dan menulis sebesar 50%, sedangkan 50% lagi berasal dari ujian yang diselenggarakan di sekolah yang mengacu pada capaian pada unit tiga dan empat.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
5
Sasaran capaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII adalah peningkatan keterampilan berbahasa, khususnya berbicara dan menulis. Dua keterampilan produktif ini menjadi fokus guru dalam proses pembelajaran di kelas. Sumber ajar diperoleh dari buku pelajaran maupun sumber-sumber lainnya, seperti majalah, internet, acara televisi, radio, dan sebagainya. Tema dan topik yang diajarkan kepada siswa di kelas XII secara garis besar terbagi menjadi tiga tema besar. Tiga tema tersebut dibagi lagi menjadi topik-topik yang lebih spesifik. Berikut adalah pembagian tema beserta topik-topik yang termasuk di dalamnya. Theme
Topic
Personal world
Education and aspiration
Personal opinion and values
Lifestyles
speaking
Visiting Indonesia
communities
Customs and traditions
Arts and entertainment
Stories from the past
Social issues
Environmental issues
Australia and Indonesian relations
The world of work
1. The Individual
2. The Indonesian-
3. The changing world
Dengan mengacu pada pembagian topik di atas, guru menyusun materi ajar serta merancang kegiatan pembelajaran untuk diberikan kepada para siswa. Umumnya, topiktopik tersebut disuguhkan dalam bentuk teks. Bentuk teks yang digunakan beragam, di antaranya berupa artikel, iklan, pengumuman, skrip wawancara, editorial. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia juga meliputi pengetahuan dan latihan mengenai tata bahasa dan kosakata. Pembelajaran tata bahasa meliputi fonologi, morfologi dan sintaksis.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
6
Pengetahuan tata bahasa ini dapat disampaikan secara tersendiri maupun terintegrasi ke dalam bentuk kegiatan membaca, menyimak, berbicara atau menulis.
Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Kelas XII Thornbury (2005) menyebutkan bahwa secara umum keterampilan berbicara meliputi proses penentuan gagasan, perumusan dan pengembangan gagasan, dan proses mengujarkan (articulation) gagasan. Pada saat ketiga proses tersebut berlangsung maka seorang penutur juga harus memiliki kemampuan untuk mengontrol proses ujarannya. Halhal inilah yang perlu dikuasai oleh seseorang manakala berbicara, tak terkecuali oleh penutur bahasa kedua. Ketiga tahap proses berbicara tersebut harus didukung oleh pengetahuan tentang tata bahasa, kosakata, serta pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang digunakan. Selain itu, hal lainnya yang mesti diketahui oleh seorang penutur adalah pengetahuan mengenai genre, wacana, pramatik, hingga pemahaman mengenai budaya dari masyarakat penutur asli bahasa tersebut. Hal-hal tersebut akan menunjang seorang penutur dalam berinteraksi melalui aktivitas berbicara. Semua prasyarat untuk dapat menguasai keterampilan berbicara inilah yang juga menjadi tujuan pengajaran bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia di Australia. Tujuan pembelajaran bahasa asing ini adalah untuk dapat menjadikan siswa-siswa di Australia menguasai keterampilan berbahasa Indonesia. Selain itu diharapkan para siswa memiliki kecakapan dalam berkomunikasi didukung dengan pemahamannya terhadap budaya Indonesia. Telah disebutkan sebelumnya bahwa pelajaran bahasa Indonesia di kelas XII terdiri atas empat unit yang di dalamnya terdapat target hasil (outcome) yang ingin dicapai. Setiap unit memiliki penjabaran yang
lebih luas mengenai target-target hasil untuk setiap
keterampilan berbahasa. Selain target hasil, masing-masing unit juga memiliki jenis-jenis tugas atau kegiatan pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas. Masing-masing tugas dirancang untuk menunjang tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
7
Untuk keterampilan berbicara, tujuan atau target hasil proses belajar dicapai melalui berbagai bentuk kegiatan pembelajaran berbicara. Dari tabel yang berisi ringkasan mengenai target hasil dan jenis-jenis tugas tiap unit berikut ini, kita dapat melihat bentukbentuk kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran berbicara di kelas XII.
Unit
Outcomes
1
1. Establish and maintain a spoken or written exchange related to
Tasks Informal conversation or reply to personal letter/fax/email.
personal areas of experience. 2. listen to, read and obtain
a) Listen to spoken texts to obtain
information from spoken and
information to complete notes,
written texts.
charts or table in Indonesian or English. b) Read written texts to obtain information to complete notes, charts or tables in Indonesian or English.
3. Produce a personal response to a text focusing on real or imaginary
Oral presentation, or review, or article.
experience. 2
1. Participate in a spoken or written
a) Formal letter, or fax, or email.
exchange related to making
b) Role-play .
arrangements and transactions.
c) Interview.
2. Listen to, read and extract and use
a) Listen to spoken texts and
information and ideas from spoken
reorganize information and ideas
and written text.
in a different text type. b) Read to written texts and reorganize information and ideas
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
8
in a different text type. 3. Give expression to real or
3
a) Journal entry.
imaginary experience in spoken or
b) Personal account.
written form.
c) Short story.
1. Express ideas through the production of original texts. 2. Analyse and use information from spoken texts.
A 250-word personal or imaginative written piece. A response to specific questions, messages, or instructions, extracting and using the information requested.
3. Exchange information, opinions and experiences. 4
1. Analyse and use information from written texts.
A three- to four-minutes role-play, focusing and resolution of an issue. A response to specific questions, message or instructions, extracting and using information requested.
2. Respond critically to spoken and
a) A 250-300 words informative,
written texts which reflect aspects
persuasive, or evaluative written
of the language and culture of
response, for example report,
Indonesian-speaking communities.
comparison and review. b) A three to four minute interview on an issue related to a texts studied.
Dari tabel di atas kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk kegiatan berbicara di antaranya presentasi lisan, wawancara, bermain peran (role-play), memberikan tanggapan secara lisan mengenai topik atau isu tertentu yang disuguhkan berupa teks atau melalui audio. Selain kegiatan-kegiatan itu masih terdapat kegiatan lain, misalnya berbentuk percakapan dan diskusi. Dua kegiatan tersebut merupakan bentuk kegiatan berbicara yang akan digunakan pada saat ujian akhir.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
9
Kendala-kendala yang Dihadapi Dari laporan hasil penyelenggaraan ujian VCE pada tahun 2012, terdapat beberapa catatan yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian para siswa dalam menguasai keterampilan berbicara. Laporan ini mencatat terdapat beberapa kesulitan atau kekurangan yang masih dimiliki para peserta ujian yang merupakan siswasiswa kelas XII. hal ini merupakan hasil pantauan dari pelaksanaan ujian lisan yang terdiri atas dua sesi, yaitu sesi percakapan (conversation) dan sesi diskusi (discussion). Secara umum, kebanyakan siswa menunjukan peforma yang baik pada sesi diskusi daripada sesi percakapan. Hal ini bisa disebabkan karena siswa telah terlebih dahulu mempersiapkan topik yang mereka pilih, didukung dengan sumber-sumber pendukung lain serta prediks-prediksi tentang pertanyaan apa yang mungkin akan ditanyakan penguji padanya. Akan tetapi beberapa siswa memilih topik yang terlalu spesifik dengan tidak menyiapkan sumber-sumber pendukung. Hal ini mengakibatkan materi yang ia sampaikan serta diskusi yang terjadi tidak cukup berkembang dan menyisakan banyak jatah durasi yang ada. Beberapa siswa bahkan tak memilih topik yang berkaitan dengan Indonesia. Sementara dalam study design yang berlaku disebutkan bahwa topik yang dipilih harus berkaitan dengan Indonesia. Justru pada sesi percakapan kebanyakan siswa tak dapat memperluas jawabannya. Kebanyakan siswa
tidak mendukung jawabannya dengan bukti-bukti yang relevan.
Ketidakmampuan memperluas jawaban ini disebabkan oleh keterbatasan kosakata yang dimiliki oleh siswa. Siswa juga tak memiliki strategi yang memadai untuk bisa meralat atau memperbaiki kesalahan yang ia lakukan selama berbicara dan menyampaikan gagasannya. Pada sesi percakapan ini kebanyakan siswa juga masih kurang mampu menjawab secara spontan, terutama pertanyaan-pertanyaan perluasan dari jawaban yang diberikan siswa sebelumnya. pada sesi diskusi Kesulitan yang dihadapi siswa sebagaimana yang disampaikan dalam laporan itu mengindikasikan bahwa masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran berbicara. Kekurangan itu bisa muncul akibat faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan, atau
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
10
berasal dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan proses kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara di kelas. Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa misalnya yang berkaitan dengan rasa percaya diri untuk berbicara. Selain itu ada juga kesulitan yang muncul akibat adanya intervensi bahasa pertama manakala penutur mempelajari bahasa kedua merupakan hal-hal yang membedakan proses penguasaan bahasa kedua dan bahasa pertama. Hal tersebut dapat menjadi kendala bagi seseorang pada saat mempelajari bahasa kedua. Karenanya, kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahasa kedua berbeda dengan pembelajaran bahasa pertama. Selain faktor kepercayaan diri dan intervensi bahasa pertama, terdapat pula beberapa faktor kendala lain yang sering dihadapi guru atau siswa dalam proses pembelajaran bahasa asing. Faktor tersebut di antaranya adalah faktor motivasi siswa, kurang tersedianya materi atau sumber ajar, masih kurangnya penguasaan guru terhadap bahasa yang diajarkan, terbatasnya akses guru atau sekolah dalam memeroleh materimateri penunjang. Kendala-kendala di atas cenderung lebih sering dihadapi dalam pembelajaran bahasa asing yang diselenggarakan di luar lingkungan penutur asli bahasa sasaran. Faktor motivasi siswa untuk mempelajari bahasa asing cenderung sulit terbangun karena tak adanya tuntutan dari lingkungan untuk menggunakan bahasa tersebut. Guru akan lebih sulit mencari materi-materi otentik yang dapat digunakan di kelas. Akses untuk menemukan sumber-sumber ajar penunjang pun tidak mudah dimiliki. Selain itu, tidak semua guru bahasa asing merupakan penutur asli bahasa tersebut, sehingga tetap saja ada pengetahuan bahasa atau budaya yang tidak sepenuhnya dikuasai guru tersebut. Hal-hal demikian tak jarang membuat pembelajaran bahasa asing menjadi suatu proses yang dianggap sulit, khususnya oleh siswa. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia di Australia. Kendala yang dihadapi umumnya sama. Faktor motivasi siswa menjadi kendala yang menjadi perhatian khusus para guru. Demikian juga persoalan keterabatasan akses terhadap materi pelengkap. Di satu sisi, guru terbantu dengan data atau sumber-sumber otentik yang diperoleh dari
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
11
internet (media sosial, media berita online, artikel, dll). Namun di sisi lain terkadang materi otentik tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan pembelajar dalam memahami kosakata, struktur, hingga konteks isi di dalamnya. Hal ini akan menjadi kendala berikutnya jika guru kurang memiliki kompetensi untuk mengolah dan mengadaptasi materi tersebut agar sesuai untuk digunakan di kelas. Hal penting lainnya yang masih sulit dipenuhi juga adalah kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan penutur asli bahasa Indonesia. Tidak semua guru merupakan penutur asli, sehingga guru tersebut atau guru merasa perlu untuk menghadirkan seorang penutur asli ke dalam kelas agar siswa mereka dapat berlatih berbicara dengan penutur tersebut.
Pembelajaran Jarak Jauh untuk Pembelajaran Berbicara BIPA Kelas XII Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web Alokasi waktu yang digunakan di kelas tentu dapat menunjang proses siswa dalam mempelajari dan menguasai keterampilan berbahasa Indonesia, khususnya berbicara. Selain itu berbagai jenis kegiatan yang ditunjang oleh bahan ajar, media, dan sumber-sumber materi lainnya bisa membantu siswa untuk meningkatkan keterampilannya tersebut. Selain melalui kegiatan pembelajaran di kelas, salah satu kegiatan penunjang lain yang bisa membantu siswa untuk belajar adalah dengan mengikuti program pembelajaran jarak jauh berbasis web. Pembelajaran jarak jauh dilakukan oleh dua pihak, yaitu guru dan siswa yang berada di tempat berbeda. Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang menuntut pengajar dan pembelajar untuk dapat berada di tempat dan waktu yang sama. Perbedaan pembelajaran konvensional dan pembelajaran jarak jauh juga terletak pada bentuk interaksi antara pengajar dan pembelajar, manajemen, teknologi, dan sebagainya (Munir, 2009). Dengan bantuan teknologi informatika, komunikasi antara pengajar dan pembelajar dalam pembelajaran jarak jauh terjadi secara dua arah dan dijembatani oleh media seperti komputer, televisi, radio, telepon, internet, video dan sebagainya. Pada umumnya tujuan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang karena berbagai
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
12
hambatan tidak dapat mengikuti pendidikan secara konvensional (Suciati, 2008). Tujuan lainnya adalah untuk pemerataan kesempatan dan mengupayakan peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh adalah dengan mengadakan e-learning berbasis web. Dengan menggunakan perangkat komputer dan memanfaatkan fasilitas internet, guru dan siswa dapat terhubung satu sama lain kendati memiliki keterbatasan berupa ruang atau tempat yang berbeda. Terdapat dua jenis kegiatan elearning, yaitu synchronous (langsung) dan asynchronous (tidak langsung). Pada e-learning synchronous kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa berlangsung di waktu yang bersamaan dan di tempat yang berbeda. Dalam kegiatan tersebut, terkadang juga dilakukan pertemuan tatap muka (face to face) menggunakan fasilitas video call. Pada e-learning asynchronous, guru dan siswa tidak perlu melakukan kegiatan pembelajaran di waktu yang bersamaan. Siswa dapat mengakses sumber ajar dari situs yang disediakan dan guru dapat memeriksa atau melakukan bimbingan kepada siswa di waktu yang berbeda. Program pembelajaran jarak jauh berbasis web ini dapat dilaksanakan sebagai kegiatan utama proses pendidikan atau sebagai kegiatan penunjang pembelajaran di sekolah. Baik yang bersifat utama maupun penunjang memiliki prinsip-prinsip yang sama dalam hal penyelenggaraannya. Terdapat beberapa prinsip pembelajaran jarak jauh, yaitu kemandirian, keluwesan, mobilitas, dan efisiensi. Prinsip kemandirian berarti bahwa pembelajaran jarak jauh dapat dipelajari secara mandiri (independent learning), tapi di satu sisi dapat pula dilakukan secara berkelompok. Prinsip keluwesan maksudnya adalah pelajar dapat fleksibel mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengakses sumber belajar serta mengikuti ujian. Prinsip mobilitas berarti bahwa pembelajar tetap dapat mengikuti proses pembelajaran kendati ia harus berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Selama ia masih memiliki fasilitas internet di manapun ia berada, maka pembelajaran tetap dapat ia ikuti. Prinsip efisiensi berarti memberdayakan berbagai macam sumber daya yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh. Melihat potensinya dalam hal mengatasi persoalan perbedaan tempat antara guru dan siswa, pembelajaran jarak jauh memiliki prsopek yang cerah di masa yang akan datang.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
13
Prospek yang dimaksud adalah keberlangsungan pelaksanaannya yang akan semakin menjadi tren seiring meningkatnya kebutuhan manusia dalam memeroleh pendidikan yang berkualitas. Pembelajar saat ini dan di masa yang akan datang dapat memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan yang berkualitas melalui pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh berbasis web. Saat ini banyak universitas atau lembaga pendidikan yang sudah memiliki program jarak jauh. Hal ini menyiratkan bahwa minat pembelajar untuk mengikuti program ini semakin besar. Sebagai pelaksana program, setidaknya ada beberapa prinsip pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang mesti dipahami terlebih dahulu oleh penyelenggara (Munir, 2009), antara lain: 1. Tujuan yang jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk dapat mengubah perilaku pembelajar. 2. Relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja atau lembaga pendidikan. 3. Pengembangan program pembelajaran jarak jauh merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 4. Pengembangan program pembelajaran jarak jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan efektivitas produk prorgam. 5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal. 6. Kemandirian, baik dalam hal pengelolaan, pembiayaan dan kegiatan belajar. 7. Keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata kuliah atau mata pelajaran secara multidisipliner. 8. Adanya kesinambungan dalam hal memberikan bimbingan selama proses pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa meraih hasil pembelajaran yang optimal. Prinsip-prinsip di atas menjadi dasar atau acuan bagi penyelenggara untuk dapat mengukur sejauh mana sebuah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dapat menunjang proses pendidikan di lembaganya. Dengan memerhatikan prinsip-prinsip tersebut,
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
14
penyelenggara dapat mengembangkan program dengan tidak keluar dari tujuan utama dilaksanakannya program pembelajaran jarak jauh. Selain sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran jarak jauh juga merupakan sebuah ruang atau lingkungan belajar yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas yang menyediakan banyak kesempatan bagi siswa untuk belajar. Sebagaimana layaknya sebuah kelas atau sekolah virtual, sebuah program pembelajaran jarak jauh menjadi ruang interaksi bagi siswa dengan guru atau dengan siswa lainnya untuk dapat menerima informasi yang akan menambah pengetahuan mereka. Beberapa unsur yang harus tersedia dalam sebuah program pembelajaran jarak jauh di antaranya adalah: 1. Community web based distance learning; merupakan sebuah pusat kegiatan bagi seluruh siswa peserta program. Dengan fasilitas ini, siswa dapat memeroleh materi pembelajaran serta menemukan informasi yang dibutuhkan untuk belajar. 2. Group community web based learning; merupakan grup atau kelompok yang terdiri atas para siswa peserat program. Dalam komunitas ini siswa dapat berinteraksi atau mendiskusikan topik-topik tertentu atau segala hal yang berhubungan dengan materi pemebelajaran. 3. Personal
administrative
supporting
system;
merupakan
fasilitas
yang
memungkinkan siswa untuk dapat mengetahui satus pembelajar sebagai peserta program, kemajuan hasil belajar, nilai tes, dan hal lainnya tentang siswa tersebut. 4. General information; merupakan informasi umum yang dapat diakses oleh seluruh siswa maupun pengunjung web yang belum terdaftar sebagai peserta program. 5. Pendalaman materi dan ujian; merupakan kegiatan berupa pemberian tugas atau latihan dari guru kepada siswa sebagai pendalaman materi atau persiapan menjelang ujian. Selain itu juga kegiatan ini dapat berupa latihan ujian atau tes-
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
15
tes singkat yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil belajar siswa. 6. Materi pembelajaran online dan sumber ajar penunjang; merupakan sumber ajar lainnya yang dianggap dapat membantu siswa untuk menunjang sumber ajar utama. Sumber bahan ajar tambahan ini dapat berasal dari berbagai web lainnya. 7. Perpustakaan digital; merupakan fasilitas sebagaimana perpustakaan di sekolah. dengan adanya
perpustakaan ini siswa dapat mencari referensi bacaan,
gambar, video, dan lain-lain. Unsur-unsur pembelajaran jarak jauh berbasis web tersebut harus selalu mendapat pengawasan dari penyelenggara program agar dapat berfungsi secara maksimal. Penyelenggara melalui tenaga admin pengelola web harus memastikan bahwa segala fasilitas yang tersedia dalam setiap unsur itu dapat beroperasi dengan lancar sehingga dapat diakses dengan mudah oleh siswa. Setiap unsur yang tersedia diharapkan dapat benarbenar berhasil menunjang proses kegiatan belajar setiap siswa.
Kelas Online Bahasa Indonesia untuk Melatih Kemampuan Berbicara Bahasa Kita: Apa dan Bagaimana? Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa kedudukan pembelajaran jarak jauh bisa menjadi kegiatan utama maupun sebagai pelengkap atau penunjang pembelajaran di sekolah. Sebagai pelengkap, program pembelajaran jarak jauh idealnya menyediakan halhal yang belum terfasilitasi oleh sekolah. Tujuannya agar siswa memeroleh kesempatan belajar yang lebih luas untuk belajar. Bahasa Kita adalah sebuah kelas bahasa Indonesia online bagi penutur asing yang dapat diakses melalui situs www.ellisartyana.com. Situs ini menggunakan aplikasi Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment). Kelas online yang terdapat dalam program Bahasa Kita merupakan program pembelajaran jarak jauh berbasih web bagi orang asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia. Dengan program ini pembelajar
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
16
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara online. Kegiatan pembelajaran berlangsung baik secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous). Sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaannya, program pembelajaran jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan siswa. Demikian halnya dengan program Bahasa Kita yang penyusunan programnya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar di setiap tingkat keterampilan. Materi yang diberikan mengacu pada silabus yang disusun pada setiap levelnya. Dalam program Bahasa Kita, pembelajar yang terdaftar akan memiliki akses untuk dapat mengikuti setiap proses pembelajaran. Pengunjung yang tidak mendaftarkan diri dalam program kelas online masih bisa memeroleh informasi-informasi umum seputar pembelajaran bahasa Indonesia, akan tetapi dalam jumlah terbatas. Pembelajar dapat mengunduh materi untuk dipelajari yang semuanya tersedia di dalam website. Pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan kepada pembelajar meliputi pembelajaran empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pengetahuan bahasa seperti tata bahasa dan kosakata juga akan diajarkan dalam program ini. Selain kegiatan pembelajaran, terdapat pula latihan-latihan atau tes di akhir pembelajaran. Hasil latihan akan didiskusikan bersama guru, sehingga pembelajar dapat dibimbing dan diberi penjelasan mengenai bagian-bagian yang dianggap masih kurang dikuasai. Hasil tes di akhir proses pembelajaran akan menjadi acuan bagi pengajar maupun pembelajar untuk melihat sejauh mana perubahan tingkat kemampuan siswa setelah megikuti proses pembelajaran. Selain kelas bahasa Indonesia online, program Bahasa Kita juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Berikut ini adalah program dan fasilitas yang tersedia dalam program Bahasa Kita. 1. Kelas Bahasa Indonesia Program ini merupakan kelas online bahasa Indonesia bagi penutur asing. Kelas ini ditujukan bagi calon pembelajar yang ingin belajar bahasa Indonesia, tetapi memiliki keterbatasan jarak dan waktu yang membuat mereka tidak dapat hadir dan mengikuti
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
17
kegiatan pembelajaran di kelas konvensional. Kelas ini hanya dapat diikuti oleh pembelajar yang telah mendaftarkan diri terlebih dahulu. Kegiatan belajar di kelas online ini meliputi pembelajaran keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain itu juga terdapat pembelajaran tata bahasa dan kosakata yang terintegrasi ke dalam pembelajaran empat keterampilan berbahasa tersebut. Mater dirancang secara tematik sesuai dengan tingkat keterampilan pembelajar, di mulai dari tingkat semenjana (A1, A2), madya (B1, B2) dan mahir (C1, C2). Pembelajaran dilaksanakan secara langsung maupun tak langsung. Untuk pembelajaran langsung, pembelajar dan pengajar akan melakukan pertemuan tatap muka melalui fasilitas video call. Jadwal pertemuan akan ditentukan atas kesepakatan antara pengajar dan pembelajar. Di luar jadwal tersebut, pembelajar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak langsung. Artinya pembelajar dapat belajar tanpa terikat waktu khusus. Namun, pembelajar tetap memeroleh bimbingan dari pengajar, yaitu dengan menggunakan fasilitas e-mail.
2. Indonesia Kita Indonesia Kita adalah kumpulan informasi tentang Indonesia. Informasi ini bersifat umum, di antaranya mengenai budaya, tradisi, seni, sejarah, alam, tempattempat di Indonesia, dan lain sebagainya. Informasi-informasi yang tersedia ini dapat membantu siswa untuk mengetahui hal-hal tentang Indonesia. Dengan demikian siswa tidak hanya memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, tetapi juga memiliki pengetahuan mengenai Indonesia dan masyarakatnya.
3. Apa Kabar Indonesia? Apa Kabar Indonesia adalah kumpulan berita-berita terkini di Indonesia. Berita ini meliputi informasi seputar peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia. Siswa dapat mengetahui kabar-kabar terbaru tentang Indonesia melalui informasi yang tersedia.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
18
4. Mari Diskusi! Mari Diskusi adalah forum diskusi yang disediakan bagi para pembelajar. Tujuannya adalah agar para pembelajar dapat berinteraksi satu sama lain. Topik diskusi yang dibahas beragam dan akan berubah secara berkala, sehingga pembelajar dapat berdiskusi dengan topik-topik yang berbeda. Diskusi dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Interaksi yang
terjadi antar siswa selama berdiskusi dapat mengasah kemampuan bahasa Indonesia mereka. selain itu juga dapat menambah wawasan tentang topik yang dibahas.
5. Teman Baruku Teman Baru merupakan sebuah grup yang terdiri atas beberapa orang Indonesia dari berbagai kalangan dan latar belakang bidang. Fungsinya adalah memberi kesempatan bagi para pembelajar BIPA untuk dapat berkenalan dan berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia tersebut. Selain dapat mengasah keterampilan berbahasa Indonesia, kesempatan ini juga dapat melatih kepercayaan diri pembelajar dalam berkomunikasi dengan penutur asli bahasa Indonesia. Selain itu pembelajar secara tidak langsung mendapat pengetahuan mengenai komunikasi lintas budaya manakala komunikasi antara dirinya dan orang Indonesia tersebut berlangsung.
6. Mari Bermain! Mari bermain adalah kumpulan permainan tentang bahasa Indonesia. Permainan yang disediakan beragam dan tersedia dalam berbaga tingkat kesulitan.
7. Cari Kata Cari kata merupakan kamus online yang dapat digunakan pembelajar untuk mencari arti dari kosakata baru.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
19
8. Kuis Kuis ini berhubungan dengan bahasa atau pengetahuan umum mengenai Indonesia. selain itu kuis ini juga dapat berupa pertanyaan yang meminta tanggapan dari para pesertanya.
Kegiatan berbicara apa saja yang ada di Bahasa Kita? Selain fasilitas yang telah disebutkan di atas, kelas online Bahasa Kita juga memiliki program khusus yang diperuntukkan bagi siswa kelas XII, khususnya untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Kegiatan ini dirancang dengan mengacu pada study design mata pelajaran bahasa Indonesia yang disusun oleh VCAA (Victorian Curriculum and Assessment Authority). Penentuan kompetensi dasar dalam setiap rancangan pembelajaran di kelas online ini disesuaikan dengan target hasil setiap unit dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Penentuan tema, topik dan sub-topik yang dipelajari dalam kelas berbicara ini juga disesuaikan dengan tema dan topik yang tercantum dalam study design tersebut. Tujuannya agar siswa mendapat penguatan materi atau referensi tambahan mengenai topik-topik tersebut sehingga dapat menunjang pembelajaran siswa di kelas. Berikut ini adalah bentuk-bentuk kegiatan berbicara yang terdapat dalam program kelas online Bahasa Kita. 1. Percakapan Di dalam kegiatan percakapan ini tutor dan siswa akan membahas sebuah topik yang disajikan dalam bentuk teks percakapan. Dari teks ini siswa dapat mengetahui fitur-fitur bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan berbahasa Indonesia. Latar situasi percakapan yang berbeda akan memunculkan fitur-fitur yang berbeda. Dengan demikian siswa dapat belajar mengidentifikasi jenis percakapan tersebut, misalnya apakah terjadi dalam situasi resmi atau tidak resmi. Setelah siswa memahami bentuk percakapan yang disuguhkan, kegiatan selanjutnya adalah bermain peran (role play). Siswa akan membuat percakapan baru sebagaimana contoh yang diberikan, lalu bersama tutor mempraktikkan percakapan tersebut. Dalam
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
20
hal ini siswa dituntut untuk dapat menggunakan fitur-fitur bahasa dengan tepat sesuai dengan latar percakapan yang ia susun.
2. Wawancara Kegiatan wawancara bertujuan untuk menggali informasi dari narasumber tentang suatu hal yang ingin diketahui. Dalam kegiatan wawancara ini, siswa akan berlatih melakukan kegiatan wawancara. Sebelumnya siswa akan dibimbing untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan wawancara. Selain itu siswa akan diajarkan untuk menggunakan pilihan kata yang tepat ketika wawancara, khususnya yang berhubungan dengan kesantunan saat bertanya kepada narasumber. Misalnya tentang penggunaan kata sapaan yang tepat sesuai dengan narasumber yang diwawancarai. Selain itu juga siswa diajarkan mengenai cara mengembangkan pertanyaan dari jawaban yang diperoleh, sehingga dapat lebih banyak menggali informasi dari narasumber.
3. Diskusi Kegiatan diskusi dimulai degan penentuan topik yang akan didiskusikan. Tutor akan memberikan sebuah teks yang membahas sebuah isu atau persoalan berkaitan dengan topik tersebut. Jenis teks yang diberikan beragam, misalnya berupa laporan, tulisan reportase, artikel, atau esai. Setelah membaca dan menemukan informasi-informasi penting dalam teks, siswa dan tutor akan mulai mendiskusikannya. Dalam kegiatan diskusi siswa dituntut untuk menyampaikan pendapatnya mengenai persoalan yang dibahas dalam teks. Dalam berpendapat, siswa dibimbing untuk dapat menyampaikanya dengan kalimat dan cara yang benar. Setelah melakukan diskusi, siswa akan diminta mencari sumber lain dalam bahasa Indonesia, yang juga berkaitan dengan topik diskusi. Hal tersebut dapat menambah referensi siswa sekaligus menguatkan pemahamannya. Selain itu siswa juga akan terlatih untuk dapat terbiasa menggunakan istilah-istilah bidang yang menjadi topik yang dibahas.
4. Presentasi
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
21
Tujuan kegiatan presentasi adalah agar siswa mampu menyampaikan dan menjelaskan sesuatu dengan didukung oleh sumber informasi atau referensi yang ada. Dengan demikian, sebelum melakukan prentasi siswa akan dibimbing untuk mengetahui apa saja hal-hal yang sebaiknya disampaikan pada saat presentasi. Selanjutnya siswa dibimbing untuk dapat menggunakan bahasa tepat digunakan pada saat melakukan presentasi, dimulai dari memberi salam, menyapa audiens, menyampaikan materi presentasi, mempersilakan audiens untuk bertanya, menjawab pertanyaan, hingga menutup presentasi. Tutor juga akan berperan sebagai audiens yang akan bertanya tentang materi presentasi yang disampaikan siswa. Dengan demikian siswa dapat berlatih untuk menjelaskan lebih luas materi tersebut dan menguatkannya dengan argumen-argumen yang relevan. Selain keterampilan berbicara, materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran berbicara di kelas online ini meliputi pengetahuan tata bahasa, kosakata dan cara pelafalannya. Bimbingan yang diberikan oleh tutor dalam kelas online ini disampaikan secara langsung (synchronous) berupa kelas tatap muka menggunakan fasilitas video call, maupun secara tak langsung (asynchronous) menggunakan fasilitas email. Baik pada saat pembelajaran secara langsung maupun tak langsung, siswa dapat bertanya atau berdiskusi dengan tutor tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran, misalnya mengenai kesulitan yang dihadapi. Hal tersebut dapat menjadi informasi bagi tutor untuk mengetahui pada bagian mana siswa perlu mendapat penguatan berupa bimbingan yang lebih intensif. Evaluasi hasil belajar juga dilakukan agar tutor dan siswa dapat melihat sejauh mana kemajuan siswa dalam menguasai keterampilan berbicara.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
22
Daftar Pustaka Craven, Miles. 2008. Real; Listening and Speaking. USA: Cambridge. Dudeney, Gavin dan Nicky Hockly. 2007. How to Teach English with Technology. England: Pearson Longman. Hardini, Tri Indri. 2004. Model Pembelajaran Jarak Jauh Bahasa Indonesia untuk Pembelajaran Tingkat Awal Melalui Media Internet Berbasis Konsep Hipermedia bagi Penutur Bahasa Perancis Frankofon. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Lamy, Marie-Noelle dan Regina Hampel. 2007. Online Communicating in Language Learning and Teaching. New York: Palgrave Macmillan. Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Roberts, Timothy S. 2004. Online Collaborating Learning: Theory and Practice. UK, USA: Idea Group. Thorne, Kanye. 2003. Blended Learning: How to Integrate Online and Learning Traditional Learning. London: Kogan Page. Thornbury, Scott. 2005. How to teach speaking. Harlow, England: Longman. Victorian Curriculum and Assessment Authority. Diperoleh pada 29 April 2014 dari: www.vcaa.vic.edu.au.
Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges
23